Kajian Distribusi Air pada Tanah Andosol Menggunakan Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens) dengan Jumlah Pemberian Air yang Berbeda

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Air merupakan unsur yang sangat penting bagi kelangsungan hidup
makhluk hidup. Tanpa air makhluk hidup tidak akan dapat melangsungkan
hidupnya dalam waktu yang lama. Persediaan air bagi makhluk hidup harus
terpenuhi. Tanpa pengembangan sumber daya air makhluk hidup tidak akan
mencapai tingkat yang dinikmati sampai saat ini. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pengelolaan sumber daya air sebaik mungkin.
Persediaan air yang diperlukan untuk makhluk hidup baik manusia,
hewan, dan tanaman harus dapat terpenuhi. Manusia masih mungkin dapat
bertahan selama beberapa minggu tanpa makanan, akan tetapi tanpa air ia akan
hanya bertahan hidup paling lama 10 hari, demikian halnya dengan tanaman
selain dipengaruhi oleh faktor cuaca dan kandungan unsur hara dalam tanah,
tanaman hanya akan dapat hidup dengan subur apabila ia mendapat cukup air.
Pemberian air yang mencukupi merupakan faktor penting bagi pertumbuhan
tanaman. Setiap tanaman akan mencoba menyerap air secukupnya dari tanah
tempatnya tumbuh. Untuk menjamin pertumbuhannya maka perlu dilakukan
pengairan buatan yang sesuai dengan kebutuhan (Santika, 1999).
Menurut Sumarna (1998) pemberian air pada tanaman berbeda-beda
tergantung pada jenis tanaman, umur dan fase pertumbuhan, waktu tanam dan

pola tanam, serta jenis tanah. Tekstur dan struktur tanah mempengaruhi
penyebaran pori-pori tanah yang pada gilirannya dapat mempengaruhi infiltrasi,

1
Universitas Sumatera Utara

2

kemampuan tanah dalam menampung air (kelembaban tanah) pertumbuhan
tanaman, dan proses-proses biologis dan hidrologis lainnya. Untuk mencapai
ketersediaan air maksimal perlu dilakukan pemberian air yang cukup.
Tanah dengan tekstur kasar membutuhkan air lebih banyak dibandingkan
dengan tanah bertekstur halus. Pada tanah dengan tekstur kasar lebih mudah
kehilangan air melalui perkolasi maupun evaporasi, sedangkan tanah dengan
tekstur halus kurang mampu dalam menyerap air dengan baik. Selain itu, tanah
bertekstur halus memiliki laju infiltrasi yang rendah sehingga air yang jatuh ke
permukaan tanah banyak mengalir sebagai aliran permukaan. Hal ini dapat
mengakibatkan pemakaian air oleh tanaman tidak efisien (Sumarna, 1988).
Tanah sebagai tempat tumbuh tanaman akan memberi pengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman, tergantung pada sifat fisika, kimia, biologi, dan bahan

jenis tanahnya. Keadaan tersebut pada gilirannya akan mempengaruhi
kemampuan tanah menyerap dan menahan air serta distribusi air pada tanah
tersebut. Berbeda jenis tanahnya akan berbeda pula respon tanaman terhadap
kesediaan air tanah, terutama bagi tanaman semusim. Di Indonesia, tanaman
semusim seperti tanaman pangan dan hortikultura banyak ditanam pada tanah
latosol, andosol, inseptisol, dan aluvial. Tanah andosol di Sumatera Utara meliputi
1.875.000 ha yang tersebar di dataran tinggi Karo yang berasal dari Gunung
Sibayak dan Sinabung. Berbagai jenis tanaman yang dibudidayakan pada tanah
Andosol diantaranya adalah tanaman cabai rawit. Cabai rawit merupakan jenis
hortikultura yang banyak diminati konsumen di Indonesia. Tingkat konsumsi
cabai rawit cukup tinggi dan cenderung meningkat setiap tahun. Selain
permintaan konsumen rumah tangga, peningkatan konsumsi cabai rawit juga

Universitas Sumatera Utara

3

terlihat signifikan pada industri cabai olahan, seperti saus, cabai giling, dan
bumbu kering. Namun, tingginya kebutuhan cabai segar dan cabai untuk industri
ini belum mampu diimbangi oleh ketersediaan produksi cabai dalam negeri oleh

petani. Hal ini mendorong pemerintah untuk melakukan impor cabai dari negara
lain (Rostini, 2011).
Produksi cabai rawit segar dengan tangkai tahun 2014 sebesar 0,800 juta
ton. Dibandingkan tahun 2013, terjadi kenaikan produksi sebesar 86,98 ribu ton
(12,19 persen). Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan produktivitas sebesar 0,23
ton per hektar (4,04 persen) dan peningkatan luas panen sebesar 9,76 ribu hektar
(7,80 persen) dibandingkan tahun 2013 (Badan Pusat Statistik, 2014).
Cabai merupakan tanaman yang sensitif terhadap kelebihan dan
kekurangan air. Tanaman cabai memerlukan air sekitar 200 mm/hari untuk fase
vegetatif dan 200 mm/hari untuk fase generatif. Jika kadar air dalam tanah tidak
mampu memenuhi kebutuhan tersebut maka tanaman akan kurang mengabsorbsi
air sehingga tanaman menjadi layu dan mati. Pada tanah yang banyak
mengandung air akan menyebabkan aerasi tanah menjadi buruk dan tidak
menguntungkan bagi pertumbuhan akar, akibatnya pertumbuhan tanaman akan
kurus dan kerdil. (Sumarna, 1998).
Tanaman cabai menyukai tanah yang memiliki unsur hara yang tinggi agar
produktivitasnya juga tinggi. Begitu pula strukturnya. Tanah yang baik harus
memiliki kemampuan menyimpan air, drainase, dan aerasi yang baik. Jika tidak
demikian, maka akan mengurangi tingkat pertumbuhan dan produksi tanaman
tersebut. Tanah andosol merupakan salah satu media yang cocok untuk bertanam

cabai. Tanah ini merupakan tanah ringan dan mempunyai pori-pori yang besar

Universitas Sumatera Utara

4

sehingga memudahkan akar untuk tumbuh dan menyerap air sehingga dapat
mensuplai kebutuhan air untuk tanaman cabai. Cabai termasuk tanaman yang
tidak tahan kekeringan, tetapi juga tidak tahan terhadap genangan air. Air tanah
dalam keadaan kapasitas lapang (lembab tetapi tidak becek) sangat mendukung
pertumbuhan. Masa kritis tanaman ini adalah saat pembentukan bunga dan buah.
Kelembaban tanah yang ideal untuk pertumbuhan dan produksi cabai berkisar
antara 60%-80% kapasitas lapang (Sumarna, 1998).
Salah satu usaha untuk meningkatkan produktivitas cabai adalah dengan
pemenuhan kebutuhan air tanaman cabai. Karena kebutuhan air pada tanaman
berbeda-beda dan tanaman cabai dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal
pada kondisi kadar air tanah tertentu maka perlu dilakukan pengkajian distribusi
air pada tanah Andosol dengan pemberian jumlah air yang berbeda, serta
pengaruhnya terhadap produksi tanaman cabai rawit.
Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji distribusi air pada tanah Andosol
menggunakan tanaman cabai rawit dengan jumlah pemberian air yang berbeda
dan menentukan produksi tanaman cabai rawit.
Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis yaitu sebagai bahan untuk menyusun skripsi yang merupakan
syarat untuk dapat menyelesaikan pendidikan di Program Studi Keteknikan
Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

5

2. Bagi mahasiswa, sebagai referensi untuk melakukan penelitian yang
berhubungan dengan distribusi air pada tanah Andosol dengan pemberian
kadar air yang berbeda dan pengaruhnya terhadap produktifitas tanaman.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Sistem Pengelolaan Usahatani Cabai Merah (Capsicum Annum L.) terhadap Jumlah Produksi dan Tingkat Pendapatan (Studi Kasus: Desa Ajijulu, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo)

7 79 91

Respons Ketahanan Lima Varietas Cabai merah (Capsicum Annum l.) Terhadap Berbagai Konsentrasi Garam NaCl Melalui Uji Perkecambahan

5 96 40

Penghambatan Layu Fusarium Pada Benih Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Yang Dienkapsulasi Alginat-Kitosan Dan Tapioka Dengan Bakteri Kitinolitik

2 54 54

Respon Pertumbuhan Beberapa Varietas Cabai Merah (Capsicum annum L.) Terhadap Beberapa Aplikasi Pupuk Dengan Sistem Hidroponik Vertikultur

3 45 96

Kajian Distribusi Air pada Tanah Andosol Menggunakan Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens) dengan Jumlah Pemberian Air yang Berbeda

0 4 80

Kajian Distribusi Air pada Tanah Andosol Menggunakan Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens) dengan Jumlah Pemberian Air yang Berbeda

0 0 10

Kajian Distribusi Air pada Tanah Andosol Menggunakan Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens) dengan Jumlah Pemberian Air yang Berbeda

0 0 1

Kajian Distribusi Air pada Tanah Andosol Menggunakan Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens) dengan Jumlah Pemberian Air yang Berbeda

0 2 21

Kajian Distribusi Air pada Tanah Andosol Menggunakan Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens) dengan Jumlah Pemberian Air yang Berbeda

0 0 2

Kajian Distribusi Air pada Tanah Andosol Menggunakan Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens) dengan Jumlah Pemberian Air yang Berbeda

0 0 22