Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akunt (4)

Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) 2017- UNPGRI KEDIRI

ANALISIS RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2014-2016
Dhenok Wulan Mardikawati
dhenokwulan@yahoo.co.id

UN PGRI Kediri
Faisol, S.Pd, M.M
faisol@unpkediri.ac.id

Abstract
Profit is a reflection of the company's performance to forecast changes in future earnings. In addition, the level of profits
changes manufacturing companies in the consumer goods industry in 2014-2016 that fluctuate and the existence of a
research gap related to factors that affect earnings changes.Then do re-research to know the company's financial
performance rate change its profit. The research approach is quantitative with ex post facto method.The sample of
research is 23 companies of consumer goods industry by using purposive sampling method and analysis technique used is
multiple linear regression analysis with the help of software SPSS for windows version 21.The research variables consist
of four independent variables, namely Current Ratio (CR), Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), and
Total Assets Turnover (TATO) that affect earnings change as dependent variable. The results showed that simultaneously
variable CR, NPM, DER, and TATO have a significant effect on the change of profit.Pa rtially CR, NPM, and TATO have

positive and significant effect to earnings change. While the DER variable has no significant effect on the change of profit.

Keywords: Current Ratio (CR), Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), Total Assets Turnover (TATO),
Profit Change
Abstrak
Laba merupakan cerminan kinerja perusahaan untuk meramalkan perubahan laba dimasa yang akan datang. Selain itu
karena tingkat perubahan laba pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi ta hun 2014-2016 yang
fluktuatif dan adanya gap research terkait faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan laba. Maka dilakukan penelitian
ulang untuk meninjau kembali kinerja keuangan perusahaan tingkat perubahan laba. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan metode ex post facto. Sampel penelitian sebanyak 23 perusahaan industri barang konsumsi
dengan menggunakan metode purposive sampling dan tehnik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier
berganda dengan bantuan software SPSS for windows versi 21. Variabel penelitian ini berupa empat variabel bebas yaitu
Current Ratio (CR), Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), dan Total Assets Turnover (TATO) yang
mempengaruhi perubahan laba sebagai variabel terikat. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara simultan variabel CR,
NPM, DER, dan TATO berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Secara parsial CR, NPM, dan TATO
berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan laba. Sedangkan variabel DER tidak berpengaruh signifikan
terhadap perubahan laba.
Kata kunci: Current Ratio (CR), Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), Total.

PENDAHULUAN

Perkembangan dunia usaha yang semakin
pesat membuat setiap perusahaan khususnya
perusahaan manufaktur sangat perlu mengetahui
perkembangan kegiatan usahanya dari waktu ke
waktu agar dapat mengetahui kondisi perusahaan.
Untuk mengukur keberhasilan perusahaan dapat

dilakukan dengan mengukur kinerja keuangannya
yang disajikan secara teratur berupa laporan
keuangan. Menurut Fahmi (2012:22), laporan
keuangan merupakan suatu informasi yang
menggambarkan kondisi suatu perusahaan, dimana
selanjutnya itu akan menjadi suatu informasi yang
menggambarkan tentang kinerja suatu perusahaan.
Perusahaan didirikan untuk mendapat laba yang
maksimal agar perusahaan dapat dipertahankan dan
berkembang dengan baik dalam mencapai tujuan.

340


Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) 2017- UNPGRI KEDIRI

Parameter kinerja perusahaan salah satunya
adalah Laba. Menurut Suwardjono (2010:509), laba
merupakan elemen yang paling menjadi perhatian
karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk
menujukan kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Laba dijadikan sebagai ukuran hasil pencapaian
perusahaan,
sehingga
laba
dijadikan
dasar
pengambilan keputusan untuk berinvestasi dan
meramalkan perubahan laba yang akan datang.
Semakin besar tingkat laba, produktivitas perusahaan
semakin baik, sehingga menambah kepercayaan
stakeholder terhadap perusahaan. Karena investor
mengharapkan laba yang besar dari perusahaan,
supaya pengembalian dana investasinya juga akan

meningkat.
Laba dimasa yang akan datang dapat
diketahui dengan prediksi perubahan laba. Menurut
Grisely (2015), perubahan laba merupakan kenaikan
laba atau penurunan laba per tahun. Penilaian tingkat
keuntungan investasi yang dilakukan investor didasari
dari kinerja keuangan perusahaan dilihat dari tingkat
perubahan labanya dari tahun ke tahun. Menurut
Huttabarat (2013), perubahan laba dipengaruhi oleh
perubahan komponen-komponen dalam laporan
keuangan misalnya perubahan penjualan, perubahan
harga pokok penjualan, perubahan beban operasi,
perubahan beban bunga, perubahan pajak penghasilan,
adanya perubahan dalam pos pos luar biasa dan juga
dapat disebabkan oleh faktor-faktor luar seperti
adanya inflasi.
Untuk mengetahui kinerja perusahaan dan
informasi keuangan yang dihasilkan dapat bermanfaat
untuk memprediksi perubahan laba dapat melakukan
analisis rasio keuangan. Rasio keuangan ini untuk

membantu investor mengambil keputusan dalam
penentuan investasinya. Perusahaan manufaktur
memiliki banyak sektor. Dan dalam penelitian ini
hanya menggunakan perusahaan manufaktur sektor
industri barang konsumsi sebagai objek dalam
penelitian ini karena beberapa alasan. Pertama
perusahaan
manufaktur
merupakan
cerminan
perusahaan dari kemampuan Indonesia dalam
mengolah bahan baku menjadi bahan jadi yang siap
dikonsumsi. Kedua, masyarakat Indonesia adalah
masyarakat yang konsumtif dalam memenuhi
kebutuhan pokok. Ketiga, banyak perusahaan
manufaktur yang go public sehingga memudahkan
investor dalam melihat posisi keuangan dan kinerja
perusahaan.
Analisis perubahan laba dapat diprediksi
dengan melihat rasio keuangannya. Jenis rasio

keuangan yang dapat memprediksi perubahan laba
banyak jenisnya dan ditentukan sesuai kebutuhan. Hal
ini dapat menjadikan rasio keuangan dapat menjadi
faktor dalam mengevaluasi keadaan keuangan

perusahaan masa lalu, sekarang, dan melihat laba
yang akan datang. Secara umum rasio-rasio keuangan
yang utama adalah likuiditas, solvabilitas, aktivitas,
profitabilitas, dan rasio pasar. Penelitian mengenai
pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap perubahan
laba telah banyak dilakukan oleh peneliti terdahulu
seperti Maharani (2014), Grisely (2015), Agustina dan
Silvia (2012), Nuraini dan Suhermin (2016), dan
Huttabarat (2013). Dari pengkajian hasil penelitian
terdahulu, diketahui bahwa terdapat hasil yang
bertentangan (research gap ) mengenai pengaruh
rasio-rasio keuangan terhadap perubahan laba.
Rasio Likuiditas menurut Fahmi (2012:59),
yaitu kemampuan suatu perusahaan memenuhi
kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu.

Salah satu rasio keuangan yang digunakan adalah
current ratio . Current Ratio merupakan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi utang jangka pendek.
Pengaruh current ratio terhadap perubahan laba yaitu
current ratio yang tinggi menunjukan perusahaan
mampu memanfaatkan aktiva lancar secara baik dan
efektif untuk melunasi utang lancarnya sehingga
perubahan laba perusahaan akan meningkat.
Sebaliknya, current ratio yang rendah menunjukkan
terjadinya
masalah
dalam
likuidasi
yang
mengakibatkan menurunnya perubahan laba.
Hal ini ditunjukan dari hasil penelitian
Grisely (2015), dan Huttabarat (2013) diketahui
bahwa current ratio berpengaruh signifikan terhadap
Perubahan Laba. Akan tetapi Agustina dan Silvia
(2012) dan Maharani (2014) dalam penelitiannya

menemukan bahwa current ratio tidak berpengaruh
signifikan terhadap Perubahan Laba.
Rasio Profitabilitas menurut Fahmi (2012:68),
merupakan efektivitas manajemen secara keseluruhan
yang ditunjukan oleh besar kecilnya tingkat
keuntungan yang diperoleh dalam hubungan dengan
penjualan maupun investasi. Salah satu rasio
keuangan yang digunakan adalah net profit margin .
Net Profit Margin merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur laba bersih setelah pajak
dibandingkan dengan tingkat penjualan. Menurut
Hanafi (2011:42), net profit margin yang tinggi
menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan
laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu.
Pengaruh net profit margin terhadap perubahan laba
yaitu semakin tinggi net profit margin perusahaan
akan beroperasi pada tingkat biaya yang rendah
sehingga dapat menghasilkan laba yang tinggi,maka
perubahan laba akan meningkat. Sebaliknya, jika net
profit margin yang rendah menunjukan penjualan

rendah atau biaya yang terlalu tinggi untuk penjualan
tertentu, sehingga laba yang diperoleh perusahaan
rendah, maka perubahan laba juga akan menurun. Hal
ini ditunjukan dari hasil penelitian Nuraini dan

341

Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) 2017- UNPGRI KEDIRI

Suhermin (2016) diketahui bahwa net profit margin
berpegaruh signifikan terhadap Perubahan Laba. Akan
tetapi dalam penelitian Agustina dan Silvia (2012)
menemukan bahwa net profit margin tidak
berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba.
Rasio Solvabilitas menurut Fahmi (2012:62),
mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan
utang. Salah satu rasio keuangan yang digunakan
adalah debt to equity rasio . Debt to Equity Ratio
merupakan perbandingan antara utang dan ekuitas
perusahaan, sehingga menunjukan modal sendiri

untuk memenuhi kewajiban. Menurut Fahmi
(2011:128), jika debt to equity ratio semakin rendah
maka semakin baik karena aman bagi kreditor saat
terjadi likuidasi. Pengaruh debt to equity ratio
terhadap perubahan laba yaitu jika debt to equity ra tio
tinggi maka semakin berisiko bagi perusahaan, karena
semakin tinggi penggunaan hutang sebagai sumber
dana perusahaan, sehingga menimbulkan risiko yang
besar saat perusahaan tidak mampu membayar
kewajiban saat jatuh tempo, akibatnya laba
perusahaan akan menurun yang berpengaruh pada
menurunnya perubahan laba. Sebaliknya, jika debt to
equity ratio rendah maka semakin baik saat terjadi
likuidasi, karena laba yang dihasilkan tinggi, maka
dapat meningkatkan perubahan laba perusahaan. Hal
ini ditunjukan dari hasil penelitian Maharani (2014)
diketahui bahwa debt to equity ratio berpengaruh
signifikan terhadap perubahan laba. Akan tetapi dalam
penelitian Agustina dan Silvia (2012) menemukan
bahwa debt to equity ratio tidak berpengaruh

signifikan terhadap perubahan laba.
Rasio Aktivitas menurut Fahmi (2012:65),
rasio yang menggambarkan sejauh mana suatu
perusahaan mempergunakan sumber daya yang
dimiliki guna menunjang aktivitas perusahaan. Salah
satu rasio keuangan yang digunakan adalah total
assets turnover . Total Assets Turnover merupakan
keseluruhan aset perusahaan yang terjadi perputaran
secara efektif. Menurut Hanafi (2011:40), semakin
tinggi angka perputaran aktiva semakin efektif
perusahaan mengelola asetnya. Pengaruh total assets
turnover terhadap perubahan laba yaitu semakin
tinggi total assets turnover maka penjualan
perusahaan akan semakin meningkat, sehingga laba
yang
dihasilkan
perusahaan
tinggi
yang
mengakibatkan meningkatnya perubahan laba.
Sebaliknya, jika total assets turnover rendah
menunjukan adanya kelebihan aktiva yang
menyebabkan penurunan penjualan, sehingga laba
yang dihasilkan rendah maka perubahan laba pun
akan menurun. Hal ini ditunjukan dari hasil penelitian
Maharani (2014) diketahui bahwa total assets
turnover berpengaruh signifikan terhadap perubahan
laba. Akan tetapi dalam penelitian Grisely (2015),

Agustina dan Silvia (2012) menemukan bahwa total
assets turnover tidak berpengaruh signifikan terhadap
Perubahan Laba.
Berdasarkan penjelasan penelitian terdahulu
dan pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap
perubahan laba, maka penelitian ini menggunakan
beberapa rasio keuangan seperti Current Ratio (CR),
Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio
(DER), dan Total Assets Turnover (TATO) sebagai
variabel-variabel yang mempengaruhi perubahan laba.
Penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan
pengujian lebih lanjut mengenai rasio keuangan yang
mempengaruhi perubahan laba dimasa yang akan
datang. Oleh karena itu seminar ini berjudul “Analisis
Rasio Keuangan terhadap Perubahan Laba pada
Perusahaan Manufaktur yang Go Public di Bursa Efek
Indonesia Periode 2014-2016”.
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah
pengaruh Current Ratio (CR), Net Profit Margin
(NPM), Debt to Equity Ratio (DER), dan Total Assets
Turnover (TATO) secara simultan maupun parsial
terhadap Perubahan Laba pada Perusahaan
Manufaktur yang Go Public di Bursa Efek Indonesia
Periode 2014-2016.
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
menggunakan
populasi
sebanyak 38 perusahaan yang tergolong perusahaan
Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2014-2016. Pengambilan
sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive
sampling . Berdasarkan kriteria-kriteria yang telah
ditentukan peneliti, maka didapat jumlah sampel
sebanyak 23 perusahaan.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah
pendekatan kuantitatif adalah pendekatan penelitian
yang menggunakan angka-angka dan dianalisis
menggunakan statistik. Sedangkan tehnik penelitian
ini menggunakan teknik expost facto adalah
pengamatan yang dilakukan setelah kejadian lewat.
Jenis data yang digunakan peneliti adalah data
sekunder. Data berupa laporan keuangan yang telah
tersedia di Bursa Efek Indonesia.
Tehnik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah regresi linier berganda, dimana
variabel terikatnya (Y) dihubungkan/dijelaskan lebih
dari satu variabel, mungkin bisa dua atau lebih
variabel bebas (X1, X2, X3, X4) namun masih
menunjukkan diagram hubungan yang linier.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Uji Normalitas
Model regresi yang baik adalah mempunyai
distribusi data normal atau mendekati normal.

342

Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) 2017- UNPGRI KEDIRI

Analisis Grafik
Model regresi membandingkan distribusi kumulatif
dari distribusi normal yaitu dengan melihat normal
probability plot .

Deteksi normalitas dilakukan dengan analisis
uji statistik yaitu Kolmogorov-Smirnov test(K-S).
Berdasarkan hasil uji Kolmogorov-Smirnov Test (K-S)
diketahui bahwa Z uji K-S adalah 0,106 > 0,05 yang
menunjukan nilai signifikan statistik hasil (K-S) lebih
besar dari taraf signifikan yang ditetapkan yaitu 0,05
atau 5%. Maka dapat disimpulkan bahwa keputusan
data berdistribusi normal.
Uji Multikolinieritas
Model regresi yang baik seharusnya antara
variabel indepenen tidak terjadi korelasi. Untuk
mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dalam
model regresi, dapat dilihat dari tolerance value atau
variance inflation factor (VIF).

Sumber : Data yang diolah menggunakan SPSS 21
Gambar 1
Hasil Uji Normal Probability Plot
Berdasarkan hasil uji normal probabiliy plot
diketahui bahwa data yang dianalisis berdistribusi
normal, gambar yang ditunjukan telah memenuhi
dasar pengambilan keputusan yaitu data menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal menunjukan pola distribusi normal. Maka
dapat disimpulkan model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
Tabel 1
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Test
N
Mean
Std.
Deviation
Absolute
Most Extreme
Positive
Differences
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Normal
Parametersa,b

Unstandardized
Residual
69
,0000000
,74801166
,146
,081
-,146
1,213
,106

a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Data yang diolah menggunakan SPSS 21

Tabel 2
Nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor
(VIF)
Coefficientsa
Model
(Constant)
CR
1NPM
DER
TATO

Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
,551
,391
,529
,439

1,816
2,556
1,892
2,277

a. Dependent Variable:
Perubahan_laba
Sumber: Data yang diolah menggunakan SPSS 21
Uji asumsi klasik yang kedua yaitu uji
multikolinieritas yang digunakan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel bebas. Diketahui bahwa variabel Current
Ratio memiliki nilai tolerance 0,551 dan VIF sebesar
1,816. Variabel Net Profit Margin memiliki nilai
tolerance 0,391 dan VIF sebesar 2,556. Variabel Debt
to Equity Ratio memiliki nilai tolerance 0,529 dan
VIF sebesar 1,892. Variabel Total Assets Turnover
memiliki nilai tolerance 0,439 dan VIF sebesar 2,277.
Maka dalam model ini dapat disimpulkan tidak ada
masalah multikolinieritas karena memenuhi dasar
pengambilan keputusan yaitu keempat variabel bebas
yang diteliti memiliki nilai VIF < 10 dan nilai
tolerance > 0,10.
Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk
menguji bila muncul kesalahan dan residual dari
model regresi yang dianalisis tidak memiliki variasi
yang konstan dari suatu observasi. Berdasarkan hasil
analisis dengan SPSS didapat grafik scatterplot yaitu:

343

Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) 2017- UNPGRI KEDIRI

Coefficientsa
Model

Sumber: Data yang diolah menggunakan SPSS 21
Gambar 2
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji asumsi klasik yang ketiga yaitu uji
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik yaitu
tidak terjadi heteroskedastisitas. Berdasarkan gambar
yang ditunjukan oleh grafik scatterplot diketahui
bahwa titik-titik menyebar secara acak baik di atas
maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak
menunjukan pola tertentu. Hal ini dapat dsimpulkan
bahwa model tersebut sesuai dengan dasar
pengambilan keputusan, sehingga regresi ini tidak
terjadi heteroskedastisitas.
Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi digunakan untuk menguji
model regresi linier ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode sebelumnya (t-1).Model
regresi yang baik adalah yang terhindar dari
autokorelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya
autokorelasi maka dilakukan dengan uji DurbinWatson (DW Test).
Tabel 3
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model
1

Std. Error of the
Estimate
,77103

DurbinWatson
2,143

1

(Consta
nt)
CR
NPM
DER
TATO

Unstandardized
Coefficients
B
Std.
Error
,307
,586
,441
,246
-,138
,338

,123
,114
,189
,139

Tabel 4

Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh
persamaan regresi linier berganda yaitu:
Ŷ = 0,307+0,441 CR+0,246 NPM
- 0,138 DER+0,338 TATO
Uji Koefisien Determinan (R2)
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen amat terbatas. Dalam variabel ini banyak
menggunakan variabel independen, maka nilai
adjusted R2 lebih tepat digunakan untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan modal dalam menjeskan
variasi variabel dependen. Nilai adjusted R2dapat naik
maupun turun bila satu variabel independen
ditambahkan kedalam model.
Tabel 5
Hasil Uji Koefisien Determinan (R2)

Sumber: Data yang diolah menggunakan SPSS 21
Uji asumsi klasik yang keempat yaitu uji
autokorelasi. Dalam tabel Durbin-Watson test bila
nilai DW terletak antara batas atas atau Upper Buond
(du) dan (4-du), maka koefisien korelasi sama dengan
nol, berarti tidak ada autokorelasi. Berdasarkan tabel
4.8 hasil uji DW sebesar 2,143. Dengan ketentuan du
< d < 4-du. Nilai DW sebesar 2,143 lebih besar dari
batas atas (du) yaitu 1,734 dan kurang dari (4-du)
yaitu 4 - 1,734 = 2,266. Sesuai ketentuan 1,734 <
2,143 < 2,266 maka dapat disimpulkan tidak terdapat
autokorelasi.

Sumber: Data yang diolah menggunakan SPSS
21

Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis Regresi Linier Berganda dilakukan
untuk mengetahui sejauh mana variabel bebas
mempengaruhi variabel terikat. Dalam penelitian ini
yang menjadi variabel terikat adalah perubahan laba,
dan variabel terikat CR, NPM, DER, dan TATO.

Berdasarkan hasil uji koefisien determinan
diketahui bahwa nilai Adjusted R Square sebesar
0,613. Hal ini menunjukan bahwa variasi
perubahan variabel perubahan laba dapat
dijelaskan oleh variabel Current Ratio, Net Profit
Margin, Debt to Equity Ratio , dan Total Assets

Model Summaryb
Model

R

1

,797a

R
Adjusted R
Square
Square
,636

,613

a. Predictors: (Constant), TATO,
CR, DER, NPM
b. Dependent Variable:
Perubahan_laba

344

Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) 2017- UNPGRI KEDIRI

Turnover sebesar 0,613 atau 61,3%, sedangkan
sisanya sebesar 0,387 atau 38,7% dijelaskan oleh
variabel lainnya yang tidak dikaji dalam
penelitian ini.

Uji Hipotesis
1. Uji F (Simultan)
Tabel 6 Hasil uji F

Sumber: Data yang diolah menggunakan SPSS 21
Berdasarkan tabel 6, dapat dilihat bahwa nilai
signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05).
Hasil ini berarti CR,NPM, DER, dan TATO secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap perubahan
laba pada perusahaan manufaktur sektor industri
barang konsumsi tahun 2014-2016.
2. Uji t (Parsial)
Uji t pada umumnya menunjukan seberapa
jauh satu variabel indepanden dalam menjelaskan
variasi variabel independen. Hasil pengujian secara
parsial menggunakan uji t yang nilainya akan
dibandingkan dengan signifikansi 0,05 atau 5%.
Tabel 7
Hasil Uji t (Parsial)
Coefficientsa
Model

Standardized
Coefficients
Beta

t

Sig.

Sumber:
Data yang
diolah
(Consta
,524 ,602
mengguna
nt)
kan SPSS
CR
,364 3,584 ,001
21
1
NPM
,260 2,157 ,035
Hasil
DER
-,076 -,728 ,470
Pengujian
TATO
,276 2,428 ,018
Hipotesis
a. Dependent Variable: Perubahan_laba
1
Hasil penelitian uji t secara parsial pengaruh
current ratio diketahui mempunyai nilai signifikan
lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,001. Hal ini menunjukkan
CR berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba.
Koefisien regresi sebesar 0,441 atau 44,1%
menunjukan setiap kenaikan satu satuan current ratio
akan menaikan perubahan laba 44,1%. Tanda
koefisien positif yang menandakan current ratio
berpengaruh positif terhadap perubahan laba. Current
ratio yang tinggi dianggap baik, karena manajer
perusahaan mampu memanfaatkan aktiva lancar
secara efektif untuk melunasi hutang jangka
pendeknya, sehingga perusahaan mendapat laba yang
maksimal dan akan meningkatkan perubahan laba.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu
Hutabarat (2013), yang menyatakan bahwa current

ratio mempunyai pengaruh signifikan terhadap
perubahan laba.
Hasil Pengujian Hipotesis 2
Hasil penelitian uji t secara parsial pengaruh
net profit margin diketahui mempunyai nilai
signifikan lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,035. Hal ini
menunjukkan NPM berpengaruh signifikan terhadap
perubahan laba. Koefisien regresi sebesar 0,246 atau
24,6% menunjukan setiap kenaikan satu satuan NPM

ANOVAa
Model

Regres
sion
Residu
al

Sum of Df Mean
Square
Squar
s
e
66,358
4 16,59
0
38,047 64 ,594

F

Sig.

27,906

,000b

104,40 68
6
a. Dependent Variable: Perubahan_laba
b. Predictors: (Constant), TATO, CR, DER, NPM
Total

akan menaikan perubahan laba 24,6%. Tanda
koefisien positif yang menandakan NPM berpengaruh
positif terhadap perubahan laba. Bila NPM tinggi
menunjukan penjualan tinggi, laba yang akan
diperoleh perusahaan juga akan semakin tinggi,
sehingga perubahan laba perusahaan akan meningkat.
Pendapat tersebut sejalan dengan penelitian terdahulu
Nuraini (2016), yang menyatakan bahwa net profit
margin mempunyai pengaruh signifikan terhadap
perubahan laba.
Hasil Pengujian Hipotesis 3
Hasil penelitian uji t secara parsial diketahui
DER mempunyai nilai signifikan lebih besar dari 0,05
yaitu 0,470. Hal ini DER tidak berpengaruh signifikan
terhadap perubahan laba. DER yang tinggi dianggap
semakin berisiko karena semakin tinggi penggunaan
hutang sebagai sumber dana perusahaan dan semakin
tinggi kewajiban perusahaan dalam membayar bunga
pinjaman. Sehingga akan menimbulkan risiko yang
besar saat perusahaan tidak mampu membayar
hutangnya saat jatuh tempo, akibatnya laba yang
diperoleh perusahaan akan menurun dan perubahan
laba juga akan menurun. Tetapi apabila perusahaan
mampu memanfaatkan laba untuk kegiatan
operasional perusahaan, maka laba yang diperoleh
perusahaan akan tinggi, perubahan laba pun juga akan
meningkat. Alasan tidak berpengaruh signifikannya
DER terhadap perubahan laba karena selama periode
penelitian 2014-2016 DER perusahaan sektor industri
barang konsumsi dikatakan baik karena nilai rata-rata
industri tidak lebih dari 0,90 atau 90%. Hasil ini
sesuai degan penelitian yang dilakukan oleh Agustina
dan Silvia (2012), yang menyatakan bahwa debt to

345

Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) 2017- UNPGRI KEDIRI

equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap
perubahan laba.
Hasil Pengujian Hipotesis 4
Hasil penelitian uji t secara parsial pengaruh
TATO diketahui mempunyai pengaruh signifikan
terhadap lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,018. Hal ini
menunjukkan adanya pengaruh signifikan antara
TATO terhadap perubahan laba. Koefisien regresi
sebesar 0,338 atau 33,8% menunjukan setiap kenaikan
satu satuan TATO akan menaikan perubahan laba
33,8%. Tanda koefisien positif yang menandakan
TATO berpengaruh positif terhadap perubahan laba.
Bila TATO tinggi dianggap perusahaan mampu
memanfaatkan aktiva yang dimiliki, sehingga
perusahaan mampu meningkatkan penjualan dan laba
yang diperoleh juga akan tinggi dapat meningkatkan
perubahan laba. Hasil ini sesuai dengan penelitian
terdahulu Maharani (2014), di mana total assets
turnover berpengaruh signifikan terhadap perubahan
laba.

PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan
yang diuraikan maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut: 1) Hasil penelitian menunjukan
bahwa Current Ratio (CR), Net Profit Margin (NPM),
dan Total Assets Turnover (TATO) berpengaruh
signifikan terhadap perubahan laba. 2) Hasil
penelitian menunjukan bahwa Debt to Equity Ratio
(DER) tidak berpengaruh terhadap perubahan laba.
Penelitian ini mempunyai keterbatasan yaitu
1) Penelitian ini hanya menggunakan rasio likuiditas,
rasio profitabilitas, rasio solvabilitas dan rasio
aktivitas. Penelitian tidak memasukan rasio pasar. 2)
Penelitian ini hanya menggunakan 3 tahun penelitian
yaitu tahun 2014-2016. 3) Penelitian ini hanya
menggunakan satu sektor yaitu sektor Industri Barang
Konsumsi.
Berdasar hasil kesimpulan, saran yang
diberikan sebagai berikut:
1. Bagi perusahaan disarankan lebih meningkatkan
kinerja perusahaan agar dapat menarik investor
sehingga dapat menambah modal yang dapat
dimanfaatkan untuk memaksimalkan perubahan
laba dari tahun ke tahun.
2. Bagi investor disarankan melihat laporan keuangan
perusahaan atau melakukan perhitungan lebih
lanjut rasio-rasio keuangan yang terbukti
berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba
yaitu Current Ratio, Net Profit Margin, dan Total
Assets Turnover .
3. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk
memperbanyak penggunaaan variabel lain dan

lebih baik menambah sampel penelitian, agar
hasilnya tentang pengaruh terhadap perubahan laba
lebih tepat dan akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina dan Silvia. 2012. Pengaruh Rasio Keuangan
Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil:
Volume 2, Nomor 02, Oktober 2012, tersedia:
https://www.mikroskil.ac.id/ejurnal/index.php/jw
em/article/view/152/105, diunduh 26 Oktober
2016
Arikunto,
S.
2010.
ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik.
Jakarta: RinekaCipta.
Fahmi, I. 2011. Analisis Laporan Keuangan .
Bandung: Alfabeta.
Fahmi, I. 2012. Analisis Kinerja Keuangan . Bandung:
Alfabeta.
Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariat dengan
Progam IBM SPSS 19 . Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, I. 2016. Aplikasi Analisis Multivariat dengan
Program IBM SPSS 23 . Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Grisely. 2015. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan
Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan
Whoesale and Retail Trade yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (Periode 2009-2012),
tersedia:
http://download.portalgaruda.org/article.php?arti
cle=384179&val=6445&title=Analisis%20Penga
ruh%20Rasio%20Keuangan%20Terhadap%20Pe
rubahan%20Laba%20Pada%20Perusahaan%20
Wholesale%20and%20Retail%20Trade%20Yang
%20Terdaftar%20Di%20Bursa%20Efek%20Ind
onesia%20(Periode%202009%20%202012),diunduh 27 Oktober 2016
Hanafi, M.M. dan Halim, A. 2009. Analisis Laporan
Keuangan . Edisi Keempat Cetakan Pertama.
Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen
YKPN.
Hanafi, M.M. 2011. Manajemen Keuangan. Edisi
Satu Cetakan Keempat. BPFE Yogyakarta.
Hanafi, M.M. dan Halim, A. 2012. Analisis Laporan
Keuangan . Edisi Keempat Cetakan Kedua.
Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen
YKPN.
Harahap S.S. 2007. Teori Akuntansi. Revisi Sembilan.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Harnanto.2003/2004.Akuntansi Keuangan Menengah.
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

346

Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) 2017- UNPGRI KEDIRI

Hutabarat, S. 2013. Pengaruh Rasio Solvabilitas,
Aktivitas, Profitabilitas dan Rasio Pasar
Terhadap Perubahan Laba. Jurnal MIX: Volume
3,
Nomor
2,
Juni
2013,
tersedia:
http://publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/Jurn
al_Mix/article/view/87/66,diunduh 27 Oktober
2016
Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan.
Cetakan Pertama. Jakarta: Ikrar Mandiriabadi.
Maharani, F. 2014. Analisis Pengaruh Rasio
Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada
Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang
Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia
Tahun
2007-2011,
tersedia:
http://eprints.ums.ac.id/29221/9/NASKAH_PUB
LIKASI_KARYA_ILMIAH.pdf, diunduh 7
September 2016
Margaretha, F. 2016. Manajemen Keuangan untuk
Manajer Nonkeuangan . Jakarta: Erlangga.
Munawir, S. 2008. Analisis Informasi Keuangan .
Cetakan
Kedua.
Yogyakarta:
Liberty
Yogyakarta.
Nuraini, N dan Suhermin. 2016. Pengaruh Peruahan
ROA, BOPO, NPM, dan LDR Terhadap
Perubahan Laba. Jurnal Ilmu dan Riset
Manajemen: Volume 5, Nomor 7, Juli 2016,
ISSN:
2461-0593,
tersedia:
https://enjournal.stiesia.ac.id/jirm/article/downloa
d/1590/1554, diunduh 26 Oktober 2016.
Prihadi, Toto. 2010. Analisis Laporan Keuangan
Teori dan Aplikasi. Cetakan Kesatu. Jakarta:
PPM.
Rahardjo, B. 2009. Laporan Keuangan Perusahaan .
Edisi Kedua. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Soemarso . 2004. Akuntansi Sebagai Pengantar.
Jakarta: Salemba Empat.
Subramanyam. 2005. Analisis Laporan Keuangan .
Edisi Delapan. Jakarta: Salemba Empat.
Subramanyam. K.R, Wild, J, John, 2011. Analisis
Laporan Keuangan . Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods) .
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono.
2013.
MetodePenelitianManajemen.
CetakanKesatu.Bandung. Alfabeta.
Sugiyono. 2016. Statistika Untuk Penelitian .
Bandung: Alfabeta.
Suwardjono. 2010. Teori Akuntansi. Cetakan
Keempat. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
www.idx.co.id

347