Kontribusi Pendapatan Masyarakat Dari Sektor Pariwisata Terhadap Total Pendapatan Keluarga

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Desa
Sebagian besar masyarakat Indonesia hidup pada daerah pedesan yang mana
secara stuktural dan administrasi memiliki peranan yang sangat penting bagi
perkembangan suatu negara, sebagian besar penduduk desa bermata pencaharian
sebagai petani/ agraris, namun sebenarnya mata pencaharian penduduk sangat
dipengaruhi oleh faktor alam yang ada. Berdasarkan mata pencahariannya desa
dapat dibedakan menjadi: desa nelayan, desa agraris, desa perkebunan, desa
peternakan, desa industri dan lain sebagainya, namun ciri khas dari desa adalah
sifat kehomogenan yang ada pada sistem mata pencaharian penduduknya,
walaupun ada beberapa yang bermata pencaharian berbeda namun secara nyata
hanya satu jenis mata pencaharian yang menonjol dan menjadi ciri khas dari desa
tersebut (Latare, 2012).
Desa memiliki arti sebagai satuan wilayah yang ditempati oleh sejumlah
penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah dan
langsung di bawah camat serta berhak menyelenggarakan rumah tangga sendiri
dalam ikatan negara kesatuan Republik Indonesia (RI). Ciri utama desa adalah

kepala desanya dipilih oleh masyarakat setempat (BPS Langkat, 2016).
Menurut UU No. 22 Tahun 1999 tentang pemerintah daerah pasal I yang
dimaksud dengan desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki

Universitas Sumatera Utara

kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem
pemerintahan nasional dan berada di daerah kabupaten.
Pendapat lain tentang definisi desa sebagai berikut:
1. Menurut Soetardjo (1984) Kata “desa” sendiri berasal dari bahasa India yakni
“swadesi” yang berarti tempat asal, tempat tinggal, negeri asal, atau tanah
leluhur yang merujuk pada satu kesatuan hidup dengan satu kesatuan norma,
serta memiliki batas yang jelas.
2. Menurut Poerwadarminta (1976) Desa adalah sekelompok rumah di luar kota
yang merupakan kesatuan, kampong (di luar kota) dusun atau udik (dalam arti
daerah pedalaman sebagai lawan dari kota).
3. Widjaja (2003): “Desa adalah sebagai kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai susunan asli berdasarkan hak asal-usul yang bersifat istimewa.
Dalam Waluyo (2008) suatu daerah dikatakan sebagai desa, karena memiliki

beberapa ciri khas yang dapat dibedakan dengan daerah lain di sekitarnya.
Berdasarkan pengertian Dirjen Pembangunan Desa (Dirjen Bangdes), ciri-cirinya
sebagai berikut:
1. Perbandingan lahan dengan manusia (man land ratio) cukup besar,
2. Lapangan kerja yang dominan adalah sektor pertanian (agraris),
3. Hubungan antar warga desa masih sangat akrab, dan
4. Sifat-sifat masyarakatnya masih memegang teguh tradisi yang berlaku.

Universitas Sumatera Utara

Sebagai daerah otonom, desa memiliki tiga unsur penting yang satu sama
yang lainnya merupakan satu kesatuan. Adapun unsur-unsur tersebut menurut
Bintarto (1977), antara lain:
1. Daerah, terdiri dari tanah-tanah produktif dan non produktif serta
penggunaannya, lokasi, luas dan batas yang merupakan lingkungan geografi
setempat.
2. Penduduk, meliputi jumlah, pertambahan, kepadatan, penyebaran dan mata
pencaharian penduduk.
3. Tata kehidupan, meliputi pola tata pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan
warga desa.

2.1.2. Pariwisata
Pariwisata sebagai fenomena global, telah menjadi suatu kebutuhan dasar
yang melibatkan ratusan juta manusia. Sebagai kebutuhan dasar, sudah
sepantasnya berwisata menjadi bagian dari hak asasi manusia yang harus
dihormati serta dilindungi. Hal inilah yang akhirnya membuat berbagai organisasi
internasional seperti PBB, Bank Dunia dan World Tourism Organization (WTO),
mengakui bahwa pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi
(Badan Pusat Statistik, 2016).
Salah satu pendekatan pengembangan wisata alternatif adalah desa wisata
untuk pembangunan pedesaan yang berkelanjutan dalam bidang pariwisata.
Ramuan utama desa wisata diwujudkan dalam gaya hidup dan kualitas hidup
masyarakatnya. Keaslian juga dipengaruhi keadaan ekonomi, fisik dan sosial
daerah pedesaan tersebut, misalnya ruang, warisan budaya, kegiatan pertanian,

Universitas Sumatera Utara

bentangan alam, jasa, pariwisata sejarah dan budaya, serta pengalaman yang unik
dan eksotis khas daerah. Hubungan antara desa dan wisata tersebut disatukan oleh
masyarakat. Kedua unsur tersebut tentunya akan saling mendukung jika

masyarakat mampu menciptakan dan mempertahankan nilai-nilai yang dapat
dipublikasikan/dijual ke masyarakat luas sehingga memberikan keuntungan
terhadap masyarakat itu sendiri (Sastrayuda, 2010).
Pariwisata itu sendiri, secara sederhana sering diartikan sebagai perjalanan
untuk bersenang-senang. Namun, secara etimologis kata “pariwisata” berasal dari
bahasa Sanskerta yang terdiri dari tiga suku kata sebagai berikut :
• Pari : berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, lengkap (ingat kata
paripurna).
• Wis (man) : berarti rumah properti, kampung, komunitas.
• Ata : berarti pergi terus-menerus, mengembara (roaming about).
Berdasarkan pengertian di atas, “pariwisata” berarti bepergian sepenuhnya
meninggalkan rumah, kampung halaman, tempat tinggalnya untuk berkeliling.
Istilah pariwisata di Indonesia muncul pada awal tahun 1960 yang merupakan
usulan presiden Soekarno kepada Sultan Hamengku Buwono IX selaku Ketua
Dewan Tourisme Indonesia (DTI). Pengertian atau definisi “pariwisata”
berkembang dengan berbagai kesamaan dan perbedaan. Kesamaannya terletak
pada keinginan manusia untuk melakukan perjalanan dari tempat tinggalnya ke
tempat lain yang didorong oleh rasa ingin tahu untuk merasakan atau mengalami
sendiri keindahan suatu objek wisata. Sedangkan, perbedaannya terletak pada
pengutamaan bagian tertentu dari definisi tersebut berdasarkan sudut pandang

atau kepentingannya.Herman V. Schulalard, seorang ahli ekonomi berkebangsaan

Universitas Sumatera Utara

Austria memberikan batasan akan pengertian pariwisata sebagai berikut:
“Tourism is the sun of operations, mainly of an economic nature, which directly
related to the entry, stay and movemet of foreigner inside certain country, city or
region”. Menurut pendapatnya, yang dimaksud dengan pariwisata adalah
sejumlah kegiatan, terutama yang ada kaitannya dengan kegiatan perekonomian
yang secara langsung berhubungan dengan datangnya, menetapnya, dan
bergeraknya wisatawan dalam suatu kota, daerah atau negara. Karena batasan ini
diberikan oleh seorang ahli ekonomi, maka sifatnya lebih banyak ditekankan pada
aspek-aspek ekonomi, tetapi tidak secara tegas menunjukkan aspek-aspek
sosiologis, psikologis, seni-budaya maupun aspek geografis kepariwisataan
(Wibowo, 2008).
Rahayu (2006) juga mengutarakan bahwa pariwisata merupakan sesuatu
gejala sosial yang sangat kompleks, yang menyangkut manusia seutuhnya dan
memiliki berbagai macam aspek yang penting, aspek tersebut diantaranya aspek
sosiologi, aspek psikologi, aspek ekonomis, aspek ekologis, dan aspek-aspek
lainnya. Diantara sekian banyak aspek tersebut, yang mendapat perhatian paling

besar dan hampir satu-satunya aspek yang dianggap penting adalah aspek
ekonomisnya.
Sejalan dengan pendapat sebelumnya, Leiper (1990) berpendapat bahwa
pariwisata merupakan sumber pendapatan dari beberapa perusahaan, organisasi,
atau masyarakat perorangan yang melakukan usaha di sektor pariwisata. Jumlah
wisatawan yang banyak merupakan pasar bagi penduduk lokal. Masyarakat secara
perorangan juga mendapat penghasilan jika mereka bekerja dan mendapat upah
dari pekerjaan tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Pariwisata atau tourism menurut Soekadijo (1995) adalah segala kegiatan
dalam masyarakat yang berhubungan dengan wisatawan atau kunjungan wisata.
Pariwisata juga diartikan sebagai aktifitas wisata yang diwujudkan dalam berbagai
macam kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan yang didukung oleh berbagai
fasilitas dan pelayanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha dan
pemerintah. Pembangunan dalam sektor pariwisata diarahkan pada upaya
peningkatan pendapatan masyarakat dimana sektor pariwisata merupakan salah
satu sektor unggulan yang menunjang pembangunan ekonomi masyarakat secara
luas. Sehingga yang terjadi saat ini masyarakat yang bersumber pendapatan dari

sektor pertanian mulai mengarahkan perhatiannya ke sektor pariwisata untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya bahkan meningkatkan pendapatan keluarga.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 9/1990 (dalam Sufika, 2004) berisi
beberapa pengertian tentang kepariwisataan, yaitu:
1. Wisata adalah suatu kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan yang
dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati suatu
tujuan tersebut.
2. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.
3. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk
pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha terkait dibidanng
tersebut.
4. Kepariwisataan

adalah

segala

sesuatu


yang

berhubungan

dengan

penyelenggaraan pariwisata.

Universitas Sumatera Utara

Batasan yang lebih bersifat teknis dikemukakan oleh Prof. Hunzieker dan
Prof. K. Krapf (dalam Yoeti, 1987) dua guru besar Swiss yang terkenal, dimana
batasan yang diberikannya berbunyi sebagai berikut: “Kepariwisataan adalah
keseluruhan daripada gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan
pendalaman orang-orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan
pendalaman itu tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dalam
aktifitas sementara itu”.
Dalam suatu sistem pariwisata terdapat tiga elemen pendukung yaitu
wisatawan sebagai aktor dalam perjalanan wisata, elemen geografis yang terdiri
atas treveller generating region, transit route region, dan tourist destination

region, serta elemen terakhir yaitu industri pariwisata. Industri pariwisata menurut
Leiper (1990) merupakan kumpulan dari usaha-usaha yang mendukung kegiatan
pariwisata. Seperti usaha yang bergerak dibidang cenderamata, makanan dan
minuman.
Sementara itu Thoha (1997) mengindikasikan perkembangan usaha kecil
dilihat dari tercapainya lapangan pekerjaan yang luas serta peningkatan
pendapatan masyarakat. Oleh karena itu didapat sintesa bahwa pariwisata
selayaknya dapat memicu perkembangan usaha kecil dengan indikasi pelaku
UMKM memiliki peningkatan pendapatan seiring dengan perkembangan
pariwisata, UMKM disektor pariwisata mampu menyerap tenaga lokal, dan
memicu munculnya pengusaha-pengusaha baru. Untuk dapat melihat dampak
pariwisata terhadap tingkat pendapatan pelaku usaha maka dibutuhkan analisis
mengenai perkembangan pariwisata, perkembangan UMKM sektor pendukung

Universitas Sumatera Utara

pariwisata serta perkembangan UMKM dan terakhir analisis mengenai tingkat
pendapatan pelaku usaha.

2.1.3. Pendapatan

Peranan sektor pariwisata terhadap perekonomian dapat berupa menciptakan
atau menambah lapangan dan kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar di
lingkungan dimana industri itu berdiri seperti dalam usaha akomodasi, restoran,
pemandu wisata, seniman, biro perjalanan dan jasa lainnya. Industri pariwisata
juga memberikan kontribusi langsung terhadap sektor lain berupa usaha – usaha
pembuatan atau perbaikan jalan raya, pelabuhan, bandara, program kebersihan
dan kesehatan yang kesemuanya dapat memberikan keuntungan dan kesenangan
baik bagi masyarakat dalam lingkungan wilayah yang bersangkutan maupun bagi
wisatawan. Sektor pariwisata memacu dan memberi kontribusi kepada
pelaksanaan proyek – proyek pada berbagai sektor di negara – negara berkembang
dan maju (Pendit, 1994).

Pembangunan kepariwisataan menurut UU No. 9 Tahun 2010 tentang
Kepariwisataan

bertujuan

meningkatkan

kesejahteraan


untuk:

Meningkatkan

rakyat;

menghapus

pertumbuhan

ekonomi;

kemiskinan;

mengatasi

pengangguran; melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya; memajukan
kebudayaan; mengangkat citra bangsa; memupuk rasa cinta tanah air;
memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa; dan mempererat persahabatan
antarbangsa. Pembangunan kepariwisataan Indonesia meliputi industri pariwisata,
destinasi pariwisata, pemasaran dan kelembagaan kepariwisataan.

Universitas Sumatera Utara

2.1.4. Pengangguran
Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang bekerja,
bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang
berusaha mendapatkan pekerjaan. Penduduk usia kerja adalah penduduk berumur
15 tahun dan lebih. Sedangkan penduduk yang termasuk angkatan kerja adalah
penduduk usia kerja yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak
bekerja dan pengangguran (Badan Pusat Statistik, 2017).

Pengangguran berdasarkan sifatnya terbagi atas tiga macam yaitu:
1. Pengangguran Terbuka(Open Unemployment)
Pengangguran terbuka merupakan bagian dari angkatan kerja yang tidak
bekerja atau sedang mencari pekerjaan (baik bagi mereka yang belum pernah
bekerja sama sekali maupun yang sudah pernah bekerja), atau sedang
mempersiapkan suatu usaha, mereka yang tidak mencari pekerjaan karena tidak
mungkin untuk mendapatakan pekerjaan dan mereka yang sudah memiliki
pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.
2. Setengah Pengangguran(Under Unemployment)
Setengah pengangguran adalah tenaga kerja yang tidak optimum dilihat dari
jam kerja. Dengan kata lain, jam kerjanya dalam satu minggu kurang dari 35 jam.
2. Pengangguran Terselubung(Disguessed Unemployment)
Pengangguran terselubung adalah tenaga kerja yang bekerja secara tidak optimum
karena kelebihan tenaga kerja.

Universitas Sumatera Utara

Menurut Sadono Sukrino (2000) pengangguran berdasarkan penyebabnya
dibedakan sebagai berikut:
1. Pengangguran Siklis (Cyclical Unemployment)
Merupakan pengangguran yang terjadi akibat gelombang konjungtur,yaitu
adanya resesi atau kemunduran dalam kegiatan ekonomi.
2. Pengangguran Friksional (Frictional unemployment)
Merupakan pengangguran yang timbul akibat perpindahan orang atau
sekelompok orang dari satu daerah ke daerah lain, dari satu pekerjaan ke
pekerjaan yang lain dan karena tahapan siklus hidup yang berbeda.
3. Pengangguran Teknologi (Technology Unemployment)
Pengangguran seperti ini merupakan pengangguran yang diakibatkan adanya
penggunaan alat–alat teknologi yang semakin modern.
4. Pengangguran Musiman (Seasonal Unemployment)
Pengangguran musiman yaitu pengangguran akibat perubahan musim atau
kegagalan musim. Misalnya, petani menganggur karena musim paceklik,
nelayan menganggur karena musim badai.
5. Pengangguran Struktural (Structural Unemployment)
Pengangguran ini terjadi karena adanya perubahan dalam struktur
perekonomian yang menyebabkan kelemahan di bidang keahlian lain.

Universitas Sumatera Utara

2.2. Landasan Teori
2.2.1. Teori Pendapatan
Pendapatan merupakan salah satu unsur yang paling utama dari pembentukan
laporan laba rugi dalam suatu perusahaan. Pendapatan dapat diartikan sebagai
revenue dan dapat juga diartikan sebagai income.
Menurut Jhon J. Wild (dalam Bachtiar, 2003) secara garis besar pendapatan
dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu:
1. Pendapatan Menurut Ilmu Ekonomi
Menurut ilmu ekonomi, pendapatan merupakan nilai maksimum yang dapat
dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan
yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Definisi pendapatan
menurut ilmu ekonomi menutup kemungkinan perubahan lebih dari total harta
kekayaan badan usaha pada awal periode dan menekankan pada jumlah nilai statis
pada akhir periode. Dengan kata lain pendapatan adalah jumlah kenaikan harta
kekayaan karena perubahan penilaian yang bukan diakibatkan perubahan modal
dan hutang.
2. Pendapatan Menurut Ilmu Akuntansi
Ilmu akuntansi melihat pendapatan sebagai sesuatu yang spesifik dalam
pengertian yang lebih mendalam dan lebih terarah. Pada umumnya definisi ini
menekankan kepada masalah yang berkenaan dengan pendapatan yang dinyatakan
dalam satuan uang.
Menurut Gilarso (1992), pendapatan atau sering disebut dengan penghasilan
didefinisikan sebagai bentuk balas-karya yang diperoleh sebagai imbalan atau

Universitas Sumatera Utara

balas jasa atas sumbangan seseorang terhadap proses produksi. Jenis-jenis sumber
pendapatan dapat berasal dari: (a) usaha sendiri (wiraswasta, misalnya berdagang,
mengerjakan sawah); (b) bekerja pada orang lain, misalnya bekerja di kantor atau
perusahaan sebagai pegawai atau karyawan (baik swasta ataupun pemerintah);
(c) hasil dari milik, misalnya mempunyai sawah yang disewakan, punya rumah
yang disewakan, punya uang yang dipinjamkan denga bunga tertentu.
Pendapatan dapat diterima berupa uang, dapat juga dalam bentuk barang
(misalnya tunjangan beras, hasil dari sawah atau pekarangan sendiri), atau
fasilitas-fasilitas (misalnya rumah dinas, pengobatan/ kesehatan gratis), selain hal
tersebut masih dijumpai pendapatan yang berasal dari: uang pensiun bagi mereka
yang sudah lanjut usia dan dulu bekerja pada pemerintah atau instansi lainnya;
sumbangan atau hadiah, misalnya sokongan dari saudara/famili, warisan, hadiah
tabungan.
Pendapatan meliputi upah dan gaji atas jam kerja atau pekerjaan yang telah
diselesaikan, upah lembur, semua bonus dan tunjangan, perhitungan waktu-waktu
tidak bekerja, bonus yang dibayarkan tidak teratur, penghargaan; dan nilai
pembayaran sejenisnya. Terdapat dua komponen, yaitu untuk jam kerja biasa atau
untuk pekerjaan yang telah diselesaikan, dan untuk lembur. Semua komponen
pendapatan lainnya dikumpulkan secara agregat (Badan Pusat Statistik , 2016).
2.2.2. Teori Kontribusi
Kontribusi pendapatan yaitu suatu alat analisis yang digunakan untuk
mengetahui seberapa besar sumbangan dari penerimaan suatu usaha tertentu
(dalam hal ini sektor pariwisata) terhadap total pendapatan keluarga. Maka

Universitas Sumatera Utara

dibandingkan antara realisasi penerimaan usaha/sektor tersebut terhadap total
pendapatan keluarga. Rumus yang digunakan untuk menghitung kontribusi
menurut Nugroho Budiyuwono (dalam Lubis, 2011) adalah sebagai berikut:

Pn=

���
���

x 100%

Dimana:
P n = kontribusi sektor pariwisata rumah tangga (%) perbulan
Qx n =jumlah penerimaan dari sektor pariwisata rumah tangga (rupiah) perbulan
Qy n =jumlah penerimaan industri rumah tangga dan usaha lain/total pendapatan
keluarga (rupiah) perbulan.
2.2.3. Teori Pengangguran
Sadono Sukirno (2008) menjelaskan dua teori tentang penggangguran yaitu:
1. Teori Klasik
Menurut teori klasik permintaan tenaga kerja merupakan fungsi dari upah rill.
Menurut hukum semakin berkurangnya hasil (the law minishing return), produk
marginal dari tenaga kerja akan berkurang dengan bertambahnya jumlah tenaga
kerja yang dipekerjakan. Berdasarkan hukum ini, maka employment (tenaga kerja)
hanya dapat bertambah apabila upah rill menurun. Pada penawaran tenaga kerja
juga tergantung pada upah rill. Tenaga kerja tidak akan bertambah makmur,
bilamana upah dan harga naik dua kali lipat.
Keseimbangan di pasar barang ditentukan oleh upah rill, dimana penawaran
tenaga kerja sama dengan permintaan tenaga kerja. Pengangguran terpaksa

Universitas Sumatera Utara

(involuntary unemployment), yaitu suatu kondisi dimana jumlah orang yang
bersedia bekerja pada suatu tingkat upah rill yang sedang berlaku lebih besar dari
jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan sektor industri (pengusaha). Pengangguran
terpaksa ini dapat dihilangkan dengan menurunkan upah rill melalui penurunan
upah uang, sama halnya dengan kelebihan penawaran pada setiap pasar dapat
dihilangkan dengan menurunkan tingkat harga.
1. Teori Keynes
Teori Keynes memiliki pemahaman berbeda dari aliran klasik yang tertuang
dalam kesimpulan sebagai berikut: (1). Keseimbangan employment dan tingkat
pendapatan rill tidak hanya satu, tetapi bisa berbentuk beberapa keseimbangan.
(2). Yang menentukan tingkat keseimbangan employment bukanlah persaingan
dalam pasar perburuhan, tetapi tingkat pendapatan, dan tingkat pendapatan ini
sendiri ditentukan oleh permintaan total barang dan jasa.
2.3. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu dimuat untuk mendukung penelitian ini baik sebagai
referensi ataupun pembanding hasil penelitian.
No.
1.

Rumusan
Judul
Penelitian
Masalah
Siti
Deliana -Bagaimana
Pasaribu:
kontribusi
sektor
“Analisis
pariwisata
kontribusi sektor
Prov.SUMUT
pariwisata
terhadap
terhadap Produk
PDRB
Domestik
SUMUT serta
Regional Bruto
laju
(PDRB)
pertumbuhanSumatera Utara”
nya?
-Seberapa

Metode
Penelitian
Metode
analisis yang
digunakan
adalah
pendekatan
matematik
model Simon
Kuznets dan
metode
regresi
berganda.

Kesimpulan
- Perkembangan
laju
pertumbuhan
sektor
pariwisata di SUMUT
cukup bervariasi dari
tahun ke tahun. Bila
dibandingkan dengan
laju
pertumbuhan
sektor non pertanian,
maka
laju
pertumbuhan
sektor
non pariwisata lebih
besar daripada laju

Universitas Sumatera Utara

No.

Judul
Penelitian

Rumusan
Masalah
besar peranan
sub
sektor
pariwisata
terhadap
sektor
pariwisata dan
laju
pertumbuhann
-ya?

Metode
Penelitian

Kesimpulan
pertumbuhan
untuk
sektor
pariwisata.
Demikian kontribusi
yang diberikan sektor
ini terhadap PDRB
provinsi SUMUT. Hal
ini disebabkan karena
kondisi keamanan dan
stabilitas
sosial,
ekonomi,
maupun
politik
provinsi
SUMUT yang ikut
mempengaruhi besar
kecilnya
jumlah
wisatawan yang datang
ke SUMUT, yang pada
akhirnya
dapat
mempengaruhi besar
kecilnya
PDRB
SUMUT.
- Potensi pariwisata yang
dimiliki
provinsi
SUMUT cukup besar,
sehingga
sektor
pariwisata
dijadikan
salah satu sektor penting
dalam PDRB SUMUT.
Besarnya
rata-rata
kontribusi
sektor
pariwisata
SUMUT
terhadap
PDRB
SUMUT dari tahun
1986-2000
adalah
sebesar
1,743%.
Meskipun
kontribusi
yang diberikan sektor
ini
tidak
sebesar
kontribusi
yang
diberikan
sektor
pertanian dan industri,
namun
pengaruhnya
terhadap PDRB cukup
berarti. Dengan kata
lain, apabila pendapatan
sektor
pariwisata
mengalami
kenaikan,

Universitas Sumatera Utara

No.

2.

Judul
Penelitian

Agus Siahaan:
“Kontribusi
Sektor Wisata
Terhadap
Kehidupan
Sosial Ekonomi
Masyarakat
Desa Lumban
Silintong
Kecamatan
Balige
Kabupaten
Samosir”

Rumusan
Masalah

Metode
Penelitian

Kesimpulan

maka pendapatan PDRB
SUMUT juga akan
mengalami
kenaikan
dan sebaliknya apabila
pendapatan
sektor
pariwisata mengalami
penurunan,
maka
pendapatan
PDRB
SUMUT juga akan
mengalami penurunan.
Bagaimanakah Teknik
Dari kegiatan ekonomi
kontribusi
Deskriptif
sektor
pariwisata
sektor wisata Kualitatif,
ternyata memberikan
terhadap
yaitu dengan kontribusi yang positif
penyebaran
terhadap penghasilan
kehidupan
sosial ekonomi angket.
mereka. Sehingga dari
masyarakat
penghasilan
yang
Desa Lumban
didapat sudah mampu
Silintong
untuk
memenuhi
Kecamatan
kebutuhan
rumah
Balige
tangga sehari-hari.
Kabupaten
itu
Disamping
Samosir?
pendapatan
dari
membuka
usaha
pariwisata
cukup
mampu
untuk
mendukung
keberlangsungan
akademik anak. Hal ini
dapat dilihat dengan
mayoritas jumlah anak
yang masih sekolah
lebih dari 2 orang dapat
disekolahkan, prestasi
anak baik, serta anakanak
mereka
juga
mengikuti les tambahan
diluar jam sekolah.
Kebutuhan
tempat
tinggal mereka dapat
dikatakan sudah layak
terbuat dari bahan semi
permanen,
sistem

Universitas Sumatera Utara

No.

Judul
Penelitian

Rumusan
Masalah

Metode
Penelitian

Kesimpulan
ventilasi yang baik,
sudah memiliki MCK
(Mandi, Cuci, Kakus),
serta memiliki sumber
penerangan
listrik.
Selain
itu
melalui
pendapatan
mereka
tingkat
kesehatan
masyarakat juga dapat
di jaga, hal ini dapat
dilihat
mayoritas
masyarakat
mampu
berobat ke puskesmas
dengan menggunakan
biaya sendiri. Melalui
pendapatan dari sektor
pariwisata juga sebagian
besar
masyarakat
mampu
membeli
kebutuhan tersier seperti
roda dua. Disamping
memberikan
keuntungan bagi pelaku
pariwisata, sektor wisata
juga memberikan keuntungan bagi masyarakat
sekitar seperti ibu-ibu
mempunyai kerja sampingan.

3.

Herlando
Manurung:
“Kontribusi
Pengembangan
Objek
Wisata
Pedesaan
Terhadap
Peningkatan
Kesejahteraan
Masyarakat
Dalam
Pengembangan
Wilayah
Di

- Bagaimana
Metode
kontribusi
analisis
pengembang- deskriptif
an objek
wisata
pedesaan
terhadap
kesejahteraan
masyarakat di
Kabupaten
Simalungun?
- Bagaimana
kontribusi

- Pengembangan objek
wisata
pedesaan
memberi
kotribusi
terhadap kesejahteraan
masyarakat, hal ini
disebabkan masyarakat
memperoleh
pendapatan
atas
peluang
pekerjaan
pembangunan
hotel,
losmen dan restoran
serta membuka usaha
dengan
berdagang
makanan,
minuman,

Universitas Sumatera Utara

No.

4.

Judul
Penelitian
Kabupaten
Simalungun”

Rumusan
Masalah
pengembangan objek
Wisata
pedesaan
terhadap
pengembangan
wilayah
Kabupaten
Simalungun?

Metode
Penelitian

Kesimpulan

souvenir
hingga
mampu
menopang
kehidupan masyarakat
itu sendiri.
- Pengembangan objek
wisata
pedesaan
memberi
kontribusi
terhadap
pengembangan
wilayah,
dalam
konteks penelitian ini
Pendapatan
Asli
Daerah Simalungun,
disebabkan
meningkatnya
kontribusi
sektor
perdagangan,
hotel,
restoran, dan jasa-jasa.
Seberapa
Asnirawati:
Regresi
- Rata-rata
retribusi
besar
“Kontribusi
sederhana
daerah
dari
17
kontribusi
dengan
uji pemerintah
Penerimaan
penerimaan
asumsi klasik kabupaten/pemerintah
Retribusi
retribusi
kota Sumatera Utara
Daerah
daerah
terhadap PAD untuk
Terhadap
terhadap
tahun 2004 sebesar
Pendapatan Asli
pendapatan
Daerah
Pada
37,45%, tahun 2005
asli Daerah
Pemkab/Pemko pada
sebesar 31,47%, tahun
Di
Sumatera pemerintah/
2006 sebesar 26,2%.
Utara”
Dan
persentase
kabupaten
kontribusi
daerah
kota di
terhadap
PAD
di
Sumatera
SUMUT
selama
Utara?
periode 3 tahun sebesar
31,7%.
Berdasarkan
hal tersebut, bahwa
belum
optimalnya
penerimaan retribusi
daerah di SUMUT
sepanjang tahu 20042006. Dasar untuk
menyatakan
optimal
jika nilai rata-rata
retribusi
kontribusi

Universitas Sumatera Utara

No.

Judul
Penelitian

Rumusan
Masalah

Metode
Penelitian

Kesimpulan
daerah di atas 50%.

5.

Riva H.
Rokhmah:
“Distribusi
Spasial dan
Kontribusi
Obyek Wisata
pada
Pendapatan
Rumah Tangga
Di Kecamatan
Ungaran Barat
Kabupaten
Semarang”

Seberapa
besar kontrib
usi obyek
wisata pada
pendapatan
rumah tangga
di Kecamatan
Ungaran Barat
Kabupaten
Semarang?

Analisis
kuantitatif
dengan
metode
analisis
pendapatan

- Kontribusi
obyek
wisata pada pendapatan rumah tangga di
Desa
Nyatnyono
sebesar 6,75%, Lerep
4,98%
dan
Keji
13,49%
dengan
pendapatan pokok ratarata Rp.1.524.000 per
bulan,
pendapatan
keluarga
rata-rata
Rp.2.190.000
per
bulan,
pengeluaran
perbulan rata-rata Rp.
1.545.000 per bulan.

2.4. Kerangka Pemikiran
Masyarakat adalah kesatuan individu mandiri yang hidup bersama dalam
jangka waktu cukup lama di wilayah tertentu hingga menghasilkan kebudayaan
dan dengan berbagai kegiatan dalam kelompok itu.
Besarnya pendapatan masyarakat yang bekerja di sektor pariwisata dipengaruhi
oleh kegiatan-kegiatan pariwisata. Hal itu dikarenakan kegiatan-kegiatan yang ada
mampu memikat wisatawan untuk membeli produk yang ditawarkan sehingga
memberikan kontribusi pada pendapatan warga setempat. Secara skematis
kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Universitas Sumatera Utara

Masyarakat

Gambaran umum kegiatan
pariwisata

Pendapatan/gaji dari
sektor pariwisata

Pendapatan dari/gaji
sektor non pariwisata

Total Pendapatan Rumah
Tangga

Kontribusi pendapatan
dari sektor pariwisata
Keterangan:

menyatakan alur.

Gambar Skema Kerangka Pemikiran Kontribusi Pendapatan Masyarakat
Dari Sektor Pariwisata Terhadap Total Pendapatan Keluarga.

Universitas Sumatera Utara