KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR (JANUARI 1997 DESEMBER 2007)

(1)

KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR

(JANUARI 1997-DESEMBER 2007)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun oleh: Udhi Sony Prasetyo

F 0105091

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(2)

(3)

(4)

HALAMAN

MOTTO

“Wahai orang yang melakukan perjalanan. Perjalanan ini hanya

bisa dilalui dan tercapai tujuannya dengan keseriusan yang tinggi

dan perjalanan di waktu malam. Andai ada seseorang yang tidak bisa

Bersungguh-sungguh di jalan ini, lalu ia tidur di waktu malam.

Kapankah ia akan mencapai tujuannya?”

( Ibnu Qayyim )

L akukan semua kebajikan yang kau bisa. D engan segala sarana yang kau bisa. D alam segala cara yang kau bisa. D isegala cara yang kau bisa. D isegala wakt u yang kau bisa. K epada segala orang yang kau bisa. Selama yang kau bisa

( John Wesley )

“K emauan yang keras adalah dasar segala kemauan.”

(Eyang Harno R J)

”Hai orang-orang yang beriman

berlakulah sabar dan perkuat sabar diantara kalian

dan bersiap-siaplah kalian serta bertaqwalah kepada Allah

supaya kalian memperoleh kemenangan.”

( Qs: Ali Imran 200)

   


(5)

HALAMAN PERSEMBAHAN

   

K arya kecilku ini, ingin kupersembahkan unt uk : Allah SWT

“Alhamdulillah..segala aral rint angan t elah K au pat ahkan, sehingga semuanya dapat hamba lewat i dengan sebaik-baiknya, dan selalu memberiku yang t erbaik.”

Rasulluah M uhammad SAW

“Ya Rasul, Engkau adalah t onggak keberhasilan dalam perubahan sejarah hidup manusia yang selalu memacuku untuk mengikut i Engkau dan menjadikannya mot ivat or dalam perjalanan hidupku”

Bapak dan I bu t ercint a

“M at urnuwun pak… bu’… akhirnya U dhi bisa juga menyelesaikan t ugas akhir ini, makasih buat doa, semangat dan nasehat nya, t anpa kalian aku bukan apa-apa… ”

AdikQ tercint a D ini Cemplux’s U yeee “makasih buat dukungan n doanya”

N duciQ : Renit a Tri Okt aviyani, sosok yang t ak t ergant ikan sampai det ik ini, “akh..akhirnya N ducimu ini bisa selesein smua N duc...makasih buat dukungan, pengert ian dan doanya… sampai juga di ujung st udi..… yang semangat n slalu yakin kalo Reni t et ep ada buat N duci… ”

Sobit -sobitq yang menemani perjuanganku

“Eka R, Agus, Yanuarip, Anggit , makasih buat smwa bantuan kalian, smoga kalian selalu sukses ‘n brunt ung”

Raden mas Budi W mas Joko yang selalu menemani begadang,maturmuwun dikancani… … .semoga cepet dapet pendamping hidup waelah,,,… .


(6)

A M d k S K a m d p 2 Assalamu’a Segala Maha Penga dan berilmu kebodohan.

SEKTOR P KABUPAT

akhirnya dap

memperoleh

Dalam

dukungan, s penulis ingin

1. Prof. D

Univers

2. Sumard

meluang

masukan

alaikum Wa

a puji dan s

asih dan Ma

u setelah seb

Atas izin d

PARIWISA TEN KARAN

pat terselesa

h gelar sarjan

m penulisan

serta bantua n mengucapk

DR. Bamban

sitas Sebelas

di S.E sela

gkan waktu,

n yang berar

KATA

arahmatulla yukur hanya aha Penyaya belumnya be dan kehendak ATA TERH NGANYAR aikan. Tugas na Ekonomi tugas akhir

an dari berb kan terima k

ng Sutopo, M

Maret Surak

aku pembim

, tenaga dan

rti dalam pen

PENGAN

ahi Wabara

alah milik A

ang, yang te

erada dalam

k-Nya, tuga

HADAP PE R (JANUAR

s Akhir ini m

Pembangun

r ini tidak le

bagai pihak. kasih yang se

M.Com Ak

karta.

mbing yang

n pikiran dala

nyusunan sk

NTAR

katuh

Allah Subha

elah menjad

m kondisi ya

as akhir berj

ENDAPATA RI 1997-DE

merupakan s

nan di Univer

epas dari sa

Untuk itu, ebesar-besar selaku Dek g dengan am membim kripsi ini.

anahu Wa T

dikan manus

ang lemah d

judul “KON

AN ASLI SEMBER 2

salah satu sy

rsitas Sebela

aran-saran, b

pada kesem rnya kepada:

kan Fakultas

arif dan b

mbing dan m

Ta’ala yang

ia beriman

dan diliputi

NTRIBUSI DAERAH 2007) ini yarat untuk as Maret. bimbingan, mpatan ini : s Ekonomi bijak telah memberikan


(7)

3. Drs. Kresno Sarosa P., M.Si dan Izza Mafruhah, SE, M.Si selaku Ketua

beserta Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

4. Dr. Guntur Riyanto, M.Si selaku pembimbing akademik.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

beserta staff dan karyawan yang telah memberikan ilmu, bimbingan, arahan

dan pelayanan kepada penulis.

6. Keluarga tercinta Bapak, Ibu, dan adikku Dini Cemplux’s serta keluarga

besarku yang telah memberikan kasih sayang, dukungan, dan doa sehingga

terselesaikannya Tugas Akhir ini dengan baik.

7. Raden mas Budi Wahyono S.Pd, yang telah membantu memberikan ide-ide

dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

8. Semua sahabat yang sudah membantu memberikan dukungan, membuatku

melupakan kejenuhan, dan menjadi tempat berbagi keluh kesah. Terima kasih

semuanya.

9. Teman-teman di Ekonomi Pembangunan. Semuanya.

10. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu persatu.

Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini penulis menyadari bahwa masih

banyak terdapat kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar pada masa


(8)

Akhir kata, Semoga Tugas Akhir ini dapat berguna bagi para penuntut ilmu,

para praktisi, dan seluruh masyarakat untuk tujuan kemaslahatan dan kepentingan

bersama.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Surakarta, April 2011


(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TELAAH PUSTAKA A. Pariwisata ... 7

B. Peran Perekonomian dalam Pengembangan Sektor Pariwisata ... 23

C. Hasil Penelitian Terdahulu ... 28

D. Kerangka Pemikiran ... 29


(10)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 31

B. Jenis dan Sumber Data ... 31

C. Definisi Operasional Variabel ... 31

D. Teknik Analisis Data ... 33

1. Uji Hipotesis I ... 33

2. Uji Statistik ... 33

a. Uji t ... 34

b. Uji F ... 35

c. Koefisien Determinasi ... 36

3. Uji Asumsi Klasik ... 36

a. Uji Heteroskedastisitas ... 36

b. Uji Multikolinearitas ... 37

c. Uji Autokorelasi ... 37

4. Uji Hpotesis II ... 38

5. Uji Hipotesis III ... 39

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 41

1. Luas dan Aspek Geografis ... 41

2. Pariwisata ... 42

B. Gambaran Umum Mengenai Industri Pariwisata ... 43

1. Keadaan dan Potensi Kepariwisataan ... 43


(11)

3. Wisata Budaya ... 46

4. Obyek Wisata Buatan ... 47

C. Deskripsi Data ... 48

D. Uji Asumsi Klasik ... 49

1. Uji Multikolinearitas ... 49

2. Uji Heteroskedastisitas ... 50

3. Uji Autokorelasi ... 51

E. Hasil Analisis Data ... 52

1. Regresi Linear Berganda ... 52

2. Uji t ... 53

3. Uji F ... 54

4. Koefisien Determinasi ... 54

F. Perkembangan Pendapatan Sektor Pariwisata ... 55

G. Kontribusi Pendapatan Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah... 56

H. Interpretasi Hasil Secara Ekonomi ... 58

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1. Deskripsi Data ... 48

4.2. Korelasi Pearson ... 49

4.3. Uji Heteroskedastisitas Park ... 50

4.4. Hasil Durbin Watson ... 51

4.5. Uji t ... 53


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Kerangka Pemikiran ... 30

3.1. Statistik Durbin Watson ... 38

                           


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Induk Penelitian Lampiran 2 Data Penelitian Per Tahun Lampiran 3 Deskripsi Data dan Uji t

Lampiran 4 Uji F dan Koefisien Determinasi

Lampiran 5 Multikolinearitas dan Heteroskedastisitas Lampiran 6 Hipotesis II dan Hipotesis III


(15)

ABSTRAK

KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR

(JANUARI 1997 – DESEMBER 2007) Udhi Sony Prasetyo

F0105091

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah wisatawan, arus kendaraan, dan jumlah kamar hotel terhadap pendapatan pariwisata dan bagaimana kontribusi pendapatan sektor pariwisata terhadap pendapatan asli daerah terhadap pendapatan asli daerah di Kabupaten Karanganyar. Dalam penelitian ini data yang digunakan merupakan data sekunder yang berupa data time series yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik BPS Karanganyar, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar, Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Karanganyar dan sumber-sumber lain yang mendukung dalam penelitian ini.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah jumlah wisatawan, arus kendaraan dan jumlah kamar hotel berpengaruh positif signifikan terhadap pendapatan pariwisata, perkembangan pendapatan pariwisata, dan perkembangan kontribusi pendapatan pariwisata terhadap pendapatan asli daerah di Kabupaten Karanganyar. Untuk kepentingan pengolahan data digunakan software SPSS 17.0.

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda, variabel jumlah wisatawan dan jumlah kamar hotel berpengaruh positif signifikan terhadap pendapatan pariwisata, variabel arus kendaraan secara nyata tidak berpengaruh terhadap pendapatan pariwisata, pada taraf signifikansi 5% dan dari uji ekonometrik dapat disimpulkan tidak terjadi gangguan asumsi klasik, seperti multikolinieritas, heteroskedastisitas, maupun autokorelasi. Perkembangan pendapatan pariwisata memiliki kecenderungan meningkat karena tingkat nilai b nya memiliki tanda positif dengan nilai probabilitas kurang dari 0,05. Kontribusi pendapatan pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah bertanda positif tetapi tidak signifikan karena nilai b yang di dapat lebih besar dari 0,05.

Berdasarkan hasil analisis, variabel jumlah wisatawan dan jumlah kamar hotel berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap pendapatan pariwisata, sedangkan arus kendaraan bukan merupakan variabel yang baik untuk menjelaskan pendapatan pariwisata. Dari kesimpulan diatas penulis memiliki saran bahwa pemerintah daerah melalui dinas pariwisata dan kebudayaan kabupaten karanganyar memperbaiki atau menambah kelebihan dan kekhasan objek wisata yang bertujuan menarik perhatian calon wisatawan untuk datang ke objek wisata, memasarkan keindahan objek wisata dan kelebihan fasilitas pendukungnya ke masyarakat baik dalam kabupaten karanganyar maupun luar karanganyar melalui media elektronik dan media masa yang dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan pihak swasta,dan mempermudah akses menuju objek wisata dan menambah fasilitas pendukung di dalam objek wisata.


(16)

ABSTRACT

TOURISM SECTOR CONTRIBUTION TO THE ORIGINAL REGIONAL DISTRICT REVENUE KARANGANYAR

(JANUARY 1997 - DECEMBER 2007) Udhi Sony Prasetyo

F0105091

This study aims to determine the influence of the number of tourists, vehicle flow, and total hotel rooms on the income of tourism and how tourism sector revenue contribution of local revenues to local revenues in Karanganyar District.In this study the data used are secondary data in the form of time series data obtained from the Central Statistics Agency Karanganyar Connecticut, Department of Tourism and Culture Karanganyar District, Department of Revenue and Fiscal Management Karanganyar District and other sources of support in this research.

The hypothesis proposed in this study is the number of tourists, the flow of vehicles and the number of hotel rooms has a significant positive effect on tourism revenue, tourism revenue growth, and development of tourism revenue contribution to local revenues in Karanganyar District. For the purposes of processing the data used SPSS 17.0 software.

Based on the results of multiple linear regression analysis, the variable number of tourists and the number of hotel rooms has a significant positive effect on tourism revenues, vehicle flow variables did not significantly affect the tourism income, the significance level of 5% and from econometric tests can be concluded without any disturbance in the classical assumptions, such as multicollinearity, heteroscedasticity, and autocorrelation. The development of tourism revenues have a tendency to increase as the level of its b value has a positive sign with a probability value of less than 0.05.The contribution of tourism income against original income is positive but not significant because the value of b which can be larger than 0.05.

Based on the analysis, the variable number of tourists and the number of hotel rooms direct and significant impact on tourism revenue, while the vehicle flow is not a good variable to explain the tourism revenue.From the above conclusions the authors have suggested that the local government through tourism and cultural district office Karanganyar improve or add to the advantages and uniqueness of a tourist attraction that aims to attract the attention of potential tourists to come to a tourist attraction, tourist attractions and beauty market excess supporting facilities to the community both in the district Karanganyar and outside the Karanganyar through electronic media and mass media that can be done in cooperation with the private sector, and facilitate access to tourist attractions and add supporting facilities within a tourist attraction.


(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang mengakibatkan pendapatan perkapita penduduk suatu daerah akan meningkat dalam jangka waktu tertentu. Pembangunan perekonomian mutlak untuk dilaksanakan guna meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat dengan menggali potensi yang ada dalam masyarakat itu sendiri. Pembangunan ekonomi mempunyai tiga sifat penting yaitu pertama, suatu proses yang berarti perubahan yang terjadi terus-menerus; kedua, usaha untuk menaikkan pendapatan perkapita; dan ketiga, kenaikan pendapatan perkapita itu harus berlangsung dalam jangka panjang.

Sejak diberlakukanya UU No 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah, yang mengatur Otonomi Daerah, sepertinya program nasional tersebut akan dilaksanakan dengan benar dan penuh tanggung jawab. Saat ini Pemerintah Indonesia benar - benar bertekad untuk mewujudkan sistem desentralisasi tersebut. Setiap daerah dioptimalkan untuk menggali, mengolah, dan mengusahakan sendiri potensi dan sumber - sumber ekonomi daerahnya masing - masing. Pada hakekatnya sudah saatnya setiap daerah menopang kegiatan pembangunan dengan kemampuan sendiri, mengingat potensi yang ada disetiap daerah tersebut.


(18)

Pembangunan adalah proses yang dilaksanakan secara terus menerus dan dalam pelaksanaan sacara nasional diwujudkan dalam pembangunan lima tahun dan dua puluh lima tahun yang berkesinambungan. Pembangunan secara keseluruhan adalah untuk mencapai sepeti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alenia 4, yaitu melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dari sekian upaya untuk mewujudkan kemakmuran adalah dengan cara meningkatkan pendapatan negara, baik melalui berproduksi maupun ekspor, yang pada saat sekarang dan masa mendatang lebih diusahakan mengembangkan ekspor non migas yang salah satunya adalah pariwisata.

Pada dasarnya pembangunan dilaksanakan agar taraf hidup masyarakat dan kesejahteraannya dapat lebih baik dan terbebas dari kemiskinan dan segala tekanan dari keadaan sekitarnya. Dengan demikian, kebijaksanaan yang tepat adalah dengan sistem pembangunan yang mengikutsertakan seluruh kemampuan rakyat. Dari partisipasi rakyat yang secara langsung maka akan didapat balas jasa pembangunan yang secara langsung pula oleh rakyat, walaupun dalam kondisi sebenarnya sumberdaya manusia tiap daerah pastilah berbeda baik dalam hal kemampuan maupun keikutsertaannya dalam pembangunan.


(19)

Salah satu usaha dalam sektor ekonomi yang digunakan oleh pemerintah untuk mendukung pembangunan ekonomi adalah mengembangkan industri pariwisata. Industri pariwisata adalah salah satu potensi sumberdaya yang cukup menjanjikan untuk sumber pendapatan daerah, dan akan menciptakan lapangan kerja yang cukup besar, selain itu baik tenaga kerja formal maupun informal sangat diperlukan untuk industri pariwisata ini.

Pada intinya, pembangunan pariwisata merupakan kegiatan dan usaha yang terkoordinasi untuk menarik wisatawan, menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan serta melayani kebutuhan wisatawan yang datang berkunjung. Pembangunan pariwisata merupakan pembangunan yang mencakup banyak segi yang luas baik dalam masyarakat maupun keseluruhan perekonomian. Potensi yang ada dan keuntungan yang dapat diperoleh dari sektor pariwisata ini begitu banyak, seperti peningkatan penerimaan devisa negara seiring dengan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan asing ke Indonesia, penerimaan daerah, membuka lapangan kerja dan membuat kebudayaan asli tetap lestari. 

Dengan demikian maka pemerintah kabupaten bisa memperoleh pendapatan untuk membiayai pemerintahannya dari berbgai pajak dan retribusi serta perusahaan milik daerah guna meningkatkan jumlah pendapatan dalam APBD selain dari dana perimbangan yang sudah tidak mungkin dirubah jumlahnya karena telah ditentukan dari pemerintah pusat. Salah satu pendapatan daerah yang mungkin dapat diandalkan serta dapat


(20)

ditingkatkan jumlahnya adalah dari sektor industri pariwisata yang memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan mengingat bahwa selama ini sektor pariwiata memiliki andil besar dalam perolehan devisa negara yang diperoleh dari kunjungan wisatawan asing ke indonesia.

Penelitian ini menarik untuk dilakukan karena dari beberapa potensi daerah yang ada dengan kekayaan alam seperti yang dimiliki oleh daerah lain, namun dalam perolehan pajak dan retribusi, seperti pulau bali, pulau Bunaken, dan daerah lainnya, sektor pariwisata berandil besar dalam perolehan pajak dan retribusi dari wisata serta perhotelan. Dengan peningkatan potensi wisata masyarakatpun akan mendapatkan keuntungan dan mata pencaharian utama dari keberadaan industri wisata tersebut.

Kabupaten Karanganyar salah satu daerah Obyek Wisata yang banyak tujuan wisata di Jawa Tengah memiliki pesona alam pegunungan yang beriklim sejuk berjarak 15 km dari kota budaya Surakarta, mudah dijangkau dengan berbagai macam kendaraan. Identitas daerah “INTANPARI” (Industri-Pertanian-Pariwisata) merupakan potensi Kabupaten Karanganyar yang mendapatkan prioritas untuk dikembangkan. Hal ini didukung dengan semboyan KARANGANYAR TENTRAM (Tenang, Teduh, Rapi, Aman dan Makmur).

Kabupaten Karanganyar juga telah meraih penghargaan di bidang kebersihan kota, hal ini ditandai dengan telah diperolehnya ADIPURA sejak tahun 1994. Berbagai potensi wisata yang dimiliki Kabupaten


(21)

Karanganyar, baik obyek wisata maupun Industri Pariwisata cukup memadai.

Untuk wilayah kabupaten Karanganyar, menurut data dari Dinas Pariwisata ada 15 obyek wisata yang dapat dikembangkan di kabupaten ini, dan sudah dikelola oleh Dinas Pariwisata, Pemerintah Daerah, maupun oleh Pihak Swasta.

Berdasarkan dari gambaran umum di atas maka dalam penelitian ini penulis mengambil judul “Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karanganyar (Januari 1997-Desember 2007)”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah pengaruh jumlah wisatawan, arus kendaraan

dan jumlah kamar hotel terhadap pendapatan sektor pariwisata di Kabupaten Karanganyar?

2. Bagaimanakah perkembangan pendapatan sektor pariwisata di Kabupaten Karanganyar?

3. Bagaimanakah perkembangan kontribusi pendapatan sektor

pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karanganyar?


(22)

C. Tujuan :

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh jumlah wisatawan, arus kendaraan dan jumlah kamar hotel terhadap pendapatan pariwisata di Kabupaten Karanganyar.

2. Untuk mengetahui perkembangan pendapatan sektor pariwisata di Kabupaten Karanganyar.

3. Untuk mengetahui seberapa besar perkembangan kontribusi

pendapatan sektor pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karanganyar.

D. Manfaat :

1. Memberi gambaran tentang potensi pariwisata di Kabupaten Karanganyar.

2. Diharapkan dapat memberikan informasi dalam penentuan

kebijakan untuk meningkatkan pendapatan daerah.

3. Memberikan pengetahuan tantang perkembangan pariwisata di Kabupaten Karanganyar dan kontribusinya.

4. Dapat menjadi masukan bagi peneliti selanjutnya dalam


(23)

BAB II

TELAAH PUSTAKA A. Pariwisata

1. Pengertian dan Definisi Pariwisata

Kepariwisataan merupakan suatu aktifitas yang lintas sektoral dalam perekonomian. Sektor ini membutuhkan input-input yang bersifat ekonomis., sosial, budaya, dan lingkungan. Oleh sebab itu kepariwisataan sering disebut sebagai aktifitas yang multi bidang (multi-faceted).

Secara etimologis kata pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu Pari yang berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, dan wisata

yang berarti perjalanan atau bepergian. Sinonim dengan pengertian

tour ( perjalanan ke tempat lain dengan suatu maksud dan dilakukan

lebih dari 24 jam ).

Ada beberapa ahli yang mencoba merumuskan definisi pariwisata. Salah satunya Freuler, dimana pariwisata merupakan fenomena zaman sekarang yang didasarkan atas kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuhkan cinta terhadap keindahan alam dan hal ini disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas manusia sebagai hasil dari perkembangan perniagaan, industri, perdagangan, dan penyempurnaan dari alat-alat pengangkutan. Kemudian oleh Buchli yang berpendapat bahwa pariwisata adalah setiap peralihan tempat yang bersifat sementara dari


(24)

seseorang dengan maksud memperoleh pelayanan yang diperuntukan bagi kepariwisataan itu oleh lembaga yang digunakan untuk maksud tersebut. Sementara itu menurut Oka A. Yoeti, pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan maksud bukan untuk usaha (bisnis) atau untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna bertamasya atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.

Pengertian tersebut diatas masih merupakan pengertian murni, artinya dalam perjalanan tidak dikaitkan dengan maksud-maksud lain, selain waktu luang dalam masa-masa liburan. Namun dalam pengertian kepariwisataan modern sekarang ini dapat dikatakan semua perjalanan termasuk perjalanan wisata. Pendapat ini bertitik tolak dari pemikiran kebanyakan orang bahwa selalu mengaitkan perjalanan dinasnya dengan perjalanan pariwisata, dimana setelah tugas dinasnya selesai, maka sebagian waktu digunakan untuk melihat-lihat obyek atau atraksi wisata tempat yang dikunjunginya.

2. Jenis dan Macam Pariwisata

Pembedaan antara pariwisata dengan jenis pariwisata lainnya, diperlukan untuk keperluan perencanaan dan pengembangan pariwisata itu sendiri dan kebijakan apa yang perlu menyertai atau mendukungnya, sehingga jenis dan macam pariwisata yang


(25)

dikembangkan akan dapat berwujud seperti yang diharapkan dari kepariwisataan itu. Jenis dan macam pariwisata yang dikenal sampai sekarang ini diantaranya :

a. Menurut Letak Geografisnya

1) Pariwisata Lokal ( Local Tourism )

Pariwisata setempat dimana ruang lingkup kegiatan sempit dan terfokus dalam tempat – tempat tertentu saja. Misalnya : Pariwisata di Kabupaten Karanganyar, Pariwisata di kota Surakarta, dll.

2) Pariwisata Regional ( Regional Tourism )

Pariwisata yang berkembang di suatu tempat atau daerah , ruang lingkupnya lebih besar dari pariwisata lokal akan tetapi lebih kecil daripada pariwisata Nasional. Misalnya : Pariwisata di daerah Joglosemar ( Jogja, Solo, Semarang ).

3) Pariwisata Nasional ( National Tourism )

Pengertian yang tidak jauh berbeda dengan pariwisata dalam negeri atau domestic tourism, dimana titik berat pada perjalanan

wisata oleh warga dalam negeri atau orang – orang asing yang berdomisili di negara tersebut.

4) Kepariwisataan Nasional dalam arti luas

Selain adanya kegiatan lalu lintas wisatawan di dalam negeri sendiri juga ada lalu lintas wisatawan dari luar negeri maupun dari dan ke luar negeri.


(26)

5) Pariwisata Regional – Internasional (Regional – International

Tourism)

Kegiatan pariwisata yang berkembang di suatu wilayah Internasional yang terbatas, lebih dari satu atau tiga negara dalam daerah tersebut. Misalnya negara – negara Timur Tengah dan Asia Tenggara.

6) Pariwisata Internasional (International Tourism)

Kegiatan pariwisata yang berkmbang di seluruh negara di dunia, termasuk didalamnya selain regional-international tourism juga national tourism ( Oka A. Yoeti, 1982: 110)

b. Menurut Obyeknya 1) Cultural Tourism

Cultural Tourism yaitu pariwisata dimana motivasi orang –

orang yang melakukan perjalanan disebabkan karena adanya daya tarik dari seni dan budaya suatu tempat atau daerah. Jadi obyek kunjungannya adalah warisan nenek moyang, benda – benda kuno, dan lain – lain.

2) Recuperational Tourism

Sinonim dengan pengertian pariwisata kesehatan . Tujuan dari perjalanan ini adalah untuk menyembuhkan suatu penyakit, seperti mandi di air panas, mandi lumpur seperti yang dilakukan orang – orang di Eropa, dan lain – lain.


(27)

Sinonim dengan pengertian pariwisata perdagangan, karena dikaitkan dengan kegiatan perdagangan nasional atau internasional, dimana sering diadakan expo, fair, exhibition, dan lain-lain.

4) Sport Tourism

Sinonim dengan pariwisata olahraga, untuk melihat atau memasukkan suatu penyelenggaraan pesta olahraga di suatu tempat atau menyaksikan suatu pesta olahraga di negara tertentu. Misalnya olimpiade, world cup, dan lain-lain.

5) Political Tourism

Sinonim dengan pariwisata politik, yaitu untuk melihat atau menyaksikan suatu peristiwa atau kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan suatu negara, seperti ulang tahun suatu negara, dan lain-lain.

6) Social Tourism

Biasanya pihak panitia atau penyelenggara tidak mencari keuntungan seperti, study tour, piknik atau youth tourism atau

dikenal sebagai pariwisata remaja. 7) Religion Tourism

Kegiatan pariwisata untuk melihat-lihat upacara-upacara

keagamaan, atau mengikuti prosesi kegiatan ibadah di negara atau tempat lain, seperti menunaikan ibadah haji, kunjungan ke Muntilan ( pusat pengembangan agama kristen di Jawa Tengah )


(28)

atau upacara agama Hindu di Sakenan, Bali (Oka A. Yoeti, 1982:149).

3. Definisi Wisatawan

Oka A. Yoeti menyimpulkan bahwa seseorang disebut wisatawan jika :

a. Perjalanan itu dilakukan lebih dari 24 jam.

b. Perjalanan itu dilakukan hanya untuk sementara waktu saja. c. Orang yang melakukan tidak untuk mencari nafkah di tempat atau

negara yang di kunjunginya ( Oka A. Yoeti,1982:130).

Wisatawan dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat perjalanan dan ruang lingkup dimana perjalanan itu dilakukan, sebagai berikut : a. Wisatawan asing / Mancanegara ( Foreign Tourist )

Wisatawan asing / Mancanegara ( Foreign Tourist ) adalah

orang asing yang melakukan perajalanan wisata yang datang memasuki negara lain yang bukan merupakan negara dimana ia bisa tinggal. Wisatawan asing dapat ditandai dari status kewarganegaraannya, dokumen perjalanan, jenis mata uang yang di belanjakannya, karena pada umumnya golongan wisatawan ini selalu menukarkan uangnya lebih dahulu pada Bank atau Money Changers sebelum menggunakannya.

b. Wisatawan Domestik / Nusantara ( Domestic Foreign Tourist)

Wisatawan Domestik / Nusantara ( Domestic Foreign


(29)

suatu negara yang melakukan perjalanan wisata pada batas wilayahnya sendiri, tanpa melewati perbatasan negaranya. Jadi disini tidak ada unsur asingnya, baik kewarganegaraannya, uangnya, ataupun dokumen yang dimilikinya ( Oka A. Yoeti, 1982:171). 4. Produk Industri Pariwisata

Produk industri pariwisata merupakan suatu susunan produk yang terdiri dari obyek wisata, atraksi wisata, transportasi, akomodasi, hiburan dimana setiap unsur dipersiapkan oleh masing-masing perusahaan dan ditawarkan secara terpisah (Oka A. Yoeti, 1982:149).

Jika unsur-unsur di atas dikembangkan lagi menurut urutanya, yaitu sejak seseorang meningggalkan tempat kediamannya hingga sampai ditempat tujuan dan kembali lagi di tempat ia biasa tinggal, maka ada 8 unsur pokok yang membentuk produk tersebut, yaitu : a. Jasa-jasa Agen Travel ( Biro Perjalanan Wisata )

Jasa-jasa Agen Travel ( Biro Perjalanan Wisata ) adalah jasa yang memberikan informasi atau saran, pengurusan dokumen perjalanan, perencanaan perjalanan pada waktu akan berangkat.

b. Jasa-jasa Perusahaan Angkutan ( darat, laut, udara )

Jasa-jasa perusahaan angkutan adalah jasa yang menyediakan sarana angkutan yang akan membawa wisatawan dari dan ketujuan wisata yang ditentukan.


(30)

Yang dimaksud disini adalah akomodasi antara lain adalah perhotelan, bar, restaurant, fasilitas rekreasi, hiburan, yang diperlukan oleh para wisatawan guna menikmati perjalanan wisatanya didaerah yang dituju.

d. Jasa-jasa Retail Agen Perjalanan ( cabang biro perjalanan wisata ) Sebagai penyelenggara tur dalam kota, wisata lokal dan bentuk lain perjalanan wisata berikut pramuwisatanya.

e. Obyek wisata dan atraksi wisata yang terdapat didaerah tujuan wisata dan menjadi daya tarik wisatawan berkunjung di daerah tersebut.

f. Jasa-jasa Tranportasi Lokal ( taksi, bis kota, bis antar kota ).

g. Jasa perusahaan pendukung seperti kantor pos, jasa cetak foto, money changer, dan lain-lain.

h. Jasa penjualan cinderamata.

Dalam rangka memajukan pariwisata sebagai industri, harus ditunjang oleh kegiatan-kegiatan yang perlu dikelola secara terpadu dan baik, diantaranya adalah :

a. Promosi;

b. Sarana transportasi yang lancar; c. Birokrasi yang mudah;

d. Akomodasi yang menjamin penginapan yang nyaman; e. Pemandu wisata yang cakap;


(31)

g. Kebersihan dan kesehatan lingkungan

h. Penawaran barang dan jasa yang bermutu dan tarif yang

terjangkau.

5. Peranan Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah

Berdasarkan pasal 55 Undang-Undang No 5 Th 1974 tentang pokok-pokok Pemerintahan Daerah disebutkan bahwa :

a. Pendapatan Asli Daerah, yang terdiri dari : 1) Hasil pajak daerah

2) Hasil retribusi daerah 3) Bagian laba bidang usaha 4) Penerimaan dari dinas bagian 5) Penerimaan lain-lain

b. Pendapatan yang berasal dari pusat, yang terdiri dari : 1) Sumbangan dari pemerintah pusat

2) Sumbangan lain-lain yang diatur dengan perundang-undangan 3) Lain-lain pendapatan yang sah.

Penerimaan sektor pariwisata merupakan bagian yang melibatkan kegiatan-kegiatan seperti obyek wisata yang menyumbang retribusi, atraksi wisata, dan hiburan serta kegiatan pendukungnya seperti penginapan, transportasi dan tontonan. Berkembangnya pariwisata akan berakibat ganda terhadap sektor lainnya seperti bidang pertanian, peternakan, kerajinan rakyat, meubel, tekstil, villa, hotel dan restoran. Maka perkembangan


(32)

pariwisata selain akan meningkatkan penerimaan sektor pariwisata juga akan menimbulkan menimbulkan peningkatan aktifitas diluar sektor pariwisata yang akhirnya akan menambah pendapatan masyarakat dan penerimaan daerah.

Seiring dengan kedatangan wisatawan baik wisatawan mancanegara maupun domestik ke obyek wisata daerah tertentu, maka pendapatan dari sektor pariwisata akan meningkat, karena wisatawan pasti akan menggunakan fasilitas-fasilitas yang ada didaerah tujuannya, seperti akomodasi, transportasi, obyek wisata, dan membeli cinderamata.

Untuk bidang akomodasi, dengan semakin banyaknya hotel, rumah makan, dan transportasi, berarti pajak masuk sebagai Pendapatan Asli Daerah akan meningkat, dan juga retribusi untuk pemakaian prasarana jalan, air, listrik dan rekreasi secara otomatis akan menambah penerimaan asli daerah.

6. Prinsip-prinsip Perencanaan Pengembangan Pariwisata Daerah

Prinsip-prinsip perencanaan pengembangan pariwisata daerah antara lain meliputi hal berikut :

a. Perencanaan pengembangan pariwisata daerah haruslah merupakan suatu kesatuan dengan pembangunan regional dan nasional. Oleh karena itu perencanaan pengembangan pariwisata daerah hendaknya termasuk dalam kerangka kerja pembangunan ekonomi dan sosial budaya secara keseluruhan.


(33)

b. Perencanaan pengembangan pariwisata daerah menggunakkan pendekatan terpadu ( integrated-approach ) dengan sektor-sektor

lainnya yang berkaitan dengan bidang kepariwisataan.

c. Perencanaan pengembangan pariwisata di suatu daerah haruslah di bawah koordinasi perencanaan fisik daerah tersebut secara keseluruhan.

d. Perencanaan fisik suatu daerah untuk tujuan pariwisata harus pula berdasarkan suatu studi yang khusus dibuat untuk itu dengan memperhatikan perlindungan terhadap lingkungan, alam, dan budaya serta memperhatikan faktor geografi yang lebih luas dan tidak meninjau dari segi administrasi saja.

e. Pada masa-masa yang akan datang jam kerja para karyawan

kemungkinannya akan semakin singkat dan waktu senggangnya semakin panjang. Oleh karena itu, dalam perencanaan pengembangan kepariwisataan, khususnya di daerah yang dekat dengan industri, perlu diperhatikan pengadaan fasilitas rekreasi dan hiburan di sekitar daerah tersebut yang disebut Pre-urban.

f. Pariwisata, walau bagaimana sifat dan pembentuknya,

tujuan dan pengembanganya tidak lain untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tanpa membedakan ras, agama, dan bangsa.

g. Selain itu, perencanaan pengembangan pariwisata daerah dapat juga disesuaikan dengan kondisi yang berubah. Oleh karena itu,


(34)

kondisi politik, masalah sosial, tingkah laku manusia, dan perubahan selera.

7. Identifikasi terhadap karakteristik daerah

Identifikasi terhadap karakteristik daerah meliputi aspek kebijakan, geografi, kependudukan dan lain sebagainya yang komponennya meliputi :

a. Lokasi

Lokasi daerah harus dipetakan baik terhadap negara secara keseluruhan maupun terhadap propinsi. Lokasi daerah merupakan pertimbangan penting untuk pengembangan pariwisata sehingga dapat diketahui jarak daerah terhadap pasar potensial utama atau daerah yang memiliki pariwisata yang berkembang dengan baik. Selain itu, lokasi juga merupakan bahan pertimbangan bagi penentuan jalur wisata dari produk wisata yang akan dikembangkan baik jalur wisata internal dalam kabupaten atau kota maupun jalur wisata untuk daerah yang lebih besar.

b. Lingkungan Alam 1) Iklim

Pola iklim daerah meliputi curah hujan, temperatur, pencahayaan sinar matahari, kabut, kecepatan dan arah angin, serta variasi musim. Iklim dapat mempengaruhi


(35)

pengembangan pariwisata yang akan dilakukan dan perlu dipetakan dengan jelas untuk mengantisipasi tindakan-tindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasinya.

2) Topografi

Topografi merupakan karakteristik permukaan bumi yang meliputi konfigurasi tanah, kemiringan, ketinggian dan jenis permukaan (seperti rawa, danau, dan sungai) yang perlu dipetakan. Pengembangan pariwisata tidak mungkin dilakukan pada daerah yang sering mengalami longsor dan banjir.

3) Vegetasi dan Kehidupan Satwa Liar

Kehidupan satwa liar dan vegetasi hutan berdasarkan jenis dan lokasinya perlu diidentifikasikan. Jarak dari habitat satwa liar maupun kawasan hutan lidung perlu dipertimbangkan untuk pengembangan pariwisata sehingga pengembangan pariwisata yang akan dilakukan tidak mengganggu atau merusak proses konservasi yang akan datang atau sedang dilakukan.

Namun sebaliknya kehidupan satwa liar dan vegetasi ini dapat juga menjadi daya tarik wisata yang dapat dijual, dengan syarat dikelola dengan baik dan memperhatikan perlindungan.


(36)

Karakteristik pantai dan laut yang perlu diidentifikasikan meliputi lokasi dan karakteristik pantai, terumbu karang, kehidupan bawah laut, kandungan sumber daya alm, pasang surut, formasi karang, dan perikanan. 5) Geologi

Kesesuaian antara pengembangan pariwisata dan jenis batuan atau kandungan mineral yang dimiliki merupakan salah satu pertimbangan penting.

6) Kawasan Sumber Daya Alam

Potensi sumber daya alam yang dimiliki beberapa daerah yang cukup baik, misalnya potensi barang tambang dan perkebunan. Potensi tersebut perlu dipertimbangkan karena apabila manfaat yang dihasilkan lebih tinggi dari pada pengembangan pariwisata, maka daerah tersebut tidak perlu mengembangkan pariwisata.

c. Pola Sosial Budaya dan Ekonomi 1) Karakteristik Penduduk

Distribusi penduduk merupakan pertimbangan penting dalam setiap pembangunan. Selain itu, proyeksi penduduk juga perlu dikaji.

2) Pola Budaya

Yang perlu dikaji dalam pola budaya dalam masyarakat meliputi struktur sosial, sistem nilai, gaya hidup, dan sikap.


(37)

Selain itu, nilai-nilai religius yang ada dalam masyarakat juga harus diperhatikan. Pakaian daerah, musik, tarian, kerajinan, dan hasil seni merupakan bagian dari pola budaya masyarakat yang dapat dikembangkan sebagai daya tarik wisata.

3) Pola Ekonomi

Profil ekonomi daerah perlu diidentifikasi dengan jelas. Yang meliputi produk domedtik bruto, tingkat pendapatan, jenis dan nilai ekspordan impor serta pendapatan asli daerah, keterkaitan antara pariwisata dan ekonomi daerah secara keseluruhan perlu diungkapkan sehingga besarnya sumbangan sektor pariwisata dan sektor lainnya terhadap pendapatan asli daerah dapat diketahui.

d. Pola Tata Guna Lahan

Lahan yang ada didaerah perlu diidentifikasikan pola tata gunanya. Seperti lahan pertanian, perkebunan, industri, hutan lidung, pemukiman, dan jalur transportasi haruslah dipetakan dengan baik. Selain itu kepemilikan lahan juga merupakan pertimbangan pengembangan pariwisata daerah.

e. Identifikasi Potensi Pariwisata Daerah

Pada umumnya dalam menganalisis dan memilah potensi pariwisata yang akan dikembangkan perlu melihat potensi pasar wisatanya. Daerah tujuan wisata dan produk


(38)

yang akan dikembangkan harus sesuai dengan target pasar yang dimiliki. Jenis daya tarik yang dimiliki oleh suatu daerah akan menentukan jenis pasar, sasaran, dan promosi pariwisata yang akan dilakukan.

Potensi pariwisata dapat dikelompokkan, antara lain sebagai berikut:

1) Daya Tarik Alam: a) Keadaan iklim b) Flora dan fauna c) Pemandangan

d) Lingkungan alam khusus

e) Taman dan kawasan hutan lindung 2) Daya Tarik Budaya

a) Kawasan budaya, sejarah dan arkeologi b) Budaya daerah

c) Festival budaya d) Kesukuan

e) Museum

f) Ziarah

g) Kawasan perkotaan h) Aktivitas ekonomi 3) Daya Tarik Khusus


(39)

b) Belanja

c) Rekreasi dan olahraga d) Taman ria dan sirkus e) Model transportasi spesifik

f) Pertemuan, konferensi dan konvensi

B. Peran Perekonomian dalam Pengembangan Sektor Pariwisata

Pengaruh utama perekonomian terhadap kepariwisataan berhubungan dengan penerimaan nilai tukar, sumbangan terhadap penerimaan pemerintah, angkatan kerja danpendapatan, dan stimulasi terhadap pengembangan regional. Dua pengaruh pertama menempatkan tingkat makro atau nasional, mengingat tiga pengaruh kuat lainnya terjadi pada tingkat sub-nasional. Pengaruh ini saling berhubungan tetapi untuk tujuan analisis sangatlah berguna untuk memisahkannya.

1. Pengaruh Ekonomi Internasional

Kepariwisataan internasional memiliki dua pengaruh, yaitu pengaruh:

a. Perdagangan,

Perjalanan wisatawan untuk mengunjungi negara-negara dengan sendirinya memberi stimulasi perdagangan. Kebanyakan wisatawan melakukan perjalanan melalui udara dan banyak industri penerbangan masuk dan keluar dari satu negara. Pada tujuannya wisatawan mungkin membawa akomodasi sendiri dan


(40)

dengan tujuan tidak menetap meraka membawa konsumsi baik itu makanan atau minuman yang tidak disediakan negara setempat. b. Pengaruh penyaluran kembali pariwisata

Pengaruh penyaluran kembali pariwisata berkenaan dengan kenyataan bahwa kebayakan wisatawan mancanegara datang dari kalangan berpendapatan tinggi dari negara berkembang dan menghabiskan sebagian pendapatannya di negara yang berpendapatan rendah dengan membeli kebutuhan sehari-hari. Pada pengertian ini beberapa kekuatan penghabisan tambahan dari negara yang lebih kaya melalui penyaluran kembali pariwisata ke negara lain, banyak dari mereka berasal dari negara berkembang.

2. Neraca Pembayaran

Rekening neraca pembayaran diterjemahkan oleh pemerintah dan peneliti internasional sebagai refleksi dari kesehatan perekonomian negara. Terdapat faktor-faktor melepaskan rekening dalam jangka pendek, misalnya, akan mengimpor sejumlah penerbangan komersial. Pengaruh pelepasan datang dari kenyataan bahwa neraca pembayaran mencerminkan biaya impor, tetapi tidak dapat ditampilkan bagian ini sebagai aset modal yang akan memberi penambahan kepada aliran pendapatan di masa yang akan datang.


(41)

Pendapatan nilai tukar dari Pariwisata adalah cara dari pendapatan kurs non-domestik dengan menjualbarang dan jasa kepada turis. Sangatlah berguna untuk membedakan pendapatan ke dalam kurs yang tidak dan dapat ditukar.

4. Landasan Hukum Pajak dan Retribusi

Dalam Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 pasal 2

ditentukan mengenai jenis-jenis pajak, yaitu : a. Jenis Pajak Propinsi :

1) Pajak kendaraan bernotor dan kendaraan diatas air

2) Bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air 3) Pajak bahan bakar kendaraan bermotor

4) Pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan.

b. Jenis Pajak Kabupaten atau Kota : 1) Pajak Hotel

2) Pajak Restoran 3) Pajak Hiburan 4) Pajak Reklame

5) Pajak Penerangan Jalan

6) Pajak Pengambilan bahan galian golongan C 7) Pajak Parkir

Namun dengan perda dapat ditetapkan jenis pajak kabupaten atau kota selain yang ditetapkan di atas dengan kriteria sebagai berikut :


(42)

a. Sifat pajak dan bukan retribusi

b. Objek pajak terletak atau terdapat di wilayah daerah kabupaten atau kota yang bersangkutan dan mempunyai mobilitas yang cukup rendah serta hanya melayani masyarakat di wilayah daerah kabupaten atau kota yang bersangkutan.

c. Objek dan dasar pengenaan pajak tidak bertentangan dengan kepentingan umum.

d. Objek pajak bukan merupakan objek pajak propinsi dan / atau objek pajak pusat.

e. Potensinya memadai.

f. Tidak memberikan dampak ekonomi yang negatif.

g. Memperhatikan aspek keadilan dan kemempuan masyarakat h. Menjaga kelestarian lingkungan.

Landasan hukum pungutan pajak oleh Pemerintah Daerah diatur dalam Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 pasal 4, yang berbunyi :

a. Pajak ditetapkan dengan perda

b. Perda tentang pajak tidak dapat berlaku surut

c. Perda tentang pajak sekurang-kurangnya mengatur ketentuan

mengenai :

1) Nama, objek dan subjek pajak;

2) Dasar pengenaan tarif dan cara perhitungan pajak;


(43)

4) Masa pajak;

5) Penetapan;

6) Tatacara pembayaran dan penagihan;

7) Kadaluarsa;

8) Sanksi administrasi;

9) Tanggal dimulai berlakunya.

d. Perda tentang pajak dapat mengatur ketentuan mengenai :

1) Pemberian pengurangan, keringanan dan pembebasan dalam hal-hal tertentu atas pokok pajak dan/atau sanksinya.

2) Tatacara penghapusan piutang pajak dan yang kadaluarsa. 3) Asas timbal balik.

e. Perda mengenai jenis pajak kabupaten atau kota harus terlebih dahulu disosialisasikan dengan masyarakat sebelum ditetapkan. f. Ketentuan mengenai tatacara dan mekanisme pelaksanaan

sosialisasi Perda ditetapkan oleh Kepala Daerah.

Secara umum pajak mengandung unsur pokok yaitu :

a. Adanya peraturan yang mengatur tatacara pemungutan pajak, seperti yang tertera dalam pasal 23 ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945 yang menyangkut hal keuangan yang berbunyi : “Segala

pajak untuk keperluan negara sesuai dengan Undang-undang”.

b. Pajak dipungut oleh negara dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan kegiatan pemerintahan.


(44)

c. Wajib pajak tidak menerima balas jasa atau prestasi langsung atau kontra prestasi dari pajak yang disetorkannya.

d. Pajak dirasa warga negara sebagai hak dan kewajiban. C. Hasil Penelitian Terdahulu

Meika Fatmawati (2005), mengadakan penelitian mengenai Analisis Sektor Industri Pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Karanganyar (Januari 1993 – Desember 2003) diperoleh hasil : 1. Pengaruh Wisatawan terhadap Pendapatan Pariwisata

Koefisien elastisitas Wisatawan sebesar 0,954929 mempunyai

hubungan positif yang sesuai dengan hipotesis, yang artinya bila laju wisatawan naik sebesar 1% maka pendapatan pariwisata akan naik sebesar 0,954929%, dan sebaliknya.

2. Perkembangan Sektor Pariwisata Kabupaten Karanganyar

Perkembangan industri pariwisata di kabupaten karanganyar sangat bagus yang menyebabkan pendapatan pariwisata setiap bulannya terdapat pertambahan sebesar Rp. 210.975,75.

3. Kontribusi Sektor Industri Pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah Kontribusi pendapatan pariwisata terhadap pendapatan asli daerah menunjukkan keccenderungan yang menurun, penurunan setiap bulannya sebesar 0,0058069%.

Novi Kartika (2005), mengadakan penelitian tentang analisis sumbangan sektor industri pariwisata terhadap pendapatan asli daerah di Kabupaten Sleman provinsi D.I Yogyakarta. Dalam penelitian itu


(45)

disimpulkan bahwa pendapatan pariwisata di Kabupaten Sleman selalu mangalami peningkatan dari tahun ke tahun, pada tahun 1989 pendapatan pariwisata Rp. 459.562.000,00 dan pada tahun 2003 sebesar Rp. 11.698.376.000,00.

D. Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini akan dicari pengaruh jumlah wisatawan, arus kendaraan dan jumlah kamar yang dimiliki hotel-hotel di kabupaten Karanganyar terhadap pendapatan sektor pariwisata dan juga pengaruh pendapatan sektor pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah dan selanjutnya perkembangan pariwisata dan kontribusinya terhadap Pendapatan Asli Daerah, yang jika digambarkan dalam suatu kerangka adalah sebagai berikut :

Gambar 2. 1. Kerangka Pemikiran E. Hipotesis

Untuk membuat suatu kesimpulan tentang permasalahan yang ada dalam perumusan masalah di atas, maka kami susun hipotesis sebagai berikut :

Jumlah  Wisatawan

Arus Kendaraan 

Jumlah  Kamar  Hotel 

Pendapatan


(46)

1. Diduga jumlah wisatawan, arus kendaraan, dan jumlah kamar hotel berpengaruh positif signifikan terhadap pendapatan pariwisata.

2. Diduga perkembangan pendapatan pariwisata

menunujukkan trend perkembangan yang meningkat. 3. Diduga prosentase kontribusi pendapatan sektor pariwisata

terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Karanganyar menunjukkan kecenderungan meningkat. 

                                


(47)

BAB III Metode Penelitian

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian dilakukan dengan mengambil lokasi di kabupaten Karanganyar yang memiliki berbagai obyek pariwisata, sehingga dapat dilihat dan diteliti seberapa jauh kontribusinya terhadap pendapatan asli daerah di Kabupaten Karanganyar.

B. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data time series dengan sampel yang diteliti dari Januari 1997

sampai Desember 2007 dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Karanganyar.

C. Definisi Operasional Variabel

1. Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah merupakan pendapatan yang diterima dari potensi daerah yang berupa pajak dan retribusi daerah serta hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan, dengan satuan rupiah.

2. Pendapatan Pariwisata

Pendapatan pariwisata adalah bagian dari pendapatan asli


(48)

obyek rekreasi dan olahraga, pajak hotel dan restoran, pajak hiburan, dan lainnya dengan satuan rupiah.

3. Jumlah Wisatawan

Jumlah Wisatawan adalah semua orang dari dalam maupun luar negeri yang datang ke lokasi wisata dengan tujuan menikmati dari kunjungan tersebut, diketahui dari tiket yang terjual, dengan satuan orang.

4. Arus Kendaraan

Arus Kendaraan adalah banyaknya kendaraan yang masuk ke lokasi obyek pariwisata dengan mengetahui dari tiket masuk kendaraan, baik itu roda dua maupun roda empat, dalam satuan unit.

5. Jumlah Kamar

Jumlah Kamar adalah banyaknya kamar yang ada pada setiap hotel di kabupaten Karanganyar, dari hotel melati sampai berbintang, dalam satuan unit.

6. Kontribusi Pendapatan Pariwisata terhadap PAD

Kontribusi Pendapatan Pariwisata terhadap PAD adalah prosentase sumbangan pendapatan pariwisata terhadap pendapatan asli daerah, yang dihitung dengan membandingkan pendapatan pariwisata tahun tertentu dengan pendapatan asli daerah tahun tersebut.


(49)

D. Tehnik Analisis Data 1. Uji Hipotesis I

Untuk mengetahui apakah variabel seperti jumlah wisatawan, arus kendaraan, dan jumlah kamar mempunyai pengaruh yang positif terhadap pendapatan pariwisata, digunakan uji regresi linier berganda sebagai berikut :

PP = β01WSTt2AKt3JKt +ei ...(1.1) Di mana :

PPt = Pendapatan Pariwisata pada periode t

WSTt = Jumlah Wisatawan pada periode t

AKt = Arus Kendaraan ke lokasi wisata pada

periode t

JKt = Jumlah Kamar Hotel di Kabupaten

Karanganyar pada periode t

Ei = Variabel pengganggu

0

β = Konstanta atau intersep

4 3 2 1,β ,β ,β

β = Koefisien jangka panjang

2. Uji Statistik

Uji statistik terdiri dari pengujian secara individual, pengujian secara serentak dan uji koefisien determinasi.


(50)

Uji t dimaksudkan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen berpengaruh secara individual terhadap variabel dependen.

Dengan melalui langkah sbb : 1) Ho Menentukan hipotesis

Ho :

β

1 = 0 Ha :

β

1 ≠0

2) Menentukan nilai t hitung dengan rumus : Thit =

) ( 1

1

β

β

Se ...(2. 1)

Di mana :

1

β

: Koefisien regresi varian ke 1

Se : Standart eror

3) Menentukan tingkat signifikansi tertentu sehingga

diperoleh nilai t tabel. Membandingkan t hitung dengan t tabel :

a) Jika thit < t tabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya : variabel independen yang bersangkutan tidak mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. b) Jika thit > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Artinya: variabel independen yang bersangkutan mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.


(51)

b. Pengujian secara serentak (Uji F)

Uji F dimaksudkan untuk mengetahui apakah secara serentak variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

Langkah-langkahnya sebagai berikut : 1) Menentukan hipotesa :

Ho : β1 = β2 = β3 = 0 Ha : β1 ≠β2 ≠β3 ≠ 0

2) Menentukan nilai F hitung dengan rumus:

F hit =

) ( ) 1 ( ) 1 ( 2 2 k N R k R − − − ...(2. 2) Dimana : 2

R = koefisien determinasi

k = banyaknya variabel

n = banyaknya data atau observasi

3) Menentukan tingkat signifikansi sehingga diperoleh nilai F tabel. Membandingkan F hit dengan F tabel :

a) Jika |F hit| < F tabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya: variabel-variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.


(52)

b) Jika |F hit| > F tabel , maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya : variabel-variabel independen secara signifikan mempengaruhi variabel dependen.

c. Koefisien Determinasi (R2)

Apabila estimasi koefisien determinasi semakin besar

(mendekati 100%) menunjukkan bahwa hasil estimasi akan mendekati keadaan yang sebenarnya, atau variabel yang dipilih dapat menerangkan dengan baik variabel terikatnya atau sebaliknya.

3. Uji Asumsi Klasik a. Heteroskedastisitas

Diuji untuk mengetahui varian dari variabel gangguan (disturbancce Term) mempunyai penyebaran yang sama atau

berbeda. Heteroskedastisitas adalah suatu kondisi dimana varian setiap variabel gangguan untuk setiap variabel independen tertentu tidak bernilai konstan yang sama dengan

2

σ .

Cara mendeteksi adalah ; pertama, dengan menggunakan uji Park yakni dengan melogkan nilai e2(residu / disturbance

term dikuadratkan), kemudian diregres dengan

variabel-variabel independen.


(53)

Kondisi heteroskedastisitas diderita bila dari regresi tersebut nilai t individual terbukti signifikan (t hitung < t tabel). b. Multikolinearitas

Yakni adanya kesempurnaan, atau ketepatan, hubungan linear diantara beberapa atau semua variabel penjelas dari model regresi (Gujarati,2006:157). Untuk menguji ada tidaknya multikolinearitas pada model, pertama menggunakan metode Klien, yakni membandingkan nilai r2 xi, xj(korelasi antar masing-masing variabel) dengan nilai R2y.xi, xj ...xn (koefisien determinasi). Multikolinearitas dianggap sebagai masalah bila : r²xixj > R²y.xixj...xn.

c. Autokorelasi

Autokorelasi menunjukkan korelasi atau hubungan antara anggota gangguan serangkaian observasi yang diurutkan, bisa menurut waktu seperti data dalam deret waktu atau menurut suatu tempat seperti data dalam cross sectional.

Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi digunakan Uji Durbin Watson. Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai d yang diperoleh dari hasil regresi dengan batas bawah uji d (dl) dan batas atas uji d (du) dalam tabel statistik Durbin Watson (Gujarati, 2006:201).


(54)

0 dl du 2 4-du 4-dl 4

Gambar 3. 1 Statistik Durbin Watson

Apabila Ho menyatakan tidak ada autokorelasi maka : d<dl = menolak Ho dan menerima adanya Autokorelasi Positif d>(4-dl) = menolak Ho dan menerima adanya Autokorelasi Negatif du<d<(4-du) = menerima Ho, tidak terjadi autokorelasi

dl≤d≤du = tidak meyakinkan (ragu-ragu) 4. Uji Hipotesis II

Untuk mengetahui perkembangan pendapatan pariwisata,

seperti yang dirumuskan dalam hipotesis kedua, akan digunakan analisis trend.

Model : Yo = a + bX ...(4.1)

Dimana :

Yo = Jumlah pendapatan pariwisata


(55)

b = besar perubahan variabel Y yang terjadi pada setiap perubahan 1 unit variabel X

X = Tahun

Untuk mencari koefisien a dan b digunakan rumus :

a = Σ →N =

N Y

Jumlah data b = 2

X XY

Σ Σ

Penggunaan model trend linear ini bertujuan untuk melihat perkembangan hubungan variabel X dan Y dan selama periode penelitian maupun prospeknya di masa mendatang.

1. Bila b<0, maka perkembangan hubungan Y dan X adalan turun 2. Bila b>0, maka perkembangan hubungan Y dan X adalah naik. 5. Uji Hipotesis III

Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi yang dapat

diberikan sektor pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah, seperti berikut:

Kontribusi =

PAD Ypar

x 100%

Dimana :

Ypar = Nilai pendapatan sektor pariwisata PAD = Nilai pendapatan asli daerah


(56)

Perhitungan tersebut menghasilkan kontribusi pendapatan pariwisata terhadap pendapatan asli daerah dan kemudian menghitung perkembanganngya dengan menggunakan analisis trend, sebagai berikut :

Model Yo = a + bX Dimana :

Yo = kontribusi pendapatan pariwisata terhadap pendapatan asli daerah

a = konstanta

b = besar perubahan variabel Y yang terjadi pada setiap perubahan unit variabel X

X = tahun

Koefisien a dan b digunakan rumus berikut:

a = N

N Y

Σ

= Jumlah data b = 2

X XY

Σ Σ

 

            


(57)

BAB IV

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

1. Luas dan Letak Geografis

Kabupaten Karanganyar merupakan Kabupaten Daerah Tingkat II di propinsi Jawa Tengah yang letaknya tepat di daerah perbatasan antara propinsi Jawa Tengah dan propinsi Jawa Timur, dibatasi oleh beberapa kabupaten dan kota, antara lain kabupaten Sragen, kabupaten Wonogiri, kabupaten Sukoharjo, kabupaten Boyolali, dan kotamadya Surakarta.

Jika dilihat dari garis bujur dan garis lintang, maka kabupaten Karanganyar terletak antara 110°,46° LS diketinggian rata-rata 511 meter dpl, 28°-770° BT dan7°,110°. Ketinggian rata-rata 511 meter diatas permukaan laut serta beriklim tropis dengan temperatur 20C – 31C. Batas-batas wilayah kabupaten karanganyar adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kabupaten Sragen Sebelah Timur : Propinsi Jawa Timur

Sebelah Selatan : Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Sukoharjo Sebelah Barat : Kabupaten Boyolali dan Kota Surakarta

Berdasarkan data dari 6 stasiun pengukur yang ada di kabupaten Karanganyar , banyaknya hari hujan selama tahun 2007 adalah 106 hari dengan rata-rata curah hujan 2.231 mm, dimana curah hujan tertinggi terjadi pada bulan April dan terendah pada Bulan Agustus.


(58)

Luas wilayah kabupaten Karanganyar adalah 77.378,64 Ha. Luas lahan yang digunakan untuk lahan sawah adalah 22.478,56 Ha dan luas tanah kering 54.899,08. Tanah sawah terdiri dari irigasi teknis 12.931,28 Ha, non teknis 7.588,28 Ha, dan tidak berpengairan 1.959,00 Ha. Sementara itu luas tanah untuk pekarangan dan bangunan 21.140,00 Ha dan luas tanah untuk tegalan atau kebun 17.891,72 Ha. Dikabupaten Karanganyar juga terdapat hutan negara seluas 9.729,50 Ha dan perkebunan seluas 3.251,50 Ha.

Secara administratif, kabupaten Karanganyar dibagi menjadi 17 kecamatan yang terdiri dari 1.091 dusun, 2.313 dukuh, 1.876 RW dan 6.130 RT. Dalam lingkup kabupaten Karanganyar semua desa / kelurahan termasuk dalam klasifikasi desa / kelurahan Swasembada.

2. Pariwisata

Sektor pariwisata merupakan salah satu sector andalan dalam rangka pemasukan pendapatan daerah. Obyek wisata yang ada di kabupaten karanganyar meliputi Taman hiburan, Pemandangan alam, pemandian air panas, dan peninggalan sejarah. Selama tahun 2007 juml;ah pegunjung ke seluruh obyek wisata mencapai 549.961 orang dengan obyek wisata yang paling banyak dikunjungi adalah Grojogan Sewu di Tawangmangu sebanyak 348.461 orang, Air Terjun Jumok 67.779 orang, Taman Ria Balekambang di Tawangmangu 33.200 orang dan Air Terjun Parangijo sebanyak 29.846 orang. Selain obyek wisata tersebut, di kabupaten Karanganyar terdapat Hotel Bintang 5 sebanyak 1 buah, Hotel Bintang 1-2 sebanyak 3 buah, Hotel melati sebanyak 51 buah pada tahun 2007.


(59)

B. Gambaran Umum Mengenai Industri Pariwisata 1. Keadaaan dan Potensi Kepariwisataan

Pengembangan industri kepariwisataan di Kabupaten Daerah Tingkat II Karanganyar mempunyai kedudukan dan potensi yang cukup kuat, dilihat dari letak dan kondisi geografis kabupaten Karanganyar yang cukup bervariasi, dari daerah pegunungan yang memiliki pemandangan alam yang mempesona dan iklim yang relatif sejuk sampai dengan dataran rendah dengan potensi alam yang cukup memikat terutama denga tersedianya sumber daya air yang cukup melimpah.

2. Potensi Wisata Alam

Potensi – potensi wisata alam yang telah ada dan dilengkapi oleh sarana penunjang obyek wisata (akses dan transportasi) yang berada di kabupaten Karanganyar antara lain adalah :

a. Grojogan Sewu

Grojogan sewu adalah obyek wisata alam yang menyuguhkan pemandangan alam air terjun alami setinggi kurang lebih 150 meter, yang terletak di lingkup kecamatan Tawangmangu, 30 km dari pusat kota Karanganyar, di lereng guung Lawu. Grojogan sewu juga merupakan hutan wisata dengan fasilitas penunjang wisata yang cukup lengkap, meliputi sarana rekreasi anak, MCK, tempat ibadah, warung makan, kolam renang dan juga akses jalan dari lahan parkir sampai ke grojogan sewu yang sudah tetata rapi.


(60)

Grojogan sewu merupakan obyek wisata alam andalan kabupaten Karanganyar. Sarana transportasi yang ada dapat digunakan adalah angkutan umum dari terminal bus Tawangmangu, sesampainya dilahan parkir dilanjutkan dengan jalan kaki melewati jalan yang terbuat dari beton yang menurun menuju lokasi.

b. Hutan Wisata Sekipan, Puncak Lawu, dan Pringgondani

merupakan tempat wisata alam berupa hutan lindung di lereng gunung lawu, kawasan kecamatan Tawangmangu yang sering digunakan untuk kegiatan wisata gunung seperti camping dan pendakian gunung (puncak gunung Lawu). Khusus untuk Hutan Wisata pringgondani didalamnya terdapat mata air yang sering digunakan sebagai tempat mandi atau berendam.

Sama seperti Grojogan sewu, lokasi hutan wisata Sekipan dan Pringgondani tersebut dapat dicapai dari terminal bus Tawangmangu dengan angkutan umum atau kendaraan pribadi langsung sampai kawasan hutan, sedangkan untuk hutan wisata puncak Lawu harus dilanjutkan dengan berjalan kaki menyusuri jalan setapak menuju puncak gunung Lawu, kawasan tersebut terletak kurang dari 2.000 m diatas permukaan laut sehingga daerah tersebut cukup dingin (sebagai perbandingan, Tawangmangu berada diketinggian 1.000 m diatas permukaan laut sedangkan puncak Lawu memiliki ketinggian kurang lebih 3.000 m diatas permukaan laut) antara puncak Lawu dan Kawasan hutan wisata puncak Lawu terdapat padang rumput, lengkap dengan vegetasi bunga abadi


(61)

“Edelweis” yang cukup dikagumi dan menjadi pesona tersendiri bagi kalangan pendaki karena termasuk vegetasi yang dilindungi.

c. Hutan Wisata Gunung Bromo

Kawasan wisata ini terletak kurang dari 5km sebelah timur laut kota karanganyar, merupakan obyek wisata hutan dengan sarana penunjang yang cukup lengkap, sering digunakan sebagai arena olahraga sepeda santai atau sepeda gunungdan kegiatan pecinta alam. Menyuguhkan pemandangan alam yang cukup indah, sebelah timur dapat dilihat keindahan gunung lawu, sebelah barat daya menyajikan pemandangan obyek wisata buatan waduk delingan.

Hutan wisata gunung bromo dapat dicapai dengan kendaraan pribadi atau angkutan umum (minibus) jurusan Mojogedang langsung dari terminal Bejen Karanganyar.

Potensi wisata alam yang cukup menarik di kabupaten Karanganyar, terutama di kawasan lereng gunung Lawu , biasa dimanfaatkan untuk pengembangan kegiatan-kegiatan ekonomis yang dapat meningkatkan pendapatan asli daerah dari sektor pariwisata, antara lain :

1) Pendakian Gunung 2) Camping/Perkemahan 3) Olahraga Bersepeda 4) Olahraga Otomotif


(62)

3. Wisata Budaya

Kabupaten Karanganyar juga mempunyai obyek wisata budaya yang cukup menarik dan potensial untuk dikembangkan, meliputi cagar budaya berupa candi dan situs bersejarah, antara lain adalah :

a. Candi Sukuh

Candi sukuh teletak kurang lebih 23 km sebelah timur kota Karanganyar ke arah Tawangmangu. Berada di lingkup kecamatan Ngargoyoso. Merupakan obyek wisata budaya candi hindu dengan pemandangan alam yang indah, dilengkapi sarana penunjang wisata yang cukup lengkap.

Dapat dicapai ari kota Karanganyar dengan menggunakan kendaraan pribadi langsung menuju lokasi wisata atau dengan kendaraan umum yaitu bus sampai terminal karangpandan dan dilanjutkan dengan angkutan umum(colt diesel) ke lokasi wisata.

b. Candi Cetho

Terletak kurang lebih 30 km sebelah timur laut kota Karanganyar, berada di lingkup kecamatan Jenawi dengan iklim yang sejuk. Sepanjang perjalanan menuju candi akan melewati perkebunan teh yang menyuguhkan pemandangan alam yang indah.

Sarana transportasi dapat menggunakan kendaraan pribadi langsung menuju lokasi wisata, apabila menggunakan kendaran umum dapat dicapai denga bus sampai ke terminal Karangpandan, dilanjutkan dengan minibus


(63)

arah Ngargoyoso. Setelah itu menuju lokasi harus dengan kendaraan carter atau ojek karena belum ada kendaraan umum trayek yang menuju lokasi.

c. Obyek Wisata Ziarah Astana Mengadeg dan Girilayu

Terletak di lingkup kecamatan Matesih, 25 km sebelah timur kota Karanganyar. Merupakan obyek wisata makam raja-raja istana Mangkunegaran dengan iklim yang cukup sejuk dan pemandangan alam yang cukup memikat.

Dapat dicapai dengan kendaraan pribadi dan kendaraan umum untuk menuju lokasi wisata. Perjalanan dari kota Karanganyar hanya membutuhkan waktu 30 menit untuk sampai ke lokasi wisata.

4. Obyek Wisata Buatan

Kabupten Karanganyar juga memiliki obyek wisata buatan yang cukup potensial untuk dikembangkan, terutama yang dikembangkan dari sumberdaya air yang tersedia cukup melimpah di Kabupaten Karanganyar baik berupa sumber air maupun mata air, obyek wisata tersebut antara lain adalah : Taman Ria Balekambang

Terletak di kawasan wisata andalan kabupaten Karanganyar (Tawangmangu) dengan sarana wisata yang cukup lengkap seperti kolam renang, tempat bermain anak, rumah makan, sanggar lukis, kios bunga, dan gardu pandang yang bisa untuk melihat pemandangan alam di sekeliling lokasi wisata. Kawasan wisata ini dapat dicapai dengan kendaraan pribadi atau kendaraan umum dari terminal Tawangmangu.


(64)

C. Deskripsi Data

Penelitian yang berjudul “Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karanganyar Januari 1997 – Desember 2007” ini menggunakan tiga variabel bebas dan satu variabel terikat. Tiga variabel bebas tersebut yaitu jumlah wisatawan, arus kendaraan dan jumlah kamar. Satu variabel terikatnya adalah pendapatan pariwisata. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data bulanan selama Januari 1997 sampai dengan Desember 2007, adapun deskripsi data tersebut adalah sebagai berikut :

TABEL 4. 1. Deskripsi Data Jumlah Wisatawan Arus Kendaraan Jumlah Kamar Hotel Pendapatan S. Pariwisata Nilai Rata-rata Nilai Tengah Modus Jumlah Data 49894,69 44637,50 44669,00 132 6553,90 5089,00 2049,00 132 890,45 866,00 469,00 132 29444082,65 18928259,50 100000000,00 132 Sumber: hasil pengolahan data program SPSS 17.0

Deskripsi data di atas menunjukkan bahwa jumlah data (N) dalam penelitian ini sebanyak 132. Berdasarkan deskripsi data di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata variabel jumlah wisatawan sebesar 49894,69; nilai tengah sebesar 44637,50; modus sebesar 44669,00. Nilai rata-rata variabel arus kendaraan sebesar 6553,90; nilai tengah sebesar 5089,00; dan modus sebesar 2049,00. Nilai rata-rata variabel jumlah kamar sebesar 890,45;


(65)

nilai tengah sebesar 866,0000; dan modus sebesar 469,00. Nilai rata-rata variabel pendapatan sektor pariwisata sebesar 29444082,65; nilai tengah sebesar 18928259,50; dan modus sebesar 100000000,00.

D. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Multikolinearitas

Tabel 4. 2. Korelasi Pearson

Korelasi Antar Variabel R Probabilitas

Jumlah Wisatawan – Arus Kendaraan Jumlah Wisatawan – Jumlah Kamar Hotel Jumlah Kamar Hotel – Arus Kendaraan

0,340** -0,115 0,302**

0,000 0,190 0,000 ** Taraf signifikasi 0,01

Uji multikolinearitas dilakukan dengan membandingkan hasil r2 koefisien antar variabel bebas dengan Koefisien determinasi (R2). Dari hasil analisis seperti terlihat pada tabel di atas, maka dapat diketahui hasil r2 sebagai berikut:

Koefisien (r) jumlah wisatawan dan arus kendaraan = 0,340; r2 = 0,116 Koefisien (r) jumlah wisatawan dan jumlah kamar = -0,115; r2 = 0,013 Koefisien (r) jumlah arus kendaraan dan jumlah kamar = 0,302; r2 = 0,091 Besarnya R2 = 0,125 (R Square)

Dari hasil tersebut, maka besarnya r2 (0,116;, 0,016; 0,091) untuk setiap koefisien korelasi antara variabel bebas lebih kecil dibandingkan dengan harga R2 (0,125). Karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak ada gejala multikolinieritas antar variabel bebas.


(66)

2. Uji Heteroskedastisitas

Tabel 4. 3. Regresi Variabel Independen terhadap Kuadrat Residu

Variabel Koefisien Regresi Probabilitas

Jumlah Wisatawan Arus Kendaraan Jumlah Kamar Hotel

38343897893,651 -91707507931,700 3851249184031,773

0,459 0,696 0,226 Sumber : hasil pengolahan data program SPSS 17.0

Uji Heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Park, yaitu meregresikan variabel bebas dengan kuadrat dari residu. Hasil uji heteroskedastisitas seperti terlihat pada tabel di atas menunjukkan besarnya t hitung untuk setiap pengaruh variabel bebas terhadap residu kuadrat. Dari hasil t hitung dapat diketahui memiliki signifikansi terendah 0,459 (jumlah wisatawan), 0,696 (arus kendaraan), dan 0,226 (jumlah kamar). Karena harga signifikansi > taraf signifikansi 0,05, maka dapat disimpulkan tidak ada gejala heteroskedastisitas pada data penelitian.

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson. Dari hasil analisis menunjukkan besarnya harga Durbin Watson tes sebesar 2,091. Hasil tersebut dibandingkan dengan harga DW tabel pada N = 132 dan K = 3 dengan taraf signifikansi 0,05 diperoleh harga dL = 1,61 dan dU = 1,74. Dari tabel tersebut dapat disusun uji hipotesis sebagai berikut:


(67)

Tabel 4. 4. Hasil Durbin Watson

0 Tolak

Ho

dL

ragu-ragu

dU Terima

Ho

4-dU ragu-ragu

4-dL Tolak Ho

4

0 1,61 1,74 2,26 2,39 4

Dengan melakukan pengujian seperti tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa hasil DW tes sebesar 2,091 merupakan nilai yang terletak di antara 1,74 (dU) dan 2,26 (4-dU) atau berada di daerah Ho diterima. Karena nilai DW tes berada di daerah Ho diterima, maka disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala autokorelasi pada data hasil penelitian.

E. Hasil Analisis Data

1. Persamaan Regresi Linear Berganda jumlah wisatawan, arus kendaraan, dan jumlah kamar terhadap Pendapatan Sektor Pariwisata

Persamaan regresi linear berganda yang diperoleh dari hasil analisis pengaruh jumlah wisatawan, arus kendaraan, dan jumlah kamar terhadap pendapatan sektor pariwisata yaitu:

Y = -22396541,026 + 438,027 JW + 544,185 AK + 29668,982 JKK

t = (-1,704) (2,514) (0,687) (2,778)

Prob = (0,091) (0,013) (0,493) (0,006)

Adjusted R square = 0,104 Fhit = 6,079 Probabilitas = 0,001

Dari persamaan tersebut dapat dilihat bahwa tanda untuk masing-masing koefisien variabel bebas adalah positif (+). Dengan demikian, ketiga variabel bebas memberikan pengaruh positif terhadap pendapatan sektor pariwisata.


(68)

2. Uji t

Tabel 4. 5. Uji t

Variabel Independen

Koefisien Regresi

Probabilitas Kesimpulan

Jumlah Wisatawan 438,027 0,013 Signifikan pada α = 0,05

Arus Kendaraan 544,185 0,493 Tidak signifikan pada α = 0,05

Jumlah Kmr Hotel 29668,982 0,006 Signifikan pada α = 0,05

Sumber: hasil pengolahan data program SPSS 17.0

Tabel di atas menunjukkan harga t hitung untuk masing-masing variabel bebas, yaitu harga yang menunjukkan korelasi parsial antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dari hasil di atas, dapat jelaskan sebagai berikut:

a. t hitung untuk variabel jumlah wisatawan sebesar 2,514 dengan

signifikansi 0,013. Karena harga signifikansi 0,013 < taraf signifikansi 0,05, maka Ho ditolak. Karena itu dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh jumlah wisatawan secara parsial terhadap pendapatan sektor pariwisata.

b. t hitung untuk variabel arus kendaraan sebesar 0,687 dengan

signifikansi 0,493. Karena harga signifikansi 0,493 > taraf signifikansi 0,05, maka Ho diterima. Karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh arus kendaraan secara parsial terhadap pendapatan sektor pariwisata.


(69)

c. t hitung untuk variabel jumlah kamar sebesar 2,778 dengan signifikansi 0,006. Karena harga signifikansi 0,006 < taraf signifikansi 0,05, maka Ho ditolak. Karena itu dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh jumlah kamar secara parsial terhadap pendapatan sektor pariwisata. 3. Uji F

Uji F adalah uji untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh koefisien variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama. F hitung untuk uji signifikansi korelasi ganda antara variabel jumlah wisatawan, arus kendaraan dan jumlah kamar terhadap pendapatan sektor pariwisata sebesar 6,079 dengan signifikansi 0,001. Karena harga signifikansi 0,001 < taraf signifikansi 0,05, maka Ho ditolak. Karena itu dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh jumlah wisatawan, arus kendaraan dan jumlah kamar secara simultan terhadap pendapatan sektor pariwisata.

4. Koefisien Determinasi (R2)

Besarnya nilai Adjusted R square (koefisien determinasi) yaitu

sebesar 0,125. Besarnya koefisien determinasi tersebut menunjukkan besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat, yaitu sebesar 0,125 x 100% = 12,5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah wisatawan, arus kendaraan, dan jumlah kamar secara simultan mampu memberikan kontribusi terhadap pendapatan sektor pariwisata sebesar 12,5%. Jadi, kontribusi faktor lain yang mempengaruhi pendapatan sektor pariwisata sebesar 78,5%.


(70)

Dari hasil uji F diperoleh nilai F hitung sebesar 6,079 dengan signifikansi 0,001. Karena harga signifikansi 0,001 < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

F. Perkembangan Pendapatan Sektor Pariwisata

Untuk menghitung perkembangan pendapatan sektor pariwisata, seperti yang dirumuskan pada hipotesis kedua , maka digunakan analisis trend.

Yo = a + bX Dimana:

Yo = Jumlah pendapatan pariwisata

a = Konstanta

b = Besar perubahan variabel Y yang terjadi pada setiap perubahan satu unit variabel X

X = Tahun

Dari hasil analisis dapat diketahui nilai a sebesar 146463385,927 dengan tingkat probabilitas 0,105 dan nilai b sebesar 34477600,982 dengan tingkat probabilitas 0,018. Berdasarkan hasil tersebut didapat persamaan:

Y = 146463385,927 + 34477600,982 X

Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa koefisien b memiliki tanda positif, dengan nilai probabilitas < 0,05 yang berarti bahwa pendapatan sektor pariwisata memiliki kecenderungan meningkat.


(71)

G. Kontribusi Pendapatan Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah Untuk mengetahui prosentase kontribusi pendapatan sektor pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah menggunakan rumus sebagai berikut:

Kontribusi = Y x100%

Dimana:

Ypar = Pendapatan Sektor Pariwisata PAD = Pendapatan Asli Daerah

Tabel 4. 6. Perhitungan Kontribusi Pendapatan Pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah

Tahun Y Par PAD Kontribusi

1997 Rp. 297.447.220 Rp. 11.309.527.848 1,322

1998 Rp. 302.831.255 Rp. 12.661.690.380 1,346

1999 Rp. 197.443.375 Rp. 14.294.232.515 0,878

2000 Rp. 198.976.295 Rp. 16.946.367.080 0,884

2001 Rp. 278.281.700 Rp. 19.811.852.542 1,237

2002 Rp. 226.733.952 Rp. 22.497.807.067 1,008

2003 Rp. 235.723.678 Rp. 24.999.337.372 0,943

2004 Rp. 655.678.834 Rp. 29.485.072.925 2,224

2005 Rp. 363.492.739 Rp. 34.302.564.901 1,060

2006 Rp. 527.947.230 Rp. 46.101.961.954 1,145

2007 Rp. 602.062.632 Rp. 56.889.064.224 1,058


(72)

Dari hasil analisis perhitungan diatas dapat diketahui nilai a sebesar 1,147 dengan nilai probabilitas sebesar 0,002 dan nilai b sebesar 0,007 dengan nilai probabilitas 0,851.

Berdasarkan hasil tersebut didapat persamaan: Y = 1,147 + 0,007 X

Dari persamaan tersebut dapat dilihat bahwa koefisien variabel pendapatan sektor pariwisata tehadap Pendapatan Asli Daerah bertanda positif, tetapi dengan nilai probabilitas > 0,05 yang berarti tidak signifikan. Hal ini berarti bahwa pendapatan asli daerah dari pendapatan sektor pariwisata peningkatannya tidak signifikan.

H. Interpretasi Hasil Secara Ekonomi

Hasil analisis dan pembahasan diatas dapat diinterpretasikan secara ekonomi bahwa kontribusi sektor pariwisata terhadap pendapatan asli daerah :

1. Pengaruh Jumlah Wisatawan terhadap Pendapatan Pariwisata

Hasil uji t menunjukkan bahwa taraf signifikansi jumlah wisatawan sebesar 0,013. Taraf signifikansi ini kurang dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh jumlah wisatawan secara parsial terhadap pendapatan sektor pariwisata. Wisatawan yang berkunjung ke lokasi wisata akan dikenakan tiket masuk yang pada akhirnya hasil penjualan tiket ini masuk dalam pendapatan pariwisata.

2. Pengaruh Arus Kendaraan terhadap Pendapatan Pariwisata

Arus kendaraan memiliki taraf signifikansi sebesar 0,493, karena nilai taraf signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan


(73)

bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan pariwisata.

3. Pengaruh Jumlah Kamar terhadap Pendapatan Pariwisata

Jumlah kamar memiliki taraf signifikansi sebesar 0,006, karena nilai taraf signifikansinya kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh jumlah kamar yang signifikan terhadap pendapatan pariwisata. Peningkatan jumlah kamar penginapan didasarkan atas meningkatnya jumlah wisatawan yang menggunakan jasa penginapan tersebut. Dengan banyaknya wisatawan yang menginap maka pajak dari sewa kamar tersebut akan menambah pendapatan pariwisata.

4. Perkembangan pendapatan sektor pariwisata

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa koefisien b memiliki nilai lebih besar dari nol, sehingga dapat disimpulkan bahwa perkembangan pendapatan pariwisata menunjukkan trend perkembangan yang meningkat. Dari analisis data diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan pendapatan pariwisata mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal tersebut sebagai keberhasilan dari pemerintah daerah dalam mengelola pariwisata di Kabupaten Karanganyar. Dimana pemerintah daerah mampu meningkatkan pelayanan, perbaikan dan peningkatan fasilitas publik dilingkungan obyek wisata yang membuat daya tarik tersendiri untuk wisatawan. Karena salah satu faktor pendukung dalam peningkatan pendapatan pariwisata yaitu dengan meningkatnya jumlah wisatawan. Selain itu meningkatnya


(74)

pendapatan pariwisata juga disebabkan diselenggarakannya event-event khusus yang menarik minat wisatawan, giatnya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan mempromosikan potensi obyek wisata yang ada di Kabupaten Karanganyar serta mengikuti pameran-pameran nasional, dan juga pengelolaan tempat pariwisata yang semakin baik. Keadaan ini memberikan gambaran bahwa perkembangan pendapatan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar cukup baik.


(1)

bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan pariwisata.

3. Pengaruh Jumlah Kamar terhadap Pendapatan Pariwisata

Jumlah kamar memiliki taraf signifikansi sebesar 0,006, karena nilai taraf signifikansinya kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh jumlah kamar yang signifikan terhadap pendapatan pariwisata. Peningkatan jumlah kamar penginapan didasarkan atas meningkatnya jumlah wisatawan yang menggunakan jasa penginapan tersebut. Dengan banyaknya wisatawan yang menginap maka pajak dari sewa kamar tersebut akan menambah pendapatan pariwisata.

4. Perkembangan pendapatan sektor pariwisata

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa koefisien b memiliki nilai lebih besar dari nol, sehingga dapat disimpulkan bahwa perkembangan pendapatan pariwisata menunjukkan trend perkembangan yang meningkat. Dari analisis data diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan pendapatan pariwisata mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal tersebut sebagai keberhasilan dari pemerintah daerah dalam mengelola pariwisata di Kabupaten Karanganyar. Dimana pemerintah daerah mampu meningkatkan pelayanan, perbaikan dan peningkatan fasilitas publik dilingkungan obyek wisata yang membuat daya tarik tersendiri untuk wisatawan. Karena salah satu faktor pendukung dalam peningkatan pendapatan pariwisata yaitu dengan meningkatnya jumlah wisatawan. Selain itu meningkatnya


(2)

pendapatan pariwisata juga disebabkan diselenggarakannya event-event khusus yang menarik minat wisatawan, giatnya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan mempromosikan potensi obyek wisata yang ada di Kabupaten Karanganyar serta mengikuti pameran-pameran nasional, dan juga pengelolaan tempat pariwisata yang semakin baik. Keadaan ini memberikan gambaran bahwa perkembangan pendapatan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar cukup baik.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis serta pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka hasil penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1) Pengaruh Wisatawan terhadap Pendapatan Pariwisata

Berdasarkan hasil uji t diketahui nilai t hitung untuk variabel jumlah wisatawan sebesar 2,514 dengan signifikansi 0,013. Karena harga signifikansi 0,013 < taraf signifikansi 0,05, maka Ho ditolak. Karena itu dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh jumlah wisatawan secara parsial terhadap pendapatan sektor pariwisata. Hasil uji t menunjukkan bahwa taraf signifikansi jumlah wisatawan sebesar 0,013. Taraf signifikansi ini kurang dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh jumlah wisatawan secara parsial terhadap pendapatan sektor pariwisata.

2) Pengaruh Arus Kendaraan terhadap Pendapatan Pariwisata

Berdasarkan hasil uji t diketahui nilai t hitung untuk variabel arus kendaraan t hitung sebesar 0,687 dengan signifikansi 0,493. Karena harga signifikansi 0,493 > taraf signifikansi 0,05, maka Ho diterima. Karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh arus kendaraan secara parsial terhadap pendapatan sektor pariwisata.


(4)

3) Pengaruh Jumlah Kamar terhadap Pendapatan Pariwisata

Berdasarkan hasil uji t diketahui nilai t hitung untuk variabel jumlah kamar sebesar t hitung sebesar 2,778 dengan signifikansi 0,006. Karena harga signifikansi 0,006 < taraf signifikansi 0,05, maka Ho ditolak. Jumlah kamar memiliki taraf signifikansi sebesar 0,006, karena nilai taraf signifikansinya kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh jumlah kamar yang signifikan terhadap pendapatan pariwisata. Peningkatan jumlah kamar penginapan didasarkan atas meningkatnya jumlah wisatawan yang menggunakan jasa penginapan tersebut.

4) Perkembangan pendapatan sektor pariwisata

Dari hasil pengujian hipotesis II dapat dilihat bahwa masing-masing koefisien b memiliki nilai lebih besar dari 0 (nol). Karena harga b > 0, maka perkembangan hubungan antara Y dan X adalah naik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perkembangan pendapatan pariwisata menunjukkan trend perkembangan yang meningkat.

5) Kontribusi Pendapatan Pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa nilai koefisien variabel pendapatan sektor pariwisata terhadap pendapatan asli daerah bertanda positif. Hal ini berarti bahwa pendapatan asli daerah dari pendapatan sektor pariwisata memiliki


(5)

B. Saran

Dari hasil kesimpulan di depan dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut :

1) Wisatawan baik lokal maupun mancanegara memberikan pengaruh

yang baik bagi pendapatan pariwisata, maka pelayanan bagi mereka para wisatawan dan calon wisatawan haruslah diperhatikan. Hal yang dapat dilakukan :

a. Pemerintah melalui dinas pariwisata dalam hal ini dapat

memperbaiki atau menambah kelebihan dan kekhasan objek wisata yang bertujuan menarik perhatian calon wisatawan untuk datang ke objek wisata serta membuat wisatawan yang telah berkunjung ingin kembali lagi pada waktu mendatang.

b. Pemerintah dan dibantu pihak swasta memasarkan keindahan objek wisata dan kelebihan fasilitas pendukungnya ke masyarakat baik dalam kabupaten karanganyar maupun luar karanganyar melalui media elektronik dan media masa.

c. Mempermudah akses menuju objek wisata dan menambah fasilitas pendukung di dalam objek wisata.

2) Pemerintah daerah dapat menambah perhatiannya pada

program-program pariwisata tiap tahunnya, karena perkembangan pendapatan yang menunjukkan peningkatan dari bulan ke bulan tiap tahunnya.


(6)

3) Perlu variabel lain untuk menjelaskan pendapatan pariwisata secara teliti pada penelitian selanjutnya.