Kontribusi Pendapatan Usaha Ternak Babi Terhadap Pendapatan Total Keluarga Pegawai Dan Peternak Murni

(1)

KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA TERNAK BABI TERHADAP PENDAPATAN TOTAL KELUARGA PEGAWAI DAN PETERNAK MURNI

(Studi Kasus: Kelurahan Tegal Sari Mandala II, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan)

SKRIPSI Oleh:

ERFANUS WANRA DEMITRA SIBORO 040304047

SEP/AGRIBISNIS

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA TERNAK BABI TERHADAP

PENDAPATAN TOTAL KELUARGA PEGAWAI DAN PETERNAK MURNI

(Studi Kasus: Kelurahan Tegal Sari Mandala II, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan)

SKRIPSI Oleh:

ERFANUS WANRA DEMITRA SIBORO 040304047

SEP/AGRIBISNIS

Usulan Penelitian Ini Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Melaksanakan Penelitian Di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui oleh Komisi pembimbing

(Prof. Dr. Ir. Hiras M.L.Tobing) (Ir. Thomson Sebayang, MT)

Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

RINGKASAN

ERFANUS WANRA DEMITRA SIBORO (040304047), dengan judul penelitian “KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA TERNAK BABI TERHADAP PENDAPATAN TOTAL KELUARGA PEGAWAI DAN PETERNAK MURNI”

Studi Kasus: Kelurahan Tegal Sari Mandala II, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Prof.Ir. Hiras ML.Tobing Phd, dan Bapak Ir. Thomson Sebayang. MT.

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui faktor-faktor keputusan pegawai dalam memilih usaha ternak babi sebagai mata pencaharian sampingan didaerah penelitian. 2. Untuk mengetahui besarnya pendapatan usaha ternak babi di daerah

penelitian.

3. Untuk mengetahui perbedaan antara pendapatan usaha ternak babi yang diusahakan oleh pegawai dan bukan pegawai?

4. Untuk mengetahui persen (%) kontribusi pendapatan usaha ternak babi dibandingkan pendapatan gaji dan usaha non ternak babi dalam total pendapatan keluarga didaerah penelitan.

5. Untuk mengetahui hubungan yang signigfikan antara besarnya pendapatan gaji dengan besarnya skala usaha ternak babi.

Daerah penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) yaitu di kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Kotamadya Medan dengan pertimbangan daerah tersebut merupakan kelurahan dengan jumlah peternak babi yang terbesar di kecamatan tersebut. Penentuan responden untuk peternak yang PNS dilakukan secara sensus. Dan penentuan responden untuk peternak murni dilakukan secara acak sederhana (Simple Random Sampling). Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, analisis pendapatan dan membandingakan analisis ROI pendapatan dengan tingakt suku bunga deposito bank, analisis statistik dengan uji beda rata-rata atau t-hitung dengan uji 2 arah usaha ternak babi yang diusahakan pegawai dan peternak murni (Independent Sample T-Test), analisis persentase perbandingan kontribusi pendapatan usaha ternak babi terhadap total pendapatan keluarga,dan analisis korelasi sederhana.

Dari hasil penelitian diperoleh:

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pegawai dalam memilih usaha ternak babi sebagai mata pencaharian sampingan didaerah penelitian adalah Ketersediaan waktu, Pendapatan yang diperoleh lebih besar, dan Suka beternak.

2. Besar pendapatan usaha ternak babi 4.477.994,65 /siklus produksi. Pendapatan ini lebih besar, jika dibandingkan dengan bunga deposito bank selama satu tahun melalui perolehan persentase Return On Investment 59,38 % , sementara bunga deposito bank sebesar 16 % per tahunnya. 3. Tidak Ada perbedaan yang signifikan antara pendapatan Usaha ternak babi

oleh PNS dengan petenak murni (NON PNS).

4. Pendapatan usaha ternak babi memberikan kontribusi sebesar 31,95% dari total pendapatan keluarga pegawai. Jumlah ini lebih kecil dari 33,33%,


(4)

usaha sampingan lainnya hanya 7,1%. Akan tetapi meskipun pendapatan Usaha ternak babi lebih kecil dari pendapatan gaji, pendapatan usaha ternak babi ini jauh lebih besar dari pada pendapatan sampingan lainnya. Sehingga usaha ini tetap perlu ditingkatkan dan dikelola dengan baik. 5. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara besarnya pendapatan gaji


(5)

RIWAYAT HIDUP

ERFANUS WANRA DEMITRA SIBORO, lahir di Payakumbuh 25 Mei 1985. Anak Pertama dari tujuh bersaudara dari Bapak M.S Siboro dan Ibu R br Nadeak.

Pendidikan yang telah ditempuh Penulis adalah :

1. Tahun 1991 masuk Sekolah Dasar di SD Swasta Katolik SANTA THERESIA, Air Molek dan tamat tahun 1997.

2. Tahun 1997 masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP Swasta Katolik SANTA THERESIA, Air Molek, dan tamat tahun 2000.

3. Tahun 2000 masuk Seminari Menengah Umum CHRISTUS SACERDOS Pematangsiantar, tahun 2003 pindah ke Sekolah Menengah Umum Swasta RK BINTANG TIMUR, Pematangsiantar dan tamat tahun 2004.

4. Tahun 2004 diterima di Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

5. Bulan Juni–Juli 2008 mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Kecamatan Bandar Huluan, Kabupaten Simalungun.

6. Bulan September 2008 melakukan penelitian skripsi di Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Kota Medan.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih atas berkat dan karunia–Nya yang memberikan kesempatan dan kekuatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Adapun judul penelitian ini adalah ”KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA TERNAK BABI TERHADAP PENDAPATAN TOTAL KELUARGA PEGAWAI DAN PETERNAK MURNI (Studi Kasus: Kelurahan Tegal Sari Mandala II, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan)” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Ir. Hiras M.L Tobing, selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini, Bapak Ir.Thomson Sebayang. MT, selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini, Bapak Ir. Luhut Sihombing, MP, Ketua Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan,

Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Staff Pengajar dan Pegawai Tata Usaha di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan yang turut berperan dalam studi Penulis.

2. Semua Responden yang telah memberikan informasi dan keterangan dan membantu Penulis dalam menyelesaikan skripsi Penulis.

3. Teristimewa kepada Keluarga Penulis buat Bapak ( M.S. Siboro) dan Mama (R br Nadeak) yang saya sayangi dan juga Adik-adik terkasih, Alm. Abangda


(7)

tercinta dan keluarga, Keluarga besar Bapak (Siboro) dan mama (Nadeak), juga kepada abangnda Joe, yang telah memberikan kasih sayang, dukungan semangat, materi dan doa yang diberi pada Penulis sampai saat ini.

4. Terima kasih kepada sahabat-sahabat saya (Dina A.S.L. Tobing, Erina Christiani, Sarah M. De Fretes, Hanna M. Aritonang dan Wilson Chandra) terimakasih untuk persahabatan selama ini dan untuk dukungan doanya, kepada Terima kasih juga kepada Tika, Lidia, Epo, C8, Vidia Cs dan teman– teman Departemen SEP 04 lainnya.

Penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan skripsi ini ke depannya. Akhir kata Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Januari 2009


(8)

RINGKASAN

ERFANUS WANRA DEMITRA SIBORO (040304047), dengan judul penelitian “KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA TERNAK BABI TERHADAP PENDAPATAN TOTAL KELUARGA PEGAWAI DAN PETERNAK MURNI”

Studi Kasus: Kelurahan Tegal Sari Mandala II, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Prof.Ir. Hiras ML.Tobing Phd, dan Bapak Ir. Thomson Sebayang. MT.

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui faktor-faktor keputusan pegawai dalam memilih usaha ternak babi sebagai mata pencaharian sampingan didaerah penelitian. 2. Untuk mengetahui besarnya pendapatan usaha ternak babi di daerah

penelitian.

3. Untuk mengetahui perbedaan antara pendapatan usaha ternak babi yang diusahakan oleh pegawai dan bukan pegawai?

4. Untuk mengetahui persen (%) kontribusi pendapatan usaha ternak babi dibandingkan pendapatan gaji dan usaha non ternak babi dalam total pendapatan keluarga didaerah penelitan.

5. Untuk mengetahui hubungan yang signigfikan antara besarnya pendapatan gaji dengan besarnya skala usaha ternak babi.

Daerah penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) yaitu di kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Kotamadya Medan dengan pertimbangan daerah tersebut merupakan kelurahan dengan jumlah peternak babi yang terbesar di kecamatan tersebut. Penentuan responden untuk peternak yang PNS dilakukan secara sensus. Dan penentuan responden untuk peternak murni dilakukan secara acak sederhana (Simple Random Sampling). Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, analisis pendapatan dan membandingakan analisis ROI pendapatan dengan tingakt suku bunga deposito bank, analisis statistik dengan uji beda rata-rata atau t-hitung dengan uji 2 arah usaha ternak babi yang diusahakan pegawai dan peternak murni (Independent Sample T-Test), analisis persentase perbandingan kontribusi pendapatan usaha ternak babi terhadap total pendapatan keluarga,dan analisis korelasi sederhana.

Dari hasil penelitian diperoleh:

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pegawai dalam memilih usaha ternak babi sebagai mata pencaharian sampingan didaerah penelitian adalah Ketersediaan waktu, Pendapatan yang diperoleh lebih besar, dan Suka beternak.

2. Besar pendapatan usaha ternak babi 4.477.994,65 /siklus produksi. Pendapatan ini lebih besar, jika dibandingkan dengan bunga deposito bank selama satu tahun melalui perolehan persentase Return On Investment 59,38 % , sementara bunga deposito bank sebesar 16 % per tahunnya. 3. Tidak Ada perbedaan yang signifikan antara pendapatan Usaha ternak babi

oleh PNS dengan petenak murni (NON PNS).

4. Pendapatan usaha ternak babi memberikan kontribusi sebesar 31,95% dari total pendapatan keluarga pegawai. Jumlah ini lebih kecil dari 33,33%, sehingga pendapatan gaji tetap lebih besar yaitu 60,94% dan pendapatan


(9)

usaha sampingan lainnya hanya 7,1%. Akan tetapi meskipun pendapatan Usaha ternak babi lebih kecil dari pendapatan gaji, pendapatan usaha ternak babi ini jauh lebih besar dari pada pendapatan sampingan lainnya. Sehingga usaha ini tetap perlu ditingkatkan dan dikelola dengan baik. 5. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara besarnya pendapatan gaji


(10)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Peternakan mempunyai peranan yang cukup penting bagi kehidupan manusia karena agar dapat hidup sehat, manusia memerlukan protein. Pemenuhan kebutuhan protein dalam tubuh sangat tergantung dari susunan komposisi bahan makanan yang dikonsumsi setiap harinya. Peternakan juga merupakan salah satu sektor perekonomian yang sangat berkembang di propinsi Sumatera Utara.

Keseriusan pemerintah dalam sektor peternakan di Sumatera Utara salah satunya melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 288/KPTS/OT.210/4/2002 Tentang Organisasi Dan Tatakerja Balai Pembibitan Ternak Unggul Babi Dan Kerbau. Keputusan ini merupakan pengganti dari Keputusan Menteri Pertanian Nomor 313/Kpts/Org/5/1978 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak. Keputusan ini tetap menegaskan adanya sentralisasi peternakan babi dan kerbau yang intensif di Propinsi Sumatera Utara yang dipusatkan di Siborong-borong. Perubahan Keputusan pada dasarnya hanya meningkatkan struktural dan kinerja dari dinas peternakan dan instansi yang berkaitan akan peningkatan produksi babi dan kerbau.

Perkembangan peternakan di Sumatera Utara dapat dilihat dari data jumlah populasi ternak berikut:


(11)

Tabel 1. Populasi Ternak di Sumatera Utara (dalam ekor)

N0 JENIS TERNAK

Tahun

2002 2003 2004 2005 2006

1 Sapi perah 6.510 6.575 6.777 6.521 6.256

2 Sapi Potong 248.375 248.673 248.971 250.465 251.488 3 Kerbau 260.044 261.734 243.435 259.672 261.794

4 Kuda 5.655 5.668 5.681 4.379 4.053

5 Kambing 707.965 712.566 717.196 640.500 643.860 6 Domba 215.217 232.391 250.935 271.314 275.844

7 Babi 828.043 849.924 870.980 809.705 822.790

8 Ayam Beras 22.222.545 23.118.780 23.122.148 21.280.380 20.153.175 9 Ayam petelur 14.128.403 1.436.402 13.826.970 6.190.175 7065566 10 Ayam pedaging 38.806.173 492.184.25 38.645.260 35.568.236 34.030.041 11 Itik 2.250.717 2.264.221 2.277.806 1.994.803 2.204.287

Sumber: Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Utara, Statistik Peternakan 2007

Secara umum ternak dibagi dalam 3 bagian besar, yaitu ternak besar, ternak kecil, dan unggas. Ternak besar terdiri dari sapi perah, kerbau, kuda, dan Sapi. Ternak kecil terdiri dari kambing, domba dan babi. Unggas terdiri dari ayam buras, ayam petelur, ayam pedaging, dan itik. Sebagai salah satu jenis ternak kecil, babi merupakan komoditi yang memiliki populasi tertinggi di Sumatera Utara. Penyebaran populasi ternak babi untuk setiap Kabupatan/Kota di Propinsi Sumatera Utara dapat dilihat dari tabel berikut:


(12)

Tabel 2. Populasi Ternak Babi Per Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara Tahun 2006 (ekor)

N0 KABUPATEN/KOTA Tahun

2002 2003 2004 2005 2006

1 Nias 146683 82951 85074 87200 80402

2 Nias Selatan 0 0 0 0 28861

3 Mandaiiling Natal 0 0 0 0 0

4 Tapanuli Selatan 0 0 0 0 0

5 Tapanuli Tengah 59924 80933 83005 83777 88762 6 Tapanuli Utara 150732 174509 178976 160640 160221

7 Humbahas 0 45295 46454 17759 21185

8 Toba Samosir 89705 91948 94302 45731 52994

9 Samosir 0 45295 42787 43856 58836

10 Labuhan Baru 20978 91948 7323 8020 10445

11 Asahan 24475 41719 25729 15975 15300

12 Simalungun 81989 85171 87351 89937 65484

13 Dairi 24871 54717 56118 78330 77813

14 Pakpak Bharat 0 2808 2880 2953 2777

15 Karo 10002 24575 25204 37538 25852

16 Deli Serdang 200816 90479 92795 93658 64042 17 Serdang Berdagai 0 24585 25214 25859 47394

18 Langkat 12302 8881 9108 11192 16360

19 Sibolga 0 0 0 0 0

20 Tanjung Balai 0 357 366 375 214

21 Pematang SIantar 723 1258 1290 1059 1838

22 Tebing Tinggi 913 1015 1041 1067 1182

23 Medan 2631 3420 3507 2388 1288

24 Binjai 1299 2392 2456 2391 1540

25 P.Sidempuan 0 0 0 0 0

Total 828.043 849.924 870.980 809.705 822.790

Sumber: Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Utara, Statistik Peternakan 2007

Pemenuhan kebutuhan protein hewani yang tinggi dan kesadaran masyarakat dalam pemenuhan gizi, ternyata telah meningkatkan permintaan akan daging. Ada beberapa alternatif daging yang dapat memenuhi kebutuhan akan protein hewani. Hal ini dapat dilihat dari jumlah konsumsi daging masyrakat Sumatera Utara Per Kapita sebagai berikut:


(13)

Tabel 3. Konsumsi Daging Perkapita Sumatera Utara 2002-2006 (Kg/KPT/Thn)

No Daging Tahun

2002 2003 2004 2005 2006

1 Sapi 0.58 0.58 0.58 0.81 0.82

2 Kerbau 0.59 0.6 0.56 0.56 0.57

3 Kuda 0 0 0.06 0.1 0.01

4 Kambing 0.21 0.21 0.17 0.23 0.19

5 Domba 0.06 0.06 0.06 0.06 0.09

6 Babi 1.56 1.6 2.31 2.05 2.2

7 Ayam Beras 2.1 2.11 2.15 1.97 1.78

8 Ayam petelur 0.72 0.71 0.69 0.3 0.21

9 Ayam pedaging 3.06 3.11 3.71 0.45 3.17

10 Itik 0.1 0.1 0.1 0.08 0.07

Jumlah 8.97 9.06 10.39 9.52 9.11

Sumber: Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Utara, Statistik Peternakan 2007

Daging babi merupakan jenis daging dengan jumlah konsumsi terbesar yang melebihi 1,5 Kg per Kapita per tahunnya. Secara umum konsumsi untuk semua jenis daging di propinsi Sumatera Utara setiap tahunnya meningkat. Peningkatan permintaan ini ternyata juga dapat diikuti oleh peningkatan jumlah produksi daging dari setiap jenis daging. Sehingga secara umum Sumatera Utara tidak pernah kekurangan daging. Keadaan ini menyebabkan angka impor daging sangat kecil, kecuali daging sapi. Menurut Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Utara kita masih harus mengimpor daging sapi dari Australia sekitar 7790 ekor setiap tahunnya.

Disamping usaha ternak keluarga seperti pada umumnya, di Sumatera Utara juga terdapat beberapa perusahaan ternak yang dapat diskalakan sebagai usaha besar, yaitu sebagai berikut:


(14)

Tabel 4. Perusahaan Ternak di Sumatera Utara

No Nama Perusahaan Komoditi Lokasi Kegiatan

1 PT. ALGERINDO

NUSANTARA

Babi Simalungun Produsen

2 PT. MABARINDO Babi Deli

Serdang

Produsen

3 PT. BANGBERG Babi Deli

Serdang

Produsen

4 PT. CHARON POKPHAN Babi P.siantar Produsen

5 PT. LEMBU JANTAN

ANDALAS

Sapi Pedaging Langkat Importir 6 PT. ELDIRAFAUNA Sapi Pedaging Asahan Importir

7 PD. RUMAH POTONG

HEWAN

Sapi Pedaging Medan Importir

8 PT. PRIMA INDOJAYA

MANDIRI

Sapi Pedaging Karo Importir

9 PT. SAGO NAULI Sapi Pedaging Medan Importir

10 UD. HANIF Kambing Asahan Produsen

11 CV. CIPTA MANDIRI Kambing Asahan Produsen

12 PT. EKSPRAVET NASUBA Ayam Pedaging

Deli Serdang

Produsen

13 PT. JAVACONFEECT Ayam

Pedaging

Medan Produsen

Sumber: Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Utara, Statistik Peternakan 2007

Besarnya permintaan akan daging babi disamping sebagai pemenuhan permintaan konsumsi rumah tangga, tetapi juga dikarenakan keberadaan daging babi yang sangat penting dalam upacara tradisi maupun pesta masyarakat batak, yang merupakan etnis mayoritas di Kota Medan.

Menurut data jumlah produksi daging babi di Sumatera Utara setiap tahunnya meningkat, yang dapat dilihat dari tabel dibawah ini:


(15)

Tabel 5. Jumlah Produksi Daging Babi Di Sumatera Utara 2002-2006 (dalam ekor)

No Jenis Ternak

Tahun

2002 2003 2004 2005 2006

1 Sapi 6.836.09 6.890.02 6.981.69 9.883.73 10.131.68 2 Kerbau 6.926.85 6.648.16 6.778.82 6.817.28 7.074.89

3 Kuda 27.64 76.59 77.05 100.74 69.49

4 Kambing 2.477.88 1.649.17 2.143.91 2.786.85 2.336.85 5 Domba 679.47 699.27 719.58 740.44 1.077.4 6 Babi 18.410.81 27.091.49 27.785.06 24.854.84 27.079.83 7 Ayam

Beras

24.741.23 24.939.04 25.926.65 23.855.31 21.955.31 8 A.Ras.

Petelur

8.437.83 8.439.09 8.270.31 3.676.96 2.586.74 9 A.Ras.

Pedaging

36.089.74 45.581.34 44.687.58 41.778.09 39.054.85 10 Itik 1.146.39 1.172.17 1.198.52 1.038.89 912.21 Jumlah 105.773.93 123.186.34 124.569.17 115.533.13 112.279.87

Sumber : Dinas Peternakan, Statistik Peternakan 2007

Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat bahwa terjadi penurunan jumlah produksi pada tahun 2005. Hal ini merupakan akibat dari serangan virus flu burung yang juga berdampak sangat besar pada peternakan babi. Akan tetapi telah kembali naik dengan drastis kembali ke jumlah semula yaitu mencapai lebih dari 27 juta ekor.

Peningkatan permintaan daging babi ternyata tidak hanya berasal dari dalam propinsi Sumatera Utara saja. Menurut data di Dinas Peternakan Sumatera Utara Permintaan ekspor daging babi keluar propinsi juga cukup besar. Tujuan paling besar adalah Jakarta dan Pekanbaru. Dapat dilihat dari tabel berikut:


(16)

Tabel 6. Jumlah ekspor ternak dari Sumatera Utara 2002-2006 ( ekor)

No Komoditi Tahun

2002 2003 2004 2005 2006

1 Sapi - - - - -

2 Kerbau - - - - -

3 Babi 11700 3000 12000 8900 9092

4 Kambing - - - - 450

5 Broiler 9.752.092 - - - -

Sumber : Dinas Peternakan, Statistik Peternakan 2007

Pemenuhan konsumsi daging babi dalam negeri tidak banyak bermasalah, bahkan mencapai titik jenuh. Salah satu indikasinya adalah harga daging babi yang banyak bergerak dari tahun ke tahun dan lebih murah dari harga daging non unggas lainnya (Yusdja dan Ilham, 2006).

Untuk pergerakan harga komoditi hasil ternak di Sumatera Utara selama tiga tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7. Harga Rata-rata Hasil Ternak Di Sumatera utara Tahun 2005-2007 (dalam Rupiah)

No Jenis Komoditi Satuan Tahun

2005 2006 2007 1 Daging Ayam Broiler Karkas Kg 12400 130916 15364

2 Daging Sapi has Kg 42000 48500 58425

3 Daging Sapi Murni Kg 38000 46000 49333

5 Daging Kambing/Domba Kg 30000 30000 38541

6 Daging Babi Kg 19000 20500 26158

Sumber : Dinas Peternakan, Statistik Peternakan 2007

Penambahan jumlah penduduk kota Medan yang mengakibatkan permintaan kebutuhan akan daging khususnya daging babi, telah menjadi peluang yang dibidik oleh banyak wirausahawan, khususnya para pegawai baik pegawai Negri Sipil, BUMN, BUMD dan perusahaan-perusahan swasta yang pada umumnya memiliki pendapatan gaji yang sangat pas-pasan.


(17)

Ketidakpuasan akan pendapatan yang diterima dari gaji setiap bulannya, telah mendorong banyak pegawai untuk mencari usaha tambahan, atau sampingan yang dapat menambah sumber pendapatan keluarga. Salah satu bentuk dari mata pencaharian sampingan tersebut adalah dengan membuka usaha ternak, antara lain ternak babi, yang memanfaatkan pekarangan belakang rumah.

Kecamatan Medan Denai yang merupakan kawasan pemukiman padat, mayoritas dihuni oleh penduduk dengan mata pencaharian utama sebagai pegawai, baik Pegawai Negeri Sipil, BUMN, BUMD maupun perusahaan swasta. Untuk menambah sumber pendapatan tambahan, banyak penduduk yang membuka usaha ternak babi.

Kawasan Medan Denai, yang di kenal dengan kawasan Mandala, berada dikawasan pemukiman padat dan keberadaan usaha ternak babi ini banyak ditentang oleh warga lain karena selain menimbulkan polusi udara dari bau kotoran ternak babi ini.

Dalam beberapa media, keberadaan ternak babi di kecamatan Medan Denai sangat ditentang, bahkan menurut Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Utara, bahwa ada pelarangan pemeliharaan ternak berkaki empat di Kota Medan. Akan tetapi hal tersebut sangat bertentangan dengan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor : 8 Tahun 2004 Tentang Perizinan Usaha Pertanian Dan Peternakan, termasuk proses perizinan usaha ternak babi di kota Medan.

Salah satu sifat manusia yang dinamis adalah selalu merasa tidak pernah puas dan mencari bentuk-bentuk pemenuhan kebutuhan. Pendapatan yang diperoleh dari gaji bulanan para pegawai baik PNS, BUMN, BUMD maupun


(18)

swasta selalu dirasa tidak mencukupi dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, terutama jika besarnya gaji tersebut hanya sebatas upah minimum rata-rata.

Disamping terdesak keinginan untuk memperoleh lebih baik dari saat ini, pola pikir dan semangat kewirausahaan juga menjadi salah satu faktor pendorong bagi banyak pegawai untuk mencari alternatif usaha sampingan sebagai sumber penghasilan tambahan bagi pendapatan total keluarga. Salah satunya adalah mengusahakan ternak babi di sekitar pekarangan belakang rumah.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan beberapa identifikasi masalah, yaitu :

1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pegawai dalam memilih usaha ternak babi sebagai mata pencaharian sampingan didaerah penelitian?

2. Berapa besar pendapatan usaha ternak babi di daerah penelitian?

3. Apakah terdapat perbedaan antara pendapatan usaha ternak babi yang diusahakan oleh pegawai dan bukan pegawai?

4. Berapa persen (%) kontribusi pendapatan usaha ternak babi dalam total pendapatan keluarga didaerah penelitan?

5. Apakah ada hubungan yang signifikan antara besarnya pendapatan gaji dengan besarnya skala usaha ternak babi?

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan identifikasi masalah sebelumnya, maka dapat dirumuskan tujuan penelitian, antara lain adalah:


(19)

1. Untuk mengetahui faktor-faktor keputusan pegawai dalam memilih usaha ternak babi sebagai mata pencaharian sampingan didaerah penelitian. 2. Untuk mengetahui besarnya pendapatan usaha ternak babi di daerah

penelitian.

3. Untuk mengetahui perbedaan antara pendapatan usaha ternak babi yang diusahakan oleh pegawai dan bukan pegawai?

4. Untuk mengetahui persen (%) kontribusi pendapatan usaha ternak babi dibandingkan pendapatan gaji dan usaha non ternak babi dalam total pendapatan keluarga didaerah penelitan.

5. Untuk mengetahui hubungan yang signigfikan antara besarnya pendapatan gaji dengan besarnya skala usaha ternak babi.

Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dalam peneelitian ini adalah:

1. Bahan pertimbangan bagi instansi- instansi atau pihak-pihak terkait lainnya di dalam membuat kebijaksanaan, terutama pengembangan dan peningkatan usaha ternak babi.

2. Sebagai referensi atau sumber informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.


(20)

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Tinjauan Pustaka

Pengelolaan usahatani pada hakikatnya akan dipengaruhi oleh prilaku petani yang mengusahakan. Perilaku tersebut tergantung dari banyak faktor, diantaranya: watak, suku, dan kebangsaan dari petani itu sendiri, tingkat kebudayaan bangsa dan masyarakatnya, dan juga dari kebijaksanaan pemerintah (Tohir, 1991).

Posisi ternak dalam budidaya terdiri atas tiga manfaat utama, yakni sebagai sumberdaya, ternak sebagai komoditas dan ternak penghasil produk. Ternak sebagai sumberdaya dapat diibaratkan setara dengan sumberdaya alam seperti seperti lahan dan air merupakan sumber turunan produksi

(Yusdja dan Ilham, 2006).

Ternak sebagai komoditas, adalah sekelompok ternak yang dihasilkan dari turunan ternak sumberdaya melalui suatu perkawinan tertentu atau kelompok ternak yang telah terpilih melalui satu jalur perkawinan tertentu atau seleksi genetis tertentu berdasarkan ciri-ciri karakteristik yang diunggulkan. Ternak komoditas berfungsi menghasilkan bakalan unggul. Contoh kelompok ini adalah ayam ras GPS ( Grant Parents Stock) (Yusdja dan Ilham, 2006).

Ternak sebagai penghasil produk adalah kelompok ternak yang berfungsi menghasilkan daging, susu, telur secara efisien. Contoh kelompok ini adalah sapi

bakalan impor, ayam ras pedaging, ayam petelur dan lain-lain (Yusdja dan Ilham, 2006).


(21)

Tujuan utama dari usaha ternak ialah untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya, baik berupa uang maupun berwujud hasil. Pada pokoknya usaha ternak bisa digolongkan menjadi dua:

1) Hasil pokok.

a. Berupa bahan makanan seperti : daging, susu, telur b. Berupa tenaga, seperti tenaga kerbau dalam membajak 2) Hasil ikutan (by product)

Pada umumnya, dari usaha ternak, kecuali memberikan hasil utama, juga msih banyak hasil sampingan yang bisa dimanfaatkan, antara lain; a. Pupuk, dari hewan ternak menyusui dan unggas dapat diperoleh

kotorannya yang sangat besar manfaatnya bagi usaha pertanian b. Kulit untuk sepatu, tas, alat musik dan wayang

c. Tanduk, dipergunakan untuk tangkai kipas, tangkai wayang, sisir, kancing baju, dll

d. Tulang, dipergunakan sebagai tepung tulang yang dapat digunakan sebagai pakan ayam dan babi

e. Darah, sebagai tepung darah yang berguna sebagai pakan ayam dan babi (AAK, 1986).

Peternakan mempunyai peranan yang cukup penting bagi kehidupan manusia karena agar dapat hidup sehat, manusia memerlukan protein. Pemenuhan kebutuhan protein dalam tubuh sangat tergantung dari susunan komposisi bahan makanan yang dikonsumsi setiap harinya. Fungsi protein dalam tubuh manusia adalah sebagai zat pembangunan bagi pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh, sebagai pengatur kelangsungan proses di dalam tubuh dan sebagai pemberi


(22)

tenaga (energi). Protein yang dibutuhkan dapat berasal dari hewan yang disebut protein hewani. Kebutuhan protein hewani dapat berupa daging, telur, dan ikan. (Http:bainfokomsumut.com, 2002).

Ternak babi merupakan kelompok ternak pemakan butir-butiran dan hijauan, termasuk hewan profolik karena cepat sekali berkembang. Ternak ini secara komersil banyak diusahakan di Sumatera utara, Jawa Tengah, dan beberapa provinsi lain. Sangat disayangkan data statistik babi tidak membedakan jenis babi lokal dan babi hybrid (Yusdja dan Ilham, 2006).

Babi merupakan ternak yang mempunyai daya pertumbuhan dan perkembangan yang relatif pesat, selain itu babi merupakan sumber daging yang sangat efisien sehingga arti ekonominya sebagai ternak potong sangat tinggi. Potensi ternak babi di Sumatera Utara pada tahun 2001 sebanyak 847.375 ekor, sementara populasi yang terdapat di provinsi tersebut hanya 807.375 ekor, dilihat dari data tersebut maka masih terbuka peluang investasi untuk budidaya ternak babi di provinsi itu sebanyak 40.000 ekor. Oleh karena itu banyak penduduk Sumatera Utara yang berternak babi baik secara intensif maupun semi intensif sebagai usaha dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari (:///Http:/Jurnal Veteriner (VeterinaryJournal).html, 2005).

Varietas babi yang diketahui sebanyak 312 tetapi hanya 87 yang resmi diakui sebagai bangsa babi (recognized breeds) dan yang 255 lagi belum dianggap sebagai yang resmi. Tiap varietas maupun bangsa babi ini memiliki ciri-ciri khas dan beberapa diantaranya masih menempati geografis tertentu (Sihombing, 1997).


(23)

Babi merupakan ternak omnifora yang dalam beberapa hal berkompetisi dengan manusia terhadap makananya tetapi juga merupakan terrnak yang sangat baik memanfaatkan hasil sampingan dan sisa dapur

(Williamson dan Payne, 1993).

Pemeliharaan babi memerlukan biaya yang cukup besar terutama dalam hal pemberian makanan. Biaya ongkos makan menduduki tempat tertinggi dari ongkos produksi total yang kadang- kadang mencapai 80%. Hal ini disebabkan oleh babi tumbuh begitu cepat sehingga keperluan akan makanan sangat tinggi. Misalnya saja untuk kategori anak lahir sampai dipasarkan, pada waktu babi lahir beratnya 1,4 kg (berat lahir 1,0 – 1,5 kg) dan mencapai 163 kg setelah 18 bulan (Williamson dan Payne, 1993).

Pada dasarnya ada tiga kategori usaha ternak babi, 1) dari anak lahir sampai dipasarkan; 2) menggemukkan; 3) dari anak sampai disapih, tetapi ada juga yagn mengkombinasikan dari ketiga kegiatan tersebut ( Sihombing, 1997)

Masyarakat yang menjadikan ternak babi sebagai usaha sambilan, sebagian besar masih menggunakan tenaga kerja dalam keluarga. Sumber perolehan pakan ternak babi sebagian besar masih diperoleh dengan mencari atau hasil budidaya sendiri. Pada usaha ternak babi skala menengah ke atas sudah menggunakan pakan komersil

(Http/: www. Peternakan Babi Hasil Html, Jakarta.2005)

Ternak babi merupakan salah satu sumber daging dan untuk pemenuhan gizi yang sangat efisien di antara tenak-ternak yagn lain, sehingga arti ekonomi sebagai ternak potong cukup tinggi:


(24)

2. Ternak babi sangat peridi (Prolific), satu kali beranak dapat melahirkan 6-12 ekor, dan satu ekor babi dapat beranak dua kali dalam setahun

3. Persentasi karkas babi cukup tinggi, dapat mencapai 65-80 %, sementara domba dan kambing 45-50 %, dan kerbau 38 %

4. Kandungan lemak daging babi cukup tinggi, dengan demikian kadar energinya juga lebih tinggi

5. Ternak babi sangat efisien dalam mengubah sisa makanan, serta hasil ikutan pertanian, pabrik dan lain sebagainya

6. Ternak babi mudah beradaptasi terhadap sistem pemakaian alat-alat perlengkapan kandang.

(AAK, 1981).

Laju perkembangan dan sukses atau gagalnya usaha peternakan babi dipengaruhi oleh berbagai faktor yang bersifat dinamis. Dari hasil pengamatan ditentukan aspek penentu yaitu:

- Tipe dan pola usaha - Skala usaha

- Kondisi dan kemampuan sumber daya produksi

- Tipe, ukuran, dan kondisi perkembangan serta fasilitasnya - Keadaan pasar dan transportasi

- Besar modal, kecepatan perputaran modal, dan tingkat pembeliannya

- Stabibilisasi permintaan, selera dan preferensi masyarakat akan tipe produk yang dihasilkan dan kondisi ekonomi

- Macam dan jumlah makanan yang tersedia - Kualitas penanganan


(25)

- Efisiensi ternak dalam mengubah makanan menjadi produk daging (Aritonang, 1997).

Indonesia memiliki wilayah-wilayah luas dan sesuai bagi perkembangan ternak dalam bentuk usaha komersil skala menengah dan besar terutama untuk ekspor. Indonesia mempunyai peluang besar untuk memenuhi ekspor daging babi, apalagi hubungan-hubungan perdagangan internasional telah dibina. Salah satu strategi merebut pasar adalah membangun peternakan babi pada kawasan khusus bekerjasama dengan para pedagang babi di Singapura. Kerjasama ini dalam bentuk kemitraan telah dilakukan di Sumatera Utara dan Kepulauan Riau

(Yusdja dan Ilham, 2006).

Landasan Teori

Keputusan akhir akan beternak babi harus diambil berdasar kriteria kelayakan ekonomis, kecuali kalau sumber pembiayaan bukan dasar keputusan si perencana, dikehendaki atau tidak. Bila seseorang mengingini usaha ternak babinya berjalan sebagai suatu bisnis sejak awal harus ditangani secermat mungkin (Sihombing ,1997).

Dasar umum dalam pengambilan keputusan yaitu (1) pengambilan keputusan berdasarkan intuisi, (2) pengambilan keputusan rasional, (3) pengambilan keputusan berdasarkan fakta, (4) pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman, dan (5) pengambilan keputusan berdasarkan wewenang ( Syamsi, 1989)

Biaya usahatani biasanya diklasifikasikan menajdi dua yakni: Biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (Variable Cost). Biaya tetap adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya dan akan terus dikeluarkan walaupun produksi yang


(26)

diperoleh sedikit atau banyak. Besarnya biaya tetap tidak tergantung oleh besarnya jumlah produksi yang diperoleh. Biaya tidak tetap adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh dan tergantung besar kecilnya produksi yang diinginkan (Soekartawi, 1995).

Analisis pendapatan berfungsi unttuk mengukur apakah kegiatan usaha pada saat itu berhasil atau tidak, komponen pendapatan mana yang merupakan penentu dan apakah masih dapat ditingkatkan dan sebagainya. Suatu usaha dikatakan berhasil kalau situasi pendapatannya memenuhi syarat cukup untuk memenuhi semua sarana produksi. Analisis usaha tersebut merupakan keterangan rinci mengenai keadaan penerimaan dan pengeluaran selama jangka waktu tertentu (Aritonang, 1993).

Pendapatan rumah tangga merupakan hasil usaha bersama dari semua anggota rumah tangga yang mampu bekerja dan digunakan untuk semua anggota rumah tangga sesuai dengan pos-pos pengeluaran yang ada, dengan pengeluaran tertinggi ada pada pola makanan (Soekartawi, dkk 1984).

Kerangka Pemikiran

Pendapatan gaji para pegawai setiap bulannya hampir dapat dikatakan sama untuk setiap bulannya. Sementara pengeluaran keluarga semakin hari semakin bertambah. Untuk itu banyak dari para pegawai mencari alternatif usaha sampingan sebagai sumber penambah pendapatan keluarga.

Salah satu alternatif usaha sampingan tersebut adalah mengusahakan ternak babi. Usaha ternak babi yang diusahakan bermula hanya sebagai usaha sampingan yang akan menambah kontribusi pendapatan total keluarga. Akan tetapi pada kenyataanya, cenderung usaha ternak babi ini menjadi usaha utama,


(27)

dimana para pengusahanya yang merupakan pegawai memberikan perhatian penuh, dan ternyata juga mampu memberikan kontribusi pendapatan yang lebih besar dari pendapatan dari gaji bulanan.

Disamping usaha ternak babi, para pegawai juga banyak yang mengusahakan usaha sampingan lainnya, yang juga menambah kontribusi pendapatan total keluarga.

Selain pegawai yang mengusahakan ternak babi sebagai usaha sampingan, perlu juga dilihat pendapatan usaha ternak babi yang diusahkan oleh peternak murni, yang bukan pegawai. Hal ini diperlukan untuk membandingakn tingakt pendapatan kedua usaha ternak.

Ada beberapa hal yang menjadi faktor keputusan para pegawai untuk membuka usaha ternak babi sebagai usaha sampingan.

Secara skematis kerangka pemikiran penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:


(28)

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Keterangan :

: Menyatakan hubungan USAHA NON TERNAK BABI DAN NON GAJI

USAHA TERNAK BABI

GAJI BULANAN

JUMLAH PRODUKSI

PENERIMAAN

PENDAPATA N FAKTOR –

FAKTOR

PENDAPATAN TOTAL KELUARGA


(29)

Hipotesis Penelitian

1. Pendapatan usaha ternak babi di daerah penelitian besar.

2. Terdapat perbedaan antara pendapatan usaha ternak babi yang diusahakan oleh pegawai dan bukan pegawai.

3. Besar persentase (%) kontribusi pendapatan usaha ternak babi lebih besar daripada pendapatan gaji dan usaha non ternak babi dalam total pendapatan keluarga didaerah penelitan.

4. Ada hubungan yang signifikan antara besarnya gaji dengan besarnya skala usaha ternak babi.


(30)

METODOLOGI PENELITIAN

Metode Lokasi Penelitian

Daerah penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) yaitu di kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Kota Medan.

Adapun alasan pemilihan daerah tersebut karena Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai, Kota Medan merupakan kelurahan dengan jumlah peternak babi yang terbesar di kecamatan tersebut. Mata pencaharian utama keluarga di kelurahan ini sangat beragam dan banyak yang mengusahakan ternak babi sebagai mata pencaharian tambahan.

Ada empat kelurahan di kecamatan Medan Denai yang menjadi titik peternakan babi. Keempatnya adalah Tegal Sari Mandala II, Tegal Sari Mandala III, Binjai, dan Denai. Kelurahan Tegal Sari Mandala II merupakan kawasan peternak terbanyak.

Metode Penentuan Responden

Populasi penelitan ini adalah semua rumah tangga dengan kepala keluarga yang bekerja sebagai pegawai negeri yang mengusahakan ternak babi sebagai mata pencaharian tambahan dan peternak murni di kelurahan Tegal Sari Mandala II, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan. Menurut data, ada sekitar 1.788 KK yang memelihara ternak babi di Kecamatan Medan Denai, dan peternak babi dengan mata pencaharian utama sebagai pegawai negeri ada sebanyak 8 KK. Penarikan responden untuk peternak yang PNS dilakukan secara sensus. Sementara penarikan responden untuk peternak murni dilakukan secara acak sederhana (Simple Random Sampling).


(31)

Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan hasil wawancara langsung dengan responden dengan menggunakan kuisioner yang telah disiapkan terlebih dahulu. Sedangkan data sekunder diperoleh dari literatur yang mendukung penelitian dan lembaga-lembaga instansi pemerintah dan lembaga-lembaga yang terkait dengan penelitian ini.

Metode Analisis Data

Semua data yang diperoleh terlebih dahulu ditabulasi kemudian dianalisis dengan menggunakan alat uji yang sesuai dengan hipotesis.

Untuk menguji hipotesis 1, digunakan perhitungan sebagai berikut:

Dimana :

Pd= Pendapatan bersih usahatani TR= Total Penerimaan

TC= Total Biaya

Dimana :

TC = Total Biaya FC = Biaya Tetap VC= Biaya Tidak Tetap

Pd = TR-TC


(32)

Dimana :

TR= Total Penerimaan

P = harga persatuan ( Rp/Kg) Q = Jumlah Produksi (Kg) (Soekartawi, 1995).

Untuk melihat besar tidaknya pendapatan usaha ternak babi di daerah penelitian dapat dibandingkan dengan tingkat suku bunga setahun melalui analisis Return On Investment (ROI).

Return of Investment (ROI) merupakan suatu ukuran rasio untuk mengetahui tingkat pengembalian usaha. komponen pada analisis ini adalh pendapatan bersih dan jumlah penggunaan modal atau biaya produksi. Rumus yang digunakan adalah:

Kriteria uji:

- Jika ROI > tingkat suku bunga yang berlaku, maka pendapatan usaha ternak babi besar.

- Jika ROI < tingkat suku bunga yang berlaku, maka pendapatan usaha ternak babi tidak besar.

(Sunarjono, 2000).

Untuk menguji hipotesis 2 yaitu perbedaan pendapatan usaha ternak babi antara usaha ternak babi yang diusahakan pegawai dan peternak murni dilakukan analisis statistik dengan uji beda rata-rata atau t-hitung dengan uji 2 arah usaha

TR= P.Q

Pendapatan Bersih Modal (Biaya Produksi)


(33)

ternak babi yang diusahakan pegawai dan peternak murni (Independent Sample T-Test). Dengan kriteria Uji:

Jika t-hitung < t-tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak;

Jika t-hitung > t-tabel, maka H1 diterima dan H0 ditolak

Untuk menguji hipotesis 3 , digunakan perhitungan sebagai berikut:

Pendapatan Total Keluarga = Pendapatan UTB + Pendapatan Gaji + Pendapatan Non UTB.

Kontribusi Pendapatan UTB = Pendapatan dari usaha ternak babi x 100 %

Total Pendapatan Keluarga

Dengan kriteria uji :

Jika % pendapatan UTB > 33,33 %, maka terima H1 ; tolak H0

Untuk Menguji hipotesis 4, digunakan analisis korelasi sederhana, yaitu analisis yang menentukan sampai sejauh mana terdapat hubungan antara dua variable, dengan rumus:

Dengan : Xi = Xi - X

Yi = Yi - Y

Dimana:

r = Koefisien Korelasi Y = Pendapatan gaji

X = Skala Usaha Ternak Babi ∑ XiYi = Penjumlahan variable X dan Y

∑ Xi = Penjumlahan variable X

∑ Yi = Penjumlahan variable Y

∑X2

i = Penjumlahan Variabel X2

∑Y2

i = Penjumlahan Variabel Y2

X = Rata-rata variable X Y = Rata- rata Variabel Y (Sudjana, 1992)

∑ XiYi

r

xy =

∑X2


(34)

Definisi dan Batasan Operasional

Definisi dan batasan operasioanl digunakan untuk menjelaskan dan menghindari kesalahpahaman dalam melakukan penelitian.

Definisi

1. Usaha ternak babi adalah suatu unit kegiatan memelihara babi untuk memperoleh suatu permintaan yakni, anakan, indukan, pejantan, dan perkawinan pejantan

2. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan peternak selama proses produksi berlangsung sampai siap untuk dipasarkan.

3. Produk merupakan semua hasil usaha ternak yang dikonsumsi, dalam hal ini produk yang dimaskud adalah daging babi.

4. Total pendapatan keluarga adalah total jumlah dari gaji bulanan pegawai, pendapatan usaha ternak babi, dan pendapatan usaha non ternak babi 5. Usaha sampingan adalah suatu unit usaha yang dikelola setelah adanya

suatu mata pencaharian pertama, dan merupakan unit kegiatan penambah pendapatan keluarga.

6. Pendapatan usaha ternak non babi adalah usaha sampingan yang menambah pendapatan keluarga selain gaji bulanan dan ternak babi.

7. Peridi (Prolific) adalah tingkat frekuensi perkembangbiakan ternak babi.

Batasan operasional

1. Daerah penelitian adalah Perumnas Mandala Kecamatan Medan Denai Kota Medan.


(35)

3. Responden penelitian adalah para pegawai negeri yang mengusahakan ternak babi sebagai usaha sampingan.


(36)

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK PETERNAK RESPONDEN

Deskripsi Daerah Penelitian Luas dan Topografi Desa

Kelurahan Tegal Sari Mandala II terletak di Kecamatan Denai, Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara dengan luas wilayah 87 ha dan jumlah penduduk sebanyak 36.484 jiwa.

Batas wilayah kelurahan Tegal Sari Mandala II adalah sebagai berikut: Sebelah Utara : Kelurahan Bantan

Sebelah Selatan : Kelurahan Tegal Sari Mandala III Sebelah Timur : Kelurahan Percut

Sebelah Barat : Kelurahan Tegal Sari I

Keadaan Penduduk

a. Penduduk menurut kelompok usia

Penduduk Kelurahan Tegal Sari Mandala II berjumlah 36.484 jiwa dan jumlah rumah tangga 2594 kepala rumah tangga, lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 8 dibawah ini:


(37)

Tabel 8. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di Kelurahan Tegal Sari Mandala II Tahun 2007

Kelompok Umur Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

0-4 4.090 11

5-9 3.224 9

10-14 5.736 16

15-19 2.193 6

20-24 3.635 10

25-29 2.351 6

30-34 2.588 7

35-39 2.875 8

40-44 2.353 6

45-49 2.304 6

50-54 3.638 10

55-59 1.278 3

>59 219 0.6

Total 36.484 100

Sumber: Kantor Kelurahan Tegal Sari Mandala II, 2007

Tabel 8 diatas menunjukkan jumlah penduduk kelurahan Tegal Sari Mandala II yang paling besar terdapat pada kelompok umur 15-54 yaitu sebanyak 21.973 jiwa ( 60,22 %). Jika usia 15 – 54 tahun dianggap sebagai usia produktif, maka dapat disimpulkan bahwa ketersediaan tenaga kerja di Kelurahan Tegal Sari Mandala II sangat cukup.

b. Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk Kelurahan Tegal Sari Mandala II sangat bervariasi jenisnya, ada yang bekerja sebagai pegawai negeri, pegawai swasta, peternak, buruh, pengemudi Becak, tukang batu, pedagang, supir dan sebagainya. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai mata pencaharian penduduk Kelurahan Tegal Sari Mandala II dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini:


(38)

Tabel 9. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di Kelurahan Tegal Sari Mandala II Tahun 2007

No. Mata Pencaharian Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pegawai Negeri Peternak Buruh/karyawan Swasta Pedagang Pengemudi Becak Supir Tukang Batu Tukang Kayu Lain-lain 726 1.140 3.915 1.824 971 318 517 415 674 6,91 10,85 37,28 17,37 9,24 3,02 4,92 3,95 6,41

Jumlah 10.500 100,00%

Sumber: Kantor Kelurahan Tegal Sari Mandala II, 2007

Tabel 9 menunjukkan bahwa mata pencaharian penduduk terbesar adalah sebagai karyawan/buruh swasta yaitu sebesar 3.915 orang (37,28%), pedagang 2.824 orang (17,37%) dan peternak sendiri pada posisi terbesar ketiga yaitu 1.140 orang ( 10,85%) pegawai negeri 726 orang (6,91%)

c. Penggunaan Tanah

Luas dan penggunaan tanah di Kelurahan Tegal Sari Mandala II dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini:

Tabel 10. Luas dan Penggunaan Tanah di Kelurahan Tegal Sari Mandala II, Tahun 2006

No. Uraian Jumlah (Ha) Persentase (%)

1 2 3 4 Pemukiman Pekuburan Perkantoran

Prasarana umum lainnya

59 2 9 8 75,6 2,56 11,53 10,25

Total 78 100,0

Sumber: Kantor Kelurahan Tegal Sari Mandala II, 2007

Dari Tabel diketahui bahwa penggunaan lahan yang paling luas adalah untuk pemukiman seluas 59 Ha (75,6%), dan kelurahan ini merupakan kawasan pemukiman padat dan kumuh, sedangkan perkantoran sebesar 9 ha (11,53%), Pekuburan 2 ha (11,53%), dan prasarana umumnya seluas 8 ha ( 10,25).


(39)

Sarana dan prasarana di Kelurahan Tegal Sari Mandala IIdapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 11. Sarana dan Prasarana di Kelurahan Tegal Sari Mandala II , Tahun 2006

No. Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit)

1 Sekolah

a. TPA 2

b. TK 5

c. SD 23

d. SMP 4

e. SMU 1

f. SMK -

g. Perguruan tinggi -

2 Fasilitas Kesehatan

a. Rumah Sakit -

b. Rumah Bersalin -

c. Puskesmas -

d. Apotik 3

e. Posyandu 15

f. Praktek Dokter 6

3 Tempat Peribadatan

a. Mesjid 9

b. Gereja Protestan 23

c. Gereja Katolik 2

d. Vihara -

4 Pasar

a. Tradisional 1

b. Pasar Swalayan 2

Total 96

Sumber: Kantor Kelurahan Tegal Sari Mandala II

Sarana dan prasarana sangat mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat. Semakin lengkap sarana dan prasarana maka akan mempercepat laju pembangunan. Dari data pada Tabel 8 dapat dilihat bahwa sarana dan prasarana di Kelurahan Tegal Sari Mandala II ini sangat sederhana, khususnya sarana dan prasarana kesehatan. Jenis-jenis sarana yang tersedia baik sarana pendidikan dan pasar


(40)

Karakteristik Responden Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah peternak babi, yang memiliki perkerjaan utama sebagai Pegawai Negeri dan peternak murni. Karakteristik responden yang dimaksud meliputi karakteristik sosial ekonomi yang terdiri dari umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan dan pengalaman beternak.

Tabel 12. Karakteristik Peternak Babi di Kelurahan Tegal Sari Mandala II Tahun 2008

No Karakteristik Peternak Responden

Satuan Range Rerata

1 Umur Tahun 36-65 51.8

2 Tingkat pendidikan Tahun 0-15 10.31

3 Pengalaman Beternak Tahun 2-38 15.5

4 Jumlah tanggungan Jiwa 3-7 4.5

5 Jumlah Ternak Ekor 7-22 12.75

6 Jumlah penerimaan Per siklus Usaha Ternak Babi

Rp 6.830.000 -

26.408.000

12.018.812, 5

7 Total Biaya Produksi Per Siklus Produksi

Rp 2.429.248,33 -

9.729.313

5.273.005,47 Sumber: Data Diolah ( Lampiran 1, lampiran 8, dan lampiran 9)

Umur sering kali menjadi salah satu hambatan bagi seseorang untuk dapat melaksanakan tugas maupun kewajibannya dengan baik. Begitu juga halnya dengan peternak yang selalu bekerja tanpa memperdulikan panas dan hujan. Umur biasanya berpengaruh terhadap kesehatan yang secara tidak langsung memepergaruhi produktivitas kerjanya. Apalagi pekerjaan tersebut membutuhkan banyak tenaga dan perhatian yang cukup intensif sehingga hasil yang diinginkan dapat tercapai.

Dari tabel 12 diatas dapat dilihat range umur konsumen yang terbesar berada pada kelompok umur 36-65 tahun dan rata-rata umur peternak adalah 51, 8


(41)

tahun. Hal ini menunjukkan bahwa peternak babi didaerah ini secara umum berada pada umur yang produktif.

Tingkat pendidikan formal peternak yang cukup memadai juga akan memperlihatkan tingkat pengetahuan dan wawasan memadai dan pada akhirnya akan membantu peternak dalam menganalisa dan menerpakan apa yang akan diusahakan oleh peternak dalam usaha ternaknya.

Dari tabel 12 diatas dapat dilihat tingkat pendidikan responden yang berada pada range 0-15 tahun. Hal ini menunjukkan ada beberapa responden yang tidak tamat SD dan SLTP, responden ini merupakan janda dari pensiunan PNS yang mengusahakan ternak babi, akan tetapi masih menerima tunjangan gaji pensiun, dan telah memulai usaha ternak babinya ketika suami masih ada.

Pengalaman beternak merupakan hal yang dapat mempengaruhi pengetahuan dan keterampilan beternak, karena dari lama beternak dapat diketahui sejauh mana peternak itu mengerti tentang wawasannya terhadap usaha ternak tersebut yang dapat dilihat dari tingkat penguasaan peternak terhadap teknik-teknik beternak dan pola pikir peternak. Atau dapat dikatakan bahwa peternak tersebut semakin mampu mengelola usaha ternaknya dengan lebih baik dan mampu memgatasi masalah dan kendala yang dihadapi dalm usaha ternaknya.

Jumlah tanggungan peternak di kelurahan Tegal Sari Mandala II rata-rata 4,5 jiwa. Secara umum, jumlah tanggungan keluarga di daerah penelitian ini, dapat dikatakan cukup besar. Hal ini disebabkan oleh faktor sosial budaya, karena beberapa keluarga ada yang masih menampung kerabat dan ditanggung hidupnya oleh keluarga tersebut.


(42)

Total penerimaan per siklus produksi (6 bulan) dari usaha ternak babi peternak responden adalah berkisar Rp 6.830.000- Rp 26.408.000 dengan rataan sebesar Rp 12.018.812, 5. Berdasarkan rataan tersebut dapat diketahui bahwa total penerimaan peternak responden per siklus produksi masih tergolong rendah ( Lihat keterangan di bawah ini tetnang kriteria penerimaan).

Kriteria total penerimaan per siklus produksi dari usaha ternak babi adalah ssebagai berikut:

Interval = = = Rp Rp 6.526.000

- Rendah : Rp 6.830.000 - Rp 13.356.000 - Sedang : Rp >13.356.000 – Rp 19.882.000 - Tinggi :Rp > 19.882.000 – Rp 26.4408.000

Total Biaya Produksi per siklus produksi adalah berkisar Rp 3.972.332.33 – Rp 12.729.313, dengan rataan Rp 7.540.817, 8/ siklus produksi. Berdasarkan rataan tersebut dapat diketahui bahwa total biaya produksi peternak responden per siklus produksi tergolong sedang ( Lihat keterangan dibawah ini tentang Kriteria biaya produksi). Besar kecilnya biaya produksi ini tentunya akan mempengaruhi besarnya pendapatan usaha ternak babi.

Kriteria total biaya produksi per siklus produksi adalah:

Interval = = Rp 2.918.993

- Rendah : Rp 3.972.332,33 - Rp 6.891.325,88 - Sedang : Rp > 6.891.325,88 – Rp 9.810.318,88 - Tinggi :Rp > 9.810.318,88 – Rp 12.729.31

3 000 . 830 . 6 000 . 408 . 26 . Rp Rp − 3 33 . 332 . 972 . 3 313 . 729 . 12 . Rp Rp


(43)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Sistem Pemeliharaan Ternak Babi di Kelurahan Tegal Sari Mandala II

Sistem Perkandangan

Kandang merupakan tempat ternak babi dipelihara, tempat bernaung, tidur, makan dan lainnya. Jenis dan bahan dasar pembuat kandang babi di daerah penelitian sangat beragam jenis. Beberapa peternak memang ada yang membuat kandang dengan sebaik mungkin, dengna menggunakan bahan dinding batu bata dan semen, serta atap seng yang baik. Ada juga beberapa peternak yang menggunakan dinding kayu dan atap seng. Bahan ini tentunya tidak bertahan lama. Bahkan ada beberapa peternak yang menggunakan bahan kayu bekas sebagai dinding kandang dan sama sekali kurang layak untuk menjadi kandang yang baik. Akan tetapi semua peternak menggunakan semen sebagai lantai dasar kandang. Walaupun demikian, hampir setiap enam bulan sekali para peternak memperbaiki lantai kandang ( Mendempul) yang rusak akibat cakaran kuku ternak.

Letak kandang juga tidak semua menghadap ke arah timur. Kandang yang baik harus menghadap k earah timur, agar memperoleh sinar matahari yang cukup dipagi hari.

Bibit

Pada umumnya peternak didaerah penelitian memperoleh bibit dari anakan induk babi milik mereka sendiri. Akan tetapi ada juga beberapa [eternak yang membeli anak babi, jika pada siklus sebelumnya terjadi kegagalan produksi anak babi. Jenis peternakan di daerah ini secara umum dapat dikatakan sebagai


(44)

peternak campuran. Ada peternak yang menggemukan babi (fattening) yang berasal dari bibit sendiri maupun dari bibit babi yang dibeli. Ada peternak yang memang hanya memproduksi anakan saja, dan langsung dijual. Pada umumnya mengusahakan kedua-duanya, dan pada umumnya bersifat tergantung pada permintaan.

Pemberian pakan

Jenis pakan yang diberikan pada ternak babi didaerah penelitian ini sangat bervariasi, karena setiap peternak memiliki asumsi sendiri dalam mengusahakan yang terbaik bagi ternaknya. Akan tetapi pada umumnya peternak didaerah ini menggunakan nasi sisa sebagai bahan pakan utama. Kemudian ditambahkan kopekan sayur yang dicincang, ampas tahu dan kelapa, dedak, dan mie sisa.

Tidak semua peternak memasak pakan ternaknya. Karena menurut peternak tersebut, nasi sisa tersebut sudah masak dan tidak perlu dimasak lagi, ssekalipun ditambahkan dengan bahan pakan lainnya. Garam sangat berperan penting dalam komposisi pakan ternak babi didaerah penelitian. Sehingga pemakaian garam di daerah pernelitian mencapai satu sak setiap minggunya.

Pemberian pakan secara umum diberikan dengan frekuensi dua kali dalam sehari,yaitu pada pagi hari antara pukul 07.00 – 08.00 pagi dan pukul 17.00 - 17.30 sore. Disamping itu ada beberapa peternak memberikan pakan ternak sebanyak tiga kali dalam sehari dari yan biasanya, yaitu pada pukul 13.00 - 14.00. Pemberian Air Minum

Air minum untuk ternak babi selalu disediakan dalam kandang, yang dilakukan ditempat air minum. Pemberian air minum ini biasanya diberikan saat pagi dan sore hari, pada saat pemberian pakan.


(45)

Kebersihan Ternak Babi dan Kandang

Pembersihan kandang dan ternak dilakukan pagi dan sore hari, sebelum pemberian pakan ternak. Pembersihan ternak dilakukan dengan menyiram ternak babi dengan air, sambil hewan ternak digosok dengan alat pengosok. Setelah itu baru kandang dibersihkan dengan cara disiram sambil lantai digosok dengan sapu lidi. Sebelum disiram, kotoran ternak yang ada dikandang diangkat terlebih dahulu, lalu dimasukkan kedalam bak penampungan atau parit pembuangan.

Kebersihan kandang di daerah penelitan sebenarnya cukup bagus. Hanya saja aliran air pembuangan yang tidak lancar, sehingga terdapat genangan disekitar rumah warga yang tentunya dapat menimbulkan penyakit.

Pemberian Obat-obatan

Pemberian oabt-obatan bagi hewan ternak didaerah penelitian ini sebenarnya sangat jarang. Kecuali jika terjadi musim penyakit ternak, seperti yang terjadi pada bulan Maret hingga Mei 2008 lalu, dimana banyak hewan ternak yang terserang penyakit dan mati, sehingga mengakibatkan kerugian yang sangat besar. Hal ini terjadi, karena menurut para peternak, di daerah penelitian ini sama sekali tidak ada perhatian dari pemerintah melalui Dinas Peternakan, baik umtuk memberikan suntikan dan obat-obatan, maupun penyuluhan dan pendampingan kepada para peternak.

Penggunaan Tenaga Kerja

Seluruh peternak didaerah ini mengusahakan ternaknya sendiri. Hal ini berarti tenaga kerja yang dipakai dalam usah ini adalah tenga kerja dalam keluarga. Hampir seluruh kegiatan usaha ternak dilakukan sendiri oleh anggota keluarga, baik pria, wanita dan anak-anak, kecuali dalam hal pembuatan kandang,


(46)

yang pada umumnya menggunakan Tenaga Kerja Luar Keluarga, yaitu Tukang. Pembagian kerja dalam usaha ternak babi didaerah penelitian berdasarkan kesepakatan anggota keluarga.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pegawai dalam memilih usaha ternak babi sebagai mata pencaharian sampingan.

Dasar umum dalam pengambilan keputusan yaitu (1) pengambilan keputusan berdasarkan intuisi, (2) pengambilan keputusan rasional, (3) pengambilan keputusan berdasarkan fakta, (4) pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman, dan (5) pengambilan keputusan berdasarkan wewenang ( Syamsi, 1989)

Dalam melaksanakan usaha ternak babi sebagai usaha ternak sampingan, para pegawai dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni: ketersediaan waktu, pendapatan yang diperoleh lebih besar, dan suka beternak.

Tabel 13. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pegawai dalam memilih usaha ternak babi sebagai mata pencaharian sampingan.

Alasan Jumlah Responden

(orang)

Persentase (%)

Waktu 1 12.5

Waktu dan Pendapatan 3 37.5

Waktu dan Suka Beternak 1 12.5

Waktu, Pendapatan dan Suka Beternak 3 37.5

Total 8 100

Sumber: Data diolah dari Lampiran 15

a. Ketersediaan waktu

Dari 8 responden penelitian yang merupakan pegawai dengan usaha ternak babi sebagai usaha sampingan, seluruhnya menyatakan bahwa waktu yang dibutuhkan dalam usaha ternak babi relatif kecil yakni sekitar 3 jam setiap hari


(47)

dengan perincian 1 1/2 jam di pagi hari yaitu antara jam 06.00-7.30 pagi dan sore harinya 11/2 jam yaitu antara jam 17.00-18.30 WIB. Faktor keputusan ini merupakan faktor keputusan berdasarkan rasional. Akan tetapi hanya satu responden yang hanya memeberikan alasan waktu, sisanya merupakan kombinasi antarra waktu dengan pendapatan sebanyak 3 orang, waktu dengan suka beternak satu orang, dankombinasi dari ketiganya sebanyak tiga responden.

b. Pendapatan yang diperoleh lebih besar

Menurut informasi yang diperoleh dari lapangan, dari delapan responden terdapat enam responden menyatakan bahwa pendapatan yang diperoleh dari usaha ternak babi lebih besar dari pendapatan usaha sampingan lainnya. Pada umumnya usaha ternak babi dijadikan sebagai tabungan jangka pendek dalam memenuhi biaya pendidikan anggota keluarga. Faktor keputusan ini merupakan faktor keputusan berdasarkan fakta

c. Suka beternak

Dari total responden terdapat empat orang yang menyatakan mereka memilih usaha ternak babi sebagai usaha sampingan dengan alasan bahwa neereka memiliki kemampuan dan bakat dalam beternak khususnya beternak babi. Sehingga faktor keputusan ini dapat digolongkan sebagai faktor pengambilan keputusan berdasarkan intuisi.

Besar Pendapatan Keluarga Peternak Babi di Kelurahan Tegal Sari Mandala II

Pendapatan bersih merupakan pengurangan seluruh penerimaan terhadap total biaya produksi yang dikeluarkan. Rataan pendapatan bersih dari usaha ternak babi ini dapat dilihat dari Tabel 14.


(48)

Tabel 14. Rata-rata Besar Pendapatan Keluarga Peternak Babi di Kelurahan Tegal Sari Mandala II

Strata Pendapatan Bersih (Rp/Siklus)

Nilai TKDK (Rp/Siklus)

Pendapatan Keluarga/Peternak

(Rp/Siklus)

PNS 6.588.312,79 942.187,5 7.530.500,29

NON

PNS 2.367.676,50 1.652.968,75 4.020.645,25

Rataan 4.477.994,65 1.297.578,12 5.775.572,77

Sumber: Data diolah dari Lampiran 11

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pendapatan keluarga usaha ternak babi yang dilakukan oleh PNS sebesar Rp. 7.530.500,29/siklus produksi. Sementara pendapatan usaha ternak babi yang dilakukan keluarga peternak murni sebesar Rp 4.020.645,25./siklus produksi, dan rata-rata pendapatan usaha ternak babi peternak responden adalah Rp 5.775.572,77/ siklus produksi.

Jika dirata-ratakan, pendapatan bersih peternak responden untuk setiap tahunnya adalah sebesar Rp 8.955.989,29. Untuk melihat besar tidaknya pendapatan usaha ini, dapat dilakukan dengan membandingkan tingkat suku bunga deposito bank melalui perhitungan Return On Invesment atau ROI, yaitu untuk melihat persentase perbandingan pendapatan dengan biaya produksi selama satu tahun atau dua siklus produksi.

Persentase nilai ROI dari usaha ini adalah sebagai berikut:

Dimana Pendapatan bersih usaha ternak babi selama setahun adalah Rp 8.955.989,29 dan Total Biaya produksi adalah Rp 15.081.635,7.

Pendapatan Bersih

Modal (Biaya Produksi) x 100% ROI =


(49)

Maka:

ROI = 59,38 %

Sementara bunga deposito bank dalam satu tahun berada pada tingkat 16 % per tahunnya. Maka dapat disimpulkan bahwa usaha pendapatan usaha ternak babi didaerah penelitian lebih besar dari bunga deposito.

Maka terima H1 dan tolak H0 , yaitu Return On Investment (ROI) > tingkat suku

bunga deposito.

Melalui analisis ini dapat dilihat bahwa usaha ternak babi ini sangat baik dikembangkan secara ekonomis karena memberikan pendapatan yang cukup besar.

Perbedaan Pendapatan Usaha Ternak Babi Antara Peternak PNS Dengan Peternak Murni

Perbedaan pekerjaan utama dan lingkungan sehari-hari dapat mempengaruhi pola pikir, wawasan. Ketersediaan waktu dan cara mengelola suatu usaha. Untuk itu dapat dilihat berdasarkan hasil pengolahan uji beda secara statistik antara pendapatan usaha ternak babi yang diusahakan oleh PNS dan peternak murni. Berikut dapat dilihat pada Tabel 15. Hasil Uji T Perbedaan Pendapatan Usaha Ternak Babi Antara Peternak PNS Dengan Peternak Murni


(50)

Tabel 15. Hasil Uji T Perbedaan Pendapatan Usaha Ternak Babi Antara Peternak PNS Dengan Peternak Murni

Sampel Jumlah Sampel (Orang)

Pendapatan Usaha Ternak

Babi (Rp/6 Bulan)

t-hitung t-tabel Keterangan

N1 8 7.530.500,29 1.731 1,94 t-hitung <

t-tabel, maka H0

diterima dan H1

ditolak

N2 8 4.020.645,25 1.731 1,94

Sumber Diolah dari Lampiran 17

N1 = Peternak PNS

N2 = Peternak NON PNS

Dari Tabel 15 Independent responden T-test dapat dilihat nilai dilihat bahwa nilai t-hitung adalah 1,731 dimana nilai ini lebih kecil dari nilai t-tabel yaitu 1,94 pada taraf kepercayaan 95%. Maka dapat disimpulkan bahwa jika t-hitung < maka H0 diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak

terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapatan usaha ternak babi PNS dengan peternak murni (NON PNS).

Kontribusi Pendapatan Usaha Ternak Babi terhadap total pendapatan Keluarga

Total pendapatan keluarga merupakan hasil yang diterima oleh peternak babi dari usaha ternak babi, luar usaha ternak dan gaji pegawai pada keluarga PNS. Rataan kontribusi pendapatan usaha ternak babi terhadap total pendapatan keluarga dapat dilihat pada tabel di bawah ini:


(51)

Tabel 16. Kontribusi Usaha Ternak Babi terhadap Total Pendapatan Keluarga

Sumber Pendapatan Rataan (Rp) Persentase (%) Pendapatan Gaji/Pensiunan PNS 14.362.500 60,94

Pendapatan Usaha Ternak Babi 7.530.500,29 31,95 Pendapatan diluar Gaji & Ternak

Babi 1.675.000 7,1

Total Pendapatan Keluarga 23.568.000,3 100 Sumber: Data diolah dari Lampiran 13

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pendapatan usaha ternak babi memberikan kontribusi sebesar 31, 95 % dari total pendapatan keluarga pegawai. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendapatan UTB < 33,3 % maka terima H0, dan tolak H1 yaitu besar persentase kontribusi pendapatan usaha ternak babi

lebih kecil dari 33,33%, akan tetapi pendapatan usaha ternak babi ini tidak lebih besar dari pendapatan gaji dalam total pendapatan keluarga di Tegal Sari Mandala II.

Hal ini disebabkan karena usaha ternak babi ini diusahakan sebagai usaha sampingan, yang menambah pendapatan total keluaarga. Akan tetapi keterbatasan kontirbusi pendapatan usaha ternak babi ini sebenarnya disebabkan oleh skla usaha dan ketersediaan lahan yang ada. Sehingga para peternak ini mengalami kesulitan untuk memperbesar skala usaha.

Besar pendapatan usaha ternak babi yang masih kurang memuaskan di daerah penelitian ini juga disebabkan oleh rendahnya harga jual yang diterima oleh peternak dibandingakan dengan biaya yang harus dikeluarkan. Hal ini dapat dilihat dari pendekatan per satuan kilogramnya. Dimana peternak menerima harga jual ternak mereka rata – rata sebesar Rp 14.000 per kilogramnya, sementara total


(52)

biaya per kilogramnya sebesar Rp 9562.36, maka peternak mendapatkan laba sebesar Rp 4437,64 per kilogram daginganya.

Meskipun usaha ini belum mampu memberikan kontribusi sepertiga dari pendapatan total keluarga, pendapatan usaha ternak babi ini tetap memberikan kontribusi yang lebih besar daripada usaha sampingan lainnya terhadap total pendapatan keluarga. Dapat dilihat bahwa usaha sampingan diluar usaha ternak babi hanya memberikan rata-rata kontribusi sebesar 7,1 %. Untuk itu keberadaan ternak babi yang sebenarnya sangat menguntungkan ini seharusnya tidak menjadi permasalahan besar dan menahun di Kota Medan, akan tetapi perlu dicari suatu cara alternatif yang tidak merugikan pihak manapun. Sehingga sangat diperlukan kerjasama antara masyarakat, pemerintah, dan lembaga-lembaga sosial ekonomi masyarakat.

Sebenarnya permasalahan lingkungan dapat diatasi bersama antara peternak, masyarakat dan pemerintah. Kotoran ternak sebenarnya sangat berpotensi sebagai pupuk kandang. Sehingga permasalahan kotoran dapat diubah menjadi bahan yang berpotensi.

Disamping itu perlu suatu rancangan kandang yang sehat dan mudah dalam pembersihannya, serta adanya saluran air sisa pembersihan kandang dan hewan ternak. Sehingga nantinya tidak ada lagi genangan air disekitar lingkungan warga yang menyebabkan bau tidak sedap dan menjadi endapan penyakit.

Selain itu besarnya permintaan daging babi dan luasnya pasar ekspor yang ssiap menampung produksi daging babi ini, maka usaha ini perlu diberikan perhatian lebih dalam usaha peningkatan perkenomian masyarakat yang pada akhirnya turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat.


(53)

Hubungan besar gaji dengan besar skala usaha ternak babi

Pendapatan gaji dapat dijadikan sebagai modal utama dalam mengusahakan ternak babi. Untuk itu dapat dilihat apakah ada hubungan yang signifikan antara besarnya gaji dengan jumlah ternak yang menjadi ukuran skala usaha ternak babi tersebut.

Secara umum skala usaha ternak babi dapat digolongkan menjadi tiga bagian besar berdasarkan jumlah ternak yang dimiliki. Yaitu

1. Skala kecil dengan jumkah ternak antara 1-15 ekor 2. Skala sedang dengan jumlah ternak antra 16-30 ekor 3. Skala besar dengan jumlah ternak diatas 30 ekor

Berdasarkan hasil analisis korelasi antara pendapatan gaji dengan besarnya skala usaha, diperoleh nilai r = 0,495. Angka tersebut menunjukkan korelasi yang cukup kuat, karena terletak antara 0,401-0,600. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat antara pendapatan gaji dengan besarnya skala usaha ternak babi.

Nilai t-hitung yang diperoleh dari korelasi tersebut adalah 1,395 dimana nilai ini lebih kecil dari t-tabel=1,94. Oleh karena t-hitung < t-tabel maka keputusan pengujian adalah nilai r hasil analisis korelasi tidak signifikan.

Berdasarkan hasil korelasi dapat dilihat angka probabilitas atau tingkat signifikan yang diperoleh adalah 0,212, dimana nilai ini lebih besar daripada 0,05. Hal ini berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara pendapatan gaji dengan besarnya skala usaha ternak babi pada taraf kepercayaan 95%.


(54)

Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan yang signifikan anatar pendapatan gaji dengan besarnya skala usaha ternak babi di daerah penelitian, atau terima H0 dan tolak H1.

Besar tidaknya skala usaha ternak babi dilapangan, ternyata tidak berhubungan dengan modal yang diperoleh dari gaji pegawai, akan tetapi lebih kepada manajemen dan cara perawatan ternak babi tersebut. Semakin baik para peternak tersebut memelihara ternaknya, maka produksi dan penerimaan yang diperoleh akan lebih besar, sehingga dapat membantu mengebangkan skala usahanya.


(55)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pegawai dalam memilih usaha ternak babi sebagai mata pencaharian sampingan didaerah penelitian adalah Ketersediaan waktu, Pendapatan yang diperoleh lebih besar, dan Suka beternak.

2. Besar pendapatan usaha ternak babi 4.477.994,65 /siklus produksi. Pendapatan ini lebih besar, jika dibandingkan dengan bunga deposito bank selama satu tahun melalui perolehan persentase Return On Investment 59,38 % , sementara bunga deposito bank sebesar 16 % per tahunnya. 3. Tidak Ada perbedaan yang signifikan antara pendapatan Usaha ternak babi

oleh PNS dengan petenak murni (NON PNS).

4. Pendapatan usaha ternak babi memberikan kontribusi sebesar 31,95% dari total pendapatan keluarga pegawai. Jumlah ini lebih kecil dari 33,33%, sehingga pendapatan gaji tetap lebih besar yaitu 60,94% dan pendapatan usaha sampingan lainnya hanya 7,1%. Akan tetapi meskipun pendapatan Usaha ternak babi lebih kecil dari pendapatan gaji, pendapatan usaha ternak babi ini jauh lebih besar dari pada pendapatan sampingan lainnya. Sehingga usaha ini tetap perlu ditingkatkan dan dikelola dengan baik.

5. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara besarnya pendapatan gaji dengan besarnya skala usaha ternak babi.


(56)

Saran

Adapun saran yang dapat peneliti berikan adalah: a. Kepada Peternak Babi

Dalam melaksanakan usaha ternaknya diharapkan para peternak dapat juga memperhatikan sanitasi lingkungan dan kebersihan kandang. Sehingga tidak mengganggu penduduk sekitar.

b. Kepada Pemerintah

1. Diharapkan kehadiran Dinas Peternakan dalam mengawasi dan memberikan suntikan kepada hewan ternak yang sakit.

2. Pemerintah diharapkan memperhatikan kawasan Kelurahan Tegal Sari Mandala II. Seperti kelancaran parit, ketersediaan tempat sampah, dan penyuluhan kesehatan.

3. Adanya peran pemerintah dalam peningkatan kegiatan penyuluhan di bidang peternakan dan kebersihan lingkungan.

c. Kepada Peneliti Selanjutnya

Agar peneliti selanjutnya dapat meneliti secara statistik, bagaimana pengaruh faktor-faktor keputusan dalam berusaha ternak babi di daerah sekitar.


(57)

DAFTAR PUSTAKA

AAK, 1981. Pedoman Lengkap Beternak Babi. Kanisius, Yogyakarta. AAK, 1986. Kawan Beternak. Kanisius, Yogyakarta.

Aritonang, D. 1993. Babi Perencanaan Dan Pengelolaan Usaha. Penebar Swadaya, Jakarta.

Aritonang, D. 1997. Pedoman Lengkap beternak Babi. Penebar Swadaya, Jakarta. Bastian, 1985

Http/:bainfokomsumut /open.php.htm. Medan. 2002.

Http:/www.Jurnal Veteriner (VeterinaryJournal). Perbandingan Prevalensi Infeksi Kecacingan pada Babi di Kecamatan Siborongborong dan Kecamatan

Patumbak Sumatera Utara.html, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas

Udayana. Denpasar. 2005.

Http/: www. Peternakan Babi Hasil Html, Jakarta. 2005.

Sihombing.D.T.H., 1997. Ilmu Beternak Babi. University Gadjah Mada Press, Yogyakarta.

Soekartawi, A. Soeharjo, J. L. Dillon dan B.Hardaker, 1984. Ilmu Usahatani Dan

Penelitian Untuk Pengembangan Petani Kecil. University Indonesia,

Jakarta.

Soekartawi, 1995. Analisis Usaha Tani. University Indonesia Press, Jakarta. Sudjana, 1992. Metode Statistika. Penerbit Tarsito, Bandung.

Syamsi, I., 1989. Pengambilan Keputusan (Decision Making). Bina Aksara. Jakarta Tohir, K. A. 1983. Pengetahuan Tentang Usaha Tani Indonesia

Williamsons. G. dan W. J. A. Payne, 1993. Pengantar Peternakan Di Daerah Tropis University Gadjah Mada Press, Yogyakarta.

Yusdja.Yusmichad dan Ilham Nyak, 2006. Arah Kebijakan Pembangunan

Peternakan Rakyat. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Bogor.


(58)

Lampiran 1. Karakteristik Peternak

Strata No Sampel Umur Tingkat

Pendidikan

Jumlah Tanggungan

Pengalaman Beternak

PNS

1 48 12 5 25

2 73 0 3 38

3 60 15 4 12

4 54 15 4 10

5 61 12 3 31

6 48 12 5 5

7 62 9 3 21

8 55 12 6 15

Non PNS

9 51 6 6 23

10 41 12 4 7

11 54 6 5 10

12 38 12 3 5

13 35 12 4 2

14 60 6 5 22

15 52 12 7 10

16 38 12 5 12

Total 830 165 72 248


(59)

Lampiran 2. Biaya Kandang Per Siklus Produksi per Peternak di Kelurahan Tegal Sari Mandala II

Strata No

Sampel

Pembuatan Kandang (Rp)

Umur Pakai (Bln)

Penyusutan (Rp)

Perbaikan Kandang

(Rp)

Biaya Kandang (Rp)

PNS

1 1000000 180 33333.33 100000 133333.33

2 1000000 180 33333.33 100000 133333.33

3 1000000 180 33333.33 150000 183333.33

4 750000 180 24999.99 500000 524999.99

5 500000 180 16668 300000 316668

6 10000000 240 250000 350000 600000

7 1000000 180 33333.33 200000 233333.33

8 12000000 240 50000 500000 550000

Total 27250000 1560 475001.31 2200000 2675001.31

Rataan 3406250 195 59375.16375 275000 334375.1638

Non PNS

9 2500000 180 83333.33 500000 583333.33

10 700000 180 6250 200000 206250

11 200000 180 6666 200000 206666

12 800000 120 39996 50000 89996

13 50000 60 4999 50000 54999

14 700000 120 37500 200000 237500

15 300000 120 15000 150000 165000

16 1000000 180 33333.33 200000 233333.33

Total 6250000 1140 227077.66 1550000 1777077.66

Rataan 775000 156 26207.56 180000 206207.56

Over All 33500000 228637.66 702078.97 3750000 4452078.97


(60)

Lampiran 3. Biaya Peralatan per siklus Produksi Per Peternak diKelurahan Tegal Sari Mandala II tahun 2008

Strata No Sampel

Pompa Air Selang Gayung

Unit (m) Harga (Rp) Umur Pakai (Bln) Penyusutan (Rp) Unit (m) Harga (Rp) Umur Pakai (Bln) Penyusutan

(Rp) Unit

Harga (Rp)

PNS

1 1 500000 24 124999 5 25000 24 6250 0 0

2 0 0 0 0 4 20000 36 3333.33 2 10000

3 0 0 0 0 10 25000 60 24999 2 10000

4 0 0 0 0 10 50000 24 12500 1 5000

5 0 0 0 0 3 15000 36 416 1 5000

6 0 0 0 0 10 50000 36 8333 2 10000

7 0 0 0 0 10 30000 24 7500 3 15000

8 0 0 0 0 15 30000 24 7500 3 15000

Total 1 500000 24 124999 67 245000 264 70831.33 14 70000

Rataan 0.125 62500 3 15624.875 8.375 30625 33 8853.91625 1.75 8750

Non PNS

9 0 0 0 0 15 75000 36 12500 6 42000

10 1 250000 36 41666 0 0 0 0 6 30000

11 0 0 0 0 0 0 0 0 6 30000

12 0 0 0 0 0 0 0 0 2 10000

13 1 500000 96 31249 15 45000 1 22500 2 10000

14 0 0 0 0 0 0 0 0 4 20000

15 0 0 0 0 5 25000 24 6250 2 5000

16 0 0 0 0 5 25000 36 41666 6 30000

Total 2 750000 132 72915 40 170000 97 82916 34 177000 Rataan 0.2 75000 13.2 7291.5 4.5 18500 12.1 8666.6 3.6 18700 Over All 3 1250000 156 197914 107 415000 361 153747.33 48 247000 Rataan 0.1875 78125 9.75 12369.625 6.6875 25937.5 22.5625 9609.208125 3 15437.5


(61)

Lanjutan Lampiran 3.

Strata No Sampel

Ember Drum Kaleng Sapu Lidi

Total Biaya Peralatan

(Rp) Unit Harga

(Rp)

Umur Pakai (Bln)

Penyusutan

(Rp) Unit

Harga (Rp) Umur Pakai (Bln) Penyusutan

(Rp) Unit

Harga

(Rp) Unit

Harga (Rp)

PNS

1 12 120000 6 120000 4 250000 36 41666 0 0 6 18000 310915 2 5 50000 12 25000 1 50000 12 25000 0 0 6 24000 87333.33 3 3 15000 12 7500 1 50000 12 25000 0 0 2 44000 111499 4 0 0 0 0 1 100000 6 100000 5 20000 6 30000 167500 5 2 60000 12 30000 1 75000 12 37500 0 0 2 8000 80916 6 10 100000 12 50000 3 210000 12 105000 0 0 6 24000 197333 7 5 35000 12 17500 1 75000 6 75000 0 0 2 10000 125000 8 10 70000 6 70000 2 160000 6 160000 0 0 0 0 252500

Total 47 450000 72 320000 14 970000 102 569166 5 20000 30 158000 1332996.33

Rataan 5.875 56250 9 40000 1.75 121250 12.75 71145.75 0.625 2500 3.75 19750 166624.5413

Non PNS

9 6 30000 24 7500 2 400000 10 240000 2 14000 12 60000 881113 10 2 20000 12 10000 2 100000 12 50000 0 0 6 30000 281742 11 4 40000 12 20000 1 70000 12 35000 0 0 6 30000 225041 12 5 25000 12 12500 1 50000 12 25000 0 0 3 15000 137535 13 2 20000 12 10000 1 50000 6 50000 0 0 12 48000 286896 14 6 90000 6 90000 2 200000 6 200000 6 60000 6 24000 684036 15 8 136000 12 68000 0 0 0 0 6 60000 6 24000 324313 16 2 10000 12 5000 2 100000 18 3333.33 0 0 6 18000 233086.33

Total 35 371000 102 223000 11 970000 76 603333.33 14 134000 57 249000 3053762.33

Rataan 3.9 41500 12.6 23400 1.2 100500 11.2 60916.63 2 15800 6.3 26100 321445.33

Over All 82 821000 174 543000 25 1940000 178 1172499.33 19 154000 87 407000 4386758.66


(1)

Lampiran 12. Pendapatan Peternak di Luar PNS & Usaha Ternak Selama 6 bulan Tahun 2008

Strata No Sampel

Botot (Rp)

Becak (Rp)

Jual Nasi Busuk (Rp)

Istri Sebagai

Pegawai Pedagang (Rp) Lain-lain (Rp)

Total (Rp)

PNS

1 1800000 0 5040000 0 0 0 6840000

2 1200000 0 0 0 0 0 1200000

3 0 0 0 0 0 0 0

4 0 0 0 0 0 0 0

5 0 0 0 0 0 0 0

6 0 0 0 2350000 0 810000 3160000

7 0 0 0 0 1200000 1000000 2200000

8 0 0 0 0 0 0 0

Total 3000000 0 5040000 2350000 1200000 1810000 13400000

Rataan 375000 0 630000 293750 150000 226250 1675000

Non PNS

9 0 0 0 0 0 0 0

10 4800000 0 0 0 1800000 0 6600000

11 6000000 0 0 0 0 0 6000000

12 3600000 3600000 0 0 0 0 7200000

13 600000 1200000 0 7800000 0 0 9600000

14 0 0 0 0 0 2400000 2400000

15 0 0 0 0 1200000 0 1200000

16 3600000 0 5040000 0 0 0 8640000

Total 18600000 4800000 5040000 7800000 3000000 2400000 41640000

Rataan 2460000 480000 504000 780000 300000 440000 4964000

Over All 21600000 4800000 10080000 10150000 4200000 4210000 55040000


(2)

Lampiran 13. Total Pendapatan Keluarga per Siklus Produksi (6 Bulan) Tahun 2008

Strata No Sampel

Pendapatan Gaji/Pensiunan PNS

(Rp)

(%) Pendapatan Usaha Ternak

Babi (Rp) (%)

Pendapatan diluar Gaji &

Ternak Babi (Rp) (%)

Total Pendapatan Keluarga (Rp)

PNS

1 1800000 8.09325 13600751.67 61.152 6840000 30.7544 22240751.67

2 3600000 37.2697 4859333.34 50.307 1200000 12.4232 9659333.34

3 18000000 74.3029 6225167.67 25.697 0 0 24225167.67

4 15600000 83.514 3079500.01 16.486 0 0 18679500.01

5 12000000 77.6829 3447416 22.317 0 0 15447416

6 20700000 69.597 5882667 19.779 3160000 10.6245 29742667

7 4200000 30.9879 7153666.67 52.78 2200000 16.2318 13553666.67

8 39000000 70.9149 15995500 29.085 0 0 54995500

Total 114900000 60.9407 60244002.36 31.952 13400000 7.10709 188544002.4

Rataan 14362500 60.9407 7524250.295 31.926 1675000 7.10709 23568000.3

Non PNS

9 0 0 8607553.67 100 0 0 8607553.67

10 0 0 2897008 30.504 6600000 69.4956 9497008

11 0 0 7403293 55.235 6000000 44.7651 13403293

12 0 0 3791469 34.495 7200000 65.5053 10991469

13 0 0 3048105 24.099 9600000 75.9007 12648105

14 0 0 2714464 53.074 2400000 46.9257 5114464

15 0 0 1936687 61.743 1200000 38.2569 3136687

16 0 0 3873580.34 30.955 8640000 69.045 12513580.34


(3)

Lampiran 14. Investasi Ternak

Strata No Sampel

Anak ( ekor)

Babi Dara (ekor)

Induk (ekor)

Jantan (ekor)

Total (ekor)

PNS

1 13 8 3 - 24

2 - - 2 - 2

3 8 5 3 - 16

4 - 4 4 - 8

5 8 - 1 - 9

6 9 - 5 - 9

7 - 1 - - 1

8 14 10 1 - 25

Total 52 28 19 0 94

Rataan 6.5 3.5 2.375 0 11.75

Non PNS

9 27 50 7 - 84

10 15 - 3 - 18

11 8 8 2 - 18

12 - - 2 - 2

13 8 - 1 - 9

14 10 - 1 1 11

15 - 17 - - 17

16 4 2 2 - 8

Total 22 77 18 167

Rataan 1.6 6.6 1.1 - 9.3

Over All 74 105 37 0 261


(4)

Lampiran 15. Persentase Faktor Keputusan Dalam Mengusahakan Ternak babi

Alasan

Jumlah Responden

(orang)

Persentase (%)

Waktu 1 12.5

Waktu dan Pendapatan 3 37.5

Waktu dan Suka Beternak 1 12.5

Waktu, Pendapatan dan Suka Beternak 3 37.5

Total 8 100

No Sampel

Waktu

Pendapatan

Suka

Beternak

1

V

V

-

2

V

V

V

3

V

V

V

4

V

V

-

5

V

-

-

6

V

V

-

7

V

-

V

8

V

V

V


(5)

Lampiran 16. Hasil Korelasi Pearson antara Pendapatan Gaji dengan Skala Usaha

Variabel

t-hitung

t-tabel

Skala Usaha

1,395

1,94

Correlations

1 .495

. .212

8 8

.495 1

.212 .

8 8

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pendapatan Gaji

Skala Usaha

Pendapatan


(6)

Lampiran 17. Hasil analisis Uji T Pendapatan UTB PNS dengan NON PNS

Group Statistics

8 7530500 4731105.835 1672699

8 4284020 2398173.146 847882.2

Pekerjaan PNS NON PNS Pendapatan UTB

N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

Independent Samples Test

2.768 .118 1.731 14 .105 3246480.3 1875319.9 -775681 7268641

1.731 10.374 .113 3246480.3 1875319.9 -911642 7404602

Equal variances as sumed Equal variances not ass umed Pendapatan UTB

F Sig.

Levene's Test for Equality of Variances

t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error

Difference Lower Upper

95% Confidence Interval of the

Difference t-test for Equality of Means

No

Variael

t-hitung

t-tabel

1.

Pendapatan UTB PNS

1.731

1.94