Implementasi Sistem Informasi Kesehatan (Sik) Online Dalam Peningkatan Efektivitas Kerja Di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pemerintahadalahpenyelenggara
danfungsiyang

negarayangmemilikitugaspokok

luasdansistematis.Dalammenjalankantugasdan

wewenangnya,pemerintahmemerlukansemuainformasiyang
akandigunakanuntukmenjalankantugas

danfungsinya

adakemudian
sepertiperencanaan,

pembuat kebijakan administrasi negara dan sebagainya. Informasi yang
terkaitdenganpelaksanaanfungsidanwewenang


pemerintahdiprosesoleh

suatusisteminformasiyang merupakankumpulandarisistem-sistemyang digunakan
untuk mengumpulkan informasi,mengklasifikasi informasi, mengolah informasi,
menginterprestasikan informasi, transmisi (penyampaian) dan penggunaan
informasi.Di

erareformasiini,

pemerintah

dituntutuntuk

bekerjadenganefektif,efisien,danterkendalimelaluipeningkatansumber
dayamanusia sertapemanfaatan teknologi informasiyang efektif.
Kebutuhan masyarakat yang semakin banyak dan serba cepat menuntut
pemerintah untuk lebih meningkatkan kinerja aparaturnya sebagai bentuk
pelayanan kepada masyarakat.Lemahnya pelayanan aparatur pemerintah, menjadi
salah


satu

penyebab

tidak

optimalnya

fungsi

pelayanan

kepada

masyarakat.Kebiasaan yang akhirnya menjadi budaya negatif, berpengaruh
terhadap kelancaran pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh aparatur pemerintah
sehingga kurang dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Universitas Sumatera Utara


Teknologi informasi yang berbasis komputerisasi, saat ini telah
menyederhanakan pekerjaan menganalisis jumlah data yang luas, dan teknologi
informasi berbasis komputer tersebut dapat memudahkan dalam memanajemen
sumber daya aparatur. Proses pengembangan sumber daya aparatur berupa proses
pengembangan pegawai, pembinaan pegawai, serta sampai pencatatan para
pegawai. Adanya pengembangan sistem informasi di suatu pemerintahan akan
memudahkan para pegawai dalam menyimpulkan data dan informasi dengan
lebih baik.
Kemajuan teknologi informasi (komputer dan telekomunikasi) terjadi
sedemikian pesatnya sehingga data, informasi, dan pengetahuan dapat diciptakan
dengan

sangat

cepat

dan

dapat


disebarkan

ke

seluruh

lapisan

masyarakat.Informasi saat ini merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap
masyarakat seperti halnya manusia membutuhkan tenaga untuk hidupnya.
Informasi memungkinkan masyarakat dapat mengantisipasi segala
kemungkinan yang akan terjadi sebagai akibat dari adanya perubahan yang
sedemikian cepat dan kompleks. Hasil dari teknologi ini sangat mempengaruhi
sikap pemerintah di masa modern dalam melayani masyarakat.
Kemampuan menunjukkan potensi seseorang untuk melaksanakan
pekerjaan dan merupakan kekuatan yang mendorong seseorang untuk bekerja
giat dan mengerjakan pekerjaannya.Persyaratan yang sangat mendasar bagi
aparatur adalah kemampuan intelektual dengan motivasi kerja yang tinggi
sehingga tercipta kinerja aparatur yang kondusif untuk merealisasikan potensi

kerja yang dimilikinya sesuai dengan kebutuhan organisasi. Peran yang begitu

Universitas Sumatera Utara

besar dari Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai pelaku utama dan merupakan
input dari proses produksi dalam pembangunan akan tercapai apabila faktorfaktor penunjang optimalisasi peran tersebut tercapai. Salah satu faktor yang
menentukan peran SDM adalah kinerja. Aparatur dalam organisasi atau
perusahaan yang mempunyai kinerja yang baik diharapkan akan mempunyai
kontribusi positif terhadap organisasi. Kinerja aparatur sangat ditentukan oleh
seberapa baik pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki aparatur dan
memfasilitasi pencapaian kinerja mereka.
Keefektifan suatu pemerintahan dengan program-program kerjanya dapat
diartikansebagai pencapaian

tujuan

yang

telah


ditentukan

upayakerjasama.Efektivitasmerupakankemampuan
menyesuaikandiri,memelihara

untuk

sebagai
bertahan,

diridantumbuh,lepasdarifungsitertentu

dimilikinya.Sondang

yang

P.SiagiandalamOthenkPlanet(2008)

menjelaskanpengertianefektivitassebagaipemanfaatansumber


daya,sarana

dan

prasaranadalam jumlah tertentuyangsecarasadar ditetapkan sebelumnya untuk
menghasilkan sejumlah barangatas jasakegiatanyangdijalankannya.
Efektivitas menunjukan keberhasilandari

segi

tercapai

tidaknya

sasaranyang telahditetapkan. Jikahasilkegiatansemakinmendekatisasaran, berarti
makin tinggiefektivitasnya. Efektivitas kerja merupakan suatu keadaan dimana
aktifitas jasmaniah dan rohaniah yang

dilakukan


oleh manusiadapat

mencapaihasil
yangdikehendaki.MenurutSiagian(1986:152),efektivitaskerjaadalahpenyelesaianp
ekerjaantepatpadawaktunya sepertiyangtelah ditetapkan sebelumnya.

Universitas Sumatera Utara

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2014 Sistem
Informasi Kesehatan adalah seperangkat tatanan yang meliputi data, informasi,
indikator, prosedur, perangkat, teknologi, dan sumber daya manusia yang saling
berkaitan dan dikelola secara terpadu untuk mengarahkan tindakan atau
keputusan yang berguna dalam mendukung pembangunan. Kebutuhan pada
data/informasi yang akurat makin meningkat, namun ternyata sistem informasi
yang ada saat ini masih belum dapat menghasilkan data yang akurat, lengkap dan
tepat waktu.Penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan masih menghadapi
berbagai masalah, diantaranya adalah kegiatan pengelolaan data dan informasi
belum terintegrasi dan terkoordinasi dalam satu mekanisme kerjasama yang
baik.Adanya overlapping kegiatan dalam pengumpulan dan pengolahan data,
dimana masing-masing unit mengumpulkan datanya sendiri-sendiri dengan

berbagai instrumennya disetiap unit kerja baik di pusat

maupun di

daerah.Penyelenggaraan sistem informasi kesehatan itu sendiri masih belum
dilakukan secara efisien, masih terjadi redundant data, duplikasi kegiatan, dan
tidak efisiennya penggunaan sumber daya. (Junaedi, 2014: 1).
Menunjang pembangunan kesehatan diperlukan upaya kesehatan, dan
untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan
informasi kesehatan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 168.
SistemInformasiManajemen
menciptakanintegrasidibidang

(SIM)

kinidiperlukanperannya

untuk


informasidanoperasidiantaraberbagaipihak

yangada disuatuorganisasi,baiklokalmaupunglobal.Kebutuhanakan berbagaijenis
organisasiakaninformasibukanhalyang

barulagikarenasejak

Universitas Sumatera Utara

dahuluhinggasekarang

penanganansuatusistem

informasidilakukanmelalui

tujuhtahapyaitu: (a)Pengumpulandata, (b) Klasifikasidata, (c) Pengolahan data
supaya

berubahbentuk,(d)Interprestasiinformasi,


(e)

informasi,(f)Penyampaianinformasiatautransmisikepada

Penyimpanan
pengguna,dan(g)

Penggunaaninformasiuntukkepentinganmanajemenorganisasi.(Sondang, 2003:2).
DinasKesehatan (Dinkes) Provinsi SumateraUtaramerupakansalah satu
Satuan

KerjaPerangkatDaerah

penggunaansisteminformasi

(SKPD)yangterusmengembangkan
dilingkunganPemerintahanDaerahProvinsi

SumateraUtara,khususnyadalambidang
danfungsisebagailembagapelayanan

kesehatan.Berdasarkantugaspokok
kesehatanyang

mengharuskanDinkes

ProvinsiSumateraUtarauntukmengembangkandanmewujudkankemudahan
pondasidatadaninformasikesehatandariseluruhpusatpelayanankesehatan

di

Kabupaten/Kota.
Berbagaiupayapenggunaan
strukturdankerjadalambidang
tingginyapermasalahanbidang
peningkatandanstrategiuntuklebih

teknologiaplikasidalam
pelayanan

pembenahan

kesehatanmengingatsemakin
kesehatanmenjadimomentumuntuk

maju.Pembenahanterhadappelayanan

kesehatan terus dilakukan diantaranya melalui website yang akan menjadi
pintugerbang

informasikesehatanbagimasyarakat,SMSKesehatan

dan

pelaksanaanSistem InformasiKesehatan Online(SIKOnline).Peluncuran layanan
informasihargaobatdengan

menggunakan

teknologikomunikasi

melaluiSMS(ShortMessageService)sehinggahampirsetiaporang
memperolehlayananinformasihargadanjenisobatyang
sebagaiupaya

meningkatkan

dapat

dibutuhkansecara efisien

danmemasyarakatkanpenggunaanobat

yang

Universitas Sumatera Utara

rasional.Selain itupenggunaanteknologiaplikasi bidangkesehatanyaitu Sistem
Informasi

Kesehatan

(SIK) Online

sebagai strategi pembangunan

bidangkesehatan yang sangat pentingdalam hal informasi pelaporan dan
pendataan kesehatan.
Sebagaiprogrampembangunanbidang kesehatanyangbaru dikembangkan,
SIKOnline
tentunyamasihmenghadapiberbagaimasalah.Kurangnyakoordinasiinformasidatad
arikabupaten/kota masihterlihat dalam pelaksanaannya.Namun tentunya kembali
pada kesadaran petugas-petugas kesehatan dalam memajukan pelayanan
kesehatan demi pencapaian tujuan dalam sektor kesehatan.
Berdasarkan

kondisidanpermasalahan

tersebut,akan

outputsertaoutcomeyang

menyebabkanterganggunyaprosesdanbahkan
diharapkandariprogramyang
Utara

dalam

rangka

dilaksanakanDinasKesehatanProvinsi
pengembangan

pelaksanaan

Penulismerasatertarikuntukmelakukanpenelusuransecara
mengangkatnya
tentangbagaimana

berpotensi

SIK

Sumatera
Online.

ilmiahdengan

kedalamsebuahpenelitianuntukmemperolehdeskripsi
berjalannyapelaksanaanSIKOnlineyangdilakukan,

dengan

judulpenelitian “IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI KESEHATAN
(SIK) ONLINEDALAM PENINGKATAN EFEKTIVITAS KERJA DI
DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA”.

Universitas Sumatera Utara

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah
yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
1 . BagaimanaImplementasisisteminformasikesehatan (SIK)Online dalam
peningkatan efektivitas kerjadi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Utara?
2. Apa yang menjadi kendala pelaksanaan sistem informasi kesehatan
(SIK) online dalam peningkatan efektivitas kerja di Dinas Kesehatan
provinsi Sumatera Utara?
1.3 Fokus Penelitian
Agar

penelitianinilebihterfokus

kemampuanyang

dandenganadanya

keterbatasan

penelitimiliki,danuntukmempertajamobjekpembahasan,

makapenelitimemfokuskan penelitian inipada:
1. Implementasisisteminformasikesehatan
(SIK)Onlinedalampeningkatan

efektivitas

kerja

padaDinas

Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.
2. Kendala dalam pelaksanaan sistem informasi kesehatan (SIK)
Online dalam peningkatan efektivitas kerja pada Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara.

1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan daripenelitian
iniadalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

1. Untukmengetahui

implementasisisteminformasikesehatan

( S I K)

Online dalam peningkatan efektivitas kerja di Dinas KesehatanProvinsi
Sumatera Utara
2. Untuk mengetahui apa yang menjadi kendala berjalannya pelaksanaan
sistem informasi kesehatan (SIK) Online dalam peningkatan efektivitas
kerja di Dinas Kesehatan provinsi Sumatera Utara
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang hendak dicapain dalam penelitian ini
adalah:
1.

Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan mampu menambah
pengetahuan bagi penulis untuk membuat karya ilmiah dan
menerapkan teori-teori yang telah diterima di Departemen Ilmu
Administrasi Negara.

2.

Secara Praktis
a. Bagi Peneliti selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan
tentang implementasi sistem informasi kesehatan (SIK) online,
juga dimaksudkan sebagai pemenuhan tugas akhir perkuliahan
(skripsi).
b. Bagimasyarakat,agarpenelitianinibisamenjadisumberinformasi
tentang implementasi sistem informasi kesehatan (SIK) online
olehDinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.
c. Hasil penelitianini dapat membantu Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara dalam mensosialisasikan sistem informasi
kesehatan (SIK) online.

Universitas Sumatera Utara

1.6 Kerangka Teori
Teori dapat digunakan sebagai bahan landasan atau dasar berfikir dalam
memecahkan atau menyelesaikan suatu masalah dimana suatu teori dapat
membantu peneliti sebagai bahan referensi atau pendukung.Oleh karena itu,
kerangka teori diharapkan dapat memberikan dukungan pemahaman untuk
peneliti dalam memahami masalah yang sedang diteliti.Untuk memudahkan
penulis dalam rangka menyusun penelitian ini, maka dibutuhkan teori – teori
sebagai pedoman kerangka berfikir untuk menggambarkan dari sudut mana
peneliti menyoroti masalah yang dipilih (Sugiono, 2007:55).
1.6.1 Kebijakan Publik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kebijakan dapat
diartikan sebagai rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar
rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak.
Sedangkan publik bisa diartikan sebagai umum, masyarakat, ataupun
Negara.Menurut Easton (dalam Tangkilisan.2003:2), kebijakan publik adalah
pengalokasian

nilai-nilai

kekuasaan

untuk

seluruh

masyarakat

yang

keberadaannya mengikat. Sehingga cukup pemerintah yang dapat melakukan
suatu tindakan kepada masyarakat dan tindakan tersebut merupakan bentuk dari
sesuatu yang dipilih oleh pemerintah yang merupakan bentuk dari pengalokasian
nilai – nilai pada masyarakat.
Sedangkan menurut Anderson (dalam Winarno.2002:16), kebijakan publik
merupakan arah tindakan yang mempunyai maksud yang ditetapkan oleh seorang
aktor dalam mengatasi suatu masalah atau suatu persoalan. Konsep kebijakan ini

Universitas Sumatera Utara

dianggap tepat karena memusatkan perhatian pada apa yang sebenarnya dilakukan
atau bukan pada apa yang diusulkan atau dimaksudkan.
Berdasarkan pengertian para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
kebijakan publik adalah serangkaian pedoman dan dasar rencana yang akan
dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi sebuah persoalan yang ada dalam
kehidupan masyarakatnya dengan hubungan yang mengikat. Jadi, kebijakan
publik berpusat pada penyelesaian masalah yang sudah nyata. Kebijakan publik
memiliki tahap yang cukup kompleks
karena memiliki banyak proses dan variabel. Menurut William Dunn
(2008:23), tahap – tahap kebijakan publik adalah sebagai berikut :
a. Penyusunan Agenda (Agenda Setting) Kelompok masyarakat
seperti partai politik, organisasi masyarakat, serikat, atau
kelompok lainnya akan menyuarakan isu mereka kepada
pemerintah. Isu yang disampaikan akan bersaing untuk dapat
masuk ke dalam agenda kebijakan.
b. Formulasi kebijakan (Policy Formulation) Isu yang telah masuk
ke dalam agenda kebijakan dan dibahas oleh para pembuat
kebijakan akan didefenisikan untuk dicari pemecahan masalah
terbaik. Pemecahan masalah tersebut berasal dari berbagai
alternatif yang ada.dalamtahap perumusan kebijakan masing –
masing alternatif bersaing untuk memecahkan masalah.
c. Adopsi Kebijakan (Policy Adoption) Dari sekian banyak
alternatif kebijakan yang ditawarkan oleh para perumus

Universitas Sumatera Utara

kebijakan, pada akhirnya salah satu alternatif kebijakan
tersebut diadopsi dengan dukungan dari mayoritas legislatif,
konsensus antara direktur lembaga atau keputusan peradilan.
d. Implementasi Kebijakan (Policy Implementation) Kebijakan
yang sudah diadopsi kemudian dirangkum melalui program –
program yang harus diimplementasikan, yakni dilaksanakan
oleh badan administrasi maupun agen pemerintah di tingkat
bawah. Kebijakan yang telah diambil akan dilaksanakan oleh
unit – unit administrasi yang memobilisasikan sumber daya
finansial dan sumber daya manusia.
e. Evaluasi Kebijakan (Policy Evaluation) Pada tahap ini kebijakan
yang telah dijalankan akan dinilai atau dievaluasi untuk melihat
sejauhmana kebijakan yang telah mampu memecahkan masalah.
Kebijakan publik yang pada dasarnya dibuat untuk meraih
dampak yang diinginkan.Dalam hal ini memperbaiki masalah
yang dihadapi masyarakat.Oleh karena itu, ditentukanlah ukuran
– ukuran atau kriteria – kriteria yang menjadi dasar untuk
menilai apakah kebijakan publik telah meraih dampak yang
diinginkan.

1.6.2 Implementasi
Dalam kamus Webster (Wahab, 1997:64) pengertian implementasi
dirumuskan secara pendek, dimana “to implement" (mengimplementasikan)
berarti “to provide means for carrying out; to give practical effect to” (menyajikan

Universitas Sumatera Utara

alat bantu untuk melaksanakan; menimbulkan dampak/berakibat sesuatu).Menurut
Van Meter dan Van Horn (Agustino, 2006: 139) mendefinisikan implementasi
kebijakan sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu
atau pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang
diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan
kebijaksanaan.
Masih berkaitan dengan konsep implementasi, Mazmanian dan Sabatier
mengatakan bahwa mengkaji masalah implementasi kebijakan berarti berusaha
memahami apa yang senyatanya terjadi sesudah program dinyatakan diberlakukan
atau dirumuskan, yakni peristiwa-peristiwa dan kegiatan-kegiatan yang terjadi
setelah proses pengesahan kebijakan, baik yang menyangkut usaha-usaha
mengadministrasikannya maupun untuk menimbulkan dampak nyata pada
masyarakat atau pada kejadian-kejadian tertentu. (Fadillah Putra, 2003:84)
Begitupula Lineberry (Fadillah Putra, 2003:81) juga menyatakan bahwa
proses implementasi setidak-tidaknya memiliki empat elemen-elemen sebagai
berikut:
1.Pembentukan unit organisasi baru dan staf pelaksana.
2. Penjabaran tujuan ke dalam berbagai aturan pelaksana (Standard
Operating Procedures/ SOP).
3. Koordinasi berbagai sumber dan pengeluaran kepada kelompok
sasaran; pembagian tugas di dalam dan di antara dinas-dinas/
badan pelaksana.
4.Pengalokasian sumber-sumber untuk mencapai tujuan.

Universitas Sumatera Utara

Dari pendapat beberapa ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
implementasi kebijakan dimaksudkan untuk memahami apa yang terjadi setelah
suatu program dirumuskan, serta apa dampak yang timbul dari program kebijakan
itu. Di samping itu, implementasi kebijakan tidak hanya terkait dengan persoalan
administratif,

melainkan

juga

mengkaji

factor-faktor

lingkungan

yang

berpengaruh terhadap proses implementasi kebijakan tersebut.

1.6.3 Implementasi Kebijakan
Patton dan Savichi dalam Tangkilisan (2003: 29) menyebutkan bahwa
implementasi berkaitan dengan berbagai kegiatan yang diarahkan untuk
merealisasikan program, dimana pada posisi ini eksekutif mengatur cara untuk
mengorganisir, menginterpretasikan, dan menerapkan kebijakan yang telah
diseleksi. Implementasi kebijakan adalah bagian dari rangkaian proses kebijakan
publik. Proses yang perlu ditekankan disini adalah bahwa tahap implementasi
kebijakan tidak akan dimulai sebelum tujuan dan saran-saran ditetapkan atau
diidentifikasi oleh keputusan-keputusan kebijakan. Dengan demikian, tahap
implementasi terjadi hanya setelah undang-undang ditetapkan dan dana
disediakan untuk membiayai implementasi kebijakan tersebut (Winarno, 2002:
102). Ketika telah masuk di dalam tahapan implementasi dan terjadi interaksi
antara berbagai faktor yang mempengaruhi kebijakan, barulah keberhasilan
maupun ketidakberhasilan dari suatu kebijakan publik akan diketahui. Suatu
kebijakan publik dikatakan berhasil bila dalam implementasinya mampu
menyentuh kebutuhan kepentingan publik.

Universitas Sumatera Utara

Menurut Tangkilisan (2003: 18), ada 3 (tiga) kegiatan utama yang paling
penting dalam implementasi keputusan yaitu :
a. Penafsiran, yaitu : merupakan yang menerjemahkan makna
program ke dalam pengaturan yang dapat diterima dan dapat
dijalankan
b.

Organisasi, yaitu merupakan unit atau wadah untuk menempatkan
program kedalam tujuan kebijakan.

c.

Penerapan, yang berhubungan dengan perlengkapan rutin bagi
pelayanan, upah dan lain- lainnya.

1.6.3.1 Teori Implementasi Kebijakan
Berikut

teori

yang

menjelaskan

implementasi

kebijakan

(Subarsono, 2005: 89), yaitu :
1.Teori George C. Edwards III (1980) George C. Edwards
menyatakan bahwa ada empat faktor yang mempengaruhi implementasi
kebijakan:
1) Komunikasi, Pemerintah sebagai pihak yang berperan
langsung dalam mengimplementasi kebijakan/program
telah mentransmisikan (mengirimkan) perintah-perintah
implementasi sesuai dengan keputusan yang telah dibuat
kepada kelompok sasaran sehingga akan mengurangi
distorsi implementasi. Perintah yang diterima harus jelas,
apabila tujuan dan sasaran suatu kebijakan tidak jelas, atau
bahkan tidak diketahui sama sekali oleh kelompok sasaran,

Universitas Sumatera Utara

maka kemungkinan akan terjadi resistensi dari kelompok
sasaran.
2) Sumberdaya, Sumberdaya dapat berwujud, Sumber Daya
Manusia yang sangat diperlukan dalam menjalankan
kebijakan,

pentingnya

ketrampilan

SDM

itu

untuk

menjalankan sebuah kebijakan. Sumberdaya manusia
tersebut membutuhkan informasi yang berkenaan dengan
berupa petunjuk dalam melaksanakan kebijakan dan data
untuk menyesuaikan antara implementasi dengan kebijakan
pemerintah.
Kemudian, selain sumberdaya manusia, diperlukan
juga sumberdaya financial, yang dapat berupa kewenangan
atau otoritas yaitu hak untuk mengeluarkan jaminan,
mengeluarkan perintah untuk pejabat lain, menarik dana
dari sebuah program, memberikan dana, bantuan teknik,
membeli barang dan jasa, pengawasan serta mengeluarkan
cek untuk para warga, atau bisa juga disebut dengan adanya
fasilitas fisik, yang disediakan oleh implementator sebagai
persediaan

yang

esensial,

yang

bisa

menunjang

implementasi kebijakan atau program.
3) Disposisi, Disposisi adalah watak dan karakteristik yang
harus dimiliki oleh implementator, seperti, komitmen,
kejujuran, dan sifat demokratis. Apabila implementor
memiliki disposisi yang baik, maka dia dapat menjalankan

Universitas Sumatera Utara

kebijakan dengan baik seperti apa yang diinginkan oleh
pembuat kebijakan. Ketika implementor memiliki sikap
atau perspektif yang berbeda dengan pembuat kebijakan,
maka proses implementasi kebijakan juga menjadi tidak
efektif.
4) Birokrasi,

Struktur

birokrasi

yang

bertugas

mengimplementasikan kebijakan memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap implementasi kebijakan. Salah satu dari
aspek struktur yang penting dari setiap organisasi adalah
adanya prosedur operasi yang standard (SOP) yang menjadi
pedoman bagi setiap implementator dalam bertindak.

Gambar 2.1 Model Implementasi George C. Edwards III

Sumber : Subarsono, 2005

2. Teori Donald S. van Meter dan Carl E. van Horn (1975) Van
Meter dan Van Horn (Subarsono, 2005: 99) menerapkan model
implementasi dengan lebih memfokuskan ke sisi teknisnya.

Universitas Sumatera Utara

Menurut

Meter

dan

Horn,

ada

enam

variabel

yang

mempengaruhi kinerja implementasi, yaitu:
1) Standar dan sasaran kebijakan Standar dan sasaran
kebijakan pada dasarnya adalah apa yang hendak dicapai
oleh program atau kebijakan, maka dari itu harus jelas dan
terukur sehingga dapat direalisir. Apabila terjadi kekaburan,
maka yang akan terjadi adalah multiinterpretasi dan
memudahkan timbulnya konflik diantara para agen
implementasi.
2) Sumber daya menunjuk kepada seberapa besar dukungan
finansial atau nonmanusia dan sumber daya manusia untuk
melaksanakan program atau kebijakan.
3) Hubungan antar organisasi Dalam banyak program
implementasi sebuah program perlu dukungan dan
kordinasi dengan instansi lain.
4) Karakterisktik agen pelaksana Birokrasi, norma-norma dan
pola-pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi yang
semuanya itu akan mempengaruhi implementasi suatu
program.
5) Kondisi sosial, ekonomi, dan politik Variabel ini mencakup
sumberdaya ekonomi lingkungan yang dapat mendukung
keberhasillam

implementasi

kebijakan,

sejauhmana

kelompokkelompok kepentingan memberikan dukungan
bagi impelementasi kebijakan, karakteristik para partisipan,

Universitas Sumatera Utara

yakni mendukung atau menolak, bagaimana sifat opini
publik yang ada dilingkungan, dan apakah elit politik
mendukung implementasi kebijakan.
6) Disposisi implementor Disposisi impelementor mencakup
tiga hal yang penting, yakni :
a. Respon impelementor terhadap kebijakan, yang
akan

mempengaruhi

kemauannya

untuk

melaksanakan kebijakan,
b. Kognisi, yakni pemahamannya terhadap kebijakan,
dan
c. Intensitas disposisi impelementor, yakni preferensi
nilai yang dimiliki oleh implementor.

Gambar 2.2 Model Implementasi Van Meter & Van Horn

Sumber: subarsono, 2005

Universitas Sumatera Utara

3. Teori Merilee S. Grindle (1980)
Keberhasilan implementasi menurut Grindle (Subarsono, 2005: 93)
dipengaruhi oleh dua variabel besar, yaitu isi kebijakan (content of
policy) dan konteks implementasi (context of implementation). Isi
kebijakan mencakup tentang:
a. Sejauhmana kepentingan kelompok sasaran yang termuat dalam
isi kebijakan.
b. Jenis manfaat yang akan dihasilkan dan diterima oleh kelompok
sasaran.
c. Derajat perubahan yang diinginkan, suatu program yang bertujua
mengubah sikap dan ilaku kelompok sasaran relatif sulit
diimplementasikan daripadaprogram yang sekedar memberikan
bantuan kredit atau bantuan beras kepada kelompok masyarakat
miskin.
d. Apakah letak sebuah program sudah tepat.
e. Apakah sebuah kebijakan telah menyebutkan implementornya
dengan rinci.
f. Apakah sebuah program didukung oleh sumberdaya yang
memadai.
Sedangkan variabel konteks lingkungan mencakup :
a. Seberapa besar kekuasaan, kepentingan, dan strategi yang dimiliki
oleh para aktor yang terlibat dalam implementasi kebijakan.
b. Karakteristik institusi dan rezim yang sedang berkuasa.
c. Tingkat kepatuhan dan responsivitas kelompok sasaran

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.3 Model Implementasi Grindle

Sumber: subarsono, 2005
Teori Daniel A. Mazmanian dan Paul A. Sabatier
Menurut Mazmanian dan Sabatier (dalam Subarsono, 2011:
94) ada tiga kelompok variabel yang mempengaruhi
keberhasilan implementasi, yakni karakteristik dari masalah
(tractability

of

the

problems),

karakteristik

kebijakan/undang-undang (ability of statute to structure
implementation) dan variabel lingkungan (nonstatutory
variables affecting implementation).
Gambar 2.3 Teori Daniel Mazmanian dan Sabatier

Sumber: Subarsono, 2005

Universitas Sumatera Utara

1.6.3.2 Model yang digunakan dalam Penelitian Implementasi Sistem
Informasi Kesehatan (SIK) online di Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara
Dalam mengkaji suatu proses kebijakan yang diimplementasikan dapat
dilakukan dengan model pendekatan George C Edwards III. Sehingga dapat
dilihat pelaksanaan suatu kebijakan dengan variabel-variabel dalam model
pendekatan tersebut. Oleh karenanya Model yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan melihat variabel :
1. Komunikasi
Keberhasilan implementasi kebijakan mensyaratkan agar implementator
mengetahui apa yang harus dilakukan. Apa yang menjadi tujuan dan sasaran
kebijakan harus ditransmisikan kepada kelompok sasaran (target group)
sehingga akan mengurangi distorsi implementasi. Komunikasi dalam
organisasi merupakan suatu proses yang amat kompleks dan rumit.
Seseorang bisa menahannya hanya untuk kepentingan tertentu, atau
menyebarluaskannya. Disamping itu sumber informasi yang berbeda juga
akan melahirakn interpretasi yang berbeda pula. Agar implementasi berjalan
efektif, siapa yang bertanggungjawab melaksanakan sebuah keputusan harus
menegtahui

apakah

mereka

dapat

melakukannya.Sesungguhnya

implementasi kebijakan harus diterima oleh semua personel dan harus
mengerti secara jelas dan akurat mengenai maksud dan tujuan kebijakan.

Universitas Sumatera Utara

2. Sumber Daya
Sumber implemenatsi kebijakan tidak akan berjalan efektif apabila
implementor kekurangan sumber daya. Sumber daya tersebut dapat
berwujud sumber daya manusia yakni kompetensi implementor dan sumber
daya finansial. Dengan adanya sumber daya finansial juga akan mendukung
terlaksananya kebijakan / program dengan baik walaupun fasilitas terpenuhi.
Implementor yang dapat melingkupi seluruh kelompok sasaran.Sumber
daya adalah factor penting untuk implementasi kebijakan agar efektif. Tanpa
sumber daya, kebijakan tidak akan berlaku dan hanya tinggal dikertas
menjadi dokumen saja. Komponen sumber daya ini meliputi jumlah staf,
keahlian dari para pelaksana, informasi yang relevan dan cukup untuk
mengimplementasikan kebijakan dan pemenuhan sumber-sumber terkait
dalam pelaksanaan program, adanya kewenangan yang menjamin bahwa
program dapat diarahkan kepada sebagaimana yang diharapkan, serta
adanya fasilitas-fasilitas pendukung yang dapat dipakai untuk melakukan
kegiatan program seperti dana dan sarana prasarana.
Sumber

daya

manusia

yang

tidak

memadai

(jumlah

dan

kemampuan) berakibat tidak dapat dilaksanakannya program dengan
sempurna karena mereka tidak dapat melakukan pengawasan secara
maksimal dan mengerjakan pekerjaan dengan baik.Untuk itu adanya
manajemen SDM yang baik agar dapat meningkatkan kinerja program.
Informasi merupakan sumber daya penting bagi pelaksanaan
kebijakan. Ada dua bentuk informasi yaitu informasi mengenai bagaimana
cara menyelesaikan kebijakan / program serta bagi pelaksana harus

Universitas Sumatera Utara

mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan dan informasi tentang data
pendukung kepatuhan kepada peraturan pemerintah dan undang-undang.
Sumber daya lain yang juga penting adalah kewenangan untuk
menentukan

bagaimana

program

dilakukan,

kewenangan

untuk

membelanjakan/mengatur keuangan, baik penyediaan uang, pengadaan staf,
maupun pengadaan supervisor.
3. Disposisi
Disposisi adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh
implementor, seperti komitmen, kejujuran, dan sifat demokratis.Salah satu
factor yang mempengaruhi efektifitas implementasi kebijakan adalah sikap
implementor. Jika implementor setuju dengan bagian-bagian isi dari
kebijakan maka mereka akan melaksanakan dengan senang hati tetapi jika
pandangan mereka berbeda dengan pembuat kebijakan maka proses
implementasi akan mengalami banyak masalah. Sehingga perlunya
dukungan dari pimpinan agar pelaksanaan program dapat mencapai tujuan
secara efektif dan efisien.
Wujud dari dukungan pimpinan ini adalah menempatkan kebijakan
menjadi prioritas program, penempatan pelaksana dengan orang-orang yang
mendukung program, memperhatikan keseimbangan daerah, agama, suku,
jenis kelamin, dan karakteristik demografi yang lain. Disamping itu
penyediaan dana yang cukup guna memberikan insentif bagi para pelaksana
program agar mereka mendukung dan bekerja secara total dalam
melaksanakan kebijakan/program.

Universitas Sumatera Utara

4. Struktur Birokrasi
Struktur Birokrasi adalah karakteristik , norma-norma, dan polapola hubungan yang terjadi berulang-ulang dalam badan-badan eksekutif
yang mempunyai hubungan baik potensial maupun nyata dengan apa yang
mereka miliki dalam menjalankan kebijakan.Struktur organisasi yang
bertugas

mengimplementasikan kebijakan

memiliki

pengaruh

yang

signifikan terhadap implementasi kebijakan.Salah satu dari aspek struktur
yang penting dari setiap organisasi adalah adanya prosedur operasi yang
standar (standard operating procedures atau SOP).SOP menjadi pedoman
bagi setiap implementor dalam bertindak. Struktur organisasi yang terlalu
panjang akan cenderung melemahkan pengawasan dan menimbulkan
redtape, yakni prosedur birokrasi yang rumit dan kompleks. Ini gilirannya
menyebabkan aktivitas organisasi tidak fleksibel.
1.6.4 Manajemen Pelayanan Publik
1.6.4.1 Manajemen
Menurut James A,F Stoner (1982:2) Manajemen adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usah-usaha
para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
1.6.4.2 Pelayanan Publik
Lewis dan Gilman (2005:22) mendefinisikan Pelayanan publik
adalah kepercayaan publik.Warga negara berharap pelayanan publik dapat
melayani dengan kejujuran dan pengelolaan sumber penghasilan secara

Universitas Sumatera Utara

tepat, dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.Pelayanan publik
yang adil dan dapat dipertanggung-jawabkan menghasilkan kepercayaan
publik.Dibutuhkan etika pelayanan publik sebagai pilar dan kepercayaan
publik sebagai dasar untuk mewujudkan pemerintah yang baik.
Penyelenggaraan pelayanan publik juga harus memenuhi beberapa
prinsip pelayanan sebagaimana yang disebutkan dalam Kepmenpan No. 63
Tahun 2003 (Ratminto dan Winarsih, 2007:22) yang menyatakan bahwa
penyelenggaraan pelayanan publik harus memenuhi beberapa prinsip
sebagai berikut :
1.

Kesederhanaan Prosedur
Pelayanan

publik

tidak

berbelit-belit,

mudah

dipahami dan mudah dilaksanakan.
2. Kejelasan
Kejelasan ini mencakup kejelasan dalam hal : a)
Persyaratan teknis dan aministratif pelayanan publik, b)
Unit kerja / pejabat yang berwenang dan bertanggung
jawab dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian
keluhan/persoalan/ sengketa dalam pelaksanaan pelayanan
publik. c) Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara
pembayaran.
3.Kepastian waktu
Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan
dalam kurun waktu yang telah ditentukan.

Universitas Sumatera Utara

4 .Akurasi
Produk pelayanan publik diterima dengan benar,
tepat dan sah.
5. Keamanan
Proses dan produk pelayanan publik memberikan
rasa aman dan kepastian hukum.
6. Tanggung jawab
Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau
pejabat

yang

ditunjuk

penyelenggaraan

bertanggung

pelayanan

dan

jawab

atas

penyelesaian

keluhan/persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.
7. Kelengkapan sarana dan prasarana
Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan
kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk
penyediaan

sarana

teknologi

telekomunikasi

dan

informatika (telematika).
8. Kemudahan akses
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang
memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat
memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informatika.

Universitas Sumatera Utara

9. Kedisplinan, kesopanan dan keramahan
Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan
dan santun, ramah, serta memberikan pelayanan dengan
ikhlas.
10. Kenyamanan
Lingkungan

pelayanan

harus

tertib,

teratur,

disediakan ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi,
lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan
fasilitas pendukung pelayanan, seperti parkir, toilet, tempat
ibadah dan lain-lain.
1.6.5 Konsep Sistem Informasi dan Sistem Informasi Kesehatan
1.6.5.1 Sistem dan Informasi
Menurut Tatang, M. Amirin (dalam Nurdin:2005), Sistemadalah
sekumpulanunsuryangmelakukankegiatanataumenyusunskemaatau
tata

caramelakukansuatukegiatanpemrosesanuntukmencapaisesuatu

atau beberapa tujuandanhalinidilakukandengancara mengolah data/
barang/energidi

dalamjangka

waktutertentugunamenghasilkan

informasi/ energi/barang.
Secarasederhana
suatu

kumpulan

terorganisir

Sutabri(2003:2)menggambarkansistemsebagai
dari unsur,komponen, atauvariabel yang
saling

satusamalaindanterpadu.Teorisistemsecara

bergantung
umum

yang

Universitas Sumatera Utara

pertamakalidiuraikanolehKennethBouldingterutamamenekankan
pentingnyaperhatianterhadapsetiapbagianyang
sistem.Teoriinimengatakanbahwa

membentuksebuah

setiapunsurpembentukorganisasi

adalah penting danharusmendapatperhatianyang utuhsupayamanajer
dapatbertindaklebihefektifdanefisien.Davis
(2003:4)mendefenisikansistemsecaraabstraksebagaisusunanyangterat
urdarigagasan-gagasan atau konsepsi-konsepsiyangsalingbergantung.
Sedangkansistemsecarafisismerupakanserangkaian

unsuryang

bekerjasamauntukmencapaisuatutujuan. Unsur-unsur yangmewakili
suatu sistem secara umum adalah masukan (input), pengolahan
(processing)

dankeluaran(output).Disamping

itusuatusistemsenantiasa
tidakterlepasdarilingkungansekitarnya.Makaumpan balik(feed-back)
dapatberasaldari outputtetapidapatjugaberasaldari lingkungan sistem
yangdimaksuddan organisasidipandang sebagaisuatusistemyang akan
memilikisemua unsur-unsur ini. (Wahyudi,1998:9). Defenisisistem
berdasarkankamusWebster’sUnbridgeddalam(Zulkifli,1997:27)lebih
mendekatidengankeperluan
elemenyang

dalam

salingberhubungan

arti

sistem

membentuk

satu

adalahelemenkesatuanatau

organisasi.
Disamping

ituinformasimerupakandatayang

telahdiolah,

dibentuk,ataudimanipulasisesuai dengankeperluan tertentu.Pekerjaan
informasiadalahpekerjaanyang meliputipengumpulandata,penyebaran

Universitas Sumatera Utara

data dengan meneruskannyakeunitlain,ataulangsung diolah menjadi
informasi,kemudianinformasitersebutditeruskanke unitlain.
Dengan beredarnya informasidariunit ke unit lainmaka terjadilaharus
informasi antar-unit. Hubungantersebut lazim disebut sebagai
hubunganantar

subsistemdalamsuatu

kaitankerjasamasuatusistem.Dengandemikian

timbulistilah

sistem

informasi (Zulkifli, 1997:3).
1.6.5.2 SistemInformasi
Sisteminformasiadalahseperangkatkomponenyang

saling

berhubungan,yangberfungsimengumpulkan, memproses, menyimpan
danmendistribusikaninformasiuntukmendukung pembuatankeputusan
dan pengawasan dalamorganisasi.(Eko, 2004:9).
Berdasarkan penjelasan eko, dapatdiambilkesimpulanbahwa
sistem informasiadalahgabunganperangkatkomputer danmanusiayang
melakukankegiatanmemprosesdatayang

bergunauntukkelangsungan

kegiatanorganisasi.Sisteminformasijuga

dapatdidefenisikansebagai

suatusistemdidalamsuatuorganisasiyang

mempertemukankebutuhan

pengolahantransaksiharianyang mendukung fungsioperasiorgansiasi
yangbersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organinasi
untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporanlaporan yang diperlukan.
Dalam

pelaksanaan

sistem

informasi

ada

beberapaindikator penting,yaitu:

Universitas Sumatera Utara

1) Pengumpulan Data
Kegiatanpengumpulandata menurutSondang P.Hasibuan
(2008:118) sesungguhnya bermula dariidentifikasikebutuhan
informasidalam lingkungan dan seluruh jajaran organisasi.Telah
dimaklumi bahwadatamerupakanbahan mentah atau bahan
bakuyang diolah lebihlanjut sehingga

bentuknya berubah

menjadi

data

informasi.

Unitpengolahan

hanyamampu

menghasilkan

informasiyang

bermututinggidengankebutuhanorganisasiapabila
dikumpulkan

dandiolahjuga

itu,segala

datayang

tinggimutunya.Olehkarena

upaya

harus

ditempuhuntukmenjaminbahwadatayangterkumpul untuk diolah
memangbermutu tinggi.
2) Pengolahan Data
Datamentahyang

telahdikumpulkantidakakanadagunanya

jika tidakdiolah. Pengolahan datamerupakan bagian yang amat
penting dalammetodailmiah,karenadengan pengolahandata,data
tersebutakandiberiartidanmaknayang

bergunadalammemecahkan

masalah.Pengolahandataadalahwaktuyang
menggambarkanperubahanbentukdata

digunakanuntuk
menjadiinformasiyang

memilikikegunaan.Semakinbanyakdata dankompleksnya aktifitas
pengolahan data dalamsuatu organisasi,baikitu organisasi besar

Universitas Sumatera Utara

maupun organisasi kecil maka metode pengolahan data yang
tepat sangat dibutuhkan.
3) PenyebarluasanInformasi
Setelah informasidikumpulkan dan diolah barulah dapat
disajikandandisebarlusakankepada
penerimainformasi.Penyebarluasaninformasidapatdilakukanmel
aluimedia

komunikasi

yang

dilaksanakansecaraberkaladan

terpilihsertabermutuyang
berkesinambungan.Setelah

informasiitudikumpulkandandiolah,
disajikankepada

parapenerima

barulahdata
informasi.Dalam

penyebarluasaninformasiyang sangatpentinguntukdiperhatikan
adalah ketepatan dan keakuratan dari informasi itu.
Selainpemanfaatan

teknologiinformasiakanmemiliki

keuntungansepertiyang diuraikansebelumnya,sebenarnyauntuk
mendukung
tigatujuanutamapenyusunansisteminformasiyaitu(1)
Mendukung
fungsipengurusan(stewardship)manajemen.Stewardship
merujukke
tanggungjawabmanajemendalammengatursumberdaya
dimilikipemerintahdaerahsecara

yang

benar;(2)Mendukung

pengambilankeputusanmanajemen;(3)Mendukung

kegiatan

Universitas Sumatera Utara

operasionalpemerintahdaerahhari demiharidengan efesien dan
efektif.

1.6.5.3 Sistem Informasi Kesehatan
Pengertian sistem informasi kesehatan adalah gabungan perangkat
dan prosedur yang digunakan untuk mengelola siklus informasi(mulai
daripengumpulan data sampai pemberian umpan balik informasi)
untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam perencanaan,
pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem kesehatan.
Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan
informasi diseluruh seluruh tingkat pemerintah secara sistematis dalam
rangka penyelengggaraan pelayanan kepada masyarakat.
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah integrasi antara
perangkat, prosedur dan kebijakan yang digunakan untuk mengelola
siklus informasi secara sistematis untuk mendukung pelaksanaan
manajemen kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam kerangka
pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Dalam literature lain menyebutkan bahwa SIK adalah suatu
sistem pengelolaan data dan informasi kesehatan di semua tingkat
pemerintahan secara sistematis dan terintegrasi untuk mendukung
manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

Menurut WHO, sistem informasi kesehatan merupakan salah
satu dari 6 “building block” atau komponen utama dalam sistem
kesehatan di suatu Negara.

Keenam komponen (building block) sistem kesehatan tersebut
adalah:
1.

Service delivery (pelaksanaan pelayanan kesehatan)

2.

Medical product, vaccine, and technologies (produk medis,
vaksin, dan teknologi kesehatan)

3.

Health worksforce (tenaga medis)

4.

Health system financing (system pembiayaan kesehatan)

5.

Health information system (sistem informasi kesehatan)

6.

Leadership and governance (kepemimpinan dan pemerintah)

Sedangkan

di

dalam

tatanan

Sistem

Kesehatan

Nasional, SIK merupakan bagian dari sub sistem ke 6 yaitu pada sub
sistem manajemen, informasi dan regulasi kesehatan. Dengan demikian,
dapat

disimpulkan bahwa sistem informasi kesehatan merupakan

sebuah sarana sebagai penunjang pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada

masyarakat.Sistem

informasi

kesehatan

yang

efektif

memberikan dukungan informasi bagi proses pengambilan keputusan di
semua jenjang, bahkan di puskesmas atau rumah sakit kecil sekalipun.
Bukan hanya data, namun juga informasi yang lengkap, tepat, akurat
dan cepat yang dapat disajikan dengan adanya sistem informasi

Universitas Sumatera Utara

kesehatan

yang

tertata

dan

terlaksana

dengan

baik.(http://dinkes.magelangkab.go.id/)

a.

Sistem

Informasi

Kesehatan

Online

Dan

Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhinya
SistemOnlineadalahjikadatayangdikirimkanlangsungditerima
olehcentralprocessingunit.Sedangkanrealtimeprocessingdata

adalah

jika
transaksidatatidakdikumpulkanmenunggusampaibanyak,tetapisetiapsaa
t

adatransaksilangsungdikirimkekomputer

dariterminal.Begitudata

diterimaolehkomputer,datalangsung
diolahdenganprogramyangtelahdimasukkansebelumnya

(berupa

packageprogram)danhasilnyadikirimkan
kembaliketerminal.RealtimeinimenggunakanDataBaseFile.(Suryatmo,
2000, 32-33)
Denganlayananonline,maka
koordinasi,prosespenangananmasalah, peningkatan kinerja petugas
kesehatan dan datakesehatan dapatdiperoleh dengan transparan,
cepatdan

akurat.Perkembangan

teknologi

informasiyang

sangatcepatmerupakanjawabanuntukmendapatkan
informasidalambentuk

pelaporanyang

cepat

dari

seluruhpusat

pelayanan kesehatandi seluruh kabupaten/kota.
Sistem InformasiKesehatan Online yang
SIK

Onlineadalahsebuahsisteminformasiyang

disingkat dengan
dirancang

Universitas Sumatera Utara

sebagaiprogram

pembangunankesehatandenganmenghasilkandata

daninformasikesehatan

secara

tepatdanakurat.M.Hanif(2007),

PengembanganSIKOnlineakan

menghasilkaninformasidata

kesehatanyangupdate,

transparan,mudah

masyarakat,pemerintah

dan

diperoleh

oleh

pengambilkeputusan.

Mempercepatpengambilankeputusantentang
kondisikesehatanmasyarakat

melaluisaranateknologiinformasidan

mewujudkan sebuattatapemerintahan yangbaik.
SistemInformasi KesehatanOnlineyang merupakangabungan
perangkatdanproseduryang digunakanuntukmengelolasiklusinformasi
(mulai dari pengumpulan data sampai pemberian umpan balik
informasi), untuk mendukung

pelaksanaan tindakan tepat dalam

perencanaan,

pelaksanaandanpemantauankerja

sistemkesehatan.Informasikesehatan
dalampembuatan

selalu

programkesehatan

diperlukan

mulaidari

analisis

situasi,penentuanprioritas, pembuatanalternatif solusi, pengembangan
program, pelaksanaan dan pemantauan hinggaproses evaluasi.
PengembanganSIKOnlineoleh

DinasKesehatan

merupakan

implementasi Peraturan Daerah Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara
Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Sistem Kesehatan Provinsi Sumatera
Utara

PembaharuanSistem

InformasiKesehatandiProvinsidanKabupaten/Kota
KeputusanMentriKesehatan
837Tahun2007tentang

danberdasarkan
(KEPMENKES)No.

Pengembangan

JaringanKomputer

Universitas Sumatera Utara

SistemInformasiKesehatanNasional (SIKNAS) Online.

Menurut

Rosnini (2007), dengan adanya Sistem InformasiKesehatanOnline
inidiharapkanakanmenjadibasisdanpondasi informasi data kesehatan
dari seluruh puskesmas, rumah sakit, Dinkes kabupaten/kota danDinas
Provinsi dapat terintegrasi dengan baik.

Adapunfaktor-faktorpendukung
dalamsisteminformasiadalah:(1)
PerangkatKeras,bagisuatusisteminformasiterdiriatas komputer (pusat
pengolah, unit masukan/keluaran, unit penyimpanan file, dan lain
sebagainya),

peralatan

danterminalmasukan/keluaran;(2)

PerangkatLunak,beupa

aplikasidalampengolahandata;(3)
fisikkarena

penyiapandata

Prosedur,merupakankomponen

prosedur

disediakandalam

bentukfisiksepertibukupanduandaninstruksi,yang
untukpemakai,instruksi

aplikasi-

untukpenyiapanmasukan,

terdiridariinstruksi
dan

instruksi

pengoperasian untuk karyawan pusat komputer; (4) Personil, operator
komputer,analisissistem,progamer,personildataentridanmanajersistem
informasi (Sutabri, 2005:96).
Menurut

Eko

Nugroho(2008)

hambatanterhadapsisteminformasi yaitu: (1)Kesalahan teknis, baik
permasalahan perangkat keras maupun perangkat

lunaknya;

(2)

Gangguan lingkungan, baik berupagempabumi, kegagalanaruslistrik,

Universitas Sumatera Utara

banjir,danlainsebagainya;

(3)Kelalaianmanusia

(humanerror)yang

tidakdisengaja.Selanjutnya,MartindalamOktadimalik
mengatakanmasalah

(2009)

dalamsisteminformasimeliputi;relevansi,

kelengkapan, kebenaran, keamanan, ketepatan waktu, ekonomi,
efisiensi, dapatdipercaya dankegunaan.Dalamhalinidikatakanbahwa
masalahdalam
sisteminformasimanajemenmeliputikerelevananinformasiyang
dihasilkan,

kelengkapan,daninformasiyang

dihasilkanituharusdapatdiuju
tepatwaktudalammenyajikannya,ekonomisdan

kebenarannya,aman,
efisiensi,

dapat

dipercayadan dapat berguna.
Adapun fiturAplikasi SIK Online iniantaralain:
Dashboardmerupakan

a.

fasilitasuntuk

melihatstatuskunjunganpasien dalam tampilan awal aplikasi
b.MonitoringOnlinemerupakan fasilitasuntukmelakukan monitoring
pelayanansecaraonlinedariDinasKesehatanmenggunakan

jaringan

wireless
c.

Rekapitulasidatasecaraotomatismerupakanfasilitasuntukmelakukan
rekapdatapelaporandiDinkesKab/Kotadan

DinkesProvinsisecara

otomatis
d.

DataMedicalpasienyangbisadiaksessecaraonlinedariinfrastruktur
lainyangsudah terhubungkejaringan

Universitas Sumatera Utara

Dalam konfigurasi tahapan pelaksanaan SIKOnline dan terintegrasi
dapatterlihatbahwasemuadatapelaporanyang
berasaldaripuskesmasakandikirimmelaluijaringaninternetkebankdatase
caraonline.Datatersebut

akandimonitoringolehDinaskesehatan

setempatuntukdirekapitulasisecara

otomatisdandilaporkan

keDinasKesehatanProvinsisecaraonline,demikian seterusnya sampaike
pusat. (Dokumen DinkesProvinsi Sumatera Utara tahun 2015)

b. Upaya-Upaya

Yang

Dilakukan

Dalam

Mengatasi

Faktor

YangMempengaruhi Pelaksanaan SistemInformasiKesehatanOnline
Dengansemakinberkembangnya peranansisteminformasi,menuntut
manajemenuntukmenghasilkansisteminformasiyang
efektifdanefisien.Untukitu,dituntutsebuahperubahandalambidang
manajemensistem

informasi.Perubahanyang

terjadiadalahdenganditerapkannyaperencanaan
informasi.Peningkatan

strategis

perencanaan

strategis

sistem
sistem

informasimenjaditantanganseriusbagipihakmanajemensistem
informasi.Perencanaan strategissistem informasi diperlukan agar sebuah
organisasi

dapatmengenalitargetterbaikuntukmelakukanpembelian

danpenerapan

sisteminformasimanajemen,serta

memaksimalkan

hasildariteknologi (Noviyanto:2010).
MenurutEkoNugroho(2008)upayayang dilakukanuntukmengatasi
kendalakendalaataufaktorpenghambatdalampelaksanaansisteminformasiyaitu

Universitas Sumatera Utara

dengancara:(1)Membinainternaluser;(2)Memasang

pengendalian-

pengendaliandisisteminformasi;(3) Memeriksa sejauhmana keberhasilan
pengendalian-pengendaliantersebut;(4)

Merencanakanakibatgangguan-

gangguan(disasterrecoveryplanning).

SedangkanmenurutDavis(1991)

upayamengatasi

masalah

dalsistem

informasidapatjugadiatasidengan;(1)Pengendalian
mengetahui
eksternal;

kesalahan;
(3)

(2)

Audit

Menambahkan

internal

untuk

atau pemeriksaan internal dan
batas-batas

kepercayaanpada

data;(4)Instruksipemakaidalamprosedur pengukurandan pengolahan agar
pemakaidapat menilai kesalahanyangterjadi.
DalampelaksanaanSistemInformasiKesehatanOnline (SIKOnline)
adabeberapakegiatanpendukungdanupayapenunjangSIKOnlineantara
lainmelaksanakansecararutinkegiatanpelatihandansosialisasiuntuk
ditingkat
(anggaran

Dinas

Kesehatan

Kabupaten/Kota

dan

SDM

puskesmas

kegiatanrutin),memberikandukungankhusus(intensif/honor)

untuk pengelola SIK, melaksanakanmaintenancedananggaranrutin/bulan
terhadap Hardware dannetworking,penggunaanaplikasidankomputer serta
standar format formyangsudahbaku dalam pelaksanaanSIKOnline.
1.6.5.4 Landasan Hukum Sistem Informasi Kesehatan
Adapun dasar hukum sistem informasi kesehatan adalah (diakses
pada 26 Desember 2016 jam 15.25)
a. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun

Universitas Sumatera Utara

2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4843);
b. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4846);
c. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
d. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembar Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
e. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem
Informasi Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomcr 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5542
f. Peraturan

Menteri

Komunikasi

dan

Informatika

Nomor

41/PER/Men.Kominfo/11/2007 tentang Panduan Umum Tata
Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional.
g. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1109/Menkes/PER/IX/2007
tentang Penyelenggaraan Pengobatan Komplementer-Alternatif di
Fasilitas