Implementasi Sistem Informasi Kesehatan (Sik) Online Dalam Peningkatan Efektivitas Kerja Di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Chapter III VI

BAB III
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1GambaranUmumDinas KesehatanProvinsi Sumatera Utara
3.2 Sejarah Singkat Dinas KesehatanSumatera Utara
Pada tahun 1955 organisasi kesehatan ini sudah terbentuk yang pada
waktu itu bernama Pengawas/Kepala Dinas Kesehatan Sumut.Organisasi itu
masih bersatu dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Medan.Pada
waktu itu, organisai ini belum memiliki gedung sendiri. Kemudian atas usaha Dr.
I Made Bagiastara sebagai pemimpin organisasi ini, maka pertengahan bulan
Oktober 1957 Pengawas atau Kepala Bagian Dinas Kesehatan Sumut ini telah
mempunyai gedung sendiri yang beralamat di Jln. Prof.H.M.Yamin SH No.41
AA Medan. Kantor Wilayah Departemen Kesehatan RI sudah dibentuk sejak
Indonesia merdeka.Untuk tingkat provinsi organisasi disebut Inspeksi Kesehatan
(ISKES).Pada tahun 1950 organisasi kesehatan ini telah dirintis dan pada saat itu
dipimpin oleh Gubernur KDH Sumatera Utara. Pada tahun 1950 nama organisasi
ini resmi menjadi Dinas Kesehatan Dati I Sumatera Utara. Secara ringkas sejarah
penting dalam berdirinya organisasi ini dapat di simpulkan sebagai berikut:
1. Pada tahun 1947-1954 organisasi ini di beri nama Inspeksi Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara.
2. Pada tahun 1954 nama Inspeksi Kesehatan ini diganti menjadi Jawatan

Kesehatan Rakyat Provinsi Sumatera Utara dan Aceh. Pada saat itu

Universitas Sumatera Utara

pimpinannya masih tetap Dr. Sumarsono dan waktu itu Sumatera Utara
dan Aceh masih merupakan satu wilayah.
3. Pada tahun 1954 itu juga diadakan perisiapan likuidasi (pemisahan)
Inspeksi Kesehatan Sumatera Utara dan Aceh. Maka pada tahun 1955,
seperti yang dikemukakan di atas, terbentuklah Pengawas/Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara yang dipimpin oleh Dr. I Made
Bagiastara sampai tahun 1957.
4. Pada tahun 1957-1960 Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara dipimpin
oleh Dr.Kumpulan Pane.
5. Pada tahun 1961-1963 Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara dipimpin
oleh Dr. Moerdaso.
6. Pada tahun 1963-1965 Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara dipimpin
oleh Dr.Soejipto Gondo Maid Jojo.
7. Pada tahun 1965-1966 Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara dipimpin
oleh Dr. Kol Ibrahim Irsan.
8. Pada tahun 1966-1967 Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara dipimpin

oleh Dr.Husni Odon (Kolonel TNI AD).
9. Pada tahun 1967-1968 Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara dipimpin
oleh Dr.Huiman Lumban Tobing.
10. Pada tahun 1968-1972 Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara dipimpin
oleh Paruhum Daulay.

Universitas Sumatera Utara

11. Pada tahun 1972-1981 Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara dipimpin
oleh Dr.Mangasa Siregar, M.Com.
12. Pada tahun 1981-1984 Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara dipimpin
oleh Dr.Helmin Djafar,DTPH.
13. Pada tahun 1984-1989 Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara dipimpin
oleh Dr.Hariadi.
14. Pada tahun 1989-22 Februari 1993 Kepala Dinas Kesehatan Sumatera
Utara dipimpin olehHadi Santoto, Kolonel CKM.
15. Pada tahun 23 Agustus 1993-28 April 1997 Kepala Dinas Kesehatan
Sumatera Utara dipimpin oleh Dr. Syarifudin Munthe, SKM.
16. Pada tahun 28 April 1997-4 Februari 2007 Kepala Dinas Kesehatan
Sumatera Utara dipimpin oleh Dr.Hj.Fatni Sulani,DTM&H,M.Si.

17. Pada tahun 4 Februari 2007-2012 Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara
dipimpin oleh Dr.Candra Syafei,Sp.OG.
18. Pada tahun 2012 sampai dengan sekarang Kepala Dinas Kesehatan
Sumatera Utara dipimpin oleh Dr.Siti Hatati Surjantini,M.Kes.

Universitas Sumatera Utara

3.3 Visi dan Misi Dinas Kesehatan Provinsi SumateraUtara
a. Visi
Dengan mempertimbangkan hasil kajian atas Visi Gubernur Sumatera
Utara, dan sasaran pembangunan kesehatan yang tertuang di dalam RPJMD
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013-2018, maka ditetapkan Visi Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara yang akan menjadi gambaran kondisi
pembangunan kesehatan yang ingin dicapai lima tahun kedepan adalah
sebagai berikut: “Mewujudkan Masyarakat Provinsi Sumatera Utara Sehat,
Mandiri dan Berdaya Saing”
1. Masyarakat sehat adalah suatu kondisi dimana Penduduk Sumatera Utara
sehat baik fisik, mental dan spiritual sehingga mampu untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomis.
2. Masyarakat mandiri, yaitu suatu kondisi dimana masyarakat mempunyai

pengetahuan

dan

kemampuan

untuk

mempertahankan

kualitas

kesehatannya.
3. Masyarakat berdaya saing, yaitu suatu kondisi dimana status masyarakat
Provinsi Sumatera Utara yang tinggi dan berada diatas capaian nasional.
b. Misi
Dalam rangka mewujudkan Mewujudkan Masyarakat Provinsi Sumatera
Utara Sehat, Mandiri dan Berdaya Saing, maka ditetapkan beberapa misi
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara sebagai berikut :


Universitas Sumatera Utara

1. Menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan bermutu, merata dan
terjangkau
2. Meningkatkan pengendalian dan penanggulangan masalah kesehatan
3. Meningkatkan mutu sumberdaya kesehatan
4.Meningkatkan

kemandirian

masyarakat

dalam

pemeliharaan

kesehatan
3.4 Struktur Organisasi
Untuk melaksanakan tugasnya maka di perlukan sistem organisasi yang
baik.Faktor koordinasi sangat penting untuk memperoleh hasil kerja yang

maksimal, dan agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai tentunya di butuhkan
struktur organisasi.Di mana struktur organisasi itu di susun secar efektif dan
efisien.Struktur Organisasi merupakan suatu kerangka yang menunjukkan
kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan melalui strategi yang dipilih hubungan
antara fungsi-fungsi, wewenang serta tanggung jawab setiap anggota organisasi.
Adapun gambar struktur organisasi pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Utara adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

STRUKTUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN PROVINSI
SUMATERA UTARA

Gambar 3.1
Struktur organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
Sumber : Dokumentasi Pribadi (Diambil pada 26 Januari 2017)

3.5Uraian Tugas
a. Kepala Dinas
Mempunyai tugas membantu gubernur dalam melaksanakan tugas

otonomi, tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan di bidang kesehatan. Untuk
melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana di maksud diatas, Kepala Dinas
dibantu oleh:
1. Sekretaris
2. Bagian umum
3. Bagian keuangan

Universitas Sumatera Utara

4. Bagian program
5. Bidang bina pengendalian masalah kesehatan
6. Bidang bina pelayanan kesehatan
7. Bidang bina pengembangan SDM kesehatan
8. Bidang bina jaminan dan sarana kesehatan

b. Sekretaris
Mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam memberikan pelayanan
teknis dan admnistrasi kepada semua unsur dalam penyelenggaraan urusan yang
meliputi manajemen perkantoran/ ketatausahaan dan administasi umum,
manajemen


organisasi,

hukum,

hubungan

masyarakat,

rumah

tangga,

kepegawaian, perencanaan, penyusunan program, pengelolahan keuangan,
perlengkapan dan asset Dinas Kesehatan Provinsi.
c. Bagian Umum
1. melaksanakan urusan-urusan dalam ruang

lingkup


yang

meliputi

administrasi umum perkantoran dan rumah tangga dinas, manajemen
organisasi dan hukum/hukum kesehatan, hubungan kemasyarakatan dan
informasi publik dan administrasi kepegawaian tingkat provinsi;
2. melaksanakan pengelolaan administrasi umum perkantoran dan rumah
tangga dinas, manajemen organisasi dan hukum/hukum kesehatan;
3. melaksanakan penataan dan pemeliharaan perlengkapan kantor, peralatan
dinas dan inventaris rumah dinas;

Universitas Sumatera Utara

4. melaksanakan pengelolaan hubungan kemasyarakatan, informasi publik
dan keprotokolan;
5. melaksanakan fasilitasi pelayanan umum, pelayanan minimal, pengaturan
keamanan dan kenyamanan kantor;
6. melaksanakan penyusunan perencanaan program kerja sekretariat dan
subbagian umum;

7. melaksanakan

pengelolaan

tertib

administrasi

kepegawaian

dan

melaksanakan koordinasi dengan bidang terkait serta memberikan
dukungan teknis administrasi terhadap bidang terkait serta unit kerja
lainnya;
8. melaksanakan penyusunan dan pengelolahan data kepegawaian, serta
pemetaan tingkat pendidikan dan kompetensi pegawai;
9. melaksanakan penyiapan dan pengusulan kenaikan pangkat, kenaikan gaji
berkala dan pensiun pegawai, peninjauan masa kerja dan pemberian
penghargaan, serta pemberiaan tugas/izin belajar, pendidikan dan pelatihan

kepemimpinan/struktural, fungsional dan teknis;
10. melaksanakan penyusunan bahan pembinaan disiplin pegawai;
d. Bagian Keuangan
1. melaksanakan urusan-urusan dalam ruang lingkup yang meliputi
keuangan dan perbendaharaan, verifikasi, ganti rugi dan tindak lanjut
laporan hasil pemeriksaan tingkat provinsi;
2. melaksanakan

pengkajian

anggaran

belanja

dan

pengendalian

administrasi anggaran belanja;

Universitas Sumatera Utara

3. melaksanakan pengkajian, pemetaan, dan evaluasi peruntukan
anggaran belanja dan aset dinas serta melaksanakan perhitungan
belanja dari seluruh sumber pembiayaan dan dari seluruh sektor
terkait keseshatan tingkat provinsi;
4. melaksanakan verifikasi keuangan;
5. melaksanakan penyusunan bahan dan penyiapan anggaran dinas;
6. melaksanakan pengadministrasi dan pembukuan keuangan dinas;
7. melaksanakan penyusunan daftar gaji dan tunjangan;
8. melaksanaan pembinaan perbendaharaan keuangan;
9. melaksanakan penyiapan bahan dan pembinaan pengelolaan teknis
administrasi keuangan;
10. melaksanakan pembayaran gaji pegawai dan penghasilan tambahan
lainnya;
e. Bagian Program
1.

melaksanankan urusan-urusan dalam ruang lingkup yang meliputi
perencanaan,

penyusunan

penyelenggaraan

penelitian

program,
dan

anggaran

dan

pengembangan

pelaporan,

kesehatan

yang

mendukung perumusan kebijakan provinsi, pengelolaan Survei Kesehatan
Daerah (Surkesda), pemantauan pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) kesehatan, penyelenggaran kerjasama luar negeri,
pengingkatan

pengawasan

dan

akuntabilitas,

pengelolaan

Sistem

Informasi Kesehatan (SIK) tingkat provinsi;
2.

melaksanakan

penyusunan,

penyempurnaan

dan

pengendalian

penerapan/pelaksanaan dokumen teknis secara rincian tugas pokok dan

Universitas Sumatera Utara

fungsi staf, standar teknis tata hubungan kerja organisasi dan indikator
terkait dalam penanganan urusan sub bagiannya;
3.

melaksanakan analisis, pemetaan penelitian, kajian-kajian dan studi
ilmiah manajemen pembangunan dan kebijakan kesehatan terkait dalam
penanganan urusan sub bagiannya;

4. melaksanakan

pengintegrasian

sistem

teknologi

informasi

dalam

penanganan urusan sub bagiannya;
5. melaksanakan pembinaan, koordinasi, pengawasan, evaluasi, dan fasilitasi
peningkatan kapasitas, kompetensi dan kemandirian kabupaten/kota
dalam penanganan urusan sub bagiannya;
6. melaksanakan penyusunan perencanaan tahunan dan perencaan jangka
menengah, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP),
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) dan Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) dinas;
7. melaksanakan pengkoordinasian pelaporan, monitoring dan evaluasi
kegiatan sekretariat dan bidang-bidang serta UPT dinas;
8. melaksanakan tugas lain yang diberikan Sektretaris sesuai dengan bidang
tugas dan fungsinya;
9. melaksanakan pemberian masukan yang perlu kepada Sekretaris sesuai
dengan tugas dan fungsinya;
10. melaksanakan pelaporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan
fungsinya kepada

Sekretaris

sesuai dengan

ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Universitas Sumatera Utara

f. Bidang Bina Pengendalian Masalah Kesehatan
1. Bidang Bina Pengendalian Masalah Kesehatan mempunyai tugas
membantu Kepala Dinas dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang pengendalian masalah Kesehatan.
2. Melaksanakan pengendalian, pencegahan dan penanggulangan penyakit
menular langsung, bersumber binatang dan penyakit tidak menular ;
3. Melaksanakan upaya pencegahan dan penggulangan penyakit menular
yang menimbulkan epidemi;
4. Melaksanakan

imunisasi

dan

pencapaian

UCI

(Universal

Child

Immunization);
5. Melaksanakan promosi kesehatan masyarakat dengan penggunaan
metode, sarana dan teknologi promosi kesehatan;
6. Melaksanakan
pemberdayaan

upaya

peningkatan

masyarakat

dalam

partisipasi

masyarakat

dan

pembangunan

kesehatan

serta

peningkatan upaya fasilitas dan pendampingan masyarakat dalam
peningkatan derajat kesehatan masyarakat;
g. Bidang Bina Pelayanan Kesehatan
1. Bidang Bina Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas membantu Kepala
Dinas dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pelayanan kesehatan;
2. Melaksanakan upaya kesehatan dasar upaya kesehatan komunitas, upaya
kesehatan dasar perkotaan;

Universitas Sumatera Utara

3. Melaksanakan upaya kesehatan ibu, bayi baru lahir, dan anak tingkat
pelayanan kesehatan dasar;
4. Melaksanakan surveilans gizi buruk dan pemantauan penanggulangan
gizi buruk tinggkat pelayanan kesehatan dasar;
5. Melaksanakan upaya pemenuhan standar pelayanan kesehatan dasar; 6.

Melaksanakan upaya kesehatan rujukan/spesialistik dan pengelolaan
sistem rujukan, upaya kesehatan rujukan perkotaan;
6. Melaksanakan upaya kesehatan ibu, bayi baru lahir, dan anak tingkat
pelayanan kesehatan rujukan;
7. Melaksanakan survelians gizi buruk dan pemantauan penanggulangan
gizi buruk tingkat pelayanan kesehatan rujukan;
8. Melaksanakan upaya pemenuhan standar pelayanan kesehatan rujukan;
h. Bina Pengembangan SDM Kesehatan
1. Bidang Bina Pengembangan SDM Kesehatan mempunyai tugas
membantu Kepala Dinas dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan
di Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan.
2. Melaksanakan perencanaan, pendayagunaan dan rekomendasi tenaga
kesehatan

strategis

dan

pemindahan

tenaga

tertentu

antar

Kabupaten/Kota; 3. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan SDM
kesehatan ataupun kegiatan sejenis lainnya yang bersifat peningkatan dan
pengembangan kemampuan kognitif, efektif dan psikomotorik;
3. Melaksanakan registrasi dan akreditasi penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan SDM kesehatan;

Universitas Sumatera Utara

4. Melaksanakan pengawasan dan evaluasi peyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan SDM kesehatan;
5. Melaksanakan registrasi, akreditasi, sertifikasi dan uji kompetensi pejabat
struktural, fungsional dan SDM kesehatan pemerintah/swasta;
6. Melaksanakan registrasi, akreditasi, sertifikasi dan perizinan tenaga
medis, paramedis, tenaga non-medis/tradisional terlatih;
7. Melaksanakan registrasi dan perijinan tenaga kesehatan asing dan
melaksanakan registrasi, pemantauan dan pembinaan lembaga swadaya
masyarakat (LSM/Non Government Organization) lokal dan asing (luar
negeri) yang bergerak terkait bidang kesehatan dan provinsi;
8. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pemberian izin kepada
tenaga kesehatan asing.
i. Bidang Bina Jaminan dan Sarana Kesehatan
1. Bidang Bina Jaminan dan Sarana Kesehatan mempunyai tugas membantu
Kepala dinas dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang
Jaminan dan Sarana Kesehatan;
2. Melaksanakan jaminan kesehatan berupa kepesertaan, pemeliharaan
kesehatan dan pembiayaan;
3. Melaksanakan registrasi, akreditasi dan sertifikasi sarana kesehatandan
perizinan sarana kesehatan;
4. Melaksanakan bimbingan dan pengendalian sarana kesehatan;
5. Melaksanakan bimbingan pra dan pasca akreditasi dan persiapan
pelaksanaan akreditasi sarana kesehatan;

Universitas Sumatera Utara

6. Melaksanakan bimbingan pra dan pasca audit dan persiapan pelaksanaan
audit sarana kesehatan;
7. Melaksanakan pemberian izin sarana kesehatan dan rekomendasi izin
sarana kesehatan tertentu;
8. Melaksanakan penyediaan dan pengelolaan bufferstock obat profinsi
reagensia, vaksin, ketesediaan obat;

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
PENYAJIAN DATA

Setelah melakukan penelitian di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Utara

mengenai

Pelaksanaan

SistemInformasiKesehatanOnlineDalam

PeningkatanEfektivitasKerja,maka pada babinidiuraikantemuanpenelitian yang
terdiridarimekanismepelaksanaan

sistem

informasikesehatanonline

dalam

peningkatan efektivitaskerja, dan kendala yang terjadi dalam implementasi sistem
informasi kesehatan online di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.
Dalam

mengumpulkan

data

yang

diperlukan

untuk

menjawab

permasalahan secara mendalam, ada beberapa tahapan yang dilakukan penulis,
yaitu; pertama, penelitian diawali dengan pengumpulan berbagai dokumen Dinas
Kesehatan Provsu Susunan Organisasi dan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi)
dan berbagai hal yang berkaitan dengan permasalahan yang ingin dijawab.
Kedua, penulis melakukan sejumlah wawancara dengan pihak Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara yaitu para pegawai yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti.
4.4 Karakteristik Informan
Penyajian data karakteristik informan bertujuan untuk mengidentifikasi
ciri-ciri khusus yang dimiliki informan, sehingga memudahkan penulis dalam
mengadakan analisis penelitian. Karekteristik informasi dapat dilihat di bawah ini:

1. Identitas Informan Kunci

Universitas Sumatera Utara

Informasi kunci adalah mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai
informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini
informan kunci yaitu kepala seksi sub bag program yaitu bapak Rusdin Pinem.
2. Identitas Informan Utama
Sedangkan Informan Utama Yaitu mereka yang terlibat langsung dalam
interaksi sosial yang diteliti. Dalam hal ini adalah pegawai seksi sub bag program
di Dinas kesehatan Provinsi Sumatera Utara yaitu Elisa Sembiring.
3. Identitas Informan Tambahan
Informan Tambahan adalah mereka yang dapat memberikan informasi
walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang di teliti.Informan
Tambahan pada penelitian ini adalah pegawai Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Utara.
4.5 IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI KESEHATAN (SIK)
ONLINE DALAM PENINGKATAN EFEKTIVITAS KERJA DI DINAS
KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA
Paradigmapembangunankesehatan yangtertuang dalam Indonesia Sehat
merupakanparadigma baru untuklebihmeningkatkan derajat kesehatanmasyarakat
yangbersifatproaktif,dalamjangka panjang
bersifat

mampu mendorong

mandiri

kesehatannya,menimbulkankesadaranakanpentingnya

untuk

masyarakat
menjaga

pelayanankesehatanyang

bersifatpromotif,preventif,kuratifdan rehabilitatif.
PembangunankesehatandiSumatera Utaramerupakanbagian integraldari
pembangunan

kesehatansecaranasional.Salah

satu

Strategi

Universitas Sumatera Utara

PembangunanKesehatanNasionaluntuk mewujudkan “Indonesia Sehat” adalah
menerapkan

pembangunan

Nasional

berwawasan

kesehatan,yang

berartisetiapupayaprogram pembangunan harus mempunyai kontribusi positif
terhadap

terbentuknyalingkungandanperilakuyang

dicapaidenganpenerapanteknologikesehatansecara
petugaskesehatanyang

didukungoleh

sehat.Keadaaninidapat
tepatoleh

peranaktifdarisemua

petugasunsur

dan

masyarakat.Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan secara terpadu
kepada

masyarakat, Pemprov Sumut melalui Dinas Kesehatan(Dinkes)

ProvinsiSumatera

UtaramenembangkanSistem

InformasiKesehatanOnline

(SIKOnline).SIK Online sebagaistrategi pembangunanbidang kesehatanyang
sangatpenting dalamhal informasipelaporandanpendataankesehatan.
Berikut ini adalah penyajian data-data yang diperoleh melalui metode
wawancara dengan berbagai informan baik dari informan kunci yaitu Kepala
seksi Sub bag Program, dan informan tambahan yaitu pegawai seksi sub bag
program, pegawai seksi program kesehatan kerja dan olahraga dan Kesehatan
Khusus.
Adapun daftar pertanyaan dalam wawancara ini disesuaikan dengan
permasalahan di dalam penelitian, yang juga merupakan tujuan dari penelitian
ini.

a. Data Primer

Universitas Sumatera Utara

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari informan hasil
wawancara, yaitu wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap kepala seksi
dan beberapa orang pegawai di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.
1. Komunikasi dan Koordinasi
Suatu keberhasilan dari implementor kebijakan mensyaratkan agar
implementor mengetahui apa saja yang harus ia lakukan. Mengetahui apa yang
menjadi sasaran dan tujuan harus dikomunikasikan kepada kelompok sasaran
sehingga akan mengurangi penyimpangan dalam implementasi. Argumen
pertama yang penulis temukan berasal dari Bapak Rusdin Pinem selaku kepala
Seksi Kesehatan Khusus dengan pertanyaan yaitu: Bagaimana cara Bapak
melakukan komunikasi dengan masing – masing bidang atau satuan kerja yang
ada di lingkungan kerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara?
Informan menjawab:
“komunikasi dilakukan sejauh ini sudah sangat baik, komunikasi
dilakukan pada setiap bidang dan terstruktur dengan baik yang
berdasarkan keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nomor :
440.441.7/7769/V/2014 Tentang Pejabat Pengelola Informasi.
Berdasarkan keputusan itu seluruh bidang sudah memiliki tugas pokok
dan fungsi masing-masing, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman
dalam menjalankan tugas”(hasil wawancara tanggal 1 Maret 2017)
Kemudian penulis bertanya kepada Bapak Rusdin Pinem dengan
pertanyaan yaitu: Bagaimana cara Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
menyebarluaskan informasi tentang SIK onlinekepada para pegawai di Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara?

Informan menjawab:

Universitas Sumatera Utara

“Depkes meminta kepada Dinas-Dinas Kesehatan diseluruh Indonesia
baik Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk menunjuk dan menetapkan 2
orang petugas dalam hal ini untuk Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Utara sendiri yaitu (Bapak Elisa Sembiring dan Ibu Laura A Sinaga),
petugas yang ditetapkan tersebut telah dilatih dan selama 3 hari di
Bandung pada November 2007 lalu.” (hasil wawancara tanggal 26
januari 2017)
2. Sumber Daya
Sumber daya sangatlah penting keberadaannya, jika implementor
kekurangan sumber daya untuk pelaksanaan maka implementasi tidak akan
berjalan efektif. Sumber daya dapat berupa manusia dan finansial. Argumen
pertama penulis dapatkan mengenai sumber daya manusia ialah dari Bapak
Rusdin Pinem dengan pertanyaan: Bagaimana ketersediaan sumber daya manusia
pada Dinas Kesehatan Provinsi dalam Implementasi Sistem Informasi Kesehatan
Online?
Informan menjawab:
“Sumber daya manusia yang tersedia sebanyak 14 orang berdasarkan
keputusan
Kepala
Dinas
Kesehatan
Provinsi
Nomor
:
440.441.7/7769/V/2014 Tentang Pejabat Pengelola Informasi,namun
yang bertugas merangkum keseluruhan informasi pada Dinas
Kesehatan ada 2 orang yaitu Ibu Laura dan Bapak Elisa selaku petugas
informasi Dinas Kesehatan Provinsi.”(hasil wawancara tanggal 1
Maret 2017)
Kemudian penulis bertanya kepada Bapak Elisa Sembiring selaku
informan utama, dengan pertanyaan yang sama yaitu: Bagaimana pelayanan yang
diberikan Dinas Kesehatan Provinsi dalam hal Sistem Informasi Kesehatan ?

Universitas Sumatera Utara

Informan menjawab:
“Pelayanan yang diberikan selama ini sudah sangat baik, namun
dengan adanya mutasi staf/pegawai banyak pegawai yang buta dalam
mengelola SIK dan tentunya perlu untuk diberikan pelatihan dan
pendidikan” (hasil wawancara tanggal 26 Januari 2017)
Selanjutnya penulis kembali bertanyaterkait sumber daya Finansial
kepada Bapak Rusdin Pinem dengan pertanyaan: Bagaimana ketersediaan
sumber daya Finansial pada Dinas Kesehatan Provinsi dalam Implementasi
Sistem Informasi Kesehatan Online?
Informan menjawab:
“Dana yang digunakan untuk melaksanakan kebijakan tersebut berasal
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang telah
tercantum dan sesuai dengan undang undang”. (hasil wawancara
tanggal 1 Maret 2017)
Selanjutnya penulis kembali bertanya kepada Bapak Elisa Sembiring
terkait fasilitas dengan pertanyaan: Bagaimana fasilitas yang ada dalam
pelaksanaan SIK Online untuk menunjang efektivitas kinerja pegawai? Apakah
mendukung atau tidak.?

Informan menjawab:

Universitas Sumatera Utara

“Fasilitas di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera sudah cukup
mendukung seperti Komputer, Laptop, serta Koneksi Internet dalam
Pengimplentasian Sisten Informasi Kesehatan (SIK)”(Hasil Wawancara
26 Januari 2017)
Kemudian penulis kembali bertanya kepada bapak Elisa Simbiring
dengan pertanyaa: Aplikasi apa yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan
SIK Online pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera dalam Meningkatkan
Efektivitas Kinerja Pegawai?
Informan menjawab:
“berdasarkan kebijkan dari KEMNKES system informasi kesehatan
memiliki aplikasi dalam pelaksanaannya yaitu menggunakan aplikasi
komdat yang berisi data set prioritas, yaitu yang isinya laporan-laporan
rangkuman seluruh data terpenting yang terdiri dari 3 yaitu laporan
bulanan, triwulan, dan tahunan” (Hasil Wawancara tanggal 26 Januari
2017)
Gambar.1
Bentuk Tampilan Dashboard

Universitas Sumatera Utara

3. Disposisi Implementor
Disposisi implementor adalah kecenderungan sikap maupun pemahaman
yang dimiliki oleh implementor yang akan mempengaruhi pencapaian tujuan dari
implementasi kebijakan baik itu karakteristik, watak dan sifat yang dimiliki oleh
implementor seperti komitmen, kejujuran dan sifat demokratis. Jika seorang
implementor memiliki disposisi yang baik maka dia juga secara langsung akan
dapat menjalankan kebijakan dengan baik. Argumen pertama yang penulis
dapatkan dari Bapak Rusdin Pinem dengan pertanyaan: Bagaimana pemahaman
anda tentang Sistem Informasi Kesehatan (SIK) dalam pelaksanaannya di Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara?
Informan menjawab:
“Menurut pemahaman yang saya ketahui tentangSistem Informasi
Kesehatan (SIK) adalah integrasi antara perangkat, prosedur dan
kebijakan yang digunakan untuk mengelola siklus informasi secara
sistematis untuk mendukung pelaksanaan manajemen kesehatan yang
terpadu dan menyeluruh dalam kerangka pelayanan kesehatan kepada
masyarakat sesuai dengan PERDA No.2 Tahun 2008.” (hasil
wawancara tanggal 1 Maret 2017)
Selanjutnya penulis kembali bertanya kepada Bapak Elisa Sembiring
dengan pertanyaan: Bagaimana sikap maupun karakteristik yang seharusnya
dijalankan dari setiap pegawai dan bagaimana standar pelaksanaanya dalam
pengimplementasian Sistem Informasi KesehatanOnline?
Informan menjawab:
”karakter umum seperti jujur, komunikastif, koordinatif, ulet, bekerja
gambling dan tuntas, semuanya harus dilakukan dengan ikhlas karena
segala sesuatu yang kita lakukan akan dipertanggung jawbkan pasti
akan berdampak pada Dinkes. Dalam bekerja kita memiliki standar
pelaksanaan (Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Utara Nomor: 440.441.7/7769/V/2014 Tentang Pejabat Pengelola

Universitas Sumatera Utara

Informasi dan Dokumentasi Pembantu (PPID Pembantu))”(hasil
wawancara tanggal 26 Januari 2017)

4. Struktur Birokrasi
Struktur birokrasi, menunjuk bahwa struktur birokrasi menjadi penting
dalam implementasi kebijakan.Aspek struktur birokrasi ini mencakup dua hal
penting pertama adalah mekanisme dan struktur organisasi pelaksana
sendiri.Mekanisme implementasi program biasanya sudah ditetapkan melalui
standar operating procedur (SOP) yang dicantumkan dalam guideline
program/kebijakan. Struktur organisasi yang terlalu panjang dengan prosedur
birokrasi yang rumit cenderung akan melemahkan pengawasan sehingga
menyebabkan aktifitas organisasi yang fleksibel. Argumen pertama yang penulis
dapatkan dari Bapak Rusdin Pinem dengan pertanyaan: Bagaimana Mekanisme
pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Online pada Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara?
Informan Menjawab:
“Pemprov Sumutmelalui Dinas Kesehatan(Dinkes) ProvinsiSumatera
UtaramengembangkanSistem Informasi Kesehatan Online, Sistem
informasi kesehatan Online sebagaistrategipembangunanbidang
kesehatan sangatpenting dalam halinformasi pelaporan dan
pendataankesehatan.Informasi kesehataninidapatdiaksessecara online
dariseluruhkebupaten/kota
melaui
rumah
sakitdan
puskesmas.Mekanisme pelaksanaan SIK terbagi dalam 3 (tiga) tahapan
yaitu:
Pertama.Tahappengumpulan,dalamtahap
pengumpulansemuadatapelaporanyang
berasaldaripuskesmas
melaluiSP2TP(Sistem
PencatatanTerpaduPuskesmas)dikumpulkan
dandikirimmasing-masing
ke
DinasKesehatan
Kabupaten/Kota
setempat.Kedua. Tahap Pengolahan, adapun proseskerja pada
DinasKesehatanProvinsidalamtahapaniniadalah
mengumpulkan
datayang dikirimdariDinasKesehatan Kabupaten/Kota, memantau
indikator-indikator
kunci
dan
menganalisisvariasibesaranindikatorantar-kab/kota,
menyusunprofil

Universitas Sumatera Utara

kesehatanprovinsi
danmendistribusikannya.Ketiga.Tahappengiriman,setelah semua data
diolahdandi
evaluasibarulahseterusnyaakandikirimsampaike
Departemen
KesehatanRepublikIndonesiadandatayang
terkumpuldariseluruh
Dinas
Kesehatan
Provinsi
diseluruhIndonesia.”(hasil wawancara tanggal 1 Maret 2017)
Kemudian penulis bertanya kepada Bapak Rusdin Pinem dengan
pertanyaan yaitu: Bagaimana struktur pelaksana SIK pada Dinas Kesehatan
Pemprov Sumatera Utara
Informan menjawab:
“Struktur pelaksana yang ada sesuai dengan Lembar Keputusan Kepala
Dinas

Kesehatan

Provinsi

Sumatera

Utara

Nomor:

440.447.7/7769/V/2014 Tanggal 22 Mei 2014.” (hasil wawancara
tanggal 1 Maret 2017)
4.3 Kendala-Kendala Dalam Pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan
(SIK) Online Dalam Peningkatan Efektivitas Kerja Pada Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.
Implementasi dari Sistem Informasi Kesehatan (SIK) oleh Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, tentu menemui kendala-kendala yang dapat
menghambat tercapainya tujuan dari SIK itu sendiri, Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara juga harus menemukan solusi agar kendala-kendala yang ada
dapat diselesaikan. Argument pertama penulis dapatkan dari Bapak Rusdin
Pinem selaku informan kunci penelitian, dengan pertanyaan yaitu: Apa saja yang
menjadi kendala-kendala dalam implementasi SIK pada Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara ?

Universitas Sumatera Utara

Informan menjawab:
“Dalam

pelaksanaansistem

informasi

kesehatanonline

dalam

peningkatan efektivitas kerja, masih terdapat beberapahambatanyang
membuatkurang

efektifnya

pengoperasiansistem

informasi

kesehatanonline tersebut,yaitu (1)AdanyaGangguan Jaringan, (2)
keterlambatan

data

masuk

(3)SumberDaya

Manusiayangtersedia

kurang terampil.” (hasil wawancara tanggal 26 Januari 2017)
Kemudian penulis bertanya kepada bapak Elisa Sembiring selaku
pegawai Seksi Sub Bag Program dengan pertanyaan yang sama yaitu: Apa saja
yang menjadi kendala-kendala dalam implementasi SIK online pada Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara ?
Informan menjawab:
“Kendala dalam pelaksanaan SIK Online ini ialah terlambatnya
pengiriman data-datayang baik dari puskesmas-puskesmas,RS, maupun
Dinkes kabupaten/kota.” (hasil wawancara tanggal 26 Januari 2017)
Kemudian untuk menambah data mengenai kendala-kendala yang
dihadapi Dinas Kesehatan penulis bertanya kepada Ibu Hafsah Tahir dengan
pertanyaan yang sama yaitu: Apa saja yang menjadi kendala-kendala dalam
implementasi SIK online pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara ?
Informan menjawab:

Universitas Sumatera Utara

“Kendala dalam pelaksanaan system informasi kesehatan online ini
adalah keterbatasan kemampuan pegawai dalam menguasai software.”
(hasil wawancara tanggal 26 Januari 2017)
Kemudian untuk lebih memperdalam data mengenai kendala-kendala yang
dihadapi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dalam mengimplementasikan
Sistem Informasi Kesehatan, penulis bertanya kepada Bapak Muhammad
Ahmadi dengan pertanyaan yang sama yaitu: Apa saja yang menjadi kendalakendala dalam implementasi SIK Onlinepada Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara ?
Informan menjawab:
“Penghambat dalam pelaksanaan sistem informasi kesehatan online ini
yaitu gangguan jaringan, terjadinyaoffline padasaatpengoperasiansistem
informasi

kesehatan

online

ini;

mutasi

pegawai

pengelola

data/informasi;latarbelakang SDMyang kurang menguasai tekhnologi
informasi.”(hasil wawancara tanggal 26 Januari 2017)
Kemudian penulis bertanya kepada informan yang sudah ditetapkan, untuk
menemukan informasi mengenai upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara dalam mengatasi kendala-kendala yang dihadapi. Argumen
pertama penulis dapatkan dari Bapak Muhammad Ahmadi dengan pertanyaan
yaitu: Upaya apa saja yang dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
dalam mengatasi kendala-kendala implementasi SIK online ?
Informan menjawab:

Universitas Sumatera Utara

“Terkait dengan gangguan jaringan kita biasanya melaporkan kepada
telkom terkait lambatnya atau terganggunya jaringan

setiap terjadi

gangguan. Sedangkan untuk masalah SDM yang kurang terampil
biasanya dilakukan pelatihan-pelatihan tambahan oleh kepala dinas
untuk mengatasi permasalahan ini.”(hasil wawancara tanggal 1 Maret
2017)
Kemudian untuk menambah informasi mengenai upaya yang dilakukan
dalam mengatasi kendala-kendala, penulis bertanya kepada Bapak Elisa
Sembiring dengan pertanyaan yang sama yaitu: Upaya apa saja yang dilakukan
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dalam mengatasi kendala-kendala
implementasi SIK online?

Informan menjawab:
“Upaya yang dilakukan harus lebih meningkatkan koodirnasi dengan
pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota agar penyampaian umpan
balik data lebih cepat dan lebih efektif lagi agar tidak terjadi
keterlambatan penerimaan data ke Dinas Kesehatan Provinsi yang
kemudian akan disampaikan ke pusat.”(hasil wawancara tanggal 26
Januari 2017)
Kemudian untuk lebih memperdalam informasi mengenai upaya yang dilakukan
dalam mengatasi kendala-kendala, penulis bertanya kepada Ibu Hafsah Tahir

Universitas Sumatera Utara

dengan pertanyaan yang sama yaitu: Upaya apa saja yang dilakukan Dinas
Kesehatan

Provinsi

Sumatera

Utara

dalam

mengatasi

kendala-kendala

implementasi SIK online?
Informan menjawab:
“Peningkatan

pelaksanaan

sistem

informasi

kesehatan

online

padaDinasKesehatan ProvinsiSumateraUtara terus dilakukan mulaidari
pemantauan oleh kepala dinas,evaluasi, dan meningkatkan pelatihan
mengenai SIK.” (hasil wawancara tanggal 26 januari 2017)
Berdasarkan data mengenai kendala dan upaya yang penulis sajikan
diatas, menurut hemat penulis bahwa kendala-kendala yang dihadapi Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara bersifat teknis operasional, dimana kendala
yang dihadapi terfokus pada ketersediaan sumber daya manusia yang terampil,
akses internet dan keterlambatan data masuk. Selanjutnya upaya yang dilakukan
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dengan melakukan meningkatkan
koordinasi dengan pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Universitas Sumatera Utara

BAB V
ANALISIS DATA

Dalam bab ini, seluruh data yang telah disajikan pada bab sebelumnya
akan dianalisis sesuai dengan kelompok masalah yang dikaji peneliti dari
indikator-indikator yang digunakan. Adapun analisis yang digunakan penulis
adalah dengan menggunakan metode deskriptif dengan analisis kualitatif. Metode
ini mengumpulkan data dan fakta yang telah didapatkan di lapangan yang akan
dideskripsikan sebagaimana adanya serta menafsirkannya dengan kemampuan
daya nalar peneliti untuk menjelaskan suatu fenomena sosial yang diteliti. Dari
hasil analisis data inilah nantinya akan diperoleh jawaban mengenai bagaimana
Implementasi Kebijakan Dalam Pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan (SIK)
Online Dalam Peningkatan Efektivitas Kerja Pada Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara.
5.1 Implementasi Pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Online
Dalam Peningkatan Efektivitas Kerja Pada Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara.
Suatu kebijakan yang telah ditetapkan haruslah di implementasikan secara
maksimal untuk memperoleh hasil yang diharapkan. Implementasi kebijakan
merupakan proses administratif yang dilaksanakan oleh birokrasi pemerintah atau
pelaksana teknis sesuai dengan ketetapan yang ada di dalam kebijakan itu sendiri
dengan mendayagunakan segenap sumber daya yang ada. Implementasi
Kebijakan Dalam Pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Online Dalam

Universitas Sumatera Utara

Peningkatan Efektivitas Kerja Pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Utaradilihat dari model implementasi Gorge Edward III melalui variable-variable
dibawah ini,yaitu :
1. Komunikasi
Komunikasi merupakan sarana untuk menyebarluaskan informasi, baik
dari atas ke bawah maupun sebaliknya.Komunikasi dilakukan untuk menghindari
distorsi implementasi.Sementara itu koordinasi menyangkut persoalan bagaimana
praktik pelaksanaan kekuasaan.Koordinasi berarti adanya kerjasama yang saling
terkait dan saling mendukung antar pelaksana kebijakan dalam guna pencapaian
tujuan implementasi kebijakan.
Pada pengimplementasian kebijakan SIK online di Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara dalam hal komunikasi dilakukan sejauh ini sudah sangat
baik, komunikasi dilakukan pada setiap bidang dan terstruktur dengan baik.
2. Sumber daya
Indikator lainnya yang perlu diperhatikan dalam proses implementasi
kebijakan adalah sumber daya. Ketersediaan sumber daya merupakan faktor
penting dalam implementasi kebijakan. Tanpa sumber daya yang cukup,
implementasi kebijakan tidak akan bisa tercapai.
Dalam pengimplementasian kebijakan SIK online di Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara dari segi sumber daya manusia nya sudah cukup
memadai, jumlah sumber daya manusia sebanyak 14 orang berdasarkan
keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nomor : 440.441.7/7769/V/2014
Tentang Pejabat Pengelola Informasi, setiap bidangnya memiliki 2 orang petugas

Universitas Sumatera Utara

informasi,

sedangkan

dalam

segi

sumber

daya

dana/financial

dalam

pelaksanaannya dana berasal dari APBD.
3. Disposisi Implementor
Sikap dan karakteristik dari para pelaksana peraturan dalam menyikapi
suatu kebijakan merupakan faktor yang tidak dapat dikesampingkan. Jika para
pelaksana peraturan setuju dengan isi suatu kebijakan, dan dalam hal ini berarti
adanya

dukungan,

kemungkinan

besar

mereka

akan

melaksanakannya

sebagaimana yang diinginkan oleh para pembuat kebijakan.
Dalam pengimplementasian kebijakan SIK online pada Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara pemahaman dari setiap implementor sudah cukup baik
sesuai dengan PERDA No. 2 Tahun 2008. Setiap agen pelaksana juga selalu
bersikap jujur, komunikastif, koordinatif, ulet, bekerja gambling dan tuntas,
semuanya harus dilakukan dengan ikhlas karena segala sesuatu yang dilakukan
akan dipertanggung jawbkan dan pasti akan berdampak pada Dinkes.
4. Struktur Birokrasi
Struktur birokrasi, menunjuk bahwa struktur birokrasi menjadi penting
dalam implementasi kebijakan.Aspek struktur birokrasi ini mencakup dua hal
penting

pertama

adalah

mekanisme

dan

struktur

organisasi

pelaksana

sendiri.Mekanisme implementasi program biasanya sudah ditetapkan melalui
standar

operating

procedur

(SOP)

yang

dicantumkan

dalam

guideline

program/kebijakan. Struktur organisasi yang terlalu panjang dengan prosedur
birokrasi yang rumitcenderung akan melemahkan pengawasan sehingga
menyebabkan aktifitas organisasi yang fleksibel.

Universitas Sumatera Utara

Dalam pengimplementasian kebijakan SIK pada Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera utara struktur birokrasi sudah dilakukan dengan baik dan sesuai dengan
ketentuan yang telah berlaku di Dinas Kesehatan Pemprov Sumatera Utara.
5.2 Kendala yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan
Online di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
Hambatan

terhadap

sistem

informasiyaitu:(1)

Kesalahanteknis,baikpermasalahanperangkat kerasmaupunperangkatlunaknya;(2)
Gangguanlingkungan,baik

berupagempabumi,kegagalan

aruslistrik,danlainsebagainya; (3)Kelalaianmanusia(human

error) yangtidak

disengaja.
Sejalan

denganteori diatas, menurut hasilobservasidanwawancarayang

penulis lakukan padaDinasKesehatanProvinsiSumatera Utara,terlihatbahwaada
beberapafaktorpenghambat dalam pelaksanaan sistem informasi kesehatan
online,yaitu:
1. Gangguan Jaringan
Terjadinyagangguanjaringanpadasaat operasional, dapat menghambat
kerja

sistem

informasi

pendataan,pencetakkandan
Jadimenurutpenelitigangguan

kesehatan

online,

karena

proses

monitoringtidakdapat

dilakukan.

jaringanmerupakan

faktoryang

sangatkrusialdalampelaksanaansisteminformasi kesehatan online.

Universitas Sumatera Utara

2. Keterlambatan Penyampaian Data
Data yang masuk sering mengalami keterlambatan dari masing masing
unit baik dari puskesmas, Rumah Sakit, maupun Dinkes Kabupaten/Kota sehingga
kegiatan verifikasi di Dinkes Provinsi menjadi terhambat.
3. Mutasi Pegawai
Adanyamutasidanperpindahanpegawaiyang terjadipada DinasKesehatan
ProvinsiSumatera

Utaramenyebabkan

terganggunya

kelancaranpelaksanaansisteminformasikesehatan
online,inidikarenakanpegawaiyangawalnyasebagaipengelola
dataharuspindahsementarakebutuhanakanlaporandatasangat diperlukan.
4. Sumber Daya Manusia Yang kurang terampil
Keterbatasan kemampuan pegawai dalam menguasai sistem informasi
kesehatan

online

sangat

berpengaruh

karena

menghambat

kelancaran

pelaksanaan SIK Online.Yang seharusnya data dan informasi harus dikirim
dengan cepat, menjadi terlambat karena kurang terampilnya SDM.

Universitas Sumatera Utara

BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap Implementasi Sistem
Informasi Kesehatan (SIK) Online Dalam Peningkatan Efektivitas Kerja Pada
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, maka penulis menarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Implementasi Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Online Dalam Peningkatan
Efektivitas Kerja Pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dapat dinilai
tercapai, berdasarkan indikator George dapat dilihat bahwa, Komunikasi
Internal dalam setiap bidang sudah terstruktur dengan baik, Sumber daya
manusianya Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara sudah memadai dan
dalam pelaksanaan SIK Online dana yang digunakan berasal dari APBD,
setiap agen pelaksana cukup memahami penerapan SIK Online namun masih
perlu pelatihan yang mendalam lagi agar penerapan SIK Online pada Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara lebih Efektif, Dalam pengimplementasian
kebijakan SIKonline pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera utara struktur
birokrasi sudah dilakukan dengan baik dan sesuai dengan ketentuan yang telah
berlaku di Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
2. Kendala-kendala dalam Implementasi Sistem Informasi Kesehatan (SIK)
Online Dalam Peningkatan Efektivitas Kerja pada Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara bersifat teknis operasional, adapun kendala yang dihadapi

Universitas Sumatera Utara

ialah Gangguan Jaringan, Keterlambatan Penyampaian Data, Mutasi Pegawai,
dan Sumber Daya Manusia yang Kurang Terampil.
6.2 Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan dalam penelitian ini, adapun
saran yang dapat penulis berikan ialah:
1. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara agar memperhatikan kembali
kegiatan mutasi yang terjadi pada struktur birokrasinya, menurut hemat
penulis bahwa mutasi yang terjadi sangat mempengaruhi efektivitas kerja
pegawai dalam melaksanakan tugas-tugas pada sistem informasi
kesehatan.
2. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara agar memberikan pendidikan
dan pelatihan SIK Online kepada para pegawai yang mengalami rotasi
ataupun mutasi, sehingga dari pendidikan dan pelatihan dapat
meningkatkan pemahaman pegawai dalam mengimplementasikan SIK
Online.

Universitas Sumatera Utara