Strategi Optimasi Pemanfaatan Biogas yang Diolah Dari Limbah Kelapa Sawit Untuk Energi Listrik di PT. Victorindo Alam Lestari

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Biogas
Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan
organik oleh actifitas mikroorganisme dalam kondisi tanpa adanya oksigen
(anaerobic). Biogas merupakan campuran beberapa gas dengan komponen utama
adalah gas methan (CH 4 ) dan karbon dioksida (C0 2 ), dengan sejumlah kecil uap
air, hydrogen sulfide (H 2 S), Karbon monoksida (CO), dan nitrogen (N 2 ).
Komposisi dari biogas tergantung bahan baku yang digunakan. Apabila
menggunakan bahan baku kotoran manusia, kotoran hewan, gas metan yang
diproduksi dapat mencapai 70%, bahan baku dari tumbuhan seperti batang
padi,dan jerami bisa menghasilkan 55% sedangkan bahan baku dari limbah sawit
bisa menghasilkan 65-75%.

Tabel 2.1 Komposisi Biogas Yang Dihasilkan Oleh Limbah Cair Kelapa Sawit
Senyawa Gas

Kadar(%)

Metan (CH 4 )


50-75

Karbon dioksida (CO 2 )

25-50

Nitrogen (N 2 )

0-10

Hidrogen (H 2 )

0-1

Oksigen (0 2 )

0-2

Sumber Dr. Hardoyo 2014


Universitas Sumatera Utara

Biogas memiliki berat 20% lebih ringan dari pada udara, memiliki suhu
pembakaran 650-750°C, tidak berbau dan tidak berwarna. Apabila di bakar,
biogas akan menghasilkan warna biru. Nilai kalor gas metan sebesar 20 MJ/m3
dengan effisiensi pembakaran sebesar 60% pada kompor biogas konvensional.
Biogas pertama kali ditemukan oleh Robert Boyle dan Stephen hale pada
abad ke -16, ketika mereka mendapatkan gas yang dapat terbakar dari sedimen
sungai dan danau yang dilakukan gangguan dengan pengadukan. Pada tahun
1859, tangki tanpa adanya oksigen (anaerobic digester) pertama kali dirancang
oleh seorang koloni di Bombay, India. Di Inggris teknologi tersebut
dikembangkan dengan menggunakan septic tank untuk menghasilkan gas yang
digunakan pada lampu penerangan jalan. Proses anaerobic sendiri baru mendapat
pengakuan sekitar tahun 1930. Sejak tahun 1975, pengguna biogas skala rumah
tangga di Tiongkok dan India dijadikan program pemerintah.
Penggunaan biogas sebagi energi merupakan langkah yang perlu
didukung, mengingat energi yang dipakai saat ini sebagian besar berasal dari
energi fosil (minyak bumi). Kesediaan bahan baku energi fosil akan menipis dan
tidak dapat diperbaharui. Disisi lain, peningkatan kebutuhan energi bagi

kelangsungan hidup manusia meningkat dengan tajam. Oleh karena itu perlu
dikembangkan energi baru (new energy) yang diproduksi dari bahan-bahan yang
tidak akan habis atau dari bahan-bahan yang dapat diperbaharui (renewable
material), seperti energi surya (matahari), energi angin, energi air, dan biomasa.
Biogas adalah salah satu bentuk energi yang ramah lingkungan dan
dihasilkan dari bahan-bahan biomasa yang dapat diperbaharui. Produksi biogas
dari bahan baku limbah biomasa, selain mereduksi kuantitas limbah, biomasa juga

Universitas Sumatera Utara

memberikan nilai tambah dari bahan limbah biomasa tersebut. Penggunaan biogas
sebagai energi alternatif relatif lebih mengurangi terjadinya polusi. Disamping
mencegah terjadinya penumpukan limbah biomasa yang dapat menjadi tempat
berkembangnya penyakit, bakteri dan polusi udara, keunggulan produksi biogas
adalah dihasilkannya produk samping berupa lumpur kompos maupun cair.

2.2 Bahan Baku Biogas
Bahan baku produksi biogas ialah bahan-bahan yang mengandung zat
organik, yang kebanyakan terdapat pada bahan biomasa. Penggunaan biomas
sebagai bahan baku produksi biogas diusahakan tidak berbenturan dengan

program penyediaan pangan dan pakan. Penggunaan biomas seperti singkong,
jagung, sorgum, dan lainnya akan berbenturan dengan kepentingan ketahan
pangan dan pakan, karena bahan-bahan tersebut dapat digunakan sebagai
penyedia pangan dan pakan. Oleh karena itu diusahakan bahan biomasa yang
digunakan merupakan limbah bahan biomasa. Salah satu bahan yang potensial di
Indonesia dalah limbah cair dari pabrik kelapa sawit.
Menurut data dari Kementerian Pertanian Indonesia, jumlah total luas area
perkebunan sawit di Indonesia pada saat ini mencapai sekitar 8 juta hektar, dua
kali lipat dari luas area di tahun 2000 ketika sekitar 4 juta hektar lahan di
Indonesia dipergunakan untuk perkebunan kelapa sawit. Jumlah ini diduga akan
bertambah menjadi 13 juta hektar pada tahun 2020.
Perkebunan milik pemerintah memiliki peran yang menengah dalam
industri minyak sawit sementara perusahaan-perusahaan besar (seperti Wilmar
Group dan Sinar Mas) memproduksi sekitar setengah dari total produksi minyak

Universitas Sumatera Utara

kelapa sawit Indonesia. Para petani skala kecil memproduksi sekitar 35% dan
kebanyakan petani kecil ini sangat rentan keadaannya apabila terjadi penurunan
harga minyak kelapa sawit dunia.


2.3 Biogas dari Limbah Kelapa Sawit
Limbah kelapa sawit sangat melimpah. Menurut data dari Kementerian
Pertanian Indonesia, jumlah total luas area perkebunan sawit di Indonesia pada
saat ini mencapai sekitar 8 juta hektar; dan diperkirakan jumlah limbah cair
kelapa sawit mencapai 115 juta m3 limbah cair pertahun, dari jumlah limbah
tersebut dapat dihasilkan biogas yang sangat banyak.
Biogas yang komponen utamanya gas metan (CH 4 ) sebenarnya sudah
mulai di manfaatkan beberapa puluh tahun yang lalu, namun tidak banyak di
pergunakan masyarakat. Biogas yang yang dikenal masyarakat

lebih banyak

dihasilkan dari kotoran ternak atau kotoran manusia. Biogas juga dihasilkan dari
biomassa yang lain, biogas lebih ramah lingkungan jika dibandingkan dengan
BBM dari fosil.
Gas metan yang merupakan komponen utama biogas dihasilkan dari
perombakan anaerobic senyawa-senyawa organik, seperti limbah cair kelapa
sawit. Secara alami gas ini dihasilkan pada kolam-kolam pengolahan limbah cair
PKS. Limbah cair yang ditampung di kolam-kolam terbuka akan melepaskan gas

metan (CH 4 ) dan karbon dioksida (C0 2 ). Kedua gas ini merupakan emisi gas
penyebab rumah kaca yang berbahaya bagi lingkungan selama kedua gas ini
dibiarkan menguap di udara.

Universitas Sumatera Utara

Untuk merombak limbah cair PKS menjadi biogas diperlukan sedikit
rekayasa. Limbah cair ditempatkan pada tempat khusus yang diatur sedemikian
rupa sehingga kondisinya optimum untuk memproduksi biogas. Dapat juga
ditambahkan mikroba-mikroba yang akan mempercepat pembentukan gas metan.

2.4 Manfaat Biogas
Nilai energi yang dihasilkan biogas sekitar 2 kwh/m3, sehingga
mempunyai potensi dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif. Biogas
terutama digunakan sebagai bahan bakar, seperti halnya gas alam, dan dimulai
sebagai bahan baku pembangkit listrik, pemanas ruangan, dan pemanas air. Jika
dikompresikan, biogas dapat menggantikan gas alam terkompresi yang digunakan
pada kendaraan. Biogas hanya dapat terbakar apabila kandungan metan
didalamnya mencapai 45% atau lebih (Garcelon dan Clark, 2001)
Di Indonesia, nilai potensi pemanfaatan biogas diprediksi akan terus

meningkat karena adanya jumlah bahan baku biogas yang melimpah seperti
limbah cair dari pabrik kelapa sawit. Kegunaan biogas antara lain:
1. Bahan bakar pengganti minyak tanah untuk keperluan memasak.
2. Digunakan sebagai pengganti bahan bakar minyak untuk pembangkit listrik
atau generator.
3. Bahan bakar kendaraan bermotor.
4. Digunakan pada oven dan lampu rumah kaca, meningkatkan konsentrasi CO 2
dalam rumah kaca yang digunakan pada proses fotosintesis.
5. Sebagai bahan untuk memproduksi methanol.

Universitas Sumatera Utara

Cairan dan lumpur dari proses produksi biogas dapat digunakan sebagai
pupuk tanaman, dimana dari tanaman tersebut dapat diperoleh pangan dan pakan.
Pangan dan pakan selanjutnya dapat dikonsumsi manusia dan ternak. Dari
tanaman akan diperoleh limbah biomasa yang dapat digunakan sebagai bahan
baku produksi biogas.

2.5 Kelebihan Penggunaan Biogas
Sebagai energi terbarukan, biogas mempunyai kelebihan-kelebihan

dibandingkan dengan energi komersial yang sudah digunakan, baik dalam segi
teknis proses pembuatannya, keekonomiannya, efek terhadap lingkungan, dan
sebagainya.
Beberapa kelebihan penggunaan biogas, antara lain:
1. Mengurangi limbah biomasa, biomasa dapat diproduksi dari berbagai macam
limbah biomasa, sehingga penggunaannya akan mengurangi kuantitas limbah
biomasa.
2. Mengurangi pemanasan global.
3. Gas metan merupakan komponen utama biogas yang merupakan salah satu
gas rumah kaca yang utama setelah karbon dioksida dalam hal jumlah emisi,
namun dengan potensi dalam pemanasan global 21 kali lipat dibandingkan
dengan karbon dioksida.
4. Penggunaan biogas di pedesaan disamping sebagai solusi penyediaan energi,
juga mengurangi penggunaan kayu dari penebangan pohon-pohon sebagai
bahan bakar. Penebangan yang dilakukan terus menerus akan menyebabkan
terjadinya perubahan ekosistem dari hutan.

Universitas Sumatera Utara

5. Biogas tidak menghasilkan banyak asap, sehingga mengurangi risiko

gangguan pernapasan.

2.6 Pengertian danTingkatan Strategi
Strategi secara umum adalah teknik untuk mendapatkan kemenangan
(victory) pencapaian tujuan (to achieve goals). Berikut beberapa pengertian
strategi menurut para ahli:
1. Menurut Carl Von Clausewits (Carl Philipp Gottfried) (1780-1831) seorang
ahli strategi dan peperangan, Pengertian strategi adalah penggunaan
pertempuran untuk memenangkan peperangan "the use of engagements for
the object of war" . Kemudian dia menambahkan bahwa politik atau policy
merupakan hal yang terjadi setelah terjadinya perang (War is a mere
continuation of politics by other means / Der Krieg ist eine bloße Fortsetzung
der Politik mit anderen Mitteln).
2. Menurut bussinesdictionary, pengertian strategi adalah metode atau rencana
yang dipilih untuk membawa masa depan yang diinginkan, seperti pencapaian
tujuan atau solusi untuk masalah; pengertian strategi adalah seni dan ilmu
perencanaan dan memanfaat sumber daya untuk penggunaan yang paling
efisien dan efektif. Istilah srategi berasal dari kata Yunani untuk ahli militer
atau memimpin pasukan.
3. Menurut Henry Mintzberg (1998), seorang ahli bisnis dan manajemen, bahwa

pengertian strategi terbagi atas 5 (lima) definisi yaitu strategi sebagai rencana,
strategi sebagai pola, strategi sebagai posisi (positions), strategi sebagai taktik
(ploy) dan terakhir strategi sebagai perpesktif.

Universitas Sumatera Utara

1)

Pengertian strategi sebagai rencana adalah sebuah program atau langkah
terencana (a directed course of action) untuk mencapai serangkaian tujuan
atau cita cita yang telah ditentukan; sama halnya dengan konsep strategi
perencanaan.

2)

Pengertian strategi sebagai pola (pattern) adalah sebuah pola perilaku
masa lalu yang konsisten, dengan menggunakan strategi yang merupakan
kesadaran dari pada menggunakan yang terencana ataupun diniatkan. Hal
yang merupakan pola berbeda dengan berniat atau bermaksud maka
strategi sebagai pola lebih mengacu pada sesuatu yang muncul begitu saja

(emergent).

3)

Definisi strategi sebagai posisi adalah menentukan merek, produk ataupun
perusahan dalam pasar, berdasarkan kerangka konseptual para konsumen
ataupun para penentu kebijakan; sebuah strategi utamanya ditentukan oleh
faktor faktor ekternal.

4)

Pengertian strategi sebagai taktik, merupakan sebuah manuver spesifik
untuk mengelabui atau mengecoh lawan (competitor).

5)

Pengertian strategi sebagai perspektif adalah mengeksekusi strategi
berdasarkan teori yang ada ataupun menggunakan insting alami dari isi
kepala atau cara berpikir ataupun ideologis.

4. Menurut umar (2005) strategi yang disusun dapat dibedakan menjadi
beberapa tingkatan yakni:
1)

Strategi Korporat yaitu strategi yang dirumuskan untuk mencapai tujuan
korporat

atau

bisnis

secara

keseluruhan

mencakup

bagaimana

mengintegrasikan dan mengelola semua bisnis (new business, New

Universitas Sumatera Utara

Divisions, New Subdiareis, Merger, Acquisition). Korporat bertanggung
jawab membangun “Value” dalam bisnisnya. Korporat bertangung jawab
terhadap portofolio bisnis, membuat bisnis dapat berjalan secara
berkelanjutan. Strategi korporat adalah game plan dari semua perusahaan
diversifikasi dan strategi ini menjadi pedoman strategi bagi semua unit
bisnis yang dimiliki korporat.
2)

Strategi Unit Bisnis, strategi di level unit bisnis ini berupa strategi dilevel
anak perusahaan, divisi, lini produk atau profit centre lain yang memiliki
otonomi pengelolaan bisnisnya sendiri. Isu dalam strategi bisnis adalah
bagaimana mengkoordinasikan fungsi-fungsi bisnis untuk mencapai
keunggulan kompetitif. Dilevel bisnis strategi yang diformulasikan akan
berkaitan

dengan

posisi

bisnis

terhadap

pesaing,

bagaimana

mengakomodasi perubahan tren pasar dan teknologi, dan upaya-upaya
mempengaruhi persaingan melalui tindakan-tindakan strategis seperti
integrasi vertikal, atau tindakan politis seperti lobi.
3)

Strategi

Fungsional

yaitu

strategi

yang

diformulasikan

dan

diimplementasikan di level fungsi manajemen dari masing-masing bisnis,
seperti

fungsi

Sumber Daya Manusia,

Keuangan,

Sustainability,

Operasional, Marketing. Level ini manjadi perhatian manajemen strategis
pada level yang lebih tinggi yaitu bisnis dan korporat. Setiap unit
fungsional diwajibkan mengembangkan strategi bisninya masing-masing
agar dapat memberikan kontribusi pada tujuan akhir

atau goal dari

korporat.

Universitas Sumatera Utara

4)

Strategi

Operasional

yaitu

strategi

yang

diformulaksikan

dan

diimplementasikan di unit-unit operasional seperti penjualan, distribusi,
penyimpanan, promosi, persediaan, penggajian dan lain-lain. Keberhasilan
manager pada level ini akan menentukan kelancaran proses dan
kesuksesan organisasi secara keseluruhan. Strategi pada penelitian ini
adalah strategi operasioanl karena pemamfaatan biogas dari limbah kelapa
sawit menjadi energi listrik ini adalah salah satu unit operasional yang
dioperasikan PT Victorindo Alam Lestari untuk menunjang kebutuhan
listrik dalam operasi pabrik , kebutuhan perumahan dan kelebihannya di
jual ke Perusahaan Listrik Negara .

2.7. Strategi Operasi
Strategi operasi adalah suatu visi fungsi operasi yang menetapkan
keseluruhan arah atau daya dorong untuk pengambilan keputusan. Visi ini harus
di integrasikan dengan strategi bisnis, dan sering kali, tapi tidak selalu,
direfleksikan pada perencanaan formal. Strategi operasi seharusnya menghasilkan
suatu pola pengambilan keputusan operasi yang konsisten dan suatu keunggulan
bersaing bagi perusahaan.
Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2010) ada sepuluh keputusan
dalam manajemen operasi yaitu:
1. Perancangan Produk dan Jasa
Strategi produk yang efektif membutuhkan pemilihan,

perancangan, serta

penetapan sebuah produk dan kemudian memindahkan produk tersebut pada
bagian produksi. Jika strategi ini dijalankan secara efektif, maka fungsi

Universitas Sumatera Utara

produksi dapat berkontribusi secara maksimal pada organisasi. Manajer operasi
harus membangun sebuah sistem pengembangan produk yang mampu
melahirkan, merancang dan menghasilkan produk yang membuat perusahaan
memiliki keunggulan bersaing. Disaat produk berjalan melintasi siklus
hidupnya (perkenalan, pertumbuhan, kematangan, dan penurunan), pilihan
yang harus diambil oleh manajer operasi mengalami perubahan. Baik produk
manufaktur maupun produk jasa mempunyai teknik yang bervariasi untuk
membantu menjalankan aktifitas ini secara efisien.
2. Pengelolaan kualitas
Kualitas adalah suatu istilah yang mempunyai makna berbeda bagi orang yang
berbeda. Kualaitas dalam hal ini adalah fitur dan karakteristik total dari sebuah
produk atau jasa yang dikaitkan dengan kemampuannya memuaskan kebutuhan
yang terlihat atau tersamar. Menetapkan harapan kualitas sangat penting bagi
operasi yang efektif dan efisien.
3. Perancangan proses dan kapasitas
Strategi proses atau strategi transformasi adalah sebuah pendekatan organisasi
untuk mengubah sumber daya menjadi barang dan jasa. Tujuannya adalah
untuk menemukan suatu cara memproduksi barang dan jasa yang memenuhi
persyaratan dari pelanggan dan spesifikasi produk yang ada dalam batasan
biaya dan batasan manajerial lainnya. Manajer operasi yang efektif memahami
bagaimana menggunakan strategi proses sebagai senjata yang unggul. Mereka
memilih sebuah proses produksi dengan kualitas, fleksibilitas, dan struktur
biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan produksi volume, mencari
cara kreatif untuk memadukan biaya unit yang rendah dengan manufaktur yang

Universitas Sumatera Utara

bervolume tinggi dan berkeragaman rendah, dengan kustomisasi yang
diperoleh malalui fasilitas yang bervolume rendah dalam keragaman tinggi.
Kapasitas adalah hasil produksi atau volume pemrosesan atau jumlah unit
yang dapat ditangani, diterima, disimpan, atau diproduksi oleh sebuah fasilitas
pada suatu periode tertentu. Kapasitas desain (design capacity) adalah out put
maksimum system secara teoritis dalam suatu periode waktu tertentu dengan
kondisi ideal. Kapasitas efektif (effective capacity) adalah kapasitas yang
diperkirakan dapat dicapai dengan bauran produk, metode penjadwalan,
pemeliharaan, dan standart kualitas tertentu. Perencanaan kapasitas tidak hanya
menyangkut besarnya fasilitas, tetapi juga menyangkut berapa orang yang
dibutuhkan untuk pengoperasiannya. Juga penyesuaian antara pemenuhan
antara permintaan pasar dan keinginan untuk menjaga kestabilan tenaga kerja.
4. Strategi lokasi
Tujuan strategi lokasi adalah memaksimalkan manfaat lokasi bagi perusahaan.
Ada tujuh faktor utama yang memengaruhi keputusan lokasi yaitu
produktivitas tenaga kerja, nilai tukar valuta asing, budaya, perubahan sikap
terhadap industri, kedekatan terhadap pasar, pemasok, dan pesaing. Lokasi
dapat menentukan hingga 10% dari biaya total sebuah perusahaan industri.
5. Strategi tata letak.
Tata letak berpengaruh besar terhadap efisiensi operasi bisnis. Terdapat tujuh
situasi tata letak klasik yaitu kantor, toko eceran, gudang, posisi tetap,
berorientasi proses, sel kerja, dan berorientasi produk. Tata letak merupakan
suatu keputusan penting yang menentukan efisiensi sebuah operasi secara
jangka panjang. Tata letak memiliki dampak strategis karena tata letak

Universitas Sumatera Utara

menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas,
biaya, kualitas lingkungan kerja, kontak dengan pelanggan, dan citra
perusahaan. Tujuan strategi tata letak adalah mengembangkan tata letak dengan
biaya efektif yang memenuhi kebutuhan bersaing perusahaan.
6. Sumber daya manusia dan perancangan pekerjaan.
Tujuan strategi sumber daya manusia adalah mengelola tenaga kerja dan
merancang pekerjaan sehingga orang-orang dapat diberdayakan secara efektif
dan efisien. Perancangan tenaga kerja (labor planning) adalah suatu cara
menentukan kebijakan tenaga karyawan yang berkaitan dengan stabilitas
tenaga kerja, jadwal kerja, dan aturan kerja. Standar tenaga kerja dibutuhkan
untuk sebuah sistem operasi yang efisien. Standar tenaga kerja dibutuhkan bagi
perencanaan produksi, perencanaan tenaga kerja, pembuatan aggaran, dan
meng evaluasi tenaga kerja.
7. Manajemen rantai pasokan
Manajemen rantai pasokan (supply chain management) adalah integrasi
aktivitas pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan jadi barang setengah
jadi dan produk akhir serta pengiriman ke pelanggan. Seluruh aktivitas ini
mencakup aktifitas pembelian dan pengalihdayaan (outsourcing), ditambah
fungsi lain yang penting bagi hubungan antar pemasok dengan distributor.
8. Persediaan, perencanaan kebutuhan bahan baku dan JIT (just in time)
Tujuan manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara
investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan. Sistim pengendalian sediaan
dipakai untuk mengatur bahan-bahan mulai dari pembeliannya sebagai bahan
mentah, proses pembuatan sampai menjadi barang jadi.

Universitas Sumatera Utara

9. Penjadwalan jangka menegah dan jangka pendek
Penjadwalan berkaitan dengan pemilihan waktu operasi untuk mencapai
pergerakan unit yang efisien melalui sebuah sistem. Perencanaan agregat
(Agregate planning) adalah sebuah pendekatan untuk menentukan kuantitas
dan waktu produksi pada jangka menegah. Tujuan perencanaan agregat adalah
memenuhi prediksi permintaan dan memperkecil biaya pada periode
perencanaan. JIT (just in time) adalah pendekatan berkelanjutan dan
penyelesaian masalah secara paksa yang berfokus pada keluaran dan
pengurangan penggunaan persediaan. Perencanaan jangka pendek umumnya
adalah 3 bulan tetapi bisa diperpanjang hingga satu tahun. Rencana ini
mencakup

penugasan

pekerjaan,

pemesanan,

penjadwalan

pekerjaan,

pengiriman, waktu lembur dan bantuan tenaga paruh waktu.
10. Perawatan.
Perawatan/pemeliharaan (maintenance) adalah semua aktifitas yang terlibat
dalam menjaga peralatan suatu sistem agar tetap bekerja.

2.8 Optimalisasi
Optimalisasi secara umum adalah sebuah proses untuk menghasilkan nilai
terbaik, dari beberapa faktor yang tersedia. Dalam matematika dan ilmu komputer
optimasi atau optimalisasi mengacu pada pemilihan elemen terbaik dari beberapa
set alternatif yang tersedia. Dalam kasus yang paling sederhana, ini berarti
memecahkan masalah-masalah untuk meminimalkan atau memaksimalkan fungsi
dengan sistematis dengan memilih nilai-nilai variabel integer atau real dari dalam
set yang diperbolehkan. Secara umum, pengertian optimalisasi adalah pencarian

Universitas Sumatera Utara

nilai “terbaik dari yang tersedia” dari beberapa fungsi yang diberikan pada suatu
konteks. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bahwa optimalisasi
berasal dari kata optimal artinya terbaik atau tertinggi. Mengoptimalkan berarti
menjadikan paling baik atau paling tinggi. Sedangkan optimalisasi adalah proses
mengoptimalkan sesuatu, dengan kata lain proses menjadikan sesuatu menjadi
paling baik atau paling tinggi (1990:682). Jadi, optimalisasi adalah suatu proses
mengoptimalkan sesuatu atau proses menjadikan sesuatu menjadi paling baik.

2.9 Penelitian Terdahulu
1. Darmawan, Wiguna, Marimin, Machfud (2012) dengan hasil penelitiannya
terdapat empat strategi alternatif untuk meningkatkan produktivitas hijau
proses produksi karet alam PT X yaitu optimasi proses produksi, pengendalian
karakteristik bahan baku, substitusi bahan pembantu dan penggunaan air
kembali.
2. Ichwan dan Febrianta (2013) dalam penelitiannya Optimalisasi Proses Produksi
dengan hasil penelitiannya ada beberapa aspek yang sangat mempengaruhi
optimalisasi proses produksi yaitu sumber daya manusia, unsur proses,
persediaan bahan baku, perancangan tata letak pabrik, standar kualitas, dan
sistim penjadwalan kerja.
3. Azharuddin (2014), dalam penelitiannya Optimalisasi rendemen gula melalui
pemanfaatan teknologi produksi pada pabrik gula sei semayang di PT. PTPN
II, hasil penelitian menunjukkan faktor technoware, humanware, infoware, dan
organware memberikan pengaruh secara significan terhadap optimalisasi
rendemen gula di pabrik gula sei semayang.

Universitas Sumatera Utara