Persepsi Pengembangan Karir pada Jurnalis (Studi pada Jurnalis di Kota Medan)
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Persepsi
1.
Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan salah satu aspek psikologis yang penting bagimanusia
dalam merespon kehadiran berbagai aspek dan gejala di sekitarnya. Menurut
Duncan (1981), istilah persepsi dalam ilmu perilaku khususnya psikologi, lebih
diperuntukkan
untuk
mengartikan
perbuatan
yang
lebih
dari
sekedar
mendengarkan, melihat, atau merasakan sesuatu.
MenurutKamus Besar Bahasa Indonesia, persepsi adalah tanggapan
(penerimaan)langsung dari sesuatu. Proses seseorang mengetahui beberapa hal
melaluipanca inderanya.
Sugihartono (2007) mengemukakan bahwa persepsi adalahkemampuan otak
dalam menerjemahkan stimulus atau proses untukmenerjemahkan stimulus yang
masuk ke dalam alat indera manusia. Ada yangmempersepsikan sesuatu itu baik
atau persepsi yang positif maupun persepsinegatif yang akan mempengaruhi
tindakan manusia yang tampak atau nyata.
Walgito (2004) mengungkapkan bahwa persepsi merupakansuatu proses
pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yangditerima oleh
organisme atau individu sehingga menjadi sesuatu yang berarti,dan merupakan
aktivitas yang terintegrasi dalam diri individu. Respon sebagaiakibat dari persepsi
dapat diambil oleh individu dengan berbagai macam bentuk. Stimulus mana yang
10
Universitas Sumatera Utara
akan mendapatkan respon dari individutergantung pada perhatian individu yang
bersangkutan.
Berdasarkan
haltersebut,
perasaan,
kemampuan
berfikir,
pengalaman-pengalaman yangdimiliki individu tidak sama, maka dalam
mempersepsi sesuatu stimulus,hasil persepsi mungkin akan berbeda antar individu
satu dengan individu lain.
2. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Menurut Toha (2003), faktor-faktor yang mempengaruhipersepsi seseorang
adalah sebagai berikut :
a. Faktor internal: perasaan, sikap dan kepribadian individu, prasangka,
keinginan atau harapan, perhatian (fokus), proses belajar, keadaan fisik,
gangguan kejiwaan, nilai dan kebutuhan juga minat, dan motivasi.
b. Faktor eksternal: latar belakang keluarga, informasi yang diperoleh,
pengetahuan
dan
kebutuhan
sekitar,
intensitas,
ukuran,
keberlawanan,pengulangan gerak, hal-hal baru dan familiar atau ketidak
asingan suatuobjek.
B.
Pengertian Karir
Secara umum dapat dikatakan bahwa suatu karir akan berisi kenaikan
tingkat dari tanggungjawab, kekuasaan dan pendapatan seseorang (Wahyudi,
2002).
Istilah “karir” menurut Encyclopediaof Career Development (Greenhaus;
Callanan, 2006) berasal dari bahasa Latin dan Perancis, sejatinya bermakna
sebuah jalur atau track record.Karir merupakan sejarah pekerjaan seseorang.Karir
11
Universitas Sumatera Utara
juga diartikan sebagai semua pekerjaan yang dipegang seseorang selama
kehidupan dalam pekerjaannya (Davis & Werther, 1996)
Hall dan Goodale (1986) juga mengemukakan pandangan yang lebih luas
tentang definisi karir yaitu suatu rangkaian atas sikap dan prilaku yang berkaitan
dengan aktifitas pekerjaan dan pengalaman sepanjang kehidupan seseorang
Senada dengan itu, Mathis (2004) menyatakan bahwa karir adalah rangkaian
posisi yang berkaitan dengan kerja yang ditempati seseorang sepanjang hidupnya.
C.
Pengembangan karir
1.
Pengertian Pengembangan Karir
Mangkuprawira (2003) menyatakan pengembangan karir meliputi kegiatan-
kegiatan personalia yang dilakukan untuk mencapai sebuah rencana karir.Oleh
karena itu setiap pegawai dalam meniti karirnya memerlukan adanya perencanaan
karir untuk menggunakan kesempatan karir yang ada. Disamping itu perlu adanya
manajemen karir dari organisasi untuk mengarahkan dan mengontrol jalur-jalur
karir pegawai karena hal ini ada hubungannya dengan pengembangan pegawai.
Menurut Davis & Werther (1996), pengembangan karir merupakan
peningkatan pribadi yang dilakukan seseorang dalam mencapai rencana karir
pribadi. Sedangkan persepsi pengembangan karir mengacu pada cara seseorang
memandang dan menilai karir mereka.Defenisi ini menjadi dasar teori yang
dipilih untuk penelitian ini.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, terlihat bahwa pengembangan
karir harus dilalui dengan penyusunan prasyarat yang harus dimiliki oleh seorang
12
Universitas Sumatera Utara
karyawan guna mendukung peningkatan karirnya. Prasyarat-prasyarat itu sifatnya
saling mendukung, dalam arti setiap peningkatan karir seorang karyawan harus
melalui beberapa kriteria yang sudah ditentukan seperti
prestasi, bobot
tugas/pekerjaan, adanya lowongan jabatan, efisiensi dan lainnya. Dalam
pelaksanaan tanggung jawab pengembangan karir, sukses karir bukan sekedar
promosi ke jabatan yang lebih tinggi, tetapi sukses karir yang dimaksudkan
seorang karyawan mengalami kemajuan dalam bekerja, berupa perasaan puas
dalam setiap jabatan yang dipercayakan oleh organisasi (Feldam & Arnold, 1995).
Otte & Hutcheson (1992) mengemukakan peran berbagai pihak dalam
pengembangan karir karyawan seperti dalam tabel berikut :
Tabel 1. Peran dalam Pengembangan Karir
Individu
Menerima tanggung jawab untuk karirnya sendiri
Menilai ketertarikan, kemampuan, dan nilai diri
Mencari informasi karir
Membangun tujuan dan perencanaan karir
Memanfaatkan kesempatan pengembangan
Berbicara kepada manajer tentang karirnya
Mengikuti perencanaan karir yang realistis
Manajer
Memberikan feedback kinerja secara berkala
Memberikan perkembangan tugas dan dukungan
Berpartisipasi dalam diskusi terkait pengembangan karir
Mendukung rencana pengembangan karir karyawan
Organisasi
Mengkomunikasikan misi, kebijakan, dan prosedur
Memberikan pelatihan dan kesempatan pengembangan
Memberikan informasi karir dan program karir
Menawarkan pilihan karir yang beragam
13
Universitas Sumatera Utara
2.
Tujuan dan Manfaat Pengembangan Karir
Pengembangan karir bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan
efektivitas kerja pegawai sehingga mampu memberikan kontribusi terbaik dalam
mewujudkan tujuan bisnis oganisasi atau perusahaan. Adapun manfaat yang dapat
diperoleh dari pengembangan karir, antara lain (Siagian, 1994):
1. Meningkatkan kemampuan manajerial karyawan dalam memikul
tanggung jawab yang lebih besar,
2. Mendorong
keinginan karyawan untuk berbuat sesuatu yang lebih
besar dalam kehidupan kekaryaannya,
3. Adanya perasaan puas karyawan dalam kehidupan kekaryaannya
4. Mengurangi karyawan yang meninggalkan perusahaan
3.
Aspek-Aspek Pengembangan Karir
Menurut
Davis
dan
Werther
(1996)
terdapat
lima
aspek
dari
pengembangan karir yaitu:
a.
Perlakuan yang adil dalam berkarir
Perlakuan yang adil hanya bisa terwujud jika kriteria promosi
didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang objektif, rasional dan
diketahui secara langsung di kalangan karyawan.
b.
Kepedulian atasan langsung
Para karyawan pada umumnya mendambakan keterlibatan atasan
langsung mereka dalam perencanaan karir masing-masing.Salah satu
14
Universitas Sumatera Utara
bentuk kepedulian itu adalah memberikan umpan balik kepada karyawan
tentang pelaksanaan tugas masing-masing, sehingga para karyawan
tersebut mengetahui potensi yang perlu dikembangkan dan kelemahan
yang perlu diatasi.
c.
Informasi tentang berbagai peluang promosi
Para karyawan pada umumnya mengharapkan bahwa mereka
memiliki
akses
informasi
tentang
berbagai
peluang
untuk
dipromosikan.Alasan ini penting terutama bila lowongan yang tersedia
diisi melalui seleksi internal yang sifatnya kompetitif.
d.
Minat untuk dipromosikan
Pendekatan yang tepat digunakan dalam hal menumbuhkan minat
karyawan untuk pengembangan karir adalah pendekatan fleksibel dan
proaktif.Artinya minat untuk mengembangkan karir sifatnya sangat
individualistik. Seorang karyawan memperhitungkan berbagai faktor
seperti usia, jenis kelamin, sifat dan jenis pekerjaan seseorang, pendidikan,
dan pelatihan yang pernah ditempuh.
e.
Kepuasan karir
Setiap orang ingin meraih kemajuan termasuk kemajuan dalam meniti
karir.Ukuran
keberhasilan
yang
digunakan
memang
berbeda-
beda.Perbedaan tersebut merupakan akibat tingkat kepuasan seseorang
yang berlainan. Kepuasan dalam konteks karir tidak selalu berarti
keberhasilan dari berbagai faktor pembatas yang dihadapi seseorang,
15
Universitas Sumatera Utara
karyawan puas apabila mencapai tingkat tertentu dalam karirnya atau
seseorang bisa puas karena mengetahui bahwa apa yang dicapainya itu
sudah merupakan hasil yang maksimal.
D.
1.
Jurnalistik
Pengertian jurnalistik
Jurnalistik berasal dari kata journal atau dujour yang merupakan
terjemahan dari bahasa Latin, diurnal yang berarti harian atau setiap hari.Dari
perkataan itulah lahir kata jurnalis, yaitu orang yang melakukan pekerjaan
jurnalistik (Kusumaningrat, 2007).Yost (dalam Sa’adah, 1994) menyebut
pengertian
jurnalistik
sebagai
suatu
kegiatan
yang
berkenaan
dengan
pengumpulan, pemrosesan dan pengolahan bahan berita untuk kemudian
disebarluaskan. Adapun beberapa syaratnya, yakni:
a. Tanggung Jawab (Responsibility)
b. Kebebasan Pers (Freedom of the Press)
c. Merdeka (Independent)
d. Kejujuran, Kebebasan, Akurat (Sincerity, Truthfulness, Accuracy)
e. Tidak Memihak (Impartiality)
f. Berlaku Adil/Jujur, sesuai dengan aturan yang berlaku (Fair Play)
g. Kesopanan (Decency)
Senada, MacDougall (dalam Kusumaningrat, 2007) menyebutkan bahwa
jurnalisme adalah kegiatan menghimpun berita, mencari fakta dan melaporkan
16
Universitas Sumatera Utara
peristiwa.Jurnalisme sangat penting di mana pun dan kapan pun.Jurnalisme sangat
diperlukan dalam suatu negara demokratis (Kusumaningrat, 2009).
Menurut Peraturan Dewan Pers Nomor 1/peraturan-dp/ii/2010, wartawan
adalah orang yang secara teratur melaksanakan kegiatan jurnalistik berupa
mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan
informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data
dan grafik, maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak,
media elektronik, dan segala jenis saluran lainnya.
2.
Jenjang Karir Jurnalis
Jenjang karir jurnalis secara struktural adalah sebagai berikut:
a. Reporter,
b. Asisten redaktur,
c. Redaktur,
d. Asisten redaktur pelaksana,
e. Redaktur pelaksana,
f. Wakil pemimpin redaksi, dan
g. Pemimpin redaksi.
Sedangkan jenjang karir jurnalis secara fungsional berdasarkan Peraturan
Dewan Pers Nomor 1/Peraturan-DP/II/2010 tentang Standar Kompetensi
Wartawan, penjabarannya adalah sebagai berikut:
a. Jenjang Kompetensi Wartawan
1. Jenjang Kompetensi Wartawan Muda
17
Universitas Sumatera Utara
2. Jenjang Kompetensi Wartawan Madya
3. Jenjang Kompetensi Wartawan Utama
b. Kompetensi kunci terdiri atas:
1. Kompetensi Wartawan Muda: melakukan kegiatan.
2. Kompetensi Wartawan Madya: mengelola kegiatan.
3. Kompetensi Wartawan Utama: mengevaluasi dan memodifikasi
proses kegiatan.
E.
Persepsi Pengembangan Karir oleh Jurnalis
Manusia sesuai hakikatnya, menurut Herzberg (1966) memiliki kebutuhan
yang harus dipenuhi, yakni mulai dari terhindar dari rasa sakit hingga kebutuhan
untuk mengembangkan diri. Demikian denganapa yang dikatakan Maslow,
bahwakebutuhan dasar manusia dapat diurutkan secara teoritis, yaitu kebutuhan
fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial/berkelompok, kebutuhan akan
penghargaan serta kebutuhan aktualisasi diri (Kenneth & Gary, 1992). Dalam
konteks keorganisasian, kebutuhan mengembangkan diri ini tertuang dalam
konteks pengembangan karir.
Pengembangan karir adalah adalah peningkatan-peningkatan pribadi yang
dilakukan seseorang untuk mencapai suatu rencana karir (Handoko, 2000).
Pengembangan karir dipandang bermanfaat bagi kelangsungan hidup keprofesian
jurnalis karena meliputi penambahan wewenang, fasilitas (baik materi maupun
non materi).Jenjang karir jurnalis ditetapkan oleh Dewan Pers Indonesia, yang
keberadaan dan status serta wewenangnya diatur dalam Undang – Undang
Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1999 tentang pers. Standar yang ditetapkan
18
Universitas Sumatera Utara
sama, namun berjalannya jenjang karir ini berbeda – beda tergantung perusahaan
media masing – masing.
Perbedaan persepsi jurnalis terhadap jalannya pengembangan karir di
perusahaan mereka, sebagaimana dikumpulkan oleh peneliti berdasarkan hasil
wawancara terhadap beberapa jurnalis yang bertugas di Medan mendatangkan
pemikiran bahwa perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai hal tersebut
dengan sampel yang lebih luas dan demi melihat aspek apa dari variabel
pengembangan karir itu sendiri yang memberi pengaruh terbesar dalam
membentuk persepsi jurnalis terhadap karirnya.
19
Universitas Sumatera Utara
LANDASAN TEORI
A.
Persepsi
1.
Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan salah satu aspek psikologis yang penting bagimanusia
dalam merespon kehadiran berbagai aspek dan gejala di sekitarnya. Menurut
Duncan (1981), istilah persepsi dalam ilmu perilaku khususnya psikologi, lebih
diperuntukkan
untuk
mengartikan
perbuatan
yang
lebih
dari
sekedar
mendengarkan, melihat, atau merasakan sesuatu.
MenurutKamus Besar Bahasa Indonesia, persepsi adalah tanggapan
(penerimaan)langsung dari sesuatu. Proses seseorang mengetahui beberapa hal
melaluipanca inderanya.
Sugihartono (2007) mengemukakan bahwa persepsi adalahkemampuan otak
dalam menerjemahkan stimulus atau proses untukmenerjemahkan stimulus yang
masuk ke dalam alat indera manusia. Ada yangmempersepsikan sesuatu itu baik
atau persepsi yang positif maupun persepsinegatif yang akan mempengaruhi
tindakan manusia yang tampak atau nyata.
Walgito (2004) mengungkapkan bahwa persepsi merupakansuatu proses
pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yangditerima oleh
organisme atau individu sehingga menjadi sesuatu yang berarti,dan merupakan
aktivitas yang terintegrasi dalam diri individu. Respon sebagaiakibat dari persepsi
dapat diambil oleh individu dengan berbagai macam bentuk. Stimulus mana yang
10
Universitas Sumatera Utara
akan mendapatkan respon dari individutergantung pada perhatian individu yang
bersangkutan.
Berdasarkan
haltersebut,
perasaan,
kemampuan
berfikir,
pengalaman-pengalaman yangdimiliki individu tidak sama, maka dalam
mempersepsi sesuatu stimulus,hasil persepsi mungkin akan berbeda antar individu
satu dengan individu lain.
2. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Menurut Toha (2003), faktor-faktor yang mempengaruhipersepsi seseorang
adalah sebagai berikut :
a. Faktor internal: perasaan, sikap dan kepribadian individu, prasangka,
keinginan atau harapan, perhatian (fokus), proses belajar, keadaan fisik,
gangguan kejiwaan, nilai dan kebutuhan juga minat, dan motivasi.
b. Faktor eksternal: latar belakang keluarga, informasi yang diperoleh,
pengetahuan
dan
kebutuhan
sekitar,
intensitas,
ukuran,
keberlawanan,pengulangan gerak, hal-hal baru dan familiar atau ketidak
asingan suatuobjek.
B.
Pengertian Karir
Secara umum dapat dikatakan bahwa suatu karir akan berisi kenaikan
tingkat dari tanggungjawab, kekuasaan dan pendapatan seseorang (Wahyudi,
2002).
Istilah “karir” menurut Encyclopediaof Career Development (Greenhaus;
Callanan, 2006) berasal dari bahasa Latin dan Perancis, sejatinya bermakna
sebuah jalur atau track record.Karir merupakan sejarah pekerjaan seseorang.Karir
11
Universitas Sumatera Utara
juga diartikan sebagai semua pekerjaan yang dipegang seseorang selama
kehidupan dalam pekerjaannya (Davis & Werther, 1996)
Hall dan Goodale (1986) juga mengemukakan pandangan yang lebih luas
tentang definisi karir yaitu suatu rangkaian atas sikap dan prilaku yang berkaitan
dengan aktifitas pekerjaan dan pengalaman sepanjang kehidupan seseorang
Senada dengan itu, Mathis (2004) menyatakan bahwa karir adalah rangkaian
posisi yang berkaitan dengan kerja yang ditempati seseorang sepanjang hidupnya.
C.
Pengembangan karir
1.
Pengertian Pengembangan Karir
Mangkuprawira (2003) menyatakan pengembangan karir meliputi kegiatan-
kegiatan personalia yang dilakukan untuk mencapai sebuah rencana karir.Oleh
karena itu setiap pegawai dalam meniti karirnya memerlukan adanya perencanaan
karir untuk menggunakan kesempatan karir yang ada. Disamping itu perlu adanya
manajemen karir dari organisasi untuk mengarahkan dan mengontrol jalur-jalur
karir pegawai karena hal ini ada hubungannya dengan pengembangan pegawai.
Menurut Davis & Werther (1996), pengembangan karir merupakan
peningkatan pribadi yang dilakukan seseorang dalam mencapai rencana karir
pribadi. Sedangkan persepsi pengembangan karir mengacu pada cara seseorang
memandang dan menilai karir mereka.Defenisi ini menjadi dasar teori yang
dipilih untuk penelitian ini.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, terlihat bahwa pengembangan
karir harus dilalui dengan penyusunan prasyarat yang harus dimiliki oleh seorang
12
Universitas Sumatera Utara
karyawan guna mendukung peningkatan karirnya. Prasyarat-prasyarat itu sifatnya
saling mendukung, dalam arti setiap peningkatan karir seorang karyawan harus
melalui beberapa kriteria yang sudah ditentukan seperti
prestasi, bobot
tugas/pekerjaan, adanya lowongan jabatan, efisiensi dan lainnya. Dalam
pelaksanaan tanggung jawab pengembangan karir, sukses karir bukan sekedar
promosi ke jabatan yang lebih tinggi, tetapi sukses karir yang dimaksudkan
seorang karyawan mengalami kemajuan dalam bekerja, berupa perasaan puas
dalam setiap jabatan yang dipercayakan oleh organisasi (Feldam & Arnold, 1995).
Otte & Hutcheson (1992) mengemukakan peran berbagai pihak dalam
pengembangan karir karyawan seperti dalam tabel berikut :
Tabel 1. Peran dalam Pengembangan Karir
Individu
Menerima tanggung jawab untuk karirnya sendiri
Menilai ketertarikan, kemampuan, dan nilai diri
Mencari informasi karir
Membangun tujuan dan perencanaan karir
Memanfaatkan kesempatan pengembangan
Berbicara kepada manajer tentang karirnya
Mengikuti perencanaan karir yang realistis
Manajer
Memberikan feedback kinerja secara berkala
Memberikan perkembangan tugas dan dukungan
Berpartisipasi dalam diskusi terkait pengembangan karir
Mendukung rencana pengembangan karir karyawan
Organisasi
Mengkomunikasikan misi, kebijakan, dan prosedur
Memberikan pelatihan dan kesempatan pengembangan
Memberikan informasi karir dan program karir
Menawarkan pilihan karir yang beragam
13
Universitas Sumatera Utara
2.
Tujuan dan Manfaat Pengembangan Karir
Pengembangan karir bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan
efektivitas kerja pegawai sehingga mampu memberikan kontribusi terbaik dalam
mewujudkan tujuan bisnis oganisasi atau perusahaan. Adapun manfaat yang dapat
diperoleh dari pengembangan karir, antara lain (Siagian, 1994):
1. Meningkatkan kemampuan manajerial karyawan dalam memikul
tanggung jawab yang lebih besar,
2. Mendorong
keinginan karyawan untuk berbuat sesuatu yang lebih
besar dalam kehidupan kekaryaannya,
3. Adanya perasaan puas karyawan dalam kehidupan kekaryaannya
4. Mengurangi karyawan yang meninggalkan perusahaan
3.
Aspek-Aspek Pengembangan Karir
Menurut
Davis
dan
Werther
(1996)
terdapat
lima
aspek
dari
pengembangan karir yaitu:
a.
Perlakuan yang adil dalam berkarir
Perlakuan yang adil hanya bisa terwujud jika kriteria promosi
didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang objektif, rasional dan
diketahui secara langsung di kalangan karyawan.
b.
Kepedulian atasan langsung
Para karyawan pada umumnya mendambakan keterlibatan atasan
langsung mereka dalam perencanaan karir masing-masing.Salah satu
14
Universitas Sumatera Utara
bentuk kepedulian itu adalah memberikan umpan balik kepada karyawan
tentang pelaksanaan tugas masing-masing, sehingga para karyawan
tersebut mengetahui potensi yang perlu dikembangkan dan kelemahan
yang perlu diatasi.
c.
Informasi tentang berbagai peluang promosi
Para karyawan pada umumnya mengharapkan bahwa mereka
memiliki
akses
informasi
tentang
berbagai
peluang
untuk
dipromosikan.Alasan ini penting terutama bila lowongan yang tersedia
diisi melalui seleksi internal yang sifatnya kompetitif.
d.
Minat untuk dipromosikan
Pendekatan yang tepat digunakan dalam hal menumbuhkan minat
karyawan untuk pengembangan karir adalah pendekatan fleksibel dan
proaktif.Artinya minat untuk mengembangkan karir sifatnya sangat
individualistik. Seorang karyawan memperhitungkan berbagai faktor
seperti usia, jenis kelamin, sifat dan jenis pekerjaan seseorang, pendidikan,
dan pelatihan yang pernah ditempuh.
e.
Kepuasan karir
Setiap orang ingin meraih kemajuan termasuk kemajuan dalam meniti
karir.Ukuran
keberhasilan
yang
digunakan
memang
berbeda-
beda.Perbedaan tersebut merupakan akibat tingkat kepuasan seseorang
yang berlainan. Kepuasan dalam konteks karir tidak selalu berarti
keberhasilan dari berbagai faktor pembatas yang dihadapi seseorang,
15
Universitas Sumatera Utara
karyawan puas apabila mencapai tingkat tertentu dalam karirnya atau
seseorang bisa puas karena mengetahui bahwa apa yang dicapainya itu
sudah merupakan hasil yang maksimal.
D.
1.
Jurnalistik
Pengertian jurnalistik
Jurnalistik berasal dari kata journal atau dujour yang merupakan
terjemahan dari bahasa Latin, diurnal yang berarti harian atau setiap hari.Dari
perkataan itulah lahir kata jurnalis, yaitu orang yang melakukan pekerjaan
jurnalistik (Kusumaningrat, 2007).Yost (dalam Sa’adah, 1994) menyebut
pengertian
jurnalistik
sebagai
suatu
kegiatan
yang
berkenaan
dengan
pengumpulan, pemrosesan dan pengolahan bahan berita untuk kemudian
disebarluaskan. Adapun beberapa syaratnya, yakni:
a. Tanggung Jawab (Responsibility)
b. Kebebasan Pers (Freedom of the Press)
c. Merdeka (Independent)
d. Kejujuran, Kebebasan, Akurat (Sincerity, Truthfulness, Accuracy)
e. Tidak Memihak (Impartiality)
f. Berlaku Adil/Jujur, sesuai dengan aturan yang berlaku (Fair Play)
g. Kesopanan (Decency)
Senada, MacDougall (dalam Kusumaningrat, 2007) menyebutkan bahwa
jurnalisme adalah kegiatan menghimpun berita, mencari fakta dan melaporkan
16
Universitas Sumatera Utara
peristiwa.Jurnalisme sangat penting di mana pun dan kapan pun.Jurnalisme sangat
diperlukan dalam suatu negara demokratis (Kusumaningrat, 2009).
Menurut Peraturan Dewan Pers Nomor 1/peraturan-dp/ii/2010, wartawan
adalah orang yang secara teratur melaksanakan kegiatan jurnalistik berupa
mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan
informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data
dan grafik, maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak,
media elektronik, dan segala jenis saluran lainnya.
2.
Jenjang Karir Jurnalis
Jenjang karir jurnalis secara struktural adalah sebagai berikut:
a. Reporter,
b. Asisten redaktur,
c. Redaktur,
d. Asisten redaktur pelaksana,
e. Redaktur pelaksana,
f. Wakil pemimpin redaksi, dan
g. Pemimpin redaksi.
Sedangkan jenjang karir jurnalis secara fungsional berdasarkan Peraturan
Dewan Pers Nomor 1/Peraturan-DP/II/2010 tentang Standar Kompetensi
Wartawan, penjabarannya adalah sebagai berikut:
a. Jenjang Kompetensi Wartawan
1. Jenjang Kompetensi Wartawan Muda
17
Universitas Sumatera Utara
2. Jenjang Kompetensi Wartawan Madya
3. Jenjang Kompetensi Wartawan Utama
b. Kompetensi kunci terdiri atas:
1. Kompetensi Wartawan Muda: melakukan kegiatan.
2. Kompetensi Wartawan Madya: mengelola kegiatan.
3. Kompetensi Wartawan Utama: mengevaluasi dan memodifikasi
proses kegiatan.
E.
Persepsi Pengembangan Karir oleh Jurnalis
Manusia sesuai hakikatnya, menurut Herzberg (1966) memiliki kebutuhan
yang harus dipenuhi, yakni mulai dari terhindar dari rasa sakit hingga kebutuhan
untuk mengembangkan diri. Demikian denganapa yang dikatakan Maslow,
bahwakebutuhan dasar manusia dapat diurutkan secara teoritis, yaitu kebutuhan
fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial/berkelompok, kebutuhan akan
penghargaan serta kebutuhan aktualisasi diri (Kenneth & Gary, 1992). Dalam
konteks keorganisasian, kebutuhan mengembangkan diri ini tertuang dalam
konteks pengembangan karir.
Pengembangan karir adalah adalah peningkatan-peningkatan pribadi yang
dilakukan seseorang untuk mencapai suatu rencana karir (Handoko, 2000).
Pengembangan karir dipandang bermanfaat bagi kelangsungan hidup keprofesian
jurnalis karena meliputi penambahan wewenang, fasilitas (baik materi maupun
non materi).Jenjang karir jurnalis ditetapkan oleh Dewan Pers Indonesia, yang
keberadaan dan status serta wewenangnya diatur dalam Undang – Undang
Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1999 tentang pers. Standar yang ditetapkan
18
Universitas Sumatera Utara
sama, namun berjalannya jenjang karir ini berbeda – beda tergantung perusahaan
media masing – masing.
Perbedaan persepsi jurnalis terhadap jalannya pengembangan karir di
perusahaan mereka, sebagaimana dikumpulkan oleh peneliti berdasarkan hasil
wawancara terhadap beberapa jurnalis yang bertugas di Medan mendatangkan
pemikiran bahwa perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai hal tersebut
dengan sampel yang lebih luas dan demi melihat aspek apa dari variabel
pengembangan karir itu sendiri yang memberi pengaruh terbesar dalam
membentuk persepsi jurnalis terhadap karirnya.
19
Universitas Sumatera Utara