Kata Kunci : Bencana, Rumah Relokasi, Kenyamanan Termal PENDAHULUAN - Termal di Dalam Rumah Relokasi Korban Bencana Alam Berdasarkan Orientasi Arah Hadap Rumah (Studi Kasus Permukiman Relokasi Bencana Alamdi Kec. Kejajar Kab. Wonosobo) - Unika Repository

  

Termal di dalam Rumah Relokasi Korban Bencana Alam

Berdasarkan Orientasi Arah Hadap Rumah

(Studi Kasus Permukiman Relokasi Korban Bencana Alam di Kec. Kejajar Kab. Wonosobo)

  

Adinda Septi Hendriani1, B. Dwi Retyanto2

  

1Program Studi Arsitektur Universitas Sains Al-Qur’an Wonosobo

  

2Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sains Al-Qur’an Wonosobo

adindaseptih@gmail.com

  

ABSTRAK

Penanganan korban bencana memang menjadi perhatian serius oleh semua pihak, penanganan bukan hanya sekedar dimana mereka diungsikan dan bagaimana keadaan mereka di pengungsian baik segi makanan, kesehatan dan sarana prasarana pendukung. Sudah saatnya semua pihak memikirkan untuk merelokasi tempat hunian para korban bencana alam pada tempat yang lebih layak dan nyaman. Salah satu faktor kenyamanan fisik adalah kenyaman termal.Kenyamanan termal pada hunian relokasi korban bencana alam dapat membuat penguninya merasa betah dan tidak ingin atau mempunyai fikiran untuk kembali pada daerah asal yang merupakan daerah rawan bencana alam.

  Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif melalui pengamatan lapangan. Rencana kegiatan penelitian yaitu melakukan pengamatan lapangan selama 7(tujuh) hari dengan mengukur suhu dan kelembaban udara setiap 1(satu) jam sekali. Berdasarkan hasil pengukuran suhu pada ke empat rumah berbeda orientasi, untuk suhu dalam tertinggi berada di rumah orientasi timur, dan suhu dalam terendah di rumah orientasi utara. Sedangkan untuk hasil pengukuran kelembapan dalam tertinggi berada di rumah orientasi barat, dan kelembapan dalam terendah di rumah orientasi timur. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh kenyamanan termal terhadap arah hadap rumah (fasade rumah). Untuk hasil rata – rata suhu dalam rumah menunjukkan kondisi termal “sejuk” dan “nyaman”.

  Kata Kunci : Bencana, Rumah Relokasi, Kenyamanan Termal PENDAHULUAN Bencana alam sering terjadi pada dataran tinggi, tercatat pada daerah dataran tinggi Dieng tercatat lebih dari 10 bencana alam terjadi setiap tahunnya (Humas Kabupaten Wonosobo, 2016). Salah satu yang paling parah adalah tanah longsor di daerah kecamatan Kejajar kabupaten Wonosobo, yang membuat rumah dan daerah tersebut tidak layak dijadikan tempat pemukiman. Hal ini mendorong pemerintah setempat untuk untuk merelokasi penduduk dari daerah rawan bencana tersebut. Lokasi relokasi masih berada di daerah kecamatan Kejajar kabupaten Wonosobo, dan dipilih lokasi yang lebih representatif sebagai lokasi pemukiman. Relokasi hunian merupakan bentuk bantuan sosial langsungyang dapat diberikan dalam bentuk bahan bangunan rumah dan/atau uang tunai melalui transferbank. Bantuan sosial dalam bentuk langsung adalah upaya yang dilakukan agar seseorang, keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat yang mengalami guncangan dan kerentanan sosial dapat tetap hidup secara wajar. (Permensos, No 1 Tahun 2013).

  Hal yang perlu diperhatikan di permukiman relokasi korban bencana alam adalah kenyamanan termal lokasi dan tempat pemukiman tersebut. Kenyamanan suhu juga dipengaruhi oleh adaptasi dari masing – masing individu terhadap suhu luar di sekitarnya (Masarrang, Fennyrian dan Joseph Rengkung, 2013) . Menurut Eddy (2012) ada banyak studi tentang berbagai cara untuk mengevaluasi kenyamanan termal untuk mengetahui apakah lingkungan termal cocok untuk hidup nyaman. Kriteria desain tertentu untuk kenyamanan termal telah mempengaruhi desain bangunan dan sistem kontrol atau tindakan adaptif. Dalam beberapa tahun terakhir, perhatian masyarakat pada masalah kenyamanan termal penghuni bangunan telah menghasilkan banyak studi termal pada berbagai jenis bangunan, penelitian dilakukan di berbagai negara dengan kondisi iklim yang berbeda-beda.

  Tempat relokasi korban bencana tersebut masih berada pada dataran tinggi Dieng. Tempat tersebut terletak di daerah pegunungan yang mempunyai pergerakan angin yang kuat, udara yang dingin serta cuaca yang cukup ekstrem sehingga sangat mempengaruhi keadaan termal lokasi tersebut.

  Gambar 1. peta rumah relokasi (1), daerah longsor (2), situasi rumah relokasi (3) (Sumber : Dokumen Pribadi) KENYAMANAN TERMAL Kenyamanan termal adalah suatu kondisi termal yang dirasakan olehmanusia tetapi dikondisikan oleh lingkungan dan benda-benda di sekitar arsitekturnya. (Masarrang, Fennyrian dan Joseph Rengkung, 2013). Kemampuan dalam hal menjaga keseimbangan termis antara tubuh manusia dengan lingkungan disekitarnya merupakansalah satu prasyarat pemenuhan kesehatan,serta kenyamanan.

  Secara teori ada enam faktor yang mempengaruhi tingkat kenyamanan manusia, yaitu 4 faktor iklim : suhu udara, suhu radiasi, kelembaban udara, kecepatan angin, serta 2 faktor individual (personal) yaitu jenis aktivitas (terkait dengan laju metabolisme tubuh) dan jenis pakaian yang dikenakan (terkait dengan tahan panas pakaian). (Karyono, Tri Harso, 2010).

  Kenyamanan termal dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi pikiran yang mengekspresikan kepuasan dengan lingkungan termal (Nugroho, 2011). Kinerja termal adalah kemampuan bangunan dalam menghadapi termal, kinerja termal bisa dilihat dari seberapa besar perbedaan temperature ruang luar dan ruang dalam bangunan. (Hermawan, et al, 2014).

  Dalam Masarrang, Fennyrian dan Joseph Rengkung (2013), Standar Tata CaraPerencanaan Teknis Konservasi Energi pada Bangunan Gedung yang diterbitkan oleh Yayasan LPMB-PU membagi suhu nyaman untuk orang Indonesia atas tiga bagian sebagai berikut :

  Temperetur Efektif (TE) Kelembaban (RH)

  1. Sejuk Nyaman 20,5°C - 22,8°C 50 %

  Ambang atas 24°C 80 %

  2. Nyaman Optimal 22,8°C - 25,8°C 70 %

  Ambang atas 28°C

  3. Hangat Nyaman 25,8C – 27,1°C 60 %

  Ambang atas 31°C

  

Tabel 1. Suhu Nyaman menurut Standar Tata Cara Perencanaan Teknis Konservasi Energi

pada Bangunan Gedung

(Sumber: Masarrang, Fennyrian dan Joseph Rengkung (2013)) METODE PENELITIAN

  Variabel yang ditentukan dalam penelitian ini yaitu :

1. Variabel Independen :

HASIL DAN PEMBAHASAN

  20.70

  73.71

  21.72

  65 rata-rata

  19.4

  80 minimal

  25.1

  78.17 Hari ke-3 maksimal

  21.23

  73 rata-rata

  20.2

  85 minimal

  22.7

  80.50 Hari ke-2 maksimal

  

Gambar 2. Rumah Orientasi Timur

(Sumber : Data Penulis)

a. Suhu, baik di dalam rumah hunian.

  b. Kelembaban udara, baik di dalam rumah hunian.

  18.1

  85 minimal

  23

  Rumah orientasi Timur Suhu Dalam () Kelembaban Dalam (%) Hari ke-1 maksimal

  Tabel 2 menunjukan rata - rata pengukuran suhu dan kelembaban di dalam rumah pada rumah menghadap timur.

  A. Rumah orientasi hadap Timur Rumah menghadap timur objek penelitian rumah relokasi korban bencana alam di dusun Rowomukti Kejajar Wonosobo yang merupakan rumah dari bapak Slamet Sunadi.

  6. Hasil dari analisis data akan ditemukan kinerja termal tentang rumah hunian relokasi bencana alam.

  5. Menganalisis data dengan membandingkan grafik hasil pengukuran per hari kemudian hasil pengukuran dibandingkan dengan standar kenyamanan termal.

  4. Melakukan wawancara dengan narasumber yaitu penghuni rumah tinggal untuk merasakan kenyamanan termal.

  3. Melakukan pengamatan di lapangan selama 7(tujuh) hari selama 24 jam dari pukul 06.00 hingga 06.00 pada hari berikutnya dengan mengukur suhu dan kelembaban udara setiap 1(satu) jam sekali dengan meletakkan alat ukur pada beberapa titik baik di dalam rumah.

  2. Jumlah rumah yang disurvey sebanyak 4 jenis rumah yang berbeda orientasi

  1. Melakukan pengukuran suhu dan kelembaban udara di dalam rumah, pada rumah-rumah yang menjadi objek penelitian baik dari segi menghadapnya, serta posisi rumah tersebut pada lokasi relokasi.

  2. Variabel Dependen : Variabel kenyamanan termal meliputi tujuh sensasi termal yang meliputi sangat dingin, dingin, sejuk, netral, hangat, panas, sangat panas Penelitian menggunakan metode kuantitatif melalui pengamatan lapangan dengan bentuk data kuantitatif dan deskriptif. Rancangan penelitian yang akan dilakukan antara lain adalah sebagai berikut:

  c. Variabel elemen arsitektur meliputi elemen-elemen pelingkup arsitektur yang langsung berhubungan dengan ruang luar termasuk orientasi rumah tinggal

  75 rata-rata

00 Cº

  • 0 7.
  • 0 9.
  • 1 1.
  • 1 3.
  • 1 5.
  • 1 7.
  • 1 9.
  • 2 1.
  • 2 3.
  • 0 1.
  • 0 3.
  • 0 7.
  • 0 9.
  • 1 1.
  • 1 3.
  • 1 5.
  • 1 7.
  • 1 9.
  • 2 1.
  • 2 3.
  • 0 1.
  • 0 3.
  • 0 5.
  • 0 5.

  00

  00

  08 .0

  00

  10 .0

  00

  12 .0

  14 .0

  25

  00

  16 .0

  00

  18 .0

  00

  20 .0

  06 .0

  15

  20

  00

  00

  18 .0

  00

  20 .0

  00

  22 .0

  00 .0

  22 .0

  00

  02 .0

  00

  04 .0

  Series1

  5

  10

  00

  00 .0

  00

  22 .0

  16 .0

  00

  18 .0

  00

  20 .0

  00

  00

  14 .0

  00 .0

  00

  02 .0

  00

  04 .0

  00

  % KELEMBAPAN DALAM Series1

  00

  00

  00

  40

  00

  02 .0

  00

  04 .0

  

Series1

  20

  60

  12 .0

  80 100

  06 .0

  00

  08 .0

  00

  10 .0

  00

  16 .0

  14 .0

  00

  1. Suhu dalam rumah maksimal menunjukkan suhu 25,1ºC pukul 14.00-15.00 pada hari ke 3, pada jam tersebut kondisi termal “nyaman/neutral”. Sedangkan untuk kelembaban dalam tertinggi di 86% pukul 18.00-19.00 pada hari ke 4.

  23.3

  86 minimal

  19.2

  74 rata-rata

  21.35

  80.29 Tabel 2. Hasil Pengukuran Suhu dan Kelembaban Rumah Orientasi Timur

  2. Suhu dalam minimum menunjukkan suhu 18,1ºC pukul 04.00-05.00 pada hari ke 1, pada jam tersebut kondisi termal “dingin ”. Sedangkan untuk kelembaban dalam terendah di 65% pukul 14.00-15.00 pada hari ke 3.

  21.66

  3. Berdasarkan penghitungan rata-rata suhu dan kelembapan udara pada rumah orientasi timur untuk suhu dalam rumah menunjukkan kondisi termal “sejuk”. Rata-rata suhu dalam 21,33ºC dan dengan kelembapan 77,97%.

  

Rumah orientasi Timur Dalam

Suhu Kelembapan maksimal

  25.1

  86

  70

  75

  80

  73.92 Hari ke-7 maksimal

  66 rata-rata

  90

  80.75 Hari ke-5 maksimal

  Grafik 1. Hasil Pengukuran Suhu dan Kelembapan Maksimal Rumah Orientasi Timur (Sumber : Data Penulis) Grafik 2. Hasil Pengukuran Suhu dan Kelembapan Minimum Rumah Orientasi Timur (Sumber : Data Penulis) Hari ke-4 maksimal

  23.2

  86 minimal

  19.3

  77 rata-rata

  21.47

  22.5

  19.6

  84 minimal

  20

  75 rata-rata

  21.14

  78.46 Hari ke-6 maksimal

  25

  80 minimal

  85

  06 .0

  00

  25

  00

  % KELEMBAPAN DALAM Series1

  5

  10

  15

  20

  30

  00

  06 .0

  00

  08 .0

  00

  10 .0

  00

  12 .0

  04 .0

  02 .0

  00

  16 .0

  08 .0

  00

  10 .0

  00

  12 .0

  00

  14 .0

  00

  00

  18 .0

  00

  20 .0

  00

  22 .0

  00

  00 .0

SUHU DALAM

00 Cº

  • 0 7.
  • 0 9.
  • 1 1.
  • 1 3.
  • 1 5.
  • 1 7.
  • 1 9.
  • 2 1.
  • 2 3.
  • 0 1.
  • 0 3.
  • 0 7.
  • 0 9.
  • 1 1.
  • 1 3.
  • 1 5.
  • 1 7.
  • 1 9.
  • 2 1.
  • 2 3.
  • 0 1.
  • 0 3.
  • 0 5.
  • 0 5.

SUHU DALAM

  Gambar 3. Gambar rumah orientasi selatan (Sumber : Data Penulis) minimal

  24.2

  19.2

  76 rata-rata

  20.66

  81.63 Hari ke-5 maksimal

  21.4

  85 minimal

  19.8

  76 rata-rata

  20.73

  80.67 Hari ke-6 maksimal

  80 minimal

  21.6

  20.5

  72 rata-rata

  22.17

  75.92 Hari ke-7 maksimal

  21.6

  87 minimal

  19.1

  76 rata-rata

  20.69

  81.46 Tabel 4. Hasil Pengukuran Suhu dan Kelembaban Rumah Orientasi Selatan (Sumber : Data Penulis. 2017)

  85 minimal

  76.38 Hari ke-4 maksimal

  18.1

  20.40

  65 rata-rata

  21.33

  77.97 Tabel 3. Hasil Pengukuran Rata-rata Suhu dan Kelembaban Rumah Orientasi Timur (Sumber : Data Penulis)

  B. Rumah orientasi hadap Selatan Rumah menghadap selatan objek penelitian rumah relokasi korban bencana alam di dusun Rowomukti Kejajar Wonosobo yang merupakan rumah dari bapak Shahril.

  Tabel 4 menunjukan rata-rata pengukuran suhu dankelembaban di dalam rumah pada rumah menghadap selatan.

  Rumah orientasi Selatan Suhu Dalam () Kelembaban Dalam (%) Hari ke-1 maksimal

  22.5

  85 minimal

  19

  76 rata-rata

  81.04 Hari ke-2 maksimal

  22.35

  21.5

  85 minimal

  19.9

  77 rata-rata

  20.82

  81.08 Hari ke-3 maksimal

  24.2

  80 minimal

  20.3

  73 rata-rata

  1. Suhu dalam rumah maksimal menunjukkan suhu 24,2ºC pukul 19.00-20.00 pada hari ke 3, pada jam tersebut kondisi termal “nyaman/neutral”. Sedangkan untuk kelembapan dalam tertinggi di 87% pukul 16.00-17.00 pada hari ke 7.

  26

  90 am

  85

  24 al d

  80 C

  22 an

  75

  20 ab

  Series1 Series1

  70

  18 mb le ke SUHU DALAM waktu Grafik 3. Hasil Pengukuran Suhu Dan Kelembapan Maksimal Rumah Orientasi Selatan (Sumber : Data Penulis)

  2. Suhu dalam minimum menunjukkan suhu 19ºC pukul 04.00-05.00 pada hari ke 1, pada jam tersebut kondisi termal “dingin ”. Sedangkan untuk kelembapan dalam terendah di 72% pukul 03.00-04.00 pada hari ke 6.

  23

  82 m

  80

  22 la

  78

  21 da

  76

20 C

  n

  74

  19 ba

  72

  18

  70 ba

  17

  68 m

  Series1 Series1 le

  00

  00

  00

  00

  00

  00

  00

  00

  00

  00

  00

  00

  00

  00

  00

  00

  00

  00

  00

  00

  00

  00

  00 00 7.

  9.

  1.

  3.

  5.

  7.

  9.

  1.

  3.

  1.

  3.

  7.

  9.

  1.

  3.

  5.

  7.

  9.

  1.

  3.

  1.

  3. 5. ke 5.

  • 0 - 0 - 1 - 1 - 1 - 1 - 1 - 2 - 2 - 0 - 0 - 0 - 0 - 1 - 1 - 1 - 1 - 1 - 2 - 2 - 0 - 0
  • <
  • 0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0

  .0 .0

  06

  08

  10

  12

  14

  16

  18

  20

  22

  00

  02

  06

  08

  10

  12

  14

  16

  18

  20

  22

  00

  02

  04

  04 SUHU DALAM

  waktu Grafik 4. Hasil Pengukuran Suhu Dan Kelembapan Minimum Rumah Orientasi Selatan (Sumber : Data Penulis)

  3. Berdasarkan penghitungan rata-rata suhu dan kelembapan udara pada rumah orientasi selatan untuk suhu dalam rumah menunjukkan kondisi termal “sejuk”. Rata-rata suhu dalam pada 21,11ºC dan dengan kelembapan 79,74%.

  Rumah Orientasi Dalam Selatan Suhu Kelembapan maksimal

  24.2

  87 minimal

  19

  72 rata-rata

  21.11

  79.74 Tabel. 5 Hasil Pengukuran Rata-rata Suhu dan Kelembaban Rumah Orientasi Selatan

  C. Rumah orientasi hadap Barat Rumah menghadap barat objek penelitian rumah relokasi korban bencana alam di dusun Rowomukti Kejajar Wonosobo yang merupakan rumah dari bapak Mas’ud.

  

Gambar 4. Rumah Orientasi Barat

(Sumber : Data Penulis)

  00

  00

  00

  00

  00

  00

  00

  00

  00

  00

  00

  25

  20

  15

  10

  5

  ke le ba ba n da la m Series1

  1. Suhu dalam rumah maksimal menunjukkan suhu 22,9ºC pada pukul 12.00-13.00 pada hari ke 1, pada jam tersebut kondisi termal “nyaman/neutral”. Sedangkan untuk kelembapan dalam tertinggi di 98,9% pada pukul 16.00-17.00 rumah ke 5.

  84.46 Tabel. 6 Hasil Pengukuran Suhu dan Kelembaban Rumah Orientasi Barat

  00

  00

  79.9 rata-rata

  98 100

  92

  90

  88

  86

  84

  82

  H U D A LA M Series1

  00

  00

  00

  00

  00

  00

  00

  00

  00

  00

  20.73

  19.7

  96

  18.7

  79.5 rata-rata

  19.5

  89.6 minimal

  21.7

  91.49 Hari ke-3 maksimal

  20.04

  88.1 rata-rata

  98.1 minimal

  85.18 Hari ke-4 maksimal

  22.3

  87.72 Hari ke-2 maksimal

  20.40

  80.9 rata-rata

  18

  94.2 minimal

  22.9

  Rumah orientasi Barat Suhu Dalam () Kelembaban Dalam (%) Hari ke-1 maksimal

  20.86

  21.7

  89.7 minimal

  91.60 Hari ke-6 maksimal

  21.5

  86.37 Hari ke-7 maksimal

  20.79

  80 rata-rata

  19.3

  96.1 minimal

  21.7

  20.03

  89.9 minimal

  88.3 rata-rata

  18.7

  98.9 minimal

  22.5

  84.33 Hari ke-5 maksimal

  20.85

  79.5 rata-rata

  19.7

  94

00 SU

  • 0 7.
  • 0 9.
  • 1 1.
  • 1 3.
  • 1 5.
  • 1 7.
  • 1 9.
  • 2 1.
  • 2 3.
  • 0 1.
  • 0 3.
  • 0 7.
  • 0 9.
  • 1 1.
  • 1 3.
  • 1 5.
  • 1 7.
  • 1 9.
  • 2 1.
  • 2 3.
  • 0 1.
  • 0 3.
  • 0 5.
  • 0 5.

  14 .0

  2. Suhu dalam minimum menunjukkan suhu 18ºC pada pukul 05.00-06.00 pada hari ke 1, pada jam tersebut kondisi termal “dingin ”. Sedangkan untuk kelembapan dalam terendah di 79,5% pada pukul 06.00-07.00 pada hari ke 4.

  06 .0

  04 .0

  08 .0

  02 .0

  

Grafik 5. Hasil Pengukuran Suhu dan Kelembapan Maksimal Rumah Orientasi Barat

(Sumber : Data Penulis)

Tabel 6 menunjukan rata-rata pengukuran suhu dankelembaban di dalam rumah pada rumah menghadap barat.

  00 .0

  10 .0

  22 .0

  12 .0

  20 .0

  04 .0

  06 .0

  16 .0

  16 .0

  18 .0

  14 .0

  20 .0

  12 .0

  22 .0

  10 .0

  00 .0

  08 .0

  02 .0

  18 .0

  LE M BA PA N D A LA M Series1

  84

  08 .0

  00

  06 .0

  92

  90

  88

  86

  82

  10 .0

  80

  78

  76

  74

  

Gambar 5. Rumah Orientasi Utara

(Sumber : Data Penulis)

  H U D A LA M Series1

  00 SU

  04 .0

  00

  00

  02 .0

  22 .0

  00 KE

  04 .0

  00

  02 .0

  00

  00 .0

  00

  00

  12 .0

  20 .0

  00

  18 .0

  00

  16 .0

  00

  14 .0

  00

  00

  00

  Grafik 6. Hasil Pengukuran Suhu dan Kelembapan Minimum Rumah Orientasi Barat (Sumber : Data Penulis)

  Tabel 8 menunjukan rata-rata pengukuran suhu dankelembaban di dalam rumah pada rumah menghadap utara.

  10

  5

  69

  19.7

  86 minimal

  21.9

  Rumah orientasi Utara Suhu Dalam () Kelembaban Dalam (%) Hari ke-1 maksimal

  D. Rumah orientasi hadap Utara Rumah menghadap utara objek penelitian rumah relokasi korban bencana alam di dusun Rowomukti Kejajar Wonosobo yang merupakan rumah dari bapak Aris Fatoni.

  20

  87.31 Tabel 7. Hasil Pengukuran Rata-rata Suhu dan Kelembaban Rumah Orientasi Barat

  20.53

  79.5 rata-rata

  18

  98.9 minimal

  22.9

  Rumah orientasi barat Dalam Suhu Kelembapan maksimal

  3. Berdasarkan penghitungan rata-rata suhu dan kelembapan udara pada rumah orientasi barat untuk suhu dalam rumah menunjukkan kondisi termal “sejuk”. Rata-rata suhu dalam pada 20,53ºC dan kelembapan dalam 87,31%.

  15

  25

  00 .0

  16 .0

  00

  22 .0

  00

  20 .0

  00

  18 .0

  00

  00

  06 .0

  14 .0

  00

  12 .0

  00

  10 .0

  00

  08 .0

  00

  • 0 7.
  • 0 9.
  • 1 1.
  • 1 3.
  • 1 5.
  • 1 7.
  • 1 9.
  • 2 1.
  • 2 3.
  • 0 1.
  • 0 3.
  • 0 7.
  • 0 9.
  • 1 1.
  • 1 3.
  • 1 5.
  • 1 7.
  • 1 9.
  • 2 1.
  • 2 3.
  • 0 1.
  • 0 3.
  • 0 5.
  • 0 5.

  00

  80 100

  00

  00

  00

  00

  00

  00

  60

  00

  40

  20

  00

  1. Suhu dalam rumah maksimal menunjukkan suhu 23,4ºC pukul 18.00-19.00 pada hari ke 3, pada jam tersebut kondisi termal “nyaman/neutral”. Sedangkan untuk kelembapan dalam tertinggi di 86% pukul 01.00-02.00 pada hari ke 1.

  77.21 Tabel. 8 Hasil Pengukuran Suhu dan Kelembaban Rumah Orientasi Utara

  22.32

  00

  00

  21.3

  00

  % KELEMBAPAN DALAM Series1

  00

  15

  20

  25

  00

  00

  00

  00

  00

  00

  00

  00

  00

  00

  73 rata-rata

  81 minimal

  10

  20.94

  21.27

  77 rata-rata

  16.9

  85 minimal

  23.4

  81.08 Hari ke-3 maksimal

  76 rata-rata

  23.3

  20.1

  85 minimal

  22.2

  81.04 Hari ke-2 maksimal

  20.40

  Series1

  80.63 Hari ke-4 maksimal

  81 minimal

  23.3

  80.04 Hari ke-6 maksimal

  79.88 Hari ke-7 maksimal

  21.14

  75 rata-rata

  16.7

  85 minimal

  23

  20.88

  21.4

  75 rata-rata

  20

  84 minimal

  22.1

  77.58 Hari ke-5 maksimal

  22.44

  74 rata-rata

  5

00 C

  • 0 7.
  • 0 9.
  • 1 1.
  • 1 3.
  • 1 5.
  • 1 7.
  • 1 9.
  • 2 1.
  • 2 3.
  • 0 1.
  • 0 3.
  • 0 7.
  • 0 9.
  • 1 1.
  • 1 3.
  • 1 5.
  • 1 7.
  • 1 9.
  • 2 1.
  • 2 3.
  • 0 1.
  • 0 3.
  • 0 5.
  • 0 5.

  04 .0

  16 .0

  06 .0

  00 .0

  08 .0

  22 .0

  10 .0

  20 .0

  12 .0

  18 .0

  14 .0

  16 .0

  04 .0

  14 .0

  18 .0

  12 .0

  20 .0

  10 .0

  22 .0

  08 .0

  00 .0

  06 .0

  02 .0

  02 .0

SUHU DALAM

  2. Suhu dalam minimum menunjukkan suhu 16,7ºC pukul 05.00-06.00 pada hari ke 6, pada jam tersebut kondisi termal “dingin ”. Sedangkan untuk kelembapan dalam terendah di 69% pukul 08.00-09.00 pada hari ke 1.

  04 .0

  22 .0

  00

  00 .0

  00

  02 .0

  00

  00

  20 .0

  % KELEMBAPAN dalam Series1

  5

  10

  15

  20

  25 su hu d al am waktu

  

Series1

Grafik 7. Hasil Pengukuran Suhu dan Kelembapan Maksimal Rumah Orientasi Utara

(Sumber : Data Penulis)

  00

  00

  Gambar 13 Grafik hasil pengukuran suhu dan kelembapan minimum rumah orientasi utara Grafik 8. Hasil Pengukuran Suhu dan Kelembapan Minimum Rumah Orientasi Utara (Sumber : Data Penulis) rata-rata

  18 .0

  20

  40

  60

  80 100

  06 .0

  08 .0

  00

  10 .0

  00

  • 0 7.
  • 0 9.
  • 1 1.
  • 1 3.
  • 1 5.
  • 1 9.
  • 2 3.
  • 0 1.
  • 0 3.
  • 0 5.

  12 .0

  00

  14 .0

  00

  16 .0

  00

  00

  • 1 7.
  • 2 1.

  3. Berdasarkan penghitungan rata-rata suhu dan kelembapan udara pada rumah orientasi utara untuk suhu dalam rumah menunjukkan kondisi termal “sejuk”. Rata-rata suhu dalam pada 21,34ºC dan dengan kelembapan 79,64%.

  

Rumah orientasi Utara Dalam

Suhu Kelembapan maksimal

  23.4

  86 minimal

  16.7

  69 rata-rata

  21.34

  79.64 Tabel. 9 Hasil Pengukuran Rata-rata Suhu dan Kelembaban Rumah Orientasi Utara KESIMPULAN

  Berdasarkan hasil pengukuran suhu pada ke empat rumah, untuk suhu dalam tertinggi berada di rumah orientasi timur, suhu dalam terendah di rumah orientasi utara. Sedangkan untuk hasil pengukuran kelembapan dalam tertinggi berada di rumah orientasi barat, kelembapan dalam terendah di rumah orientasi timur. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh terhadap arah hadap rumah (fasade rumah). Berdasarkan penghitungan rata-rata suhu dan kelembapan udara pada ke empat rumah berbeda orientasi yang telah diamati setiap satu jam sekali selama 7 (tujuh) hari rata-rata suhu dalam rumah menunjukkan kondisi termal “sejuk” dan “nyaman”.

UCAPAN TERIMA KASIH

  Dengan terselesaikan artikel hasil penelitian ini, penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada : a. Allah S.W.T. atas limpahan karunianya sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian dan menyelesaikan artikel dengan baik.

  b. Kemenristek Dikti. Atas dana batuan/Hibah yang telah di berikan sehingga peneliti dapat

melaksanakan penelitian dari tahap awal hingga penyusunan artikel hasil penelitian ini.

  c. Rektor dan Keluarga Besar UNSIQ Jawa Tengah di Wonosobo, atas dukungan, masukan dan arahannya sehingga dapat terselesaikannya artikel penelitian ini.

  d. Keluargaku tercinta.

  DAFTAR PUSTAKA Eddy I.S. 2012. Kenyamanan Termal Indoor Pada Bangunan Di Daerah Beriklim Tropis Lembab.

  Journal Indonesian Green Technology Journal.Vol. 1 No. 1, Hal.13-19.

  Karyono, Tri Harso. 2010. Kenyamanan Termal dan Penghematan Energi : Teori dan Realisasi Dalam Desain Arsitektur. Seminar IAI.

  Masarrang, Fennyrian dan Joseph Rengkung. 2013.Pendekatan Kenyamanan Thermal Pada ArsitekturTradisional. Media Matrasain. Vol. 10 No. 2, Hal. 27-37.

  Nugroho, M.A. 2011. A Preliminary Study of Thermal Environment in Malaysia’s Terraced Houses, Journal and Economic Engeneering. Vol 2 No 1, Hal. 25-28. Hermawan, E. Priyanto, &amp; E. Setyowati. 2014. The Diference of Thermal Performance Between

  House With Wooden Walls and Exposed Brick Walls in Tropical Coasts.Proseeding Environmental Sciences. 23 (2015), Hal. 168-174. International Conference on Tropical and Coastal Region Eco-Development 2014(ICTCRED 2014).

  Humas Kabupaten Wonosobo. 2016. Bencana Alam di Wonosobo. Tersedia di www.wonosobokab.go.id. [diakses 03/02/2016] Peraturan Menteri Sosial RI No 1. 2013. Bantuan Sosial Bagi Korban Bencana. [diakses 11/02/2016].