SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH - Repository IPDN

  SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH OLEH : FERNANDES SIMANGUNSONG KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

  1

SELAMAT DATANG

  

PESERTA

ORIENTASI TUGAS DAN DUNGSI DEWAN

PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DALAM

MEMAHAMI PEMERINTAHAN DAERAH

SE-KABUPATEN BEKASI

PROVINSI PROVINSI JAWA BARAT

  

Kesepakatan

Bersama

  Selamat… Pagi! Semangat… Pagi! PESERTA OTF Luar…..Biasa Salam Kita

  

Biodata Narasumber

  • • Nama : Dr. Fernandes Simangunsong, S.STP, S.AP, M.Si

  • Lahir : Jambi, 4 Maret 1977
  • NIP : 19770304 1995 11 1 001
  • Jabatan : Dosen Fungsional (Lektor Kepala)
  • Pangkat : Pembina TK. I (IV/b)
  • Instansi : Kampus IPDN Jatinangor • Alamat : Komp. Singgasana Pradana Jl. Karangkamulyan No.2 A Cibaduyut- BANDUNG
  • Email :

  

  • HP: 08122445916
  • WA : 082119982722

  KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA MERUPAKAN BAGIAN DARI KEKUASAAN PEMERINTAHAN KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA MERUPAKAN BAGIAN DARI KEKUASAAN PEMERINTAHAN BUPATI/WALI KOTA BUPATI/WALI KOTA GUBERNUR GUBERNUR OTORITAS DAN TANGGUNGJAWAB ATAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH OTORITAS DAN TANGGUNGJAWAB ATAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH MENYERAHKAN SEBAGIAN MENYERAHKAN SEBAGIAN MEMILIKI MEMILIKI PRESIDEN PEMEGANG KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA (Pasal 6 ayat (1) dan Pasal 7 ayat (1) UU 17/2003 PRESIDEN PEMEGANG KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA (Pasal 6 ayat (1) dan Pasal 7 ayat (1) UU 17/2003

Pasal 6 ayat (1) dan ayat (2) UU 17/2003

  7

KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

  

SEKRETARIS DAERAH

SEKRETARIS DAERAH

(KOORDINATOR PENGELOLAAN KEUDA)

  (KOORDINATOR PENGELOLAAN KEUDA) PPKD Selaku BUD PENGGUNA ANGGARAN PPKD Selaku BUD PENGGUNA ANGGARAN (KEPALA SKPD)

  (KEPALA BPKAD) (KEPALA SKPD) (KEPALA BPKAD) BENDAHARA BENDAHARA KUASA PA KUASA PA KUASA BUD KUASA BUD PPTK PPK-SKPD PPTK PPK-SKPD

  8

  Sumber Pendanaan UU No. 33/2004 Pemerintah Pusat Pemerintah Pusat

  DAK Dana Otsus DBH DAU

  Walikota Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Pinjaman Daerah

  K/L menugaskan wewenang kepada Gubernur/Bupati/

  K/L melimpahkan wewenang kepada Gubernur

  Desentralisasi Desentralisasi

  Daerah Dekonsentrasi Dekonsentrasi

  Tugas Pembantuan Pemerintah Pusat kepada

  Pembantuan Pemerintah Pusat kepada Daerah

  Dana Penyesuaian Dana Hibah Dana Darurat Tugas

  APBD APBD Pelaksanaan Urusan Pelaksanaan Urusan HUBUNGAN KEUANGAN PUSAT & DAERAH HUBUNGAN KEUANGAN PUSAT & DAERAH

  Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah

  APBN APBN Pembagian Urusan UU No. 32/2004

  PAD UU No.28/2009

  PAD UU No.28/2009

  Pendapatan Transfer Pendapatan Transfer

  Lain-lain Pendapatan yang Sah

  Lain-lain Pendapatan yang Sah

  Pembiayaan Pembiayaan

  Surplus/Defisit Surplus/Defisit

  Belanja Belanja

  Penggunaan SILPA Pencairan Dana Cadangan

ESENSI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH ESENSI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PP 58/2005

  1. Memungut Pajak & Retribusi PP 38/2007

  2. Memperoleh Dana PP 41/2007

  Perimbangan PMDN 13/2006

  3. Melakukan Pinjaman PMDN 59/2007 PMDN 21/2011 PMDN 16/2013 HAK URUSAN URUSAN

  • RKPD
  • Pendapatan

  

Pendapatan

  RKPD Belanja KELOLA Belanja KELOLA Pemerintahan Pemerintahan

  • Pembiayaan

  • Pembiayaan

  Daerah Daerah Tujuan OTDA, al:

  • KEWAJIBAN

  Efisiensi dan

  efektivitas sumber daya daya daerah Pelibatan

  • Wajib •

  1. Sinkronisasi program pusat & daerah masyarakat dlm Pilihan

  • 2. Mengelola anggaran secara efisien dan

  penyusunan Concurrent

  • efektif

  kebijakan daerah

3. Menyampaikan Laporan Keuangan yang

  Peningkatan

  • akuntabel

  pelayanan umum Pelayanan dasar, pendidikan, dan kesejahteraan kesehatan, fasos dan fasum, masyarakat jaminan sosial................

  10

SIKLUS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (APBD)

  

Perencanaan Pelaksanaan Penatausahaan Pertgjwban Pemeriksaan

Disusun dan disajikan Sesuai Rancangan Penatausahaan RPJMD RKPD

  SAP Pendapatan DPA-SKPD

  • Bendahara penerimaan

PEDUM APBD

  Laporan Keuangan wajib menyetor o/ MDN Pemerintah Daerah Laporan Verifikasi penerimaannya ke rekening kas umum LRA daerah selambat-

  • Neraca

  Keuangan

  • DPA-SKPD lambatnya 1 hari kerja KUA PPAS

  Lap. Arus Kas diperiksa oleh

  • CaLK
  • Pelaksanaan APBD

  Penatausahaan BPK

  Belanja Nota

  • Penerbitan SPM-UP,

  Kesepakatan Raperda PJ Pendapatan SPM-GU, SPM-TU dan SPM-LS oleh Kepala Pel APBD SKPD Belanja

  • Penerbitan SP2D oleh

  Pedoman PPKD Persetujuan Penyusunan Pembiayaan

  Bersama (KDH + RKA-SKPD o/ KDH Penatausahaan DPRD) Pembiayaan

  • Dilakukan oleh PPKD

   Laporan Realisasi RKA-SKPD setelah 3 hari Semester Pertama RAPBD

  Kekayaan dan Evaluasi o/ Kewajiban daerah R P-APBD Gubernur/MDN

  • Kas Umum

  Piutang 15 hari

  • Investasi

  Evaluasi

  • Barang

  Evaluasi Raperda APBD

  • Dana Cadangan

  R P-APBD 7 hari

  • Utang

  oleh Gubernur/ Oleh penyesuaian o/ Pemda Mendagri Gbrnr/MDN Akuntansi Keuangan Daerah Perda PJ Pel Perda P-APBD Perda APBD

  APBD

  11 PENGANGGARAN PENGANGGARAN

  12

  

ANGGARAN DAERAH

ANGGARAN DAERAH

  • Keuangan Daerah: Hak dan kewajiban dalam penyelenggaran pemerintahan daerah yang dinilai dengan uang, termasuk segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah.
  • Keuangan Daerah: Hak dan kewajiban dalam penyelenggaran pemerintahan daerah yang dinilai dengan uang, termasuk segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah.
  • Anggaran Daerah: Rencana keuangan tahunan
  • Anggaran Daerah: Rencana keuangan tahunan “yang dibahas dan disetujui bersama” Pemerintah Daerah dan DPRD.
  • Pasal 25 huruf d UU No. 32 Tahun 2004 tentang

  • Pasal 25 huruf d UU No. 32 Tahun 2004 tentang

  Pemerintahan Daerah, tugas dan wewenang KDH adalah “menyusun dan mengajukan” rancangan Perda tentang APBD kepada DPRD untuk dibahas dan ditetapkan bersama.

  • Pasal 42 ayat (1) huruf b UU No. 32 Tahun 2004

  • Pasal 42 ayat (1) huruf b UU No. 32 Tahun 2004

  tentang Pemerintah Daerah, tugas dan wewenang

  “yang dibahas dan disetujui bersama” Pemerintah Daerah dan DPRD.

  Pemerintahan Daerah, tugas dan wewenang KDH adalah “ menyusun dan mengajukan ” rancangan Perda tentang APBD kepada DPRD untuk dibahas dan ditetapkan bersama.

  tentang Pemerintah Daerah, tugas dan wewenang

  13

  

PERAN KDH & DPRD

DALAM PROSES PENYUSUNAN APBD

PERAN KDH & DPRD

DALAM PROSES PENYUSUNAN APBD

RKPD (KUA+PPAS RPJMD DPRD

  Rakyat Kepala Daerah Visi/Misi

  RAPBD Fungsi Budget

  14

  PROSES PENYUSUNAN RPJPD, RPJMD, RKPD & APBD PROSES PENYUSUNAN RPJPD, RPJMD, RKPD & APBD

  (UU 17/2003, UU 25/2004 UU 32/2004, PP 8/2008) (UU 17/2003, UU 25/2004 UU 32/2004, PP 8/2008) Diacu RPJPD RPJPN RPJPN RPJPD

  20 tahun 20 tahun pedoman pedoman Diperhatikan pedoman pedoman

  RPJMD RPJMN RPJMD RPJMN Renstra Renstra

  5 tahun Renstra Renstra

  5 tahun SKPD SKPD dijabarkan dijabarkan

  K/L K/L 5 tahun

  1 tahun pedoman 1 tahun 5 tahun pedoman Diserasikan dg Musrenbang

  Renja Renja Renja Renja

  RKPD RKP RKPD RKP diacu

  SKPD SKPD K/L K/L diacu 1 tahun

  1 tahun 1 tahun

  Dibahas bersama DPRD

KUA PPAS KUA PPAS NOTA KESEPAKATAN NOTA KESEPAKATAN PIMPINAN DPRD DGN KDH PIMPINAN DPRD DGN KDH PEDOMAN PEDOMAN

  RKA-SKPD RKA-SKPD

PENYUSUNAN PENYUSUNAN RKA-SKPD RKA-SKPD TAPD TAPD

  RAPERDA 1 tahun

  

Azas Umum APBD

Azas Umum APBD

   APBD disusun sesuai kebutuhan  APBD disusun sesuai kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan penyelenggaraan pemerintahan dan kemampuan pendapatan daerah. kemampuan pendapatan daerah.

   Penyusunan APBD berpedoman kepada  Penyusunan APBD berpedoman kepada RKPD dalam rangka mewujudkan pelayanan RKPD dalam rangka mewujudkan pelayanan kepada masyarakat. kepada masyarakat.

   APBD mempunyai fungsi otorisasi,  APBD mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi. distribusi, dan stabilisasi.

   APBD, Perubahan APBD dan  APBD, Perubahan APBD dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD setiap tahun ditetapkan dengan peraturan setiap tahun ditetapkan dengan peraturan

  16

  

PRINSIP PENYUSUNAN APBD

PRINSIP PENYUSUNAN APBD

 Partisipasi Masyarakat  Partisipasi Masyarakat  Transparansi dan Akuntabilitas  Transparansi dan Akuntabilitas

  Anggaran Anggaran  Disiplin Anggaran  Disiplin Anggaran  Keadilan Anggaran  Keadilan Anggaran  Efisiensi dan Efektivitas Anggaran  Efisiensi dan Efektivitas Anggaran  Taat Azas  Taat Azas

  17

  

FUNGSI APBD

FUNGSI APBD

 

  Fungsi otorisasi: APBD menjadi dasar untuk Fungsi otorisasi: APBD menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan. bersangkutan.

   

  Fungsi perencanaan: APBD menjadi pedoman bagi Fungsi perencanaan: APBD menjadi pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan. yang bersangkutan.

   

  Fungsi pengawasan: APBD menjadi pedoman untuk Fungsi pengawasan: APBD menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan

daerah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

daerah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

   

  Fungsi alokasi: APBD diarahkan untuk menciptakan Fungsi alokasi: APBD diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja/mengurangi pengangguran dan lapangan kerja/mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian. dan efektivitas perekonomian.

   

  Fungsi distribusi: APBD memperhatikan rasa keadilan Fungsi distribusi: APBD memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. dan kepatutan.

   

  Fungsi stabilisasi: APBD menjadi alat untuk memelihara Fungsi stabilisasi: APBD menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian daerah. perekonomian daerah.

  18 PELAKSANAAN APBD PELAKSANAAN APBD

  19

  

Azas Umum Pelaksanaan APBD

Azas Umum Pelaksanaan APBD

   Tidak diperkenankan melakukan  Tidak diperkenankan melakukan pengeluaran atas beban anggaran pengeluaran atas beban anggaran belanja daerah untuk tujuan yang belanja daerah untuk tujuan yang tidak tersedia anggarannya, dan/atau tidak tersedia anggarannya, dan/atau yang tidak cukup tersedia yang tidak cukup tersedia anggarannya dalam APBD. anggarannya dalam APBD.

   Belanja didasarkan pada prinsip  Belanja didasarkan pada prinsip hemat, tidak mewah, efektif, efisien, hemat, tidak mewah, efektif, efisien, dan sesuai dengan ketentuan dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan. peraturan perundangan.

  20

  21

  

Pokok-Pokok Administrasi

Pelaksanaan APBD

Pokok-Pokok Administrasi

Pelaksanaan APBD

  • • SKPD tidak diperkenankan melakukan pungutan selain dari

    yg ditetapkan dalam Perda.
  • • Semua Penerimaan dilakukan melalui rekening kas umum

    daerah.
  • • Penerimaan SKPD tidak dapat langsung dipergunakan

    untuk pengeluaran.
  • • Setiap pengeluaran harus didukung oleh bukti yg lengkap

    dan syah.
  • • Pembayaran atas beban APBD dapat dilakukan

    berdasarkan Surat Penyediaan Dana (SPD), atau DPA-SKPD, atau dokumen lain yang dipersamakan dengan SPD.
  • • Pelaksanaan Pengeluaran atas beban APBD dilakukan

    berdasarkan SPP, SPM.
  • Pembayaran dilakukan dengan penerbitan SP2D.
  • • SKPD tidak diperkenankan melakukan pungutan selain dari

    yg ditetapkan dalam Perda.
  • • Semua Penerimaan dilakukan melalui rekening kas umum

    daerah.
  • • Penerimaan SKPD tidak dapat langsung dipergunakan

    untuk pengeluaran.
  • • Setiap pengeluaran harus didukung oleh bukti yg lengkap

    dan syah.
  • • Pembayaran atas beban APBD dapat dilakukan

    berdasarkan Surat Penyediaan Dana (SPD), atau DPA-SKPD, atau dokumen lain yang dipersamakan dengan SPD.
  • • Pelaksanaan Pengeluaran atas beban APBD dilakukan

    berdasarkan SPP, SPM.
  • Pembayaran dilakukan dengan penerbitan SP2D.

  

Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)

Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)

  Esensi Esensi BLUD BLUD UU 17/2003 tentang Keuangan Negara UU 17/2003 tentang Keuangan Negara

  Bagian Dari Bagian Dari UU 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara Reformasi UU 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara Reformasi Keuangan Keuangan UU 15/ 2004 tentang Pemeriksanaan UU 15/ 2004 tentang Pemeriksanaan Daerah Daerah Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara Negara PP 23/2005 sebagaimana telah diubah dgn PP 23/2005 sebagaimana telah diubah dgn PP 74/2012 tentang Perubahan Pengelolaan PP 74/2012 tentang Perubahan Pengelolaan PENINGKA PENINGKA

  Pasal 68 & Keuangan Badan Layanan Umum Pasal 68 & EFISIENSI Keuangan Badan Layanan Umum EFISIENSI TAN TAN PP 24/2005 sebagaimana telah diubah dgn

  69 PP 24/2005 sebagaimana telah diubah dgn

  69 ANGGARA ANGGARA PELAYANA PELAYANA PP 71/2010 tentang Standar Akuntansi PP 71/2010 tentang Standar Akuntansi UU 1/2004 UU 1/2004 N N N N Pemerintah Pemerintah PP 58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan PP 58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Daerah

  Instansi Pemerintah yg Instansi Pemerintah yg Perangkat Daerah yg Perangkat Daerah yg

  Dalam rangka peningkatan kualitas Dalam rangka peningkatan kualitas mempunyai tugas & mempunyai tugas & memiliki spesifikasi memiliki spesifikasi pelayanan umum: pelayanan umum: fungsi memberikan fungsi memberikan teknis di bidang teknis di bidang

  1.UU 24/2011 ttg Badan Penyelenggara layanan umum pada layanan umum pada pelayanan umum pelayanan umum

  Jaminan Sosial (BPJS), mengamanatkan masyarakat masyarakat (seperti RSD)

  (seperti RSD) agar Pemda memfasilitasi perangkat daerah untuk menerapkan PPK-BLUD.

  2.Permendagri 37/2012, mengamanatkan Diberikan Fleksibilitas Dalam Diberikan Fleksibilitas Dalam

  Pemda agar melakukan evaluasi kepada Pola Pengelolaan Keuangan Pola Pengelolaan Keuangan

  SKPD/Unit yang TUSInya memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk

  22

  Pajak Daerah & Retribusi Daerah Pajak Daerah & Retribusi Daerah Esensi Kesiapan Esensi Kesiapan Dasar hukum UU 28/2009 tentang Dasar hukum UU 28/2009 tentang Daerah Daerah No Kesiapan Daerah Jumlah Pemungutan PDRD Pemungutan PDRD

  Daerah Daerah dilarang memungut pajak selain yang Daerah dilarang memungut pajak selain yang tercantum dalam UU 28/2009 (closed list). tercantum dalam UU 28/2009 (closed list).

  1 Perda yang telah siap: 338 Memperluas Objek PDRD PKB, BBN-KB, Pajak Memperluas Objek PDRD PKB, BBN-KB, Pajak

  a. Memungut tahun

  1 Hotel, Pajak Restoran Hotel, Pajak Restoran

  2011 Menambah Jenis PDRD antara lain Pajak Menambah Jenis PDRD antara lain Pajak

  b. Memungut tahun

  17 Rokok, PBB-P2 dan BPHTB Rokok, PBB-P2 dan BPHTB

  2012 Menaikkan tarif maksimum beberapa jenis Menaikkan tarif maksimum beberapa jenis

  c. Memungut tahun 105 PD, PKB, BBN-KB, PBB-KB, Pajak Hiburan, PD, PKB, BBN-KB, PBB-KB, Pajak Hiburan, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak 2013 Parkir Parkir d. Memungut tahun 215

  Diskresi Penetapan Tarif , Daerah bebas Diskresi Penetapan Tarif , Daerah bebas 2014 menetapkan tarif dalam batas tarif minimum menetapkan tarif dalam batas tarif minimum dan maksimum yang ditetapkan dalam UU. dan maksimum yang ditetapkan dalam UU.

  2 Raperda (dalam 119 proses)

  3 Belum menyusun

  35 Sampai dengan Juli 2013, Raperda Sampai dengan Juli 2013,

  Mulai 1 Januari 2014, PBB- Mulai 1 Januari 2014, PBB- sejumlah 35 daerah sejumlah 35 daerah

  Total 492 P2 belum menyusun Raperda

  P2 belum menyusun Raperda efektif menjadi Pajak efektif menjadi Pajak mengenai mengenai

  Daerah Pemungutan PBB-P2

  Daerah Pemungutan PBB-P2

  23

  Pinjaman Daerah Pinjaman Daerah

ISUE STRATEGIS PINJAMAN DAERAH ESENSI

  1.Perlu adanya pemahaman yang utuh dari

  1.Perlu adanya pemahaman yang utuh dari Pendapata Pemda dan DPRD terkait pinjaman daerah Pendapata Pemda dan DPRD terkait pinjaman daerah Belanja Belanja seperti: kelengkapan dokumen persyaratan, seperti: kelengkapan dokumen persyaratan, n n yang dapat berakibat menghambat proses yang dapat berakibat menghambat proses pertimbangan Mendagri dan atau pertimbangan Mendagri dan atau Defisit persetujuan Menkeu; persetujuan Menkeu;

  APBD

  2.Pengajuan pinjaman daerah, perlu

  2.Pengajuan pinjaman daerah, perlu memperhatikan besaran suku bunga bank memperhatikan besaran suku bunga bank dan biaya adm bank lainnya agar tidak dan biaya adm bank lainnya agar tidak membebani APBD; membebani APBD;

  Penerimaan Pembiayaan Penerimaan Pembiayaan

  3. Memenuhi kewajiban sebagaimana

  3. Memenuhi kewajiban sebagaimana Penjualan Penjam

  Penjam diamanatkan PP 30 Thn 2011, pasal 36 ayat diamanatkan PP 30 Thn 2011, pasal 36 ayat SiLP Dana kekayaan daerah an

  (4) salinan perjanjian pinjaman jangka an (4) salinan perjanjian pinjaman jangka

  A Cadangan yg dipisahkan Daerah menengah atau pinjaman jangka panjang

  Daerah menengah atau pinjaman jangka panjang yang telah ditandatangani disampaikan yang telah ditandatangani disampaikan kepada BPK, Menkeu, dan Mendagri dan kepada BPK, Menkeu, dan Mendagri dan

  pasal 59, untuk menyampaikan laporan

  pasal 59, untuk menyampaikan laporan posisi kumulatif pinjaman dan kewajiban posisi kumulatif pinjaman dan kewajiban Sumber Sumber Jenis Jenis pinjaman kepada Mendagri setiap semester pinjaman kepada Mendagri setiap semester Pinjaman Pinjaman Pinjaman Pinjamandlm TA berjalan, implikasinya adalah dlm TA berjalan, implikasinya adalah

  1. Pemerintah

  1. Jangka Pendek sanksi penundaan penyaluran dana Syarat: sanksi Syarat: penundaan penyaluran dana

  2. Pemda Lainnya

  2. Jangka perimbangan. perimbangan.

  3. Lembaga Menengah Keuangan Bank

  3. Jangka Panjang

  1.PP 30/2011

  1.PP 30/2011

  4. Lembaga

  2.Permenkeu

  2.Permenkeu Keuangan Bukan

  137/ 137/ Bank

  5. Masyarakat PMK.07/2012 PMK.07/2012

  24 PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD

  25

  Pokok-Pokok Pertanggungjawaban Pokok-Pokok Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Pelaksanaan APBD

Kepala SKPD menyelenggarakan akuntansi atas transaksi

Kepala SKPD menyelenggarakan akuntansi atas transaksi

keuangan, dan menyiapkan laporan Keuangan; sebagai sarana

keuangan, dan menyiapkan laporan Keuangan; sebagai sarana

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD di lingkungan SKPDnya;

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD di lingkungan SKPDnya;

Laporan Keuangan SKPD terdiri dari laporan realisasi anggaran,

Laporan Keuangan SKPD terdiri dari laporan realisasi anggaran,

neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan; neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan;

Pejabat Pengelola Keuda menyelenggarakan akuntansi atas

Pejabat Pengelola Keuda menyelenggarakan akuntansi atas

transaksi keuangan, dan menyusun laporan keuangan

transaksi keuangan, dan menyusun laporan keuangan

pemerintah daerah. Laporan keuangan pemerintah daerah

pemerintah daerah. Laporan keuangan pemerintah daerah

terdiri dari laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas,

terdiri dari laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas,

dan catatan atas laporan keuangan yang dilampiri laporan

dan catatan atas laporan keuangan yang dilampiri laporan

ikhtisar realisasi kinerja dan laporan keuangan BUMD; ikhtisar realisasi kinerja dan laporan keuangan BUMD;

Laporan keuangan disusun dan disajikan sesuai dengan standar

Laporan keuangan disusun dan disajikan sesuai dengan standar

akuntansi pemerintahan; akuntansi pemerintahan;

Laporan keuangan diperiksa BPK sebelum diajukan dalam

Laporan keuangan diperiksa BPK sebelum diajukan dalam

bentuk Rancangan Peraturan Daerah kepada DPRD. bentuk Rancangan Peraturan Daerah kepada DPRD.

  26

PASAL 96 LAP. KEU BERDASAR “ SAP” PASAL 296 (AYAT 4) LAP. KEU BERDASARKAN

  TERWUJUDNYA AKUNTABILITAS & TRANSPARANSI KEUANGAN DAERAH TERWUJUDNYA AKUNTABILITAS & TRANSPARANSI KEUANGAN DAERAH PP 58/2000 PP 58/2000 PP 24/2005 PP 71/2010 PP 24/2005 PP 71/2010 BERDASAR SAP BERDASAR SAP LAPORAN KEUANGAN BERKUALITAS

  “ SAP”

UU 34/2004 UU 34/2004 UU 33/2004 UU 33/2004 UU 17/2003 UU 17/2003 MEWAJIBKAN PEMERINTAH DAERAH STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (SAP) STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (SAP) PERMENDAGRI 13/2006 PERMENDAGRI 13/2006 LAP KEU:

  • DIPAHAMI
  • DIPAHAMI
  • RELEVAN
  • RELEVAN
  • ANDAL
  • ANDAL
  • DAPAT DIBANDING- KAN
  • DAPAT DIBANDING- KAN LAP KEU:

PASAL 32 (AYAT 1) LAP. KEU BERDASAR SAP UU 15/2004 UU 15/2004 Audit Oleh BPK : Meningkatkan Kredibilitas Laporan Keuangan LAP.KEUANGAN PP 24/2005 : (NERACA; LAP.ARUS KAS; LAP. REALISASI ANGGARAN; CATATAN ATAS LAP. KEUANGAN) LAP.KEUANGAN PP 24/2005 : (NERACA; LAP.ARUS KAS; LAP. REALISASI ANGGARAN; CATATAN ATAS LAP. KEUANGAN) Akuntansi Pemerintah Akuntansi Pemerintah

  27

  Pedoman-pedoman: Pedoman-pedoman:

  1. Surat Edaran Nomor SE.900/316/BAKD, tanggal 5 april 2007, perihal

  1. Surat Edaran Nomor SE.900/316/BAKD, tanggal 5 april 2007, perihal Pedoman Sistem dan Prosedur Penatausahaan dan Akuntansi, Pelaporan dan Pedoman Sistem dan Prosedur Penatausahaan dan Akuntansi, Pelaporan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah. Pertanggungjawaban Keuangan Daerah.

  2. Surat Edaran Nomor SE.900/743/BAKD, tanggal 4 September 2007,

  2. Surat Edaran Nomor SE.900/743/BAKD, tanggal 4 September 2007, perihal Modul Akuntansi Pemerintah Daerah. perihal Modul Akuntansi Pemerintah Daerah.

  3. Permendagri Nomor 65/2007 tentang Pedoman Evaluasi Rancangan

  3. Permendagri Nomor 65/2007 tentang Pedoman Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD dan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD dan Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD

  4. Surat Edaran Nomor SE.900/079/BAKD, tanggal 12 Februari 2008,

  4. Surat Edaran Nomor SE.900/079/BAKD, tanggal 12 Februari 2008,

perihal Pedoman Penyusunan Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah.

perihal Pedoman Penyusunan Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah.

  5. Surat Edaran Nomor SE.900/758/BAKD, tanggal 13 Desember 2008,

  5. Surat Edaran Nomor SE.900/758/BAKD, tanggal 13 Desember 2008, perihal Modul Teknis Akuntansi dan Ilustrasi Penerapan Kebijakan Akuntansi perihal Modul Teknis Akuntansi dan Ilustrasi Penerapan Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah

  6. Permendagri 55 Tahun 2008 tanggal 1 Desember 2008 tentang Tata Cara

  6. Permendagri 55 Tahun 2008 tanggal 1 Desember 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara serta Penyampaiannya serta Penyampaiannya

  7. Surat Edaran Nomor SE.900/762/BAKD, tanggal 26 Oktober 2010,

  7. Surat Edaran Nomor SE.900/762/BAKD, tanggal 26 Oktober 2010,

  28 LAPORAN KEUANGAN LAPORAN KEUANGAN Catatan Atas Laporan Keuangan:

  • Aset Lancar - Investasi - Aset Tetap - Dana Cadangan - Aset Lain-lain
  • Anggaran – Realisasi Surplus/Defisit Anggaran – Realisasi Pembiayaan SILPA
  • Anggaran – Realisasi Surplus/Defisit Anggaran – Realisasi Pembiayaan SILPA
  • Kewajiban Jangka Pendek - Kewajiban Jangka Panjang
  • Ekuitas Dana Lancar - Ekuitas Dana Investasi - Ekuitas Dana Cadangan

  Catatan Atas Laporan Keuangan:

  Neraca Daerah Aset

  Kewajiban

  Ekuitas Dana

  Laporan Arus Kas Saldo Awal Penerimaan Operasional Investasi Pembiayaan Pengeluaran Non Anggaran Saldo Akhir Laporan Arus Kas Saldo Awal Penerimaan Operasional Investasi Pembiayaan Pengeluaran Non Anggaran Saldo Akhir

  Laporan Realisasi Anggaran Anggaran – Realisasi Pendapatan Anggaran – Realisasi Belanja

  Laporan Realisasi Anggaran Anggaran – Realisasi Pendapatan Anggaran – Realisasi Belanja

  • Menyajikan Informasi secara Kualitatif & Kuantitaf - Atas akun-akun pada:
  • Laporan Realisasi APBD,
  • Neraca, dan - Laporan Arus Kas.
  • Menyajikan Informasi secara Kualitatif & Kuantitaf - Atas akun-akun pada:
  • Laporan Realisasi APBD,
  • Neraca, dan - Laporan Arus Kas.

  29 Mekanisme Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Mekanisme Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD

  KDH BPK Penyampaian LK Paling Lambat 3 Bulan Setelah TA Berakhir Surat LK Pemda

  LK Pemda Surat LK Pemda LK Pemda Pernyataan (LRA, Neraca, Pernyataan (LRA, Neraca,

  (LRA, Neraca, (LRA, Neraca, KDH LAK, CALK) KDH LAK, CALK) LAK, CALK) LAK, CALK) Lap. Kinerja Lap. Kinerja

  Lap. Kinerja Lap. Kinerja & & & &

  Ikhtisar LK BUMD Ikhtisar LK BUMD Surat Ikhtisar LK BUMD Ikhtisar LK BUMD Surat Pernyataan Pernyataan KDH KDH Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan Lap.

  Paling Lama 2 Bulan Lap. Tanggapan & Tanggapan & Hasil Hasil Setelah LK Diterima Penyesuaian Penyesuaian Pemeriksaan Pemeriksaan Ya Melewati batas Melewati batas waktu waktu LK Pemda LK Pemda (LRA, Neraca, (LRA, Neraca,

  Tidak LAK, CALK) LAK, CALK) Lap. Kinerja Lap. Kinerja Lap. Lap. & & Hasil Pemeriksaan Ikhtisar LK BUMD Hasil Pemeriksaan Ikhtisar LK BUMD Pembahas an LK Pemda

  30

LAMPIRAN LAMPIRAN

  31

  

KUALITAS PENGELOLAAN APBD

KUALITAS PENGELOLAAN APBD

Ketepatan Waktu Penetapan Perda APBD (2010-2013);

Ketepatan Waktu Penetapan Perda APBD (2010-2013);

  1

  1 Kualitas Pendapatan APBD (Porsi PAD Terhadap Kualitas Pendapatan APBD (Porsi PAD Terhadap

  2

  2 Pendapatan Daerah); Pendapatan Daerah); Kualitas Belanja APBD (Porsi Belanja Pegawai Terhadap Kualitas Belanja APBD (Porsi Belanja Pegawai Terhadap

  3

  3 Belanja Daerah); Belanja Daerah);

Kualitas Pelaksanaan APBD (Persentase Penyerapan

Kualitas Pelaksanaan APBD (Persentase Penyerapan

  4

  4 Belanja-SiLPA Rendah); Belanja-SiLPA Rendah); Kualitas Pertanggungjawaban APBD. Kualitas Pertanggungjawaban APBD.

  5

  5

  32

PENGELOLAAN KEUANGAN

  Daerah (52,34%) PROVINSI PROVINSI KABUPATEN DAN KOTA KABUPATEN DAN KOTA

  27 Daerah (81,82%)

  27 Daerah (81,82%)

  (62,32%) 306 Daerah (62,32%)

  DAERAH 306 Daerah

  29 Daerah (87,88%)

  29 Daerah (87,88%)

  28 Daerah (84,85%)

  28 Daerah (84,85%)

  21 Daerah (63,64%)

  21 Daerah (63,64%)

  

Penetapan Perda APBD Tepat Waktu

(2010-2013)

Penetapan Perda APBD Tepat Waktu

(2010-2013)

  2010 2011 2012 2013

  (32,59%) 160 Daerah (32,59%)

  Daerah (26,68%) 160 Daerah

  131 Daerah (26,68%) 131

  50 100 150 200 250 300 350

  30 2010 2011 2012 2013

  28

  26

  24

  22

  20

  257 Daerah (52,34%) 257

  

Pendapatan Daerah

Pendapatan Daerah

  

Agregat APBD Tahun 1994 s.d 2011

Agregat APBD Tahun 1994 s.d 2011

  UU 22/1999 dan UU 25/2009 Catatan:

1. Diolah dari beberapa sumber (Data APBD Ditjen Keuangan Daerah dan www.djpk.depkeu.go.id)

  34

  (triliun rupiah)

Struktur Pendapatan APBD Lima Tahun Terakhir

Struktur Pendapatan APBD Lima Tahun Terakhir

  Catatan: TAHUN TOTAL PENDAPATAN PAD % DANA PERIMBANGAN % LAIN2 PD YG SAH % Provinsi, Kabupaten dan Kota 2009 388,34 62,69 16% 283,50 73% 42,15 11% 2010 403,93 71,91 18% 292,61 72% 39,42 10% 2011 477,76 90,15 19% 327,16 68% 60,45 13% 2012 577,08 122,74 20% 381,07 66% 83,26 14% 2013 682,34 140,27 21% 432,79 63% 109,28 16% Provinsi 2009 95,91 42,51 44% 43,63 45% 9,77 10% 2010 102,43 47,33 46% 45,02 44% 10,07 10% 2011 119,04 59,60 50% 47,43 40% 12,01 10% 2012 162,76 75,07 46% 54,69 34% 33,00 20% 2013 198,20 92,45 47% 62,88 32% 42,87 22% Kabupaten/ Kota 2009 292,43 20,18 7% 239,87 82% 32,38 11% 2010 301,51 24,58 8% 247,58 82% 29,35 10% 2011 358,72 30,55 9% 279,73 78% 48,44 14% 2012 414,32 37,67 9% 326,38 79% 50,26 12% 2013 484,14 47,82 10% 369,91 76% 66,42 14%

  

Trend Pendapatan APBD Lima Tahun Terakhir

Trend Pendapatan APBD Lima Tahun Terakhir

  (triliun rupiah) 800.00

  682.34 700.00

  576.71 600.00

  484.14 477.76 500.00

  413.95 403.93 388.34

  400.00 358.72 301.51

  292.43 300.00

  198.20 200.00

  162.76 119.04 102.43

  95.91 100.00

  • 2009 2010 2011 2012 2013 PROV/KAB/KOTA PROVINSI KABUPATEN/KOTA

  Catatan:

  36

  Trend Pendapatan APBD dan Proporsi PAD Trend Pendapatan APBD dan Proporsi PAD

  Tiga Tahun Terakhir Tiga Tahun Terakhir 700

  682 T 600

  577 T 484T

  500 414 T 477 T

  400 358 T

  300 198 T 162 T

  200 140 T 119 T 122 T

  90 T

  92 T 100 21%

  75 T

  60 T 20%

  48 T 47% 19%

  37 T

  30T 46% 50% 9% 10% 9%

  2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013

PROV/KAB/KOTA PROVINSI KAB/KOTA

  Pendapatan Asli Daerah (PAD) Total Pendapatan

  37

  

Belanja Daerah

Belanja Daerah

Agregat APBD Tahun 1994 s.d 2011

Agregat APBD Tahun 1994 s.d 2011

  UU 22/1999 dan UU 25/2009 Catatan:

1. Diolah dari beberapa sumber (www.djpk.depkeu.go.id dan Data APBD Ditjen Keuangan Daerah)

  38

  Tahun Total Belanja APBD Belanja Pegawai % Belanja Barang & Jasa % Belanja Modal % Provinsi, Kabupaten dan Kota 2009 429,33 180,31

  18 2013 213,02 39,03 18 50,94 24 43,04

  25 Struktur Belanja APBD Lima Tahun Terakhir

Struktur Belanja APBD Lima Tahun Terakhir

  24 2013 523,54 257,05 49 97,11 19 132,47

  23 2012 443,53 225,85 51 80,31 18 105,88

  20 2011 385,42 196,80 51 70,04 18 87,14

  27 2010 358,94 168,70 47 55,55 15 70,06

  20 Kabupaten/ Kota 2009 322,72 151,44 47 54,92 17 87,30

  21 2012 174,02 35,53 20 41,99 24 31,82

  42 79,58 19 114,52

  23 2011 127,92 31,55 25 33,80 26 26,43

  24 2010 113,13 29,83 26 26,95 24 26,30

  24 Provinsi 2009 105,60 27,18 26 24,49 23 25,80

  22 2013 736,56 296,08 40 148,05 20 175,51

  22 2012 617,54 261,38 42 122,30 20 137,69

  22 2011 513,34 228,34 44 103,83 20 113,57

  27 2010 444,00 198,54 45 82,51 19 96,36

  Catatan: Diolah dari beberapa sumber (Data APBD Ditjen Keuangan Daerah dan (triliun rupiah)

  

Trend Belanja APBD dan Proporsi Belanja Pegawai

Trend Belanja APBD dan Proporsi Belanja Pegawai

  

Tiga Tahun Terakhir

Tiga Tahun Terakhir

triliun rupiah triliun rupiah PROV/KAB/KOTA PROVINSI KAB/KOTA

  800.00 736.56

  700.00 617.54

  600.00 523.54 513.34

  500.00 443.53 385.42

  400.00 300.00 213.02

  40% 174.02

  42% 200.00

  44% 127.92

  49% 51% 296.08

   51% 261.38

  257.05 100.00

  228.34 225.85 196.80

  18% 25% 20%

  39.03

  0.00

  31.55

  35.53 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013

  

TOTAL PROPORSI BELANJA PEGAWAI TERHADAP TOTAL

BELANJA BELANJA

  41

  Alokasi Belanja Modal Provinsi TA. 2010-2013 Alokasi Belanja Modal Provinsi TA. 2010-2013

  03. Sumatera Barat

  31. Maluku Utara

  22. Sulawesi Utara

  13. Banten

  04. Riau

  30. Maluku

  21. Sulawesi Barat

  12. Jawa Barat

  29. N.T.T

  14. Jawa Tengah

  20. Kalimantan Timur

  11. DKI Jakarta

  02. Sumatera Utara

  28. N.T.B

  19. Kalimantan Selatan

  10. Lampung

  01. Aceh

  05. Kepulauan Riau

  23. Gorontalo

  18. Kalimantan Tengah

  26. Sulawesi Tenggara

  3. Rata-rata Alokasi Belanja Modal Provinsi Tahun Anggaran 2012 adalah 18,28%, dengan target Renstra 28%

  2. Rata-rata Alokasi Belanja Modal Provinsi Tahun Anggaran 2011 adalah 20,67%, dengan target Renstra 27%

  1. Rata-rata Alokasi Belanja Modal Provinsi Tahun Anggaran 2010 adalah 23,27%, dengan target Renstra 26%

  23,27 23,27 20,67 20,67 18,28 18,28 Catatan:

  27. Bali

  18. Kalimantan Tengah

  09. Bangka Belitung

  17. Kalimantan Barat

  32. Papua

  08. Sumatera Selatan

  25. Sulawesi Selatan

  16. Jawa Timur

  07. Bengkulu

  33. Papua Barat

  24. Sulawesi Tengah

  15. D.I. Yogyakarta

  06. Jambi

  27. Bali

  09. Bangka Belitung

  1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

  01. Aceh

  29. N.T.T

  20. Kalimantan Timur

  11. DKI Jakarta

  02. Sumatera Utara

  28. N.T.B

  19. Kalimantan Selatan

  10. Lampung

  45 2010 2011 2012 2013

  12. Jawa Barat

  40

  35

  30

  25

  20

  15

  10

  5

  03. Sumatera Barat

  21. Sulawesi Barat

  26. Sulawesi Tenggara

  15. D.I. Yogyakarta

  17. Kalimantan Barat

  08. Sumatera Selatan

  25. Sulawesi Selatan

  16. Jawa Timur

  07. Bengkulu

  33. Papua Barat

  24. Sulawesi Tengah

  06. Jambi

  30. Maluku

  32. Papua

  23. Gorontalo

  14. Jawa Tengah

  05. Kepulauan Riau

  31. Maluku Utara

  22. Sulawesi Utara

  13. Banten

  04. Riau

Dokumen yang terkait

ANALISIS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAERAH DALAM PENGOLAHAN DATA KEUANGAN PADA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BLITAR

1 16 23

PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN MELALUI SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KEUNGAN DAERAH PADA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT ACEH (DPRA)

0 3 1

EVALUASI PENERAPAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (SIPKD) DALAM PENYUSUNAN INFORMASI KEUANGAN DAERAH (IKD) DI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN LAMPUNG UTARA

10 84 90

PENGARUH SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN

0 1 12

BAB III GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN - BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

0 1 40

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN, PRINSIP PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH, PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN, DAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAERAH PADA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEPARA

1 1 16

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN - BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

0 0 23

PENGEMBANGAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH MELALUI CLINIC CENTER OLEH UNIT PELAKSANA TEKNISLABORATORIUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (UPT-LPKD) JAWA TIMUR Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 9

EVALUASI EFEKTIVITAS SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH PADA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH (DPPKAD) KABUPATEN BANGKA

0 0 17

EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENERIMAAN KAS HASIL RETRIBUSI DAERAH PADA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN ASET DAERAH (BPKAD) KOTA MADIUN - UNS Institutional Repository

0 1 14