SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH - Repository IPDN
SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH OLEH : FERNANDES SIMANGUNSONG KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
1
SELAMAT DATANG
PESERTA
ORIENTASI TUGAS DAN DUNGSI DEWAN
PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DALAM
MEMAHAMI PEMERINTAHAN DAERAH
SE-KABUPATEN BEKASI
PROVINSI PROVINSI JAWA BARAT
Kesepakatan
BersamaSelamat… Pagi! Semangat… Pagi! PESERTA OTF Luar…..Biasa Salam Kita
Biodata Narasumber
• Nama : Dr. Fernandes Simangunsong, S.STP, S.AP, M.Si
- Lahir : Jambi, 4 Maret 1977
- NIP : 19770304 1995 11 1 001
- Jabatan : Dosen Fungsional (Lektor Kepala)
- Pangkat : Pembina TK. I (IV/b)
- Instansi : Kampus IPDN Jatinangor • Alamat : Komp. Singgasana Pradana Jl. Karangkamulyan No.2 A Cibaduyut- BANDUNG
- Email :
- HP: 08122445916
- WA : 082119982722
KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA MERUPAKAN BAGIAN DARI KEKUASAAN PEMERINTAHAN KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA MERUPAKAN BAGIAN DARI KEKUASAAN PEMERINTAHAN BUPATI/WALI KOTA BUPATI/WALI KOTA GUBERNUR GUBERNUR OTORITAS DAN TANGGUNGJAWAB ATAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH OTORITAS DAN TANGGUNGJAWAB ATAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH MENYERAHKAN SEBAGIAN MENYERAHKAN SEBAGIAN MEMILIKI MEMILIKI PRESIDEN PEMEGANG KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA (Pasal 6 ayat (1) dan Pasal 7 ayat (1) UU 17/2003 PRESIDEN PEMEGANG KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA (Pasal 6 ayat (1) dan Pasal 7 ayat (1) UU 17/2003
Pasal 6 ayat (1) dan ayat (2) UU 17/2003
7
KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
SEKRETARIS DAERAH
SEKRETARIS DAERAH(KOORDINATOR PENGELOLAAN KEUDA)
(KOORDINATOR PENGELOLAAN KEUDA) PPKD Selaku BUD PENGGUNA ANGGARAN PPKD Selaku BUD PENGGUNA ANGGARAN (KEPALA SKPD)
(KEPALA BPKAD) (KEPALA SKPD) (KEPALA BPKAD) BENDAHARA BENDAHARA KUASA PA KUASA PA KUASA BUD KUASA BUD PPTK PPK-SKPD PPTK PPK-SKPD
8
Sumber Pendanaan UU No. 33/2004 Pemerintah Pusat Pemerintah Pusat
DAK Dana Otsus DBH DAU
Walikota Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Pinjaman Daerah
K/L menugaskan wewenang kepada Gubernur/Bupati/
K/L melimpahkan wewenang kepada Gubernur
Desentralisasi Desentralisasi
Daerah Dekonsentrasi Dekonsentrasi
Tugas Pembantuan Pemerintah Pusat kepada
Pembantuan Pemerintah Pusat kepada Daerah
Dana Penyesuaian Dana Hibah Dana Darurat Tugas
APBD APBD Pelaksanaan Urusan Pelaksanaan Urusan HUBUNGAN KEUANGAN PUSAT & DAERAH HUBUNGAN KEUANGAN PUSAT & DAERAH
Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah
APBN APBN Pembagian Urusan UU No. 32/2004
PAD UU No.28/2009
PAD UU No.28/2009
Pendapatan Transfer Pendapatan Transfer
Lain-lain Pendapatan yang Sah
Lain-lain Pendapatan yang Sah
Pembiayaan Pembiayaan
Surplus/Defisit Surplus/Defisit
Belanja Belanja
Penggunaan SILPA Pencairan Dana Cadangan
ESENSI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH ESENSI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PP 58/2005
1. Memungut Pajak & Retribusi PP 38/2007
2. Memperoleh Dana PP 41/2007
Perimbangan PMDN 13/2006
3. Melakukan Pinjaman PMDN 59/2007 PMDN 21/2011 PMDN 16/2013 HAK URUSAN URUSAN
- RKPD
Pendapatan
Pendapatan
RKPD Belanja KELOLA Belanja KELOLA Pemerintahan Pemerintahan
Pembiayaan
- Pembiayaan
Daerah Daerah Tujuan OTDA, al:
- KEWAJIBAN
Efisiensi dan
efektivitas sumber daya daya daerah Pelibatan
- Wajib •
1. Sinkronisasi program pusat & daerah masyarakat dlm Pilihan
- 2. Mengelola anggaran secara efisien dan
penyusunan Concurrent
- efektif
kebijakan daerah
3. Menyampaikan Laporan Keuangan yang
Peningkatan
- akuntabel
pelayanan umum Pelayanan dasar, pendidikan, dan kesejahteraan kesehatan, fasos dan fasum, masyarakat jaminan sosial................
10
SIKLUS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (APBD)
Perencanaan Pelaksanaan Penatausahaan Pertgjwban Pemeriksaan
Disusun dan disajikan Sesuai Rancangan Penatausahaan RPJMD RKPDSAP Pendapatan DPA-SKPD
- • Bendahara penerimaan
PEDUM APBD
Laporan Keuangan wajib menyetor o/ MDN Pemerintah Daerah Laporan Verifikasi penerimaannya ke rekening kas umum LRA daerah selambat-
- Neraca
Keuangan
- DPA-SKPD lambatnya 1 hari kerja KUA PPAS
Lap. Arus Kas diperiksa oleh
- CaLK
- Pelaksanaan APBD
Penatausahaan BPK
Belanja Nota
- • Penerbitan SPM-UP,
Kesepakatan Raperda PJ Pendapatan SPM-GU, SPM-TU dan SPM-LS oleh Kepala Pel APBD SKPD Belanja
- • Penerbitan SP2D oleh
Pedoman PPKD Persetujuan Penyusunan Pembiayaan
Bersama (KDH + RKA-SKPD o/ KDH Penatausahaan DPRD) Pembiayaan
- • Dilakukan oleh PPKD
Laporan Realisasi RKA-SKPD setelah 3 hari Semester Pertama RAPBD
Kekayaan dan Evaluasi o/ Kewajiban daerah R P-APBD Gubernur/MDN
- • Kas Umum •
Piutang 15 hari
- • Investasi
Evaluasi
- • Barang
Evaluasi Raperda APBD
- • Dana Cadangan
R P-APBD 7 hari
- • Utang
oleh Gubernur/ Oleh penyesuaian o/ Pemda Mendagri Gbrnr/MDN Akuntansi Keuangan Daerah Perda PJ Pel Perda P-APBD Perda APBD
APBD
11 PENGANGGARAN PENGANGGARAN
12
ANGGARAN DAERAH
ANGGARAN DAERAH
- Keuangan Daerah: Hak dan kewajiban dalam penyelenggaran pemerintahan daerah yang dinilai dengan uang, termasuk segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah.
- Keuangan Daerah: Hak dan kewajiban dalam penyelenggaran pemerintahan daerah yang dinilai dengan uang, termasuk segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah.
- Anggaran Daerah: Rencana keuangan tahunan
- Anggaran Daerah: Rencana keuangan tahunan “yang dibahas dan disetujui bersama” Pemerintah Daerah dan DPRD.
• Pasal 25 huruf d UU No. 32 Tahun 2004 tentang
• Pasal 25 huruf d UU No. 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, tugas dan wewenang KDH adalah “menyusun dan mengajukan” rancangan Perda tentang APBD kepada DPRD untuk dibahas dan ditetapkan bersama.
• Pasal 42 ayat (1) huruf b UU No. 32 Tahun 2004
• Pasal 42 ayat (1) huruf b UU No. 32 Tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah, tugas dan wewenang
“yang dibahas dan disetujui bersama” Pemerintah Daerah dan DPRD.
Pemerintahan Daerah, tugas dan wewenang KDH adalah “ menyusun dan mengajukan ” rancangan Perda tentang APBD kepada DPRD untuk dibahas dan ditetapkan bersama.
tentang Pemerintah Daerah, tugas dan wewenang
13
PERAN KDH & DPRD
DALAM PROSES PENYUSUNAN APBD
PERAN KDH & DPRD
DALAM PROSES PENYUSUNAN APBD
RKPD (KUA+PPAS RPJMD DPRD
Rakyat Kepala Daerah Visi/Misi
RAPBD Fungsi Budget
14
PROSES PENYUSUNAN RPJPD, RPJMD, RKPD & APBD PROSES PENYUSUNAN RPJPD, RPJMD, RKPD & APBD
(UU 17/2003, UU 25/2004 UU 32/2004, PP 8/2008) (UU 17/2003, UU 25/2004 UU 32/2004, PP 8/2008) Diacu RPJPD RPJPN RPJPN RPJPD
20 tahun 20 tahun pedoman pedoman Diperhatikan pedoman pedoman
RPJMD RPJMN RPJMD RPJMN Renstra Renstra
5 tahun Renstra Renstra
5 tahun SKPD SKPD dijabarkan dijabarkan
K/L K/L 5 tahun
1 tahun pedoman 1 tahun 5 tahun pedoman Diserasikan dg Musrenbang
Renja Renja Renja Renja
RKPD RKP RKPD RKP diacu
SKPD SKPD K/L K/L diacu 1 tahun
1 tahun 1 tahun
Dibahas bersama DPRD
KUA PPAS KUA PPAS NOTA KESEPAKATAN NOTA KESEPAKATAN PIMPINAN DPRD DGN KDH PIMPINAN DPRD DGN KDH PEDOMAN PEDOMAN
RKA-SKPD RKA-SKPD
PENYUSUNAN PENYUSUNAN RKA-SKPD RKA-SKPD TAPD TAPD
RAPERDA 1 tahun
Azas Umum APBD
Azas Umum APBD
APBD disusun sesuai kebutuhan APBD disusun sesuai kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan penyelenggaraan pemerintahan dan kemampuan pendapatan daerah. kemampuan pendapatan daerah.
Penyusunan APBD berpedoman kepada Penyusunan APBD berpedoman kepada RKPD dalam rangka mewujudkan pelayanan RKPD dalam rangka mewujudkan pelayanan kepada masyarakat. kepada masyarakat.
APBD mempunyai fungsi otorisasi, APBD mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi. distribusi, dan stabilisasi.
APBD, Perubahan APBD dan APBD, Perubahan APBD dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD setiap tahun ditetapkan dengan peraturan setiap tahun ditetapkan dengan peraturan
16
PRINSIP PENYUSUNAN APBD
PRINSIP PENYUSUNAN APBD
Partisipasi Masyarakat Partisipasi Masyarakat Transparansi dan Akuntabilitas Transparansi dan AkuntabilitasAnggaran Anggaran Disiplin Anggaran Disiplin Anggaran Keadilan Anggaran Keadilan Anggaran Efisiensi dan Efektivitas Anggaran Efisiensi dan Efektivitas Anggaran Taat Azas Taat Azas
17
FUNGSI APBD
FUNGSI APBD
Fungsi otorisasi: APBD menjadi dasar untuk Fungsi otorisasi: APBD menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan. bersangkutan.
Fungsi perencanaan: APBD menjadi pedoman bagi Fungsi perencanaan: APBD menjadi pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan. yang bersangkutan.
Fungsi pengawasan: APBD menjadi pedoman untuk Fungsi pengawasan: APBD menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan
daerah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
daerah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Fungsi alokasi: APBD diarahkan untuk menciptakan Fungsi alokasi: APBD diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja/mengurangi pengangguran dan lapangan kerja/mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian. dan efektivitas perekonomian.
Fungsi distribusi: APBD memperhatikan rasa keadilan Fungsi distribusi: APBD memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. dan kepatutan.
Fungsi stabilisasi: APBD menjadi alat untuk memelihara Fungsi stabilisasi: APBD menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian daerah. perekonomian daerah.
18 PELAKSANAAN APBD PELAKSANAAN APBD
19
Azas Umum Pelaksanaan APBD
Azas Umum Pelaksanaan APBD
Tidak diperkenankan melakukan Tidak diperkenankan melakukan pengeluaran atas beban anggaran pengeluaran atas beban anggaran belanja daerah untuk tujuan yang belanja daerah untuk tujuan yang tidak tersedia anggarannya, dan/atau tidak tersedia anggarannya, dan/atau yang tidak cukup tersedia yang tidak cukup tersedia anggarannya dalam APBD. anggarannya dalam APBD.
Belanja didasarkan pada prinsip Belanja didasarkan pada prinsip hemat, tidak mewah, efektif, efisien, hemat, tidak mewah, efektif, efisien, dan sesuai dengan ketentuan dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan. peraturan perundangan.
20
21
Pokok-Pokok Administrasi
Pelaksanaan APBD
Pokok-Pokok Administrasi
Pelaksanaan APBD
• SKPD tidak diperkenankan melakukan pungutan selain dari
yg ditetapkan dalam Perda.• Semua Penerimaan dilakukan melalui rekening kas umum
daerah.• Penerimaan SKPD tidak dapat langsung dipergunakan
untuk pengeluaran.• Setiap pengeluaran harus didukung oleh bukti yg lengkap
dan syah.• Pembayaran atas beban APBD dapat dilakukan
berdasarkan Surat Penyediaan Dana (SPD), atau DPA-SKPD, atau dokumen lain yang dipersamakan dengan SPD.• Pelaksanaan Pengeluaran atas beban APBD dilakukan
berdasarkan SPP, SPM.- Pembayaran dilakukan dengan penerbitan SP2D.
• SKPD tidak diperkenankan melakukan pungutan selain dari
yg ditetapkan dalam Perda.• Semua Penerimaan dilakukan melalui rekening kas umum
daerah.• Penerimaan SKPD tidak dapat langsung dipergunakan
untuk pengeluaran.• Setiap pengeluaran harus didukung oleh bukti yg lengkap
dan syah.• Pembayaran atas beban APBD dapat dilakukan
berdasarkan Surat Penyediaan Dana (SPD), atau DPA-SKPD, atau dokumen lain yang dipersamakan dengan SPD.• Pelaksanaan Pengeluaran atas beban APBD dilakukan
berdasarkan SPP, SPM.- Pembayaran dilakukan dengan penerbitan SP2D.
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
Esensi Esensi BLUD BLUD UU 17/2003 tentang Keuangan Negara UU 17/2003 tentang Keuangan Negara
Bagian Dari Bagian Dari UU 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara Reformasi UU 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara Reformasi Keuangan Keuangan UU 15/ 2004 tentang Pemeriksanaan UU 15/ 2004 tentang Pemeriksanaan Daerah Daerah Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara Negara PP 23/2005 sebagaimana telah diubah dgn PP 23/2005 sebagaimana telah diubah dgn PP 74/2012 tentang Perubahan Pengelolaan PP 74/2012 tentang Perubahan Pengelolaan PENINGKA PENINGKA
Pasal 68 & Keuangan Badan Layanan Umum Pasal 68 & EFISIENSI Keuangan Badan Layanan Umum EFISIENSI TAN TAN PP 24/2005 sebagaimana telah diubah dgn
69 PP 24/2005 sebagaimana telah diubah dgn
69 ANGGARA ANGGARA PELAYANA PELAYANA PP 71/2010 tentang Standar Akuntansi PP 71/2010 tentang Standar Akuntansi UU 1/2004 UU 1/2004 N N N N Pemerintah Pemerintah PP 58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan PP 58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Daerah
Instansi Pemerintah yg Instansi Pemerintah yg Perangkat Daerah yg Perangkat Daerah yg
Dalam rangka peningkatan kualitas Dalam rangka peningkatan kualitas mempunyai tugas & mempunyai tugas & memiliki spesifikasi memiliki spesifikasi pelayanan umum: pelayanan umum: fungsi memberikan fungsi memberikan teknis di bidang teknis di bidang
1.UU 24/2011 ttg Badan Penyelenggara layanan umum pada layanan umum pada pelayanan umum pelayanan umum
Jaminan Sosial (BPJS), mengamanatkan masyarakat masyarakat (seperti RSD)
(seperti RSD) agar Pemda memfasilitasi perangkat daerah untuk menerapkan PPK-BLUD.
2.Permendagri 37/2012, mengamanatkan Diberikan Fleksibilitas Dalam Diberikan Fleksibilitas Dalam
Pemda agar melakukan evaluasi kepada Pola Pengelolaan Keuangan Pola Pengelolaan Keuangan
SKPD/Unit yang TUSInya memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk
22
Pajak Daerah & Retribusi Daerah Pajak Daerah & Retribusi Daerah Esensi Kesiapan Esensi Kesiapan Dasar hukum UU 28/2009 tentang Dasar hukum UU 28/2009 tentang Daerah Daerah No Kesiapan Daerah Jumlah Pemungutan PDRD Pemungutan PDRD
Daerah Daerah dilarang memungut pajak selain yang Daerah dilarang memungut pajak selain yang tercantum dalam UU 28/2009 (closed list). tercantum dalam UU 28/2009 (closed list).
1 Perda yang telah siap: 338 Memperluas Objek PDRD PKB, BBN-KB, Pajak Memperluas Objek PDRD PKB, BBN-KB, Pajak
a. Memungut tahun
1 Hotel, Pajak Restoran Hotel, Pajak Restoran
2011 Menambah Jenis PDRD antara lain Pajak Menambah Jenis PDRD antara lain Pajak
b. Memungut tahun
17 Rokok, PBB-P2 dan BPHTB Rokok, PBB-P2 dan BPHTB
2012 Menaikkan tarif maksimum beberapa jenis Menaikkan tarif maksimum beberapa jenis
c. Memungut tahun 105 PD, PKB, BBN-KB, PBB-KB, Pajak Hiburan, PD, PKB, BBN-KB, PBB-KB, Pajak Hiburan, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak 2013 Parkir Parkir d. Memungut tahun 215
Diskresi Penetapan Tarif , Daerah bebas Diskresi Penetapan Tarif , Daerah bebas 2014 menetapkan tarif dalam batas tarif minimum menetapkan tarif dalam batas tarif minimum dan maksimum yang ditetapkan dalam UU. dan maksimum yang ditetapkan dalam UU.
2 Raperda (dalam 119 proses)
3 Belum menyusun
35 Sampai dengan Juli 2013, Raperda Sampai dengan Juli 2013,
Mulai 1 Januari 2014, PBB- Mulai 1 Januari 2014, PBB- sejumlah 35 daerah sejumlah 35 daerah
Total 492 P2 belum menyusun Raperda
P2 belum menyusun Raperda efektif menjadi Pajak efektif menjadi Pajak mengenai mengenai
Daerah Pemungutan PBB-P2
Daerah Pemungutan PBB-P2
23
Pinjaman Daerah Pinjaman Daerah
ISUE STRATEGIS PINJAMAN DAERAH ESENSI
1.Perlu adanya pemahaman yang utuh dari
1.Perlu adanya pemahaman yang utuh dari Pendapata Pemda dan DPRD terkait pinjaman daerah Pendapata Pemda dan DPRD terkait pinjaman daerah Belanja Belanja seperti: kelengkapan dokumen persyaratan, seperti: kelengkapan dokumen persyaratan, n n yang dapat berakibat menghambat proses yang dapat berakibat menghambat proses pertimbangan Mendagri dan atau pertimbangan Mendagri dan atau Defisit persetujuan Menkeu; persetujuan Menkeu;
APBD
2.Pengajuan pinjaman daerah, perlu
2.Pengajuan pinjaman daerah, perlu memperhatikan besaran suku bunga bank memperhatikan besaran suku bunga bank dan biaya adm bank lainnya agar tidak dan biaya adm bank lainnya agar tidak membebani APBD; membebani APBD;
Penerimaan Pembiayaan Penerimaan Pembiayaan
3. Memenuhi kewajiban sebagaimana
3. Memenuhi kewajiban sebagaimana Penjualan Penjam
Penjam diamanatkan PP 30 Thn 2011, pasal 36 ayat diamanatkan PP 30 Thn 2011, pasal 36 ayat SiLP Dana kekayaan daerah an
(4) salinan perjanjian pinjaman jangka an (4) salinan perjanjian pinjaman jangka
A Cadangan yg dipisahkan Daerah menengah atau pinjaman jangka panjang
Daerah menengah atau pinjaman jangka panjang yang telah ditandatangani disampaikan yang telah ditandatangani disampaikan kepada BPK, Menkeu, dan Mendagri dan kepada BPK, Menkeu, dan Mendagri dan
pasal 59, untuk menyampaikan laporan
pasal 59, untuk menyampaikan laporan posisi kumulatif pinjaman dan kewajiban posisi kumulatif pinjaman dan kewajiban Sumber Sumber Jenis Jenis pinjaman kepada Mendagri setiap semester pinjaman kepada Mendagri setiap semester Pinjaman Pinjaman Pinjaman Pinjaman dlm TA berjalan, implikasinya adalah dlm TA berjalan, implikasinya adalah
1. Pemerintah
1. Jangka Pendek sanksi penundaan penyaluran dana Syarat: sanksi Syarat: penundaan penyaluran dana
2. Pemda Lainnya
2. Jangka perimbangan. perimbangan.
3. Lembaga Menengah Keuangan Bank
3. Jangka Panjang
1.PP 30/2011
1.PP 30/2011
4. Lembaga
2.Permenkeu
2.Permenkeu Keuangan Bukan
137/ 137/ Bank
5. Masyarakat PMK.07/2012 PMK.07/2012
24 PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD
25
Pokok-Pokok Pertanggungjawaban Pokok-Pokok Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Pelaksanaan APBD
Kepala SKPD menyelenggarakan akuntansi atas transaksi
Kepala SKPD menyelenggarakan akuntansi atas transaksi
keuangan, dan menyiapkan laporan Keuangan; sebagai sarana
keuangan, dan menyiapkan laporan Keuangan; sebagai sarana
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD di lingkungan SKPDnya;
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD di lingkungan SKPDnya;
Laporan Keuangan SKPD terdiri dari laporan realisasi anggaran,
Laporan Keuangan SKPD terdiri dari laporan realisasi anggaran,
neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan; neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan;Pejabat Pengelola Keuda menyelenggarakan akuntansi atas
Pejabat Pengelola Keuda menyelenggarakan akuntansi atas
transaksi keuangan, dan menyusun laporan keuangan
transaksi keuangan, dan menyusun laporan keuangan
pemerintah daerah. Laporan keuangan pemerintah daerah
pemerintah daerah. Laporan keuangan pemerintah daerah
terdiri dari laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas,
terdiri dari laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas,
dan catatan atas laporan keuangan yang dilampiri laporan
dan catatan atas laporan keuangan yang dilampiri laporan
ikhtisar realisasi kinerja dan laporan keuangan BUMD; ikhtisar realisasi kinerja dan laporan keuangan BUMD;Laporan keuangan disusun dan disajikan sesuai dengan standar
Laporan keuangan disusun dan disajikan sesuai dengan standar
akuntansi pemerintahan; akuntansi pemerintahan;Laporan keuangan diperiksa BPK sebelum diajukan dalam
Laporan keuangan diperiksa BPK sebelum diajukan dalam
bentuk Rancangan Peraturan Daerah kepada DPRD. bentuk Rancangan Peraturan Daerah kepada DPRD.26
PASAL 96 LAP. KEU BERDASAR “ SAP” PASAL 296 (AYAT 4) LAP. KEU BERDASARKAN
TERWUJUDNYA AKUNTABILITAS & TRANSPARANSI KEUANGAN DAERAH TERWUJUDNYA AKUNTABILITAS & TRANSPARANSI KEUANGAN DAERAH PP 58/2000 PP 58/2000 PP 24/2005 PP 71/2010 PP 24/2005 PP 71/2010 BERDASAR SAP BERDASAR SAP LAPORAN KEUANGAN BERKUALITAS
“ SAP”
UU 34/2004 UU 34/2004 UU 33/2004 UU 33/2004 UU 17/2003 UU 17/2003 MEWAJIBKAN PEMERINTAH DAERAH STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (SAP) STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (SAP) PERMENDAGRI 13/2006 PERMENDAGRI 13/2006 LAP KEU:
- DIPAHAMI
- DIPAHAMI
- RELEVAN
- RELEVAN
- ANDAL
- ANDAL
- DAPAT DIBANDING- KAN
- DAPAT DIBANDING- KAN LAP KEU:
PASAL 32 (AYAT 1) LAP. KEU BERDASAR SAP UU 15/2004 UU 15/2004 Audit Oleh BPK : Meningkatkan Kredibilitas Laporan Keuangan LAP.KEUANGAN PP 24/2005 : (NERACA; LAP.ARUS KAS; LAP. REALISASI ANGGARAN; CATATAN ATAS LAP. KEUANGAN) LAP.KEUANGAN PP 24/2005 : (NERACA; LAP.ARUS KAS; LAP. REALISASI ANGGARAN; CATATAN ATAS LAP. KEUANGAN) Akuntansi Pemerintah Akuntansi Pemerintah
27
Pedoman-pedoman: Pedoman-pedoman:
1. Surat Edaran Nomor SE.900/316/BAKD, tanggal 5 april 2007, perihal
1. Surat Edaran Nomor SE.900/316/BAKD, tanggal 5 april 2007, perihal Pedoman Sistem dan Prosedur Penatausahaan dan Akuntansi, Pelaporan dan Pedoman Sistem dan Prosedur Penatausahaan dan Akuntansi, Pelaporan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah. Pertanggungjawaban Keuangan Daerah.
2. Surat Edaran Nomor SE.900/743/BAKD, tanggal 4 September 2007,
2. Surat Edaran Nomor SE.900/743/BAKD, tanggal 4 September 2007, perihal Modul Akuntansi Pemerintah Daerah. perihal Modul Akuntansi Pemerintah Daerah.
3. Permendagri Nomor 65/2007 tentang Pedoman Evaluasi Rancangan
3. Permendagri Nomor 65/2007 tentang Pedoman Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD dan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD dan Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD
4. Surat Edaran Nomor SE.900/079/BAKD, tanggal 12 Februari 2008,
4. Surat Edaran Nomor SE.900/079/BAKD, tanggal 12 Februari 2008,
perihal Pedoman Penyusunan Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah.
perihal Pedoman Penyusunan Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah.
5. Surat Edaran Nomor SE.900/758/BAKD, tanggal 13 Desember 2008,
5. Surat Edaran Nomor SE.900/758/BAKD, tanggal 13 Desember 2008, perihal Modul Teknis Akuntansi dan Ilustrasi Penerapan Kebijakan Akuntansi perihal Modul Teknis Akuntansi dan Ilustrasi Penerapan Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah
6. Permendagri 55 Tahun 2008 tanggal 1 Desember 2008 tentang Tata Cara
6. Permendagri 55 Tahun 2008 tanggal 1 Desember 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara serta Penyampaiannya serta Penyampaiannya
7. Surat Edaran Nomor SE.900/762/BAKD, tanggal 26 Oktober 2010,
7. Surat Edaran Nomor SE.900/762/BAKD, tanggal 26 Oktober 2010,
28 LAPORAN KEUANGAN LAPORAN KEUANGAN Catatan Atas Laporan Keuangan:
- Aset Lancar - Investasi - Aset Tetap - Dana Cadangan - Aset Lain-lain
- Anggaran – Realisasi Surplus/Defisit Anggaran – Realisasi Pembiayaan SILPA
- Anggaran – Realisasi Surplus/Defisit Anggaran – Realisasi Pembiayaan SILPA
- Kewajiban Jangka Pendek - Kewajiban Jangka Panjang
- Ekuitas Dana Lancar - Ekuitas Dana Investasi - Ekuitas Dana Cadangan
Catatan Atas Laporan Keuangan:
Neraca Daerah Aset
Kewajiban
Ekuitas Dana
Laporan Arus Kas Saldo Awal Penerimaan Operasional Investasi Pembiayaan Pengeluaran Non Anggaran Saldo Akhir Laporan Arus Kas Saldo Awal Penerimaan Operasional Investasi Pembiayaan Pengeluaran Non Anggaran Saldo Akhir
Laporan Realisasi Anggaran Anggaran – Realisasi Pendapatan Anggaran – Realisasi Belanja
Laporan Realisasi Anggaran Anggaran – Realisasi Pendapatan Anggaran – Realisasi Belanja
- Menyajikan Informasi secara Kualitatif & Kuantitaf - Atas akun-akun pada:
- Laporan Realisasi APBD,
- Neraca, dan - Laporan Arus Kas.
- Menyajikan Informasi secara Kualitatif & Kuantitaf - Atas akun-akun pada:
- Laporan Realisasi APBD,
- Neraca, dan - Laporan Arus Kas.
29 Mekanisme Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Mekanisme Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD
KDH BPK Penyampaian LK Paling Lambat 3 Bulan Setelah TA Berakhir Surat LK Pemda
LK Pemda Surat LK Pemda LK Pemda Pernyataan (LRA, Neraca, Pernyataan (LRA, Neraca,
(LRA, Neraca, (LRA, Neraca, KDH LAK, CALK) KDH LAK, CALK) LAK, CALK) LAK, CALK) Lap. Kinerja Lap. Kinerja
Lap. Kinerja Lap. Kinerja & & & &
Ikhtisar LK BUMD Ikhtisar LK BUMD Surat Ikhtisar LK BUMD Ikhtisar LK BUMD Surat Pernyataan Pernyataan KDH KDH Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan Lap.
Paling Lama 2 Bulan Lap. Tanggapan & Tanggapan & Hasil Hasil Setelah LK Diterima Penyesuaian Penyesuaian Pemeriksaan Pemeriksaan Ya Melewati batas Melewati batas waktu waktu LK Pemda LK Pemda (LRA, Neraca, (LRA, Neraca,
Tidak LAK, CALK) LAK, CALK) Lap. Kinerja Lap. Kinerja Lap. Lap. & & Hasil Pemeriksaan Ikhtisar LK BUMD Hasil Pemeriksaan Ikhtisar LK BUMD Pembahas an LK Pemda
30
LAMPIRAN LAMPIRAN
31
KUALITAS PENGELOLAAN APBD
KUALITAS PENGELOLAAN APBD
Ketepatan Waktu Penetapan Perda APBD (2010-2013);
Ketepatan Waktu Penetapan Perda APBD (2010-2013);
1
1 Kualitas Pendapatan APBD (Porsi PAD Terhadap Kualitas Pendapatan APBD (Porsi PAD Terhadap
2
2 Pendapatan Daerah); Pendapatan Daerah); Kualitas Belanja APBD (Porsi Belanja Pegawai Terhadap Kualitas Belanja APBD (Porsi Belanja Pegawai Terhadap
3
3 Belanja Daerah); Belanja Daerah);
Kualitas Pelaksanaan APBD (Persentase Penyerapan
Kualitas Pelaksanaan APBD (Persentase Penyerapan
4
4 Belanja-SiLPA Rendah); Belanja-SiLPA Rendah); Kualitas Pertanggungjawaban APBD. Kualitas Pertanggungjawaban APBD.
5
5
32
PENGELOLAAN KEUANGAN
Daerah (52,34%) PROVINSI PROVINSI KABUPATEN DAN KOTA KABUPATEN DAN KOTA
27 Daerah (81,82%)
27 Daerah (81,82%)
(62,32%) 306 Daerah (62,32%)
DAERAH 306 Daerah
29 Daerah (87,88%)
29 Daerah (87,88%)
28 Daerah (84,85%)
28 Daerah (84,85%)
21 Daerah (63,64%)
21 Daerah (63,64%)
Penetapan Perda APBD Tepat Waktu
(2010-2013)
Penetapan Perda APBD Tepat Waktu
(2010-2013)
2010 2011 2012 2013
(32,59%) 160 Daerah (32,59%)
Daerah (26,68%) 160 Daerah
131 Daerah (26,68%) 131
50 100 150 200 250 300 350
30 2010 2011 2012 2013
28
26
24
22
20
257 Daerah (52,34%) 257
Pendapatan Daerah
Pendapatan Daerah
Agregat APBD Tahun 1994 s.d 2011
Agregat APBD Tahun 1994 s.d 2011
UU 22/1999 dan UU 25/2009 Catatan:
1. Diolah dari beberapa sumber (Data APBD Ditjen Keuangan Daerah dan www.djpk.depkeu.go.id)
34
(triliun rupiah)
Struktur Pendapatan APBD Lima Tahun Terakhir
Struktur Pendapatan APBD Lima Tahun Terakhir
Catatan: TAHUN TOTAL PENDAPATAN PAD % DANA PERIMBANGAN % LAIN2 PD YG SAH % Provinsi, Kabupaten dan Kota 2009 388,34 62,69 16% 283,50 73% 42,15 11% 2010 403,93 71,91 18% 292,61 72% 39,42 10% 2011 477,76 90,15 19% 327,16 68% 60,45 13% 2012 577,08 122,74 20% 381,07 66% 83,26 14% 2013 682,34 140,27 21% 432,79 63% 109,28 16% Provinsi 2009 95,91 42,51 44% 43,63 45% 9,77 10% 2010 102,43 47,33 46% 45,02 44% 10,07 10% 2011 119,04 59,60 50% 47,43 40% 12,01 10% 2012 162,76 75,07 46% 54,69 34% 33,00 20% 2013 198,20 92,45 47% 62,88 32% 42,87 22% Kabupaten/ Kota 2009 292,43 20,18 7% 239,87 82% 32,38 11% 2010 301,51 24,58 8% 247,58 82% 29,35 10% 2011 358,72 30,55 9% 279,73 78% 48,44 14% 2012 414,32 37,67 9% 326,38 79% 50,26 12% 2013 484,14 47,82 10% 369,91 76% 66,42 14%
Trend Pendapatan APBD Lima Tahun Terakhir
Trend Pendapatan APBD Lima Tahun Terakhir
(triliun rupiah) 800.00
682.34 700.00
576.71 600.00
484.14 477.76 500.00
413.95 403.93 388.34
400.00 358.72 301.51
292.43 300.00
198.20 200.00
162.76 119.04 102.43
95.91 100.00
- 2009 2010 2011 2012 2013 PROV/KAB/KOTA PROVINSI KABUPATEN/KOTA
Catatan:
36
Trend Pendapatan APBD dan Proporsi PAD Trend Pendapatan APBD dan Proporsi PAD
Tiga Tahun Terakhir Tiga Tahun Terakhir 700
682 T 600
577 T 484T
500 414 T 477 T
400 358 T
300 198 T 162 T
200 140 T 119 T 122 T
90 T
92 T 100 21%
75 T
60 T 20%
48 T 47% 19%
37 T
30T 46% 50% 9% 10% 9%
2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013
PROV/KAB/KOTA PROVINSI KAB/KOTA
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Total Pendapatan
37
Belanja Daerah
Belanja Daerah
Agregat APBD Tahun 1994 s.d 2011
Agregat APBD Tahun 1994 s.d 2011
UU 22/1999 dan UU 25/2009 Catatan:
1. Diolah dari beberapa sumber (www.djpk.depkeu.go.id dan Data APBD Ditjen Keuangan Daerah)
38
Tahun Total Belanja APBD Belanja Pegawai % Belanja Barang & Jasa % Belanja Modal % Provinsi, Kabupaten dan Kota 2009 429,33 180,31
18 2013 213,02 39,03 18 50,94 24 43,04
25 Struktur Belanja APBD Lima Tahun Terakhir
Struktur Belanja APBD Lima Tahun Terakhir
24 2013 523,54 257,05 49 97,11 19 132,47
23 2012 443,53 225,85 51 80,31 18 105,88
20 2011 385,42 196,80 51 70,04 18 87,14
27 2010 358,94 168,70 47 55,55 15 70,06
20 Kabupaten/ Kota 2009 322,72 151,44 47 54,92 17 87,30
21 2012 174,02 35,53 20 41,99 24 31,82
42 79,58 19 114,52
23 2011 127,92 31,55 25 33,80 26 26,43
24 2010 113,13 29,83 26 26,95 24 26,30
24 Provinsi 2009 105,60 27,18 26 24,49 23 25,80
22 2013 736,56 296,08 40 148,05 20 175,51
22 2012 617,54 261,38 42 122,30 20 137,69
22 2011 513,34 228,34 44 103,83 20 113,57
27 2010 444,00 198,54 45 82,51 19 96,36
Catatan: Diolah dari beberapa sumber (Data APBD Ditjen Keuangan Daerah dan (triliun rupiah)
Trend Belanja APBD dan Proporsi Belanja Pegawai
Trend Belanja APBD dan Proporsi Belanja Pegawai
Tiga Tahun Terakhir
Tiga Tahun Terakhir
triliun rupiah triliun rupiah PROV/KAB/KOTA PROVINSI KAB/KOTA800.00 736.56
700.00 617.54
600.00 523.54 513.34
500.00 443.53 385.42
400.00 300.00 213.02
40% 174.02
42% 200.00
44% 127.92
49% 51% 296.08
51% 261.38
257.05 100.00
228.34 225.85 196.80
18% 25% 20%
39.03
0.00
31.55
35.53 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013
TOTAL PROPORSI BELANJA PEGAWAI TERHADAP TOTAL
BELANJA BELANJA41
Alokasi Belanja Modal Provinsi TA. 2010-2013 Alokasi Belanja Modal Provinsi TA. 2010-2013
03. Sumatera Barat
31. Maluku Utara
22. Sulawesi Utara
13. Banten
04. Riau
30. Maluku
21. Sulawesi Barat
12. Jawa Barat
29. N.T.T
14. Jawa Tengah
20. Kalimantan Timur
11. DKI Jakarta
02. Sumatera Utara
28. N.T.B
19. Kalimantan Selatan
10. Lampung
01. Aceh
05. Kepulauan Riau
23. Gorontalo
18. Kalimantan Tengah
26. Sulawesi Tenggara
3. Rata-rata Alokasi Belanja Modal Provinsi Tahun Anggaran 2012 adalah 18,28%, dengan target Renstra 28%
2. Rata-rata Alokasi Belanja Modal Provinsi Tahun Anggaran 2011 adalah 20,67%, dengan target Renstra 27%
1. Rata-rata Alokasi Belanja Modal Provinsi Tahun Anggaran 2010 adalah 23,27%, dengan target Renstra 26%
23,27 23,27 20,67 20,67 18,28 18,28 Catatan:
27. Bali
18. Kalimantan Tengah
09. Bangka Belitung
17. Kalimantan Barat
32. Papua
08. Sumatera Selatan
25. Sulawesi Selatan
16. Jawa Timur
07. Bengkulu
33. Papua Barat
24. Sulawesi Tengah
15. D.I. Yogyakarta
06. Jambi
27. Bali
09. Bangka Belitung
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
01. Aceh
29. N.T.T
20. Kalimantan Timur
11. DKI Jakarta
02. Sumatera Utara
28. N.T.B
19. Kalimantan Selatan
10. Lampung
45 2010 2011 2012 2013
12. Jawa Barat
40
35
30
25
20
15
10
5
03. Sumatera Barat
21. Sulawesi Barat
26. Sulawesi Tenggara
15. D.I. Yogyakarta
17. Kalimantan Barat
08. Sumatera Selatan
25. Sulawesi Selatan
16. Jawa Timur
07. Bengkulu
33. Papua Barat
24. Sulawesi Tengah
06. Jambi
30. Maluku
32. Papua
23. Gorontalo
14. Jawa Tengah
05. Kepulauan Riau
31. Maluku Utara
22. Sulawesi Utara
13. Banten
04. Riau