AKTIVITAS KOMUNIKASI RITUAL SEREN TAUN (Studi Etnografi Aktivitas Komunikasi Ritual Seren Taun di Kasepuhan Cisungsang) - FISIP Untirta Repository

AKTIVITAS KOMUNIKASI RITUAL

  (Studi Etnografi Aktivitas Komunikasi Ritual Seren Taun di Kasepuhan Cisungsang) SKRIPSI

  Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Program Studi Ilmu Komunikasi

  Oleh :

JUHENDI NIM 6662121051 KONSENTERASI HUBUNGAN MASYARAKAT PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2018

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  • -Juhendi-

  Persembahan Skripsi ini penulis persembahkan kepada : Ibu dan Bapak yang luar biasa sabar, mereka orang tua yang punya pemikiran

progresif, meraka sadar bahwa pendidikan adalah bekal yang paling berharga untuk

diwariskan, mereka paham betul bagaimana pendidikan bisa menuntun seseorang.

Mereka orang tua yang membebaskan anaknya untu melakukan apapun selama bisa

bertanggung jawab dan menyelesaikannya. Hatur nuhun Ibu, Bapak..

  

ABSTRAK

Juhendi. NIM 6662121051. Skripsi. Aktivitas Komunikasi Ritual Seren Taun

(Studi Etnografi Aktivitas Komunikasi Ritual Seren Taun di Kasepuhan

Cisungsang).

  Kasepuhan Cisungsang merupakan komunitas adat yang terletak di Lebak-Banten, masyarakat Cisungsang masih menjaga adat istiadat warisan Karuhun seperti

  

seren taun. Ritual seren taun merupakan sebuah prosesi yang unik, seren taun

  dilaksanakan selama7 (tujuh) hari 7 (tujuh) malam dengan berbagai rangkaian ritual adat. Ritual seren taun mencerminkan sebuah aktivitas komunikasi yang kompleks, yang di dalamnya terdapat peristiwa-peristiwa komunikasi yang khas yang melibatkan tindak-tindak komunikasi tertentu dan dalam konteks komunikasi yang tertentu pula. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi komunikasi, yang memfokuskan pada aktivitas komunikasi yang terjadi selama ritual Seren Taun. Dell Hymes membagi aktivitas komunikasi meliputi situasi komunikatif, peristiwa komunikatif dan tindakan komunikatif. Situasi komunikatif menjelaskan tentang konteks terjadinya komunikasi, sedangkan peristiwa komunikatif merupakan keseluruhan komponen peristiwa komunikasi yang meliputi setting, partisipants, ends, act sequence, keys,

  

instrumentalities, norm, dan genre. Tindakan komunikatif merupakan fungsi

  interaksi tunggal, seperti pernyataan, permohonan, perintah ataupun perilaku non verbal. Hasil penelitian menunjukan bahwa aktivitas komunikasi ritual seren taun di Cisungsang memiliki ciri khas tersendiri, peristiwa yang muncul disetiap ritual memiliki maksud dan tujuan tertentu pula, ritual melibatkan tindak-tindak komunikasi yang tidak hanya komunikasi vertikal (manusia dengan manusia) tapi juga komunikasi horizontal (manusia dengan leluhur dan Sang Pencipta). Artefak yang digunakan memiliki fungsi tersendiri sebagai identitas dan juga sebagai media komunikasi yang sifatnya non verbal. Situasi, peristiwa ataupun tindakan komunikatif semuanya merujuk pada suatu aktivitas komunikasi yang mencerminkan rasa syukur masyarakat adat Kasepuhan kepada Tuhan yang maha kuasa atas berkah yang telah diberikan.

  

Kata Kunci : Kasepuhan, Seren Taun, etnografi komunikasi, situasi

komunikatif, peristiwa komunikatif, tindakan komunikatif.

  

ABSTRACT

Juhendi. NIM 6662121051. Thesis. Communication Activity of Seren Taun

Ritual (Ethnographic Study Communication Activity of Seren Taun Ritual in

Kasepuhan Cisungsang).

  

Kasepuhan Cisungsang is an indigenous community located in Lebak-Banten,

Cisungsang people still maintain customs of Karuhun heritage such as seren taun.

The seren taun ritual is a unique procession, seren taun is performed for 7 (seven)

days 7 (seven) nights with various customary rituals. The seren taun ritual reflects

a complex communication activity, in which there are distinctive communication

events that involve certain communication actions and in certain communication

contexts. This research uses qualitative method with ethnographic approach of

communication, which focus on communication activity that happened during

Seren Taun ritual. Dell Hymes divides communication activities including

communicative situations, communicative events and communicative actions. The

communicative situation describes the context of communication, whereas

communicative events are the entire components of communication events that

include settings, participatory, ends, act sequences, keys, instrumentalities,

norms, and genres. Communicative action is a single interaction function, such as

statements, requests, orders or non-verbal behavior. The results showed that the

activity of ritual communication seren taun in Cisungsang has its own

characteristics, the events that appear in each ritual have a certain purpose and

purpose also, the ritual involves communication acts that are not only vertical

communication (human with human) but also horizontal communication (human

with the ancestors and the Creator). Artifacts used have its own function as an

identity and also as a non-verbal communication medium. Situations, events or

communicative actions all refer to a communication activity that reflects the

gratitude of the Kasepuhan indigenous people to God Almighty over the blessings

that have been given.

  

Keywords: Kasepuhan, seren taun, ethnography of communication,

communicative situation, communicative events, communicative action.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi dengan judul

  “Aktivitas Komunikasi Ritual Seren Taun (Studi Etnografi Aktivitas Komunikasi Ritual Seren Taun di Kasepuhan Cisungsang) ”. Skripsi penelitian

  ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) pada program studi Ilmu Komunikasi.

  Dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada,

  1. Bapak Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.Pd Selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 3. Ibu Dr. Rahmi Winangsih, M.Si Selaku Ketua Program Studi Ilmu

  Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 4. Bapak Darwis Sagita, M.I.Kom Selaku Sekretaris Program Studi Ilmu

  Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 5. Bapak Prof. A. Sihabudin Selaku dosen pembimbing skripsi I yang telah membimbing penulis selama proses bimbingan sehingga skripsi ini dapat selesai.

  6. Bapak Dr. Yoki Yusanto M.I.Kom Selaku dosen pembimbing skripsi II.

  Terima kasih atas masukan dan saran yang diberikan sehingga skripsi ini dapat selesai.

  7. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Terima kasih atas ilmu yang diberikan selama ini.

  8. Abah Usep Suyatma (Ketua adat Kasepuhan Cisungsang) yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian tentang Kasepuhan Cisungsang.

  9. Om Nochi (Henriana Hatra) selaku sekretaris Kasepuhan Cisungsang yang telah membantu penulis dari proses awal sampai penelitian selesai.

  10. Ibu dan Bapak yang terkasih, Ibu Rohani dan Bapak Adhia. Terima kasih atas doa, kasih sayang serta dukungan yang tidak pernah berhenti.

  11. Sahabat dan teman-teman yang sudah mau direpotkan. Terima kasih banyak.

  Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi maupun penyajiannya masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis menanti saran yang membangun guna kesempuraan penelitian ini. Akhir kata semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat sebagai referensi penelitian bagi pembaca.

  Serang, Juni 2018 Juhendi

  

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................

PERNYATAAN ORISINALITAS ....................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................. iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................ iv

ABSTRAK ............................................................................................. v

ABSTRACT ............................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ........................................................................... vii

DAFTAR ISI .......................................................................................... ix

DAFTAR TABEL.................................................................................. xiii

DAFTAR DIAGRAM ........................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................

  1

  1.1

  1 Latar Belakang Penelitian .................................................................

  1.2

  7 Rumusan Penelitian ...........................................................................

  1.3

  7 Identifikasi Penelitian........................................................................

  1.4

  8 Tujuan Penelitian ..............................................................................

  1.5

  8 Manfaat Penelitian ............................................................................

  1.5.1

  8 Manfaat Teoritis ..................................................................

  1.5.2

  8 Manfaat Praktis ....................................................................

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................

  10

  2.1

  10 Komunikasi Ritual ............................................................................

  2.2

  11 Komunikasi Budaya ..........................................................................

  2.3

  12 Upacara Adat .....................................................................................

  2.4

  13 Komunikasi Verbal ...........................................................................

  2.5

  13 Komunikasi Non Verbal ...................................................................

  2.5.1

  14 Jenis-jenis Komunikasi Non Verbal ....................................

  2.5.2

  17 Fungsi Komunikasi Non Verbal ..........................................

  2.6

  19 Etnografi Komunikasi .......................................................................

  2.6.1

  19 Pengertian Etnografi Komunikasi .......................................

  2.6.2

  20 Objek Penelitian Etnografi Komunikasi ..............................

  2.6.3

  22 Komponen Komunikasi Dell Hymes ...................................

  2.7

  24 Kerangka Pemikiran ..........................................................................

  2.8

  27 Penelitian Terdahulu .........................................................................

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...........................................

  32

  3.1

  33 Metode Penelitian..............................................................................

  3.2

  33 Fokus Penelitian ...............................................................................

  3.3

  33 Teknik Pengumpulan Data ................................................................

  3.3.1

  34 Observasi .............................................................................

  3.3.2

  35 Wawancara Mendalam ........................................................

  3.3.3

  37 Informan Penelitian .............................................................

  3.3.4

  42 Dokumentasi ........................................................................

  3.3.5

  43 Studi Pustaka .......................................................................

  3.4

  43 Teknis Analisis Data .........................................................................

  3.4.1

  44 Deskripsi ..............................................................................

  3.4.2

  44 Analisis ................................................................................

  3.4.3

  44 Interpretasi ..........................................................................

  3.5

  45 Lokasi dan Jadwal Penelitian ............................................................

  3.5.1

  45 Lokasi Penelitian .................................................................

  3.5.2

  45 Jadwal Penelitian .................................................................

  BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................

  46 4.1 Profil Objek Penelitian ......................................................................

  46

  4.3

  52 Hasil Studi Lapangan ........................................................................

  4.3

  68 Pembahasan .......................................................................................

  4.3.1

  68 Aktivitas Komunikasi Ritual Rasul pare di Leuit .......................

  4.3.1.1

  68 Situasi Komunikatif Rasul Pare di Leuit ..............................

  4.3.1.2

  68 Peristiwa Komunikatif Rasul Pare di Leuit ..........................

  4.3.1.3

  72 Tindakan Komunkatif Rasul Pare di Leuit ...........................

  4.3.2

  73 Aktivitas Komunikasi Ritual Bubuka (Mantun) .........................

  4.3.2.1

  73 Situasi Komunikatif Bubuka (Pantun tradisional) .................

  4.3.2.2

  74 Peristiwa Komunikatif Bubuka (Pantun tradisional) .............

  4.3.2.3

  78 Tindakan Komunikatif Bubuka (Pantun tradisional) .............

  4.3.3

  78 Aktivitas Komunikasi Ritual Balik Taun Rendangan .................

  4.3.3.1

  78 Situasi Komunikatif Balik Taun Rendangan .........................

  4.3.3.2

  79 Peristiwa Komunikatif Balik Taun Rendangan ......................

  4.3.3.3

  84 Tindakan Komunikatif Balik Taun Rendangan ......................

  4.3.4

  84 Aktivitas Komunikasi Ritual Ngareremokeun ............................

  4.3.4.1

  84 Situasi Komunikatif Ngareremokeun .....................................

  4.3.4.2

  85 Peristiwa Komunikatif Ngareremokeun .................................

  4.3.4.3

  89 Tindakan Komunikatif Ngareremokeun .................................

  4.3.5

  89 Aktivitas Komunikasi Ritual Upacara Adat ................................

  4.3.5.1

  89 Situasi Komunikatif Upacara Adat .........................................

  4.3.5.2

  92 Peristiwa Komunikatif Upacara Adat .....................................

  4.3.5.3

  97 Tindakan Komunikatif ............................................................

  BAB V PENUTUP .................................................................................

  98

  5.1

  98 Kesimpulan .......................................................................................

  5.1.1

  98 Situasi Komunikatif Ritual Seren Taun ................................

  5.1.2

  98 Peristiwa Komunikatif Ritual Seren Taun ............................

  5.1.3

  99 Tindakan Komunikatif Ritual Seren Taun ............................

  5.1.4

  99 Aktivitas Komunikasi Ritual Seren Taun .............................

  5.2 Saran .................................................................................................. 100

  5.2.1 Saran Teoritis ........................................................................ 100

  5.2.2 Saran Praktis.......................................................................... 100

  

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 102

LAMPIRAN ........................................................................................... 104

BIODATA PENULIS ............................................................................ 133

  

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................

  31 Tabel 3.1 Identitas Informan ............................................................

  44 Tabel 3.2 Jadwal Penelitian..............................................................

  47

  

DAFTAR DIAGRAM

Halaman

  Diagram 2.1 Alur Kerangka Pemikiran ...........................................

  27 Diagram 4.1 Silsilah Ketua Adat Kasepuhan Cisungsang ...............

  52

  

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 Imah Gede Kasepuhan Cisungsang.................................

  48 Gambar 4.2 Lambang Kasepuhan Cisungsang ...................................

  49 Gambar 4.3 Baris kolot dan rendangan sedang melaksanakan rasul pare di leuit .....................................................................

  55 Gambar 4.4 Aki Edis sedang melakukan papasrah kepada Apih Jampana ...........................................................................

  57 Gambar 4.5 Para rendangan sedang berbaris menunggu giliran carita kepada Abah .........................................................

  60 Gambar 4.6 Aki Samir sedang melakukan ngukus dalam ritual ngareremokeun ................................................................

  65 Gambar 4.7 Rombongan arak-arakan pare indung .............................

  69

  

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

  Lampiran 1 Dokumentasi Ritual Rasul Pare di Leuit ......................... 107 Lampiran 2 Dokumentasi Ritual Bubuka (pantun tradisional) ........... 108 Lampiran 3 Dokumentasi Ritual Balik Taun Rendangan ................... 109 Lampiran 4 Dokumentasi Ritual Ngareremokeun .............................. 110 Lampiran 5 Dokumentasi Ritual Upacara Adat Seren Taun .............. 111 Lampiran 6 Jadwal Acara Seren Taun Cisungsang 2017.................... 112 Lampiran 7 Transkrip Wawancara Informan 1 ................................... 113 Lampiran 8 Transkrip Wawancara Informan 2 ................................... 118 Lampiran 9 Transkrip Wawancara Informan 3 ................................... 123 Lampiran 10 Transkrip Wawancara Informan 4 ................................... 126 Lampiran 11 Transkrip Wawancara Informan 5 ................................... 129 Lampiran 12 Lembar Bimbingan Skripsi .............................................. 132 Lampiran 13 SIT-IN Sidang.................................................................. 134

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

  Ritual upacara adat seren taun merupakan satu dari sekian banyak ritual yang ada di Kasepuhan Cisungsang. Ritual seren taun sudah dilaksanakan sejak ratusan tahun lalu secara turun temurun, seren taun merupakan acara puncak dari rangkaian ritual yang terdapat dalam tradisi ngamumule pare (memelihara padi). Acara seren taun dilaksanakan selama 7 (tujuh) hari 7 (tujuh) malam dengan berbagai ritual dan hiburan. Hiburan tersebut meliputi hiburan tradisional dan hiburan modern. Hiburan tradisional diantaranya seperti wayang golek, angklung buhun, mantun, jaipong, dan debus. Henriana Hatra mengatakan bahwa masyarakat kasepuhan juga terbuka

  1 dengan budaya hiburan modern seperti dangdut, musik rock, dan reggae.

  “seren taun ini adalah pesta kita, pesta panen masyarakat adat, rasa syukur kita terhadap Tuhan, hiburan tradisional dan modern ada di sini

  Ritual upacara adat seren taun di Banten Kidul pertama kali dilakukan

  2

  sekitar tahun 1368. Seren taun merupakan wujud rasa syukur kepada Sang Pencipta yang telah memberikan keberkahan selama proses musim tanam 1 padi sampai panen, warga percaya bahwa dengan terus mengadakan 2 Wawancara dengan Kang Henriana Hatra di Kasepuhan Cisungsang, 10 September 2016 Yoki Yusanto, Ahmad Sihabudin dan Henriana Hatra. 2014. Kasepuhan Cisungsang. Pustaka syukuran seren taun maka lahan pertanian akan tetap subur dan jauh dari

  3

  hama penyakit. Saat ritual upacara adat berlangsung setiap rendangan,

  baris kolot mengenakan pakaian warna hideung, dalam bahasa Indonesia hideung berarti hitam, kata hideung merupakan bentuk lain dari hideng yang

  bermakna paham atau mengerti, sementara Abah Usep dan putranya Raden Angga Kusuma memakai pakaian serba putih yang melambangkan kesucian atau kebersihan hati. Semua rendangan, baris kolot, diwajibkan memakai

  4 iket (ikat kepala) sebagai ciri atau identitas masyarakat adat. Iket sifatnya

  wajib dikenakan oleh setiap laki-laki, baik bagi masyarakat adat maupun orang luar yang berada di Kasepuhan, terutama saat ritual sakral seperti upacara adat seren taun wajib dikenakan. Iket hanya dilepas ketika hendak mandi dan waktu tidur saja. Corak iket yang digunakan umumnya motif batik berwarna cokelat ke

  ‟emasan, ada pula iket hitam polos atau putih polos yang biasa dipakai oleh Abah Usep. Sedangkan untuk kaum wanita, mereka biasanya mengenakan kebaya dan kain samping.

  Upacara adat seren taun merupakan bentuk ritual memanjakan padi dengan cara diarak dan dihibur berbagai kesenian tradisional seperti kecapi,

  angklung buhun dan dogdog lojor. Padi diarak dengan menggunakan tandu

  dan rengkong (alat untuk memanggul padi). Padi diayunkan ke kiri dan ke kanan sehingga menghasilkan bunyi yang harmoni. Padi-padi dibawa menuju tempat upacara adat berlangsung yaitu di depan Leuit Si Jimat 3 (lumbung padi utama). Istilah Si Jimat merupakan penamaan yang

  Yoki Yusanto, Ahmad Sihabudin dan Henriana Hatra. 2014. Kasepuhan Cisungsang. Pustaka 4 Getok Tular & PT. Kemitraan Energi Industri.Hal. 10

  digunakan orang Sunda untuk menggambarkan suatu benda yang sangat berharga.

  Padi dibacakan do‟a dan diiringi puji-pujian untuk kemudian dimasukan ke dalam leuit. Padi yang diarak pertama kali menggunkan tandu disebut pare indung (ibunya padi). Pare indung sama dengan padi yang lainnya, yang membedakan hanya jumlah ikatan pada tangkai padi, jika padi biasa hanya terdapat satu ikatan, maka pare indung terdapat lima ikatan ditangkai padinya. Pare indung dihias dengan bermacam-macam bunga dan sejumlah uang puluhan atau ratusan ribu sebagai lambang kesuburan dari

  5 keberkahan hasil panen.

  Ritual upacara adat seren taun terbuka untuk umum, baik masyarakat sekitar maupun wisatawan yang ingin mengenal tentang kearifan lokal masyarakat Cisungsang melalui tradisi seren taun. Keunikan masyarakat

  Kasepuhan Cisungsang menjadi salah satu tujuan destinasi wisata budaya

  bagi masyarakat luar, bahkan media-media lokal dan nasional cetak maupun elektronik ikut mengabadikan ritual tahunan tersebut. Selama seren taun berlangsung setiap pengunjung dipersilakan menikmati hidangan yang disediakan secara gratis di dapur Imah Gede. Sebagian hidangan yang disajikan merupakan hasil bumi dari warga yang dikumpulkan secara kolektif melalui rendangan, berupa padi, gula, kelapa, pisang dan hasil bumi yang lainnya.

  Upacara adat Seren taun merupakan cara untuk mentransmisikan rasa 5 syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan harapan agar hasil panen berikutnya lebih dari sebelumnya. Keteguhan mempertahankan kelangsungan tradisi sampai sekarang tidak terlepas dari kekuatan kepercayaan masyarakat terhadap amanat para karuhun (nenek moyang) yang secara lisan menjadi aturan adat. Masayarakat yakin bahwa hidup berdasarkan ajaran dan perintah karuhun akan selalu membawa kemaslahatan bagi masyarakat adat.

  Abah Usep merupakan tokoh sentral yang mampu mentransmisikan

  pesan dari karuhun tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan tradisi masyarakat adat, sehingga jika Abah tidak menghendaki satu perkara maka

  6

  pantang bagi warga masyarakat adat untuk melanggarnya. Abah Usep menentukan sesuatu perkara terkait boleh atau tidaknya untuk dilakukan, tentunya itu hanya perkara yang berkaitan dengan tradisi, misalnya kapan mulai menanm padi, kapan harus panen, kapan pongokan (libur melakukan segala sesuatu yang berkaitan dengan pertanian), kapan waktu larangan

  (tidak boleh bepergian) dan ketentuan pelaksanaan seren taun serta

  bulan

  aturan adat lain yang dapat mengakibatkan kabendon (kuwalat) bagi pelanggarnya.

  Pesan-pesan yang ditransmisikan dalam ritual upacara adat seren taun berupa pesan verbal dan non verbal, pesan verbal disampaikan melalui lagu puji-pujian yang dilantunkan dan melalui jangjawokan (mantra). Adapaun pesan non verbal yaitu melaui lambing, gestur tubuh yang muncul, warna, 6 alat ritual yang digunakan dan artefak lain yang dapat diamati.

  Wawancara dengan Kang Henriana Hatra di Kasepuhan Cisungsang, 10 September 2016

  Ritual seren taun merupakan proses komunikasi yang di dalamnya terdapat aktivitas komunikasi. Aktivitas komunikasi menurut Hymes adalah aktivitas yang khas dan kompleks, yang didalamnya terdapat peristiwa- peristiwa khas komunikasi yang melibatkan tindak-tindak komunikasi

  7 tertentu dan dalam konteks yang tertentu pula .

  Ritual seren taun bukan hanya sekedar ritual tahunan yang menjadi perburuan wisatawan dari luar daerah. Seren taun mencerminkan berbagai hal terkait kekuatan nilai-nilai luhur yang dijaga keutuhannya sampai sekarang. Ritual biasanya berupa kegiatan yang bersumber dari kebiasaan tertentu yang kemudian menjadi rutinitas serta mempunyai siklus waktu dan berulang, ritual bersifat seremonial, seperti untuk mengenang, merayakan, maupun untuk mengukuhkan sesuatu. Masyarakat Cisungsang terbiasa melakukan berbagai ritual seperti acara khitanan, pernikahan, atau ritual keagamaan berupa sembahyang, puasa, idul fitri, tahun baru dan berbagai jenis ritual lain yang melekat dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Cisungsang.

  Kasepuhan Cisungsang memiliki daya tarik tersendiri, khususnya yang

  berkaitan dengan siklus ritual ngamumule pare, ribuan orang berdatangan setiap tahunnya hanya untuk melihat langsung seperti apa prosesi seren menjadi fenomena menarik, tidak hanya bagi wisatawan

  taun. Seren taun

  tapi juga akademisi untuk dijadikan bahan kajian penelitian, itu pula yang 7 menjadi alasan peneliti memilih seren taun sebagai fokus penelitian. Alasan mendasar penelitian ini dilaksanakan yaitu berdasarkan observasi peneliti pada seren taun Kasepuhan Cisungsang 2016 lalu. Peneliti merasa bahwa meski banyak orang yang menghadiri acara ritual tersebut, nampaknya tidak semua memahami apa maksud sebenarnya diadakan ritual tersebut.

  Seren taun adalah acara multi generasi, siapa saja dapat hadir, anak-anak,

  remaja, orang dewasa bahkan orang tua juga termasuk di dalamnya. Hiburan atau konten dalam seren taun juga terbagi ke dalam dua segmen yaitu acara tradisi dan non tradisi. Acara tradisi adalah acara inti yang tidak boleh dihilangkan dan memang sudah menjadi ketetapan adat, seperti ritual rasul

  

pare di leuit, balik taun rendangan, ngareremokeun, mantun, debus, dan

  acara puncak yaitu upacara adat. Sedangkan acara non tradisi yaitu acara yang sifatnya hiburan seperti turnamen sepak bola, pertandingan volly ball, acara musik yang di dalamnya terdapat festival band, dangdut, jaipong, degung, wayang golek, musik rock, musik reggae dan hiburan lain yang setiap tahun selalu berbeda-beda menyesuiakan dengan trend yang populer saat itu.

  Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, penulis merasa mulai ada pergeseran pemahaman di beberapa kalangan, sehingga penulis ingin menggali kembali seperti apa ritual seren taun yang dimaksudkan para baris merekonstruksi ulang dan memaparkan hasil temuan di lapangan dari

  kolot,

  sudut pandang ilmu komunikasi dengan pendekatan etnografi. Penulis akan berfokus pada aktivitas komunikasi ritual yang terjadi selama seren taun.

  1.2 Rumusan Penelitian

  Berdasarkan latar belakang yang sebelumnya telah dipaparkan di atas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian yaitu “Bagaimana Aktivitas

  Komunikasi Ritual Seren taun di Kasepuhan Cisungsang ?”

  1.3 Identifikasi Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka peneliti menggunakan identifikasi masalah guna untuk memudahkan mendapatkan hasil penelitian dengan membagi menjadi sub fokus penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana Situasi Komunikatif Ritual seren taun di Kasepuhan

  Cisungsang? 2. Bagaimana Peristiwa Komunikatif Ritual seren taun di Kasepuhan

  Cisungsang? 3. Bagaimana Tindakan Komunikatif Ritual seren taun di Kasepuhan

  Cisungsang ?

1.4 Tujuan Penelitian

  Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dijabarkan ke dalam beberapa sub fokus penelitian, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

  1. Untuk Mengkaji Situasi Komunikatif Ritual seren taun di Kasepuhan Cisungsang.

  2. Untuk Mengkaji Peristiwa Komunikatif Ritual seren taun di Kasepuhan Cisungsang.

  3. Untuk Mengkaji Tindakan Komunikatif Ritual seren taun di Kasepuhan Cisungsang.

1.5 Manfaat Penelitian

  1.5.1 Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi bidang ilmu komunikasi terutama pada kajian tentang Aktivitas Komunikasi

  Etnografi, sebagai bahan pengembangan atau referensi bagi penelitian di masa mendatang, terutama yang berkaitan dengan Kasepuhan Cisungsang baik dari sudut pandang yang sama maupun berbeda.

  1.5.2 Manfaat Praktis

  1.5.2.1 Peneliti Penelitian ini diharapakan dapat menambah wawasan dan pengetahuan baru bagi peneliti terutama pada kajian etnografi komunikasi.

  1.5.2.2 Akademik Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa Untirta secara umum dan Ilmu Komunikasi khususnya sebagai rujukan atau referensi untuk penelitian yang sejenis di masa mendatang.

  1.5.2.3 Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi masyarakat, untuk lebih peduli dan menghargai nilai-nilai tradisi atau adat istiadat yang diwariskan oleh para leluhur, sehingga kearifan lokal yang ada di

  Kasepuhan Cisungsang tidak hanya diketahui sebagai objek wisata budaya tapi juga ikut dilestarikan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya.

  1.5.2.4 Pemerintah Pemerintah Kabupaten Lebak maupun Provinsi Banten sangat dibutuhkan peranannya, mengingat masih banyak hak-hak masyarakat adat yang belum terpenuhi haknya. Masyarakat adat dan aturan-aturan adat di dalamnya haruslah menjadi kekayaan tak benda yang perlu regulasi pemerintah sehingga mempunyai payung hukum sebagai komunitas manusia yang berbudaya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi Ritual

  Komunikasi ritual merupakan peristiwa komunikasi yang dilakukan secara kolektif oleh suatu komunitas melalui acara-acara berlainan

  8

  sepanjang hidup. Ritual biasanya berupa kegiatan yang bersumber dari kebiasaan tertentu yang kemudian menjadi rutinitas serta mempunyai siklus waktu dan berulang. Ritual bersifat seremonial, seperti untuk mengenang, merayakan, maupun untuk mengukuhkan sesuatu. Masyarakat Indonesia terbiasa melakukan berbagai ritual seperti acara khitanan, pernikahan, atau ritual keagamaan berupa sembahyang, puasa, idul fitri, natal, tahun baru, dan berbagai jenis ritual lain yang melekat serta menjadi bagian dari kehidupan kelompok masyarakat tertentu. Ritual bersifat khusus dan terkadang hanya dapat dipahami oleh mereka yang ada di dalamnya, sehingga untuk memahamai makna sebuah ritual tertentu maka perlu masuk dan menjadi bagian dari ritual tersebut.

  Ritual dalam aktivitas atau prosesnya terjadi interaksi, oleh sebab itu kemudian muncul istilah komunikasi ritual. Komunikasi ritual bukan digunakan secara langsung untuk menyebarluaskan pesan, melainkan bentuk 8 eksistensi dan menjaga kebiasaan komunitas dalam suatu waktu.

  

Ahmad Sihabudin dan Rahmi Winangsih. 2012. Komunkasi Antarmanusia. Pustaka Getok Tular.

  Kajian komunikasi ritual erat kaitannya dengan komunikasi budaya, yaitu kajian yang memahami bagaimana manusia berkarya cipta. Ritual dilaksanakan sepanjang kelompok penganutnya masih mempercayai akan ritual tersebut, hal ini berarti komunikasi ritual berkaitan dengan keyakinan seseorang atau sekelompok orang akan nilai-nilai yang terkandung dalam ritual tersebut. Nilai budaya merupakan kepercayaan yang menetap dan lebih disukai sebagai cara bertindak, tata kelakuan atau cara mencapai tujuan

  9 hidup.

2.2 Komunikasi Budaya

  Secara etimoligi (bahasa), budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta, buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi

  10

  (budi/akal). Selanjutnya, budaya atau kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan akal mausia. Sedangkan secara terminologi (istilah) kebudayaan dapat diartikan sebagai keseluruhan simbol, pemaknaan, penggambaran (image), struktur, aturan, kebiasaan, nilai, pikiran, perkataan, pemrosesan, informasi, pengalihan pola-pola konversi (kesepakatan), dan perbuatan atau tindakan yang terjadi pada suatu kelompok masyarakat.

  9 10 Yoki Yusanto. 2012. Jurnal Riset Komunikasi. Program Studi Ilmu Komnkasi. Hal. 89

  Deddy Mulyana, Jalaluddin Rakhmat. 2005. Komunikasi Antara Budaya.Hal

  Ki Hajar Dewantara mengartikan kebudayaan sebagai buah budi manusia atau hasil perjuanagan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup serta penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya manusia berperilaku tertib dan damai.

  11 Mengacu pada beberapa pengertian yang dikemukakan oleh beberapa

  ahli tentang apa itu kebudayaan, maka peneliti menyimpukan bahwa budaya atau kebudayaan merupakan hasil karya cipta manusia yang di dalamnya menggambarkan ciri dan cara manusia itu bertindak.

2.3 Upacara Adat

  Upacara adat merupakan bagian dari kajian komunikasi budaya, upacara adat biasanya dilakuakan untuk tujuan tertentu yang berkaitan dengan tradisi suatu kelompok masyarakat yang memiliki adat tersebut. Upacara adat dengan segala keunikannya mempunyai makna yang berbeda- beda, upacara adat merefleksikan sistem kepercayaan yang dianut masih terjaga dan dilestarikan keberadaanya. Upacara adat memiliki aturan tersendiri dalam pelaksanaannya dan ini biasanya sudah berlangsung dalam kurun waktu yang lama secara turun temurun diwariskan dari generasi ke generasi. 11

  2.4 Komunikasi Verbal

  Komunikasi verbal merupakan komunikasi yang proses penyampaian pesan antara komunikator (orang yang menyampaikan pesan) dan komunikan (orang yang menerima pesan) disampaikan secara lisan dan

  12

  tulisan. Pada prakteknya komunikasi verbal adalah komunkasi yang menggunakan simbol-simbol verbal (bahasa), bahasa digunakan sebagai perangkat utama manusia dalam berinterksi.

  2.5 Komunikasi Non Verbal

  Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang menggunakan isyarat

  13

  bukan kata-kata. Komunikasi non verbal, dapat didefinisikan juga sebagai kegiatan penyampaian pesan dengan tidak menggunakan lambang komunikasi bahasa lisan, dan tulisan, tetapi menggunakan komunikasi tubuh seperti gestur, mimik wajah, gerakan mata, suara, atau cara

  14

  berpakaian (artificial). Jika dilihat dari cara penyampaian atau prosesnya maka komunikasi non verbal adalah komunikasi yang dilakukan selain dengan menggunakan bahasa lisan dan tulisan, sehingga kadang untuk mengiterpretasinya dibutuhkan kedalaman pemahaman karena tidak disampaikan secara tersurat.

  12 Ahmad Sihabudin dan Rahmi Winagsih. 2012. Komunikasi Antarmanusia. Pustaka Getok Tular. 13 Hal. 14 Dedy Mulyana. 2001. Ilmu Komunikasi :Suatu Pengantar. Remaja Rosdakarya. Hal.343.

  

Ahmad Sihabudin dan Rahmi Winagsih. 2012. Komunikasi Antarmanusia. Pustaka Getok Tular.

2.5.1 Jenis-jenis Komunikasi Non Verbal

  Komunikasi nonverbal dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis-jenis

  15 pesan yang digunakannya yaitu sebagai berikut.

1. Bahasa : a.

  Isyarat tangan Orang Indonesia mengacungkan jempol ke atas untuk mewakili suatu hal yang baik, bagus, persetujuan atau pujian. Tapi di bebrapa negara lain mungkin saja akan berbeda.

  b.

  Gerakan kepala Menganggukan kepala adalah tanda persetujuan, penghormatan, sedangkan menggelengkan kepala adalah bentuk penolakan.

  c.

  Postur tubuh dan posisi kaki Seseorang yang menumpangkan kaki di atas meja dapat dikatakan sebagai sesorang yang sombong dan tidak sopan, begitu juga dengan sesorang yang membusungkan dadanya ketika berjalan menunjukan kepercayaan dirinya.

  d.

  Ekspresi wajah Wajah adalah bagia tubuh yang juga banyak bekomunikasi, bahkan kesuksesan komunikasi verbal sangat dipengaruhi oleh ekspresi wajah.

  15 e.

  Tatapan mata Mata memiliki peran vital dalam berkomunikasi, bahkan konon mata tidak pernah berbohong. Artinya mata punya peranan penting dalam proses penyampaian pesan, mata juga dapat menjelaskan berbagai hal. Tatapan mata dapat menympaikan kebahagian, kesukaan, kebencian, dan amarah.

  f.

  Sentuhan Kita mampu membedakan apa makna belaian atau cubitan.

  Artinya sentuhan merupakan bagian dari cara seseorang mengekspresikan perasaannya.

  g.

  Parabahasa Parabahasa berkaitan dengan hal-hal selain ucapan, seperti intonasi, kecepatan berbicara, dialek, volume suara, gumaman dan sebagainya. Misalnya, kita dapat mengetahui dari mana seseorang berasal dari dialek atau gaya bicara orang tersebut.

2. Penampilan fisik a.

  Busana Busana yang dikenakan sesorang merupkan representasi dari apa yang dirasakan atau kepribadiannya. Misalnya, busana seraba hitam menujukan seseorang sedang berduka atau wanita yang bercadar dimknai sebagai wanita yang religius. b.

  Karakteristik fisik Seseorang dengan tubuh kekar dan kumis tebal akan terlihat lebih menyeramkan dan terkesan galak ketimbang laki-laki gemulai dengan tatanan rambut klimis.

  c.

  Bau-bauan Bau tidak hanya merefleksikan suatu benda tetapi juga memiliki makna dan merepresentasikan suatu makna. Misalnya, bau farfum mawar akan dimaknai berbeda dengan farfum aroma melati yang cenderung dianggap mistis dalam beberapa kepercayaan.

  d.

  Orientasi ruang dan jarak pribadi Setiap orang mempunyai perbedaan orientasi terhadap ruang dan jarak yang dimilikinya, pada saat berbicara kita akan melakukan pengaturan ruang atau jarak yang berbeda ketika berbicara dengan orang yang kita kenal dan orang asing yang tidak dikenal.

  e.

  Konsep waktu Dalam konteks komunikasi, waktu juga mempunyai makna.

  Waktu akan merepresentasikan kepribadian seseorang dalam ranah pergaulan, seseorang yang terbiasa tepat waktu akan dianggap lebih baik ketimbang orang yang kurang menghargai waktu (sering terlambat). f.

Dokumen yang terkait

Aktivitas Komunikasi Ritual Mipit Pare di Kampung Adat Ciptagelar (Studi Etnografi Komunikasi Mengenai Aktivitas Komunikasi Ritual Mipit Pare di Kampung Adat Ciptagelar Kabupaten Sukabumi)

6 57 98

Aktivitas Komunikasi dalam Upacara Pernikahan Adat Batak Toba (Studi Etnografi Komunikasi Mengenai Aktivitas Komunikasi Dalam Upacara Pernikahan Adat Batak Toba di Kota Bandung)

5 44 112

Aktivitas Komunikasi Penyandang Tunanetra di Yayasan Pembinaan Tunanetra Indonesia Majalaya (Studi Etnografi Komunikasi tentang Aktivitas Komunikasi Penyandang Tunanetra di Yayasan Pembinaan Tunanetra Indonesia Majalaya)

1 43 93

Aktivitas Komunikasi Upacara Adat Labuh Saji (Studi Etnografi Komunikasi Mengenai Aktivitas Komunikasi Dalam Upacara Adat Labuh Saji di Pantai Pelabuhan Ratu Kabupaten Sukabumi)

3 27 88

Aktivitas Komunikasi Pada Ritual Upacara Kematian Etnis Tionghoa (Studi Etnografi Komunikasi Mengenai Aktivitas Komunikasi Pada Ritual Upacara Kematian Etnis Tionghoa di Kota Sukabumi)

5 29 49

Aktivitas Komunikasi Upacara Adat Ngalungsur Pusaka Makam Godog (Studi Etnografi Komunikasi Mengenai Aktivitas Ritual Dalam Upacara Ngalungsur Pusaka Makan Godog di Desa Lebak Agung Kabupaten Garut)

0 7 1

Aktivitas Komunikasi Upacara Adat Mapag Panganten di Kota Bandung (Studi Etnografi Komunikasi Mengenai Aktivitas Komunikasi Upacara Adat Mapag Panganten di Kota Bandung)

2 6 1

Aktivitas Komunikasi Upacara Adat Maras Taun di Selat Nasik Belitung (Studi Etnografi Aktivitas Komunikasi Tradisi Upacara Adat Maras Taun di Selat Nasik, Belitung)

0 3 1

Aktivitas Komunikasi Ritual Dalam Upacara Hajat Sasih Kampung Naga Tasikmalaya (Studi Etnografi Komunikasi Mengenai Aktivitas Komunikasi Ritual Dalam Upacara Hajat Sasih Kampung Naga Tasikmalaya)

1 4 1

PERGELARAN RITUAL SEREN TAUN DI CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT

0 2 15