HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP PENAMPILAN DENGAN PENGGUNAAN PRODUK KOSMETIKA PEMUTIH KULIT PADA MAHASISWI Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

  

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP

PENAMPILAN DENGAN PENGGUNAAN PRODUK KOSMETIKA

PEMUTIH KULIT PADA MAHASISWI

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh:

Dwi Insiwi

  

NIM : 999114068

NIRM : 990051121705120065

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP

PENAMPILAN DENGAN PENGGUNAAN PRODUK KOSMETIKA

PEMUTIH KULIT PADA MAHASISWI

  Oleh: Dwi Insiwi

  NIM : 999114068 NIRM : 990051121705120065

  Telah disetujui oleh: Pembimbing P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si. Tanggal : 23 November 2006

  MOTTO

Sekalipun

aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan

aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh

pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna

untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai

kasih aku sama sekali tidak berguna (I Korintus 13:2).

  

Hidup adalah serangkaian pelajaran yang harus dijalani

untuk dapat dipahami (Helen Keller)

  

I dedicate this thesis to:

My father (RIP) and My mother

My brother, My sister, and My sister in law

My big family

  

My friends

My alma mater

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan dalam daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, November 2006 Penulis, Dwi Insiwi

  

ABSTRAK

Dwi Insiwi (2006). Hubungan Antara Kepercayaan Diri Terhadap

Penampilan dengan Penggunaan Produk Kosmetika Pemutih Kulit Pada

Mahasiswi: Fakultas Psikologi, Program Studi Psikologi, Universitas Sanata

Dharma.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepercayaan diri terhadap penampilan dengan penggunaan produk kosmetika pemutih kulit pada mahasiswi. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan negatif antara kepercayaan diri terhadap penampilan dengan penggunaan produk kosmetika pemutih kulit pada mahasiswi.

  Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Subjek penelitian berjumlah 70 orang, semuanya adalah mahasiswi karena penelitian ini berhubungan dengan penggunaan produk kosmetika dan wanitalah yang biasanya lebih banyak menggunakan produk kosmetika daripada pria. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket penggunaan produk kosmetika pemutih kulit dan skala kepercayaan diri terhadap penampilan. Reliabilitas dari skala kepercayaan diri terhadap penampilan adalah sebesar 0,923. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas ini diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgement. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan tehnik korelasi Spearman’s rho dari Spearman dengan menggunakan bantuan program

  SPSS for windows versi 12.0.

  Hasil analisis data menunjukkan terdapat korelasi yang signifikan antara kepercayaan diri terhadap penampilan dengan penggunaan produk kosmetika pemutih kulit pada mahasiswi dengan koefisien korelasi -0,714 (taraf signifikansi 0,01). Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa ada hubungan negatif antara kepercayaan diri terhadap penampilan dengan penggunaan produk kosmetika pemutih kulit pada mahasiswi.

  

ABSTRACT

Dwi Insiwi (2006). Correlation Between Self Confidence of Physical

Appearance and Use of Skin Whitening Cosmetic Product of Female College

Student: Faculty of Psychology, Psychology Major, Sanata Dharma

University.

  This research was aimed to know relationship between the self- confidence of physical appearance and use of skin whitening cosmetic product of female college student. The hypothesis of this research was negative relationship between self-confidence of physical appearance and use of skin whitening cosmetic product of female college student.

  Type of this research was correlational research. The subject of the research were 70 students, all of them were female students because the research correlated with use of cosmetic product and female students usually use cosmetic products more than male students. The data collection method was held by using the list of use of skin whitening cosmetic product and scale of self-confidence of physical appearance. The reliability of self-confidence of physical appearance scale was 0.923. The validity that used in this research was content validity. This validity was estimated through making test to the content with rational analysis or through professional judgement. The data of the research analized using correlation technic of Spearman’s rho that use the aid of SPSS program for windows 12.0 version.

  The result of the data analysis showed that there’s a significant correlation between self-confidence of physical appearance and use of skin whitening cosmetic product of female college student with coefficient correlation

  • 0.714 (the significant level 0.01). Based on the analysis result of data it can be conclude that there’s a negative relationship between self-confidence of physical appearance and use of skin whitening cosmetic product of female college students.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Allah Bapa atas segala berkat dan rahmat yang telah diberikan, sehingga skripsi dengan judul “Hubungan Antara Kepercayaan Diri Terhadap Penampilan dengan Penggunaan Produk Kosmetika Pemutih Kulit Pada Mahasiswi” ini dapat terselesaikan dengan baik.

  Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan dukungan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Jesus Christ, my savior. I am grateful for all that I have in my life and His never ending bless and for being The One who always be with me time after time.

  2. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi sekaligus dosen pembimbing skripsi untuk kesabaran, arahan dan bimbingan dalam pembuatan skripsi ini.

  3. Ibu A. Tanti Arini, S.Psi., M.Si. dan Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. selaku dosen-dosen pembimbing akademik atas saran dan bimbingan selama penulis kuliah.

  4. Bapak Minto Istono, S.Psi., M.Si., Ibu Henrietta P.D.A.D.S, S.Psi., M.Si dan Bapak Y. Agung Santoso, S.Psi. untuk bantuan dan masukan yang bermanfaat bagi skripsi ini.

  5. Ibu Dra. L. Pratidarmanastiti, M.S dan Ibu Nimas Eky S, Psi., M.Si. selaku

  6. Segenap dosen Fakultas Psikologi yang telah memberikan pengajaran yang berguna dalam perkuliahan.

  7. My father Marju (RIP) and my mother Winurganti for their endless love, prayer, patience, attention and their spiritual and financial support. I would like to thank my beloved siblings (Mas Eko and Hary), also my sister in law (Mbak Tuti) for their care, support and sharing all the good times and bad times together.

  8. Keluarga besar Hadi Suwito: mbah kakung (alm), mbah putri (almh), pakdhe, budhe, oom, tante serta sepupu-sepupuku (Mbak Lili, Mas Vektor “Babah”, Rahmat, Haris, Ima, Tika, Bayu, , Chandra “si Centil”, serta Maria Benedicta “Cik Din” untuk dukungan doa dan semangat kalian.

  9. Keluarga Ibu Yovita D. S. Suprandjono (Mama, It’tax, Mbak Maya, Mas Diaz & Deo) serta Aloysius atas dukungan, perhatian dan telah menganggapku sebagai bagian dari keluarga. Sahabat-sahabatku Danoe, Kris, Lidyana, dan Dina beserta keluarga untuk dukungan doa dan semangat buatku. Saudara-saudaraku (Budhe Wito sekeluarga, Suky “Thole” dan Philip) juga sahabat dan kakakku, Kang Yohanes “Inez”, untuk doa, semangat dan sms-sms yang menguatkan di saat aku lemah dan menghibur di saat aku sedih dan putus asa. Semoga persahabatan dan persaudaraan kita untuk selamanya.

  10. Teman-teman kost ”Catdog” : Ayoe (“Ayo, kerjakan skripsinya!”), Linda ”Borne”, Fina “Yosep” (“Thanks buat pinjaman komputernya”), Silla

  “Cilot” (“Rajin belajar ya!”), Upick, Yuni, serta Dida untuk semangat, doa & kritik kalian di saat aku malas serta kebersamaan kita yang indah.

  11. Teman-teman kostku yang lama: Desy, Eky dan Rita “Kecil” (“Jangan putus asa, moga cepat dapat kerja!”), Linda “Butet”, Lia “Flores” , Nana, dan Eny untuk dorongan semangat yang kalian berikan.

  12. Teman-teman Fakultas Psikologi, baik yang sudah lulus maupun yang belum: It’tax, Rani, Dian, Desy, Ayoe, Asti, Diah, Mei, Yun, Vivi, Dennis, Denny, Andre, Andy “Pak’e”, Ria, Netty, Ike, Yanti, Tear, Cicil, Mbak Erna, Tony, Guntur, Yoyok, Ode, Mbak Donna, Ita (Aluisia), Melly, Puspa, Yuni serta dik Ririn untuk kebersamaan kita selama kuliah serta semangat yang kalian berikan.

  13. Teman-teman Gereja Utusan Pantekosta Kartasura: Gunawan, Yosia, Dina Karis, Mas Paulus, Yulisa dan Peter “Wiryo” untuk doa, dorongan semangat dan tak pernah bosan dengan pertanyaan “Skripsimu sampai mana, kapan kamu lulus?”. God bless you all.

  14. Mas Muji, Mas Gandung, Pak Gi, Mbak Nanik dan Mas Doni untuk bantuan yang telah diberikan selama penulis kuliah.

  15. Para responden penelitian untuk bantuannya mengisi skala, Oma untuk pinjaman komputernya, serta teman-teman Farmasi “99: Diah, Mita, dan Kristin “Toble” untuk informasi dan bahan seminar yang kalian berikan.

  16. Bapak-Ibu Andreas Supriyadi serta Bapak-Ibu Simon Suharso untuk senyum dan sapaan ramah serta pertanyaan “Sudah lulus?” .

  17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu selama penyusunan skripsi ini.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

  Penulis

  DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA................................................................. vi ABSTRAK ............................................................................................................. vii

  

ABSTRACT ........................................................................................................... viii

  KATA PENGANTAR ............................................................................................ ix DAFTAR ISI ………………………………………………………….................. xiii DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………….. xvii DAFTAR TABEL ………………………………………………………………. xviii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xix BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................

  1 A. Latar Belakang …………………………………………………………...

  1 B. Perumusan Masalah ………………………………………………………

  7 C. Tujuan Penelitian …………………………………………………………

  7 D. Manfaat Penelitian ………………………………………………………..

  7

  BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ A. Penggunaan Produk Kosmetika Pemutih Kulit...........................................

  22

  11

  13

  14

  17

  17

  20

  23

  9

  25

  29

  29

  31

  32

  34

  34

  10

  9

  1. Pengertian Kosmetika.....................................................................

  3. Ciri-ciri Kepercayaan Diri ………………………………………..

  2. Penggolongan Kosmetika Menurut Kegunaannya.........................

  3. Produk Kosmetika Pemutih Kulit...................................................

  4. Jenis-jenis dan Penggunaan Produk Kosmetika Pemutih Kulit......

  5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Produk...............

  B. Kepercayaan Diri ........................................................................................

  1. Kepercayaan Diri.............................................................................

  2. Jenis-jenis Kepercayaan Diri……………………………………...

  4. Aspek-aspek Kepercayaan Diri…………………………………...

  9

  5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepercayaan Diri…………...

  C. Kepercayaan Diri Terhadap Penampilan………………………….……… 1. Kepercayaan Diri Terhadap Penampilan…………………….........

  2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepercayaan Diri Terhadap Penampilan ……………………………………………………….

  3. Aspek-aspek Kepercayaan Diri Terhadap Penampilan …………..

  D. Mahasiswi ………………………………………………………………..

  1. Batasan dan Kategori Mahasiswi………………………………… 2. Tugas-tugas Perkembangan Pada Masa Dewasa Awal…………..

  E. Hubungan Kepercayaan Diri Terhadap Penampilan Dengan Penggunaan

  35

  F. Hipotesis ………………………………………………………………….

  38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……………………………………..

  40 A. Jenis Penelitian …………………………………………………………...

  40 B. Identifikasi Variabel………………………………………………………

  40 C. Definisi Operasional………………………………………………………

  40 D. Subjek Penelitian………………………………………………………….

  41 E. Metode Pengumpulan Data.........................................................................

  42 1. Skala Kepercayaan Diri Terhadap Penampilan...................................

  42 2. Angket Penggunaan Produk Kosmetika Pemutih Kulit ......................

  46 F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur……………………………………...

  47 1. Uji Validitas……………………………………………….................

  47 2. Uji Daya Beda Item…………………………………………………..

  48 3. Uji Reliabilitas………………………………………………………..

  48 G. Uji Coba Alat Penelitian.............................................................................

  49 1. Pelaksanaan Uji Coba Alat Penelitian………………………………..

  49 2. Hasil Uji Coba Alat Penelitian……………………………………….

  50 H. Metode Analisis Data.................................................................................

  52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................

  54 A. Pelaksanaan Penelitian……………………………………………………

  54 B. Deskripsi Data Penelitian…………………………………………………

  54 C. Analisis Data Penelitian…………………………………………………..

  57 1. Uji Asumsi............................................................................................

  57

  b. Hasil Uji Linearitas.........................................................................

  58 2. Uji Hipotesis.........................................................................................

  59 D. Pembahasan.................................................................................................

  60 BAB V PENUTUP ……………………………………………………………..

  63 A. Kesimpulan ……………………………………………………………….

  63 B. Saran ……………………………………………………………………...

  63 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………

  65

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran A : Alat Ukur Penelitian

  1. Angket dan Skala Try Out

  2. Angket dan Skala Penelitian Lampiran B : Data Try Out

  1. Skala Kepercayaan Diri Terhadap Penampilan

  2. Angket Penggunaan Produk Kosmetika Pemutih Kulit Lampiran C : Uji Reliabilitas Skala Try Out

  Uji Reliabilitas Item Sahih Lampiran D : Data Penelitian

  1. Skala Kepercayaan Diri Terhadap Penampilan

  2. Angket Penggunaan Produk Kosmetika Pemutih Kulit Lampiran E : Uji Asumsi

  1. Uji Normalitas

  2. Uji Linearitas Lampiran F : Uji Hipotesis

  Uji Korelasi

  DAFTAR TABEL

  Halaman Tabel I Distribusi Item Skala Kepercayaan Diri Terhadap Penampilan Sebelum Uji Coba.............................................................................

  45 Tabel II Distribusi Item Skala Kepercayaan Diri Terhadap Penampilan Setelah Uji Coba................................................................................

  50 Tabel III Distribusi Item Skala Kepercayaan Diri Terhadap Penampilan Untuk Penelitian................................................................................

  51 Tabel IV Deskripsi Data Penelitia....................................................................

  55 Tabel V Norma Kategori Skor Skala .............................................................

  56 Tabel VI Kategori Skor Subjek Pada Skala Kepercayaan Diri Terhadap Penampilan.......................................................................................

  56 Tabel VII Kategori Skor Subjek Pada Angket Penggunaan Produk Kosmetika Pemutih Kulit..................................................................

  57 Tabel VIII Tabel Uji Normalitas.........................................................................

  58 Tabel IX Tabel Uji Linearitas...........................................................................

  58 Tabel X Tabel Uji Hipotesis............................................................................

  59

  DAFTAR GAMBAR

  Halaman Gambar 1 Hubungan Antara Kepercayaan Diri Terhadap Penampilan dengan Penggunaan Produk Kosmetika Pemutih Kulit.................................

  39

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kepercayaan diri merupakan aspek kepribadian yang penting

  (Lauster, 1990). Kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang dapat mendorong individu tersebut untuk mengembangkan penilaian positif, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya. Angelis (2003) mengartikan kepercayaan diri sebagai tekad untuk melakukan segala yang diinginkan dan butuhkan dalam hidup. Kepercayaan diri memiliki peranan penting karena dengan mempunyai rasa percaya diri, orang akan optimis dan akan menghadapi persoalan-persoalan yang ada dengan hati tenang serta tidak gampang terpengaruh oleh tanggapan orang lain, tidak mudah putus asa bila menemui hambatan dalam pekerjaan, serta dapat melakukan komunikasi interpersonal.

  Rasa percaya diri pada awalnya terbentuk melalui keluarga karena keluarga merupakan sebuah lingkungan primer, dimana hubungan antar manusia yang paling intensif dan paling awal terjadi dalam keluarga. Sebelum seseorang mengenal lingkungan yang lebih luas, ia akan mengenal norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarganya untuk dijadikan bagian kepribadiannya, kemudian masyarakat lalu diri individu itu sendiri yang mau menyadari dan menerima keadaan dirinya (Sarwono,

  Mangunhardjana (1981) mengungkapkan faktor fisik sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri selain faktor mental dan faktor sosial. Orang percaya diri karena memiliki fisik yang tidak cacat. Apabila individu memiliki cacat fisik, maka dapat membuat individu tersebut menjadi minder. Keadaan fisik adalah merupakan salah satu bagian dari penampilan fisik (Jersild, 1979), sedangkan penampilan adalah merupakan bagian dari kepercayaan diri (Lindenfield, 1997). Bagi sebagian besar orang terutama wanita, sangat mengharapkan memiliki penampilan fisik yang menarik. Mereka beranggapan bahwa dalam interaksi sosial, penampilan fisik yang menarik merupakan potensi yang menguntungkan, salah satunya adalah mereka akan mudah berteman. Orang-orang yang menarik lebih mudah diterima dalam pergaulan dan dinilai lebih positif oleh orang lain dibandingkan teman-teman lainnya yang kurang menarik (Hurlock, 1994). Banyak wanita merasa tidak puas terhadap kondisi fisik mereka sendiri dan cenderung membesar-besarkan kekurangan yang ada sehingga merasa tidak nyaman dengan penampilan mereka sendiri. Lubis (Femina, 1997) menjelaskan bahwa perilaku khas wanita yang satu ini memang telah memancing rasa penasaran dan menjadi bahan penelitian psikolog sejak lama, salah satunya dilakukan oleh Hatfield dan Sprecher (Femina, 1997). Hasil penelitian kedua profesor yang diterbitkan dalan buku berjudul “Mirror…Mirror… The Importance of Looks in Every Life” (Femina, 1997), antara lain menyatakan bahwa pada kaum wanita umumnya

  Penelitian yang dilakukan oleh Cunningham (1986) menunjukkan terdapat dua kategori wajah cantik pada wanita. Kategori pertama adalah wanita yang kekanak-kanakan, mata lebar, hidung kecil dan berdagu sempit. Kategori kedua adalah wanita yang tampak matang, tulang pipi tinggi, pipi seperti busur, pupil mata besar dan banyak tersenyum. Definisi cantik secara fisik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikeluarkan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1991), cantik itu diartikan sebagai indah, elok, rupawan, atau bentuk, rupa dan lainnya tampak serasi.

  Kulit putih bersih atau cerah adalah sebagian dari konsep kecantikan wanita Indonesia, yang juga merupakan konsep kecantikan bagi sebagian besar bangsa yang berkulit coklat atau gelap, seperti di Asia dan Afrika (Easton, 1998 dalam adalah cantik membuat para wanita yang berkulit sawo matang atau kuning menjadi tidak percaya diri dan mencoba untuk memiliki kulit putih, bahkan wanita yang berkulit putih pun ingin tampil dengan kulit yang lebih putih lagi. Hasil studi perusahaan kosmetika Procter & Gamble asal Amerika, menyebutkan bahwa 70 sampai 80% perempuan Asia ingin punya kulit lebih putih. Riset yang dilakukan L’ Oreal di sejumlah Negara Asia lainnya, bahkan dimana para perempuan memiliki kulit terang seperti di Cina, Taiwan, Thailand, Hongkong dan Singapura serta Malaysia ternyata memberi hasil sama. Para perempuan berkulit kuning bersih yang sering menimbulkan kekaguman karena kehalusan kulitnya itu ternyata juga ingin punya kulit yang warnanya lebih putih (Bintarti dan Pambudy dalam Chia, 2003).

  Para produsen kosmetika menjadikan wanita sebagai calon konsumen yang potensial, tidak hanya wanita bekerja dan wanita usia madya, namun juga termasuk wanita tidak bekerja dan usia dewasa awal, salah satunya mahasiswi. Para wanita sering mengartikan bahwa salah satu cara untuk mengembangkan kepercayaan diri adalah dengan meningkatkan penampilan fisik. Salah satu cara untuk membuat kulit lebih putih atau terlihat cerah adalah dengan menggunakan produk kosmetika pemutih kulit.

  Perusahaan kosmetika berusaha menarik konsumen menggunakan produk mereka. Penggunaan produk oleh konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: budaya, kelas sosial, kelompok referensi, usia, gaya hidup, serta persepsi (Kotler dan Armstrong, 2001). Produk kosmetika pemutih kulit itu terdiri dari: pembersih wajah, pelembab, bedak, sabun mandi, hand & body lotion, lulur dan cream mala enanggapi tawaran dari produsen kosmetika dan menggunakan produk pemutih untuk meng-up grade penampilannya.

  Mereka merasa yakin dengan menggunakan pemutih maka kulit menjadi terang yang artinya menjadi semakin cantik, atraktif dan tampak lebih indah dipandang. Hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada sepuluh orang subjek menunjukkan bahwa produk kosmetika pemutih kulit bermanfaat memutihkan kulit setelah digunakan selama enam minggu atau produk ini adalah menekan atau menghambat pembentukan melanin yang sudah terbentuk sehingga akan memberikan warna kulit yang lebih putih, bersih dan cerah. Proses menghambat pembentukan melanin ini membutuhkan waktu kira-kira empat minggu (Wasitaatmadja, dalam ). Menurut dr. Listiyani DSKK, penggunaan pemutih di negara tropis sebetulnya kurang efektif karena pemutih sebagus apapun tidak akan mungkin melawan iklim yang obral sinar matahari ).

  Ketika orang tumbuh menjadi dewasa, orang-orang telah belajar untuk menerima perubahan-perubahan fisik dan telah tahu memanfaatkan kannya. Mungkin penampilannya tidak sebagaimana yang diharapkan, namun orang sudah menyadari kekurangan dirinya dan menyadari bahwa ia tidak dapat menghapus kekurangan sekalipun dapat berusaha untuk memperbaiki penampilannya. Sebagian besar orang muda menyadari bahwa penampilan memegang peranan penting dalam dunia usaha, pergaulan sosial, professional dan kehidupan keluarga. Kesadaran tersebut menimbulkan minat akan hal-hal yang menyangkut diet, olahraga, pakaian dan alat-alat kecantikan (Hurlock, 1994). Lubis (Femina, 1997) menambahkan, wanita-wanita yang secara fisik memiliki penampilan menarik akan relatif lebih banyak mendapatkan kemudahan-kemudahan dalam kehidupannya dibandingkan wanita-wanita yang mempunyai penampilan kurang menarik. Misalnya dalam dunia kerja, wanita yang bisa dilihat dari kolom-kolom lowongan pekerjaan yang ada pada umumnya mensyaratkan “Penampilan Menarik” sebagai salah satu kualifikasi pelamar wanita (Femina, 1997). Penampilan fisik yang menarik juga dapat menambah kepercayaan diri, dengan tampil lebih cantik dan rapi, kebanyakan wanita akan merasa lebih percaya diri.

  Secara tidak langsung mahasiswi harus mampu menyesuaikan diri terhadap tuntutan dari lingkungan yaitu bersikap mandiri, dewasa, berprestasi, dan dapat menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik. Mahasiswi sesuai dengan penggolongan usia, termasuk dalam usia dewasa dini (Hurlock, 1994). Masa dewasa memiliki tugas perkembangan antara lain: harapan-harapan masyarakat yang mencakup pekerjaan, mencari pasangan hidup, membina keluarga, mengasuh anak, mengelola rumah tangga serta mencari kelompok sosial yang menyenangkan. Orang dewasa yang memiliki hambatan fisik seperti menganggap penampilan tubuhnya tidak ideal atau tidak sempurna akan menghambat dalam pergaulan sosial, sebaliknya bila mereka dapat menerima keadaan fisik tentu tidak mengalami hambatan dalam pergaulan karena merasa percaya diri terhadap penampilan mereka. Jersild (1979) mengemukakan bahwa seberapa jauh individu merasa puas terhadap bagian-bagian tubuh dan penampilan fisik secara keseluruhan berarti menerima keadaan dirinya. Penerimaan diri adalah merupakan kemampuan seseorang memahami karakteristik dirinya dan mampu menerima kondisi yang ada dengan kesungguhan: menyadari potensi-potensi yang dimiliki sehingga mampu melakukan sesuatu dan menjadi sesuatu yang diharapkan.

  Dari uraian diatas, penulis tertarik mengambil fokus penelitian yaitu mencari hubungan antara kepercayaan diri terhadap penampilan mahasiswi dengan penggunaan produk kosmetika pemutih kulit. Semakin tinggi kepercayaan diri pada penampilan semakin rendah penggunaan produk kosmetika pemutih kulit dan sebaliknya.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian diatas, penulis mengemukakan rumusan masalah dalam penelitian ini: “Apakah ada hubungan antara kepercayaan diri terhadap penampilan dengan penggunaan produk kosmetika pemutih kulit pada mahasiswi?”

  C. Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan penelitian ini adalah mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara kepercayaan diri terhadap penampilan dengan penggunaan produk kosmetika pemutih kulit pada mahasiswi.

  D. Manfaat Penelitian

  1. Manfaat Teoritis Sebagai masukan dalam usaha memahami masalah yang berkaitan produk kosmetika pemutih kulit pada mahasiswi dan diharapkan dapat diperoleh masukan sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

  Memberikan masukan bagi pengembangan kepercayaan diri terhadap penampilan pada mahasiswi dan wanita pada umumnya.

BAB II LANDASAN TEORI A. Penggunaan Produk Kosmetika Pemutih Kulit

1. Pengertian Kosmetika

  Kosmetika berasal dari bahasa Yunani kosmetike yang berarti seni menyusun. Kosmetika adalah bahan-bahan yang digunakan untuk merawat kecantikan kulit atau menutupi kelainan-kelainan kulit yang mengganggu kecantikan, maupun untuk perawatan kulit atau perawatan tubuh pada umumnya. Bahan-bahan kosmetika meliputi berbagai krim kulit khusus, pasta bedak, ramuan cairan; cat bibir, kuku; segala bahan perawatan rambut, dan lain-lain. Secara luas, kosmetika juga meliputi bahan-bahan deodoran, anti keringat, wewangian serta berbagai jenis sabun. Kosmetika dapat berguna tetapi dapat juga berbahaya karena faktor kepekaan kulit pemakainya (Shadily, 1983).

  Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 220/Menkes/Per/IX/1976 (Wasiaatmadja dalam Warta Konsumen, 1984), kosmetika adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan, dioleskan, dituangkan, dipercikkan atau disemprotkan pada, dimasukkan dalam, dipergunakan pada badan atau bagian badan manusia dengan maksud untuk membersihkan, memelihara, menambah daya tarik atau mengubah rupa dan tidak termasuk obat. Meskipun definisi kosmetika mempunyai batas yang tegas. Kadang-kadang beberapa produk kosmetika ditambah dengan zat-zat pembunuh bakteri atau jasad renik lain, anti jerawat, anti gatal, anti produk keringat dan lain-lainnya. Beberapa penyelidik menyebutnya sebagai kosmedik.

  Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kosmetika adalah sediaan atau paduan bahan untuk digunakan pada bagian luar tubuh (kulit, rambut, kuku, bibir) untuk membersihkan, menambah daya tarik, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan, tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit.

2. Penggolongan Kosmetika Menurut Kegunaannya

  Wasiaatmadja (Warta Konsumen, 1984) menerangkan pada lampiran Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 220/Menkes/Per/IX/1976, kosmetika telah digolongkan menjadi 13 golongan berdasarkan kegunaannya, yaitu: a. Preparat untuk bayi: shampoo bayi, minyak bayi, bedak bayi dan lain-lainnya.

  b. Preparat untuk mandi: minyak mandi, buble bath dan lain-lainnya.

  c.

  Preparat untuk mata: pinsil alis, mascara, eye shadow dan lain- lainnya.

  d. Preparat wangi-wangian: parfum, cologne dan lain-lainnya. f.

  Preparat pewarna rambut: cat rambut, hairbleach dan lain-lainnya.

  g. Preparat make-up bukan untuk mata: lipstick, dasar make-up dan lain-lainnya.

  h. Preparat kuku: cat kuku, lotion kuku dan lain-lainnya. i. Preparat untuk kebersihan badan: deodorant dan lain-lainnya. j.

  Preparat cukur: sabun cukur, aftershave lotion dan lain-lainnya. k. Preparat perawatan kulit: pembersih, pelembab, pelindung dan lain- lainnya. l. Preparat untuk suntan dan sunscreen dan lain-lainnya. m. Kosmetika tradisional: yang dibuat dari bahan-bahan alamiah baik nabati, hewani maupun mineral.

  Berdasarkan keterangan diatas, dapat disimpulkan bahwa penggolongan kosmetika menurut kegunaannya terdiri dari: kosmetika perawatan kulit dan rambut dan kosmetika dekoratif (make-up). Kosmetika perawatan kulit dan rambut digunakan untuk perawatan kesehatan kulit dan rambut sedangkan kosmetika dekoratif (make-up) dilakukan untuk tata rias.

3. Produk Kosmetika Pemutih Kulit

  Produk didefinisikan sebagai segala sesuatu yang ditawarkan di pasar untuk diperhatikan, dikonsumsi atau dimiliki sehingga dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen (Kotler dan Armstrong,

  2001). Salah satu produk yang dibutuhkan oleh konsumen wanita adalah kosmetika, karena wanita cenderung ingin tampil cantik dan menarik.

  Terciptanya produk kosmetika pemutih kulit berkaitan erat dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi farmakologi untuk meramu bahan-bahan kimia aktif seperti kojic acid, arbutin, derivat vitamin C, licorice extract, chamomile extract dan bearberry extract yang dapat memutihkan (Tranggono, 2001). Zat-zat kimia tersebut dapat dipakai dan dioleskan pada bagian kulit manusia untuk menghambat pembentukan melanosit sehingga kulit coklat atau sawo matang bisa berwarna lebih muda dari warna aslinya. Menurut definisi medis, proses pemutihan kulit terjadi karena zat dalam kosmetika mengeblok proses pembentukan melanin yaitu butir-butir pigmen di kulit yang menentukan warna kulit seseorang. Proses pembentukan melanin dipengaruhi oleh enzim, vitamin, mineral dan sebagainya.

  Produk kosmetika pemutih kulit adalah produk yang mengandung bahan farmakologi aktif berkhasiat untuk memudakan dan mencerahkan warna kulit. Produk kecantikan yang mengandung bahan farmakologi aktif ini dapat menekan atau menghambat pembentukan melanin yang sudah terbentuk sehingga akan memberikan warna kulit yang lebih putih, bersih, cemerlang, cerah dan bercahaya. Jenis kosmetika ini disebut juga “COSMECEUTICAL” (Tranggono, 2001). Kosmetika pemutih ini bersifat sebagai obat menggunakan bahan aktif pemutih

  Berbagai merek produk kosmetika pemutih pun semakin banyak beredar di pasaran dan mudah ditemui hampir di setiap toko swalayan, supermarket maupun counter-counter mall. Berbagai merk produk pemutih itu antara lain: REVLON Whitening, Caring Colours UV White, POND’S, Sariayu White, Plenitude White Perfect dari L’ Oreal, Cussons Hydro System Whitening, Citra Hazeline White, Nivea White, Oil of Olay White, Vaseline Whitening, Pucelle Whitening Lotion, Cempaka White Lotion dan Putri Skin Whitening Lotion dan Ovale Whitening.

4. Jenis-jenis dan Penggunaan Produk Kosmetika Pemutih Kulit

  Idaman perempuan Indonesia untuk memiliki kulit putih dimanfaatkan oleh produsen kosmetika. Produsen berusaha menarik konsumen dengan iklan-iklan yang menjanjikan membuat konsumen ingin mencoba berbagai macam produk pemutih. Jenis-jenis produk pemutih itu antara lain:

  a. Pembersih wajah: suatu bahan berbentuk cairan atau juga lotion yang berfungsi untuk membersihkan wajah.

  b. Pelembab: suatu bahan berfungsi untuk melembabkan kulit wajah, digunakan sebelum menggunakan bedak.

  c. Bedak: bahan berbentuk bubuk, baik padat maupun tabur dipakai setelah menggunakan pelembab. d.

  Hand & body lotion: digunakan untuk tangan dan bagian tubuh yang lain.

  e.

  Sabun mandi: sabun padat digunakan untuk mandi.

  f. Lulur: bahan berbentuk bubuk dicampur dengan air digunakan untuk luluran.

  g.

  Cream malam: bahan berbentuk cream digunakan pada malam hari. )

  Berdasarkan keterangan-keterangan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa jenis-jenis produk kosmetika pemutih kulit yang biasa digunakan, antara lain: pembersih wajah,pelembab, bedak, hand & body lotion, sabun mandi, lulur dan cream malam.

5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Produk

  Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan produk menurut Kotler dan Armstrong (2001) antara lain:

a. Faktor budaya

  Merupakan faktor penentu dari keinginan dan perilaku seseorang yang dipelajari dari serangkaian nilai-nilai, persepsi, preferensi dan perilaku melalui proses sosialisasi dalam keluarga maupun lembaga inti lainnya. Budaya yang berbeda akan membentuk minat membeli produk yang berbeda pula. Suatu barang yang sangat diminati oleh komunitas tertentu mungkin dianggap tidak berharga sama sekali

  b. Kelas sosial

  Merupakan susunan yang relatif permanen dan teratur dalam suatu masyarakat yang anggotanya memiliki nilai, perhatian dan perilaku yang cenderung sama. Kelas sosial akan membentuk preferensi produk dan merek yang berbeda terutama untuk pakaian, rumah dan perabotannya, mobil serta aktivitas pengisi waktu luang. Kelas sosial berbeda dalam hal pakaian, pola bicara, pilihan untuk rekreasi dan banyak karakteristik lainnya. Kelas sosial tidak ditentukan berdasarkan satu faktor saja seperti besarnya pendapatan, tetapi merupakan kombinasi dari jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, wilayah tempat tinggal dan lain sebagainya.

  c. Kelompok referensi

  Menurut Kotler dan Armstrong (2001), kelompok referensi adalah kelompok yang memberi pengaruh langsung atau tidak langsung pada sikap dan perilaku seseorang. Kelompok referensi akan mempengaruhi melalui tiga cara, yaitu: menghadapkan individu pada perilaku dan gaya hidup tertentu, mempengaruhi sikap dan gambaran diri seseorang, serta mempengaruhi pilihan seseorang akan produk dan merek. Kelompok referensi dapat mempengaruhi individu untuk mempergunakan produk kosmetika tertentu dengan tujuan mendapatkan sikap dan gambaran diri yang sesuai dalam kelompok tersebut. Produk kosmetika dianggap dapat menutupi kekurangan kondisi fisik disamping juga sebagai penolong dalam penerimaan sosial dari kelompok (Jersild, 1979).

  d. Usia

  Seseorang mengkonsumsi barang dan jasa berubah-ubah selama hidupnya. Seorang anak tidak membutuhkan produk pemutih kulit, tetapi seorang remaja atau dewasa awal mungkin akan lebih membutuhkan.

  e. Gaya hidup

  Gaya hidup menunjukkan pola kehidupan individu yang tercermin dalam kegiatan, minat dan pendapatnya dalam interaksi dengan lingkungannya.

  f. Persepsi

  Persepsi yaitu proses dimana individu memilih, memutuskan dan menafsirkan masukan informasi untuk menciptakan gambaran yang berarti mengenai dunia. Persepsi akan menentukan tanggapan individu terhadap promosi produk.

  Berdasarkan keterangan-keterangan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan produk adalah budaya, kelas sosial, kelompok referensi, usia, gaya hidup, dan persepsi.

B. Kepercayaan Diri

1. Kepercayaan Diri

  Sebelum memberi batasan mengenai kepercayaan diri (self

  confidence ), terlebih dahulu akan dikemukakan definisi tentang diri

  (self). Self merupakan perangkat persepsi dan kepercayaan diri yang konsisten dan teratur. Perangkat sentral persepsi yang paling menentukan perilaku adalah persepsi self concept (Roger dalam Kumara, 1988). The self terdiri dari semua ide, persepsi dan nilai-nilai yang memberi ciri I atau me yang meliputi kesadaran tentang what I am dan

  what I can do . Self berisi tentang pengalaman individu dan identitas

  pribadi. Seorang individu dengan self concept yang kuat dan positif memandang dunia sama sekali berbeda dengan seorang yang self

  concept nya lemah. Roger (Kumara, 1988) mengemukakan dalil-dalil

  dari sebuah self yaitu: a.

  Self berkembang melalui interaksi individu dengan lingkungannya.

  b. Self mungkin menerima nilai-nilai orang lain dan memahaminya dengan suatu cara pengubahan sesuai dengan dirinya.

  c.

  Self selalu berusaha untuk konsisten.

  d. Organisme berperilaku dengan cara yang konsisten dengan self.

  e.

  Pengalaman-pengalaman yang tidak konsisten di self structure dianggap sebagai sebuah ancaman.

  Beberapa proses yang terjadi dalam self adalah: 1) Self image, mulai muncul pada saat anak mulai tumbuh kesadaran dirinya dan mampu membedakan dirinya dengan orang lain. 2) Self concept (konsep diri), meliputi persepsi utuh mengenai keadaan dirinya yang dipelihara dan diorganisir sedemikian rupa.

  Konsep diri bukan hanya sekedar gambaran deskriptif, tetapi individu juga mampu melakukan penilaian dan evaluasi tentang dirinya sendiri (Kumara, 1988). 3) Self acceptance (penerimaan diri), yaitu penerimaan diri yang tumbuh karena adanya konsep diri positif. Individu akan menumbuhkan suatu penghargaan terhadap diri sendiri dengan beberapa alasan yang realistik (Kumara, 1988).

  4) Self esteem (harga diri), yaitu aktivitas individu dengan mengamati dirinya sendiri serta dalam hubungannya dengan orang lain (Kumara, 1988). Harga diri yang sehat ialah kemampuan untuk melihat diri sendiri berharga, berkemampuan penuh kasih sayang dan menarik, memiliki bakat-bakat pribadi yang khas serta kepribadian yang berharga dalam hubungannya dengan orang lain (Berne & Savary, 1988).

  Self dipandang sebagai motor penggerak perubahan kepribadian

  yang sehat. Perkembangan self concept dan self esteem yang sehat akan