OPTIMASI FORMULA GEL UV PROTECTION ENDAPAN PERASAN WORTEL (Daucus carota, Linn.) : TINJAUAN TERHADAP GLISEROL DAN SORBITOL SKRIPSI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

OPTIMASI FORMULA GEL UV PROTECTION
ENDAPAN PERASAN WORTEL (Daucus carota, Linn.) :
TINJAUAN TERHADAP GLISEROL DAN SORBITOL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :
Ineke Verani Dewi
NIM : 048114120

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008

i


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

OPTIMASI FORMULA GEL UV PROTECTION
ENDAPAN PERASAN WORTEL (Daucus carota, Linn.) :
TINJAUAN TERHADAP GLISEROL DAN SORBITOL

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :
Ineke Verani Dewi
NIM : 048114120

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008


ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Skripsi

OPTIMASI FORMULA GEL UV PROTECTION
ENDAPAN PERASAN WORTEL (Daucus carota, Linn.) :
TINJAUAN TERHADAP GLISEROL DAN SORBITOL

Yang diajukan oleh :
Ineke Verani Dewi
NIM : 048114120

Telah disetujui oleh :

Pembimbing

Sri Hartati Yuliani, M.Si.,Apt
Tangal : 28 Januari 2008


iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

!
"#$

! "

%

&&

'&


( )

&

'&

*

&
)

)
-

' )

+,

&- &


'
&

! "#
!
$

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama

: Ineke Verani Dewi

Nomor Mahasiswa


: 048114120

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
Optimasi Formula Gel UV Protection Endapan Perasan Wortel
(Daucus carota, Linn.) : Tinjauan Terhadap Gliserol dan Sorbitol
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 28 Januari 2008

Yang menyatakan,


Ineke Verani Dewi

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yesus
Kristus atas kasih dan pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan akhir yang berjudul Optimasi Formula Gel UV Protection Endapan
Perasan Wortel (Daucus carota, Linn.) : Tinjauan Terhadap Gliserol dan
Sorbitol. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Strata Satu Program Studi Ilmu Farmasi (S.Farm) Universitas Sanata
Dharma.
Dalam penyelesaian penelitian ini, penulis banyak mendapatkan bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak, baik bimbingan, dorongan, kritik maupun
saran. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus buat segalanya.
2. Rita Suhadi, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.
3. Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan dan saran dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Agatha Budi Susiana L., M.Si, Apt., selaku dosen penguji yang telah
memberikan masukan, kritik dan saran.
5. Rina Kuswahyuning, M.Si, Apt., selaku dosen penguji yang telah memberikan
masukan, kritik dan saran.
6. Dra. A. Nora Iska Harnita, M.Si., Apt., yang telah memberikan masukan,
kritik, kepedulian dan sarannya.
7. Romo Drs. P. Sunu H. S.J. atas bimbingan dan nasehatnya selama penulis

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menempuh perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
8. Papah dan Mamah tercinta, terimakasih atas kasih sayang, doa, dan dukungan.
Terimakasih buat semua apa yang papah dan mamah sudah berikan.
9. Adikku Ratna dan Senjaya terimakasih buat doa dan semangat yang diberikan.
10. Ko Robby W. buat semua doa, dukungan, dan semangat.

11. Carrot’s team: Deka, Dessy , Silvi, Budiaji, Finza, Ela, dan Andrian untuk
doa, kebersamaan, kesetiaan, dukungan, pengorbanan, semangat, keceriaan,
kepercayaan, dan persahabatan yang luar biasa.
12. Heni dan Deka, atas doa, dukungan, persahabatan kita.
13. Semua teman-temanku kost Amakusa, terimakasih buat doa, dukungan,
keceriaan, pertemanan kita.
14. Staf Laboratorium: Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Iswandi, Mas Ottok, Mas
Heru, Mas Kunto, Mas Parlan, Mas Sarwanto, dan Mas Andri atas bantuan
dan kerjasamanya.
15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu untuk semua
dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penelitian dan penyusunan skripsi ini masih jauh
dari sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini
memberikan manfaat dan berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Penulis

viii


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta,

Januari 2008

Penulis

Ineke Verani Dewi

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


INTISARI
Penelitian ini tentang optimasi formula sediaan gel UV Protection
endapan perasan wortel (Daucus carota, Linn.) : tinjauan terhadap gliserol dan
sorbitol. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh profil campuran yang
optimum dari humectant yang digunakan. Penelitian ini termasuk rancangan
eksperimental murni dengan metode Simplex Lattice Design 2 komponen dan
bersifat eksploratif, yaitu mencari formula UV Protection endapan perasan wortel
dengan sifat sifik dan stabilitas yang baik dan dapat diterima oleh masyarakat
(acceptable).
Setiap formula diuji untuk mengetahui respon daya sebar, viskositas dan
persen pergeseran viskositas. Analisis persamaan Simplex Lattice Design yang
diperoleh, kemudian diuji secara statistik dengan menggunakan uji F dengan taraf
kepercayaan 95%. Efektivitas dari ekstrak beta karoten terhadap radiasi UV
dilakukan dengan uji SFF secara in vitro.
Dari penelitian dilakukan optimasi formula dengan kriteria, yaitu nilai
daya sebar dengan diameter penyebaran sebesar 4-5 cm, nilai viskositas antara
305 dPa.s hingga 315 dPa.s dan persen pergeseran viskositas kurang dari 5%.
Pada penelitian ini tidak diperoleh range komposisi optimum. Berdasarkan hasil
percobaan dipilih formula II (25% gliserol dan 75% sorbitol) sebagai formula
optimum yang menghasilkan gel dengan sifat fisik dan stabilitas yang baik. Profil
respon daya sebar dan viskositas berbentuk kurva melengkung terbuka ke bawah,
sedangkan profil respon pergeseran viskositas berbentuk kurva melengkung
terbuka ke atas.
Kata kunci: endapan perasan wortel, humectant, gel UV Protection, Simplex
Lattice Design, range komposisi optimum.

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
The research about optimization of carrot’s pulp sediment UV Protection
gel formula : review to glycerol and sorbitol. Purpose of this research was
achieved optimum composition profil from glycerol dan sorbitol. This research
including in pure experimental design with two component’s Simplex Lattice
Design method, which was searching UV Protection gel with good physical
characteristic dan stability and acceptable.
Every formula was tested to know spreadability, viscosity, and alteration
of viscosity response. Analysis result using Simplex Lattice Design and also F test
statistic analysis with 5%. Effectivity test beta carotene extract of carrot’s pulp
sediment for UV radiation was done with in vitro SPF test.
Optimization formula based on optimum composition range with
criteria, diameter spreadability was determined around 4-5 cm, viscosity lies
between 305 dPa.s until 315 dPa.s and the viscocity change was less then 5%.
This research is not obtained optimum composition range. Based on result of this
research, formula II as optimum formula which results gel with good physical
characteristic dan stability. The profile of speadability and viscosity respon was
shape curve open at the bottom, and profile of viscocity change respon was curve
open at the top.
Key Word:

carrot’s pulp sediment, humectant, UV Protection gel, Simplex
Lattice Design, optimum composition range

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...............................................................................

i

HALAMAN JUDUL ...................................................................................

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .........................................

iii

HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................

v

KATA PENGANTAR .................................................................................

vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................

viii

INTISARI ....................................................................................................

ix

ABSTRACT ..................................................................................................

x

DAFTAR ISI ...............................................................................................

xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................

xiv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................

xv

DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................

xvi

BAB I. PENDAHULUAN ..........................................................................

1

A.

Latar Belakang ....................................................................................

1

B.

Perumusan Masalah ............................................................................

4

C.

Keaslian Penelitian ..............................................................................

4

D.

Manfaat Penelitian ..............................................................................

5

E.

Tujuan Penelitian ................................................................................

5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................

6

A.

6

Wortel ..................................................................................................

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B.

Beta Karoten ........................................................................................

8

C.

Antioksidan .........................................................................................

9

D.

Gel .......................................................................................................

10

E.

Carbomer .............................................................................................

11

F.

Humectant ...........................................................................................

13

G.

Gliserol ................................................................................................

14

H.

Sorbitol ................................................................................................

15

I.

Sinar UV .……………….....................................................................

16

J.

Sun Protection Factor (SPF) ...............................................................

17

K.

Spektrofotometri UV ...........................................................................

19

L.

Metode Simplex Lattice Design ..........................................................

21

M. Mikromeritik ………………………………………………………...

22

N.

Keterangan Empiris ………………………………………….………

23

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ...................................................

25

A.

Jenis Rancangan Penelitian .................................................................

25

B.

Variabel dalam Penelitian ...................................................................

25

C.

Definisi Operasional ............................................................................

26

D.

Bahan dan Alat Penelitian ...................................................................

27

E.

Tata Cara Penelitian ............................................................................

28

1.

Penetapan kadar beta karoten dalam endapan perasan wortel
(Daucus carota, Linn.) ……………………………...…….........

24

2.

Uji SPF beta karoten dalam endapan perasan wortel ..................

25

3.

Optimasi formula gel UV Protection endapan perasan wortel

26

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dengan basis carbopol ..................................................................
4.

Uji sifat fisik dan stabilitas gel UV Protection ….......................

5.

Pengukuran diameter partikel endapan perasan wortel dalam gel

32

UV Protection secara mikromeritik .............................................

33

Analisis Data dan Optimasi .................................................................

34

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................

35

A.

Pembuatan Jus Wortel dan Ekstraksi Beta Karoten ............................

35

B.

Penetapan Kadar Beta Karoten dalam Endapan Perasan Wortel ........

36

C.

Uji SPF.................................................................................................

40

D.

Sifat Fisik dan Stabilitas Gel UV Protection Endapan Perasan

F.

Wortel ..................................................................................................

45

E.

Mikromeritik ............................... .......................................................

48

F.

Optimasi Formula ...................................................................... .........

50

G.

Uji pH ………………………………………………………………..

61

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................

62

A.

Kesimpulan .........................................................................................

62

B.

Saran ....................................................................................................

62

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

63

LAMPIRAN ................................................................................................

67

BIOGRAFI PENULIS .................................................................................

96

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel I.

Formula Simplex Lattice Design .................................................

31

Tabel II.

Jumlah Bahan Yang Digunakan Dalam Tiap Formula ...............

32

Tabel III.

Pengukuran Serapan Larutan Baku Beta Karoten Dalam
Pelarut Aseton : Heksan (1:9) Menggunakan Spektrofotometer
Visibel Genesys TM 10 ……………….........................................

Tabel IV.

Pengukuran Serapan Ekstrak Beta Karoten Dalam Endapan
Perasan Wortel ...........................................................................

Tabel V.

39

Hasil Pengukuran SPF gel UV Protection Endapan Perasan
Wortel …………...……………………………………………..

Tabel VI.

37

42

Pengukuran Serapan Seri Larutan Baku Beta Karoten Dalam
Pelarut Aseton : Heksan (1:9) Menggunakan Spektrofotometer
Visibel Perkin Elmer Lambda 20 Pada 452,2 nm ....................

44

Tabel VII. Pengukuran Nilai Serapan dan Nilai SPF Ekstrak Beta Karoten
Dalam Endapan Perasan Wortel Diukur Pada 365 nm ........…

45

Tabel VIII. Hasil Pengukuran Sifat Fisik Gel …………………………..….

47

Tabel IX.

Hasil Pengukuran Ukuran Partikel Endapan Perasaan Wortel
Dalam Gel UV Protection Formula III Secara Mikromeritik .....

49

Tabel X.

Hasil Perhitungan Uji F untuk Respon Daya Sebar ....................

55

Tabel XI.

Hasil Perhitungan Uji F untuk Respon Viskositas ...................... 56

Tabel XII. Hasil Perhitungan Uji F untuk Respon % Pergeseran Viskositas

58

Tabel XIII. Hasil Pengukuran pH Sediaan Gel UV Protection .....................

61

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur all-trans -karoten ........................................................

8

Gambar 2. Struktur Gliserol ......................................................................... 14
Gambar 3. Struktur Sorbitol ......................................................................... 15
Gambar 4. Kurva Baku Larutan Standar Beta Karoten Dalam Pelarut
Aseton : Heksan (1:9) Menggunakan Spektrofotometer Visibel
Genesys TM 10 Pada 452 nm ……….…………...…………...

37

Gambar 5. Scanning Panjang Gelombang Larutan Beta Karoten Standar
Dalam

Pelarut

Kloroform

Dengan

Menggunakan

Spektrofotometer Visibel Genesys TM 10 ……………….….......

40

Gambar 6. Scanning Panjang Gelombang Ekstrak Beta Karoten Endapan
Perasan

Wortel

dalam

Pelarut

Kloroform

Dengan

Menggunakan Spektrofotometer Visibel Genesys TM 10 ...........
Gambar 7. Hasil

Scanning

maks

Larutan

Baku

Beta

40

Karoten

Menggunakan Spektrofotometer Visibel Perkin Elmer Lambda
20 …….......................................................................................

43

Gambar 8. Kurva Baku Larutan Standar Beta Karoten Dalam Pelarut
Aseton : Heksan (1:9) Menggunakan Spektrofotometer Visibel
Perkin Elmer Lambda 20 ...........................................................

44

Gambar 9. Grafik Distribusi Ukuran Partikel Endapan Perasan Wortel
Dalam Gel UV Protection Formula III ....................................... 50
Gambar 10. Profil Daya Sebar Sediaan Gel UV Protection Endapan

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Perasan Wortel ...........................................................................

52

Gambar 11. Contour Plot Daya Sebar Gel UV Protection ............................

53

Gambar 12. Profil Viskositas Gel UV Protection Endapan Perasan Wortel .

56

Gambar 13. Profil Pergeseran Viskositas Gel UV Protection Endapan
Perasan Wortel ...........................................................................

xvi

58

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

Penetapan Kadar Beta Karoten dalam Endapan Perasan
Wortel ......................................................................................

Lampiran 2.

67

Penetapan Nilai SPF Beta Karoten dalam Endapan Perasan
Wortel .....................................................................................

72

Lampiran 3.

Data Penimbangan Gel ............................................................

78

Lampiran 4.

Data Sifat Fisik dan Stabilitas Gel ..........................................

79

Lampiran 5.

Persamaan Simplex Lattice Design .......................................... 81

Lampiran 6.

Perhitungan Persamaan Regresi Uji F .....................................

Lampiran 7.

Perbandingan Komposisi Basis Pada Kriteria Penerimaan

85

Masing-masing Sifat Fisik Gel ................................................ 91
Lampiran 8.

Data Uji Mikromeritik ............................................................. 93

Lampiran 9.

Dokumentasi ……..…………………………………….......... 94

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sinar UV adalah radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang
lebih pendek dari sinar visible, tetapi lebih panjang dari sinar X (Anonim, 2007d).
Lebih dari 40 tahun, bukti-bukti diakumulasikan dari range luas yang merupakan
hasil studi eksperimental pada hewan dan manusia yang secara jelas menunjukkan
bahwa Ultraviolet Radiation (UVR) dari pemaparan sinar matahari mempunyai
berbagai macam efek yang sangat besar pada kulit, baik akut dan kronik. Radiasi
ultraviolet bertanggungjawab terhadap terjadinya kanker kulit, penuaan dini,
penyakit fotosensitifitas. Namun tidak semua radiasi UV tersebut berbahaya, sinar
ultraviolet juga mempunyai efek pada sistem imun yang merupakan keuntungan
dari UVR dalam pengobatan medis pada beberapa penyakit seperti psoriasis,
atopic dermatitis, mycosis fungoid, dan vitiligo (Leyden dan Lavker, 2002). Efek
positif dari sinar UV B dapat menginduksi produksi vitamin D pada kulit
(Anonim, 2007d).
Sinar ultraviolet dibagi menjadi tiga, yaitu: gelombang yang sangat
pendek UVC (tidak mencapai permukaan bumi), UVB (290-320 nm), dan UVA
dibagi menjadi dua menjadi UVA II (320-340 nm) dan UVA I (340-400 nm).
Sinar UVA kira-kira 95% dari UVR rmencapai permukaan bumi. Hingga
sekarang ini, fokus utama penelitian yaitu pada UVB karena mempunyai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

peranan terhadap terjadinya kanker dan modulation imun. Radiasi UVB lebih
besar energinya daripada UVA dan secara tepat merupakan faktor utama dalam
pembentukan squamous cell dan berperan penting atas terjadinya kanker pada sel
bassal. Dalam sepuluh tahun, studi in vivo pada manusia menunjukkan pemberian
berkali-kali dosis rendah UVA II dan UVA I dapat dibandingkan untuk
pemaparan setiap hari selama aktivitas dapat juga memberikan efek yang besar
pada kulit (Leyden dan Lavker, 2002).
Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah kulit akibat pemaparan UV,
maka diperlukan suatu antioksidan yang bekerja dengan menangkap radikal bebas
yang ada dalam kulit. Dalam proses tersebut, antioksidan mengikat energi yang
akan digunakan untuk pembentukan radikal bebas baru sehingga reaksi oksidasi
berhenti (Anonim, 2007b).
Banyak penelitian mengatakan bahwa beta karoten dapat melindungi
kulit. Beta karoten sebagai antioksidan dikembangkan dalam bentuk sediaan oral,
yaitu dalam bentuk dietary supplement. Kelebihan dari antioksidan yaitu dapat
berfungsi sebagai UV Protection. Penggunaan antioksidan secara oral mempunyai
keuntungan yaitu dapat melindungi seluruh permukaan kulit. Sekarang ini banyak
dikembangkan UV Protection dalam bentuk sediaan topikal, berupa sediaan krim,
lotion, dan gel. Bentuk sediaan krim merupakan sediaan semipadat yang berupa
emulsi, sedangkan lotion dapat berupa sediaan emulsi, larutan, ataupun suspensi.
Sediaan krim biasanya mengandung fase minyak dan fase air sehingga dapat
menimbulkan rasa lengket dan rasa tidak nyaman ketika diaplikasikan pada kulit,
sedangkan lotion mempunyai viskositas yang cukup encer sehingga tidak dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

bertahan lama pada kulit karena cepat mengering dan efeknya cepat berkurang.
Oleh karena itu, dikembangkan sediaan UV Protection yang mempunyai sifat fisik
dan stabilitas yang lebih baik, nyaman dan dapat diterima oleh masyarakat
(acceptable) yaitu sediaan gel.
Produk UV Protection yang telah banyak beredar dipasaran biasanya
mengandung bahan aktif berupa bahan sintetik. Penggunaan bahan sintetik
mempunyai efek samping yang berbahaya. Oleh karena itu dalam penelitian ini,
dikembangkan UV Protection dengan zat aktif yang berasal dari bahan alam.
Dalam penelitian ini, dipilih bahan aktif yang berasal dari bahan alam
yaitu perasan wortel (Daucus carota, Linn.). Pada wortel diketahui mengandung
senyawa beta karoten. Penggunaan dari bahan alam memberikan toleransi yang
lebih baik pada kulit terhadap terjadinya reaksi sentisifikasi dan iritasi.
Penelitian ini merupakan salah satu upaya dalam memberikan inovasi
baru dalam pengembangan beta karoten dalam sediaan topikal berupa gel UV
protection. Dalam penelitian ini digunakan basis carbopol dan humectant gliserol
dan sorbitol dalam berbagai variasi komposisi dengan tujuan untuk mendapatkan
sediaan dengan sifat fisik dan stabilitas yang baik serta acceptable. Pemilihan
carbopol sebagai basis gel karena carbopol dapat meningkatkan viskositas dengan
membentuk badan gel dan carbopol dapat membentuk lapisan film pada
permukaan kulit. Carbopol merupakan gelling agent sintetik yang mempunyai
stabilitas yang lebih baik dibandingkan dengan gelling agent alami dan semi
sintetik.

Gliserol

sebagai

humectant

berfungsi

untuk

mempertahankan

kelembaban kulit sehingga menjaga kelembutan kulit. Sorbitol merupakan bahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

yang sangat efektif digunakan sebagai humectant (Jellineck, 1970). Pemilihan
gliserol dan sorbitol karena gliserol dapat menstabilkan sistem gel carbopol
karena sifat higroskopis yang besar dapat menjaga konsistensi gel, sedangkan
sorbitol bersifat inert dan compatible dengan bahan lain. Dengan kombinasi kedua
humectant dengan variasi konsentrasi tertentu diharapkan dapat menghasilkan
sediaan gel dengan sifat fisik dan stabilitas yang baik.
Sediaan gel UV Protection yang dihasilkan dalam penelitian ini
diharapkan memenuhi parameter kualitas fisik sediaan gel yang meliputi daya
sebar, viskositas, dan parameter stabilitas fisik.

B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana profil sifat fisis dan stabilitas campuran gliserol dan sorbitol
sebagai humectant dalam gel UV Protection endapan perasan wortel?
2. Apakah dapat ditemukan range komposisi optimum formula gel UV
Protection endapan perasan wortel yang memenuhi persyaratan mutu?
3. Berapa jumlah komposisi humectant gliserol dan sorbitol dalam gel UV
Protection yang menghasilkan formula optimum?

C. Keaslian Penelitian
Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan penulis, penelitian tentang
formulasi sediaan gel UV Protection endapan perasan wortel (Daucus carota,
Linn.) dengan menggunakan gliserol dan sorbitol sebagai humectant belum
pernah dilakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang sediaan gel UV Protection
yang berasal dari bahan alam dengan menggunakan humectant gliserol dan
sorbitol.
2. Manfaat Metodologis
Menambah informasi dalam ilmu pengetahuan kefarmasian, mengenai upaya
pengembangan dan aplikasi metode Simplex Lattice Design.
3. Manfaat Praktis
a. Mengetahui serapan endapan perasan wortel pada range panjang
gelombang UVA - UVB, mengetahui pengaruh perbedaan komposisi
gliserol dan sorbitol dalam menentukan sifat fisik, dan mengetahui
formula gel yang optimum berdasarkan contour plot superimposed.
b.

Menghasilkan sediaan berupa gel endapan perasan wortel yang
berkhasiat sebagai UV Protection, dan dapat diterima masyarakat.

E. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui profil sifat fisis dan stabilitas campuran gliserol dan sorbitol
sebagai humectant dalam gel UV Protection endapan perasan wortel.
2. Mengetahui apakah ditemukan range komposisi optimum formula gel UV
Protection endapan perasan wortel yang memenuhi persyaratan mutu.
3. Mengetahui jumlah komposisi humectant gliserol dan sorbitol dalam gel UV
Protection yang menghasilkan formula optimum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.

Wortel

1. Nama daerah
Di Indonesia wortel mempunyai nama daerah, antara lain :
Sunda

: bortol

Jawa

: wertel, wertal, wortol, dan bortol

Madura

: ortel
(Cahyono, 2002)

2. Morfologi
Wortel (Daucus carota L.) termasuk jenis tanaman sayuran umbi
semusim, berbentuk semak (perdu) yang tumbuh tegak dengan ketinggian antara
30 cm-100 cm atau lebih, tergantung jenis atau varietasnya. Wortel digolongkan
sebahgai tanaman semusim karena hanya berproduksi satu kali dan kemudian
mati. Tanaman wortel berumur pendek, yakni berkisar antara 70-120 hari,
tergantung varietasnya (Cahyono, 2002).
Umbi wortel terbentuk dari akar tunggang yang berubah fungsi menjadi
tempat penyimpanan cadangan makanan (karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral, dan air). Kulit umbi tipis berwarna kuning kemerahan atau jingga
kekuningan, karena kandungan karoten yang tinggi. Umbi wortel memiliki ukuran
yang bervariasi, tergantung varietasnya. Bentuk umbi juga bervariasi: bulat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

panjang dengan ujung runcing, bulat panjang dengan ujung tumpul, ataupun bulat
pendek atau panjang dengan ujung antara runcing dan tumpul (Cahyono, 2002).

3. Kandungan kimia
Kandungan nilai gizi dan kalori dalam umbi wortel per 100 g bahan segar
mengandung kalori, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, natrium,
serat, abu, Vitamin A, Vitamin B-1, Vitamin B-2, Vitamin C, Niacin, dan air.
Kandungan terbesar dalam wortel adalah vitamin A 12000 S.I (Cahyono, 2002).

4. Kegunaan
Wortel dan bahan ikutannya (misalnya daun) memiliki bermacammacam manfaat, antara lain:
a. Bahan makanan
b. Bahan obat-obatan
Wortel adalah salah satu sumber makanan detoksifikasi yang
mempunyai kemampuan untuk mengatur ketidakseimbangan dalam tubuh. Wortel
kaya akan zat antioksidan beta karoten yang mampu mencegah radikal bebas
menjadikan kanker. Mengkonsumsi secara rutin wortel dapat mengurangi
keganasan dari radikal bebas (Kumalaningsih, 2007). Beta karoten juga
bermanfaat untuk menyamarkan flek (noda cokelat) pada kulit (Cahyono, 2002).
Warna oranye tua pada wortel menandakan kandungan beta karoten yang tinggi.
Semakin jingga warna wortel, makin tinggi kadar beta karotennya (Anonim,
2003).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

Enzim pencernaan yang terdapat pada wortel dapat berfungsi sebagai
diuretik. Wortel sangat kaya akan vitamin A yang diperlukan untuk menjaga
kesehatan mata dan memelihara jaringan epitel (Cahyono, 2002).
c. Bahan kosmetika
Umbi wortel juga dapat digunakan untuk keperluan kosmetik, yakni untuk
merawat kecantikan wajah dan kulit. Karoten dalam umbi wortel bermanfaat
untuk menjaga kelembapan kulit, melembutkan kulit, dan memperlambat
timbulnya kerutan pada wajah (Cahyono, 2002).

B.

Beta Karoten

Gambar 1. Struktur all-trans -karoten (Anonim, 1989)

Beta karoten larut dalam CS2, benzena, kloroform, mudah larut dalam
eter, petroleum eter, dan minyak, sedikit larut dalam metanol dan etanol (Anonim,
1989).
Beta karoten adalah anggota karotenoid. Seperti anggota karotenoid
lainnya, beta karoten merupakan pigmen alam yang larut lemak, ditemukan dalam
tanaman algae dan bakteri fotosintetik. Fungsi beta karoten diantaranya sebagai
prekursor vitamin A. Beta karoten menjadi suatu nutrisi esensial bila pasokan
retinol (vitamin A) tidak tercukupi. Beta karoten juga diketahui mempunyai
potensi sebagai antioksidan. Karetonoid diketahui mampu menginhibisi radikal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

bebas menginduksi lipid peroksidase. Beta karoten mempunyai kemampuan
mengikat singlet oksigen (OA) yang baik, mengikat radikal peroksil dan
menginhibisi (Leo dan Lieber, 1999).

C.

Antioksidan

Antioksidan adalah substansi yang diperlukan tubuh untuk menetralisir
radikal bebas and mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas
terhadap sel normal, protein, dan lemak. Antioksidan menstabilkan radikal bebas
dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas, dan
menghambat terjadinya reaksi berantai dari pembentukan radikal bebas yang
dapat menimbulkan stres oksidatif. Ada beberapa bentuk antioksidan, di antaranya
vitamin, mineral, dan fitokimia. Berbagai tipe antioksidan berkerja bersama dalam
melindungi sel normal dan menetralisir radikal bebas (Anonim, 2007b).
Antioksidan adalah senyawa yang mampu menghambat oksidasi radikal
bebas. Sebagai bahan aktif, antioksidan digunakan untuk melindungi kulit dari
kerusakan akibat oksidasi dan mencegah penuaan dini (Anonim, 2007a). Radikal
bebas adalah molekul atau atom yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak
berpasangan. Elektron tersebut sangat reaktif dan cepat bereaksi dengan molekul
lain sehingga terbentuk radikal bebas baru dalam jumlah besar secara terusmenerus. Radikal bebas dapat menimbulkan kerusakan di berbagai bagian sel dan
menyebabkan berbagai penyakit seperti tumor, kanker, arterosklerosis, katarak,
keriput, penuaan dini, dan lainnya (Anonim, 2007a).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D.

10

Gel

Gel merupakan sistem dispers berupa sediaan cair semi padat yang
mempunyai konsistensi tertentu, mempunyai kegunaan dan praktis dalam
penggunaan. Berbeda dengan emulsi, gel secara umum tidak terdiri dari 2 fase
yang berlawanan liofilisitasnya. Polaritas dan kelarutan dari substansi yang
dimasukkan adalah hidrofilik dalam hidrogel atau lipofilik dalam lipogel
(oleogel). Konsistensi dari gel disebabkan adanya gelling agent (thickening),
biasanya berupa polimer, yang membentuk struktur 3 dimensi. Gaya
intermolekuler mengikat molekul solvent terhadap struktur polimerik dan
kemudian mengurangi mobilitas dari molekul dalam struktur sistem dengan
peningkatan viskositas. Produk gel mempunyai estetika dan menjadi lebih popular
pada produk cosmetic care. Gel dapat berfungsi sebagai basis untuk formulasi
yang lebih kompleks (Nairn, 1997).
Suatu sediaan gel

biasanya mengandung bahan pengembang, air,

penahan lembab, dan pengawet. Penahan lembab (humectant) seperti gliserin,
sorbitol atau propilen glikol adalah substansi higroskopis yang secara umum larut
air dan biasanya digunakan untuk mencegah proses pengeringan dari formula itu
sendiri (Barel et al, 2001).
Hidrogel adalah sediaan semisolid yang mengandung material polimer
yang mempunyai kemampuan untuk mengembang dalam air tanpa larut dan bisa
menyimpan air dalam strukturnya. Gel bersifat tiksotropik yaitu berbentuk
semipadat dengan pendiaman, tapi berbentuk cair pada saat diaplikasikan. Gel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

pada umumnya mempunyai sifat rheologi pseudoplatic (Nairn, 1997, Lieberman,
1996).
Bentuk sediaan gel berbasis senyawa hidrofilik dipilih dalam penelitian
ini. Gel ini mengandung komponen bahan pembentuk gel, penahan lembab dan
bahan pengawet. Penahan lembab yang ditambahkan membuat sediaan ini
menjadi lunak, memberikan kelembutan, daya sebar yang cukup, dan menghindari
kemungkinan terjadinya pengeringan. Sebagai bahan pelembab digunakan
gliserol, etilenglikol, dan propilenglikol dalam kosentrasi 10-20%. Keuntungan
lain dari gel ini tidak berlemak, membentuk lapisan film tembus pandang elastis
setelah kering dengan daya lekat yang tinggi, tidak menyumbat pori-pori,
pernafasan tidak terganggu, dan dapat mudah dicuci dengan air. Gel ini
selanjutnya bisa sebagai pendingin dan pelindung kulit (Voigt, 1994).

E.

Carbomer (Polyacrylic Acid)

Polimer bersifat asam (Carbopal, Goodrich) dapat didispersikan dalam air
pada pH 2,8 – 3,2, tetapi tidak larut. Untuk menetralkan fungsi asam yaitu dengan
basa, seperti sodium, potasium, ammonium hidroksi, menghasilkan muatan
negatif gugus karboksilat (Zatz dan Kushla, 1996). Penambahan basa kuat atau
basa inorganik lemah dapat meningkatkan konsistensi dan mengurangi
kekeruhannya (Barry, 1983). Hal ini menyebabkan polimer terurai dan
memberikan sistem aqueous kental. Carbomer juga larut dalam berbagai macam
pelarut organik. Carbomer merupakan bahan pengental yang efisien dalam
keadaan netral. Viskositas dari larutan carbomer menurun secara cepat dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

garam monovalent dan lebih cepat lagi dengan garam yang mengandung kation didan trivalent (Zatz dan Kushla, 1996).
Carbopol memiliki beberapa sifat yang unik sehingga cocok digunakan
dalam pembuatan sediaan gel, yaitu :
1. memiliki sifat alir pseudoplastic sehingga mudah diproses
2. stabil dalam penyimpanan
3. memiliki range pH yang lebar
4. memiliki kompatibilitas yang baik dengan bahan peningkat penetrasi ke kulit.
(Stephenson dan Karsa, 2000)
Carbopol

®

940 memiliki sifat pengental yang baik pada konsentrasi

tinggi serta menghasilkan gel yang jernih, sangat cocok digunakan pada kosmetik
dan sediaan topikal (Anonim, 2006b). Larutan carbomer memiliki sifat alir
pseudoplastic, yaitu viskositas menurun seiring dengan kecepatan pencampuran
yang meningkat (Zatz dan Kuhsla, 1996). Carbomer akan menghasilkan gel yang
jernih dan stabil pada pH netral. Pada larutan asam (pH 3,5-4), carbomer
membentuk sistem dispersi dengan viskositas rendah hingga sedang. Antara pH
5-10, polimer akan mencapai viskositas yang optimal saat membentuk gel. Pada
pH di atas 10, struktur gel rusak dan viskositas menurun. Dispersi carbomer akan
meningkat viskositasnya seiring dengan peningkatan konsentrasi polimer
(Anonim, 2001).
Beberapa mekanisme mungkin bertanggung jawab pada pembentukan
gel dan sepertinya kombinasi dari beberapa proses terjadi. Pada kondisi asam,
sebagian gugus karboksil pada rantai polimer akan terputus untuk membentuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

gulungan yang lentur. Penambahan basa memutuskan lebih banyak gugus dan
gaya

tolak-menolak

elektrostatis

antara

tempat-tempat

yang

diserang

memperbesar molekul, membuatnya menjadi gel yang rigid (kaku) dan
mengembang. Akan tetapi, penambahan basa yang berlebihan membuat gel
menjadi cair (encer) karena kation-kation melindungi gugus-gugus karboksil dan
juga mengurangi gaya tolak-menolak elektrostatis. Jika ditambahkan amina yang
berlebih pada sistem dispersi carbopol, konsistensinya tidak berkurang,
kemungkinan karena efek sterik mencegah pelindung karboksil yang diserang
(Barry, 1983).
Carbomer biasa digunakan sebagai pengental, suspending dan dispersing
agent, stabilizer dan emulsifier. Carbomer biasa digunakan dalam kosmetik pada
pH 6 sampai 9 dengan konsentrasi di bawah 1% (Anonim, 2001).

F.

Humectant

Humectant merupakan zat yang bersifat higroskopis. Humectant
seringkali merupakan molekul dengan beberapa gugus hidrofilik, kebanyakkan
gugus hidroksil, tetapi gugus amin dan karboksil, yang diesterikasi, dapat juga
digunakan. Afinitas untuk membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air sangat
penting (Anonim , 2007c).
Substansi higroskopis menyerap air dari udara, penggunaan humectant
sebagai food additive berguna menjaga kelembaban bahan makanan. Humectant
ditemukan dalam beberapa produk kosmetik ketika kelembaban diinginkan,
termasuk seperti pelembab kondisioner rambut (Anonim , 2007c).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

Humectant dalam produk kosmetik dimaksudkan untuk mencegah
hilangnya lembab dari sediaan dan meningkatkan kelembaban pada lapisan kulit
terluar ketika sediaan digunakan (Loden, 2001). Contoh humectant meliputi,
gliserin, propilen glikol, gliseril triasetat. Dapat juga digunakan polyol seperti
sorbitol, silitol, maltitol, atau polimer polyol seperti polidekstrosa atau ekstrak
alami seperti quillaia, asam laktat atau urea (Anonim , 2007c).

G.

Gliserol

CH2OH – CHOH – CH2OH
Gambar 2. Struktur Gliserol ( Anonim, 1979)
Pemerian cairan seperti sirop; jernih, tidak berwarna; tidak berbau; manis
diikuti rasa hangat. Bersifat higroskopik, namun jika disimpan beberapa lama
pada suhu rendah dapat memadat membentuk massa hablur tidak berwarna yang
tidak melebur hingga suhu mencapai lebih kurang 20 oC ( Anonim, 1979).
Gliserin adalah cairan seperti sirup jernih dengan rasa manis. Dapat
bercampur dengan air dan alkohol. Sebagai suatu pelarut, dapat disamakan dengan
alkohol, tapi karena kekentalannya, zat terlarut dapat larut dengan pemanasan.
Gliserin bersifat sebagai bahan pengawet dan sering digunakan sebagai
stabilisator dan digunakan untuk meningkatkan kelarutan zat dalam air atau
alkohol (Ansel, 1989). Gliserin digunakan dalam kosmetik sebagai pendenaturasi
dan humectant dalam berbagai macam produk, termasuk pewarna rambut dan
kondisioner, produk makeup, mouthwashes, penyegar kulit, krim, lotion
(Smolinske, 2002).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

Gliserol diklasifikasikan sebagai humectant, pasticizer, pelarut dan bahan
pengisotonis dalam produk farmasetikal (Smolinske, 2002). Gliserol mempunyai
sifat alir newtonian (Aulton, 2002). Gliserol digunakan sebagai emolient dan
humectant dalam sediaan topikal dengan rentang konsentrasi 0,2-65,7%
(Smolinske, 1992).

H.

Sorbitol

Gambar 3. Struktur Sorbitol (Anonim, 1979)
Sorbitol merupakan serbuk, granul, atau serpihan berwarna putih bersifat
higroskopik, berasa manis, biasanya meleleh pada suhu sekitar 96%. Satu gram
sorbitol larut dalam 0,45 ml air, sedikit larut dalam alkohol, metanol, atau asam
asetat (Anonim, 2000). Sorbitol seringkali digunakan dalam kosmetik modern
sebagai humectant dan bahan pengental (thickening). Beberapa gel transparan
dapat hanya dibuat dengan sorbitol karena mempunyai indeks refraksi yang cukup
tinggi untuk formula yang transparan.
Larutan sorbitol berupa cairan seperti sirup yang tidak berwarna, jernih,
berasa manis, tidak memiliki bau yang khas dan bersifat netral. Larutan sorbitol
tidak untuk diinjeksikan (Anonim, 2006). Sorbitol sangat tidak larut dalam pelarut
organik. Sorbitol bersifat inert dan dapat bercampur dengan bahan tambahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

lainnya (Loden, 2001). Sorbitol relatif inert secara kimiawi dan compatible
terhadap banyak eksipien.
Saat ini sering digunakan dalam kosmetik modern sebagai humectant dan
bahan pembengkak (thickener) karena sifatnya yang higroskopis (Anonim, 2005).
Sorbitol dibawah kondisi 25 ºC dengan kelembaban relatif 50%, memiliki
higroskopisitas 1 mg H2O / 100 mg dan kapasitas menahan air sebesar 21 mg H2O
/ 100 mg (Rawlings et al, 2002).

I.

Sinar UV

Radiasi UV merupakan bagian dari spektra elektromagnetik yang terletak
antara sinar-X (X rays) dan sinar tampak, yaitu antara 40-400 nm. Spektra UV
dibagi menjadi vacuum UV (40-190 nm), UV jauh (190-220 nm), UVC (220-290
nm), UVB (290-320 nm), dan UVA (320-400 nm) (Zeman, 2007). Badan
kesehatan dunia (WHO) membagi spektra UV menjadi UVC (200-290 nm), UVB
(290-320 nm), dan UVA (320-400 nm) (Lucas et al., 2006).
Sinar UVC sangat berbahaya, tetapi diserap oleh lapisan ozon dan gasgas lain yang ada di atmosfer (Walters, 1997). UVB merupakan bentuk radiasi
UV yang paling merusak karena memiliki energi yang cukup untuk menyebabkan
kerusakan fotokimia DNA seluler dan hanya sekitar 90% UVB diabsorbsi ozon di
atmosfer (Lucas et al., 2006). Sinar UVB bertanggungjawab terhadap terbakarnya
kulit setelah terpapar oleh sinar matahari. Pewarnaan kulit akibat sinar matahari
terjadi ketika UVB mengaktifkan melanosit pada kulit sehingga terbentuk melanin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

(Walters, 1997). UVB dibutuhkan manusia untuk sintesis vitamin D (Anonim,
2006d; Zeman, 2007).
UVA merupakan tipe sinar UV yang paling sering dijumpai. UVA
dengan panjang gelombang yang lebih besar hanya diabsorbsi dengan jumlah
yang sangat sedikit oleh lapisan ozon UVA mampu mencapai dermis, yaitu
lapisan kulit yang terletak di bawah epidermis (Zeman, 2007).

J.

Sun Protection Factor (SPF)

Sun Protection Factor didefinisikan sebagai ratio jumlah energi
ultraviolet yang diterima untuk menghasilkan eritema pada kulit yang diproteksi
oleh sunscreen terhadap jumlah energi yang diterima untuk menghasilkan eritema
yang sama pada kulit yang tidak diproteksi (Anonim, 2002). Kondisi standar
ditetapkan dosis sunscreen adalah 2 mg/cm2.
SPF =

MED untuk kulit dengan sunscreen (2mg/cm 2 )
MED untuk kulit tanpa sunscreen

(Walters, 1997)
Meskipun pengukuran SPF dapat dilakukan secara alami dengan melihat
respon yang tidak diketahui hubungannya dengan sifat kimia, hubungan tersebut
dapat diperkirakan dengan menghubungkan antara serapan dan SPF.
A

= - log 10

I
IO

= - log 10 T
SPF

=

1
; T =
T

1
SPF

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

A

= - log 10

1
SPF

18

= log 10 SPF

I0 sebagai intensitas sinar yang sampai ke kulit tanpa sunscreen, I sebagai
intensitas sinar dengan keberadaan sunscreen dan A merupakan serapan
(Stanfield, 1993; Walters, 1997).
Tingkat perlindungan produk sunscreen dari sunburn dan kerusakan lain
dari pemaparan sinar matahari bervariasi sesuai dengan tipe kulit dari masingmasing individu. Sistem klasifikasi untuk produk sunscreen terdiri dari 5
penandaan kategori produk (Product Category Designations (PCD)) untuk
menunjukkan kebutuhan pemakai dengan tipe kulit yang berbeda. Berikut ini
adalah 6 kategori tipe kulit dan nilai SPF yang direkomendasikan:
1. Tipe 1: selalu terbakar dengan mudah; tidak berwarna coklat (sensitif). Nilai
SPF yang direkomendasikan adalah 8 atau lebih.
2. Tipe 2: selalu terbakar dengan mudah; warna coklat minimal (sensitif). Nilai
SPF yang direkomendasikan adalah 6-7.
3. Tipe 3: cukup terbakar; berwarna coklat secara sedikit demi sedikit (coklat
terang) (normal). Nilai SPF yang direkomendasikan adalah 4-5.
4. Tipe 4: selalu berwarna coklat (coklat sedang) (normal). Nilai SPF yang
direkomendasikan adalah 2-3.
5. Tipe 5: hampir tidak/sedikit terbakar; warna sangat coklat (coklat gelap)
(insensitif). Nilai SPF yang direkomendasikan adalah 2.
6. Tipe 6: tidak pernah terbakar; pigmentasi mendalam (insensitif). Tidak ada
nilai SPF yang ditunjukkan.
(Harry, 1982)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

Macam-macam kategori dari PCD:
1. PCD 1: Minimal Sun Protection Product. Memberikan nilai SPF 2 -