PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP KEBUTUHAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK KELAS B TK KANISIUS DEMANGAN BARU YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20062007 SEBAGAI DASAR USULAN TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendid

  

PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP

KEBUTUHAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK KELAS B TK KANISIUS

DEMANGAN BARU YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007 SEBAGAI

DASAR USULAN TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK

  

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

  

Disusun oleh

Valentina Anindhita Retnaning Puri

NIM: 001114025

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

  

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  SKRIPSI PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP KEBUTUHAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK KELAS B TK KANISUIS DEMANGAN BARU YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007 SEBAGAI DASAR USULAN TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK

  Oleh Valentina Anindhita Retnaning Puri

  Telah disetujui oleh : Pembimbing I Drs. Puji Purnomo, M. Si. Tanggal ……. Maret 2007 Pembimbing II Dra. M. J. Retno Priyani, M. Si. Tanggal ……… Maret 2007

  

SKRIPSI

KELOMPOK PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP

KEBUTUHAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK KELAS B TK KANISIUS

DEMANGAN BARU YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007 SEBAGAI

  Dipersiapkan dan ditulis oleh

  

Valentina Anindhita Retnaning Puri

NIM: 001114025

  Telah dipertahankan di depan panitia penguji Pada tanggal 12 Maret 2007

  Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

  Nama lengkap Tanda tangan Ketua : Dr. M. M. Sri Hastuti, M. Si. ………………….

  Sekretaris : Fajar Santoadi, S. Pd . …………………. Anggota : Drs. Puji Purnomo, M. Si. …………………. Anggota : Dra. M. J. Retno Priyani, M. Si. …………………. Anggota : Dra. C. Larasati. Sr. Milburga C. B., M. Ed ………………….

  Yogyakarta, ……… Maret 2007 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Dekan Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph. D. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya orang lain, kecuali yang telah saya sebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta,

  14 Maret 2007 Penulis

  Valentina Anindhita Retnaning Puri

  

ABSTRAK

PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP

KEBUTUHAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK KELAS B TK KANISIUS

DEMANGAN BARU YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007 SEBAGAI

  Valentina Anindhita Retnaning Puri Universitas Sanata Dharma

  2007 Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui persepsi orang tua terhadap kebutuhan anak Taman Kanak-kanak kelas B TK Kanisius Demangan Baru Yogyakarta yang memerlukan bantuan sekolah dan (2) menyusun usulan topik bimbingan kelompok tentang kebutuhan anak Taman Kanak-kanak kelas B TK Kanisius Demangan Baru Yogyakarta menurut persepsi orang tua, yang pemenuhannya memerlukan bantuan sekolah.

  Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode survei. Subyek penelitian adalah seluruh orang tua anak Taman Kanak-kanak kelas B TK Kanisius Demangan Baru Yogyakarta. Instrumen penelitian yang digunakan adalah “Kuesioner Kebutuhan Siswa TK” yang disusun oleh peneliti dengan bimbingan dosen pembimbing. Data dianalisis menggunakan korelasi Product Moment dari Pearson.

  Hasil penelitian menunjukan bahwa menurut persepsi orang tua, kebutuhan anak Taman Kanak-kanak kelas B TK Demangan Baru Yogyakarta yang memerlukan bantuan sekolah antara lain (1) mampu makan sendiri, (2) mampu membuat garis tegak, garis datar dan lingkaran. Kebutuhan-kebutuhan lainnya dapat dilihat pada hasil penelitian bab

  IV halaman 64-66. Usulan topik-topik bimbingan kelompok yang sesuai dengan kebutuhan anak TK Kanisius Demangan Baru Yogyakarta kelas B di antaranya adalah (1) kerjasama dan (2) identitas diri.

  

ABSTRACT

PARENTS’ PERCEPTIONS OF THE NEEDS OF GRADE B STUDENTS

  

IN THE ACADEMIC YEAR 2006/2007, AS A BASIS FOR THE TOPIC

OF GROUP GUIDANCE PROPOSAL

  Valentina Anindhita Retnaning Puri Sanata Dharma University

  2007 The aims of the research are (1) to know the parents’ perceptions of the needs of

  Grade B Students of Kanisius Demangan Baru Kindergarten, Yogyakarta, which require shool help, and (2) to construct a proposal for group guidance topic regarding the needs of Grade B Students of Kanisius Demangan Baru Kindergarten, Yogyakarta, as perceived by the parents, which require school help for their fulfillment .

  The research is descriptive, using survey method. The research’s subjects are the parents of all Grade B Students of Kanisius Demangan Baru Kindergarten, Yogyakata. The instrument of the research is a questionnaire, titled “Questionnaire of the Needs of Kindergarten Students”, constructed by researcher under the guidance of the researcher’s advisor. The data are analyzed using Pearson’s Product Moment Correlation.

  The result of research shows that according to the perceptions of the parents, the needs of Grade B Students of Kanisius Demangan Baru Kindergarten, Yogyakarta, that require school help are (1) the ability to draw a vertical line, a horizontal line, and the circle. The other needs can be look at chapter IV, on pages 64 – 65. The group guidance topics that are appropriate for the needs of Grade B students of Kanisius Demangan Baru Kindergaren, Yogyakarta, are (1) cooperation, and (2) self identity.

  Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas penyertaan dan segala kelimpahan rahmat dan berkatNya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tanpa pernyertaanNya penulis merasa tidak mampu menghadapi segala rintangan dan hambatan selama proses penulisan skripsi ini.

  Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi ini diberi judul “Persepsi Orang Tua Terhadap Kebutuhan Anak Taman Kanak-kanak Kelas B TK Kanisius Demangan Baru Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007 Sebagai Dasar Usulan Topik Bimbingan kelompok”

  Proses penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak berupa saran, nasehat, bimbingan, pemikiran, waktu, tenaga, dan dukungan. Untuk itu penulis sampaikan terimakasih kepada :

  1. Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph. D. selaku Dekan FKIP yang telah memberi kesempatan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  2. Dr. M. M. Sri Hastuti, selaku ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menulis skripsi ini sampai selesai.

  3. Drs. Puji Purnomo, M. Si sebagai Pembimbing I yang telah bekerja keras penuh kesabaran dan banyak memberi masukan dan perbaikan sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan baik.

  4. Dra. M. J. Retno Priyani, M. Si sebagai Pembimbing II yang telah banyak memberi masukan, perbaikan dan bantuan sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan.

  5. Bapak Dr. St. Suwarsono yang telah membantu mengedit abstrak dalam Bahasa Inggris.

  6. Kepala Sekolah TK Kanisius Demangan Baru Yogyakarta atas kesempatan dan ijin yang diberikan kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

  7. Kepala Sekolah TK Tumus Asih Yogyakarta atas kesempatan dan ijin yang diberikan kepada penulis untuk mengadakan uji coba instrumen penelitian.

  8. Orang tua murid TK Kanisius Demangan Baru 2006/2007 yang telah bersedia menjadi subyek penelitian.

  9. My beloved family, Bapak Fr. Y. Kartika Budi atas segala bantuan dan pengertian serta kesabarannya dalam menyelesaikan tanggung jawabku, dan My

  Mom Fr. Tatiek Sucahyati, terima kasih atas doa, kesabaran, pengertian,

  peneduhan, dan terutama atas cinta kasih yang tak pernah putus; my sweety sister Mita, terim a kasih atas segala dukungan, sindiran-sindiran termasuk materinya.

  Waiting for me in pulau Dewata my sister!

  10. Michaelle Yudhatama dan Hercules Yudhatama yang selalu menjadi ‘my guardian angel’.

I really love you!

  11. Teman-teman di TK/TB Ceria Timoho, terutama Bunda Yani yang sudah sangat memberi kelonggaran waktu dan tugas kantor, Mr Suryo atas semangat dan sindiran-sindiran yang cukup pedas tapi benar-benar membangunku, Ms Dini, terima kasih sudah mau menggantikanku untuk masuk, mas Fiji dan semua karyawan Ceria, dan murid-muridku terutama Red Class yang menberikan inspirasi untuk skripsiku, juga penghiburan di kala aku jenuh.

  12. Delta Udeng Hunnie Mercia yang dengan sepenuh hati membantu menganalisis, dan memberi nasihat-nasihat kepadaku. Terima kasih atas segala waktu, tenaga, pikiran, dan hati yang sudah kamu berikan, “Aku lulus Hun….!” Juga temen- temen Airsoft + Rescue; Kur-kur, Danang + Ijonk, Ari ‘Porn’, Krisna + Ajeng, Fajar, Gelar, Thank for the great time I ever had with all of you..!

  13. Kang Mo ku, terimakasih karena telah benar-benar mengerti aku seutuhnya dan menjadi tempat sampahku, juga bantuanmu meredakan ketegangan emosi, dan pikiranku serta “aroma therapy” nya yang benar-benar rileks. Juga Mbah Dedi, pak Hendro ‘tomblok’, si om, dan pak Ndon.

  14. Teman teman angkatan 2000 terutama Ari ‘bun-bun’+Danang, Siska ‘thongwil’, Choan, Thiara+Juan. Terima kasih atas cinta kalian

  15. Mas Tito, atas segala dukungan spiritual dan kobaran semangatnya,dan Mas ‘Nu karena mengerti aku.

  16. Penghuni gang buntu 20e terutama lantai atas; Den bagus Heru, komputermu berjasa sekali!!, Datuk, kapan nonton ayang umpyung maen lagi bro…, Aa odhong..,Tejo….terima kasih kartunnya yah, Beta, dan temen-temen lain, terima kasih.

  17. Senja di ujung merapi, The Beatles, Rolling Stone, Iwan Fals, Kitaro, Shaggy Dog, yang selalu memberi nafas baru saat nafasku mulai tersengal.

  18. Donny ‘ kumprung’ Riatmanto atas kisah petualangan kita yang indah ketika ber adventure mengejar senja dan proses hidup yang beberapa waktu ini kujalani bersamamu, dengan air mata, senyum, dan egoisme kita. Terima kasih atas rengkuhan tanganmu yang menarikku dari keputusasaanku. God know what I feel!. Kutunggu janjimu untuk kisah petualangan kita selanjutnya “menikmati senja di gunung apa lagi?, touring bersama Molek lagi? atau mengarungi jeram-jeram Ello?”

  19. Antok ‘simbah’ terimakasih atas segala wejangannya dan sudah menjadi simbah yang baik hati dan pengertian. “tunggu duriannya ya..”

  20. Semua fihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu sehingga skripsi dapat penulis selesaikan dengan baik.

  Semoga kebaikan semua fihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini memperoleh rahmat, berkat, dan kasih yang melimpah dari Tuhan yang Maha kasih.

  Maret 2007

  DAFTAR TABEL

  Tabel Halaman

  I. Subyek Penelitian ………………………………………………………

  43 II. Sebaran Item-item Kuesioner per Aspek ………………………………

  44 III. Reliabilitas Setiap Item pada Setiap Aspek …………………………..

  49 IV. Validitas Setiap Item ………………………………………………….

  53 V. Hasil Penelitian ………………………………………………………...

  57 VI. Usulan Topik Bimbingan Kelompok ………………………………….

  91 HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………….. i HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………………………. ii HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………………. iii HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN…………………………………………… iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………………………….. v ABSTRAK……………………………………………………………………………….. vi ABSTRACT……………………………………………………………………………… vii KATA PENGANTAR……………………………………………………………………. viii DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… xi DAFTAR TABEL………………………………………………………………………… xiv DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………………… xv

  BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………… 1 A. Latar Belakang ……………………………………………………………….. 1 B. Perumusan Masalah…………………………………………………………… 2 C. Tujuan Penelitian……………………………………………………………… 2 D. Manfaat Penelitian …………………………………………………………… 3 E. Definisi Operasional…………………………………………………………. 3 F. Variabel Penelitian……………………………………………………………. 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA……………………………………………………………... 6 A. Persepsi……………………………………………………………………….. 6 B. Hakekat Perkembangan Anak-Anak………………………………………….. 8

  D. Program Bimbingan dan Konseling……………………………………………. 22

  E. Pengertian Dan Kurikulum Pendidikan Taman Kanak-kanak……………….. 24

  F. Hubungan Antara Kebutuhan Anak Taman Kanak-Kanak dan Program Bimbingan Konseling…………………………………………… 40 G. Alur Pengembangan Program Bimbingan …………………………………… 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……………………………………………….

  43 A. Jenis Penelitian………………………………………………………………… 43

  B. Subyek Penelitian…………………………………………………….............. 43

  C. Alat Pengumpulan Data………………………………………………………. 44

  1. Kuesioner…………………………………………………………………. 44

  2. Uji Coba Alat Penelitian………………………………………………….. 46

  3. Reliabilitas Instrument Penelitian………………………………………… 47

  4. Validitas Instrument Penelitian…………………………………………… 51

  D. Teknik Analisis Data…………………………………………………………. 56

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………………………… 57 A. Hasil Penelitian ……………………………………………………………….. 57 B. Pembahasan …………………………………………………………………… 66 BAB V USULAN MATERI BIMBINGAN KELOMPOK……………………………… 91 BAB VI RINGKASAN, KESIMPULAN, DAN SARAN……………………………….. 103 A. Ringkasan……………………………………………………………………... 103 B. Kesimpulan…………………………………………………………................ 107 C. Saran-saran …………………………………………………….………….. 108 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….…………. 110

  Lampiran Halaman

  1. Angket …………………………………………………………………… 113

  2. Tabel Skor Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ………………………… 120

  3. Koefisien Reliabilitas dan Validaitas Item Kuesioner ……………………. 124

  4. Tabel Skor Hasil Penelitian ………………………………………………. 126

  5. Surat Permohonan Ijin untuk Melakukan Penelitian …………………….. 130

  6. Surat Keterangan Telah Melakukan Uji Coba Penelitian………………… 131

  7. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian …………………………… 132

  DAFTAR TABEL

  Tabel Halaman

  I. Subyek Penelitian ………………………………………………………

  43 II. Sebaran Item-item Kuesioner per Aspek ………………………………

  44 III. Reliabilitas Setiap Item pada Setiap Aspek …………………………..

  49 IV. Validitas Setiap Item ………………………………………………….

  53 V. Hasil Penelitian ………………………………………………………...

  57 VI. Usulan Topik Bimbingan Kelompok ………………………………….

  91 menjalani masa kanak-kanaknya dengan baik dan bagaimana orang-orang dewasa di sekitarnya memahami masa kanak-kanak tersebut. Terpenuhinya berbagai kebutuhan seseorang pada masa kanak-kanak akan mempengaruhi perkembangan mereka. Sejalan dengan pernyataan diatas, Conny (2002: 5) juga menuturkan bahwa hubungan yang harmonis antara anak dan orang tua di dalam keluarga akan banyak berpengaruh terhadap perkembangan anak selanjutnya.

  Orang tua adalah guru pertama bagi anak-anaknya. Anak-anak belajar hal baru pertama kali dari orang tua mereka. Proses belajar pada masa kanak-anak awal adalah proses imitasi, yaitu proses meniru. Anak-anak mengimitasi orang dewasa di sekitarnya. Lingkungan terdekat dengan anak-anak sebelum anak-anak masuk dalam lingkungan formal maupun informal adalah lingkungan keluarga. Oleh sebab itu orang tua memiliki tanggung jawab yang besar dalam proses perkembangan dan penyesuaian diri anak-anak. Hubungan baik antara anak dan orang tua akan berakibat baik pula untuk perkembangan anak, begitu juga sebaliknya.

  Pada usia 4-6 tahun anak-anak butuh bimbingan dari orang tua karena pada masa ini anak sangat peka terhadap hal-hal baru. Masa ini juga merupakan masa pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis. Masa ini adalah masa yang kuat untuk meletakkan dasar perkembangan sosial pada anak, oleh karena itu dibutuhkan perkembangan anak tercapai secara optimal.

  Pemenuhan kebutuhan anak-anak tidak berhenti pada kebutuhan materi, sandang, papan, pangan saja. Orang tua juga harus mampu memenuhi kebutuhan- kebutuhan lainnya.

  Setelah diketahui apa saja yang dibutuhkan anak-anak TK menurut persepsi orang tuanya, selanjutnya akan disusun usulan topik-topik bimbingan kelompok untuk anak-anak TK yang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.

  B. Rumusan Masalah

  Dalam penelitian ini pernyataan yang akan dijawab adalah:

  1. Bagaimanakah persepsi orang tua terhadap kebutuhan anak Taman Kanak-kanak Kanisius Demangan Baru Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 ?

  2. Sebagai implikasi dari penelitian ini, usulan topik-topik bimbingan kelompok apakah yang sesuai dengan kebutuhan anak Taman Kanak-kanak Kanisius Demangan Baru Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 ?

  C. Tujuan Penelitian

  1. Mendeskripsikan persepsi orang tua terhadap kebutuhan anak Taman Kanak- kanak Kanisius Demangan Baru Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007.

  2. Menarik implikasi dari hasil penelitian ini yaitu mengusulkan topik-topik bimbingan kelompok yang sesuai dengan kebutuhan anak Taman Kanak-kanak Kanisius Demangan Baru Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007.

  D. Manfaat Penelitihan

  1. Guru taman kanak-kanak Guru Taman Kanak-kanak mendapat informasi tentang persepsi orang tua terhadap kebutuhan anak Taman kanak-kanak Dengan demikian guru Taman kanak-kanak dapat menyusun kegiatan sesuai dengan kurikulum yang tepat sesuai dengan kebutuhan anak Taman kanak-kanak.

  2. Orang tua Orang tua mendapat informasi tentang kebutuhan-kebutuhan apa saja pada anak Taman Kanak-kanak. Dengan demikian orang tua mampu memenuhi kebutuhannya secara optimal.

  3. Peneliti Peneliti dapat memperoleh pengalaman merancang dan melaksanakan penelitian serta menarik manfaat implikatif untuk mendesain usulan topik-topik bimbingan kelompok yang kontekstual bagi anak Taman Kanak-kanak. Pengalaman tersebut dapat berguna sebagai bekal kelak di kemudian hari, apabila peneliti bekerja menjadi guru Taman Kanak-kanak.

  E. Definisi Operasional

  Definisi operasional dalam penelitian ini yaitu:

  1. Persepsi adalah proses di mana seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya, atau dengan kata lain pengetahuan lingkungan yang diperoleh melalui interpretasi data indra (Kartono, K, 1987). Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan persepsi

  Kanisius Demangan Baru Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007, sebagaimana diungkap dalam kuesioner.

  2. Orang tua adalah semua bapak dan ibu kandung atau wali dari anak Taman Kanak-kanak Kanisius Demangan Baru Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007

  3. Anak Taman Kanak-Kanak menurut Erikson adalah anak yang tergolong ke dalam rentang Anak Usia Dini, berusia antara 0-6 tahun. Taman Kanak-kanak terbagi dalam 3 jenjang pendidikan, yaitu prasekolah usia 1-3 tahun, Taman Kanak-kanak tingkat A usia 3-5 tahun dan Taman Kanak-kanak tingkat B usia 5-6 atau 5- 7 tahun. Dalam hal ini Taman Kanakk-kanak yang dimaksud adalah usia 5-6 atau 5-7 tahun dan tergolong dalam Taman Kanak-kanak Tingkat B.

  4. Kebutuhan anak Taman Kanak-kanak adalah hal-hal yang diperlukan oleh anak Taman Kanak-kanak Kanisius Demangan Baru Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 seperti yang dimaksud oleh butir-butir kuesioner yang dipakai dalam penelitian ini.

  5. Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan agar setiap individu mampu berkembang secara optimal.

  6. Usulan topik-topik Bimbingan Kelompok adalah topik-topik bimbingan yang disusun berdasarkan kebutuhan anak Taman Kanak-Kanak sebagaimana terungkap dalam hasil penelitian ini.

  1. Kebutuhan Fisik / Motorik

  a. Motorik halus

  b. Motorik kasar

  2. Kebutuhan Intelektual

  a. Kognitf

  b. Bahasa

  3. Kebutuhan Psikis / Emosi

  a. Menunjukan reaksi emosi yang wajar

  4. Kebutuhan Sosial / Moral

  a. Hubungan dengan orang lain

  b. Kedisiplinan

  c. Sopan santun

  5. Seni

  a. Mengungkapkan gagasan dan daya ciptanya dalam berbagai bentuk

  6. Nilai-nilai Agama

  a. Melakukan ibadah

  1. Pengertian Persepsi Ada beberapa pendapat para ahli tentang persepsi, antara lain :

  a. Persepsi merupakan proses diterimanya rangsangan sampai rangsangan tersebut disadari dan dimengerti. Persepsi bukan sekedar penginderaan, tetapi juga meliputi penafsiran pengalaman yang terjadi setelah penginderaan. (Irwanto, 1994: 71-72).

  b. Proses persepsi terjadi karena adanya rangsangan dari luar individu, berupa kenyataan sosial lingkungan. Rangsangan tersebut diterima melalui alat indera, kemudian ditafsirkan sehingga mempunyai arti bagi individu tersebut. Adanya rangsangan dari luar individu mengakibatkan suatu proses dalam dirinya dan pada akhirnya individu tersebut akan memberi tanggapan terhadap rangsangan yang diterimanya (Kartono, 1994: 57).

  c. Persepsi dapat dipahami sebagai suatu proses individu mengorganisasikan dan menginterpretasikan kesan-kesan atau pengalaman-pengalaman sensori dengan usaha memberikan suatu makna atau arti tertentu pada lingkungan (Siagian, 2004 : 100).

  d. Persepsi merupakan proses di mana individu mengorganisasi dan menafsirkan pola stimulus atau rangsangan dalam lingkungan (Atkinson, 1994 : 93).

  Persepsi seseorang tidak timbul begitu saja. Ada faktor-faktor yang

  2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi Persepsi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut menurut

  Adler, Ronald B. dan Neil Towne, 1990 adalah sebagai berikut :

  a. Faktor Psikologi Walaupun kejadiannya sama, tetapi intepretasi kita berbeda karena persepsi dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut :

  1) Perasaan Perbedaan cara kita melihat, mendengar, menyentuh dan mencium, serta merasakan rangsangan dapat mempengaruhi hubungan antar pribadi

  2) Usia Salah satu alasan perbedaan cara pandang orang tua dan remaja terhadap dunia adalah perbedaan ruang lingkup dan pengalaman. Perbedaan tersebut dapat membentuk persepsi tentang suatu yang berbeda pula.

  b. Norma sosial Untuk mengurangi gap atau batas yang disebabkan oleh perbedaan budaya dan pengaruh psikologis, maka diperlukan norma sosial. Tetapi ketika norma menjadi sesuatu yang tidak bisa menyelesaikannya, orang akan melihat sesuatu dari sisi dirinya sendiri.

  c. Konsep diri Orang yang berpenghargaan tinggi terhadap diri sendiri lebih suka berpikir baik daripada orang yang mempunyai penghargaan rendah terhadap diri sendiri yang biasanya ide-idenya sedikit. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah pendapat seseorang tentang suatu hal.

  Dalam penelitian ini persepsi adalah pendapat orang tua mengenai kebutuhan anak-anaknya pada usia Taman Kanak-kanak.

  Dalam penelitian ini persepsi diukur dengan kuesioner dengan responden orang tua atau wali. Hasil pengukuran ini memiliki keterbatasan, yaitu dalam hal kesesuaian antara jawaban responden dengan kebutuhan anak yang sebenarnya. Orang tua yang sibuk belum tentu mengetahui dengan pasti perkembangan anaknya. Bila hal itu terjadi, jawaban mereka mungkin hanya berdasarkan intuisi, bukan keadaan yang sebenarnya dari anaknya.

  1. Masa Anak-Anak Awal Poerwanti dan Widodo ( 2000 : 78) menyatakan bahwa masa awal anak- anak merupakan usia yang paling kritis atau paling menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian. Hurlock (1980 : 25) juga menyatakan bahwa tahun-tahun pertama merupakan saat yang kritis bagi perkembangan anak.

  Maksudnya masa ini merupakan masa pembentukan dan peletakan struktur perilaku yang kompleks yang dibangun sepanjang kehidupan anak. Benar atau salah, tepat atau tidak tepat, baik atau buruk, peletakan dasar pada anak akan sangat mempengaruhi aspek perkembangan selanjutnya. Menurut Purwanti dan Widodo (2000 : 78) masa awal anak-anak dimulai usia 2 tahun sampai dengan 5 tahun. Sejalan dengan pernyataan di atas, Atmodiwirjo dalam Gunarsa dan Gunarsa (1989 : 11) menyatakan bahwa masa ini juga disebut masa anak Pra Sekolah, terbentang antara usia 2-6 tahun. Beberapa ciri perkembangan pada masa a. Perkembangan Motorik Bertambah matangnya perkembangan otak yang mengatur sistem saraf-otot (neuro-muskuler) memungkinkan anak-anak usia ini lebih lincah dan aktif bergerak. Dengan meningkatnya usia anak, maka terjadilah perubahan dari gerakan kasar mengarah ke gerakan yang lebih halus. Gerakan ini memerlukan kecermatan dan kontrol otot-otot serta koordinasi gerak. Alat permainan sederhana seperti kertas koran, kubus-kubus, bola, balok titian, tongkat dan lain-lain dapat digunakan untuk membantu mengembangkan aspek motorik.

  Beberapa keterampilan motorik yang perlu dilatih dalam keluwesan, kecepatan, dan ketepatannya antara lain, berjalan, berlari, melompat, keterampilan tangan dan jari (saat mandi, makan, berpakaian, melempar, menangkap, merangkai), keterampilan kaki (seperti meniti, berjingkat, menari, dan menendang).

  b. Perkembangan Bahasa dan Berpikir.

  Kemampuan berbahasa lisan pada anak akan berkembang seiring pematangan organ-organ bicara, fungsi berpikir dan lingkungan di mana ia tinggal. Di dalam segi berpikir, anak berada pada tahap pra-operasional dan egosentris. Dengan bertambahnya usia, egosentrisme akan berkurang dan ditambah dengan kefasihan berbicara. Anak semakin lama akan mampu menggunakan simbol-simbol. Kemampuan ini diperlukan karena pada usia ini anak mulai diperkenalkan dengan dunia baru yakni dunia pendidikan formal. Anak harus dapat menyesuaikan diri dengan peraturan dan disiplin sekolah serta program- program dalam berbagai bidang pengembangan c. Perkembangan Sosial ini anak dihadapkan pada tuntutan sosial dan pengendalian emosi yang lebih baik. Kebebasan dan kesempatan bereksplorasi dari orang tua akan membantu anak untuk mengembangkan kreatifitas, fantasi dan inisiatif anak.

  2. Periodisasi Perkembangan Masa Anak-anak Awal Anak-anak dalam perkembangannya mempunyai kehidupan yang tidak statis melainkan dinamis. Perkembangan juga merupakan hal yang kontinyu, akan tetapi untuk dapat lebih mudah memahaminya maka dibuatlah fase-fase atau periodisasi-periodisasi tertentu.

  Para ahli membagi periodisasi-periodisasi tersebut dalam 3 dasar yaitu periodisasi berdasarkan biologis, didaktis dan psikologis (Suryabrata, 1984 : 198- 214).

  a. Periodisasi-periodisasi berdasarkan perkembangan biologis Beberapa ahli yang membuat periodisasi berdasarkan keadaan atau proses biologis tertentu antara lain Aristoteles, Kretschmer, dan Freud.

  1) Aristóteles a) Fase I dari 0-7 tahun : masa anak kecil, masa bermain.

  b) Fase II dari 7-14 tahun : masa anak, masa belajar atau masa anak sekolah rendah.

  c) Fase III dari 14-21 tahun : masa remaja atau pubertas, masa peralihan dari anak menjadi orang dewasa.

  Periodisasi ini didasarkan atas gejala dalam perkembangan jasmani. Hal ini mudah ditunjukkan yaitu antara fase I dan fase II dibatasi oleh pergantian gigi, antara fase II dan fase III ditandai oleh mulai bekerjanya

  2) Kretschmer

  a) Fase I dari 0-3 tahun : disebut Fullungsperiod I pada masa ini anak kelihatan pendek dan gemuk.

  b) Fase II dari 3-7 tahun : disebut Sterckungsperiod I pada masa ini anak kelihatan langsing.

  c) Fase III dari 7-13 tahun : disebut Fullungsperiod II pada masa ini anak kembali kelihatan pendek dan gemuk.

  d) Fase IV dari 13-20 tahun : disebut Sterckungsperiod II pada masa ini anak kembali kelihatan langsing.

  Kehidupan kejiwaan anak-anak pada masa tersebut juga menunjukkan sifat-sifat yang khas. Pada periode-periode Fullung anak menunjukkan sifat-sifat jiwa terbuka, mudah bergaul, dan mudah didekati. Pada periode- periode Sterckung anak menunjukkan sifat-sifat jiwa tertutup, sukar bergaul, dan sukar didekati. 3) Sigmund Freud

  a) Fase oral : antara usia 0-1 tahun. Dalam tahap ini, mulut bayi merupakan daerah utama dari aktivitas yang dinamis pada manusia.

  b) Fase anal : antara usia 1-3 tahun. Dalam tahap ini, dorongan dan aktivitas individu lebih banyak terpusat pada fungsi pembuangan kotoran.

  c) Fase falis : antara usia 3-5 tahun. Dalam tahap ini alat-alat kelamin merupakan daerah perhatian yang terpenting dan sebagai sumber pendorong segala aktivitas. d) Fase latent : antara usia 5-12 tahun atau 13 tahun. Dalam tahap ini dorongan-dorongan aktivitas dan pertumbuhan cenderung bertahan dan sepertinya beristirahat dalam arti tidak meningkatkan kecepatan pertumbuhan.

  e) Fase pubertas : antara usia 12 atau 13 sampai kira-kira 20 tahun.

  Dalam tahap ini dorongan-dorongan aktif kembali, kelenjar-kelenjar indokrin tumbuh pesat dan berfungsi mempercepat pertumbuhan kearah kematangan.

  f) Fase Genital : setelah usia 20 tahun dan seterusnya. Dalam tahap ini pertumbuhan genital merupakan dorongan penting bagi tingkah laku seseorang. Perkembangan dari lahir sampai usia 20 tahun tersebut merupakan penentuan yang penting bagi pembentukan kepribadian seseorang.

  b. Periodisasi-periodisasi berdasarkan didaktis Penggolongan periodisasi berdasarkan didaktis memiliki dua alasan mendasar, yaitu apa yang harus diberikan kepada anak didik pada masa tertentu dan bagaiman caranya mengajar dan mendidik anak didik pada masa-masa tertentu. Para ahli yang menggolongkan periodisasi berdasarkan didaktis antara lain Comenius dan J.J Rousseau.

  1) Comenius Comenius mengemukakan konsepsi yang terkenal mengenai macam- macam sekolah yang disesuaikan dengan perkembangan jiwa anak.

  Konsepsi tersebut adalah: b) Scola vernacula (sekolah bahasa ibu) untuk anak-anak usia 6-12 tahun.

  c) Scola Latina (sekolah latin) untuk anak-anak usia 12-18 tahun.

  d) Academia (Akademi) untuk anak-anak usia 18-24 tahun. 2) J.J Rousseau

  Rousseau juga mengemukakan periodisasi atas dasar didaktis yaitu :

  a) Usia 0-2 tahun adalah masa asuhan

  b) Usia 2- 12 tahun adalah masa pendidikan jasmani dan latihan panca indera.

  c) Usia 12-15 tahun adalah periode pendidikan akal.

  d) Usia 15-20 tahun adalah periode pembentukan watak dan pendidikan agama.

  c. Periodisasi-periodisasi berdasarkan psikologis Tokoh utama pembagian berdasarkan psikologis ini adalah Oswald Kroh.

  Kroh dalam Suryabrata (2000 : 204) menyatakan bahwa apabila seseorang ingin berbicara tentang psikologi anak, maka dasar yang dipakai juga keadaan psikologis anak bukan keadaan biologis atau keadaan yang lain. Kroh menemukan bahwa setiap anak dalam perkembangannya mengalami masa kegoncangan. Masa kegoncangan ini oleh Kroh disebut dengan Trotzperiode.

  Selama perkembangannya anak mengalami dua kali Trotzperiode yaitu : 1) Dalam tahun ketiga kadang-kadang juga pada permulaan tahun keempat 2) Pada permulaan masa pubertas, bagi anak laki-laki pada tahun ketiga belas.

  Kedua Trotzperiode inilah yang membatasi antara fase yang satu dengan fase yang lainnya, jadi dengan demikian lalu kita dapatkan adanya tiga fase perkembangan yaitu : 1) Dari lahir sampai masa Trotz pertama, yang biasanya disebut masa anak- anak awal.

  2) Dari masa Trotz pertama sampai masa Trotz kedua yang biasanya disebut masa keserasian bersekolah; dan 3) Dari masa Trotz kedua sampai akhir remaja, yang biasanya disebut masa kematangan. Untuk berapa tepatnya berakhirnya masa remaja tidak dapat dikatakan dengan pasti, tetapi kira-kira pada usia 21tahun. (Suryabrata, 2000 : 192)

  2. Tugas Perkembangan Anak-anak Awal Hurlock (1987 : 40) mengemukakan bahwa ada sembilan tugas yang diharapkan dapat dipenuhi oleh anak-anak usia awal dalam mempersiapkan diri memasuki alam kehidupan masa dewasa. Havighurst dalam Hurlock (1987 : 40) mendefinisikan tugas perkembangan sebagai tugas yang timbul pada atau sekitar periode kehidupan individu tertentu. Keberhasilan dalam pelaksanaan tugas perkembangan akan menimbulkan kebahagiaan dan keberhasilan dalam pelaksanaan tugas perkembangan selanjutnya, sedangkan kegagalan menimbulkan ketidak bahagiaan, ketidak setujuan masyarakat dan kesulitan dalam pelaksanaan tugas perkembangan lainnya kelak.

  Kesembilan tugas perkembangan masa anak-anak awal yang didefinisikan b. Belajar makan makanan padat.

  c. Belajar berbicara.

  d. Belajar mengendalikan proses pengeluaran kotoran.

  e. Belajar membedakan jenis kelamin dan kesopanan seksual.

  f. Mencapai stabilitas fisiologis.

  g. Membentuk konsep sederhana mengenai kenyataan sosial dan fisik.

  h. Belajar berhubungan secara emosional dengan orang tua saudara kandung dan orang lain. i. Belajar membedakan yang benar dan yang salah serta mengembangkan nurani.

  Menurut Purwanti dan Widodo (2000 : 78) masa awal anak-anak dimulai usia 2 tahun sampai dengan 6 tahun. Dalam hal ini masa Taman Kanak-kanak usia 5-6 tahun masuk dalam kategori masa awal anak-anak, selanjutnya masa awal anak-anak awal akan disebut sebagai masa Taman Kanak-kanak. Sejalan dengan tugas perkembangan anak-anak awal, mereka mempunyai tugas perkembangan di keluarga, di dalam sekolah, dan di luar lingkungan sekolah. Adapun tugas-tugas perkembangannya sebagai berikut :

  a. Tugas perkembangan di keluarga Dari orang tua, anak mendapatkan bimbingan mengenai perbedaan jenis kelamin dan mendapatkan kosakata baru di rumah. Contoh : saat mandi orang tua dapat mengajarkan perbedaan antara pria dan wanita dengan menunjukkan bahwa pria mempunyai penis dan wanita mempunyai vagina.

  b. Tugas perkembangan di sekolah Guru di sekolah membimbing anak untuk belajar membedakan yang c. Tugas perkembangan di luar sekolah Dari lingkungan sekitar, anak dapat membentuk konsep sederhana mengenai kenyataan sosial dan fisik. Contoh : di dalam masyarakat anak dapat melihat bahwa ada orang kaya dengan rumah besar, orang miskin dengan rumah sederhana, ada orang tinggi, pendek, berambut lurus, keriting yang mungkin saja berbeda atau sama dengan keadaan dirinya. Kemampuan anak dalam menjalankan tugas perkembangannya dengan tepat atau tidak dapat menyebabkan orang tua mempunyai persepsi yang beragam.

  Kebutuhan anak dapat terpenuhi dengan baik apabila orang-orang di sekitarnya terutama orang tua mendukung pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut dengan baik. Adapun kebutuhan anak TK dirumuskan dalam Kurikulum dan Hasil Belajar Rumpun Pelajaran Pendidikan Anak TK sebagai berikut :

  1. Kebutuhan Fisik / Motorik Proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak disebut perkembangan motorik. Keterampilan motorik ini pada dasarnya berkembang sejalan dengan kematangan syaraf dan otot, sehingga dapat dikatakan, setiap gerakan yang dilakukan anak, sesederhana apapun, sebenarnya merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak. Karena proses kematangan masing-masing anak tidak selalu sama, maka laju perkembangan antar anak yang satu dengan yang lain bisa berbeda. karena anak banyak bergerak ia juga jadi lebih mandiri dan percaya diri. Anak yang baik perkembangan motoriknya biasanya juga mempunyai keterampilan sosial yang positif. Secara umum perkembangan motorik bisa dibagi menjadi dua bagian yaitu, motorik kasar dan motorik halus.

  a. Motorik halus Gerakan motorik halus memerlukan koordinasi antara mata dan tangan yang baik. Anak sudah dapat menggunakan kemampuannya untuk melatih diri dengan bantuan orang dewasa. Anak dapat menyikat gigi, menyisir, mengancingkan baju, membuka dan memakai sepatu serta makan menggunakan sendok dan garpu. Gerakan ini juga memerlukan kelenturan dan keterampilan tangan. Anak dapat menggunakan tangannya untuk berkreasi. Contohnya: menggunting kertas, menggambar gambar sederhana dan mewarnai.

  b. Motorik kasar.

  Anak tidak perlu lagi melakukan usaha hanya untuk sekedar berdiri tegak dan bergerak ke sekitar. Santrock (Izzaty, 2005) menuturkan ketika anak berusia empat tahun perkembangan motorik mencapai puncaknya di mana anak telah mampu membuat gerakan dengan tepat. Gambaran motorik kasar anak usia empat sampai enam tahun adalah berjalan, berlari, melompat dan memanjat. Kemampuan berjalan dan berlari ini hampir menyerupai orang dewasa. Kemampuan mengendalikan diri ketika berlari, terutama tampak ketika berhenti, mulai berlari dan berbalik arah. Melompat dari ketinggian kurang lebih 60 – 70 cm dengan kedua kaki mendarat bersama.

  2. Kebutuhan Intelektual

  a. Kognitif Karakteristik anak usia ini yang menggambarkan kemampuan kognitifnya ialah mereka selalu bertanya, karena terdorong oleh rasa ingin tahu yang besar. Pertanyaan selalu ditandai dengan munculnya minat anak akan penggambaran “mengapa seperti itu”. Contoh ketika anak diberi tugas untuk mengelompokan bangunan yang sama, anak- anak akan menanyakan “Mengapa harus dikelompokan?” atau “ Untuk apa?”.