Hubungan persepsi guru tentang supervisi akademik dengan kinerja guru di SMA Yos Sudarso Sokaraja - USD Repository

  Hubungan Persepsi Guru tentang Supervisi Akademik dengan Kinerja Guru di SMA Yos Sudarso Sokaraja

  Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

  Oleh : Nama : Roland Ricardo B NIM : 019114145

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  

2007

  

S K R I P S I

Hubungan Persepsi Guru tentang Supervisi Akademik dengan Kinerja Guru

di SMA Yos Sudarso Sokaraja

Oleh :

  

Roland Ricardo Benjamin

NIM : 019114145

Telah disetujui oleh :

Pembimbing

  P. Eddy Suhartanto S.Psi., M.Si. Tanggal Oktober 2007

  SKRIPSI

  Hubungan Persepsi Guru tentang Supervisi Akademik dengan

Kinerja Guru di SMA Yos Sudarso Sokaraja

  Oleh : Roland Ricardo Benjamin

  NIM : 019114145 Telah disetujui oleh :

  Dosen Pembimbing P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si. Tanggal 31 Oktober 2007

  SKRIPSI

  Hubungan Persepsi Guru tentang Supervisi Akademik dengan Kinerja Guru di SMA Yos Sudarso Sokaraja

  Dipersiapkan dan ditulis oleh

  Roland Ricardo Benjamin

  NIM : 019114145 Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 8 Oktober 2007 dan dinyatakan memenuhi syarat

  Susunan Panitia Penguji

  Nama Lengkap Tanda Tangan Ketua P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si.

  Sekretaris Dr. A Supratiknya Anggota Sylvia Carolina, S. Psi., M.Si.

  Yogyakarta, Oktober 2007 Fakultas Psikologi

  Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

  Dekan,

  

Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala kuasa-

Nya, yang bekerja dengan kuat didalam aku.(Kolose 1:29)

Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan

sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak kesanggupan kami

adalah pekerjaan Allah. (2Korintus 3:5)

  

Halaman Persembahan

  Skripsi ini saya persembahkan kepada :

  1. Kedua orang tuaku yang telah memberikan kasih sayang dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini, terima kasih papa, mama.

  2. Kepada Athalia Sugiarto yang telah menginspirasi saya dalam pembuatan skripsi ini. Terima kasih atas motivasinya yang selalu membuatku untuk berbuat dan melakukan sesuatu lebih baik lagi.

  3. Kakak-kakakku yang selalu sabar dalam membimbing dan selalu memotivasi saya dalam proses pembuatan skripsi ini.

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta 31 Oktober 2007 Penulis

  Roland Ricardo Benjamin

  

ABSTRAK

Hubungan Persepsi Guru tentang Supervisi Akademik dengan Kinerja Guru

di SMA Yos Sudarso Sokaraja

  Roland Ricardo Benjamin Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

  2007 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi guru tentang supervisi akademik dengan kinerja guru di SMA Yos Sudarso Sokaraja. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan antara persepsi guru tentang supervisi akademik dengan kinerja guru di SMA Yos Sudarso Sokaraja.

  Subjek penelitian ini adalah semua guru SMA Yos Sudarso Sokaraja yang terdiri dari 2 orang guru pegawai negeri sipil, 24 orang guru tetap yayasan, 5 orang guru kontrak, dan 4 orang guru honorer. Jumlah total subjek penelitian ini adalah 35 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran skala persepsi guru tentang supervisi akademik dan dokumentasi DP3 ( Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan) yang dibuat setiap akhir tahun pelajaran. Dalam penelitian ini dokumen DP3 yang digunakan adalah DP3 SMA Yos Sudarso tahun 2006 sampai 2007. Koefisien reliabilitas dari skala persepsi guru tentang supervisi akademik adalah 0,7399.

  Untuk mengetahui hubungan antara persepsi guru tentang supervisi akademik dengan kinerja guru di SMA Yos Sudarso Sokaraja dengan menggunakan

  

Spearman's rho . Koefisien korelasi yang didapat dalam penelitian ini adalah (r) = 0,355

  dan P = 0,018 atau P< 0,05. Hal ini menunjukan bahwa variabel persepsi guru tentang supervisi akademik berkorelasi positif dengan kinerja guru.

  

ABSTRACT

Relationship of Teacher’s Perceptions On Academic Supervision With Teachers

Performance at Yos Sudarso High School

Roland Ricardo Benjamin

  

Sanata Dharma University Yogyakarta

2007-09-10

The aim of the research is to identify the relationship of teacher's

perception about academic supervision and teacher's performance in Yos Sudarso

  

High School Purwokerto. The presented hypothesis is to prove the existence of

relationship between teachers' perception of academic supervision and their

performance in Yos Sudarso High School Purwokerto.

  The subjects of this research were all teachers in Yos Sudarso High School

Purwokerto, consisting 2 governmental teachers, 24 permanent teachers, 5

contractual teachers, and 4 honorary teachers. The amount of total subject is 35

persons. Data collection was done by distributing teachers' perception forms of

scale about academic supervision and DP3 documentation, which is created in

the end of academic year. The DP3 Yos Sudarso High School documents used in

this research were created between the year of 2006 and 2007. The reliability

coefficient of teacher perception scale on academic supervision was 0,7339.

  The relation of teachers' perception on academic supervision and the

performance was measured by Spearman's rho. The correlation coefficient

  and the value of P was 0,018 or P <

  obtained from this research was ( r ) = 0,355

0,05. The result proved that teachers' perception on academic supervision was

positively correlated with teachers' performances of work.

KATA PENGANTAR

  Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Persepsi Guru tentang Supervisi Akademik dengan Kinerja Guru di SMA Yos Sudarso Sokaraja”. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Terselesaikannya tugas akhir ini tentunya tak lepas dari dukungan dan bantuan dari banyak pihak. Maka pada kesempatan ini pula, dngan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

  1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi.,M.Si selaku Dekan dan Dosen Pembimbing Akademik penulis serta selaku pembimbing utama yang telah membimbing, mengarahkan, mendukung dan selalu memberikan dorongan pada penulis dalam menyusun dan pada akhirnya menyelesaikan penulisan skripsi ini.

  2. Bapak Y. Agung Santoso, S.Psi atas waktunya buat penulis bertanya tentang statistik.

  3. Seluruh staf pengajar Fakultas Psikologi Univesitas Sanata Dharma yang telah membagikan ilmu dan wawasannya kepada penulis selama ini.

  4. Karyawan Fakultas Psikologi Mbak Nani, Mas Gandung dan Pak Gi’ di sekretariat Psikologi serta mas Muji dan Mas Donny di Lab. Fakultas

  5. Orang tua saya yang telah memberikan kasih sayang dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

  6. Terima kasih kepada Athalia Sugiarto yang telah menginspirasi saya dalam pembuatan skripsi ini. Terima kasih atas motivasinya yang selalu membuatku untuk berbuat dan melakukan sesuatu lebih baik lagi.

  7. Kakak-kakakku yang selalu sabar dalam membimbing dan selalu memotivasi saya dalam proses pembuatan skripsi ini.

  8. Seluruh keluarga Bapak Sukata di Sokaraja yang selalu mendukung dan membantu saya dalam membuat skripsi ini.

  9. Seluruh guru SMA Yos Sudarso, khususnya Bapak Yoyok yang membimbing saya dalam hal statistik.

  10. Teman-teman kost, Mas Agus, Gilang, Gendoet, Risco, Bowo, Chris, Donang. Tidak lupa terima kasih pada Pandu, dan Salahudin atas pinjaman printernya. Kepada Widi saya juga tidak lupa ucapkan terima kasih atas kesediaannya menemani dalam pembuatan skripsi ini. Skripsi ini tidak akan ada tanpa bantuan dan motivasi kalian. Thanks guys…

  11. Teman-teman kampus dan teman main yang selalu memotivasi saya. Een, Anes, Awan, Pelo, Andy Jo, Eros, Dipo, Yosy, Andy semarang, terima kasih atas kebersamaannya selama ini yang sangat menyenangkan.

  12. Kepada semua pihak yang telah membantu dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terimakasih atas segala bantuan dan dukungan

  Dengan penuh kesadaran diri dan segala kerendahan hati, penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi teman-teman dan para pembaca sekalian.

  Yogyakarta, 8 September 2007 Penulis

  Roland Ricardo Benjamin

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………… ii HALAMAN PENGESAHAN.………………………………………………. iii HALAMAN MOTTO………………………………………………………… v HALAMAN PERSEMBAHAN...……………………………………………. vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………… vii ABSTRAK……………………………………………………....................... viii

  

ABSTRACT …………………………………………………………. ix

  KATA PENGANTAR ……………………………………………………... x DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. xiii DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. xvi DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………. xvii DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................xviii

  BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………. 1 A. LATAR BELAKANG MASALAH…………………………. 1 B. RUMUSAN MASALAH...…………………………………. 5 C. TUJUAN PENELITIAN ………………………….. 5 D. MANFAAT PENELITIAN………………………………….. 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA ...........................................................……… 7 A. PERSEPSI GURU TENTANG SUPERVISI AKADEMIK ... 7

  1. Pengertian Persepsi ………………………………… 7

  2. Proses Terjadinya persepsi …………………………….. 8

  5. Pengertian Supervisi Akademik ...............……………… 12

  6. Pengertian Guru ............................................................... 14

  7. Persepsi Guru Tentang Supervisi Akademik ................... 15

  B. KINERJA GURU ........................................…………….….. 17

  1. Pengertian Kinerja Guru ……………………………… 17

  2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru ……... 19

  3. Aspek Kinerja Guru ............……………………………. 22

  4. Pengukuran Kinerja Guru ................................................. 25

  C. HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI GURU TENTANG SUPERVISI AKADEMIK DENGAN KINERJA GURU ................................................................................................. 29

  D. HIPOTESIS ............................................................................. 34

  BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………........ 35 A. JENIS PENELITIAN ………………………….................. 35 B. IDENTIFIKASI VARIABEL ................................................ 35 C. DEFINISI OPERASIONAL ………………………………... 35

  1. Persepsi Guru Tentang Supervisi Akademik ................... 35

  2. Kinerja Guru ................................................................... 36

  D. LOKASI PENELITIAN DAN SUBJEK PENELITIAN ....... 38

  E. PROSEDUR PENELITIAN .................................................. 39

  F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA .................................... 39

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 47 A. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ................................... 47 B. HASIL UJI COBA ALAT PENELITIAN ............................ 49

  1. Uji Coba Alat Penelitian …………………………… 49

  2. Uji Validitas Isi dan Reabilitas Alat Ukur ..................... 50

  C. PELAKSANAAN PENELITIAN ........................................ 52

  D. ANALISA HASIL PENELITIAN ........................................ 53

  1. Deskripsi Statistik ...................................................... 53

  2. Uji Asumsi ................................................................... 56

  a. Uji Normalitas Sebaran ......................................... 57

  b. Uji Linieritas .......................................................... 57

  3. Uji Hipotesis ................................................................. 58

  4. Tambahan ................................................................... 59

  E. PEMBAHASAN ................................................................. 59

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………. 63 A. Kesimpulan ………………………………………………… 63 B. Saran ……………………………………………………….. 63 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………. 60 LAMPIRAN-LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

  Halaman Tabel 1. Rentang Score DP3 SMA Yos Sudarso Sokaraja ....................................36 Tabel 2. Pemberian Skor pada Skala Persepsi Guru Tentang Supervisi Akademik..........................................................................39 Tabel 3. Distribusi Butir-butir Pernyataan Skala Persepsi Guru tentang Supervisi akademik..............................................................39 Tabel 4. Distribusi Atas Penyebaran Item Pada Skala Persepsi Guru tentang Supervisi akademik.....................................................40 Tabel 5. Kriteria Indeks Reliabilitas................................................................43 Tabel 6. Data Guru SMA Yos Sudarso Sokaraja Tahun

  Pelajaran 2007 – 2008......................................................................44 Tabel 7. Distribusi atau Penyebaran Item pada Skala Persepsi Guru tentang Supervisi akademik..............................................................47 Tabel 8. Distribusi atau Penyebaran Item pada Skala Persepsi Guru tentang Supervisi akademik..............................................................48 Tabel 9. Kriteria Indeks Reabilitas...................................................................49 Tabel 10. Deskripsi Data Penelitian.................................................................50 Tabel 11. Rentang kategori...............................................................................51 Tabel 12. Kategori Persepsi Guru tentang Supervisi Akademis.......................51 Tabel 13. Kategori Kinerja Guru......................................................................51

  DAFTAR GAMBAR

  Halaman Gambar 1 Skema Hubungan Persepsi Guru tentang Supervisi Akademik Dengan Kinerja Guru.....................................33

  

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

  LAMPIRAN A Validitas dan Reabilitas

  I LAMPIRAN B Deskripsi Statistik, Normalitas, Linearitas, Analisis Data XXII LAMPIRAN C Item XXXI LAMPIRAN D Surat Keterangan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam konstruksi budaya masyarakat Indonesia, guru masih diposisikan

  sebagai garda terdepan dan dalam posisi sentral di dalam pelaksanaan proses pembelajaran, sehingga keberhasilan atau kegagalan peserta didik selalu dikaitkan dengan kualitas guru. Pemerintah Indonesia sangat menyadari pentingnya peningkatan kualitas pengajar dalam hal peningkatan kualitas pendidikan. Untuk itu pemerintah berusaha untuk meningkatkan kualitas kinerja guru, dengan cara meningkatkan persyaratan akademik bagi para guru seperti yang diamanatkan oleh Undang-Undang Guru dan Dosen (UUGD). Para guru diwajibkan menyesuaikan diri dengan segala usaha untuk meningkatkan kualitasnya karena itu akan mempengaruhi mutu pengajaran yang merupakan salah satu pokok tenaga kependidikan di Indonesia ( Bukhori, Kedaulatan Rakyat: 25\07\06).

  Peningkatan kualitas kinerja guru dimulai dengan menempatkan posisi guru sebagai tenaga profesional. Dalam Laporan Komisi Nasional Pendidikan Depdiknas (2001), guru yang profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik serta memiliki pengalaman yang kaya dibidangnya. Guru yang terdidik dan terlatih berarti guru yang mendidik secara formal, menguasai strategi dan teknik di dalam kegiatan belajar mengajar. Guru dikatakan profesional apabila ia memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan. Dalam formal sekolah, guru bekerja sama dengan kepala sekolah, rekan guru, dan tenaga kependidikan lainnya. Kualitas kinerja guru merupakan salah satu sumber yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan, mengingat guru sebagai agen penyalur ilmu kepada siswanya. UU No. 14 Tahun 2005, menyatakan bahwa peran guru adalah sebagai pendidik, pengajar dan pelatih. Untuk mengetahui sejauh mana guru menjalankan perannya tersebut, maka pada tingkat pendidikan menegah umum, kepala sekolah, diberi peran untuk melakukan supervisi terhadap rekan-rekan sejawatnya. Supervisi adalah segala sesuatu dari para pejabat sekolah yang diangkat dan diarahkan kepada penyediaan kepemimpinan bagi para guru dan tenaga pendidikan lain dalam perbaikan pengajaran, melihat stimulasi pertumbuhan profesional dari perkembangan dari para guru, seleksi dan revisi tujuan tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran, dan metode-metode mengajar, dan evaluasi (Arikunto, 2004). Di dalam Undang Undang Nomor 2 Tahun 1989 Tentang Sistim Pendidikan Nasional dan Peraturan pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 Tentang Pendidikan Menengah, ditegaskan bahwa pada jenjang pendidikan menengah selain pengawasan, kepala sekolah juga mendapat tugas sebagai supervisor yang diharapkan dapat setiap kali berkunjung ke kelas dan mengamati kegiatan guru yang sedang mengajar (Arikunto, 2004).

  Menurut Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Umum (2000) supervisi akademik adalah bantuan profesional kepada guru melalui siklus perencanaan yang sistematis, pengamatan yang cermat, dan umpan balik yang objektif yang cermat, dan umpan balik yang objektif dan segera dalam lingkup pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk memperbaiki kinerjanya khususnya dalam kegiatan belajar-mengajar .

  Dalam penelitian ini yang akan diteliti bukan pelaksanaan supervisi disekolah tetapi persepsi guru terhadap supervisi khususnya supervisi akademik. Peneliti lebih menitikberatkan pada supervisi akademik, karena tujuan supervisi akademik secara langsung meningkatkan proses belajar mengajar . Dalam hal ini guru ditempatkan sebagai objek supervisi akademik dari kepala sekolah. Sebagai objek supervisi akademik, penulis ingin meneliti apakah persepsi guru terhadap supervisi akademik tersebut dapat mempengaruhi kinerja guru .

  Persepsi adalah suatu proses seleksi, pengorganisasian, dan pengintepretasian suatu stimulus yang diterima oleh lingkungan sekitarnya diambil dari Huffman (1997). Sedangkan persepsi guru tentang supervisi akademik adalah suatu proses penginderaan yang melibatkan proses seleksi, organisasi, interpretasi terhadap bantuan profesional yang diterima oleh guru tentang objek atau situasi agar guru dipengaruhi kinerjanya dalam kegiatan belajar mengajar.

  Persepsi positif guru terhadap supervisi, khususnya supervisi akademik diharapkan dapat membantu guru dalam menemukan dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dialami guru dalam mengajar, serta membimbing dan memberikan rangsangan terhadap guru untuk lebih meningkatkan kinerjanya sehingga dapat terciptanya guru yang profesional. Hal itu sejalan dengan pendapat Riafi (1982) mengenai tujuan supervisi pendidikan. Mengingat bahwa pengertian persepsi guru terhadap supervisi akademik sangat luas maka dalam pembahasan selanjutnya akan difokuskan pada persepsi guru karena persepsi terhadap tujuan akan mempengaruhi seluruh proses berpikir, bertindak, dan pengambilan keputusan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar guru.

  Tujuan utama dari dilaksanakannya supervisi akademik sekolah terhadap guru adalah untuk melihat kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya baik sebagai pendidik, pengajar, maupun pelatih. Menurut Peraturan Pemerintah nomor 10 Tahun 79 dengan dipertegas dengan Undang Undang nomor: 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian yang diperbaharui dengan Undang Undang R.I. Nomor: 43 Tahun 1999 Tentang penilaian pelaksanaan pekerjaan, pengukuran kinerja pegawai meliputi unsur-unsur: kesetiaan, prestasi kerja, tangung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarasa, dan kepemimpinan. Peraturan tersebut juga diadopsi dengan beberapa penyesuaian oleh Yayasan Sosial Bina Sejahtera sebagai penyelenggara SMA Yos Sudarso. Dengan demikian semua guru yang bekerja di sekolah tersebut diukur prestasi kerjanya dengan empat unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan yaitu kesetiaan , prestasi kerja, tanggung jawab, dan ketaatan.

  Terkait dengan pilihan SMA Yos Sudarso di Sokaraja sebagai tempat penelitian, maka pertimbangan yang paling mendasar adalah karena penulis mengamati bahwa sekolah tersebut menerapkan penilaian kinerja guru. Hal tersebut nampak dalam penerapan penilaian pelaksanaan pekerjaan guru yang meliputi unsur-unsur: kesetiaan, prestasi kerja, tangung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarasa, dan kepemimpinan, yang diadopsi oleh Yayasan Sosial Bina Sejahtera sebagai penyelenggara SMA Yos Sudarso. Dengan demikian semua guru yang bekerja di sekolah tersebut diukur prestasi kerjanya dengan enam unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan.

  SMA Yos Sudarso merupakan sekolah swasta unggulan dengan tingkat akreditasi A di Sokaraja yang mampu melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang baik, hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah kelulusannya dalam tiga tahun ini seperti tahun 2006-2007 persentase kelulusannya 96, tahun 2005-2006 yang tingkat kelulusannya 93% begitu juga pada tahun 2005-2004 yang tingkat kelulusannya 75%. Disamping itu SMA Yos Sudarso mempunyai keunggulan dibidang non akademik misalnya, kelompok-kelompok musik, jurnalistik, sertifikasi keterampilan komputer, dan perbengkelan.

  B. Perumusan Masalah

  Peningkatan mutu pendidikan tidak dapat dilepaskan dari kualitas guru yang merupakan pelaksana utama kegiatan belajar mengajar di tingkat sekolah menengah umum. Berdasarkan kenyataan itu maka persoalan yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut ”Apakah ada hubungan antara persepsi guru tentang supervisi akademik yang dijalankan disekolah dengan peningkatan kinerja guru? ”

  C. Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini melihat apakah ada hubungan positif supervisi akademik yang dilakukan di SMA Yos Sudarso di Sokaraja dengan kinerja

D. Manfaat Penelitian

  Manfaat penelitian adalah:

  1. Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk :

  a. Memberi sumbangan teoretis berupa tambahan khazanah keilmuan dalam bidang ilmu sosial khususnya dalam bidang psikologi, dan dapat menjadi tolak ukur untuk penelitian yang sejenis secara mendalam.

  b. Untuk menambah pengetahuan tentang usaha peningkatan kualitas pendidikan terutama yang berhubungan antara persepsi guru tentang supervisi akademik dengan kinerja guru.

  2. Secara praktis penelitian ini bermanfaat untuk:

  a. Masyarakat sebagai informasi tambahan, sehingga masyarakat dapat memberikan kebijakan tertentu bagi lembaga pendidikan yang ingin meningkatkan kualitas pengajarnya.

  b. Apabila dari penelitian ini ditemukan hubungan yang positif antara persepsi guru tentang supervisi akademik dengan kinerja guru, maka dapat membantu SMA Yos Sudarso di Sokaraja untuk mengetahui hubungan antara persepsi guru terhadap supervisi akademik dengan kinerja guru secara teori, sehingga dapat dijadikan salah satu cara dalam meningkatkan kinerja gurunya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. PERSEPSI GURU TENTANG SUPERVISI AKADEMIK

1. Pengertian Persepsi

  Persepsi adalah suatu proses seleksi, pengorganisasian, dan pengintepretasian suatu stimulus yang diterima oleh lingkungan sekitarnya diambil dari Huffman, dkk (1997). Menurut Atkinson (1983) persepsi adalah proses yang dilakukan individu dalam mengorganisasikan dan mengintepretasikan stimulus yang diterimanya dan pola-pola yang ada di lingkungan sehingga menjadi lebih berarti. Dalam Kotler (2002) persepsi adalah proses yang digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasi, dan mengintepretasi masukan-masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.

  Menurut Jalaludin (2000) persepsi adalah suatu pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan menampilkan informasi dan menafsirkan pesan. Sehingga suatu stimulus yang sama belum tentu dipersepsikan sama oleh beberapa individu. Menurut Walgito (1994) persepsi adalah suatu proses diterimanya stimulus oleh indra melalui alat reseptor dimana stimulus yang diterima tersebut diteruskan ke otak sehingga individu menyadari apa yang diperoleh melalui penginderaannya tersebut.

  Berdasarkan beberapa definisi tersebut, penulis menyimpulkan bahwa persepsi adalah suatu proses yang diterima oleh individu tentang objek atau situasi yang diperoleh melalui proses penginderaan yang melibatkan proses seleksi, organisasi dan interpretasi terhadap suatu stimulus yang datang dari lingkungan sekitarnya.

2. Proses Terjadinya Persepsi

  Huffman, dkk (1997) menyebutkan bahwa persepsi terdiri dari tiga dasar, yaitu : a. Seleksi

  Seleksi adalah langkah awal dalam persepsi. Dalam seleksi individu memilih stimulus yang akan menjadi perhatiannya.

  b. Pengorganisasian Pengorganisasian adalah langkah kedua, setelah proses seleksi terhadap informasi yang diterimanya, maka informasi tersebut diorganisasikan kedalam pola-pola atau prinsip-prinsip yang akan menolong individu untuk melihat kenyataan atau memahami dunia.

  c. Penginterpretasian Dalam proses ini individu akan menggunakan informasi tersebut untuk menerangkan dan membuat keputusan mengenai dunia sekitar. Dalam proses penginterpretasian individu dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu pengalaman, harapan-harapan, kebudayaan, dan motivasi

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

  Terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi persepsi menurut Walgito (1994) yaitu:

  a. Keadaan individu sebagai reseptor, yaitu faktor-faktor dari dalam diri reseptor itu sendiri seperti pikiran, perasaan, sudut pandang, pengalaman masa lampau, taraf kecerdasan, serta harapan dan dugaan perseptor.

  b. Keadaan objek yang di persepsi, yaitu karakteristik-karakteristik yang ditampilkan oleh objek yang baik yang bersifat fisik, psikis, maupun suasana.

4. Pengertian Supervisi

  Menurut kelahirannya supervisi berasal dari dua kata bahasa Inggris, yaitu super dan vision. Super yang berarti di atas dan vision yang berarti melihat, masih serumpun dengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, dan penilikian, dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan atau orang yang berposisi diatas, yaitu pemimpin terhadap hal-hal yang ada di bawahnya, yaitu yang menjadi bawahannya (Arikunto, 2004). Supervisi adalah segala sesuatu dari para pejabat sekolah yang diangkat dan diarahkan kepada penyediaan kepemimpinan bagi para guru dan tenaga pendidikan lain dalam perbaikan pengajaran, melihat stimulasi pertumbuhan profesional dari perkembangan para guru, seleksi dan revisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran, dan metode-metode

  Sedangkan menurut H. Burton dan Leo J Brucker (Soetopo, 1984), supervisi adalah teknik pelayanan yang tujuan utamanya mempelajari dan memperbaiki secara bersama faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal ini hampir sama dengan yang diungkapkan Kimall Wiles (Lazaruth, 1984), supervisi diartikan sebagai bantuan (yang diberikan kepada guru-guru) untuk memperbaiki atau mengembangkan situasi belajar mengajar. Didalam Undang Undang Nomor 2 Tahun 1989 Tentang Sistim Pendidikan Nasional dan Peraturan pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 Tentang Pendidikan Menengah ditegaskan bahwa pada jenjang pendidikan menengah selain pengawasan, kepala sekolah juga mendapat tugas sebagai supervisor yang diharapkan dapat setiap kali berkunjung ke kelas dan mengamati kegiatan guru yang sedang mengajar (Arikunto, 2004).

  Dari beberapa definisi diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa supervisi adalah segala usaha dari petugas-petugas sekolah, dalam hal ini kepala sekolah dalam memimpin guru dan petugas lainnya untuk mempelajari dan memperbaiki situasi belajar sehingga kemampuan mereka semakin berkembang lebih profesional dan maju. Dengan demikian proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan efektif dan peningkatan mutu pendidikan dapat tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan.

  Menurut Arikunto (2004) dalam dasar-dasar supervisi, kegiatan supervisi sesuai dengan konsep pengertiannya dapat dibedakan menjadi dua yaitu : a. Supervisi akademik, supervisi yang menitikberatkan pengamatan pada b. Supervisi administratif, supervisi yang menitikberatkan pengamatan pada aspek-aspek administratif yang berfungsi sebagai pendukung terlaksananya pembelajaran.

  Menurut Arikunto (2004) dalam dasar-dasar supervisi, terdapat enam objek yang disupervisi didalam sekolah untuk meningkatkan kualitas lembaga sekolah secara keseluruhan. Objek yang disupervisi yaitu:

  a. Ketenagaan, dalam hal ini yang menjadi pusat dari ketenagaan adalah guru

  b. Siswa, adalah objek dari pembelajaran di sekolah

  c. Materi pembelajaran, adalah materi-materi yang disampaikan dan diajarkan guru dalam proses pembelajaran d. Lingkungan, dan situasi umum, adalah hal-hal yang ada di sekitar pelaksanaan pembelajaran yang dapat digambarkan seperti kebersihan, kerindangan, keamanan, penerangan, keindahan, dan kekeluargaan

  e. Sarana dan prasarana, adalah ruangan, meja dan kursi, alat pelajaran, dan alat peraga.

  f. Serta pengelolaan, adalah semua bentuk upaya pengaturan yang terkait dengan proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai efektif dan efisien.

  Dari enam objek diatas terdapat objek pokok seperti ketenagaan, siswa, dan materi pembelajaran, dan tiga faktor pendukung seperti lingkungan dan situasi umum, sarana dan prasarana, serta pengelolaan.

5. Pengertian Supervisi Akademik

  Menurut Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Umum (2000) dalam panduan manajemen sekolah, supervisi akademik adalah bantuan profesional kepada guru melalui siklus perencanaan yang sistematis, pengamatan yang cermat, dan umpan balik yang objektif yang cermat, dan umpan balik yang objektif dan segera. Dengan cara itu guru dapat menggunakan bantuan tersebut untuk memperbaiki kinerjanya.

  Menurut Arikunto (2004) supervisi akademik adalah supervisi yang menitikberatkan pengamatan pada masalah akademik, yaitu yang langsung berada dalam lingkup kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa ketika sedang dalam proses belajar.

  Objek sasaran dari supervisi akademik adalah ketenagaan, yang dalam hal ini adalah guru.

  Dalam Fungsi supervisi secara umum yang didalamnya juga menjelaskan fungsi supervisi akademik terdiri dari: a. Fungsi meningkatkan mutu pembelajaran. Supervisi berfungsi meningkatkan mutu pembelajaran merupakan supervisi dengan ruang lingkup yang sempit, yang tertuju pada aspek akademik.

  b. Fungsi memicu unsur yang terkait dengan pembelajaran. Supervisi berfungsi memicu terjadinya perubahan tertuju pada unsur yang terkait dengan faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan kualitas pembelajaran. Supervisi ini c. Fungsi membina dan memimpin. Supervisi adalah kegiatan yang diarahkan kepada penyediaan kepemimpinan kepada guru dan para pendidik lain yang dilakukan oleh kepala sekolah.

  Menurut buku seri yang diterbitkan oleh Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1993). Supervisi akademik terdiri dari supervisi klinis dan supervisi kunjungan kelas. Supervisi klinis adalah supervisi yang dilaksanakan oleh kepala sekolah untuk membantu guru yang mengalami ”gangguan” dan memerlukan seseorang yang dapat melakukan terapi karena memiliki pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang lebih sehingga guru terbantu mengatasi kesulitannya. Maka dari itu titik pandang supervisis klinis adalah perbaikan kualitas belajar mengajar. Supervisi kunjungan kelas adalah supervisi yang dilaksanakan pada saat guru mengajar dikelas untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi tugas guru dan sarana prasarana penunjang proses belajar mengajar.

  Dari pengertian-pengertian yang ada diatas maka dapat disimpulkan supervisi akademik adalah bantuan profesional kepada guru melalui siklus perencanaan yang sistematis, pengamatan yang cermat, dan umpan balik yang objektif yang cermat, dan segera dalam lingkup pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk memperbaiki kinerjanya khususnya dalam kegiatan belajar mengajar.

6. Pengertian Guru

  Kata ”guru” menurut Poerwadarminta (1987) berarti orang yang kerjanya mengajar. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia no 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Menurut Bab I pasal 1 Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara nomor : 84 Tahun 1993 guru adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pendidikan dengan tugas utama mengajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah termasuk taman kanak-kanak atau membimbing peserta didik pada pendidikan dasar dan menengah.

  Menurut Bab I pasal 2 Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara nomor : 84 Tahun 1993 guru adalah pejabat fungsional dengan tugas utama mengajar pada jalur pendidikan sekolah yang meliputi taman kanak-kanak, pendidikan dasar dan menengah, atau bimbingan pada pendidikan dasar atau menengah. Demikian ditegaskan oleh Dr Buchory M Rendahnya (Kedaulatan Rakyat: 25\07\06) guru adalah kondisi yang diposisikan sebagai garda terdepan dan posisi sentral di dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

  Dari hal-hal diatas dapat disimpulkan guru adalah pendidik profesional yang diberi tugas, tanggungjawab, wewenang, dan hak secara penuh untuk mengajar sebagai tugas utama, pembimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik dalam jalur pendidikan formal yang mencakup pendidikan dasar dan menengah.

7. Persepsi Guru Tentang Supervisi Akademik

  Berdasarkan dari pengertian persepsi dan pengertian supervisi serta pengertian guru, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi guru tentang supervisi akademik adalah suatu proses penginderaan yang melibatkan proses seleksi, organisasi, interpretasi terhadap bantuan profesional yang diterima oleh guru tentang objek atau situasi agar guru dipengaruhi kinerjanya dalam kegiatan belajar mengajar.

  Didalam SMA Yos Sudarso pelaksanaan supervisi akademik dilaksanakan dengan dua cara yaitu: supervisi klinis, dan supervisi kunjungan kelas. Hal-hal yang dilaksanakan dalam kedua supervisi tersebut akan menjadi indikator persepsi guru terhadap supervisi akademik di sekolah tersebut.

  Menurut buku seri yang diterbitkan oleh Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1993) prosedur pelaksanaan supervisi klinis adalah

  a. Pertemuan pra-pengamatan. Didalam pertemuan pra-pengamatan supervisor dan guru membahas rencana pengajaran, bersepakat mengenai fokus perhatian b. Pelaksanaan pengamatan. Didalam terdapat tiga pemfokusan yaitu, pada guru, pada siswa, pada interaksi. Pengamatan pada guru yang dilakukan adalah mengidentifikasikan kegiatan pendahuluan, pencatatan gerak tanggapan, serta mengkategorikan pertanyaan. Pengamatan pada siswa yang dilakukan adalah pentabulasian tanggapan, pengidentifikasikan inisiatif, pencatatan waktu pelaksanan tugas. Pengamatan pada interaksi yang dilakukan adalah pencatatan saling pergantian peranan, pengamatan pada komunikasi antar siswa pemantauan strategi.

  c. Pertemuan pengamatan. Didalam pertemuan pengamatan terdapat beberapa komponen yang diamati yaitu penilaian terhadap perencanaan dan persiapan, mempertimbangkan pendekatan pengajaran, memperhitungkan faktor-faktor situasional, pengakuan terhadap potensi pribadi.

  Sedangkan prosedur pelaksanaan supervisi kunjungan kelas adalah :

  a. Mempelajari program pengajaran. Program pengajaran adalah penjabaran kurikulum yang akan dilaksanakan. Tujuan yang masih umum dan abstrak dijabarkan menjadi tujuan yang lebih khusus agar dapat dilaksanakan dengan tepat.

  b. Mengamati pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar guru harus mempunyai kesiapan mental bahwa guru sanggup dan berdiri di depan kelas.

  c. Mengamati pelaksanaan evaluasi hasil belajar. Evaluasi belajar dilaksanakan setiap rentang waktu tertentu, bisa setiap catur wulan dan bisa setiap semester. untuk melihat ketepatan, baik kurang baik analisis ini dapat juga berupa analisis butir-butir soal, dan juga dapat berupa analisis hasil belajar.

  e. Mengamati pelaksanaan kegiatan perbaikan dan pengayaan. Program perbaikan diberikan kepada kelompok siswa yang memiliki daya serap rendah, sedangkan program pengayaan diberikan kelompok siswa yang memiliki daya serap tinggi.

B. KINERJA GURU

1. Pengertian Kinerja Guru

  Kata kinerja menurut Poerwadarminta (1987) berarti suatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan. Kinerja biasa juga disebut prestasi kerja. Menurut Boentaran (Kristiyanti, 2003) prestasi kerja adalah suatu hasil kerja dari karyawan yang melakukan pekerjaan dalam waktu tertentu sesuai tugasnya. Kinerja dapat diartikan sebagai hasil yang dapat dicapai individu atau kelompok individu dalam melakukan pekerjaannya guna pencapaian tujuan organisasi dimana mereka bekerja. Kinerja dalam bekerja adalah hasil yang dicapai oleh seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan.

  Pengertian kinerja pegawai dapat dipahami dari istilah productivity productivity is defined as the ratio of output to input.

  and perfomance. Menurut Shaw The measure of productivity consits of all an organization’s outputs divided by all of its inputs. The productivity can be assessed in many types of organization”. (Shaw ,1993,P:422-473)

  Pengertian di atas menyatakan bahwa produktivitas yang merupakan salah satu pengertian dari kinerja dapat diterapkan dalam berbagai bentuk organisasi, baik organisasi profit seperti perusahaan, maupun organisasi

  Performance is how well employees perform to present standards and improves the work. At the specific period of time the employees will be measured by performance appraisal. Performance appraisal is used to in several ways to encourage employees development.

  Pengertian diatas menyatakan bahwa kinerja mengukur perilaku karyawan dalam bekerja, dan akan dinilai pada setiap periode yang akan digunakan untuk mendorong pengembangan karyawan.

  Berdasarkan pengertian productivity and perfomance dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah ukuran yang digunakan dalam berbagai bentuk organisasi untuk menilai karyawannya dalam periode waktu tertentu.

  Kata “guru” menurut Poerwadarminta (1987) berarti orang yang kerjanya mengajar. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia no 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Menurut Bab I pasal 1 Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara nomor : 84 Tahun 1993 guru adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pendidikan dengan tugas utama mengajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah termasuk taman kanak-kanak atau membimbing peserta didik pada pendidikan dasar dan menengah. Menurut

  Bab I pasal 2 Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara utama mengajar pada jalur pendidikan sekolah yang meliputi taman kanak- kanak, pendidikan dasar dan menengah, atau bimbingan pada pendidikan dasar atau menengah. Menurut Dr. Buchory (Kedaulatan Rakyat: 25\07\06) guru adalah kondisi yang diposisikan sebagai garda terdepan dan posisi sentral di dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Dari hal-hal diatas dapat disimpulkan guru adalah pendidik profesional yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh untuk mengajar sebagai tugas utama, pembimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik dalam jalur pendidikan formal yang mencakup pendidikan dasar dan menengah.

  Apabila pengertian kinerja dan pengertian guru digabungkan, dapat disimpulkan bahwa kinerja guru merupakan hasil yang dicapai oleh guru sebagai tenaga profesional yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh untuk mengajar sebagai tugas utama, pembimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik dalam jalur pendidikan formal guna pencapaian tujuan dari pendidikan.

2. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru

  Menurut Umar ( 2000) ada enam faktor yang menentukan kinerja yaitu:

  a. Sikap kerja

  b. Tingkat keterampilan

  c. Hubungan antar tenaga kerja dan pimpinan e. Efisiensi tenaga kerja f. Kewiraswastaan.