Hubungan antara persepsi siswa tentang kineja guru dengan prestasi belajar siswa : survai di SMP Negeri I Bojongpicung-Cianjur

(1)

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA

TENTANG KINERJA GURU DENGAN PRESTASI

BELAJAR SISWA

(Survai di SMP Negeri 1 Bojongpicung-Cianjur)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh :

ACEP YUSUF

NIM. 102018224121

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA

TENTANG KINERJA GURU DENGAN PRESTASI

BELAJAR SISWA

(Survai di SMP Negeri 1 Bojongpicung-Cianjur)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh :

ACEP YUSUF NIM. 102018224121

Pembimbing I,

Drs. Syafril, M.Pd.

NIP. 150 097 592

Pembimbing II,

Dra. Manerah

NIP. 150 268 585

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010


(3)

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNAQASAH

Skripsi berjudul "HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KINERJA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA (Survai di SMP Negeri 1 Bojongpicung-Cianjur)" diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasah pada tanggal 6 September 2010 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) pada Jurusan Kependidikan Islam Program Studi Manajemen Pendidikan.

Jakarta, 6 September 2010

Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal Tanda Tangan

Ketua Panitia (Ketua Jurusan)

Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed.

NIP. 19560530 198503 1 002 Sekretaris (Sekretaris Jurusan)

Drs. Muarif SAM, M.Pd.

NIP. 19650717 199403 1 005 Penguji I

Drs. Hasyim Asy’ari, M.Pd.

NIP. 19661009 199303 1 004 Penguji II

Drs. A. Sofyan, M.Pd.

NIP. 19650115 198703 1 020

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Prof. Dr. Dede Rosyada, MA.


(4)

ABSTRAK

ACEP YUSUF, NIM : 102018224121, HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP KINERJA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 1 BOJONGPICUNG CIANJUR

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa dalam rangka membimbing dan mengembangkan kemampuan siswa yang telah tersusun dan terprogram dengan jelas. Inti dari pendidikan adalah adanya proses belajar mengajar yang mengandung serangkaian kegiatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Oleh karenanya, adanya hubungan timbal balik antara guru dan siswa merupakan syarat utama bagi kelangsungan proses belajar mengajar. Guru sebagai pelaksana merupakan kata kunci dalam tercapainya tujuan pendidikan. Kata kunci tersebut mengandung arti bahwa semua gagasan, rencana, inovasi dan kebijaksanaan pendidikan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan terletak di tangan guru. Dalam hal ini, menuntut adanya pelaksana pendidikan (guru) yang memiliki kinerja yang baik sehingga dapat menghasilkan lulusan yang cerdas dan berprestasi.

Kenyataan yang demikian menimbulkan ketidakseimbangan antara pelaksanaan kerja yang sesuai dengan aturan dengan harapan hasil yang maksimal. Pelaksanaan kerja yang tanpa program tidak akan bisa menghasilkan hal yang baik, padahal kerja guru yang baik adalah penentu dalam keberhasilan pendidikan. Fenomena siswa di SLTP Negeri 1 Bojongpicung Cianjur berdasarkan hasil pengamatan penulis, ternyata motivasi siswa untuk belajar kurang maksimal, dalam hal ini ditandai dengan arah sikapnya yang menunjukan rasa malas belajar, juga tingkat keaktifan dan aspirasi belajar siswa di kelas rendah,. Berdasarkan hal tersebut, jelas ada hal yang kurang dalam kegiatan belajar mengajar yang mungkin disebabkan oleh kinerja guru yang kurang baik yang mungkin juga akan berpengaruh kepada hasil atau prestasi belajar siswa.

Tujuan penelitian ini di antaranya adalah untuk mengetahui kinerja guru, untuk mengetahuan prestasi belajar siswa dan untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang kinerja guru dengan prestasi belajar siswa.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian korelasional dengan pendekatan field research, yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung ke SMP Negeri 1 Bojongpicung Cianjur. Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan yaitu melalui angket yang diberikan kepada peserta didik, kemudian dengan dokumentasi. Setelah data tersebut diperoleh, penulis menganalisa data dengan rumus persentase dan melakukan uji hipotesis dengan menggunakan rumus product momen dan menggunakan rumus koefisien determinasi untuk mengetahui kontribusi kedua Variabel X dan Y.

Setelah penelitian ini dilakukan, penulis memperoleh hasil penelitian bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara kinerja guru bidang studi IPS dengan prestasi belajar siswa di SMP Negeri 1 Bojongpicung Cianjur yaitu 0,33 %. Kontribusi kinerja guru IPS terhadap prestasi belajar siswa adala 10.89%. Dengan kata lain, prestasi belajar siswa di SMP Negeri 1 Bojongpicung Cianjur ditentaukan atau dipengaruhi oleh tingkat kinerja guru sebanyak 10.89% dan 89.11% ditentukan oleh faktor yang lain.


(5)

KATA PENGANTAR

ﻢﯿﺣﺮﻟا ﻦﻤﺣﺮﻟا ﷲا ﻢﺴﺑ

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahahirabbil’aalamin puji serta syukur bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam, yang telah memberikan rahmat, taufiq, dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Hanya kepada-Nya kami memohon pertolongan dan kemudahan dalam segala urusan. Allahumma salli’ala Muhammad Saw serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan dan suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW, telah membimbing pada jalan yang diridhai Allah SWT.

Selama penyusunan skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan KI-Manejemen Pendidikan, penulis banyak mendapatkan dukungan baik moral maupun material dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ketua Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Drs. Syafril, M.Pd., Dosen Pembimbing I yang telah mebimbing serta memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Manerah, Dosen Pembimbing II yang selalu membimbing penulis dengan penuh kebijaksanaan dan memberikan arahan-arahan

6. Ibunda Halimah dan ayahanda Bapak Toto yang telah memberikan dukungan modal, material dan do’a yang menyemangati penulis untuk tabah dalam menghadapi kesulitan-kesulitan selama proses pembuatan skripsi.

7. Istri tercinta Cucu Nurhayati yang selalu memberi do’a dan semangat selama pembuatan skripsi ini.

8. Anak tersayang Yusfia Wahidah yang membuat penulis terus semangat dalam penyelesaian skripsi ini.


(6)

9. Adik Cecep Ruhbana dan Dede Ramdani yang menjadi sumber inspirasi untuk berhasil dalam penulisan skripsi ini.

10.Ibu Dra. H. Ai Wiati Kepala SMP Negeri 1 Bojongpicung Cianjur.

11.Semua dewan guru dan siswa/siswi SMP Negeri 1 Bojongpicung Cianjur yang telah membantu penulis dalam proses pembuatan skripsi.

12.Teman-teman seperjuangan jurusan KI Manajemen Pendidikan yang menjadi partner selama proses perkuliahan.

13.Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih semoga Allah SWT memberikan taufik, hidayah dan inayah-Nya kepada semua pihak dan memberikan balasan yang berlipat ganda atas segala do’a, dorongan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis.

Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat. Amin. Wassalaamu’alaikum Wr.Wb.

Jakarta, Agustus 2010 Penulis,


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNAQASAH ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah... 4

C. Pembatasan Masalah... 4

D. Rumusan Masalah... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR... 6

A. Kinerja Guru... 6

1. Pengertian Kinerja Guru... 6

2. Model-Model Teori Kinerja Guru ... 7

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru... 7

4. Penilaian Kinerja Guru... 9

5. Upaya-Upaya dalam Meningkatkan Kinerja Guru ... 16

B. Prestasi Belajar Siswa ... 18

1. Pengertian Prestasi Belajar Siswa... 18

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa .... 21

3. Indikator Prestasi Belajar Siswa ... 26

C. Kerangka Berpikir ... 28


(8)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31

A. Tujuan Penelitian... 31

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 31

C. Metode Penelitian ... 31

D. Populasi dan Sampel... 31

E. Teknik Pengumpulan Data... 32

F. Kisi-Kisi Instrumen ... 32

G. Instrumen Penelitian ... 33

H. Teknik Analisis Data ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 37

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 37

B. Deskripsi Data ... 39

C. Analisis Data ... 55

D. Interpretasi Data ... 58

BAB V PENUTUP... 60

A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kisi-kisi instrumen ... 32 Tabel 2 Guru IPS sebelum mengajar mengabsensi dulu... 39 Tabel 3 Sebelum memulai pelajaran, guru IPS mengatur kerapihan tata

ruang kelas serta kesiapan siswa untuk belajar ... 39 Tabel 4 Setiap memulai pelajaran, guru IPS mengulas dan menanyakan

pelajaran yang lalu... 40 Tabel 5 Sebelum mengajar guru IPS memberitahu terlebih dahulu materi

yang akan disampaikan... 40 Tabel 6 Guru IPS menyampaikan materi pelajaran dengan jelas sehingga

mudah dipahami siswa... 41 Tabel 7 Guru IPS menyampaikan materi pelajaran dengan suara jelas ... 41 Tabel 8 Dalam penyampaian pelajaran, guru IPS memberikan contoh

untuk memudahkan pemahaman siswa ... 42 Tabel 9 Guru IPS menggunakan contoh yang terdapat dalam kehidupan

sehari-hari dalam menjelaskan materi pelajaran ... 42 Tabel 10 Guru bidang studi IPS dalam mengajar menggunakan metode

secara bervariasi ... 43 Tabel 11 Guru IPS menerangkan materi pelajaran menggunakan media

pelajaran seperti OHP, Kaset atau CD... 43 Tabel 12 Guru IPS memberi kesempatan kepada siswa untuk berpendapat

dalam pembelajaran... 44 Tabel 13 Guru IPS menyuruh siswa terlibat secara aktif dalam proses

pembelajaran ... 45 Tabel 14 Guru IPS mampu menjawab dengan jelas pertanyaan yang

diberikan siswa dalam proses pembelajaran ... 45 Tabel 15 Guru IPS memberikan pujian kepada siswa ketika menjawab

pertanyaan dengan tepat ... 46 Tabel 16 Guru IPS mengarahkan bagi siswa yang menjawab pertanyaan


(10)

Tabel 17 Dalam proses belajar mengajar, guru IPS hanya menggunakan buku paket ... 47 Tabel 18 Selain buku pegangan, guru IPS menggunakan buku-buku lain

yang menunjang materi pelajaran ... 47 Tabel 19 Guru IPS menyelesaikan pembelajaran sesuai dengan waktu

yang ditetapkan ... 48 Tabel 20 Guru IPS selalu memberikan teguran kepada siswa yang tidak

terlibat aktif dalam proses pembelajaran ... 48 Tabel 21 Guru IPS membuat suasana menyenangkan, tetapi tertib dalam

proses pembelajaran ... 49 Tabel 22 Guru IPS memberikan pertanyaan kepada siswa pada saat proses

belajar mengajar berlangsung ... 49 Tabel 23 Guru IPS memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya

yang terkait dengan materi selama proses pembelajaran... 50 Tabel 24 Guru IPS memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi

yang telah disampaikan... 50 Tabel 25 Guru IPS memberikan pengajaran kembali kepada siswa yang

mengalami kesulitan belajar ... 51 Tabel 26 Setelah selesai pembelajara, guru IPS memberikan kesempatan

kepada siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran... 51 Tabel 27 Guru IPS membantu kelancaran siswa dalam belajar melalui

pemberian pelajaran tambahan di luar jam pelajaran ... 52 Tabel 28 Guru IPS mengadakan ulangan harian setiap menyelesaikan

pokok bahasan (kompetensi dasar)... 52 Tabel 29 Guru IPS menilai/mengoreksi setiap tugas yang diberikan

kepada siswa ... 53 Tabel 30 Apabila hasil tes rendah, guru IPS memberi kesempatan kepada

siswa untuk memperbaikinya... 53 Tabel 31 Guru IPS memberikan tugas pekerjaan rumah (PR) ... 54 Tabel 32 Analisis korelasi variabel X (Kinerja guru dalam bidang studi


(11)

Tabel 33 Klasifikasi skor angket penelitian kinerja guru bidang studi IPS ... 56 Tabel 34 Klasifikasi skor nilai siswa pada bidang studi IPS... 57


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bahwa pendidikan perlu dikembangkan secara terpadu dan serasi baik antara berbagai jalur, jenis dan jenjang pendidikan maupun antara sektor pendidikan dengan sektor pembangunan lainnya. Perlu juga dikembangkan kerjasama antara dunia pendidikan dengan dunia usaha untuk memenuhi kebutuhan tenaga yang cakap dan terampil.

Untuk memperoleh tenaga yang cakap dan terampil tersebut harus ditopang dengan proses pendidikan yang berkualitas yang dapat memacu siswa memiliki prestasi yang baik. Oleh karenanya, perlu adanya bimbingan dan motivasi yang berkesinambungan antara semua pihak yang terlibat didalamnya, terutama guru sebagai pilar utama dalam proses pembelajaran sehingga dapat menciptakan siswa yang memiliki prestasi yang baik dan cemerlang sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Di Indonesia tujuan pendidikan bukan saja untuk menghasilkan tenaga pembangun yang cerdas, terampil dan bertanggung jawab terhadap masyarakat dan bangsa, tetapi juga bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur serta kuat kepribadian. Pemerintah telah melihat keadaan yeng demikian dan memberikan peluang yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk memperoleh pendidikan dengan mengeluarkan Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 dan Undang-undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab II tentang Dasar, Fungsi dan Tujuan Pasal 3 yang berbunyi:

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,


(13)

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.1

Dengan demikian dari rumusan di atas, jelas bahwa pendidikan merupakan syarat mutlak dalam memajukan suatu bangsa. Oleh sebab itu, maka tujuan pendidikan nasional diajukan sebagai acuan dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia.

Tujuan pendidikan di atas merupakan acuan dalam menyelenggarakan pendidikan, maka dapat diartikan tujuan pendidikan Nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dari hasil uraian di atas, jelas bahwa tujuan pendidikan nasional ini secara garis besar mengharapkan terciptanya tunas-tunas bangsa yang cerdas yang memiliki prestasi yang gemilang dalam tiga kawasan (ranah) pendidikan yaitu kognitif, afektif, psikomotorik.

Dalam rangka tercapainya tujuan pendidikan nasional tersebut, perlu didukung oleh seperangkat sistem yang fungsional, sebab proses pendidikan merupakan upaya yang mempunyai dua arah yaitu menjaga kelangsungan hidupnya dan menghasilkan sesuatu. Maka proses pendidikan harus mampu menghasilkan tamatan, dalam jumlah dan mutu yang diharapkan. Dalam hal ini guru memiliki peranan yang sangat penting. Secara operasional, gurulah yang langsung berhadapan dengan siswa sebagai calon output yang dijadikan wujud nyata tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan nasional tersebut.

Guru sebagai pelaksana merupakan kata kunci dalam tercapainya tujuan pendidikan. Kata kunci tersebut mengandung arti bahwa semua gagasan, rencana, inovasi dan kebijaksanaan pendidikan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan terletak di tangan guru. Dalam

1

Afnil Guza, Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang “Sistem Pendidikan Nasional”, (Jakarta: Asa Mandiri, 2009), cet. ke-19, h. 5


(14)

hal ini, menuntut adanya pelaksana pendidikan (guru) yang memiliki kinerja yang baik sehingga dapat menghasilkan lulusan yang cerdas dan berprestasi.

Kinerja guru dalam pendidikan mencakup dalam hal penguasaan bahan, mengelola proses belajar mengajar, mengelola kelas, penggunaan media atau sumber belajar, kemampuan mengevaluasi belajar, menguasai landasan-landasan pendidikan, mengelola interaksi belajar mengajar, prestasi siswa untuk kepentingan mengajar, fungsi dan program pelayanan dan bimbingan penyuluhan, menyelenggarakan administrasi sekolah dan memahami prinsip-prinsip penelitian tentang pendidikan guna kepentingan mengajar.

Dalam rangka mewujudkan cita-cita dan harapan tersebut sekaligus meningkatkan kualitas kinerja guru yang dapat menghasilkan siswa berprestasi, maka perlu adanya dukungan dari semua pihak yang terkait, baik sekolah itu sendiri, lingkungan masyarakat termasuk keluarga bahkan pemerintah sekalipun.

Berdasarkan wawancara dengan guru dan karyawan diperoleh informasi bahwa guru-guru di SLTP Negeri 1 Bojongpicung Cianjur mempunyai potensi yang cukup baik, kebanyakan mereka merupakan guru-guru yang berlatar belakang pendidikan sarjana (S1), berarti idealnya mereka adalah tenaga yang telah terdidik dan terlatih serta memiliki pengalaman dan keterampilan mengajar yang baik.

Sementara itu fenomena siswa di SLTP Negeri 1 Bojongpicung Cianjur berdasarkan hasil pengamatan penulis, ternyata motivasi siswa untuk belajar kurang maksimal, dalam hal ini ditandai dengan arah sikapnya yang menunjukan rasa malas belajar, juga tingkat keaktifan dan aspirasi belajar siswa di kelas rendah, serta pengorbanan dan pengabdiannya tidak terlihat maksimal, bahkan ada yang sampai tidak masuk kelas pada saat jam pelajaran berlangsung. Berdasarkan hal tersebut, jelas ada hal yang kurang dalam kegiatan belajar mengajar yang mungkin disebabkan oleh kinerja guru yang kurang baik yang mungkin juga akan berpengaruh kepada hasil atau prestasi belajar siswa.


(15)

Berdasarkan uraian dan kenyataan tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai tingkat kinerja guru dan pengaruhnya terhadap hasil atau prestasi belajar siswa dalam sebuah penelitian yang berjudul “Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Kinerja Guru dengan Prestasi Belajar Siswa (Survei di SMP Negeri 1 Bojongpicung, Kabupaten Cianjur).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Adakah hubungan antara kinerja guru dengan prestasi belajar siswa? 2. Apakah kinerja guru dapat meningkatkan prestasi belajar siswa? 3. Apakah peranan orang tua dapat meningkatkan prestasi belajar siswa? 4. Apakah sarana dan prasarana sekolah dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa?

5. Apakah lingkungan eksternal sekolah dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas penulis mencoba untuk memberikan batasan-batasan agar tidak terjadi bias dan ketidaksesuaian dengan latar belakang dalam penelitian ini. Adapun pembatasan permasalahan penelitian ini pada Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Kinerja Guru IPS dengan Prestasi Belajar Siswa pada Bidang Studi IPS.

D. Perumusan Masalah

Agar penelitian ini tidak menyimpang, maka perlu dirumuskan fokus permasalahnya. Adapun rumusan permasalahannya dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kinerja guru IPS SMP Negeri 1 Bojongpicung Kabupaten Cianjur?


(16)

2. Bagaimana prestasi belajar siswa SMP Negeri 1 Bojongpicung Kabupaten Cianjur kelas VIII-C semester ganjil pada bidang studi IPS?

3. Apakah terdapat hubungan antara kinerja guru IPS SMP Negeri 1 Bojongpicung Kabupaten Cianjur dengan Prestasi Belajar Siswanya pada bidang studi IPS?

E. Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan penulis tentang kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah.

2. Penelitian ini diharapkan dapat memberi konstribusi kepada sekolah khususnya guru mengenai kinerjanya yang mencakup penguasaan bahan, mengelola proses belajar mengajar, mengelola kelas, penggunaan media atau sumber belajar, kemampuan mengevaluasi belajar, menguasai landasan-landasan pendidikan, dan mengelola interaksi belajar mengajar. 3. Penelitian ini diharapkan menjadi acuan bagi para peneliti lain dalam


(17)

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kinerja Guru

1. Pengertian Kinerja Guru

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai “cara, prilaku, dan kemampuan kerja”.2 Sedangkan menurut LAN (1997) dan Smith (1982), yang dikutip oleh E. Mulyasa kinerja dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja atau unjuk kerja, dan “output driver from processes, human or otherwise”, jadi kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses.3

Menurut Ilyas Yaslis kinerja adalah “Penampilan hasil karya personel baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personel. Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada personel yang memangku jabatan fungsiona1 maupun struktural, tetapi juga kepada keseluruhan jajaran personel di dalam organisasi”.4

Menurut Suryo Subroto yang dimaksud dengan kinerja guru dalam PBM adalah “Kesanggupan atau kecakapan para guru dalam menciptakan suasana komunikasi yang edukatif antara guru dan peserta didik yang mencakup segi kognitif, afektif dan psikomotorik, sebagai upaya mempelajari sesuatu berdasarkan perencanaan sampai dengan tahap evaluasi dan tindak lanjut agar tercapai tujuan pengajaran”.5

Dengan demikian pengertian kinerja guru adalah kemampuan guru yang ditampilkan dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Sebagai suatu prestasi atau kemampuan kerja guru dalam melaksanakan tugasnya, juga seorang

2

Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1982), edisi ke-III, h. 598

3

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Professional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), cet. ke-4, h. 136

4

Yaslis Ilyas, Teori Penilaian dan Penelitian, (Depok: Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKM UI, 1999), h. 65

5


(18)

pendidik yang profesional yang seharusnya memiliki kompetensi dan keterampilan dalam proses belajar mengajar.

2. Model - Model Teori Kinerja

Untuk lebih memahami tentang kinerja, berikut ini disajikan beberapa macam model teori kinerja yaitu:

a. Model Vroomian

Vroomian mengemukakan bahwa “Performance = f (Ability x Motivation)“. Menurut, model ini kinerja seseorang merupakan fungsi perkalian antara kemampuan (ability) dan motivasi. Hubungan perkalian tersebut mengandung arti bahwa: jika seseorang rendah pada salah satu komponen maka prestasi kerjanya akan rendah pula. Kinerja seseorang yang rendah merupakan hasil dari motivasi yang rendah dengan kemampuan rendah.

b. Model Lawler dan Porter

Lawler dan Porter mengemukakan bahwa: “Performance = Effort x Ability x Role Peceptions“. Effort adalah banyaknya energi yang dikeluarkan seseorang dalam situasi tertentu abilities adalah karakteristik individu seperti inteligensi, keterampilan, sifat sebagai kekuatan potensi untuk berbuat dan melakukan sesuatu. Sedangkan role perceptions adalah kesesuaian antara usaha yang dilakukan seseorang dengan pandangan atasan langsung tentang tugas yang seharusnya dikerjakan.

c. Model Ander dan Butzin

Ander dan Buzin mengajukan model kinerja sebagai berikut: “future performance = fact performance + (motivation x Ability)”. Jika semua teori tentang kinerja dikaji, maka didalamnya melibatkan dua komponen utama yakni “ability” dan “motivasi”. Perkalian antara ability dan motivasi menjadi sangat populer, sehingga banyak sekali dikutip oleh para ahli dalam membicarakan kinerja. Orang yang tinggi abilitynya tetapi rendah motivasinya, akan menghasilkan kinerja yang rendah, demikian halnya orang yang bermotivasi tinggi tetapi abilitinya rendah. 6

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru

Membicarakan kinerja guru, tidak dapat dipisahkan dari faktor-faktor pendukung. Faktor pendukung itu merupakan faktor-faktor penting terlaksananya KBM secara baik dan benar.

Balai Pengembangan Produktivitas Daerah, mengemukakan enam faktor utama yang menentukan produktivitas tenaga kependidikan, yakni:

6


(19)

a. Sikap kerja, seperti kesediaan untuk bekerja secara bergiliran (shift work), dapat menerima tambahan tugas, dan bekerja dalam satu tim. b. Tingkat keterampilan, yang ditentukan oleh pendidikan latihan dalam

menajemen dan supervisi serta keterampilan dalam teknik industri. c. Hubungan antara tenaga kerja dengan pimpinan organisasi yang

tercermin dalam usaha bersama antara pimpinan organisasi dengan tenaga kerja untuk meningkatkan produktivitas melalui lingkaran pengawasan mutu (quality control circles).7

Di samping hal tersebut, terdapat pula berbagai faktor yang mempengaruhi kinerja kependidikan, yaitu:

a. Sikap mental, berupa motivasi, disiplin, dan etika kerja.

b. Pendidikan, pada umumnya orang yang mempunyai pendidikan lebih tinggi akan memiliki wawasan yang lebih luas, terutama penghayatan akan arti penting produktivitas.

c. Keterampilan, makin terampil tenaga kependidikan akan lebih mampu bekerja serta menggunakan fasilitas dengan baik.

d. Manajemen, diartikan dengan hal yang berkaitan dengan sistem yang diterapkan oleh pimpinan untuk mengelola dan memimpin serta mengendalikan tenaga kependidikan.

e. Tingkat penghasilan yang memadai dapat menimbulkan konsentrasi kerja, dan kemampuan yang dimiliki dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas.

f. Gizi dan kesehatan akan meningkatkan semangat kerja dan mewujudkan produktivitas kerja yang tinggi.

g. Jaminan sosial yang diberikan dinas pendidikan kepada tenaga kependidikan.

h. Lingkungan dan suasan kerja yang baik akan mendorong tenaga kependidikan senang bekeja dan meningkatkan tangungjawab.

i. Kualitas sarana pembelajaran berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas.

j. Teknologi yang dipakai secara tepat akan mempercepat penyelesaian proses pendidikan. 8

Untuk itu, kerja produktif perlu didukung oleh kemauan yang tinggi, kemampuan kerja yang sesuai dengan isi kerja, lingkungan yang nyaman dan kondusif, penghasilan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup, jaminan sosial yang memadai, kondisi kerja yang manusiawi, serta hubungan kerja yang harmonis.

7

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Professional , h. 138-139

8


(20)

4. Penilaian Kinerja Guru

Penilaian kinerja murupakan penilaian dengan berbagai macam tugas dan situasi dimana peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman dan pengaplikasian pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan di dalam berbagai macam konteks.9

Kinerja mempunyai hubungan erat dengan produktivitas karena merupakan indikator dalam menentukan usaha untuk mencapai tingkat produktivitas organisasi yang tinggi. Untuk mengetahui apakah tugas, tanggung jawab dan wewenang guru sudah dilaksanakan atau belum maka perlu adanya penilaian objektif terhadap kinerja. Penilaian pelaksanaan pekerjaan ini adalah suatu proses yang dipergunakan oleh organisasi untuk menilai pelaksanaan pekerjaan pegawai. Sehubungan dengan hal tersebut maka upaya mengadakan penilaian terhadap kinerja organisasi merupakan hal yang penting. Berbicara tentang kinerja guru erat kaitannya dengan standar kinerja yang dijadikan ukuran dalam mengadakan pertanggungjawaban. Penilaian kinerja bermanfaat untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan organisasi sesuai dengan standar yang dibakukan dan sekaligus sebagai umpan balik bagi pekerja sendiri untuk dapat mengetahui kelemahan, kekurangannya sehingga dapat memperbaiki diri dan meningkatkan kinerjanya.

Menilai kinerja guru adalah suatu proses menentukan tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas-tugas pokok mengajar dengan menggunakan patokan-patokan tertentu. Kinerja guru adalah kemampuan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran, yang dilihat dari penampilannya dalam melakukan proses belajar mengajar.

Dalam Undang-undang Guru dan Dosen No. 14/2005 dan Peraturan Pemerintah No. 19/2005 dinyatakan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, pedagogik, profesional, dan sosial.

9

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), h. 200


(21)

Keempat jenis kompetensi guru di atas dapat diurai sebagai berikut:

a. Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. b. Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman terhadap perserta didik,

perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembanga peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

c. Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mecakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya secara penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.

d. Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.10

Keempat kompetensi tersebut dalam praktiknya merupakan satu kesatuan yang utuh yang dapat diperoleh melalui pendidikan akademik ataupun melalui pembinaan dan pengembangan perofesi guru.

Menurut Uzer Usman kemampuan profesional guru meliputi, kemampuan guru dalam menguasai landasan pendidikan, menguasai bahan pengajaran, menyusun program pengajaran, melaksanakan program pengajaran, dan menilai hasil dan proses belajar mengajar.11

Sebelum UU 14/2003 dan PP 19/2005 diterbitkan, ada sepuluh kompetensi dasar guru yang telah dikembangkan melalui kurikulum Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Kesepuluh kompetensi itu kemudian dijabarkan melalui berbagai pengalaman belajar. Adapun sepuluh kemampuan dasar guru itu (1) kemampuan menguasai

10

Farida Sarimaya, Sertifikasi Guru, (Bandung: Yrama Widya, 2008), h. 17-22

11

Moh. Uzer Usman. Menjadi Guru Profesional. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010). h. 17


(22)

bahan pelajaran yang disajikan; (2) kemampuan mengelola program belajar mengajar; (3) kemampuan mengelola kelas; (4) kemampuan menggunakan media/sumber belajar; (5) kemampuan menguasai landasarn-landasan kependidikan; (6) kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar; (7) kemampuan menilai prestasi peserta didik untuk kependidikan pengajaran; (8) kemampuan mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan; (9) kemampuan mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah; dan (10) kemampuan memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan gunan keperluan pengajarn.12

Dalam menerapkan fungsi-fungsinya sebagai pendidik, pengajar pembimbing dan pelatih, seorang guru dituntut senantiasa mampu beraktivitas dan berkreativitas dalam hal:

a. Menggunakan metode, media bahan yang sesuai dengan tujuan mengajar.

b. Berkomunikasi dengan siswa.

c. Mendemontrasikan khasanah metode mengajar.

d. Mendorong dan menggalakan keterlibatan siswa dalam pengajaran. e. Mendemontrasikan penguasaan materi pelajaran dan relevansinya. f. Mengorganisasikan waktu, ruang dan perlengkapan pengajaran.

g. Melaksanakan evaluasi pencepaian siswa dalam proses belajar mengajar.13

Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru yang harus dimiliki yaitu kemampuan menguasai bahan pelajaran, kemampuan mengelola kelas, kemampuan menggunakan metode dan media pengajaran, kemampuan berkomunikasi dengan siswa dan kemampuan menilai atau mengevaluasi pencapaian siswa.

Menurut Nana Sudjana, ada tiga tahapan pokok yang harus diperhatikan atau dimiliki oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran, diantaranya yaitu: 14

1. Tahap pemula (tahap prainstruksional)

12

Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung: Afabeta, 2009), h. 31

13

Hamid Darmadi, Kemampuan Dasar Mengajar, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 56

14

Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009), cet ke-10, h. 147-152.


(23)

Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru atau oleh siswa pada tahapan ini:

a) Guru menanyakan kehadiran siswa dan mencatat siapa yang tidak hadir.

b) Bertanya kepada siswa, sampai dimana pembahasan pelajaran sebelumnya.

c) Mengajukan pertanyaan kepada siswa kelas atau siswa tertentu tentang bahan pelajaran yang sudah diberikan sebelumnya.

d) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan pelajaran yang belum dikuasainya dari pengajaran yang telah dilaksanakan sebelumnya.

e) Mengulang kembali bahan pelajaran yang lalu (bahan pelajaran sebelumnya) secara singkat tapi mencakup semua aspek bahan yang telah dibahas sebelumnya.

2. Tahap pengajaran (tahap instruksional)

Pada tahapan ini secara umum dapat diidentifikasi beberapa kegiatan sebagai berikut:

a) Menjelaskan kepada siswa tujuan pengajaran yang harus dicapai siswa.

b) Menuliskan pokok materi yang akan dibahas hari ini. c) Membahas pokok materi yang telah dituliskan tadi.

d) Pada pada setiap pokok materi yang dibahas sebaiknya diberikan contoh-contoh konkret.

e) Penggunaan alat Bantu pengajaran untuk memperjelas pembahasan setiap pokok materi sangat diperlukan.

f) Menyimpulkan hasil pembahasan dari semua pokok materi. 3. Tahapan penilaian/evaluasi dan tindak lanjut

a) Mengajukan pertanyaan kepada kelas atau kepada beberapa siswa, mengenai semua pokok materi yang telah dibahas pada tahapan kedua.


(24)

b) Apabila pertanyaan yang diajukan belum dapat dijawab, oleh siswa kurang dari 70%, maka guru harus mengulangi kembali materi yang belum dikuasai siswa.

c) Untuk memperkaya pengetahuan siswa, materi yang dibahas, guru dapat memberikan tugas/pekerjaan rumah yang ada hubungannya dengan topic atau pokok materi yang telah dibahas.

d) Akhir pelajaran dengan mejelaskan atau memberi tahu pokok materi yang akan dibahas pada pelajaran berikutnya.

Menurut Moh. Uzer Usman, penilaian kemampuan guru dalam proses pembelajaran meliputi: 15

1. Keterampilan menyusun rencana pengajaran

a. Merencanakan pengelolaan kegiatan belajar mengajar 1) Merumuskan TPK

2) Menentukan metode mengajar

3) Menentukan langkah-langkah mengajar 4) Menentukan cara-cara memotivasi murid b. Merencanakan pengorganisasian bahan pelajaran

1) Berpedoman pada bahan pengajaran yang tercantum dalam kurikulum

2) Memilih dengan tepat bahan pengajaran bidang studi sesuai dengan karakteristik murid

3) Menyusun bahan pengajaran sesui dengan taraf berpikir peserta didik

c. Merencanakan pengelolaan kelas

1) Mengatur tempat duduk sesuai dengan strategi yang digunakan 2) Menentukan alokasi penggunaan waktu belajar mengajar 3) Menentukan cara mengorganisasi murid agar terlibat secara

aktif dalam kegiatan belajar mengajar

d. Merencanakan penggunaan alat dan media pengajaran 1) Menentukan pengembangan alat pengajaran

15


(25)

2) Menetukan media pengajaran 3) Menentukan sumber pengajaran

e. Merencanakan penilaian prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran

1) Menentukan bermacam-macam bentuk dan prosedur penilaian 2) Membuat alat penilaian hasil belajar

2. Keterampilan melaksanakan prosedur mengajar a. Memulai pelajaran

1) Menyampaikan bahan pengait atau bahan apersepsi

2) Memotivasi siswa untuk melibatkan diri dalam kegiatan belajar mengajar

b. Mengelola kegiatan inti 1) Menyampaikan bahan 2) Memberi contoh

3) Menggunakan alat/media pengajaran

4) Memberi kesempatan kepada siswa untuk melibatkan secara aktif

5) Memberi penguatan

c. Pengorganisasian waktu, siswa dan fasilitas belajar 1) Mengatur penggunaan waktu

2) Mengorganisasi murid

3) Mengatur dan memanfaatkan fasilitas belajar d. Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar

Melaksanakan penilaian selama proses belajar mengajar berlangsung

e. Mengakhiri pelajaran

1) Menyimpulkan pelajaran 2) Memberi tindak lanjut.

Berdasarkan uraian di atas indikator penelitian penilaian kinerja guru dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:


(26)

a) Guru menanyakan kehadiran siswa

b) Mengatur tempat duduk sesuai dengan strategi yang digunakan c) Menyampaikan bahan pengait atau bahan apersepsi

d) Menjelaskan kepada siswa tujua pengajaran yang harus dicapai 2. Kemampuan mengelola kegiatan pembelajaran

a) Menyampaikan bahan pelajaran dengan jelas b) Memberikan contoh yang konkret

c) Menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan, materi dan kebutuhan siswa

d) Menggunakan alat/media pengajaran

e) Memberi kesempatan kepada siswa untuk melibatkan secara aktif f) Memberi penguatan

g) Berpedoman pada bahan pengarjaran yang tercantum dalam kurikulum

h) Memilih dengan tepat bahan pengajaran bidang studi sesuai dengan karakteristik siswa

3. Kemampuan pengorganisasian siswa dan waktu a) Mengatur penggunaan waktu

b) Mengorganisasi siswa

4. Kemampuan melaksanakan penilaian dalam proses pembelajaran Melaksanakan penilaian selama proses pembelajaran berlangsung 5. Kemampuan mengevaluasi pelajaran atau menutup pelajaran

a) Mengajukan pertanyaan kepada kelas atau kepada beberapa siswa, mengenai semua pokok materi yang telah dibahas

b) Apabila pertanyaan yang diajukan belum dapat dijawab oleh siswa kurang dari 70%, maka guru harus mengulangi atau mengulas kembali materi yang belum dikuasai siswa

c) Menyimpulkan materi pelajaran d) Memberikan tindak lanjut


(27)

5. Upaya-upaya dalam Meningkatkan Kinerja Guru

Ada beberap upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan (guru), antara lain melalui pembinaan disiplin tenaga kerja kependidikan, pemberian motivasi, penghargaan (reward), dan persepsi.16

a. Pembinaan Disiplin Tenaga Kependidikan

Kepala sekolah harus mampu menumbuhkan disiplin tenaga kependidikan, terutama disiplin diri (self-discipline). Dalam kaitan ini kepala sekolah harus mampu melakukan hal-hal sebagai berikut: 1) Membantu tenaga kependidikan mengembangkan pola prilakunya. 2) Membantu tenaga kependidikan meningkatkan standar prilakunya. 3) Menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat.

b. Pemberian Motivasi

Motivasi merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keefektifan kerja. Callahan and Clark (1998) mengemukakan bahwa motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah tujuan tertentu. Apabila para tenaga kependidikan memiliki motivasi yang positif maka ia akan memperlihatkan minat, mempunyai perhatian, dan ingin ikut serta dalam suatu tugas atau kegiatan. Dengan kata lain seorang tenaga kependidikan akan melakukan semua pekerjaannya dengan baik apabila ada faktor pendorongnya (motivasi). Dalam kaitan ini pemimpin dituntut untuk memiliki kemampuan membangkitkan motivasi para tenaga kependidikannya sehingga mereka dapat meningkatkan kinerjanya.

c. Penghargaan (reward)

Penghargaan sangat penting untuk meningkatkan produktivitas kerja dan untuk mengurangi kegiatan yang kurang produktif. Melalui penghargaan ini tenaga kependidikan dirangsang untuk meningkatkan kinerja yang postif dan produktif. Penghargaan ini akan bermakna

16


(28)

apabila dikaitkan dengan prestasi tenaga kependidikan secara terbuka, sehingga setiap tenaga kependidikan memiliki peluang untuk meraihnya.

d. Persepsi

Persepsi yang baik akan menumbuhkan iklim kerja yang kondusif serta sekaligus akan meningkatkan produktivitas kerja. Kepala sekolah perlu menciptakan persepsi yang baik bagi setiap tenaga kependidikan terhadap kepemimpinan dan lingkungan sekolah, agar mereka dapat meningkatkan kinerjanya.

Untuk meningkatkan moral kerja para pendidik dan karyawan pendidik itu, perlu diperhatikan factor-faktor sebagai berikut: 17

a. Kepemimpinan / manajemen yang efektif

Tenaga kependidikan akan bekerja dengan moral kerja yang tinggi bilamana mereka meraskan bahwa pemimpin merupakan orang yang penuh tanggungjawab, ikut dalam kesukaran, kesedihan, kesulitan serta kegembiraan seluruh anggota yang dipimpinnya.

b. Disiplin dan pengawasan yang positif

Disiplin merupakan usaha untuk menanamkan kesadaran para setiap personal tentang tugas dan tanggungjawabnya agar menjadi orang yang bersedia dan mampu memikul tanggungjawab atas semua pekerjaanya.

c. Human relationship

Penghargaan, pernghormatan, pengakuan serta lerlakuan terhadap tenaga kependidikan sebagai subyek atau manusia yang memiliki kehendak, pikiran perasaan dan lain-lain sangat bersar pengaruhnya terhadap moral kerja mereka.

d. Upah/gaji dan hak-hak lainnya

Upah atau gaji yang layak sehingga dapat memenuhi kebutuhan sebagai manusia seperti pangan, sandang, perumahan, kesehatan,

17

Hadarai Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT Gunung Agung, 1983), h. 127-129


(29)

keamanan dan pendidikan merupakan faktor yang tak boleh diabaikan dalam pembinaan moral kerja para pendidik.

e. Volume kerja, serta mita dan kemampuan

Minat dan kemampuan terhapda sesuatu pekerjaan berpengaruh pula terhadap moral kerja. Disamping itu bobot atau volume pekerjaan harus sesuai pula dengan batas-batas kemampuan seorang petugas.

Dari uraian di atas menunjukan bahwa untuk meningkatkan produktivitas kerja tenaga kependidikan pihak sekolah atau kepala sekolah perlu diadakan pembinaan disiplin, pemberian motivasi, penghargaan, upah, volume kerja dan persepsi yang baik terhadap tenaga kependidikan, yang kesemuanya itu akan menumbuhkan ability dan motivasi.

B. Prestasi Belajar Siswa

1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar terdiri dari dua kata yaitu prestasi dan belajar. Prestasi didefinisikan dengan hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun kelompok. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan prestasi adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan atau dikerjakan.18 Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan dan menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan bekerja.

Sedangkan belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini menunjukan bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat tergantung pada proses belajar mengajar yang dialami siswa.

Untuk memahami pengertian tentang belajar berikut ini beberapa pendapat para ahli pendidikan yaitu menurut Hilgard dan Bower, dalam buku Theories of Learning (1975), Gagne, dalam buku The Conditions of

18


(30)

Learning (1997), Morgan, dalam buku Introduction to Psychology (1978) dan Witherington, dalam buku Education Psychology yang dikutip oleh M. Naglim Purwanto tentang definisi belajar yaitu:

a. Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat dan sebagianya).

b. Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah mengalami situasi tadi.

c. Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasildari latihan atau pengalaman. d. Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan

diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau seutu pengetahuan.19

Nana Sudjana menyatakan bahwa belajar adalah “Suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan, di mana perubahan tersebut dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahun, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar. 20

Dengan demikian, belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman. Namun, untuk mengatakan bahwa hal itu hasil dari berlajar, maka perubahan itu harus relatif mantap dan harus merupakan akhir dari suatu periode waktu yang cukup panjang. Sedangkan sasaran belajar yang akan mengalami

19

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992), h. 84

20

Nana Sudjana, Cara Belajara Siswa Aktif dalam Proses Belajara Mengajar, (Bandung Sinar Baru Algasindo, 1996). cet. ke-13 h. 5


(31)

perubahan akibat proses belajar, menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti: perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah, keterampilan, kecakapan, kebiasaan ataupun sikap.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan kagiatan yang dilakukan secara sadar dan rutin pada seseorang sehingga akan mengalami perubahan tingkah laku secara keseluruhan, maksudnya ada perubahan individu tersebut baik pengetahuan, keterampilan, maupun sikap dan tingkah laku yang relatif menetap, di mana perubahan ini dihasilkan sebagai akibat dari proses latihan dan pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Jadi prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai secara optimal selama berlangsungnya proses belajar dalam jangka waktu tertentu. Prestasi belajar dalam bentuk kongkrit adalah pemberian nilai dari guru kepada siswa sebagai indikasi sejauh mana siswa telah menguasai materi pelajaran yang diberikannya. Biasanya prestasi belajar ini dinyatakan dengan angka, huruf atau kalimat dan terdapat dalam periode tertentu.

Sutratinah Tirtonegoro berpendapat mengenai hal ini, menurutnya bahwa “Prestasi belajar adalah penilian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa dalam periode tertentu”.21

Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono hasil belajar murupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan puncak “tingkat perkembangan mental” secara utuh, yang lazim disebut lulusan sekolah menengah, lulusan SMA, atau tingkat kemandirian, tingkat bertanggung jawab, atau tingkat kedewasaan tertentu.

21

Sutratinah Tirtonegoro, Anak Supernormal dan Program Pendidikannya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, tt), h. 43


(32)

Sedangkan dari sisi guru hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran.22

Berdasarkan beberapa pendapat di atas telah jelas bahwa siswa yang berhasil dan memiliki prestasi belajar dengan predikat “baik” dalam proses belajar mengajar dapat ditunjukan melalui hasil tes belajarnya yang baik, serta telah mampu menguasai suatu pelajaran tertentu yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh siswa dalam periode tertentu. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa siswa berhasil dalam proses belajar apabila mampu menguasai suatu pelajaran tertentu yang semula belum tahu. Biasanya siswa akan mengetahui dan bertambah pandai jika suatu materi pelajaran disenangi. Apabila hal ini terjadi, dengan sendirinya prestasi belajar siswa akan meningkat. Prestasi belajar bagi seorang siswa sangat penting karena prestasi belajar merupakan suatu gambaran tingkat keberhasilan dari proses belajar dalam kurun waktu tertentu.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: 23

a. Faktor Internal Siswa

Faktor yang berasal dari dalam diri siswa meliputi dua aspek, yakni: 1) Aspek fisiologis siswa

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat organ dan sendi tubuh, dapat mempengaruhi semangat dan indentitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ-organ khusus siswa seperti tingkat kesehatan indera pendengaran dan indera penglihatan, juga sangat mempengaruhi siswa dalam informasi dan pengetahuan khususnya yang disajikan di kelas.

22

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 251

23

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. (Bandung: PT Remama Rosdakarya, 2010), h. 130-135


(33)

2) Aspek psikologis siswa

Pada umumnya faktor priskologis ini dibagi atas: a. Intelegensi/kecerdasan siswa,

b. Sikap siswa, c. Bakat siswa, d. Minat siswa, e. Motivasi siswa. b. Faktor Eksternal Siswa

Faktor yang bersal dari luar diri siswa terdiri atas dua macam, yaitu: 1) Lingkungan sosial

Yang termasuk lingkungan ini adalah lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktek pengelolaan rumah tangga, ketegangan keluarga, dan domografi keluarga, semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegitan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.

Lingkugnan sosial sekolah seperti para guru dan staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswal. Selain itu, yang temasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga serta teman-teman sepermainan di sekitar siswa tersebut tinggal.

2) Lingkungan non sosial

Yang termasuk dalam lingkungan non sosial ini adalah: a. Gedung sekolah dan letaknya,

b. Rumah tempat tinggal siswa dan letaknya, c. Alat-alat belajar,

d. Keadaan cuaca,


(34)

Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah, bahawa faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa terdiri dari: 24

1) Faktor Lingkungan, lingkungan merupakan bagian dari kehidupan siswa, diantaranya:

a) Lingkungan alami

Lingkungan hidup adalah lingkungan tempat tinggal anak didik, hidup dan berusaha di dalamnya. Penceramaran lingkungan hidup merupakan malapetaka bagi anak didik yang hidup di dalamnya.

b) Lingkungan sosial budaya

Sebagai anggota masyarakat, anak didik tidak bisa melepaskan diri dari ikatan sosial. Ketika anak didik berada di sekolah, maka dia berada dalam sistem sosial di sekolah. Peraturan dan tata tertib sekolah harus naka didik taati.

2) Faktor Instrumental, dalam rangka melicinkan kea rah tujuan diperlukan seperangkan kelengkapan dalam berbagai bentuk dan jenis, diantaranya:

a) Kurikulum

Kurikulum adalah a plan for learning yang merupakan unsur substansial dalam pendidikan. Tanpa kurikulum keigatna belajar mengajar tidak dapat berlangsung, sebab materi apa yang harus guru sampaikan dalam suatu pertemuan kelas, belum guru programkan sebelumnya.

b) Program

Keberhasilan pendidikan di sekolah tergantung baik tidaknya program pendidikan yang dirancang. Program pendidikan disusun berdasarkan potensi sekolah yang tersedia, baik tenaga, financial, dan sarana prasarana.

24

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), h. 142-168


(35)

c) Sarana dan Fasilitas

Sarana mempunyai arti penting dalam pendidikan. Gedung sekolah misalnya sebagai tempat yang strategis bagi berlangsunnya kegiatan belajar mengajar di sekolah. Fasilitas juga kelengkapan sekolah yang sama sekali tidak bisa diabaikan. Lengkap tidaknya buku-buku di perpustakaan ikut menentukan kualitas suatu sekolah. Semua ini bertujaun untuk memberikan kemudahan pelayanan anak didik

d) Guru

Prsoalan guru memang menyengkut dimensi yang luas, tidak banya bersentuhan dengan masalah di luar dirinya seperti mampu berhubungan dengan baik dengan warga masyarakat di luar sekolah dan berhubungan dengan anak didiknya kapan dan di mana pun dia berada, tetapi juga masalah yang berkaitan degna diri peribadinya.

3) Kondisi Fsikologis, pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dengan orang yang dalam keadaan kelelahan.

4) Kondisis Priskologis, semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang, diataranya:

a) Minat

Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.

b) Kecerdasan

Kecerdasan merupakan salah satu faktor dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam belajar di sekolah.


(36)

c) Bakat

Bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar seseorang. Bahwa belajar pada bidang yang sesuai dengan bakat memperbesar kemungkinan beryhasilnya usaha itu.

d) Motivasi

Motivasi adalah kondisi pesikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.

e) Kemampuan kognitif

Ada tiga kemampuan yang harus dikuasai sebagai jembatan untuk sampai pada penguasaan kemampuan kognitif, yaitu persepsi, mengingat, dan berpikir.

Beberapa faktor yang telah disebutkan di atas yang dapat menyebabkan tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi di sekolah. Jika faktor-faktor tersebut saling mendukung dan melengkapi maka dapat dipastikan siswa akan memperoleh hasil belajar yang baik. Namun sebaliknya jika antara faktor yang satu yang yang lainnya tidak saling mendukung, maka tidak menutup kemungkinan prestasi belajar siswa tidak menunjukkan hasil yang maksimal.

Sebagai kesimpulan dari uraian di atas, bahwa prestasi belajar siswa di sekolah sifatnya relatif artinya dapat berubah setiap saat. Hal ini terjadi karena prestasi belajar siswa sangat berhubungan dengan faktor yang mempengaruhinya, faktor-faktor tersebut saling bekaitan satu sama lainnya. Kelemahan salah satu faktor, akan dapat mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam belajar. Dengan demikin, tinggi dan rendahanya prestasi belajar yang dicapai siswa di sekolah didukung oleh faktor internal dan eksterna sepert tersebut di atas.

3. Indikator Prestasi Belajar Siswa

Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap prikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa, namun demikian pengungkapan perubahan tingkah laku


(37)

seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa murid, sangat sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible (tidak dapat diraba). Oleh karena itu, yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar baik yang berdimensi cipta (kognitif) dan rasa (afektif) maupun berdimensi karsa (prikomotorik). Adapun penjelasan pada masing-masing ranah tersebut adalah sebagai berikut:25

a) Ranah kognitif

1) Pengetahuan: mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan.

2) Pemahaman: mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari.

3) Penerapan: mencakup kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus/problem yang konkret dan baru.

4) Analisis: mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat dipahami dengan baik.

5) Sintesis: mencakup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau pola baru.

6) Evaluasi: mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai suatu atau beberapa hal, bersama dengan pertanggungjawaban pendapat itu, yang berdasarkan kriteria tertentu.

b) Ranah afektif

1) Penerimaan: mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangan itu, seperti buku pelajaran atau penjelasan yang diberikan oleh guru.

25

W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: Media Abadi, 2004), cet. ke-VI, h. 274-279


(38)

2) Partisipasi: mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.

3) Penilai/penentuan sikap: mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terahadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu.

4) Organisasi: mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan.

5) Pembentukan pola hidup: mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan sedemikian rupa, sehingga menjadi milik pribadi dan menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannya sendiri.

c) Ranah psikomotorik

1) Persepsi: mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan pembedaan ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan.

2) Kesiapan: mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam keadaan akan memulai suatu gerakan atau rangkaian gerakan.

3) Gerakan terbimbing: mecakup kemampuan untuk melakukan suatu rangakaian gerak-gerik, sesuai dengan contoh yang diberikan (imitasi).

4) Gerakan yang terbiasa: mencakup kemampuan untuk melakuan suatu rangakan gerak-gerik dengan lancar, karena sudah dilatih secukupnya tanpa memperhatikan lagi contoh yang diberikan. 5) Gerakan kompleks: mencakup kemampuan untuk melaksanakan

suatu keterampilan, yang terdiri atas beberapa komponen, dengan lancar, tetap dan efisien .

6) Penyesuaian pola gerak: mencakup kemampuan untuk mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerak-gerik


(39)

dengan kondisi setempat atau dengan menunjukkan suatu tarap keterampilan yang telah mencapai kemahiran.

7) Kreativitas: mencakup kemampuan untuk melahirkan aneka pola gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri.

Dalam hal ini seorang guru harus mengetahui bagaimana kiat menetapkan batas minimal keberhasilan belajar para siswanya. Hal ini penting karena mempertimbangkan batas terendah prestasi siswa yang dianggap berhasil dalam arti luas bukanlah perkara mudah. Keberhasilan dalam arti luas keberhasilan yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

C. Kerangka Berpikir

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa dalam rangka membimbing dan mengembangkan kemampuan siswa yang telah tersusun dan terprogram dengan jelas. Inti dari pendidikan adalah adanya proses belajar mengajar yang mengandung serangkaian kegiatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Oleh karenanya, adanya hubungan timbal balik antara guru dan siswa merupakan syarat utama bagi kelangsungan proses belajar mengajar.

Interaksi dalam proses belajar mengajar memiliki peranan penting dalam keberhasilan sebuah pendidikan, karena interaksi tersebut tidak sekedar hubungan antara guru dengan siswa, melainkan interaksi edukatif yang tidak hanya menyampaikan pesan berupa materi pelajaran, tetapi juga menanamkan sikap dan nilai pada diri siswa. Oleh karena itu tidak heran apabila proses belajar mengajar menjadi titik tolak keberhasilan sebuah pendidikan dalam menghasilkan output yang dalam hal ini adalah siswa sebagai subjek pendidikan di sekolah serta guru sebagai pemegang tanggung jawab penuh terhadap terlaksananya proses belajar mengajar yang baik.

Guru sebagai pemegang peranan utama dalam proses belajar mengajar merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus dalam


(40)

melaksanakan tugasnya. Selain tuntutan tersebut, guru juga diharuskan untuk bekerja secara professional dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pendidik di sekolah demi tercapainya tujuan serta menghasilkan lulusan yang berkualitas.

Untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas, sangat berhubungan sekali dengan kinerja guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai tenaga pendidik di sekolah serta pemegang tanggung jawab penuh dalam pelaksanaan proses belajar mengajar.

Prestasi belajar siswa adalah hasil yang telah dicapai seorang siswa setelah melakukan suatu pekerjaan atau aktivitas belajar yang diwujudkan dalam bentuk. nilai raport.

Prestasi belajar adalah perubahan positif yang mengarah kepada kemajuan atau perbaikan yang terjadi pada diri idividu. Kemajuan atau perbaikan itu bukan berarti orang tersebut sudah memiliki pemahaman mengenai obyek tersebut. Hal ini disebabkan karena pemahaman merupakan salah satu tingkat kognisi yang lebih tinggi dan pengetahuan. Akan tetapi, melalui pengetahuan seseorang dapat memahami obyek tertentu. Sehingga dapat dikatakan bahwa untuk memahami sesuatu tidaklah cukup dengan tahu saja, tetapi harus mampu melihat hubungan yang relevan, yaitu menghubungkan sesuatu tersebut dengan apa yang telah diketahuinya yang dilandasi dengan perasaan atau sikap yang ada pada diri individu tersebut.

Sangat besar peran seorang guru terhadap sukses tidaknya suatu program pengajaran dalam rangkaian pendidikan. Namun, sebagai pengemban tugas pendidikan untuk misi kesuksesan, mereka tidak mengiringinya dengan hal-hal yang berkaitan dengan pendukung program pengajaran. Mereka terkadang tidak mengikuti lituran-aturan yang telah ditetapkan yang dalam kenyataannya dapat mendukung terlaksananya program pengajaran sesuai dengan rencana.

Sangatlah berat untuk mencapai hasil maksimal dalam tujuan pendidikan, yaitu prestasi belajar siswa yang baik bila pelaksanaan kerja seoran guru tidak memiliki kinerja yang baik.


(41)

Padahal harapan orang tua murid terhadap seorang guru sangat besar. Anak yang sudah diserahkan ke jenjang suatu pendidikan harus menjadi anak yang berbudi pekerti yang luhur, kuat kepribadian, beriman, bertakwa, handal dalam keilmuan, punya banyak keterampilan dan keahlian, dan lain sebagainya.

Kenyataan yang demikian menimbulkan ketidakseimbangan antara pelaksanaan kerja yang sesuai dengan aturan dengan harapan hasil yang maksimal. Pelaksanaan kerja yang tanpa program tidak akan bisa menghasilkan hal yang baik, padahal kerja guru yang baik adalah penentu dalam keberhasilan pendidikan.

Dengan kata lain, diduga terdapat hubungan yang kuat antara kinerja guru dengan prestasi belajar siswa. Dapat dikatakan bahwa guru yang kinerjanya baik dalam melaksanakan tugasnya akan menghasilkan prestasi belajar siswa yang baik, sedangkan kinerja guru yang kurang baik akan berpengaruh terhadap rendahnya prestasi belajar siswanya.

D. Hipotesis Penelitian

Untuk menguji ada atau tidaknya hubungan variabel X (kinerja guru) dengan variabel Y (prestasi belajar siswa), maka penulis mengajukan hipotesis yaitu terdapat hubungan positif yang signifikan antara persepsi siswa tentang kinerja guru dengan prestasi belajar siswa di SMP Negeri 1 Bojongpicung Cianjur.


(42)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui kinerja guru

2. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa

3. Untuk mengetahui hubungan kinerja guru dengan prestasi belajar siswa

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bojongpicung Kabupaten Cianjur. Adapun penelitian dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2010.

C. Metode Penelitian

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, kuantitatif menurut Suharsimi Arikunto (2006) adalah: “Penelitian yang terdiri dari kejelasan tujuan, pendekatan, subjek, sampel sumber data yang sudah mantap dan rinci sejak awal, begitupun dengan langkah penelitian hipotesis dan disain serta pengumpulan data dan analisa data”.26 Sedangkan rancangan penelitian menggunakan metode deskriptif korelational, karena sesuai dengan tujuan dari penelitian yaitu melihat hubungan antara kinerja guru dengan prestasi belajar siswa. Data yang akan dihasilkan adalah data kuantitatif yaitu berupa angka-angka yang akan dianalisa dan hasilnya dijelaskan secara deskriptif.

D. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa pada SMP Negeri 1 Bojongpicung Kabupaten Cianjur. Dari sejumlah populasi di atas kemudian diambil sampel yaitu siswa kelas VIII-C yang berjumlah 35 orang.

26

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), cet ke-13, h. 13


(43)

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam hal ini penulis mengadakan penelitian langsung ke objek yang diteliti dengan menggunakan beberapa teknik, yaitu:

1. Kuesioner (angket)

Angket yang digunakan adalah angket tertutup, dimana responden tidak diberi kesempatan untuk menjawab dengan kata-kata sendiri. Responden tinggal memilih jawaban yang yang disediakan.

Angket diberikan kepada siswa sebagai responden untuk memperoleh data tentang kinerja guru.

2. Dokumentasi

Peneliti mencari data tentang prestasi belajar siswa, yaitu nilai raport.pada semester ganjil.

F. Kisi-kisi Instrumen

Tabel 1 Kisi-kisi Instrumen

No Variabel Dimensi Indikator Butir

a.Kemampuan membuka pelajaran

a) Guru menanyakan kehadiran siswa

b) Mengatur tempat duduk sesuai dengan strategi yang digunakan c) Menyampaikan bahan pengait

atau bahan apersepsi

d) Menjelaskan kepada siswa tujua pengajaran yang harus dicapai

1 2 3 4 1 Kinerja

Guru

b.Kemampuan mengelola kegiatan pembelajaran

a) Menyampaikan bahan pelajaran dengan jelas

b) Memberikan contoh yang konkret

c) Menggunakan metode

pembelajaran yang sesuai dengan tujuan, materi dan kebutuhan siswa

d) Menggunakan alat/media pengajaran

e) Memberi kesempatan kepada siswa untuk melibatkan secara

5,6 7,8 9

10 11,12


(44)

aktif

f) Memberi penguatan g) Berpedoman pada bahan

pengajaran yang tercantum dalam kurikulum

h) Memilih dengan tepat bahan pengajaran bidang studi

13,14,15 16

17 c.Kemampuan

pengorganisasian siswa dan waktu

a) Mengatur penggunaan waktu b) Mengorganisasi siswa

18 19,20 d.Kemampuan melakanakan penilaian dalam proses pembelajaran.

Melaksanakan penilaian selama proses pembelajaran berlangsung

21,22

e.Kemampuan mengevaluasi dan tindak lanjut

a) Mengajukan pertanyaan kepada beberapa siswa mengenai pokok materi yang telah dibahas b) Mengulangi atau mengulas

kembali materi yang belum dikuasai siswa

c) Menyimpulkan materi pelajaran d) Memberikan tindak lanjut e) Memberikan tugas/pekerjaan

rumah 23 24 25 26,27,28,29 30

G. Instrumen Penelitian 1. Kinerja Guru

a. Definisi Konseptual

Kinerja guru adalah kesanggupan atau kecakapan guru dalam menciptakan suasana komunikasi yang edukatif antara guru dan peserta didik yang mencakup segi kognitif, afektif dan psikomotorik, sebagai upaya mempelajari sesuatu berdasarkan perencanaan sampai dengan tahap evaluasi dan tindak lanjut agar tercapai tujuan pengajaran b. Definisi Operasional

Kinerja guru adalah sebagai kemampuan guru yang ditampilkan dalam kegiatan proses belajar mengajar yang meliputi: kemampuan membuka pelajaran, kemampuan mengelola kegiatan pembelajaran, kemampuan pengorganisasian siswa dan waktu, kemampuan melaksanakan


(45)

penilaian dalam proses pembelajaran, kemampuan mengevaluasi pelajaran atau menutup pelajaran.

2. Prestasi Belajar Siswa

a. Definisi Konseptual

Prestasi belajar siswa adalah hasil yang diperoleh siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam pembelajaran pada sebuah institusi pendidikan yang dalam hal ini adalah sekolah pada jangka waktu tertentu.

b. Definisi Operasional

Prestasi belajar siswa adalah nilai dari guru kepada siswa sebagai indikasi sejauh mana siswa telah menguasai materi pelajaran yang diberikannya. Prestasi belajar ini dinyatakan dengan angka, huruf atau kalimat yaitu nilai raport yang terdapat dalam periode tertentu.

H. Teknik Analisis Data 1. Analisis Deskriptif

Analisis ini digunakan untuk menggambarkan distribusi jawaban reseponden tentang kinerja guru IPS dengan menggunakan besaran presentase. Rumusan yang digunakan adalah:

N F

Px 100 % Keterangan: P : Presentasi F : Frekuensi

N : Number of Cases (banyaknya individu).27

Adapun tingkat keabsahan sebagai data penunjang dalam pengolahan data ini ditentukan berdasarkan jumlah prosentase yang terbanyak atau yang tertinggi dari alternatif jawab pada setiap item, karena data tersebut dijelaskan, maka untuk lebih tepatnya dan memudahkan dalam

27

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), cet. ke-14, h. 43.


(46)

memberikan penafsiran data, penulis menggunakan istilah-istilah berdasarkan banyaknya prosentase yang diklasifikasikan sebagai berikut: a. 100 % = Seluruhnya

b. 85 % - 99 % = Hampir seluruhnya c. 68 % - 84 % = Sebagian besar d. 51 % - 67 = Lebih dari setengah

e. 50 % = Setengah

f. 34 % - 49 % = Hampir setengah g. 17 % - 33 % = Sebagian kecil h. 1 % - 16 % = Sedikit

i. 0 % = Tidak ada

2. Analisis Mean

Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya mean (rata-rata) nilai angket tentang kinerja guru IPS dan prestasi belajar siswa. Rumusan yang digunakan adalah:

MX = N

X

MX = Mean yang kita cari

X = Jumlah skor N = Number of cases.28

3. Analisis Korelasional

Maka digunakan rumus korelasi product moment.



2 2

2

2

Y Y n . X X n Y X . XY

    n rxy Keterangan:

r : angka indeks korelasi “r” product moment N : number of cases

∑XY : jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y ∑X : jumlah seluruh skor X

28


(47)

∑Y : jumlah seluruh skor Y.29

Untuk mengetahui keberartian hubungan dapat diketahui dengan menggunakan uji t yang dilakukan pada taraf signifikan 0.05, dengan rumus sebagai berikut:30

t =

2

1 2

r n r

 

Dengan kriteria pengujian: Jika thitung < ttabel maka Ho ditolak

Jika thitung > ttabel maka Ho diterima

Untuk mengetahui seberapa besar konstribusi variabel X terhadap variabel Y digunakan rumus sebagai berikut.

Rumus koefesien determinant KD = r2 x 100 %

Keterangan :

KD : Konstribusi variabel X terhadap variabel Y

r2 : Koefesien korelasi antara variabel X terhadap variabel Y

29

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, h. 206

30


(48)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah SMP Negeri 1 Bojongpicung Cianjur

SMP Negeri 1 Bojongpicung mulai berdiri sejak tahun 1970 yang merupakan kelas jauh dari SMPN 1 Ciranjang kemudian tahun 1980 menjadi sekolah mandiri dengan SK. Pendirian No. 1980/No. 0191/4/1980 yang diterbitkan oleh Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Barat.

SMP Negiri 1 Bojongpicung Cianjur berlokasi di Jalan Moch. Ali Kampung Harjalaksana Kecamatan Bojongpicung Kabupaten Cianjur 43283.

Sekolah yang berdiri di atas lahan tanah 6.000 M2 dengan sertifikat HGP saat ini memiliki 719 orang siswa dengan kelas sejumlah 18 ruangan, 1 laboratorium komputer, 1 ruang audio visual, 1 ruang perpustakaan, serta fasilitas mesjid representatif.

Sebagai sebuah lembaga pendidikan yang telah banyak mencetak kader generasi muda yang cerdas, berkepribadian dan berakhlakul karimah sesuai dengan misi Kabupaten Cianjur dan turut dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Semenjak berdiri sampai dengan sekarang banyak lulusan dari SMPN 1 Bojongpicung yang telah bekerja, baik sebagai Pegawai Negeri Sipil, TNI, Polri maupun pengusaha.

Letak yang strategis dan kondisi masyarakat yang memiliki semangat tinggi untuk menyekolahkan putra-putrinya menjadikan SMPN 1 Bojongpicung selalu diminati calon siswa baru. Terbukti setiap tahun pendaptarnya selalu membludak, selain segudang prestasi yang pernah dicapai keadaan sarana bangunan sekolah dengan dua lantai ditambah kegiatan ektra kurikuler yang menarik seperti drum band, pasus dan


(49)

Komputer lengkap menjadikan SMPN 1 Bojongpicung siap untuk bersaing untuk meningkatkan prestasi dimasa yang akan datang.

Saat ini SMPN 1 Bojongpicung dipimpin oleh Dra. Hj. Ai Wiati, M.Pd. satu dari beberapa orang Kepala Sekolah wanita di Kabupaten Cianjur. Kepemimpinannya dimulai sejak tahun 2002 sampai dengan sekarang.

Sejak berdirinya sekolah SMPN 1 Bojongpicung sampai sekarang ini telah mengalami enam pergantian jabatan Kepala Sekolah. Secara rinci urutan pergantian jabatan tersebut adalah sebagai berikut :

a) Abdul Hamid, BA (1981-1991) b) Sugiarti (1992)

c) H. Tatang Sutarlan (1992-1995) d) R. Wahyu Suraamidjaya (1995) e) H. Ruchimat Somantri K (1996-2002) f) Dra. Hj. Ai Wiati, M.Pd. (2002 - sekarang)

SMPN 1 Bojongpicung Cianjur sebagai instansi pendidikan, sekolah ini dilengkapi berbagai sarana dan prasarana belajar mengajar yang memadai.

2. Visi dan Misi SMP Negeri 1 Bojongpicung Cianjur

SMP Negeri 1 Bojongpicung Cianjur dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar mempunyai visi dan misi sebagai berikut:

Visi:

Visi SMPN 1 Bojongpicung yaitu:

"Unggul Dalam Prestasi Santun Dalam Bertindak",

Misi:

Adapun yang menjadi misi dari SMP Negeri 1 Bojongpicung yaitu:

a. Meningkatkan mutu lulusan yang mampu melanjutkan pendidikan dan memasuki pasar kerja

b. Menerapkan multi metode pembelajaran yang dapat mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara profesional.


(50)

c. Meningkatkan kegiatan ektra krikuler siswa dengan dijiwai akhlaqul karimah.

d. Meningkatkan kegiatan layanan bimbingan dan konseling kepada siswa secara efektif.

e. Meningkatkan profesionalisme guru yang berkhlaq mulia dan berorientasi pada prestasi.

B. Deskripsi Data

Dari hasil jawaban responden penilaian kinerja guru IPS dapat dideskripsikan dengan tabel-tabel sebagai berikut :

Tabel 2

Guru IPS sebelum mengajar mengabsensi dulu

Alternatif Jawaban F %

Selalu 2 5.71

Sering 13 37.14

Kadang-kadang 15 42.86

Tidak pernah 5 14.29

Jumlah 35 100

Pada tabel di atas dapat diketahui 2 responden (5.71%) menyatakan guru IPS selalu mengabsensi siswa terlebih dulu sebelum memulai pelajaran, 13 renponden (37.14%) menyatakan sering, 15 responden (42.86%) menyatakan kadang-kadang, dan 5 responden (14.29%) menyatakan guru IPS tidak mengabsensi siswa terlebih dulu sebelum memulai pelajaran. Hal ini menunjukan hampir setengah responden menyatakan bahwa guru IPS jarang sekali mengabsensi siswa terlebih dulu sebelum memulai pelajaran.

Tabel 3

Sebelum memulai pelajaran, guru IPS mengatur kerapihan tataruang kelas serta kesiapan siswa untuk belajar

Alternatif Jawaban F %

Selalu 3 8.58

Sering 15 42.86

Kadang-kadang 11 31.42

Tidak pernah 6 17.14


(1)

Daftar Nilai Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Semester I

NO NAMA RESPONDEN/SISWA NILAI

1. AANG MIFTAH PAMUNGKAS 85

2. ACEP RAHMAT 69

3. AGUS MAULANA 74

4. ANES MAULANI 88

5. ANJAS PURNOMO 78

6. ASEP SAEPUL RAMDAN 76

7. DEDE ANDRI MUNANDAR 82

8. DELA 69

9. DEVNUR ROBY 83

10. DEWI SURYATI 73

11. ENTIS SUTISNA 78

12. EVA ROSMAYANTI 76

13. GALUH RAKSADIRI 85

14. HENDRIK MUSTOFA SAPUTRA 71

15. INTAN SAFITRI 69

16. JOKO SUPRIANTO 78

17. KRISTINA AMELIA RISTI 82

18. MARINI DWI PRATIWI 71

19. MUHAMAD ANDRI NURAHMAN 68

20. MUHAMAD JUHRONI 68

21. MUHAMAD LUTFI ARDIAWAN 78

22. MUTMAINAH HASANAH 76

23 NENG ASTI PUJI GUSTINA 80

24. OKTANIANI DEWI 79

25. PARIDAH IPTI SARAH 76

26. PIPIT APIPAH 75


(2)

28. RIANDI NADA SAPUTRA 70

29 RIZKI SHAFARILLAH 68

30. ROHMAN SARONI 67

31. ROSMAYANI 69

32. RUBI LUZIT 79

33. SAEPUL NUL HAKIM 95

34. SANI ANDRIANI 74

35. SATTVASHA SANTA 85


(3)

Skor Angket Penelitian

Hubungan Kinerja Guru dengan Prestasi Belajar Siswa

Nama : ... No. Responden : ... Kelas : ... Jenis Kelamin : (P/L)

Bacalah pernyataan-pernyataan di bawah ini dan berilah tanda silang (X) pada jawaban sesuai dengan pendapat anda dan anda tidak perlu khawatir karena tidak mempengaruhi nilai raport anda, hal ini bersifat tertutup hanya untuk penelitian semata.

1. Guru IPS sebelum mengajar mengabsensi dulu a. selalu

b. sering

c. kadang-kadang d. tidak pernah

2. Sebelum memulai pelajaran, guru IPS mengatur kerapihan tata ruang kelas serta kesiapan siswa untuk belajar

a. selalu b. sering

c. kadang-kadang d. tidak pernah

3. Setiap memulai pelajaran, guru IPS mengulas dan menanyakan pelajaran yang lalu

a. selalu b. sering

c. kadang-kadang d. tidak pernah

4. Sebelum mengajar guru IPS memberitahu terlebih dahulu materi yang akan disampaikan

a. selalu b. sering

c. kadang-kadang d. tidak pernah

5. Guru IPS menyampaikan materi pelajaran dengan jelas sehingga mudah dipahami siswa

a. selalu b. sering

c. kadang-kadang d. tidak pernah

6. Guru IPS menyampaikan materi pelajaran dengan suara jelas a. selalu

b. sering

c. kadang-kadang d. tidak pernah


(4)

7. Dalam penyampaian pelajaran, guru IPS memberikan contoh untuk memudahkan pemahaman siswa.

a. selalu b. sering

c. kadang-kadang d. tidak pernah

8. Guru IPS menggunakan contoh yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari dalam menjelaskan materi pelajaran

a. selalu b. sering

c. kadang-kadang d. tidak pernah

9. Guru bidang studi IPS dalam mengajar menggunakan metode secara bervariasi (ceramah, tanya jawab, demonstrasi, kerja kelompok)

a. selalu b. sering

c. kadang-kadang d. tidak pernah

10.Guru IPS menerangkan materi pelajaran menggunakan media pelajaran seperti OHP, Kaset atau CD

a. selalu b. sering

c. kadang-kadang d. tidak pernah

11.Guru IPS memberi kesempatan kepada siswa untuk berpendapat dalam pembelajaran

a. selalu b. sering

c. kadang-kadang d. tidak pernah

12.Guru IPS menyuruh siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran a. selalu

b. sering

c. kadang-kadang d. tidak pernah

13.Guru IPS mampu menjawab dengan jelas pertanyaan yang diberikan siswa dalam proses pembelajaran

a. selalu b. sering

c. kadang-kadang d. tidak pernah

14.Guru IPS memberikan pujian kepada siswa ketika menjawab pertanyaan dengan tepat

a. selalu b. sering


(5)

d. tidak pernah

15.Guru IPS mengarahkan bagi siswa yang menjawab pertanyaan kurang tepat a. selalu

b. sering

c. kadang-kadang d. tidak pernah

16.Dalam proses belajar mengajar, guru IPS hanya menggunakan buku paket a. selalu

b. sering

c. kadang-kadang d. tidak pernah

17.Selain buku pegangan, guru IPS menggunakan buku-buku lain yang menunjang materi pelajaran

a. selalu b. sering

c. kadang-kadang d. tidak pernah

18.Guru IPS menyelesaikan pembelajaran sesuai dengan waktu yang ditetapkan a. selalu

b. sering

c. kadang-kadang d. tidak pernah

19.Guru IPS selalu memberikan teguran kepada siswa yang tidak terlibat aktif dalam proses pembelajaran

a. selalu b. sering

c. kadang-kadang d. tidak pernah

20.Guru IPS membuat suasana menyenangkan, tetapi tertib dalam proses pembelajaran

a. selalu b. sering

c. kadang-kadang d. tidak pernah

21.Guru IPS memberikan pertanyaan kepada siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung

a. selalu b. sering

c. kadang-kadang d. tidak pernah

22.Guru IPS memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya yang terkait dengan materi selama proses pembelajaran

a. selalu b. sering

c. kadang-kadang d. tidak pernah


(6)

23.Guru IPS memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi yang telah disampaikan

a. selalu b. sering

c. kadang-kadang d. tidak pernah

24.Guru IPS memberikan pengajaran kembali kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar

a. selalu b. sering

c. kadang-kadang d. tidak pernah

25.Setelah selesai pembelajara, guru IPS memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran.

a. selalu b. sering

c. kadang-kadang d. tidak pernah

26.Guru IPS membantu kelancaran siswa dalam belajar melalui pemberian pelajaran tambahan di luar jam pelajaran

a. selalu b. sering

c. kadang-kadang d. tidak pernah

27.Guru IPS mengadakan ulangan harian setiap menyelesaikan pokok bahasan (kompetensi dasar)

a. selalu b. sering

c. kadang-kadang d. tidak pernah

28.Guru IPS menilai/mengoreksi setiap tugas yang diberikan kepada siswa a. selalu

b. sering

c. kadang-kadang d. tidak pernah

29.Apabila hasil tes rendah, guru IPS memberi kesempatan kepada siswa untuk memperbaikinya

a. selalu b. sering

c. kadang-kadang d. tidak pernah

30.Guru IPS memberikan tugas pekerjaan rumah (PR) a. selalu

b. sering

c. kadang-kadang d. tidak pernah


Dokumen yang terkait

Hubungan antara komunikasi orang tua dan siswa dengan prestasi belajar siswa : studi penelitian pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pamulang

0 5 94

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA DIKLAT AKUNTANSI

0 5 107

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG CARA GURU MENGAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Cara Guru Mengajar Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas X Di SMA Batik 1 Surakarta.

0 1 14

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG CARA GURU MENGAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Cara Guru Mengajar Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas X Di SMA Batik 1 Surakarta.

0 1 19

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA DIKLAT AKUNTANSI SISWA JURUSAN AKU

0 0 18

Hubungan antara motivasi belajar dan persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan prestasi belajar.

0 1 145

Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Kemampuan Guru dan Kelengkapan Fasilitas Belajar dengan Prestasi Belajar IPS pada Siswa MTs Negeri 1 Banjarnegara.

0 0 146

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU DAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

0 0 153

Hubungan antara motivasi belajar dan persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan prestasi belajar - USD Repository

0 0 143

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU FISIKA DENGAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

0 2 107