HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN FREKUENSI MENGAKSES SITUS JEJARING SOSIAL

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN FREKUENSI MENGAKSES SITUS JEJARING SOSIAL SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi oleh: Bramanto Ranggamukti NIM : 06 9114 034 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DAN FREKUENSI MENGAKSES SITUS JEJARING SOSIAL

  Disusun oleh : Bramanto Ranggamukti

  069114034 Telah disetujui oleh :

  Pembimbing Skripsi Y. Heri Widodo, M. Psi. Yogyakarta, 15 Juli 2011

  

HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DAN FREKUENSI

MENGAKSES SITUS JEJARING SOSIAL

  Dipersiapkan dan ditulis oleh : Bramanto Ranggamukti

  069114034 Telah dipertahankan di depan panitia penguji pada tanggal ……………. dan dinyatakan telah memenuhi syarat

  Susunan Panitia Penguji Nama Lengkap

  Tanda Tangan 1. Y. Heri Widodo, M. Psi. ……………..

  2. Dr. Christina Siwi Handayani ……………..

  3. Dra. L. Pratidarmanastiti, MS. ……………..

  Yogyakarta , ……… Dekan

  Dr. Christina Siwi Handayani, M. Si. MOTTO “Tetap Semangat, Kehidupan Keras”

Mengerjakan Buah Tulis ini disertai dengan peluh dan penat Karya semampunya ini saya persembahkan untuk siapa saja

  Yang merasa pantas memilikinya

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 19 Juli 2011 Penulis

  Bramanto Ranggamukti

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN FREKUENSI MENGAKSES SITUS JEJARING SOSIAL

  Bramanto Ranggamukti ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepercayaan diri seseorang dengan frekuensi mengakses situs jejaring sosial. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara kepercayaan diri seseorang dengan frekuensi mengakses situs jejaring sosial. Subyek dalam penelitian ini adalah 100 orang dewasa awal dengan batasan usia 18-25 tahun. Alat pengumpulan data yang digunakan untuk kepercayaan diri adalah skala kepercayaan diri, sedangkan untuk frekuensi akses situs jejaring sosial adalah data frekuensi yang diisi subyek pada lembar identitas diri. Hasil uji coba pada alat ukur skala kepercayaan diri menyatakan 60 aitem sah dengan reliabilitas 0,953. Hasil korelasi yang diperoleh adalah -0,665 pada taraf signifikansi 1%. dan p sebesar 0,000. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan antara kepercayaan diri seseorang dengan frekuensi mengakses situs jejaring sosial, diterima. Hubungan antara kepercayaan diri seseorang dengan frekuensi mengakses situs jejaring sosial adalah negatif.

  

Kata Kunci : Kepercayaan diri,Situs Jejaring Sosial, Frekuensi Akses

THE CORRELATION BETWEEN SELF CONFIDENCE WITH ACCESS FREQUENCY OF SOCIAL NETWORKING SITES

  Bramanto Ranggamukti ABSTRACT The aim of this research is to know the correlation between self confidence with access frequency of social networking sites. The hyphotesis in this research, there is correlation between self confidence with access frequency of social networking sites. The subject in this research is young adult in constrain from 18-25 years old. The data collection tool which used for the self confidence is self confidence scale, whereas for the access frequency of social networking sites is the frequency data which been filled by the subject on the subject identity sheet. Try-out result in self confidence scale asserts 60 valid items with 0,953 reliability. The result obtained from the data analysis is -0,665 by 0,000 probability ( p < 0,01). That result indicates negative significance correlation between self confidence with access frequency of social networking sites. Keywords : Self Confidence, Social Networking Sites, Access Frequency

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Bramanto Ranggamukti Nomor Mahasiswa : 069114034

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN FREKUENSI

MENGAKSES SITUS JEJARING SOSIAL

  beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 4 November 2011 Yang menyatakan, (Bramanto Ranggamukti)

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang selalu setia memberkati penulis dengan semangat dan rahmat yang tiada terhingga, sehingga skripsi yang berjudul “hubungan antara kepercayaan diri dengan frekuensi mengakses situs jejaring sosial”, dapat diselesaikan.

  Penulis juga menyadari bahwa banyak pihak yang telah memberikan dukungan bagi penulis berupa dukungan moral dan dukungan material. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih pada :

  1. Dr. Christina S. Handayani selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun skripsi ini dan memberikan dukungan kepada penulis.

  2. Y. Heri Widodo., M.Psi. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, kritik, saran, dan motivasi yang bermanfaat bagi penulis. Terimakasih juga atas kesabarannya selama proses bimbingan.

  3. Dr. Y. Supratiknya selaku dosen pembibing akademik yang memberikan dorongan agar penulis segera menyelesaikan studi.

  4. Rekan-rekan seperjuangan di fakultas psikologi  Teman-teman seangkatan yang luar biasa mengesalkan namun sangat membantu di lain sisi.

   Teman-teman KBT (Komunitas Bawah Tangga).

   Teman-teman UKF Basket.  Teman-teman KBR (Kos Bawah Rambutan).  Teman-teman lain yang loro ra keroso.

  5. Keluarga yang selalu memberikan dukungan moral dan finansial.

  6. Sahabat-sahabat seperjuangan SMA yang masih terus kontak.

  7. Bapak/ibu dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah membimbing selama masa studi.

  8. Para karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang memberikan bantuan dan kemudahan.

  9. Para pengisi skala yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

  10. Untuk semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

  Penulis menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri terhadap saran dan kritik terhadap karya tulis ini, sehingga di masa yang akan dating karya-karya penulis dapat menjadi lebih baik. Pada akhirnya, penulis berharap semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan dunia psikologi.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL........................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................ii HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................iii HALAMAN MOTTO ..........................................................................................iv HALAMAN PERSEMBAHAN...........................................................................v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..............................................................vi

  ABSTRAK...........................................................................................................vii ABSTRACT ........................................................................................................viii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH........................ix KATA PENGANTAR .........................................................................................x DAFTAR ISI .......................................................................................................xii DAFTAR TABEL .............................................................................................xvi

  DAFTAR GAMBAR ........................................................................................xvii DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xviii

  BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah...................................................................................... 10 C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 10 D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 10 BAB II : Landasan Teori...................................................................................... 11

  1. Pengertian Mahasiswa ........................................................................ 11

  C. Kepercayaan Diri......................................................................................... 25

  E. Hipotesis Penelitian .................................................................................... .39

  D. Dinamika Kepercayaan Diri dengan Frekuensi Mengakses Situs Jejaring Sosial ........................................................................................................ .34

  5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketidakpercayaan Diri ................... 31

  4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Kepercayaan Diri .... 29

  3. Ciri-ciri Individu dengan Kepercayaan Diri ......................................... 27

  2. Aspek-aspek Kepercayaan Diri ........................................................... 26

  1. Pengertian Kepercayaan Diri.............................................................. 25

  5. Penelitian Sebelumnya......................................................................... 23

  2. Mahasiswa Sebagai Dewasa Awal ..................................................... 11

  4. Keuntungan dan Kerugian Mengakses Situs Jejaring Sosial .............. 20

  3. Faktor yang Melandasi Manusia Membangun Relasi Online .............. 17

  2. Pengertian Situs Jejaring Sosial ........................................................... 16

  1. Pengertian Frekuensi Mengakses ....................................................... 16

  B. Frekuensi Mengakses Situs Jejaring Sosial ................................................ 16

  5. Tugas Perkembangan Dewasa Awal .................................................. 15

  4. Ciri Dewasa Awal ............................................................................... 12

  3. Pengertian Dewasa Awal ................................................................... 12

  BAB III : METODE PENELITIAN....................................................................... .41

  B. Identifikasi Variabel...................................................................................41

  I. Metode Analisis Data .................................................................................51

  3. Hasil Deskriptif.................................................................................. 56

  2. Uji Korelasi ....................................................................................... 55

  b. Uji Linearitas ............................................................................. 54

  a. Uji Normalitas ............................................................................ 53

  1. Uji Asumsi ......................................................................................... 53

  BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................52 A. Pelaksanaan Penelitian...............................................................................52 B. Deskripsi Subyek Penelitian ...................................................................... 52 C. Hasil Penelitian ......................................................................................... 53

  H. Pelaksanaan Uji Coba Alat Ukur ................................................................48

  C. Definisi Operasional ................................................................................. .41

  3. Reliabilitas ..........................................................................................47

  2. Seleksi Item ........................................................................................47

  1. Estimasi Validitas .............................................................................. .47

  G. Kredibilitas Alat Ukur................................................................................ .47

  F. Metode Pengumpulan Data........................................................................ .44

  E. Subyek Penelitian........................................................................................43

  D. Sampling Penelitian .................................................................................. 43

  4. Kategorisasi Subyek Penelitian ......................................................... 59

  b. Kategorisasi menurut frekuensi mengakses situs jejaring sosial............................................................................................ 60 D. Pembahasan................................................................................................. 60

  BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................66 A. Kesimpulan ............................................................................................... 66 B. Saran.......................................................................................................... 66 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 68

  DAFTAR TABEL

  Tabel 1. Uraian skor pernyataan Favorabel dan un favorabel ............................ 45 Tabel 2. Blue print tryout skala kepercayaan diri ................................................ 45 Tabel 3. Distribusi aitem tryout ........................................................................... 46 Tabel 4. Tabel aitem tryout yang gugur dan lolos seleksi.................................... 49 Tabel 5. Tabel aitem yang digugurkan................................................................. 50 Tabel 6. Tabel sebaran aitem skala penelitian ..................................................... 51 Tabel 7. Tabel demografi subyek......................................................................... 53 Tabel 8. Tabel hasil deskriptif.............................................................................. 56 Tabel 9 Tabel mean frekuensi mengakses menurut usia..................................... 57 Tabel 10 Tabel mean frekuensi mengakses menurut jenis kelamin.................... 58 Tabel 11 Tabel durasi kepemilikian akun situs jejaring sosial ............................ 58 Tabel 12 Tabel jumlah jenis akun situs jejaring sosial yang dimiliki .................. 58 Tabel 13 Tabel rumus kategorisasi ...................................................................... 59 Tabel 14 Tabel kategorisasi menurut skala kepercayaan diri .............................. 59 Tabel 15 Tabel kategorisasi menurut frekuensi mengakses situs jejaring sosial...................................................................................................... 60

  

DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1. Skema hubungan kepercayaan diri dan frekuensi mengakses situs jejaring sosial......................................... 39 Gambar 2 Scatterplot variabel x dan y............................................................. 55

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Skala Uji Coba Kepercayaan Diri ................................................71 Lampiran 2 Skor Responden Dalam Skala Uji Coba Kepercayaan Diri .........83 Lampiran 3 Reliabilitas Skala Uji Coba Kepercayaan Diri .............................85 Lampiran 4 Hasil Seleksi Aitem Skala Uji Coba Kepercayaan Diri ................87 Lampiran 5 Skala Penelitian .............................................................................91 Lampiran 6 Skor Responden Dalam Skala Penelitian ......................................100 Lampiran 7 Uji Normalitas ...............................................................................102 Lampiran 8 Uji Linearitas .................................................................................104 Lampiran 9 Uji Hipotesis ..................................................................................106 Lampiran 10 Uji Mean ......................................................................................108

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah individu yang memiliki beberapa kebutuhan dasar. Maslow (dalam Hall dan Lindzey, 1993) menyatakan bahwa kebutuhan

  mencintai dan dicintai adalah salah satu kebutuhan dasar itu. Di sisi lain, McClelland juga mengungkapkan bahwa individu memiliki kebutuhan untuk menjalin afiliasi dengan sesamanya sebagai salah satu kebutuhan dasar (Huffman, Vernoy, Vernoy,1997). Hal tersebut menun jukkan bahwa kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain menjadi kebutuhan utama individu. Masa remaja sampai dengan masa dewasa awal adalah masa penting pemenuhan kebutuhan ini. Pada masa remaja individu membentuk identitas diri sedang pada masa dewasa awal individu mengembangkan relasi (Erikson dalam Santrock, 2009).

  Didorong kebutuhan untuk berinteraksi dengan sesama, maka terjadilah komunikasi. Drs. Agus M. Hardjana, M.Sc. merumuskan komunikasi sebagai kegiatan ketika seseorang menyampaikan pesan dari media tertentu kepada orang lain dan sesudah menerima pesan serta memahami sejauh kemampuan, penerimaan pesan menyampaikan tanggapan melalui media tertentu pula kepada orang yang menyampaikan pesan itu kepadanya. Inilah yang kemudian

  Komunikasi dapat dilakukan individu baik secara langsung ataupun tidak langsung (melalui media pengantar). Interaksi langsung adalah interaksi yang dilakukan langsung secara tatap muka (face to face) antara pengirim pesan dan penerima pesan, sedangkan interaksi yang tidak langsung adalah interaksi yang menggunakan media perantara untuk berkomunikasi antara si pengirim pesan dan si penerima pesan (Effendi, 1986). Media tersebut dapat berupa melalui buku, surat, telepon, sms, internet, dan masih banyak lagi.

  Saat ini komunikasi menggunakan internet banyak menjadi pilihan. Hal ini terjadi karena melalui internet, kita dapat berkirim pesan, mencari informasi dan melakukan interaksi dengan siapa saja secara cepat (Ceyhan, 2007). Komunikasi melalui internet juga memiliki banyak pilihan, salah satunya adalah dengan menggunakan situs jejaring sosial.Interaksi sosial melalui situs jejaring sosial adalah sebuah budaya baru yang sedang populer diseluruh dunia.

  Situs jejaring sosial adalah situs yang digunakan untuk melakukan hubungan secara sosial lewat internet. Layanan ini memiliki prinsip yang sama dengan kehidupan sosial di dunia nyata. Prinsip itu adalah prinsip lingkaran pertemanan dimana seseorang dapat membangun jaringan sosial terhadap orang lain atau komunitas tertentu. Saat ini situs jejaring sosial yang banyak digunakan adalah facebook dan Twitter.

  Facebook adalah sebuah program karya Mark Zuckerberg. Pada tahun

  2004. facebook digunakan sebagai media jejaring sosial antar mahasiswa di

  2006, Facebook dibuka untuk umum Semua orang yang berusia lebih dari 13 tahun dapat mengakses facebook. Facebook mulai popular di Indonesia pada tahun 2007 dan mengalami perkembangan yang pesat, tercatat pada bulan April 2011, jumlah pengguna facebook di Indonesia mencapai angkai 33 juta, dan Indonesia masuk dalam peringkat 2 pengguna Facebook di seluruh dunia, atau hampir 10% dari total pengguna facebook di seluruh dunia, yaitu 350 juta pengguna (Penyebab Indonesia menjadi pengguna facebook ke-2 terbesar di

  dunia, www.ogameslucky.com).

  Selain facebook, Twitter juga adalah situs yang menjalankan konsep “social network”. Twitter adalah sebuah situs mikroblog dan situs web jejaring sosial yang mengusung konsep menyebarkan informasi pesan secara singkat, padat dan real time di dalam kalimat kurang dari 140 karakter kepada pembacanya di seluruh dunia melalui SMS, pengirim pesan instan, surat elektronik, atau aplikasi. Twitter didirikan pada Maret 2006. Kata Twitter secara harafiah berarti 'berkicau'. Perkembangan Twitter di Indonesia cukup signifikan, tercatat bahwa sejak situs ini dipublikasikan untuk umum, smpai saat ini, pemilik akun Twitter yang berasal dari Indonesia adalah 4,8 juta pengguna dari total 60 juta pengguna Twitter di dunia (perkembangan twitter

  di indonesia begitu cepat , www.yousaytoo.com)

  Situs jejaring sosial seperti facebook dan Twitter sangat populer di Indonesia. Salah satu hal yang memicu tingginya angka pengguna situs jejaring sosial adalah kemudahan akses. Mengakses situs jejaring sosial terhubung dengan koneksi internet. Selain kemudahan dalam mengakses, program-program promosi dari operator telepon seluler juga semakin meningkatkan angka pengguna situs jejaring sosial di Indonesia.

  Brignall and Van Valey (2005), mengatakan bahwa individu yang tumbuh dengan keberadaan internet akan cenderung untuk menggunakan internet untuk membangun relasi sosial, terutama bagi yang menginginkan hubungan romantis dan pertemanan. Umumnya, internet banyak digunakan oleh mahasiswa. Hal ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan mencari sumber informasi untuk mengerjakan tugas perkuliahan. Mahasiswa akan sering bersentuhan dengan internet, baik untuk mencari sumber bacaan atau referensi, ataupun untuk bermain dan mengurangi stress karena tugas perkuliahan.

  Berikut adalah beberapa fenomena facebook di Indonesia, Surat Kabar Harian KOMPAS edisi 4 April 2009 memberitakan bahwa Facebook telah menyebar ke berbagai lapisan masyarakat dan usia.. Facebook seolah tidak bisa lepas dari keseharian. Salah satu alasannya adalah karena tidak ingin kehilangan informasi mengenai orang-orang yang dikenalnya, walaupun sedang bekerja atau kuliah. Keterikatan pengguna dengan situs jejaring sosial ini juga ditemukan oleh Jefri (2010) yang dalam penelitiannya melaporkan bahwa dari 200 orang yang menjadi subyek penelitiannya (semuanya mahasiswa yang berkuliah di Yogyakarta), 44,4% mengakses situs jejaring sosial setiap hari. Fakta ini menunjukkan bahwa situs jejaring sosial merupakan situs favorit yang memiliki banyak pengakses. Hal ini juga pesat di Indonesia, tercatat sejak tahun 2007 sampai 2011, terjadi lonjakan angka pengguna sebanya tiga kali lipat, sehingga jumlah pengguna situs jejaring sosial di Indonesia saat ini mencapai 33 juta untuk facebook dan 4,8 juta untuk Twitter.

  Maraknya penggunaan facebook, ternyata mengakibatkan beberapa permasalahan. Surat kabar harian KOMPAS memberitakan bahwa di sebagian kantor dan universitas di Jakarta, Facebook diblok atau tidak bisa diakses pada jam-jam tertentu karena dianggap mengganggu konsentrasi karyawan atau mahasiswa (16 Februari 2009). Kompas memberitakan bahwa hal yang sama juga terjadi di Bantul, Yogyakarta (20 Januari 2010) dan Martapura (4 Februari 2010), instansi pemerintahan daerah di kedua kota tersebut memberlakukan pemblokiran pada situs jejaring sosial dengan tujuan untuk menjaga konsentrasi para pegawai yang bekerja, karena hampir semua pegawai yang bekerja, mengakses sius jejaring sosial pada saat jam kerja dan hal itu dinilai menganggu pekerjaan. Kompas.com (31 Maret 2011) memberitakan bahwa terjadi lonjakan angka pernikahan dini usia di Wonosari, Yogyakarta, dan kenaikan ini dipicu oleh penggunaan Facebook, mereka yang menikah kebanyakan berkenalan lewat Facebook. Fakta lain menyebutkan bahwa Facebook memiliki kaitan dengan melonjaknya angka perceraian. Disebutkan bahwa Facebook menjadi sarana untuk melakukan flirting dengan lawan jenis, hal ini juga dilakukan oleh orang-orang yang memiliki pasangan, kemudian berujung pada perselingkuhan yang mengakibatkan perceraian.

  Di satu sisi, jika situs jejaring sosial digunakan dengan benar maka dapat memberikan manfaat, namun di lain sisi penggunaan situs jejaring sosial juga harus diwaspadai, karena dapat membawa dampak buruk. Caplan (2005) melaporkan bahwa penggunaan internet yang berlebihan, khususnya mengakses situs jejaring sosial dengan intensitas yang tinggi dapat mengakibatkan dampak buruk berupa berkurangnya komunikasi secara langsung (face to face communication), hal ini menimbulkan dampak buruk berupa terhambatnya kegiatan lain seperti pekerjaan, sekolah atau pembinaan relasi sosial dalam keseharian.

  Kebiasaan mengakses situs jejaring sosial seakan menggeser pola komunikasi tatap muka. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penelitian Caplan yang menyatakan bahwa, pengguna internet yang terganggu (problematic internet

  user atau disingkat PIU), lebih merasa percaya diri saat online daripada

  offline, mereka lebih terbuka dan lebih senang menjalin pertemanan saat online. Hasil penelitian Caplan ini sejalan dengan hasil penelitian Peng, Kim, dan La Rose (2009) yang menyebutkan bahwa ketidakmampuan seseorang dalam menjalin komunikasi sosial menjadi alasan kenapa seseorang kemudian memilih menjalin komunikasi sosial di dunia maya. Hasil riset Caplan, Williams, dan Yee (2009) menunjukkan bahwa kecenderungan seseorang untuk melakukan komunikasi di dunia maya dapat diasosiasikan dengan gangguan psikososial seperti kesepian, depresi, kecemasan, rasa malu, agresivitas, introversi, dan kurangnya kemampuan sosial. Caplan (2005) juga yang dilaporkan mengalami dampak buruk dari penggunaan internet yang berlebihan menggunakan internet untuk kegiatan interpersonal, berelasi dengan orang lain, dan mencari dukungan sosial secara emosional. Hal ini didukung oleh Davis (dalam Caplan, Williams, dan Yee, 2009) yang menyatakan bahwa secara kognitif dan behavior, simtom dari penggunaan internet yang berlebihan secara khusus berkorelasi positif dengan interaksi sosial secara online.

  Dalam penelitiannya, Baker, Rosland dan White (2010) melaporkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi intensitas seseorang untuk mengakses situs jejaring sosial. Faktor itu adalah norma kelompok dan harga diri. Afiatin dan Handayani (1996) dalam penelitiannya menyatakan bahwa harga diri memiliki korelasi positif dengan kepercayaan diri, hal ini membuat tingkat kepercayaan diri dapat dimasukkan pula ke dalam daftar faktor yang mempengaruhi perilaku mengakses situs jejaring sosial. Hal ini didukung dengan pernyataan Walgito (2000), dalam pernyataannya Walgito mengutip teori dari Maslow (1970), Branden 1973), dan Coopersmith (1967). Walgito mengatakan bahwa harga diri yang positif merupakan indikasi adanya kepercayaan diri yang positif.

  Penggunaan internet secara berlebihan dan kompulsif umumnya beresiko tinggi dialami oleh mahasiswa. Salah satu penyebabnya adalah dalam pengerjaan tugas perkuliahan, mahasiswa akan sering bersentuhan dengan internet, baik untuk mencari refrensi ataupun untuk berekreasi dengan tujuan masih berada dalam masa dewasa awal dimana pembentukan identitas menjadi tugas perkembangan, pada masa ini individu masih mudah terpengaruh.

  Supaya tidak mudah terbawa arus, individu hendaknya memiliki prinsip dan rasa percaya diri yang tinggi, karena individu yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi pada umumnya merasa yakin terhadap apa yang dilakukannya dan tidak mudah terpengaruh terhadap lingkungan (Guilford, 1959).

  Rasa percaya diri atau self confidence, menurut Lauster (1990), adalah keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimiliki dirinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu mencapai berbagai tujuan dalam hidupnya. Kepercayaan diri menjadi poin penting dalam proses interaksi sosial. Baron dan Byrne dalam bukunya (1996) menyebutkan bahwa tingkat kepercayaan diri seseorang juga mempengaruhi orang tersebut dalam melakukan interaksi di lingkungan sosialnya. Seseorang yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi akan lebih terbuka dan berani untuk berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, sebaliknya seseorang yang memiliki kepercayaan diri yang rendah akan memilih untuk menghindari interaksi sosial karena merasa takut terhadap lingkungan sosialnya.

  Individu yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi pada umumnya merasa yakin terhadap apa yang dilakukannya, merasa dapat diterima dalam kelompoknya, merasa yakin pada diri sendiri, memiliki ketenangan, memiliki kelebihan dalam berinteraksi sosial, pada umumnya tidak memiliki kesulitan dalam menjalin relasi dengan individu lain. (Guilford, 1959).

  Sebaliknya, individu yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah kurang memiliki konsep diri yang jelas, merasa rendah diri, sering memilih tujuan yang kurang realistis, cenderung pesimis dalam menghadapai masa depan, dan berkubang dalam perasaan negatif (Wood, Heimpel, Michela, 2003). Individu yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah mudah terkena depresi dan stres yang berlebihan saat menghadapi suatu permasalahan. Hal lain yang menjadi ciri individu dengan tingkat kepercayaan diri rendah adalah ketidakmampuan mereka dalam menjalin relasi sosial.

  Rakhmat (dalam Hera, 1999) menyebutkan bahwa individu dengan kepercayaaan diri yang rendah cenderung untuk menghindari situasi komunikasi karena takut ditolak. disalahkan atau diremehkan. Kegagalan dalam membina komunikasi dapat membuat individu menarik diri dari pergaulan dan meminimalisir komunikasi Perkembangan teknologi, memungkinkan individu untuk beralih dan berinteraksi lewat dunia maya, sebagian dengan alasan bahwa interaksi di dunia maya dianggap lebih mudah dan aman daripada interaksi tatap muka. Interaksi dunia maya, terutama lewat situs jejaring sosial membuat individu mampu berkomunikasi dengan orang lain, membuka diri, tanpa harus merasa takut ditolak, minder. Hal ini menunjukkan bahwa kurangnya kemampuan dalam menjalin hubungan sosial secara tatap muka dapat mengakibatkan individu menjauhkan diri dari situasi sosial karena individu tersebut tidak memiliki kepercayaan diri untuk melakukan kontak sosial.

  Dari beberapa hal di atas, peneliti mencoba melihat hubungan antara frekuensi akses ke dalam situs jejaring sosial dan tingkat kepercayaan diri seseorang.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah : “Apakah ada korelasi antara tingkat kepercayaan diri dengan frekuensi akses situs jejaring sosial?”

  C. Tujuan Penelitian

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara tingkat kepercayaan diri dengan frekuensi akses situs jejaring sosial pada pengguna situs jejaring sosial.

  D. Manfaat Penelitian

  a. Manfaat Teoritis Untuk memperluas pandangan mengenai hubungan antara tingkat kepercayaan diri dengan interaksi sosial serta efek dari penggunaan situs jejaring sosial dalam ilmu Psikologi Sosial, sehingga dapat menjadi bahan informasi dan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.

  b. Manfaat praktis Untuk menambah wawasan pembaca dan menambah informasi, sehingga pembaca dapat mengetahui faktor-faktor apa yang penting saat

BAB II LANDASAN TEORI A. Mahasiswa

  1. Pengertian Mahasiswa

  Mahasiswa adalah golongan pemuda umur 18-30 tahun yang secara resmi terdaftar pada salah satu perguruan tinggi dan aktif dalam perguruan tinggi yang bersangkutan. (Sarlito, dkk, dalam Buntoro, 2003).

  2. Mahasiswa sebagai Dewasa Awal

  Usia dewasa awal merupakan usia dimana individu menjadi mahasiswa. Mahasiswa pada masa perkuliahan banyak bersinggungan dengan penggunaan internet. Salah satu penyebabnya adalah dalam pengerjaan tugas perkuliahan, mahasiswa akan sering bersentuhan dengan internet, baik untuk mencari refrensi ataupun untuk berekreasi dengan tujuan mengurangi stress saat menjalani tugas perkuliahan (Ceyhan, 2007).

  Namun, mahasiswa masih berada dalam masa dewasa awal dimana pembentukan identitas menjadi tugas perkembangan, sehingga masih mudah terpengaruh oleh arus trend yang muncul di masyarakat. Supaya tidak mudah terbawa arus, individu hendaknya memiliki prinsip dan rasa percaya diri yang tinggi, karena individu yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi pada umumnya merasa yakin terhadap apa

  3. Pengertian Dewasa Awal

  Rentang usia dewasa awal adalah (18-30 tahun). Hurlock (1994) menyatakan bahwa orang dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya. Santrock (2002) berpendapat bahwa masa dewasa awal adalah masa ketika seseorang mendapat pekerjaan yang kurang lebih tetap. Hal ini biasa terjadi ketika seseorang sudah meyelesaikan masa sekolah atau perkuliahan. Masa ini adalah masa transisi dimana kemampuan membuat keputusan menjadi ciri.

  Keputusan yang dibuat adalah keputusan mengenai karir, nilai, keluarga dan gaya hidup.

  4. Ciri Dewasa Awal

  Masa dewasa awal adalah masa penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru, pada masa ini individu diharapkan menyesuaikan diri secara mandiri.

  Hurlock (1990) menguraikan ciri-ciri masa dewasa awal, yang antara lain : a. Masa dewasa awal sebagai masa pengaturan

  Masa dewasa merupakan masa pengaturan dan kemapanan. Pada masa ini individu diharapkan membentuk bidang pekerjaan sebagai karirnya.

  Ketika individu menemukan pola yang diyakini dapat memenuhi kebutuhannya, ia akan mengembangkannya menjadi nilai-nilai yang b. Masa dewasa awal sebagai usia reproduktif Menjadi orang tua merupakan salah satu peran penting dalam hidup orang dewasa, hal ini disebabkan oleh usia dewasa awal yang merupakan usia aktif untuk bereproduksi.

  c. Masa dewasa awal sebagai masa bermasalah Penyesuaian diri terhadap masalah-masalah pada masa dewasa awal menjadi lebih intensif dan sulit. Penyebabnya adalah individu pada masa transisi kurang memiliki untuk mempersiapkan diri menghadapi permasalahan yang akan dihadapi orang dewasa, hal ini juga disebabkan oleh masa transisi yang pendek. Penyebab lainnya adalah individu biasa mencoba untuk menguasai dua ketrampilan atau lebih secara bersamaan, namun hal ini justru mengakibatkan kegagalan. Individu juga pada umumnya kurang memperoleh bantuan dalam menghadapi dan memecahkan masalah.

  d. Masa dewasa awal sebagai masa ketegangan emosional Ketegangan emosional tampak dalam bentuk keresahan, apa yang diresahkan tergantung dari masalah-masalah penyesuaian diri yang dihadapi saat itu dan berhasil tidaknya mereka dalam upaya penyelesaian itu. Kekhawatiran utama mungkin ada pada pekerjaan, perkawinan dan peran sebagai orang tua.

  e. Masa dewasa awal sebagai masa keterasingan sosial Terjunnya individu dalam pola kehidupan orang dewasa yaitu karir, teman-teman kelompok sebaya pada masa remaja menjadi renggang. Sebagai akibatnya, untuk pertama kali sejak bayi, para individu muda, bahkan yang populer sekalipun akan mengalami keterpencilan sosial, yang disebut Erikson sebagai krisis keterasingan. Panjang pendeknya keterasingan dipengaruhi oleh kemampuan individu untuk membina hubungan sosial yang baru.

  f. Masa dewasa awal sebagai masa komitmen Individu mengalami perubahan tanggung jawab dari remaja menjadi orang dewasa yang mandiri. Hal ini menuntu individu untuk menentukan pola hidup baru, memikul tanggung jawab baru dan komitmen baru yang menjadi landasan di kemudian hari.

  g. Masa dewasa awal sebagai masa ketergantungan Status dewasa memberikan kebebasan bagi individu untk mandiri, akan tetapi banyak individu yang masih tergantng kepada orang lain atas alasan yang bermacam-macam, ketergantungan ini dapat berakibat individu meragukan kemampuannya sendiri.

  h. Masa dewasa awal sebagai masa perubahan nilai Perubahan nilai pada masa dewasa awal disebabkan oleh beberapa hal: 1) Apabila individu ingin diterima ke dalam sebuah kelompok, maka ia harus menerima dan mengadopsi nilai-nilai dari kelompok tersebut. 2) Individu menyadari bahwa kebanyakan kelompok sosial

  3) Individu yang menjadi orang tua cenderung mengubah nilai-nilai mereka lebih cepat serta cenderung konservatif dan tradisional. i. Masa dewasa awal sebagai masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru

  Masa dewasa awal merupakan periode yang paing banyak menghadapi perubahan. Seringkali perubahan menjadi sangat drastis karena perbedaan nilai yang begitu besar, terutama dalam hal perkawinan dan peran sebagai orang tua. j. Masa dewasa awal sebagai masa kreatif

  Bentuk kreatifitas pada masa dewasa awal bergantung pada minat dan kemampuan individual, kesempatan untuk mewujudkan keinginan dan kegiatan yang memberikan kepuasan besar.

5. Tugas Perkembangan Dewasa Awal

  Hurlock menyebutkan bahwa ada dua hal yang menunjukkan tugas perkembangan dewasa awal, hal tersebut adalah adalah kemandirian ekonomi dan kemandirian membuat keputusan. Sedang menurut Erikson (dalam Santrock, 1994), masa dewasa awal adalah masa kentiman versus isolasi. Individu mampu untuk berkomitmen dengan orang lain, namun kalau hal ini gagal, individu tersebut akan mengembangkan perasaan kesepian. Erikson menambahkan bahwa dalam masa ini, sebelum individu menjalin relasi dengan orang lain, individu tersebut harus terlebih dahulu

B. Frekuensi Mengakses Situs Jejaring Sosial

  1. Pengertian Frekuensi Mengakses

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata frekuensi adalah kekerapan, jarang kerapnya. Sedangkan, kata “mengakses” berasal dari kata “akses”, yang artinya adalah jalan untuk memasuki suatu tempat.

  Frekuensi mengakses adalah, kekerapan dalam mengakses. Dalam penelitian ini yang diakses adalah situs jejaring sosial.

  2. Pengertian Situs Jejaring Sosial

  Fenomena situs jejaring sosial dimulai pada tahun 2002, ketika situs jejaring sosial bernama friendster mulai banyak digunakan. Sampai saat ini, jumlah situs jejaring sosial yang ada sudah banyak. Beberapa di antaranya adalah facebook, MySpace,dan Twitter.

  Situs jejaring sosial adalah situs yang digunakan untuk melakukan hubungan secara sosial lewat internet. Layanan ini memiliki prinsip yang sama dengan kehidupan sosial di dunia nyata. Prinsip itu adalah prinsip lingkaran pertemanan dimana seseorang dapat membangun jaringan sosial terhadap orang lain atau komunitas tertentu.

  Boyd dan Ellison (dalam Spraggins, 2009) mendefinisikan situs jejaring sosial sebagai situs internet dengan pelayanan yang memungkinkan individu untuk :

  a. Mengkonstruksi profil pribadi yang dapat diakses oleh publik dalam sistem yang saling berhubungan, b. Membuat daftar orang lain yang dapat mengakses situs profil pribadi c. Melihat dan melintasi profil dari orang-orang yang terdaftar dalam daftat koneksi mereka.

  Tujuan dari situs ini adalah untuk berkomunikasi dan membuatnya dapat dilihat oleh orang lain yang ada dalam jaringan sosialnya. Bertemu dengan orang baru adalah suatu hal yang dimungkinkan untuk dilakukan dalam situs ini, namun pada umumnya anggota situs ini menggunakannya untuk menjaga relasi dengan teman-teman dan keluarga yang sudah dikenal dalam kehidupan nyata.

  Abhyankar (2011) menyatakan bahwa situs jejaring sosial memiliki fitur yang konvensional. Setiap user melakukan registrasi dan membuat profil yang di dalamnya terdapat informasi biodata, lalu user dapat menambahkan kontak baru, mengunggah foto, video, audio, menulis status dan comment, bergabung dalam grup dan forum dengan user lain yang memiliki ketertarikan yang sama. Sekarang ini banyak user yang menggunakan telepon seluler untuk mengakses situs jejaring sosial dengan bantuan software semacam facebook mobile untuk mengakses facebook atau uber social untuk mengakses twitter.

3. Faktor yang melandasi manusia membangun relasi secara online

  Ada beberapa hal yang mendorong seseorang untuk membangun relasi secara online , yang salah satunya adalah menggunakan situs jejaring sosial :

  a. Kebutuhan untuk menjalin hubungan dengan orang lain

  Lindzey, 1993), hal ini merupakan bagian dari kebutuhan afiliasi. Kebutuhan afiliasi yang dimaksud oleh Murray adalah kebutuhan untuk berteman dengan orang lain, mendekatkan diri pada orang lain, membuat senang, dan mencari afeksi dari orang lain.Hal yang serupa juga dikatakan oleh Maslow. Maslow menyebutnya kebutuhan untuk mencintai dan dicintai. Pada intinya, situs jejaring sosial memberikan kesempatan bai orang untuk menjalin hubungan afiliatif dengan orang lain. Suler (1997) mengatakan bahwa telah terjadi pergeseran afiliasi, afiliasi dalam dunia nyata akan lebih sulit dilakukan dariada afiliasi dalam dunia maya.

  Suler (1997) juga mengatakan bahwa kebutuhan –kebutuhan yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi tindakannya. Semakin tinggi kebutuhan seseorang maka akan semakin tinggi niat orang tersebut untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Sehingga bisa dikatakan bahwa perilaku menggunakan situs jejaring sosial muncul akibat adanya kebutuhan berafiliasi. Pengguna situs jejaring sosial yakin bahwa dengan menggunakan situs jejaring sosial, maka kebutuhan berafiliasinya akan terpenuhi. Keyakinan tersebut membentuk niat untuk melakukan akses ke situs jejaring sosial.

  b. Ketertolakan fisik Faktor lainnya adalah faktor ketertolakan fisik, sebagaimana diungkapkan Ermida (2001) dalam penelitiannya, dalam situng jejaring orang-orang akan lebih mudah diterima maupun memperoleh dukungan dari orang lain, karena pertemuan mereka tidak secara langsung.

  c. Kurang memiliki kemampuan sosial yang baik Faktor lain yang mempengaruhi penggunaan situs jejaring sosial adalah adanya keadaan dimana pengguna situs jejaring sosial kurang memiliki kemampuan sosial yang baik di dunia nyata, sehingga ia beralih ke dunia maya (Caplan, 2005). Hal ini didukung oleh Peng, Kim, dan La Rose (2009), dalam penelitiannya mereka menyebutkan bahwa ketidakmampuan seseorang dalam menjalin komunikasi sosial menjadi alasan kenapa seseorang kemudian memilih menjalin komunikasi sosial di dunia maya. Peng, Kim, dan La Rose kemudian menambahkan, bahwa kecenderungan seseorang untuk melakukan komunikasi di dunia maya dapat menyebabkan penggunaan internet secara kompulsif.

  d. Tingkat harga diri yang rendah Ehrenberg (2009) pada penelitiannya menyatakan bahwa remaja dengan tingkat harga diri yang rendah memiliki kecenderungan untuk melakukan komunikasi menggunakan komputer daripada remaja dengan tingkat harga diri yang tinggi.

  e. Norma Kelompok Baker, Rosland, dan White (2010) menyatakan bahwa norma lebih normatif daripada yang tidak tergabung dalam sebuah kelompok. Keputusan seorang individu utnuk menggunakan situs jejaring sosial akan meningkat apabila ia tergabung dalam sebuah kelompok yang di dalamnya banyak menggunakan situs jejaring sosial.

  f. Memiliki rasa cemas terhadap lingkungan sosial Davis (2001) dalam penelitiannya mengatakan bahwa individu yang memiliki rasa cemas terhadap lingkungan sosialnya memiliki pemahaman yang maladaptif tentang kemampuannya dalam menjalin komunikasi daripada orang lain yang tidak memiliki rasa cemas ini.

  Caplan (2007) menambahkan bahwa kecemasan dalam menghadapi lingkungan sosial muncul akibat adanya kebutuhan untuk membuat impresi yang positif dalam sebuah situasi sosial yang tidak terpenuhi karena individu tersebut kurang memiliki rasa percaya diri. Hal ini membuat individu dengan karakteristik ini memilih melakukan interaksi secara online yang dianggap minim resiko penolakan.

4. Keuntungan dan Kerugian Mengakses Situs Jejaring Sosial

  Berikut adalah keuntungan dan kerugian dari penggunaan situs jejaring sosial menurut Abhanyakar (2011): a. Keuntungan menggunakan situs jejaring sosial :

  1) Mendapatkan feedback secara instan

  User bisa mendapatkan feedback secara instan dari kontak mereka

  2) Huruf virtual Orang dapat menunjukkan apa yang ada di dalam imajinasi mereka dengan menggunakan fasilitas-fasilitas yang disediakan seperti

  emoticon , avatar, ataupun susunan huruf yang membentuk suatu bentuk yang unik.

  3) Alasan personal

  a) Hiburan Situs jejaring sosial memberikan layanan hiburan dengan tujuan meraih popularitas. Layanan hiburan ini dapat dimanfaatkan untuk mengurangi stress atu sekedar untuk berekreasi.

  b) Pencarian pekerjaan Pengguna dapat menggunakan kontak dalam situs jejaring sosial mereka untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan pengalaman.

  c) Survey Survey dapat dilakukan dengan mudah dalam situs jejaring sosial. Hal ini dapat mempermudah pengambilan keputusan.

  d) Pencarian informasi Melalui situs jejaring sosial kita dapat bertanya dan memperoleh informasi melalui orang yang ahli dalam bidangnya.

  4) Bisnis

  a) Pemasaran Situs jejaring sosial dapat digunakan untuk memasarkan produk atau jasa dengan mudah dan langsung kepada para pelanggan.

  Pemberian informasi tentang produk juga dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.

  b) Berhubungan dengan pelanggan Perusahaan dapat bersentuhan dengan langsung dengan pelanggannya secara langsung melalui situs jejaring sosial.

  5) Pendidikan Situs jejaring sosial dapat digunakan untuk membicarakan topik perkuliahan, selain itu juga dapat digunakan untuk mengetahui aspirasi dari para mahasiswa.

  b. Kerugian menggunakan situs jejaring sosial 1) Keamanan