HUBUNGAN ANTARA PERASAAN KESEPIAN DENGAN FREKUENSI MENGAKSES FRIENDSTER

  

HUBUNGAN ANTARA PERASAAN KESEPIAN

DENGAN FREKUENSI MENGAKSES

FRIENDSTER

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana

Psikologi

  

Program Studi Psikologi

Oleh :

Andre Gunawan

  

NIM : 029114045

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

  

Kepuasan Anda dalam kehidupan harus muncul dari dal am

hati Anda sendi ri . Bukan dari tepuk tangan, persetuj uan,

atau izin orang lai n.

  

Darlene Zschech

Dikutip dari buku ”Extravagant Worship”

(Immanuel , 2002)

  Karya ini kupersembahkan kepada Tuhan Yesus Kristus ( My Best Friend and Eternal Father in Heaven ]

  Papa di surga dan

  Mama terkasi h

  Kakakku dan keluarganya

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan

daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 26 Juni 2007 Penulis, Andre Gunawan

  

ABSTRAK

Andre Gunawan (2007). Hubungan antara perasaan kesepian dengan frekuensi mengakses Friendster

  Penelitian ini adalah penelitian korelasional. Tujuan penelitian ini adalah

untuk mencari hubungan yang positif antara perasaan kesepian dengan frekuensi

mengakses Friendster.

  Variabel dalam penelitian ini adalah perasaan kesepian sebagai variabel

bebas, dan frekuensi mengakses Friendster sebagai variabel tergantung. Alat

pengumpulan data yang digunakan adalah skala guna mengetahui tingkat perasaan

kesepian seseorang, sedangkan angket digunakan untuk mengetahui frekuensi

mengakses Friendster. Koefisiensi reliabilitas perasaan kesepian adalah sebesar

0,8689. Validitas skala perasaan kesepian ini diperoleh melalui penilaian ahli dan

berdasarkan pada kriteria yaitu yang memiliki indeks daya beda item ≥ 0,30.

  Subjek penelitian ini adalah para pengguna internet yang mengakses

Friendster , sebanyak 54 orang. Data Penelitian dianalisis dengan menggunakan

teknik korelasi spearman. Koefisien korelasi yang didapat sebesar 0,221 dengan

p=0,054 (p>0,05). Hipotesis yang menyatakan Semakin tinggi perasaan kesepian

seseorang maka semakin tinggi frekuensi mengakses Friendster. Sebaliknya,

semakin rendah perasaan kesepian seseorang maka semakin rendah frekuensi

mengakses Friendster ditolak. Jadi tidak terdapat hubungan yang positif antara

perasaan kesepian dengan frekuensi mengakses Friendster.

  

ABSTRACT

Andre Gunawan (2007). Correlation between the loneliness feeling with frequency of Friendster’s access.

  This is a correlation research. The Porpose of this research is to find out

the correlation between the loneliness feeling with frequency of Friendster’s

access.

  The variables of this this research are the loneliness feeling as independent

variable and frequency of Friendster’s access as dependent variable. The data

collection divices were the scale, to know the loneliness feeling ;and the

questionnaire, to know the frequency of Friendster’s access. The reliability

coefficient of loneliness feeling is 0,8689. The validity of loneliness feeling is

gained through an expert evaluation and based on a criteria which have an item

discrimination index ≥ 0,30.

  The Subject were 54 people whose using internet and accessing the

Friendster. The data were analyzed by spearman’s correlation. Coeffienct

correlation was 0,221 with p=0,054 (p>0,05). The hypothesis stated that the more

higher loneliness feeling, then more higher too the frequency of Friendster’s

access. The other way, more lower loneliness feeling, then more lower too the

frequency of Friendster’s was rejected. So, there is no positive relationship

between the loneliness feeling with frequency of Friendster’s access.

KATA PENGANTAR

  Terimakasih Kepada Tuhan Yesus Kristus (sahabat terbaikku) atas kasih

dan kesetiaanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semua karena

anugrahNya. Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan banyak kesulitan

dan kendala, namun semuanya itu dapat dilewati juga dengan bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak.

  Oleh karena itu pada kesempatan ini perkenan saya mengucapkan terima kasih kepada :

  

1. Ibu Kristiana Dewayani, M.Si. Yang telah membimbing dan menyediakan

waktu yang berharga dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini. Terima kasih atas kerjasama dan kesabaran ibu selama ini.

  

2. Bapak C. Wijoyo Adinugroho, S.Psi. Selaku pengganti dosen pembimbing

akademis. Terimakasih buat waktu dan diskusinya tentang pengolahan data statistiknya. Referensi buku dari Bapak mudah dipahami.

  

3. Para dosen-dosen Fakultas Psikologi yang telah mendidik dan mengajar

penulis selama menempuh bangku perkuliahan.

  

4. Segenap staff Fakultas Psikologi, mas Gandung, mbak Nanik, mas muji yang

suka bercanda, dan mas Doni yang setia dengan ruang bacanya, dan Pak Gi yang penyabar. Terima Kasih atas segala bantuannya.

  

5. Untuk Papaku terkasih Arif Gunawan (ALM). Meskipun Papa dipanggil

Tuhan, namun selama pengerjaan skripsi penulis selalu dimotivasi dan

  

6. Untuk Mamaku tersayang Irawati. Terima kasih sudah sabar mendukung dan

berdoa hingga penulisan skripsi ini bisa selesai. Love Mam.

  

7. Marthalia teman seperjuangan, Meliana, dan Eliz. Thanks kalian teman

dekatku yang selalu mendukung hingga akhir penulisan skripsi ini.

  

8. Dufei selaku PKS(Pembimbing Kelompok Sel) dan Sephi. Makasih sudah

mengajak berkompetisi dalam penyelesaian skripsi. Thanks buat doa kalian.

  

9. Lestika, Fenny, Shehood, Leo(www.starmagicsolo.com), Sean, koh Digidik,

Levi, Sung-sung, Okik. Kalian teman satu kost yang gila. Tapi berkat dukungan kegilaan kalian Penulis jadi terinspirasi akan semangat kegilaan

tersebut sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Thanks Bro....

  

10. Yovita dan Lina (Yobel-cell), Mas kobo (bekas asisten TAT dan rekan

seperjuangan), Siska’02 (yang memberi ilmu SPSS), Scholastika’02 (Teman berbagi ilmu), Obed’02 (Teman seperjuangan). Perhatian kalian dan semangat kalian berdampak buat ku.

  

11. Ivane Dewi, Rina, Dora, jie Linda, Tansi Yuliawati, Nita, Bella, Made, Ratna,

Ribcha&Vella(FSfriend). Meskipun dipisahkan oleh jarak namun kalian tetap

care dan memberi semangat dalam pengerjaan skripsi ini.

  Akhir kata, semoga skripsi ini dapat berguna bagi para pembaca.

  Yogyakarta, 26 Juni 2007 Penulis,

  

DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................. i

Halaman Persetujuan Pembimbing ................................................................ ii

Halaman Pengesahan........................................................................................ iii

Motto .................................................................................................................. iv

Halaman Persembahan..................................................................................... v

Lembaran keaslian karya................................................................................. vi

Abstrak............................................................................................................... vii

Abstract.............................................................................................................. viii

Kata Pengantar ................................................................................................. ix

Daftar isi............................................................................................................. xi

Daftar Tabel....................................................................................................... xiv

Daftar Skema..................................................................................................... xv

Daftar Lampiran ............................................................................................... xvi

  

Bab I Pendahuluan............................................................................................ 1

A. Latar belakang ................................................................................ 1 B. Rumusan masalah ........................................................................... 4 C. Tujuan penelitian ............................................................................ 4 D. Manfaat penelitian .......................................................................... 5

  1. Manfaat Teoritis........................................................................ 5

  2. Manfaat praktis......................................................................... 5

  Bab II Landasan Teori ..................................................................................... 6 A. Penjelasan tentang Perasaan kesepian.......................................... 6

  1. Pengertian Perasaan Kesepian................................................. 6

  2. Faktor Kesepian ........................................................................ 7

  3. Aspek Perasaan Kesepian ........................................................ 9

  B. Penjelasan tentang frekuensi mengakses Friendster ................... 10

  1. Pengertian tentang frekuensi mengakses................................ 10

  2. Pengertian tentang perilaku berinternet ................................ 11

  3. Definisi Friendster..................................................................... 12

  4. Faktor penyebab frekuensi mengakses Friendster ................ 14

  

C. Hubungan antara kesepian dengan perilaku mengakses

internet ............................................................................................. 16 D. Hipotesis ........................................................................................... 18

  

Bab III Metode penelitian ................................................................................ 19

A. Jenis Penelitian ................................................................................ 19 B. Identifikasi variabel penelitian ...................................................... 19 C. Definisi operasional......................................................................... 19

  1. Perasaan kesepian ..................................................................... 19

  2. Frekuensi mengakses Friendster ............................................. 20

  D. Subjek penelitian............................................................................. 20

  E. Metode pengumpulan data............................................................. 21

  F. Validitas dan Reliabilitas................................................................ 25

  1. Validitas ..................................................................................... 25

  2. Reliabilitas ................................................................................. 25

  G. Seleksi aitem .................................................................................... 26

  H. Teknik Analisi Data ........................................................................ 28

  

Bab IV Penelitian dan Pembahasan ................................................................ 29

A. Persiapan dan pelaksanaan penelitian .......................................... 29 B. Deskripsi data penelitian ................................................................ 30 C. Analisis data penelitian................................................................... 31 D. Pembahasan ..................................................................................... 31 E. Kelemahan penelitian ..................................................................... 33

Bab V Penutup .................................................................................................. 34

A. Kesimpulan ...................................................................................... 34 B. Saran ................................................................................................ 34

  1. Bagi seseorang yang cenderung merasa kesepian.................. 34

  2. Bagi penelitian selanjutnya ...................................................... 34

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 35

  

DAFTAR TABEL

Tabel I. Tabel Blue Print skala pengukuran kesepian......................................... 23

Tabel II. Tabel skala pengukuran kesepian (aitem yang gugur) ......................... 26

Tabel III. Distribusi aitem skala pengukuran kesepian setelah ujicoba .............. 26

Tabel IV. Deskripsi subjek penelitian................................................................. 29

Tabel V. Deskripsi data penelitian ...................................................................... 29

DAFTAR SKEMA

  SKEMA I. Hubungan antara Kesepian dengan perilaku mengakses internet(Friendster)…………………………………………………18

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A

Format Skala Perasaan kesepian untuk Try out ................................................... 37

Tabulasi ujicoba ................................................................................................... 39

Analisis aitem koefisien korelasi ≥ 0,30 .............................................................. 42 Lampiran B

Angket Frekuensi mengakses Friendster ............................................................. 44

Format Skala Perasaan kesepian untuk penelitian ............................................... 45

Tabulasi penelitian ............................................................................................... 47

Analisis data penelitian ........................................................................................ 51

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup seorang diri

  

saja. Ketika seseorang masih kecil sudah membutuhkan orang lain untuk

memenuhi kebutuhannya. Setelah seseorang mulai bertumbuh, orang tersebut

mulai masuk pada lingkungan yang baru yang belum pernah dijumpai

sebelumnya. Di dalam lingkungan tersebut orang itu pasti juga mengadakan

suatu relasi ataupun hubungan sosial. Hubungan sosial ini membuat orang

tersebut semakin berkembang, baik dari pola berpikir dan cara pandangnya

terhadap lingkungan.

  Lingkungan sangat berperan penting dalam pembentukan diri

seseorang. Dalam lingkup sosial seorang pribadi dapat mencukupi kebutuhan-

kebutuhannya, seperti kebutuhan fisik, rasa aman, cinta kasih, harga diri, dan

aktualisasi diri (Schultz, 1991). Tanpa adanya lingkungan sosial manusia

sebagai pribadi kurang dapat berkembang dengan baik. Lingkungan

merupakan sarana timbal balik terhadap perilaku seseorang. Timbal balik ini

dapat bersifat positif maupun negatif.

  Teknologi juga merupakan salah satu wujud dari pengaktualisasian diri

dari seseorang. Pengaktualisasian diri ini berkembang didalam lingkup sosial.

  

Teknologi yang semakin berkembang dewasa ini adalah teknologi informasi,

  

kebutuhan lingkungan akan komunikasi dan informasi yang dapat diakses

secara cepat dan terjangkau. Alasan tersebut mendorong para ahli teknologi

untuk menciptakan suatu alat yang lebih efektif yaitu Internet dibanding

dengan yang sebelumnya, seperti : telegram, telephone, radio, ataupun

televisi.

  Internet merupakan suatu bentuk nyata dari perkembangan teknologi

modern. Internet adalah suatu panggung komunikasi yang dibentuk dari

perangkat lunak atau yang sering disebut sebagai program. Media ini memiliki

keunggulan dibanding media komunikasi lainnya, seperti: radio, televisi,

ataupun telephone. Keunggulan media ini yaitu: biayanya yang lebih

terjangkau, jangkauan komunikasi yang bersifat global dan luas, akses

informasi yang tergolong cepat, dan akses informasi yang unik dan interaktif.

Terjangkau karena tidak membutuhkan biaya yang mahal untuk memperoleh

berbagai informasi secara cepat. Bersifat global artinya seorang dapat

berkomunikasi dengan orang di berbagai negara diseluruh dunia tanpa dibatasi

oleh jarak (Jordan, Hauser, Foster, 2003). Dikatakan cepat, karena informasi

yang dimunculkan diinternet selalu ter-update informasinya dari suatu

kejadian yang baru terjadi. Akses informasi yang unik, maksudnya adalah

seseorang yang mengakses internet hanya dengan memasukan kata kunci yang

dibutuhkan, sehingga komputer akan memproses kata kunci itu untuk

mencarikan informasi yang relevan dengan kata kunci tersebut. Bersifat

interaktif berarti seseorang dapat berinteraksi dengan menekan tombol-tombol

  

berkomunikasi dan mendapat berbagai informasi yang tersedia pada website

tersebut.

  Keunggulan media internet semakin tampak dalam perkembangannya

saat ini berupa jaringan komunitas. Salah satu jaringan komunitas yang

memiliki banyak peminat dan tercatat sebagai social network service

peringkat teratas adalah Friendster (www.wikipedia.com). Jaringan

komunitas pada dunia maya ini memiliki kesamaan prinsip didalam

kehidupan sosial yang sebenarnya. Jaringan online ini telah terbukti efektif

dalam menghubungkan antara seorang dengan orang yang lainnya untuk

berbagi informasi, pengalaman, ataupun membuat hubungan yang lebih intim.

  Manusia memiliki kecenderungan untuk diterima oleh orang lain atau

bisa dikatakan kebutuhan akan cinta kasih. Orang-orang yang memiliki

perasaan kesepian membutuhkan perhatian dari orang lain. Ketika seseorang

dihadapkan pada perasaan kesepian tersebut, ia memiliki kecenderungan

untuk ingin mengungkapkan isi hatinya kepada orang lain. Saat didalam

lingkungan orang tersebut tidak menemukan ada seseorang yang bisa diajak

untuk mengungkapkan isi hatinya, oleh karena itu orang tersebut cenderung

akan merasa kurang diterima dan timbul perasaan kesepian. Kesepian itu

timbul karena individu menginginkan teman yang dapat diajak berkomunikasi

namun kenyataannya tidak memilikinya. Kesepian adalah suatu reaksi

emosional dan kognitif terhadap ketidak puasan seseorang akan harapannya

yang lebih lagi pada hubungan interpersonal (Baron, & Bryrne, 2005).

  Kesepian tersebut juga membuat orang cenderung mencari kenalan- kenalan baru yang dapat memahami diri mereka. Dengan adanya Friendster

ini ada kemungkinan orang dapat merasa terbantu untuk mencukupi

kebutuhan mereka dalam berkomunikasi, dan terbantu untuk melakukan katarsis dalam mengatasi rasa kesepian tersebut.

  Perasaan kesepian tersebut dapat diukur dan dibantu dengan suatu skala pengukuran kesepian UCLA yang telah dipublikasikan oleh Russel.

  Konstruksi tes ini telah secara luas digunakan untuk mengukur kesepian. Lebih dari 500 penghargaan telah diakui dalam index penghargaan ilmu

pengetahuan sosial yang dipublikasikan pada tahun 1980

( www.psychology.iastate.edu ).

  B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan masalah penelitian, yaitu apakah ada hubungan yang positif antara perasaan kesepian dengan frekuensi mengakses Friendster.

  C. Tujuan Penelitian Dari perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk melihat adanya hubungan antara perasaan kesepian dengan frekuensi mengakses Friendster.

D. Manfaat Penelitian

  Secara teoretis : Memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dibidang Psikologi khususnya Psikologi sosial.

  Secara praktis : memberikan sumbangan bagi individu yang merasakan

kesepian dan yang membutuhkan pemahaman ilmu untuk mengenal diri lebih

lagi berkaitan dengan kesepian, serta memberikan pemahaman peranan

Friendster sebagai media jaringan sosial dunia maya.

BAB II LANDASAN TEORI A. Penjelasan tentang Perasaan kesepian

1. Pengertian Perasaan Kesepian

  Tidak dapat di pungkiri lagi kesepian merupakan penyakit umum pada

kehidupan sosial, bahkan setiap orang pernah mengalaminya. Hal tersebut

dapat terjadi karena kurangnya timbal balik di dalam hubungan, dan

kesepianlah hasilnya. Kesepian ini timbul terutama pada seorang pribadi yang

mempersepsikan bahwa mereka memberi lebih dari pada yang mereka terima.

Perpindahan lokasi tempat tinggal juga dapat menimbulkan perasaan

kesepian, tetapi didalam penelitian ditemukan bahwa mahasiswa Amerika

Utara yang belajar di Israel hanya merasakan kesepian yang bersifat

sementara sebab mereka mampu membangun hubungan baru dalam beberapa

minggu (Baron, & Bryrne, 1994).

  Kesepian dapat membentuk suatu konsep diri yang negatif. Konsep

diri yang negatif ini menimbulkan perasaan depresi, kecemasan, tidak

nyaman, tidak bahagia, perasaan tidak mampu, dan pesimisme. Konsep diri

yang negatif ini menyebabkan seorang individu mempersepsikan lingkungan

secara negatif juga. Mereka mengevaluasi penyesuaian diri, prestasi,

kemampuan orang lain, ketertarikan seseorang terhadap orang lain, dan

ketulusan sebagai hal yang negatif. Akibatnya mereka menjadi orang yang

  

disekitarnya akan menghindarinya. Jika emosi – emosi negatif tersebut

mengikat seseorang maka sikap pesimisme dan pasif akan muncul (Zchech,

2003).

  Orang-orang yang merasa kesepian dilaporkan menghabiskan waktu

luangnya sendirian, jarang ikut serta terhadap suatu aktifitas sosial, dan hanya

memiliki teman-teman yang tidak tetap ataupun hanya kenalan sambil lalu

saja. Orang kesepian tidak memiliki seorang sahabat yang dapat diajak untuk

berbagi (Berg & McQuinn, 1989).

  Dari uraian diatas kesepian dapat disimpulkan sebagai suatu reaksi

emosional dan kognitif terhadap dimilikinya hubungan yang lebih sedikit dan

lebih tidak memuaskan daripada yang diinginkan oleh orang tersebut. Individu

yang tidak menginginkan teman bukan orang yang kesepian, tetapi seseorang

yang menginginkan teman dan tidak memilikinyalah orang yang kesepian.

2. Faktor Kesepian

  Ada tiga faktor penyebab utama kesepian, yaitu : genetis, pengalaman hidup, dan pengaruh budaya(Baron, &Bryrne, 1994).

  a. Faktor Genetis Genetika berperan dalam pembentukan perilaku. Bila gen dari

orangtua seseorang adalah cenderung berperilaku pesimis, mudah depresi,

atau bersikap bermusuhan terhadap lingkungan maka anak dari orangtua

tersebut juga memiliki gen yang sama. Kesamaan gen dengan perilaku

tersebut akan memungkinkan seseorang untuk mengarah pada keadaan b. Faktor pengalaman individual Pengalaman seseorang akan perasaan kesepian terjadi ketika seorang

mulai berinteraksi dengan lingkungannya namun gagal. Masa kanak-kanak

dapat menjadi titik awal dari perasaan kesepian ini. Pengalaman kegagalan

dalam membangun hubungan dekat dengan teman sebayanya atau orang

terdekat akan membentuk suatu pengalaman traumatik yang semakin

berkembang dengan bertambahnya usia. Dan akibatnya individu tersebut akan

menarik diri dari lingkungannya, atau bahkan berperilaku bermusuhan

terhadap lingkungan sosialnya.

  c. Pengaruh budaya Berkaitan dengan cara pandang budaya terhadap suatu hubungan

sosial. Di Amerika Utara dipandang sebagai suatu kesalahan besar bila

seseorang tidak mampu membangun suatu hubungan yang intim. Sedangkan

di Asia Selatan lebih memandang kesepian sebagai ketidak mampuan

personal, seperti kekurangan pada karakter.

  Kesepian pada masa kanak-kanak akan menjadikan orang dewasa yang

kesepian jika tidak di tanggulangi sejak dini. Seseorang yang tidak memiliki

ketrampilan bersosialisasi akan cenderung menjadikan individu menjadi

pemalu, canggung, pemurung, dan merasa harga dirinya rendah. Seorang yang

kesepian umumnya terlalu mimikirkan dan mengasihani dirinya sendiri,

hingga mereka tidak sensitif terhadap kebutuhan orang yang berada

disekitarnya. Dengan kata lain mereka terlalu terpusat pada kepentingan

  

mendengar keterbukaan intim dari orang lain. Akibat ekstremnya adalah

mereka menjadi tidak disukai oleh orang lain dan individu tersebut dapat

menjadi pribadi yang justru merusak hubungan seorang pribadi dengan

pribadi yang lainnya. Tindakan ini jika sejak kanak-kanak diabaikan pada

masa dewasanya akan menjauhkan orang-orang yang berpotensi menjadi

sahabat, pasangan hidup, ataupun teman bagi dirinya.

3. Aspek Perasaan Kesepian

  Orang yang merasa kesepian memiliki aspek sebagai berikut (Baron, & Bryrne, 2005) : a. Kurang adanya penerimaan terhadap diri sendiri Orang yang merasa tidak berharga atau tidak bisa menghargai diri

sendiri akan memiliki kecenderungan menyalahkan diri sendiri. Sehingga hal

tersebut akan menjadikan orang tesebut terlalu berpusat pada dirinya dan

terlalu mengasihani diri sendiri. Selanjutnya kurangnya penerimaan diri

membuat orang tersebut menciptakan perasaan tidak berdaya dan tertekan,

dan akibatnya adalah perasaan kesepian.

b. Kecenderungan mengantisipasi perasaan ketidaknyamanan.

  Maksud dari mengantisipasi disini adalah dimana hubungan sosial

yang sebenarnya belum terjadi, namun pikiran seseorang membuat hubungan

sosial tersebut dalam gambaran pikiran yang negatif. Pikiran adalah tempat

peperangan individu untuk mengambil keputusan. Misalnya: seseorang tidak

mau dekat dengan seorang bekas pencuri supaya tidak kecurian, antisipasi

  

orang lain. Orang tersebut akan cenderung mengkuatirkan berbagai hal yang

belum terjadi dan hal perilaku tersebut akan mendorong seseorang untuk

membatasi diri terhadap lingkungan sosial yang sehat.

c. Perasaan rendah diri Perasaan minder dapat terwujud dalam perasaan malu dan pesimis.

  

Perasaan ini akan membatasi kontak sosial. Tetapi pada dasarnya

membutuhkan kontak sosial tersebut. Oleh karena itu Perasaan-perasaan

tersebut ibarat seperti penjara bagi individu itu. Maksudnya adalah dimana

individu itu ingin bebas dan memiliki kontak sosial namun merasa tidak

mampu. Oleh karena itu orang tersebut tidak leluasa didalam membina

hubungan sosial, dan akibatnya menjadikan orang bersikap kaku dan berakhir

pada perasaan kesepian

B. Penjelasan tentang frekuensi mengakses Friendster

1. Pengertian tentang frekuensi mengakses

  Menurut Kamus Besar Indonesia, arti kata frekuensi adalah kekerapan,

jarang kerapnya. Menurut Chaplin(2000) dalam Kamus Besar Psikologi,

Frequency (Frekuensi) adalah jumlah putaran setiap detik atau gelombang

suara, jumlah atau bilangan suatu skor, atau jumlah terjadinya gejala.

  Menurut Kamus Besar Indonesia, arti kata mengakses yang berasal

dari kata Akses adalah jalan untuk memasuki suatu tempat, jalan masuk satu-

satunya.

  Frekuensi mengakses yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah

durasi mengakses (Friendster) dalam kurun waktu 1 minggu dengan satuan

Jam.

2. Pengertian tentang perilaku berinternet

  Internet adalah suatu jaringan informasi komputer yang berkembang

pesat saat ini. Internet merupakan sistem informasi yang sudah dipakai

diberbagai manca negara untuk mengakses informasi secara global, dengan

biayanya yang lebih terjangkau, akses informasi yang tergolong cepat, dan

akses informasi yang unik dan interaktif (Jordan, Hauser, Foster, 2003).

  Di Tahun 1995 penggunaan internet sebatas browsing, messaging/

Email , dan chatting. Dari ketiganya yang paling populer adalah ruang

chatting, yaitu tempat didalam internet dimana seseorang dapat melakukan

interaksi percakapan secara real-time dengan cara mengetikkan kata-kata atau

suatu hal yang ingin dipercakapkan dari seseorang kepada yang lain. Program

yang digunakan untuk melakukan chatting diawali dengan IRC (internet Relay

Chat ). Dari program tersebut para web designer mulai mengembangkan

chatting room di berbagai homepage.

  Pada Tahun 2002 Penggunaan internet mulai berkembang lagi dengan

adanya social network service. Layanan ini memiliki prinsip kesamaan dengan

kehidupan sosial didunia nyata, yaitu prinsip lingkaran pertemanan dimana

seseorang dapat membangun jaringan sosial terhadap komunitas tertentu atau

orang lain. Dengan kata lain kita dapat membangun komunitas di dalam dunia

  

maya. Salah satu homepage yang paling populer untuk layanan ini adalah

Friendster.com (www.wikipedia.com).

  Social network service ini dapat meminimalkan beberapa hal yang

menyebabkan orang tertolak dalam dunia nyata. Diener, Wolsic, dan Fujita

(1995) menyatakan bahwa seseorang yang memiliki daya tarik fisik akan

dipersepsikan oleh orang-orang pada umumnya memiliki kepribadian yang

baik dan cenderung lebih diterima secara sosial. Sebaliknya orang yang tidak

memiliki daya tarik fisik dipandang kurang memiliki pribadi yang baik dan

cenderung kurang diterima oleh masyarakat. Faktor daya tarik fisik ataupun

perilaku dan sikap yang tidak sesuai dengan keinginan orang lain dapat

menyebabkan seseorang tertolak didunia nyata (Ermida, 2001).

3. Definisi Friendster

  Friendster adalah suatu website yang bergerak di bidang social

network service . Website merupakan suatu sofware atau program yang

dibangun diatas dokumen-dokumen maupun perintah-perintah Hyper Text

Markup Language atau disingkat HTML, gambar-gambar, dan script

pemrogramannya yang dapat divisualisasikan melalui internet (Agung, 2001).

  

Umumnya website memiliki alamat yang ditulis dalam bentuk seperti :

http://www.namadomain.ext .

  Website Friendster dibuat di California, tepatnya di Mountain View

oleh Jonathan Abrams pada tahun 2002 dan ia pemilik website tersebut secara

pribadi. Friendster menggunakan prinsip lingkaran pertemanan untuk

  Friendster dipadang sebagai social network service peringkat atas

pada tahun April 2004 hingga kini. Friendster umumnya dipakai untuk

berkomunikasi antara seseorang dengan yang lain. Orang-orang tersebut harus

mendaftarkan diri dahulu untuk menjadi anggotanya. Friendster

beranggotakan orang-orang yang tergolong dewasa awal, yaitu usia antara 21

hingga 31 tahun di negara Eropa, Amerika Utara, dan Asia. Namun

keanggotaan tersebut tidak secara akurat didefinisikan. Banyak pengguna

yang tidak menuliskan secara tepat daerah ataupun negaranya saat mendaftar,

dan sebagai faktanya justru banyak anggotanya yang masih berumur belasan

tahun dan para remaja khususnya dari Asia Tenggara seperti India, Singapore,

Malaysia, Filipina, dan Indonesia ( www.wikipedia.com ).

  Friendster mulai menambahkan layanan Blog yang bekerja sama

dengan layanan Six Apart’s Typepad. Blog merupakan suatu bentuk website

yang biasanya tersusun secara teratur dan kronologis, dengan susunan

tampilan yang paling baru dan memudahkan para penggunanya dalam

pengelolaan-nya. Blog umumnya ditulis dan di-update secara teratur dan

sering kali memiliki topik tertentu untuk di informasikan antara seseorang

dengan anggota yang lain didalam komunitas blog tersebut. Biasanya

komunitas blog Friendster memiliki keterikatan kuat dan menjadikan blog

tersebut sebagai tempat berinteraksi, berbagi saran dan ide, dan memperoleh

teman. (Kindarto, 2006). Friendster merupakan web site blog yang memiliki

sistem manajemen yang mudah dalam pengoperasiannya.

  Pada Bulan Oktober 2005, Friendster juga membina kerjasama dengan

Grouper Network yang memungkinkan membuat berbagai kelompok peer.

  

Setiap peer dapat berkomunikasi dengan kelompok peer yang lainnya untuk

berbagi data ataupun informasi. Peer merupakan suatu kelompok didalam

lingkungan sosial yang biasanya berjumlah lima orang dan terdiri dari

kelompok pria dan wanita. Pada bulan yang sama Friendster juga memulai

menambah beberapa karakteristik pada website-nya, yaitu para anggotanya

dapat memasukan foto album dan menemukan profile anggotanya yang

lainnya secara cepat dan mudah ( www.wikipedia.com ).

4. Faktor penyebab Frekuensi mengakses Friendster

  Lingkungan sosial cenderung menilai orang dari fisik pada awal

pertemuan. Orang yang memiliki daya tarik fisik yang baik biasanya dianggap

memiliki kepribadian yang baik juga. Begitu sebaliknya bila penampilan fisik

seseorang yang kurang baik akan dipandang juga memiliki kepribadian yang

kurang baik (Ermida, 2001). Orang yang kesepian adalah orang yang

cenderung rendah diri. Akibatnya orang kesepian akan memanifestasikan

sikap kaku didalam pergaulannya secara langsung. Sikap kaku itu dapat

terwujud dengan penapilan fisik yang tidak menarik, dan tidak percaya diri.

  Didalam Friendster ini seorang yang kesepian dapat terbantu dalam

proses proses afiliasinya terhadap orang lain, karena daya tarik fisik dan sikap

kaku itu dapat disamarkan, karena proses afiliasinya tidak secara langsung.

Oleh karena itu hal tesebut dapat meminimalkan ketertolakan fisik dari pihak

  Friendster menjadi banyak diminati karena selalu up to date, dan

banyak para penggunanya yang berasal dari Asia khusunya Indonesia. Oleh

karena itu faktor ini memungkinkan orang kesepian untuk menjalin relasi

dengan mudah karena bahasa tidak menjadi kendala. Orang kesepiaanpun

dapat menggunakan Friendster ini sebagai tempat untuk mencurahkan isi

hatinya. Karena Friendster kini memiliki fasilitas yang sudah dikembangkan,

yaitu fasilitas untuk mencurahkan isi hati seperti BLOG dan Bulletin Board.

  Dinamika diatas didasari oleh penelitian sebelumnya oleh

Ermida(2001) yang juga dikaitkan dengan definisi Friendster. Dari dinamika

tersebut maka dapat dikategorikan faktor penyebab orang kesepian mengakses

Friendster , sebagai berikut :

  a. Faktor ketertolakan daya tarik fisik Didalam layanan jaringan sosial maya ini faktor daya tarik fisik dan

perilaku ini dapat diminimalkan pengaruhnya sehingga orang-orang akan

lebih mudah diterima maupun memperoleh dukungan dari orang lain, sebab

pertemuan mereka tidak secara langsung atau face-to-face.

  b. Faktor kebutuhan untuk berafiliasi Maslow menyatakan bahwa manusia memiliki kebutuhan untuk

dicintai atau berafiliasi terhadap orang lain (Schultz, 1991). Social network

service ini mampu memberikan kesempatan pada seseorang untuk berafiliasi

dengan orang lain. Dengan adanya wadah ini maka terbentuk lah perilaku

seseorang untuk berafiliasi secara cyber. Dan hal ini membentuk suatu

  

fenomena baru, yaitu pergeseran gaya hidup dari afiliasi didalam dunia nyata

menjadi afiliasi dunia cyber.

c. Faktor perkembangan Friendster

  Friendster memiliki banyak para pengguna di Asia, khususnya

Indonesia. Oleh karena banyaknya para pengguna, Friendsterpun berkembang

dari Web Personal menjadi web social network service yang memungkinkan

para penggunanya memasang foto, dan menulis artikel yang di kehendaki.

Perkembangan selanjutnya Friendster memunculkan layanan dimana para

penggunanya dapat memodifikasi seting tampilan social networknya sesuai

keinginannya sendiri. Dengan kemajuannya ini maka bertambah juga para

peminatnya.

C. Hubungan antara Kesepian dengan Perilaku mengakses Internet Seseorang membutuhkan rasa dikasihi dan mengasihi orang lain.

  

Dengan mengakses internet terutama dengan adanya layanan social network

service ini, seseorang dimungkinkan untuk melakukan tindakan afiliasi

tersebut.

  Telah dijelaskan bahwa kesepian terjadi ketika seseorang bersikap

secara emosional dan kognisi menganggap hanya memiliki sedikit hubungan

dengan orang lain, atau juga memiliki namun hubungan tersebut tidak

memuaskan. Pada kehidupan nyata ini orang-orang pada umumnya akan lebih

terkesan akan kesan pertama, terutama daya tarik fisik dan sikap. Daya tarik

  

baik dan lebih diterima secara sosial. Namun orang yang kesepian cenderung

memiliki sikap kurang bisa menerima diri, terlalu mengantisipasi perasaan

tidak nyaman, dan perasaan rendah diri yang besar. Akibatnya orang tersebut

menggambarkan dirinya sebagai seseorang yang buruk. Keburukannya

terwujud dengan sikap dan ekspresi yang kaku. Ekspresi dan sikap yang kaku

ini membuat daya tarik fisik menjadi berkurang. Orang lain akan merasakan