PENERAPAN CD INTERAKTIF MIYAKU SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN MINAT TERHADAP MATA PELAJARAN BAHASA JAWA POKOK BAHASAN WAYANG KULIT PADA SISWA KELAS III SD KANISIUS GAMPING SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 20112012

PENERAPAN CD INTERAKTIF MIYAKU SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN MINAT TERHADAP MATA PELAJARAN BAHASA JAWA POKOK BAHASAN WAYANG KULIT PADA SISWA KELAS III SD KANISIUS GAMPING SEMESTER GANJIL TAHUN

PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Disusun Oleh : Fialistiana 081134237 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENERAPAN CD INTERAKTIF MIYAKU SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN MINAT TERHADAP MATA PELAJARAN BAHASA JAWA POKOK BAHASAN WAYANG KULIT PADA SISWA KELAS III SD KANISIUS GAMPING SEMESTER GANJIL TAHUN

PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Disusun Oleh : Fialistiana 081134237 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PERSEMBAHAN

Dengan rendah hati makalah sederhana ini

kupersembahkan untuk :

  

™ Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalui menyertaiku dengan

Roh Kudus-Nya dalam setiap perjalanan hidupku dan membuat segala sesuatu menjadi indah dan mungkin dalam setiap perjalanan ini.

  

™ Orang tuaku tercinta R. Bambang Untung dan Widayati, terima kasih

atas doa, dukungan, dan motivasi dari mamah-papah selama ini.

™ Adikku tersayang Encik yang telah memberikan semangat dan motivasi.

™ Mas Agus honey cinta yang selalu memberikan cinta, motivasi, semangat, serta doa tiada henti.

™ Rm. Alb Hartana, SJ atas motivasi serta dukungan yang telah diberikan

kepada penulis

  

™ Teman-temanku terkasih di SD Kanisius Gamping, terkhusus Bu Vino

yang selalu memberiku dorongan serta semangat untuk segera menyelesaikan skripsi ini dan kepada Bu Yuni terimakasih atas pengertian serta bantuan yang selama ini telah diberikan.

  ™ Pak Nyoman yang telah membantu dalam bidang TIK. ™ Ms. Emil yang membimbingku dalam pembuatan abstrak ™ Pembaca Budiman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

MOTTO

CAUSE I’VE DO MY VERY BEST, I PUT MY SPIRIT TO THE TEST

  Se ra hk a n se ga la k e k ha w a t ira nm u k e pa da -N ya se ba b I a ya ng m e m e liha ra k a m u (1 Pe t rus 5 :7 ) “Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan kamu akan menerimananya (Matius 21:22)

  

Win or Lose …Everyone Has Their Fight

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya sebuah karya ilmiah.

  Yogyakarta, 20 Desember 2011 Penulis

  Fialistiana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas sanata Dharma: Nama : Fialistiana Nomor Mahasiswa : 081134237

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

  

PENERAPAN CD INTERAKTIF MIYAKU SEBAGAI MEDIA

PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN MINAT

TERHADAP MATA PELAJARAN BAHASA JAWA POKOK

BAHASAN WAYANG KULIT PADA SISWA KELAS III SD

KANISIUS GAMPING SEMESTER GANJIL TAHUN

PELAJARAN 2011/2012 Dengan demikian saya memberikan kepeda Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

  mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 20 Desemberi 2011 Yang menyatakan Fialistiana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRAK

Fialistiana. 2011. Penerapan CD Interaktif MIYAKU Sebagai Media

Pembelajaran Untuk Meningkatkan Minat Terhadap Mata Pelajaran

Bahasa Jawa Pokok Bahasan Wayang Kulit Pada Siswa Kelas III SD

Kanisius Gamping Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012

  Masalah yang hendak diselesaikan melalui kegiatan penelitian ini adalah apakah pembelajaran dengan aplikasi media CD Interaktif MIYAKU dapat meningkatkan minat siswa kelas III SD Kanisisus Gamping pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011 terhadap mata pelajaran Bahasa Jawa pokok bahasan wayang kulit?

  Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), banyaknya siklus pada penelitian ini adalah dua siklus yang pada masing-masing siklus terdapat dua tindakan dengan menggunakan media CD Interaktif “MIYAKU”. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SD Kanisius Gamping Yogyakarta semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa angket minat yang dibuat oleh peneliti berdasarkan kisi-kisi yang tealah dikonsultasikan dengan ahlinya (expert judgement). Uji validitas instrument menggunakan jenis validitas isi (content validity). Analis data dilakukan dengan cara membandingkan skor tiap- tiap siswa dengan mean skor seluruh siswa. Siswa yang dikatakan mempunyai minat tinggi adalah siswa yang mempunyai skor angket diatas rata-rata kelas.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: pembelajaran Bahasa Jawa pokok bahasan wayang kulit dengan penerapan media CD Interaktif MIYAKU dapat meningkatkan minat siswa. Pada keadaan awal jumlah siswa yang mempunyai minat tinggi dalam mengikuti pelajaran Bahasa Jawa adalah 6 siswa atau dalam persentase adalah 23,08 % kemudian pada siklus I jumlah siswa yang mempunyai minat tinggi meningkat menjadi 14 siswa atau dalam persentase adalah 53,85% dan pada tindakan terakhir siklus II jumlah siswa yang mempunyai minat tinggi terhadap mata pelajaran Bahasa Jawa pokok bahasan wayang kulit kembali meningkat menjadi 19 siswa atau 73,03%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRACT

Fialistiana. 2011. The Using Of An Interactive MIYAKU CD As A Learning

Media To Increases The Interesting Of Javanese Lesson In The Leather

Puppet As A Major Topic Of Basic Study Of Students Clas III In SD

Kanisius Gamping Of The Odd Semester Of Acadermic Year 2011/2012.

  The problem that will be finished by this research whether the learning uses the interactive MIYAKU CD can increase the students interest of class III in SD Kanisius Gamping of the odd semester of academic year of 2011/2012 in the Javanese lesson of the leather puppet as a major topic ?

  This research is a Class Action Research. There are two cycles in this research. There are two action in each cycles by using Interactive “MIYAKU” CD as media. The subject of this research is the students class III in SD Kanisius Gamping Yogyakarta of the odd semester of academic year of 2011/2012. The collecting data of this research is the interest questionnaire made by the researcher based on grills that are consulted by the expert (expert judgement). The instrument validity test uses the content validity. The data analyze by comparing students score and the total of students mean score. The student have the high interest if they have the questionnaire score on the average class.

  The result of research shows that the use of the Interactive “MIYAKU” CD as media in the leather puppet as a major topic of Javanese lesson can increase the students interest. In the beginning there are 6 students or 23,08% that have high interest to join Javanese lesson. There is an increasing of students interesting in the cycle I. There are 14 students or 53,58% in this cycle.

  There is an increasing of students interesting in the last action of cycle II. There are 19 students or 73,03%. They have the high interesting of Javanese lesson in the puppet as a major topic.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas limpahan rahmat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Penerapan CD Interaktif MIYAKU Sebagai Media Pembelajaran Untuk

  

Meningkatkan Minat Terhadap Mata Pelajaran Bahasa Jawa Pokok

Bahasan Wayang Kulit Pada Siswa Kelas III SD Kanisius Gamping Semester

Ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012”. Makalah ini disusun untuk memenuhi

syarat kelulusan mahasiswa S1 PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Dalam penyusunan makalah tugas akhir ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Bapak Rohandi Ph. D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Bapak Drs. Puji Purnomo M. Si, selaku ketua program studi PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  3. Bapak Drs. YB. Adimassana M. A, selaku dosen pembimbing pertama tugas akhir yang telah meluangkan waktu untuk membimbing penulisan makalah ini.

  4. Bapak Drs. J. Sumedi selaku dosen penguji kami.

  5. Bapak Drs. Paulus Wahana, M. Hum.selaku dosen penguji kami.

  6. Rm. Albertus Hartana SJ atas motivasi dan dukungan yang diberikan kepada penulis.

  7. Ibu Ratna Wulandari A. Ma. Pd, selaku wali kelas III SD Kanisius Gamping.

  8. Guru-guru SD Kanisius Gamping yang telah membantu pelaksanaan penelitian sehingga dapat berjalan dengan lancar.

  9. Siswa-siswi kelas III SD Kanisius Gamping tahun pelajaran 2011/2012.

  10. Dosen PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakata yang dengan sabar telah membimbing dan mendidik penulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  11. Karyawan sekertariat PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah dengan ramah melayani penulis.

  12. Karyawan perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah melayani peminjaman buku, sehingga penulisan makalah ini dapat berjalan dengan lancar.

  13. Keluarga serta kekasihku tercinta yang selalu mendukungku dengan doa dan restunya.

  14. Teman-teman PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2008 yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu, terima kasih atas kebersamaan dan jalinan persaudaraan yang terajut selama ini.

  15. Serta semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam penyusunan makalah ini.

  Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini sangat diharapkan penulis.

  Penulis

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ........... vii ABSTRAK ....................................................................................................... viii

  ABSTRACT ....................................................................................................... ix

  KATA PENGANTAR ..................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN .........................................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah ...........................................................

  1 B. Perumusan Masalah ..................................................................

  3 C. Batasan Masalah .......................................................................

  3 D. Batasan Pengertian ...................................................................

  4 E. Pemecahan Masalah .................................................................

  5 F. Tujuan Penelitian ......................................................................

  5 G. Kegunaan ..................................................................................

  5

  BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................

  52 E. Pengumpulan Data....................................................................

  84 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  80 F. Pembahasan ..............................................................................

  75 E. Pertemuan Kedua Siklus 2 ........................................................

  70 D. Pertemuan Pertama Siklus 2 .....................................................

  65 C. Pertemuan Kedua Siklus 1 ........................................................

  63 B. Pertemuan Pertama Siklus 1 .....................................................

  63 A. Keadaan Awal ...........................................................................

  57 BAB IV TABULASI DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ..................................................................

  50 D. Rencana Penelitian ...................................................................

  9 A. Mata Pelajaran Bahasa Jawa…………………………………. 9

  49 C. Desain Penelitian ......................................................................

  49 B. Setting Penelitian ......................................................................

  49 A. Jenis Penelitian .........................................................................

  G. Hiptesis Tindakan .................................................................... 48 BAB III METODOLOGI ............................................................................

  43 F. Keterkaitan antara Minat Belajar dan Cd Interaktif MIYAKU……………………………………………………… 43

  39 E. Cd Interaktif MIYAKU ……………………………………….

  C. Teori Perkembangan Anak dan Pendidikan di Sekolah ……. 36 D. Media … ...................................................................................

  B. Minat......................................................................................... 23

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................

  88 A. Kesimpulan ...............................................................................

  88 B. Saran .........................................................................................

  89 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................

  90 LAMPIRAN ...................................................................................................... 92

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Alur Model Penelitian Tindakan Kelas .........................................

  50 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket Minat .................................................................

  59 Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Kondisi Awal ...................................................

  60 Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Siklus 1 ............................................................

  61 Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Siklus 2 ............................................................

  62 Tabel 3.6 Target Keberhasilan Peneliti .........................................................

  62 Tabel 4.1 Hasil Skor Angket Kondisi Awal ..................................................

  64 Tabel 4.2 Hasil Skor Angket Pertemuan Pertama Siklus 1 ...........................

  67 Tabel 4.3 Hasil Skor Angket Pertemuan Kedua Siklus 1 .............................

  72 Tabel 4.4 Hasil Skor Angket Pertemuan Pertama Siklus 2 ...........................

  77 Tabel 4.5 Hasil Skor Angket Pertemuan Kedua Siklus 2 .............................

  82 Tabel 4.6 Rekapitulasi Skor Angket Kondisi Awal, Siklus 1, Siklus 2 ........

  84 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Lampiran 1 Silabus Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan Pertama

  Siklus 1 Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa (LKS) beserta kuncinya Pertemuan Pertama

  Siklus 1 Lampiran 4 Angket Untuk Mengukur Minat Siswa Lampiran 5 Silabus Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan Kedua Siklus

  1 Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa (LKS) beserta kuncinya Pertemuan Kedua Siklus 1

  Lampiran 8 Angket Untuk mengukur Minat Siswa Lampiran 9 Silabus Lampiran 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan Pertama

  Siklus 2 Lampiran 11 Lembar Kerja Siswa (LKS) beserta kuncinya Pertemuan Pertama

  Siklus 2 Lampiran 12 Angket Untuk Mengukur Minat Siswa Lampiran 13 Silabus Lampiran 14 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan Kedua Siklus

  2 Lampiran 15 Lembar Kerja Siswa (LKS) beserta kuncinya Pertemuan Kedua Siklus

  2 Lampiran 16 Angket Untuk Mengukur Minat Siswa Lampiran 17 Foto Kegiatan Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Khazanah seni dan budaya Bangsa Indonesia sangatlah beraneka

  ragam. Ada berbagai macam adat istiadat dan seni budaya di seluruh penjuru nusantara. Semua itu merupakan kekayaan yang tak ternilai harganya. Dapat diambil sebagai contoh : seni tari, seni bangunan, seni kuliner, pakaian adat, dan bahkan juga permainan dan olah raga tradisional. Di antara sekian banyak seni budaya itu, ada budaya wayang yang tetap bertahan dari masa ke masa.

  Pada masa lalu seni wayang pernah mengalami kejayaan hingga terus dikembangkan menjadi berbagai jenis wayang seperti: wayang purwa pada

  zaman Kediri, wayang beber pada zaman Majapahit, hingga wayang kulit

  pada zaman Demak. Selain pada bentuk fisik, perkembangan wayang juga terjadi pada sektor kisah dan pesan moral yang dibawa. Hal itu membuat wayang kulit mencapai tingkat pencapaian kualitas seni yang demikian tinggi.

  Karena itulah Wayang sebagai warisan budaya yang adiluhung, pada tanggal 07 Nopember 2003 lalu telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai

  Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humaniora (Kompas, 17

  Mei 2005). Artinya wayang telah memperoleh pengakuan internasional sebagai karya peninggalan kemanusiaan bersifat lisan yang adiluhung.

  Apresiasi dari berbagai penjuru dunia juga berdatangan. Dapat diambil

  1  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2 sebagai contoh Laurie Sears, seorang dosen dari Amerika Serikat mengatakan bahwa wayang adalah a world of haunting beauty (wayang menyajikan seni keindahan / estetika yang menakjubkan). Peneliti Amerika James R. Brandon (1967) dalam bukunya Theatre in Southeast Asia, berkomentar bahwa wayang kulit purwa “not comic nor tragic but marvelous”. Atau Prof. Frans Magnis Suseno, seorang dosen filsafat asal Jerman yang telah menjadi warga Negara Indonesia dan mengaku jatuh cinta pada wayang kulit dan telah menulis beberapa buku tentang wayang.

  Kemudian dari hasil pengamatan awal saat kami membawakan materi wayang kulit kepada siswa kelas III Sekolah Dasar Kanisius Gamping semester ganjil tahun ajaran 2011/2012 terdapat perilaku siswa di kelas sebagai berikut :

  1. Siswa kelas III SD Kanisius Gamping berjumlah 26 ( dua puluh enam ) orang, yang terdiri dari 12 ( dua belas ) siswa laki – laki dan 16 ( enam belas ) siswa perempuan.

  2. Materi wayang kulit, bagi siswa kelas III SD Kanisius Gamping bukanlah materi yang menyenangkan. Pada umumnya siswa terlihat bosan pada materi pelajaran wayang kulit.

  3. Materi wayang kulit sulit diingat oleh siswa kelas III SD Kanisius Gamping karena karakter gambar wayang kulit yang mempunyai banyak kemiripan dan terlihat kurang jelas perbedaannya pada buku paket siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  3

  4. Siswa kelas III SD Kanisius Gamping hanya mengetahui serba sedikit mengenai wayang kulit ( nama tokoh, kepribadian dan watak tokoh, senjata yang dimilki tokoh, riwayat hidup tokoh)

  Sebagai jalan keluar untuk menumbuhkan minat siswa kelas III SD Kanisius pada semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 pada materi wayang kulit maka peneliti mencoba menggunakan media CD Interaktif Miyaku.

  Media CD Interaktif memiliki kelebihan sebagai sarana penyampaian materi daripada melalui media cetak ataupun penyampaian langsung / konvensional oleh guru. (Pembelajaran virtual: Perpaduan Indonesia-Malaysia, hal. 37 s.d. 42).

  B. Perumusan Masalah

  Masalah yang hendak dijawab melalui penelitian ini adalah Apakah penerapan CD Interaktif MIYAKU dapat meningkatkan minat siswa kelas III SD Kanisisus Gamping pada semester ganjil tahun ajaran 2011/2012 terhadap mata pelajaran Bahasa Jawa pokok bahasan wayang kulit?

  C. Batasan Masalah

  Masalah yang hendak dibahas adalah penerapan CD Interaktif MIYAKU sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan minat terhadap mata pelajaran Bahasa Jawa pokok bahasan wayang kulit pada siswa kelas III SD Kanisius Gamping semester ganjil tahun ajaran 2011/2012 .

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  4

D. Batasan Pengertian

  Dalam proposal ini yang dimaksud dengan :

  1. Minat adalah sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika bebas memilih (Hurlock 1993).

  2. Media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar ( Brigs dalam Sadiman, 2002 : 6 ).

  3. CD Interaktif MIYAKU adalah sebuah compact disc (cakram padat) mengenai program pembelajaran tentang wayang kulit yang berisi berbagai informasi dan gambar tokoh wayang kulit disertai permainan (games) tentang wayang kulit.

  4. Wayang kulit adalah gambar, boneka tiruan manusia yang terbuat dari kulit, kardus, seng, mungkin kaca gelas ( fiber glass ) yang melambangkan watak manusia.

  5. Mata Pelajaran Bahasa Jawa adalah muatan lokal yang diberikan dengan tujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut; (a) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika dan unggah- ungguh yang berlaku baik secara lisan maupun tulis, (b) menghargai dan bangga menggunakan bahasa Jawa sebagai sarana berkomunikasi dan sebagai lambang kebanggaan serta identitas daerah (c) memahami bahasa Jawa dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan (d) menggunakan bahasa Jawa untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial, (e) menikmati dan memanfaatkan karya sastra dan budaya Jawa untuk memperhalus budi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  5 pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa (f) menghargai dan membanggakan sastra Jawa sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia E.

   Pemecahan Masalah

  Masalah ini akan diselesaikan dengan penerapan media CD interaktif MIYAKU dalam pembelajaran Bahasa Jawa pokok bahasan wayang kulit.

  F. Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan CD Interaktif MIYAKU dapat meningkatkan minat siswa kelas III SD Kanisius Gamping semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012

  G. Kegunaan

  Manfaat yang akan diperoleh oleh anak-anak setelah kegiatan Penelitian selesai adalah :

  1. Manfaat bagi anak-anak :

  a. Anak-anak memiliki media untuk mengenal wayang dengan cara yang jauh lebih menyenangkan. Dengan tampilan gambar, warna, dan suara yang lebih menarik serta dipastikan anak akan lebih senang dan tertarik untuk mengenal wayang melalui media CD interaktif, dibandingkan mengenal langsung melalui pementasan ataupun dengan membaca buku ;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  6 b. Anak-anak memiliki media yang praktis untuk mendapatkan berbagai informasi tentang wayang kulit. Informasi mengenai kisah hidup tokoh wayang tertentu, tampilan wayang tertentu, ataupun suatu kisah tertentu akan dapat diperoleh dengan mudah hanya dengan menekan beberapa tombol ataupun menekan tombol mouse ;

  c. Anak-anak memiliki media untuk mengenal wayang dengan bahasa yang akrab di telinga mereka. Bila diinginkan, bahasa asli wayang (bahasa Jawa) juga dapat diperdengarkan, tetapi hal itu bersifat

  optional . Bahasa pengantarnya tetaplah bahasa Indonesia yang gaul dan ramah serta akrab di telinga anak-anak.

  d. Anak-anak memiliki media yang mudah dan murah untuk mengenal wayang sehingga dapat terjangkau oleh sekolah-sekolah guna memperkenalkan wayang kulit kepada anak-anak.

  2. Manfaat bagi para guru :

  a. Guru memiliki media yang secara ekonomis terjangkau untuk memperkenalkan seni wayang kulit kepada para siswa. Guru dapat menunjukkan berbagai bentuk tokoh wayang kulit beserta karakter suara, kisah masing-masing tokoh, cerita lakon tertentu, bahkan cuplikan film pementasan wayang kulit dengan CD interaktif,. Hal ini jauh lebih murah dibandingkan bila guru harus membeli alat peraga puluhan tokoh wayang kulit, atau membawa para murid menonton pertunjukan wayang, atau menyediakan buku-buku tentang wayang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  7 b. Guru memiliki media yang lebih menarik untuk memperkenalkan wayang kulit sehingga memudahkan menumbuhkan minat siswa terhadap wayang kulit. Siswa SD umumnya menyukai film, games, dan senang mencoba-coba memainkan program komputer. Pembelajaran wayang kulit yang dikemas dalam bentuk CD Interaktif akan sangat menarik bagi siswa SD, sehingga guru tidak perlu berusaha keras dalam menumbuhkan minat siswa mempelajari wayang kulit.

  c. Guru memiliki media yang lebih praktis dalam menyampaikan hal-hal mengenai wayang kulit. Berbagai jenis bentuk wayang kulit beserta karakter suara, kisah masing-masing tokoh, cerita lakon tertentu, bahkan cuplikan film pementasan wayang kulit dapat ditampilkan dengan mudah pada layar komputer (yang dapat juga dihubungkan ke perangkat infocus).

  d. Guru dimudahkan dalam tugasnya untuk melestarikan budaya lokal, khususnya budaya wayang kulit.

  3. Manfaat bagi orang tua :

  a. Orang tua terbantu dalam menanamkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam cerita wayang. Tampilan atau penjelasan mengenai sifat-sifat utama para tokoh wayang, atau cuplikan kisah wayang yang memiliki kandungan pesan moral akan dapat membekas pada sanubari siswa, misalnya nilai sopan santun / unggah-ungguh dan adat istiadat lokal, khususnya Jawa. Tampilan sikap sopan Dewi Shinta kepada Ramawijaya, atau sikap sopan Hanoman kepada Sugriwa dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  8 menginspirasi siswa untuk juga berlaku sopan santun dalam kehidupannya.

  b. Orang tua terbantu dalam melestarikan adat istiadat dan budaya local kepada generasi penerus.

  4. Manfaat bagi masyarakat, bangsa, dan Negara:

  a. Masyarakat, bangsa, dan Negara terbantu dalam membentuk kepribadian bangsa yang beradab.

  b. Masyarakat, bangsa, dan Negara terbantu dalam upaya melestarikan warisan leluhur, adat istiadat, seni, dan budaya lokal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Mata Pelajaran Bahasa Jawa Masyarakat Jawa memiliki bahasa Jawa sebagai salah satu ciri khas

  kearifan lokal (local wisdom) dan sarana berkomunikasi antar anggota masyarakat Jawa. Bahasa Jawa sarat nilai-nilai tata krama yang memberikan sumbangan terhadap pembentukan pribadi bangsa. Bahasa Jawa telah berusia lebih dari 1.025 th jika dihitung dari prasasti Sukabumi,

  25 Maret 804 (Teuw,1983). Bahkan hampir 2000 th bila dihitung dari 1 Sakaatau 78 Masehi (Hamengku Buwono X, 2001). Hingga saat ini bahasa Jawa masih dipakai 63 juta penutur.

  Sesuai dengan kedudukannya sebagai salah bahasa daerah, bahasa Jawa sebagai (1) lambang kebanggaan daerah, (2) lambang identitas daerah, (3) alat perhubungan di dalam keluarga dan masyarakat daerah, maka fungsi mata pelajaran bahasa Jawa adalah sebagai (1) sarana membina rasa bangga terhadap bahasa Jawa (2) sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya Jawa, (3) sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk meraih dang mengembangkan ilmu pengetahuan, tekhnologi dan seni, (4) sarana penyebarluasan pemakaian bahasa Jawa yang baik dan benar untuk berbagai keperluan dan menyangkut berbagai

  9  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  10 masalah, dan (5) sarana pemahaman budaya Jawa melalui kesusteraan Jawa.

  Sedangkan tujuan mata pelajaran bahasa Jawa sebagai muatan lokal supaya peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut; (a) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika dan unggah- ungguh yang berlaku baik secara lisan maupun tulis, (b) menghargai dan bangga menggunakan bahasa Jawa sebagai sarana berkomunikasi dan sebagai lambang kebanggaan serta identitas daerah (c) memahami bahasa Jawa dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan (d) menggunakan bahasa Jawa untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial, (e) menikmati dan memanfaatkan karya sastra dan budaya Jawa untuk memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa (f) menghargai dan membanggakan sastra Jawa sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia

  Ruang lingkup mata pelajaran muatan lokal bahasa Jawa mencakup komponen kemampuan berbahasa, kemampuan bersastra, kemampuan berbudaya yang meliputi aspek-aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

  Wayang sendiri telah ada dan berkembang sejak zaman kuno, sekitar tahun 1500an sebelum masehi, jauh sebelum agama dan budaya dari luar masuk ke Indonesia. Jadi dapat dikatakan bahwa wayang sesungguhnya adalah seni budaya asli Indonesia (Ensiklopedi wayang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  11 Indonesia I 1997:29). Saat itu nenek moyang Bangsa Indonesia masih menganut animisme dan dinamisme, dalam alam kepercayaan tersebut roh nenek moyang masih dianggap hidup dan mampu memberikan pertolongan. Dengan segala macam cara orang berusaha untuk menahan roh agar dapat tinggal di alam fana. Cara-cara yang ditempuh adalah (Bastomi 1992) :

  a. Menyediakan tempat khusus, yaitu di dalam rumah tinggal keluarga atau lingkungan sekitar yang dianggap gaib, misalnya di sendang, batu besar, pohon besar, atau kuburan ;

  b. Menyediakan waktu khusus untuk berkomunikasi, misalnya pada waktu malam-malam tertentu ketika roh sedang mengembara ; c. Melalui media orang yang sakti, yaitu orang-orang yang mampu berhubungan dengan hal yang dianggap gaib. Misalnya pimpinan desa,

  syaman , atau dukun.

  Roh nenek moyang ini, yang disebut “hyang” atau “eyang” atau

  “yang” dalam bahasa sansekerta, dapat dimintai pertolongan lewat media

  yang disebut “syaman” melalui sebuah ritual pemujaan. Moerdowo berpendapat dari kata sansekerta “hyang” atau “eyang” atau “yang” itulah kemudian muncul istilah “wayang” (Widya Dharma Nol. 16, Oktober 2005:77). Selanjutnya ritual pemujaan inilah yang diyakini merupakan asal mula pertunjukan wayang. Ritual kepercayaan menjadi jalannya pentas, dan syaman menjadi dalang (Ensiklopedi Wayang I 1997:30).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  12 Dalam perkembangannya wayang bersentuhan dengan unsur-unsur lain dan terus berkembang. Pertunjukan roh nenek moyang itu kemudian dikembangkan dengan cerita yang lebih berbobot yang diambil dari Kitab Ramayana dan Mahabarata. Selama abad X hingga XV yang termasuk

  zaman Hindu, wayang dikembangkan dalam rangka ritual agama dan

  pendidikan kepada masyarakat. Berbagai lakon cerita tentang wayang telah mulai ditulis. Karya sastra wayang mencapai puncaknya pada masa kerajaan Kediri, Singasari, dan Majapahit.

  Pada masa kerajaan Kediri (tahun 800 Masehi) Bahasa Jawa mengalami perkembangan yang pesat karena pengaruh bahasa Sanskerta.

  Sang Prabu Jayabaya yang bertakhta pada tahun 839 dengan Caka “Arum

  Gandaning Brahmana” mengarang Pustaka Raja Purwa. Bab 8 pada buku

  tersebut berjudul Serat Mahadarma, berisi cerita tentang riwayat nenek moyang dari tahun 701-800 caka. Serat Mahadarma ditulis pada daun rontal yang dilengkapi dengan gambar-gambar. Bentuk gambar meniru relief Candi Penataran yang memuat cerita Ramayana. Pada saat itulah lahir wayang Purwa.

  Dalam Serat Mahadarma terdapat 19 riwayat. Sang Prabu menyuruh Mpu Kanwa menyelesaikan bagian 9 yang berisi cerita tentang perkawinan Raden Arjuna dengan Dewi Sumbadra dan kemudian dengan Dewi Srikandi. Serat tersebut dinamai Serat Sapanti Parta, juga disebut Lakon Partakrama (853 Caka). Pada tahun 854 Caka Empu Kanwa diminta menulis bagian sebelas Serat Mahadarma yang berisi riwayat Raden

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  13 Arjuna bertapa di Gunung Indrakila sampai diangkat menjadi raja di Suralaya. Cerita ini disebut sebagai lakon Arjuna Wiwaha atau Mintaraga.

  Serat Mahadarma yang berupa cerita bergambar itu direntangkan pada tali menurut urutan sejarahnya. Untuk menyimpannya dimasukkan ke dalam peti kecil berukir. Pada hari ulang tahun Sang Prabu, wayang tersebut diperlihatkan kepada sanak keluarga dan isinya diceritakan sendiri oleh Sang Prabu. Pada saat itu Sang Prabu bertindak sebagai dalang yang menuturkan kisah pada wayang yang dikeramatkan.

  Seiring berjalannya waktu, gambar pada daun rontal dirasa oleh Sang Prabu ukurannya terlalu kecil. Kemudian Sang Prabu memerintahkan memperbesar gambar pada sehelai kulit sapi.Kulit sapi tersebut dibersihkan bulunya kemudian dipotong kecil-kecil berukuran 30 x 40 cm. Tiap lembaran gambar diukir tembus, dan sisa kulit sekeliling gambar dihilangkan. Tiap tiap gambar diberi pegangan dari bambu. Setelah berjumlah 50 lembar diberi nama Wayang Purwa dengan Caka

  “Candraning Wayang Wolu” (tahun 861 Caka). Disebut wayang purwa

  karena ceritanya diambil dari serat Pustaka Raja Purwa. Sedangkan bentuk-bentuk gambar mencontoh relief Candi Penataran di Jawa Timur.

  Purwa juga berarti Timur. sehingga dapat disimpulkan bahwa wayang purwa adalah ciptaan Sang Prabu Jayabaya dari Negeri Mamenang, Kediri, Jawa Timur.

  Pada saat itu pertunjukan wayang belum diiringi dengan gamelan, melainkan hanya diiringi dengan lagu “Sekar Ageng” atau tembang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  14 kidung. Wayang yang sedang diceritakan dipegang dan ditempelkan pada layar putih dan disorot lampu, sehingga dari belakang layar tampak bayangannya. Bayangan itulah yang dilihat oleh sanak keluarga dan kaum kerabat raja serta para abdi dalem. Dengan demikian yang dilihat adalah gerak-gerak bayangan gambar wayang. Pada zaman itu belum ada

  “sabet”, yaitu gerak-gerak tokoh wayang, karena tangan-tangan para

  tokoh masih menjadi satu dengan badannya. Sejak itu wayang purwa berkembang menjadi tontonan rakyat hingga zaman kerajaan Singasari.

  Pada zaman Majapahit (tahun 1166 Caka) wayang purwa hanya digemari oleh orang-orang desa. Prabu Brawijaya lebih suka pada wayang beber, yaitu wayang yang digambarkan pada sehelai kertas daruwang pranaraga. Satu lembar kertas memuat beberapa tokoh dalam satu cerita.

  Gambar wayang telah berwarna. Tiap lembar wayang digulung dan disimpan. Jika akan diceritakan kembali gulungan kertas “dibeber” (dibentangkan), sehabis diceritakan kemudian digulung kembali.

  Perubahan besar pada wayang mulai terjadi ketika agama Islam masuk di Indonesia pada abad XV yang bertepatan dengan berdirinya Kerajaan Demak. Pada zaman itu, ketika Raden Patah memerintah kerajaan, ia berminat sekali pada permainan wayang. Raden Patah sering menjadi dalang wayang beber. Tetapi para wali yang membawa ajaran Agama Islam membuat perubahan pada wayang. Perubahan utama adalah pada :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  15 a. Bentuk-bentuk tokoh wayang yang semula mendekati naturalis diubah bentuknya menjadi bentuk simbolis-artistis, karena dalam agama Islam tidak diperbolehkan adanya penggambaran tokoh secara naturalis. (Widya Dharma Nol. 16, Oktober 2005:78). Dalam penggambaran yang baru ini, bentuk wayang menjadi imajinatif dalam arti tidak seperti bentuk manusia.

  Seluruh anggota badan lengkap dan fungsional tetapi tidak proporsional. Walaupun tidak proporsional akan tetapi Sangat serasi, sehingga menimbulkan kesan yang indah sekali (Ensiklopedi wayang Indonesia I 1997:25).

  b. Penegasan waktu pertunjukan wayang yang ditetapkan pada malam hari mulai bakda isya' hingga menjelang subuh (7-8 jam). Hal ini didasari karena seni wayang dilandasi oleh nilai-nilai agama sejak zaman Hindu hingga Islam, maka pertunjukan wayang menjadi sangat kental nuansa religiusnya. Waktu pertunjukan dimaksud secara religius merupakan saat yang tepat untuk mendekatkan diri pada Tuhan, berbicara dan memikirkan hal-hal yang baik seraya memohon ridho Allah (Ensiklopedi wayang Indonesia I 1997:25).

  Peristiwa lahirnya wayang purwa kulit di demak ditandai dengan

  Caka “Sirna Suci Caturing Wong” (tahun 1440 Caka). Menurut

  Sastroamijoyo (1964:20-22) Sunan Kalijaga menciptakan Kayon atau Gunungan dengan Caka “Guru Dadi Sucining Jagad“ (tahun 1443 Caka).

  Selain itu Sunan Giri menciptakan tokoh wayang kulit yang pertama. Dari situlah wayang kulit disebut “ringgit”, artinya Sunan Giri yang nganggit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  16 (mencipta). Wayang ciptaan sunan Giri adalah Sang Hyang Girinata artinya Sunan Giri yang menata atau yang mengatur. Sang Hyang Girinata juga disebut Pramesti Guru dengan Caka “Dewa Dadi Ngecis Bumi” (tahun 1541 Caka).

  Demikianlah, wayang kulit purwa pada zaman Demak oleh para Wali dan pujangga Jawa direkayasa dan dibesut sedemikian rupa sehingga selain merupakan sarana hiburan yang menarik juga mampu dipakai sebagai sarana komunikasi massa dan dakwah agama Islam. Nilai-nilai wayang semakin diperkaya lagi dengan nilai-nilai yang bersumber dari Agama Islam. Demikian cermatnya para Wali dan pujangga Jawa saat itu dalam mengembangkan budaya wayang dan seni pedalangan sehingga seni budaya ini menjadi bernuansa Islami dan dapat selaras dengan perkembangan masyarakat pada masa itu.

  Berangkat dari perubahan besar tersebut, wayang terus berkembang pada zaman kerajaan Pajang, Mataram, Kartasura, Surakarta, hingga Yogyakarta. Boneka wayang pada zaman Mataram telah mengalami banyak perubahan.Wayang sebelum zaman Mataram, hanya ditatah pada bagian pakaiannya saja. Pada zaman ini muncul tatahan baru yang disebut tatahan “gempuran”, yaitu tatahan yang indah dan detail sampai ke rambut, serta peralatan pakaian sampai kain dodot, ditambah dengan hiasan keris, kecuali wayang dagelan dan wayang ricikan. Dua yang terakhir ini hanya ditatah secara “gayaman” yang ketelitiannya tatahannya kurang detail. Selanjutnya boneka wayang memperoleh bentuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  17 seperti sekarang ini yang menjadi lengkap sekali (berjumlah antara 200- 300 tokoh). Meskipun bersumber cerita dari kisah Mahabarata dan Ramayana yang notabene berasal dari India, tetapi telah banyak tokoh yang diciptakan oleh seniman Indonesia yang makin memperkaya dan memperjelas identitas keindonesiaannya. Dapat diambil sebagai contoh tokoh punakawan (Semar, Gareng, Petruk, Bagong dll.) yang tidak ditemukan dalam kisah Mahabarata di India, atau tokoh Antareja, Antasena, Wisanggeni, Gandamana, dll.

  Selanjutnya secara teknis kriya (seni pembuatan wayang), juga telah terjadi perkembangan yang luar biasa. Boneka wayang kulit yang terbuat dari kulit binatang (umumnya kulit kerbau atau sapi) pada perkembangan terakhir telah ditatah halus dengan model tatah

  “krawangan” atau tatah tembus. Tatah trawangan ini dimaksudkan agar

  bila disorot dengan lampu wayang dapat menerawang. Tatahan tersebut diperindah dengan sunggingan, yaitu pewarnaan dengan cat dan “prada” warna emas.

  Pada mulanya wayang dimaksudkan sebagai bayangan dari roh-roh leluhur. Tetapi pada zaman kerajaan Demak boneka wayang kulit tidak lagi dimaksudkan sebagai bayangan roh nenek moyang, sebab hal itu adalah larangan dalam agama Islam. Sejak saat itu boneka wayang kulit dimaksudkan sebagai lambang watak manusia. Kria tatah dan sunggingnya makin disempurnakan, bentuk tokoh diubah dan diimajinatifkan sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  18 bentuk tiap-tiap tokoh sangat sesuai dengan perwatakan yang digambarkan.

  Tatahan kria wayang kulit disebut gempuran, artinya tatahan tembus untuk semua bagian badan mulai dari ujung kaki sampai ujung rambut beserta seluruh pakaiannya. Hal ini dimaksudkan agar ketika diwayangkan dapat menghasilkan bayangan penuh pada layar putih, sehingga seluruh bentuk tokoh wayang terbayang jelas. Selain daripada itu, tatahan gempuran akan membuat wayang menjadi lebih indah.

  Mengenai pewarnaan / sunggingannya, digunakan warna-warna hitam, putih, coklat, biru, kuning, emas, dan hijau. Warna-warna itu disunggingkan dengan tatanan warna nuansa / gradasi. Wayang dibuat bertangan panjang sebagai usaha distorsi dan untuk memudahkan ketika memainkan, karena hanya tangan yang dapat digerakkan secara leluasa. Pakaian dan perhiasan pada tokoh wayang dimaksudkan untuk mendukung dan menguatkan perwatakan dari tokoh yang disimbolkan.

  Tokoh ksatria, putri, raksasa, bidadari, pendeta, dewa, dan lain sebagainya memiliki tempat dan kedudukan masing-masing. Oleh karena itu setiap tokoh dalam wayang kulit memang merupakan suatu gambaran atau lambang perangai, lambang watak, dan lambang budi. Watak keras dan kasar, watak angkara, watak halus, dan sebagainya memiliki gambaran tersendiri dan khas dari dunia pewayangan. Artinya semua yang ada dalam diri wayang mempunyai arti khusus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  19

  1. Nilai Falsafah Dalam Kisah Wayang Bahwa wayang dapat bertahan sekian lama salah satunya adalah karena kandungan nilai falsafahnya. Wayang tidak hanya tampil sebagai sarana hiburan (tontonan) semata, tetapi juga memiliki nilai budaya yang merupakan acuan moral luhur

  (tuntunan) menuju terwujudnya akhlaqul karimah. Wayang yang

  telah tumbuh dan berkembang sejak lama itu ternyata berhasil menyerap berbagai nilai keutamaan hidup yang terus dapat dilestarikan dalam berbagai pertunjukan wayang. Dalam setiap kisahnya selalu saja ada nilai budaya yang hendak dilestarikan.

  2. Penyebab Wayang Kalah Menarik Dibanding Hiburan Modern Bahwa saat ini pertunjukan wayang kulit tidak dapat bersaing dengan hiburan modern sebagai pemberi tontonan dan tuntunan,

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOMPETENSI MEMBACA CERITA WAYANG DENGAN CD INTERAKTIF SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MANDIRI UNTUK MATA PELAJARAN BAHASA JAWA SMP

0 27 123

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SD NAMIRA MEDAN.

0 3 35

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MATA PELAJARAN FISIKA PADA SISWA KELAS X SEMESTER GANJIL DI SMK NEGERI 1 BALIGE.

2 5 35

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN CD INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA POKOK BAHASAN ALAT INDERA.

0 3 31

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN BAHASA JAWA KELAS III SD NEGERI KARANGREJEK II GUNUNGKIDUL.

4 33 212

PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI POKOK BAHASAN PASAR.

0 3 17

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN SIKAP DEMOKRASI PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS III SD NEGERI PENDOWOHARJO SLEMAN.

0 0 213

PENERAPAN BELAJAR KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS III SD NEGERI KEPEK, PENGASIH, KULON PROGO TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 4 272

PENINGKATAN KETERLIBATAN SISWA DENGAN MEDIA LKS DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 20092010

0 0 138

MENINGKATKAN MINAT SERTA PRESTASI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN PENJUMLAHAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS DUA SD KANISIUS SOROWAJAN YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 20102011

0 4 236