Kajian hubungan antara pemahaman tentang khasiat dan efek samping obat tradisional dengan pemilihan produk obat tradisional yang dilakukan oleh sekelompok wanita di desa Maguwoharjo - USD Repository

  

KAJIAN HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN TENTANG KHASIAT

DAN EFEK SAMPING OBAT TRADISIONAL DENGAN PEMILIHAN

PRODUK OBAT TRADISIONAL YANG DILAKUKAN OLEH

SEKELOMPOK WANITA DI DESA MAGUWOHARJO

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

  Program Studi Ilmu Farmasi

  

Oleh :

Fransisca Desiana

NIM : 068114017

FAKULTAS FARMASI

  

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

KAJIAN HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN TENTANG KHASIAT

DAN EFEK SAMPING OBAT TRADISIONAL DENGAN PEMILIHAN

PRODUK OBAT TRADISIONAL YANG DILAKUKAN OLEH

SEKELOMPOK WANITA DI DESA MAGUWOHARJO

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

  Program Studi Ilmu Farmasi

  

Oleh :

Fransisca Desiana

NIM : 068114017

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

  

“Janganlah hendaknya kamu kuatir

tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah

dalam segala hal keinginanmu kepada

Allah dalam doa dan permohonan

dengan ucapan syukur” Filipi 4:6 Pengetahuan tanpa agama adalah lumpuh. Agama tanpa pengetahuan adalah buta.

  Albert Eistein Karya ini kupersembahkan untuk…… Yesus Kristus juru selamatku Bapak dan Ibuku yang sangat aku cintai Kakak-kakaku yang kusayangi Ponakan-ponakanku yang kusayangi Sahabat-sahabatku terbaikku dan Almamaterku

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Fransisca Desiana Nomor Mahasiswa : 068114017

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  

” Kajian Hubungan Antara Pemahaman Tentang Khasiat dan Efek Samping

Obat Tradisional Dengan Pemilihan Produk Obat Tradisional Yang

Dilakukan Oleh Sekelompok Wanita Di Desa Maguwoharjo” beserta

  perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 8 Juni 2010 Yang menyatakan ( Fransisca Desiana )

  

PRAKATA

  Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Bapa di surga atas kasih dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kajian Hubungan Antara Pemahaman Tentang Khasiat dan Efek Samping

  

Obat Tradisional dengan Pemilihan Produk Obat Tradisional yang

Dilakukan Oleh Sekelompok Wanita di Desa Maguwoharjo”. Penulis

  menyadari, bahwa penulisan skripsi ini bukanlah sesuatu hal yang mudah, hanya dengan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

  1. Rita Suhadi, M. Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sekaligus dosen penguji skripsi yang telah memberikan saran dan kritik yang bermanfaat sehingga penyusunan skripsi menjadi lebih baik.

  2. Yustina Sri Hartini, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing skripsi ini. Terima kasih atas bimbingan, arahan, kritik, saran dan kesabaran yang diberikan kepada penulis dari proses penyusunan skripsi hingga selesainya skripsi ini.

  3. Dr. C. J. Soegihardjo, Apt. selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan saran dan kritik yang bermanfaat bagi skripsi ini.

  4. Christine Patramurti, M.si., Apt. selaku dosen pembimbing akademis yang tak lupa memberikan nasihat dan dorongan.

  5. Drs. A. Tri Priantoro, M.For.Sc selaku dosen metodologi yang telah berkenan memberikan saran yang bermanfaat bagi skripsi ini.

  6. Teman-teman terbaik, Amelia Kristina, Anastasia Noveni dan Priska Firstya terima kasih atas semangat, bantuan dan hari-hari yang tak terlupakan.

  7. Teman-teman kuliah di Fakultas Farmasi Sanata Dharma, Dion Arga, Pius Perwita, Dian Verina Indriani, Yeni Christina, Heny Sulistyaningsih, Grace Litad.

  8. Teman-teman kos Elisabet Nita Maharani, Liztya Asoka, Anggoro Ningsih Rahayu, Fenty, Frida Mayasari, Kaesariana.

  9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

  Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

  Yogyakarta, 8 Juni 2010 Penulis

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 8 Juni 2010 Penulis

  Fransisca Desiana

  

INTISARI

  Penggunaan obat tradisional oleh masyarakat Desa Maguwoharjo tergolong tinggi. Hal ini terbukti dari minat masyarakat yang sangat tinggi terhadap penggunaan jamu dan pengetahuan masyarakat yang tergolong tinggi terhadap informasi dari kemasan jamu terkait khasiat, efek samping dan lain-lain. Untuk itu, perlu diteliti apakah ada kaitannya antara pemahaman masyarakat tentang khasiat dan efek samping dari obat tradisional dengan pemilihan obat tradisional.

  Penelitian ini termasuk penelitian non-eksperimental dengan rancangan survei analitik. Penelitian analitik ini termasuk dalam studi korelasi (correlation

  

study ) dan akan dilakukan penelaahan hubungan antara dua variabel pada suatu

situasi atau sekelompok subjek untuk melihat bagaimana hubungannya.

  Dari data hasil penelitian diketahui bahwa Ada hubungan antara pemahaman khasiat dengan pemilihan produk obat tradisional dan tidak ada hubungan antara pemahaman efek samping dengan pemilihan produk obat tradisional. Hubungan antara pemahaman khasiat dengan pemilihan produk bernilai yang bernilai positif, dengan korelasi yang cukup kuat, signifikan dan searah. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis koefisien korelasi (r) sebesar 0,355 > 0,25 – 0,5 dan nilai probabilitas atau nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,008 < 0,1.

  Kata kunci : hubungan, pemahaman khasiat, pemahaman efek samping

  pemilihan produk, obat tradisional

  

ABSTRACT

  The consuming of traditional medicine by women in Maguwoharjo is relatively high. It is proven by high society’s interest toward the consuming of traditional medicine and the knowledge toward the information of the package of

  

Jamu related to benefit and side-effect of traditional medicine, et cetera. This

  research investigated the correlation between women in Maguwoharjo understanding toward benefit and side-effect of traditional medicine and choice of traditional medicine product.

  This research is non-experimental research by anlytic survey which belongs to correlation study. The correlation between two variables on certain situation and samples was analyzed.

  The result showed there was a correlation between the understanding about the benefit of traditional medicine with the choice of positive traditional product with the relatively strong correlation, significant and directional and no correlation between the understanding about side-effect. The correlation can be seen from the analysis of coefficient correlation (r) values 0,355 > 0,25 – 0,5 and the probability value or Sig. value (2-tailed) values 0,008 < 0,1.

  Keyword: correlation, understanding of benefit, understanding of side-effect, product choice, and traditional medicine .

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................................. vi PRAKATA ...................................................................................................... vii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... ix

  INTISARI ......................................................................................................... x ABSTRACT ..................................................................................................... xi DAFTAR ISI .................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii

  BAB I. PENGANTAR ...................................................................................... 1 A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

  1. Perumusan Masalah................................................................................ 3

  2. Keaslian penelitian .............................................................................. 4

  3. Manfaat penelitian ............................................................................... 5

  B. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 5

  1. Tujuan umum ......................................................................................... 5

  2. Tujuan khusus ...................................................................................... 6

  BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 7 A. Obat Tradisional ........................................................................................... 7 B. Pemahaman ................................................................................................. 10 C. Teori Perilaku .............................................................................................. 12 D. Khasiat dan Efek Samping Obat Tradisional .............................................. 15 E. Landasan Teori ............................................................................................ 19 F. Hipotesis ...................................................................................................... 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 21 A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................................... 21 B. Variabel Penelitian ....................................................................................... 21 C. Hipotesis ....................................................................................................... 22 D. Definisi Operasional ..................................................................................... 23 E. Responden Penelitian ................................................................................... 24 F. Instrumen Penelitian ..................................................................................... 24 G. Tata Cara Penelitian ..................................................................................... 25

  1. Studi pustaka ........................................................................................... 25

  2. Analisis situasi ........................................................................................ 25

  a. Penentuan lokasi penelitian .............................................................. 25

  b. Perijinan ........................................................................................... 26

  3. Pembuatan kuesioner .............................................................................. 26

  a. Uji pemahaman bahasa .................................................................... 26

  b. Uji validitas ...................................................................................... 26

  4. Penyebaran kuesioner .............................................................................. 27

  5. Analisis data ............................................................................................ 28

  H. Keterbatasan penelitian ................................................................................ 28

  BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 29 A. Karakteristik Responden .............................................................................. 29

  1. Usia ......................................................................................................... 29

  2. Pendidikan ............................................................................................... 30

  3. Pekerjaan ................................................................................................. 31

  B. Pemahaman Khasiat dan Efek Samping ....................................................... 33

  C. Hubungan antara pemahaman tentang khasiat dan efek samping dengan pemilihan produk obat tradisional ................................................... 33

  1. Hubungan antara pemahaman tentang khasiat obat tradisional dengan pemilihan produk obat tradisional .......................................................... 34

  2. Hubungan antara pemahaman tentang khasiat obat tradisional dengan pemilihan produk obat tradisional .......................................................... 35

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 37 A. Kesimpulan................................................................................................... 37 B. Saran............................................................................................................. 38 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 39 LAMPIRAN......................................................................................................... 43 BIOGRAFI PENULIS......................................................................................... 66

  DAFTAR TABEL

  Tabel I. Lokasi penelitian di Desa Maguwoharjo .................................. 25 Tabel II. Kekuatan korelasi ..................................................................... 28 Tabel III. Hasil korelasi pemahaman khasiat dengan pemilihan produk obat tradisional ......................................................................... 34 Tabel IV. Hasil korelasi pemahaman efek samping dengan pemilihan

  Produk obat tradisional ............................................................. 35

  

DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1. Teori Aksi Weber dan Parson ..................................................... 13 Gambar 2 Proses pembentukan sikap dan tingkah laku .............................. 14 Gambar 3. Skema hubungan variabel penelitian ........................................... 22 Gambar 4. Karakteristik usia responden ....................................................... 29 Gambar 5. Karakteristik pendidikan responden ........................................... 30 Gambar 6. Karakteristik pekerjaan responden .............................................. 32

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Peta desa Maguwoharjo ............................................................... 43 Lampiran 2. Hasil uji reliabilitas kuesioner ..................................................... 44 Lampiran 3. Hasil uji validitas kuesioner ........................................................ 45 Lampiran 4. Tabel skor tiap butir pernyataan pada kuesioner ......................... 48 Lampiran 5. Nilai tiap butir pernyataan kuesioner tentang pemahaman khasiat dan efek samping obat tradisional pada tiap responden ..................................................................................... 49

  Lampiran 6. Nilai tiap butir penyataan kuesioner tentang pemilihan produk obat tradisional pada tiap responden .............................. 52 Lampiran 7. Kuesioner penelitian .................................................................... 55 Lampiran 8. Karakteristik responden penelitian di Desa Maguwoharjo .......... 58 Lampiran 9. Surat ijin BAPPEDA Kabupaten Sleman .................................... 61 Lampiran 10. Surat ijin Pemerintah Desa Maguwoharjo .................................. 62 Lampiran 11. Tabel nilai r .................................................................................. 63 Lampiran 12. Pemahaman khasiat obat tradisional oleh sekelompok wanita di Desa Maguwoharjo .................................................................. 64 Lampiran 13. Pemahaman efek samping obat tradisional sekelompok wanita di Desa Maguwoharjo .................................................................. 65

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Seseorang yang menderita sakit berarti kebutuhan fisiologisnya terganggu. Untuk mengembalikan keadaan tersebut menjadi lebih baik, umumnya pada orang

  yang menderita sakit timbul keinginan untuk sembuh. Keinginan ini terwujud dalam berbagai bentuk dan usaha antara lain dengan berobat ke dokter ataupun melakukan pengobatan sendiri (Sarwono, 1997). Selain melakukan pengobatan medis dengan berobat kedokter dan melakukan pengobatan sendiri, sumber pengobatan lain yang dilakukan adalah dengan pengobatan tradisional.

  Sebagian besar masyarakat memilih pengobatan sendiri untuk menanggulangi keluhannya. Pengobatan sendiri dapat diartikan sebagai pemilihan dan penggunaan obat (termasuk produk herbal dan tradisional) oleh individu untuk mengobati penyakit dan gejala yang dikenali (Anonim, 2004). Pengobatan sendiri menggunakan menggunakan obat tradisional dikenal dengan pengobatan tradisional.

  Dalam undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan bab I pasal 1 ayat (9) disebutkan bahwa : ”Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah berlaku di masyarakat”. Obat tradisional berdasarkan registrasinya dibedakan antara obat tradisional buatan pabrik, obat tradisional jamu gendong, dan obat tradisional buatan sendiri.

  Contoh produk obat tradisional yang beredar di Indonesia adalah dalam bentuk rajangan, serbuk, pil, dodol atau jenang, pastiles, kapsul, tablet, cairan obat dalam, sari jamu, parem, pilis dan tapel, koyok, cairan obat luar dan salep/krim (Anonim, 1994). Berdasarkan cara pembuatan serta jenis klaim penggunaan dan tingkat pembuktian khasiat, obat bahan alam Indonesia dikelompokkan menjadi 3 jenis obat tradisional yaitu jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka (Anonim, 2004).

  Penggunaan obat tradisional oleh masyarakat Indonesia masih tinggi, hal ini dibuktikan dari minat masyarakat di Desa Maguwoharjo sangat tinggi terhadap penggunaan jamu instan dan pengetahuan masyarakat terhadap informasi dari kemasan jamu terkait indikasi penggunaan, cara pemakaian, efek samping dan lain-lain juga tergolong tinggi (Wisely, 2008).

  Menurut Winata (2003) bagaimanapun juga tanaman obat sebagai bahan baku obat tradisional mengandung zat kimia yang dapat menimbulkan reaksi saat berinteraksi dengan tubuh sehingga mungkin saja menimbulkan efek samping atau efek yang merugikan.

  Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Wisely pada masyarakat di Desa Maguwoharjo tersebut, maka perlu dilakukan penelitian untuk melihat apakah ada suatu hubungan antara pemahaman masyarakat terhadap tradisional yang akan digunakan oleh masyarakat di Desa Maguwoharjo, dengan mengambil judul penelitian “Kajian Hubungan Antara Pemahaman Tentang Khasiat dan Efek Samping Obat Tradisional Dengan Pemilihan Produk Obat Tradisional Yang Dilakukan Oleh Sekelompok Wanita Di Desa Maguwoharjo”.

  Pada penelitian ini, responden yang dipilih adalah wanita, karena wanita lebih peduli terhadap kesehatannya sendiri dan kesehatan keluarga (Sarwono, 2007).

  Usia responden dibatasi dari usia 26 hingga umur 60 tahun karena seseorang yang berusia di atas 60 tahun memiliki kemampuan swamedikasi yang rendah (Holt dan Hall, 1990).

1. Perumusan Masalah

  a. Bagaimana karakteristik responden pengguna obat tradisional di Desa Maguwoharjo ?

  b. Adakah hubungan antara pemahaman tentang khasiat obat tradisional dengan pemilihan produk obat tradisional yang dilakukan oleh sekelompok wanita Desa Maguwoharjo ?

  c. Adakah hubungan antara pemahaman tentang efek samping obat tradisional dengan pemilihan produk obat tradisional yang dilakukan oleh sekelompok wanita Desa Maguwoharjo ?

  d. Bagaimanakah hubungan antara pemahaman tentang khasiat dan efek samping obat tradisional dengan pemilihan produk obat tradisional yang dilakukan oleh sekelompok wanita Desa Maguwoharjo?

2. Keaslian Penelitian

  Sejauh ini telah ditemukan penelitian yang sejenis, yaitu Wisely (2008) yang berjudul “Studi Tentang Pemahaman Obat Tradisional Berdasarkan Informasi Pada Kemasan dan Alasan Pemilihan Jamu Ramuan Segar atau Jamu Instan Pada Masyarakat Desa Maguwoharjo”. Penelitian yang dilakukan oleh Wisely (2008) difokuskan untuk mengetahui pemahaman masyarakat terhadap informasi pada kemasan obat tradisional yang meliputi logo, nomor ijin edar, nama produk, komposisi, cara pemakaian, khasiat, kontraindikasi, efek samping, nomor batch, dan keterangan kadaluwarsa serta untuk mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi atau alasan masyarakat di Desa Maguwoharjo dalam memilih jamu ramuan segar ataupun jamu instan.

  Penelitian lainnya yang sejenis, yaitu Widanenci (2007) yang berjudul “Persepsi Konsumen tentang Iklan Jamu Pelangsing di Televisi dan Pengaruhnya Terhadap Motivasi Pemilihan Jamu Pelangsing di Kalangan Pengunjung Tetap 5 Pusat Kebugaran di Kota Yogyakarta Periode Maret- Juni 2005”. Penelitian ini lebih menfokuskan pada peran suatu media elektronik yang dapat mempengaruhi persepsi seseorang sehingga dapat termotivasi untuk menggunakan suatu produk obat tradisional.

  Penelitian sejenis lainnya terkait efek samping, yaitu Gitawati dan Handayani (2008) yang berjudul “Profil Konsumen Obat Tradisional Terhadap Ketanggapan Akan Adanya Efek Samping Obat Tradisional” obat tradisional dan ketanggapannya atas kemungkinan adanya reaksi efek samping.

  Dalam Penelitian ini lebih difokuskan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman sekelompok wanita di Desa Maguwoharjo tentang khasiat dan efek samping obat tradisional dan hubungan antara pemahaman tentang khasiat dan efek samping obat tradisional tersebut dengan pemilihan produk obat tradisional yang dilakukan.

3. Manfaat Penelitian

  a. Manfaat teoritis : hasil penelitian ini kiranya dapat digunakan untuk menambah pengetahuan ilmu kefarmasian, terkait hubungan antara pemahaman tentang khasiat dan efek samping obat tradisional dengan pemilihan produk obat tradisional yang dilakukan oleh sekelompok wanita.

  b. Manfaat praktis : penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang hubungan antara pemahaman khasiat dan efek samping obat tradisional terhadap pemilihan produk obat tradisional oleh sekelompok wanita di Desa Maguwoharjo.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

  Memberi informasi tentang ada tidaknya hubungan antara pemahaman tentang khasiat dan efek samping obat tradisional dengan pemilihan produk obat

2. Tujuan khusus

  a. Mengetahui karakteristik responden pengguna obat tradisional di Desa Maguwoharjo.

  b. Mengetahui ada tidaknya hubungan antara pemahaman tentang khasiat obat tradisional dengan pemilihan produk obat tradisional yang dilakukan oleh sekelompok wanita di Desa Maguwoharjo.

  c. Mengetahui ada tidaknya hubungan antara pemahaman tentang efek samping obat tradisional dengan pemilihan produk obat tradisional yang dilakukan oleh sekelompok wanita di Desa Maguwoharjo.

  

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Obat Tradisional Menurut undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang besehatan bab I

  pasal 1 ayat (9) disebutkan bahwa : ”Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat”.

  Menurut Handayani dan Suharmiati (2002), sumber pembuat atau yang memproduksi obat tradisional, dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :

  1. Obat tradisional buatan sendiri Obat tradisional jenis ini merupakan akar dari pengembangan obat tradisional di Indonesia saat ini. Pada zaman dahulu, nenek moyang kita mempunyai kemampuan untuk menyediakan ramuan obat tradisional yang lebih mengarah kepada self care untuk menjaga kesehatan anggota keluarga serta penanganan penyakit ringan yang dialami oleh anggota keluarga. Sumber tanaman disediakan oleh masyarakat sendiri, baik secara individu, keluarga, maupun kolektif dalam suatu lingkungan masyarakat. Namun, tidak tertutup kemungkinan bahan baku dibeli dari pasar tradisional yang banyak menjual bahan jamu yang pada umumnya juga merupakan bahan untuk keperluan bumbu dapur masakan asli Indonesia.

  2. Obat tradisional berasal dari pembuat jamu / herbalist Penjual jamu gendong, peracik tradisional, tabib lokal dan sinshe, termasuk pembuat jamu herbalist.

  3. Obat tradisional buatan industri Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.246/Menkes/Per/V/1990,

  Industri obat tradisional digolongkan menjadi industri obat tradisional dan industri kecil obat tradisional berdasarkan total aset yang mereka miliki, tidak termasuk harga tanah dan bangunan. Dengan semakin maraknya obat tradisional, tampaknya industri farmasi mulai tertarik untuk memproduksi obat tradisional.

  Tetapi, pada umumnya yang berbentuk sediaan modern seperti bentuk tablet, kapsul, pil, salep dan krim.

  Sesuai dengan dengan regulasi pemerintah melalui Badan POM menetapkan pengaturan jenis obat bahan alam (tanaman) yang diproduksi oleh industri berdasarkan cara pembuatan serta jenis klaim penggunaan dan tingkat pembuktian khasiat, obat bahan alam Indonesia dikelompokkan menjadi 3, yaitu : a. Jamu atau obat tradisional Indonesia

  Jamu harus memenuhi kriteria aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan, klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris dan memenuhi persyaratan mutu yang berlaku. Jenis klaim penggunaan sesuai dengan jenis pembuktian tradisional dan tingkat pembuktiannya, yaitu tingkat pembuktian b. Obat Herbal Terstandar (OHT) Merupakan sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji pra klinik dan bahan bakunya telah distandarisasi. Obat Herbal Terstandar harus memenuhi kriteria, yaitu : (1) Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan, (2) klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah atau pra klinik, (3) telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi, dan (4) memenuhi persyaratan mutu yang berlaku. Jenis klaim penggunaan sesuai dengan tingkat pembuktian yaitu tingkat pembuktian umum dan medium.

  c. Fitofarmaka Merupakan sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji pra klinik dan uji klinik, bahan baku dan produk jadinya telah distandarisasi. Fitofarmaka harus memenuhi kriteria, yaitu: (1) Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan, (2) klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan uji klinik, (3) telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi, dan (4) memenuhi persyaratan mutu yang berlaku. Jenis klaim penggunaan sesuai dengan tingkat pembuktian, yaitu tingkat pembuktian medium dan tinggi. Pengujian manfaat atau khasiat terapi pada pedoman dan protokol standar yang dikeluarkan oleh Pemerintah dan WHO, khusus untuk obat baham alam.

  Pengobatan tradisional adalah pengobatan atau perawatan, baik asli ataupun yang berasal dari luar Indonesia, yang dilakukan dengan cara, obat, dan pengobatan yang mengacu kepada pengalaman dan keterampilan turun temurun, dan diharapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat (Anonim, 1995).

  Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan nomor: HK.00.05.4.1380 tentang pedoman cara pembuatan obat tradisional yang baik, dinyatakan bahwa :

  1. Setiap produsen obat tradisional dalam seluruh aspek dan rangkaian kegiatan memproduksi obat tradisional, wajib berpedoman pada Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik.

  2. Bagi Industri Obat Tradisional (IOT) diwajibkan telah menerapkan Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik dalam memproduksi Obat Tradisional selambat-lambatnya 1 Januari 2010 dan Bagi Industri Kecil Obat tradisional (IKOT) penerapan Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan industri (Anonim, 1995).

B. Pemahaman

  Menurut Bloom, pemahaman merupakan kemampuan untuk menangkap arti dari apa yang tersaji, kemampuan untuk menterjemahkan dari satu bentuk ke bentuk yang lain dalam kata-kata, angka ataupun interpretasi berbentuk penjelasan, ringkasan, prediksi, dan hubungan sebab akibat (Suparno, 2001).

  Sebelum tahap pemahaman, ada tahap yang dinamakan tahap eksposur. Pada tahap ini orang akan menerima informasi melalui panca indranya, salah satu karakteristik yang menonjol dari tahap ini adalah selektivitas. Orang akan lebih cenderung untuk memperhatikan rangsangan yang berkaitan dengan kebutuhan terbaru dan harapan mereka, sehingga orang lebih cenderung memperhatikan rangsangan yang menyimpang jauh dari biasanya (Mowen, 2002).

  Tahap selanjutnya adalah tahap perhatian, pada tahap ini mereka mengalokasikan kapasitas pemrosesan menjadi rangsangan. Apabila seseorang memberikan perhatian pada rangsangan, maka orang tersebut sangat sadar dengan penerimaan informasi. Seseorang pada awalnya akan mengevaluasi informasi yang diperolehnya untuk menentukan apakah hal itu cukup penting untuk diproses lebih jauh. Jika memang perlu, maka orang tersebut akan mengalokasikan sumber daya kognitif tambahan ke rangsangan dan menggeser ke tahap perhatian dari pemrosesan informasi (Mowen, 2002).

  Akhirnya baru tahap pemahaman, pada tahap ini mereka menyusun dan menginterpretasikan informasi untuk mendapatkan arti tentang informasi tersebut.

  Proses interpretasi dimulai selama tahap perhatian dan berlanjut setelahnya, di mana orang akan berusaha untuk memperoleh pemahaman tentang apa rangsangan itu dan bagaimana mereka harus bereaksi menghadapinya (Mowen, 2002).

C. Teori Perilaku

  Pada teori aksi yang dikenal sebagai teori bertindak, pertama kali dikembangkan oleh Max Weber yang berpendapat bahwa individu melakukan suatu tindakan berdasarkan atas pengalaman, persepsi, pemahaman, dan penafsiran atas suatu objek stimulus atau situasi tertentu. Teori ini dikembangkan oleh Talcott dan Parsons, yang menyatakan bahwa aksi merupakan respon mekanik terhadap suatu stimulus bukan perilaku, sedangkan perilaku adalah suatu proses mental yang aktif dan kreatif. Menurut Parsons yang utama bukanlah tindakan individu, melainkan norma-norma dan nilai- nilai sosial yang menuntun dan mengatur perilaku (cit, Sarwono, 1997).

  Kondisi objektif disatukan dengan komitmen kolektif terhadap suatu nilai akan mengembangkan suatu bentuk tindakan sosial tertentu. Parsons melihat bahwa tindakan individu dan kelompok dipengaruhi oleh tiga sistem, yaitu sistem sosial, sistem budaya, dan sistem kepribadian diri masing-masing individu. Keterkaitan individu dengan sistem sosialnya melalui status dan perannya. Individu menduduki suatu tempat tertentu dalam setiap sistem sosial dan bertindak sesuai dengan norma atau aturan yang dibuat oleh sistem aturan tersebut dan perilaku individu ditentukan pula oleh tipe kepribadiannya.

  Gambar 1. (a) Teori Aksi Weber dan (b) Parson (Sarwono, 1997)

  Secara lebih operasional, perilaku dapat diartikan suatu respon organisme atau seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subyek tersebut. Respon ini berbentuk dua macam, yakni :

  1. Bentuk pasif adalah respon internal, yaitu yang terjadi didalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain, misalnya berpikir, tanggapan atau sikap batin, dan pengetahuan.

  2. Bentuk aktif, yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi sacara langsung atau sudah tampak dalam bentuk tindakan yang nyata (Notoatmodjo, 1993).

  Terbentuknya suatu perilaku baru, terutama pada orang dewasa dimulai pada domain kognitif, dalam arti si subyek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi atau obyek di luarnya sehingga menimbulkan pengetahuan baru pada subyek tersebut, dan selanjutnya menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap si subyek terhadap obyek yang diketahuinya itu. Akhirnya rangsangan, yakni obyek yang telah diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut, akan manimbulkan respon lebih jauh lagi, yaitu berupa tindakan (action) terhadap atau sehubungan dengan stimulus atau obyek tadi. Namun demikian di dalam kenyataannya stimulus yang diterima oleh subyek dapat langsung manimbulkan tindakan. Artinya, seseorang dapat bertindak atau berperilaku baru tanpa terebih dahulu mengetahui makna dari stimulus yang diterimanya. Dengan kata lain, tindakan (practice) seseorang tidak harus didasari oleh pengetahuan atau sikap (Notoatmodjo, 1993).

  Gambar 2. Proses pembentukan sikap dan tingkah laku

  Setiap individu sejak lahir berada di dalam suatu kelompok, terutama kelompok keluarga. Dalam keterkaitannya dalam kelompok ini akan membuka kemungkinan untuk dipengaruhi dan mempengaruhi anggota kelompok-kelompok lain. Oleh karena pada setiap kelompok senantiasa berlaku aturan-aturan dan norma-norma sosial tertentu, maka perilaku setiap individu anggota kelompok berlangsung di dalam suatu jaringan normatif. Demikian pula terhadap perilaku individu tersebut terhadap masalah-masalah kesehatan (Notoatmodjo, 1993).

  Kosa dan Robertson mengatakan bahwa perilaku kesehatan individu cenderung dipengaruhi oleh kepercayaan orang yang bersangkutan terhadap kondisi kesehatan yang diinginkan, dan kurang berdasarkan pengetahuan biologi. Memang kenyataannya demikian. Setiap individu memiliki cara yang berbeda di dalam mengambil tindakan penyembuhan atau pencegahan, meskipun gangguan kesehatannya sama. Pada umumnya tindakan yang diambil berdasarkan penilaian individu atau mungkin dibantu oleh orang lain terhadap gangguan tersebut.

  Penilaian semacam ini menunjukkan bahwa gangguan yang dirasakan oleh individu manstimulasi dimulainya suatu proses sosial sikologis (Notoatmodjo, 1993).

D. Khasiat dan Efek Samping Obat Tradisonal

  Obat dikatakan berkhasiat apabila obat tersebut bisa memberikan efek sesuai yang diharapkan oleh penggunanya. Efek yang dimaksud dalam hal ini adalah efek terapi dari suatu obat untuk tujuan pemeliharaan kesehatan atau menyembuhkan suatu penyakit (Anonim, 2008).

  Efek samping adalah setiap reaksi atau akibat dari pengobatan atau terapi baik pengobatan modern maupun pengobatan tradisional yang efeknya tidak diinginkan dan memberikan gejala seperti mual dan mulut kering (Anonim, 2009)

  Menurut Winata (2003) sangat keliru bila mengganggap obat tradisional tidak memiliki efek samping, karena bagaimanapun tanaman obat sebagai bahan baku obat tradisional mengandung zat kimia yang dapat menimbulkan reaksi saat berinteraksi dengan tubuh.

  Efek yang tidak dikehendaki dari bahan obat tradisional disebabkan oleh senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam bahan obat maupun yang disebabkan oleh proses penyiapan bahan obat dan pembuatan obat tradisional. Akibat dari proses tersebut akan terjadi kontaminasi atau degradasi senyawa kimia kandungan bahan obat. Hal ini menyebabkan terjadinya efek yang tidak dikehendaki dari obat tradisional (Soediro, 2000).

  Efek samping obat tradisional relatif kecil jika digunakan secara tepat, yang meliputi :

  1. Kebenaran bahan Kebenaran bahan menentukan tercapai atau tidaknya efek terapi yang diinginkan, karena tanaman obat di Indonesia terdiri dari beragam spesies yang terkadang sulit untuk dibedakan satu dengan yang lain (Anonim, 2003).

  2. Ketepatan dosis Tanaman obat, seperti halnya obat buatan pabrik memang tak bisa dikonsumsi sembarangan. Tetap ada dosis yang harus dipatuhi, seperti halnya resep dokter. Buah mahkota dewa, misalnya, hanya boleh dikonsumsi dengan perbandingan 1 buah dalam 3 gelas air, sedangkan daun mindi baru berkhasiat menepis anggapan bahwa obat tradisional tak memiliki efek samping. Anggapan bila obat tradisional aman dikonsumsi walaupun gejala sakit sudah hilang adalah keliru. Hingga batas tertentu mungkin benar, tetapi bila sudah melampaui batas justru dapat membahayakan.

  3. Ketepatan waktu penggunaan Kunyit diketahui bermanfaat untuk mengurangi nyeri haid dan sudah turun-temurun dikonsumsi saat datang bulan, sedangkan bila diminum pada awal masa kehamilan beresiko menyebabkan keguguran. Hal ini menunjukkan bahwa ketepatan waktu penggunaan obat tradisional menentukan tercapai atau tidaknya efek yang diharapkan (Sastroamidjojo, 2001).

  4. Ketepatan cara penggunaan Satu tanaman obat dapat memiliki banyak zat aktif yang berkhasiat di dalamnya. Masing-masing zat berkhasiat kemungkinan membutuhkan perlakuan yang berbeda dalam penggunaannya. Sebagai contoh adalah daun kecubung jika dihisap seperti rokok bersifat bronkodilator dan dapat digunakan sebagai obat asma, jika diseduh dan diminum dapat menyebabkan keracunan / mabuk (Patterson dan Hagan, 2002).

  5. Ketepatan telaah informasi Ketidaktahuan bisa menyebabkan obat tradisional berbalik menjadi bahan jarak (Ricinus communis L) mengandung risin yang jika dimodifikasi dapat digunakan sebagai antikanker (Wang, et al., 1998).

  6. Tanpa penyalahgunaan Tanaman obat maupun obat tradisional relatif mudah untuk didapatkan karena tidak memerlukan resep dokter, hal ini mendorong terjadinya penyalahgunaan manfaat dari tanaman obat maupun obat tradisional tersebut. Contoh :

  a. Jamu peluntur untuk terlambatbulan sering disalahgunakan untuk pengguguran kandungan. Resiko yang terjadi adalah bayi lahir cacat, ibu menjadi infertil, terjadi infeksi bahkan kematian.

  b. Menghisap kecubung sebagai psikotropika.

  c. Penambahan bahan kimia obat

  7. Ketepatan pemilihan obat untuk indikasi tertentu Dalam satu jenis tanaman dapat ditemukan beberapa zat aktif yang berkhasiat dalam terapi. Rasio antara keberhasilan terapi dan efek samping yang timbul harus menjadi pertimbangan dalam pemilihan jenis tanaman obat yang akan digunakan dalam terapi (Bolcskei, et al., 1998).

E. Landasan Teori

  Penggunaan obat tradisional oleh masyarakat Indonesia masih tinggi, hal ini dibuktikan dari minat masyarakat di Desa Maguwoharjo sangat tinggi terhadap penggunaan jamu instan dan pengetahuan masyarakat terhadap informasi dari kemasan jamu terkait indikasi penggunaan, cara pemakaian, efek samping dan lain-lain juga tergolong tinggi (Wisely, 2008).

  Terbentuknya suatu perilaku seseorang diawali atau didasari oleh suatu pengetahuan (domain kognitif) yang diperoleh karena adanya suatu stimulus yang kemudian menimbulkan sikap di dalam batinnya dan mengarahkannya untuk mengambil suatu tindakan atau aksi sehubungan dengan stimulus yang ia peroleh.

  Suatu pengetahuan saja tidaklah cukup untuk mendasari suatu tindakan, karena pengetahuan hanya berupa ingatan seseorang terhadap suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Oleh karena itu, akan lebih baik jika suatu tindakan didasari oleh suatu pemahaman tentang suatu stimulus, karena pemahaman memiliki suatu makna yang lebih dalam, dimana jika seseorang memahami, maka ia akan mampu untuk manjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan meteri tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari (Notoatmodjo, 2007).

  Teori perilaku yang dipengaruhi suatu pemahaman diperkuat pula oleh berdasarkan atas pengalaman, persepsi, pemahaman, dan penafsiran atas suatu objek stimulus atau situasi tertentu (cit, Sarwono, 1997). Pengalaman seseorang terbatas pada apa yang telah di alami sebelumnya. Persepsi merupakan suatu sikap mengenal dan memilih berbagai objek yang didasarkan pada suatu pengalaman yang dihasilkan melalui indra penglihatan, pendengaran, penciuman, dan sebagaianya, sementara penafsiran hanya berupa perkiraan saja tanpa didasari suatu pengetahuan ataupun pemahaman (Notoatmodjo, 2007). Untuk itu, suatu tindakan yang tepat haruslah didasari alasan yang kuat dan benar terhadap suatu objek yang dituju, sehingga peranan pemahaman sangatlah penting dalam mengambil suatu tindakan yang benar-benar tepat terutama tindakan yang menyangkut kesehatan.

F. Hipotesis

  1. Ada hubungan antara pemahaman tentang khasiat obat tradisional dengan pemilihan produk obat tradisional yang dilakukan oleh sekelompok wanita di Desa Maguwoharjo.

  2. Ada hubungan antara pemahaman tentang efek samping obat tradisional dengan pemilihan produk obat tradisional yang dilakukan oleh sekelompok wanita di Desa Maguwoharjo.

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan instrumen, responden, dan

  besar responden serta lokasi penelitian yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Anastasia Noveni, yang berarti bahwa penelitian ini termasuk dalam penelitian tim. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Anastasia Noveni terletak pada variabel penelitian, rancangan penelitian, analisis data dan informasi yang ingin diperoleh.

  Penelitian yang berjudul ”Kajian Hubungan Antara Pemahaman Tentang Khasiat Dan Efek Samping Obat Tradisional Dengan Pemilihan Produk Obat Tradisional Yang Dilakukan Oleh Sekelompok Wanita Di Desa Maguwoharjo” ini adalah penelitian non eksperimental dengan rancangan survei analitik. Pada penelitian ini, peneliti mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan masyarakat itu terjadi, yaitu dengan melakukan analisis korelasi anatar fenomena antara faktor pemahaman khasiat dan efek samping obat tradisional dengan pemilihan produk obat tradisional (Praktiknya, 2001).

B. Variabel Penelitian

  1. Variabel bebas :

  a. Pemahaman khasiat obat tradisional oleh sekelompok wanita di Desa b. Pemahaman efek samping obat tradisional oleh sekelompok wanita di Desa Maguwoharjo.

  2. Variabel tergantung : pemilihan produk obat tradisional oleh sekelompok wanita di Desa Maguwoharjo.

  

Gambar 3. Skema hubungan variabel penelitian

C. Hipotesis

  1. Hipotesis terkait khasiat Hi : ada hubungan antara pemahaman tentang khasiat obat tradisional dengan pemilihan produk obat tradisional yang dilakukan oleh sekelompok wanita di Desa Maguwoharjo. Ho : tidak ada hubungan antara pemahaman tentang khasiat obat tradisional dengan pemilihan produk obat tradisional yang dilakukan oleh sekelompok wanita di Desa Maguwoharjo.

  2. Hipotesis terkait efek samping Hi : ada hubungan antara pemahaman tentang efek samping obat tradisional dengan pemilihan produk obat tradisional yang dilakukan oleh sekelompok wanita di Desa Maguwoharjo. Ho : tidak ada hubungan antara pemahaman tentang efek samping obat tradisional dengan pemilihan produk obat tradisional yang dilakukan oleh sekelompok wanita di Desa Maguwoharjo. Uji hipotesis akan dilakukan dengan kriteria sebagai berikut : 1. Jika probabilitas atau signifikansi < 0,1, Ho ditolak dan Hi diterima.

  2. Jika probabilitas atau signifikansi > 0,1, Ho diterima dan Hi ditolak (Sarwono, 2006).

D. Definisi Operasional

  1. Kajian : studi yang dilakukan untuk memperdalam atau mengetahui dengan lebih jelas tentang pemahaman terhadap khasiat dan efek samping obat tradisional dengan pemilihan produk obat tradisional pada masyarakat..

  2. Pemahaman : kemampuan responden untuk mengartikan, menangkap, menjelaskan mengenai obat tradisional.

  3. Khasiat : manfaat yang diharapkan dari obat tradisional sesuai dengan klaim khasiat dari obat tradisional tersebut.

  4. Efek samping : kejadian (efek) yang tidak sesuai dengan manfaat (khasiat) yang diharapkan dari obat tradisional.

  5. Obat tradisional : obat dengan bahan berupa bahan tumbuhan segar ataupun simplisia yang dibuat dengan cara diramu sehingga dihasilkan dalam berbagai bentuk seperti cairan ataupun serbuk kering, dengan klaim khasiat tertentu.

  6. Produk obat tradisional : obat tradisional (dapat berupa jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka) yang beredar di pasaran yang telah dikemas.