Kajian profil pemakaian dan pemahaman terhadap khasiat dan efek samping obat tradisional pada sekelompok wanita di desa Maguwoharjo - USD Repository

  

KAJIAN PROFIL PEMAKAIAN DAN PEMAHAMAN TERHADAP

KHASIAT DAN EFEK SAMPING OBAT TRADISIONAL PADA

SEKELOMPOK WANITA DI DESA MAGUWOHARJO

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

  Program Studi Ilmu Farmasi

  

Oleh :

Anastasia Noveni

NIM : 068114015

FAKULTAS FARMASI

  

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

  

KAJIAN PROFIL PEMAKAIAN DAN PEMAHAMAN TERHADAP

KHASIAT DAN EFEK SAMPING OBAT TRADISIONAL PADA

SEKELOMPOK WANITA DI DESA MAGUWOHARJO

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

  Program Studi Ilmu Farmasi

  

Oleh :

Anastasia Noveni

NIM : 068114015

FAKULTAS FARMASI

  

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

  “Bagi Dia yang duduk di atas tahta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!”

(Wahyu 5 : 13)

  

Apapun fakta yang ada di depan kita tidak lebih

penting dari pada sikap kita dalam

menghadapinya, karena itulah yang menentukan

keberhasilan atau kegagalan kita

  

(Norman Vincent Peale)

Kupersembahkan untuk…… Dia yang Terbaik, Termulia, Tercinta dan Berkuasa atas diriku, Tuhan Yesus Kristus Bunda Maria ibu pelindungku Orangtuaku yang sangat aku cintai My Lovely Pooh Evan Stephensky penyemangat hidupku Almamaterku

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Anastasia Noveni Nomor Mahasiswa : 068114015

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

“Kajian Profil Pemakaian dan Pemahaman Terhadap Khasiat dan Efek

Samping Obat Tradisional Pada Sekelompok Wanita di Desa Maguwoharjo”

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain

untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan

royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 8 Juni 2010 Yang menyatakan (Anastasia Noveni)

  

PRAKATA

  Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala penyertaan, kekuatan, kebijaksanaan, berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari, bahwa penulisan skripsi ini bukanlah sesuatu hal yang mudah, hanya dengan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Yustina Sri Hartini, M.Si., Apt. selaku Dosen Pembimbing dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih atas bimbingan, arahan, dan kesabaran yang diberikan kepada penulis selama menjadi pembimbing dalam proses penyusunan skripsi dari awal hingga selesainya skripsi ini.

  2. Rita Suhadi, M. Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan sekaligus Dosen Penguji skripsi yang telah memberikan saran sehingga penyusunan skripsi menjadi lebih baik.

  3. Dr. C. J. Soegihardjo, Apt. selaku Dosen Penguji skripsi yang telah memberikan saran dan kritik yang bermanfaat sehingga penyusunan skripsi menjadi lebih baik.

  4. Christine Patramurti, M.Si., Apt selaku Dosen Pembimbing Akademis yang selama masa perkuliahan memberikan motivasi kepada penulis.

  5. Drs. A. Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Dosen Metodologi Penelitian yang memberikan saran yang bermanfaat bagi skripsi ini.

  6. Sahabat-sahabat seperjuangan Amelia Kristina, Priska Firstya, Fransisca Desiana, Dion Arga Anggayasta. Terima kasih atas semangat, bantuan, dan segala pengalaman yang tak terlupakan dari awal semester hingga sekarang.

  7. Teman-teman farmasi angkatan 2006 Heni Sulistyaningsih, Frida Mayangsari, Yenni Christina, Pius Perwita Setyohadi, Grace Litad atas segala kebersamaan selama ini.

  8. Teman-teman kos tercinta Titien Christinawati, Ken Pradnya, Nana, Dewi Arlen, Kristin, Agnes Astieka, Santi, Anintia Mara Christy, Ipin terima kasih atas segala kebersamaan selama ini.

  9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

  Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

  Yogyakarta, 8 Juni 2010 Penulis

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 8 Juni 2010 Penulis

  Anastasia Noveni

  

INTISARI

  Masyarakat Indonesia masih menggunakan obat tradisional untuk mengatasi masalah kesehatan. Obat tradisional tersebut digunakan untuk meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan pemulihan kesehatan. Selain memiliki manfaat, obat tradisional juga diketahui memiliki efek samping. Pemakaian dan pemahaman masyarakat tentang khasiat dan efek samping obat tradisional berbeda-beda, sehingga perlu diteliti bagaimana profil pemakaian obat tradisional serta pemahaman masyarakat terhadap khasiat dan efek samping obat tradisional.

  Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan rancangan survei deskriptif. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Data diolah menggunakan teknik perhitungan persentase kemudian disajikan dalam bentuk diagram dan tabel.

  Dari hasil penelitian diketahui profil pemakaian obat tradisional pada sekelompok wanita di Desa Maguwoharjo terdiri dari sumber pengetahuan obat tradisional yang berasal dari keluarga/teman/kerabat (65,2%), membeli obat tradisional biasanya di warung (36,8%), alasan penggunaan karena berasal dari bahan alami (50,0%), tujuan untuk mengobati penyakit (36,0%), bentuk obat tradisional yang sering digunakan adalah tablet/pil/cairan (64,7%), responden tidak menggunakan obat tradisional bersama dengan obat lain (88,9%) serta memiliki persediaan obat tradisional (51,8%) dan responden merasakan sembuh setelah menggunakan obat tradisional (74,6%). Pemahaman terhadap khasiat obat tradisional tinggi karena mereka mengetahui khasiat obat tradisional yang mereka gunakan (88,9%). Pemahaman terhadap efek samping rendah dengan setuju bahwa obat tradisional tidak memiliki efek samping atau efek yang merugikan (72,2%), tidak setuju pernah merasakan kondisi tubuh menjadi semakin buruk setelah menggunakan obat tradisional (90,7%).

  

Kata kunci: obat tradisional, profil pemakaian, pemahaman, khasiat, efek

  samping

  

ABSTRACT

  The Indonesians still use traditional medicine to overcome their health problems. Those traditional medicines are used to improve their health, prevent illness, kill disease, cure disease, and recover their health. Traditional medicines not only have some benefits but also side-effects. The use of traditional medicine and people’s understanding toward the benefits but also side-effects are different. This research investigated the profile of the use of traditional medicine and people’s understanding toward the benefits and side-effects of traditional medicine.

  This research is non-experimental research which employed descriptive survey. The researcher used questionnaire as the research instrument. The data was analyzed by percentage then was described in form of diagram and table.

  The result showed that source of knowledge from family/friend/relative (65.2%), buy in a shop (36.8%), the use because the material is natural (50.0%), to cure disease (36.0%), the form of medicine often used tablet/pill/liquid (64.7%), consume without consuming other medicine (88.9%), have stock (51.8%), recover after consuming traditional medicine (74.6%). The understanding of traditional medicine benefits was high to know the traditional medicine benefits consumed (88.9%). On the other hand, the understanding of side-effect was low by agreeing that traditional medicine had no side-effect (72.2%) and did not agree that people never felt the health got worse after consuming the traditional medicine (90.7).

  

Key word: traditional medicine, consuming profile, understanding, benefit, side

  effect

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...………....... . vi PRAKATA ................................................................................................... vii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... ix

  INTISARI ..................................................................................................... x ABSTRACT ................................................................................................. xi DAFTAR ISI ................................................................................................ xii DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvi DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xviii BAB I. PENGANTAR .................................................................................

  1 A. Latar Belakang .......................................................................................

  1 1. Rumusan masalah ............................................................................

  3 2. Keaslian penelitian ...........................................................................

  4 3. Manfaat penelitian ............................................................................

  5 B. Tujuan Penelitian ..................................................................................

  6 1. Tujuan umum ...................................................................................

  6 2. Tujuan khusus ..................................................................................

  6

  BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA..........................................................

  7 A. Obat Tradisional .....................................................................................

  7 B. Pengobatan Tradisional ..........................................................................

  9 C. Pemahaman, Perilaku Kesehatan, dan Profil Pemakaian.........................

  12 D. Khasiat dan Efek Samping .....................................................................

  15 E. Keterangan Empiris…………………………………………………….

  19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................

  20 A. Jenis dan Rancangan Penelitian ..............................................................

  20 B. Variabel Penelitian………………………………………………………

  20 C. Definisi Operasional ................................................................................

  21 D. Responden Penelitian ………………………………………………….

  22 E. Instrumen Penelitian ...............................................................................

  22 F. Tata Cara Penelitian ................................................................................

  23 1. Studi pustaka ....................................................................................

  23 2. Analisis situasi ..................................................................................

  23 a. Penentuan lokasi penelitian……………………………………...

  23

  b. Perijinan…………………………………………………………

  24 3. Penyebaran kuesioner .......................................................................

  24 4. Analisis data……………………………………………………….

  25 G. Keterbatasan Penelitian .......................................................................

  25

  BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .....................................................

  26 A. Karakteristik Responden ..........................................................................

  26 1. Usia ...................................................................................................

  26 2. Pendidikan ........................................................................................

  27 3. Pekerjaan ………………...................................................................

  29 B. Profil Pemakaian Obat Tradisional..........................................................

  30 1. Pendapat responden tentang obat tradisional ...................................

  30 2. Sumber pengetahuan responden tentang obat tradisional.................

  31

  3. Pemakaian obat tradisional .....................................................……

  33

  a. Tempat pembelian obat tradisonal………….…………………

  33 b. Alasan dan tujuan pemakaian obat tradisional………………..

  34 c. Bentuk dan cara pemakaian obat tradisional………………….

  36 d. Frekwensi pemakaian obat tradisional………………………...

  37 e. Pemakaian obat tradisional bersama dengan obat lain………..

  38

  f. Persediaan dan tempat penyimpanan obat tradisional…………

  39 4. Hasil dari pemakaian obat tradisional..............................................

  40 a. Efek setelah pemakaian obat tradisional……………………….

  40 b. Pengalaman responden setelah pemakaian obat tradisional…....

  42 C. Pemahaman Terhadap Khasiat dan Efek Samping Obat Tradisional....

  42 1. Pemahaman khasiat obat tradisional .............................................

  42 2. Pemahaman efek samping obat tradisional.....................................

  44

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................

  46 A. Kesimpulan.............................................................................................

  46 B. Saran........................................................................................................

  47 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................

  48 LAMPIRAN..................................................................................................

  51 BIOGRAFI PENULIS..................................................................................

  66

  

DAFTAR TABEL

Tabel I. Lokasi penelitian di Desa Maguwoharjo....................................

  24 Tabel II. Pengalaman obat tradisional yang dilakukan responden..........

  41 Tabel III. Pemahaman khasiat obat tradisional oleh responden………….

  43 Tabel IV. Pemahaman efek samping obat tradisional oleh responden.......

  45

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Teori aksi Weber dan Parson………………………………….

  14 Gambar 2. Karakteristik usia responden .....................................................

  26 Gambar 3. Karakteristik tingkat pendidikan responden ..............................

  27 Gambar 4. Karakteristik pekerjaan responden………………….................

  29 Gambar 5. Pendapat responden tentang obat tradisional….........................

  31 Gambar 6. Sumber pengetahuan responden tentang obat tradisional .........

  32 Gambar 7. Tempat pembelian obat tradisional .........................................

  34 Gambar 8. Alasan pemakaian obat tradisional……………………..........

  35 Gambar 9. Tujuan pemakaian obat tradisional…………….....................

  36 Gambar 10.Bentuk obat tradisional yang digunakan responden..................

  37 Gambar 11.Frekwensi pemakaian obat tradisional ....................................

  38 Gambar 12.Tempat penyimpanan obat tradisional ....................................

  39 Gambar 13.Efek setelah pemakaian obat tradisional..................................

  40

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Peta Lokasi penelitian di Desa Maguwoharjo.......................

  51 Lampiran 2. Kuesioner penelitian………………………………………..

  52 Lampiran 3. Karakteristik responden di Desa Maguwoharj……….…….

  56 Lampiran 4. Hasil kuesioner profil pemakaian obat tradisional..………..

  58 Lampiran 5. Hasil kuesioner pemahaman khasiat obat tradisional………

  62 Lampiran 6. Hasil kuesioner pemahaman efek samping obat tradisional..

  63 Lampiran 7. Surat ijin BAPEDA Kabupaten Sleman…………………….

  64 Lampiran 8. Surat ijin Pemerintah Desa Maguwoharjo….........................

  65

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun

  sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh masyarakat di Indonesia untuk menjadi sehat adalah dengan menggunakan obat tradisional atau sering disebut pengobatan tradisional. Pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan dan atau perawatan dengan cara dan obat yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun temurun secara empiris yang dapat dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat (Anonim, 2009 b).

  Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat (Anonim, 2009 b). Obat tradisional yang beredar di pasaran bentuknya bermacam-macam. Contoh obat tradisional yang beredar di Indonesia adalah dalam bentuk rajangan, serbuk, pil, dodol atau jenang, pastiles, kapsul, tablet, cairan obat dalam, sari jamu, parem, pilis dan tapel, koyok, cairan obat luar dan salep/krim (Anonim, 1994). Penggunaan obat tradisional oleh masyarakat Indonesia masih tinggi, secara turun temurun obat tradisional telah digunakan antar generasi. Obat tradisional sudah menjadi tradisi budaya dalam mengatasi masalah kesehatan oleh masyarakat baik yang di kota maupun yang di desa (Handayani dan Suharmiati, 2002). Pemakaian obat tradisional tersebut bisa bermacam-macam sehingga perlu diteliti bagaimana profil pemakaian obat tradisional di masyarakat.

  Obat tradisional tidak hanya bermanfaat untuk pengobatan (kuratif), tetapi juga bermanfaat dalam peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) (Soedibyo, 1998). Efek samping obat tradisional sudah diketahui berabad-abad silam. Tetapi jika dibandingkan dengan obat modern, angka efek samping obat tradisional lebih kecil sehingga akhir-akhir ini lebih mempopulerkan pengobatan obat tradisional di kalangan masyarakat (Agoes, 1993). Pemahaman masyarakat tentang khasiat dan efek samping obat tradisional berbeda-beda, sehingga memungkinkan terjadinya penggunaan yang tidak tepat, oleh sebab itu perlu diteliti bagaimana pemahaman masyarakat terhadap khasiat dan efek samping.

  Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Sanata Dharma melaporkan bahwa masyarakat pembeli obat tradisional kios jamu di Yogyakarta lebih sering menggunakan obat tradisional daripada obat modern (Ningsih, 2005). Diketahui juga minat masyarakat Desa Maguwoharjo sangat tinggi terhadap penggunaan jamu instan dan pengetahuan masyarakat Desa Maguwoharjo terhadap informasi dari kemasan jamu terkait indikasi penggunaan, cara pemakaian, efek samping dan lain-lain juga tergolong tinggi (Wisely, 2008).

  Responden yang dipilih adalah wanita, karena wanita lebih peduli terhadap kesehatannya sendiri dan kesehatan keluarga (Sarwono, 2007). Usia responden dibatasi hingga umur 60 tahun karena seseorang yang berusia di atas 60 tahun memiliki kemampuan swamedikasi yang rendah (Holt dan Hall, 1990).

  Sedangkan usia minimal adalah 26 tahun karena pada usia tersebut seseorang diharapkan dapat menentukan dan bertanggungjawab sendiri dalam pengobatan tradisional yang dilakukan.

  Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya terhadap masyarakat pengguna obat tradisional di Yogyakarta khususnya masyarakat Maguwoharjo, maka perlu dilakukan penelitian “Kajian Profil Pemakaian dan Pemahaman Terhadap Khasiat dan Efek Samping Obat Tradisional Pada Sekelompok Wanita di Desa Maguwoharjo”.

1. Rumusan Masalah

  a. Bagaimana karakteristik responden yang menggunakan obat tradisional di Desa Maguwoharjo ?

  b. Bagaimana profil pemakaian obat tradisional oleh sekelompok wanita di Desa Maguwoharjo ?

  c. Bagaimana pemahaman sekelompok wanita di Desa Maguwoharjo terhadap khasiat dan efek samping obat tradisional ?

2. Keaslian Penelitian

  Sejauh ini telah ditemukan penelitian yang sejenis, yaitu Ningsih (2005) yang berjudul “Perilaku Pengguna Obat Tradisional pada Pengunjung Kios Jamu di Kota Yogyakarta Periode Desember 2004-Februari 2005 : Kajian Motivasi, Pengetahuan dan Penggunaan” dan Wisely (2008) yang berjudul “Studi Tentang Pemahaman Obat Tradisional Berdasarkan Informasi Pada Kemasan dan Alasan Pemilihan Jamu Ramuan Segar atau Jamu Instan Pada Masyarakat Desa Maguwoharjo”. Penelitian Ningsih (2005) memfokuskan pada motivasi penggunaan obat tradisional, pengetahuan terhadap bahan penyusun (komposisi) dan kegunaannya, waktu kadaluarsa, efek samping, peringatan, dan larangan obat tradisional yang digunakan, serta gambaran penggunaan obat tradisional oleh pengunjung kios jamu di Kota Yogyakarta. Sedangkan Wisely (2008) memfokuskan penelitiannya untuk mengetahui pemahaman masyarakat terhadap informasi pada kemasan obat tradisional yang meliputi logo, nomor ijin edar, nama produk, komposisi, cara pemakaian, khasiat, kontraindikasi, efek samping, nomor batch, dan keterangan kadaluwarsa serta untuk mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi atau alasan masyarakat di Desa Maguwoharjo dalam memilih jamu ramuan segar ataupun jamu instan.

  Penelitian lain yang sejenis, yaitu Gitawati dan Handayani (2008) yang berjudul “Profil Konsumen Obat Tradisional Terhadap Ketanggapan Akan Adanya Efek Samping Obat Tradisional” lebih memfokuskan untuk mengetahui profil konsumen yang menggunakan obat tradisional, dan ketanggapan atas kemungkinan adanya reaksi efek samping. Dalam Penelitian ini lebih difokuskan untuk mengetahui profil pemakaian obat tradisional terkait dengan pendapat tentang obat tradisional, sumber pengetahuan tentang obat tradisional, pemakaian obat tradisional dan hasil setelah pemakaian obat tradisional oleh sekelompok wanita di Desa Maguwoharjo serta untuk mengetahui pemahaman sekelompok wanita di Desa Maguwoharjo terhadap efek samping dan khasiat obat tradisional.

3. Manfaat Penelitian

  a. Manfaat Teoritis : hasil penelitian dapat digunakan untuk menambah pengetahuan ilmu kefarmasian terkait dengan penggunaan obat tradisional.

  b. Manfaat Praktis : hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang bagaimana profil pemakaian dan pemahaman terhadap khasiat dan efek samping obat tradisional yang nantinya dapat dijadikan sebagai dasar dalam meningkatkan pelayanan obat tradisional di masyarakat Desa Maguwoharjo.

B. Tujuan Penelitian

  1. Tujuan umum

  Memberi informasi mengenai profil pemakaian obat tradisional dan pemahaman terhadap obat tradisional di masyarakat desa sekarang ini.

  2. Tujuan khusus

  a. Memberikan informasi karakteristik responden yang menggunakan obat tradisional di Desa Maguwoharjo.

  b. Mengetahui profil pemakaian obat tradisional terkait dengan pendapat responden tentang obat tradisional, sumber pengetahuan tentang obat tradisional, pemakaian obat tradisional dan hasil setelah pemakaian obat tradisional oleh sekelompok wanita di Desa Maguwoharjo.

  c. Mengetahui pemahaman sekelompok wanita di Desa Maguwoharjo terhadap efek samping dan khasiat obat tradisional.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obat Tradisional Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan

  tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat (Anonim, 2009 b).

  Terdapat perbedaan yang mencolok antara obat tradisional dengan obat modern dilihat dari bahan pembuatnya. Obat tradisional terbuat dari berbagai macam tubuh-tumbuhan, bahan hewan ataupun bahan mineral yang langsung diambil dari alam, sedangkan obat modern dihasilkan dari senyawa bahan kimia sintesis (Anonim, 2000). Orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaan pengobatan tradisional, disebut sebagai Pengobatan Tradisional yang biasa disingkat Batra (Agoes, 1993).

  Berdasarkan sumber pembuat atau yang memproduksi obat tradisional, obat tradisional dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :

1. Obat tradisional buatan sendiri

  Obat tradisional jenis ini merupakan akar dari pengembangan obat tradisional di Indonesia saat ini. Pada zaman dahulu, nenek moyang kita mempunyai kemampuan untuk menyediakan ramuan obat tradisional yang lebih mengarah kepada self care untuk menjaga kesehatan anggota keluarga serta penanganan penyakit ringan yang dialami oleh anggota keluarga. Sumber tanaman disediakan oleh masyarakat sendiri, baik secara individu, keluarga maupun kolektif dalam suatu lingkungan masyarakat. Namun, tidak menutup kemungkinan bahan baku dibeli dari pasar tradisional yang banyak menjual bahan jamu yang pada umumnya juga merupakan bahan untuk keperluan bumbu dapur masakan asli Indonesia (Handayani dan Suharmiati, 2002).

  2. Obat tradisional berasal dari pembuat jamu/herbalist

  Yang termasuk pembuat jamu/herbalist yaitu pembuat sekaligus penjual jamu gendong, tabib lokal dan sinshe. Pembuat jamu gendong merupakan salah satu penyedia obat tradisional dalam bentuk cairan minum yang sangat digemari masyarakat. Pembuat jamu lainnya yaitu tabib lokal, biasanya melaksanakan praktik pengobatan dengan menyediakan ramuan dengan bahan alam yang berasal dari bahan lokal, sedangkan sinshe merupakan pembuat obat tradisional yang berasal dari etnis Tionghoa yang melayani pengobatan menggunakan ramuan obat tradisional bersumber dari pengetahuan Cina. Pada umumnya sinshe menggunakan bahan-bahan yang berasal dari Cina meski tidak jarang juga dicampur dengan bahan lokal yang sejenis dengan yang dijumpai di Cina (Handayani dan Suharmiati, 2002).

  3. Obat tradisional buatan industri

  Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.246/Menkes/Per/V/1990, Industri obat tradisional digolongkan menjadi industri obat tradisional dan industri kecil obat tradisional berdasarkan total aset yang mereka miliki, tidak termasuk harga tanah dan bangunan. Dengan semakin maraknya obat tradisional, tampaknya industri farmasi mulai tertarik untuk memproduksi obat tradisional. Pada umumnya yang berbentuk sediaan modern seperti bentuk tablet, kapsul, pil, salep, krim (Handayani dan Suharmiati, 2002).

  WHO merekomendasikan penggunaan obat tradisional termasuk herbal dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit, terutama untuk penyakit kronis, penyakit degeneratif dan kanker. WHO juga mendukung upaya-upaya dalam peningkatan keamanan dan khasiat dari obat tradisional (Anonim, 2003).

  Obat herbal telah diterima secara luas di hampir seluruh Negara di dunia. Menurut WHO, negara-negara di Afrika, Asia dan Amerika Latin menggunakan obat herbal sebagai pelengkap pengobatan primer yang mereka terima. Bahkan di Afrika, sebanyak 80% dari populasi menggunakan obat herbal untuk pengobatan primer (Anonim, 2003).

  Faktor pendorong terjadinya peningkatan penggunaan obat herbal di negara maju adalah usia harapan hidup yang lebih panjang pada saat prevalensi penyakit kronik meningkat, adanya kegagalan penggunaan obat modern untuk penyakit tertentu di antaranya kanker serta semakin luas akses informasi mengenai obat herbal di seluruh dunia (Sukandar, 2006).

B. Pengobatan Tradisional

  Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional di Indonesia telah dilakukan oleh nenek moyang kita sejak berabad-abad yang lalu terbukti dari adanya naskah lama pada daun lontar Husodo (Jawa), Usada (Bali), Lontarak pabbura (Sulawesi Selatan), dokumen Serat Primbon Jampi, Serat Racikan Boreh Wulang Dalem dan relief candi Borobudur yang menggambarkan orang sedang meracik obat (jamu) dengan tumbuhan sebagai bahan bakunya (Sukandar, 2006).

  Pengobatan tradisional di Indonesia telah lama dimanfaatkan oleh Bangsa Indonesia. Tradisi meracik dan meminum jamu sudah membudaya pada masa periode kerajaan Hindu-Jawa. Hal ini dibuktikan dengan adanya pahatan di beberapa candi, antara lain candi Borobudur. Di candi tersebut terdapat beberapa lukisan tanaman obat, cara mengolah dan cara memanfaatkannya (Soedibyo,1998).

  Pengobatan tradisional dalam konteks ini adalah pengobatan menggunakan obat tradisional yang sejak zaman dahulu memegang peranan penting dalam menjaga kesehatan, mempertahankan stamina, dan mengobati penyakit. Obat tradisional masih berakar kuat dalam kehidupan masyarakat sampai saat ini (Soedibyo, 1998).

  Pengobatan tradisional ialah kumpulan pengetahuan atau tindakan atau cara pengobatan, berdasarkan kepada kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang pada umumnya bersifat turun temurun, empiris, menjadi rahasia keluarga yang kemanjurannya terbukti serta dipercaya lingkungan. Pengobatan tradisional adalah semua upaya pengobatan dengan cara lain di luar ilmu kedokteran berdasarkan pengetahuan yang berakar pada tradisi tertentu (Agoes, 1993).

  Pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan dan atau perawatan dengan cara dan obat yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun temurun secara empiris yang dapat dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat (Anonim, 2009 b).

  Masyarakat yang memanfaatkan upaya pengobatan tradisional secara umum dapat dikelompokkan ke dalam tiga bentuk, yaitu : (a) Kelompok masyarakat yang memanfaatkan pengobatan tradisional sebagai pertolongan pertama, artinya masyarakat tersebut apabila sakit akan mengobati penyakitnya dengan cara pengobatan tradisional baru kemudian apabila penyakitnya tidak sembuh kemudian berobat ke sarana pengobatan formal (modern),

  (b) kelompok masyarakat yang memanfaatkan pengobatan tradisional secara bersamaan dengan pengobatan formal (modern), artinya masyarakat tersebut apabila sakit akan mengobati penyakitnya dengan cara pengobatan tradisional disamping pengobatan formal (modern),

  (c) kelompok masyarakat yang memanfaatkan pengobatan alternatif terakhir, artinya apabila mereka menderita sakit setelah diupayakan dengan pengobatan formal (modern) ternyata tidak sembuh, mereka akan memanfaatkan cara pengobatan tradisional (Azwar dan Jakob, 1993).

C. Pemahaman, Perilaku Kesehatan, dan Profil Pemakaian

  Pemahaman adalah proses, perbuatan atau cara memahami, dan memahamkan. Menurut Bloom, pemahaman merupakan kemampuan untuk menangkap arti dari apa yang tersaji, kemampuan untuk menterjemahkan dari satu bentuk ke bentuk yang lain dalam kata-kata, angka ataupun interpretasi berbentuk penjelasan, ringkasan, prediksi, dan hubungan sebab akibat (Suparno, 2001).

  Sebelum tahap pemahaman, ada tahap yang dinamakan tahap eksposur. Pada tahap ini orang akan menerima informasi melalui panca indranya, salah satu karakteristik yang menonjol dari tahap ini adalah selektivitas. Orang akan lebih cenderung untuk memperhatikan rangsangan yang berkaitan dengan kebutuhan terbaru dan harapan mereka, sehingga orang lebih cenderung memperhatikan rangsangan yang menyimpang jauh dari biasanya (Mowen, 2002).

  Kemudian tahap selanjutnya adalah tahap perhatian, pada tahap ini mereka mengalokasikan kapasitas pemrosesan menjadi rangsangan. Apabila seseorang memberikan perhatian pada rangsangan, maka orang tersebut sangat sadar dengan penerimaan informasi. Seseorang pada awalnya akan mengevaluasi informasi yang diperolehnya untuk menentukan apakah hal itu cukup penting untuk diproses lebih jauh. Jika memang perlu, maka orang tersebut akan mengalokasikan sumber daya kognitif tambahan ke rangsangan dan menggeser ke tahap perhatian dari pemrosesan informasi (Mowen, 2002).

  Kemudian tahap pemahaman, pada tahap ini mereka menyusun dan menginterpretasikan informasi untuk mendapatkan arti tentang informasi tersebut.

  Proses interpretasi dimulai selama tahap perhatian dan berlanjut setelahnya, dimana orang akan berusaha untuk memperoleh pemahaman tentang apa rangsangan itu dan bagaimana mereka harus bereaksi menghadapinya (Mowen, 2002).

  Notoatmodjo dalam bukunya menyebutkan bahwa Skinner mendefinisikan perilaku kesehatan sebagai suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau suatu objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan (Notoatmodjo, 2007).

  Teori yang dapat digunakan untuk analisis perilaku kesehatan individu maupun suatu kelompok masyarakat adalah teori aksi Max Weber. Pada teori aksi yang dikenal sebagai teori bertindak diketahui bahwa individu melakukan suatu tindakan berdasarkan atas pengalaman, persepsi, pemahaman dan penafsiran atas suatu objek stimulus atau situasi tertentu. Teori ini dikembangkan oleh Talcott dan Parsons, yang menyatakan bahwa aksi merupakan respon mekanik terhadap suatu stimulus bukan perilaku, sedangkan perilaku adalah suatu proses mental yang aktif dan kreatif. Menurut Parsons yang utama bukanlah tindakan individu, melainkan norma-norma dan nilai-nilai sosial yang menuntun dan mengatur perilaku (cit, Sarwono, 1997).

  Kondisi objektif disatukan dengan komitmen kolektif terhadap suatu nilai akan mengembangkan suatu bentuk tindakan sosial tertentu. Parsons melihat bahwa tindakan individu dan kelompok dipengaruhi oleh tiga sistem, yaitu sistem sosial, sistem budaya dan sistem kepribadian diri masing-masing individu.

  Keterkaitan individu dengan sistem sosialnya melalui status dan perannya. Individu menduduki suatu tempat tertentu dalam setiap sistem sosial dan bertindak sesuai dengan norma atau aturan yang dibuat oleh sistem aturan tersebut dan perilaku individu ditentukan pula oleh tipe kepribadiannya.

  Gambar 1. (a) Teori Aksi Weber dan (b) Parson (Sarwono, 1997)

  Menurut teori Lawrence, kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu perilaku (behavior causes) dan faktor dari luar perilaku (Non-behavior causes), selanjutnya perilaku itu sendiri terbentuk tiga faktor, yaitu:

  1. Faktor predisposisi, yaitu faktor yang mempermudah dan mendasari terjadinya perilaku tertentu yang terwujud dalam bentuk pengetahuan dari pendidikan formal, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan budaya serta beberapa karakteristik individu yaitu: pengetahuan tentang pengobatan tradisional.

  2. Faktor pemungkin (Enabling factor), yaitu yang memungkinkan untuk terjadinya perilaku tertentu terbentuk yang berwujud dalam lingkungan fisik dan ketersediaan fasilitas dan sarana kesehatan, yaitu ketersediaan, ketercapaian fasilitas dan ketrampilan yang berkaitan dengan kesehatan.

  3. Faktor pendorong (reinforcing factor) yaitu faktor yang memperkuat terjadinya perilaku tersebut, yaitu mendapat dukungan dari keluarga/kerabat, teman, petugas kesehatan, dan lain-lain (Notoatmodjo, 2003).

  Salah satu hasil dari perilaku kesehatan oleh pengguna obat tradisional bisa digambarkan dalam profil pemakaian obat tradisional. Menurut kamus istilah psikologi, profil merupakan suatu bentuk, potret atau riwayat hidup, sedangkan pemakaian adalah suatu pemanfaatan, penggunaan atau konsumsi dari suatu hal (Bruno, 1989).

  Sehingga secara etimologi, yang dimaksud dengan profil pemakaian obat tradisional adalah suatu bentuk atau potret dari pemanfaatan dan penggunaan dari obat tradisional pada suatu lingkungan masyarakat.

D. Khasiat dan Efek Samping

  Khasiat adalah suatu keampuhan, kemanjuran, faedah, kegunaan atau manfaat dari suatu hal (Anonim, 2009 a).

  Obat dikatakan berkhasiat apabila obat tersebut bisa memberikan efek sesuai yang diharapkan oleh penggunanya. Efek yang dimaksud dalam hal ini adalah efek terapi dari suatu obat untuk tujuan pemeliharaan kesehatan atau menyembuhkan suatu penyakit (Anonim, 2008).

  Khasiat dari obat tradisional tidak hanya untuk pengobatan (kuratif), tetapi juga bermanfaat dalam peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) (Soedibyo, 1998).

  Efek samping adalah setiap reaksi atau akibat dari pengobatan atau terapi baik pengobatan modern maupun pengobatan tradisional yang efeknya tidak diinginkan dan memberikan gejala seperti mual, mulut kering (Anonim, 2009 a).

  Efek samping obat adalah suatu reaksi yang tidak diharapkan dan berbahaya yang diakibatkan oleh suatu pengobatan. Efek samping obat, seperti halnya efek obat yang diharapkan, merupakan suatu kinerja dari dosis atau kadar obat pada organ sasaran (Anonim, 2007).

  Obat tradisional memiliki kedudukan yang khusus dalam masyarakat karena merupakan produk yang diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Namun demikian, penggunaan yang berlebih dan tidak tepat dapat membahayakan kesehatan masyarakat (Anonim, 1994).

  Efek samping obat tradisional sudah diketahui berabad-abad silam. Semakin maju orang berfikir dan menemukan obat untuk melepaskan manusia dari penderitaan, insidennya semakin bertambah. Tetapi jika dibandingkan dengan obat modern, angka efek samping obat tradisional lebih kecil sehingga akhir-akhir ini lebih mempopulerkan pengobatan obat tradisional di kalangan masyarakat (Agoes, 1993).

  Efek yang tidak diinginkan dari obat tradisional dapat disebabkan karena proses penyiapan bahan obat dan dan pembuatan obat tradisional. Kontaminasi dan degradasi serta perubahan kimia kandungan obat yang terjadi pada proses penyiapan dan pembuatan obat tradisional menyebabkan efek yang tidak dikehendaki. Pengeringan dan penyimpanan bahan obat yang tidak baik dapat menyebabkan bahan obat menjadi cepat busuk dan berjamur, sedangkan penyimpanan yang tidak baik menyebabkan terjadinya kerusakan pada obat tradisional. Hal ini dapat terjadi karena pengaruh dari kelembapan yang tinggi yang dapat menyebabkan peruraian zat kandungan dan mempercepat pertumbuhan organisme. Mikroorganisme dapat tumbuh dengan mengambil zat makanan yang terdapat dalam obat tradisional seperti karbon, mineral sehingga menyebabkan beberapa reaksi katalis enzim serta reaksi-reaksi lain yang tidak dikehendaki (Soediro, 1997).

  Efek samping obat tradisional relatif kecil jika digunakan secara tepat, penggunaan yang tepat tersebut meliputi:

a. Kebenaran bahan

  Tanaman obat di Indonesia terdiri dari beragam spesies yang terkadang sulit untuk dibedakan satu dengan yang lain. Kebenaran bahan menentukan tercapai atau tidaknya efek terapi yang diinginkan. Sebagai contoh adalah lempuyang. Lempuyang yang ada di pasaran ada beberapa macam yang sulit untuk dibedakan satu dengan yang lain. Lempuyang emprit (Zingiber amaricans) memiliki bentuk yang lebih kecil, berwarna kuning dengan rasa yang pahit. Lempuyang emprit berkhasiat sebagai penambah nafsu makan. Jenis yang kedua adalah lempuyang gajah (Zingiber zerumbet) yang memiliki bentuk lebih besar dan berwarna kuning, yang berkhasiat sebagai penambah nafsu makan. Jenis yang ketiga adalah lempuyang wangi (Zingiber aromaticum) yang memiliki warna agak putih dan berbau harum dan memiliki khasiat sebagai pelangsing (Sastroamidjojo, 2001).

  b. Ketepatan dosis

  Tanaman obat, seperti halnya obat buatan pabrik memang tidak bisa dikonsumsi sembarangan. Tetap ada dosis yang harus dipatuhi, seperti halnya resep dokter. Sebagai contoh adalah buah mahkota dewa. Buah mahkota dewa hanya boleh dikonsumsi dengan perbandingan 1 buah dalam 3 gelas air, sedangkan daun mindi baru berkhasiat jika direbus sebanyak 7 lembar daun dalam takaran air tertentu (Suarni, 2005).

  c. Ketepatan waktu penggunaan

  Kunyit diketahui bermanfaat untuk mengurangi nyeri haid dan sudah turun- temurun dikonsumsi dalam ramuan jamu kunir asam yang sangat baik dikonsumsi saat datang bulan. Jika diminum pada awal masa kehamilan berisiko menyebabkan keguguran. Hal ini menunjukkan bahwa ketepatan waktu penggunaan obat tradisional menentukan tercapai atau tidaknya khasiat yang diharapkan (Sastroamidjojo, 2001).

  d. Ketepatan cara penggunaan

  Satu tanaman obat bisa memiliki banyak zat aktif yang berkhasiat di dalamnya. Masing-masing zat berkhasiat kemungkinan berbeda dalam penggunaannya. Sebagai contoh adalah daun kecubung. Jika daun kecubung dihisap seperti rokok dapat bersifat bronkodilator dan digunakan sebagai obat asma. Jika diseduh dan diminum dapat menyebabkan keracunan atau mabuk (Patterson dan Hagan, 2002).

  e. Ketepatan informasi

  Perkembangan teknologi informasi saat ini mendorong derasnya arus informasi yang mudah untuk diakses. Informasi yang tidak didukung oleh pengetahuan dasar yang memadai dan kajian yang cukup seringkali mendatangkan hal yang menyesatkan. Ketidaktahuan bisa menyebabkan obat tradisional menjadi bahan membahayakan. Informasi di media massa menyebutkan bahwa biji jarak (Ricinus communis L) mengandung risin yang jika dimodifikasi dapat digunakan sebagai antikanker. Risin sendiri bersifat racun sehingga jika biji jarak dikonsumsi secara langsung dapat menyebabkan keracunan (Sastroamidjojo, 2001).

  f. Tanpa penyalahgunaan

  Tanaman obat maupun obat tradisional relatif mudah untuk didapatkan karena tidak memerlukan resep dokter, hal ini mendorong terjadinya penyalahgunaan manfaat dari tanaman obat maupun obat tradisional tersebut. Sebagai contoh adalah jamu peluntur untuk terlambat bulan sering disalahgunakan untuk pengguguran kandungan. Risiko yang terjadi adalah bayi lahir cacat, ibu menjadi infertil, terjadi infeksi bahkan kematian (Sari, 2006).

E. Keterangan Empiris

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai profil

pemakaian obat tradisional dan pemahaman terhadap khasiat dan efek samping obat

tradisional oleh sekelompok wanita di Desa Maguwoharjo.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tim yang dilakukan oleh dua orang

  peneliti yang dilakukan dengan lokasi penelitian, responden penelitian, jumlah responden penelitian dan instrumen penelitian yang sama. Perbedaan terletak pada variabel penelitian, rancangan penelitian dan analisis data yang digunakan serta hasil yang didapatkan dari penelitian.