Dukungan ibu terhadap kekerasan seksual intrafamilial pada anak ditinjau dari usia anak, jenis kelamin anak, hubungan anak dengan pelaku, serta sejarah kekerasan seksual pada ibu - USD Repository

DUKUNGAN IBU TERHADAP KEKERASAN SEKSUAL

  

INTRAFAMILIAL PADA ANAK DITINJAU DARI USIA ANAK,

JENIS KELAMIN ANAK, HUBUNGAN ANAK DENGAN

PELAKU KEKERASAN, SERTA SEJARAH KEKERASAN

SEKSUAL PADA IBU

  

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

  

Disusun Oleh:

Fransisca Winastiti Romana

NIM: 089114021

  

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  “ Janganlah gunakan kehidupan Anda untuk merisaukan yang tidak penting bagi kehidupan. Putuskanlah untuk menjadi pribadi yang berbahagia. Berfokuslah kepada pikiran, sikap, dan tindakan yang membahagiakan, lalu perhatikan apa yang terjadi “.

  M otto

  • – Mario Teguh –

  “ Janganlah gunakan kehidupan Anda untuk merisaukan yang tidak penting bagi kehidupan. Putuskanlah untuk menjadi pribadi yang berbahagia. Berfokuslah kepada pikiran, sikap, dan tindakan yang membahagiakan, lalu perhatikan apa yang terjadi “.

  M otto

  • – Mario Teguh –

  H alaman P ersembahan

  Kupersembahkan untuk: Tuhan Yesus, atas berkat dan kasihNya untuk saya..

  Bapak (Alm) dan Ibu yang telah mendukung dan senatiasa membagikan kasih untuk saya… Mba Fenny yang selalu memotivasi agar segera menyelesaikan skripsi..

  Saudara, teman, dan sahabat yang selalu menyemangati..

  

DUKUNGAN IBU TERHADAP KEKERASAN SEKSUAL INTRAFAMILIAL

PADA ANAK DITINJAU DARI USIA ANAK, JENIS KELAMIN ANAK,

HUBUNGAN ANAK DENGAN PELAKU KEKERASAN, SERTA SEJARAH

KEKERASAN SEKSUAL PADA IBU

  

Fransisca Winastiti Romana

ABSTRAK

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) kecenderungan pemberian dukungan ibu

terhadap anak yang mengalami kekerasan seksual intrafamilial 2) mengetahui perbedaan tingkat

kecenderungan dukungan ibu ditinjau dari usia anak, jenis kelamin anak, hubungan anak dengan

pelaku kekerasan, dan sejarah kekerasan seksual pada ibu. Penelitian dilakukan dengan metode

factorial survei. Faktorial survey digunakan untuk memberikan perlakuan pada ibu dengan diandaikan

anaknya mengalami kekerasan seksual yang dilakukan oleh ayahnya. Selain itu, pengumpulan data

melalui angket dengan pertanyaan terbuka serta skala Dukungan Ibu yang dikembangkan oleh Smith,

D.W. et al (2010) dan telah dialih bahasakan terlebih dahulu. Subjek penelitian berjumlah 405 orang

ibu yang memiliki anak usia 0-18 tahun dan tidak diketahui apakah anak memiliki sejarah kekerasan

seksual atau tidak. Data-data yang di peroleh dianalisis secara kuantitatif dan analisis tematik. Dari

hasil penelitian ini diperoleh mean empirik = 51,01 > mean teoritik = 42, dengan nilai signifikansi

0,00 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat dukungan ibu terhadap anak yang mengalami

kekerasan seksual intrafamilial cenderung tinggi secara signifikan. Ditinjau dari usia, jenis kelamin,

dan hubungan anak dengan pelaku kekerasan, dan sejarah kekerasan seksual pada ibumenunjukkan

bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan tingkat dukungan ibu berdasarkan empat faktor tersebut.

Penelitian juga menunjukkan bahwa ibu dengan sejarah kekerasan seksual pada masa anak-anak

memiliki pandangan bahwa pelaku mengalami kelainan seksual ketika kekerasan terjadi antara ayah

dengan anak laki-lakinya. Ibu juga diketahui lebih simpati terhadap anak perempuan daripada anak

laki-laki, serta meragukan pengungkapan anak remaja daripada pengungkapan yang dilakukan anak

dengan usia lebih muda.

  Kata kunci: Dukungan ibu, kekerasan seksual anak intrafamilial

  

MATERNAL SUPPORT TO INTRAFAMILIAL SEXUAL ABUSE IN

CHILDREN VIEWED FROM AGE CHILD, GENDER CHILD, RELATIONS

CHILD WITH PERPETRATOR, AND HISTORY OF CHILD SEXUAL

ABUSE IN MOTHER

  

Fransisca Winastiti Romana

ABSTRACK

  

Current research is aimed to investigated 1) maternal support on children experiencing who

intrafamilial sexual abuse 2) know the different levels of inclination maternal support to child, viewed

from age children, sex the child, relation child with perpetrator, and history of child sexual abuse on

mother. Research factorial survey conducted by method. Factorial survey used to deliver on the

treatment if mother have child experienced sexual abuse committed by his father. Besides, gathering

data via chief with open question as well as Maternal Self-Report Support Quetionairre developed by

Smith, D.W. et al ( 2010 ) and has transled before hand. The amount of subject were 405 the mother

having children aged 0-18 years and not known whether the boy has a history of sexual abuse or not.

Data obtained analyzed quantitative analysis and thematic. From the the assessment known that mean

empiric = 51,01 and mean teoritic = 42, with significance of 0.00 (p<0.05). It showed that level

maternal support against children were having intrafamilial sexual abuse is quite high significantly.

Viewed from age, gender, and relations child with the perpetrator, and mother have history sexual

abuse on the indicated that there are differences not significant maternal support level on four factors

are. Research also shows that mothers with the history of sexual abuse in the children have the view

that the perpetrators had sexual pre-version when violence occurring between father with her son.

Mother was known more sympathy towards girls than boys, and dubious than the disclosure of the

disclosure of an adolescent who does the with younger children.

  Keywords: Maternal support, intrafamilial child sexual abuse

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Tuhan atas segala berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi dengan judul “Dukungan Ibu Terhadap Kekerasan Seksual Intrafamilial Pada Anak Ditinjau Dari Usia Anak, Jenis Kelamin Anak, Hubungan Anak dengan Pelaku Kekerasan, dan Sejarah Kekerasan Seksual Pada Ibu”.

  Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tak lepas dari saran, bimbingan, motivasi, bantuan, serta doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segenap kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Tuhan Yesus yang telah memberikan berkat kesehatan, kekuatan, dan limpahan rahmat hingga hari ini untuk saya. Thanks a lot God!

  2. Dr. Christina Siwi Handayani, S. Psi., M. Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Dosen Pembimbing Akademik.

  3. Ratri Sunar Astuti, M. Psi., selaku Ketua Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  4. C. Siswa Widyatmoko, M. Psi., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang sangat sabar dalam membimbing dan sangat banyak membantu mengarahkan proses penulisan skripsi ini dari awal hingga akhir.

  5. Segenap dosen, karyawan, dan laboran yang telah membantu dalam proses menuntut ilmu di Fakultas Psikologi ini.. Khususnya untuk mas Muji yang telah banyak berbagi canda tawa ketika bertemu.

  6. Mba Haksi Mayawati.. Matur nuwun mba atas bantuan, dukungan, dan arahan selama bimbingan skripsi. Terima kasih juga untuk semua pengalaman yang sudah di bagikan.

  7. Bapak Leo Agung Sucipto, Alm. Winas sayang bapak... Terima kasih atas dukungan Bapak dari surga..

  8. My beloved mom, terima kasih atas cinta dan dukungan, serta semangat yang selalu diberikan untuk saya.. Proud of you, Mom..

  9. My beloved sister…Fenny Anastasia..thank you for everything.. terimakasih atas semua dukungannya.. Love U, sista…

  10. Nicolaus Teguh Budi Harjanto, Rakai & Dimas.. terima kasih atas cinta dan kebersamaan dalam keluarga kami.. Kalian adalah berkat Tuhan yang sangat luar biasa..

  11. Elphidius Pandu, terima kasih atas perhatian, kasih, dan semua semangatnya..Ayo wisudaaa bareng..

  12. Kedua sahabat.. Patricia Yhutika Sugiyanto & Fransisca Dian Permanasari yang telah memberi warna dan keceriaan di hari-hariku.. Big Thank’s, sistaa..

  14. Sisca, Evi, dan Tika (Penghuni Kos 202B).. Terima kasih atas doa dan dukungannya…

  15. Semua teman-teman bimbingan (Difka, Arisa, Prita, Vincent, Hembah, Jose, Frans) yang telah bekerja sama, saling support selama kurang lebih 2 semester ini..

  16. Desy dan Dian (Psikologi, 2008).. Makasih banget atas bantuan dan perhatian kalian…

  17. Teman-teman angkatan 2008 kelas A yang tidak bisa disebutkan satu per satu..terima kasih atas kebersamaan selama kurang lebih 3 tahun kemarin..

  Sukses untuk kalian semua, kawan…

  18. Semua pihak yang telah berperan dan turut membantu hingga terselesaikannya skripsi ini, terimakasih atas semua bantuannya..

  Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini.

  Penulis berharap semoga skripsi ini bisa memberikan manfaat dan menjadi kajian lebih lanjut.

  Yogyakarta, 28 Februari 2013 Penulis

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ………………………………………..................

  i

  

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING …………… ii

HALAMAN PENGESAHAN …………….………………………….. iii

HALAMAN MOTTO ……………………………………………....... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………....... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………..... vi

ABSTRAK ……………………………..……………………………… vii

ABSTRACT ………………………………………………………....... viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS……………………………. ix

KATA PENGANTAR ……………………….………………………..

  X DAFTAR ISI ………………………………………………………...... xiii

  

DAFTAR TABEL …………………………………………………….. xix

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………...... xxi

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………….

  1 A. Latar Belakang Masalah …………………………........

  1 B. Rumusan Masalah ……………………………….........

  10 C. Tujuan Penelitian …………………………………......

  10 D. Manfaat Penelitian ………………………………........

  11

  a. Secara Teoritis .......................................................

  11 b. Secara Praktis .........................................................

  11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………...

  12 A. Dukungan Ibu Terhadap Anak yang Mengalami

  12 Kekerasan Seksual ………………………………..

  1. Definisi Dukungan Sosial …………………….

  12 2. Faktor Penentu Dukungan Sosial ……………..

  13

  3. Definisi Dukungan Ibu Terhadap Anak yang

  15 Mengalami Kekerasan Seksual ……………….

  4. Bentuk Respon Dukungan Ibu ………………..

  17 5. Faktor yang Mempengaruhi Dukungan Ibu ….

  17

  a. Karakteristik Maternal ……………………

  17 b. Karakteristik Anak ……………………...

  20 c. Karakteristik Pelaku Kekerasan …………..

  21

  d. Karakteristik Kekerasan Seksual …………

  23 B. Kekerasan Seksual Anak Intrafamilial …………...

  24 1. Definisi Kekerasan Seksual Anak …………….

  24 2. Kekerasan Seksual Anak Intrafamilial ……….

  25

  3. Bentuk Kekerasan Seksual ……………………

  26 4. Dampak Kekerasan Seksual Pada Anak ……...

  27

  Kekerasan Seksual………………………….....

  30 C. Ibu ………………………………………………...

  33 1. Definisi Ibu …………………………………...

  33 2. Peranan Wanita Sebagai Ibu dalam Keluarga..

  33

  3. Ibu Sebagai Sumber Pengungkapan Kekerasan Seksual Anak…………………….....................

  34 D. Korban Kekerasan Seksual ……………………….

  35 E. Dinamika Dukungan Ibu Terhadap Kekerasan Seksual Intrafamilial pada Anak Ditinjau dari Usia Anak, Jenis Kelamin Anak, Hubungan Anak Dengan Pelaku Kekerasan, Serta Sejarah Kekerasan Seksual pada Ibu ……………………...

  35 F. Pertanyaan dan Hipotesis Penelitian ……………...

  40

  1. Pertanyaan Penelitian …………………………

  40 2. Hipotesis Penelitian …………………………..

  40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………..

  40 A. Jenis Penelitian …………………………………...

  41 B. Identifikasi Variabel ……………………………...

  41 C. Definisi Operasional ……………………………...

  42 1. Usia Anak …………………………………….

  42

  3. Hubungan Anak dengan Pelaku Kekerasan ….

  42

  4. Sejarah Kekerasan Seksual Masa Anak-anak pada Ibu ………………………………………

  43

  5. Dukungan Ibu Terhadap Kekerasan Seksual Intrafamilial pada Anak ………………………

  43 D. Subjek Penelitian …………………………………

  44 E. Prosedur Penelitian ……………………………….

  45 F. Metode dan Alat Pengumpulan Data ……………..

  50 G. Validitas dan Reliabilitas Alat Pengumpul Data …

  50

  1. Validitas Alat Ukur……………………………

  50 a. Vignette …………………………………...

  50

  b. Skala Maternal Self-Report Support

  Questionaire (MSSQ) …………………….

  50 2. Kredibilitas Data Kualitatif………………........

  50 3. Reliabilitas Alat Ukur Kuantitatif …………….

  51 a. Reliabilitas Skala MSSQ………………….

  52 b. Reliabilitas Skala Adaptasi …………….....

  52 H. Pemeriksaan Keabsahan Data Kualitatif ………….

  53 I. Metode Analisis Data ……………………………..

  53 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………..

  55 B. Deskripsi Subjek Penelitian ………………………

  57 C. Deskripsi Kecenderungan Pemberian Dukungan Ibu Secara Umum ………………………………...

  59

  1. Uji Normalitas Dukungan Ibu Terhadap Anak yang Mengalami Kekerasan Seksual …………

  60

  2. Perbedaan Mean Empirik dan Teoritik Dukungan Ibu ………………………………...

  60 D. Perbedaan Kecenderungan Tingkat Dukungan Ibu

  61

  1. Berdasarkan Usia Anak ………………………

  62 2. Berdasarkan Jenis Kelamin Anak …………….

  63

  3. Berdasarkan Hubungan Anak dengan Pelaku Kekerasan Seksual …………………………..

  65

  4. Berdasarkan Sejarah Kekerasan Seksual pada Ibu …………………………………………….

  67 5. Kesimpulan Analisis Perbedaan ……………...

  68 E. Hasil Analisis Kualitatif ………………………….

  69

  1. Kesimpulan umum ……………………………

  69

  a. Kecenderungan Respon Ibu Secara

  70 Kognitif …………………………………...

  b. Kecenderungan Respon Ibu Secara Afektif

  71

  2. Kesimpulan Khusus …………………………..

  73 F. Pembahasan ………………………………………

  74

  1. Gambaran Tingkat Dukungan Ibu Terhadap Kekerasan Seksual Intrafamilial pada Anak ….

  74

  2. Perbedaan Tingkat Dukungan Ibu Terhadap Kekerasan Seksual Intrafamilial pada Anak Ditinjau dari Usia, Jenis Kelamin, Hubungan Anak dengan Pelaku Kekerasan, dan Sejarah Kekerasan Seksual pada Ibu ………………….

  76

  3. Kecenderungan Reaksi Ibu Terhadap Kekerasan Seksual Intrafamilial pada Anak ….

  82 BAB V PENUTUP ………………………………………………..

  87 1. Kesimpulan ……………………………………….

  87 2. Saran ……………………………………………...

  88

  3. Kekuatan dan Keterbatasan ………………………

  88 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………...

  90 REFLEKSI ……………………………………………………………

  95 LAMPIRAN ………………………………………………………......

  97

  DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1

  Data Jumlah Kasus Kekerasan Seksual pada Anak Perempuan ............................................................................

  3 Tabel 2 Reliabilitas Skala Dukungan Ibu ..........................................

  53 Tabel 3 Rincian Pengambilan Data Penelitian ……………………..

  55 Tabel 4 Data Sebaran Jumlah Subjek dalam Tiap Kasus ………….

  56 Tabel 5 Data Subjek Penelitian …………………………………….

  57 Tabel 6 Hasil Uji Normalitas Dukungan Ibu Secara Umum ……….

  60 Tabel 7 Deskripsi Data Penelitian ………………………………….

  61 Tabel 8 Uji Normalitas Berdasarkan Usia Anak …………………...

  62 Tabel 9 Uji Homogenitas Berdasarkan Usia Anak ………………...

  63 Tabel 10 Ringkasan Uji-T Berdasarkan Usia Anak …………………

  63 Tabel 11 Uji Normalitas Berdasarkan Jenis Kelamin Anak …………

  63 Tabel 12 Uji Homogenitas Berdasarkan Jenis Kelamin Anak ………

  64 Tabel 13 Ringkasan Uji-T Berdasarkan Jenis Kelamin Anak ………

  64 Tabel 14 Uji Normalitas Berdasarkan Hubungan Anak dengan Pelaku Kekerasan Seksual ………………………………....

  65 Tabel 15 Uji Homogenitas Berdasarkan Hubungan Anak dengan

  Pelaku Kekerasan Seksual………………………………….

  66 Tabel 16 Ringkasan Uji-T Berdasarkan Hubungan Anak dengan Pelaku Kekerasan Seksual …………………………………

  66 Tabel 17 Uji Normalitas Berdasarkan Sejarah Kekerasan Seksual pada Ibu ………………………………………………….

  67 Tabel 18 Uji Homogenitas Berdasarkan Sejarah Kekerasan Seksual pada Ibu ……………………………………………………

  67 Tabel 19 Ringkasan Uji-T Berdasarkan Sejarah Kekerasan Seksual pada Ibu ……………………………………………………

  68 Tabel 20 Respon Umum Secara Kognitif ……………………………

  70 Tabel 21 Respon Umum Secara Afektif ……………………………..

  71 Tabel 22 Respon Umum Secara Konatif …………………………….

  72 Tabel 23 Respon Khusus Secara Kognitif, Afektif, dan Konatif …...

  73

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Informed Consent …………………….............................

  98 Lampiran 2 Lembar Persetujuan ……………………………………..

  99 Lampiran 3 Skala Penelitian ………………………………………… 100

  Lampiran 4

  Reliabilitas Skala Dukungan Ibu (Adaptasi) …………. 101

  Lampiran 5

  Descriptive ……………………………………………… 108

  Lampiran 6

  NPar Test (Uji Normalitas) ……………………………... 109

  Lampiran 7

  Uji Homogenitas dan Uji Independent-Sample T-Test ..... 112

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa anak-anak menjadi masa yang penting untuk belajar, tumbuh, dan berkembang baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, atau masyarakat. Sayangnya, lingkungan pada kenyataannya justru menempatkan anak pada

  kondisi penuh resiko. Resiko yang mungkin terjadi adalah berbagai bentuk kekerasan, seperti kekerasan fisik, emosi, dan seksual (Jouriles, McDonald, Smith Slep, Heyman, & Garido, 2008). Salah satu bentuk kekerasan yang perlu mendapat perhatian serius adalah kekerasan seksual, seperti kasus yang dialami seorang anak perempuan dengan kronologi kejadian sebagai berikut:

  “Pada suatu ketika aku disuruh orangtua angkatku ke kamar. Disini aku dipaksa melihat mereka berhubungan seksual. Aku gemetar, menundukkan kepala dengan perasaan tertekan karena aku terkurung dalam kamar tersebut. Setelah itu, ibu angkat menyuruhku melakukan hal yang sama dengan ayah angkatku. Gila memang. Ibu angkatku malah ikut mengajari aku bagaimana bisa melakukan hal itu. Sejak saat itu, aku sering dipaksa ayah angkatku untuk melakukan hal tersebut” (dalam Etika, 2006).

  Kasus di atas adalah gambaran pengalaman nyata anak korban kekerasan seksual. Kekerasan seksual anak didefinisikan sebagai aktivitas seksual yang dilakukan orang dewasa atau orang lain yang lebih tua dari anak, persetujuan atas perbuatan tersebut (Modelli, Galvao, dan Pratessi, 2011). Bentuk aktivitas seksual meliputi perilaku menyentuh anak atau memaksa anak menyentuh orang dewasa untuk kepuasan seksual, hubungan seksual atau penetrasi, kontak oral atau genital, exhibitionism atau memperlihatkan kemaluan pada anak untuk tujuan seksual, pornografi, dan pemerkosaan (Modelli et al., 2011; Putnam, 2003; Suyanto, 2002). Penelitian menunjukkan bahwa kasus kekerasan seksual anak dapat terjadi pada usia anak antara 0 sampai 12 tahun dan remaja antara 13 sampai 18 tahun (Fergusson & Mullin, 1999). Terdapat bukti yang kuat bahwa kekerasan seksual terjadi pada anak perempuan dan laki-laki (Rogers & Davies, 2007).Disamping itu, sebagian korban tahu dan mengenal baik pelaku kekerasan. Pelaku kekerasan dapat berasal dari dalam keluarga (intrafamilial) maupun anggota dari luar keluarga (Black, Heyman, & Smith-Slep, 2001).

  Kekerasan seksual anak merupakan masalah sosial yang dapat terjadi pada berbagai usia, level ekonomi, dan budaya (Modelli et al., 2011).

  Kekerasan seksual anak tahun 2002 ditemukan di kota Milan dengan jumlah mencapai 634 kasus dan 110 diantara kasus tersebut terjadi pada anak diatas usia 14 tahun. Pada tahun yang sama, lebih dari 88.000 anak di Amerika Serikat mengalami kekerasan seksual.Dengan prosentase 12-25% pada anak perempuan dan 8-10% pada anak laki-laki di bawah usia 18 tahun (dalam dari 200 laporan kasus yang melibatkan anak, 47 di antaranya merupakan kasus kekerasan seksual yang dilakukan oleh orang tuanya. Sebanyak 13 kasus merupakan kasus hubungan badan antara ayah dan anak kandungnya (Kompas, 4 Mei 2012).

  Catatan kasus kekerasan seksual yang terjadi pada anak juga dimiliki oleh LSM Sahabat Perempuan, Magelang, yang mulai menangani berbagai kasus kekerasan seksualmulai tahun 2004 hingga sekarang. Data kasus tersebut adalah sebagai berikut :

  Tabel 1

  .Data Jumlah Kasus Kekerasan Seksual pada Anak Perempuan

  Tahun Kasus

  2006

  17 2007

  5 2008

  8 2009

  11 2010

  7 2011

  19 Januari-Juli 2012

  10 Kekerasan seksual menjadi ancaman serius bagi masa depan anak.

  Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa anak dengan trauma seksual beresiko mengalami depresi, gangguan kepribadian, gangguan somatik, penyalahgunaan obat-obatan, serta sering menunjukkan perilaku seksual (Hornor, 2010; Kendall-Tacket, William, & Finkelhor, 1993). Kenangan atas perlakuan buruk yang pernah dialami, sakit hati, demikian juga kerusakan fisik yang diderita anak akan menyebabkan stres yang berdampak serius dan muncul diantaranya adalah rasa rendah diri (minder), susah mempercayai orang lain, susah bergaul, dan suka menyendiri (Tyler, 2002).

  Adanya dampak dari kekerasan seksual tersebut, fungsi psikologis anak kemungkinan besar akan terganggu. Hal ini menyebabkan anak memilih untuk menunda atau bahkan tidak mengungkapkan kekerasan seksual yang ia alami (Lamb & Edgar-Smith dalam Somer & Szwarcberg, 2001). Anak susah mempercayai orang lain karena memiliki kekhawatiran akan mendapat reaksi yang negatif dan disalahkan oleh orang-orang terdekatnya jika anak mengungkapkan pengalaman kekerasan seksualnya (Bolen, 2002; Elliot & Carnes, 2001; Paine & Hansen, 2002).

  Beberapa peneliti menyebutkan korban kekerasan seksual membutuhkan waktu 1-3 tahun untuk terbuka dengan orang lain (Jensen, Gulbrandsen, Mossige, Reichelt, & Tjersland, 2000; Beitchman, Zucker, Hood, DaCosta, & Erika-Cassavia, 1992 ). Hal ini diperkuat dengan beberapa literatur yang menyatakan bahwa sebagian besar korban kekerasan seksual tidak mengungkapkan kekerasan yang menimpanya hingga dewasa (Lamb & Edgar-Smith dalam Somer & Szwarcberg, 2001). Terlebih lagi, ketika kekerasan seksual terjadi dalam ranah intrafamilial atau kekerasan dilakukan oleh ayah pada anak menyebabkan lebih banyak anak yang tidak mengungkapkan pengalaman kekerasannya (Goodman, dkk, 2003) . korban kekerasan menunda melakukan pengungkapkan karena mereka merasa takut dan khawatir terhadap respon orangtua sebagai penerima pengungkapan.

  Korban khawatir jika disalahkan dan orangtua akan menunjukkan kemarahan setelah pengungkapan yang dilakukannya. Akibatnya, para korban remaja lebih memilih mengungkapkan pengalaman kekerasan seksualnya pada teman atau orang lain di luar anggota keluarga daripada mengungkapkan pada orangtuanya (Ullman, 2003).

  Kekhawatiran dari anak untuk mengungkapkan pengalaman kekerasannya muncul sebab anak belum mengetahui secara pasti kecenderungan respon dan dukungan dari sumber penerima pengungkapan tersebut. Dukungan tersebut terutama datang dari ibu sebagai penerima pengungkapan utama dalam kasus kekerasan seksual intrafamilial yang terbukti memiliki kekuatan untuk membantu pemulihan anak dari trauma yang berkepanjangan (Cyr, Wright, Toupin, Oxman-Martinez, McDuff, Theriault, 2003; Lovett, 2004). Dukungan juga memiliki kekuatan untuk meredam dampak dari stres, membantu orang mengatasi stres, dan meningkatkan kesehatan (Sarason & Gurung dalam Taylor 2003).

  Pada kasus kekerasan seksual, secara khusus konsep dukungan ibu terdiri dari bentuk kepercayaan pada anak mengenai kekerasan yang terjadi, dukungan emosional, dan tindakan perlindungan yang diambil oleh ibu menerima pengungkapan kasus kekerasan seksual pada anak diyakini penting dalam menentukan mekanisme yang diambil anak untuk mengatasi masalah ini (Smith et al., 2010). Sayangnya, beberapa bukti menyebutkan bahwa tingkat dukungan ibu terhadap anak yang mengalami kekerasan seksual dapat berbeda karena dipengauhi oleh banyak faktor.

  Lebih lanjut diketahui bahwa banyak faktor yang menentukan dukungan ibu terhadap anak yang mengalami kekerasan. Beberapa peneliti sebelumnya menemukan bahwa karakteristik ibu, karakteristik anak, karakteristik kekerasan, dan juga karakteristik dari pelaku kekerasan menjadi prediktor yang mempengaruhi dukungan ibu terhadap korban (Cyr et al., 2003). Dari sekian banyak faktor yang dapat mempengaruhi dukungan ibu, empat faktor yang diterima oleh banyak penelitian empiris adalah faktor usia anak, jenis kelamin anak, hubungan anak dengan pelaku kekerasan, dan sejarah kekerasan masa anak-anak yang dialami ibu(Elliot & Carnes, 2001).

  Dalam review literaturnya, Elliot & Carnes (2001) juga menyebutkanbahwa perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam pada faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan ibu tersebut. Hal ini disebabkan oleh adanya ketidakkonsistenan dari beberapa hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dukungan ibu.

  Pada variabel usia dan jenis kelamin anak,hasil dari penelitian

  0 sampai 12 tahunlebih mendapatkan dukungan dari ibu daripada anak usia remaja, yaitu usia antara13 sampai 18 tahun (Pintelo & Zuravin, 2001; Sirles & Franke, 1989; Lyon-Kouloumpos-Lenares, 1987). Sedangkan 3 studi yang lain tidak menemukan adanya hubungan antara usia anak dengan dukungan yang diberikan ibu pada anak, artinya usia tidak berpengaruh terhadap dukungan dari ibu (Cyret al, 2003; Herriot, 1996; Everson, Hunter, Runyan, Edelsohn, & Coulter, 1989).

  Inkonsistensi hasil juga ditemukan pada variabel jenis kelamin anak.Beberapa peneliti menemukan bahwa anak laki-laki lebih dipercayai dan dilindungi daripada anak perempuan (Salt, Myer, Coleman, & Sauzier, 1990; Lyon, Koumpoulos&Lenares, 1987), sedangkan peneliti yang lain menjelaskan bahwa jenis kelamin anak tidak berhubungan dengan dukungan ibu terhadap anak (Sirles & Franke, 1989; Herriot, 1996; Bolen, 1998; Everson, et al., 1989).

  Variabel karakteristik pelaku kekerasan juga diketahui terkait dengan dukungan ibu terhadap anak. Penelitian sebelumnya menemukan ketika pelaku kekerasan memiliki hubungan dekat dengan korban menyebabkan ibu menjadi kurang percaya dan melindungi anak (Herriot, 1996; Salt et al., 1990; Sirles & Franke, 1989). Disisi lain, penelitian Everson et al. (1989) menunjukkan hasil yang berbeda, yaitu bahwa ibu cukup mendukung anak Elliot & Carnes (2001) menyarankan agar dilakukan penelitian untuk memperjelas variabel hubungan pelaku kekerasan terhadap dukungan ibu tersebut.

  Pada variabel sejarah kekerasan seksual pada masa anak-anak, para peneliti dan klinisi memperkirakan bahwa ibu dengan sejarah kekerasan seksual pada masa kanak-kanak, cukup kesulitan untuk mendukung anaknya yang juga mengalami kekerasan seksual (Cyr et al., 2003). Asumsi ini didukung oleh hasil penelitian Gomes-Schwartz, Horowitz, & Cardarelli; De Jong (dalam Elliot Carnes, 2001) yang menemukan kurangnya dukungan yang diberikan pada anak ketika ibu memiliki sejarah kekerasan seksual pada masa kanak-kanaknya. Disisi lain, Morrison &Clavenna-Valleroy (dalam Cyr et al., 2003) menunjukkan bahwa ibu dengan sejarah kekerasan seksual lebih banyak memberikan dukungan pada anaknya.

  Adanya ketidakkonsistenan penelitian diatas kemungkinan disebabkan oleh adanya bias karena terseleksinya subjek penelitian, maksudnya tidak semua ibu dari anak korban kekerasan menjadi subjek. Hal ini dikarenakan penelitian awal hanya mengambil subjek dari lembaga perlindungan anak.

  Padahal kenyataannya ada kasus kekerasan intrafamilial yang tidak diketahui oleh pihak berwenang sebab ibu menolak percaya pada anak (Sirles & Franke, 1989; Herriot, 1996). Di samping itu, metode yang digunakan dalam menyebabkan kemungkinan informasi yang tidak lengkap atau informasi yang dihasilkan dari pekerja sosial mengandung bias (Herriot, 1996). Selanjutnya, Elliot & Carnes (2001) juga menyarankan agar dilakukan penelitian untuk memperdalam dukungan ibu terhadap anak yang mengalami kekerasan seksual dan memperjelas ketidakkonsistenan hasil penelitian terkait faktor yang mempengaruhi dukungan ibu tersebut (Cyr, et al., 2003).

  Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini dilakukan untuk menggali kecenderungan pemberian dukungan ibu terhadap anak yang mengalami kekerasan seksual. Akan tetapi untuk mengurangi bias subjek dan upaya untuk mendapatkan ibu dari anak dengan sejarah kekerasan seksual mengalami hambatan seperti tidak adanya akses untuk mendapat subjek dan tidak semua ibu dari korban kekerasan seksual terdata dan diketahui dengan baik sebab tidak semua kasus terlaporkan. Oleh karena itu, sampel dari penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak usia 0-18 tahun dan akan dikondisikan jika anak mereka mengalami kekerasan seksual intrafamilial.

  Untuk mencapai tujuan penelitian, peneliti mengadakan factorial

  survei

  , yaitu dengan memberikan vignette guna menstandarisasi stimulus bagi subjek dalam memberikan respon terhadap kasus kekerasan seksual intrafamilial. Peneliti akan memanipulasi usia anak, jenis kelamin anak, dan hubungan anak dengan pelaku kekerasan pada deskripsi kasus (vignette) yang Disamping itu, peneliti juga ingin mengetahui dukungan ibu dari sisi sejarah kekerasan seksual yang dialami ibu sebelum usia 18 tahun.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : a. Bagaimanakah kecenderungan pemberian dukungan ibu terhadap kekerasan seksual intrafamilial pada anak? b. Adakah perbedaan tingkat dukungan ibu terhadap kekerasan seksual intrafamilial pada anak ditinjau dari usia anak, jenis kelamin anak, hubungan anak dengan pelaku kekerasan, serta sejarah kekerasan seksual pada ibu?

  C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:

  a. Mendapatkan kecenderungan pemberian dukungan ibu terhadap anak yang mengalami kekerasan seksual intrafamilial.

  b. Mengetahui perbedaan tingkat dukungan ibu terhadap anak yang mengalami kekerasan seksual ditinjau dari usia, jenis kelamin, hubungan anak dengan pelaku kekerasan, serta sejarah kekerasan

D. Manfaat Penelitian

  Manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah :

  a. Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan mampu mengetahui kecenderungan pemberian dukungan dari ibu terhadap anak yang mengalami kekerasan seksual

  1. Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan konfirmasi terhadap inkonsistensi hasil penelitian terdahulu terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan ibu.

  2. Penggunaan vignette dalam penelitian ini memberikan informasi baru yang bisa dilakukan terkait dengan metode penelitian dalam ilmu psikologi.

  b. Secara Praktis Penelitian ini akan berguna untuk membantu Lembaga Perlindungan Anak dan Lembaga Sosial lainnya yang berfokus menangani anak yang mengalami kekerasan seksual intrafamilial sehingga mampu menciptakan intervensi yang tepat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dukungan Ibu Terhadap Anak Yang Mengalami Kekerasan Seksual A.

1. Definisi Dukungan Sosial

  Istilah dukungan sosial diberikan pada semua perilaku yang dimaksudkan untuk memberikan manfaat bagi orang lain atau perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mendapatkan keuntungan tertentu. Dukungan sosial menjadi prediktor penting dalam menentukan fungsi psikologis seseorang, sebab dukungan sosial dapat memoderasi segala bentuk stres dan peristiwa trauma (Roesler& Wind, 1994).

  Dalam kajian psikologi, dukungan sosial efektif untuk mengatasi tekanan psikologis pada situasi sulit dan menekan (Broman, 1993; Taylor, 2003, dalam Butcher, Mineka, Hooley, 2004). Dukungan sosial memiliki kekuatan untuk meredam dampak dari stres, membantu orang mengatasi stres, dan meningkatkan kesehatan (Sarason & Gurung, 1997; dalam Taylor, 2003). Hal ini diperkuat dengan penelitian terdahulu bahwa dukungan sosial dapat mengurangi distres psikologis, seperti depresi dan kecemasan selama masa- masa yang menekan (Haines, Hulbert, Beggs, 1996; Lin, Ye, Ensel, 1999, dalam Taylor, 2003).

  Konsep dukungan sosial mengacu pada proses dinamik dan kompleks yang melibatkan transaksi antara individu dengan jaringan/jalinan sosial mereka dalam sebuah ekologi sosial (Alan Vaux, 1992 dalam Hoghughi & Long, 2009). Pendapat senada juga diungkapkan oleh Saroson (dalam Smet, 1994) yang menyatakan bahwa dukungan sosial adalah transaksi interpersonal yang ditunjukkan dengan memberikan bantuan pada individu lain, bantuan tersebut diperoleh dari orang yang berarti bagi individu yang bersangkutan. Dukungan sosial dapat berupa pemberian infomasi, bantuan tingkah laku, ataupun materi yang didapat dari hubungan sosial akrab yang dapat membuat individu merasa diperhatikan, bernilai, dan dicintai.

  Menurut Sidney Cobb (Sarafino, 1994), orang-orang yang menerima dukungan sosial percaya bahwa mereka dicintai, diperhatikan, dihargai, serta merasa sebagai bagian dari jaringan/jalinan sosial, seperti keluarga atau komunitas yang memberikan bantuan pada saat diperlukan.