PENGEMBANGAN KONSEP LENSA CEMBUNG PADA SEORANG ANAK MELALUI BIMBINGAN DAN TANYA JAWAB DENGAN BANTUAN GAMBAR Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
PENGEMBANGAN KONSEP LENSA CEMBUNG PADA SEORANG
ANAK MELALUI BIMBINGAN DAN TANYA JAWAB DENGAN
BANTUAN GAMBAR
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh :
Dian Puspita Sari
NIM : 031424020
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN Bersusah-susah dahulu bersenang-senang kemudian.
Maju terus pantang mundur
Skripsi ini kupersembahkan untuk
keluargaku & saudaraku yang telah memberikan semangat dalam hidupku
orang-orang yang kusayangi yang membuat hidupku lebih berarti
ABSTRAK
Penelitian tentang pengembangan konsep lensa cembung melalui bimbingan dan tanya jawab dengan bantuan gambar pada seorang siswa. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perkembangan pemahaman seorang siswa pada pokok bahasan Lensa Cembung melalui bimbingan dan tanya jawab dengan bantuan gambar.
Partisipan penelitian adalah seorang siswa yang semula dipilih secara acak. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan pretes yang dilengkapi CRI (Certainty of
Response Index ) serta pencatatan perkembangan konsepsi siswa selama proses
fasilitasi dalam bentuk gambar dan tanya jawab dan postes. Soal pretes dan postes berupa tes essay.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep awal yang dimiliki siswa tentang Lensa Cembung masih kurang. Setelah melalui fasilitasi dan tanya jawab secara individual siswa dapat menjelaskan dan mengerjakan soal postes dengan baik sesuai dengan konsep yang benar.
ABSTRACT
Research about development conception convex lens through guidance and discussion using picture on a child. The goals of the research were to find out understanding growth of a student conception convex lens through guidance and discussion using picture Partisipant of this research was a owning conception at most and most complex selected from 5 students which at random. This research has the character of descriptive and qualitative. Data in this research were collected through pretest provided with CRI (Certainty Of Response Index), student conception growth through fasilitasi in the form guidance and discussion using picture and post test. Pretest and post test are essay.
Result of the research indicated that student pre-concepts student about Convex Lens were still less. After passing guidance and discussion using picture, student could explain and did pos test problem better as according to correct concepts.
KATA PENGANTAR
Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala karunia dan penyertaan- Nya yang senantiasa baru setiap hari, sehingga penelitian dengan judul ”PENGEMBANGAN KONSEP LENSA CEMBUNG PADA SEORANG ANAK MELALUI BIMBINGAN DAN TANYA JAWAB DENGAN BANTUAN GAMBAR ” dapat terselesaikan dengan baik.
Penelitian ini merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di FPMIPA Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik atas kerjasama, bantuan, gagasan, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Aufridus Atmadi, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan waktu untuk membimbing dengan penuh kesabaran.
2. Dosen-dosen Pendidikan Fisika, untuk ilmu yang telah diberikan kepada saya.
3. Sekretariat FKIP dan JPMIPA untuk segala bantuannya selama saya menempuh pendidikan.
4. Bapak, Ibu, Adikku Aji, atas segala kasih sayang, kepercayaan, kesabaran dan dukungan dalam doa, semangat dan biaya sehingga saya dapat menyelesaikan studi ini.
5. Mas Yoseph dan keluarga atas segala cinta, semangat, kesabaran, doa dan dukungannya.
6. Alphon, Cornel dan Dewi yang selalu memberi semangat pada akhir-akhir pengerjaan skripsi ini.
7. Lusia dan Ervan yang selalu SMS memberi dukungannya.
8. Teman-teman Pendidikan Fisika Angkatan 2002, yang telah bekerja sama dalam menempuh studi di Pendidikan Fisika.
9. Semua pihak yang belum dapat disebutkan.
Peneliti sangat menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun serta menyempurnakan tulisan ini. Semoga penelitian ini dapat berguna bagi perkembangan pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
Yogyakarta, ………………………
Penulis
DIAN PUSPITA SARI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................ iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... v ABSTRAK ..................................................................................................... vi
ABSTRAC ....................................................................................................... vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ................................................ viii KATA PENGANTAR .................................................................................... ix DAFTAR ISI ................................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 3 B. Perumusan Masalah ...................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 3 D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 3 BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 4 A. Konsep .......................................................................................... 4 B. Pemahaman Konsep ...................................................................... 6 C. Miskonsepsi .................................................................................. 8
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 14 A. Jenis Penelitian ............................................................................. 14 B. Partisipan ....................................................................................... 14 C. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................... 14 D. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 15 E. Metode Analisis Data .................................................................... 16 F. Instrumen Penelitian ...................................................................... 17 G. Validitas Instrumen ....................................................................... 18 BAB IV DATA DAN ANALISIS .................................................................. 19 BAB V PENUTUP ........................................................................................... 32 A. Kesimpulan ................................................................................... 32 B. Saran .............................................................................................. 33 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 34 LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Pretes Lampiran 2. Postes
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar-mengajar
merupakan kegiatan yang pokok. Kegiatan belajar-mengajar melibatkan dua pihak yaitu guru sebagai fasilitator atau pengajar dan siswa sebagai pembelajar. Keberhasilan proses belajar mengajar sangat bergantung pada interaksi antara keduannya.
Dalam perkembangannya siswa mengalami perubahan dalam hal pemikiran. Pemikiran siswa sejak lahir sampai dewasa berbeda, semakin maju dan berkembang. Karena itu konsep yang akan disampaikan kepada siswa harus memperhatikan tingkat pemikirannya, dari materi yang mudah ke materi yang sulit.
Pengetahuan yang dibentuk siswa adalah konstruksi siswa sendiri maka siswa harus dibantu agar aktif dalam mengolah, mendalami dan membangun pengetahuannya. Sebagai seorang pendidik kita perlu menciptakan suasana yang menantang siswa berfikir, merumuskan pikiran dan mengekspresikan apa yang diketahuinya.
Menurut Euwe van de Berg, “Inti pengetahuan fisika mencakup konsep-konsep. Tahap awal mempelajari fisika adalah memahami konsep- konsep dasar secara benar. Semenjak kecil siswa sudah memiliki pengetahuan memasuki kelas sudah penuh dengan pra-konsepsi atau pra-anggapan dan terkadang konsep awal yang sudah mereka dapatkan di lingkungan tidak sesuai dengan konsep pengetahuan ilmiah. Sayangnya kebanyakan siswa secara konsisten mengembangkan konsep
- –konsep yang telah mereka miliki tersebut terus
- –menerus yang akhirnya dapat mengganggu proses belajar fisika. Konsep atau gag
- –gagasan yang didapatkan dari pengalaman akan sulit diperbaiki (Berg, 1991: 1) yang tentu saja hal ini dapat mengganggu proses pemahaman siswa.
Untuk dapat mengubah miskonsepsi ini, pendidik perlu merancang suatu metode pendampingan yang bertujuan agar siswa dapat mengerti dan memahami konsep yang sebenarnya. Metode yang digunakan adalah pendampingan individual melalui bimbingan dan tanya jawab dengan bantuan gambar dan percobaan. Dengan metode ini siswa diharapkan dapat mengerti kesalahan konsep yang mereka miliki dan bagaimana konsep yang benar.
Siswa diharapkan dapat menemukan sendiri kesalahan konsep yang telah mereka miliki dan dapat menemukan sendiri pula konsep yang sebenarnya.
Tugas pendidik di sini hanyalah mengarahkan dan menuntun siswa.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis memilih judul : “PENGEMBANGAN KONSEP LENSA CEMBUNG PADA SEORANG ANAK MELALUI BIMBINGAN DAN TANYA JAWAB DENGAN BANTUAN GAMBAR”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, permasalahan yang akan diungkap adalah apakah metode pendampingan individual melalui bimbingan dan tanya jawab dengan bantuan gambar dapat meningkatkan pemahaman konsep Lensa Cembung pada seorang anak?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, yang menjadi tujuan penelitian ini adalah mengetahui peningkatan pemahaman seorang anak pada pokok bahasan Lensa Cembung melalui bimbingan dan tanya jawab dengan bantuan gambar.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi siswa, membantu terjadinya perubahan konsep dan membantu membangun pengetahuannya.
2. Bagi guru dan calon guru, dapat digunakan sebagai masukan untuk memahami perubahan konsep yang terjadi pada diri siswa
3. Bagi peneliti, sebagai acuan untuk merancang pembelajaran yang sesuai pada materi yang lain.
BAB II DASAR TEORI A. Konsep Dalam kehidupan sehari-hari dapat dijumpai berbagai macam konsep. Dalam proses pembelajaran sering kali diawali dengan konsep sebelum
sampai pada penerapannya. Dalam proses pembelajaran fisika, guru dan siswa selalu menghadapi dan berhubungan dengan sejumlah konsep sesuai pokok bahasan yang sedang dipelajarinya. Konsep adalah gambaran mental tentang sesuatu (Kartika Budi, 1987: 234). Gambaran mental itu diperoleh melalui generalisasi dari contoh-contoh, data-data, dan peristiwa-peristiwa khusus. Dalam pembelajaran fisika konsep dapat berupa obyek (benda), gejala, situasi (kondisi), sifat
- –sifat, dan atribut dari suatu obyek (Euwe Van Den Berg, 1991: 8).
Dalam penelitian Vygotsky (Suparno,1997: 52) konsep dibedakan dua macam yaitu konsep spontan dan konsep ilmiah. Konsep spontan diperoleh dari kehidupan sehari
- –hari dan konsep ilmiah diperoleh dari pelajaran di sekolah. Kedua konsep itu saling berhubungan terus
- –menerus. Yang dipelajari anak di sekolah dapat mempengaruhi perkembangan konsep yang diperoleh dalam kehidupan se
- –hari atau sebaliknya. Konsep spontan didasarkan pada kejadian khusus dan tidak merupakan bagian yang bertalian secara logis dari suatu sistem pemikiran, sedangkan konsep ilmiah disajikan sebagai suatu
- –hari, dapat dijumpai berbagai macam konsep. Neil Bolton dalam Kartika Budi (1991: 39) mengklasifikasikan konsep ada tiga kelompok yaitu konsep fisis (physical concepts), konsep logika matematis (logico-mathematical concepts), dan konsep filosofis (philosophical concepts). Konsep fisis adalah konsep yang mengacu pada (1) obyek, (2) sifat yang menyatu (inherent) pada obyek, (3) proses yang terjadi pada obyek, dan (4) relasi antara konsep yang satu dengan yang lain. Konsep logika matematik adalah konsep tentang sesuatu di luar obyek, yaitu yang mengacu pada struktur operasi yang dilakukan terhadap suatu obyek seperti konsep asosiatif, komunikatif, distributif dan lain-lain, sedangkan konsep-konsep yang berkaitan dengan sifat manusia disebut dengan konsep filosofis. Konsep fisis dapat dibedakan menjadi konsep obyek dan konsep proses (Kartika Budi, 1991: 40). Konsep obyek dapat dibedakan menjadi dua, yaitu konsep konkret dan konsep abstrak. Berikut beberapa contoh masing- masing konsep. Konsep obyek yang mengacu pada obyek
- –obyek konkret misalnya magnet, lensa, mikroskop, zat cair, cahaya, muatan, dan garputala; sedangkan yang mengacu pada obyek-obyek yang abstrak misalnya suhu, tenaga, dan panas. Konsep yang mengacu pada sifat atau atribut yang menyatu dengan obyeknya misalnya: massa, panjang gelombang, dan berat.
Setiap konsep memiliki ciri khas yang hanya dimiliki konsep tersebut dan tidak dimiliki oleh konsep lain. Dengan ciri yang dimilikinya konsep tidak dapat berdiri sendiri melainkan saling berhubungan. Hubungan-hubungan dilambangkan. Hubungan antara konsep-konsep yang saling berkaitan dalam sebuah jaringan disebut juga sebagai peta konsep. Dengan adanya peta konsep siswa akan lebih memahami sebuah konsep.
Konsep yang sudah dikuasai dengan benar, akan membantu siswa dalam memecahkan suatu masalah. Sementara itu, tidak tertutup kemungkinan konsep yang telah dikuasai siswa tidak tepat atau salah, karena konsep awal siswa resisten terhadap perubahan. Hal ini terjadi karena siswa percaya bahwa pengertian awal mereka telah berjasa dalam memahami dunia ini. Karena itu dalam proses kegiatan pembelajaran seorang guru harus membantu siswa dalam mengembangkan perubahan konsep sehingga siswa mendapatkan pengetahuan yang lebih lengkap dan benar.
B. Pemahaman Konsep
Salah satu tujuan pembelajaran di sekolah adalah usaha agar siswa memiliki kemampuan untuk memahami hal yang dipelajari. Guru sebagai mediator dan fasilitator harus membimbing dan menekankan siswa pada pemahaman tersebut. Pemahaman mencakup kemampuan untuk menterjemahkan dari satu bentuk ke bentuk yang lain dalam kata-kata, angka ataupun interpretasi berbentuk penjelasan, ringkasan, prediksi dan hubungan sebab-akibat (Bloom dalam Suparno, 2001: 7). Memiliki kemampuan untuk memahami hal yang dipelajari adalah salah satu hal penting dalam proses pembelajaran di sekolah. Menurut Kartika Budi (1987: 233) pemahaman sekolah. Aspek ini merupakan aspek yang sangat penting pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran karena menjadi aspek yang paling ditonjolkan.
Bila diadakan kegiatan pembelajaran, pertama-tama yang akan dicapai adalah memahami atau mengerti apa yang kita pelajari. Oleh karenanya belajar harus mengerti makna, maksud dan implikasi serta aplikasi-aplikasinya sehingga menyebabkan siswa dapat memahami suatu situasi permasalahan.
Memahami adalah tujuan akhir dari belajar. Pemahaman bukan sekedar tahu tetapi juga menghendaki agar siswa dapat memanfaatkan apa yang telah dipahami. Dengan demikian belajar akan bersifat mendasar. Tetapi pada kenyataannya banyak siswa yang belajar di sekolah melupakan unsur pemahaman. Misalnya saja belajar di malam hari menjelang ujian pada keesokan harinya. Kegiatan belajar yang demikian cenderung hanya sekedar mengetahui sesuatu bahan yang akan diujikan tetapi bila ditanyakan pada hari yang berbeda mereka akan lupa yang telah mereka pelajari. Hal ini menunjukkan bahwa siswa tidak memiliki pemahaman yang kuat.
Untuk dapat mengetahui pemahaman siswa diperlukan indikator- indikator yang menunjukkan pemahaman tersebut (Kartika Budi, 1992: 114).
Indikator tersebut adalah sebagai berikut.
1. Dapat menyatakan pengertian konsep dalam bentuk definisi dengan menggunakan kalimat sendiri.
2. Dapat menjelaskan makna dari konsep yang bersangkutan kepada orang lain.
4. Dapat menerapkan konsep untuk : a. Menganalisis dan menjelaskan gejala-gejala alam khusus.
b. Memecahkan masalah fisik baik secara teoritis maupun praktis.
c. Memprediksikan kemungkinan-kemungkinan yang bakal terjadi pada suatu sistem bila kondisi tersebut terpenuhi.
5. Dapat mempelajari konsep lain yang saling berkaitan dengan lebih cepat.
6. Dapat membedakan konsep yang satu dengan konsep yang lain yang saling berkaitan.
7. Dapat membedakan konsepsi yang benar dan konsepsi yang salah dan dapat membuat peta konsep dari konsep
- –konsep yang ada dalam suatu pokok bahasan.
Berdasarkan kriteria atau indikator
- –indikator tersebut, seorang guru dapat mengetahui siswa dalam kegiatan pembelajaran fisika, apakah mengalami perubahan konsep baik yang memperluas konsep ataupun membetulkan konsep yang salah. Dengan semakin bertambahnya konsep yang diketahui dan dipahami, dan sekaligus semakin tepat konsep fisika dimengerti, mereka benar –benar menguasai bidang fisika.
C. Miskonsepsi
Miskonsepsi atau salah konsep menunjuk pada salah satu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima oleh pakar dalam bidang itu (Suparno, 2005: 4). Bentuk miskonsepsi dapat berupa Miskonsepsi pada siswa muncul secara terus menerus dapat mengganggu pembentukan konsepsi ilmiah. Suparno (1998: 95) memandang miskonsepsi sebagai pengertian yang tidak akurat akan konsep, penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah, kekacauan konsep-konsep yang berbeda dan hubungan hierarkis konsep-konsep yang tidak benar.
Berg menekankan bahwa tidak semua konsep siswa yang berbeda dengan fisikawan dikatakan sebagai miskonsepsi, hanya konsep
- –konsep yang bertentangan saja yang dikatakan sebagai miskonsepsi.
Hal ini dikuatkan lagi oleh Brown dan Novak seperti dikutip Suparno (2005 : 4) yang menyatakan bahwa miskonsepsi adalah suatu interpretasi konsep-konsep yang tidak sesuai dengan penelitian ilmiah yang sekarang diterima.
Miskonsepsi yang banyak terjadi adalah salah pengertian siswa atau ketidaktepatan konsep awal siswa yang terus dibawa selama proses belajar mengajar. Miskonsepsi terjadi karena dalam kehidupan sehari
- –hari konsep awal siswa dapat digunakan untuk memecahkan masalah sehari
- –hari sehingga miskonsepsi akan sangat sulit dibenahi.
Miskonsepsi juga dapat disebabkan oleh kesalahan guru, buku teks, konteks dan metode pengajaran (Suparno, 2005 : 29). Miskonsepsi sebenarnya adalah hal yang wajar dalam proses pembentukan pengetahuan seorang yang sedang belajar. Bahkan dengan terjadinya miskonsepsi siswa akan dapat lebih memahami suatu konsep. Miskonsepsi tidak dapat dihilangkan sama sekali, menimbulkan keraguan, konflik dan kebingungan akan konsep awal yang
- – dimiliki siswa. Salah satunya adalah dengan menggunakan peristiwa peristiwa yang bertentangan dengan konsep awal siswa (Suparno, 2005: 7) D.
Materi yang terkait dengan Penelitian Lensa cembung
Lensa cembung adalah benda bening (tembus cahaya) yang dibatasi oleh dua bidang lengkung atau atu bidang lengkung dan satu bidang datar. Lensa merupakan bahan utama pada alat-alat optik. Contoh alat optik yang sering dipergunakan adalah kaca mata. Jadi kaca mata menggunakan lensa bukan kaca. Salah satu jenis lensa adalah lensa cembung yaitu lensa yang bagian tengahnya lebih tebal dari pada bagian tepinya dan bersifat mengumpulkan berkas sinar (konvergen). Lensa cembung disebut juga lensa positif. Lensa cembung ada 3 jenis , yaitu a.
Lensa cembung-cembung atau lensa cembung dua atau lensa bikonveks b. Lensa cembung–datar atau lensa plankonveks c. Lensa cembung–cekung atau lensa konkaf–konveks
Akibat dari permukaan lensa yang melengkung, cahaya yang datang pada lensa cembung akan dibiaskan dengan arah tertentu. Pembiasan yang terjadi pada lensa mengikuti hukum pembiasan. Oleh karena kelengkungan pada lensa cembung, cahaya yang keluar dari lensa akan mendekati sumbu. Lensa tertentu dari lensa akan dapat ditentukan satu titik di mana cahaya itu terkumpul, dan titik tersebut dinamakan titik api atau fokus lensa. Bila sebuah benda berada di depan lensa cembung, akan terbentuk bayangan. Bayangan dari sebuah benda diperoleh dari perpotongan sinar bias. Untuk mendapat bayangan dari sebuah benda, dapat digunakan sinar istimewa pada lensa cembung.
Sinar-sinar istimewa lensa cembung 1.
Sinar yang datang sejajar sumbu utama akan dibiaskan melewati titik fokus kedua lensa ( F ).
2 2.
1 ) akan dibiaskan
Sinar yang datang melewati titik api pertama lensa ( F sejajar sumbu utama.
3. Sinar yang datang melewati pusat optik lensa ( O ) tidak dibiaskan.
Berkas sinar selalu datang dari depan lensa dan dibiaskan ke belakang lensa. Bayangan adalah pada perpotongan sinar-sinar bias dan bayangannya bersifat nyata. Apabila perpotongan sinar-sinar bias terjadi di depan lensa atau bayangan terbentuk dari perpanjangan sinar-sinar bias, bayangan bersifat maya (semu). Bayangan maya ini selalu terbentuk di depan lensa.
- – Perpanjangan sinar bias dan bayangan maya dilukiskan dengan garis putus putus.
Beberapa contoh lukisan pembentukan bayangan pada lensa cembung ditunjukkan gambar berikut:
1. Benda terletak pada ruang I di depan lensa cembung, maka bayangan terbentuk di depan lensa dengan sifat maya, tegak, dan diperbesar.
Bayangan Benda
2. Apabila benda berada di ruang II di depan lensa cembung maka bayangan terbentuk di belakang lensa pada ruang III dengan sifat nyata, terbalik, dan diperbesar.
benda bayangan
3. Apabila benda diletakkan pada ruang III di depan lensa cembung maka bayangan terbentuk nyata, terbalik, diperkecil.
benda bayangan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah studi kasus dan bersifat deskriptif kualitatif
untuk memaparkan perkembangan konsepsi seorang siswa SMP pada pokok bahasan Lensa Cembung dan mengidentifikasi fasilitasinya yang sesuai.
B. Partisipan
Partisipan dari penelitian ini adalah seorang siswa SMP kelas IX yang dipilih dari 5 siswa yang mempunyai miskonsepsi paling banyak dan komplek. Penentuannya didasarkan atas hasil tertulis sebanyak 20 soal essay yang dilengkapi dengan CRI (Certainty of Response Index).
C. Waktu dan Tempat Penelitian 1.
Waktu bulan Juni 2011 Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 13
- – 16 Juni 2011 Tempat Rumah siswa ( Tangkisan Towangsan Gantiwarno Klaten )
D. Metode Pengumpulan Data 1.
Data Pretes Dalam Penelitian ini peneliti mengambil 5 siswa yang dipilih secara acak. Kemudian diambil 1 siswa yang mempunyai miskonsepsi terbanyak dan terkompleks. Untuk itu digunakan pretes tertulis sebanyak 20 soal essay yang dilengkapi CRI (Certainty of Response Index).
2. Data Perkembangan konsepsi siswa melalui fasilitasi dalam bentuk gambar dan tanya Jawab.
Fasilitasi dengan bantuan gambar diberikan sesuai dengan konsep lensa cembung sedangkan fasilitasi dalam bentuk tanya jawab bersifat fleksibel, sesuai dengan kebutuhan.
3. Data Postes Dalam Postes ini siswa diberi soal essay sebanyak 5 soal. Jawaban siswa digunakan untuk meyakinkan konsepsi akhir siswa setelah melalui tahap fasilitasi yang diberikan yang sebelumnya telah diketahui dari proses fasilitasi. Dengan demikian data postes hanya bersifat melengkapi data konsep akhir siswa yang telah diperoleh dalam proses fasilitasi.
E. Metode Analisis Data
1. Analisis Pretes Data pretes dianalalisis dari hasil pengerjaan soal siswa yang dilengkapi dengan CRI (Certainty of Response Index).
Skala 0-2 menunjukkan bahwa siswa menjawab soal dengan cara menerka, baik itu jawaban benar atau jawaban salah, hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan siswa. Skala 3-4 menunjukkan bahwa siswa tidak menerka dalam menjawab soal, melainkan menggunakan pengetahuan yang dimiliki untuk sampai pada jawaban yang dipilih. Jika jawaban siswa itu salah, ini menunjukkan adanya kesalahan penerapan pengetahuan yang dimiliki siswa dalam menjawab soal. Kesalahan penerapan pengetahuan dalam menjawab soal yang dimiliki siswa menunjukkna indikasi adanya miskonsepsi.
2. Analisis Perkembangan konsep siswa melalui fasilitasi berupa Tanya jawab dan fasilitasi dalam bentuk gambar.
Pada tahap ini dikelompokan sesuai dengan konsep yang terdapat dalam materi Lensa Cembung.
Bagan fasilitasi sebagai berikut : Konsep Lensa Cembung Gambar Tanya jawab Hasil
3. Analisis Postes Setelah melalui beberapa fasilitasi yang sudah dilakukan, siswa mengerjakan postes yaitu tes akhir berupa soal essay sebanyak 5 soal untuk mengetahui pemahaman konsep Lensa Cembung dan melihat perkembangan siswa sebelum dan sesudah difasilitasi.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa tes tertulis pretes dan postes, bimbingan dan tanya jawab dengan bantuan gambar.
1. Pretes Pretes diberikan kepada siswa berupa pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui konsep awal yang dimiliki setiap anak tentang lensa cembung.
2. Desain Fasilitasi Pengembangan Konsep Proses pembangunan konsep dapat diamati dari tanya jawab dengan bantuan gambar. Tanya jawab dilakukan oleh peneliti terhadap siswa yang diteliti saja yaitu satu siswa yang mempunyai miskonsepsi paling banyak dan paling kompleks.
3. Postes.
Instrumen ketiga yang digunakan untuk mengetahui konsep akhir siswa adalah dengan menggunakan tes pemahaman akhir siswa. tertuang dalam tes tersebut. Dalam tes ini siswa mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan materi yang sudah dipelajari melalui Tanya jawab dan gambar.
G. Validitas Instrumen
Instrumen yang berupa pretes dan persiapan bimbingan dan tanya jawab dengan bantuan gambar dan postes tidak diujicobakan, tetapi dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Instrumen diuji melalui keandalan isi yaitu bentuk pertanyaan dan kegiatan yang akan dilaksanakan apakah sesuai dengan konsep yang akan dibangun tentang lensa cembung. Berdasarkan kritik, saran, dan petunjuk yang diberikan semua instrumen siap digunakan.
BAB IV DATA DAN ANALISIS 1. Hasil Pretes Data pretes diperoleh dari jawaban siswa setelah mengerjakan soal
essay sebanyak 20 soal. Soal yang diberikan sesuai dengan konsep lensa Cembung. Ada beberapa soal yang telah dikerjakan yang menunjukkan adanya kesalahan penerapan pengetahuan yang dimiliki siswa dalam menjawab soal. Kesalahan tersebut menunjukkan indikasi adanya miskonsepsi (soal no 8, 18, 19, 20).
Soal No.8 Gambarkan bayangan yang terbentuk!
Soal Jawaban
2F
1 F
1 F
2
2F
2
2F
1 F
1 F
2
2F
2 Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :
1
2
4
3 Partisipan menjawab soal tidak didasarkan pada konsep sinar istimewa pada lensa cembung. Kemudian dilihat dari angka skala tingkat keyakinan jawaban skala 3 yang dilingkari menunjukkan adanya kesalahan pemahaman penerapan pengetahuan yang dimiliki siswa dalam menjawab soal.
Soal no.18 Apabila benda berada di atas sumbu utama. gambarkan bagaimana bayangan terbentuk ? Soal
Jawaban
2F
1 F
1 F
2
2F
2
2F
1 F
1 F
2
2F
2 Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :
1
2
4
3 Sama seperti soal no.8, pada soal ini siswa menjawab pertanyaan tanpa di- dasarkan pada konsep sinar istimewa pada lensa cembung tetapi siswa tersebut yakin benar dalam menjawab pertanyaan dilihat dari skala 3 yang dilingkari pada tingkat keyakinan jawaban. Hal ini menunjukkan adanya kesalahan pemahaman penerapan pengetahuan yang dimiliki siswa dalam Soal no.19 Apakah akan terbentuk bayangan pada layer dari lilin yang menyala?Jelaskan jawabanmu dan beri alasan Anda !
Jawaban : Akan terbentuk bayangan (benar) Alasan : karena cahaya lilin akan diteruskan oleh lensa kemudian akan tampak pada layar.
Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :
1
2
3
4 Siswa hanya menjawab secara teoritis tanpa disertai dengan gambar yang mengatakan bahwa akan terbentuk bayangan. Skala tingkat keyakinan siswa yang dilingkari angka 4 menunjukkan bahwa partisipan mempunyai pengetahuan dalam menjawab soal, tidak menerka tetapi menunjukkan adanya kesalahan penerapan pengetahuan yang dimiliki siswa dalam menjawab soal. Soal no.20
a. Jika tidak terbentuk bayangan pada soal No. 19, mengapa hal tersebut bisa terjadi? Jelaskan jawabanmu dan beri alasan! Jawaban : Mungkin lensa terhalang sesuatu. Alasan : karena jika lensa terhalang sesuatu maka cahaya dari lilin tidak dapat diteruskan.
Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :
1
2
4
3
b. Jika terbentuk bayangan, bagaimana sifat bayangan yang terbentuk ? Jelaskan jawabanmu dan beri alasan! Jawaban : Sifat bayangan nyata.
Alasan : Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :
1
2
4
3 Siswa dalam menjawab pertanyaan tidak yakin karena menggunakan kata mungkin. Skala tingkat keyakinan jawaban siswa yang dilingkari angka 3 yang menunjukkan adanya kesalahan pemahaman penerapan pengetahuan yang dimiliki siswa dalam menjawab soal.
Banyak juga soal yang tidak dikerjakan karena tidak mengetahui jawabannya (soal no. 7, 11, 12, 13, 14, 16).
2. Hasil fasilitasi dengan bantuan gambar dan tanya jawab
Dilihat dari hasil pretes yang sudah dikerjakan siswa, maka peneliti melakukan bimbingan secara individual melalui fasilitasi gambar dan tanya jawab. Langkah-langkahnya sebagai berikut: 2.a. Bagian-Bagian Lensa.
Pertanyaan : Liat gambar! Apa kamu mengetahui gambar di atas? Jawaban siswa :
Iya….gambar lensa cembung Pertanyaan : Bagian lensa cembung, apakah kamu mengetahuinya? Jawaban siswa :
Apa ya….? Pertanyaan : Coba lihat lagi gambar berikutnya.Apa kamu mengetahuinya? Jawaban siswa : Tidak tahu..
Permukaan Lensa Pertanyaan : Masih ada tidak bagian lensa yang lain? Jawaban siswa : Sudah tidak ada.
Pertanyaan : Coba lihat gambar lagi, bagian tengah lensa namanya apa? Bidang Lensa
Jawaban siswa : Bidang lensa Siswa dapat menjawab dengan benar pertanyaan yang disampaikan.
2.b. Titik Fokus
Pertanyaan : Apakah kamu mengetahui yang dimaksud dengan titik fokus itu? Hasil : Siswa kesulitan dalam menjawab pertanyaan kemudian saya perlihatkan gambar mengernai titik fokus, kemudian ada titik fokus sejati dan titik fokus maya.
2.c. Sumbu Utama & Pusat Lensa
Pertanyaan : Coba sekarang buatlah gambar sumbu utama! Sebenarnya berupa apa sumbu utama tersebut? Hasil : Siswa menjawab dengan benar apa itu sumbu.
Pertanyaan : Setelah membuat sumbu utama, di mana pusat lensa itu?
Hasil : Siswa menjawab benar karena ada kata inti yaitu pusat maka di jawab di tengah.
2.d. Sumber Cahaya
Pertanyaan : Apakah sumber cahaya itu? Apakah memancar ke segala arah? Hasil : Siswa kesulitan dalam menjawab pertanyaan, kemudian saya jelaskan dengan bantuan gambar.
2.e. Berkas sinar yang relevan.
Pertanyaan : Apa itu sinar yang relevan? Mengapa disebut dengan sinar yang relevan?
Hasil : Siswa kesulitan dalam menjawab pertanyaan, kemudian saya jelaskan apa itu berkas dan apa artinya relevan, kemudian siswa berusaha menjawab pertanyaan.
2.e. Sinar istimewa
Pertanyaan : Mengapa dari sinar-sinar yang relevan tadi, kita temukan sinar istimewa pada Lensa Cembung? Hasil : Siswa berusaha menjawab pertanyaan dengan perlahan-lahan, kemudian siswa bisa menjawab pertanyaan dengan benar.
3. Hasil Postes
Setelah melalui fasilitasi dengan gambar dan tanya jawab siswa mengerjakan soal postes sebanyak 5 soal essay. Siswa merasa mudah mengerjakan Soal dikerjakan sesuai dengan konsep yang benar meskipun dalam mengerjakan siswa masih perlu pendampingan peneliti.
1. Lukiskan jalannya sinar istimewa pada lensa cembung! beri penjelasan !
Jawaban :
- F
1 F
2 a.
Sinar yang datang sejajar sumbu utama akan dibiaskan melewati titik fokus kedua lensa ( F
2 ) b.
1 ) akan dibiaskan
Sinar yang datang melewati titik api pertama lensa ( F sejajar sumbu utama c.
Sinar yang datang melewati pusat optik lensa ( O ) tidak dibiaskan 2.
Gambarkan bayangan yang terbentuk! Jawaban langsung pada soal.
Jawab : Soal
- F
1 F
2 Jawaban
- F F
1
2 3.
Perhatikan gambar dibawah ini, bagaimana sifat bayangan yang terbentuk jika benda berupa titik ? Soal
- Titik benda
F
1 F
2 Jawaban
- F
1 F
2
4. Perhatikan gambar di bawah ini! Bagaimana bayangan yang terbentuk ?
Soal F F
1
2 Jawaban
- A A
F
1 F
2
’ 5.
Apabila benda berada di atas sumbu utama. Gambarkan bagaimana bayangan terbentuk ? Jawaban langsung pada dikerjakan pada soal.
Soal F
1 F
2 Jawaban
- F F
1
2
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian dan menyelesaikan berbagai tahap-
tahap, maka kesimpulan yang dapat di ambil adalah sebagai berikut :
1. Pada tes tertulis yang diberikan waktu tahap awal, materi yang disampaikan adalah materi yang sudah mereka dapatkan di kelas VIII tetapi dalam menjawab pertanyaan tentang konsep lensa cembung, mereka kelihatan seperti mendapatkan materi baru. Tidak ada pemahaman yang benar berada di pikiran mereka. Banyak hal yang menjadikan alasan mereka, ada yang bilang lupa, ada yang memang belum memahami materi lensa cembung di kelas VIII.
2. Siswa mengalami pemahaman yang meningkat setelah difasilitasi dengan gambar.
Misalnya pada soal di bawah ini
2F
1 F
1 F
2
2F
2 Setelah difasilitasi melalui gambar mulai dari pengenalan tentang bagian
lensa, titik fokus, sumbu utama, pusat lensa dan sinar istimewa, siswa
Hasil
2F F F 2 1 2
2F 2 B.
Saran
Proses penelitian telah dilakukan oleh peneliti. Banyak kekurangan dari penelitian ini. Berbagai macam cara dapat dilakukan untuk dapat menyempurnakan penelitian ini.
1. Peneliti harus menguasai konsep lensa cembung terutama penyampaian dalam bentuk gambar dengan sungguh-sungguh supaya mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
2. Proses yang dipakai untuk pengembangan konsep bisa lebih bervariasi.
DAFTAR PUSTAKA Kartika Budi, Fr. Y. 1987.
“Konsep Pembentukan dan Penanamannya”
Sumbangan Terhadap Pendidikan Matematika dan Fisika. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma. Kartika Budi, Fr. Y. 1992. Pemahaman Konsep Gaya dan Beberapa Salah
Konsepsi yang Terjadi . Yogyakarta : Widya dharma Th. III. No.1,
Universitas Sanata Dharma.Suparno, Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius. Suparno, Paul. 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean Pieget. Yogyakarta : Kanisius. Suparno, Paul. 2005. Miskonsepsi & Perubahan Konsep Pendidikan Fisika.
Jakarta : Grasindo.
Lampiran 1 Pretes
Nama : Kelas :
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan sungguh-sungguh ! 1.
Cahaya merambat lurus. Benar atau Salah ? Berikan alasan Anda ! Jawaban : Alasan : Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :
1
2
3
4 2.
Cahaya merambat tanpa membawa energi. Benar atau Salah ? Berikan alasan Anda!
Jawaban : Alasan : Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :
1
2
3
4
3. Cahaya merambat membawa energi. Benar / salah? Berikan alasan Anda!
Jawaban : Alasan : Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :
1
2
3
4 4.
Untuk merambat cahaya memerlukan medium. Benar atau Salah ? Berikan alasan Anda! Jawaban : Alasan : Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :
1
2
3
4
5. Untuk merambat cahaya tidak memerlukan medium. Benar atau Salah ? Berikan alasan Anda ! Jawaban : Alasan :
Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :
1
2
3
4 6.
Mengapa benda yang terkena cahaya matahari memiliki bayangan yang serupa dengan bentuk benda aslinya? Jawaban : Alasan : Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :
1
2
3
4 7.
Lukiskan jalannya sinar istimewa pada lensa cembung ! Jawaban : Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :
1
2
3
4
8. Gambarkan bayangan yang terbentuk! Jawaban langsung pada soal!
Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :
1
2
3
4
9. Perhatikan gambar dibawah ini, bagaimana sifat bayangan yang terbentuk ?
- F
1 F
2 Jawaban :
Alasan : Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :
1
2
3
4 10.
Lanjutan dari soal No. 9. Seandainya lensa terhalangi sebuah benda, apakah terbentuk bayangan?
Jawaban : Alasan : Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :
1
2
3
4 11.
Bila sebuah benda berada di ruang II ( antara F dan 2F ) dari lensa cembung, Bagaimana sifat bayangan yang terjadi ! Jawaban : Alasan : Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :
1
2
3
4 12.
Perhatikan gambar dibawah ini, bagaimana sifat bayangan yang terbentuk ?
- F
1 F
2 Jawaban : Alasan : Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :
1
2
3
4
13. Perhatikan gambar di bawah ini! Bagaimana bayangan yang terbentuk ?
- A Jawaban : Alasan : Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :
1
2
3
4
14. Perhatikan gambar dibawah ini, bagaimana sifat bayangan yang terbentuk jika benda berupa titik ?
- F
1 F
2 Jawaban :
Alasan : Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :
1
2
3
4
15. Kacamata, kamera, proyektor termasuk benda yang menggunakan lensa cembung. Benar atau salah? Berikan alasanmu! Jawaban : Alasan : Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :
1
2
3
4
16. Bagaimana sinar biasnya? Jawaban langsung ditulis pada lembar soal!
- Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :
1
2
3
4
17. Jika benda tepat berada di titik focus ( F
2 ). Terbentuk bayangan atau tidak?
Jelaskan jawabanmu dan beri alasan Anda! Jawaban : Alasan : Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :
1
2
3
4
18. Apabila benda berada di atas sumbu utama. Gambarkan bagaimana bayangan terbentuk ? Jawaban langsung pada dikerjakan pada soal!
- F
1 F
2 Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :
1
2
3
4
19. Apakah akan terbentuk bayangan pada lilin yang menyala? Jelaskan jawabanmu dan beri alasan Anda ! Jawaban : Alasan : Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :
1
2
3
4
20. Lanjutan soal no 19
a. Jika tidak terbentuk bayangan mengapa hal tersebut bisa terjadi? Jelaskan jawabanmu dan beri alasan Anda ! Jawaban : Alasan : Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :
1
2
3
4
a. Jika terbentuk bayangan, bagaimana sifat bayangan yang terbentuk? Jelaskan jawabanmu dan beri alasan Anda! Jawaban : Alasan : Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda :
1
2
3
4
Lampiran 2 Postes
Nama : Kelas :