Pola peresepan obat kardiovaskuler berdasarkan tinjauan dosis, interaksi, kontradiksi, dan efek samping obat pada pasien gagal jantung di instalasi rawat inap RSUP Dr. Sardjito periode Januari-Desember tahun 2003 - USD Repository

  

POLA PERESEPAN OBAT KARDIOVASKULER BERDASARKAN

TINJAUAN DOSIS, INTERAKSI, KONTRAINDIKASI, DAN EFEK

SAMPING OBAT PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI INSTALASI

RAWAT INAP RSUP Dr. SARDJITO PERIODE JANUARI - DESEMBER

  

TAHUN 2003

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

  

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh

Dewi Anggraini

  

008114073

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2007

  Persembahanku

“ Saya rindu untuk melakukan suatu pekerjaan yang besar

dan mulia, namun tugas utamaku adalah menyelesaikan

tugas-tugas yang kecil, sederhana dengan tekun “.

  (Hellen Keller) Kupersembahkan karya kecil ini bagi Kemuliaan Tuhan Bagi Bapak dan Ibuku tercinta atas semua cinta, doa, dan dukungannya

  Bagi kakakku Eva dan adikku Fitria tersayang atas perhatian, dukungan, dan doanya Untuk Almamaterku tercinta

  

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat, dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi berjudul “ POLA PERESEPAN OBAT KARDIOVASKULER

BERDASARKAN TINJAUAN DOSIS, INTERAKSI, KONTRAINDIKASI, DAN

EFEK SAMPING OBAT PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI INSTALASI

RAWAT INAP RSUP Dr. SARDJITO PERIODE JANUARI – DESEMBER

TAHUN 2003 “ Skripsi ini disusun dan diajukan guna melengkapi salah satu syarat

menyelesaikan program Strata Satu (S1) di Jurusan Farmasi Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penulisan skripsi ini penulis tidak

lepas dari dorongan dan bantuan berbagai pihak, maka dari itu penulis ingin

berterima kasih kepada :

  1. Dekan Fakultas Farmasi yang telah memberi ijin kepada penulis.

2. dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes. selaku dosen pembimbing yang telah bersedia

membagi pengetahuan dan memberikan banyak masukkan juga kesempatan berdiskusi serta keramahannya kepada penulis.

  

3. Rita Suhadi, M.Si., Apt. sebagai dosen penguji atas kesediaannya menguji serta

kritik dan saran yang membangun kepada penulis.

  

4. Drs. Mulyono, Apt. sebagai dosen penguji atas kesediaannya menguji serta kritik

dan saran yang membangun kepada penulis juga keramahannya yang mampu mencairkan suasana.

  

5. Ibu dan Bapak tercinta di rumah atas kasih sayang, doa, pengertian, kesabaran,

serta kerja kerasnya demi keberhasilanku.

  

6. Kakakku Eva Kristanti tersayang atas cinta, doa, dukungan serta persaudaraannya

yang indah.

  7. Adikku Fitria Indriani tersayang atas cinta, doa dan dukungannya.

  

8. Bu Lik ku terkasih Theresia Semiyati untuk cinta, doa, perhatian serta

dukungannya.

  

9. Kakak iparku Agustinus Hardi Prasetyo untuk doa, dukungan serta kritik dan

sarannya.

  

10. Para anggota PABELI : Betha, Martha, Tri, Wanda, dan Yayuk atas cinta kasih,

doa, dukungan serta persahabatan yang indah dan tak terlupakan, juga untuk seorang sahabat yang setia Tami.

  

11. Para penghuni “nDalem Keputren Cakruk” Effie, Ika, Pipit, Ratih, Mbah Biji, Bu

Camat, nCie, Mama Joni, Anas, Yuli, Fajar “Angel elga”, dan Ninok untuk

dukungan, doa, persahabatan serta canda tawa yang selalu mewarnai hariku.

  12. Retha, mantan anak kost yang selalu ingat padaku, makasih atas perhatiannya.

  

13. Teman-teman seperjuangan yang begitu semangat mendukungku Dodi, Raul,

Uyung, Benny, Martha.

  

14. Ibu dan Bapak kostku, Mbak Ika, Mbak Anna, dan Para “Dul” untuk saat-saat

yang menyenangkan.

  15. Diriku sendiri atas cinta, harapan, kesetiaan, pengertian, dan kerjasamanya.

  

16. Wisa Abraham Sang Motivator Sejatiku untuk cinta, harapan, kesetiaan, doa serta

  17. Untuk Aang, makasih berat atas kerjasama dan waktunya.

  

18. Sahabat sejati yang bagaikan bayanganku sendiri Asia Looks, Antara Mahal,

Amuro Amo, Danza Muso, Cisse Sussmex, Agastya Rao, dan AP.

  19. Ardian “Mr. Saint” Aiden untuk pengorbanan, kesetiaan, dan pencerahannya.

  20. Wayan Abraham, untuk cinta, kesetiaan, doa, dan dukungannya .

  

21. Teman-teman dunia maya yang senantiasa memberikan warna-warni dalam

perjalanan hidupku.

  

22. Teman-teman dunia “Quantum Cosmos” atas kesetiaannya dan penghiburannya.

  23. Teman-teman platonikku yang selalu membuatku merasa lebih “hidup”.

  

24. Seluruh keluarga dan teman-teman terkasih yang selalu menjadi penyemangatku.

  

25. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu.

  Penulis menyadari ada banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, oleh

karena itu segala kritik dan sumbang saran dari pembaca sangat kami harapkan.

Akhirnya, semoga skripsi ini dapat menambah khasanah pengetahuan kita semua.

  

Yogyakarta, 07 Maret 2007

Penulis

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini tidak memuat

karya orang lain atau bagian dari karya orang lain kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 07 Maret 2007

Dewi Anggraini

NIM : 008114073

  

INTISARI

Gagal jantung perlu diwaspadai sedini mungkin. Hal ini dikarenakan gagal

jantung berkaitan dengan morbiditas dan mortalitas yang sangat tinggi. Selain itu

gagal jantung juga merupakan penyakit yang mempunyai prevalensi yang cukup

tinggi tidak hanya di Indonesia tapi juga di negara-negara lain. Beberapa tahun

terakhir ini gagal jantung tidak hanya terjadi pada orang lanjut usia tapi juga pada

orang dewasa bahkan pada anak-anak meskipun dengan skala yang kecil. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pasien gagal jantung di Instalasi

Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dan mengetahui pola peresepan obat

kardiovaskuler pada pasien gagal jantung berdasarkan tinjauan golongan, jenis dan

dosis obat yang diberikan, meninjau kemungkinan terjadinya interaksi,

kontraindikasi dan efek samping obat.

  Penelitian yang dilakukan adalah penelitian observasional dengan rancangan

deskriptif non-analitik. Penelitian dilakukan dalam tiga tahap yaitu tahap

perencanaan, tahap pengambilan data dan tahap pengolahan data secara non-analitik.

Bahan yang digunakan adalah catatan medik pasien gagal jantung yang menjalani

rawat inap di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2003. Dalam penelitian ini

diperoleh data sebanyak 40 kasus yang terdiri dari 62,5% pasien perempuan dan

37,5% pasien laki-laki. Berdasarkan kelompok usia, 10% pasien infant, 20% pasien

anak-anak, 5% pasien remaja, 20% pasien dewasa, 22,5% pasien usia pertengahan,

20% pasien lanjut usia dan 2,5% pasien lansia tua. Pasien yang diberikan obat

kardiovaskuler dalam terapinya sebanyak 95%, tidak diberikan obat kardiovaskuler

dalam terapinya 5%. Berdasarkan kesesuaian dosis dengan IONI 2000, 50% jenis

obat sesuai, 50% jenis obat tidak sesuai. Interaksi yang kemungkinan terjadi

sebanyak 186,8%. Obat kardiovaskuler yang kontraindikasi dengan kondisi pasien

yaitu valsartan. Obat kardiovaskuler yang kemungkinan menimbulkan efek samping

atau memperparah kondisi pasien yaitu kaptopril.

  Kata kunci : Gagal Jantung, Pola Peresepan.

  

ABSTRACT

Heart Failure must be cautioned early since it is related to a very high

morbidity and mortality rate. In addition, such a disease has a relatively high

prevalence not only in Indonesia but also in other countries. In recent years, heart

failure is not only found among people of old age but also among adults, even, in

small degree, among children. This study aimed to find out characteristic of patients

with heart failure who were hospitalized in Central General Hospital of Dr. Sardjito,

Yogyakarta, and the patterns of prescribed cardiovascular drugs viewed from their

class, types, and dosage; and to examine the possibility of their interaction, counter-

indicators, and side effects.

  This study was an observational one using a non analytical-descriptive

design. It was carried out in three stages, i.e., planning, data collection, and non-

analytical data processing. The materials for this study consisted of Medical Record

of patients with heart failure hospitalized in Central General Hospital of Dr. Sardjito,

Yogyakarta, in 2003. Its data were obtained from 40 cases, 62.5% female and 37.5%

male patients. Based on the age classifications, the patients comprised of 10%

infants, 20% children, 5% teenagers, 20% adults, 22.5% middle-aged, 20% old, and

2.5% very old. The proportion of patients treated with cardiovascular drugs in their

therapy was 95%, and those without cardiovascular drugs was 5%. Based on the

dosage compliance with IONI 2000, 50% of the drugs were consistent and 50% were

inconsistent with IONI 2000. The likelihood of interaction was 186.8%. The

cardiovascular drug, which was contraindicative to patient condition, was Valsartan.

While the drug which most likely to generate side effects or aggravated patient

condition was Captopril.

  Key words: heart failure, prescription pattern.

  DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv PRAKATA.................................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vii

  

INTISARI...................................................................................................... viii

ABSTRACT .................................................................................................... x DAFTAR ISI................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xvi

  BAB I. PENGANTAR .............................................................................. 1 A. Latar Belakang ........................................................................ 1 B. Tujuan Penelitian .................................................................... 5 BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA ........................................................ 6 A. Anatomi Fisiologi Jantung ...................................................... 6 B. Gagal Jantung.......................................................................... 9 C. Evaluasi Peresepan.................................................................. 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 28 A. Jenis dan Rancangan Penelitian .............................................. 28 B. Definisi Operasional ............................................................... 29 C. Lokasi Penelitian..................................................................... 30 D. Bahan dan Alat Penelitian....................................................... 30 E. Subyek dan Penetapan Subyek ............................................... 31 F. Jalannya Penelitian.................................................................. 31 G. Tata Cara Analisis Hasil.......................................................... 33

  

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 34

A. Karakteristik Pasien ................................................................ 34 B. Golongan dan Jenis Obat ........................................................ 36 C. Kajian Pola Peresepan............................................................. 48

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN..................................................... 56

A. Kesimpulan ............................................................................. 56 B. Saran........................................................................................ 57

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 58

LAMPIRAN.................................................................................................. 60

  

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel I. …………………………………………………………………………..25

Interaksi yang kemungkinan terjadi dari pemberian kombinasi beberapa obat

kardiovaskuler kepada pasien gagal jantung berdasarkan IONI 2000 Tabel II…………………………………………………………………………...27 Efek Samping yang mungkin ditimbulkan selama Penggunaan Obat Kardiovaskuler pada Pasien Gagal Jantung berdasarkan IONI 2000 Tabel II…………………………………………………………………………...27 Efek Samping yang mungkin ditimbulkan selama Penggunaan Obat Kardiovaskuler pada Pasien Gagal Jantung berdasarkan IONI 2000 Tabel III. …………………………………………………………………………34 Distribusi Pasien Gagal Jantung di Instalasi Rawat Inap RSUP DR.Sardjito Tahun 2003 Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel IV. ………………………………………………………………………...35

Distribusi Pasien Gagal Jantung di Instalasi Rawat Inap di RSUP DR. Sardjito Tahun

2003 Berdasarkan Usia Menurut WHO dan Pediatric (Izenberg, N. M.D., 2000) Tabel V. ………………………………………………………………………….36

Distribusi Kelas Terapi Obat Pada Peresepan untuk Pasien Gagal Jantung di Instalasi

Rawat Inap RSUP DR. Sardjito Tahun 2003 Tabel VI. ………………………………………………………………………...37

Distribusi Golongan Obat Pada Peresepan untuk Pasien Gagal Jantung di Instalasi

Rawat Inap RSUP DR. Sardjito Tahun 2003 Tabel VII. ………………………………………………………………………..41

Distribusi Kelas Terapi Obat Kardiovaskuler Pada Peresepan Obat Kardiovaskuler

Pada Pasien Gagal Jantung di Instalasi Rawat Inap RSUP DR. Sardjito Tahun 2003 Tabel VIII. ……………………………………………………………………….43

  

Distribusi Golongan Obat Antiaritmia pada Peresepan Obat Kardiovaskuler pada

Pasien Gagal Jantung di Instalasi Rawat Inap RSUP DR. Sardjito Tahun 2003 Tabel IX. ………………………………………………………………………...43

Distribusi Golongan Obat Antihipertensi pada Peresepan Obat Kardiovaskuler pada

Pasien Gagal Jantung di Instalasi Rawat Inap RSUP DR. Sardjito Tahun 2003 Tabel X. ………………………………………………………………………….44

Distribusi Golongan Obat Antiangina pada Peresepan Obat Kardiovaskuler pada

Pasien Gagal Jantung di Instalasi Rawat Inap RSUP DR. Sardjito Tahun 2003 Tabel XI. ………………………………………………………………………...45

Distribusi Golongan Obat Diuretik pada Peresepan Obat Kardiovaskuler pada Pasien

Gagal Jantung di Instalasi Rawat Inap RSUP DR. Sardjito Tahun 2003 Tabel XII. ………………………………………………………………………..46

Distribusi Golongan Obat Koagulasi Darah pada Peresepan Obat Kardiovaskuler

pada Pasien Gagal Jantung di Instalasi Rawat Inap RSUP DR. Sardjito Tahun 2003 Tabel XIII. ……………………………………………………………………….46

Distribusi Golongan Obat Hipolipidemik pada Peresepan Obat Kardiovaskuler pada

Pasien Gagal Jantung di Instalasi Rawat Inap RSUP DR. Sardjito Tahun 2003 Tabel XIV. ………………………………………………………………………47

Distribusi Golongan Obat Syok dan Hipotensi pada Peresepan Obat Kardiovaskuler

pada Pasien Gagal Jantung di Instalasi Rawat Inap RSUP DR. Sardjito Tahun 2003 Tabel XV. ………………………………………………………………………..47

Distribusi Golongan Obat Gangguan Darah pada Peresepan Obat Kardiovaskuler

pada Pasien Gagal Jantung di Instalasi Rawat Inap RSUP DR. Sardjito Tahun 2003

  DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Anatomi Jantung (exterior view)………………………………. 7

Gambar 2. Anatomi Jantung (inferior view)…………………………………. 8

DAFTAR LAMPIRAN

  Halaman Lampiran 1 ……………………………………………………………………..60 Daftar Jenis Obat-Obat KardiovaskulerYang Perlu Dilakukan Penyesuaian Dosis

dalam Peresepan Obat Kardiovaskuler untuk Pasien Gagal Jantung di Instalasi Rawat

Inap RSUP DR. Sardjito Tahun 2003 Berdasarkan IONI 2000

Lampiran 2 ……………………………………………………………………..62

Standar Pelayanan Medik RSUP DR. Sardjito Lampiran 3 …………………………………………………………………….68 Data Analisis Peresepan Obat Kardiovaskuler Pasien Gagal Jantung di Instalasi Rawat Inap RSUP DR. Sardjito Tahun 2003

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Penelitian Penyakit jantung merupakan salah satu penyebab utama kematian segala jenis

  

usia (Panjaitan, 1991) dan gagal jantung adalah salah satu penyakit kardiovaskuler

yang paling kompleks dan sangat sulit untuk diatasi (Lefrandt, 1996) yang paling

tinggi prevalensinya (Hidayati, 2001).

  Meskipun menurut Karo Karo (cit., Hidayati, 2001) dalam simposium “Late

Breaking News in Heart Failure” 17 Februari 2001 menyatakan bahwa insiden

penyakit gagal jantung semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya usia

harapan hidup penduduk, ironisnya menurut Woo (cit., Hidayati, 2001) dalam

seminar sehari mengenai " Penanganan Masalah Jantung " 27 April 1996 selain

meningkat pada kelompok usia 40 tahun, juga mulai meningkat pada kelompok usia

dini. Meski masih dalam skala yang kecil, kelainan jantung bawaan sejak lahir –

bahkan sejak dalam kandungan – menjadi masalah yang serius bagi pengembangan

sumber daya manusia. Beberapa data pada kasus kelainan jantung bawaan

menunjukkan kebanyakan kematian justru terjadi pada bulan-bulan awal kehidupan

bayi yang menunjukkan keterlambatan dalam menegakkan diagnosis.

  Sementara itu pada kesempatan yang sama, Sani (cit., Hidayati, 2001)

mengatakan penyakit gagal jantung meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data

di RS. Jantung Harapan Kita, peningkatan kasus ini dimulai pada tahun 1997 dengan

  

248 kasus, kemudian melaju pesat hingga mencapai puncak pada tahun 2000 dengan

532 kasus.

  Pengurangan aktivitas fisik pada kasus gagal jantung sedang dan istirahat

total di tempat tidur pada kasus gagal jantung parah adalah dasar dari

penatalaksanaan gagal jantung itu sendiri. Mengurangi jumlah makanan, atau setiap

usaha yang dilakukan haruslah diupayakan untuk mengurangi kecemasan pasien.

  

Istirahat secara fisik dan secara emosional dimaksudkan untuk mengurangi tekanan

arteri, mengurangi kerja otot pernapasan, memperlambat denyut jantung, dan untuk

mengurangi muatan kerja pada miokardium. Pasien dengan gagal jantung hendaknya

beristirahat di rumah atau lebih baik di rumah sakit untuk satu atau dua minggu dan

dilanjutkan untuk beberapa hari lagi setelah kondisi pasien benar-benar stabil

(Braunwald, 2000).

  Kegagalan jantung merupakan keadaan umum yang berkaitan dengan

morbiditas dan mortalitas yang sangat tinggi (Woodley, 1995) yang sering dijumpai

dalam praktek sehari-hari sebagai suatu kegawatan medik yang membutuhkan

pengenalan dan penanganan secara dini (Kisworo, 1996).

  Berdasarkan pernyataan di atas maka penggunaan obat kardiovaskuler pada

pasien gagal jantung perlu mendapatkan perhatian serta pengawasan yang lebih dari

tenaga kesehatan yang menangani pasien. Hal ini mendorong peneliti untuk

mengetahui karakteristik dan pola peresepan pada pasien gagal jantung di Instalasi

Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito.

1. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan permasalahan di bawah ini.

  

a. Apakah obat kardiovaskuler dalam peresepan obat kardiovaskuler untuk pasien

gagal jantung di RSUP Dr. Sardjito sudah tepat dosis?

b. Apakah terjadi interaksi dalam peresepan obat-obat kardiovaskuler?

  

c. Apakah obat-obat kardiovaskuler yang diberikan kontraindikasi dengan kondisi

gagal jantung pasien atau dengan kondisi khusus yang menyertai gagal jantung seperti yang tercantum dalam hasil diagnosis?

  

d. Apakah obat-obat kardiovaskuler yang diberikan menimbulkan efek samping

atau memperparah kondisi gagal jantung pasien atau kondisi khusus yang menyertai gagal jantung seperti yang tercantum dalam hasil diagnosis? 2.

   Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran pustaka yang telah dilakukan, sudah pernah

dilakukan penelitian mengenai penyakit gagal jantung. Penelitian ini dilakukan oleh

  

Susilowati (2002) mengenai evaluasi dosis, interaksi, dan kontraindikasi peresepan

obat kardiovaskuler pada pasien geriatri gagal jantung di instalasi rawat inap RSPR.

  

Evalusi dilakukan dengan membandingkan peresepan obat kardiovaskuler dengan

standar IONI tahun 2000. Rancangan penelitian yang digunakan oleh Susilowati

adalah deskriptif non-analitik. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif

dengan studi dokumentasi lembar rekam medik. Data yang diambil adalah data

rekam medik pasien rawat inap di RSPR selama periode Januari-juni tahun 2000.

  Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, pada penelitian ini

peneliti mengevaluasi dosis, interaksi, kontraindikasi dan efek samping peresepan

  

obat kardiovaskuler pada pasien gagal jantung di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr.

Sardjito berdasarkan IONI 2000. Rancangan penelitian pada penelitian ini adalah

deskriptif non-analitik, pengumpulan data dilakukan secara retrospektif dengan studi

dokumentasi lembar catatan medik. Data yang diambil adalah data salinan resep dan

data lembar catatan medik pasien rawat inap di RSUP Dr. Sardjito tahun 2003.

  

Sejauh ini penelitian mengenai pola peresepan obat kardiovaskuler berdasarkan

tinjauan dosis, interaksi, kontraindikasi dan efek samping obat pada pasien gagal

jantung di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito belum pernah dilakukan di

kalangan Universitas Sanata Dharma.

3. Manfaat Penelitian a. Manfaat teoritis.

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang pola peresepan obat kardiovaskuler pada pasien gagal jantung.

b. Manfaat praktis.

  Hasil penelitian yang berupa data dan informasi mengenai dosis, interaksi, kontraindikasi, dan efek samping obat kardiovaskuler pada pasien gagal jantung dapat memberikan masukan untuk pengembangan peresepan obat kardiovaskuler.

B. Tujuan Penelitian

  1. Tujuan umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola peresepan obat kardiovaskuler untuk penyakit gagal jantung di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito periode januari - desember tahun 2003.

  2. Tujuan khusus Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengevaluasi :

  

a. apakah obat kardiovaskuler dalam peresepan obat kardiovaskuler untuk pasien

gagal jantung di RSUP Dr. Sardjito sudah tepat dosis b. apakah terjadi interaksi dalam peresepan obat-obat kardiovaskuler

  

c. apakah obat-obat kardiovaskuler yang diberikan kontraindikasi dengan kondisi

gagal jantung pasien atau dengan kondisi khusus yang menyertai gagal jantung seperti yang tercantum dalam hasil diagnosis

  

d. apakah obat-obat kardiovaskuler yang diberikan menimbulkan efek samping atau

memperparah kondisi gagal jantung pasien atau kondisi khusus yang menyertai gagal jantung seperti yang tercantum dalam hasil diagnosis.

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Anatomi Fisiologi Jantung Jantung kira-kira sebesar kepalan tangan, terletak didalam rongga dada, yang disebut rongga thoraks, disebelah kiri garis tengah rongga dada (Knight, et al., 1989). Beratnya pada orang dewasa kira-kira mencapai 320 gram pada laki-laki dan 280 gram pada perempuan (Mutscler, 1995). Jantung dapat diibaratkan sebagai pompa berganda, yang terdiri dari bagian

  

kanan dan kiri. Bagian kanan memompa darah dari tubuh ke paru-paru, sedangkan

bagian kiri memompa darah dari paru-paru ke tubuh. Setiap bagian terdiri dari 2

kompartimen: di atas serambi (atrium) dan di bawah bilik (ventriculus). Antara

serambi dan bilik terdapat katup, begitu pula antara bilik dan pembuluh besar. Fungsi

keempat katup ini adalah menjamin darah mengalir ke hanya satu jurusan (Tjay dan

Raharja, 2002).

  Atrium dipisahkan oleh septum atrium. Atrium kanan terhubung dengan vena

cava dan atrium kiri oleh arteri pulmonar (Mutscler, 1995). Dalam Ganong (1995)

dikatakan bahwa jantung dipisahkan dari organ dalam lain di rongga dada oleh

. Miokardium sendiri ditutupi oleh epikardium fibrosa. Kantung perikardium

perikardium dalam keadaan normal mengandung 5-30 ml cairan jernih yang

melumasi jantung dan membuatnya berkontraksi dengan friksi minimal.

  

Gambar 1. Anatomi Jantung (Anonim, 2007)

Fungsi peredaran darah adalah penyaluran oksigen dan zat-zat gizi lain yang

dibutuhkan untuk metabolisme ke jaringan dan organ. Darah yang miskin O dan

  2 kaya CO 2 melalui vena masuk kembali ke jantung di serambi kanan dan mengalir ke

bilik kanan. Dari sini, darah diteruskan ke paru-paru, di mana darah melepaskan

karbondioksidanya dan menyerap oksigen (sirkulasi kecil). Darah kaya O 2 lalu

mengalir kembali ke serambi kiri dan melalui bilik kiri dipompa ke aorta dan organ

tubuh, inilah yang disebut sirkulasi darah besar (Tjay dan Raharja, 2002).

  

Demikianlah darah dikirimkan ke atrium di sebelah kanan melalui pembuluh-

pembuluh utama yang disebut vena cava. Ini adalah darah yang dikumpulkan dari

seluruh bagian tubuh pada saat itu, lalu dilimpahkan ke atrium (Knight, 1989).

  

Gambar 2. Anatomi Jantung (Anonim, 2007)

Masih dalam Tjay dan Raharja (2002) pada setiap denyutan dapat dibedakan

dua fase, yakni diastol, di mana otot jantung melepaskan diri dan biliknya terpenuhi

darah vena. Kemudian menyusul sistol, di mana otot jantung menguncup (kontraksi)

sebagai reaksi terhadap diastol, sehingga darah dipompa ke luar jantung dan ke

dalam arteri.

  Menurut Ganong (1995), bagian-bagian jantung yang secara normal

berdenyut dengan urutan teratur, kontraksi atrium (sistol atrium) diikuti oleh

kontraksi ventrikel (sistol ventrikel), dan selama diastol semua rongga jantung dalam

keadaan relaksasi. Denyut jantung berasal dari sistem penghantar jantung yang

khusus dan menyebar, melalui sistem ini kesemua bagian otot jantung. Struktur yang

membentuk sistem penghantar adalah simpul sinoatrial (simpul SA), lintasan antar

  

simpul di atrium, simpul atrioventrikular (simpul AV), berkas His dan cabang-

cabangnya, dan sistem purkinje. Berbagai bagian sistem penghantar, dan pada

keadaan abnormal, bagian-bagian otot jantung mampu mengeluarkan listrik spontan.

Meskipun demikian, simpul SA secara normal mengeluarkan listrik paling cepat,

depolarisasi menyebar dari sini ke bagian lain sebelum mengeluarkan listrik secara

spontan. Simpul SA merupakan pacu jantung normal. Kecepatan mengeluarkan

listrik menentukan frekuensi denyut jantung. Impuls yang dibentuk dalam simpul SA

berjalan melalui lintasan atrium ke simpul AV, melalui simpul ini ke berkas His, dan

sepanjang cabang-cabang berkas-berkas His melalui sistem purkinje ke otot

ventrikel.

B. Gagal Jantung

1. Definisi

  Gagal jantung secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan yang

tidak mampu memenuhi kebutuhan oksigen dan metabolisme tubuh. Definisi lain

adalah suatu keadaan curah jantung (kemampuan jantung memompa darah) yang

relatif kurang dibandingkan kebutuhan metabolisme tubuh, meskipun aliran darah

balik cukup memadai (Kisworo, 1996). Istilah gagal jantung menurut Wells (2003)

lebih baik daripada istilah gagal jantung kongestif sebab penderita bisa mempunyai

gejala klinis dari gagal jantung meski tanpa gejala kongesti.

  2. Patofisiologi Sindroma klinik kegagalan jantung berujud sebagai hipoperfusi organ dan

pemberian oksigen ke jaringan yang tak mencukupi karena curah jantung rendah dan

penurunan daya cadangan jantung (kegagalan ke depan) maupun pembendungan

paru dan vena (kegagalan ke belakang). Terdapat beberapa macam adaptasi yang

bersifat kompensasi, yaitu:

  a. peningkatan volume (dilatasi) dan massa (hipertrofi) ventrikel kiri

  

b. peningkatan resistensi vaskular sistemik (RVS) akibat peningkatan aktivitas

sistem saraf simpatik dan kenaikan kadar katekolamin-katekolamin yang beredar (pada sirkulasi darah) dan

  

c. aktivitas sistem renin-angiotensin dan vasopressin (Anti Diuretik Hormon =

ADH).

  

Mekanisme-mekanisme sekunder ini bersama dengan “ kegagalan pompa jantung “

yang sebenarnya memainkan peranan dalam patofisiologi kegagalan jantung

(Woodley, 1995).

  3. Gejala dan tanda Menurut Knight (1989), gejala-gejala utama kegagalan kerja kongestif yang

mempengaruhi sistem peredaran darah sebelah kiri maupun sebelah kanan adalah

sebagai berikut ini :

a. sesak napas adalah tanda pertama. Istilah untuk sesak napas ialah dyspnea.

  Mula-mula timbul hanya pada waktu kerja keras tetapi apabila kemampuan jantung menurun maka dyspnea meningkat

  b. haemoptysis adalah istilah untuk batuk bercampur darah yang merupakan gejala khas gagal jantung

  

c. gejala khas lainnya ialah edema, atau akumulasi cairan pada bagian-bagian yang

bergantung pada bagian lain, dan memberi indikasi jantung sebelah kanan sudah kurang kemampuannya

  

d. gejala lain yang mungkin tampak ialah lesu dan kehabisan tenaga. Kadang-

kadang bibirnya kebiru-biruan dan ujung-ujung bagian tubuh menunjukkan kurangnya oksigen. Menurut Nelson (cit., Wahab, 1996) bahwa pada anak-anak, gejala dan tanda-

tanda gagal jantung serupa dengan gejala dan tanda-tanda pada orang dewasa

sedangkan pada bayi, gejala dan tanda gagal jantung mungkin lebih sukar ditentukan.

Manifestasi yang paling menonjol adalah takipnea, kesukaran makan, pertambahan

berat buruk, keringat berlebihan, iritabilitas, nangis lemah, dan pernapasan yang

berisik, berat dengan retraksi interkostal, dan subkostal serta cuping hidung

mengembang.

4. Diagnosis

  Kegagalan jantung hendaknya dicurigai berdasarkan karakteristik gejala dan tanda. Ventrikular hipertrofi dapat ditunjukkan dengan sinar x atau elektrokardiogram.

  Menurut Karo Karo (cit., Hidayati, 2001) yang paling lazim digunakan untuk

menegaskan diagnosis adalah sistem klasifikasi yang ditetapkan oleh The New York Heart Association (NYHA) yaitu sistem klasifikasi fungsional (Wells, 2003): a. NYHA I, berupa penyakit ringan dan tidak ada gejalanya pada aktivitas biasa

  b. NYHA II, dalam aktivitas normal menimbulkan kelelahan dan aktivitas fisik sedikit terbatas c. NYHA III, ditandai dengan lelah, palpitasi atau angina, dan keterbatasan melakukan aktivitas d. NYHA IV, di mana keluhan sudah timbul waktu istirahat dan semakin berat pada aktivitas ringan.

  5. Faktor resiko Ada dua kelompok faktor resiko bagi penyakit gagal jantung yaitu, faktor resiko yang bisa dikendalikan dan faktor resiko yang tidak bisa dikendalikan.

  Faktor resiko yang bisa dikendalikan meliputi mayor (kolesterol darah tinggi,

tekanan darah tinggi, dan perokok) dan minor (tekanan emosi, kurang gerak badan,

obesitas, pribadi tipe A, diabetes). Faktor resiko yang tidak bisa dikendalikan

meliputi usia, jenis kelamin, serta genetik (Shryok and Hardinge, 2003). Sedangkan

menurut Meece (2003) diabetes bukan lagi merupakan faktor resiko gagal jantung

melainkan sebagai faktor yang terlibat dalam patofisiologi gagal jantung.

  6. Sasaran Terapi Gagal jantung pada dasarnya merupakan suatu sindrom klinik yang dapat disebabkan oleh berbagai keadaan, sebagai berikut : a. Beban kerja yang berlebihan 1) kenaikan tahanan terhadap aliran keluar darah dari ventrikel (pressure

  ) seperti pada stenosis aorta atau pulmonal, hipertensi (sistemik atau overload pulmonal), koartasio aorta, dan kardiomiopati hipertrofi.

  2) kenaikan beban volume ventrikel akibat pengisian secara berlebihan (volume overload ) seperti dapat terjadi pada insufisiensi mitral atau trikuspidal, insufisiensi aorta, serta penyakit jantung bawaan dengan pirau (shunt) dari kiri ke kanan.

  3) kenaikan kebutuhan tubuh yang tidak dapat dipenuhi oleh kemampuan jantung sehingga menyebabkan gagal jantung dengan curah jantung yang tinggi (high output failure). Keadaan ini dapat terjadi pada kasus anemia, tirotoksikosis, fistula arteriovenosa, dan kor pulmonal hipoksik.

  

b. Kelainan miokardium: infark miokardium, kardiomiopati, penyakit-penyakit

infiltrasi seperti hemokromatosis, amiloidosis, sarkoidosis, dan miokarditis. Pada keadaan ini fungsi jantung mengalami penurunan akibat kelainan pada otot jantung tersebut.

c. Kerusakan miokardium iatrogenik akibat radiasi atau obat (doksorubisin) (Kisworo, 1996).

7. Strategi Terapi

  Tujuan utama pengobatan gagal jantung adalah mengurangi gejala akibat

bendungan sirkulasi, memperbaiki kapasitas kerja dan kualitas hidup, serta

memperpanjang harapan hidup. Untuk itu pendekatan awal adalah memperbaiki

berbagai gangguan yang mampu pulih untuk menghilangkan beban kardiovaskuler

yang berlebihan, misalnya mengobati hipertensi, mengobati anemia, mengurangi

berat badan, atau memperbaiki stenosis aorta. Gagal jantung yang tetap bergejala

walaupun penyakit yang mendasarinya telah diobati memerlukan pembatasan aktivitas fisik, pembatasan asupan garam, dan obat (Bustami dan Muchtar, 1999). a. Kelompok usia bayi-remaja Obat-obat kardiovaskuler yang digunakan pada kelompok usia ini menurut Nelson (cit., Wahab, 1996) adalah : 1). digitalis

  Digoksin merupakan glikosida digitalis yang paling sering digunakan pada penderita pediatri. Waktu paruhnya 36 jam cukup lama untuk memungkinkan pemberian setiap hari atau dua kali sehari dan cukup pendek untuk membatasi pengaruh toksik dari kelebihan dosis. Digoksin diserap dengan baik oleh saluran gastrointestinal (60-85%), pada bayi sekalipun.

  Digitalisasi cepat bayi dan anak pada gagal jantung dapat dilakukan secara

intravena. Terapi digitalis rumat dimulai sekitar 12 jam sesudah digitalisasi penuh.

  Penderita yang tidak sakit berat dapat didigitalisasi pada mulanya melalui mulut. 2). diuretik Furosemid adalah diuretik yang paling sering digunakan pada penderita dengan gagal jantung. Penderita yang memerlukan diuresis akut harus diberikan furosemid intravena atau intramuskuler pada dosis awal 1-2 mg/kg. Hal ini biasanya menyebabkan diuresis cepat dan perbaikan segera status klinis, terutama jika ada gejala kongestif paru. Terapi furosemid lama diresepkan pada dosis 1-4 mg/kg/24 jam diberikan anatara 1 dan 4 kali sehari.

Dokumen yang terkait

Profil penggunaan dan potensi interaksi obat analgetika pada pasien rawat jalan poli penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan periode Mei 2014 - Juli 2014

2 111 87

Evaluasi interaksi obat pada pasien pediatrik demam tifoid di Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan periode Januari 2014 - Desember 2014

3 67 100

Analisis pengaruh kinerja tenaga kesehatan terhadap tingkat kematian pasien rawat inap di RSUP dr.Soebandi Jember -

1 7 80

Identifikasi ketepatan pemberian dosis obat berdasarkan dosis lazim pada anak dengan diagnosa ISPA (infeksi saluran pernafasan akut) pasien rawat inap di RSD dr Soebandi Jember Periode tahun 2008-2009

0 3 18

Faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya sisa makanan pada pasien rawat inap di rumah sakit Haji Jakarta tahun 2011

12 44 226

Analisis potensi interaksi obat diabetes melitus pada resep obat pasien rawat jalan di RSAL Dr. Mintohardjo

3 34 84

Pola komunikasi perawat dan pasien rawat inap dalam pelayanan medis di rumah sakit Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

3 15 127

Evaluasi drug related problems obat antidiabetes pada pasien geriatri dengan diabetes melitus tipe 2 di ruang rawat inap rumah sakit umum pelabuhan periode januari-juni 2014

4 24 164

Profil penggunaan dan potensi interaksi obat analgetika pada pasien rawat jalan poli penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan periode Mei 2014 - Juli 2014

0 0 23

Profil penggunaan dan potensi interaksi obat analgetika pada pasien rawat jalan poli penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan periode Mei 2014 - Juli 2014

0 0 14