BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Nilai 1. Pengertian - Fela Nurjanah Bab II

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Nilai 1. Pengertian Banyak di dapati pengertian tentang nilai. Nilai sebagai kualitas

  atau penghargaan terhadap sesuatu yang dapat menjadi dasar penentu bagi tingkah laku seseorang (Daroeso, 1988:20). Pengertian nilai sebagai sesuatu yang dipentingkan manusia sebagai subjek menyangkut sesuatu yang baik atau yang buruk sebagai abstraksi, pandangan, atau maksud dari berbagai macam pengalaman dengan seleksi perilaku yang ketat ( Arifin, 2001: 23). Sementara Papper mendefinisikan nilai sebagai segala sesuatu tentang baik dan buruk (Arifin, 2001: 21). Dari beberapa pendapat di atas tentang pengertian nilai peneliti dapat simpulkan bahwa nilai sebagai penghargaan yang menjadi dasar yang dipentingkan menyakut baik atau buruk, indah, berharga atau tidak sebagai pandangan yang merupakan pengalaman.

  Nilai merupakan patokan (standar) perilaku sosial yang melambangkan baik buruk atau benar salahnya suatu objek dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai juga dapat dikatakan sebagai kumpulan perasaan mengenai apa yang diinginkan atau yang tidak diinginkan dan mengenai apa yang boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan (Abdul, 2002: 51). Setidak-tidaknya sebagai sesuatu yang menarik, kita cari,

  8 menyenangkan, disukai dan diinginkan, atau singkatnya sesuatu yang baik bagi kita (K. Bertens, 2001: 139). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan pengertian nilai sebagai : 1.

  Harga ( dalam arti taksiran harga ) 2. Harga uang ( sesuatu) dibandingkan dengan uang (sesuatu) yang lain 3. Angka kepandaian; biji; poten 4. Banyak sedikitnya isi; kadar; mutu 5. Sifat-sifat (hal-hal) yang penting dan berguna bagi kemanusiaan.

6. Sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan hakikatnya (Depdiknas, 2001: 783).

  Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa nilai sebagai pandangan sesuatu yang baik atau buruk, menyenangkan atau tidak , nilai tersebut merupakan patokan atau standar perilaku sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Dan nilai merupakan kumpulan perasaan mengenai yang diharapkan atau tidak diharapkan lalu menimbang yang berhubungan dengan sesuatu untuk diputuskan baik atau tidak. Nilai dapat dikatakan sebagai harga, uang, angka kepandaian, isi, kadar, dan muru. Serta sifat-sifat yang penting dan berguna bagi kemanusiaan.

  Banyak definisi tentang pengertian dari nilai. Menurut Allport (Rohmat, 2004:9) mendefinisikan “nilai adalah keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar pilihannya. Dari keyakinan ini menjadi suatu petunjuk arah dalam bertindak, dan dari keyakinan ini dapat menumbuhkan suatu ide. Maka demikian seperti nilai yang dikemukakan oleh Fraenkel (Djahiri, 1985:20) mengemukakan bahwa “nilai sebagai ide atau konsep yang bersifat abstrak tentang apa yang dipikirkan seseorang atau dianggap penting oleh seseorang yang mengacu pada estetika. Etika pola laku, dan logika”. Dari pengertian nilai tersebut lebih terlihat atau lebih menitik beratkan nilai suatu yang abstrak atau tidak terlihat namun nilai keberadaannya dapat diterima.

  Berdasarkan beberapa pendapat dari tokoh-tokoh diatas maka dapat disimpulkan dari pengertian nilai, yaitu nilai adalah suatu ide atau konsep yang bersifat abstrak atau tidak terlihat, dari sifat abstrak itu menjadi suatu keyakinan seseorang bertindak dalam kehidupannya.Dari hal tersebut nilai dapat menjadi pengatur dan penggerak manusia.nilai antara lain adanya nilai bagus dan buruk, nyaman tidak nyamam, layak tidak layak dan sebagainya.

  Nilai menurut Das Sollen (keharusan), “Nilai berupa suatu ide dan ide ini memberi pedoman, ukuran bagi manusia, dalam hubungannya dengan manusia lain, alam dan dengan tuhan YME” (Daroeso, 1989:21). Sedangkan Kohlberg (Rohmat, 2004:15) mengklasifikasikan nilai menjadi dua, yaitu “nilai objektif dan nilai subyektif”. Nilai obyektif atau nilai universal yaitu nilai yang bersifat intriksik, yakni nilai hakiki yang berlaku sepanjang masa secara universal. Termasuk dalam nilai universal ini antara lain hakikat kebenaran, keindahan, dan keadilan. Adapun nilai subyektif yaitu nilai yang sudah memilki warna, isi, dan corak tertentu sesuai dengan waktu, tempat, dan budaya kelompok masyarakat tertentu. Kemudian menurut Koyan (Rohmat, 2004:11) “nilai adalah segala sesuatu yang berharga”. Menurutnya ada dua nilai yaitu nilai ideal dan nilai aktual.

  “nilai ideal adalah nilai-nilai yang menjadi cita-cita setiap orang, sedangkan nilai aktual adalah nilai yang diekspresikan dalam kehidupan sehari-hari”. Dari berbagai pendapat tentang pengertian nilai tersebut, maka dari itu peneliti dapat menyimpulkan bahwa nilai adalah suatu ide, dimana dapat memberi pedoman bagi manusia dalam kehidupan, baik manusia dengan manusia,manusia dengan alam, dan manusia dengan tuhan YME, nilai tersebut terbagi mnejadi dua yaitu nilai obyektif dan nilai subyektif, nilai merupakan sesuatu yang berharga dan berguna bagi manusia.

2. Macam-Macam Nilai

  Menurut Arifin (2001: 23) Macam-macam nilai berdasarkan kelompok nilai tertentu seperti nilai agama, nilai moral, nilai estetika, nilai intelek, nilai ilmu, nilai ekonomi, dan sebagainya (Arifin, 2001: 23). Ada nilai ekonomis, nilai estetis, nilai moral, nilai dasar, dan sebagainya. Nilai dasar merupakan syarat untuk nilai yang lain. Nilai dasar antara lain nilai baik buruk, layak tidak layak, nyaman tidak nyaman, dan sebagainya. (K.

  Bertens, 2001: 142). Menurut Notonegoro yang dikutip Dhea, nilai dibedakan menjadi tiga macam, yaitu nilai material, nilai vital, dan nilai kerohanian.

  a. Nilai material adalah segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia atau kebutuhan ragawi manusia. b. Nilai vital adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas.

  c. Nilai kerohanian adalah segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.

  Nilai kerohanian meliputi : 1) nilai kebenaran yang bersumber pada akal (rasio, budi, cipta) manusia; 2) nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsur perasaan manusia; 3) nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsur kehendak (karsa) manusia; 4) nilai religius (agama) yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak yang bersumber pada kepercayaan atau keyakinan manusia. Dari beberapa pendapat di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa nilai dapat di kelompokan dalam berbagai macam-macam nilai, dari berbagi nilai tersebut yang menjadi syarat nilai-nilai yang lain adalah nilai dasar antara lain nilai baik buruk, layak tidak layak, nyaman tidak nyaman, dan sebagainya. Dan nilai itu merupakan segala sesuatu yang mengandung nilai dan dapat melekat apa saja. Serta macam-macam nilai yang lain diantaranya nilai material, nilai vital, nilai kerohanian, dan nilai kerohanian meliputi nilai kebenaran, nilai keindahan, nilai kebaikan, dan nilai religius.

B. Demokrasi 1. Pengertian Demokrasi

  Demokrasi berasal dari bahasa Yunani “demos” yang berarti rakyat, dan “kratos/kratein” yang berarti kekuasaan. Sehingga konsep dasar demokrasi adalah “rakyat berkuasa” ( government of rule by the people). Demokrasi adalah “ pemerintahan oleh rakyat, kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat dan dijalankan langsung oleh mereka atau oleh wakil- wakil yang meraka pilih di bawah sistem pemerintahan bebas”. Menurut abraham Lincoln, demokrasi adalah government of the people, by the people, for the people, yakni suatu pemerintahan” dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.” menurut Prayitno (Tukiran, 2009: 57-58).

  Melalui demokrasi masyarakat bisa menentukan sendiri jalannya organisasi negara. Demokrasi mempunyai arti penting bagi masyarakat, karena masyarakat mempunyai hak , dimana dengan demokrasi hak tersebut dapat dijamin oleh negara. Demokrasi menurut Ciced (Udin, 2007:201) “Demokrasi dilihat sebagai konsep yang bersifat multidimensional, yakni secara filosofis demokrasi sebagai ide, norma, prinsip, secara sosiologis sebagai sistem sosial, dan secara psikologis sebagai wawasan, sikap, dan perilaku individu dalam hidup bermasyarakat”. Dapat diartikan bahwa demokrasi adalah hasil dari karya manusia, dimana muncul adanya sebuah ide, peraturan melalui norma yang mengikat, menjadikan prinsip suatu sistem sosial, yang menciptakan sebuah wawasan, dari wawasan tersebut menjadikan sikap dan perilaku manusia lebih baik dalam bermasyarakat. Sedangkan menurut Mahfud (2003:19) “Demokrasi sebagai dasar hidup bernegara memberi pengertian bahwa pada tingkat terakhir rakyat memberikan ketentuan dalam masalah- masalah pokok yang mengenai kehidupannya. Termasuk dalam menilai kebijaksanaan negara, oleh karena kebijasanaan tersebut menentukan kehidupan rakyat”. Dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa demokrasi merupakan kekekuatan rakyat, didalam mengyelesaikan masalah melalui kebijakan negara.

  Menurut Tarcov (Dede, 2007: 15) mengemukakan bahwa istilah demokratis, sebagai mana dalam literatur politik diambil dari bahasa Yunani kuno, yang terdiri dari dua kata, yaitu demos yang berarti kekuasaan, dan apabila digabungkan menjadi bermakna kekuasaan ditangan rakyat. istilah demokrasi memang mucul dan dipakai dalam kajian politik yang bermakna kekuasaan negara berada ditangan rakyat, bukan oleh kekuasaan raja atau sultan. Bisa diartikan bahwa demokrasi bermakna bahwa kekuasaan negara itu berada ditangan rakyat sendiri.

  Dari pengertian dan pemaparan diatas, demokrasi merupakan kekuatan rakyat, dimana muncul adanya ide, norma, prinsip, dan sebagai sistem sosial, jadi negara yang berdemokrasi berdasarkan atas kemauan dan kehendak dari rakyat sendiri. Dan dalam pengorganisasian negara juga berdasarkan persetuan dari rakyat dan dilakukan oleh rakyat sendiri. Dapat disimpulkan bahwa demokrasi adalah hak-hak asasi manusia dimana didalamnya terdapat penjaminan dan pengakuan terhadap hak yang dimilki oleh setiap manusia karena kekuasaan negara ada ditangan rakyat.

2. Hakekat Demokrasi

  Kata demokrasi berasal dari bahasa Yunani, demos yang berarti rakyat dan kratosatau kratein yang berarti kekuasaan atau pemerintahan.

  Sehingga sesuai asalkatanya muncullah beberapa pengertian demokrasi, yaitu demokrasi merupakan bentuk kekuasaan yang berasal dari rakyat,oleh rakyat, dan untuk rakyat ataudengan kata lain sistem pemerintah yang kekuatannya dipegang oleh rakyat. Demokrasi juga merupakan hasil kontruksi nalar manusia atau argumentasi manusia bahwa keabsahan suatu pemerintahan adalah apabila kedaulatan yang akan menjelma menjadi kekuasaan dan wewenang untuk memerintah bersumber dari rakyat yang diperintah.Hakikat demokrasi berkaitan dengan harkat dan martabat manusia yang paling hakiki, yakni hak dan kewajiban dalam : a.

  Penyampaian gagasan b.

  Pengambilan keputusan c. Pelaksanaan suatu keputusan d.

  Pengawasan terhadap pelaksanaan suatu keputusan Demokrasi memberikan pegangan bahwa :

  1). Setiap individu memiliki hak yang sama dalam menyampaikan gagasan, dan berperan serta dalam mengambil keputusan ; dan

  2). Setiap individu memiliki kewajiban yang sama dalam melaksanakankeputusan dimaksud serta bertanggung jawab terhadap terselenggaranyakeputusan sehingga ikut bertanggung jawab terhadap keberhasilannya.

3. Macam-Macam Demokrasi

  Kita dapat memahami macam-macam demokrasi dari berbagai sudut pandang, dilihat dari cara penyampaian pendapat, demokrasi terbagi dalam : a.

  Demokrasi Langsung Dalam demokrasi langsung seluruh rakyat diikutsertakan dalam proses pengambilan keputusan atau kebijakan pemerintah. Demokrasi langsung ini hanya bisa dilakukan jika penduduk suatu negara tidak terlalu banyak. Contoh demokrasi langsung adalah demokrasi yang diterapkan negara-negara kota (polis atau city state) di jaman Yunani Kuno ketika semua rakyat yang merdeka mengemukakan pendapatnya secara langsung dalam pengambilan keputusan oleh pemerintah.

  b.

  Demokrasi tidak langsung Dalam demokrasi ini rakyat memilih wakil-wakilnya dalam suatu pemilihan umum untuk duduk dalam sebuah lembaga perwakilan rakyat. wakil-wakil rakyat inilah yang akan menyampaikan aspirasi atau pendapat rakyat dalam suatu proses pengambilan keputusan pemerintah. Pada saat ini hampir semua negara di dunia menjalankan demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan, karena jumlah rakyat pada kebanyakan negara saat ini sangat banyak , sehingga tidak mungkin semuanya berkumpul bersama untuk menentukan keputusan atau kebijakan pemerintah.

  c.

  Demokrasi perwakilan dengan sistem pengawasan langsung dari rakyat.

  Demokrasi seperti ini merupakan campuran dari demokrasi langsung dan demokrasi perwakilan. Rakyat memilih wakilnya untuk duduk di dalam lembaga perwakilan rakyat. dalam menjalankan tugasnya para wakil rakyat diawasi oleh seluruh rakyat melalui referendum (pemungutan suara untuk mengetahui pendapat rakyat secara langsung). Dengan demikian, tugas wakil rakyat atau legislatif tersebut berada di bawah penguasaan seluruh rakyat. (Maftuh, 2007:23).

4. Ciri-ciri demokrasi

  Bedasarkan political performance Bingham Powel Jr. menegaskan ciri-ciri demokrasi sebagai berikut: a.

  Legitimasi pemerintah didasarkan pada klaim bahwa pemerintah tersebut mewakili keinginan rakyatnya.

  b.

  Pengaturan yang mengorganisasikan perundingan untuk memperoleh legitimasi didasarkan melalui pemilihan umum yang kompetitif. Pada prakteknya minimal terdapat dua partai politik. c.

  Sebagian besar orang dewasa dapat ikut serta dalam proses pemilihan, baik sebagai calon maupun sebagai pemilih d. pemilihan secara rahasia dan tanpa dipaksa e. adanya hak-hak dasar seperti kebebasan berbicara, berkumpul, berorganisasi dan kebebasan pers.

C. Nilai-Nilai Demokrasi 1. Pengertian

  Menurut Asykuri (2003:81) Nilai-nilai demokrasi merupakan nilai- nilai yang mutlak diperlukan untuk mengembangkan pemerintahan yang demokratis. Ketiadaan hal-hal tersebut akan mengakibatkan dampak yang kentara berupa pemerintahan yang sulit ditegakkan. Untuk mewujudkan pemerintahan yang berdemokratis, maka nilai yang diperlukan adalah dari nilai-nilai demokrasi itu sendiri. Nilai-nilai demokrasi antara lain, adalah kebebasaan berpendapat, kebebasan berpartisipasi, kebebasaan berkelompok, menghormati kelompok lain, kesetaraan, kerja sama, persaingan, dan kepercayaan.

  Nilai inti demokrasi (The Core Of Democratic Value), menurut Jim Alvaro & Kathy Vredevoogd (2001) adalah: a.

   Life : A person right to life can’tbeviolated except if your life or the lives of others is threated

  Hidup adalah hak yang dimiliki setiap orang. Hak hidup sebagai hak dasar yang dimilki setiap tanpa rasa takut terluka atau terbunuh oleh orang lain.

  b.

  

Liberty: This includes personal freedom, political freedom, and

economic freedom 1). Personal freedom is the right to think and act without government control.

2). Political freedom is the right to participate in political process.

3).Economic freedom is the right to buy, sell and trade private property and the right to employment without the government intervency.

  Berdasarkan pendapat diatas bahwa hidup merupakan hak bagi setiap orang. Hak tersebut ada 3 kebebasan, antara lain pertama adanya hak kebebasan pribadi atau individu yang merupakan hak untuk berfikir, dan bertindak tanpa kontrol pemerintah. kedua hak kebebasan politik adalah hak untuk berpartisipasi dalam proses politik. Ketiga hak kebebasan ekonomi adalah hak untuk membeli, menjual, dan perdagangan milik pribadi dan hak atas pekerjaan tanpa intervency pemerintah.

  Sedangkan menurut William Allen White : kebebasan adalah satu- satunya hak yang tidak bisa anda miliki bila anda tak mau memberikan juga pada orang lain.

  a.

  

The pursuit of happiness is along as your don’t interfere with others

you have the right to seek happiness in your own way.

  Upaya mendapatkan kebahagiaan. Setiap orang berhak untuk memperoleh kesenangan dan kebahagiaan dengan cara mereka sendiri selama mereka tidak mengganggu hak orang lain. Aturan yang diperoleh setiap orang mempunyai hak yaitu untuk melakukan apapun dengan cara sendiri, tidak mengganggu kepentingan orang lain dan tidak melanggar hukum, dalam mencari kebahagiaan dan kesenangan tersendiri.

  b.

  

Common good is working together for the welfare of the community

or benefit of all.

  Kebaikan bersama adalah ketika kita bekerja sama untuk kebaikan yang lebih besar bagi setiap orang dalam masyarakat kita. Hal ini tergambar dalam suatu ungkapan John. F. Kennedy (Presiden Amerika Serikat): jangan tanyakan apa yang kamu peroleh dari negaramu, tapi tanyakan apa yang bisa kamu berikan pada negaramu.

  c.

  

Justice is all people should be treated fairly in both the benefits and

the obligationss of society. No individual or group should be favared

over other person or group.

  Keadilan dalam aspek tertentu dapat dikatakan konsep kesamaan. Kita mengharapkan keadilan dari kita masing-masing dan dari pemimpin kita. Kita ingin tiap orang diperlakukan sama.

  d.

  

Equality is everyone has the right to political, legal, social and

economic equality, everyone has the right to the same treatment

regardless of race, sex, religion, heritage, or economic status.

  Persamaan berkait dengan memberikan setiap orang kesempatan yang sama. Menurut Undang-Undang Dasar kita, setiap orang dijamin haknya untuk diperlakukan sama dalam urusan politik, ekonomi, sosial, dan budaya serta hukum.

  e.

   Diversity is the differencess in culture, dress, language, heritage, and religion are not.

  Keberagaman merupakan kenyataan dalam kehidupan masyarakat kita yang majemuk dari kesukuan, agama, bahasa, adat istiadat. Kita saling menghormati dalam masyarakat yang beragam atau majemuk.

  f.

   Truth is that the concept the most important in democracy, because democracy depends on government and its citizens telling the truth.

  Kebenaran adalah konsep yang terpenting dalam demokrasi, karena demokrasi bergantung pada pemerintah dan setiap warganegara yang mengungkapkan kebenaran. Kebenaran merupakan pengikat antara warga negara dengan pemimpinnya.

2. Macam-Macam Nilai Demokrasi

  Nilai demokrasi sesungguhnya merupakan nilai ynag diperlukan untuk mengembangkan pemerintah demokrastis. Diperlukan pula sejumlah kondisi agar nilai demokrasi tersebut dapat ditegaskan sebagai pondasi demokrasi yaitu sebagai berikut :

  1. Kebebasaan menyatakan pendapat Kebebasan menyatakan pendapat adalah hak bagi warga negara biasa yang wajib dijamin dengan undang-undang dalam sebuah sistem politik demokratis (Dahl, 1971).

  2. Kebebasaan berkelompok Berkelompok dalam suatu organisasi merupakan nilai dasar demokrasi yang diperlukan bagi setiap warga negara (Dahl, 1971).

  Kebebasan berkelompok diperlukan untuk membentuk organisasi. Kebutuhan berkelompok merupakn naluri dasar manusia yang tak mungkin diingkari.

3. Kebebasaan berpartisipasi

  Kebebasan berpartisipasi ini sesungguhnya merupakan gabungan dari kebebasan berpendapat dan berkelompok.

  4. Kesetaraan antar-warga Kesetaraan di sini diartikan sebagai adanya kesempatan yang sama bagi setiap warga negara.nilai-nilai kesetaraan perlu dikembangkan dan dilembagakan dalam suatu sektor pemerintahan dan masyarakat. Diperlukan usaha keras agar tidak terjadi diskriminasi atas kelompok etnis, bahasa, daerah, atau agama tertentu, sehingga hubungan antar kelompok dapat berlangsung dalam suasana egaliter.

  5. Kesetaraan gender Kesetaraan gender adalah sebuag keniscayaan demokrasi, di mana kedudukan laki-laki dan perempuan memilki kodrat yang sama sebagai makhluk sosial.

  6. Kedaulatan rakyat Dalam negara demokrasi, rakyat memilki kedaulatan. Hal ini berarti bahwa rakyat berdaulat dalam menentukan pemerintahan.

  Warga negara sebagai bagian dari rakyat memiliki kedaulatan dalam pemilihan yang berujung pada pembentukan pemerintahan.

  7. Rasa percaya Rasa saling percaya antar kelompok masyarakat merupakan nilai dasar lain yang diperlukan agar demokrasi dapat terbentuk. Sebuah pemerintahan demokrasi akan sulit berkembang bila rasa saling percaya satu sama lain tidak tumbuh. (Asykuri, 2003:82-98)

  Kemudian Zamroni (Bunyamin, 2007:7) mengemukakan demokrasi akan tumbuh kokoh bila dikalangan masyarakat tumbuh kultur dan nilai- nilai demokrasi antara lain: 1.

  Toleransi 2. Bebas mengemukakan pendapat dan menghormati perbedaan pendapat

3. Memahami keaneragamaan dalam masyarakat 4.

  Terbuka dalam berkomunikasi 5. Menjunjung nilai dan martabat kemanusiaan 6. Percaya diri atau tidak tergantung pada orang lain 7. Saling menghargai 8. Mampu mengekang diri 9. Kebersamaan dan keseimbangan Dengan nilai-nilai demokrasi tersebut dapat diterapkan dan dikembangkan pada masyarakat, tentunya dapat memberi pengaruh dalam kehidupannya bersosial. Dengan tertanamnya nilai-nilai demokrasi yang baik maka akan terwujudnya demokrasi yang sesuai dengan harapan sesungguhnya. Kemudian dikemukakan oleh Ahmad Sanusi (Bunyamin, 2007:8) bahwa adanya sepuluh pilar-pilar demokrasi yang menggunakan kajian terhadap pancasila dan UUD 1945:

1. Demokrasi berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa 2.

  Demokrasi dengan kecerdasan 3. Demokrasi dengan kedaulatan rakyat 4. Demokrasi dengan Rule Of Law 5. Demokrasi dengan pembagian kekuasaan negara 6. Demokrasi dengan hak asasi manusia 7. Demokrasi dengan pengadilan yang merdeka 8. Demokrasi dengan otonomi daerah 9. Demokrasi dengan kemakmuran 10.

  Demokrasi dengan keadilan sosial Dengan adanya sepuluh pilar demokrasi tersebut, yang merupakan kajian terpenting yaitu dimana Pancasila dan UUD 1945 didalamya berisikan tentang nilai-nilai demokrasi, yang seharusnya nilai-nilai demokrasi tersebut dapat tumbuh dan tertanam dalam kehidupan sehari- hari masyarakat yang akan menghasilkan sebuah budaya demokrasi. Selain itu nilai-nilai demokrasi dapat berkembang apabila nilai tersebut dihayati dan dapat berkembang luas, maka masyarakat dalam kehidupannya akan berperilaku dan bersikap sesuai dengan budaya demokrasi. Kebudayaan yang sesuai akan mendukung semakin cepat prosese perwujudan konsep masyarakat madani. Seperti yang dikemukakan oleh Raharjo (Asykuri, 2001:24) bahwa masyarakat madani ialah masyarakat yang mengacu pada nilai-nilai kebajikan umum, yang disebut Al-khair. Adapun faktor-faktor yang memungkinkan terwujudnya masyarakat madani antara lain yang dikemukakan Wiladan (Bunyamin, 2007:10).

  1. Susunan masyarakat yang rela menjadi makmun, pengikut yang taat, setia dan tabu posisi dalam menempatkan dirinya dalam barisan umat yang teratur.

  2. Kecakapan memilih dalam mencari imam (Pemimpin Nasional) yang adil, sebagai tempat menyuarakan dan mempercayakan aspirasi rakyat.

3. Kecakapan memilih dan mencari wakil-wakil rakyat.

  4. Kemampuan dari figur pimmpinan nasional untuk memberikan pimpinan dan bimbingan kepada rakyatnya dengan memberi teladan yang baik dan sesuai dengan tuntunan rakyat.

  5. Kerelaan dan kesediaan, ketaatan dan kepatuhan dari segenap potensi dan komponen Bangsa untuk menjalankan pemerintah yang dipimpinannya. Dari faktor-faktor tersebut terdapat adanya nilai-nilai demokratis didalamnya, dan faktor tersebut dapat terjadinya perwujudan masyarakat madani. Keberadaan masyarakat sendiri terikat dalam kehidupan bersama dimana mereka hidup untuk membentuk diri agar memiliki identitas kolektif. Selain itu masyarakat dalam kehidupannya harus berintraksi dilingkungan kehidupannya, dimaksudkan agar menjadi pola tingkah laku untuk kebersamaan. Dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai demokrasi adalah adanya kebebasan dalam mengemukakan pendapat, menghormati pendapat orang lain, terbuka, saling menghargai, dan yang sangat penting yaitu mampu berkerjasama serta dapat menjunjung tinggi nilai dan martabat kemanusiaan.

D. OSIS 1. Pengertian OSIS

  Menurut Permendiknas Nomor 39 Tahun 2008 Bab III tentang Organisasi Pasal 4 ayat 1 yang mengemukakan bahwa organisasi kesiswaan di sekolah berbentuk organisasi siswa intra sekolah (OSIS).

  OSIS adalah singkatan dari Organisasi Siswa Intra Sekolah dimana setiap sekolah wajib membentuk organisasi kesiswaan. OSIS merupakan satu-satunya wadah organisasi siswa di sekolah untuk mencapai tujuan pembinaan dan pengembangan kesiswaan. OSIS bersifat intra sekolah, artinya tidak ada hubungan organisatoris dengan OSIS di sekolah lain dan tidak menjadi bagian dari organisasi lain yang ada di sekolah, oleh karena itu setiap siswa secara otomatis menjadi anggota OSIS dari sekolah yang bersangkutan. Keanggotaan itu secara otomatis berakhir dengan keluarnya siswa dari sekolah yang bersangkutan.

  Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa OSIS adalah organisasi siswa intra sekolah, organisasi ini berada dalam lingkungan sekolah. Dengan adanya organisasi siswa ini merupakan suatu wadah untuk perkembangan siswa lebih aktif , selain itu juga untuk pembinaan terhadap siswa agar lebih berani untuk berkepemimpinan, berpendapat dan sebagainya.

2. Tujuan OSIS

  Setiap Organisasi selalu memiliki tujuan yang ingin dicapai, begitu pula dengan OSIS ada beberapa tujuan yang ingin dicapai, antara lain : a.

  Memahami, menghargai lingkungan hidup dan nilai-nilai dalam mengambil keputusan yang tepat.

  b.

  Membangun landasan kepribadian yang kuat dan menghargai HAM dalam kontek kemajuan budaya bangsa.

  c.

  Membangun, mengembangkan wawasan kebangsaan dan rasa cinta tanah air dalam era globalisasi.

  d.

  Memperdalam sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, dan kerjasama secara mandiri, berpikir logis dan demokratis.

  e.

  Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta menghargai karya artistik, budaya, dan intelektual.

  f.

  Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani memantapkan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

  Dari tujuan OSIS diatas terlihat bahwa tujuannya adalah menghargai satu sama lain,menghargai karya orang lain, didalam pengambilan keputusan yang tepat secara bersama-sama,bertanggung jawab, kerjasama. Dari tujuan tersebut merupakan nilai demokrasi.

3. Fungsi OSIS

  Salah satu ciri pokok suatu organisasi ialah memiliki berbagai macam fungsi. Demikian pula OSIS sebagai suatu organisasi memiliki beberapa fungsi dalam mencapai tujuan. Sebagai jalur dari pembinaan kesiswaan, fungsi OSIS adalah : a.

  Sebagai Wadah Organisasi Siswa Intra Sekolah merupakan satu-satunya organisasi siswa yang resmi di sekolah dan sebagai wadah kegiatan para siswa di sekolah dengan jalur pembinaan yang lain untuk mendukung tercapainya tujuan pembinaan kesiswaan.

  b.

  Sebagai motivator Motivator adalah pendorong lahirnya keinginan dan semangat para siswa untuk berbuat dan melakukan kegiatan bersama dalam mencapai tujuan. OSIS sebagai motivator berperan untuk menggali minat dan bakat siswa serta mengembangkannnya melalui kegiatan- kegiatan OSIS dan ekstrakurikuler.

  c.

  Sebagai Preventif Apabila fungsi yang bersifat intelek dalam arti secara internal

  OSIS dapat menggerakkan sumber daya yang ada dan secara eksternal OSIS mampu mengadaptasi dengan lingkungan, seperti menyelelsaikan persoalan perilaku menyimpang siswa dan sebagainya. Dengan demikian secara preventif OSIS ikut mengamankan sekolah dari segala ancaman yang datang dari dalam maupun dari luar. Fungsi preventif OSIS akan terwujud apabila fungsi OSIS sebagai pendorong lebih dahulu harus dapat diwujudkan.

  Berdasarkan Permendiknas Nomor 39 Tahun 2008 Melalui fungsi OSIS dapat ditarik beberapa manfaat sebagai berikut: 1)

  Meningkatkan nilai-nilai ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2)

  Meningkatkan kesadaran berbangsa, bernegara, dan cinta tanah air, 3) Meningkatkan kepribadian dan budi pekerti luhur. 4)

  Meningkatkan kemampuan berorganisasi, pendidikan politik dan kepemimpinan. 5) Meningkatkan ketrampilan, kemandirian dan percaya diri. 6) Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani.

  7) Menghargai dan menjiwai nilai-nilai seni, meningkatkan dan mengembangkan kreasi seni.

  Dari fungsi OSIS sebagai jalur dari pembinaan kesiswaan, dari fungsi tersebut dalam mencapai tujuan. Fungsi OSIS sebagai wadah kegiatan para siswa , sebagai motivator berperan untuk menggali minat dan bakat siswa serta mengembangkannya melalui kegiatan OSIS seperti rapat Osis, kegiatan lomba-lomba, LDK, kegiatan upacara bendera, bakti sosial dan sebagainya.

E. Kerangka Pikir

  Kurangnya siswa untuk berani dalam mengemukakan pendapatnya Untuk menanamkan Nilai demokrasi Melalui kegiatan-kegiatan OSIS

  Nilai kebebasan berpendapat, kebebasan berpartisipasi, kebebasan berkelompok, kesetaraan antar warga, kesetaraan gender, kedaulatan rakyat, rasa percaya, menghargai, dan kerjasama.

  Penanaman Nilai Demokrasi Siswa Melalui Organisasi Siswa Intra Sekolah Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Bantarbolang