STUDI KASUS TENTANG KESULITAN BELAJAR MEMBACA KEPADA SISWA DYSLEXIA KELAS III SD KANISIUS MINGGIR SLEMAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

STUDI KASUS TENTANG KESULITAN BELAJAR MEMBACA
KEPADA SISWA DYSLEXIA KELAS III SD KANISIUS MINGGIR
SLEMAN

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh:
Hertami Ratnafuri
NIM : 101134077

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
STUDI KASUS TENTANG KESULITAN BELAJAR MEMBACA
KEPADA SISWA DYSLEXIA KELAS III SD KANISIUS
MINGGIR SLEMAN

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh:
Hertami Ratnafuri
NIM : 101134077

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA

2014

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKRI PSI

STUDI KASUS TENTANG KESULI TAN BELAJ AR PI I EMBACA

KEPADA SI SWA D脱 粥

KELAS I I I SD KANI SI US

MI NGGI R SLEMAN

Pembimbing

I


Tanggal 27 JuliZA1,4

Pembimbing tr

B

rigitta Erlxa

T

ri

Anggadewi, M. Psi

Tanggal 21I:Jri2014

-.

!!!


ue11pprrcAntu11 ucp UetLInEaX

716g

sqm8y y

se{qc{

"uap,{Eoa
'O'qd'umH1{''pd'S'q:eur711,{ug

:

e1o33uy

erq8Pg,:

eioEEuy

.,...sing:y\L*jtptiirimS.4og,f puuSl'erg:


elodbuv

ISd'I{ 1'\{tP9A!uV

IJJ, ur1lrg

,

,.. :''.':;o?E' Yr{"pa-s.,tBlTT.ui m16

:

sr.rBleqos
:

.--'Y'ru':JSg "S

:


:

:-:

r:':rr:,r.:

: I ::ll

.._,,,:,

S

''fS 'epeqer8nSl IrV
:_':

-: *:::

-

r[n8ue4e4rued


,

I

enlsx

:

: ::'

.. ,:..-:ldg{BqeTnqgN

ryTttts,

:

rmrf-iTci=frffi
.


.qe1o, unmsIP',IrBP

uuldels:od1p 6ueA

I\IWAIfl'IS UI)CNIW
,:

::
y'3YflIAI W wrrr,'rflg NYJitnSUX'CmVrNf,"[ snsy.x IGms
I

::'Isdru)rs'
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini peneliti persembahkan kepada:
 Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang senantiasa melimpahkan rahmat dan
kekuatan kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan pendidikan.

 Dosen pembimbing I, Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum. dan Dosen pembimbing
II, Brigitta Erlita Tri Anggadewi, M.Psi yang dengan sabar membimbing peneliti
menyelesaikan skripsi.
 Bapak Hariyadi dan Ibu Murjinem, kedua orang tua yang selalu memberikan doa,
dukungan, perhatian, kasih sayang dan semangat untuk menyelesaikan
pendidikan.
 Albertus Gading Wijatmiko, Natalia Rani Sagita, Dimas Bayu Aji, Ibu Ruby
Femy yang selalu memberikan doa.
 Seluruh keluarga besar Yosodimulyo dan keluarga besar Yohanes Paulus yang
telah memberikan dukungan yang besar kepada peneliti.
 Sahabat-sahabat: Andi Gunawan, Sitoresmi Atika Pratiwi, Anik Susilowati,
Meilani, dan teman-teman dari club JSL ( Haryanto, Adi, Antok, Asa, Hendric,
Alfret, Michael dll) yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi,
semangat dan dukungan.

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO


Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan ia memberi kekekalan di
dalam hati mereka
(Pengkhotbah 3 : 11)

Tuhan mengulurkan tangan-Nya untuk menolong mereka yang telah berusaha keras.
(Aeschylus)

Tuhan itu baik, dan penuh dengan kasih, oleh karena itu apapun yang telah diberikan
oleh-Nya hendaknya kita harus terus bersyukur.

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLI AN KARYA

Saya menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis

sendiri. Sepanjang sepengetahuan saya, skripsi


ini

adalah hasil pekerjaan saya

ini tidak berisi materi yang ditulis

oleh orang lain, kecuali bagian-bagian tertentu yang saya ambil sebagai acuan dengan

mengikuti tata cara dan etika penulisan karya ilmiah yanglazim.

Apabila ternyata terbukti bahwa pernyataan

ini tidak benar

sepenulurya menjadi

tanggungjawab saya.

Yogyakarta, 4 Agustus 2014

Hcr t aml Rat nai r l

Vl

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEPI BAR PERNYATAAN PERSETUJ UAN
PUBLI KASI KARYA I LI l l I AH UNTUK KEPENTI NGAN AKADEPI I S

Yang bertandatangandi bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Hertami Ratnafuri

NIM

:101134077

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada

perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya itmiah yang berjudul:

STUDI KASUS TENTANG KESULI TAN BELAJ AR
SI SWA DysLI t t Z4 KELAS

ⅡI

SD KANI SI US

ⅣI EⅣ I BACA

ⅣI I NGGI R

KEPADA

SLEMAN

Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak

untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk
pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikanya
atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta

di

internet

ijin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 4 Agustus 2014

Hertami Ratndfuri

Vl l

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
STUDI KASUS TENTANG KESULITAN BELAJAR MEMBACA
KEPADA SISWA DYSLEXIA KELAS III SD KANISIUS MINGGIR SLEMAN
Hertami Ratnafuri
Universitas Sanata Dharma
2014
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui kemampuan membaca dua
siswa dyslexia kelas III SD Kanisius Minggir Sleman, dan (2) mengetahui faktor apa
saja yang menjadi kesulitan membaca(dyslexia). Fokus penelitian ini adalah studi
kasus kesulitan belajar membaca kepada siswa dyslexia kelas III SD Kanisius
Minggir Sleman.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SD Kanisius Minggir
Sendangagung Sleman tahun pelajaran 2013/2014 pada semester II (genap) dengan
jumlah siswa 2 anak yang semuanya adalah siswa putra. Metode penelitian studi
kasus dengan wawancara dan observasi langsung sebagai sumber data utama.
Analisis data studi kasus dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus
menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.” Aktivitas dalam analisis data,
yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, dua siswa kelas III SD Kanisius
Minggir Sleman TN dan DR mengalami kesulitan belajar membaca (dyslexia). Hal
ini dapat dibuktikan melalui asesmen informal, yang didalamnya terdapat
kemampuan membaca lisan, dan membaca pemahaman. TN dan DR masih sulit (1)
mengeja dengan benar, (2) mengeja kata atau suku kata yang bentuknya serupa,
misal: b-d, u-n, v-w, k-y, i-l atau m-n, (3) ketika membaca tidak berurutan, (4)
kesulitan mengurutkan huruf-huruf dalam kata, dan (5) kesalahan mengeja yang
dilakukan terus-menerus
Kata kunci: Studi kasus, kesulitan belajar membaca (dyslexia)

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
A CASE STUDY OF DIFFICULTY IN READING TOWARDS THE
STUDENTS IN THE THIRD GRADE WHO HAVE DYSLEXIA OF KANISIUS
ELEMENTARY SCHOOL MINGGIR SLEMAN
Hertami Ratnafuri
Sanata Dharma University
2014
This research aims to (1) figure out the reading ability of students in the third
grade who have dyslexia of Kanisius Elementary School Minggir Sleman, and (2) the
factors of having difficulty in reading (dyslexia). Focus of research is a case study
oflearning difficulties dyslexia to read to the studentsof clas III SD Kanisius Minggir
Sleman.
The research subjects were the two male students having dyslexia of the third
grade of Kanisius Elementary School Minggir Sleman of the semester II school year
2013/2014. The research method was the case study with the data collection
technique of interview and direct observation. The data analysis technique was done
interactively and continously until having it out. The used data analysis were the
reduction data, display data, and conclusion drawing.
The result shows that the two male students of the third grade of Kanisius
Elementary School Minggir Sleman with the initial TN and DR had difficulty in
reading (dyslexia). This was proven in the informal assessment which provides the
oral reading and reading comprehension. The characteristics of the dyslexia shown
by TN and DR were about difficulties in (1) pronouncing words, (2) differentiating
letters b-d, u-n, v-w, k-y, i-l, or m-n, (3) sequencing the paragraph in a text, (4)
sequencing letters in a word, (5) continually spelling error and finding the text’s
content.

Keywords: case study, dyslexia (difficulty in reading)

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yesus, yang telah memberikan karunia dan rahmatNya sehingga skripsi ini dapat selesai tepat waktu. Tidak lupa peneliti ingin
menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu selama
proses penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih ini peneliti sampaikan kepada:
1. Bapak Drs. Rohandi., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin penelitian.
2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., MA., Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar.
3. Ibu Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum., dosen pembimbing I yang telah sabar
membimbing dan memberikan saran serta motivasi kepada peneliti dari awal
penelitian sampai akhir penelitian.
4. Ibu Brigitta Erlita Tri Anggadewi, M.Psi, dosen

pembimbing II yang telah

meluangkan waktu untuk membimbing, dan mengarahkan peneliti dalam
penyusunan skripsi ini.
5. Para dosen dan pihak sekretariat Prodi PGSD Sanata Dharma, atas bantuan dan
saran yang telah diberikan.
6. Ibu Christina Kusumastuti, S.PdSD., kepala sekolah SD Kanisius Minggir
Sleman yang telah memberikan ijin dalam pelaksanaan penelitian.
7. Ibu AY. Sumiyem., guru kelas III SD Kanisius Minggir Sleman telah
memberikan masukan dan mengarahkan dalam proses penelitian ini.

x

Ix

Irluuul"u rueueH

'S'i(i)
IllJeued

y16g snlsn8y 7 .ege1e,{Bo1

'ue4de.ruq

nlr

>Jnlun 'uu8uernls>1 1u,(ueq

ltlleued le8ues un8uuqureu Eue,( >lltg{ uup uures

qrff.,

rur rsduls uepe,(uetu Illleued

l,rlld

1ef,uuq

6eq uun8req u,p le,Jue., u*lrJeq.,eur ledep rur rsdrqs uerlryeued efumj
eEoureg
'nlusred nl?s wrmqesrp
ludup 1epr1Eue,{

nlusqueu

qu1e1Euu,(

)pqld ?nues .?l

'lllloued IEuq rsurrrlour
ualrreqtuatu

qe1e1 Eue,(

B sere{

u,(usnsnq>1

0r0z

uu}e>I8uu

q5g4 uetuel snues.rl
.u?)lrJeqrp

nJBIes

Ewt,

tpz?uerues uup uu4eqred

'ueEunlnp sep ,e4n6 qryeg uerldes souuqol .z
I

'ualrJeqrp nl?les Euu,( uumqese>l uep Blurc
s?tu r1rsuleturJel ,oznoqer4
l[V qeEtC .t t
'uolrJeqrp

qe1e1 Eue,(

uurpqrad'uenluuq s?lB r{ls?{ srurJel >roluv'1py 'perJ1y

rselrloru uep

.esy .rpng o1ue,(;e11

TSf IrBp 1equgps uep IIUV ,ure1ovetu\eunC rpuv .u{lly rusero}rs :{req }uryq?S

.01

'Juseq u8rcnyel qnJnles uup oryru1etr16

Euypeg n>pllpe uep rpez(l.re11,Eue,{usrst qefieuges ..p4 .g ,uaurftn141 .e1ulcre1nq1 .6

'tut uurlrleued uulep rsudrsrped.leq

qelel Ewt' ueu,als rrE8ugzl snrsruux

([s m

sele{ oua\st(p E^\srs ,nc[

.g

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .........................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................

iv

MOTTO .......................................................................................................

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .....................

vii

ABSTRAK .....................................................................................................

viii

ABSTRACT ....................................................................................................

ix

KATA PENGANTAR ...................................................................................

x

DAFTAR ISI ..................................................................................................

xii

DAFTAR BAGAN .........................................................................................

xvi

DAFTAR TABEL .........................................................................................

xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................

xviii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................

1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ............................................................

4

1.3 Tujuan Penelitian ...............................................................................

5

1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................

5

1.4.1 Manfaat Teoritis........................................................................

5

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.4.2 Manfaat Praktis .........................................................................

5

1.5 Definisi Operasional .........................................................................

6

BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka ...................................................................................

7

2.1.1 Hakikat Kemampuan Membaca Permulaan .............................

7

2.1.1.1 Pengertian Kemampuan ...................................................

7

2.1.1.2 Pengertian Membaca .........................................................

7

2.1.1.3 Pengertian Kemampuan Membaca....................................

10

2.1.1.4 Pengertian Membaca Permulaan .......................................

11

2.1.1.5 Pengertian Kemampuan Membaca Permulaan..................

13

2.1.2 Kesulitan Belajar ......................................................................

19

2.1.2.1 Definisi Kesulitan Belajar .................................................

19

2.1.2.2 Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar .......................

21

2.1.3 Kesulitan Belajar Membaca (dyslexia).....................................

24

2.1.3.1 Definisi Kesulitan Belajar Membaca (dyslexia)................

24

2.1.3.2 Gejala dyslexia ..................................................................

26

2.1.3.3 Karakteristik dyslexia ........................................................

28

2.1.3.4 Masalah dyslexia ...............................................................

31

2.1.3.5 Asesmen Kesulitan Belajar Membaca
untuk Kelas 3 SD...............................................................

33

2.1.3.6 Cara Mengatasi Anak Dyslexia .........................................

35

2.1.4 Penelitian yang Relevan ...........................................................

40

2.1.5 Kerangka Berpikir ....................................................................

42

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian...................................................................................

44

3.2 Setting Penelitian ..............................................................................

46

3.2.1 Tempat Penelitian ...................................................................

46

3.2.2 Subjek Penelitian .....................................................................

46

3.3 Desain dan Langkah-langkah penelitian............................................

46

3.4 Metode penelitian ..............................................................................

49

3.4.1 Sumber Data ............................................................................

49

3.4.2 Teknik Sampling (Cuplikan) ...................................................

49

3.4.3 Teknik Pengumpulan Data .......................................................

50

3.4.4 Instrumen Penelitian.................................................................

55

3.4.5 Kredibilitas, transferabilitas dan Validitas data .......................

58

3.4.6 Analisis Data ............................................................................

60

3.5 Prosedur Kegiatan Penelitian.............................................................

61

3.6 Jadwal Penelitian ..............................................................................

62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ..................................................................................

64

4.1.1 Pelaksanaan Observasi .............................................................

64

4.1.2 Hasil Observasi ........................................................................

65

4.1.3 Wawancara Dengan Guru Kelas .............................................

67

4.2 Identifikasi Kesulitan Belajar ............................................................

72

4.2.1 Definisi Kesulitan Belajar .......................................................

72

4.2.2 Identifikasi Kesulitan Belajar Membaca (dyslexia) ................

73

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.3 Diagnosis............................................................................................

76

4.4 Pembahasan .......................................................................................

78

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .......................................................................................

86

5.2 Saran .................................................................................................

87

5.3 Keterbatasan Penelitian......................................................................

87

DAFTAR REFERENSI .................................................................................

89

LAMPIRAN ...................................................................................................

91

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Penelitian yang Relevan ................................................................

42

Bagan 3.1 Desain Penelitian ............................................................................

47

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pedoman Observasi ........................................................................

53

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian..............................................................................

63

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Observasi ............................................................................

92

Lampiran 2 Wawancara dengan Guru Kelas ...................................................

96

Lampiran 3 Foto TN dan DR di sekolah .........................................................

103

Lampiran 4 Foto DR saat membaca buku cerita .............................................

104

Lampiran 5 Foto TN saat membaca buku cerita .............................................

106

Lampiran 6 Garis besar wawancara ................................................................

108

Lampiran 7 Surat permohonan izin penelitian ................................................

111

Lampiran 8 Surat keterangan melaksanakan penelitian ..................................

112

Lampiran 9 Biodata Peneliti.............................................................................

113

xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Keberadaan anak berkesulitan belajar sekarang ini hampir selalu dijumpai
dalam setiap kelas regular di sekolah dasar. Kesulitan belajar yang dihadapi
tentunya bermacam-macam yaitu kesulitan membaca, menulis, dan berhitung.
Anak yang memiliki kesulitan dalam satu atau lebih dan kesulitan tersebut,
biasanya memiliki prestasi dan nilai yang rendah terhadap mata pelajaran tersebut.
Istilah yang digunakan untuk menyebut anak berkesulitan belajar cukup beragam.
Keragaman istilah ini disebabkan oleh sudut pandang ahli yang berbeda-beda.
Istilah umum yang sering dipakai oleh para ahli pendidikan adalah learning
disabilities yang diartikan sebagai kesulitan belajar (Donald dalam Permanarian,
2007:83).
Kesulitan belajar yang akan dibahas disini adalah tentang kesulitan
membaca. Kesulitan belajar membaca adalah merupakan suatu sindroma kesulitan
dalam mempelajari komponen-komponen kata dan kalimat, dan dalam belajar
segala sesuatu yang berkenaan dengan waktu, arah dan masa (Bryan dalam
Abdurrahman, 2009:204). Gejala yang biasanya nampak yaitu pada saat anak itu
mulai belajar membaca atau mulai mengenal bentuk-bentuk awal, dia sudah
mengalami kesulitan. Sering kali anak tersebut salah mendengar atau
mengucapkan huruf. Bagi anak yang sudah bisa membaca, bahkan ketika
membaca sering ada huruf yang terlompati atau terbalik.

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

Menurut Akhadiah dkk (1993: 22) membaca merupakan suatu kesatuan
kegiatan yang mencakup beberapa kegiatan seperti mengenali huruf dan katakata, menghubungkan bunyi serta maknanya, serta menarik kesimpulan mengenai
maksud bacaan. Menurut Abdurahman (2003:200) membaca merupakan aktivitas
kompleks yang mencakup fisik dan mental. Aktivitas fisik yang terkait dengan
membaca adalah gerak mata dan ketajaman penglihatan. Aktivitas mental
mencakup ingatan dan pemahaman. Orang dapat membaca dengan baik jika
mampu melihat huruf-huruf dengan jelas, mampu menggerakkan mata secara
lincah, mengingat simbul-simbul bahasa dengan tepat dan memiliki penalaran
yang cukup untuk memahami bacaan.
Kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang
studi. Jika anak pada usia permulaan tidak segera memiliki kemampuan membaca,
maka ia akan mengalami banyak kesulitan dalam mempelajari berbagai bidang
studi dikelas-kelas berikutnya (Abdurrahman, 2009:204). Kemampuan membaca
mempunyai peranan penting dalam membantu siswa dalam mempelajari banyak
hal. Menurut Dhieni (2009:13), siswa kelas III harus memiliki kemampuan dasar
untuk membaca yaitu kemampuan membedakan auditorial, kemampuan
diskriminasi visual, kemampuan membuat hubungan suara dengan simbol,
kemampuan bahasa lisan dan kemampuan membangun suatu latar belakang
pengalaman.
Peneliti tertarik untuk mengamati kesulitan 2 siswa dalam hal membaca
khususnya di kelas III. Berdasarkan pengamatan peneliti, ada dua siswa yang
kesulitan membaca dengan lancar.

Berdasarkan hasil pengamatan pada saat

dilakukan asesmen mengenal huruf [a] sampai [z] diketahui bahwa, kedua anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

tersebut sudah mampu mengenal huruf khususnya huruf vokal seperti: a, i, u, e, o.
Anak sudah mengenal huruf tersebut meskipun peneliti meletakkan tidak
berurutan dan memintanya menunjukkan serta menyebutkan satu persatu. Selain
huruf vokal tersebut, kedua anak tersebut sudah mengenal semua huruf konsonan.
Pada saat guru kelas mencoba lagi menggunakan cara membaca kata atau kalimat,
kedua anak tersebut mengalami kesulitan dalam membaca huruf yang dimaksud
dengan benar, atau masih banyak melakukan kesalahan dalam membaca kata
tersebut.
Siswa TN masih lamban dalam membaca, serta menghilangkan dan
mengganti huruf dalam membaca sebuah kata. Misalnya pada kata “perahu”
dibaca anak “perau”; kata “mencari” dibaca anak “mecari”. Siswa A juga belum
mampu membedakan huruf w dengan v, huruf m dengan n, kesulitan membaca
huruf r, dan belum bisa membaca atau mengucapkan “ng”.
Siswa DR pada saat membaca selalu terburu-buru sehingga sering salah,
menghilangkan huruf, mengganti huruf, menambahkan huruf dalam membaca
sebuah kata, misalnya pada saat membaca; kata “mendapatkan” dibaca anak
“mendapat”; kata “pelelangan” dibaca anak “pelenangan”; kata “mencukupi”
dibaca anak “cukup”; kata “taman” dibaca “tamanan” dan lain sebagainya. Siswa
B juga belum mampu membedakan huruf, seperti huruf b dengan d, huruf k
dengan y, huruf l dengan i dan lain sebagainya. Padahal kemampuan tersebut
merupakan kemampuan awal yang perlu dimiliki peserta didik untuk membaca
dengan baik dan benar.
Berdasarkan gagasan tersebut maka peneliti tertarik untuk membantu kedua
anak tersebut agar dapat membaca dengan baik, dengan cara meminta anak untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

menggabungkan huruf huruf yang dikenal dengan ditambahkan huruf vokal,
sehingga huruf-huruf tersebut bisa dituliskan dalam suku kata. Misalnya anak
sudah mengenal huruf [b] maka peneliti membantu atau merubah metode menulis
anak sebelumnya dengan langsung mengenalkan suku katanya. Secara latar
belakang anak tersebut sudah mengenal huruf vokal, sehingga dengan huruf [b],
anak mampu menulis menjadi suku kata, seperti [ba,bi, bu, be,bo]. Di samping itu,
anak sudah cukup baik menulisnya. Dari hasil asesmen tersebut peneliti dapat
melihat anak mampu membaca suku kata yang penulis sebutkan. Anak sudah
dapat membedakan antara huruf [b] dan [d], jika ditambah dengan vokal [a], maka
jika [ba] itu ditulis dengan membaca [b] ditambah [a]. Demikian juga dengan [da],
jika ditulis dengan menggunakan [d] ditambah [a]. Tapi, kalau disuruh membaca
dalam sebuah kata, anak sering salah membacanya, karena anak menghilangkan
atau mengganti dengan huruf lain.
Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti akan meneliti tentang studi kasus
kesulitan belajar membaca kepada siswa dyslexia kelas III SD Kanisius Minggir
Sleman. Adapun alasan peneliti memilih metode atau pendekatan studi kasus
yaitu penelitian ini memusatkan diri secara intensif pada satu objek tertentu yang
mempelajarinya sebagai suatu kasus.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Faktor apa saja yang menjadi kesulitan membaca kedua siswa kelas III SD
Kanisius Minggir Sleman?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

2. Bagaimana kemampuan membaca kedua siswa dyslexia kelas III SD
Kanisius Minggir Sleman?

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi kesulitan membaca kedua
siswa dyslexia kelas III SD Kanisius Minggir Sleman.
2. Untuk mengetahui kemampuan membaca kedua siswa dyslexia kelas III SD
Kanisius Minggir Sleman.

1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoretis

1. Diperolehnya pengetahuan baru tentang kesulitan belajar membaca bagi
siswa dyslexia kelas III di SD Kanisius Minggir Sleman Yogyakarta.
2. Diperolehnya bahan pertimbangan dalam memahami siswa dyslexia,
mengidentifikasi permasalahan-permasalahan dan jalan penyelesaian dalam
rangka membimbing dan membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam
belajar membaca.

1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Guru
Diperolehnya informasi tentang siswanya, sehingga dapat digunakan sebagai
landasan menentukan pendekatan atau layanan bimbingan belajar yang tepat
dalam mengatasi siswa kelas III yang kesulitan belajar membaca.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

2. Bagi sekolah
Diperolehnya masukan bagi sekolah dalam usaha meningkatkan kemampuan
membaca siswa sehingga berdampak pada peningkatan prestasi dan nilai
siswa.

1.5 Definisi Operasional
1. Membaca adalah suatu kesatuan kegiatan yang mencakup beberapa kegiatan
seperti mengenali huruf dan kata-kata, menghubungkan bunyi serta
maknanya, serta menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan.
2. Kemampuan Membaca adalah kesanggupan melakukan aktivitas komplek
baik fisik maupun mental untuk meningkatkan keterampilan kerja,
penguasaan berbagai bidang akademik, serta berpartisipasi dalam kehidupan
bermasyarakat.
3. Kesulitan belajar membaca adalah ketidakmampuan dalam mengenal huruf,
kata dan memahami fungsi serta makna yang dibaca.
4. Dyslexia berarti kesulitan dalam mengolah kata-kata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BABII
LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Hakikat Kemampuan Membaca Permulaan
2.1.1.1 Pengertian Kemampuan
Menurut

Kamus

Umum

Bahasa

Indonesia

susunan

W.J.S.

Poerwadarminta yang diolah kembali oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional (2007:742) kemampuan diartikan kesanggupan, kecakapan, atau
kekuatan. Menurut Nurkhasanah dan Tumianto (2007:423) kemampuan diartikan
kesanggupan, kecakapan, atau kekuatan. Berdasarkan dua pengertian di atas
dapat di simpukan kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan untuk
menguasai sesuatu yang sedang dihadapi. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia
kemampuan membaca sangat diperlukan dan harus dimiliki oleh seseorang
karena kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang
studi.

2.1.1.2. Pengertian Membaca
Menurut Akhadiah dkk (1993: 22) membaca merupakan suatu kesatuan
kegiatan yang mencakup beberapa kegiatan seperti mengenali huruf dan katakata, menghubungkan bunyi serta maknanya, serta menarik kesimpulan mengenai
maksud

bacaan. Anderson, dkk dalam Akhadiah (1993:22) memandang

membaca sebagai suatu proses untuk memahami makna
Kemampuan membaca

merupakan kemampuan

7

yang

suatu tulisan.
kompleks

yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

menuntut kerjasama antara sejumlah kemampuan. Untuk dapat membaca suatu
bacaan, seseorang harus dapat menggunakan pengetahuan yang sudah
dimilikinya.
Menurut Abdurahman (2003:200) membaca merupakan aktivitas
kompleks yang mencakup fisik dan mental. Aktivitas fisik yang terkait dengan
membaca adalah gerak mata dan ketajaman penglihatan. Aktivitas mental
mencakup ingatan dan pemahaman. Orang dapat membaca dengan baik jika
mampu melihat huruf-huruf dengan jelas, mampu menggerakkan mata secara
lincah, mengingat simbul-simbul bahasa dengan tepat dan memiliki penalaran
yang cukup untuk memahami bacaan.
Santoso (2007: 6.3) menjelaskan bahwa, aktivitas membaca terdiri dari
dua bagian, yaitu membaca sebagai proses dan membaca sebagai produk.
Membaca sebagai proses mengacu pada aktivitas fisik dan mental. Sedangkan
membaca sebagai produk mengacu pada konsekuensi dari aktivitas yang
dilakukan pada saat membaca. Pernyataan ini sesuai dengan yang termuat dalam
jurnal Reading the Media (2007) reading the media is an excellent source for
devising one’ sown medialiteracy curriculum, and why medialiteracy matters
(membaca merupakan sumber yang bagus dalam memikirkan /menentukan
kemampuan membaca seseorang dan mengapa kemampuan membaca tersebut
berarti).
Menurut Rahim (2008:2) membaca adalah suatu yang rumit yang
melibatkan banyak hal, tidak hanya melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan
aktivitas visual, berfikir, psikolinguistik, dan meta kognitif. Proses membaca
sangat kompleks dan rumit karena melibatkan beberapa aktivitas, baik berupa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

kegiatan fisik maupun mental. Menurut Santoso (2007:6-3) Proses membaca
terdiri dari beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut adalah: (1) aspek sensori, yaitu
kemampuan untuk memahami simbol-simbol tertulis, (2) aspek perspektual, yaitu
kemampuan untuk menginterprestasikan apa yang dilihat sebagai symbol, (3)
aspeks kemata yaitu kemampuan menghubungkan informasi tertulis dengan
struktur pengetahuan yang telah ada, (4) aspek berpikir yaitu

kemampuan

membuat inferensi dan evaluasi dari materi yang dipelajari, dan (5) aspek
afektif, yaitu aspek yang berkenaan dengan minat pembaca yang berpengaruh
terhadap

kegiatan

membaca. Interaksi antara kelima aspek tersebut secara

harmonis akan menghasilkan pemahaman membaca yang baik, yakni terciptanya
komunikasi yang baik antara penulis dengan pembaca.
Membaca sebagai proses visual merupakan proses menerjemahkan
simbol tulis dalam bunyi. Sebagai suatu proses berfikir, membaca mencakup
pengenalan

kata,

pemahaman

literal,

interpretasi,

membaca kritis,

dan

membaca kreatif. Membaca sebagai proses linguistik, skemata pembaca
membantunya membangun makna. Sedangkan fonologis, semantic dan fitur
sintaksis membantu mengomunikasikan pesan-pesan. Proses metakognitif
melibatkan

perencanaan,

pembetulan

suatu

strategi,

pemonitoran

,dan

pengevaluasian.
Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seorang yang membaca
dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang
yang tidak punyai tujuan. Dalam kegiatan membaca dikelas, guru seharusnya
menyusun tujuan membaca dengan menyediakan tujuan khusus yang sesuai
atau dengan membantu mereka menyusun tujuan membaca siswa itu sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

Menurut Rahim (2008:11) tujuan membaca mencakup: (1) kesenangan, (2)
menyempurnakan membaca nyaring, (3) menggunakan strategi tertentu, (4)
memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik, (5) mengaitkan informasi
baru dengan informasiyang telah diketahuinya, (6) memperoleh informasi untuk
laporan lisan atau tertulis, (7) menginformasikan atau menolak prediksi, (8)
menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh
dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks,
(9) menjawab pertanyaan- pertanyaan yang spesifik.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan membaca
adalah suatu aktivitas komplek baik fisik maupun mental yang bertujuan
memahami isi bacaan sesuai dengan tahap perkembangan kognitif. Setiap
pembaca memiliki tahap perkembangan kognitif yang berbeda, misalnya siswa
kelas I SD perkembangan kognitifnya tidak sama dengan siswa kelas IV, V, dan
VI. Bahan ajar (bacaan yang dibaca) tidak sama, harus disesuaikan dengan
tingkat perkembangan kognitif yang dimiliki siswa.

2.1.1.3. Pengertian Kemampuan Membaca
Menurut Lerner (dalam Abdurrahman, 2003:200) kemampuan membaca
merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang studi. Jika siswa pada usia
sekolah permulaan tidak segera memiliki kemampuan membaca maka ia akan
mengalami banyak kesulitan dalam mempelajari berbagai bidang studi pada
kelas-kelas berikutnya. Oleh karena itu, siswa harus belajar membaca agar ia
dapat membaca untuk belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

Mercer (dalam Abdurrahman,2003:200) menjelaskan bahwa, kemampuan
membaca tidak hanya memungkinkan seseorang meningkatkan kemampuan kerja
dan penguasaan berbagai bidang akademik tetapi juga memungkinkan
berpartisipasi dalam kehidupan sosial, budaya, politik, dan menemukan
kebutuhan emosional.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan kemampuan
membaca adalah kesanggupan melakukan aktivitas komplek baik fisik maupun
mental untuk meningkatkan keterampilan kerja, penguasaan berbagai bidang
akademik, serta berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat. Kemampuan
membaca merupakan modal utama dalam kehidupan setiap pribadi, baik
disekolah maupun di dalam lingkungan masyarakat.

2.1.1.4. Pengertian Membaca Permulaan
Pembelajaran membaca permulaan erat kaitannya dengan pembelajaran
menulis permulaan. Sebelum mengajarkan menulis guru terlebih dahulu
mengenalkan bunyi suatu tulisan atau huruf yang terdapat pada kata-kata dalam
kalimat. Pengenalan tulisan beserta bunyi ini melalui pembelajaran membaca.
Menurut Darmiyati Zuhdi dan Budiasih (2001:57) pembelajaran
membaca dikelas I dan kelas II merupakan pembelajaran membaca tahap awal.
Kemampuan membaca diperoleh siswa dikelas I dan kelas II tersebut akan
menjadi dasar pembelajaran membaca di kelas berikutnya.
Santoso (2007: 3-19) menjelaskan bahwa, pembelajaran membaca di
sekolah dasar terdiri atas dua bagian yakni membaca permulaan yang
dilaksanakan dikelas I dan II. Melalui membaca permulaan ini, diharapkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

siswa mampu mengenal huruf, suku kata, kata, kalimat dan mampu membaca
dalam berbagai konteks. Sedangkan membaca lanjut dilaksanakan di kelas tinggi
atau dikelas III, IV, V dan VI.
Pembelajaran membaca permulaan bagi siswa

kelas I SD dapat

dibedakan ke dalam dua tahap yakni belajar membaca tanpa buku diberikan pada
awal-awal anak memasuki sekolah. Pembelajaran membaca permulaan dengan
menggunakan buku dimulai setelah murid-murid mengenal huruf-huruf dengan
baik kemudian diperkenalkan dengan lambang-lambang tulisan yang tertulis
dalam buku (Tarigan, 1997:5.33).
Membaca permulaan menurut Darmiyati Zuchdi dan Budiasih (2001:
58) yakni diberikan secara bertahap, tahap pramembaca dan tahap membaca.
Pada tahap pramembaca, kepada siswa diajarkan: (1) sikap duduk yang baik pada
waktu membaca; (2) cara meletakkan buku di meja; (3) cara memegang buku; (4)
cara membuka dan membalik halaman buku dan (5) melihat dan memperhatikan
tulisan. Pembelajaran membaca permulaan di titik beratkan pada aspek-aspek
yang bersifat teknis seperti ketepatan menyuarakan tulisan, lafal dan intonasi
yang wajar, kelancaran dan kejelasan suara. Berdasarkan beberapa uraian diatas
dapat disimpulkan membaca permulaan adalah membaca yang dilaksanakan di
kelas I dan II, dimulai dengan mengenalkan huruf-huruf dan lambang-lambang
tulisan yang menitik beratkan pada aspek ketepatan menyuarakan tulisan, lafal
dan intonasi yang wajar, kelancaran dan kejelasan suara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

2.1.1.5. Pengertian Kemampuan Membaca Permulaan
Menurut Darmiyati Zuhdi dan Budiasih (2001:57) kemampuan membaca
yang diperoleh pada membaca permulaan akan sangat berpengaruh terhadap
kemampuan membaca lanjut. Sebagai kemampuan yang mendasari kemampuan
berikutnya maka kemampuan membaca permulaan benar-benar memerlukan
perhatian guru, membaca permulaan di kelas I merupakan pondasi bagi
pengajaran selanjutnya. Sebagai pondasi haruslah kuat dan kokoh, oleh karena
itu harus dilayani dan di laksanakan secara berdaya guna dan sungguh-sungguh.
Kesabaran dan ketelitian sangat di perlukan dalam melatih dan membimbing
serta mengarahkan siswa demi tercapainya tujuan yang diharapkan. Anak atau
siswa dikatakan berkemampuan membaca permulaan jika dia dapat membaca
dengan lafal dan intonasi yang jelas, benar dan wajar, serta lancar dalam
membaca dan memperhatikan tanda baca (Rukayah, 2004:14).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan

bahwa kemampuan

membaca permulaan adalah kesanggupan siswa membaca dengan lafal dan
intonasi yang jelas, benar dan wajar serta memperhatikan tanda baca. Membaca
permulaan merupakan pondasi bagi pengajaran selanjutnya, sehingga harus
dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dalam melatih dan membimbing siswa
membaca.
Pengajaran membaca permulaan lebih ditekankan pada pengembangan
kemampuan dasar membaca. Siswa dituntut untuk dapat menyuarakan huruf,
suku kata, kata dan kalimat yang disajikan dalam bentuk tulisan ke dalam bentuk
lisan (Akhadiah,dkk.1993: 11).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

Contoh:
Huruf

Suku kata

Kata

Kalimat

a

dibaca

a

b

dibaca

be

c

dibaca

ce

ba

dibaca

ba

bukan

bea

bu

dibaca

bu

bukan

beu

baju

dibaca

baju

bukan

beajeu

batu

dibaca

batu

bukan

beateu

itu buku dibaca

itu buku

bukan

iteu bekeu

Itu budi

itu Budi

bukan

iteu beudei

dibaca

Tujuan pengajaran membaca dan menulis adalah agar siswa dapat
membaca dan menulis kata-kata dan kalimat sederhana dengan benar dan tepat
(Ahmad,1996:4). Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun
2006 tentang Standar Isi Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas I memuat KD: (1) membaca
nyaring suku kata dan kata dengan lafal dan intonasi yang tepat; (2) membaca
nyaring kalimat sederhana dengan lafal yang tepat. Berdasarkan KD itu maka
tujuan membaca permulaan SD kelas I adalah agar siswa mampu membaca
nyaring suku kata,kata dan kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang
tepat.
Dalam pengajaran membaca permulaan ada empat faktor yang
mempengaruhi. Menurut Arnold (dalam Rahim, 2008:16) faktor yang
memengaruhi membaca permulaan adalah:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

1) Faktor Fisikologis
Faktor fisiologis mencakup kesehatan fisik, pertimbangan
neurologis, dan jenis kelamin. Kelelahan juga merupakan kondisi
yang tidak menguntungkan bagi anak untuk belajar, khususnya
belajar membaca.
2) Faktor Intelektual
Secara umum, intelegensi anak tidak sepenuhnya memengaruhi
berhasil atau tidaknya anak dalam membaca permulaan. Faktor
metode mengajar guru, prosedur, dan kemampuan guru juga turut
memengaruhi kemampuan membaca permulaan anak.
3) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan juga memengaruhi kemajuan kemampuan
membaca siswa. Faktor
belakang

lingkungan

itu

mencakup: (1)

latar

dan pengalaman siswa dirumah dan (2) sosial ekonomi

keluarga siswa.
4) Faktor Psikologis
Faktor lain yang juga memengaruhi kemajuan kemampuan
membaca anak adalah factor psikologis. Faktor ini mencakup (1)
motivasi; (2) minat;dan (3) kematangan sosial, emosi, dan
penyesuaian diri.
Menurut Syafi’ie yang dikutip oleh Rahim (2008:31) menjelaskan ada
empat pendekatan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia:
1) Pendekatan Komunikatif
Pendekatan komunikatif mengarakan pengajaran bahasa pada tujuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran

yang

mementingkan

fungsi

bahasa

sebagai

16

alat

komunikasi.

2) Pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif
Semiawan dan Joni (dalam Rahim, 2008: 32) menjelaskan bahwa
esensi pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) bukan terletak pada
digunakan atau tidak digunakannya alat dan cara duduk siswa yang
berkelompok, tetapi pada penghayatan pengalaman belajar yang
diprogramkan oleh siswa. Pendekatan CBSA sebagai kegiatan belajar
mengajar yang melibatkan siswa, artinya siswa secara aktif terlibat dalam
proses pengajaran. Mulai dari penyusunan rencana pengajaran, penyajian
pelajaran sampai pada penilaian.
3) Pendekatan Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran bahasa harus dilakukan secara utuh. Misalnya antara
keterampilan menyimak dengan berbicara dengan tidak mungkin
dipisahkan dalam suatu kegiatan belajar mengajar, begitu juga dengan
keterampilan berbahasa lainnya. Bentuk pembelajaran bahasa secara
terpadu bisa berupa perpaduan antara kegiatan membaca, menulis,
berbicara, dan menyimak.
4) Pendekatan Belajar Kooperatif
Belajar kooperatif merupakan suatu metode mengelompokkan siswa
ke dalam kelompok-kelompok kecil. Siswa bekerjasama dan saling
membantu dalam menyelesaikan tugas. Menurut Slavin ( dalam Rahim,
2008:34) hasil

penelitian 20 tahun terakhir mengindikasikan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

pendekatan belajar kooperatif bisa digunakan secara efektif pada setiap
tingkat kelas untuk semua mata pelajaran.
Akhadiah (dalam Darmiyati Zuchdi dan Budiasih, 2001:61-66),
menjelaskan bahwa dalam pembelajaran membaca permulaan, ada beberapa
metode yang dapat digunakan antara lain:
1) Metode Abjad dan Metode Bunyi
Dalam penerapannya, kedua model tersebut sering menggunakan kata
lepas.
Misalnya:
a) Metode abjad (dalam mengucapkan huruf-hurufnya sesuai
dengan abjad“a”,“be”,“ce”,“de”,dan seterusnya).
Contoh:

bo – bo

bobo

b) Metode bunyi (dalam mengucapkan huruf-hurufnya sesuai
dengan bunyi nyaa,beh,ceh,deh,dan seterusnya).
Contoh: beh– o – bo – beh– o – bo

bobo

Perbedaan antara metode abjad dan metode bunyi terletak pada
pengucapan huruf.
2) Metode Kupas Rangkai Suku Kata dan Metode Kata Lembaga
Kedua metode ini dalam penerapannya menggunakan cara mengurai
dan merangkaikan.
a). Metode Kupas Rangkai Suku kata
Penerapannya guru menggunakan langkah-langkah sebagai
berikut:
(1) Guru mengenalkan huruf kepada siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

(2) Merangkaikan suku kata menjadi huruf.
(3) Menggabungkan huruf menjadi suku kata.
Misalnya:

ma – ta
m–a–t–a

ma – ta

b). Metode Kata Lembaga
Penerapannya menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
(1) Membaca kata yang sudah dikenal siswa.
(2) Menguraikan huruf menjadi suku kata.
(3) Menguraikan suku kata menjadi huruf.
(4) Mengabungkan huruf menjadi suku kata.
(5) Menggabungkan suku kata menjadi kata.
Misalnya:
bola bo – la
b – o – l – a bo – la

bola

c). Metode Global
Dalam penerapannya menggunakan langkah-langkah sebagai
berikut:
1) Mengkaji salah satu suku kata.
2) Menguraikan huruf menjadi suku kata.
3) Menguraikan suku kata menjadi huruf.
4) Mengabungkan huruf menjadi suku kata.
5) Merangkaikan kata menjadi suku kata.
6) Merangkaikan kata menjadi kalimat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

Misalnya: andi bermain catur
bermain
ber– ma– in
b– e– r– m – a– i – n
bermain
andi bermain catur

2.1.2 Kesulitan Belajar
2.1.2.1 Definisi Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar adalah kondisi dimana siswa dengan kemampuan
intelegensi rata-rata atau di atas rata-rata, namun memiliki ketidakmampuan atau
kegagalan dalam belajar yang berkaitan dengan hambatan dalam proses persepsi,
konseptualisasi, berbahasa, memori, serta pemusatan perhatian, penguasaan diri,
dan fungsi integrasi sensori motorik (Clement, dalam Weiner, 2003). Berdasarkan
pandangan Clement tersebut maka pengertian kesulitan belajar adalah kondisi
yang merupakan sindrom multidimensional yang bermanifestasi sebagai kesulitan
belajar

spesifik

(spesific

learning

disabilities),

hiperaktivitas

dan/atau

distraktibilitas dan masalah emosional.
Menurut Mulyono (1999), kesulitan belajar adalah suatu kondisi dalam
proses belajar yang ditandai dengan hambatan-hambatan tertentu, dalam mencapai
tujuan belajar. Kondisi ini ditandai kesulitan dalam tugas-tugas akademik, baik
disebabkan oleh problem-problem neurologis, maupun sebab-sebab psikologis
lain, sehingga prestasi belajarnya rendah, tidak sesuai dengan potensi dan usaha
yang dilakukan. Kesulitan belajar juga merupakan ketidakmampuan dalam
menghubungkan berbagai informasi yang berasal dari berbagai bagian otak
mereka. Kelemahan ini akan tampak dalam beberapa hal, seperti kesulitan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

berbicara dan menuliskan sesuatu, koordinasi, pengendalian diri atau perhatian.
Kesulitan-kesulitan ini akan tampak ketika mereka melakukan kegiatan-kegiatan
sekolah, dan menghambat proses belajar membaca, menulis, atau berhitung yang
seharusnya mereka lakukan (Porwanto, 2003).
Kesulitan belajar pada dasarnya suatu gejala yang nampak dalam berbagai
jenis manifiestasi tingkah laku (bio-psikososial) baik secara langsung atau tidak,
bersifat permanen dan berpotensi menghambat berbagai tahap belajar siswa.
Tidak seperti cacat lainnya, sebagaimanan kelumpuhan atau kebutuhan gangguan
belajar (learning disorder) adalah kekurangan yang tidak tampak secara lahiriah.
Ketidakmampuan dalam belajar tidak dapat dikenali dalam wujud fisik yang
berbeda dengan orang normal lainnya. Kesulitan belajar adalah keterbelakangan
yang mempengaruhi kemampuan individu untuk menafsirkan apa yang mereka
lihat dan dengar.
Kesulitan belajar dapat berlangsung dalam waktu yang lama. Bebarapa
kasus memperlihatkan bahwa kesulitan ini memengaruhi banyak bagian dalam
kehidupan individu, baik itu di sekolah, pekerjaan, rutinitas sehari-hari, kehidupan
keluarga, atau bahkan terkadang dalam hubungan persahabatan dan bermain.
Beberapa penderita menyatakan bahwa kesulitan ini berpengaruh pada
kebahagiaan mereka. Sementara itu, penderita lainnya menyatakan bahwa
gangguan ini mengahambat proses belajar mereka, sehingga tentu saja pada
gilirannya juga akan berdampak pada aspek lain dari kehidupan mereka.
Kelompok siswa dengan Learning Dissability (LD) dicirikan dengan
adanya gangguan-gangguan tertentu yang menyertainya. Tidak seperti cacat fisik,
kesulitan belajar tidak terlihat dengan jelas dan sering disebut ”hidden handicap”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

Terkadang kesulitan ini tidak disadari oleh orangtua dan guru, akibatnya siswa
yang mengalami kesulitan belajar sering diidentifikasi sebagai siswa yang
underachiever, pemalas, atau aneh. Siswa-siswa ini mungkin mengalami perasaan
frustrasi, marah, depresi, cemas, dan merasa tidak diperlukan (Harwell, 2001).
Definisi tersebut menunjukan bahwa learning diability tidak digolongkan
ke dalam salah satu keluarbiasaan, melainkan merupakan kelompok tersendiri.
Kesulitan belajar lebih didefinisikan sebagai gangguan perseptual, konseptual,
memori maupun ekspresif di dalam proses belajar. Gangguan ini dapat terjadi di
berbagai tingkatan kecerdasan, namun learning disability lebih terkait dengan
tingkat kecerdasan normal atau bahkan di atas normal. Siswa-siswa yang
berkesulitan belajar memiliki ketidakteraturan dalam proses fungsi mental dan
fisik yang bisa yang bisa menghambat alur belajar yang normal, menyebabkan
keterlambatan dalam kemampuan perseptual motorik tertentu atau kemapuan
berbahasa. Umumnya masalah ini tampak ketika siswa mulai mempelajari matamata pelajaran dasar seperti menulis, membaca, menghitung dan mengeja.
Dari pengertian kesulitan belajar di atas maka jenis-jenis kesulitan belajar
di Sekolah Dasar dapat dikelompokkan kepada siswa yang mengalami kesulitan
belajar membaca. Jenis-jenis kesulitan belajar tersebut yaitu kesulitan membaca
(dyslexia), kesulitan menulis (disgrafia), kesulitan berhitung (diskalkulia).

2.1.2.2 Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Masalah kesulitan belajar ini, tentunya disebabkan oleh berbagai faktor.
Untuk memberikan suatu bantuan kepada siswa

yang mengalami kesulitan

belajar, tentunya kita harus mengetahui terlebih dahulu faktor apa yang menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

penyebab munculnya masalah kesulitan belajar. Faktor-faktor penyebab kesulitan
belajar dapat digolongkan ke dalam dua golongan, yaitu :
1) Faktor intern (faktor dari dalam diri siswa itu sendiri) yang meliputi:
a. Faktor fisiologi
Faktor fisiologi adalah faktor fisik dari siswa itu sendiri. Seorang
siswa yang sedang sakit, tentunya akan mengalami kelemahan secara fisik,
sehingga proses menerima pelajaran, memahami pelajaran menjadi tidak
sempurna. Selain sakit faktor fisiologis yang perlu kita perhatikan karena
dapat menjadi penyebab munculnya masalah kesulitan belajar adalah cacat
tubuh, yang dapat kita bagi lagi menjadi cacat tubuh yang ringan seperti
kurang pendengaran, kurang penglihatan, serta gangguan gerak, serta cacat
tubuh yang tetap (serius) seperti buta, tuli, bisu, dan lain sebagainya.
b. Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah berbagai hal yang berkenaan dengan
berbagai perilaku yang ada dibutuhkan dalam belajar. Sebagaimana kita