BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan - 1 KAJIAN RETORIKA DISKUSI UYA KUYA DALAM ACARA TALK SHOW RUMAH UYA DI TRANS7 BULAN FEBRUARI 2016 - repository perpustakaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1. Penelitian yang membahas retorika bertanya adalah penelitian yang berjudul

  “Kajian Retorika Bertanya Deddy Corbuzier Dalam Acara Talk Show Hitam Putih di Trans7” oleh Sugriyani

  Dalam penelitian tersebut membahas teknik untuk memulai dialog Deddy Corbuzier, jenis-jenis pertanyaan yang digunakan Deddy Corbuzier, serta fungsi pertanyaan berdasarkan jenis-jenis pertanyaan yang ditemukan. Data penelitian ini berupa dialog Deddy Cobuzier dengan bintang tamunya yang mengandung pertanyaan. Sumber data berasal dari dialog Deddy Corbuzier dengan bintang tamu dalam acara talk show Hitam Putih di Trans7.Sumber data berjumlah 8 episod dimulai tanggal 2-6 April 2012 dan 9-11 April 2012.Metode yang digunakan dalam menganalisis data menggunakan metode deskriptif kualitatif.Dari penelitian terdahulu menunjukkan bahwa penelitian mengenai retorika bertanyasudah dilakukan oleh beberapa peneliti.Namun, penelitian mengenairetorika diskusi Uya Kuya dalam acara

  

talk show rumah Uya di Trans7belum ada. Oleh karena itu, penelitianini perlu

  dilakukan dengan tujuan agar penelitian ini dapat melengkapi hasil-hasil penelitian sebelumnya.

  2. Penelitian yang berjudul

  “Kajian Retorika Aspek Teknik Bertanya Tukul Arwana dalam Acara Talk Show “Bukan Empat Mata” di Trans7 oleh Murni Prihati tahun 2014

  Penelitian tersebut membahas mengenai jenis-jenis pertanyaan yang digunakan Tukul Arwana, dan teknik bertanya untuk memuali dialog Tukul Arwana. Data dalam

  11 penelitian ini berupa dialog Tukul Arwana dengan bintang tamunya. Penelitian ini, yang mengandung pertanyaan-pertanyaan. Sumber data berasal dari dialog Tukul Arwana denga n bintang tamu dalam acara talk show “Bukan Empat Mata” di Trans7. Metode yang digunakan dalam menganalisis data menggunakan metode deskriptif kualitatif.

  Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu, data, sumber data, dan teknik dalam metode yang digunakan dalam menganalisis data. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dialog atau percakapan antara Uya Kuya sebagai konsultan dengan kliennya pada talk showrumah Uyadi Trans7. Dimanamereka yang hendak menyelesaikan permasalahan secara diskusi di muka umum. Sumber data dalam penelitian dariyoutobedalam acara talk show rumah Uya di Trans7.Pada penelitian kali ini, peneliti menambahkan teknik dasar Pilah Unsur Penentu (PUP) dan teknik lanjutan Hubung Banding Menyamakan (HBS) dalam menganalisis data.

  Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu sama-sama mendeskripsikan tuturan langsung pada presenter atau pembawa acara di televisi.

B. Bahasa 1. Pengertian Bahasa

  Keraf (2004:1) menyatakan bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa symbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa adalah system lambang bunyi yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2008:24).

  Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahawa bahasa adalah system lambang bunyi yang digunakan manusia atau anggota masyarakat untuk berkomunikasi. Hal itu menunjukkan bahwa, bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi kehidupan sehari-hari. Karena, bahasa dapat digunakan untuk menyampaikan informasi kepada pihak lain, dan bahasa merupakan suatu system atau kesatuan unsur.

2. Fungsi Bahasa

  Keraf (2004:3) menyatakan bahwa fungsi bahasa dapat diturunkan dari motif pertumbuhan bahasa itu sendiri, bila ditinjau kembali sejarah pertumbuhan bahasa sejak awal hingga sekarang. Dasar dan motif pertumbuhan bahasa itu dalam garis besarnya dapat berupa: Bahasa untuk menyatakan ekspresi diri, bahasa sebagai alat komunikasi, bahasa untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial, serta bahasa untuk mengontrol sosial.Pertama, bahasa untuk menyatakan ekspresi diri.Ekspresi diri berarti mengungkapkan segala hal yang dirasakan oleh pikiran dan perasaan manusia. Dapat dipastikan, setiap ada gejolak dalam diri, manusia selalu akan mengungkapkan dan mengekspresikannya dalam bahasa. Misalnya saat marah, sedih, dan bahagia selalu diekspresikannya dengan bahasa, bisa bercerita, menangis, berterik dan tersenyum. Unsur-unsur manusia mengekpsresikannya dengan dengan bahasa adalah (1) agar menarik perhatian orang lain terhadap kita, (2) keinginan manusia untuk membebaskan diri dari tekanan emosi.

  Kedua, bahasa sebagai alat komunikasi.Komunikasi merupakan akibat lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain. Dengan komunikasi kita dapat menyampaikan semua yang kita rasakan, pikirkan yang kita ketahui kepada orang lain. Bahwa sebagai alat komunikasi merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerjasama dengan sesama warga. Mengatur berbagai aktivitas kemasyarakatan, merencanakan, dan mengarahkan masa depan serta memungkinkan manusia memetik hasil-hasil yang berguna bagi masa kini dan masa yang akan datang.

  Ketiga, bahasa untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial.Pada kenyataannya, manusia adalah mahluk sosial masyarakat yang hidup di tengah-tengah masyarakat.Dalam kehidupan masyarakat, manusia selalu membutuhkan eksistensi untuk diterima dan diakui oleh masyarakatnya. Dalam pembentukan eksistensi itulah, manusia akan melakukan integrasi (pembauran) dan adaptasi (penyesuaian diri). Dalam proses integrasi dan adaptasi ini manusia menggunakan bahasa sebagai perantarannya. Melalui bahasa seseorang anggota masyarakat akan mengenal dan belajar terhadap adat-istiadat, tingkah laku dan tata karma masyarakatnya.

  Keempat, bahasa untuk mengadakan kontrol sosial.Bahasa sebagai kontrol sosial masih merujuk fungsi bahasa secara kolektif. Setelah bahasa digunakan seseorang untuk beradaptasi dan berintegrasi dengan anggota masyarakat, dan orang tersebut berhasil, bisa diterima menjadi bagian dari masyarakat tersebut. Maka proses selanjutnya, adalah bahasa akan digunakan setiap orang dalam masyarakat sebagai cara untuk melakukan kontrol sosial. Yaitu bahasa akan dimobilisasi oleh seseorang sebagai cara untuk mempengaruhi pikiran dan tindakan orang lain. Misalnya orang tua menasehati orang anak-anknya, kepala desa memberi penerangan dan penyuluhan pada warga dan sebagainya.Tentunya keberhasilan seseorang dalam melakukan kontrol sosial sangat dipengaruhi keberhasilan seseorang dengan menggunakan bahasa secara cepat. Dengan menggunakan bahasa yang baik dan komunikatif, maka seseorang biasa mempengaruhi pikiran dan tindakan orang lain sesuai denganapa yang diharapkan.

  C. Ragam Bahasa 1. Pengertian Ragam Bahasa

  Ragam bahasa merupakan variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda- beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, dan orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicaraan (Kridalaksana, 2008:206). Menurut Chaer (2007:56) ragam bahasa adalah variasi bahasa yang digunakan dalam situasi, keadaan atau untuk keperluan tertentu.Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, dan orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicaraan yang digunakan dalam situasi, keadaan atau untuk keperluan tertentu. Dengan begitu, dapat peneliti simpulkan bahwa ragam bahasa merupakan variasi bahasa yang digunakan oleh masing-masing penutur. Maksudnya, setiap orang pasti berasal dari berbagai daerah, secara langsung penutur menguasai dua bahasa, yaitu bahasa daerah dan bahasa nasional.Dari situlah penutur memiliki ragam variasi yang beragam karena kedua bahasa tersebut sering digunakan secara bersamaan. Akan tetapi, penggunaan kedua bahasa tersebut oleh penutur disesuaikan dalam situasi, kondisi, dan sesuai kebutuhan. Jadi ragam bahasa tersebut sebetulnya boleh-boleh saja digunakan asalkan disesuaikan tempat atau konteks yang melingkupinya.

  D. Berbicara 1. Pengertian Berbicara

  Berbicara merupakan suatu kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan atau menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan.Berbicara adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan- gagasan yang disusun serta dikembangakan sesuai dengan kebutuhan

  • – kebutuhan pendengar atau penyimak (Tarigan, 2008:16-17).Arsjad dan Mukti U.S (1991:17) memberikan pengertian bahwa kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaiakan pikiran, gagasan dan perasaan. Menurut Nurgiantoro (2001:276) berbicara aktivitas berbahasa kedua dilakukan manusia dalam kehidupan berbahasa yaitu setelah aktivitas mendengarkan. Berdasarkan bunyi-bunyi bahasa yang didengarkan itulah kemudian manusia belajar mengucapkan dan akhirnya mampu untuk berbicara.Dari uraian tersebut peneliti menyimpulkan bahwa berbicara merupakan kegiatan seseorang atau kelompok orang mengucapkan kata-kata untuk mengekpsresikan, menyatakan atau menyampaikan pikiran, atau gagasan dan perasan kepada sekelompok orang atau individu.

2. Bentuk- Bentuk Keterampilan Berbicara

  Bentuk-bentuk keterampilan berbicara menurut Tarigan (2008:24-25) secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu berbicara di muka umum (public speaking) dan berbicara pada konferensi.Berbicara dimuka umum (public speaking) mencangkup tiga jenis. Pertama, berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahukan atu melaporkan atau yang bersifat informatis (informative speaking). Kedua, berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluaragaan atau persahabatan (fellowship speaking). Ketiga, berbicara dalam sitausi-sitausi yang bersifat membujuk, mengajak, mendesak, dan menyakinkan (persuasive speaking). Keempat, berbicara dalam situasi-situasi yang bersiafat merundingkan dengan tenang dan hati-hati (deliberative speaking).

  Berbicara pada konferensi (conference speaking) dibedakan menjadi tiga. Pertama, diskusi kelompok (group discussion). Kedua, prosedur parlementer (parliamentary procedure). Ketiga, yaitu mengenai debat. Diskusi kelompok (group discussion) dibedakan lagi menjadi dua yaitu diskusi kelompok tidak resmi (informal) dan kelompok diskusi resmi (formal). Kemudian, debat dapat dibedakan menjadi debat kompetetif, debat parlementer, debat proposal, serta debat Loncoln-Douglas.

  Menurut Hartono (2005:30) keterampilan berbicara dibagi berdasarkan jumlah partisipan, cara pelaksanaan, lawan berbicara, maksud dan tujuan berbicara, dan tingkat keformalannya.Keterampilan berbicara berdasarkan jumlah partisipannya atau jumlah lawan berbicara, dapat dikelompokkan menjadi dua bentuk, yaitu: (a) berbicara peroarangan dan (b) berbicara kelompok. Bentuk keterampilan berbicara berdasarakan cara pelaksanaannya dapat dikelompokkan menjadi dua bentuk, yaitu: berbicara secara langsung dan berbiaca secara tidak langsung.Menurut Hartono berdasarkan lawan bicara, keterampilan berbicara dapat dibedakan menjadi empat bentuk, yaitu: (a) satu lawan satu, (b) satu lawan banyak, (c) banyak lawan satu, dan (d) banyak lawan banyak. Keterampilan berbicara berdasarkan maksud dan tujuan berbicara, dapat dibedakan menjadi sembilan bentuk, yaitu: (a) memberi perintah atau instruksi. Lalu, (b) memberi nasehat, (c) memberi saran, (d) berpidato, (e) mengajar atau memberi ceramah. (f) berapat, (g) berunding, (h) pertemuan, (i) menginterview.

  Berdasarakan tingkat keformalannya, keterampilan berbicara dapat dikelompokan menjadi tiga bentuk yaitu: (a) berbicara formal. (b) berbicara semi formal, dan (c) berbicara informal.

  Berdasarkan bentuk-bentuk keterampilan berbicara menurut para ahli maka acara talk show rumah Uya di Trans7 termasuk ke dalam diskusi. Jika dilihat dari jumlah partisipan merupakan berbicara kelompok. Berdasarkan lawan berbicara merupakan satu lawan banyak yaitu antara pembawa acara (Uya Kuya dengan kliennya, penonton di studio dan penonton di rumah).Kemudian dilihat dari maksud dan tujuan berbicara adalah untuk menginterview tamu-tamunya dengan cara berdiskusi, acara talk show rumah Uya juga merupakan salah satu bentuk diskusi dan wawancara. Inilah nanti yangakan peneliti teliti yaitu bagaimana taktik-taktik retoris dan fase-fase dalam proses diskusi yang digunakan Uya Kuya dalam acara talk show rumah Uya di Trans7.

3. Tujuan Berbicara

  Menurut Tarigan (2008:16-17) tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, sebaiknya sang pembicara memahami segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan. Dia harus mampu mengevaluasi efek komunikasi terhadap para pendengarnya dan harus mengetahui prinsip-prinsip yang mendasari segala situasi pembicaraan, baik secara umum, maupun perorangan. Pada dasarnya berbicara mempunyai tiga maksud umum.

  Pertama, memberitahukan dan melaporkan (to inform). Kedua, menjamu dan menghibur (to enterain). Ketiga, membujuk, mengajak, mendesak, dan meyakinkan (to persuade).

E. Retorika 1. Pengertian Retorika

  Menurut Effendy (2004:53) retorika atau dalam bahasa inggris rhetoric bersumber dari perkataan latin rhetorica yang berarti ilmu bicara. Lalu, menurut Clean Brooks dan Robert Warren (dalam Effendy, 2004:53) dalam bukunya Modern

  

Rhetoric , mengidentifikasikan retorik sebagai the art of using language effectiviel

y atau seni penggunaan bahasa secara efektif. Selanjutnya, menurut Hendrikus

  (2009:14) retorika berarti kesenian untuk berbicara baik (kunst, gut zu redden atau ars

  

bebe dicendi ) yang dicapai berdasarkan bakat alam (talenta) dan keterampilan teknis

  (ars, techene). Menurut Hendrikus titik tolak dari kajian retorika adalah keterampilan berbicara. Sedangkan menurut Keraf (1999:1) retorika merupakan suatu istilah yang secara tradisional diberikan kepada suatu teknik pemakaian bahasa sebagai seni, yang didasarkan pada suatu pengetahuan yang tersusun baik. Menurutnya dua aspek yang perlu diketahuai seorang retorika, yaitu pengetahuan mengenai objek tertentu yang akan disampaikan dengan bahasa tadi.Selanjutnya.

  Menurut Arsjad dan Mukti U.S (1991:4) menjelaskan bahawa retorika merupakan praktek kemahiran berbahasa, baik lisan maupun tulisan. Retorika bertujuan menerangkan kaidah-kaidah yang menjadi landasan dari menulis dan bertutur untuk mempengaruhi sikap dan perasaan seseorang.Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa retorika merupakan seni berbicara, dimana ketika berbicara tidak hanya asal berbicara. Akan tetapi, apa yang disampaikan terdapat maksud atau tujuan kepada lawan bicaranya. Tujuan berbicara tersebut bisa berupa, informasi, saran, ajakan, dan motivasi. Setiap manusia pasti memiliki bakat dalam hal berbicara, yang membedakan hanya bakat tersebut. Ada yang memiliki bakat berbicara karena belajar secara rutin, dengan terus membaca dan praktek langsung atau juga tanpa belajar dilakukan secara alami (otodidak).

2. Bentuk Retorika a. Monologika Monologika adalah ilmu tentang seni berbicara secara monologika.

  Monologika adalah kegiatan berkomunikasi atau berbicara yang dilakukan dalam satu arah. Dalam monolog ini hanya ada seorang pembicara, dan yang lain sebagai pendengar.Pembicaraan hanya terjadi dalam satu arah.Yang termasuk dalam bentuk monologika antara lain: pidato, kata sambutan, kuliah, makalah, ceramah, perkenalan, dan deklarasi. Berdasarkan pendapat Hendrikus di atas, peneliti menyimpulkan bahwa monologika adalah kegiatan berbicara yang dilakukan oleh satu orang saja yaitu dari pihak pembicara. Contohnya dalam ceramah, pembicara mengajukan pertanyaan kepada pendengar. Hal itu menunjukan bahwa pembicaralah yang paling dominan dalam hal berbicaranya.

b. Dialogika

  Dialogika adalah ilmu tentang seni berbicara secara berdialog yaitu dimana dua orang atau lebih berbicara atau mengambil bagian dalam satu proses pembicaraan.

  Bentuk-bentuk dialog antara lain : diskusi, tanya jawab, perundingan, percakapan, dan debat. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa, dialogika merupakan kegiatan berbicara yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang sedang melakukan percakapan dengan maksud tertentu. Adapula bentuk-bentuk dialog seperti diskusi, maksudnya membahas suatu persoalan secara berkelompok untuk mencapai jalan keluar. Sedangkan tanya jawab perlu dilakukan karena dengan adannye tanya jawab, tidak hanya pembicara yang berkomunikasi tetapi lawan bicaranya juga dapat mengeluaran pendapatnya juga. Perundingan dilakukan untuk mendiskusikan pendapat-pendapat dari lawan bicara apakah benar dan dapat diterima atau tidak. Hal itu bertujuan untuk diambil solusi atau jalan keluar yang tepat nantinya. Begitu pula percakapan atau dialog yang dilakukan antara dua orang atau lebih, hal itu bertujuan agar komunikasi dapat berjalan lancar sehingga harus ada mitra wicara. Kemudian debat, debat merupakan adu pendapat antarpribadi atau antarkelompok manusia, dengan tujuan untuk mendapatkan kemenangan satu pihak.

c. Pembinaan Teknik Berbicara

  Teknik berbicara merupakan syarat bagi retorika karena efektivitas monologika dan dialogika tergantung juga pada teknik bicara.Oleh karena itu pembinaan teknik berbicara merupakan bagian penting dalam retorika.Pembinaan ini meliputi pembinaan teknik bernafas, teknik mengucap, bina suara, teknik membaca dan bercerita. Teknik bernafas dilakukan agar ketika seseorang berbicara dimuka umum dia mampu berbicara lancar tanpa tersengal-sengal nafasnya. Berlatih teknik bernafas ini bertujuan agar dalam berbicara nafasnya teratur sesuai dengan apa yang hendak diucapkanya.

  Sedangkan teknik mengucap meliputi artikulasi, seperti a,i,u,e,o harus diucapkan secara jelas. Jika seseorang berbicara tidaklah jelas, maka secara otomatis lawan bicara akan kesulitan memahami informasi yang disampaikan untuk itulah teknik mengucap sangatlah penting dalam berkomunikasi. Selanjutnya, teknik membaca dan bercerita juga sangat perlu dilakukan pembicara. Misalnya, ketika pembicara melakukan komunikasi terlebih dahulu dia melakukan kegiatan membaca.

  Setelah itu, pembicara mengaplikasikan apa yang telah dia pelajari dengan membaca tadi, dengan teknik bercerita. Teknik bercerita tidaklah mudah, pembicara harus benar-benar memiliki kemampuan berbicara yang meyakinkan dan penuh ekspresi. Sehingga pendengar merasa larut dalam apa yang disampaikannya. Kemudian, hal yang paling penting dalam bercerita yaitu pembicara harus membuat suasana yang menyenangkan dan tidak monoton, agar pendengar merasakan antusias yang tinggi terhadap halyang dibicarakan. (Hendrikus, 2009: 16-17)

1) Taktik “Ya”

  Menurut taktik ini pertanyaan dirumuskan sedemikian rupa sehingga lawan bicara hanya dapat menjawab: “Ya”, dan perlahan-lahan menuntunya kepada kesimpulan akhir yang jelas, atau mengejutkan, yang harus diterima tanpa syarat.

  Jawaban “Ya” menuntut dari lawan bicara tidak hanya persetujuan rasional, tetapi juga secara emosional yang tidak dapat dihindarkan.Pertanyaan-pertanyaan ini kurang lebih bersifat sugestif dan tajam, digunakan untuk meminta jawaban pasti dari lawan bicaranya. Namun, bisa juga digunakan untuk memutar balikan pendapat agar menjadi tidak jelas, sehingga lawan bicara menjadi bodoh. Ketika berhadapan dengan Euthypron, Scorates sudah menggunakan taktik ini dengan sangat berhasil: Berikut ini merupakan contoh percakapan dengan menggunakan taktik “Ya” sebagai berikut :

  S : Karena keahlian memelihara kuda adalah perhatian yang tepat untuk kuda, bukan? E : Ya. S : Dan bukan setiap orang mengerti anjing pemburu, kecuali si pemburu, bukan? E : Ya S : Karena keahlian memburu adalah perhatian yang tepat untuk anjing pemburu, bukan? E : Ya

  S : Dan keahlian bertenak sapi adalah perhatian yang tepat untuk sapi, bukan? E : Ya S : Jadi kalau begitu Euthypron, kesalehan adalah perhatian yang tepat untuk para dewa, bukan? E : Ya

2) Taktik Mengulang

  Ini adalah gaya bahasa yang tidak hanya dikenal pada zaman antik Yunani, tetapi juga zaman modern. Napoleon mengatakan pengulangan satu-satuan gaya bahasa yang benar. Senator Robert Kennedy menyebutkan di dalam pidatonya yang terkenal pada tanggal 16 Maret 1968.Gaya bahasa ini juga sangat efektif dalam dunia reklame.Dalam retorika dialogika gaya bahasa ini memiliki fungsi yang penting. Khususnya dalam kehidupan antarindividu dan antarkelompok.

  Pembicara berusaha menyampaikan pikiran dan idenya secara terus-menerus dengan cara dan rumusan yang berbeda dan menarik. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa hal yang diulang mengandung ide yang positif dan benar. Gaya ini dapat menyebabkan lawan bicara menaaruh perhatian kepada ide yang dianjurkan. Lalu, berusaha mengolah ide itu, lalu merasa tertarik dengan ide itu. Pepatah bahasa Latin mengatakan secara tepat: “Gutta cavat lapidem, nin vi, sed saepe cadendo” (artinya tetesan air melubngkan batu, bukan karena kekuatannya, meainkan karena sering menetes).

  Selanjutnya, di bawah ini terdapat contoh kalimat dalam dialog mengenai taktik mengulang sebagai berikut : Contoh:

  Orang tidak sering menunjukkan hal ini bahwa… Sekali lagi saya katakana, betapa pentingnya hal ini… Secara khusus saya mau tekankan… Saya mengulangi…

  3) Taktik Sugesti

  Taktik ini bermaksud mempermudah lawan bicara untuk menyetujui pikiran, anjuran dan hasil pertimbangan kita. Taktik sugesti digunakan dalam berkomunikasi, sebagai bentu dari komunikasi. Di mana, ketika pembicara melakukan komunikasi lawan bicara pasti menyimak dengan penuh perhatian. Taktik ini dapat digunakan untuk memberikan saran atau anjuran yang bersifat memotivasi. Diharapkan strategi ini mampu membuat lawan bicara, menemukan titik terang atau jalan keluar.

  Adapun contoh kalimat dialog yang mengulas mengenai taktik sugesti yaitu sebagai berikut : Contoh: Inilah yang paling tepat dan cocok bagi anda. Hanya saja,Anda belum memiliki dalam koleksi anda…Program baru ini akan memberi keuntungan kepada anda…Dalam satu tahun, pasti modal anda akan kembali…Saya serahkan buku petunjuk ini kepada anda. Silahkan!

  4) Taktik Kebersamaan

  Apabila menghadapi kesulitan dalam diskusi, sering satu himbauan untuk menumbuhkan ra sa kebersamaan (perasaan”kita”). Lalu, sukses yang diraih bersama hingga saat ini, atau himbauan tentang kerja sama yang efektif sampai saat ini. Hal ini, dapat membantu untuk keluar dari buntu. Maksudnya, taktik ini digunakan ketika beromunikasi dengan tujuan tidak hanya terjadi interaksi antarindividu saja melainkan juga antarkelompok. Karena, setiap manusia merupakan makhluk sosial, di mana mereka tidak dapat melakukan segala sesuatu sendirian pasti membutuhkan orang lain. Begitu pula ketika berkomunikasi dalam proses pemecahan masalah kita membutuhkan orang lain.

  Berikut ini terdapat contoh kalimat dalam percakapan yang membahas mengenai taktik sugesti berikut ini :

  Contoh: Pikiran segala kerja sama kita yang berhasil baik selama ini! Bukankah sampai saat ini kita selalu menyelesaikan segala masalah dengan cara yang baik? Oleh karena itu marilah kita-bersama-sama berusaha menanggulangi masalah ini.Apa yang dapat kita lakukan?

  5) Taktik Kompromi

  Kompromi adalah satu taktik yang dipakai dalam situasi sulit untuk mencapai keseimbangan rasional. Maksudnya, taktik ini digunakan ketika berdiskusi untuk mendapatkan hasil atau jalan keluar yang baik dan benar. Untuk dapat mewujudkan pemecahan dari jalan keluar perlu adanya kerjasama yaitu antarkelompok diskusi.

  Dengan begitu, taktik ini dapat digunakan sebagai cara untuk berkomunikasi. Hal ini bertujuan agar memperoleh keputusan bersama secara adil. Hal ini bertujuan, agar melihat permasalahan tidak hanya dari satu sisi saja, melainkan harus secara berurutan agar ditemukan jalan keluarnya.

  Kalimat dalam dialog berikut ini termasuk ke dalam taktik kompromi yaitu sebagai berikut : Contoh: Pendapat kami tidak jauh berbeda sebagaimana diperkirakan.

  Menurut saya kita sependapat dalam hal ini…Mari kita pusatkan perhatian selanjutnya pada pokok ini..F.Schleger mengatakan: Perbedaan pendapat justru memperkuat kesempatan yang murni.

  6) Taktik Konsensus

  Taktik ini menampilkan di depan mata pendengar mengenai rangkuman.Di mana terdapat pendapat kita yang sudah disetujui dan mampu menggerakkan hati mereka untuk menuruti pendapat kita, menyetujui perjanjian yang dibuat, menerima anjuran atau membeli hasil produk kita. Dengan kata lain, taktik ini digunakan tidak hanya untuk mengemukakan pendapat saja. Melainkan, taktik ini berguna memecahkan permasalahan secara bersama-sama. Setelah itu, semua pendapat nantinya akan dirundingan untuk mengambil jalan keluarnya. Hasil dari diskusi tersebut berupa kesepakatan bersama mengenai keputusan yang diambil secara musyawarah.

  Kemudian, contoh kalimat dalam percakapan mengenai taktik-takik sugesti sebagai berikut : Contoh: Coba kita lihat kembali apa yang kita bicarakan. Lihat: kita semua sepakat khususnya dalam mengartika n apa itu “demokrasi”. Oleh karena itu kita sebenarnya sepakat bahwa…Kita setuju, bahwa…Maka dari itu marilah kita bersama- sama…

  7) Taktik Menunda

  Taktik ini dipergunakan apabila ada keberatan bahwa ceramah atau penjelasan yang dikemukakan kurang jelas atau kurang mengandung argumentasi yang kuat.

  Maksud dari taktik ini yaitu, jika salah seorang peserta mengajukan keberatannya dalam diskusi dia diperbolehkan berpendapat. Namun, jika penjelasan mengenai sesuwatu tersebut dirasa belum bisa direspon. Maka pembicara berhak untuk menunda jawaban dari pendapat lawan. Hal ini bertujuan agar, mamapu meluruskan perbedaan pendapat tersebut secara rasional. Pembicara dapat secara taktis menunda penjelasan pada kesempatan berikutnya.

  Selanjutnya, di bawah ini tedapat contoh mengenai taktik menunda. Adapun contoh kalimatnya sebagai berikut : Contoh: Saya akan menanggapi pertanyaan anda. Tetapi pada kesempatan ini rasanya tidak cukup waktu untuk menanggapi pertanyaan anda. Dalam ceramah berikutnya saya baru akan memberikan tanggapan mengenai pertanyaan ini…

  8) Taktik Mengelak

  Dapat terjadi bahwa pikiran atau pendapat pembicara diragukan.Pembicara menghadapi kesulitan untuk menjelaskan posisinya.Dalam kesempatan dan kesulitan seperti ini, pembicara menyebutkan kutipan atau ucapan seseorang ahli sehingga lawan bicara dapat dikonfrontasikan langsung dengan pendapat ahli tersebut. Taktik atau strategi mengelak dalam berkomunikasi sering kita jumpai dalam kehidupan. Ini merupakan hal yang wajar. Ketika kita lupa mengenai isi atau inti pembicaraan, taktik ini bisa dipergunakan untuk mengelak pertanyaan yang sulit secara halus dan masih berkaitan dengan pembicaraan. Tujuan dari taktik ini yaitu, untuk membuat lawan bicaranya mengatakan hal yang sebenarnya.

  Berikut ini, terdapat taktik yang membahas mengenai taktik mengelak. Hal ini dapat dibuktikan sebagai berikut : Contoh:

  Andre Cide mengatakan: “Di dalam silogismu, saya hanya menemukan apa yang sebelumnya saya siratkan”. Perdana Mentri X beberapa saat lalu mengatakan hal yang sama. Albert Einstein pernah menegaskan bahwa… Coba and baca tentang hal tersebut dalam prospek ini.

9) Taktik “Ya..tetapi”

  Menurut taktik ini, kita sedang melakukan diskusi hendaknya menghargai dan menyetujui pendapat lawan bicara. Tetapi, aplikasinya disesuaikan dengan pendapat kita. Sehingga pada akhirnya dalam mengambil keputusan tidak hanya dilihat dari pendapat satu orang saja melainkan dari semua pihak. Ini adalah satu cara untuk menyimpang secara halus dari titik tolak lawan bicara. Dapat disimpulkan bahwa, ketika lawan bicara telah menyampaikan pendapatnya, kita tanggapi dengan tegas dan positif agar tidak menyingung pihak mana pun. Selanjutnya, terdapat taktik yang membahas mengenai taktik “Ya..tetapi”. Adapun hal ini dapat ditunjukkan sebagai berikut : Contoh:

  Saya dapat memahami secara jelas pendapat anda, tetapi… Sampai pada tingkat tertentu anda benar..hanya… Saya setuju sekali dengan pendapat anda, hanya saja orang tidak boleh mengabaikan, bahwa… Saya mengerti baik sekali kecemasan anda. Tetapi harus disadari juga bahwa dengan itu orang lupa akan…

  10) Taktik Mengangkat

  Untuk memperoleh peserta atas pendapat kita, kita mengangkat dan mengomentari pendapat yang berbeda dari lawan bicara.Dengan itu dia dapat lebih baik belajar menghargai pendapat kita.Maksudnya, ketika dalam forum diskusi hendaknya ketika beritahu bagaimana jalan diskusi. Hal ini bertujuan bahwa, diskusi selain memecahkan masalah dan mencari jalan keluarnya. Diskusi juga bentuk saling bertukar pikiran, pendapat, belajar mengemukakkan pendapat dan menanggapi pendapat dari orang lain. Adapun contoh dialoh yang membahas mengenai takti mengangkat. Hal ini dibuktikan dengan kalimat sebagai berikut :

  Contoh: Saudara-saudara, saya tau, bahwa beberapa di antara anda memiliki pendapat yang berbeda dari pendapat saya. Saya menghormati pendapat anda.Tetapi coba anda pahami juga pendapat saya…Coba anda menempatan diri ke dalam situasi saya. Mungkin anda akan bertindak sama seperti saya!

  11) Taktik Berterima Kasih

  Orang datang kepada kita dengan banyak kesulitan yang membebani. Untuk itulah kita wajib mengucapakan rasa terima kasih kepadnya atas semua informasi yang diberikan. Baik itu hal yang menyenangkan ataupun sebaliknya. Meskipun begitu, maksud dari pembicaraan bukan untuk menjatuhkan atau merugikan pihak mana pun. Walaupun masalah yang dibahas tidak menyenagkan kita, tetapi justru dengan itu mereka dibebaskan dari tekanan emosional.

  Selanjutnya, terdapat taktik berterima kasih sesuai dengan pendapat Hendrikus. Adapaun, dialog dalam percakapan sebagai berikut : Contoh: Saya berterima kasih karena anda mau menyampaikan kesulitan anda secara terus terang. Memang tugas kami untuk membantu anda. Saya mengucapkan terima kasih karena dengan begitu kami menyadari kesalahan ini, dan kami terbantu untuk menolong banyak orang lain.

  12) Taktik Menguraikan

  Apabila lawan bicara menyampaikan seonggok keberatan, kesulitan dan kritikan. Maka kita menguraikan dan menganalisis semua beberan itu satu persatu secara teliti, sambil menunjukan titik-titik lemahnya. Maksudnya, pembicara mendengarkan berbagai pendapat dari semua pihak. Setelah itu, barulah kita sampaikan keberatan kita mengenai pendapat-pendapat tersebut secara relevan. Hal itu bertujuan agar nantinya kita dapat memberitahukan kelemahan-kelemahanya.

  Lalu, percakapan lain yang terdapat dalam teori Hendrikus yaitu taktik menguraikan. Hal ini dibuktikan dengan dialog di bawah ini sebagai berikut : Contoh: Coba kita teliti catalog keberatan anda satu demi satu. Mari kita lihat bersama-sama di mana ada titik lemah.Mungkin saya dapat membantu.Apakah mungkin pokok ini terlalu dramatis? Di sini muncul salah satu pengertian yang dapat dijelaskan sebagai berikut…

  13) Taktik Membiarkan

  Taktik ini membiarkan lawan bicara menyampaikan maksud dan pikiran, sementara kita mendengarkan dengan penuh perhatian, tanpa memberikan reaksi.Yang penting ialah tidak menghalangi pembicaraannya, kecuali ada pertanyaan.Sesudah selesai, kita menjelaskan sambil memberikan tanggapan yang bertentangan dengan pendapatnya. Maksudnya, stategi bertanya ini dilakukan sebelum mengajukan pertanyaan kepada lawan bicara. Di mana kita mendengarkan lawan bicara dengan penuh perhatian agar nantinya dapay menyampaikan garis besar pembicaraan. Di bawah ini terdapat contoh mengenai taktik membiarkan menurut Hendrikus. Adapun, dialognya sebagai berikut : Contoh: Bolehkah saya merangkum pembicaraan anda? Anda berpendapat bahwa..Apa saya kelliru? Anda yakin bahwa..dalam hal ini saya punya pendapat lain..Dan saya mohon untuk dipertimbangkan lagi…

  14) Taktik Antipasi

  Sementara lawan bicara menyampaikan pendapat, kita sudah mengantisipasi kelemahnnya. Dengan cara langsung menjatuhkan pendapatnya dengan mengemukakan argumentasi kontra. Hal itu bertujuan, sebagai bentuk antisipasi atau kewaspadaan kita mengenai pertanyaan-pertanyaan yang bisa saja datang tak terduga.

  Pertanyaan yang dilontarkan pun sesuai dengan keberatan lawan bicara. Agar nantinya pendapat yang telah kita sampaikan mampu membuat dirinya mengetahui kekurangannya. Dengan begitu, taktik ini sering digunakan dalam pembicaraan sehari- hari.

  Berikut ini, terdapat contoh dialog mengenai taktik Antisipasi menurut Hendrikus. Hal ini dibuktikan dengan dialog sebagai berikut : Contoh: Barang kali anda kan menyampaikan keberatan bahwa..

  Pasti anda mau bertanya kepada saya entah..Pikirkan sebaliknya adalah bahwa.. Oleh karena itu jawabannya adalah…

  15) Taktik Mengagetkan

  Lawan bicara menantang dengan satu pertanyaan negatif.Kita mengejutkan dia dengan satu jawaban balik dari sudut pandang yang tak diduganya.Jawaban balik ini dapat bersifat paradox untuk menghilangkan keseimbangan dalam dirinya dan untuk dapat mengarahkan dia. Taktik ini bermaksud mengagetkan lawan bicara baik disengaja atau pun tidak. Pada intinya taktik ini, ingin melihat respon lawan bicara ketika diberikan pertanyaan yang tak terduga apakah mampu menjawab dengan tenag dan benar atau malah sebaliknya. Berdasarkan, penjelasan di atas terdapat contoh taktik mengagetkan dalam teori Hendrikus sebagai berikut : Contoh: Oleh karena itu saya menasehati anda supaya… Justru karan itulah… Maka dari itu saya menganjurkan kepada anda… Keberatan ini memang sudah lama saya nantikan.

  Sebagaimana saya, anda mengerti bahwa… Bahkan anda mengerti lebih baik daripada saya bahwa…

  16) Taktik Bertanya balik

  Taktik ini melemparkan kepada lawan bicara satu pertanyaan balik yang menyebabkan dia melepaskan pendasaran keberatannya, dan menerima kekeliruannya sendiri. Maksudnya, ketika mengajukan pertanyaan kepada lawan bicara, dan kemudian lawan bicara mengatakan sesuwatu yang menimbulkan keraguan. Taktik bertanya balik ini dapat digunakan dengan tujuan membuat lawan bicaranya mengatakan inti pokok atau garis besar masalah. Jika, lawan bicara belum juga mengatakan hal yang sebenarnya maka pembicara boleh terus mengajukan pertanyaan bertanya balik dengan menyudutkan lawan bicara. Hal ini bertujuan agar lawan bicara nantinya menyadari kekeliruannya. Di bawah ini terdapat contoh dialog mengenai taktik bertanya balik. Hal ini dibuktikan dengan dialog sebagai berikut : Contoh: Mengapa anda percaya bahwa titik tolak anda adalah satu-satunya yang paling baik?

  Apakah anda juga tidak berpendapat bahwa…? Apakah saya tidak keliru?Jadi anda mengatakan bahwa?” Izinkan saya bertanya: mengapa anda katakana bahwa pembicaraan melatur? Apakah tidak mungkin bahwa? Apakah tidak bisa juga dipikirkan bahwa?

  17) Taktik Provokasi

  Taktik ini memaksa lawan bicara untuk berbicara terus terang.Hal ini adalah satu model pertanyaan agresif, yang sering dipergunakan oleh wartawan. Sesuatu yang bersifat provokasi inti menentang, dan dapat terjadi. Bahwa pertanyaan provokasi yang menentang ini membawa efek negatif. Rasa bimbang, tidak percaya atau heran dapat terlihat dengan jelas. Selanjutnya, di bawah ini terdapat contoh dialog mengenai taktik provokasi. Adapun contoh kalimatnya sebagai berikut : Contoh:

  Itu saya tidak percaya… Saya meragukan pendapat itu. Itu tidak benar, itu omong kosong! Anda sendiri tidak percaya pada apa yang anda katakan. Katakan, kapan andan meletakkan jabatan? Berapa lama lagi anda mau membohogi kami? Sejak kapan anda memperkaya keluarga anda?

18) Taktik Mencangkup

  Taktik ini melihat argumentasi lawan dengan satu pengamatan yang mencangkup dan lebih tinggi. Sehingga dengan pengamatan tersebut, argumentasi itu sendiri dilemahkan dan tidak berlaku untuk dirinya sendiri. Maksudnya, taktik ini bertujuan menyimak dan mendengarkan pendapat lawan bicara secara langsung.

  Setelah lawan bicara menyelesaikan pendapatnya, barulah kita menyampaikan respon atau tanggapan kita mengenai pendapatnya. Dalam menanggapi pendapat tersebut, kita sudah memiliki senjata atau strategi khusus untuk mengajukan ketidaksetujuan kita dengan pendapat yang relevan.

  Adapun, contoh dialog yang meliputi taktik mencakup. Hal ini dibuktikan dengan kalimat berikut ini : Contoh :

  Jawaban “tidak”dari anda, pda mulanya sebenarnya adalah “ya”.Apabila sekarang anda mengatakan “tidak”, maka menurut hemat saya anda pada hakikatnya mengiyakan hal itu.Sebab “jawaban „ya‟ itu

  terdiri dari banyak jawaban “tidak dalam hal-hal kecil” (G.G

  RA ß).

  19) Taktik Melebih-lebihkan

  Lewat taktik ini orang secara sadar melebih-lebihkan pertanyaan lawan bicara (pertanyaan ekstrem) untuk mempengaruhi lawan bicara atau supaya dia menarik kembali pertanyaannya. Misalnya, ketika seorang Ustad atau Ustazah sedang melakukan ceramah pasti mereka melakukan kegiatan bercerita. Di dalam bercerta tidak hanya pesan atau informasi saja yang disampaikan. Akan tetapi di dalamnya juga terdapat kebenaran untuk dijadikan pelajaran hidup. Meski begitu, seorang pembicara dituntut untuk mampu membuat suasana menjadi hangat dan menyenangkan untuk itulah taktik ini digunakan dalam komunikasi. Di bawah ini terdapat contoh taktik melebih-lebihkan. Adapun contoh dialog dalam kalimat sebagai berikut :

  Contoh: Dengan itu anda ingin mengatakan bahwa semua pejabat itu koruptor? Tidak, saya tidak bermaksud begitu…

  20) Taktik Memotong

  Taktik ini dipergunakan untuk mengontrol pembicaraan yang berbicara terlalu banyak.Taktik memotong sering kali digunakan oleh masyarakat dalam berkomunikasi. Namun, taktik atau strategi memotong pembicaraan harus dipergunakan dengan tepat sesuai dengan konteksnya. Hal ini bertujuan, agar ketika taktik memotong digunakan tidak menyakiti pihak mana pun. Misalnya, pembicaraannya dipotong dengan tiba-tiba dengan alasan untuk menyampaikan sesuwatu yang penting sehingga mengharuskan untuk memotong pembicaraan. Berdasarkan penjelasan di atas, terdapat contoh taktik memotong. Hal ini terdapat pada dialog dalam kalimat berikut ini : Contoh: Bolehkah saya menyampaikan sesuwatu yang penting secara singkat? Sabar, boleh saya jawab sebentar? Coba beri kesempatan kepada Tuan X untuk mengungkapkan pendapatnya atas apa yang baru anda katakana? Saya tidak mau memotong pembicaraan anda, tetapi hanya mau berbicara sedikit.

21) Taktik “tidak” Taktik ini menyangkal pendapat lawan bicara secara langsung ketika diskusi.

  Karena menuntut penjelasan yang tuntas dari lawan bicara. Semua strategi atau taktik pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, meski begitu taktik dalam berkomunikasi sama-sama memiliki maksud dan tujuan yang jelas. Dan lain pihak cara ini dapat menciptakan permusuhan, karena melukai lawan bicara. Oleh karena itu sebaliknya mengemukakan pertanyaan-pertanyaan retoris. Dari penjelasan di atas, terdapat contoh dialog mengenai taktik “tidak”. Adapun contoh dalam kalimatnya sebagai berikut : Contoh: Bukan, itu tidak benar!

  Bukan, tentang hal ini saya tahu lebih baik! Helmut Schmid dalam suatu interview menjawab kepada Reporter Rohlinger sebagai berikut” Itu satu pertanyaan yang bodoh, tetapi saya tidak keberatan, andaikan anda… Untuk menghindarikan perasaan tersinggung pada lawan bicara, dapat dipergunakan rumusan-rumusan yang lebih moderat seperti di bawah ini: Jangan katakana: Anda bohong Lebih baik: Apakah anda sungguh- sungguh mengatakan yang bener? Atau, jangan katakana: Anda tidak membaca keterangan yang dilampirkan! Lebih baik mengatakan: Apakah anda sudah membaca keterangan-keteragan yang dilampirkan? Dengan cara ini, tak seorang pun merasa diremehkan atau terluka, tetapi setiap orang yang mendengar, tahu apa yang sebenarnya dimaksudkan.

22) Taktik Kontradiksi

  Taktik ini mengemukakan pertanyaan kontradikstoris (pertentangan secara esensial) atas apa yang dikatakan lawan bicara. Maksudnya, ketika mengemukakkan pendapat, terlebih dahulu menyimak pendapat dari lawan bicara hingga selesai. Di dalam isi pendapat tersebut membahas mengenai permasalahan dari yang sederhana hingga membahas masalah yang lebih kompleks. Setelah lawan bicara mengemukakan pendapatnya, barulah kita ajukan pertanyaan yang berisikan perentangan atas pernyataannya. Pertanyaan ini bukan ingin menjatuhkan, namun ingin membuktikan pendapat atau gagasan dari lawan bicara.

  Selanjutnya, terdapat contoh mengenai taktik kontradiksi. Hal ini sesuai dengan contoh dialog dalam taktik kontradiksi sebagai berikut : Contoh: Meskipun keberatan anda itu benar, tetapi tidak membuktikan apa- apa! (Maksudnya.Apa yang dikatakan tidak benar)

  Itu pernah terjadi, tetapi anda terlalu melebih-lebihkan! (Membuktikan bahwa lawan bicara melebih-lebihkan masalah).

F. Pengertian Dan Tujuan Diskusi 1. Pengertian Diskusi

  Diskusi berasal dari bahasa Latin: discutere, yang berarti membeberkan masalah. Dalam arti luas, diskusi berarti memberikan jawaban atas pertanyaan atau pembicaraan serius tentang suatu masalah objektif. Dalam proses ini orang mengemukakkan titik tolak pendapatnya, menjelaskan alasan dan hubungan antarmasalah. Dalam arti sempit diskusi berarti tukar-menukar pikiran yang terjadi didalam kelompok kecil atau kelompok besar.Di dalam diskusi kelompok pada umum nya dikemukakan banyak pikiran sebab “sebanyak kepala yang ada, sebanyak itu pula pikiran dan pendapat yang ada”.

  Suatu diskusi tidak harus menghasilkan keputusan. Namun, sekurang- kurangnya diakhir diskusi, para pendengar atau pemirsa memiliki pandangan dan pengetahuan yang lebih jelas mengenai masalah yang didiskusikan. Sebab itu, diskusi mempunyai hubungan yang erat dengan proses pembentukan pikiran atau pendapat, sebagaimana sering terjadi dalam mass-media.Pada hakekatnya diskusi merupakan suatu metode untuk memecahkan permasalahan dengan proses berpikir kelompok.

  Oleh karena itu, diskusi merupakan suatu kegiatan kerjasama atau aktivitas koordinatif yang mengandung langkah-langkah dasar tertentu yang harus dipatuhi oleh seluruh kelompok.Diskusi kelompok berlangsung apabila orang-orang yang berminat dalam suatu masalah khusus berkumpul mendiskusikannya dengan harapan agar sampai pada suatu penyelesaian atau penjelasan.

2. Bentuk-bentuk Diskusi

  Bentuk-bentuk diskusi dalam dialog sebenarnya ditentukan secara lebih jelas tepat oleh tujuan dan isi diskusi. Selanjutnya bentuk diskusi itu juga menentukan fungsi dari pemimpin diskusi dan para peserta yang mengambil bagian dalam diskusi. Pembagian bentuk diskusi dalam uraian ini meliputi tiga tujuan. Pertama, tujuan dari diskusi. Kedua, isi atau masalah yang akan didiskusikan. Ketiga, para peserta diskusi.

a. Diskusi Fak

  Bentuk diskusi ini bertujuan mengolah suatu bahan secara bersama-sama di bawah bimbingan seorang ahli.Diskusi ini diselenggarakan pada akhir suatu ceramah atau makalah yang mengupas tentang suatu masalah dari bidang ilmu tertentu. Pada hakikatnya diskusi fak adalah suatu proses salin tukar menukar pikiran dan pendapat untuk mencapai suatu pengetahuan yang tinggi. Diskusi ini dapat membimbing para peserta kepada proses berpikir secara jelas untuk menemukan argumentasi yang jelas dan jitu. Lamanya waku berbicara dalam ceramah umumnya sudah ditetapkan sebelumnya. Hal ini untuk menghindarkan kemungkinan penyimpangan dari tema dan terutama untuk memaksa para peserta agar mengungkapkan pikirannya secara singkat, tetap, padat dan jelas.

b. Diskusi Podium

  Diskusi podium adalah penjelasan masalah oleh wakil dari berbagai dan pendapat. Atau diskusi yang diadakan oleh wakil-wakil terpilih bersama dengan atau tanpa plenum. Di mana dalam mengajukan pendapatnya diwakili oleh satu orang sebagai perwakilan dari kelompokknya. Lalu, di sini terdapat diskusi untuk mendapatkan jalan keluar dari permsalahan tersebut. Hal ini berujuan, agar tidak terjadi kericuhan dalam diskusi.