Terminal edit on line

SIMPUL PELAYANAN JASA ANGKUTAN

10 Mei 2019

1

MATRA
MATRA ANGKUTAN
ANGKUTAN
U
U D
D A
A R
R A
A
lorong angkasa pesawat udara

TERMINA
TERMINA
L
L


D
DA
AR
RA
AT
T
jalan
rel
pipa
kabel

10 Mei 2019

mobil
motor
kereta
gerobak
sepeda
becak


A
A II R
R
laut
sungai
danau
kanal

kapal
ferry
perahu
rakit

2

PRASARANA DAN SARANA
PERANGKUTAN

10 Mei 2019


3

DATANG

BERANGKAT

KENDARAAN

TERMINAL
TERMINAL

PNP & BRG
LAIN-LAIN

BIAYA










naik-turun
bongkar-muat
pindah kendaraan
dokumen perjalanan
pemeliharaan
perawatan
penyimpanan -. kendaraan
-. barang
?????

KAPASITAS
10 Mei 2019

4


F
FU
UN
NG
GS
S II

1-2

TERMINAL ADALAH SIMPUL DALAM SISTEM JARINGAN
PERANGKUTAN, SUATU ELEMEN YANG TAK DAPAT DIABAIKAN KARENA MEMPUNYAI FUNGSI POKOK SEBAGAI
TEMPAT:
1. MENGENDALI/MENGATUR LALU LINTAS ANGKUTAN.
2. PERGANTIAN MODA.
3. NAIK/TURUN PENUMPANG DAN/ATAU BONGKAR/MUAT
BARANG/MUATAN.

selain fungsi pokok di atas, ada fungsi lain sebagai:
4. TEMPAT OPERASI JASA: perdagangan, fasilitas umum, fasilitas
sosial, fasilitas transit, promosi, dan lain-lain.

5. ELEMEN TATA RUANG WILAYAH, YAKNI TITIK TUMBUH
PERKEMBANGAN WILAYAH.

10 Mei 2019

5

INTERMODAL TERMINAL

2-2

The core purpose of an intermodal terminal is to
expedite the interchange of travelers among modes
and to tie together the local and regional system
(often including intercity operations). More precisely,
these
terminal
functions
to:
 Allow

entry/exit
by travelers
utilizing selected
modes
 Provide for interchange between different routes of
the same mode
 Provide fo interchange among modes (local,
regional, and intercity)
 Serve passengers and visitors (nontravelers) and
provide space for commercial and service activities
(revenue generation)
 Assist management and control of operations
(ticketing, documentation, information service, staff
10 Mei 2019
6
accommodations)

UNSUR
UNSUR TERKAIT
TERKAIT DALAM

DALAM
TERMINAL
TERMINAL
PENUMPANG

tempat menunggu
perpindahan moda
fasilitas/kemudahan
informasi

PEMERINTAH

pengendalian
sumber pendapatan
pelayanan umum

10 Mei 2019

AWAK KENDARAAN
pengaturan layanan

fasilitas
istirahat
perpindahan/penggantian moda

SWASTA / USAHA
tata letak
fasilitas
sirkulasi manusia

7

Terminal
Stasiun
Simpul
Darat

Pelabuhan

Jaringan


Bandara

transportasi

darat,
laut dan
udara

Kota

Laut
Jalan Raya

Keselamatan
Transportasi

Jalan Rel
Udara

Jaringan


Jalan Kota
Alur Pelayaran

Sumber: Hari Budiarto, 2006; Ditjen Hubla RI
10 Mei 2019

Ruang LaluLintas
Udara
8

TERMINAL

PENUMPANG

BARANG

# lokasi
# tata ruang
# kapasitas
TUJUAN: 1. Menunjang kelancaran mobilitas: orang dan barang
2. Mengatur keterpaduan antarmoda
Apabila dilihat dari ukuran luas lahan saja, maka terminal merupakan
bagian wilayah kota yang layak diperhitungkan dalam tata ruang
wilayah, apalagi bila terminal tersebut adalah pelabuhan atau bandara
yang luasnya ribuan ha. Sejarah menunjukkan bahwa kota-kota besar
pada umumnya tumbuh pada simpul jaringan angkutan laut, misalnya:
Palembang, Jakarta, Surabaya, Makasar, New York, Sydney.
10 Mei 2019

9

TIPE PENGGUNA TERMINAL:
 Peulang-alik harian; seringkali tergesa-gesa, tak mau
tertinggal, telah memiliki tiket, dan sangat hafal lintasannya.
 Peulang alik dan penglaju lokal; (calon) penumpang yang
tidak terikat waktu dan barangkali hanya memanfaatkan
kelebihan pelayanan setempat.
 Penumpang jarak jauh; calon penumpang yang telah
memiliki tiket, menunggu jadwal (biasanya dengan bawaan),
mencari informasi dan mungkin menunggu kendaraan untuk
melanjutkan perjalanan.
 Bukan penumpang; para pengantar dan penjemput, dan
karena itu menjadi bagian dari pengguna terminal.
 Penyedia jasa; yang keberadaan karena operasi terminal,
yaitu para penyedia berbagai macam jasa kebutuhan para
penumpang.
 Pencari peneduh; tuna wisma, pendatang tanpa
penginapan, orang tersesat, dll. yang selalu ada di terminal
dengan beberapa pengecualian karena fasilitas mungkin
terbuka 24 jam.
10 Mei 2019

10

PARA PENGGUNA JASA TERMINAL
TERSEBUT DI ATAS PERLU MENDAPAT
PERHATIAN BERKAITAN DENGAN
PENYEDIAAN RUANG DAN FASILITAS DI
DALAM AREA TERMINAL  KEBUTUHAN
AKAN LAHAN, SELAIN KEBUTUHAN LAHAN
BAGI AKSES MASUK/KELUAR AREAL
TERMINAL, SIRKULASI KENDARAAN DAN
ORANG, PANGKALAN TAKSI/BUS, SERTA
PERPARKIRAN.

KONSEP DASAR POLA ANGKUTAN DARAT
SIMPUL /
TERMINAL

TERMINAL
BARANG

JARINGAN
PRASARANA

JARINGAN
TRANSPORTASI
NASIONAL

UMUM

FUNGSI
WEWENANG
PEMBINAAN
KELAS

Ditjen Perhubungan Darat; Dept. Perhubungan
10 Mei 2019

UTAMA
PENGUMPAN
LOKAL

KHUSUS

RUANG LALIN /
JALAN / ALUR

JARINGAN
PELAYANAN

TIPE A
TIPE B
TIPE C

TERMINAL
PENUMPANG

PENGUSAHAAN

PRIMER
SEKUNDER
PUSAT

NEGARA

DAERAH

PROP;
KAB/KO;
DESA

I; II; IIIa; IIIb; IIIc
TOL
UMUM
12

KONSEP DASAR POLA ANGKUTAN DARAT

WILAYAH
PELAYANAN

JARINGAN
PRASARANA

JARINGAN
TRANSPORTASI
NASIONAL

ANGK. ANTARKOTA
ANGK. KOTA
ANGK. PERDESAAN
ANGK. LINTAS BTS NAS

OPERASIONAL
PELAYANAN

ANGKUTAN
ORANG

TRAYEK
TETAP

AKAP; AKAD
Perkotaan
Perdesaan

TIDAK
DALAM
TRAYEK

Taksi
Ran Sewa
Pariwisata

PENGEMBANGAN
WILAYAH

JARINGAN
PELAYANAN
ANGKUTAN
BARANG

Utama
Cabang
Ranting
Langsung

tidak dibatasi wilayah pelayanannya

Ditjen Perhubungan Darat; Dept. Perhubungan
10 Mei 2019

13

SIMPUL PELAYANAN JASA ANGKUTAN

10 Mei 2019

14

LOKASI TERMINAL PENUMPANG
Mengingat fungsi dan fasilitas yang harus
tersedia menyatu dengan terminal, maka
tuntutan luas lahan bagi sebuah terminal
adalah konsekuensi logis dari fungsinya.
Bandara pada umumnya dibangun jauh di luar
pusat kota, bahkan bandara internasional yang
sudah ada di tengah kota dianggap tidak layak
lagi, dan dibangunlah bandara baru di luar
kota, misalnya Jakarta yang sudah dua kali
memindahkan
lokasi
bandara,
ChangiSingapura, Narita-Jepang. Bandara dengan
segala kelengkapannya sudah merupakan kota
tersendiri, semacam kota satelit.
10 Mei 2019

15

LOKASI TERMINAL PENUMPANG
Lokasi terminal ditetapkan dengan memperhatikan:
a) rencana umum tata ruang  demi daya guna dan
hasil guna pelayanan terminal terhadap elemen-elemen
perkotaan

b) kepadatan lalu-lintas dan kapasitas jalan di
sekitar terminal  aksesibilatas dan kelancaran
sirkulasi lalin di dalam dan sekitar terminal

c) keterpaduan moda angkutan, baik intramoda
maupun antarmoda  kemudahan, kenyamanan,
keamanan, dan keandalan pelayanan pergantian moda

d) kondisi

topografi

lokasi

terminal



biaya

konstruksi

e) kelestarian lingkungan
10 Mei 2019

16

LETAK & LUAS TERMINAL ANGKUTAN JALAN RAYA
TIPE A
LETAK * dlm jaringan trayek

antarkota antarpropinsi
* di jalan arteri dengan
kelas minimum III.A

LUAS LAHAN 5 di Sumatera dan Jawa
MINIMUM  ha 3 di pulau lain
JARAK 20 di Jawa
ANTARTERMINAL 30 di Sumatera
SEKELAS  km 50 di pulau lain
JARAK MINIMUM 100 di Jawa
AKSES JALAN 50 di pulau lain
MASUK-KELUAR
TERMINAL  m

TIPE B

TIPE C

* dlm jaringan trayek
antarkota dlm propinsi
* di jalan arteri atau
kolektor dengan kelas
minimum III.B

* dlm wilayah Kota/Kab
* dlm jaringan trayek
perdesaan
* di jalan kolektor atau lokal
dengan kelas minimum III.A

3 di Sumatera dan Jawa
2 di pulau lain

sesuai dengan kebutuhan
akan angkutan

15 di Jawa
30 di pulau lain
50 di Jawa
30 di pulau lain
dihitung dari jalan ke pintu
keluar-masuk terminal

sesuai dengan kebutuhan
untuk kelancaran lalu lintas
di sekitar terminal

Sumber: Keputusan Menteri Perhubungan RI No.31 tahun 1995

10 Mei 2019

17

WILAYAH PELAYANAN TERMINAL
Tipe A berfungsi melayani kendaraan umum untuk
angkutan lintas batas negara, angkutan antarkota
antarprovinsi, angkutan antarkota dalam provinsi,
angkutan perkotaan, dan angkutan perdesaan.
Tipe B berfungsi melayani kendaraan umum untuk
angkutan antarkota dalam propinsi, angkutan kota, dan
angkutan perdesaan.
Tipe C berfungsi melayani kendaraan umum untuk
angkutan perdesaan

10 Mei 2019

18

FUNGSI PELAYANAN TERMINAL
Terminal
Utama, melayani angkutan utama,
angkutan
pengumpul/
penyebar
antarpusat
kegiatan nasional, dari pusat kegiatan wilayah ke
pusat kegiatan nasional, serta perpindahan
antarmoda khususnya moda angkutan laut dan
udara.
Terminal utama dapat dilengkapi dengan fungsi
sekunder, yakni pelayanan angkutan setempat/lokal
Terminal
Pengumpan, melayani angkutan
sebagai mata rantai akhir sistem perangkutan
pengumpul/ penyebar antarpusat kegiatan wilayah,
dari pusat kegiatan lokal ke pusat kegiatan wilayah.
Terminal pengumpan dapat dilengkapi dengan
pelayanan angkutan setempat.
Terminal Lokal, melayani penyebaran antarpusat
kegiatan lokal.
10 Mei 2019

19

PERHENTIAN
PERHENTIAN
Def:
Tempat calon penumpang menunggu kedatangan kendaraan umum,
dan penumpang turun dari kendaraan, berupa:
 bahu jalan yang hanya dilengkapi dengan rambu perhentian
 teluk jalan yang dilengkapi dengan rambu perhentian bus
serta petunjuk lintas, tanpa fasilitas kenyamanan lain
 perhentian yang dilengkapi peneduh atau dangau (shelter),
tempat duduk sederhana, dan kios bacaan dan minuman
ringan.
FUNGSI:

# memberi kepastian berlalu-lintas bagi para pengemudi
# memudahkan calon penumpang memilih moda angkutan
yang akan digunakan
10 Mei 2019

20

RANCANGAN TAPAK PERHENTIAN

(a)

10 Mei 2019

(b)

21

SEBARAN TAPAK PERHENTIAN
harus memperhatikan:
•pusat keramaian, misalnya: pasar, pertokoan, obyek wisata;
•kemungkinan perpindahan moda, misalnya: persimpangan
jalan;
• pusat kegiatan, misalnya: sekolah, perkantoran, musium;
• jarak antara satu perhentian dengan perhentian berikutnya
tidak terlalu jauh, artinya dalam jarak jangkau orang berjalan sambil membawa barang bawaan (tentengan);
• jarak antara satu perhentian dengan perhentian berikutnya
tidak terlalu dekat, artinya tidak menyulitkan operasi
kendaraan karena harus berhenti-berjalan (meminimumkan
kelelahan pengemudi);
• cukup ekonomis bagi operasi kendaraan.
10 Mei 2019

22

LOKASI TERMINAL BARANG

Penentuan lokasi dilakukan dengan memperhatikan:
a) rencana umum tata ruang;
b) kepadatan lalu-lintas dan kapasitas jalan di sekitar terminal;
c) keterpaduan moda angkutan baik intra maupun antarmoda;
d) kondisi topografi lokasi terminal;
e) kelestarian lingkungan.

Lokasi terminal barang harus memenuhi syarat:
a. terletak dalam jaringan lintas angkutan barang;
b. terletak di jalan arteri dengan kelas jalan sekurang-kurangnya kelas III.A;
c. tersedia lahan sekurang-kurangnya 3 ha untuk terminal di Pulau Jawa, dan
2 ha untuk terminal di pulau lainnya;
d. mempunyai akses jalan masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal dengan
jarak sekurang-kurangnya 50 m di Pulau Jawa dan 30 m di pulau
lainnya, dihitung dari jalan ke pintu keluar atau masuk terminal.
10 Mei 2019

23

SIMPUL PELAYANAN JASA ANGKUTAN

10 Mei 2019

24

DAERAH KEWENANGAN STASIUN KA
a. Daerah Lingkungan Kerja Terminal (DLKT)
Merupakan daerah yang diperuntukkan bagi fasilitas utama dan
fasilitas penunjang terminal.
Harus memiliki batas-batas yang jelas dan diberi hak atas tanah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Stasiun KA seharusnya:
•Tertutup
•Memanjang, sampai batas tertentu
•Dikelola oleh operator jasa pelayanan
b. Daerah Pengawasan terminal (DPT)
Merupakan daerah di luar daerah lingkungan kerja terminal, yang
diawasi oleh petugas terminal untuk kelancaran arus lalu-lintas di
sekitar terminal.
DPT terletak di luar DLPT lahannya tidak perlu dimiliki oleh terminal, tetapi penggunaan dan
peruntukannya diawasi dan harus mendapat rekomendasi pihak pengelola terminal agar tidak
mengganggu kegiatan operasional terminal (arus lalu-lintas di sekitar terminal, keluar-masuk
kendaraan dari/ke terminal).
10 Mei 2019

25

KAPASITAS
Mikro






Fasilitasi semua kepentingan, kenyamanan dan keamanan
penumpang dan masyarakat pengguna jasa,
 lengkap fasos dan fasum;
Kemudahan sirkulasi penumpang dan kendaraan,
 ruang embarkasi/debarkasi, ruang tunggu, gang/lorong, parkir, ramp;
Sistem layanan tiket
 andal (sederhana, mudah, cepat, pasti)

Pemisahan ruang tunggu dengan ruang antar
 tertib, nyaman, aman
Bebas pedagang asongan
Bebas asap rokok

10 Mei 2019

26

10 Mei 2019

27

PERAN SEKTOR KELAUTAN
DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL








Kontribusi sektor kelautan nasional tahun
1998 baru mencapai 20,06%.
Perbandingan kontribusi sektor kelautan di
negara lain : Islandia (65%), Cina (48%),
Jepang (54%).
Indonesia berada pada posisi 27 dari 35
negara maritim utama di dunia.
Peran angkutan laut Indonesia masih terbatas
 peran sarana angkutan laut nasional dalam
perdagangan internasional kurang dari 5%.

Sumber:
DIREKTORAT JENDERAL PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN

10 Mei 2019

28

Adalah tempatPELABUHAN
yang terdiri dari daratan
dan/atau
:
perairan dengan batas-batas tertentu sebagai
tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan
pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat
kapal bersandar, naik turun penumpang dan/atau
bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat
berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan dan keamanan pelayaran dan
kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai
tempat
perpindahan
intradan
antarmoda
transportasi.
KEGIATAN

LAUT
• PELABUHAN
UU RI No.17
th.2008 ttg Pelayaran
• PELABUHAN SUNGAI DAN DANAU
• PELABUHAN PENYEBERANGAN

10 Mei 2019

29

Penyusunan
tatanan
kepelabuhanan
nasional
dilakukan
dengan
 tata ruang wilayah
memperhatikan:
 pertumbuhan ekonomi
 kelestarian lingkungan, dan
 keselamatan pelayaran
PELABUHAN ADALAH PINTU GERBANG
PEREKONOMIAN
NASIONAL
DAN
INTERNASIONAL
 SEHARUSNYA “DIKUASAI” OLEH
NEGARA, TANPA KECUALI
10 Mei 2019

30

JARINGAN
JARINGAN TRANSPORTASI
TRANSPORTASI LAUT
LAUT

NASIONAL
PELABUHAN
INTERNASIONAL
HUB

RUTE UTAMA

DAERAH B

DAERAH A

DAERAH C
PELABUHAN
INTERNASIONAL

N
PA
UM
NG S
PE T I
TE RIN
RU PE

PELABUHAN
LOKAL

10 Mei 2019

PELABUHAN
REGIONAL

RUTE UTA MA

AN
MP
U
NG IS
PE INT
TE ER
RU P

PELABUHAN
NASIONAL
RUTE UTA MA

LUAR
NEGERI

31

Kepelabuhanan adalah segala sesuatu yang
berkaitan dengan pelaksanaan fungsi pelabuhan
untuk menunjang kelancaran, keamanan dan
ketertiban arus lalu lintas kapal, penumpang dan/
atau barang, keselamatan dan keamanan berlayar,
tempat perpindahan intra- dan/atau antarmoda
serta mendorong perekonomian nasional dan
daerah dengan tetap memperhatikan tata ruang
Daerah
wilayah. Lingkungan Kerja Pelabuhan adalah
wilayah perairan dan daratan
pada
UU RI No.17
th.2008pelabuhan
tetang Pelayaran
umum yang dipergunakan secara langsung untuk
kegiatan pelabuhan.
Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan
adalah wilayah perairan di sekeliling daerah
lingkungan kerja perairan pelabuhan umum yang
dipergunakan
untuk
menjamin
keselamaran
10 Mei 2019
32
pelayaran.

PRASARANA
T E R M I N A L : pelabuhan & dermaga penyeberangan

• simpul jasa angkutan (termasuk di dalamnya: tambat/sandar, labuh)
• gedung terminal: a. penumpang ; b. barang ; c. khusus
• layanan penyeberangan: antarpulau, sungai, danau
• membutuhkan lahan cukup luas
• berfungsi ganda: -. mengatur layanan jasa -. tempat pergantian moda
-. perbelanjaan & rekreasi -. tempat tambat kapal

• sebaran lokasi: terikat pada fungsi penghubung dua ujung jalan raya

10 Mei 2019

33

LL E
E TT A
AK
K



SISI
SISI DARATAN
DARATAN
•• Aksesibilitas
Aksesibilitas tinggi
tinggi
•• Jalur
Jalur angkutan
angkutan penting
penting
•• Memenuhi
Memenuhi persyaratan
persyaratan teknis
teknis sebagai
sebagai pelabuhan
pelabuhan

DERMAGA





Statis
Statis
Luwes
Luwes (floating)
(floating)
Plengsengan
Plengsengan
Perawatan
Perawatan kapal
kapal

CATATAN:
CATATAN:
letak
letak ≠
≠ lokasi
lokasi

SISI PERAIRAN




10 Mei 2019

Terhindar dari sedimentasi
Kedalaman cukup/memadai
Aman dari cuaca
Tambat/sandar kapal
34

TATA RUANG
Makro




Bagian penting dalam struktur tata ruang wilayah,
mungkin sekali menjadi satu BWK khusus.
Simpul jasa angkutan yang dapat berkembang menjadi
kota satelit, misal: Merak, Bakauheni, Ketapang,
Gilimanuk (Indonesia), Dover (England, Callay (Perancis).

Terminal terpadu bersama terminal angkutan jalan
raya dan/atau angkutan jalan rel.
 Berada dalam satu sistem jaringan perangkutan
kota/antarkota.
 Karena luas ruang wilayah serta kegiatan yang ada
di dalamnya, suatu pelabuhan menjadi titik
tumbuh wilayah dan menjadi bagian wilayah kota
10 Mei 2019
35
yang sangat penting.


PENETAPAN LOKASI PELABUHAN –yakni wilayah
daratan dan/atau perairan dengan batas-batas
yang ditentukan secara jelas-DILAKUKAN
DENGAN MEMPERHATIKAN:

a.RENCANA UMUM TATA RUANG WILAYAH PROVINSI DAN
RENCANA UMUM TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN/
KOTA;
b.PERTUMBUHAN EKONOMI;
c.KELAYAKAN EKONOMIS DAN TEKNIS PEMBANGUNAN DAN
PENGOPERASIAN PELABUHAN (kelayakan ekonomis dan
teknis sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ini
ditinjau dari aspek rencana pembangunan dan
pengoperasian pelabuhan serta efisiensi dan efektivitas
keterpaduan intra- dan antarmoda angkutan);
d.KELESTARIAN LINGKUNGAN;
e.KEAMANAN DAN KESELAMATAN PELAYARAN;
f. KETERPADUAN INTRA- DAN ANATARMODA; DAN
g.PERTAHANAN KEAMANAN NEGARA.
PP No.70 th.1996 ttg Kepelabuhanan

10 Mei 2019

36

ZONA KEAMANAN PELABUHAN PENYEBERANGAN
Zona A :
Daerah umum terbuka merupakan areal gerbang masuk Pelabuhan
Penyeberangan, antara lain : Toll Gate, Jembatan Timbang, dan
Loket.
Zona B :
Daerah umum terbatas merupakan areal tunggu bagi penumpang,
kendaraan yang akan naik ke Kapal, antara lain : Ruang Tunggu
Penumpang, Areal Parkir Kendaraan yang akan menyeberang, dan
Areal Parkir Kendaraan pengantar/ penjemput.
Zona C :
Daerah terbatas merupakan areal menuju ke Kapal, antara lain :
Gang Way, Movable Bridge, Side Ramp.

10 Mei 2019

37

SISTEM KEPELABUHANAN
Jalur pelayaran di perairan
LAHAN PELABUHAN

dermaga

Sisi Perairan

Lorong
Penumpang

Peralihan

Sisi Darat

Embarkasi /
Debarkasi

Jalur Kendaraan

Ruang Tunggu
Ruang Antar
Parkir & Sirkulasi Kendaraan
Sistem Jaringan Jalan Penghubung
(akses) ke/dari Pelabuhan

10 Mei 2019

arus kendaraan
arus penumpang
arus pengantar
38

JALUR PELAYARAN
NASIONAL & INTERNASIONAL.

DUMAI

10 Mei 2019

39

FASILITAS PELABUHAN
Alur Pelayaran
Fungsi :
Jalur yang digunakan kapal penyeberangan
memasuki atau keluar kolam pelabuhan

Pengoperasian :
Tidak perlu dioperasikan namun perlu dijaga/
dipantau kedalamannya agar tetap pada
kedalaman aman yang diperlukan.

Kolam Pelabuhan
Fungsi :
Digunakan oleh kapal untuk berolah gerak
saat akan sandar atau keluar dermaga

Pengoperasian :
Tidak perlu dioperasikan namun perlu dijaga/
dipantau kedalamannya agar tetap pada
kedalaman aman yang diperlukan.

10 Mei 2019

40

Plengsengan
Fungsi :
Plengsengan
berfungsi
seperti
halnya
movable bridge namun tidak dapat bergerak.
Fasilitas ini dipakai pada perairan yang
pasang surutnya rendah.
Pengoperasian :
Tidak memerlukan pengoperasian khusus.
Hanya perlu dijaga agar benturan dengan
rampdoor tidak menimbulkan kerusakan yang
serius.
Gangway/Boarding bridge
Fungsi :
Menghubungkan jembatan akses dengan
kapal. Alat ini memiliki jembatan untuk dilalui
manusia yang dapat digerakkan sesuai
dengan ketinggian kapal.
Pengoperasian :
Fasilitas ini bekerja dengan bantuan
penggerak hidrolik yang dikontrol oleh
operator yang tidak jauh dari fasilitas.

10 Mei 2019

41

PERENCANAAN dan PERANCANGAN

HORONJEFF, R & McKELVEY, F.X
Perencanaan dan Perancangan Bandar Udara
Erlangga, Jakarta 1988; bab 5

10 Mei 2019

42

PERENCANAAN
PERENCANAAN BANDAR
BANDAR UDARA
UDARA
PERTIMBANGAN KONSEPTUAL

PERTIMBANGAN POLITIS

10 Mei 2019

43

PERENCANAAN
PERENCANAAN BANDAR
BANDAR UDARA
UDARA
PERTIMBANGAN TEKNIS

10 Mei 2019

44

PERENCANAAN
PERENCANAAN BANDAR
BANDAR UDARA
UDARA
PEMILIHAN LOKASI

Catatan:
Berkaitan dengan tata ruang wilayah, harus
diantisipasi bahwa bandara selalu menjadi inti
perkembangan kawasan menjadi kota satelit.
10 Mei 2019

45

LINGKUNGAN BANDARA
SUHU; makin tinggi temperatur, makin panjang landasan pacu yang dibutuhkan.
ANGIN PERMUKAAN; makin besar angin sakal, makin pendek landasan pacu;
atau makin besar angin buritan, makin panjang landasan pacu.
KEMIRINGAN LANDASAN PACU; kemiringan ke atas membutuhkan landasan
pacu lebih panjang; pertambahan panjang ini tergantung pada ketinggian letak
bandara dan suhu.
KETINGGIAN; makin tinggi letak bandara, makin panjang landasan pacu yang
dibutuhkan
PERMUKAAN LANDASAN PACU; lumpur salju atau air yang menggenang di
landasan pacu bepengaruh besar terhadap operasi pesawat terbang; untuk
pesawat kecil, landasan pacu cukup dengan tanah yang dikeraskan.
PANJANG LANDASAN PACU; tergantung pada jenis pesawat terbang yang bisa
mendarat dan tinggal landas.
KEBISINGAN; pengaruh kebisingan terhadap lingkungan.
Horonjeff & McKelvey, 1988; 95-98
10 Mei 2019

46

PERANCANGAN
BANDAR
UDARA
PERANCANGAN BANDAR UDARA
Beberapa catatan:
o Lokasi bandara yang berdekatan dengan permukiman dan
sekolah sedapat mungkin dihindarkan;
o Jalan masuk untuk karyawan harus tersendiri/terpisah;
o Arah lalu lintas dalam bandara pada umumnya dibuat satu
arah;
o Jalur-jalur untuk pejalan harus langsung, diberi tanda dan
penerangan yang cukup;
o Tersedia fasilitas yang memadai untuk orang lanjut usia dan
orang cacat untuk memasuki fasilitas-fasilitas di bandara;
o Tempat parkir yang terpisah disediakan bagi karyawan dan
harus sedekat mungkin dengan tempat mereka bekerja;
o Tempat parkir kendaraan bagi pengunjung bandara harus
sedekat mungkin dengan bangunan terminal;
o Tersedia lahan untuk perluasan di kemudian hari;
[Horonjeff & McKelvey; 1988, 155-160]

o Tersedia tempat parkir khusus bagi penumpang ulang-alik
dan/atau jangka waktu tertentu;
o Pangkalan taksi/bus, stasiun KA harus sedekat mungkin
dengan
bangunan terminal (jarak jangkau berjalan);
10 Mei
2019
47

BANDARA
Elemen pokok:  landasan pacu
 landas hubung
(taxi way)

• datar

 apron

• bebas hambatan

• luas

 bangunan terminal
bandar udara mencakup suatu kumpulan aneka kegiatan yang
luas dengan berbagai kebutuhan yang berbeda dan sering
bertentangan
HORONJEFF, R & McKELVEY, F.X
Perencanaan dan Perancangan Bandar Udara
Erlangga, Jakarta 1988; bab 5
10 Mei 2019

48

SISTEM BANDARA
Jalur terbang di Wilayah Udara
LAHAN BANDARA

Terminal Wilayah Udara
Landasan Pacu
Landasan
Tunggu
Sistem taxi

Jalur Landas
Hubung Keluar
(Taxiway)
taxi, menjalankan pesawat udara di

Wilayah udara

Wilayah darat

Horonjeff, R & McKelvey, F.X
Perencanaan dan Perancangan
Bandar Udara
Erlangga, Jakarta 1988; 147

10 Mei 2019

Daerah Pintu Apron

bawah tenaga mesinnya dengan
kecepatan rendah di tanah atau air.

Bangunan Terminal

apron, pelataran parkir pesawat

Parkir & Sirkulasi Kend.

udara untuk bongkar/muat barang,
naik/turun penumpang, pemerik-saan
mesin, dan pembersihan.

Sistem Jaringan Jalan Penghubung
Bandara

arus pesawat udara
arus penumpang
49

BANDAR UDARA

daerah pendekatan
menurut FAR, bag. 77

200 ft

W2

W1

landasan pacu
L

permukaan imajiner

daerah bebas
rintangan
KATEGORI

W1

W2

L*

1 Instrumen presisi

1.000

1.750

2.500

2 Instrumen tak presisi untuk yang lebih besar dari utilitas
dengan jarak penglihatan mnimum ¼ mil

1.000

1.510

1.700

3 Instrumen tak presisi untuk yang lebih besar dari utilitas
dengan jarak penglihatan mnimum lebih besar dari ¼ mil

500

1010

1.700

4 Pendekatan visual untuk yang lebih besar dari utilitas

500

700

1.000

5 Pendekatan tak presisi untuk utilitas

500

800

1.000

6 Pendekatan visual untuk utilitas

250

450

1.000

Panjang daerah bebas rintangan ditentukan oleh jarak yang dibutuhkan untuk mencapai ketinggian 50
kaki untuk permukaan pendekatan yang memadai  Sumber: Administrasi Penerbangan Federal [6]
Horonjeff & McKelvey; 1988; 217

10 Mei 2019

50

RENCANA GUNA LAHAN SEKELILING
Penggunaan lahan yang
berkaitan dengan penerbangan
BANDARA

meliputi: landasan pacu, landas hubung (taxiway), apron,
bangunan terminal, tempat parkir, tempat pemeliharaan.
Penggunaan lahan yang tidak berkaitan dengan penerbangan
meliputi: tempat rekreasi, industri, dan kegiatan perdagangan.






Rencana guna lahan sekeliling bandara merupakan bagian
penting dari suatu rancangan induk bandara.
Guna lahan di sekeliling bandara harus menjamin bahwa
kegiatan-kegiatan tersebut tidak mengganggu operasi
pesawat terbang, peralatan komunikasi dan alat-alat bantu
navigasi.
Penggunaan lahan jenis pertanian tertentu diperbolehkan
sepanjang kegiatan itu tidak mengndang datangnya burung.
Penggunaan lahan di luar bandara adalah untuk mengurangi
pengaruh buruk kebisingan.
[Horonjeff & McKelvey; 1988, 166-168]

Guna lahan pada jalur landasan pacu harus cukup aman
apabila dibutuhkan dalam kondisi darurat/terpaksa.
 Di sekeliling bandara harus bebas dari pesawat udara liar,
10 Mei 2019
51
misalnya: layang-layang.


BANDAR UDARA

10 Mei 2019

52

Horonjeff, R & McKelvey, F.X
Perencanaan dan Perancangan Bandar Udara
Erlangga, Jakarta 1988

10 Mei 2019

53