BAB III METODOLOGI PENELITIAN - PENGARUH HARGA MINYAK MENTAH DUNIA DAN INDEKS DOW JONES TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN ( Studi kasus pada IHSG di BEI selama periode 2008 – 2010 ) - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Tujuan Penelitian A. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan yang tepat,

  valid, dan dapat di percaya (dapat diandalkan atau reliable), tentang :

  1. Pengaruh antara harga minyak mentah dunia terhadap indeks Harga Saham Gabugan di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2010

  2. Pengaruh antara indeks Dow Jones terhadap indeks Harga Saham Gabugan di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2010

  3. Pengaruh antara harga minyak mentah dunia dan indeks Dow Jones terhadap indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indeonesia pada tahun 2008- 2010

B. Objek Penelitian

  Penelitian ini dilaksanakan dengan mengambil data IHSG, Harga Minyak Mentah Dunia dan Indeks Dow Jones Selama Tahun 2008 - 2010 Data IHSG di dapat dari bursa efek Indonesia (BEI), karena BEI yang mengeluarkan data IHSG dari perusahaan-perusahaan yang listing di BEI.

  Sedangkan data harga minyak dunia dan Indeks dow jones di dapat dari New York Merchatile Exchange (NYME) dan www.finance.yahoo.com

  Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2011. Pemilihan Waktu ini dipilih karena dianggap efektif oleh peneliti dalam melakukan penelitian.

  C. Metode Penelitian

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode expos facto,

  

expos facto adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang

  telah terjadi dan kemudian meruntun ke belakang untuk mengetahui faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut, dengan menggunakan data runtun waktu selama 156 minggu. Metode pendekatan ini dipilih sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai, yaitu untuk mengetahui pengaruh harga minyak dunia dan indeks dow jones terhadap indeks harga saham gabungan di bursa efek Indonesia.

  D. Jenis dan Sumber data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder mengenai

harga minyak dunia, indeks Dow Jones, dan mengenai indeks harga saham gabungan.

  

Data tersebut di peroleh selama 156 minggu atau dari Januari 2008 sampai

Desember 2010. Data sekunder adalah data dalam bentuk yang sudah jadi yaitu

berupa data publikasi. Data tersebut sudah dikumµpulkan oleh pihak lain. Sumber

data diperoleh dari Bursa Efek Indonesia,

  New York Merchatile Exchange (NYME)

  www.finance.yahoo.com

  dan

  E.Operasionalisasi Variabel Penelitian

Operasionalisasi variabel dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh

  pengukuran variabel – variabel penelitian. Operasionalisasi variabel untuk menentukan jenis indikator, serta skala dan variabel – variabel yang terkait dengan penelitian.

  1. Harga Minyak Mentah Dunia (X 1 ) Definisi Konseptual a.

  Harga minyak mentah dunia adalah nilai minyak mentah yang dibebankan kepada konsumen berdasarkan manfaat dan penggunaan minyak mentah tersebut. pada dasarnya harga minyak dunia ditentukan oleh pasar

   Definisi Operasional b.

  Harga minyak dunia yang digunakan adalah standar west texas intermediate.

Pemilihan ini dilatarbelakangi bahwa harga minyak dunia west texas intermediate di

jadikan standar harga minyak seluruh dunia karena kualitasnya yang paling baik. Data

harga minyak dunia diambil dari www.finance.yahoo.com. dari tahun 2008 - 2010.

  2. Indeks Dow Jones (X 2 ) Definisi Konseptual a.

  Indeks Dow Jones merupakan suatu nilai yang digunakan untuk mengukur kinerja saham yang tercatat dibursa efek New york stock exchange (NYSE) yang terdiri dari 30 perusahaan industri (Dow Jones Industrial Average), 20 saham perusahaan penerbangan, truk dan kereta api (Transportation Average), saham 15 perusahaan listrik dan gas alam (public utility Average), dan Kombinasi dari 65 perusahaan tersebut.

b. Definisi Operasional

  Indeks Dow Jones yang digunakan adalah Dow jones industrial Average (DJIA)

  merupakan indeks yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja perusahan yang

  

bergerak pada sektor industri di Amerika serikat. Indeks dow jones terdiri atas 30

  

perusahaan besar dan terkemuka di Amerika Serikat. Data yang digunakan dalam

penelitian ini diperoleh dari New York Merchatile Exchange (NYME) selama tahun

  2008 - 2010.

3. Indeks Harga Saham Gabungan (Y) Definisi Konseptual a.

  Indeks harga saham gabungan adalah suatu nilai yang digunakan untuk mengukur kinerja gabungan seluruh saham yang tercatat di suatu Bursa Efek Indonesia. sehingga dapat digunakan membandingkan kejadian yang berupa perubahan seluruh harga saham dari waktu ke waktu di Bursa Efek Indonesia.

   Definisi Operasional.

  b.

  IHSG adalah indeks harga saham gabungan yang dikeluarkan oleh Bursa Efek

Indonesia. Data IHSG diperoleh langsung dari Bursa Efek Indonesia. Data yang di

gunakan tahun 2008 -2010.

F. Konstlasi pengaruh Antar Variabel

  Konstalasi pengaruh antar variabel dalam penelitian ini bertujuan untuk memberikan arah atau gambaran dari penelitian ini, yang dapat di gambarkan sebagai berikut.

  X 1 Y

  X

  2 Keterangan : X1 : Harga Minyak dunia ( Variabel bebas 1) X2 :Indeks Dow jones (variabel Bebas 2) Y :Indeks Harga Saham Gabungan (Variabel terikat)

  :Arah Pengaruh

   Teknik Analisa data G.

  1. Mencari Persamaan Regresi

  Rumus Regresi Linier Berganda yaitu untuk mengetahui hubungan kuantitatif dari perubahan harga minyak (X ) dan Indeks dow jones (X ) terhadap Indeks

  1

  2

  harga saham Gabungan (IHSG), dimana fungsi dapat dinyatakan dengan bentuk

   25

  persamaan: Y= + +

  1

  β β β Keterangan Y = Variabel Terikat (IHSG) β = Koefisien regresi

  1 X

  2 X 2 +e

  X

  1 = Variabel Bebas (Harga Minyak Dunia)

  X

  2 = Variabel Bebas (Indeks Dow Jones)

  e = Standar error

  2. Uji Persyaratan Analisis Uji Normalitas a.

  

Uji Normalitas data dilakukan untuk melihat apakah suatu data terdistribusi

  secara normal atau tidak. Uji normalitas data dilakukan dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data yang sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi 25 normal akan membentuk garis lurus diagonal dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Uji statistik yang dapat

  26

  digunakan dalam uji normalitas adalah uji Kolmogorov-Smirnov Kriteria pengambilan keputusan dengan uji statistik Kolmogorov Smirnov yaitu :  Jika signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal  Jika signifikansi < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal Sedangkan kriteria pengambilan keputusan dengan analisa grafik (normal probability), yaitu sebagai berikut :  Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas  Jika data menyebar jauh dari garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Linearitas

  Regresi linier dibangun berdasarkan asumsi bahwa variabel - variabel yang dianalisis memiliki hubungan linier. Strategi untuk memverifikasi hubungan linier tersebut dapat dilakukan dengan Anova Kriteria pengambilan keputusan dengan uji Linearitas dengan Anova yaitu :  Jika Deviation from Linearity > 0,05 maka mempunyai hubungan linier  Jika Deviation from Linearity < 0,05 maka tidak mempunyai hubungan linier

  26

  3. Analisa Koefisien Korelasi Koefisien Korelasi Parsial a.

  Analisa korelasi parsial adalah analisa hubungan antara dua variabel dengan mengendalikan variabel lain yang dianggap mempunyai pengaruh (dibuat

  27 konstan).

  Rumus yang digunakan untuk menentukan besarnya koefisien korelasi secara parsial adalah :

  28 Koefisien korelasi parsial antara Y dan X 1 bila X 2 konstan rr r y

  1 y

  2

  12 ry

  1 .

  2

  2

  2 1 r 1 r   y

  2

  12

  29 Koefisien korelasi parsial antara Y dan X 2 bila X 1 konstan r r r

   y 2 y

  1

  12 r

   y 2 .

  1

  2

  2

1  r

1  r y

  1

  12 Keterangan

  r y1 : Koefisien Korelasi antara Y dan X

  1

  r y2 : Koefisien Korelasi antara Y dan X

  2

  r y12 : Koefisien Korelasi antara X

  1 dan X

  2 Koefisien Korelasi Simultan b.

   Koefisien korelasi simultan digunakan untuk mengetahui hubungan atau

  derajat keeratan antara variabel-variabel independen yag ada dalam model

  27 28 Ibid., P. 23 29 Ibid., P. 23 regresi, dengan variabel dependent secara simultan (serempak), dengan

  30

  rumus : Keterangan : R y12 : Korelasi antara variabel X

  1 dengan X 2 secara bersama- sama dengan

  variabel Y ry : Koefisien korelasi antara Y dan X

  1

  1

  ry

  2 : koefisien korelasi antara Y dan X

  

2

  31

  r

  12 : Koefisien korelasi antara X 1 dan X

  2 Pedoman untuk memberikan interprestasi koefisien korelasi sebagai

  berikut : 0,00 - 0,199 = sangat rendah 0,20 – 0,399 = rendah 0,40 – 0,599 = sedang 0,60 – 0, 799 = kuat

  32

  0, 80 – 1,000 = Sangat kuat

  4. Uji Hipotesis Uji F a.

  Uji F atau uji koefisien regresi secara serentak, yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen, apakah

  33 pengaruhnya signifikan atau tidak.

  Hipotesis penelitiannya : ; b1 = b2 = 0 30  H 31 Ibid., P. 23 32 Sudjana, M etodologi Stat ist ika (Bandung : Tarsit o, 2002) P. 384 33 Sugiono,M etode Penelit ian Bisnis (Bandung : CV Alfabet a, 2007), P. 216

  Artinya variabel X

  1 dan X 2 secara tidak berpengaruh terhadap terhadap Y.

   Ha : b1 ≠ b2 ≠ 0

  Artinya variabel X

  1 dan X 2 secara serentak berpengaruh terhadap Y.

  Kriteria pengambilan keputusan, yaitu :  F hitung o diterima

  ≤ F kritis, jadi H  F hitung > F kritis, jadi H ditolak

   Uji t b.

  Uji t untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap

  34 variabel dependen, apakah pengaruhnya signifikan atau tidak.

  Hipotesis penelitiannya :  H : b1 = 0, artinya variabel X

  1 tidak berpengaruh terhadap Y

  H : b2 = 0, artinya variabel X

  2 tidak berpengaruh terhadap Y

   H : b1 berpengaruh terhadap Y

  a ≠ 0, artinya variabel X

  1 H a : b2 2 berpengaruh terhadap Y

  ≠ 0, artinya variabel X Kriteria pengambilan keputusannya, yaitu :  t hitung

  ≤ t kritis, jadi H0 diterima  t hitung > t kritis, jadi H0 di tolak 5.

  Koefisien Determinasi

  Pengujian ini dilakukan untuk mengukur tingkat keberhasilan model

  2

  regresi yang digunakan dalam memprediksi nilai variabel dependen. Nilai R 34 menunjukkan seberapa besar variasi dari variabel terikat dapar diterangkan oleh

  2

  variabel bebas. Jika R = 0, maka variasi dari variabel terikat tidak dapat

  

2

  diterangkan oleh variabel bebas. Jika R = 1, maka variasi variabel terikat dapat diterangkan oleh variabel bebas. Semua titik observasi berada tepat pada garis

  2

  regresi jika R = 1

  Uji Asumsi Klasik 6. .

a. Uji Autokorelasi

  Autokorelasi terjadi bila nilai gangguan dalam periode tertentu berhubungan dengan nilai gangguan sebelumnya, jadi aoutokorelasi adanya korelasi antara 35 variabel itu sendi, pada pengamatan yan berbeda waktu atau individu . Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Umumnya kasus autokorelasi banyak terjadi pada data time series. Uji autokorelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Durbin Watson (DW test). Uji ini hanya digunakan untuk korelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (Konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lain diantara variabel bebas.

  Tabel III.1

  36 T ABEL D URBIN -W ATSON (D-W) Dw Kesimpulan

Kurang dari 1,1 Ada autokorelasi

  1,1 – 1,54 Tanpa kesimpulan 1,55 – 2,46 Tidak ada autokorelasi 2,46 – 2,9 Tanpa kesimpulan

Lebih dari 2,91 Ada autokorelasi

  35 36 Ibid., p.469

b. Uji Multikolinearitas

  Uji multikolinearitas bertujuan untk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variable bebas. Akibat bagi model regresi yang mengandung multikolinearitas adalah bahwa kesalahan standar estimasi akan cenderung meningkat dengan bertambahnya variabel independen, tingkat signifikansi yang digunakan untuk menolak hipotesis nol akan semakin besar dan probabilitas menerima hipotesis yang salah juga akan semakin besar. Uji

  2

  multikolinearitas dilakukan dengan pendeteksian atas nilai R dan signifikansi dari

  2

  variabel yang digunakan. Rule of Thumb mengatakan apabila didapatkan R yang tinggi sementara terdapat sebagian besar atau semua yang secara parsial tidak

  37

  signifikan, maka diduga terjadi multikolinearitas pada model tersebut Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam model regresi adalah sebagai berikut :

  2

  1) Nilai R yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tingga, tetapi secara individual variabel-variabel indenpenden banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen. 2) Menganalisis matrik korelasi variable-variabel bebas. Jika antar variable bebas ada korelasi yang cukup tinggi ( umumnya diatas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas. 3) Mutikolinearitas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan lawannya, VIF 37 ( Variance Inflation Factor ). Jika nilai tolerance yang rendah sama dengan

  Ibid,, p.470 nilai VIF yang tinggi, maka menunjukkan adanya kolinearitas yag tinggi. Multikol terjadi bila nilai VIF lebih dari 10 dan nilai tolerance kurang dari 0,1.

c. Uji Heteroskedastisitas

  Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Model yang baik adalah yang homoskedastisitas.

  Pada penelitian ini untuk menguji terjadinya heteroskedastisitas atau tidak dengan menggunakan analisis grafis. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu dalam scatterplot antara variabel dependen (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Dasar analisis grafis adalah Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan terjadinya heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar diatas dan di bawah angka nol pada sumbu Y maka mengindikasikan tidak terjadinya heteroskedastisitas.

  Uji statistik dilakukan dengan Uji Glejser, Uji Glejser dilakukan dengan meregresikan variabel-variabel bebas terhadap nilai absolut. Hipotesis awalnya adalah:

  H0 : tidak ada heteroskedastisitas H1 : terdapat heteroskedastisitas tabe l hitumg tabel hitung tabel

  H0 diterima bila -T < T <T dan H0 ditolak bila T >T

  hitung tabel atau –T <T .

  Perhitungan dengan menggunakan SPSS, maka kesimpulannya adalah: Sig <

  α, maka H0 ditolak Sig >

  α, maka H0 diterima

Dokumen yang terkait

PENGARUH INDEKS SAHAM KLCI (MALAYSIA), HANG SENG (CHINA), DAN DOW JONES (AMERIKA SERIKAT) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (INDONESIA)

0 6 13

PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA DAN INDEKS SAHAM DOW JONES TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN INDONESIA

0 0 14

PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH, PRODUK DOMESTIK BRUTO, HARGA EMAS DUNIA, HARGA MINYAK MENTAH DUNIA, TINGKAT SUKU BUNGA, DAN INDEKS DOW JONES INDUSTRIAL AVERAGE TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN PERIODE 2008-2017

0 0 17

PENGARUH HARGA EMAS DUNIA DAN HARGA MINYAK DUNIA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) - Perbanas Institutional Repository

0 0 9

PENGARUH HARGA EMAS DUNIA DAN HARGA MINYAK DUNIA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) - Perbanas Institutional Repository

0 0 17

PENGARUH HARGA EMAS DUNIA DAN HARGA MINYAK DUNIA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) - Perbanas Institutional Repository

0 0 16

ANALISIS PENGARUH INTERDEPENDENCE INDEKS HARGA SAHAM DI BURSA GLOBAL TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BEI - Perbanas Institutional Repository

0 0 21

ANALISIS PENGARUH INFLASI, KURS, HARGA MINYAK MENTAH DUNIA DAN HARGA EMAS DUNIA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SYARIAH (STUDI KASUS DI INDONESIA DAN MALAYSIA)

0 1 107

PENGARUH HARGA MINYAK MENTAH DUNIA DAN INDEKS DOW JONES TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN ( Studi kasus pada IHSG di BEI selama periode 2008 – 2010 ) - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 9

BAB I PENDAHULUAN - PENGARUH HARGA MINYAK MENTAH DUNIA DAN INDEKS DOW JONES TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN ( Studi kasus pada IHSG di BEI selama periode 2008 – 2010 ) - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 9