ARTIKEL ILMIAH PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SINEKTIK TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PUISI BARU PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR SKRIPSI Oleh SAIDATUL RAHMAH NIM A1D114030 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN

  

ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SINEKTIK

TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PUISI BARU

PADA SISWA KELAS V

SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Oleh

SAIDATUL RAHMAH

  

NIM A1D114030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

  

2018

  

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SINEKTIK

TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PUISI BARU

PADA SISWA KELAS V

SEKOLAH DASAR

Diajukan Oleh:

SAIDATUL RAHMAH

  

NIM A1D114030

  PGSD FKIP UNIVERSITAS JAMBI

  

ABSTRAK

  Rahmah, Saidatul. 2018. Pengaruh Model Pembelajaran Sinektik Terhadap

  Keterampilan Menulis Puisi Baru Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 13/1 Muara Bulian. Skripsi Progran Studi Pendidikan Guru

  Sekolah Dasar. Jurusan Ilmu Pendidikan. FKIP Universitas Jambi. Pembimbing I, Drs. Maryono, M. Pd., Pembimbing II Silvina Noviyanti, S. Pd, M.Pd.

  Kata Kunci: Model Pembelajaran Sinektik, Puisi, Keterampilan Menulis Puisi.

  Masalah dalam penelitian ini adalah siswa mengalami kesulitan dalam menulis puisi dalam hal menemukan ide, mengembangkan ide, tidak terbiasa menuangkan gagasan, perasaan, pemikiran dan imajinasi kedalam bentuk puisi karena keterbatasan kosa kata. Rendahnya kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis puisi disebabkan kurang efektifnya pembelajaran yang diciptakan guru. Masalah-masalah yang peneliti temukan ini dapat dikatakan bahwa kurangnya keterampilan menulis puisi siswa kelas V SD Negeri 13/1 Muara Buian. Kurangnya keterampilan menulis puisi siswa disebabkan oleh adanya faktor internal diantaranya yang termasuk faktor internal kurangnya kemampuan menulis puisi, Selain itu faktor eksternalnya yaitu kurangnya pemanfaat media, metode, model dalam pembelajaran menulis puisi, membelajaran kurang menarik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap keterampilan menulis puisi baru siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 13/1 Muara Bulian. Penelitian ini adalah penelitian dengan metode eksperimen. Desain penelitian yang digunakan adalah control group pretest posttest. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar. Penentuan sampel penelitian dilakukan secara acak. Berdasarkan teknik tersebut didapatkan kelas VB sebagai kelompok eksperimen dan VD sebagai kelompok kontrol. Tes berupa pretest dan posttest. Soal dalam penelitian ini berupa tes soal menulis puisi. Pengujian hasil penelitian ini dengan program SPSS 16. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t dengan taraf signifikansi 5 %.

  1 PENDAHULUAN

  Pembelajaran menulis puisi mengembangkan kemampuan siswa benalar, berkomunikasi dan mengungkapkan pikiran dan perasaan. Dalam pembelajaran menulis puisi, siswa dilatih melalui keterampilan berbahasa meliputi mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Menulis merupakan salah satu kegiatan dalam interaksi sosial melaui bahasa tulis. Dalam komunikasi tulis tersebut siswa dituntut untuk dapat menyampaikan pesan kepada orang lain melalui simbol grafis. Pada saat menyampaikan pesan secara tertulis seseorang dituntut mampu memilah, memilih dan mengukur apa yang muncul dalam benak siswa menjadi topik yang dikemukakan dalam kalimat dan paragraf ataupun dalam bentuk larik dan bait. Dalam pengembangan topik misalnya, penulis dapat menemukan pendapat, keinginan atau informasi dari hasil pengalaman atau pengetahuan dalam interaksi sosial.

  Seperti yang dinyatakan Hasanuddin (2002:5) “puisi merupakan pernyataan perasaan yang imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan. Perasaan dan pikiran seseorang yang masih abstrak dikongkritkan”. Definisi tersebut menunjukkan bahwa menulis puisi sebagai bagian dari kegiatan menulis kreatifyang merupakan salah satu cara untuk mengekspresikan gagasan, perasaan, dan pengalamannya dengan menggunakan bahasa yang indah (esetik), sehingga dapat menggugah perasaan seseorang yang membacanya. Pengungkapan perasaan tersebut dengna menggunakan bahasa yang efektif dan efisien. Tahapan-tahapan yang bermula dari permunculan gagasan sampai menjadi suatu karya berhubungan dengan proses menulis puisi. Kegiatan menulis puisi memerlukan beberapa kemampuan, misalnya kemampuan memunculkan gagasan, kemampuan mengembangkan gagasan, kemampuan menggunakan pilihan kata secara cermat, serta mengorganisasikannya sehingga menghasilkan pusis yang bermakna.

  Berdasarkan uraian di atas, hasil-hasil penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa pengajaran beberapa bidang studi dengan model sinektik cukup berhasil. Model pembelajran sinektik ini tampaknya belum banyak diterapkan dalam ilmu-ilmu sosial (termasuk dalam pembelajaran Bahasa Indonesia). Oleh karena itu, peneliti tertarik menggunakan model pembelajaran sinektik dalam pembelajaran menulis puisi. maka peneliti mengambil judul “Pengaruh Model Pembelajaran Sinektik Terhadap Keterampilan Menulis Puisi Baru Siswa Kelas V Sekolah Dasar”.

  2 KAJIAN PUSTAKA

2.1.1 Konsep Belajar

2.1.1.1 Konsep Belajar

  Aunurrahman berpendapat mengenai konsep belajar :

  Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu (Aunurrahman, 2012:35).

  Sedangkan menurut (Martinis, 2010: 98) belajar adalah perubahan tingkah laku seseorang akibat pengalaman yang ia dapat melalui pengamatan, pendengaran, membaca dan meniru. Manusia adalah makhluk yang berbudaya, berfikiran modern, cekatan, pandai dan bijaksana diperdapat melalui proses membaca, melihat, mendengar dan meniru.

  2.1.1.2 Konsep Pembelajaran

  Menurut Gordon Aunurrahman, pembelajaran sebagai berikut:

  Didalam proses pembelajaran, pengembangan potensi-potensi siswa harus dilakukan secara menyeluruh dan terpadu. Pengembangan potensi siswa secara tidak seimbang pada gilirannya menjadikan guru cenderung lebih peduli pada pengembangan satu aspek kepribadian tertentu saja, bersifat partikular dan parsial. Padahal sesungguhnya pertumbuhan dan perkembangan siswa merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh semua sekolah dan guru, dan itu berarti sangat keliru jika guru hanya bertanggung jawab menyampaikan materi pelajaran pada bidang studinya saja (Gordon dalam Aunurrahman, 2009:4).

  2.1.1.3. Model Pembelajaran

  Pada hakikatnya kata “model” memiliki definisi yang berbeda- beda sesuai dengan bidang ilmu atau pengetahuanyang mengadopsinya. Salah satu defini model seperti yang dikemukakan Dilworth (1992:74) berikut. “A model is an abstract representation of some real world process, system, subsystem. Model are used in all aspect of life. Model are useful in depicting alternatives and in analysing their performance”.

2.1.1.3.1 Model Pembelajaran Sinektik

  Mengemukakan pendapat atau berpendapat menurut Joyce dkk adalah sebagai berikut:

  Berpendapat sinektik merupakan suatu model pembelajaran untuk mengembangkan kreativitas. Oleh karena itu, model ini dikenal pula dengan model kreativitas dan pengembangan individu. Sinektik berasal dari ‘Synecticos’ yang berarti menghubungkan atau menyambung (Joyce dkk, 2009: 253). Tujuan dari model ini adalah menumbuhkan kreativitas, sehingga diharapkan siswa mampu menghadapi setiap permasalahannya. Model ini menekankan segi penumbuhan kreativitas siswa.

   2.1.1.1.3.2 Model Pembelajaran Sinektik dalam Menulis Puisi

  Gordon berpendapat mengenai model pembelajaran sinektik dalam menulis puisi sebagai berikut:

  Sinektik merupakan model pembelajaran yang dapat diberikan siswa dalam pembelajaran menulis puisi. Model ini memberikan siswa kebebasan untuk menuangkan ide dan gagasan tanpa pemikiran tata bahasa, cara mengawali tulisan dan lain-lain. Secara konkret, pelaksanaan pembelajaran diarahkan pada mengaplikasikan sikap analogi dan metaforik dalam kemampuan menulis puisi(Gordon,2009:253).

2.1.1.4 Pengertian Puisi

  Puisi adalah hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat- syarat yang tertentu dengan menggunakan irama, sajak dan kadang-kadang kata kiasan. Puisi berawal dari angggapan bahwa puisi memerlukan bahasa-bahasa emosional yang menyentuh hati (Dananjaya, 2010:154). Puisi sebagai salah satu karya seni sastra yang dapat dikaji dari berbagai aspek. Puisi adalah ungkapan perasaan atau pikiran yang dirangkai menjadi sebuah tulisan dalam bantuk bait dan baris yang mengandung makna. Selain itu puisi juga merupakan suatu hasil akrya sastra yang imajinatif, memiliki nilai estetika yang tinggi dan mempunyai arti yang luas. Jadi sesungguhnya puisi merupakan penghayatan kehidupan manusia totalitas yang dipantulkan oleh penciptanya dengan segala pribadinya, pikirannya, perasaannya, kemauannya, dan lain – lain.

  2.1.1.5 Unsur-unsur Pembangun Puisi

  Menurut Sayuti (2008: 101), unsur-unsur pembentuk yang terkandung dalam puisi meliputi persajakan (rima), diksi (pemilihan kata), pengimajian (imajery), kiasan (gaya bahasa), sarana retorika, wajah visual, dan makna puisi.

  2.1.1.6 Pedoman Penilaian Menulis Puisi

  Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah soal tes yang berupa penugasan siswa untuk menulis puisi, sehingga harus dibuat instrumen penilaian sebagai pedoman penyekoran. Instrumen penilaian penulisan puisi ini disesuaikan dengan silabus pembelajaran dan aspek- aspek puisi yang selanjutnya dijadikan instrumen penilaian skor dari penulisan puisi diukur dengan menggunakan instrumen penilaian yang telah dibuat.

  Adapun indikator penilaian aspek diksi meliputi pilihan kata yang tepat yang mampu mengekspresikan gagasan dan perasaan penulis dan mampu menambah daya imaji pembaca. Citraan meliputi citraan yang mampu mendukung proses penghayatan objek yang dikomunikasikan dan menambah suasana puisi sehingga lebih hidup. Bahasa kias yang menambah estetika dan mampu menciptakan ekspresi sesuai dengan tema dan judul puisi.

  Persajakan meliputi persajakan yang mampu memperjelas ekspresi, membangun suasana puisi, membangkitkan asosiasi dan merdu ketika dibacakan. Makna meliputi kesesuaian antara tema puisi, judul dan nuansa puisi dan terdapat amanat yang sesuai dengan tema dan judul puisi. Amanat meliputi pemahaman pembaca terhadap puisi dan penambahan daya ungkap puisi oleh penulis. Kisi-kisi penyekoran dapat dilihat dalam tabel (terdapat dalam lampiran).

  2.1.1.7 Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar Menulis sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Pesan adalah isi ataupun muatan yang terkandung dalam suatu tulisan. Tulisan merupakan sebuah simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakainya. Dalam komunikasi tulis ada empat unsur yang terlibat, yaitu: (1) penulis sebagai penyampai pesan, (2) pesan atau isi tulisan,(3) saluran atau media berupa tulisan dan (4) pembaca sebagai penerima pesan (Suparno dan Yunus, 2007:13).

  2.1.1.8 Karakteristik siswa Sekolah Dasar

  Menurut Kurniawan, sebagai berikut:

  

Anak adalah orang yang dalam proses belajarnya akan kehidupan masih

sedrhana, tetapi kompleks dan memiliki karakter sendiri, yang berbeda

dengan orang dewasa. Perkembangan intelektual dan emosional anak

selalu ditentukan oleh karakter kepribadian dan lingkungan, anak sudah

mempunyai seperangkat karakteristik pengetahuannya sendiri, misalnya

dijelaskan oleh Piget dalam (Kurniawan, 2009: 41-42) masa nak-anak

  

adalah masa yang cara berpikirnya tidak sismatik, tidak logis dan

kongkret, yaitu merujuk pada benda-benda yang dikenal disekeklilingnya.

  2.1.1.9 Pembelajaran Menulis Puisi di Sekolah Dasar

  Menurut Tarigan, 2000:141-150 tentang pembelajaran menulis puisi di sekolah dasar.

  Untuk memulai pembelajaran puisi pada anak atau siswa SD perlu terlebih dahulu diperkenalkan unsur-unsur pokok isi puisi (Tarigan, 2000:141-150) seperti: (1) ritme, (2) rima dan bunyi, (3) imajeri, (4) bahasa kias, (5) daya emosional puisi.

  2.1.1.10 Bentuk Puisi Indonesia

  Perkembangan puisi Indonesia mengalami perubahan dari satu periode ke periode berikutnya sampai sekarang. Hal ini menunjukkan bahwa para penyair Indonesia menginginkan adanya perubahan dari setiap jaman, yang masing- masing jaman memiliki ciri khas tersendiri dan bentuk puisi yang berbeda.

  a. Puisi lama Puisi lama ialah sebagian daripada kebuidayaan lama yang dipancarkan oleh masyarakat lama (Sjahbana, 2009:1). Jadi kalau hendak mengenali puisi lama itu, maka pertama kali mestilah mengenali kebudayaan masyarakat lama itu. Dalam puisi lama, terang kalihatan persatuan masyarakat itu, persatuan perasaan, pikiran, anggapan orang dan kekukuhan adat.

  b. Puisi Dalam puisi baru memancarkan kehidupan masyarakat yang baru, baru dalam pandangan, dan baru dalam kriteria-kriteria puisinya. Ini dapat terlihat dalam karya- karya puisi yang begitu terasa akrab dan mempesona, walaupun kita baru mengenalnya. Dalam puisi baru nampak keegoisan, penuh konsentrasi dan ketelitian dalam berkarya dari penyairnya. Situasi pada jaman itu seolah berontak terhadap kaum penjajah. Ketegasan dan sikap egois tersebut ironisnya ditujukan pada kaum penjajah. Dalam puisi baru tidak lagi terikat oleh aturan-aturan seperti pada puisi lama, misalnya: jumlah baris dalam satu bait, jumlah suku kata dalam baris, rima atau persajakan bebas, dan ekspresi pembacaan juga bebas.

3 METODE PENELITIAN

  3.1.1 Tempat dan Waktu Penelitian

  Penelitian ini dilakukan di SDN 13/I Muara Bulian. SDN 13/I Muara Bulian ini terletak di Rengas Condong, Muara Bulian,Batanghari.

  3.1.2 Waktu Penelitian

  Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret - April. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap. Pertama pengukuran awal pembelajaran menulis puisi siswa (pretest) pada kelas kontrol dan eksperimen. Kedua, tahap perlakuan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Ketiga, pengukuran akhir pembelajaran menulis puisi siswa (posttest) pada kelas kontrol dan eksperimen.

3.2 Desain Penelitian

  Pada penelitian eksperimen ini menggunakan desain penelitian berupa control group pretest-posttest design. Dalam model ini, sebelum dimulai perlakuan kedua kelompok diberi tes awal atau pretest untuk mengetahui kondisi awal kedua kelompok (Y1). Selanjutnya pada kelompok eksperimen diberi perlakuan (X) dan pada kelompok kontrol tidak diberi pelakuan. Setelah selesai perlakuan kedua kelompok diberi tes lagi sebagai posttest (Y2). Berikut disajikan dalam bentuk tabel.

3.3 Populasi dan Sampel

  3.3.1 Populasi

  Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN 13/I Muara Bulian yang terdiri dari lima kelas, yaitu kelas VA, VB, VC, VD, dengan jumlah siswa sebanyak 113 siswa.

  3.3.2 Sampel

  Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VB dan VD. VB sebagai kelas eksperimen dan VD sebagai kelas kontrol.

  3.4 Teknik Pengambilan Sampel

  Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah mengunakan teknik

  

“Simple Random Sampling.”. pengambilan anggota sample dari populasi

  dilakukan secara acak tanpa memperhatikan starata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2013:82). Setelah dilakukan pengacakan, hasilnya adalah kelas VB sebagai kelas eksperimen yang mendapatkan perlakuan dengan pembelajaran menulis puisi dengan model pembelajaran sinektik. sedangkan untuk kelas kontrol adalah kelas VD yang tidak dikenai perlakuan.

  3.5 Teknik Pengumpulan Data

  Teknik pengumpulan data merupakan strategi atau cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitiannya (Widoyoko, 2012: 133). Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode tes. Tes ini digunakan untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek. Tes ini adalah tes prestasi, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian maupun kompetensi siswa setelah mempelajari penulisan puisi. Oleh karena itu, tes yang dilakukan adalah penugasan siswa untuk membuat karya sastra berupa puisi.

  3.6 Teknik Validasi Instrumen Penelitian

  Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010: 211). Setelah itu, tes yang hendak digunakan harus ditelaah oleh orang ahli dalam bidang yang bersangkutan (expert judgement) yaitu guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V SDN 13/I Muara Bulian. Hasil uji validitas instrumen yang dilakukan oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia menyatakan bahwa instrumen tes yang dibuat oleh peneliti sudah sesuai.

3.7 Teknik Analisis

  Analisis data dalam penelitian ini menggunakan rumus uji-t. Teknik analisis ini bertujuan untuk menguji perbedaan keterampilan menulis puisi antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen yang diajar menggunakan model pembelajaran sinektik dan kelompok kontrol yang tidak menggunakan model kelompok tersebut. Uji-t digunakan untuk menghitung perbedaan rata-rata hitung, yaitu apakah berbeda secara signifikan atau tidak. Seluruh perhitungan uji-t akan dihitung menggunakan SPSS seri 21. Hasil perhitungan data dengan rumus uji-t menggunakan program SPSS 21 akan dikonsultasikan dengan harga t dalam tabel pada taraf signifikansi 5%. Jika t hitung dihitung lebih kecil dari taraf signifikansi 5%, hal itu dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dalam keterampilan menulis puisi antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dalam penelitian ini, uji-t digunakan untuk menguji perbedaan mean terhadap kedua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan menggunakan model pembelajaran sinektik dan kelompok kontrol yang tanpa menggunakan model pembelajaran sinektik.

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian Kelompok Eksperimen

  

4.1.1.1 Deskripsi Data Pretest Keterampilan Menulis Puisi Baru Kelompok

Eksperimen

  4.1.1.2 Deskripsi Data Tes Akhir Keterampilan Menulis Puisi Baru Kelompok Eksperimen Perbandingan Data Skor Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok

  4.1.1.3 Eksperimen

4.1.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian Kelompok Kontrol

  4.1.2.1 Deskripsi Data Tes Awal Keterampilan Menulis Puisi Baru Kelompok Kontrol Deskripsi Data Tes Akhir Keterampilan Menulis Puisi Baru

  4.1.2.2 Kelompok Kontrol Perbandingan Data Skor Pretest dan Postest Kelompok

  4.1.2.3 Kontrol

  4.1.2.4 Perbandingan Data Skor Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

4.2 Pengujian Hipotesis

  Analisis data bertujuan untuk menguji hipotesis penelitian, yaitu untuk mengetahui pengaruh keterampilan menulis puisi antara kelompok yang diberi pembelajaran menulis puisi menggunakan model sinektik dengan kelompok yang diberi pembelajaran menulis puisi tanpa menggunakan model sinektik. Teknik analisis data uji-t ini digunakan untuk dapat mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara keterampilan menulis puisi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

  Suatu data dinyatakan signifikan apabila nilap P lebih kecil dari taraf signifikansi 5% atau 0,05 (p < 0,05). Untuk menguji apakah ada pengaruh atau tidak, hal yang dilakukan adalah menguji perbedaan rata-rata hitung atau mean Penghitungan uji-t dilakukan dengan bantuan program SPSS 21.

4.2.1 Uji Sampel Bebas

  1.Uji-t Skor Pretest Kemampuan Menulis Puisi Baru Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen.

Tabel 4.13 Perbandingan Data Statistik Skor Tes Awal Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Data N M Mdn Mo SD

  Pretest Kelompok Kontrol

  32 63,96

  63 70 9,51

  5 Pretest Kelompok Eksperimen 32 66,75

  67 57 9,15

  8 Hasil skor pretest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada skor rata-rata setiap kelompok. Skor rata-rata pretest kelompok kontrol sebesar 63,96 sedangkan skor rata-rata pretest kelompok eksperimen sebesar 66,75. Skor rata-rata pretest kedua kelompok tersebut tidak berbeda jauh atau setara. Jadi dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata pretest kedua kelompok tersebut tidak berbeda jauh atau setara. Data skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen selanjutnya dianalisis dengan uji-t untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh hasil menulis puisi awal antara kedua kelompok tersebut. Berikut rangkuman hasil uji-t skor pretest dalam bentuk tabel.

Tabel 4.14 Rangkuman Hasil Uji-t Skor Tes Awal Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen t Data t tabel Df P Keterangan hitung

  Pretest Kelompok Kontrol dan -1,191 1,990 62 0,238 P > 0,05 = Eksperimen tidak signifikan

  Hasil analisis diperoleh besarnya t hitung adalah -1,191 dengan df 62. Nilai P > 0,05 yang berarti tidak signifikan. Berdasarkan hasil uji-t tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara keterampilan menulis puisi awal antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen.

  2. Uji-t Skor Posttest Menulis Puisi Baru Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen

Tabel 4.15 Perbandingan Data Statistik Skor Tes Akhir Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Data N M Mdn M SD o

  Posttest Kelompok Kontrol 3 67,6

  67 60 9,32

  2

  5 Posttest Kelompok Eksperimen 3 76,6

  77 73 7,69 Hasil skor posttest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada skor rata-rata setiap kelompok. Skor rata-rata posttest kelompok kontrol sebesar 67,65 sedangkan skor rata-rata posttest kelompok eksperimen sebesar 76,64. Skor rata-rata posttest kedua kelompok tersebut berbeda secara signifikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata posttest kedua kelompok tersebut berbeda atau tidak setara. Data skor posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen selanjutnya dianalisis dengan uji-t untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh hasil menulis puisi akhir antara kedua kelompok tersebut. Berikut rangkuman hasil uji-t skor posttest dalam bentuk tabel.

Tabel 4.16 Rangkuman Hasil Uji-t Skor Tes Akhir Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen

  

t

Data Df P Keterangan

hitung

  Posttest Kelompok Kontrol -4,125 62 0,000 P < 0,05 = signifikan dan Eksperimen Hasil analisis diperoleh besarnya t hitung adalah -4,125 dengan df 62.

  Nilai P lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara keterampilan menulis puisi akhir antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen.

4.2.2 Uji Sampel Berhubungan 1) Uji-t Hasil Pretest (Tes Awal) dan Posttest (Tes Akhir) Kelompok Kontrol

Tabel 4.17 Perbandingan Data Statistik Skor Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok Kontrol Data N M Mdn M SD o

  Pretest Kelompok Kontrol 3 63,9

  63 70 9,51

  2

  6

  5 Posttest Kelompok Kontrol 3 67,6

  67 60 9,32

  2

  5 Hasil skor pretest dan posttest antara kelompok kontrol dapat dilihat pada

  skor rata-rata setiap kelompok. Skor rata-rata pretest kelompok kontrol sebesar 63,96 sedangkan skor rata-rata posttest kelompok kontrol sebesar 67,65. Data skor

  

pretest dan posttest kelompok kontrol selanjutnya dianalisis dengan uji-t untuk

  mengetahui ada tidaknya pengaruh kemampuan menulis puisi sebelum dan sesudah perlakuan terhadap kelompok kontrol. Berikut rangkuman hasil uji-t skor

  pretest dan posttest kelompok kontrol dalam bentuk tabel.

Tabel 4.18 Rangkuman Hasil Uji-t Skor Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok Kontrol

  

t t

Data df P Keterangan

hitung tabel

  Pretest kelompok

  0,23 P > 0,05= tidak kontrol dan posttest -1,164 2, 0315 31 5 signifikan kelompok kontrol

  Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji-t diperoleh t hitung adalah -1,164 dengan df 31 pada taraf signifikansi 5%. Selain itu, diperoleh nilai P sebesar 0,235. Oleh karena nilai P > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis puisi awal dan akhir pada kelompok kontrol tidak ada pengaruh yang signifikan.

  

2) Uji-t Hasil Pretest (Tes Awal) dan Posttest (Tes Akhir) Kelompok

Eksperimen

Tabel 4.19 Perbandingan Data Statistik Skor Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok Eksperimen Data N M Md M SD n o

  Pretest Kelompok Eksperimen

  32 66,75

  67 57 9,158

  Posttest Kelompok Eksperimen

  32 76,46

  77 73 7,69 Hasil skor pretest dan posttest kelompok eksperimen dapat dilihat pada skor rata-rata setiap kelompok. Skor rata-rata pretest kelompok eksperimen sebesar 66,75 sedangkan skor rata-rata posttest kelompok eksperimen sebesar 76,46. Data skor pretest dan posttest kelompok eksperimen selanjutnya dianalisis dengan uji-t untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dalam kemampuan menulis puisi sebelum dan sesudah perlakuan terhadap kelompok eksperimen. Berikut rangkuman hasil uji-t skor pretest dan posttest kelompok eksperimen dalam bentuk tabel.

Tabel 4.20 Rangkuman Hasil Uji-t Skor Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok Eksperimen t Keteranga Data df P hitung n

  Pretest kelompok eksperimen

  3 P < 0,05= dan posttest kelompok -6,102 0,000 1 signifikan eksperimen

  Berdasarkan data tersebut diperoleh simpulan (1) skor pretest kemampuan menulis puisi antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan; (2) skor pretest dan posttest kemampuan menulis puisi kelompok kontrol menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan; (3) skor pretest dan posttest kemampuan menulis puisi kelompok eksperimen menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan; (4) skor posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan.

4.2.3 Hasil Uji Hipotesis

  Setelah dilakukan analisis data menggunakan uji-t, kemudian dilakukan pengujian hipotesis. Berdasarkan hasil uji-t, maka dapat diketahui hasil pengujian hipotesis sebagai berikut:

  Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh yang signifikan antara keterampilan menulis puisi siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model sinektik dan siswa yang tidak mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model sinektik. Hipotesis tersebut adalah hipotesis alternatif menjadi hipotesis nol (Ho) yang berbunyi tidak ada pengaruh yang signifikan antara keterampilan menulis puisi siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model sinektik dan siswa yang tidak mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model sinektik.

  Pengaruh keterampilan menulis puisi kelompok yang mendapat pembelajaran menggunakan model sinektik dapat diketahui dengan menggunakan uji-t skor posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hasil analisis uji-t skor

  

posttest keterampilan menulis puisi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

  menggunakan komputer program SPSS 21 diperoleh t hitung sebesar -4,125 dengan df sebesar 62 dan P sebesar 0,000. Nilai P lebih kecil dari taraf signifikansi 5%.

4.3 Pembahasan Hasil Analisis Data

  Penelitian ini dilakukan di SDN 13/I Muara Bulian. Populasi di dalam penelitian ini adalah siswa kelas V, dengan jumlah siswa sebanyak 113 siswa. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 64 siswa yang diambil dengan, cara acak, setiap populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel penelitian. Hasil dari teknik pengambilan sampel tersebut kemudian diperoleh kelas VD sebagai kelas kontrol, yaitu kelas yang tidak menggunakan model sinektik dalam pembelajaran menulis puisi dan kelas VB sebagai kelompok eksperimen, yaitu kelompok yang menggunakan model sinektik dalam pembelajaran menulis puisi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh keterampilan menulis puisi antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

  Variabel dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah model pembelajaran sinektik. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan menulis puisi siswa kelas V SDN 113/I Muara Bulian.

  

4.3.1 Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Sinektik terhadap

Keterampilan Menulis Puisi Baru antara Siswa Kelompok Eksperimen dan

Siswa Kelompok Kontrol

  Kondisi awal keterampilan menulis puisi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diketahui dengan melakukan pretest menulis puisi. Kegiatan

  

pretest baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen diadakan dalam

  bentuk praktik menulis puisi baru secara individu. Pada saat pretest, sebagian besar siswa sudah menulis puisi sesuai dengan tema.

  Berdasarkan hasil penghitungan dengan bantuan SPSS 21, skor tertinggi yang dicapai kelompok kontrol adalah 83 dan skor terendah adalah 50 dengan skor mean 63,96, skor median 63, dan skor modus 70. Skor tertinggi yang dicapai kelompok eksperimen adalah 83 dan skor terendah 53 dengan skor mean 66,75, skor modus 57, dan skor median 67. Berdasarkan hasil uji-t diperoleh nilai P sebesar 0,238.

  Hasil perhitungan uji-t skor pretest pembelajaran menulis puisi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan keterampilan menulis puisi yang signifikan antara kedua kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa kedua kelompok memiliki keterampilan awal menulis puisi yang setara. Setelah kedua kelompok tersebut diberi kegiatan

  

pretest, tahap selanjutnya kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diberi

  materi mengenai puisi. Penyampaian materi pembelajaran yang disampaikan dalam kelompok eksperimen menggunakan model pembelajaran sinektik, sedangkan pembelajaran pada kelompok kontrol tanpa menggunakan model pembelajaran sinektik.

  

Perbandingan Hasil Posttest Kemampuan Menulis Puisi Kelompok

Kontrol dan Eksperimen

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol PAK TANI PAHLAWANKU

TANAH PERTIWI

  Pak Tani adalah pahlawanku Kau yang memeberi makan bagi setiap orang Tidak ada kata lelah bagimu Bekerja dan terus bekerja untuk memenuhi kehidupan keluargamu Tanpa lelah engakau pikirkan Dan engkau yang menjaga kebunku sampai berbuah Jasamu bagi keluargamu begitu besar Dalam memenuhi kebutuhan hidup Dan tidak akan terbayar dalam hidup dan matimu

  Terhampar luas membentang Hijau melambai diterpa angin Karet, sawit, padi dan kacang Tumbuh subur Memberikan hasil yang cukup bagi pak Tani Pak Tani kau bagaikan pahlawan Bagi keluargamu dan bumi pertiwi Pak tani aku ingin sepertimu Bekerja tak kenal lelah Semangatmu terus berkobar

  

Silva Sahira Arabela/Kelas Eksperimen/19 Sara Zahria/Kelas Kontrol/2

  Contoh lain hasil posttest keterampilan menulis puisi siswa dengan subtema yang sama yaitu petani sebagai berikut:

  

Tabel 4.25: Perbandingan Hasil Tes Akhir Kemampuan Menulis

Puisi

Kelompok Kontrol dan Eksperimen.

  Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Untuk Mencari Nafkah Pak Tani ...

  Engkau pahlawan bagi kami Engkau tidak henti-hrntinya, Bekerja keras Demi menghidupi anak istrimu Pak Petani ... Di siang hari yang gersang Ditemani sang matahari Di malam hari yang suunyi Ditemani rembulan Engkau menyiram semuanya Sampai semuanya tumbuh subur Pak Petani ... Aku sungguh kagum padamu Aku akan mengenang, Jasa-jasamu yang mulia Kebunku

  Didesaku ada sebuah kebun Pak Tani lah yang mengolahnya Hiingga hasilnya pun mencukupi Namun Pak Tani tak pernah merasa payah Pak Tani adalah pahlawan Bagi keluarganya Kebun itu menjadi subur Karena tangan dingin Pak Tani Disana ada tanaman Karet dan sawit Dengan rasa bahagia Aku mengucapkan terima kasih Kepada Pak Tani

  Silvi Susilawati/Kelas Eksperimen/23 Nana Maryana/Kelas Kontrol/18

  Berdasarkan puisi-puisi di atas terdapat perbedaan yang mencolok antara puisi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada puisi kelompok eksperimen, siswa terlihat tidak sulit dalam memunculkan ide-ide yang kemudian dijadikan puisi dengan diksi yang baik dan penuh makna. Rasa empati yang mereka hadirkan menimbulkan efek keindahan dalam puisi. Keterampilan menulis puisi siswa kelompok eksperimen pada saat posttest banyak mengalami kemajuan dalam unsur diksi dan bahasa kias.

  Sementara pada kelompok kontrol, masih banyak pilihan kata yang tidak tepat dan kurang puitis. Diksi yang dimunculkan kurang variatif dan masih banyak menggunakan bahasa sehari-hari. Siswa kelompok kontrol juga terlihat mengalami kesulitan dalam memunculkan efek keindahan puisi yang mampu membangkitkan imajinasi pembaca, sehingga puisi yang dihasilkan kurang menyentuh perasaan.

  Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa skor tes menulis puisi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terdapat selisih skor. Pada kelompok kontrol selisih skor mean sebesar 3,69. Selisih skor menulis puisi pada kelompok kontrol lebih rendah dibanding selisih skor pada kelompok eksperimen sebesar 9,71. Dengan demikian, melalui hasil perbedaan uji-t dapat dinyatakan bahwa ada pengaruh penggunaan model pembelajaran sinektik antara kelas V SDN 13/I Muara Buian yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran sinektik dan siswa SDN 13/I Muara Bulian yang mengikuti pembelajaran tanpa menggunakan model pembelajaran sinektik.

5. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

  Model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi baru siswa kelas V SDN 13/I Muara Bulian yang menggunakan model pembelajaran sinektik dengan yang tidak menggunakan model pembelajaran sinektik. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis uji-t untuk sampel bebas skor posttest antara kelompok kelas kontrol dan kelas eksperimen. Dari perhitungan diperoleh t hitung sebesar -4,125 dengan df 62 dan nilai P sebesar 0,000 pada taraf signifikansi 5% (0,005) dan df sebesar 62.

5.2 Implikasi

  Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka dapat disajikan implikasi dari hasil penelitian sebagai berikut: Pertama, berdasarkan hasil penellitian ditemukan hasil pengaruh yang signifikan dengan adanya model pembelajaran sinektik dalam pembelajaran menulis puisi baru. Dengan demikian model pembelajaran sinektik mampu menjadi salah satu alternatif pilihan dalam pemilihan model pembelajaran penulisan puisi. Kedua, model pembelajaran penulisan puisi dengan model pembelajaran sinektik dapat digunakan oeleh guru bidang studi bahasa Indonesia kelas V SDN 13/I Muara Bulian sebagai pilihan penggunaan model pembelajaran menulis puisi baru. Hal ini dikarenakan pembelajaran menulis puisi baru dengan model pembelajaran sinektik terbukti lebih efektif dalam pembelajaran puisi baru kelas V SDN 13/I Muara Bulian.

  Ketiga, bagi siswa penerapan model pembelajaran sinektik ini mampu meningkatkan motivasi dan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis puisi baru. Hal ini dikarenakan model pembelajaran sinektik membantu memunculkan materi-materi awal dalam merangkai sebuah puisi dan siswa tidak mengalami kesulitan.

5.3 Saran

  Berdasarkan kesimpulan dan implikasi tersebut, dapat diberikan saran dapat diberikan beberapa saran yakni sebagai berikut: Pertama, model pembelajaran sinektik dapat menjadi salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis puisi baru.

  Kedua, perlu adanya penelitian lanjutan mengenai apresiasi siswa terhadap karya sastra khususnya puisi. Hal ini diperlukan guna untuk menambah perbendaharaan kata siswa sehingga tidak kesulitan untuk menulis puisi.

  Ketiga, perlu adanya buku-buku penunjang khususnya teori menulis puisi baru dalam menunjang pembelajaran menulis puisi baru di kelas. Keempat, model pembelajaran ini tidak hanya dapat digunakan dalam keterampilan menulis puisi baru, namun juga keterampilan menulis naskah drama, cerpen dan keterampilan menulis lainnya yang membeutuhkan landasan perasaan, empati dan kepekaan sosial yang tinggi untuk menciptanya.

  DAFTAR PUSTAKA Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung:Alfabeta.

  Arikunto. 2008. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Dananjaya, 2010:154. Media Pembelajaran Aktif.Seni Pencerdasan.Bukunya Para Guru. Bandung: Nuansa. Hasanuddin, W.S. 2002. Membaca dan Menilai Sajak. Pengantar Pengkajian dan Interpretasi. Bandung: Angkasa. Kurniawan,H. 2009. Sastra Anak dalam Kajian Strukturalisme, Sosiologi,

Semiotika, Hingga Penulisan Kreatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Martinis. 2010. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada Press. Sayuti, Suminto A. 2008. Berkenalan dengan Puisi. Yogyakarta: Gama Media. Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar . Bandung:

  PT.Remaja Rosdakarya Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Widoyoko, S. Eko. Putro. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.

  Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

  FKIP UNIVERSITAS JAMBI Page | 16