BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Hubungan Antara Kemampuan Membaca Al-Qur'an Dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Al-Qur'an Hadist Siswa Kelas XI IPA MAN Gumawang Kecamatan Belitang Kabupaten OKU Timur Tahun Pelajaran 2015/2016 - Raden Inta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Quran adalah mukjizat abadi Nabi Besar Muhammad saw. Adalah

  sangat istimewa, mukjizat abadi itu justru merupakan sebuah Kitab, dan dengannya Allah menutup kenabian. Tidaklah mengherankan apabila kemudian Al-Quran menjadi Kitab yang paling banyak dibaca orang, dikaji, dan ditelaah. Dan sungguh suatu "mukjizat" bahwa kajian-kajian tersebut senantiasa menjadikan orang semakin kagum dan ingin mengkajilebih dalam.

  Salah satu dari keutamaan Alquran, seperti seringkali dibicarakan, adalah keindahan bahasanya (balaghah). Belakangan, para peneliti modern dengan memanfaatkan kemajuan sains dan teknologi-mengungkap kenyataan baru tentang adanya hubungan makna antara kata-kata tertentu dalam Al-Quran, yang mempunyai frekuensi penyebutan yang sama banyak. Inilah yang kemudian disebut dengan i'jaz `adadiy (keajaiban dari segi bilangan).

  Al-Quran telah diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan bahasa Nabi Muhammad adalah bahasa arab, itulah sebabnya Allah SWT menurunkan Al-Quran dalam bahasa arab sehingga memudahkan mereka memperoleh pemahaman dan manfaat dari Al-Quran tersebut, seperti yang Allah SWT katakan dalam firmannya: Sungguh, Kami mudahkan Al-Quran itu dengan bahasamu agar mereka mendapat pelajaran. (QS. Ad Dukhan : 58), dan pada ayat yang lain Allah SWT mengatakan, Sesungguhnya Kami menjadikan Al-Quran dalam bahasa

  1 arab supaya kamu memahami(nya). (QS. Az Zukhruf : 3).

  Tapi sekarang karena islam sudah menyebar keseluruh penjuru dunia dan orang-orang dari berbagai bangsa dan agama telah menganut agama islam dimana bahasa mereka bukan bahasa arab, seperti kita orang pakistan, dimana bahasa kita adalah bahasa urdu dan kebanyakan dari kita tidak mengetahui bahasa arab, maka kita mempuyai dua alternatif cara untuk bisa memahami Al Quran.

  Madrasah AliyahNegeri Gumawang Kecamatan Belitang Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (OKUT) adalah salah satu sekolah yang terletak di lingkungan yang bisa di katakanareligius, artinya bahwa masyarakat yang ada disekitar sekolah tersebut tidaksedikit yang merupakan alumni-alumni pondok pesantren, baikyang berada disekitar OKU Timur atau yang berada diluar OKU Timur. Sehinggadi area sekitar sekolah tersebut banyak terdapat ustadz, ustadzah, atau gurugurungaji, dimana banyak siswa dari sekolah 1 tersebut yang mengikutikegiatan pengajian dan belajar membaca Alqur‟an

  Al-

Qur’an dan terjemahanya, Departemen Agam RI, (Bandung:CV PenerbitDiponegoro, 2003). atau kitab yang dilakukanpada waktu sore hari atau habis maghrib, tetapi juga tidak sedikit dari siswayang tidak mengikuti kegiatan tersebut, sehingga tingkat kemampuan dalamhal membaca Alqur‟an maupun dalam pengetahuan Agama terutamaAlqur‟an Hadits sangat bervariasi.

  Bagi siswa-siswi yang mengikuti kegiatan pengajian tersebut tentumempunyai kemampuan yang cukup, tetapi disisi lain bagi siswa-siswi yangtidak mengikuti kegiatan pengajian tersebut tentu kemampuanya relativekurang baik, Walaupun itu tidak menjadi sebuah jaminan bahwa yang aktifdalam mengikuti kegiatan pengajian akan baik kemampuanya dalammembaca Alqur‟an dan berprestasi dalam pelajaran Al-Qur`an Hadits, akantetapi banyak dari siswa-siswi yang kemampuanya baik dalam membacaAlqur‟an maka prestasi belajar Mata Pelajaran Al-Qur`an Haditspun juga tinggi.

  Atas dasar itulah penulis terdorong untuk melakukan penelitian tentangstudi korelasi atau hubungan antara kemampuan membaca Alqur‟an denganprestasi akademik Mata Pelajaran Al-Qur`an Hadits siswa Kelas XI

  IPA Madrasah Aliyah Negeri Gumawang Kecamatan Belitang Kabupaten OKU Timur Tahun 2015 denganalasan sebagai berikut :

1. Pendidikan tentang membaca Alqur‟an merupakan salah satu unsur daribahan pengajaran Al-Qur`an Hadits .

  2. Prestasi belajarAl-Qur`an Hadits akan menunjang pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam lainnya, yaitu mencakup Mata Pelajaran Fiqih, SKI, Aqidah Akhlaq dan Bahasa Arab.

  3. Tidak semua siswa yang mampu membaca Alqur‟an dengan baik,berprestasi tinggi dalam Mata Pelajaran Al-Qur`an Hadits , dan begitu jugasebaliknya, tidak semua siswa yang kemampuanya membaca Alqur‟ankurang, maka prestasi akademiknya rendah.

  Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi akhir-akhir ini,sesungguhnya semakin menambah rasa kekhawatiran kita sebagai orangtua sekaligus sebagai seorang pendidik, dengan derasnya arus globalisasiyang semakin tidak terbendung baik itu melalui media cetak, elektronikmaupun dunia maya dengan tayangan-tayangan yang kurang mendidik,terutama dari tayangan televisi yang menyiarkan acara untuk anak- anakpada waktu jam belajar baik belajar pelajaran sekolah maupun belajarmengaji, sehingga waktu yang seharusnya untuk belajar digunakan untukmenonton televisi.Kondisi tersebut tentu sedikit demi sedikit akan mempengaruhi kejiwaanyang akan tercermin dalam pola pikir dan juga tingkah laku anak didik.Karena anak seusia tersebut mempunyai sifat kecenderungan untuk meniruapa yang dia lihat dan dia tonton. Oleh karena itu sebagai orang tuaseharusnya tidak hanya tergantung kepada pendidikan formal di sekolahsaja, tetapi juga memberi peranan yang lebih kepada anaknya, terlebih lagidari segi agama dengan melalui suri tauladan yang baik. Karena pelajaran-pelajaranyang telah diterima dari sekolah belum sepenuhnya menjaminhasil yang maksimal baik dalam kemampuan dalam membaca alqur‟anmaupun dalam prestasi akademik mata pelajaran Al- Qur`an Hadits . Keadaan tersebutdikarenakan oleh beberapa hal diantaranya adalah

  1. Minimnya peranan orang tua untuk memberi arahan untuk mengikutikegiatan-kegiatan keagamaan, dalam hal ini adalah belajar membacaalqur‟an.

  2. Metode penyampaian guru yang terkadang kurang tepat dan kurangmaksimal karena hanya mengejar standar nilai dan juga kurikulumsemata, sedangkan aspek spiritualnya kurang diperhatikan.

  Menurut Mulyono Abdurrahman yang mengutip pendapat Lerner, mengatakan bahwa kemampuan membaca adalah merupakan dasar untuk

  2 menguasai bidang studi.

  Oleh karena itu untuk mengatasi kendala seperti itu disamping dari pihaksekolah formal juga peranan dari pihak keluarga, sehingga diharapkan bisa mendapatkan hasil yang lebih maksimal. Untuk mengetahui apakah 2 kemampuan membaca Alqur‟an ada korelasinyadengan prestasi belajar Mata

  Mulyono Abdurahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. (Jakarta: Rineka Cipta 1999, Pelajaran Al-Qur`an Hadits, maka penulis terdoronguntuk melakukan antara kemampuan penelitian tentang“hubungan membaca Alqur‟an denganprestasi belajarsiswa Kelas

  XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Gumawang Kecamatan Belitang Kabupaten OKU Timur Tahun 2015

  ” Sedangkan Prestasi belajar didasarkan pada hasil akhir dalam proses pembelajaran yang terdapat pada raport siswa, dalam bentuk nilai-nilai. Nilai tersebut berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal(KKM) yang disepakati pada kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran(MGMP) Madrasah Aliyah

3 Negeri Gumawang.

  B. Identifikasi Masalah

  Sumber dan dasar dari pendidikan Islam adalah Al-Qur'an oleh karenanya diharapkan bagi siswa-siswi MAN Gumawang mampu membaca Al-Qur`an yang dibarengi dengan peningkatan prestasi akademik mata pelajaran Al-Qur`an Hadits.

  C. Batasan Masalah

  Untuk menghemat waktu dan biaya, maka dalam penyusunan tesis ini perlu penulis berikan batasan-batasan dalam penelitian yaitu: Kemampuan membaca Al-Qur`an bagi siswa kelas XI IPA MAN Gumawang dan 3 prestasi akademik mata pelajaran Al-Qur`an Haditssaja. Yang selalu berhubungan dengan ayat-ayat dan dalil-dalil yang terdapat dalam Al- Qur`an.

D. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat di rumuskan sebagai berikut:

  1. Bagimana kemampuan membaca Alqur‟an siswa Kelas XI IPA Madrsah AliyahNegeri Gumawang, Kecamatan Belitang, Kabupaten OKU Timur 2015 ?

  2. Bagaimana prestasi belajar Alqur‟an Hadits siswa Kelas XI IPA Madrasah AliyahNegeri Gumawang, Kecamatan Belitang, Kabupaten OKU Timur 2015 ?

  3. Adakah hubungan antara kemampuan membaca Alqur‟an dengan prestasibelajar Alqur‟an Hadits siswa Kelas XI IPA Madrsah AliyahNegeri Gumawang, Kecamatan Belitang, Kabupaten OKU Timur 2015 ?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

  .a Untuk mengetahui kemampuan membaca Al-Qur`an siswa-siswi Kelas

  XI IPA Madrsah AliyahNegeri Gumawang, Kecamatan Belitang, Kabupaten OKU Timur 2015 b. Untuk mengetahui prestasi belajar Alqur‟an Hadits siswa Kelas XI IPA Madrsah AliyahNegeri Gumawang, Kecamatan Belitang, Kabupaten OKU Timur 2015

  c. Untuk mengetahui hubungan antara kemampuan membaca Alqur‟an dengan prestasibelajar Alqur‟an Hadits siswa Kelas XI IPA Madrsah AliyahNegeri Gumawang, Kecamatan Belitang, Kabupaten OKU Timur 2015

2. Manfaat Penelitian

  a. Secara teoritis penelitian ini berguna sebagai sumbangsih pemikiran atau input yang dapat memperkaya informasi bagi stakeholder yang ada di MAN Gumawang.

  b. Secara praktis penelitian ini berguna sebagai paparan yang mendiskripsikan betapa besar dan kuatnya hubungan antara kemampuan membaca Al-Qur`an dengn prestasi belajar Mata Pelajaran Al-Qur`an Hadits.

  c. Di harapkan dapat berguna bagi kepentingan umum baik siswa-siswi yang sudah menjadi siswa besar MAN Gumawang maupun calon siswa- siswi yang berminat untuk menjadi siswa-siswa MAN Gumawang.

  Kerangka Pikir

  K emampuan membaca alqur‟an adalah kemampuan membaca Al- Q ur‟an sesuai dengan kaidahkaidah hukum tajwid.Sedangkan pengertian Al- Q ur‟an menurut Thomas BallantineIrving yang diterjemahkan oleh A. Nashir Budiman adalah PernyataanKehendak Ilahi yang terakhir

  • – yaitu kode penuntun bagi umat manusia(Thomas Ballantine Irving dkk, 1987:13). Kemudian indikator dari Kemampuan Membaca Al Qur‟anadalah: 1. Hafal Huruf hija‟iyah (Agus Syafi‟i, 2008).

2. Memahami makhori jul huruf hija‟iyah (Ahmad Munir, 1994).

  3. Memahami ilmu tajwid (ahmad Munir, 1994) 4. Memahami sifatul huruf (Taufik Hamin, 2010).

  5. Kelancaran me mbaca (Iqro‟) (Mangun Budiyanto, 2010) Sejalan dengan itu menurut Thomas Ballantine Irving yangditerjemahkan oleh A. Nashir Budiman Al Qur‟an adalah kitab petunjuk.Di dalamnya adalah pesan untuk seluruh umat manusia, baik untukmasalah internal ataupun eksternal (Thomas Ballantine Irving dkk:16).

  Yang dimaksud oleh penulis dari judul di atas adalah sebuah hasil yang telah dicapai atau dilakukan oleh seseorang dengan cara berusaha ataupun dengan latihan sehingga menghasilkan sesuatu yang diharapkan atau yang diinginkan.

  Dalam hal ini adalah mata pelajaran Alqur‟an HaditsKelas

  XI IPA siswa MAN Gumawang.Adapun indikator dari prestasi belajar Al- Q ur‟an Hadits adalah diambildari nilai raport pada semester satu.

  Secara skematis kerangka pikir penelitian ini dapat digambarkan dalam bentuk skema sebagai berikut:

  MAN GUMAWANG SISWA

INDIKATOR KEMAMPUAN MEMBACA ALQUR`AN 1.

  HAFAL HURUF HIJAIYAH 2. KEMAMPUAN DENGAN MAKHARIJUL HURUF 3. KEMAMPUAN DENGAN SIFATUL HURUF 4. MEMBACA SECARA TARTIL 5. KEMAMPUAN DENGAN ILMU TAJWID PRESTASI AKADEMIK MATA PELAJARAN PAI YANG ADA PADA HASIL AKHIR (RAPORT) BERDASARKAN KKM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Membaca Al-Qur`an

  1. Konsep Tentang Kemampuan Membaca Al- Qur’an

  1.Pengertian Al- Qur‟an

  Mempelajari Al- Qur‟an hukumnya adalah fardhu kifayah, namun untuk membacanya memakai ilmu tajwid secara baik dan benar merupakan fardhu‟ ain, kalau terjadi kesalahan dalam membaca Al-

  Qur‟an maka termasuk dosa.Untuk menghindari dari dosa tersebut, kita dituntut untuk selalu belajar Al- Qur‟an pada ahlinya. Di sisi lain, kalau kita membaca Al-

  Qur‟an tidak mempunyai dasar riwayat yang jelas dan sempurna, maka bacaan kita dianggap kurang utama, bahkan bisa tidak sah yang kita baca itu. Dalam hal ini, perlu dijelaskan dalil-dalil tentang pentingnya mempelajari (belajar) Al-

  Qur‟an dan mengajarkannya. Diantaranya adalah firman Allah SWT, dalam surat Al-Maidah ayat 67: Artinya:”Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia.Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang 4 kafir”.

  Dalam hadits lain dijelaskan, yang artinya: “Sesungguhnya, yang paling utama di antara kamu sekalian adalah orang yang mempelajari (belajar) Al- Qur‟an

  

3

  dan mau mengajarkannya”. (HR. Bukhari) Dari hadits di atas menjelaskan tentang keutamaan mempelajari Al-

  Qur‟an dan tajwidnya secara keseluruhan atau sebagiannya, keutamaan mengajarkannya dengan ikhlas untuk mencari ridho Allah SWT, serta mengamalkan hukum, adab, dan akhlak yang terdapat di dalamnya.

  Dalam konteks ini, yang dimaksud dengan kemampuan membaca Al- Qur‟an siswa adalah prestasi membaca Al-

  Qur‟an siswa MAN Gumawang melalui sejumlah 5 materi tes membaca Al- Qur‟an yang dilakukan secara one by one oleh guru.

  Al- Qur‟anul Karim ini adalah kitab yang jelas, pembeda antara yang hak (benar) dan yang batil (salah), yang diturunkan dari Yang Maha Bijaksana dan Maha Terpuji, yang merupakan mukjizat (Nabi Muhammad SAW) kekal selama-lamanya yang

4 Otong Surasman, Metode Insani Kunci Praktis Membaca Al- Qur’an Baik dan Benar

  5 (Jakarta: Gema Insani, 2002), hlm. 19 Ibid berlaku untuk semua zaman dari masa (waktu), yang iwariskan Allah SWT kepada 6 bumi dan orang-orang yang ada di dalamnya.

  2.Pengertian Membaca Al- Qur‟an

  Secara etimologi kata “baca” adalah bentuk kata benda dari kata kerja “membaca”.Menurut bahasa Arab dari kamus Al-Munawwir adalah “qoro`a –

  7

  yaqro`u” yang berarti membaca Menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, membaca diartikan “melihat isi sesuatu yang tertulis dengan teliti serta memahaminya (dengan melisankan atau 8 dengan hati)”.

  Khusus dalam membaca Al- Qur‟an harus dibarengi dengan kemampuan mengetahui

  (ilmu) tajwid dan mengaplikasikannya dalam membaca teks. Tentang hal ini bisa difahami dari perintah membaca Al- Qur‟an secara tartil, yaitu firman Allah SWT, dalamsurat Al-Muzammil ayat 4:

  ......

  Artinya: “...dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan”.

  6 7 Ibid 8 Kamus Al -Munawwir Versi Indonesia-Arab (Surabaya: Pustaka Progressif, 2007), hlm. 75 Purwadarminta, W.J.S , Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta:Balai Pustaka, 1994), hlm. 70

  Dan bacalah Al- Qur‟an itu dengan perlahan-lahan. Dengan pemahaman tersebut berarti keharusan membaca Al-

  Qur‟an beserta tajwidnya yang baik.Kemampuan 9 minim inilah yang harus dimiliki oleh siswa dalam membaca Al- Qur‟an.

  Membaca Al- Qur‟an juga tidak terlepas hubungannya dengan masalah tempo. Ada empat tingkatan (tempo) yang telah disepakati oleh ulama qira‟ah, yaitu: a.At-Tartil Yaitu bacaan lambat, dengan menggunakan kaidah-kaidah ilmu tajwid dan mentadaburkannya.Bacaan ini adalah yang paling bagus karena dengan bacaan inilah Al- Qur‟an diturunkan. b.At-Tahqiq Yaitu bacaan yang lebih lambat dari pada tartil, yang lazim digunakan untuk mengajarkan Al-

  Qur‟an dengan sempurna. c.Al-Hadr Yaitu bacaan yang dilakukan dengan cepat dan tepat mempraktikkan tajwidnya. d.At-Tadwir Yaitu bacaan yang tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat, pertengahan antara Al- Hadr dan At-Tartil.

  3.Adab MembacaAl- Qur‟an

  Dalam membaca Al- Qur‟an, sudah tentu harus memperhatikan adab-adabnya (tata krama), karena yang dibaca itu adalah Kalamullah yang harus dijunjung tinggi dan dimuliakan. Para ulama‟ ahli Al-Qur‟an telah mengatur secara baik dan tertib tata krama dalam menghormati dan mengagungkan Al- Qur‟an. a.Hendaknya dalam keadaan suci, baik dari hadats besar maupun kecil. b.Diutamakan menghadap kiblat. c.Tidak membaca dalam keadaan menguap. d.Meminta perlindungan kepada Allah SWT. e.Tidak memutus bacaan kecuali karena hal yang darurat, misalnya menjawab salam. f.Memperbagus suara bacaan. g.Membaca dengan khusyu‟. h.Hendaknya dalam keadaan bersiwak.

  4.Langkah-langkah Mengajarkan Membaca Al- Qur‟an

  Ada beberapa kendala yang ditemui dalam mengajar Al- Qur‟an bagi siswa antara lain: a.Siswa sulit membedakan bacaan A sampai Ya dengan benar sesuai dengan makhraj dan sifatnya. b.Siswa tidak dapat membaca dengan lancar kalimat yang terdiri dari dua suku kata atau lebih.Guru bisa mengajarkan membaca Al-

  Qur‟an pada anak dengan mengikuti langkah-langkah berikut: a.Mendengarkan bacaan dengan baik dan memahaminya. b.Mengulang ayat-ayat Al- Qur‟an lebih dari satu kali. c.Menerapkan metode pahala dan hukuman terhadap anak. Metode At-Tartil memang pada awalnya kurang dikenal di kalangan masyarakat karena buku paketnya tidak dijual bebas dan yang ingin menggunakannya atau ingin menjadi guru atau ustadz-ustadzah, pada metode ini harus sudah mengikuti penataran dan pembinaan calon ustadz-uatadzah. Di bawah ini adalah penjelasan tentang metode At-Tartil : a.Praktis (pembelajarannya dilakukan secara langsung).

  Dalam proses pembelajaran membaca dengan metode At-Tartil ini, diharapkan santri dengan mudah dan cepat dalam belajar membaca Al- Qur‟an. Sehingga hal-hal yang bersifat teoritis (teori ilmu tajwid) diajarkan setelah santri bisa tadarrus Al-

  Qur‟an dengan lancar. Pembelajaran At-Tartil ini diajarkan secara praktis, yaitu langsung menekankan praktik, tanpa mengenalkan istilah-istilah tajwidnya. Jadi langsung

  10 diajarkan bagaimana cara pengucapannya dan cara membacanya.

  b.Sedikit demi sedikit (tidak menambah sebelum lancar). Dalam proses pembelajaran ustadz-ustadzah hanya memberikan materi sesuai dengan kemampuan siswa. Ustadz- ustadzah akan mengulangi bacaannya sampai siswa benar-benar bisa dan lancar, baru ustadz-ustadzah menambah materi pembelajarannya. c.CBSA (Cara Belajar Santri Aktif).

  Dalam pembelajaran ini yang belajar adalah santri bukan ustadz-ustadzahnya. Sehingga santri harus didorong untuk aktif dan kreatif dalam mempelajari bacaan Al- 10 Qur‟an sedangkan ustadz-ustadzahnya hanya membimbing saja. Ustadz-ustadzahnya

  ibid berkewajiban menerangkan pokok pelajaran sehingga santri jelas dan bisa mengulanginya sendiri dengan baik. Jika ada santri yang bacaannya baik dan benar, maka dia dapat memimpin teman-temannya untuk membaca kemudian ditirukan santri yang lain. Sehingga guru hanya menyimak saja dan membenarkan jika ada bacaan yang salah. d.Waspada terhadap bacaan yang salah.

  Selain berkewajiban membimbing dan menerangkan pokok pelajaran, ustadz- ustadzah juga berkewajiban membenarkan dan mengingatkan santri yang mengalami kesalahan dalam membaca Al-

  Qur‟an. Agar santri mengerti dan tidak mengulangi kesalahannya lagi. e.Drill (bisa karena biasa) Menurut Winarno Surachmad, metode drill atau disebut latihan dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan atau keterampilan latihan. terhadap apa yang dipelajari, karena hanya dengan melakukannya secara praktis suatu

  11 pengetahuan dapat disempurnakan dan disiap-siagakan.

  Dalam metode At-Tartil, juga menggunakan metode drill pada hafalan-hafalan seperti bacaan-bacaan sholat, surat pendek, doa sehari-hari serta pelajaran ilmu tajwid, sehingga anak hafal dengan sendirinya.

  2.Karakteristik Karakteristik dari metodel At-Tartil adalah sebagai berikut : a.Pembelajarannya dibagi menjadi 2 paket yaitu paket dasar (jilid 1 11

  • –6)

  

M. Basyiruddin Usman, Metodolosi Pembelajaran Agama Islam(Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm 67 dan paket marhalah (Al- Qur‟an 30 juz). b.Selain memiliki materi utama (buku paket 6 jilid dan Al-

  Qur‟an 30 juz), juga memiliki materi penunjang yang di atur dalam GBPP. c.Pengenalan huruf hijaiyah tidak dimulai dari alif melainkan sampai ya‟ berdasarkan pengelompokan dari tempat keluarnya huruf (makhorijul huruf). d.Penetapan qoidah tajwid dilaksanakan secara praktis dan berjenjang. e.Evaluasi terdiri dari 2 bagian yaitu evaluasi harian dan evaluasi tingkatan. f.Santridituntut untuk lebih mandiri. g.Guru memiliki 2 kewajiban yaitu sebagai tutor dan pendidik. h.Sebelum mengajar guru harus mengikuti pembinaan yang telah ditentukan. 2)System Pengelolaan Kelas Pada prinsipnya sebaiknya dalam kegiatan belajar mengajar memahami sistem klasikal penuh, sebab didalamnya ada beberapa kelebihan, antara lain: a)Efektifitas waktu dan tenaga baik untuk santri maupun pengajar (ustadz-ustadzah). b)Dapat memberikan keringanan pada pengelolaan/lembaga khususnya (pengurus) dalam memberikan bisyaroh kepada Dewan Asatidz.Namun tidak mustahil di tengah- tengah perjalanan terjadi beberapa hal yang memungkinkan berubah sistem, maka berdasar dari pengalaman dan memperhatikan Dedoktik dan Metodik bentuk kelas dapat berubah menjadi: a)Kelas Klasikal/Klasikal PenuhYaitu dalam suatu ruangan semuanya sama dalam paketnya dan sama pula dalam materinya, hanya ada klasifikasi kemampuan dengan Operasi Kegiatannya: (1). Guru menerangkan dengan sistem bimbingan secara klasikal dari materi yang diprogramkan dan mentrampilkannya sampai dengan sempurna.

  f) cukup memberikan contoh pokok bahasannya disertai cara membacanya sebagian saja secara tartil, santri diminta untuk memahami dan menirukan cara membacanya, yang selanjutnya dipersilahkan untuk membaca sendiri dengan diawasi oleh gurunya. g)Bila santri membacanya masih salah, maka wajib untuk mengulanginya.

  .11

  h)Sebaiknya diajarkan klasikal maksimal 1 guru ada 20 santri c.Petunjuk Mengajar Jilid 3 1)Materi a)Mengenalkan tentang hamzah wasol. b)Hukum bacaan idhhar ( syafawy, qomary dan halqy).

  12 c)Bacaan qolqolah, lein, harokat syiddah.

  12 d)Hukum bacaan idghom bila-ghunnah.

  2)Cara Mengajar a)Ajarkan buku belajar membaca Al- Qur‟an At-Tartil ini sesuai dengan penjelasan yang ada di masing-masing halaman. b)Pada halaman 1 s/d 3 adalah penyampaian bacaan qoshr dengan pokok bahasan 12 huruf Mad yang terbaca dan tidak terbaca/hamzah washol.

  Ibid., hlm.3

12 Tim LP Ma‟arif Sidoarjo, At Tartil Jilid III(Sidoarjo: 2001), hlm.2

  c)Pada halaman 4 s/d 7 adalah penyampaian bacaan idh-har syafawy. d)Pada halaman 8 s/d 11 adalah penyampaian bacaan idh-har qomary. e)Pada halaman 12 s/d 14 adalah penyampaian bacaan idh-har halqy. f)Pada halaman 15 s/d 24 adalah penyampaian bacaan qolqolah. g)Pada halaman 25 s/d 27 adalah penyampaian bacaan lein. h)Pada halaman 28 s/d 31 adalah penyampaian bacaan huruf hijaiyah, yang bersyaddah dibaca dengan suara yang di tekan. i)Pada halaman 32 s/d 36 adalah penyampaian bacaan idghom bila-ghunnah. j)Guru cukup memberikan contoh pokok bahasanya disertai cara membacanya sebagian saja secara tartil, santri diminta untuk memahami dan menirukan cara membacanya, selanjutnya dipersilahkan untuk membaca sendiri dengan diawasi oleh gurunya. k)Sebaiknya diajarkan secara klasikal maximal 1 guru ada 20 santri. d.Petunjuk mengajar jilid 4 1)Materi a)Hukum bacaan idghom syamsy dan lafadz lam jallalah. b)Hukum bacaan ghunnah, ikhfa syafawi, idghom mimy. c)Hukum bacaan idghom bighunnah, ikhfa‟. 2)Cara Mengajar a)Ajarkan buku belajar membaca Al-

  Qur‟an At-Tartil ini sesuai dengan penjelasan yang ada di masing-masing halaman. c)Pada halaman 6 s/d 8 adalah penyampaian lafadz lam jallalah yang dibaca tebal/tafkhim, dan yang dibaca tipis/tarqiq. d)Pada halaman 9 s/d 12 adalah penyampaian bacaan ghunnah/dengung. e)Pada halaman 13 s/d 15 adalah penyampaian bacaan idghom mimy dan ikhfa‟ syafawy. f)Pada halaman 16 s/d 17 adalah penyampaian bacaan iqlab. g)Pada halaman 18 s/d 21 adalah penyampaian bacaan idghom bighunnah.

  13 h)Pada halaman 22 s/d 26 adalah penyampaian bacaan ihkfa‟.

  i)Pada halaman 28 adalah penyampaian bacaan idhar wajib atau idhar mutlak. j)Pada bagian yang paling bawah cara membaca ayat

  • –ayat Nuhrowiyah/Fawatihus Suwan. k)Guru cukup memberikan contoh pokok bahasannya disertai cara membacanya sebagian saja secara tartil, santri diminta untuk memahami dan menirukan cara membacanya. Selanjutnya dipersilahkan untuk membaca sendiri dengan diawasi oleh gurunya. l)Bila santri membacanya masih salah, maka wajib untuk mengulanginya.

  42 M)Sebaiknya diajarkan secara klasikal maksimal 1 guru ada 20 santri.

  e.Petunjuk Mengajar Jilid 5 1)Materi a)Mengenalkan tentang cara-cara mewaqofkan ayat-ayat Al- 13 Qur‟an.

  Tim LP Ma‟arif Sidoarjo, Buku At Tartil Jilid V(Sidoarjo: 2001), hlm.2 b)Bacaan-bacaan yang panjang yang lebih dari 1 alif. c)Tadarus awal. 2)Cara Mengajar a)Ajarkan buku belajar membaca Al-

  Qur‟an At-Tartil ini sesuai dengan pembelajaran yang ada di masing-masing halaman. b)Pada buku At-Tartil jilid 5 ini, pokok bahasannya adalah penyampaian tentang cara-cara mewaqofkan ayat-ayat Al-

  Qur‟an yang kemungkinan akan dibaca, oleh para qori‟-qori‟ah (mulai halaman 1 s/d 36). c)Pada halaman 21 adalah penyampaian bacaan yang panjangnya 2 ½ sampai 3 alif. d)Guru cukup memberikan contoh pada pokok bahasannya disertai cara membacanya dengan tartil, santri diminta untuk memahami dan menirukan cara membacanya, yang

  14 selanjutnya dipersilahkan untuk membaca sendiri dengan diawasi oleh gurunya.

  e)Bila santri membacanya masih salah, maka wajib untuk mengulanginya. f)Sebaiknya diajarkan secara klasikal maksimal 1 guru ada 20 santri. f.Petunjuk Mengajar Jilid 6 1)Materi a)Ayat-ayat yang perlu mendapatkan perhatian khusus/ bacaan hati-hati. b)Mengetahui isyarat waqof dan wasol. 15 14 c)Ghorib (bacaan liar).

  Buku Panduan dan Pedoman Pengelolaan Taman Pendidikan Al Qur’an, Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Cabang Sidoarjo, hlm. 34

  2)Cara Mengajar a)Ajarkan buku membaca Al- Qur‟an At-Tartil ini sesuai dengan penjelasan yang ada di masing-masing halaman. b)Pada buku At-Tartil jilid 6 ini, pokok bahasannya adalah enyampaiannya tentang cara-cara membaca ayat-ayat suci Al-

  Qur‟an yang perlu hati-hati. Karena ada beberapa ayat yang tulisannya tidak sesuai sebagaimana aturan cara membacanya.

  Yang sering disebut dengan istilah Ghoroibul Qur‟an. c)Guru cukup memberikan contoh pada pokok bahasannya disertai cara membacanya dengan tartil, santri diminta untuk memahami dan menirukan cara membacanya, yang selanjutnya santri disuruh untuk membaca sendiri dengan diawasi oleh gurunya. d)Bila santri membacanya masih salah, maka wajib untuk mengulanginya. e)Sebaiknya diajarkan secara klasikal maksimal 1 guru ada 20 santri.

  8.Evaluasi Untuk mengetahui keberhasilan santri dalam proses belajar dengan metode At-Tartil,

  16

  maka diadakan evaluasi/tes kemampuan membaca pada setiap santri yaitu: a.Evaluasi Harian Evaluasi yang dilaksanakan oleh ustadz-ustadzah dikelasnya masing-masing melalui privat individu yang bertujuan untuk menentukan materi yang diberikan dihari 15 berikutnya, diulang atau diteruskan. 16 Ibid

  Ibid., hlm.3 b.Evaluasi Tingkatan/Tingkat Evaluasi ini dilaksanakan pada saat santri telah selesai dalam melaksanakan proses dalam target tertentu, misalnya khatam jilid 1, khatam Al-

  Qur‟an 10 juz yang awal dan lain-lain.

  Evaluasi tingkat ini dibagi sebagai berikut: 1)Untuk paket dasar, ada 6 kali evaluasi, yaitu: a)Khatam jilid 1 dengan nama kelas At-Tartil 1 b)Khatam jilid 2 dengan nama kelas At-Tartil 2 c)Khatam jilid 3 dengan nama kelas At-Tartil 3 d)Khatam jilid 4 dengan nama kelas At-Tartil 4 e)Khatam jilid 5 dengan nama kelas At-Tartil 5 f)Khatam jilid 6 dengan nama kelas At-Tartil 6 Santri yang dinyatakan lulus pada evaluasi tingkat ini, jika telah mampu menguasai semua materi yang telah diberikan oleh ustadznya, baik materi inti atau tambahan.

  Dan yang berhak untuk mengujinya adalah kepada TPQ atau wali kelas yang ditunjuk oleh kepala TPQ atau ustadz-ustadzah lain yang diberi wewenang khusus oleh kepala TPQ.Dengan demikian seorang kepala TPQ idealnya harus mampu dalam segala hal dalam pengelolaan TPQ, khususnya dibidang pendidikan dan mempunyai ilmu bacaan Al- Qur‟an yang tartil danpaling baik dari semua dewan asatidz yang ada. 2)Untuk paket marhalah ada 3 kali evaluasi, yaitu: a)Khatam 10 juz yang awal (juz 1-10) dengan nama kelas Marhalatul Ula. c)Khatam 10 juz yang ketiga (juz 21-30) dengan nama kelas Marhalatul Akhir.Ketentuan lulus dari tingkat marhalah ini adalah setelah santri khatam Al-

  Qur‟an 30 juz, jadi pada saat santri mencapai 10 juz yang awal dan kedua, memang diadakan evaluasi, yang diuji oleh sebagaimana ketentuan dipaket dasr, begitu pula tentang materi ujiannya (inti dan penunjang) harus sudah dikuasai, jadi mungkin ada santri yang nilai tartilnya kurang (angka 5), maka ia boleh mengikuti ke kelas berikutnya dan nanti setelah khatam Al-

  Qur‟an 30 juz ternyata nilai tartilnya masih kurang, berarti santri tersebut tidak boleh mengikuti Munaqosyah dan Khotmil Qur‟an, akan tetapi wajib mengulang kembali mulai dari paket Marhalatul Ula. Catatan: ketentuan LULUS atau TIDAK dari tiap-tiap tingkatan evaluasi ini (paket dasar dan marhalah) terletak pada nilai tartilnya. Nilai angka 5 berarti TIDAK LULUS. C.Upaya Guru Agama dalam Peningkatan Kemampuan Membaca Al-

  Qur‟an Siswa

  1.Upaya Guru Agama Upaya guru agama di sini sama lahnya dengan pengembangan kurikulum PAI yang sekarang sedang berkembang. Dimana dalam realitas sejarahnya, pengembangan kurikulum PAI tersebut ternyata mengalami perubahan-perubahan paradigma, walaupun dalam beberapa hal tertentu paradigma sebelumnya masih tetap dipertahankan hingga sekarang. Hal ini dapat

  17 17 dicermati dari fenomena berikut: Ibid., hlm. 34 a.Perubahan dari tekanan pada hafalan dan daya ingan tentang teks-teks dari ajaran- ajaran agama Islam, serta disiplin mental spiritual ebagaimana pengaruh dari Timur Tengah, kepada pemahaman tujuan,makna dan motivasi beragama Islam untuk mencapai tujuan pembelajaran PAI. b.Perubahan dari cara berfikir tekstual, normatif, dan absolutis kepada cara berfikir historis, empiris, dan kontekstual dalam memahami dan menjelaskan ajaran-ajaran dan nilai-nilai agama Islam. c.Perubahan dari tekanan pada produk atau hasil pemikiran keagamaan Islam dari para pendahulunya kepada proses atau metodologinya sehingga menghasilkan produk tersebut. d.Perubahan dari pola pengembangan kurikulum PAI yang hanya mengandalkan pada para pakar dalam memilih dan menyusun isi kurikulum PAI ke arah keterlibatan yang luas dari para pakar, guru, peserta didik, masyarakat untuk mengidentifikasi tujuan PAI dan cara-cara mencapainya.Dari realitas yang terjadi di lapangan sekarang seperti yang ditunjukan di atas. Pihak sekolah juga menerapkannya dalam pembelajaran membaca Al-

  Qur‟an yang diadakan. Dimana pihak sekolah dan guru agama lebih memberikan motivasi pada siswanya untuk belajara membaca Al- Qur‟an. Dengan motivasi itu, guru dituntut untuk mengubah pemahaman

16 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah, dan

  Perguruan Tinggi (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), hal. 10 siswa tentang pembelajaran yang hanya bertujuan untuk memperoleh nilai dan kelulusan, melainkan untuk memahami sebuah isi materi pelajarannya tersebut. Tidak itu saja proses pembelajarannya pun sangat diperhatikan, apalagi dalam memilih metode pembelajarannya disesuaikan dengan keadaan siswa yang sedang dididik.

  2.Peningkatan KemampuanSetiap siswa memiliki kemampuan yang berbada- beda. Diantaranya ada yang pintar, sedang, dan kurang. Hal ini juga banyak dipengaruhi karena pengaruh hereditas/pembawaannya dan pengaruh lingkungan. Diman keduanya tersebut sangat berpengaruh dengan perkembangan kemampuan setiap anak.Sehingga dalam pembelajaran di lapangan, banyak lembaga-lembaga baik formal, non-formal dan informal dalam tujuan pembelajarannya lebih mengembangkan potensi peserta didiknya, baik potensi afektif (sikap dan nilai), potensi kognitif (cara mendapat pengetahuan), serta potensi psikomotorik (ketrampilan). Adapun manfaat dari pengembagan potensi di atas adalah: a.Mengembangkan kecakapan kognitif Adapun kecakapan kognitif siswa yang amat perlu dikembangkan segera khususnya oleh guru, antara lain: 1) strategi belajar memahami isi materi pembelajaran, 2) strategi meyakini arti penting isi materi pelajaran dan aplikasinya serta penyerap pesan-pesan moral yang terkandung dalam materi pelajaran tersebut.

  Keberhasilan pengembangan ranah kognitif akan sangat berpengaruh pada peningkatan kecakapan ranah afektif. Adapun peningkatan kecakapan ranah afektif ini antara lain: berupa kesadaran beragama yang mantap, dimilikinya sikap keagamaan yang lebih tegas sesuai dengan tuntutan ajaran agama yang telah ia pahami dan yakini secara mendalam. c.Mengembangkan kecakapan psikomotor Keberhasilan pengembangan ranah kognitif dan afektif juga akan berdampak positif terhadap perkembangan ranah psikomotor. Adapun contoh perkembangan ranah psikomotor adalah para siswa yang berprestasi baik (dalam arti yang luas dan ideal) dalam bidang pembelajaran agama misalnya sudah tentu akan lebih rajin beribadah shalat, puasa, dan mengaji. Dia juga tidak akan segan-segan memberi pertolongan atau bantuan kepada orang lain yang memerlukan. Sebab, ia merasa memberi bantuan itu adalah kebajikan (afektif), sedang perasaan yang berkaitan dengan kebajikan tersebut berasal dari pemahaman yang mendalam terhadap materi pelajaran agama

  18 yang ia terima dari gurunya (kognitif).

  Seseorang tidak akan dapat membedakan huruf tertentu tanpa mengerti atau melafalkan huruf-huruf itu pada tempat asalnya. Karena itu, sangat penting mempelajari makharijul huruf agar pembaca terhindar dari hal-hal sebagai berikut: a)Kesalahan mengucapkan huruf yang mengakibatkannya berubah makna.

18 Sei H. Dt. Tombak Alam, Ilmu Ta jwid Populer 17 Kali Pandai , (Jakarta : Bu mi Aksara, 1995), Cet. Ke-10,

  h.22-23 24) b)Kekaburan bentuk-bentuk bunyi huruf, sehingga tidak dapat dibedakan huruf satu dengan huruf yang lain.

  (1)Tempat-tempat makharijul huruf Tempat keluar huruf hijaiyyah terbagi menjadi dua yaitu makhroj yang ijmaly dan makhroj yang tafshily. Dalam hal ini peneliti hanya menyebutkan makhroj ijmaly yang terdiri dari 5 macam :tenggorokan dan mulut, yaitu tempat kelaur huruf dari kedua bibir. hidung.

  2)Sifatul huruf

  a) Pengertian sifat-sifat huruf Sifat menurut bahasa adalah sesuatu yang melekat atau menetap pada sesuatu yang lain. Sedang yang dimaksud yang lain adalah huruf-huruf hijaiyah. Adapun menurut pengertian istilah, sifat adalah:“Sifat adalah cara baru bagi keluar huruf ketika sampai pa da tempat keluarnya, baik berupa jahr, rakhawah, hams, syiddah dan sebagainya.” b)Macam-macam sifat huruf

  Sifat-sifat yang melekat pada huruf hijaiyah mempunyai dua bagian, yaitu: Misalnya:jahar lawannya mahmus, syiddah lawannya rakhawah, tawassuth bandingan antara syiddah dan rakhawah, isti‟la lawannya infitah, idzlaq lawannya ishmat.), misalnya Shafir, Qalqalah, Lein, Inhiraf, Takrir, Tafasysyi,

  I‟tithalah, Ghunnah.hijaiyah itu bertemu dengan huruf-huruf tertentu. Sifat ini tidak

  19 menetap dan selalu berubah menurut perubahan huruf yang ditemui.

  Ahkamul huruf Menurut sebagian ahli atau ulama‟ yang telah berhasil menggolongkan atau mengklasifikasikan hukum-hukum huruf (ahkamul huruf) sebagai berikut: (a)Hukum lamal jalalah (b)Hukum lam ta‟rif Hukum bacaan Ro‟ Hukum nun sukun dan tanwin (e)Hukum nun dan mim Bertasydid (f)Hukum mim sukun (g)Hukum lam kerja (h)Hukum lam untuk huruf (i)Hukum idghom shaghir (j)Hukum bacaan qalqalah.

  4)Mad Wal QashrMad dalam arti bahasa adalah memanjangkan atau tambah, sedangkan menurut arti istilah adalah memanjangkan suara dengan suatu huruf di antara huruf-huruf mad.Sedangkan pengertian qashor menurut arti bahasa adalah

19 Abdul Mujib Isma il dan Maria Ulfah Nawawi, Pedoman Il mu Tajwid, (Surabaya: Karya Abdita ma,

  1995), h. 52

  “tertahan”, sedangkan menurut istilah adalah memendekkan huruf mad atau lien yang

  20 sebenarnya dibaca panjan. Atau membuang huruf mad dari suatu kata.

  Bacaan mad dibagi menjadi 2 bagian, yaitu Mad Asli (Mad Thabi‟i) dan Mad Far‟i (a)Mad Asliitu terbagi menjadi 2 bagian, yaitu : (1)Mad Asli Zhahiry yaitu mad asli yang huruf madnya jelas berikut bacaannya.

  (2)Mad Asli Muqaddar yaitu mad asli yang huruf madnya tidak jelas, namun bacannya sepanjang mad asli.

  (b)Mad Far‟i Yang dimaksud mad far‟I adalah mad cabang. Dalam arti istilah mad far‟I yaitu mad

  21 yang melebihi mad asli, karena ada hamzah dan sukun.

  Mad far‟I terbagi sebanyak 13 bagian, yaitu : (1)Mad wajib muttashil (2)Mad jaiz munfashil (3)Mad aridh lis sukun (4)Mad badal (5)Mad iwadh 20 (6)Mad lazim mutsaqqal kilmi

  Ahmad Munir dan Sudarsono, Ilmu Tajwid dan Seni Baca Al- 21 Qur’an,.h. 3127 Abdul Mujib Is ma il dan Maria Ulfah Nawawi, Pedoman Il mu Ta jwid, h. 113

  (7)Mad lazim mukhaffaf kilmi (8)Mad lazim mutsaqqal harfi (9)Mad lazim mukhaffaf harfi (10)Mad lein (11)Mad shilah (12)Mad farq (13)Mad tamkin. b.Fashohah

  Pada umumnya fashohah diartikan kesempurnaan membaca dari seseorang akan cara melafalkan seluruh huruf hijaiyah yang ada di dalam Al Quran. Jika seseorang itu mampu membaca Al Quran dengan benar sesuai pelafalannya maka orang tersebut dapat dikatakan fasih membaca Al-Quran.Sedangkan pengertian secara lebih luas adalah fashohah juga meliputi penguasaan di bidang Al-

  Waqfu WalIbtida‟ dalam hal ini yang terpenting adalah ketelitian akan harkat dan penguasaan kalimat serta ayat-ayat yang ada di dalam Al Quran Karim.Secara sederhana pembahasan mengenai fashohah ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

  1) Ibtida‟ tawakkuf

  Pengertian ibtida‟ ditinjau dari segi bahasa adalah memulai. Sedangkan menurut istilah adalah memulai bacaan sesudah waqaf. Ibtida‟ ini dilakukan hanya pada perkataan yan gtidak merusak arti susunan kalimat. Adapun pengertian waqaf menurut bahasa adalah berhenti menahan, sedangkan sebentar (menurut adat) unutk bernafas bagi ari‟/qari‟ah, dengan niatan untuk

  22 melanjutka bacaan tersebut.

  Pada garis besarnya masalah waqaf dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a)Waqaf (1)Pembagian waqaf (2)Derajat waqaf (a)Intidzory (b)Idhtirory (c)Ikhtibary (d)Ikhtiyary (a)Waqaf tam (b)Waqaf kafi (c)Waqaf hasan (d)Waqaf qabih b)Sakta/saktah. Qotho‟, tashil, isymam, naql dan imalah.

  (1)Saktah menurut bahasa adalah mencegah dan menurut istilah adalah berhenti antara dua kata atau pertengahan kata tanpa bernafas dengan niat melanjutkan bacannya. (2)Qatho‟ secara bahasa adalah memotong, sedangkan menurut istilah adalah 22 menghentikan bacaan sama sekali.

  Ahmad Munir dan Sudarsono,Ilmu Tajwid dan Seni Baca Al- Qur’an,.h.7130

  (3)Tashil dalam Al Quran ada satu tempat yaitu pada surat fushilat ayat 44. Cara membacanya adalah hamzah yang pertama dibaca biasa, sdangkan hamzah yang

  

23

kedua dibunyikan antara hamzah dan alif.

  (4)Isymam yang ada dalam Al Quran hanya satu tempat yaitu surat yusuf ayat 11. Yangberharakat fathah disuarakan antara fathah dan dhommah (meleburkan bunyi dhommah dengan bunyi fathah) dengan kedua bibir menonjol kedepan.(5)Naql dalam Al Q uran yaitu ada satu tempat surat Al Hujurut ayat 11. Cara melafalkannya ialah Lam sukun diganti dengan harakat huruf hamzah sesudahnya sehingga menjadi.

  Kemudian huruf hamzah kasrah dari kata dibuang, sehingga menjadi kemudian dihubungkan dengan maka akan berbunyi (6)Imalah dalam Al-Quran hanya ada satu tempat yaitu surat Hud ayat 41, dengan bunyi maka membacnaya adalah memiringkan fathah ke dalam kasrah (miring) menjadi Majreha. Huruf Ro‟ (Lughat Imalah) harus dibaca tipis. 2)Tata cara penguasaan huruf, harkat, kalimat serta ayat-ayat di dalam Al Q uran.Secara konsepsional upaya penguasaan dan pemahaman bacaan Al Q uran dapat ditempuh dengan 5 fase, yaitu : a)Pola penguasaan Muthola‟ah (mengeja). b)Pola penguasaan Murattal c)Pola penguasaan Tadwiir. 23 d)Pola penguasaan Hadhr.

  Ibid., h. 74 e)Pola penguasaan Mujawwadz.

  3.Faktor yang mempengaruhi kemampuan membacaFaktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang

  24 ada di luar individu.

  a)Faktor-faktor internal Di dalam membicarakan faktor internal ini, akan di bahas menjadi tiga faktor, yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikolgis dan faktor kelelahan.

  1)Faktor jasmaniahseperti faktor kesehatandan cacat tubuh. 2)Faktor psikologisseperti inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.

  3)Faktor kelelahan Kelelahan dalam seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis).Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh, sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu 24 hilang.

  Ibid., h. 78-79 b)Faktor-faktor eksternal Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap belajar, dapatlah dikelompokan menjadi

  25 3(tiga) faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.

  1)Faktor keluarga Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluargaberupa: (a)Cara orang tua mendidik (b)Relasi antara anggota keluarga (c)Suasana rumah tangga (d)Keadaan ekonomi keluarga 2)Faktor sekolah Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode balajar dan tugas rumah.

  3)Faktor masyarakat Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa.

  Pengaruh itu terjadi karena keberandannya siswa dalam masyarakat. a)Kegiatan siswa dalam masyarakat. 25 b)Mass media.

  Ibid., h. 81 c)Teman bergaul. d)Bentuk kehidupan masyarakat.

  Disamping kedua faktor tersebut, Muhibbin syah dalam bukunya menambahkan bahwa faktor yang mempengaruhi belajar tidak hanya faktor internal dan eksternal saja, tetapi ada faktor yang lain yakni faktor pendekatan belajar yang

  26

  juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar siswa tersebut. Seorang siswa yang terbiasa mengaplikasikan pendekatan belajarr deep misalnya, mungkin sekali berpeluang untuk meraih prestasi belajar yang bermutu daripada siswa yang menggunakan pendekatan belajar surface atau reproductive.Dari beberapa faktor yang mempengarahui belajar di atas, pada dasarnya menekankan pada perilaku belajar yang efektif disertai proses mengajar yang tepat, maka proses belajar- mengajar diharapkan mampu menghasilkan manusia-manusia yang memiliki karakteristik sebagai berikut : pribadi yang mandiri, pelajar yang efektif, pekerja yang produktif, dan menjadi anggota masyarakat yang baik. B.Kajian Tentang Ekstrakrikuler BTQ (Baca Tulis A l Qur‟an)

  1.Pengertian EkstrakurikulerBTQ Kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajar yang diminati oleh sekelompok siswa, diselenggarakan di sekolah di 26 luar jam pelajaran biasa.Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler antara satu sekolah dan

Slameto, Belajar dan Fak tor-Fak tor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rine ka Cipta, 1995), Cet.

  Ke-3, h. 54 sekolah yang lain bisa saling berbeda. Variasinya sangat ditentukan oleh kemampuan guru, siswa dan kemampuan sekolah.

  Asal kata ekstrakurikuler berasal dari dua kata yaitu ekstra yang berarti lebih, dan kurikuler yang artinya sama dengan kurikulum yang artinya pembelajaran, dari dua kata tersebut dapat dirumuskan bahwa ekstrakurikuler adalah pembelajaran ekstra/lebih (tambahan).

  Menurut Uzer dan Lilis, ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran (tatap muka) baik dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah dengan maksud untuk lebih memperkaya dan memeperluas wawasan

  27 pengetahuan dan kemampuan yang telah dimilikinya dari berbagai bidang studi.

Dokumen yang terkait

Kemampuan Membaca Cepat Siswa Kelas VII di SMPN 2 Cikarang Barat Tahun Pelajaran 2015/2016

1 10 101

Hubungan Antara Kebiasaan Membaca dengan Kemampuan Pemahaman Bacaan Siswa Kelas XI SMA Insan Kamil Bogor Tahun Pelajaran 2013/2014

1 7 105

Perbedaan Prestasi Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Kontekstual Dan Berbasis Masalah Dengan Kemampuan Awal Pada Mata Pelajaran Fisika Siswa Kelas XII IPA Di SMA Negeri 13 Bandar Lampung

0 5 117

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Pengaruh Pendidikan Karakter Terhadap Motivasi Belajar Pada Siswa Kelas Xi Smk Negeri 4 Klaten Tahun Pelajaran 2013/2014

0 0 7

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Belajar Dan Disiplin Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Di Ma Ppmi Assalaam Sukoharjo

0 0 8

Korelasi Antara Sikap Belajar dengan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Al-Qur'an Hadis di Kelas X Madrasah Aliyah Syekh Yusuf Kabupaten Gowa - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 76

Kemampuan Membaca Al-Qur'an Dengan Metode Tatbiqi Siswa Kelas VII SMP Annida Jati Agung Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016 - Raden Intan Repository

0 0 15

Kemampuan Membaca Al-Qur'an Dengan Metode Tatbiqi Siswa Kelas VII SMP Annida Jati Agung Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016 - Raden Intan Repository

0 0 19

BAB II LANDASAN TEORI - Kemampuan Membaca Al-Qur'an Dengan Metode Tatbiqi Siswa Kelas VII SMP Annida Jati Agung Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016 - Raden Intan Repository

0 0 16

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Penyajian Data 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian - Kemampuan Membaca Al-Qur'an Dengan Metode Tatbiqi Siswa Kelas VII SMP Annida Jati Agung Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016 - Raden Intan Repository

0 1 42