Kemampuan Membaca Cepat Siswa Kelas VII di SMPN 2 Cikarang Barat Tahun Pelajaran 2015/2016

KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS VII DI SMPN 2
CIKARANG BARAT TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :
Ahmad Rizky
1111013000030

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS VII DI SMPN 2 CIKARANG BARAT
TAHUN PELAJARAN 201512016


Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuJc Memenuhi
Persyaratan Mencapai Gelar Saijana Pendidikan

Dosen Pembimbing,

Nuryati Djihadah, M.Pd. M.A.
NIP 196629081999032003

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
F AKULTAS ILMU TARBIY AH DAN KEGURUAN

VIN SYARIF HIDAYATULLAH .JAKARTA

2016

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQOSAH
Skripsi berjudul "Kemampuan Membaca Cepat Siswa Kelas VII di SMPN 2
Cikarang Barat Tahun Pelajaran 2015/20 16" disusun oleh Ahmad Rizky, NIM

1111013000030, diajukan kepada Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jaka1ia dan telah dinyatakan lulus dalam ujian Munaqasah pada tanggal 10

Oktober 2016 di hadapan dewan penguji. Oleh karena itu, penulis berhak memperoleh
gelar Sa1jana Pendidikan (S.Pd.) dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Jaka11a, 10 Oktober 2016
Panitia Ujian Munaqosah

Ketua Panitia (Ketua Jmusan.IProdi)

Tanggal

fj1.ff57.....

Makyun Subuki, M.Hum.
NIP. 198404092011012015
Sekeitaris Panitia (Seke11aris .Jurusan/Prodi)

Toto Edidarmo, M.A
NIP. 197602252008011020


セ@

2016

. fcJ ·······

Penguji I

Drs. Cecep Suhendi, M.Pd.
NIP. 196010171987031001
Penguji Il
Dr. Hinclun, M.Pd.
NIP . 197012152009122001

t。ョ、セ@

セャサ@

Okl ?.OlC,,
············


セ@

SURAT PERNYATAAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama

: Ahmad Rizky

Tempat, Tanggal Lahir

: Bekasi, 30 Mei 1993

NIM

: 1111013000030

Jurusan


: Pendidikan Bahasa clan Sastra Indonesia

Alamat

: Pondok ungu n. Sultan Agung gg. Denyo
Rt 0 l/02 No. I Kee. Medan Satria Bekasi
Barat

Menyatakan dengan sesungguhnya
Bahwa skripsi yang berjudul "KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT KELAS VII DI
SMP NEGRI 2 CIKARANG BARAT TAHUN AJARAN 2015/2016" adalah benar

basil karya sendiri di bawah bimbingan:
Nama

: Nuryati Djihadah, M.Pd

NIP

: 196629081999032003


Demikian surat pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan siap menerima
konsekuensi apabila temyata skripsi ini buka basil karya sendiri.
Jakarta, 23 Juli 2016

Yang menyatakan

AhmadRizky

ABSTRAK
Ahmad Rizky: 1111013000030, Jurusan Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Judul Skripsi
“KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS VII DI SMPN 2 CIKARANG
BARAT TAHUN PELAJARAN 2015/2016”.
Tujuan penulis melakukan penelitian kemampuan membaca cepat siswa kelas VII
di SMPN 2 Cikarang Barat tahun pelajaran 2015/2016. Untuk mengetahui kemampuan
membaca cepat, Mengkatagorikan, Mengetahui sejauh mana pengaruh pemahaman isi
terhadap kemampuan membaca siswa/i dengan menggunakan rumus statistika korelasi
pearson kelas VII di SMPN 2 Cikarang Barat tahun pelajaran 2015/2016.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara tes membaca cepat pada teks

biografi B.J Habibie dan tes pemahaman isi dengan soal essai. Dengan penyajian data
berupa angka dan hasil pemahaman siswa diuji dengan rumus statistika menggunakan uji
hipotesis menggunakan rumus korelasi pearson.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui kemampuan membaca cepat yang disertai
isi pemahaman pada kelas VII di SMPN 2 Cikarang Barat dalam pada kategori lambat
60-80 kpm dengan rata-rata 86,4 Kpm. Dan pada uji statistik menggunakan rumus
korelasi pearson diketahui

sebesar 0,77 dan 0,73 berada di antara 0,600 – 0,800

pada kelas VII C dan B SMPN 2 Cikarang Barat. Berdasarkan pedoman yang telah
dikemukakan dapat dinyatakan bahwa korelasi antara variabel X dan variabel Y
tergolong tinggi/kuat.

Kata Kunci: membaca cepat, keterampilan membaca

ABSTRACT
Ahmad Rizky: 1111013000030, Indonesian majoring

and Indonesian literature,Ilmu


Tarbiyah dan Keguruan faculty, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, the theme of scription
is “KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS VII DI SMPN 2 CIKARANG
BARAT TAHUN PELAJARAN 2015/2016”.
Interest authors conducted a study's ability to read quickly students of class VII
SMPN 2 of Cikarang Barat in the academic year 2015/2016. To determine the ability to
read quickly, categorize, the extent to which the influence of understanding of the content
of the reading ability of students using the formula Pearson correlation statistics class VII
SMPN 2 of Cikarang Barat in the academic year 2015/2016.
The collecting data is doing by reading fast test at biography test and mastering
and understanding text by an essay. by collecting data using a mark and also using a
mastering and understanding the text result, and it would be correlated using a test of
hypotesis test .by a correlation form of a pearson.
The result of the research, the reading skill which have mastering and
understanding the text material at first year of SMPN 2 Cikarang Barat in a lower
category 60-80 kpm which a rates 86,4 Kpm. in a statistic test using a correlation form of
a pearson the result is

in a mark of 0,77 and 0,73 is between 0,600 s/d 0,800 at the


class of VII C and B SMPN 2 Cikarang Barat. The result is implied that the correlation
between X variable and Y variable is a high variable.

Key word: fast reading, skill of reading

KATAPENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, dengan ridho-Nyalah penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul "KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT KELAS VII DI SMPN 2
CIKARANG BARATTAHUN PELAJARAN 2015/2016".
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan, motivasi,
dorongan dan do' a dari berbagai pihak. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Untuk itu sebagai ungkapan rasa hormat, penulis ucapkan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah.; dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Makyun Subuki M. Hum. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah clan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.

3. Nuryati Djihadah, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang dengan sabar
memberikan pengarahan; pengetahuan dan bersedia meluangkan waktu
ditengah kesibukannya_. untuk membantu peneliti . dalam menyelesaikan
penyusunan skripsi.
4. Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, khususnya dosen di Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan pengetahuan
dan bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.
5. Orang tua penulis, kepada lbu Hj. Yuyun Hayuni, dan keluarga Besar H.
Sulaeman yang selalu memotivasi dan terns berjuang serta berdoa untuk
kesuksesan penulis, semoga Allah SWT senantiasa menjaga beliau, amin.
6. Drs. Abang Suhamo Selaku kepala SMPN 2 Cikarang Barat yang telah
memberikan izin penelitian skripsi di SMPN 2 Cikarang Barat
7. Intan Dwi Oktavianti S.Pd., selaku guru Bahasa Indonesia dan para guru-guru
serta staf di SMP N 2 Cikarang Barat yang salalu mensuport selama penelitian

ini berlangsung di SMPN 2 Cikarang Barat tanpa beliau semua penulisan ini
tidak akan berlaj an dengan lancar.
8. Teman-teman seperjuangan PBSI A angkatan 2011; tenmtuk Darmawan dan
Muhammad Adi Alvi an serta teman-teman yang selalu memotivasi dan yang
selalu memberikan yang terbaik.

9. Rekan-rekan kos'an haji doleh, Komunitas Kamar Wina, Komunitas Bekasi
Symphony Orchestra, guru-guru cantik di Purwacaraka, Koeman Saga, spesial
untuk Fajar Maulana, Anggi Yulianto, dan Andriansyah Nur Hidayat yang
tidak pemah berhenti memberikan semangat dan motivasi sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi.
10. Berbagai pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari bahwa dalam penu)isan ini masih jauh dari sempuma,
mengingat kemampuan dan keterbatasan waktu peneliti. Akhir kata, semoga Allah SWT
membalas atas segala kebaikan mereka yang telah membantu

penulis

dalam

menyelesaikan skripsi ini serta melimpahkan keberkahan dan selalu berada dalam
lindungan-N ya.

Jakarta, 23 Juli 20 16

Ahmad Rizky

DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI........................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah................................................................................... 7
C. Pembatasan Masalah .................................................................................. 7
D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 8

BAB II KAJIAN TEORETIS
A. Hakikat Membaca ...................................................................................... 10
1. Membaca ........................................................................................ 10
2. Tujuan Membaca ........................................................................... 12
3. Manfaat Membaca ......................................................................... 14
4. Cara Menumbuhkan Minat Membaca ........................................... 15
B. Membaca Intensif dan Ekstensif ................................................................ 18
1. Membaca Cepat ............................................................................. 20
2. Kiat Membaca Cepat...................................................................... 22
3. Mengukur Kemampuan Membaca ................................................. 22
C. Hipotesis .................................................................................................... 26
D. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................... 30

BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 32
B. Populasi dan Sample Penelitian ................................................................. 32
C. Metode Penelitian ...................................................................................... 34
D. Teknik Pengumpulan data.......................................................................... 35

E. Teknik Analisis Data.................................................................................. 36
F. Instrumen Penelitian .................................................................................. 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil SMP N 2 Cikarang Barat ................................................................ 43
1. Identitas Sekolah .................................................................................. 43
2. Visi dan Misi SMP N 2 Cikarang Barat............................................... 43
a. Visi SMP N 2 Cikarang Barat ........................................................ 43
b. Misi SMP N 2 Cikarang Barat ....................................................... 44
3. Keadaan Guru dan Siswa SMP N 2 Cikarang Barat ............................ 44
a. Struktur Organisasi dan Keadaan Guru ......................................... 44
b. Keadaan Siswa SMP N 2 Cikarang Barat ...................................... 45
4. Sarana dan Prasarana SMP N 2 Cikarang Barat .................................. 46
B. Deskripsi Data ............................................................................................ 48
C. Hasil Penelitian .......................................................................................... 49

BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ................................................................................................... 60
B. Saran .......................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 63
LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 ................................................................................................................ 39
Tabel 3.2 ................................................................................................................ 41
Tabel 3.3 ................................................................................................................ 42
Tabel 4.1 ................................................................................................................ 45
Tabel 4.2 ................................................................................................................ 45
Tabel 4.3 ................................................................................................................ 45
Tabel 4.4 ................................................................................................................ 46
Tabel 4.5 ................................................................................................................ 46
Tabel 4.6 ................................................................................................................ 47
Tabel 4.7 ................................................................................................................ 49
Tabel 4.8 ................................................................................................................ 50
Tabel 4.9 ................................................................................................................ 51
Tabel 4.10 .............................................................................................................. 53
Tabel 4.11 .............................................................................................................. 54
Tabel 4.12 .............................................................................................................. 57

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk sosial, maka dari itu manusia tidak dapat hidup
sendiri. Ia pasti membutuhkan orang lain untuk menunjang kehidupannya, karena
semua aspek kehidupan yang dijalani oleh manusia tidak luput dari berinteraksi.
Agar dapat berinteraksi dengan baik, manusia harus memiliki keterampilan
berbahasa. Keterampilan berbahasa dibagi menjadi empat, yaitu: Keterampilan
menyimak

(listening

skills).

Keterampilan

berbicara

(speaking

skills).

Keterampilan membaca (reading skills). Keterampilan menulis (writing skill).1
Henry Guntur Tarigan mengungkapkan bahwa, menyimak ialah “suatu
proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian,
pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap
isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang
pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.”2
Henry Guntur Tarigan mengutarakan bahwa, “berbicara adalah suatu
keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak, yang hanya
didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada masa tersebut kemampuan
berbicara atau ujaran dipelajari.”3
Henry Guntur Tarigan menyatakan bahwa, Menulis ialah “menurunkan
atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa

1

Henry Guntur Taringan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 2008), hlm.2.
2
Ibid., hlm. 31
3
Henry Guntur Taringan, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa,
2008), hlm.3

1

2

yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambanglambang grafik tersebut.”4
Menurut Harimurti Kridalaksana, Membaca adalah menggali informasi
dari teks, baik yang berupa tulisan, gambar, diagram maupun dari kombinasi itu
semua.5
Dari teori yang dijelaskan maka dapat disimpulkan bahwa keempat
keterampilan bahasa saling berhubungan. Dengan menyimak kita mendapatkan
informasi yang bisa kita tulis. Dengan menulis, kita mendapatkan bahan bacaan
berupa teks. Dengan teks kita mendapatkan informasi dari aktivitas membaca.
Dengan membaca kita mendapatkan informasi yang bisa kita sampaikan lewat
aktivitas berbicara. Semua kegiatan tersebut saling berhubungan dengan kata lain
bahwa manusia diberikan anugrah keterampilan tersebut dengan indra yang
dipunyainya. Aktivitas tersebut kita lakukan sehari-hari dengan manusia lain.
Dalam penelitian ini yang akan dibahas adalah keterampilan membaca.
Membaca merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang sangat
esensial bagi siswa/i dalam menerima pelajaran, Tanpa membaca sangat sulit
seseorang

mendapatkan

informasi.

Keterampilan

membaca

merupakan

keterampilan mengartikan lambang-lambang. Sebagai proses berpikir, membaca
mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal, interpretasi, membaca
kritis, dan pemahaman kreatif.6
Pada dasarnya membaca itu bukan hanya ketepatan dan kecepatan
melafalkan lambang saja namun yang lebih penting adalah memahami apa yang
dibacanya. Dalam penelitian ini peneliti memilih membaca cepat sebagai objek
penelitian, karena keefektifan membaca nantinya membutuhkan keterampilan
membaca cepat. Melalui membaca cepat ini seseorang akan mendapatkan
pengetahuan-pengetahuan baru. Tentu saja dengan pemahaman isi semua yang
4

Henry Guntur Taringan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa,
2008), hlm.22
5
Harimurti Kridalaksana. Kamus Linguistik. (Jakarta: Pustaka Utama, 2008). Hlm. 151
6
Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, (Jakarta : Bumi Aksara, 2007) hlm 2

3

dilakukan oleh siswa/i apabila pemahaman terhadap isi kurang akan mengalami
informasi yang ambigu atau tidak memahami teks tersebut secara penuh.
Menurut Henry Guntur Tarigan dalam bukunya yang berjudul Membaca
Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, yaitu Membaca adalah suatu proses
yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang
hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. 7
Dengan teknologi yang modern sekarang memang siswa/i tidak hanya
mendapatkan informasi dengan melakukan kegiatan membaca buku atau teks saja.
Tetapi, siswa/i bisa mendapatkan bahan bacaan dari internet atau media online
lainnya. Di sini peran guru atau tenaga pendidik sangat dibutuhkan untuk mencari
dan menyaring bahan bacaan yang berkualitas dan baik dibaca untuk siswa/i nya.
Dari perkembangan teknologi yang sekarang kita hadapi tentu saja ada dampak
positif dan negatifnya. Positifnya siswa/i dapat memperoleh bahan bacaan dari
media online dengan mudah dan tanpa batas. Negatifnya siswa/i banyak bahan
bacaan yang kurang berkualitas tanpa melewati penyaringan terlebih dahulu oleh
seorang guru ataupun orang tua yang bisa saja dibaca siswa/i. Kemajuan teknologi
memang tak dapat lagi dibendung oleh semua kalangan dan daerah tertentu.
Tiga puluh sembilan persen dari semua siswa kelas 4 di Amerika Serikat
sekitar 4 dari 10 siswa memeliki kemampuan membaca pada tingkat “di bawah
dasar” menurut National Assesment of Educational Progress. Di kelas 8, ketika
pola keberhasilan atau kegagalan telah terbentuk, 43 persen dari murid yang
kurang berprestasi memiliki kemampuan baca pada tingkat “dibawah dasar.”8
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa negara maju juga
mengalami kendala dalam membaca. Tidak dipungkiri bahwa dengan kemampuan
membaca seseorang bisa memiliki tingkat keberhasilan yang baik bukan hanya di
bidang akademik saja bahkan di bidang profesi sekali pun. Memang banyak yang
mempengaruhi dari faktor kurangnya kemampuan membaca bukan hanya pada
7

Henry Guntur Taringan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa,
2008), hlm.7
8
Mike schmoker, Menjadi Guru yang Efektif, (jakarta: gelora aksara pratama 2012) hlm 19

4

usia muda di bangku Sekolah Dasar bahkan di tingkat lanjut pun masih banyak
orang yang memiliki kemampuan membaca cepat di bawah rata-rata tentunya
dengan pemahaman isi yang tidak baik.
Kurangnya kemampuan membaca cepat pada diri siswa disebabkan oleh
beberapa faktor. Faktor tersebut adalah kurangnya motivasi siswa untuk membaca,
siswa jarang membaca atau latihan membaca, kurangnya guru memberikan tugas
membaca, masih banyak rumah baca yang disediakan oleh pemerintah ataupun
lembaga masyarakat tertentu di daerah masing-masing yang tidak digunakan
secara maksimal dan sumber bacaan yang tersedia masih kurang. Namun, guru
tetap harus profesional memberikan pelayanan terbaik bagi siswa/i. Bagaimana
pun beratnya permasalahan mendidik siswa, guru harus tetap selalu eksis mencari
solusi yang terbaik bagi kemajuan siswanya. Jika faktor penyebab tadi ditemukan
oleh guru atau tenaga pendidik, Maka cara mengantisipasinya dengan berbagai
metode dan teknik. Contohnya disebuah daerah ada rumah baca yang disediakan
tapi tidak digunakan dengan maksimal guru atau tenaga pendidik bersama siswa/i
atau warga sekitar bisa bergantian membangun sistem yang disepakati secara
bersama untuk menjaga dan memberdayakan rumah baca tersebut dengan
bergotong royong. Contoh lainnya siswa yang jarang latihan membaca biasanya
minat baca atau pemahaman dalam isi bacaannya kurang siswa tersebut sudah
pasti mempunyai kualitas baca yang tidak baik. karena suatu proses yang
menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam
suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat
diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang tersurat dan yang tersirat akan
tidak tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan
baik.9
Apabila anak sudah merasakan manfaat dari membaca, maka mereka akan
sering melakukan membaca dan merasa senang dengan kegiatan membaca.
Namun dikarenakan mereka masih belum merasakannya maka motivasi meraka
9

Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung : Angkasa,
2008) hlm. 7

5

masih kurang. Dengan banyak membaca dunia akan terbuka, segala misteri akan
terungkap, sedikit demi sedikit kebodohan akan terhapus, karena dengan
membaca akan menambah wawasan keilmuan. Jika ilmu sudah dikuasai maka
akan mendapatkan apa yang mereka harapkan.
Saya harap Anda mau merenungi kisah tentang turunnya Malaikat Jibril
pertama kali kepada Rasulullah bukankah kalimat pertama kali yang mengajak
kita berpikir ialah kalimat agung, yang menjadi permulaan wahyu yang turun
kepada Rasulullah yakni kalimat, “Bacalah!”. Bisa saja wahyu pertama kali turun
dengan dimulai kalimat yang lain selain kalimat tersebut. Akan tetapi, Al-Qur’an
yang turun selama dua puluh tiga tahun ini dimulai dengan kalimat, “Bacalah!”
sebagai pedoman hidup manusia.10
Membaca dapat dibagi menjadi dua, yaitu nyaring dan dalam hati.
Membaca dalam hati dapat dikelompokkan menjadi dua lagi, yaitu membaca
ekstensif dan intensif. Membaca ekstensif adalah proses membaca yang dilakukan
secara luas. Membaca intensif dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu
Membaca Survai (Survey Reading), Membaca sekilas/skimming, Membaca
Dangkal (Superficial Reading). Membaca intensif atau intensive reading adalah
membaca dengan penuh penghayatan untuk menyerap apa yang seharusnya kita
kuasai. Membaca intensif merupakan studi seksama, telaah teliti, serta
pemahaman terinci terhadap suatu bacaan. Yang termasuk dalam membaca
intensif adalah Membaca Telaah Isi dibagi menjadi dua Membaca Teliti dan
Membaca Pemahaman. Membaca pemahaman di bagi menjadi empat yaitu
Membaca literal, Membaca Kritis, Membaca Kreatif, Membaca Cepat.
Membaca cepat merupakan teknik membaca dengan memindahkan
padangan mata secara cepat, kata demi kata, frase demi frase, atau baris demi
baris. Teknik membaca cepat bertujuan agar pembaca dapat memahami bacaan
dengan cepat. Cara membaca cepat yaitu Konsentrasi saat membaca,
Menghilangkan kebiasaan membaca dengan bersuara dan bibir bergerak, Perluas
10

Dr. Raghib As-Sirjani dan Amir Al-Madari, Spiritual Reading Hidup lebih Bermakna dengan
Membaca, (solo: aqwam, Cet ke-1 2007) hlm 15

6

jangkauan mata ketika membaca, Tidak mengulang-ulang bacaan. Objeknya
meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
Tingkat kecepatan yang seharusnya sudah dikuasai dalam per jenjang
sebagai berikut:
Tingkat SD : 200 kpm
Tingkat SMP : 200 – 250 kpm
Tingkat SMA : 250 – 350 kpm
Tingkat PT : 350 – 400 kpm
Jika harus disertai pemahaman isi bacaan minimal 70%, maka KM-nya
sebagai berikut:
Tingkat SD : 200 x 70% = 140 kpm
Tingkat SMP : 200 – 250 x 70% = 140 – 175 kpm
Tingkat SMA : 250 – 350 x 70% = 175 – 245 kpm
Tingkat PT : 350 – 400 x 70% = 245 – 280 kpm
Dari berbagai teknik membaca tadi yang harus sudah dikuasai oleh siswa
tingkatan SMP di kelas VII adalah membaca cepat 200 kata per menit. Namun
dengan demikian masih banyak siswa SMP yang membacanya masih dibawah
200 kpm. Melihat kenyataan ini mesti ada suatu tindakan, khususnya dari guru
bahasa Indonesia, umumnya oleh semua guru mata pelajaran untuk membimbing
anak agar kecepatan membaca siswa lebih meningkat. Bahkan kemampuan
membaca yang lebih optimal sampai dengan melebihi 200 kpm untuk kelas VII
tingkatan SMP bahkan jika bisa mencapai 1.500 kata per menit.
Setelah mencoba beberapa kali melihat kemampuan siswa/i pada kelas VII
di MTs Soebono Mantofani sejak Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT).
Peneliti mencoba mengkatagorikan kemampuan membaca cepat kelas VII di

7

SMPN 2 Cikarang Barat. Dengan jumlah data siswa/i kelas VII yang terdapat 422
siswa/i.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat
diidentifikasi permasalahan yang muncul sebagai berikut:
1. Kurangnya motivasi Siswa dalam membaca.
2. Kurangnya latihan yang diberikan kepada Siswa.
3. Terbatasnya media yang mempermudah latihan siswa membaca.
4. Kurangnya pemanfaatan dan sosialisasi rumah baca.

C. Pembatasan Masalah
Masalah yang akan dibahas benar-benar terpusat sehingga tidak terjadi
kesimpangsiuran dan kesalahpahaman dalam penerimaan maupun dalam
pembahasan. Masalah yang diteliti pada penelitian ini dibatasi pada Kecepatan
Membaca pada Kelas VII di SMPN 2 Cikarang Barat.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, rumusan masalah yang akan
diteliti pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kemampuan membaca cepat siswa kelas VII di SMPN 2
Cikarang Barat?
2. Bagaimana kategori kemampuan membaca cepat siswa kelas VII di
SMPN 2 Cikarang Barat?
3. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi kecepatan membaca siswa
kelas VII di SMPN 2 Cikarang Barat?
4. Bagaimana pengaruh pemahaman isi terhadap kemampuan membaca
cepat kelas VII di SMPN 2 Cikarang Barat dengan menguji hipotesis
menggunakan Korelasi Pearson?

8

E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui kemampuan membaca cepat siswa/i kelas VII di SMPN 2
Cikarang Barat.
2. Mengetahui kategori kemampuan membaca cepat siswa/i kelas VII di
SMPN 2 Cikarang Barat.
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan membaca
siswa/i di SMPN 2 Cikarang Barat.
4. mengetahui pengaruh pemahaman isi terhadap kemampuan membaca
cepat kelas VII di SMPN 2 Cikarang Barat dengan menguji hipotesis
menggunakan Korelasi pearson?

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dan memberikan manfaat
bagi penulis, pembaca, dan pihak yang bersangkutan terutama pada siswa dan
guru. Kegunaan praktis penelititan ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk menambah pengetahuan mengenai objek studi yang diteliti.
2. Untuk menambah kajian bagi pengembangan penelitian yang akan
datang dalam dunia pendidikan.
3. Bagi guru, dengan penelitian ini dapat memberikan umpan balik (feed
back) yaitu

sebagai

referensi

mengajar

dalam

meningkatkan

kemampuan siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia materi
pelajaran “Membaca Cepat”.
4. Bagi siswa, melalui metode pembelajaran yang mempengaruhi hasil
belajar

pada

mata

pelajaran

bahasa

Indonesia,

maka

akan

meningkatkan minat dan cara belajar sehingga hasil yang didapat akan
lebih optimal.

9

5. Untuk penelitian lebih lanjut, diharapkan dari penelitian ini dapat
mendorong penelitian selanjutnya yang sejenis dan lebih baik, karena
peneltitan ini dilaksanakan dalam lingkungan yang sempit.
Adapun kegunaan penelitian secara teoritis adalah diharapkan hasil
penelitian ini dapat dijadikan sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya, juga
sebagai bahan kajian dan pengembangan lebih lanjut dalam peneltian
kependidikan khususnya tentang penggunaan latihan dalam meningkatkan
kemampuan membaca cepat siswa.

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori
Untuk mengkaji penggunaan mengukur kemampuan membaca cepat bagi
siswa kelas VII di SMPN 2 Cikarang Barat Kabupaten Bekasi, digunakan teori
yang berkaitan dengan keterampilan membaca cepat dengan tes kemampuan
membaca yang dilakukan dalam upaya mengukur keterampilan membaca cepat
bagi siswa kelas VII SMPN 2 Cikarang Barat di Kabupaten Bekasi.
B. Membaca
Anderson dalam buku Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi
membaca ialah suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat,
melihat pikiran yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis.1
Henry Guntur Tarigan mengungkapkan dalam bukunya yang berjudul
Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, yaitu “Membaca adalah suatu
proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan,
yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa
tulis.”2
Menurut Harimurti Kridalaksana dalam bukunya Kamus Linguitik
Membaca adalah menggali informasi dari teks, baik yang berupa tulisan, gambar,
diagram maupun dari kombinasi itu semua.3
Bahwa membaca memang mencakup lebih dari sekedar mampu
menyuarakan bunyi yang diwakili oleh tanda-tanda yang kita gunakan untuk
1

Alek A S & H. Achmad H.P, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta:Kencana
Prenada Media Group, 2010) hlm 74
2
Henry Guntur Taringan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa,
2008), hlm.7
3
Harimurti Kridalaksana. Kamus Linguistik. (Jakarta: Pustaka Utama, 2008). hlm. 151

10

11

mencatat ucapan dan pemikiran. “Membaca juga menyangkut suatu rentang
keterampilan lainnya, termasuk keterampilan yang membuat kita menafsirkan
muatan makna kata-kata berdasarkan konteksnya, karena suatu kata bisa memiliki
lebih dari satu makna, dan mendapatkan secara sekilas makna yang dimaksudkan
dalam suatu kalimat tanpa harus membaca setiap kata yang tercantum.”4
Dari teori yang dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa membaca
adalah proses kegiatan suatu keterampilan berbahasa yang dilakukan oleh
seseorang dalam mendapatkan pesan ataupun informasi dari yang tersirat di dalam
yang tersurat melalui media kata-kata atau bahasa tulis, baik berupa tulisan,
gambar, diagram ataupun lambang yang ada di dalam teks.
Untuk memperoleh pemahaman bacaan, seseorang pembaca memerlukan
pengetahuan kebahasaan dan nonkebahasaan. Bahkan, keluasan latar belakang
pengetahuan dan pengalaman pembaca sangat berguna sebagai bekal untuk
mencapai keberhasilan membaca. Sebab pembaca harus mengenali konsep, dan
kosakata dan latar yang terdapat dalam bacaan. Model membaca sebagai proses
memperoleh pemahaman ada tiga, bawah ke atas (bottom up), atas ke bawah (top
down), dan interaktif (interactive). Proses pemahaman bottom up dilakukan
dengan pemahaman kata, frasa, kalimat, paragraf, dan wacana. Proses pemahaman
top down dilakukan pemahaman wacana secara utuh yang bersifat prediktif
kemudian ditelaah makna paragraf, kalimat, frasa, dan kata. Sementara itu proses
pemahaman interactive merupakan campuran kedua proses tersebut.5
Dari uraian secara singkat tentang proses membaca tersebut dapat
disimpulkan bahwa kegiatan membaca terkait dengan pengenalan huruf, bunyi,
dari huruf, makna atau maksud, dan pemahaman terhadap makna atau maksud
berdasarkan konteks wacana.

4

Gavin J. fairbairn dan susan A. Fairbairn, Reading at University a Guide For Student, (Jakarta:
Indeks 2005) hlm 6
5
Kundharu Saddhono, St. Y. Slamet, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia,
(Bandung: karya putra darwati. Cet ke-1. 2012) hlm 68

12

Membaca sebagai hasil, berupa dicapainya komunikasi pikiran dan
perasaan penulis dengan pembaca. Komunikasi itu terjadi karena terdapat
kesamaan pengetahuan antara pembaca dan penulis. Komunikasi itu terjadi
bergantung pada pemahaman yang dirasakanya melalui semua proses membaca.
Oleh karenanya, membaca sering disebut proses konstruktif (menyusun gagasan
atau maksud penulis). Dengan perkataan lain bahwa membaca sebagai hasil
berupa tercapaianya komuniikasi pikiran dan perasaan pembaca dengan penulis,
yang di peroleh pembaca melalui proses membaca. Komunikasi yang terjadi
karena terdapat kesesuaian pengetahuan dan asumsi antara pembaca dan penulis.
Pengetahuan dan pengalaman pembaca, baik berupa kebahasan maupun
nonkebahasaan menentukan keberhasilan kegiatan membaca. Sebab, pada
hakikatnya penulis pun mengungkapkan gagasanya menggunakan alur berpikir
tertentu dan kaidah bahasa yang berlaku.
C. Tujuan Membaca
Setelah memahami pengertian membaca tersebut, kita perlu memahami
lebih dalam mengenai apa tujuan dan maksud seseorang dalam membaca sebuah
teks. Berikut ini beberapa tujuan membaca yang dikemukakan oleh Anderson
dalam buku Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi antara lain: pertama,
Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan yang telah dilakukan
oleh sang tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh
perincian atau fakta. Kedua, Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu
merupakan topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa
yang diepelajari atau yang dialami sang tokoh, dan merangkumkan hal-hal yang
dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai tujuannya. Ketiga, Membaca untuk
menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang
terjadi mula pertama, kedua, dan ketiga untuk mengetahui urutan atau susunan
organisasi cerita. Keempat, Membaca untuk menemukan serta mengetahui
mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak
diperlihatkan oleh sang pengarang kepada para pembaca, dan kualitas-kualitas
para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal. Ini disebut membaca untuk

13

menyimpulkan, membaca inferensi. Kelima, Membaca untuk menemukan serta
mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar mengenai seorang tokoh, apa
yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar. Ini disebut
membaca untuk mengklasifikasikan. Keenam, Membaca untuk menemukan
apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita
ingin berbuat seperti apa yang diperbuat oleh sang tokoh, atau bekerja seperti cara
sang tokoh bekerja dalam cerita itu. Ini disebut membaca menilai, membaca
mengevaluasi. Ketujuh, Membaca untuk menemukan bagaimana caranya sang
tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal,
bagaimna dua cerita mempunyai persamaan, dan bagaimana sang tokoh
menyerupai pembaca. Ini disebut membaca untuk membandingkan atau
mempertentangkan.6
Secara umum tujuan membaca dilingkupi oleh empat tujuan berbahasa
berikut. Pertama, tujuan penalaran, menyangkut kesanggupan berpikir dan
pengungkapan nilai serta sikap sosial budaya. Pendeknya identitas dan
kepribadian seseorang. Kedua, tujuan instrumental, menyangkut penggunaan
bahasa yang dipelajari itu untuk tujuan material dan konkret. Umpamanya, supaya
tahu memakai alat-alat, memperbaiki kerusakan mesin, memperlajari suatu ilmu,
dan melakukan korespondesi komersial. Ketiga, tujuan integratif, menyangkut
keinginan seseorang menjadi anggota suatu masyarakat yang menggunakan
bahasa itu sebagai bahasa pergaulan sehari-hari dengan cara menguasai bahasa itu
seperti seorang penutur asli, atau paling sedikit membuat orangnya tidak akan
dianggap asing lagi oleh penutur-penutur bahasa atau dialek itu. Keempat, tujuan
kebudayaan terdapat pada orang yang secara ilmiah ingin mengetahui atau
memperdalam pengetahuannya tentang suatu kebudayaan atau masyarakat. Ini
didasarkan atau asumsi bahwa bahasa adalah suatu inventaris dari unsur-unsur

6

Alek A $ & H. Achmad H.P, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2010) hlm 75-76

14

suatu kebudayaan atau mastarakat bahasa. Untuk memenuhi semua tujuan tersebut
salah satu cara efektif yang dapat ditempuh adalah dengan membaca.7
Dengan teori yang dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa ketika
seseorang melakukan aktivitas membaca sudah pasti seseorang tersebut
mempunyai tujuan. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan membaca informasi
yang terkandung dalam teks. Dengan tujuan tersebut seseorang bisa mencapai apa
yang diharapkan ataupun yang diinginkan dalam kegiatan tersebut baik nanti
berguna bagi dirinya sendiri ataupun orang lain.
D. Manfaat membaca
Dalam buku Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia (teori dan
aplikasi) manfaat membaca antara lain:
1. Memperoleh banyak pengalaman hidup
2. Memperoleh pengetahuan umum dan berbagai informasi tertentu yang
sangat berguna bagi kehidupan
3. Mengetahui berbagai peristiwa besar dalam peradaban dan kebudayaan
suatu bangsa
4. Dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
mutakhir di dunia
5. Dapat mengayakan batin, memperluas cakrawala pandang dan piker,
meningkatkan taraf hidup dan budaya keluarga, masyarakat, nusa dan
bangsa
6. Dapat memecahkan berbagai masalah kehidupan, dapat mengantarkan
seseorang menjadi cerdik dan pandai
7. Dapat memperkaya perbendaharaan kata, ungkapan, istilah, dan lainlain yang sangat menunjang keterampilan menyimak, berbicara, dan
menulis

7

Budinuryanta, Kasuriyanta, Imam Koermen, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta:
Universitas Terbuka. 2008) hlm 11.2

15

8. Mempertinggi

potensialitas setiap pribadi

eksistensi dan lain-lain.

dan mempermantap

8

Dari teori yang dijelaskan diatas tentu saja manfaat membaca sangat
penting bagi siswa/i di sekolah. Bagi siswa/i yang mengalami proses belajar tentu
banyak membaca banyak mendapatkan informasi baik dari buku pelajaran atau
pun buku-buku yang lain. Dengan membaca, Semuanya akan kita ketahui dan kita
temukan jawabanya.
E. Cara Menumbuhkan Minat Baca
Dr. Raghib As-Sirjani bersama Amir Al-Madari dalam bukunya Spiritual
Reading Hidup Lebih Bermakna dengan Membaca
Menumbuhkan Minat Baca:

menuliskan 10 cara

9

1. Apa Tujuan Membaca?
Inilah cara pertama dan terpenting yang bisa membantu Anda
supaya membaca, menghadirkan niat, dan menentukan tujuan. Dengan
selalu memperhatikan cara ini, anda akan memperoleh beberapa
perkara yang sangat penting.
Di antaranya, setiap kali membaca ilmu yang bermanfaat, anda
akan memperoleh pahala. Setiap huruf yang Anda baca akan menjadi
kebaikan untuk Anda dan ilmi yang Anda baca dengan niat yang lurus
akan terpatri dalam pikiran anda secara baik. Selain itu, anda akan
merasakan kebahagian yang hakiki dari apa yang Anda baca.
2. Menyusun Perencanaan dalam Membaca
Menyusun sebuah perencanaan yang baik perlu melihat
fasilitas yang ada. Tentunya disesuaikan dengan kemampuan Anda,
8

Kundharu Saddhono, St. Y. Slamet, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia,
(Bandung: karya putra darwati. Cet ke-1 2012) hlm 66
9
Dr. Raghib As-Sirjani dan Amir Al-Madari, Spiritual Reading Hidup lebih Bermakna dengan
Membaca, (solo: aqwam. Cet ke-1. 2007) hlm 29-42

16

yakni berupa waktu yang tepat, buku yang sesuai, dan kapasitas untuk
menguasainya.
3. Mengatur Waktu
Pilihlah waktu yang tepat tatkala pikirian Anda sedang
semangat dan saat Anda begitu mood. Dengan demikian, anda bisa
berkonsentrasi dalam membaca dan selesai dengan hasil yang
memuaskan. Biasakan jangan menunggu sampai malam untuk
membaca, tetapi tentukan waktu yang jelas untuk membaca.
4. Mulailah Setahap demi Setahap
Ketika sebagian orang membaca lembaran tentang urgensi
membaca, maka semangatnya akan menggelora, meningkat hikmahnya,
dan akan buru-buru membeli setumpuk buku. Ia akan bersegera
membacannya dan meluangkan waktu yang sangat banyak untuk itu.
Bahkan keberadaannya akan lebih menyita waktu kerja yang
penting dalam hidupnya untuk membaca. Kepada orang seperti ini kita
katakan, “hendaknya Anda perlahan-perlahan atau berangsur-angsur.”
Sesungguhnya agama ini sangat keras, maka laksanakanlah dengan
penuh kelembutan, khususnya lagi jika Anda belum terbiasa membaca.
Jika tidak, Anda akan cepat bosan atau bahkan berhenti dari
membaca. Jadilah seperti pelari meraton, yang berlari untuk jangka
panjang. Mulailah dengan tenang dan perlahan-lahan, kemudian
selangkah demi selangkah mulai dipercepat.
5. Totalitas dalam Membaca
Jika Anda membaca buku apa saja, bacalah dengan penuh
kesungguhan.

17

6. Teratur dalam Mengikat Makna
Setelah Anda membaca, berusahalah agar selalu teratur
mencatat berbagai ilmu dalam buku khusus.
7. Buatlah Perpustakaan di Rumah
Membuat perpustakaan yang dapat menampung berbagai
macam buku di rumah Anda. Kategorikan proyek ini dalam daftar
proyek-proyek yang paling penting dalam hidup Anda. Dengan
demikian, jika Anda membutuhkan sebuah buku dalam masalah
tertentu, anda akan mendapatkannya. Kadang-kadang, jika Anda
merasa bosan dengan membaca satu buku, Anda akan mendapatkan
buku yang lain dengan mudah.
8. Sampaikan Apa yang Anda Baca
Dalam hal ini, faedahnya banyak sekali dan sangat besar
manfaatnya. Di antaranya ialah agar ilmu itu terpatri dalam otak Anda
dan orang lain pun bisa mengambil manfaatnya.
9. Bantu Sahabat Anda dalam Membaca
Masing-masing orang membaca buku yang temanya berlainan.
Lalu, adakanlah pertemuan sepekan sekali, dua kali, atau dua pekan
sekali sesuai situasi dan kondisi.
10. Carilah Ilmu dari Ulama
Menimba ilmu dari ulama, ahli, dan orang-orang yang memiliki
pengalaman. Sehingga dalam hal ini, kita mulai ketika orang lain
sudah selesai.
Bertanyalah kepada seorang ahli, “apa yang Anda baca? Dari
buku apa Anda memulai? Buku mana yang lebih bagus dalam masalah
ini? Jika Anda telah membaca permasalahan tertentu, lalu judul apa

18

yang

Anda

baca?”

demikian

seterusnya.

Kebanyakan

orang

menghabiskan waktu untuk membaca sesuatu yang tak berguna, atau
membaca buku yang sulit. Padahal, di sana ada buku yang lebih mudah
atau buku yang ringan.
F. Membaca Intensif dan Ekstensif
Tarigan mengatakan bahwa, pemahaman bacaan ialah membaca dalam
hati yang dibaginya atas dua bagian. Pertama, membaca ekstensif, yakni suatu
kegiatan pemahaman bacaan yang tingkat pemahamannya bertaraf relatif rendah.
Kedua, membaca intensif, yakni suatu kegiatan membaca dengan teliti dan
terperinci yang dilaksanakan dalam kelas terhadap suatu tugas pendek kira-kira
dua hingga empat halaman.
Broughton mengatakan bahwa, membaca ekstensif meliputi tiga bagian:
1. Membaca survei yakni suatu kegiatan pemahaman bacaan untuk meneliti
telebih dahulu apa-apa yang akan ditelaah. Dalam menyurvei hal-hal
tersebut di atas, kecepatan dan ketepatan sangat penting karena turut
menentukan apakah pembaca berhasil atau tidak. Begitu juga halnya
dengan latar belakang pandangan dan ilmu pengetahuan seseorang turut
menentukan tepat atau tidaknya, lambat atau cepatnya dalam menyurvei
bahan bacaan.
2. Membaca sekilas yakni suatu kegiatan membaca yang lebih mengaktifkan
mata, memerhatikan bahan tertulis untuk mencari, serta mendapatkan
informasi dan penerangan. Dalam membaca sekilas, pembaca harus
mengetahui cara dan kapan melakukannya sehingga tidak memenuhi
kesulitan dalam mengikuti serta menyelesaikan bahacan yang diinginkan.
3. Membaca dangkal yakni suatu kegiatan pemahaman becaan yang
bertujuan memperoleh pemahaman dangkal, bersifat luaran, dan tidak
mendalam dari suatu bacaan. Kegiatan membaca seperti ini biasanya
dilakukan demi kesenangan, membaca bacaan ringan yang dilakukan

19

untuk mendatangkan kebahagian di waktu senggang misalnya membaca
cerita pendek, dan novel ringan.
Tarigan membagi kegiatan membaca intensif atas dua bagian, pertama
membaca telaah isi, yakni kegiatan pemahaman yang dilakukan setelah
menemukan bahan bacaan yang menarik pada pembaca sekilas, sehingga
mendorong kita untuk mengetahui lebih mendalam, membaca telaah isi menuntut
adanya ketelitian, pemahaman, kekritisan berpikir, serta keterampilan menangkap
ide-ide yang tersirat dalam bacaan. Kedua, membaca telaah bahasa, yakni suatu
kegiatan membaca yang menuntut adanya pemahman yang mendalam terhadap
bahasa yang membangun bacaan. Pada hakikatnya, bacaan terdiri dari isi dan
bahasa, keduanya merupakan dwitunggal tangutuh, isi dianggap sebagai yang
bersifat rohanian dan bahasa yang dianngap yang bersifat jasmaniah, keserasian
keduanya dapat mencerminkan keindahan dan kemanunggalan bahaan bacaan.10
Dari teori yang dijelaskan bahwa dapat disimpulkan membaca terbagi
menjadi dua yaitu ekstensif dan intensif, membaca ekstensif terbagi menjadi tiga
bagian membaca survei, membaca sekilas, dan membaca dangkal. Sedangkan,
membaca intensif terbagi menjadi dua bagian membaca telaah isi dan membaca
telaah bahasa. Membaca ekstensif dikatakan lebih rendah tentang pemahaman
bacaan ketimbang membaca intensif. Akan tetapi, membaca ekstensif jauh lebih
menggunakan kecepatan membaca. Sedangkan membaca intensif jauh lebih
terperinci untuk lebih detail agar lebih dapat menyerap informasi dan ketepatan
dalam mendapatkan hal yang tersirat di dalam teks tetapi kecepatan membaca
intensif lebih lemah dibandingkan membaca ekstensif karna faktor tentang
ketelitian dalam membaca teks.

10

Alek A $ & H. Achmad H.P, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group. 2010) hlm 89-90

20

G. Membaca Cepat
Sejak anak duduk di bangku Taman Kanak-kanak, guru sudah mulai
mengarahkan anak untuk dapat membaca. Maka, terjadilah proses membaca
permulaan. Anak diajak mengenal lambang-lambang tulis huruf demi huruf,
fonem demi fonem. Dengan pengenalan tersebut anak-anak akhirnya dapat
mengucapkan bunyi / a / sampai dengan / z /. Lebih jauh lebih berkembang,
mereka dapat mengenali dan mengucapkan bunyi- bunyi kata bahkan kalimat.
Pada keadaan itu anda sering berkata “anak taman kanak-kanak itu sudah dapat
membaca”. Apakah mereka itu sudah dapat dikatakan memiliki daya baca?
Jawabanya tidak. Daya baca bukan terarah pada mereka yang berada pada
taraf membaca permulaan. Daya baca ada pula tatanan membaca senyap atau
membaca lanjut. Daya baca merupakan perpaduan dua unsur kekuatan. Kekuatan
ini sangat menentukan kualitas baca seseorang. Sebagai contoh, tiga orang siswa
diberi wacana yang sama. Siswa membacanya dalam waktu yang serentak.
Setelah waktu berselang, tiga siswa menyelesaikan membaca dalam waktu yang
berbeda. Siswa pertama membaca dalam waktu 30 detik, siswa kedua 40 detik,
siswa ketiga 1 menit. Kemudian, guru menanyai mereka satu persatu mengenai isi
wacana. Siswa pertama dan ketiga itu dapat menjelaskan isi wacana dengan baik,
sedangkan siswa kedua hanya mampu menjelaskan sebagian isi wacana.
Dari kasus atau contoh di atas, dapatlah anda menentukan siswa mana
yang paling tinggi daya bacanya. Ya bagus, tentu saja siswa pertama. Mengapa
demikian? Sekalipun dapat menjelaskan isi bacaan sama dengan siswa ketiga,
siswa pertama mempunyai kelebihan, yaitu dalam hal waktu. Dia membaca lebih
cepat daripada siswa ketiga.
Dari gambaran tadi, dapatlah dijelaskan bahwa di dalam istilah daya baca
terkandung unsur “waktu” dan “pemahaman” unsur pertama berhubungan dengan
kecepatan mata menangkap lambang-lambang visual, dalam hal ini tulisan. Unsur
kedua berhubungan dengan ketepatan otak menangkap makna bacaan. Maka,
terjadilah dua perselisihan, yakni lama membaca dan pemahaman bacaan. Lebih

21

cepat anda membaca dan lebih tepat anda memhami makna atau isi bacaan lebih
tinggilah daya baca yang anda miliki. Jadi, dapatlah dikatakan bahwa daya baca
merupakan perpaduan yang harmonis dalam diri individu berupa kekuatan atau
kemampuan menangkap lambang visual dan memahami makna bacaan secara
optimal.
Istilah membaca cepat merupakan terjemahan dari speed reading, istilah
ini berkembang di Indonesia sejak tahun 80-an, padahal di negara maju istilah ini
sudah berkembang jauh sebelum negara Indonesia mengenalnya. Lewis
berpendapat bahwa seseorang menjadi pembaca yang tidak baik disebabkan tiga
hal:
1. Kebiasaan yang jelek
2. Persepsi yang salah tentang membaca
3. Tidak agresif terhadap makna
Kebiasaan jelek yang masih dijumpai dalam membaca banyak ragamnya
antara lain: mengucapkan secara nyaring kata-kata yang dibaca. Kebiasaan ini
merupakan perpanjangan dari membaca permulaan yang dilakukan masa kecil.
Dapat anda bayangkan, betapa kebiasaan ini akan menghambat kecepatan
membaca anda. Kebiasaan lainnya adalah terjadi “regresi” selama membaca.
Artinya, terjadi pengulangan terhadap bagian yang sudah dibaca. Kebiasaan yang
paling berbahaya adalah kebiasaan membaca kata demi kata. Sementara orang ada
yang berpendapat bahwa membaca bagi dirinya hanya diperlukan saat
menghadapi tugas atau ujian. Pengalihan pandangan ini dengan persepsi baru
mutlak dilakukan. Seharusnya membaca menjadi kebutuhan hidup sehari-hari.
Bukankah setiap calon cendikiawan abad modern dituntut membaca 850.000 kata
per minggu, seperti yang ditemukakan Baldridge(1979). Penyebab ketiga seorang
menjadi pembaca yang tidak baik adalah tidak agresif terhadap makna. Terhadap

22

hal ini ada cara yang dapat dilakukan untuk memperbaikinya. Salah satu caranya
adalah membaca frase.11
H. Kiat Membaca Cepat
Dr. Raghib As-Sirjani bersama Amir Al-Madari dalam bukunya Spiritual
Reading Hidup Lebih Bermakna dengan Membaca menulis