KONSEP KHILAFAH HIZBUT TAHRIR INDONESIA DALAM PERSPEKTIF FIQH SIYASAH DAN RELEVANSINYA DENGAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA (NKRI) - Raden Intan Repository

KONSEP KHILAFAH HIZBUT TAHRIR INDONESIA DALAM PERSPEKTIF FIQH SIYASAH DAN RELEVANSINYA DENGAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA (NKRI)

  Skripsi Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi Syarat-syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Hukum ( S.H )

  Oleh MUHAMAD ARIF KHUDORI NPM : 1321020168 FAKULTAS SYARI’AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1439 H/ 2018 M

KONSEP KHILAFAH HIZBUT TAHRIR INDONESIA DALAM PERSPEKTIF FIQH SIYASAH DAN RELEVANSINYA DENGAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA (NKRI)

  Skripsi Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi Syarat-syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Hukum ( S.H )

  Oleh MUHAMAD ARIF KHUDORI NPM : 1321020168 Jurusan : Siyasah

  Pembimbing I : Dr. H. Muhammad Zaki, S.Ag., M.Ag Pembimbing II : Dr. Jayusman, M. Ag

  FAKULTAS SYARI’AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1439 H/ 2018 M

  

ABSTRAK

  Hizbut Tahrir adalah suatu organisasi politik Islam ideologis berskala internasional yang aktif dalam menegakkan khilafah. Khilafah merupakan sebuah kekuasaan yang menerapkan hukum syari’ah Islam secara kaffah (menyeluruh), dan penegakan khilafah merupakan suatu kewajiban yang harus dilaskanakan.

  Hizbut Tahrir Indonesia adalah organisasi dakwah masyarakat yang menyerukan

  

khilafah . Hizbut Tahrir masuk ke Indonesia pada tahun 1983 yang di bawa oleh

  Abdurrahman al-Baghdadi. Meskipun Hizbut Tahrir Indonesia dirancang sebagai organisasi politik, namun ia tidak mendaftarkan diri secara formal sebagai parpol yang ikut dalam pemilu. Pengertian khilafah adalah seseorang yang menggantikan orang lain sebagai penggantinya. Dalam pelaksanaannya khalifah yang memiliki fungsi dalam memelihara agama Islam dan melaksanakan hukum-hukumnya serta menjalankan politik ketatanegaraan dalam batasan- batasan syari’at Islam. Indonesia adalah Negara hukum Pancasila, seperti yang dijelaskan dalam pasal 1 angka 3 Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan secara tegas bahwa Negara Republik Indonesia adalah negara hukum. Dan Pancasila yang merupakan dasar negara dan sumber hukum Negara Indonesia.

  Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana konsep khilafah Hizbut Tahrir dalam perspektif Fiqh Siyasah dan bagaimana relevansi khilafah Hizbut Tahrir Indonesia dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

  Penelitian ini merupakan penelitian pustaka (library research) dengan pendekatan yuridis normatif yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka. Kemudian data yang terkumpul diolah melalui proses editing, dan sistemisasi data sehingga menjadi bentuk karya ilmiah yang baik. Sedangkan analisis data dengan menggunakan metode analisis komparatif.

  Kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu, konsep khilafah dalam Fiqh Siyasah berbeda dengan sistem pemerintahan yang ada sekarang ini maupun dengan sistem khilafah Khulafa ar-Rasyidin. Sistem khilafah Hizbut Tahrir seorang khalifah diangkat dengan cara dibaiat oleh umat dan dari kalangan manapun asal memenuhi syarat menjadi khalifah, dan kedaulatan di tangan Allah melalui kitabnya Al-

  Qur’an, Negara yang berbentuk kesatuan, dan menggunakan sistem desentralisasi dalam wilayah khilafah. Dalam fiqh siyasah sistem khilafah berbentuk khilafah berdasarkan khilafah syura dan khilafah monarki. Relevansinya sistem di Indonesia sulit untuk diterapkan karena beberapa faktor, yaitu: dalam agama Islam sendiri sistem khilafah bukanlah sistem pemerintahan yang baku, dan agama lain pun tidak menyetujui jika Indonesia di jadikan negara khilafah. Pancasila adalah ideologi bangsa Indonesia yang dapat menyatukan bangsa dengan berbagai macam perbedaan-perbedaan seperti suku, agama, bahasa, budaya, dan lainnya.

  

MOTO

          

          

              

  

  Artinya: Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan aku. dan Barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka

  1 mereka Itulah orang-orang yang fasik. (Q.S An-Nur :55).

1 Departemen Agama RI Al- Qur‟an dan Terjemah 30 Juz, h.357.

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini saya persembahkan untuk : 1.

  Ibunda Asminah dan Ayahanda Muhadi sebagai Ibu dan bapakku tercinta yang selama ini sudah mendidik, membimbing dan mendo’akanku disetiap langkah dan mengajarkanku dari sedari kecil hingga beranjak dewasa saat ini, untuk selalu menjadi orang yang bisa bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.

  2. Kakak dan Adikku yang bernama Ahmad Fauzan & Ningrum Hidayah, Imron Rosadi, dan Muhammad Miftahul Fatoni.

  3. Best Friends yang selalu menemaniku dalam pengagarapan skripsi yang bernama Amanda Rahmat Hidayat, Dea Fanny Utari, dan Bekti Retno Setyo Arti yang selalu memberi semangat dan tidak lelah mengarahkanku dalam segala hal dan dalam pembuatan skripsi ini hingga selesai

  4. Almamaterku UIN Raden Intan Lampung

  

RIWAYAT HIDUP

Muhammad Arif Khudori, lahir pada tanggal 4 Februari 1995 di Poncowarno,

  Kecamatan Kalirejo, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung. Anak ketiga dari empat bersaudara, merupakan buah cinta kasih dari pasangan Bapak Muhadi dan Ibu Asminah. Adapun riwayat pendidikan adalah sebagai berikut: 1.

  TK Aisiyah Bustanul Atfal Poncowarno (Kecamatan Kalirejo, Lampung Tengah) lulus tahun 2000 2. SDN 01 Marga Jaya (Kecamatan Selagai Lingga, Lampung Tengah) lulus tahun 2006

  3. Mts Nurul Ulum Payung Rejo (Kecamatan Pubian, Lampung Tengah) lulus tahun 2009

4. MAN 2 Metro (Kecamatan Metro Timur, Kota Metro) lulus tahun 2012 5.

  Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung program Strata Satu (S1) Fakultas Syari’ah Jurusan dari tahun 2013 hingga saat ini.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur Alhamdulillah yang tidak terkira dipanjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya berupa ilmu pengetahuan, kesehatan, dan petunjuk dalam berjuang menempuh ilmu. Berkat kemulian-Nya, penulis akhirnya mampu menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul

  “Konsep Khilafah Hizbut Tahrir Indonesia Dalam Perspektif Fiqh Siyasah Dan Relevansinya Dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

  ”. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada suritauladan kita, Nabi Muhammad S.A.W. Berkat perjuangan, pengorbanan dan keberaniannya kita dapat bernafas dalam atsmofer Islam yang penuh kedamaian.

  Skripsi ini ditulis sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi pada program Strata satu (S1) jurusan Hukum Tata Negara (Siyasah) UIN Raden Intan Bandar Lampung guna memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H). Skripsi ini tidak akan selesai tepat waktu apabila tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan kontribusi dan perannya baik secara langsung maupun secara tidak langsung Karena itu penulis sampaikan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada: 1.

  Bapak Dr. Alamsyah, S.Ag., M.Ag, selaku Dekan Fakultas syari’ah UIN Raden Intan Lampung yang selalu tanggap kesulitan mahasiswa 2. Drs. Susiadi AS., M.Sos.I. selaku Kajur Fakultas Syari’ah UIN Raden Intan Lampung.

3. Drs. Henry Iwansyah., M.A. selaku Penguji 1 4.

  Dr. H. Muhammad Zaki, M.Ag. selaku Pembimbing Akademik I

  5. Agustina Nurhayati., S.Ag., M.H selaku Ketua Sidang 6.

  Dr. Jayusman, M.Ag selaku Pembimbing Akademi II 7. Bapak dan ibu dosen civitas akademika Fakultas Syari’ah UIN Raden Intan Bandar Lampung.

  8. Bapak dan ibu staf karyawan perpustakaan Fakultas Syari’ah, perpustakaan pusat UIN Raden Intan Lampung dan perpustakaan Daerah Bandar Lampung.

  9. Untuk bapak, ibuk, Kakak dan adik, terimakasih atas dukungan dan doanya selama ini serta bantuan yang tak terkira baik yang bersifat materi maupun non materi.

  10. Untuk sahabat-sahabat terbaikku Siyasah B angkatan 2013 Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, hal itu tidak lain karena keterbatasan kemampuan, pengetahuan, waktu dan dana yang dimiliki. Akhirnya niat tulus dan ikhlas dan kerendahan hati semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca atau penelitian berikutnya untuk perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu siyasah.

  Bandar Lampung, 04 Oktober 2017 Penulis

  Muhamad Arif Khudori NPM.1321020168

  

DAFTAR ISI

Cover ........................................................................................................ i Abstrak ..................................................................................................... ii Lembar Persetujuan ................................................................................. iii Lembar Pengesahan ................................................................................. iv Moto ......................................................................................................... v Persembahan ............................................................................................ vi Riwayat Hidup ......................................................................................... vii Kata Pengantar ......................................................................................... viii Daftar Isi ................................................................................................... x

  BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. Penegasan Judul ................................................................................... 1 B. Alasan Memilih Judul .......................................................................... 2 C. Latar Belakang ..................................................................................... 3 D. Rumusan Masalah ................................................................................ 12 E. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian......................................................... 12 F. Metode Penelitian................................................................................. 13 BAB II SISTEM PEMERINTAHAN DALAM ISLAM DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA ........................................................... 17 A. Pengertian Sistem Pemerintahan Dalam Islam .................................... 17 B. Sejarah Sistem Pemerintahan Dalam Islam ......................................... 19 C. Sistem PemerintahanIslam Dalam Fiqh Siyasah ................................. 38 D. Prinsip-Prinsip Dalam Sistem Pemerintahan Dalam Islam .................. 46 E. Bentuk Negara Dalam Sistem Pemerintahan Dalam Islam.................. 52 F. Negara-Negara Islam ........................................................................... 56 G. Sistem Pemerintahan Dan Bentuk Negara Di Indonesia...................... 59 BAB III KHILAFAH DALAM HIZBUT TAHRIR .................................. 68 A. Sejarah Hizbut Tahrir ........................................................................... 68 B. Istilah Hizbut Tahrir ............................................................................. 71 C. Konsep Khilafah menurut Hizbut Tahrir ............................................. 75 D. Struktur Pemerintahan KhilafahVersi Hizbut Tahrir ........................... 78 E. Metode Pengangkatan Khalifah Versi Hizbut Tahrir........................... 82

  BAB IV ANALIS ............................................................................................ 89 A. Konsep khilafah Hizbut Tahrir dalam Persepektif Fiqh Siyasah ......... 89 B. Relevansi Khilfah dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia ......... 94 BAB V PENUTUP .......................................................................................... 99 A. Kesimpulan .......................................................................................... 99 B. Saran ..................................................................................................... 100

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 101

BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Judul merupakan suatu ide yang mendasari suatu pembahasan dalam sebuah karya ilmiah. Judul merupakan kepala dalam suatu karya ilmiah. Dalam hal ini agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam mengartikan judul,

  maka penulis akan memberikan pengertian dari beberapa istilah yang terkandung dalam skripsi ini.

  Judul skripsi ini adalah “Konsep Khilafah Hizbut Tahrir Dalam Perspektif Fiqh Siyasah Dan Relevansinya Dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

  ”. Adapun istilah-istilah yang perlu dijelaskan sebagai berikut:

  1. Konsep adalah ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa

  2 konkret.

  2. Khilafah adalah sebuah kekuasaan yang menerapkan syari’ah Islam

  3 secara kaffah (menyeluruh).

  3. Hizbut Tahrir adalah sebuah organisasi dakwah dalam masyarakat yang menyerukan khilafah.

  4. Perspektif adalah suatu pandangan atau gambaran dari pendapat atau

  4 2 aturan, untuk melihat dan menilai suatu objek yang diteliti.

  Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka, Jakarta, 1990), h. 788 3 Hizbut Tahrir, Manifesto Hizbut Tahrir Untuk Indonesia, (Jakarta : Hizbut Tahrir, 2009)h.14.

  5. Fiqh Siyasah adalah salah satu aspek hukum Islam yang membicarakan pengaturan dan pengurusan kehidupan manusia dalam

  5 bernegara demi mencapai kemaslahatan bagi manusia itu sendiri.

  6 6.

  Relevansi adalah kait-mengait, bersangkut-paut, berhubungan.

  Berdasarkan beberapa penjelasan diatas, dapat ditegaskan kembali bahwa yang dimaksud dalam judul ini adalah menjelaskan sebuah konsep sistem khilafah sebagai salah satu bentuk sistem pemerintahan dibawa oleh Hizbut Tahrir Indonesia dan menganalisis dengan kajian-kajian dalam

  Fiqh Siyasah dan relevansinya sistem khilafah diterapkan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

B. Alasan Memilih Judul

  Yang menjadikan alasan kenapa penulis memilih judul diatas adalah sebagai berikut:

  1. Alasan Obyektif: Indonesia sebagai Negara yang penduduknya mayoritas beragama muslim, namun sistem pemerintahannya mengakomodasi sistem demokrasi dengan bentuk Negara republik.Diantara kaum muslim di Indonesiaterdapat komunitas yang dikenal dengan Hizbut Tahrir yang ingin menerapkan sistem pemerintahan dalam bentuk 4

khilafah karena itulah yang akan dibahas dalam penelitian ini.

  Agus Sulityo dan Adi Mulyadi, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surakarta, Cv. Surakarta, 2008), h. 273 5 Muhammad Iqbal. Fiqh Siyasah Kontekstualitasasi Doktrin Politik Islam.(Jakarta: Pranammmmedia, 2014). h.4. 6 Agus Sulityo dan Adi Mulyadi. Op. Cit, h. 1159

2. Alasan Subyektif:

  Judul skripsi ini pembahasannya sesuai dengan disiplin ilmu yang penulis teliti dan belum pernah dibahas oleh mahasiswa di lingkungan Fakultas Syari’ah UIN Raden Intan Lampung.

C. Latar Belakang Masalah

  Hizbut Tahrir (HT) merupakan organisasi politik Islam ideologis berskala internasional yang aktif memperjuangkan agar umat Islam kembali kepada kehidupan Islam melalui tegaknya Khilafah Islamiyah. Hizbut Tahrir di dirikan pada tahun 1953 di al-Quds, Jerussalem, oleh Syeikh Taqiyuddin an-Nabhani (1909-1979).Hizbut Tahrir melakukan memperluas jaringannya ke wilayah lain dan dimulai membuka cabang di Libanon pada tanggal 19 Oktober 1959.

  Hizbut Tahrir bertujuan untuk membawa umat Islam kembali pada kehidupan Islam di dalam Darul Islam, yakni Negara dan masyarakat Islam. Penegakkan Khilafah bagi Hizbut Tahrir merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan, jika tidak melaksanakan merupan suatu dosa besar.

  Sampai masuknya Hizbut Tahrir ke Indonesia pada tahun 1983 yang dibawa oleh Abdurrahman al-Baghdadi yang merupakan anggota Hizbut Tahrir dari Yordania. Sejak diselenggarakannya Konferensi Internasional di Istora Senayan yang dihadiri oleh tokoh-tokoh Hizbut Tahrir Internasional maupun Nasional, serta dihadiri oleh tokoh-tokoh organisasi lain, Hizbut Tahrir resmi melakukan aktivitasnya di Indonesia secara terbuka sejak tahun 2000. Hizbut Tahrir dalam konteks Indonesia kemudian dikenal dengan nama Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Meskipun Hizbut Tahrir dirancang sebagai organisasi politik, namun ia tidak mendaftarkan diri secara formal sebagai parpol yang ikut dalam pemilu.

  Hizbut Tahrir menjelaskan bahwa khilafah adalah sebuah kekuasaan

  7 Khilafah yang menerapkan syari’ah Islam secara kaffah (menyeluruh).

  sebuah sistem politik Islam, Perbedaannya dengan sistem pemerintahan lain adalah bahwa kedaulatan, yakni dalam menetapkan hukum, yang menentukan benar dan salah, halal d an haramnya, ada ditangan syari’ah bukan ditangan manusia. Kepala Negara dalam khilafah disebut dengan khalifah yaitu orang yang mewakili umat dalam menjalankan

  8

  pemerintahan, kekuasaan dan penerapan hukum- hukum syari’ah.

  Metode Khilafah merupakan metode yang dibawa oleh Hizbut Tahrir dalam menegakkan Negara Khilafah, Hizbut Tahrir adalah sebuah partai

  9

  politik berideologi Islam. Partai ini di dirikan untuk memenuhi perintah Allah swt:

  

           

   

  7 8 Hizbut Tahrir.Op. Cit, h.14 9 Hizbut Tahrir. Struktur Negara Khilafah. (Jakarta: Dar Al-Umah, 2006). h. 31.

  Hizbut Tahrir Op.Cit h. 67 Artinya:

  Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang 10

munkar merekalah orang-orang yang beruntung. (Q.S al-Imron :104).

  Khilafah dalam pengertian fiqh siyasah ialah khilafah dalam

  pengertian secara umum yaitu sistem pemerintahan dalam Islam, kata

  khilafah berasal dari kata khalafa yang memiliki arti seseorang yang

  menggantikan orang lain sebagai penggantinya. Kata khilafat diturunkan dari kata khalafa, yang berarti seseorang yang menggantikan orang lain sebagai penggantinya. Dalam konteks ini, kata khilafat bisa mempunyai arti sekunder atau arti bebas, yaitu pemerintahan, atau institusi

  11 pemerintahan dalam sejarah Islam.

  Kajian Fiqh Siyasah lainnya dijelaskan bahwa khilafah atau Negara Islam disebut dengan nomokrasi Islam artinya kekuasaan yang di dasarkan kepada hukum-hukum yang berasal dari Allah. Kepala Negara menjalankan pemerintahan tidak berdasarkan mandat Tuhan, tetapi berdasarkan hukum-hukum syariat Islam. Berbeda halnya dengan teokrasi, pemegang kekuasaan pemerintahan berdasarkan mandat dari Tuhan.

  Kepemimpinan tertinggi dalam Negara Islam yaitu Khalifah, Khalifah sendiri diidentikkan dengan Imamah yang fungsinya memelihara agama Islam dan melaksanakan hukum-hukumnya serta menjalankan politik 10 ketatanegaraan dalam batas-batasan syariat Islam.

  Departemen Agama RI Al- 11 Qur‟an dan Terjemah 30 Juz, h. 63 Suyuthi Pulungan, Fikih Siyasah ajaran, sejarah dan pemikiran,(Yogyakarta: penertbit ombak, 2014), h, 46-47.

  Indonesia sendiri merupakan Negara hukum Pancasila, seperti yang tertuang dalam konstitusi Negara Republik Indonesia yaitu pasal 1 angka 3 Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan secara tegas bahwa Negara Republik Indonesia adalah negara hukum, tentu saja memiliki konsekuensi yuridis yang harus dipertanggung jawabkan dalam praktik kehidupan

  12 bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

  Mengenai ide dasar Negara hukum Indonesia yakni diterangkan secara tegas dalam Undang-Undang Dasar 1945, tidak dapat dipisahkan dengan Pancasila yang merupakan dasar Negara dan sumber dari segala hukum. Pancasila sebagai ideologi Negara Indonesia yang di dalamnya terkandung nilai-nilai keIslaman, seperti;

  Pertama, Ketuahanan Yang Maha Esa. Dalam sila Ketuhanan Yang

  Maha Esa terkandung nilai bahwa negara yang didirikan merupakan pengejawantahan tujuan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

  Oleh karena itu, segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan dan penyelenggaraan negara bahkan moral negara, politik negara, pemerintahan negara, hukum dan peraturan perundang-undangan negara, harus dijiwai nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam Al-

  Qur’an Surat An-Nahl ayat 22:

  ...    

  12 .

  Yopi Gunawan dan Kristian.Perkembangan Konsep Negara Hukum dan Negara Hukum Pancasila . (Bandung: PT Refika Aditama 2015). h.81.

  Artinya:

  13 Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha Esa…

  Penerapan ideologi Islam dalam Pancasila Sila Pertama tidaklah me- ngandung makna menutup hak hidup bagi pemeluk agama lainnya di Indonesia. Justru menerapkan ideologi Islam dalam sila pertama Pancasila memberikan ruang hidup bagi pemeluk agama lain dibumi Indonesia.

  Islam mengajarkan hubungan baik dengan sesama manusia.

  Kedua, Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab. Sila kemanusiaan

  merupakan dasar fundamental dalam kehidupan kenegaraan, kebangsaan, dan kemasyarakatan. Nilai kemanusiaan ini bersumber pada dasar filosofis antropologis bahwa hakikat manusia adalah susunan kodrat rohani (jiwa) dan raga, sifat kodrat individu dan makhluk sosial, kedudukan kodrat makhluk pribadi berdiri sendiri, dan sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Maka Islam juga turut memasukkan nilai-nilai dasarnyanya yaitu sifat adil yang merupakan sifat utama Allah Swt yang wajib diteladani oleh manusia. Sifat beradab merupakan lawan dari sifat zalim, dan sifat adil serta beradab terdapat secara tegas di dalam Al-Quran Surah an-Nahl ayat 90:

  

         

       

13 Departemen Agama RI Al- Qur‟an dan Terjemah 30 Juz, h. 269

  Artinya:

  Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat

kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari

perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran

  14 kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.

  Ketiga, Persatuan Indonesia. Dalam sila ini terkandung nilai bahwa

  Negara merupakan penjelmaan sifat kodrat manusia modualis, yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Negara merupakan suatu persekutuan hidup bersama elemen-elemen yang membentuk Negara, yang berupa suku, ras, kelompok, golongan maupun kelompok agama.

  Perbedaan bukannya dijadikan konflik dan permusuhan, melainkan diarahakan pada sesuatu yang saling menguntungkan yaitu persatuan dalam kehidupan bersama untuk mewujudkan tujuan bersama. Persatuan Indonesia mengandung makna sebuah persatuan berbagai ragam bahasa, budaya, suku, dan beragam kehidupan manusia Indonesia.Inilah semangat nasionalisme Indonesia yang beragam. Penghargaan atas keberagaman dalam persatuan dalam Islam tergambar jelas dalam firman Allah Swt Q.S Al-Hujuurat ayat 13:

  

         

            

  Artinya:

  Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang

laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa -

bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.

14 Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah

  Departemen Agama RI Al- Qur‟an dan Terjemah 30 Juz, h. 277

  

orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha

  15 mengetahui lagi Maha Mengenal.

  Keempat, Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan

  Dalam Permusyawaratan Perwakilan. Nilai yang terkandung dalam sila ini adalah bahwa hakikat Negara merupakan penjelamaan sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Haikat rakyat merupakan sekelompok manusia sebagai makhluk tuhan yang maha esa, yang bersatu yang bertujuan mewujudkan harkat dan martabat manusia dalam suatu wilayah Negara. Rakyat merupakan subjek pendukung pokok Negara, oleh karena itu rakyat merupakan asal mula kekuasaan Negara sehingga dalam sila kerakyatan terkandung nilai demokrasi yang secara mutlak harus dilaksanakan dalam hidup bernegara. Islam adalah agama yang mengutamakan kemaslahatan umat, dengan demikian menjadi logis bahwa Islam mengutamakan musyawarah dan kerjasama konstruktif untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan. Dijelaskan dalam Al-

  Qur’an surah As-Asyuraa : 38:

  

        

  

  Artinya:

  Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya

dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan

musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki

  16 15 yang Kami berikan kepada mereka.

  Departemen Agama RI Al- 16 Qur‟an dan Terjemah 30 Juz, h. 517 Departemen Agama RI Al- Qur‟an dan Terjemah 30 Juz, h. 487

  Islam mewarnai nilai-nilai ideologi bangsa melalui proses bermusyawarah dalam penyelesaian setiap masalah yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia. Mengedepankan akal sehat dengan proses-proses dialog dibandingkan mengutamakan kekerasan yang berdampak pada kehancuran. Proses nilai-nilai musyawarah yang demokratis ditunjukkan oleh Rasulullah Saw ketika menerima pendapat para sahabat Nabi karena para sahabat lebih mengetahui urusan-urusan tertentu dibandingkan Beliau.

  Kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Keadilan

  sosial berkait dengan pemerataan kesejahteraan bagi seluruh rakyat yang Indonesia, dan Islam telah mencanangkan bentuk masyarakat yang berkeadilan. Allah Swt berfirman dalam Al-

  Qur’an surah Az-Dzariyat 19:

       

  Artinya:

  Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang

  17 meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.

  Relevansinya sistem khilafah Hizbut Tahrir di Indonesia bisa untuk di terapkan atau mungkin sulit untuk diterapkan, meskipun mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam tidak menjadi patokan bahwa

  

khilafah akan mudah diterapkan di Indonesia. Terdapat penolakan dari

  berbagai macam kelompok agama bahkan Islam sendiri menolak khilafah

17 Departemen Agama RI Al- Qur‟an dan Terjemah 30 Juz, h. 521

  diterapkan di indonesia karena rasa nasionalisme demi menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kebhinekaan.

  Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah diatas, disini penulis akan menyimpulkan bahwa konsep khilafah merupakan sebuah sistem pemerintahan Islam yang diterapkan pada Negara-negara Islam. Konsep

  khilafah Hizbut Tahrir

  yaitu dengan menerapkan syari’ah Islam secara menyeluruh, menegakkan kembali khilafah demi kembalinya ke kehidupan keislamian. Konsep-konsep khilafah Hizbut Tahrir dengan konsep khilafah Fiqh Siyasah terdapat beberapa perbedaan secara signifikan, dan relevansinya khilafah di Indonesia bisa di terapkan atau sulit untuk diterapkan. Itulah beberapa poin yang akan dibahas dalam penelitian ini.

D. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep khilafah Hizbut Tahrir dalam perspektif Fiqh

  Siyasah? 2. Bagaimanakah relevansi penerapan konsep khilafah Hizbut Tahrir

  Indonesia di Indonesia? E.

   Tujuan Dan Manfaat Penelitian

  Tujuan penulisan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui konsep khilafah Hizbut Tahrir dalam perspektif Fiqh Siyasah.

  2. Untuk mengetahui relevansi khilafah di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

  Manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis dari penelitian ini yaitu untuk memberikan kontribusi keilmuan dalam meneliti sistem pemerintahan Islam dapat menjadikan hal yang positif bagi semua pihak khususnya bagi penulis.

  2. Manfaat praktis adalah memenuhi salah satu persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Hukum.

F. Metode Penelitian

  Sebelum dikemukakan metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, maka akan dijelaskan definisi metode penelitian.

  Metode dapat diartikan sebagai suatu cara untuk melakukan suatu teknis dengan menggunakan fikiran sacara seksama untuk mencapai tujuan, sedangkan penelitian sendiri merupakan upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta secara

  18

  sistematis untuk mewujudkan kebenaran. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa metode penelitian yaitu suatu ilmu pengetahuan yang membahas tentang cara-cara yang digunakan dalam mengadakan penelitian yang berfungsi sebagai acuan atau cara yang dilakukan untuk mendapatkan informasi dalam melaksanakan suatu perintah ilmiah sumber data.

18 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, cet. Ke-7 (Jakarta : Bumi Aksara, 2004), h. 24.

  1. Jenis dan Sifat Penelitian a.

  Jenis Penelitian Jenis penelitian kepustakaan (library research) yaitu “peneliti yang dilaksanakan dengan menggunakan literatur (kepustakaan), baik berupa buku-buku catatan, maupun laporan hasil penelitian dari

  19 penelitian terdahulu”.

  Melalui metode ini penulis berusaha mengumpulkan data yang dibutuhkan dengan jalan meneliti buku-buku dan literatur yang berkaitan dengan konsep khilafah Hizbut Tahrir serta relevansi penerapan konsep khilafah di Indonesia, dan dikaitkan dengan pokok- pokok permasalahan yang terdapat di dalam skripsi ini untuk dijadikan sumber rujukan dalam usaha menyelesaikan penulisan.

  b.

  Sifat Penelitian Dilihat dari sifatnya, penelitian ini termasuk penelitian hukum yuridis normatif. Adapun bentuk penelitian yuridis normatif adalah penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka. Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan metode

  deskriptif analitik yaitu dengan cara menganalisis data yang diteliti

  dengan memaparkan data-data tersebut, kemudian memperoleh

  20

  kesimpulan. Dengan meneliti data-data yang berasal dari buku-buku

  19 Susiadi AS, Metode Penelitian, (Lampung : Pusat Penelitian dan Penerbitan LP2M Institut Agama Islam Negeri Raden Intan,2015), h.10. 20 Abdul Khadir Muhammad, Hukum dan Politik Hukum, (Citra Ditya Bakti, Bandung, 2004), h.126. dan literatur Hizbut Tahrir dalam konsep khilafah serta relevansinya konsep khilafah diterapkan di Negara Indonesia.

  2. Data dan Sumber Data Penelitian ini mengunakan data yang berasal dari dua sumber yakni bahan hukum Primer dan bahan hukum sekunder. Sumber hukum pertama Primer diambil dari buku Buku-buku Fiqh Siyasah, sejarah Islam dan buku-buku Hizbut Tahrir : Struktur Daulah Khilafah dan Manifesto Hizbut Tahrir Untuk Indonesia. Sedangkan bahan hukum sekunder berasal dari jurnal, karya tulis, dan bahan tulis lainnya yang dapat mendukung penelitian ini.

  3. Metode Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data bahan hukum, langkah pertama yang dikerjakan dalam penulisan skripsi ini adalah mencari beberapa peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pokok permasalahan serta referensi buku terkait yang kemudian dijakdikan bahan hukum primer, sedangkan bahan hukum sekunder diperoleh dari membaca dan mempelajari literatur yang berupa buku dan karya ilmiah untuk mencari konsep-konsep, teori, dan pendapat yang berkaitan erat dengan permasalahan yang selanjutnya disajikan dalam bentuk tulisan.

  Dokumentasi digunakan sebagai pelengkap yang dibutuhkan untuk memperoleh dengan cara mencatat hal-hal yang diperlukan dalam penelitian.

4. Metode Pengolahan Data

  Setelah sumber (literatur) mengenai data dikumpulkan berdasarkan sumber diatas, maka selanjutnya adalah pengumpulan data yang diperoses sesuai dengan kode etik penelitian dengan langkah sebagai berikut : a.

  Pemeriksaan Data yaitu mengkoreksi apakah data yang terkumpul sudah cukup, lengkap, benar, dan sesuai atau relevan dengan masalah.

  b.

  Penandaaan Data yaitu memeriksa catatan atau tanda yang menyatakan jenis sumber data (Buku-buku Buku-buku Fiqh Siyasah, sejarah Islam dan buku-buku Hizbut Tahrir : Struktur Daulah Khilafah dan Manifesto Hizbut Tahrir Untuk Indonesia, jurnal, karya tulis dan refrensi lainnya).

  c.

  Rekontruksi data yaitu menyusun ulang data secara teratur, berurutan dan logis sehingga mudah dipahami dan diinterprestasikan.

  d.

  Sistematika Data yaitu menempatkan data menurut kerangka sistematika bahan berdasarkan urutan masalah.

5. Metode Analisis Data

  Data yang telah diperoleh dengan menggunakan metode penelitin kepustakaan kemudian dianalisis dengan metode komparasi yaitu dengan membandingkan persamaan pandangan dan perubahan-perubahan pandangan orang, kelompok atau Negara, terhadap kasus, terhadap

  21

  orang, peristiwa atau terhadap ide-ide. Yaitu dengan menganalisa sistem khilafah Hizbut Tahrir Indonesia dengan sistem pemerintahan Islam dalam kajian Fiqh Siyasah, dan relevansinya sistem khilafah Hizbut Tahrir Indonesia jika diterapkan di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

21 Susiadi, Op. Cit, h. 129

BAB II SISTEM PEMERINTAHAN DALAM ISLAM DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA A. Pengertian Sistem Pemerintahan Dalam Islam Khilafah dalam pengertian secara umum yaitu sistem pemerintahan dalam Islam. Kata khilafah berasal dari kata khalafa yang memiliki arti seseorang

  yang menggantikan orang lain sebagai penggantinya. Menurut Ibn Khaldun

  khilafah adalah tanggung jawab umum yang dikehendaki oleh peraturan

  syariat untuk mewujudkan kemaslahatan dunia dan akhirat bagi umat dengan

  22

  merujuk kepadanya. Sedangkan menurut Ali Abdur Raziq khilafah adalah pengganti orang lain baik karena absennya. Orang yang digantikan itu, karena

  23 meninggal dunia, ketidakmampuan, maupun alasan-alasan lain.

  Terdapat tema yang berkaitan dengan khilafah dalam sejarah pemerintahan dalam Islam yaitu imamah dan imarah. Imamah berasal dari bahasa Arab yang yang asal katanya adalah amma,

  ya‟ummu, imaman atau imamatan yang

  24

  artinya kepemimpinan. Imamah adalah kepemimpinan menyeluruh yang berkaitan dengan urusan keagamaan dan urusan dunia sebagai pengganti

  25

  fungsi Rasulullah saw. Pada umumnya kata imam menunjuk kepada bimbingan kebaikan, meskipun kadang-kadang dipakai untuk seorang

  22 23 Suyuthi Pulungan, Op. cit. h. 48 Ridwan Naki, ”Konsep Khilafah Menurut Abu Al-A‟la Al Maududi dan Ali Syari‟ati, 24 Program S1 Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya, 1999, h.18.

  Muhammad Zaki, Studi Kritis Hadis-HadisKkepemimpinan (imamah)Ddua Belas Imam Literature Hadis Sunni , buku penelitian dan tidak diterbitkan secara umum, h. 44 25 Suyuthi Pulungan, Loc. Cit. h. 48

  26

  pemimpin suatu kaum. Menurut al-Mawardi, imamah dibutuhkan untuk menggantikan kenabian dalam rangka memelihara agama dan mengatur kehidupan dunia. Pada awalanya imamah adalah suatu istilah yang netral untuk menyebut sebuah Negara, kemudian S yi’ah menganggap Imamah seperti kenabian menjadikan kepercayaan yang fundamental dan ketaatan terhadap otoritas imam adalah sebuah kewajiban agama. Karena status politik dari para imam adalah bagian yang esensial dalam madzhab Syi

  ’ah Imamiyah. Imamah bertugas sebagai pengganti kenabian dalam melindungi agama dan

  27 mengatur kemaslahatan hidup.

  Imarah merupakan sebutan untuk jabatan amir dalam suatu Negara, kata amir yang diturunkkan dari kata amira yang berarti menjadi amir yang bermakna pemimpin. Istilah Amir digunakan untuk gelar bagi jabatan-jabatan penting yang bervariasi dalam sejarah pemerintahan Islam dengan sebutan

  28

  yang beragam. Imarah artinya yaitu keamiran yaitu pemerintahan dalam

  29

  suatu Negara kecil. Kata amir sendiri tidak digunakan dalam Al- Qur’an, yang ada hanyalah kata ulil amri.

  Pengertian khilafah, imamah dan imarah diatas, baik pengertian etimologis maupun terminologis menunjukkan bahwa istilah-istilah tersebut dalam sejarah Islam sebagai institusi politik untuk menggantikan fungsi kenabian Rosulullah baik dari urusan agama maupun urusan politik. Muhammad Rasyid 26 27 Djazuli, Op. Cit. h. 54 Imam Al-Mawardi, Al-Ahkam As-Shulthaniyyah Sistem Pemerintahan Khilafah, Pen:

  Khalifaturrahman & Fathurrahman, (Jakarta: Qisthi Press, 2014), h. 9 28 29 Suyuthi Pulungan, Op. Cit. h. 67-68 Hepi Reza Zen, Studi Tentang Pemerintahan Khilafah Daulah Islamiyah (isis), buku penelitian dan tidak diterbitkan secara umum, h. 28

  Rida mengemukakan pengertian kepada kata khilafat, imamat dan imarah,

  30 yaitu suatu pemerintahan untuk menegakkan agama dan urusan dunia.

  Perbedaan antara khilafah, imamah dan imarah yang penulis temukan dalam penjelasan diatas yaitu persamaan khilafah dan Imamah ialah memiliki pengertian yang sama yakni pengganti Rasulullah dalam memelihara agama dan Negara. Sedangkan perbedaan khilafah dan imamah ialah khilafah adalah sebuah sistem pemerintahan atau institusi pemerintahan dalam Islam dan khalifah adalah kepala Negara, sedangkan imamah lebih kepada kedudukan atau jabatan untuk menggantikan tugas Rasulullah saw dalam memelihara agama dan Negara. Imarah atau amir adalah sebutan untuk kepemimpinan dalam Negara kecil atau bisa disebut dengan gubernur.

B. Sejarah Pemerintahan Dalam Islam

  Sejarah pemerintahan Islam atau khilafah terjadi dalam beberapa masa yakni; (a) pemerintahah Islam masa Nabi saw (periode Mekkah dan periode Madinah). (b) pemerintahan Islam masa Khulafa al-Rasyidin (c) pemerintahan Islam pasca Khulafa al-Rasyidin (d) pemerintahan Islam pasca khilafah (zaman modern).

1. Pemerintahan Islam masa Nabi saw

  Pada periode Mekah permulaan risalah Muhammad saw, kota Mekah terbelah menjadi dua kelompok. Pertama masyarakat lama yang ditandai dengan kesetiaannya terhadap tradisi turun menurun yang 30 dipertahankan dengan segala daya dan dana. Kedua masyarakat kecil yang Suyuthi Pulungan, Op. Cit.h. 47. dibawah pimpinan Nabi saw yang pandangan hidupnya terbentuk dengan petunjuk wahyu. Masyarakat Jahiliyah, mereka tidak sekedar mempertahankan kepercayaannya, tetapi menjaga nama baik dan harga dirinya. Oleh karean itu dianggap sebagai perintang apabila ada paham yang tidak sejalan dengan kepercayaan mereka. Kehadiran Nabi Muhammad saw yang membawa ajaran baru menjadi ancaman dan karena itu mereka berusaha untuk menyingkirkannya, dan bila perlu membunuhnya. Namun Nabi saw tidak pernah gentar dalam menyebarkan risalahnya meskipun jiwanya terancam.

  Kaum Quraisy Jahiliyah berusaha untuk merintangi Nabi dan para sahabatnya dengan upaya memengaruhi Nabi agar mengadakan perubahan terhadap kepercayaan yang telah mereka anut, sehingga ditawarkanlah kepadanya agar mau berunding dengan mereka. Isi perundingan tersebut agar kedua kelompok bersatu untuk menyembah tuhan menurut kepercayaan yang dianut oleh Islam dalam tenggang waktu tertentu yang telah ditentukan, sedang pada tenggang waktu berikutnya kedua kelompok tersebut menyembah tuhan menurut kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Jahiliyah. Kemudian usul itu ditolak oleh Nabi Muhammad saw. Berdasarkan perintah Allah swt :