ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS IX MTs DALAM MENYELESAIKAN SOAL MODEL PROGRAMME FOR INTERNATIONAL STUDENT ASSESSMENT (PISA) PADA KONTEN PERUBAHAN DAN HUBUNGAN - Raden Intan Repository

  ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS IX MTs DALAM MENYELESAIKAN SOAL MODEL

PROGRAMME FOR INTERNATIONAL STUDENT ASSESSMENT

  (PISA) PADA KONTEN PERUBAHAN DAN HUBUNGAN SKRIPSI

  Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam Ilmu Pendidikan Matematika

  Oleh: DIMAS VAJAR OKTAVIANA NPM : 1311050108 Jurusan : Pendidikan Matematika FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1438 H / 2017 M

  ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS IX MTs DALAM MENYELESAIKAN SOAL MODEL

PROGRAMME FOR INTERNATIONAL STUDENT ASSESSMENT

  (PISA) PADA KONTEN PERUBAHAN DAN HUBUNGAN SKRIPSI

  Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam Ilmu Pendidikan Matematika

  Oleh: DIMAS VAJAR OKTAVIANA NPM : 1311050108 Jurusan : Pendidikan Matematika Dosen Pembimbing I : Syafrimen,M.Ed,Ph.D. Dosen Pembimbing II : Rizki Wahyu Yunian Putra, M.Pd. FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

  

ABSTRAK

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

SISWA KELAS IX MTs DALAM MENYELESAIKAN SOAL MODEL

PROGRAMME FOR INTERNATIONAL STUDENT ASSESSMENT

  

(PISA) PADA KONTEN PERUBAHAN

DAN HUBUNGAN

Oleh

Dimas Vajar Oktaviana

  Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VIII MTs Hasanuddin dalam menyelesaikan soal model PISA pada konten perubahan dan hubungan berdasarkan indikator kemampuan pemecahan masalah. Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan yaitu metode deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ditentukan melalui

  

purposive sampling dan didasarkan dari tingkat kemampuan pemecahan masalah

  matematis siswa, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Subjek yang diambil untuk penelitian ini berjumlah 3 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes pemecahan masalah dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan yaitu mereduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan. Dari hasil analisis data diperoleh (1) siswa dengan kemampuan pemecahan masalah tinggi adalah (a) siswa dapat menentukan dan memahami permasalahan, (b) siswa dapat mengidentifikasi dan memilih informasi relevan yang tersedia serta mengaitkannya dengan pengetahuan lain untuk dimanfaatkan dalam proses pemecahan masalah, (c) siswa dapat membuat model matematika atas informasi yang tersedia dan melakukan penalaran/dugaan-dugaan atas informasi yang ada atau model matematika dalam berbagai konteks, dan (d) siswa mampu memberikan argumen di setiap langkah pemecahan dan simpulan yang ditariknya. (2) siswa dengan kemampuan pemecahan masalah sedang adalah (a) siswa dapat menentukan dan memahami permasalahan, (b) dalam beberapa soal ia tidak menuliskan informasi yang tersedia. (c) siswa dapat membuat model matematika atas informasi yang tersedia namun belum sepenuhnya menerapkan konsep aljabar (d) siswa tidak memberikan simpulan yang ditariknya. (3) siswa dengan kemampuan pemecahan masalah rendah adalah (a) siswa belum dapat memahami permasalahan dengan tepat, (b) siswa belum dapat mengidentifikasi dan memilih informasi relevan yang tersedia serta belum memiliki pandangan untuk mengaitkan permasalahan dan informasi relevan dengan pengetahuan lain untuk dimanfaatkan dalam proses pemecahan masalah, (c) siswa tidak dapat membuat model matematika atas informasi yang tersedia dan melakukan penalaran/dugaan atas informasi relevan atau model matematika dalam konteks tersedia, (d) siswa kesulitan dalam memberikan argumen di setiap langkah pemecahan dan simpulan yang ditariknya.

  .

  

Kata Kunci : Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis, PISA, Soal-Soal PISA,

  Perubahan dan Hubungan

  

MOTTO

                         

      Artinya :

  Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha

  1 Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. At-Taubah[9] : 71)

  ْنإ َﻚَﻌَﻄَﻗ ﺎَﺤْﻌَﻄْﻘَﺗ ْﻢَﻟ ِﻒْﯿﱠﺴﻟﺎَﻛ

  ُﺖْﻗَﻮْﻟَا “

  Waktu itu bagaikan pedang, jika kamu tidak memanfaatkannya menggunakan untuk memotong, ia akan memotongmu (menggilasmu)” (H.R. Muslim)

  1

  

PERSEMBAHAN

  Dengan penuh rasa syukur saya ucapkan Alhamdulillahirabbil’alamin kepada Allah SWT, karena berkat-Nya saya mampu menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Karya kecil ini ku persembahkan untuk :

  1. Kedua Orang Tuaku tercinta, Ayahanda Choirul Anwar dan Ibunda Suparmi Ika Purwati, Nenekku Sukini yang telah bersusah payah membesarkan, mendidik, dan membiayai selama menuntut ilmu serta selalu memberiku dorongan, semangat, do’a, nasehat, cinta dan kasih sayang yang tulus untuk keberhasilanku. Engkaulah figur istimewa dalam hidup ku.

  2. Adik-adikku tersayang, Dian Ika Istifarini dan Dirga M. Alfaridzi yang senantiasa memberikan motivasi demi tercapainya cita-citaku, semoga Allah berkenan mempersatukan kita sekeluarga kelak di akhirat.

  3. Kekasihku tersayang Alimah Vajjar yang telah memberiku semangat mengerjakan skripsi ini hingga selesai.

  4. Almamaterku tercinta UIN Raden Intan Lampung yang ku banggakan.

  

RIWAYAT HIDUP

Dimas Vajar Oktaviana dilahirkan di Bandar Jaya, Kec. Seputih Agung, Kab.

  Lampung Tengah pada tanggal 01 Oktober 1994. Anak Pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Choirul Anwar dan Ibu Suparmi Ika Purwati.

  Pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh penulis adalah pendidikan Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Pulau Panggung Kabupaten Lampung Utara yang dimulai pada tahun 2001 dan diselesaikan pada tahun 2007. Pada tahun 2007 sampai 2010, penulis melanjutkan ke SMP Negeri 1 Bukitkemuning Lampung Utara. Penulis juga melanjutkan pendidikan jenjang selanjutnya, yaitu ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Bukitkemuning Kabupaten Lampung Utara dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013.

  Kemudian pada tahun 2013 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung. Pada bulan Agustus 2016 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Trimulyo Mataram Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah. Pada bulan Oktober 2016 penulis melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di MTs Hasanuddin Teluk Betung Bandar Lampung. .

  

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

  Subhanallah, Walhamdulillah, Wala ilahailallah, Allahuakbar.

  Alhamdulillah Segala puji hanya bagi Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dalam rangka memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Matematika UIN Raden Intan Lampung. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan yang sangat berharga dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Bapak Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung beserta jajarannya.

  2. Bapak Dr. Nanang Supriyadi, M.Sc, selaku ketua jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.

  3. Bapak Syafrimen, M.Ed, Ph.D selaku pembimbing I dan Bapak Riski Wahyu Yunian Putra, M.Pd selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu dan dengan sabar membimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

  4. Bapak dan Ibu dosen di lingkungan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (khususnya jurusan Pendidikan Matematika) yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama menuntut ilmu di Fakultas Tarbiyah dan

  5. Bapak Janim, S.Pd.i selaku kepala sekolah MTs Hasanuddin Bandar Lampung dan Nurzen, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs Hasanuddin Bandar Lampung serta seluruh staf, karyawan dan seluruh siswa yang telah memberikan bantuan demi kelancaran penelitian skripsi ini.

  6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

  Alhamdulillaahiladzi bini’matihi tatimushalihat (segala puji bagi Allah yang

  dengan nikmatnya amal shaleh menjadi sempurna). Semoga segala bantuan yang diberikan dengan penuh keikhlasan tersebut mendapat anugerah dari Allah SWT.

  Aamiin Ya Robbal ‘Alamin. Selanjutnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangatlah penulis harapkan untuk perbaikan dimasa mendatang.

  Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

  Bandar Lampung, Desember 2017 Penulis

  Dimas Vajar Oktaviana NPM. 1311050108

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

ABSTRAK ................................................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... iii

LEMBAR PENNGESAHAN ...................................................................... iv

MOTTO ...................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ....................................................................................... vi

RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................... x

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 10 C. Pembatassan Masalah ........................................................................ 10 D. Rumusan Masalah ............................................................................. 11 E. Tujuan Masalah ................................................................................. 11 F. Penjelasan Istilah ............................................................................... 11 G. Manfaat Penelitian............................................................................. 12 H. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 13 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka................................................................................... 14

  a. Kemampuan Pemecahan Matematis ............................................. 14

  b. PISA ............................................................................................ 23

  c. Perubahan dan Hubungan ............................................................ 37

  B. Penelitian yang Relevan .................................................................... 38

  C. Kerangka Berfikir .............................................................................. 41

  BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian .............................................................................. 44 B. Sumber Data...................................................................................... 45 C. Subyek Penelitian .............................................................................. 46 D. Prosedur Penelitian ............................................................................ 47 E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 48 F. Instrumen Penelitian .......................................................................... 50 G. Teknik Analisis Data ......................................................................... 52 H. Tehnik Validitas Data ........................................................................ 53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penentuan Subjek Penelitian ..................................................... 57 B. Hasil Temuan dan Analisis Data ........................................................ 58

  1. Hasil Temuan Analisis Tes Soal .................................................. 58

  2. Hasil Temuan Analisis Wawancara.............................................. 76

  C. Hal-hal yang Harus Dilakukan ......................................................... 128

  D. Triangulasi Data .............................................................................. 129

  E. Pembahasan .................................................................................... 132

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ....................................................................................... 135 B. Saran ................................................................................................ 136 DAFTAR PUSTAKA

  

DAFTAR TABEL

  Halaman

Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Berdasarkan Tahap

  Pemecahan Masalah Polya ............................................................ 17

Tabel 2.2 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah ................................... 29Tabel 2.3 Kualifikasi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa .... 20Tabel 2.4 Rubrik Pensekoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

  Matematis ..................................................................................... 20

Tabel 2.5 Level dalam PISA ......................................................................... 35Table 4.1 Hasil Triangulasi dari Subjek Penelitian I ...................................... 129Table 4.2 Hasil Triangulasi dari Subjek Penelitian II ..................................... 130Table 4.3 Hasil Triangulasi dari Subjek Penelitian III ................................... 131

  

BAB I

PENDAHULUAN Dalam bab 1 ini peneliti memaparkan beberapa hal, yakni latar belakang

  masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah, penjelasan istilah, dan manfaat istilah. Adapun uraiannya sebagai berikut :

A. Latar Belakang Masalah

  Pembelajaran matematika bertujuan untuk mengembangkan segala kemampuan matematis siswa dalam memperoleh hasil belajar matematika yang maksimal. Salah satu target penting dalam mencapai hasil belajar tersebut adalah dengan memaksimalkan pembelajaran pada kemampuan memecahkan masalah. Mengingat pentingnya pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika, maka kemampuan tersebut akan didukung dengan bagaimana memahami kemampuan tersebut dengan baik agar tujuan yang diinginkan tercapai. Kemampuan pemecahan masalah matematis merupakan kemampuan dimana siswa berupaya mencari jalan keluar yang dilakukan dalam mencapai tujuan, juga memerlukan kesiapan, kreativitas, pengetahuan

  2 dan kemampuan serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

  2

  

           

             

      

  Artinya :

  “Hai orang-orang yang beriman! apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah didalam majelis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa 3 yang kamu kerjakan”. (Q.S. Al-Mujadilah [58] : 11)

  Ayat di atas menjelaskan bahwa hendaknya setiap manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT harus memiliki ilmu pengetahuan. Karena Allah SWT sangat mengistimewakan dan meninggikan orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa derajat. Begitu pentingnya pendidikan sehingga harus dijadikan prioritas utama dalam pembangunan bangsa, oleh karena itu diperlukan mutu pendidikan yang baik sehingga tercipta proses pendidikan yang cerdas, damai, terbuka, demokratis, dan kompetitif.

  Kemampuan pemecahan masalah matematis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki siswa, karena pemecahan masalah memberikan manfaat yang besar kepada siswa dalam melihat relevansi antara matematika dengan mata pelajaran yang lain, serta dalam kehidupan nyata.

  Siswa dikatakan mampu memecahkan masalah matematika jika mereka dapat 3 memahami, memilih strategi yang tepat, kemudian menerapkannya dalam penyelesaian masalah. Kemampuan pemecahan masalah matematis yang baik juga berpengaruh kepada hasil belajar matematika untuk menjadi lebih baik dan juga merupakan tujuan umum pengajaran matematika, karena kemampuan pemecahan masalah matematis dapat membantu dalam memecahkan persoalan

  4 baik dalam pelajaran lain maupun dalam kehidupan sehari-hari.

  Kemampuan pemecahan masalah peserta didik dapat menunjang keberhasilan studi peserta didik, tetapi pada saat ini kebanyakan dari peserta didik belum mampu secara mandiri untuk menemukan, mengenal, memerinci hal-hal yang berlawanan dan menyusun pertanyaan-pertanyaan yang timbul dari masalahnya, sebab peserta didik awalnya hanya menurut yang disajikan oleh guru atau masih bergantung pada guru. Keberhasilan belajar tidak boleh hanya mengandalkan kegiatan tatap muka dan tugas terstruktur yang diberikan oleh guru, akan tetapi terletak pada kemandirian belajar. Upaya untuk menyerap dan menghayati pelajaran jelas telah diperlukan sikap dan kesediaan untuk mandiri, sehingga kemampuan pemecahan siswa menjadi faktor penentu apakah peserta didik mampu menghadapi tantangan atau tidak.

  Kesulitan yang banyak dialami oleh siswa adalah ketika menyelesaikan soal latihan. Hal ini disebabkan karena peran siswa yang pasif pada saat proses pembelajaran. Beberapa siswa juga sulit dalam memecahkan masalah matematika yang tidak rutin. Masalah tidak rutin adalah masalah 4 yang memuat banyak konsep dan prosedur yang diajarkan dan banyak memuat

  5 penggunaan dari prosedur matematika untuk menyelesaikan masalah.

  Banyak upaya yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif agar siswa mengalami pembelajaran bermakna, diantaranya yaitu siswa harus dibina agar tidak bergantung pada orang lain. Jika dalam segala hal siswa mengandalkan kemampuan diri untuk berbuat, maka siswa bisa dikatakan mandiri. Kemandirian didiskripsikan sebagai sikap dari perilaku yang tidak mudah bergantung pada orang lain dalam

  6

  menyelesaikan tugas-tugas hal itu dikemukakan oleh Zubaedi. Guru pun perlu mengkondisikan agar siswa aktif dalam belajar matematika. Henningsen dan Stein mengutarakan bahwa untuk mengembangkan kemampuan matematis siswa, ditekankan pada aspek mencari dan menemukan konsep,

  

7

prinsip, ataupun prosedur matematika.

  Dalam pembelajaran matematika, guru diharapkan dapat mengoptimalkan siswa menguasai konsep dan memecahkan masalah dengan kebiasaan berpikir kritis, logis, sistematis dan terstruktur. Hal ini tertuang dalam tujuan pembelajaran matematika pada kurikulum saat ini. adapun tujuan pembelajaran matematika adalah:

  1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan 5 antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma,

  Aisjah Juliani Noor, Norlaila, kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dalam

Pembelajaran matematika menggunakan model cooperative script (Jurnal Pendidikan

Matematika, Volume 2, Nomor 3, Oktober 2014),h.250 6 7 Ibid.

  Henningsen, M. dan Stein, M.K.. Mathematical Task and Student Cognition: Classroom- secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.

  2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan mate-matika.

  3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

  4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

  5. Memiliki sikap meng-hargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan

  8 percaya diri dalam pemecahan masalah.

  Pada point ke 3 dari tujuan pendidikan di Indonesia sekarang yaitu memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh, sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Niss bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis dalam soal-soal yang diujikan PISA mencangkup : 1. Penalaran dan berfikir matematis.

  2. Argumentasi matematis.

  3. Komunikasi matematis.

  4. Pemodelan.

  5. Pengajuan dan pemecahan masalah.

  6. Representasi.

  7. Symbol.

  

9

8. Media dan teknologi.

  Dapat dilihat dari soal yang diujikan pada tes PISA dibawah ini :

8 Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasional No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.

  Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional 9

  

Restoran pizza menyajikan dua pizza bundar dengan ketebalan yang sama dalam

berbagai ukuran. Yang lebih kecil memiliki diameter 30 cm dan harganya 30 zeds

sedangkan yang lebih besar memiliki diameter 40 cm dan harganya 40 zeds.

Pizza mana yang lebih baik nilai uangnya? Berikan Alasanmu!

  Pada soal PISA tersebut siswa ditekankan agar mampu memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh, sehingga kemampuan pemecahan masalah matematis di Indonesia saat ini dikatakan mampu untuk menyelesaikan soal-

  10 soal bertaraf Internasional salah satunya soal yang diujikan pada tes PISA.

  Saat ini ujian nasional (UN) menjadi tolak ukur keberhasilan siswa dalam memecahkan masalah matematika, selain itu keterlibatan Indonesia dalam keikutsertaan memajukan mutu pendidikan di dunia adalah dengan mengikuti beberapa tes yang diadakan oleh organisasi-organisasi Internasional yang bergerak dalam bidang pendidikan. Diantaranya adalah mengikuti tes

  Programme for International Student Assessment (PISA) yang bertujuan

  untuk melihat sejauh mana program pendidikan di negara kita berkembang dibanding negara-negara lain di dunia. Soal-soal yang diujikan pada tes ini banyak yang menekankan siswa agar mampu memecahkan masalah matematika menggunakan penalaran berfikir logis. kemampuan siswa Indonesia dalam menyelesaikan soal-soal PISA yang menuntut kemampuan menelaah, memberikan alasan, dan mengkomunikasikan secara efektif, serta memecahkan dan menginterpretasikan permasalahan dalam berbagai situasi masih sangat kurang dilihat dari peringkat Indonesia pada tes tersebut. 10

  PISA (Programme for International Student Assesment) adalah studi tentang program penilain siswa tingkat Internasional yang diselenggarakan oleh Organization for Economic Coorporation and Development (OECD) atau organisasi untuk kerjasama ekonomi dan pembangunan, yang berkedudukan di Paris, Prancis. Tujuan dari PISA itu sendiri adalah meneliti secara berkala tentang kemampuan siswa usia 15 tahun dalam membaca (reading literacy), matematika (mathematics literacy), dan IPA (scientific literacy). PISA mengukur kemampuan siswa pada akhir usia wajib belajar untuk mengetahui kesiapan siswa menghadapi tantangan masyarakat pengetahuan (knowledge

  11 society) dewasa ini.

  PISA merupakan studi yang diselenggarakan setiap tiga tahun sekali, yakni pada tahun 2000, 2003, 2006, 2009, dan seterusnya. Pada tahun 2000 penelitian PISA difokuskan kepada kemampuan membaca, sementara dua aspek lainnya menjadi pendamping. Pada tahun 2003 aspek matematika menjadi fokus utama, kemudian diteruskan aspek IPA pada tahun 2006, dan seterusnya. Siswa yang mengikuti tes ini setiap tahunnya terus meningkat dikarnakan terus berkembangnya mutu pendidikan pada saat ini, dapat dilihat dari tabel diatas jumlah negara yang mengikuti tes tersebut terus meningkat, pada tes tahun 2015 tercatat 540.000 siswa dari 72 negara yang mengikuti tes

  12 tersebut.

  11 12 Ibid,h.10.

  Pentingnya pemecahan masalah juga ditegaskan dalam The National Council of Teacher of Mathematics (

  NCTM) yang menyatakan bahwa pemecahan masalah merupakan bagian integral dalam pembelajaran matematika, sehingga hal tersebut tidak lepas dari pembelajaran matematika. Kemampuan pemecahan masalah matematis penting dalam matematika, bukan saja bagi mereka yang dikemudian hari akan mendalami atau mempelajari matematika, melainkan juga mereka yang akan menerapkannya dalam bidang studi lain dan dalam kehidupan sehari-hari.

  Pada kenyataan dilapangan menunjukan bahwa masih kurangnya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh lembaga penelitian Organization

  

for Economis Cooperation and Development, Programme for International

Student Assessment (OECD PISA) menyatakan bahwa:

  “Matematika Indonesia mengalami peningkatan kemampuan literasi matematis sejak tahun 2009. Meskipun mengalami peningkatan, Indonesia tetap tidak mampu mencapai standar kemampuan literasi matematis internasional. Pada tahun 2009 kemampuan literasi Indonesia mencapai skor 371 dengan standar internasional 500, tahun 2012 kemampuan literasi Indonesia 375 dengan standar internasional 500. Hal ini menunjukan bahwa kurangnya kemampuan literasi matematis di

13 Indonesia”.

  Nur Aisyah Jamil pada penelitian yang berjudul Analisis Kemampuan

  

Menyelesaikan Soal PISA Ditinjau Dari Aspek Logika Dan Penalaran Pada

Siswa Usia 15 Tahun Di Mts Negeri Jember, diperoleh hasil yaitu:

  “Kesulitan yang dialami oleh siswa dalam merencanakan penyelesaian soal matematika model PISA dikarenakan siswa masih belum terlalu mengerti dalam menyelesaikan masalah yang ada pada soal dengan tepat dan siswa masih belum terlalu mengerti dengan materi yang sudah dipelajari sebelumnya. Siswa cenderung sulit untuk menghafal rumus atau model matematika yang telah diajarkan oleh guru. Dari hasil analisis yang diperoleh dapat dikatakan bahwa soal memiliki efek potensial yang positif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, walaupun sebagian siswa masih kurang memiliki kemampuan pemecahan

  14 masalah yang baik”.

  Leo Adhar Effendi pada penelitian yang berjudul Pembelajaran Matematika

  Dengan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan

Representasi Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Smp, diperoleh

  hasil yaitu : “Secara keseluruhan peningkatan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing lebih baik daripada pembelajaran konvensional. Bila memperhatikan kemampuan awal matematis, pada kemampuan awal sedang dan tinggi peningkatan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing lebih baik daripada pembelajaran konvensional. Akan tetapi, pada kemampuan awal rendah peningkatan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing dan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional tidak

  15

  berbeda signifikan” .Dari paparan diatas maka peneliti tertarik untuk mengadakan suatu penelitian disekolah tersebut yang bertujuan untuk menganalisis kemampuan pemecahan masalah matematis dalam memecahkan masalah model

  Programme For International Student Assessment (PISA) pada konten

  14 15 Op.Cit,Nur Aisyah Jamil,h.197 Pembelajaran Matematika Dengan Metode Penemuan Leo Adhar Effendi , perubahan dan hubungan siswa kelas IX MTs. Hasanuddin Kupang Teba Teluk Betung Bandar Lampung tahun ajaran 2017/2018.

  B. Identifikasi Masalah

  Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti mengidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

  1. Siswa mengalami kesulitan pada saat mengerjakan soal latihan

  2. Siswa mengalami kesulitan saat mengerjakan soal nonrutin

  3. Kemampuan siswa Indonesia dalam menyelesaikan soal-soal PISA yang menuntut kemampuan menelaah, memberikan alasan, dan mengkomunikasikan secara efektif, serta memecahkan dan menginterpretasikan permasalahan dalam berbagai situasi masih sangat kurang

  C. Pembatasan Masalah

  Pembatasan masalah bertujuan agar penelitian yang akan dilakukan lebih terarah, terfokus, dan tidak menyimpang dari sasaran pokok penelitian, sehingga ruang lingkup yang diuji menjadi lebih spesifik, dan menghasilkan penelitian yang lebih efektif. Oleh karena itu, penulis memfokuskan kepada pembahasan atas masalah kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas IX MTs. Hasanuddin Kupang Teba Teluk Betung Bandar Lampung Tahun Ajaran 2017/2018 yang memiliki kemampuan pemecahan masalah tinggi, sedang, dan rendah dalam memecahkan masalah model PISA pada konten perubahan dan hubungan serta analisisnya.

  D. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini yaitu bagaimana kemampuan pemecahan masalah siswa kelas IX MTs Hasanuddin dalam menyelesaikan soal model PISA pada konten perubahan dan hubungan?

  E. Tujuan Penelitian

  Tujuan dari peneltian ini adalah menganalisis kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas IX MTs Hasanuddin dalam menyelesaikan soal model PISA pada konten perubahan dan hubungan.

  F. Penjelasan Istilah

  Beberapa istilah yang digunakan adalah sebagai berikut :

  1. Pemecahan Masalah Matematis Merupakan kemampuan dimana siswa berupaya mencari jalan keluar yang dilakukan dalam mencapaitujuan, juga memerlukan kesiapan, kreativitas, pengetahuan dan kemampuan serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

  2. PISA (Programme for International Student Assesment) PISA (Programme for International Student Assesment) adalah sebuah kegiatan yang diadakan oleh sebuah lembaga Internasional yang bernama Organisaion for Economic Coorporation and Development

  (OECD). PISA bertujuan untuk memantau hasil dari pencapaian pembelajaran siswa usia 15 tahun terkait pembelajaran matematika.

  Perubahan dan hubungan berkaitan dengan pokok pelajaran aljabar. Hubungan matematika sering dinyatakan dengan persamaan atau hubungan yang bersifat umum, seperti penambahan, pengurangan, dan pembagian. Hubungan ini juga dinyatakan dalam berbagai simbol aljabar, grafik, bentuk geometris, dan tabel. Oleh karena setiap representasi simbol itu memiliki tujuan dan sifatnya masing-masing, proses penerjemahannya sering menjadi sangat penting dan menentukan sesuai dengan situasi dan tugas yang harus dikerjakan.

G. Manfaat Penelitian

  Adapun penelitian ini bermanfaat tidak hanya kepada peneliti saja, melainkan dapat bermanfaat bagi subyek peneliti ( Siswa, Guru, dan Sekolah ) dan juga para calon pendidik.

  1. Manfaat bagi Guru Manfaat penelitian ini bagi guru adalah guru mendapatkan inspirasi dalam mengembangkan kemampuan literasi matematis siswa, dan juga memungkinkan guru menemukan siswa-siswa yang juga memiliki kemampuan literasi matematis lebih banyak lagi.

  2. Manfaat bagi Siswa Manfaat penelitian ini bagi siswa supaya dapat membantu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dalam menjawab soal-soal matematika.

  3. Manfaat bagi Sekolah Laporan penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber bacaan bagi warga sekolah terutama guru untuk menambah wawasan yang dapat digunakan dalam peningkatan kemampuan literasi matematis siswa.

  4. Manfaat bagi Peneliti Penelitian ini memberikan tambahan pengetahuan bagi peneliti terkait kemampuan pemecahan masalah matematis dan kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal-soal PISA.

H. Ruang Lingkup Penelitian

  Penelitian ini dibatasi pada ruang lingkup sebagai berikut :

  1. Obyek penelitian ini yaitu menitikberatkan pada analisis kemampuan pemecahan masalah matematis dalam menjawab soal model PISA.

  2. Subyek penelitian ini yaitu siswa kelas IX di MTs. Hasanuddin Teluk Betung Bandar lampung.

  3. Wilayah penelitian ini dilakukan di Bandar Lampung.

BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini, akan dipaparkan teori-teori yang menjadi pedoman peneliti

  dalam melaksanakan penelitian ini. Adapun hal-hal yang menjadi pembahasan antara lain, kajian pustaka, penelitian-penelitian yang relevan, dan kerangka berfikir.

A. KAJIAN PUSTAKA

1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

  Pemecahan masalah dipandang sebagai suatu proses untuk menentukan kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan dalam upaya mengatasi situasi yang baru. Pemecahan masalah tidak sekedar sebagai bentuk kemampuan menerapkan aturan-aturan yang telah dikuasai melalui kegiatan-kegiatan belajar terdahulu, melainkan lebih dari itu, merupakan proses untuk mendapatkan seperangkat aturan pada tingkat yang lebih tinggi. Apabila seseorang telah mendapatan suatu kombinasi perangkat aturan yang terbukti dapat dioperasikan sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi maka ia tidak saja dapat memecahkan suatu masalah, melainkan juga telah berhasil menemukan sesuatu yang baru.

  Sesuatu yang dimaksud adalah perangkat prosedur atau strategi yang memungkinkan seseorang dapat meningkatkan kemandirian dalam

  16 berfikir.

  Strategi pembelajaran pemecahan masalah adalah mencari atau menemukan cara penyelesaian (menemukan pola, aturan, atau algoritma).

  Sintaknya adalah sajikan permasalahan yang memenuhi criteria diatas, siswa berkelompok atau individu mengidentifikasi pola atau aturan yang disajikan, siswa mengidentifikasi, mengeksplorasi, menginvestigasi,

  17 menduga dan akhirnya menemukan solusi.

  Pemecahan masalah adalah proses menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya kedalam situasi baru yang belum dikenal.

  Untuk menjadi seseorang pemecah masalah yang baik, siswa membutuhkan banyak kesempatan untuk menciptakan dan memecahkan

  18 masalah dalam bidang matematika dan dalam konteks kehidupan nyata.

  Aktifitas-aktifitas yang tercangkup dalam kegiatan pemecahan masalah yakni meliputi mengidentifikasikan unsur yang diketahui, ditanyakan, serta kecukupan unsur yang diperlukan, merumuskan masalah situasi sehari-hari dan matematik. Untuk memecahkan suatu masalah ada empat langkah yang dapat dilakukan, yaitu :

  1. Memahami masalah, kegiatan yang dilakukan pada langkah ini adalah 16 apa data yang diketahui, apa yang tidak harus diketahui, apa yang harus

Wena, Made, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontenporer (Jakarta : Bumi Aksara.

  2014), h.52 17 Ngalimun, Strategi dan Model Pembelajaran (Yogyakarta : Aswaja Pressindo.2012), h.164 18 dipenuhi, menyatakan kembali masalah asli dalam bentuk yang lebih operasional dapat dipecahkan.

  2. Merencanakan pemecahannya, kegiatan yang dapat dilakukan pada langkah ini adalah mencoba mencari atau mengingat masalah yang pernah diselesaikan yang memiliki kemiripan dengan masalah yang akan dipecahkan, mencari pola atau aturan, menyusun prosedur penyelesaian atau membuat konjektur.

  3. Menyelesaikan masalah sesuai rencana, kegiatan yang dapat dilakukan pada langkah ini adalah menjalankan prosedur yang telah dibuat pada langkah sebelummnya untuk mendapatkan penyelesaian.

  4. Memeriksa kembali prosedur dan hasil penyelesaian, kegiatan yang dapat dilakukan pada langkah ini adalah menganalisis dan mengevaluasi apakah prosedur yang diterapkan dan hasil yang diperoleh benar, apakah ada prosedur yang dibuat dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang sejenis, atau apakah prosedur dapat

  19 dibuat generalisasinya.

  Kemampuan pemecahan masalah sangat penting artinya bagi siswa dan masa depannya. Para ahli pembelajaran sependapat bahwa kemampuan pemecahan masalah dalam batas-batas tertentu, dapat dibentuk melalui bidang studi dan disiplin ilmu yang diajarkan. Persoalan 19 tentang bagaimana mengajarkan pemecahan masalah tidak akan pernah

  Turmudi, Permanasari,A., Vismaia. (2015). “Mathematic Literacy for Junior Secondary terselesaikan tanpa memerhatikan jenis masalah yang ingin dipecahkan, saran dan bentuk program yang disiapkan untuk mengajarkannya, serta variable-variabel pembawaan siswa.

  20 Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Berdasarkan Tahap Pemecahan Masalah Polya Tahap Pemecahan Masalah

  

Indikator

  1 Memahami Masalah Siswa dapat menyebutkan informasi yang diberikan dari pertanyaan yang diajukan

  2 Merencanakan Penyelesaian

  Siswa memiliki rencana pemecahan masalah yang siswa gunakan serta alasan penggunaannya

  3 Menyelesaikan Masalah

  Siswa dapat memecahkan masalah yang siswa gunakan dengan hasil yang benar

  4 Memeriksa Kembali Pemecahan

  Siswa memeriksa kembali langkah pemecahan yang siswa gunakan

  Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Berdasarkan Tahap Pemecahan Untuk SMP/MTs

21 Proses yang harus dilakukan para peserta didik dari keempat

  tahapan tersebut secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut :

  1. Memahami Masalah Pada tahap ini, kegiatan pemecahan masalah pada tahap ini untuk membawa siswa menetapkan apa yang diketahui pada pemecahan dan apa yang ditanyakan. Beberapa pertanyaan perlu muncul pada siswa untuk menyebutkan dalam memecahkan masalah ini.

  2. Merencanakan Penyelesaian Perencanaan masalah siswa diarahkan untuk dapat mengidentifikasi strategi-strategi pemecahan masalah yang sesuai untuk menyelesaikan masalah. Mengidentifikasi strategi-strategi pemecahan masalah ini, hal yang paling penting untuk diperhatikan adalah apakah strategi tersebut berkaitan dengan masalah yang dipecahkan. 20

  3. Menyelesaikan Masalah Jika siswa telah memahami pemecahan dengan baik dan sudah menentukan strategi pemecahannya, langkah selanjutnya adalah melaksanakan penyelesaian soal sesuai dengan yang telah direncanakan. Kemampuan siswa memahami substansi materi dan keterampilan siswa memahami perhitungan matematika akan sangat membantu peserta didik melaksanakan tahap ini.

  4. Melaksanakan Pengecekan Kembali Langkah memeriksa ulang jawaban yang telah diperoleh merupakan langkah terakhir dari pendekatan pemecahan masalah matematika.

  Langkah ini penting dilakukan untuk mengecek apakah hasil yang diperoleh sudah sesuai dengan ketentuan dan tidak terjadi kontradiksi

  22 dengan yang ditanya.

Tabel 2.2 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah

  Tahap Penyelesaian Masalah Oleh Polya Kategori Indikator

  Siswa dapat menyebutkan informasi- informasi yang diberikan dan pertanyaan Baik yang diajukan dalam masalah matematika model PISA Siswa kurang lengkap dalam menyebutkan informasi yang diberikan dan kurang tepat

  Memahami Masalah Cukup dalam menyebutkan apa yang ditanya dalam masalah matematika model PISA Siswa tidak dapat menyebutkan informasi- informasi yang diberikan dan tidak dapat

  Kurang menyebutkan apa yang ditanya dalam masalah matematika model PISA Siswa memiliki rencana pemecahan masalah

  Merencanakan dan rencana tersebut dapat membantunya Baik

  Penyelesaian dalam memecahkan masalah matematika 22 model PISA

  Tahap Penyelesaian Masalah Oleh Polya Kategori Indikator

  Siswa memiliki rencana pemecahan masalah dan rencana tersebut kurang dapat Cukup membantunya dalam memecahkan masalah matematika model PISA Siswa tidak memiliki rencana dalam

  Kurang memecahan masalah matematika model PISA Siswa dapat menjelaskan langkah pemecahan masalah matematika model

  Baik PISA yang siswa gunakan dengan hasil

  Menyelesaikan yang benar. Masalah

  Siswa kurang dapat menjelasakan langkah pemecahan masalah matematika model Cukup

  PISA yang siwa gunakan dengan hasil yang kurang benar. Siswa tidak dapat menjelasakan langkah pemecahan masalah matematika model

  Kurang PISA yang siswa gunakan dengan hasil yang salah Siswa memeriksa kembali langkah pemecahan masalah matematika model

  Baik PISA yang siswa gunakan secara menyeluruh Siswa memeriksa kembali langkah pemecahan masalah matematika model

  Memeriksa Kembali Cukup

  PISA yang siswa gunakan namun hanya Pemecahan sebagian