Faktor Faktor Penyebab Terjadinya Kenaka

Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja | Ideologi dan demokrasi Di
indonesia (GS)
BAB I PENDAHULUAN
Remaja adalah harapan dan tumpuan segala orang tua dan remaja adalah generasi
perubah bangsa. Dengan remaja suatu bangsa akan menjadi baik apabila pemudanya yang
memipin juga baik, tetapi jika pemudanya jelek moral dan perilakunya pasti Negara
atau suatu masyarakat tersebut akan rusak juga dipimpin oleh remaja yang sudah rusak
moralnya.
Diera Globalisasi ini, banyak pemuda yang sering mengalami penyimpangan sosial
seperti mabuk-mabukan, berjudi, urak-urakan, ngebut-ngebut dijalanan, menggunakan
narkoba, dan sampai pula banyak yang melakukan seks bebas yang tentu saja itu sangat
dilarang oleh agama islam. Kita sebagai generasi yang islami harus berfikir rasionalistis agar
umat islam ini menjadi lebih baik dan lebih mulia dihadapan dan dipandangan Allah SWT
dan tidak menjadi jelek di hadapan Allah.
BAB II PEMBAHASAN
KENAKALAN REMAJA
A. Definisi Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja adalah semua perubahan anak remaja (usia belasan tahun) yang
berlawanan dengan ketertiban umum (nilai dan norma yang diakui bersama) yang ditujukan
pada orang, binatang, dan barang-barang yang dapat menimbulkan bahaya atau kerugian pada
pihak lain.

B. Ada beberapa contoh dan gejala kenakalan remaja di desa sari jaya, negara batin kab.
Way kanan
Beberapa contoh kenakalan remaja yang harus di hindari di desa tersebut adalah sebagai
berikut:

-

Mengebut di jalan, yaitu mengendarai mobil atau sepeda motor di tengah-tengah keramaian
kota dengan kecepatan di atas batas maksimal yang banyak dilakukan oleh pemuda belasan
tahun.

-

Membentuk kelompok-kelompok dengan aturan yang tidak etis, misalnya kelompok
pergaulan seks bebas.

-

Membentuk kelompok-kelomopok yang cenderung kea rah tindakan destruktif, misalnya
kelompok tawuran, pemerasan, atau narget (ngompas).


-

Pengedaran gambar-gambar porno di kalangan anak muda, baik dalam bentuk mejalah cabul,
cerita porno, maupun gambar-gambar lain yang merusak moral dan mental.

-

Memakai dan memasuki jaringan pemakaian dan pengedaran obat-obatan terlarang.

-

Tindakan-tindakan indisipliner di sekolah, di rumah, dan di tempat-tempat umum, misalnya
sering tidak masuk sekolah, tidak patuh kepada orang tua, melakukan tindakan coret-coret
atau perusakan di tempat-tempat umum.

-

Melakukan tindakan penyimpangan seksual yang tidak sesuai dengan nilai-nilai serta norma
yang berlaku, misalnya pemerkosaan dan kumpul kebo


-

Melakukan tindakan kriminalitas lainnya, misalnya mencuri, merampok, dan membunuh.
Adapun beberapa gejala yang dapat memperlihatkan hal-hal yang mengarah pada kenakalan
remaja, yaitu sebagai berikut:

1) Anak-anak yang tidak disukai oleh teman-temanya baik di sekolah maupun di tempat-tempat
bermain sehingga anak tersebut selalu menyendiri. Perilaku demikian, dapat menyebabkan
kegoncangan emosi sehingga dapat mengarahkan pada tindakan-tindakan yang melanggar
nilai dan norma yang berlaku.
2)

Anak-anak yang suka atau biasa menghindarkan diri dari tanggung jawab di rumah atau
disekolah.

3) Anak-anak yang sering mengeluh, dalam arti bahwa mereka mengalami masalah dan tidak
sanggup mencari jalan pemecahannya. Kondisi ini akan menyebabkan anak mencari jalan
kearah yang sering bersifat negative, misalnya minum-minuman keras, dan menggunakan
narkotika untuk menghilangkan masalah yang dihadapi. Akibatnya, kondisi hidupnya makin

hancur.
4)

Anak-anak yang mengalami fobia dan gelisah dalam bentuk melewati batas yang berbeda
dengan ketakutan anak-anak normal.

5) Anak-anak yang suka dusta dan bohong. Dusta dengan penyimpangan perilaku ini cenderung
mempunyai kaitan yang erat. Suatu kecenderungan umum apabila anak itu mempunyai
mental suka dusta atau pembohong, dia akan suka atau sering melakukan tindakan yang
menyimpang.

C. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja
Faktor yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja secara umum dapat dikelompokan
ke dalam dua faktor, yaitu sebagai berikut:
1. Faktor Intern
a) Faktor Kepribadian
Kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis pada system psikosomatis dalam
individu yang turut menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan dirinya dengan
lingkungannya (biasanya disebut karakter psikisnya). Masa remaja dikatakan sebagai suatu
masa yang berbahaya. Pada periode ini, seseorang meninggalkan masa anak-anak untuk

menuju masa dewasa. Masa ini di rasakan sebagai suatu Krisis identitas karena belum adanya
pegangan, sementara kepribadian mental untuk menghindari timbulnya kenakalan remaja
atau perilaku menyimpang.

b) Faktor Kondisi Fisik

Faktor ini dapat mencakup segi cacat atau tidaknya secara fisik dan segi jenis
kelamin. Ada suatu teori yang menjelaskan adanya kaitan antara cacat tubuh dengan
tindakan menyimpang (meskipun teori ini belum teruji secara baik dalam kenyataan hidup).
Menurut teori ini, seseorang yang sedang mengalami cacat fisik cenderung mempunyai rasa
kecewa terhadap kondisi hidupnya. Kekecewaan tersebut apabila tidak disertai dengan
pemberian bimbingan akan menyebabkan si penderita cenderung berbuat melanggar tatanan
hidup bersama sebagai perwujudan kekecewaan akan kondisi tubuhnya.

c) Faktor Status dan Peranannya di Masyarakat
Seseorang anak yang pernah berbuat menyimpang terhadap hukum yang berlaku,
setelah selesai menjalankan proses sanksi hukum (keluar dari penjara), sering kali pada saat
kembali ke masyarakat status atau sebutan “eks narapidana” yang diberikan oleh masyarakat
sulit terhapuskan sehingga anak tersebut kembali melakukan tindakan penyimpangan hukum
karena meresa tertolak dan terasingkan.


2. Faktor Ekstern
a.

Kondisi Lingkungan Keluarga
Khususnya di kota-kota besar di Indonesia, generasi muda yang orang tuanya
disibukan dengan kegiatan bisnis sering mengalami kekosongan batin karena bimbingan dan
kasih sayang langsung dari orang tuanya sangat kurang. Kondisi orang tua yang lebih
mementingkan karier daripada perhatian kepada anaknya akan menyebabkan munculnya
perilaku menyimpang terhadap anaknya. Kasus kenakalan remaja yang muncul pada keluarga
kaya bukan karena kurangnya kebutuhan materi melainkan karena kurangnya perhatian dan
kasih sayang orang tua kepada anaknya.

b. Kontak Sosial dari Lembaga Masyarakat Kurang Baik atau Kurang Efektif
Apabila system pengawasan lembaga-lembaga sosial masyarakat terhadap pola
perilaku anak muda sekarang kurang berjalan dengan baik, akan memunculkan tindakan
penyimpangan terhadap nilai dan norma yang berlaku. Misalnya, mudah menoleransi
tindakan anak muda yang menyimpang dari hukum atau norma yang berlaku, seperti mabukmabukan yang dianggap hal yang wajar, tindakan perkelahian antara anak muda dianggap hal
yang biasa saja. Sikap kurang tegas dalam menangani tindakan penyimpangan perilaku ini
akan semankin meningkatkan kuantitas dan kualitas tindak penyimpangan di kalangan anak

muda.

c.

Kondisi Geografis atau Kondisi Fisik Alam
Kondisi alam yang gersang, kering, dan tandus, dapat juga menyebabkan terjadinya
tindakan yang menyimpang dari aturan norma yang berlaku, lebih-lebih apabila individunya
bermental negative. Misalnya, melakukan tindakan pencurian dan mengganggu ketertiban
umum, atau konflik yang bermotif memperebutkan kepentingan ekonomi.

d. Faktor Kesenjangan Ekonomi dan Disintegrasi Politik
Kesenjangan ekonomi antara orang kaya dan orang miskin akan mudah memunculkan
kecemburuan sosial dan bentuk kecemburuan sosial ini bisa mewujudkan tindakan perusakan,
pencurian, dan perampokan. Disintegrasi politik (antara lain terjadinya konflik antar partai
politik atau terjadinya peperangan antar kelompok dan perang saudara) dapat mempengaruhi
jiwa remaja yang kemudian bisa menimbulkan tindakan-tindakan menyimpang.

e.

Faktor Perubahan Sosial Budaya yang Begitu Cepat (Revolusi)

Perkembangan teknologi di berbagai bidang khususnya dalam teknologi komunikasi
dan hiburan yang mempercepat arus budaya asing yang masuk akan banyak mempengaruhi
pola tingkah laku anak menjadi kurang baik, lebih-lebih anak tersebut belum siap mental dan
akhlaknya, atau wawasan agamanya masih rendah sehingga mudah berbuat hal-hal yang
menyimpang dari tatanan nilai-nilai dan norma yang berlaku.

D. Usaha Pencegahan Atau Pengurangan Tingkat Kenakalan Remaja
Usaha-usaha pencegahan ini bisa dilakukna secara preventif dan repretif. Baik usaha
preventif maupun represif dapat dilakukan oleh lembaga pemerintah atau lembaga swasta.
a.

Usaha yang dilakukan oleh pemerintah dapat meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1) Penerangan tentang maslah generasi muda
2) Memberikan sanksi yang tegas
3) Mendirikan pusat-pusat pelatihan dan rehabilitasi
4) Mendirikan lembaga-lembaga pendidikan forma

b. Usaha yang dilakukan oleh pihak sosial dapat meliputi organisasi kemasyarakatan
1) Mengadakan kegiatan-kegiatan sosial melalui organisasi kemasyarakatan

2) Mendirikan lembaga-lembaga pendidikan swasta
3) Mendirikan lembaga-lembaga sosial masyaraka RT dan RW

E. Usaha Yang Sifatnya Bimbingan
Usaha ini dapat mencakup hal-hal sebagai berikut:
1.

Berusaha untuk mengerti pribadi individu dan anak terus dibimbing agar lebih dapat
memahami cirri pribadi dan minatnya dalam menghadapi masa depannya.

2.

Menanamkan kesadaran agar anak bersemangat mencapai hasil sebaik-baiknya dalam
kehidupan sehari-hari.

3. Memberikan simpati atau kasih sayang secukupnya dengan tindakan berlebihan.
4.

Menanamkan nilai-nilai spiritual atau nilai-nilai agama pada diri anak sebaik mungkin.
Untuk masalah ini, yang paling penting dan efektif adalah contoh keteladanan dari orang

tuanya sendiri untuk taat dalam beragama.

5.

Menimbulkan sikap mental suka membantu orang lain, atau anak terus dibimbing untuk
mempunyai jiwa kepedulian sosial yang tinggi.

BAB III KESIMPULAN
Dari materi diatas yang berjudul kenakalan remaja telah penulis jelaskan maka daripada
itu dapat disimpulkan sebagai berikut, Kenakalan remaja adalah semua perubahan anak
remaja (usia belasan tahun) yang berlawanan dengan ketertiban umum (nilai dan norma yang
diakui bersama) yang ditujukan pada orang, binatang, dan barang-barang yang dapat
menimbulkan bahaya atau kerugian pada pihak lain.
Remaja sering mengalami penyimpangan sosial seperti, mabuk-mabukan, berjudi,
mengkonsumsi ganja, inek, dan melakukan seks bebas itu semua terjadi karena kurang
perhatianya dari pihak keluarga dan kurang tegasnya hukum di Indonesia, faktor lain yaitu
dari lingkungan dan masyarakat yang kurang ada perhatian kepada pemuda yang mengalami
perilaku menyimpang tersebut jadi semua itu di anggap wajar saja. Padahal semua itu bisa
merusak moral dan merusak generasi penerus bangsa jika pemuda-pemuda di masyarakat
tersebut tidak di didik dengan tegas dan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Taufiq Rohman Dhohiri, Tarsisius Wirtono, dkk, Sosiologi 3, Suatu Kajian Kehidupan Masyarakat
SMA/MA Kelas XII, Yudistira, Bandung:2001
Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar, Rineka Cipta, Jakarta: 2009