Implementasi Arsitektur Client Server da

IMPLEMENTASI ARSITEKTUR CLIENT- SERVER DAN MVC ( MODEL-VIEW- CONTROLLER ) UNTUK MEMBANGUN APLIKASI ADMINISTRASI SEKOLAH

(STUDI KASUS: SMK AVERUS JAKARTA)

Skripsi

Oleh: Yulianti 2009140661

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAMULANG JAKARTA 2013

IMPLEMENTASI ARSITEKTUR CLIENT- SERVER DAN MVC ( MODEL-VIEW- CONTROLLER ) UNTUK MEMBANGUN APLIKASI ADMINISTRASI SEKOLAH

(STUDI KASUS: SMK AVERUS JAKARTA)

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Oleh: Yulianti 2009140661

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAMULANG JAKARTA

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama

Program Studi

: Teknik Informatika

Fakultas

: Teknik

Jenjang Pendidikan : Strata 1

Menyatakan bahwa skripsi yang saya buat dengan judul: IMPLEMENTASI ARSITEKTUR CLIENT-SERVER DAN MVC (MODEL- VIEW-CONTROLLER) UNTUK MEMBANGUN APLIKASI ADMINISTRASI SEKOLAH (STUDI KASUS: SMK AVERUS JAKARTA)

1. Merupakan hasil karya tulis ilmiah sendiri, bukan merupakan karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik oleh pihak lain, dan bukan merupakan hasil plagiat.

2. Saya ijinkan untuk dikelola oleh Universitas Pamulang sesuai dengan norma hukum dan etika yang berlaku.

Pernyataan ini saya buat dengan penuh tanggung jawab dan saya bersedia menerima konsekuensi apapun sesuai aturan yang berlaku apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Pamulang, 16 September 2013

( Yulianti )

LEMBAR PERSETUJUAN

Program Studi

: TEKNIK INFORMATIKA

Fakultas

: TEKNIK

Jenjang Pendidikan : STRATA 1 Judul Skripsi

: IMPLEMENTASI ARSITEKTUR CLIENT-SERVER DAN MVC (MODEL-VIEW-CONTROLLER) UNTUK MEMBANGUN APLIKASI ADMINISTRASI SEKOLAH (STUDI KASUS: SMK AVERUS JAKARTA)

Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui.

Pamulang, 26 Agustus 2013

LEMBAR PENGESAHAN

Program Studi

: TEKNIK INFORMATIKA

Fakultas

: TEKNIK

Jenjang Pendidikan : STRATA 1 Judul Skripsi

: IMPLEMENTASI ARSITEKTUR CLIENT-SERVER DAN MVC (MODEL-VIEW-CONTROLLER) UNTUK MEMBANGUN APLIKASI ADMINISTRASI SEKOLAH (STUDI KASUS: SMK AVERUS JAKARTA)

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan dewan penguji ujian skripsi fakultas Teknik, program studi Teknik Informatika dan dinyatakan LULUS.

Pamulang, 13 September 2013

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkah dan rahmat- Nya, Maka skripsi yang berjudul ‘‘IMPLEMENTASI ARSITEKTUR CLIENT-SERVER DAN MVC (MODEL-VIEW-CONTROLLER) UNTUK MEMBANGUN APLIKASI ADMINISTRASI SEKOLAH (STUDI KASUS: SMK AVERUS JAKARTA) ’’ dapat terselesaikan dengan baik.

Dalam penulisan Skripsi ini, banyak hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi, akan tetapi atas bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, maka akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Dayat Hidayat, M.M., selaku Rektor Universitas Pamulang.

2. Bapak Ir. Sewaka, M.M., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Pamulang.

3. Bapak Achmad Hindasyah, S.Si., M.Si., selaku Kepala Program Studi Teknik Informatika Universitas Pamulang.

4. Ibu Normalisa, S.Kom., M.Kom., selaku dosen pembimbing, yang memberikan bimbingan dengan baik, serta motivasi untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. H. A. Syarif AM, M.Pd., selaku kepala SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) Averus Jakarta, yang telah membantu memberikan data-data yang diperlukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Kedua orang tua tersayang yang selalu memberi dorongan dan semangat sehingga anakmu yang manja ini dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

7. Suami tercinta yang selalu memberi dorongan dan semangat sehingga istrimu tersayang ini dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

8. Seluruh pihak yang memberikan bantuan secara langsung maupun tidak langsung yang tidak saya sebutkan satu-persatu.

Akhirnya dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa banyak kekurangan yang terdapat dalam penyusunan ini, sehingga masih jauh dari sempurna yang disebabkan oleh beberapa keterbatasan dalam diri penulis. Oleh kerena itu, penulis terbuka terhadap berbagai kritik dan saran yang bersifat membangun bagi kesempurnaan skripsi ini.

Pamulang, 16 September 2013

Penulis

ABSTRACT

Not many schools are implementing information technology to support administrative processing. SMK (vocational high school) located AVERUS Jakarta Pondok Pinang, South Jakarta is one of the educational institutions that do not use information technology effectively and efficiently in administrative data processing, administration partly because the data are recorded and processed manually, although there has been recorded and processed using computer applications using Microsoft Excel. This causes some problems such as, much duplication of data, because each saved document has its own corresponding importance of master data. The papers are not organized very well because the data and stored according to the interests of each staff responsible jawab.Pembuatan reports from administrative data tend to be slow, because it has not been well integrated. Good application should be easily adapted to the needs in the future.

To solve these problems, the school administration application built using a client server architecture and MVC (Model View Controller). Because to build a good system should use a good model. Client-server architecture can be used to build a centralized application that can reduce the duplication of data / documents and be able to improve organizational documents. Client-server architecture divides the application into two parts, the server associated with database management, and related client user interface. While the MVC architecture to facilitate the development of applications in accordance with the requirements in the future, and can reduce the amount of source code.

Administrative applications created using client server architecture and MVC can solve the problems that exist. These applications can reduce the duplication of data, organizations can improve data / documents, can accelerate the creation of required reports, and can improve the efficiency and effectiveness of application development.

Keywords: School Administration, Client-Server, MVC (Model-View-Controller)

xvi+120 pages; 79 figures; 17 tables; attachments; technical documentation Bibliography: 32 (1994-2012)

ABSTRAK

Belum banyak sekolah yang mengimplementasikan teknologi informasi untuk menunjang pengolahan administrasinya. SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) AVERUS JAKARTA yang terletak Pondok Pinang, Jakarta Selatan merupakan salah satu institusi pendidikan yang belum menggunakan teknologi informasi secara efektif dan efisien dalam pengolahan data administrasinya, karena data administrasinya sebagian dicatat dan diolah secara manual, walaupun sudah ada yang dicatat dan diolah menggunakan aplikasi komputer menggunakan Microsoft Excel. Hal ini menyebabkan beberapa masalah seperti, banyak terjadi duplikasi data, karena setiap dokumen yang disimpan memiliki master data tersendiri sesuai kepentingannya. Dokumen-dokumennya tidak teroganisir dengan baik karena disimpan sesuai kepentingan datanya dan masing-masing staf yang bertanggung jawab.Pembuatan laporan-laporan dari data-data administrasi cenderung lambat, karena belum terintegrasi dengan baik. Aplikasi yang baik harus mudah disesuaikan dengan kebutuhan di masa yang depan.

Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, maka dibangun aplikasi administrasi sekolah menggunakan arsitektur client server dan MVC (Model View Controller ). Karena untuk membangun sistem yang baik harus menggunakan model yang baik. Arsitektur client-server dapat digunakan untuk membangun aplikasi terpusat yang dapat mengurangi duplikasi data/dokumen dan dapat memperbaiki organisasi dokumen. Arsitektur client-server membagi aplikasi dalam dua bagian, yaitu server yang berhubungan dengan pengelolaan basis data, dan client yang berhubungan dengan antarmuka user. Sedangkan arsitektur MVC dapat mempermudah pengembangan aplikasi sesuai dengan kebutuhan di masa depan, dan dapat mengurangi jumlah source code.

Aplikasi administrasi yang dibuat menggunakan arsitektur client server dan MVC dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada. Aplikasi ini dapat mengurangi duplikasi data, dapat memperbaiki organisasi data/dokumen, dapat mempercepat pembuatan laporan yang diperlukan, dan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengembangan aplikasi.

Kata kunci: Administrasi Sekolah, Client-Server, MVC (Model-View-Controller)

xvi+120 halaman; 79 gambar; 17 tabel; lampiran; 1 dokumentasi teknis Daftar acuan: 32 (1994-2012)

DAFTAR SIMBOL

No. Simbol

Nama Simbol

Keterangan

1 uc Use Case Model

Boundary

Untuk menggambarkan

Aplikasi

sistem atau aplikasi.

2 uc Use Ca... Actor

Untuk menggambarkan pengguna (user)

sistem/aplikasi

Actor

3 uc Use Case Model Use Case

Untuk menggambarkan apa

Use Case

yang dilakukan actor terhadap sistem

4 uc Use Case Model Assosiation

Garis lurus untuk menunjukkan hubungan

actor dengan use case

5 uc Use Case Model Generalization

Garis dengan ujung berbentuk panah,

menunjukan use case sumber (source) adalah penjabaran (detil) dari use case yang ditunjuk panah (destination)

6 uc Use Case Model Include

Garis putus-putus dengan

«include»

ujung berbentuk panah,

menunjukan use case sumber (source) akan selalu dilakukan jika use case yang ditunjuk panah (destination) dilakukan

No. Simbol

Nama Simbol

Keterangan

7 uc Use Case Model

Package

Digunakan untuk

Package

menggambarkan diagram paket, yang berfungsi untuk

mengelompokkan use case diagram atau class diagram

8 uc Use Case Model

Trace

Menggambarkan bahwa

Package

«trace»

sumber (source) berhubungan dengan

sebagian/seluluh dalam tujuan (destination)

9 class Class Model

Class

Untuk menggambarkan class

yang memiliki attribute dan

Class

- attribute: int

method .

+ method() : void

10 uc Use Case Model

Import

Untuk menggambarkan

bahwa package sumber

(source) diimport oleh anggota dari package tujuan (destination)

11 act A...

Initial

Untuk menggambarkan awal activity (aktivitas)

12 act A...

Final

Untuk menggambarkan akhir activity (aktivitas)

13 act Activ ity

Activity

Untuk menggambarkan

Activ ity

activity (aktivitas) yang dilakukan

No. Simbol

Nama Simbol

Keterangan

14 act Activ ity

Decission

Untuk menggambarkan percabangan activity (aktivitas)

15 ac...

Fork/Join

Untuk menunjukkan proses

act Activ ity

yang berjalan secara paralel

16 sd Interaction

Boundary

Untuk menggambarkan class antarmuka (view) pada

Boundary

sequence diagram

17 sd Interaction

Control

Untuk menggambarkan class proses (controller) pada

Control

sequence diagram

18 sd Interaction

Entity

Untuk menggambarkan class entitas (model) pada

Entity

sequence diagram

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengolahan data administrasi dalam sebuah institusi pendidikan merupakan kegiatan utama yang dilaksanakan secara periodik ataupun setiap saat, data-data tersebut selalu berubah setiap bulan atau setiap tahun, penambahan siswa, maupun perubahan kebijakan pemerintah menyebabkan data-data tersebut selalu berubah. Sedangkan informasi yang dihasilkan dituntut untuk selalu aktual, sehingga dibutuhkan suatu sistem yang dapat mengolah data-data administrasi secara efisien dan efektif.

Saat ini media komputer telah menempati peranan penting dalam dunia pendidikan (Sulindawaty & Calam, 2011). Sudah banyak sekolah-sekolah yang memiliki komputer dan mengajarkan tentang teknologi informasi kepada murid- muridnya. Tetapi teknologi informasi di sekolah masih sebatas ilmu yang diajarkan di SMP, SMU, dan SMK sesuai kurikulum nasional (Kristanti & Redita, 2012). Belum banyak sekolah yang mengimplementasikan teknologi informasi untuk menunjang pengolahan administrasinya. Komputerisasi administrasi merupakan hal yang penting dalam lembaga pendidikan, karena dapat mempermudah petugas administrasi dalam mengerjakan tugas-tugasnya (Antonio & Safriadi, 2012).

SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) AVERUS JAKARTA yang terletak Pondok Pinang, Jakarta Selatan merupakan salah satu institusi pendidikan yang belum menggunakan teknologi informasi secara efektif dan efisien dalam pengolahan data administrasinya, karena data administrasinya sebagian dicatat dan diolah secara manual, walaupun sudah ada yang dicatat dan diolah menggunakan aplikasi komputer menggunakan Microsoft Excel. SMK AVERUS JAKARTA belum menggunakan sistem terintegrasi dan terotomatisasi dalam pengolahan administrasinya. Data-data administrasinya dicatat di dalam file-file Microsoft Excel yang terpisah-pisah dalam folder sesuai kepentingan datanya pada masing-masing komputer petugasnya.

Dengan melihat dan mengamati sistem yang sedang berjalan pada SMK AVERUS JAKARTA, terlihat banyak duplikasi data, karena setiap petugas memiliki master data sendiri-sendiri di dalam komputernya. Data-datanya tidak mudah untuk dilakukan pembaharuan (update), karena jika dilakukan pembaharuan (update) di salah satu komputer, maka data-data di komputer lain tidak ikut diperbaharui. Sehingga harus dilakukan pembaharuan (update) data pada setiap komputer. Dokumen-dokumennya tidak teroganisir dengan baik, karena disimpan oleh masing-masing petugas dalam folder dan file sesuai kepentingannya, jika ada petugas yang tidak hadir, maka petugas lain kesulitan untuk menggantikan tugasnya karena tidak tahu lokasi penyimpanannya. Selain itu juga kesulitan untuk mengevaluasi data pembayaran, data prestasi siswa, dan lain-lain, karena data-datanya harus dikumpulkan, diperbaharui, dan diolah setiap dilakukan evaluasi.

Membangun aplikasi administrasi sekolah merupakan salah satu solusi pengolahan data secara komputerisasi, sehingga informasi yang dihasilkan efektif dan efisien. Aplikasi yang baik harus didukung oleh model data yang baik, yaitu model data yang fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan masa depan (Widhyaestoeti, 2011), sehingga jika di masa depan ada kebutuhan baru, maka dapat dengan mudah untuk ditambahkan atau diperbaharui.

Sesuai dengan permasalahan di atas, agar tidak terjadi duplikasi data/dokumen, dan tidak harus memperbaharui data di semua komputer jika ada perubahan, maka perlu dibuat aplikasi yang menggunakan satu basis data dan dapat diakses oleh semua komputer. Arsitektur yang dapat digunakan adalah client-server , arsitektur ini membagi proses/aktivitas menjadi dua, yaitu proses/aktivitas yang berhubungan dengan interaksi dengan pengguna (user) dilakukan oleh client, sedangkan proses yang berhubungan dengan pengolahan basis data dilakukan di dalam server (Prasetyo, 2004). Dengan adanya pembagian proses/aktivitas ini, maka beban pada sistem komunikasi (jaringan komputer) dapat dikurangi, sehingga ketika jumlah client cukup banyak tidak terlalu berpengaruh pada kinerja sistem (Alam, 2005). Client-server masih merupakan arsitektur yang dominan dalam industri komputer karena memiliki keunggulan dalam hal fleksibilitas, interoperabilitas, kinerja, ketahanan, distribusi dan Sesuai dengan permasalahan di atas, agar tidak terjadi duplikasi data/dokumen, dan tidak harus memperbaharui data di semua komputer jika ada perubahan, maka perlu dibuat aplikasi yang menggunakan satu basis data dan dapat diakses oleh semua komputer. Arsitektur yang dapat digunakan adalah client-server , arsitektur ini membagi proses/aktivitas menjadi dua, yaitu proses/aktivitas yang berhubungan dengan interaksi dengan pengguna (user) dilakukan oleh client, sedangkan proses yang berhubungan dengan pengolahan basis data dilakukan di dalam server (Prasetyo, 2004). Dengan adanya pembagian proses/aktivitas ini, maka beban pada sistem komunikasi (jaringan komputer) dapat dikurangi, sehingga ketika jumlah client cukup banyak tidak terlalu berpengaruh pada kinerja sistem (Alam, 2005). Client-server masih merupakan arsitektur yang dominan dalam industri komputer karena memiliki keunggulan dalam hal fleksibilitas, interoperabilitas, kinerja, ketahanan, distribusi dan

Selain infrastruktur dan kinerjanya harus efektif dan efisien, pengembangan aplikasinya pun harus efektif dan efisien juga. Arsitektur MVC (Model - View - Controller ) merupakan arsitektur terbaik untuk aplikasi desktop (Qureshi & Sabir, 2013). MVC merupakan arsitektur yang memisahkan dengan jelas antara data (model) dengan user interface (view), dan telah terbukti sangat efektif (Widiyanto, 2010). Penggunaan MVC memungkinkan penyusunan source code (kode sumber) aplikasi menjadi lebih rapi karena terjadi pemisahan dengan jelas antara business logic (logika bisnis) dengan user interface (antarmuka pengguna), sehingga dapat mengurangi kompleksitas source code (kode sumber), meningkatkan fleksibilitas dan modularitas perangkat lunak ('Uyun & Ma'arif, 2010). Selain itu juga dapat mempermudah perawatannya di masa yang akan datang (Utpatadevi, Sudana, & Cahyawan, 2012). Dengan menggunakan MVC, alur aplikasi lebih mudah dibaca, dan lebih mudah ditelusuri jika terjadi kesalahan (Martha, Harianto, & Asfi, 2010).

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, maka penulis akan membuat karya ilmiah dengan judul “IMPLEMENTASI ARSITEKTUR

CLIENT-SERVER DAN MVC (MODEL-VIEW-CONTROLLER) UNTUK MEMBANGUN APLIKASI ADMINISTRASI SEKOLAH (STUDI KASUS: SMK AVERUS JAKARTA) ”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, permasalahan- permasalahan yang akan dibahas dan dicari solusinya antara lain:

a. Banyak terjadi duplikasi data, karena setiap dokumen yang disimpan memiliki master data tersendiri sesuai kepentingannya.

b. Dokumen-dokumennya tidak teroganisir dengan baik karena disimpan sesuai kepentingan datanya dan masing-masing staf yang bertanggung jawab.

c. Pembuatan laporan-laporan dari data-data administrasi cenderung lambat, karena belum terintegrasi dengan baik.

d. Aplikasi yang baik harus mudah disesuaikan dengan kebutuhan di masa depan.

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan karya ilmiah ini antara lain:

a. Merancang dan membangun aplikasi administrasi sekolah dengan arsitektur client-server untuk mengurangi duplikasi data.

b. Merancang dan membangun aplikasi administrasi sekolah untuk memperbaiki pengorganisasian dokumen-dokumen di sekolah.

c. Merancang dan membangun aplikasi administrasi sekolah untuk mempercepat pembuatan laporan-laporan yang diperlukan dari data-data administrasi.

d. Mengimplementasikan arsitektur MVC (Model-View-Controller) agar aplikasi lebih rapi dan mudah disesuaikan dengan kebutuhan di masa depan.

1.4 Batasan

Agar pembahasan dalam pembuatan karya ilmiah ini tidak melebar dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka pada pembahasan karya ilmiah ini dibatasi dengan hanya membahas administrasi kesiswaan mulai dari penerimaan siswa, proses belajar mengajar, sampai kelulusan. Data-data yang akan dimasukkan dalam pembahasan yaitu biodata siswa, data keuangan, dan data nilai.

1.5 Manfaat

Adapun manfaat-manfaat yang dapat diperoleh dari karya ilmiah ini antara lain:

a. Meningkatkan kinerja administrasi sekolah.

b. Mempermudah pengelolaan data-data siswa, pembayaran, dan nilai.

c. Mempermudah evaluasi terhadap proses belajar-mengajar.

1.6 Metodologi

Metode-metode yang digunakan dalam penyusunan karya ilmiah ini antara lain:

A. Metode pengumpulan data Pengumpulan data-data yang diperlukan dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

a. Studi pustaka Dilakukan dengan cara membaca referensi yang berkaitan dengan masalah administrasi sekolah, arsitektur client-server, pemrograman berorientasi objek, perancangan dan pembuatan basis data, dan pengembangan aplikasi menggunakan MVC (Model-View- Controller ).

b. Studi lapangan (observasi) Dilakukan dengan cara pengamatan langsung terhadap kegiatan yang berhubungan dengan administrasi sekolah di SMK AVERUS JAKARTA. Kegiatan administrasi yang diamati mulai dari administrasi pendaftaran, administrasi pembayaran, administrasi proses belajar-mengajar, sampai kelulusan.

c. Wawancara/Interview Pengumpulan data dilakukan dengan cara bertatap muka langsung dan melakukan tanya-jawab pada staf administrasi, guru, dan siswa.

B. Metode pengembangan aplikasi Pengembangan aplikasi dibuat dengan arsitektur MVC (Model-View- Controller ) agar penyusunan aplikasi lebih rapi, dan mudah dikembangkan sesuai kebutuhan di masa depan. Sedangkan model yang digunakan dalam pengembangan aplikasi menggunakan model spiral, karena model ini merupakan gabungan antara model prototype dan model waterfall. Model spiral digunakan untuk mengembangkan aplikasi berukuran besar dan untuk mengurangi potensi kesalahan dalam pengembangan aplikasi. Sehingga model spiral B. Metode pengembangan aplikasi Pengembangan aplikasi dibuat dengan arsitektur MVC (Model-View- Controller ) agar penyusunan aplikasi lebih rapi, dan mudah dikembangkan sesuai kebutuhan di masa depan. Sedangkan model yang digunakan dalam pengembangan aplikasi menggunakan model spiral, karena model ini merupakan gabungan antara model prototype dan model waterfall. Model spiral digunakan untuk mengembangkan aplikasi berukuran besar dan untuk mengurangi potensi kesalahan dalam pengembangan aplikasi. Sehingga model spiral

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan karya ilmiah ini dilakukan pemisahan pembahasan dalam bentuk bab dan subbab agar mudah dipelajari dan dipahami. Adapun susunan penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan berisi latar belakang, identifikasi masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang teori-teori yang mendukung pembuatan karya ilmiah ini. Teori-teori yang dibahas mulai dari sistem administrasi sekolah, metode pemrograman berorientasi objek, pembuatan rancangan aplikasi, arsitektur client-server, arsitektur MVC, dan aplikasi-aplikasi pendukung perancangan dan pembuatan aplikasi administrasi sekolah.

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

Pada bab ini dilakukan analisa terhadap data/dokumen dan kegiatan/proses yang ada dalam kegiatan administrasi sekolah di SMK AVERUS JAKARTA. Kemudian dilakukan perancangan basis data dan aplikasi administrasi sekolah yang akan dibuat.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Berisi hasil implementasi dari perancangan aplikasi yang telah dibuat pada bab III, dan berisi hasi pengujian terhadap aplikasi untuk mengetahui kesiapan aplikasi untuk diimplementasi di SMK AVERUS JAKARTA.

BAB V PENUTUP

Pada bab penutup berisi kesimpulan dari hasil analisa dan pembahasan, serta berisi saran-saran untuk perbaikan terhadap aplikasi yang telah dibuat agar lebih baik.

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Implementasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), implementasi berarti penerapan/pelaksanaan (Depdiknas, 2013). Implementasi dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaaan selesai dilakukan dan sudah dianggap final.

Jika dihubungkan dengan aplikasi, implementasi adalah penerapan dari sebuah desain aplikasi yang telah dirancang dengan lengkap pada sebuah pemrograman komputer. Dari implementasi ini akan dihasilkan sebuah aplikasi komputer yang dapat berjalan sesuai rancangan yang telah dibuat.

2.2 Membangun Aplikasi

Aplikasi adalah penggunaan atau penerapan suatu konsep yang menjadi pokok pembahasan. Aplikasi dapat diartikan juga sebagai program komputer yang dibuat untuk menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu. Aplikasi software yang dirancang untuk penggunaan praktisi khusus, klasifikasi luas ini dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:

a. Aplikasi software spesialis, program dengan dokumentasi tergabung yang dirancang untuk menjalankan tugas tertentu.

b. Aplikasi paket, suatu program dengan dokumentasi tergabung yang dirancang untuk jenis masalah tertentu.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), membangun berarti mendirikan, mengadakan, atau memperbaiki (Depdiknas, 2013). Jadi membangun aplikasi berarti membuat, mengadakan, atau memperbaiki program komputer untuk membantu/mempermudah manusia dalam mengerjakan tugas tertentu.

2.3 Administrasi Sekolah

2.3.1 Administrasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), administrasi dapat diartikan sebagai usaha dan kegiatan yang meliputi penetapan tujuan serta penetapan cara- cara penyelenggaraan pembinaan organisasi, usaha dan kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan kebijakan untuk mencapai tujuan, kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan, atau kegiatan kantor dan tata usaha (Depdiknas, 2013).

Administrasi adalah ilmu yang mempelajari proses kegiatan kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Kegiatan kerjasama itu sendiri merupakan gejala yang sifatnya universal dan memerlukan suatu proses pergerakan yang disebut dengan manajemen. Dengan demikian, untuk mencapai tujuannya administrasi perlu membentuk suatu manajemen dalam suatu organisasi sebagai wadah, kerangka, atau struktur untuk menjalin suatu kerjasama yang baik.

Administrasi adalah keseluruhan proses kerjasama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya (Antonio & Safriadi, 2012).

Secara etimologis administrasi berasal dari bahasa latin yang terdiri dari kata ad yang berarti intensif dan ministraire yang berarti melayani. Literatur lain menjelaskan bahwa administrasi merupakan terjemahan dari bahasa Inggris yaitu administration yang bentuk infinitifnya adalah to administer. Atau administrasi berasal dari bahasa Belanda, yaitu administratie yang meliputi kegiatan pembukaan ringan, mencatat, menyurat, mengetik, agenda dan sebagainya yang bersifat teknis ketatausahaan.

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa administrasi adalah kegiatan penyusunan dan pencatatan data secara sistematis dengan maksud untuk menyediakan informasi serta memudahkan memperolehnya kembali secara keseluruhan.

2.3.2 Administrasi Sekolah

Administrasi sekolah meliputi administrasi program pengajaran, administrasi kesiswaan, administrasi kepegawaian, administrasi keuangan dan administrasi perlengkapan atau barang.

A. Administrasi program pengajaran Administrasi program pengajaran dilakukan dengan tujuan memudahkan kepala sekolah dalam menyelenggarakan administrasi sekolah. Kegiatan yang dilakukan meliputi menyusun jadwal pelajaran, program pengajaran, pencatatan nilai dan pelaporan hasil belajar

B. Administrasi kesiswaan Dalam adminstrasi kesiswaan selama satu tahun pelajaran dibagi dalam 3 tahap waktu dan dalam tiap tahapan waktu terdapat beberapa jenis kegiatan, yaitu :

a. Awal tahun pelajaran Penerimaan siswa baru

b. Selama tahun ajaran - Penyusun data pribadi siswa - Keadaan siswa awal tahun - Kehadiran siswa

c. Akhir tahun pelajaran - Pelaksanaaan ujian nasional - Kenaikan kelas

C. Administrasi Kepegawaian Administrasi kepegawaian menguraikan kegiatan yang berkaitan dengan pengaturan kepegawaian, tugas dan tanggung jawab pengelolaan satuan pendidikan dan peningkatan tata usaha kepegawaian di sekolah.

D. Administrasi Keuangan Administrasi keuangan bertugas dan bertanggung jawab dalam pengelolaan keuangan sekolah.

E. Administrasi Perlengkapan atau Barang Administrasi perlengkapan atau barang memiliki tugas dalam perencanaan, pengadaan, penyimpanan dan pemeliharaan semua perlengkapan atau barang yang ada di sekolah.

Administrasi program pengajaran, kesiswaan, kepegawaian dibentuk ke dalam satu divisi yaitu divisi tata usaha, sedangkan untuk administrasi keuangan dibentuk secara khusus ke dalam divisi keuangan.

2.4 Arsitektur Client-Server

Arsitektur client-server merupakan arsitektur yang paling baik untuk digunakan, sistem ini mampu menghasilkan aplikasi basis data yang tangguh dalam hal sekuritas, serta mampu mengurangi kepadatan lalu-lintas jaringan (Prasetyo, 2004). Dalam arsitektur client-server terdapat dua mesin yang berfungsi sebagai server dan client.

Secara umum arsitektur client-server merupakan sebuah aplikasi terdistribusi yang bertugas untuk mempartisi atau membagi pekerjaan antara server (penyedia layanan) dan client. Client dan server sering juga beroperasi menggunakan jaringan komputer pada hardware yang terpisah. Server adalah sebuah mesin yang memiliki performa tinggi dan menjalankan satu atau lebih program untuk memberikan data-data yang diminta oleh client (Prasetyo, 2004). Sebuah client tidak mempunyai sumber daya apapun, namun meminta server untuk menyediakan sumber daya yang diperlukan. Oleh karena itu client-lah yang terlebih dahulu memulai sesi komunikasi dengan server yang menunggu request (permintaan) dari client.

Arsitektur client-server merupakan model konektivitas pada jaringan yang membedakan fungsi komputer sebagai client dan server. Pendek kata, arsitektur client-server membagi beban kerja antara client dan server (Alam, 2005). Arsitektur ini menempatkan sebuah komputer sebagai server, yang bertugas memberikan pelayanan kepada terminal-terminal lainnya yang terhubung dalam sistem jaringan atau yang disebut client. Server juga dapat bertugas untuk Arsitektur client-server merupakan model konektivitas pada jaringan yang membedakan fungsi komputer sebagai client dan server. Pendek kata, arsitektur client-server membagi beban kerja antara client dan server (Alam, 2005). Arsitektur ini menempatkan sebuah komputer sebagai server, yang bertugas memberikan pelayanan kepada terminal-terminal lainnya yang terhubung dalam sistem jaringan atau yang disebut client. Server juga dapat bertugas untuk

Pada arsitektur ini, client tidak dapat berfungsi sebagai server, tetapi server dapat berfungsi menjadi client (server non-dedicated). Prinsip kerja pada arsitektur ini sangat sederhana, di mana server akan menunggu permintaan dari client , memproses dan memberikan hasil kepada client. Sedangkan client akan mengirimkan permintaan ke server, menunggu proses dan melihat visualisasi hasil prosesnya.

Server menurut bahasa inggris berasal dari kata serve yang berarti melayani, dengan kata lain server bisa disebut juga dengan pelayan. Hal ini memang sesuai tugas utama dari server adalah melayani, entah melayani permintaan atau pengiriman.

Server dalam ilmu komputer adalah sebuah komputer (workstation) yang difungsikan untuk melayani beberapa permintaan-permintaan tertentu. Server dalam ilmu komputer juga terdapat beberapa jenis dan macamnya, semisal proxy server yang bertugas sebagai pelayan proxy, SQL server yang bertugas sebagai pelayan atau penyedia database, DHCP server yang melayani/menyediakan IP address untuk client-nya, mail server yang melayani keluar masuk surat elektronik (e-mail), web server yang melayani permintaan atau akses menuju web yang berada pada server tersebut.

Server komputer berbeda dengan server manusia (pelayan, buruh). Dalam kehidupan manusia, pelayan (baca: server) cenderung menempati posisi jabatan yang paling rendah atau bisa dibilang sering tertindas oleh majikanya, ini berbanding terbalik dengan server versi komputer yang menempati posisi jabatan yang paling tinggi karena rata-rata komputer yang dijadikan sebagai server memiliki spesifikasi hardware yang mumpuni daripada komputer client biasa, karena memang tugasnya yang harus melayani client dengan jumlah yang tidak sedikit.

Client-server adalah suatu hubungan antara pelayan dan yang dilayani, seperti yang sudah saya jelaskan di atas bahwa server tugasnya adalah melayani client , berikut ini ilustrasi hubungan client dengan server:

Client

Server Client

Gambar 2. 1 Hubungan antara client dengan server

2.4.1 Kelebihan Client-Server

Aplikasi client-server memiliki beberapa kelebihan, antara lain:

a. Lebih aman

b. Semua data dapat di-backup pada satu lokasi sentral

c. Kecepatan akses lebih tinggi karena penyediaan fasilitas jaringan dan pengelolaannya dilakukan secara khusus oleh satu komputer (server) yang tidak dibebani dengan tugas lain sebagai workstation

2.4.2 Kekurangan Client-Server

Selain memiliki kelebihan, client-server juga memiliki kekurangan, yaitu:

a. Membutuhkan administrator yang handal

b. Pelaksanannya mahal

c. Jika server mati maka komputer client akan mati juga

2.5 Basis Data (Database)

Pengertian basis data (database) merupakan sekumpulan informasi yang saling berkaitan pada suatu objek tertentu pada tujuan tertentu pula. Basis data adalah susunan record data operasional lengkap dari suatu organisasi atau perusahaan yang terorgansir dan disimpan secara terintegrasi dengan Pengertian basis data (database) merupakan sekumpulan informasi yang saling berkaitan pada suatu objek tertentu pada tujuan tertentu pula. Basis data adalah susunan record data operasional lengkap dari suatu organisasi atau perusahaan yang terorgansir dan disimpan secara terintegrasi dengan

Basis data dalam bahasa inggris “database” adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan program komputer (software) untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut.

Perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola dan memanggil query basis data disebut sistem manajemen basis data (Database Management System atau disingkat DBMS). Istilah “basis data” berawal dari ilmu komputer. Meskipun kemudian artinya semakin luas, memasukkan hal-hal di luar bidang elektronika. Catatan yang mirip dengan basis data sebenarnya sudah ada sebelum revolusi industri yaitu dalam bentuk buku besar, kuitansi dan kumpulan data yang berhubungan dengan bisnis. Konsep dasar dari basis data adalah kumpulan dari catatan-catatan atau potongan dari pengetahuan.

Untuk membuat basis data dapat dilakukan melalui beberapa tahap perancangan, yaitu:

a. Membuat ERD (Entity Relationship Diagram)

b. Membuat ERD (Entity Relationship Diagram) ke LRS (Logical Record Structure )

c. Membuat LRS (Logical Record Structure)

d. Melakukan normalisasi

2.5.1 ERD (Entity Relationship Diagram)

Model E-R (Entity Relationship) adalah suatu model yang digunakan untuk menggambarkan data dalam bentuk entitas, atribut, dan hubungan antarentitas (Kadir, 2009). Karena model E-R dinyatakan dalam bentuk diagram, maka sering disebut sebagai diagram E-R, atau dalam bahasa inggris disebut ERD (Entity Relationship Diagram ). ERD (Entity Relationship Diagram) merupakan jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan pada sistem secara abstrak, tabel- tabel ditunjukkan sebagai entitas atau relasi yang diimplementasikan melalui kolom-kolom biasa dalam dua atau lebih tabel, menggunakan atribut yang dikenal sebagai primary key dan foreign key (Widhyaestoeti, 2011). ERD hanya berfokus Model E-R (Entity Relationship) adalah suatu model yang digunakan untuk menggambarkan data dalam bentuk entitas, atribut, dan hubungan antarentitas (Kadir, 2009). Karena model E-R dinyatakan dalam bentuk diagram, maka sering disebut sebagai diagram E-R, atau dalam bahasa inggris disebut ERD (Entity Relationship Diagram ). ERD (Entity Relationship Diagram) merupakan jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan pada sistem secara abstrak, tabel- tabel ditunjukkan sebagai entitas atau relasi yang diimplementasikan melalui kolom-kolom biasa dalam dua atau lebih tabel, menggunakan atribut yang dikenal sebagai primary key dan foreign key (Widhyaestoeti, 2011). ERD hanya berfokus

A. Entiti Entiti merupakan objek yang mewakili sesuatu yang nyata dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain. Simbol dari entiti ini biasanya digambarkan dengan persegi panjang.

B. Atribut Setiap entitas pasti mempunyai elemen yang disebut atribut yang berfungsi untuk mendeskripsikan karakteristik dari entitas tersebut. Isi dari atribut mempunyai sesuatu yang dapat mengidentifikasikan isi elemen satu dengan yang lain. Gambar atribut diwakili oleh simbol elips.

C. Hubungan/Relasi Hubungan antara sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas yang berbeda. Relasi dapat digambarkan sebagai berikut :

Relasi yang terjadi di antara dua himpunan entitas (misalnya A dan B) dalam satu basis data yaitu:

a. Satu ke satu (One to one) Hubungan relasi satu ke satu yaitu setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas B.

b. Satu ke banyak (One to many) Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi setiap entitas pada entitas

B dapat berhubungan dengan satu entitas pada himpunan entitas A.

c. Banyak ke banyak (Many to many) Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B.

2.5.2 Transformasi ERD ke LRS

LRS (Logical Record Structure) adalah representasi dari struktur record- record pada tabel-tabel yang terbentuk dari hasil antarhimpunan entitas. Transformasi diagram ERD (Entity Relationship Diagram) ke LRS (Logical Record Structure ) merupakan suatu kegiatan untuk membentuk data-data dari diagram hubungan entitas ke suatu LRS. Entitas dibedakan menjadi tipe entitas kuat dan tipe entitas lemah (Kadir, 2009). Tipe entitas kuat adalah tipe entitas yang keberadaannya tidak bergantung pada tipe entitas lain. Tipe entitas kuat dinyatakan dengan tanda kotak.

Ada perlakuan berbeda dalam melakukan transformasi tipe entitas kuat ke dalam relasi. Penentunya adalah jenis atribut, yaitu atribut sederhana, atribut komposit, atribut bernilai banyak, ataupun atribut turunan, berikut ini adalah penjelasannya:

a. Atribut sederhana Suatu atribut sederhana ditransformasikan ke dalam relasi menjadi atribut dalam relasi dengan cara sebagai berikut: - Membentuk relasi dengan nama yang sama dengan nama dalam tipe

entitas. - Meletakkan semua atribut dalam diagram E-R ke dalam relasi. - Membentuk kunci primer relasi berupa atribut yang menjadi kunci

primer dalam tipe entitas.

b. Atribut komposit Atribut komposit tidak perlu dimasukkan ke dalam relasi, karena bisa diwakili oleh atribut sederhana yang menyusun atribut komposit tersebut. Misalnya atribut alamat merupakan atribut komposit yang disusun oleh atribut nama jalan, kota, dan kode pos, maka atribut alamat tidak perlu dimasukkan, karena sudah terwakili oleh atribut nama jalan, kota, dan kode pos.

c. Atribut bernilai banyak Jika ada atribut bernilai banyak, maka dibuat relasi tambahan dengan nama yang mencerminkan nama atribut tersebut. Kunci primer yang digunakan berupa kunci primer dari tipe entitas ditambah dengan atribut c. Atribut bernilai banyak Jika ada atribut bernilai banyak, maka dibuat relasi tambahan dengan nama yang mencerminkan nama atribut tersebut. Kunci primer yang digunakan berupa kunci primer dari tipe entitas ditambah dengan atribut

d. Atribut turunan Jika terdapat atribut turunan atau atribut gabungan, secara prinsip dapat dilakukan transformasi menggunakan prinsip-prinsip yang telah dibahas. Misalnya ada entitas karyawan memiliki atribut tanggal mulai bekerja, maka tidak perlu ada atribut masa kerja, karena masa kerja dapat dihitung berdasarkan atribut tanggal mulai bekerja.

2.5.3 Normalisasi

Desain basis data memengang peranan yang sangat penting dalam sistem basis data, dan selayaknya dilakukan setelah adanya analisi sistem dan permasalahan di tempat basis data diterapkan (Wahana Komputer, 2010). Desain basis data perlu dilakukan secara cermat agar dihasilkan basis data yang efisien dalam penggunaan ruang penyimpanan, cepat dalam pengaksesan, dan mudah dalam manipulasi data. Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam merancang basis data seperti ini adalah dengan melakukan normalisasi.

Normalisasi adalah proses menata ulang basis data ke dalam bentuk standar (normal) yang bertujuan untuk mencegah adanya anomali (Stephens R. , 2009). Normalisasi juga didefinisikan sebagai suatu proses yang digunakan untuk menentukan pengelompokan atribut-atribut dalam sebuah relasi sehingga diperoleh relasi yang berstruktur baik, yaitu struktur yang mengandung redundansi sesedikit mungkin, dan memungkinkan baris-baris dalam relasi disisipkan, dimodifikasi, dan dihapus tanpa menimbulkan kesalahan atau ketidakkonsistenan (Kadir, 2009). Proses normalisasi merupakan dasar untuk pemodelan dan desain basis data relasional dengan tujuan untuk menghilangkan redundansi data, menghindari data anomali yang dapat terjadi dalam basis data unnormalized (basis data yang belum dinormalisasi), dan untuk menyederhanakan penegakan kendala integritas (Stephens & Plew, 2001).

Berbeda dengan kebiasaan, biasanya teori ditemukan terlebih dahulu sebelum diterapkan dalam praktik. Teori normalisasi dibangun atau dibentuk Berbeda dengan kebiasaan, biasanya teori ditemukan terlebih dahulu sebelum diterapkan dalam praktik. Teori normalisasi dibangun atau dibentuk

Bentuk normal yang dikenal hingga saat ini meliputi bentuk 1NF (First Normalized Form ), 2NF (Second Normalized Form), 3NF (Third Normalized Form ), BCNF (Boyce-Codd Normalized Form/BCNF), 4NF (Forth Normalized Form ), 5NF (Fifth Normalized Form), dan DKNF (Domain Key Normalized Form ). Secara berturut-turut masing-masing level normal tersebut akan dibahas dari bentuk tidak normal, berikut ini penjelasan dari masing-masing level:

A. Relasi bentuk tidak normal (Un-Normalized Form/UNF) Relasi bentuk tidak normal adalah relasi-relasi yang dirancang tanpa mengindahkan batasan dalam definisi basis data dan karakteristik RDBMS (Relational Database Management System). Pada bentuk ini semua data pada tiap entity (diambil atributnya) dan ditampung dalam tabel besar, sehingga masih ada kemungkinan terjadi redudansi atau kosong (Wahana Komputer, 2010). Bentuk ini harus dihindari dalam perancangan relasi dalam basis data. Relasi UNF mempunyai kriteria sebagai berikut:

a. Jika relasi mempunyai bentuk nonflat file (dapat terjadi akibat data disimpan sesuai dengan kedatangannya, tidak memiliki struktur tertentu, terjadi duplikasi atau tidak lengkap)

b. Jika relasi memuat set atribut berulang (nonsingle value)

c. Jika relasi memuat atribut nonatomic value

B. Relasi bentuk normal pertama (First Normalized Form/1NF) Suatu relasi dapat disebut dengan 1NF apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Jika seluruh atribut dalam relasi bernilai atomic (atomic value)

b. Jika seluruh atribut dalam relasi bernilai tunggal (single value)

c. Jika relasi tidak memuat set atribut berulang c. Jika relasi tidak memuat set atribut berulang

Dengan kata lain bentuk normal pertama adalah sebuah model data yang setiap atribut yang dimilikinya memiliki satu dan hanya satu nilai. Apabila ada atribut yang memiliki nilai lebih dari satu, atribut tersebut adalah kandidat untuk menjadi entitas tersendiri. Permasalahan dalam 1NF adalah sebagai berikut:

a. Tidak dapat menyisipkan informasi persial

b. Terhapusnya informasi ketika menghapus sebuah record

c. Pembaharuan atribut nonkunci mengkibatkan sejumlah record harus diperbaharui

Mengubah relasi UNF menjadi 1NF dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Melengkapi nila-nilai dalam atribut

b. Mengubah struktur relasi

C. Bentuk normal kedua (Second Normalized Form/2NF) Relasi disebut 2NF jika memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Jika memenuhi kriteria 1NF

b. Jika semua atribut nonkunci ketergantungan fungsional (functionally defedency /FD) pada PK (Primary Key)

Sebuah model data memenuhi bentuk normal kedua apabila memenuhi bentuk normal pertama dan setiap atribut non-identifier sebuah entitas bergantung sepenuhnya hanya pada semua identifier entitas tersebut. Pemasalahan dalam 2NF adalah sebagai berikut:

a. Kerangkapan data.

b. Pembaharuan yang tidak benar dapat menimbulkan ketidak- konsistenan data.

c. Proses pembaharuan data tidak efisien.

d. Permasalahan pada saat penyisipan, penghapusan, dan pembaharuan.

Mengubah relasi 1NF menjadi bentuk 2NF dapat dilakukan dengan mengubah struktur relasi dengan cara:

a. Identifikasi FD relasi 1NF (jika perlu gambarkan diagram ketergantungan datanya)

b. Berdasarkan informasi tersebut, dekomposisi relasi 1NF menjadi relasi-relasi baru sesuai FD-nya. Jika menggunakan diagram maka simpul-simpul yang berada pada puncak diagram ketergantungan data bertindak sebagai PK pada relasi baru.

D. Bentuk normal ketika (Third Normalized Form/3NF) Suatu relasi disebut sebagai 3NF jika memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Jika memenuhi kriteria 2NF

b. Jika setiap atribut nonkunci tidak bergantung transitif (non transitive dependenc y) terhadap PK.

Sebuah model data memenuhi bentuk normal ketiga apabila memenuhi bentuk normal kedua dan tidak ada satupun atribut non-identifying (bukan pengidentifikasi unik) yang bergantung pada atribut non- identifying lain. Apabila ada, pisahkan salah satu atribut tersebut menjadi entitas baru, dan atribut yang bergantung padanya menjadi atribut entitas baru tersebut. Mengubah relasi 2NF menjasi bentuk 3NF dapat dilakukan dengan mengubah struktur relasi dengan cara sebagai berikut:

a. Identifikasi kebergantungan transitif pada relasi 2NF (jika perlu gambarkan diagram ketergantungan datanya)

b. Berdasarkan informasi tersebut, dekomposisi relasi 2NF menjadi relasi-relasi baru sesuai kebergantungan transitifnya. Jika menggunakan diagram maka simpul-simpul yang berada pada puncak diagram ketergantungan data bertindak sebagai PK pada relasi baru.

Misalkan, terhadap relasi R dengan sifat sebagai berikut:

a. R=(A, B, C) dengan PK=A

b. FD: R.B→R.C

Maka relasi R perlu didekomposisi menjasi relasi-relasi R1 dan R2, yaitu:

a. R1=(B, C)

b. R2=(A, B), FK: B references R1

E. Bentuk normal Boyce-Codd (Boyce-Codd Normalized Form/BCNF) Bentuk normal BCNF dikemukakan oleh R. F. Boyce dan E. F. Codd. Suatu relasi disebut dengan BCNF jika memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Jika memenuhi kriteria 3NF

b. Jika semua atribut penentu (determinan) merupakan CK (Candidate Key )

F. Bentuk normal keempat (Forth Normalized Form/4NF) Relasi disebut sebagai 4NF jika memenuhi kriteria senagai berikut:

a. Jika memenuhi kriteria BCNF

b. Jika setiap atribut di dalamnya tidak mengalami ketergantungan pada banyak nilai. Atau dengan kalimat lain, bahwa semua atribut yang mengalami ketergantungan pada banyak nilai adalah bergantung secara fungsional (functionally dependency).

G. Bentuk normal kelima (Fifth Normalized Form/5NF) Suatu relasi memenuhi kriteria 5NF kerelasian antardata dalam relasi tersebut tidak dapat direkonstruksi dari struktur relasi yang sederhana. Relasi 5NF memiliki kriteria sebagai berikut:

a. Kerelasian antardata dalam relasi tersebut tidak dapat direkonstruksi dari struktur relasi yang memuat atribut yang lebih sedikit.

b. Bentuk normal 5NF terpenuhi jika tidak dapat memiliki sebuah lossless decomposition menjadi tabel-tabel yang lebih kecil.

c. Jika 4 bentuk normal sebelumnya dibentuk berdasarkan functional dependency , 5NF dibentuk berdasarkan konsep join dependence, yakni apabila sebuah tabel telah didekomposisi menjadi tabel-tabel lebih kecil, harus bisa digabungkan lagi (join) untuk membentuk tabel semula