Pengaruh Faktor Lingkungan Terhadap Pert

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu ciri dari makhluk hidup khususnya mikrorganisme adalah
mampu melakukan pertumbuhan. Pertumbuhan merupakan bertambahnya
ukuran panjang atau massa suatu organisme. Makhluk hidup lain seperti
manusia,

hewan.

Sedangkan

pada

mikroorganisme

bersel

satu

pertumbuhannya lebih diartikan sebagai pertumbuhan koloni, yaitu
pertambahan jumlah koloni, ukuran koloni yang semakin besar atau subtansi

atau massa mikroba dalam koloni tersebut semakin banyak, pertumbuhan
pada mikroba diartikan sebagai pertambahan jumlah sel mikroba itu sendiri.
Setiap makhluk hidup membutuhkan nutrisi yang mencukupi serta
kondisi lingkungan yang mendukung demi proses pertumbuhan tersebut,
termasuk juga bakteri. Pertumbuhan bakteri pada umumnya akan dipengaruhi
oleh

faktor

lingkungan.Aktifitas

mikroorganisme

umumnya

sangat

dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, antara lain faktor fisik, misalnya suhu,
pH, tekanan osmosis, kandungan oksigen, dan lain-lain. Faktor kimia,
misalnya logam-logam beracun dan zat toksin.

Mikroorganisme seperti bakteri memiliki dinding sel yang kaku yang
dapat mempertahankan perubahan tekanan osmosik, sehingga biasanya tidak
menunjukkan perubahan bentuk ataupun ukuran yang menyolok bila terjadi
plasmolisis atau plasmoptisis Berdasarkan latar belakang tersebut, maka
dilakukan praktikum pengaruh faktor lingkungan terhadap pertumbuhan
bakteri.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari praktikum ini yaitu bagaimana mengetahui
pengaruh suhu, pH, dan logam berat terhadap pertumbuhan bakteri ?
C. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui
pengaruh suhu, pH, dan logam berat terhadap pertumbuhan bakteri.
D. Manfaat Praktikum
Manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum ini yaitu dapat
mengetahui pengaruh suhu, pH, dan logam berat terhadap pertumbuhan
bakteri.

II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Mikroorganisme

Mikroba ialah jasad renik yang mempunyai kemampuan sangat baik
untuk bertahan hidup. Jasad tersebut dapat hidup hamper di semua tempat di
permukaan bumi. Mikroba mampu beradaptasi dengan lingkungan yang
sangat dingin hingga lingkungan yang relatif panas, dari ligkungan yang asam
hingga basa. Berdasarkan peranannya, mikroba dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu mikroba menguntungkan dan mikroba merugikan (Noverita, 2009).
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba
Pertumbuhan mikroba pada umumnya sangat tergantung dan
dipengaruhi oleh faktor lingkungan, perubahan faktor lingkungan dapat
mengakibatkan perubahan sifat morfologi dan fisiologi. Hal ini dikarenakan,
mikroba selain menyediakan nutrient yang sesuai untuk kultivasinya, juga
diperlukan faktor lingkungan yang memungkinkan pertumbuhan mikroba
secara optimum. Mikroba tidak hanya bervariasi dalam persyaratan nutrisinya,
tetapi menunjukkan respon yang menunjukkan respon yang berbeda-beda.
Untuk berhasilnya kultivasi berbagai tipe mikroba diperlukan suatu kombinasi
nutrient serta faktor lingkungan yang sesuai (Pelczar, 2000).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme dapat
dibedakan menjadi faktor fisik dan faktor kimia. Faktor fisik meliputi suhu,
pH, tekanan osmotik dan cahaya atau radiasi. Faktor kimia meliputi karbon,


oksigen dan faktor-faktor pertumbuhan organik, termasuk nutrisi yang
terdapat dalam media pertumbuhan (Pratiwi, 2008).
Kehidupan bakteri tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor
lingkungan, akan tetapi juga dipengaruhi keadaan lingkungan. Misalnya
bakteri termogenesis menimbulkan panas di dalam media tempat ia tumbuh.
Bakteri dapat pula mengubah pH dari medium tempat ia hidup, perubahan ini
disebut perubahan secara kimia. Adapun faktor-faktor lingkungan dapat dibagi
atas faktor-faktor biotik terdiri atas makhluk-makhluk hidup, sedangkan
faktor-faktor abiotik terdiri atas faktor-faktor alam (fisika) dan faktor-faktor
kimia (Dwidjoseputro, 2009).
C. Pertumbuhan Mikroba
Pertumbuhan adalah penambahan secara teratur semua komponen sel
suatu jasad. Pembelahan sel adalah hasil dari pertumbuhan sel. Pada jasad
bersel tunggal (uniseluler), pembelahan atau perbanyakan sel merupakan
pertambahan jumlah individu. Misalnya pembelahan sel pada bakteri akan
menghasilkan pertambahan jumlah sel bakteri itu sendiri. Jasad bersel banyak
(multiseluler), pembelahan sel tidak menghasilkan pertambahan jumlah
individunya, tetapi hanya merupakan pembentukan jaringan atau bertambah
besar jasadnya. Pertumbuhan mikrobia harus dibedakan antara pertumbuhan
masing- masing individu sel dan pertumbuhan kelompok sel atau

pertumbuhan populasi (Suharjono, 2006).
Umumnya bakteri membutuhkan air (Avalaible Water) yang lebih
banyak dari kapang dan ragi. Sebagian besar dari bakteri dapat tumbuh dengan

baik pada aw mendekati 1,00. Ini berarti bakteri dapat tumbuh dengan baik
dalam konsentrasi gula dan garam yang rendah kecuali bakteri – bakteri yang
memiliki toleransi terhadap konsentrasi gula dan garam yang tinggi. Media
untuk sebagian besar bakteri mengandung gula tidak lebih dari 1% dan garam
tidak lebih dari 0,85% (larutan garam fisiologis). Konsentrasi gula 3% - 4%
dan garam 1 – 2% dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri
(Waluyo, 2005).

III. METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 25 April 2015,
pukul 13.00-17.00 WITA dan dilanjutkan kembali pada hari Minggu, tanggal
26 April 2015, pukul 13.00-17.00 WITA, bertempat di Laboratorium Unit
Mikrobiologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.
B. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 1.
Tabel 1. Bahan dan kegunaannya.
No
Nama Bahan
Satuan
.
1
2
3
1. Aquades steril
ml
2. Nutrient Broth
ml
(NB) cair
3. HgCl2 0,1%
ml
4. pH paper
5. Alkohol 70 %
ml
6. Kapas

7. Kertas label
8. Tissue
-

Fungsi
4
Zat pelarut.
Medium pertumbuhan bakteri.
Zat kimia untuk penguji
Indikator pengukur pH
Mensterilkan tangan.
Menyumbat mulut tabung reaksi.
Menandai pada tabung reaksi.
Membersihkan sisa-sisa larutan
yang ada di atas meja.

C. Alat Praktikum
Alat yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 2.
Tabel 2. Alat yang digunakan.
No.

Nama Alat
Satuan
1
2
3
1. Laminar Air
Flow
2. Kulkas
-

Kegunaan
4
Tempat untuk bekerja secara
aseptik agar tidak terkontaminasi.
Menumbuhkan mikroorganisme
pada suhu 4-5 0C

3.

Lampu Bunsen


-

Sterilisasi dengan pemijaran

Tabel 2. (Lanjutan)
1

2

3

4.

Inkubator

-

5.


Oven

-

6.

Tabung reaksi

-

7.

Mikro pipet

µm

8.

Botol ampul


-

9.
11.

Rak tabung reaksi
Kamera digital

-

12.

Alat tulis

-

4
Menumbuhkan mikroorganisme
pada suhu 370C
Menumbuhkan mikroorganisme
pada suhu 55 0C
Wadah untuk menumbuhkan
mikroorganisme.
Mengambil larutan dalam skala
kecil.
Tempat larutan yang bervolume
kecil dan sebagai tempat
pengenceran.
Meletakkan tabung reaksi
Mengambil gambar hasil
pengamatan
Mencatat hasil pengamatan

D. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum ini yaitu sebagai berikut:
1. Menyiapkan pengenceran 106 sampel luka medis kedalam botol ampul
2. Memasukkan sampel yang telah diencerkan ke dalam media NB.
3. Menutup mulut tabung reaksi dengan silk dan kapas.
4. Menginkubasi sampel yang akan diamati pada suhu 4-5 0 C, 370 C, 450C
dan 550 C.
5. Mengamati pertumbuhan mikroorganisme pada sampel yang telah
diinkubasi setelah 24 jam.
6. Mengambil gambar hasil pengamatan dan mendokumentasikannya.

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil pengamatan faktor lingkungan
Faktor Lingkungan
Nama
No.
Isolat
Suhu
pH
1
2
3
4
o
1
Isolat
Suhu 4-5 C
pH 3
Medis

Logam Berat
5
50 ppm

Suhu 37 oC

pH 5

+
75 ppm

+
Suhu 45 oC

+
pH 7

100 ppm

+

-

-

Tabel 3. (lanjutan)
1
2

3
Suhu 55 oC

4
pH 8

-

+
pH 10

5

+
Pertumbuhan mikroba pada umumnya sangat tergantung dan
dipengaruhi oleh faktor lingkungan, perubahan faktor lingkungan dapat
mengakibatkan perubahan sifat morfologi dan fisiologi. Hal ini dikarenakan,
mikroba selain menyediakan nutrient yang sesuai untuk kultivasinya, juga
diperlukan

faktor

lingkungan

yang

memungkinkan

pertumbuhan

optimumnya. Mikroba tidak hanya bervariasi dalam persyaratan nutrisinya,
tetapi juga menunjukkan respon yang berbeda–beda. Untuk berhasilnya
kultivasi berbagai tipe mikroba, diperlukan suatu kombinasi nutrient serta
faktor lingkungan yang sesuai. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
bakteri terdiri atas faktor lingkungan dan kimia. Ada banyak faktor

lingkungan yang mempengaruhi, namun salah satu yang dibahas dalam
praktikum ini adalah faktor suhu. Peranan suhu terhadap pertumbuhan bakteri
sebenarnya merupakan petunjuk adanya pengaruh suhu pada enzim di dalam
selnya. Bila suhu rendah (di bawah optimum), aktivitas enzim juga rendah
dan dengan demikian pertumbuhan bakteri menjadi lambat. Pada titik beku
(di bawah minimum) semua aktivitas metrabolisme di dalam sel terhenti. Hal
ini tidak hanya disebabkan karena penghambatan aktivitas enzim secara
langsung, tetapi juga karena sel kehilangan air yang sangat diperlukan untuk
penyerapan zat-zat makanan dan pengeluaran hasil-hasil buangan sel.
Suhu optimum yang diperlukan oleh bakteri berbeda-beda, tergantung
jenis bakteri tersebut. Berdasarkan suhunya bakteri dibagi atas psikrofil (020°C), mesofil (20–50 °C) dan termofil (50–100 °C). Suhu optimum adalah
suhu yang lebih mendekati suhu maksimum dari pada suhu minimum. Di
mana pada saat suhu minimum, pertumbuhan mikroba kurang berkembang
dengan baik. Berbeda dengan suhu optimum, pertumbuhan mikroba dapat
tumbuh dengan baik. Sedangkan suhu maksimum adalah pertumbuhan
mikroba yang telah berkembang melewati batas optimumnya. Suhu
maksimum adalah suhu tertinggi yang masih dapat menumbuhkan mikroba,
tetapi pada tingkat kegiatan fisiologi yang rendah. Mikroba umumnya
menyukai pH netral (pH 7). Beberapa bakteri dapat hidup pada pH tinggi
(medium alkalin). Contohnya adalah bakteri nitrat, rhizobia, actinomycetes,
dan bakteri pengguna urea. Hanya beberapa bakteri yang bersifat toleran

terhadap kemasaman, misalnya Lactobacilli, Acetobacter, dan Sarcina
ventriculi. Jamur umumnya dapat hidup pada kisaran pH rendah.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diperoleh hasil
pengamatan yaitu pada suhu 4-5 0C dan suhu 55 0C tidak ada bakteri yang
hidup, sedangkan pada suhu 37 0C dan suhu 45 0C menunjukkan warna keruh
yang menandakan bahwa ada mikroorganisme yang tumbuh. Berdasarkan
suhunya, bakteri yang hidup tersebut dapat digolongkan dalam bakteri
mesofil, karena pada suhu 30oC dan 50oC bakteri tersebut masih dapat hidup
dan melakukan aktifitasnya. Pengamatan pada pengaruh pH yaitu pada pH 3,
dan pH 7 tidak ada bakteri yang tumbuh, sedangkan pada pH 5 dimana
mikrobanya terdapat di atas permukaan tabung maka dapat diakatakan bahwa
mikroba yang tumbuh merupakan bakteri aerob, pada pH 8 dan pH 10 juga
terdapat bakteri yang tumbuh. Mikroorganisme yang hidup pada pH 8 dan pH
10 tersebut termasuk ke dalam kelompok alkalifilik, yaitu jasad yang dapat
tumbuh pada pH antara 8,4-10,5.
Pengamatan pada pengaruh logam berat terhadap pertumbuhan
bakteri yaitu pada 50 ppm terdapat bakteri yang tumbuh, sedangkan pada 75
ppm dan 100 ppm tidak terdapat bakteri yang tumbuh. Pengaruh logam berat
terhadap pertumbuhan bakteri adalah dimana ion-ion dari beberapa logam
berat dalam konsentrasi yang rendah berdaya meracuni bakteri. Daya ini
dapat dilihat apabila sekeping tembaga kemudian dituang ke dalam medium
NB yang sebelumnya telah diinokulasikan dengan bakteri, dimana setelah 24

jam akan terlihat pertumbuhan bakteri yang tidak merata, zona dimana titiktitik koloni tidak tumbuh disebut dengan zona oligodinamik atau zona bening.

V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh
kesimpulan yaitu faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri
yaitu suhu, pH, dan logam berat. Suhu pertumbuhan suatu mikrobia dapat
dibedakan

dalam

temperatur

minimum,

optimum,

dan

maksimum,

berdasarkan temperatur pertumbuhannya mikrobia dapat dibedakan menjadi
psikhrofil, mesofil, dan termofil. Bakteri yang tumbuh pada suhu 37 0C dan
suhu 45 0C disebut bakteri mesofil, sedangkan bakteri yang hidup dengan
kondisi pH 8 dan pH 10 terdapat bakteri yang tumbuh termasuk ke dalam
kelompok alkalifilik.
B. Saran
Saran yang dapat diajukan dalam praktikum ini yaitu sebaiknya
praktikan hadir semua pada saat pengamatan lanjutan, agar praktikan dapat
mengetahui dan memahami penjelasan yang berkaitan dengan kegiatan
praktikum.

DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, 2009, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Djambatan, Jakarta.
Noverita, Dinah F dan Ernawati S., 2009, Isolasi dan uji aktivitas antibakteri
jamur endofit dari daun dan rimpang Zingiber ottensii, Jurnal Farmasi
Indonesia, 4 (4), 172
Pelczar M J dan Chan E C S., 2000, Pembiakan Mikroba, UI Press, Jakarta.
Pratiwi dan Sylvia T., 2008, Mikro Biologi Farmasi, Erlangga, Jakarta.
Suharjono, 2006, Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium Mikrobiologi,
Gramedia, Jakarta.
Waluyo A K., 2005, Mikrobiologi Dasar, ITB, Bogor.