SISTEM HUKUM INDONESIA ubaya repository (3)

SISTEM HUKUM INDONESIA

A. PENGERTIAN SISTEM HUKUM
1. Sistem
Sistem adalah suatu kesatuan susunan, dimana masing – masing unsur yang ada di dalamnya
tidak diperhatikan hakikatnya, tetapi dilihat menurut fungsinya terhadap keseluruhan
kesamaan susunan tersebut.
2. Hukum
Hukum sulit didefinisikan karena kompleks dan beragamnya sudut pandang yang akan dikaji.
Prof. Van Apeldoorn mengatakan bahwa ”definisi hukum sangat sulit dibuat karena tidak
mungkin untuk mengadakannya yang sesuai dengan kenyataan”. Karena itu, sebaiknya kita
lihat dulu pengertian hukum menurut para ahli hukum terkemuka berikut ini :
I.

Prof. Mr. E.M. Meyers

Hukum adalah semua aturan yang mengandung pertimbangan kesusilaan, ditujukan kepada
tingkah laku manusia dalam masyarakat, dan menjadi pedoman bagi penguasa negara dalam
melaksanakan tugasnya.
II.


Leon Duguit

Hukum adalah aturan tingkah laku anggota masyarakat, aturan yang daya penggunaannya
pada saat tertentu diindahkan oleh suatu masyarakat sebagai jaminan dari kepentingan
bersama dan yang pelanggaran terhadapnya akan menimbulkan reaksi bersama terhadap
pelakunya.
III.

Drs. E. Utrecht, S.H

Hukum adalah himpunan peratuan ( perintah dan larangan ) yang mengurus tata tertib suatu
masyarakat dan karena itu harus ditaati oleh masyarakat itu.
IV.

S.M. Amin, S.H

Hukum merupakan kumpulan peraturan yang terdiri dari norma dan sanksi, dengan tujuan
mewujudkan ketertiban dalam pergaulan manusia.
V.


J.C.T. Simorangkir, S.H. dan Woerjono Sastropranoto, S.H

Hukum adalah peratuan-peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah laku
manusia dalam lingkungan masyarakat, yang dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib,

dan yang pelanggaran terhadapnya mengakibatkan diambilnya tindakan, yaitu hukuman
terentu.
Jadi, sistem hukum adalah suatu kesatuan hukum dari unsur hukum yang saling berhubungan
dan bekerjasama sebagai suatu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu.
B. CIRI-CIRI SYSTEM HUKUM INDONESIA
CIRI-CIRI HUKUM:
1. Ada unsur perintah , larangan, dan kebolehan
2. Ada sanksi yang tegas
3. Adanya perintah dan larangan
4. Perintah dan larangan harus ditaati
Sedangkan Ciri-ciri hukum antara lain :
1. terdapat perintah ataupun larangan dan
2. perintah atau larangan tersebut harus dipatuhi oleh setiap orang
Tiap-tiap orang harus bertindak demikian untuk menjaga ketertiban dalam bermasyarakat.
Oleh karena itu, hukum meliputi berbagai peraturan yang menentukan dan mengatur

hubungan antara orang yang satu dengan orang yang lain yang dapat disebut juga kaedah
hukum yakni peraturan-peraturan kemasyarakatan.
C. UNSUR-UNSUR SYSTEM HUKUM INDONESIA
Unsur-unsur hukum yang dimaksudkan adalah bahwa peraturan-peraturan hukum itu
meliputi:
1) Peraturan yang mengatur tingkah laku manusia dalam pergaulan hidup
bermasyarakat;
2) Peraturan yang ditetapkan oleh badan-badan resmi negara;
3) Peraturan yang bersifat memaksa;
4) Peraturan yang memiliki sanksi yang tegas.
Unsur-unsur hukum meliputi :
1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam bermasyarakat
2. Peraturan tersebut dibuat oleh badan yang berwenang
3. Peraturan itu secara umum bersifat memaksa

4. Sanksi dapat dikenakan bila melanggarnya sesuai dengan ketentuan atau perundangundangan yang berlaku.
Maksud dari uraian unsur-unsur hukum di atas adalah bahwa hukum itu berisikan peraturan
dalam kehidupan bermasyarakat, hukum itu diadakan oleh badan yang berwenang yakni
badan legislatif dengan persetujuan badan eksekutif begitu pula sebaliknya, secara umum
hukum itu bersifat memaksa yakni hukum itu tegas bila dilanggar dapat dikenakan sanksi

ataupun hukumna sesuai dengan ketentuan yang berlaku.


Ø System hukum islam

Sistem hukum Islam dalam ”Hukum Fikh” terdiri dari dua bidang hukum, yaitu :
1) Hukum rohaniah (ibadat),
Ialah cara-cara menjalankan upacara tentang kebaktian terhadap Allah (sholat, puasa, zakat,
menunaikan ibadah haji), yang pada dasarnya tidak dipelajari di fakultas hukum. Tetapi di
UNISI diatur dlm mata kuliah fiqh Ibadah.
2) Hukum duniawi, terdiri dari :
a) Muamalat
Yaitu tata tertib hukum dan peraturan mengenai hubungan antara manusia dalam bidang jualbei, sewa menyewa, perburuhan, hukum tanah, perikatan, hak milik, hak kebendaan dan
hubungan ekonomi pada umumnya.
b) Nikah (Munakahah),
Yaitu perkawinan dalam arti membetuk sebuah keluarga yang tediri dari syarat-syarat dan
rukun-rukunnya, hak dan kewajiban, dasar-dasar perkawinan monogami dan akibat-akibat
hukum perkawinan.
c) Jinayat
yaitu pidana yang meliputi ancaman hukuman terhadap hukum Allah dan tindak pidana

kejahatan.
Sistem hukum Islam menganut suatu keyakinan dan ajaran islam dengan keimanan lahir batin
secara individual.
Negara-negara yang menganut sistem hukum Islam dalam bernegara melaksanakan
peraturan-peraturan hukumnya sesuai dengan rasa keadilan berdasarkan peraturan
perundangan yang bersumber dari Qur’an.
Dari uraian diatas tampak jelas bahwa di negara-negara penganut asas hukum Islam, agama
Islam berpengaruh sangat besar terhadap cara pembentukan negara maupun cara bernegara
dan bermasyarakat bagi warga negara dan penguasanya.


Ø System hukum adat

Sistem hukum adat umumnya bersumber dari peraturan-peraturan hukum tidak tertulis yang
tumbuh dan berkembang serta dipertahankan berdasarkan kesadaran hukum masyarakatnya.
• Sifat hukum adat adalah
– Tradisional dengan berpangkal pada kehendak nenek moyangnya.


Berubah-ubah karena pengaruh kejadian dan keadaan sosial yang silih berganti.




Karena sumbernya tidak tertulis, hukum adat tidak kaku dan mudah menyesuaikan diri.

Sistem hukum adat di Indonesia dibagi dalam tiga kelompok, yaitu :
1) Hukum adat mengenai tata negara,
Yaitu tatanan yang mengatur susunan dan ketertiban dalam persekutuan-persekutuan hukum,
serta susunan dan lingkungan kerja alat-alat perlengkapan, jabatan-jabatan, dan penjabatnya.
2) Hukum adat mengenai warga (hukum warga)


Hukum pertalian sanak (kekerabatan)



Hukum tanah




Hukum perutangan

3) Hukum adat mengenai delik (hukum pidana)
Yang berperan dalam menjalankan sistem hukum adat adalah pemuka adat (pengetuapengetua adat), karena ia adalah pimpinan yang disegani oleh masyarakat


Ø System hukum barat

1. Hukum Barat mengenal “zakelijke rechten” dan “persoonlijke rechten”.
“Zakelijke rechten” adalah hak atas benda yang bersifat “zakelijk” artinya berlaku terhadap
tiap orang. Jadi merupakan hak mutlak atau absolut. “Persoonlijke rechten” adalah hak atas
sesuatu obyek (benda) yang hanya berlaku terhadap sesuatu orang lain tertentu, jadi
merupakan hak relatif.
2. Hukum Barat mengenal perbedaan antara hukum publik dengan hukum privat. Hukum
adat tidak mengenal perbedaan ini. Kalau toh mau mengadakan pemisahan antara hukum adat
yang bersifat public
3. Hukum Barat membedakan pelanggaran-pelanggaran hukum dalam dua golongan. Yaitu
pelanggaran yang bersifat pidana dan harus diperiksa oleh hakim pidana, dan pelanggaranpelanggaran yang hanya mempunyai akibat dalam lapangan perdata saja serta yang diadili
oleh hakim Perdata. Perbedaan-perbedaan fundamental dalam sistem ini, pada hakikatnya
disebabkan karena:

1. Corak serta sifat yang berlainan antara hukum adat dan hukum Barat.

2. Pandangan hidup yang mendukung (“Volksgeist menurut Von Savigny) kedua macam
hukum itu juga jauh berlainan.
a. Sistem Hukum Barat
– Menjunjung tinggi nilai kondifikasi
– Memuat peraturan yang kasuistis artinya merinci
– Hakim terikat penetapan dari kodifikasi.
– Mengenal benda kebendaan, yaitu hak-hak yang berlaku terhadap setiap orang dan hakhak perorangan yaitu hak-hak atas suatu objek yang hanya berlaku terhadap seseorang
tertentu saja.
– Terdapat pembagian hukum dalam hukum privat dan hukum publik.
– Dikenal perbedaan benda dalam benda tetap dan benda bergerak
– Perlu adanya sanski sebagai jaminan terlaksananya penertipan.


Ø System hukum nasional

TATA HUKUM INDONESIA
Pada dasarnya tata hukum sama dengan sistem hukum suatu cara atau sistem dan susunan
yang membentuk keberlakukan suatu hukum disuatu wilayah tertentu dan pada waktu

tertentu. (Ridwan Halim)
Tata hukum suatu negara (ius constitutum = hukum positif) adalah tata hukum yang
diterapkan atau disahkan oleh negara itu. Dalam kaitannya di Indonesia, yang ditata itu
adalah hukum positif yang berlaku di Indonesia.
Hukum yang sedang berlaku artinya apabila ketentuan-ketentuan hukum itu dilanggar maka
bagi si pelanggar akan dikenakan sanksi yang datangnya dari badan atau lembaga berwenang.
Dengan demikian dapat disimpulkan tata hukum Indonesia adalah hukum (peraturanperaturan hukum) yang sekarang berlaku di Indonesia (Prof. Soediman Kartihadiprojo, SH).
Dengan kata lain Tata Hukum Indonesia itu menata, menyusun, mengatur tertib kehidupan
masyarakat Indonesia. Tata Hukum Indonesia diterapkan oleh masyarakat hukum Indonesia
(Negara Republik Indonesia).