TUGAS MATA KULIAH TEORI HUBUNGAN INTERNA

TUGAS MATA KULIAH TEORI HUBUNGAN
INTERNASIONAL
RELEVANSI PEMIKIRAN-PEMIKIRAN IDEALISME DALAM
HUBUNGAN INTERNASIONAL KONTEMPORER MELALUI
ANALISA STUDI KASUS KONFLIK ANTARA AMERIKA
SERIKAT DAN RUSIA TERKAIT KRIMEA MENGGUNAKAN
TEORI GREAT ILLUSION

CREATED BY
IMANUEL FRISTON GUSMANTA .P. (D0414029)

INTERNATIONAL RELATIONS DEPARTMENT
FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE
SEBELAS MARET UNIVERSITY
SURAKARTA CENTRAL JAVA
2015

PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Paradigma idealisme adalah salah satu paradigma atau sudut pandang yang dapat
digunakan untuk memahami, menganalisa, dan memprediksi berbagai peristiwa dan

fenomena yang terjadi didalam dunia internasional, baik yang sudah terjadi, sedang terjadi,
dan mungkin akan terjadi. Idealisme sendiri percaya bahwasanya setiap individu adalah baik,
tidak egois, tidak mementingkan dirinya sendiri, mau diajak untuk bekerjasama, peduli
dengan sesama individu lain. Kemudian karena manusia membentuk sebuah komunitas sosial
dan nantinya membentuk sebuah negara maka negara tersebut akan dipimpin oleh manusia
yang karakteristik dasarnya adalah baik. Negara menurut pandangan idealisme juga akan
memiliki sifat sifat dasar yang baik seperti mau diajak bekerja sama dengan negara lain, mau
untuk membantu negara lain, berusaha untuk menjaga perdamaian dengan negara lain,
menghindari perang, berupaya untuk mensejahterakan rakyatnya. Dengan keadaan seperti
demikian maka tidak akan terjadi perang, agresi militer, konflik bersenjata antar negara, tidak
akan ada juga kekerasan, kehancuran, penindasan, tirani, ketidakadilan di dunia ini. Idealisme
juga menekankan bahwa setiap negara dalam hubungannya dengan negara lain akan
menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan menjaga sebaik mungkin relasi mereka dengan
negara lain, dengan demikian suatu negara dapat meningkatkan keamanan domestik negara
mereka dan meningkatkan pembangunan di negara mereka karena adanya jaminan keamanan
dan stabilitas nasional.
Di era kontemporer dan ranah global saat ini paradigma idealisme masih menjadi
salah satu paradigma yang relevan karena keadaan alamiah dan sifat alamiah manusia yang
dijabarkan oleh idealisme tidak akan berubah. Negara-negara didunia saat ini terus berupaya
untuk menciptakan perdamaian, menghindari perang, dan terus berupaya untuk menciptakan

kehidupan yang lebih baik dan berusaha untuk mensejahterakan masyarakat mereka. Badanbadan atau lembaga-lembaga internasional juga dibentuk dan didirikan untuk kepentingan
seluruh umat manusia dalam berbagai bidang seperti kesehatan, lingkungan, pendidikan,
sosial, perdagangan.

RELEVANSI PARADIGMA IDEALISME DALAM HUBUNGAN
INTERNASIONAL KONTEMPORER

Pertanyaan yang menjadi tanda tanya besar dalam ilmu hubungan internasional saat
ini menggenai paradigma idealisme adalah “apakah paradigma idealisme masih relevan
dengan situasi hubungan antar negara saat ini?” kemudian “apakah saat ini paradigma
idealisme masih bisa dijadikan kacamata dalam menganalisa dan menjawab berbagai isu-isu
global kontemporer saat ini?” Dua pertanyaan tersebut sering kali dilontarkan oleh para ahli
hubungan internasional yang menganut aliran realisme kepada para penganut aliran
idealisme. Hal ini didasari oleh kepercayaan kaum realisme yang menyatakan bahwa keadaan
dunia ini adalah anarki dan perang tidak dapat dipungkiri, sangat berbeda dengan
kepercayaan kaum idealisme. Kemudian sebuah paradigma dapat dikatakan masih relevan
dan masih dapat digunakan apabila paradigma tersebut dapat menjawab berbagai isu dan
persoalan global yang terjadi seiring berjalannya waktu.
Melihat situasi global saat ini dapat dikatakan paradigma idealisme masih relevan dan
masih dapat menjawab berbagai peristiwa internasional yang terjadi. Mengapa dikatakan

relavan? Hal ini dapat dilihat dari hubungan antar negara didunia saat ini dalam hal ekonomi.
Negara-negara didunia saat ini melakukan dan pasti melakukan kerjasama ekonomi dengan
negara lainnya. Ada interpendensi antara negara satu dengan negara lain yang menyebabkan
mereka bekerjasama dalam hal ekonomi.1
Seperti contoh nyata yang saat ini terjadi adalah Uni Emirat Arab bekerja sama
dengan Amerika Serikat dalam bidang ekonomi khususnya dalam hal penjualan bahan bakar
minyak bumi. Amerika serikat membutuhkan bahan bakar minyak bumi dalam jumlah yang
besar demi memenuhi kebutuhan domestik negaranya, sedangkan Uni Emirat Arab menerima
keuntungan yang besar karena adanya pembelian bahan bakar minyak bumi oleh amerika
dalam jumlah yang besar. UAE pun menerima keuntungan dengan menjual minyak bumi
mereka ke amerika. Keuntungan lain yang didapatkan oleh Uni Emirat Arab adalah amerika
mengirimkan tenaga-tenaga ahli mereka dalam hal manufaktur dan teknik sipil dan rekayasa
arsitektur ke Uni Emirat Arab untuk membantu pemerintah UAE memenuhi beberapa proyek
ambisius mereka dalam hal membangun gedung gedung spektakuler di Abu Dhabi maupun
1 Vincent Ferraro, “dependency theory, an introduction” diakses dari

https://www.mtholyoke.edu/acad/intrel/depend.htm.

Dubai, yang nantinya akan meningkatkan pendapatan pemerintah UAE dari sektor
pariwisata.2

Kerjasama ini menjadi contoh yang menandakan bahwa negara-negara didunia saat
ini mau untuk saling bekerja sama dalam memenuhi kebutuhan mereka bersama. Nantinya
kerjasama tersebut akan berpengaruh pada peningkatan kesehjateraan masyarakat negara
mereka. Kerjasama ekonomi tidak hanya antar negara saja tetapi mencakup juga kerjasama
ekonomi antar regional dan antara multinational corporation dengan state dan multinational
corporation dengan multinational corporation. Dan kerjasama dalam bidang-bidang lainnya
juga turut serta selalu dilakukan oleh negara-negara didunia saat ini.hal ini dillakukan oleh
tiap-tiap negara karena adanya rasa saling peduli dan rasa saling ingin membantu antar tiap
negara serta tiap negara lebih memilih cara-cara damai untuk mencapai tujuan negaranya
daripada menggunakan cara kekerasan/perang menurut kacamata idealisme. Hal ini
membuktikan idealisme masih relevan dan mampu menjelaskan fenomena yang terjadi dalam
dunia internasional kontemporer.
Pembentukan berbagai bentuk kerjasama regional seperti uni eropa, ASEAN
kemudian pembentukan pasukan keamanan dunia seperti NATO serta pembentukan dewan
keamanan di PBB adalah bentuk nyata masyarakat dunia yang hidup dalam perdamaian,
saling bekerjasama, menghindari perang, dan mengawal atau menjaga ketertiban dunia
bersama demi terhindarnya dunia internasional dari hal-hal yang anarki yng nantinya hanya
merugikan mereka saja.

2 Yousef Al Otaiba, “UAE-US economic relationship” diakses dari http://www.uae-embassy.org/uae-


us-relations/uae-us-economic-relationship

ANALISA KONFLIK ANTARA AMERIKA SERIKAT DENGAN RUSIA
TERKAIT KRIMEA MENGGUNAKAN TEORI THE GREAT ILLUSION

Paradigma idealisme adalah sebuah sudut pandang atau perspektif untuk menganalisa
fenomena atau sebuah peristiwa yang terjadi, akan tetapi untuk dapat menganalisa lebih jauh
dan mendapatkan jawaban mengapa peristiwa itu bisa terjadi atau mengarah ke manakah
suatu peristiwa atau suatu kasus kita membutuhkan suatu teori pendekatan yang merupakan
cabang dari paradigma idealisme itu sendiri. Salah derivatif teori idealisme adalah The Great
Illusion Theory yang dikemukakan oleh Sir Ralph Norman Angell dalam bukunya The Great
Illusion pada tahun 1912.3
The Great Illusion Theory mengungkapkan bahwa kekuatan militer yang tidak dapat
diatur atau dikontrol dengan baik akan menyebabkan suatu kondisi anarki dan perang yang
nantinya hanya akan menyebabkan penderitaan bagi umat manusia. Untuk mencegah
kerusakan dan kehancuran yang begitu dahsyat dan mengerikan akibat dari perang dan
konflik bersenjata, maka keterlibatan militer dalam suatu pemerintahan termasuk peran
militer dalam proses pengambilan keputusan harus dikurangi. Kemudian upaya meningkatkan
kekuatan militer tidak akan meningkatkan rasa keamanan masyarakat melainkan hanya akan

menambah rasa was-was dan rasa ketidakamanan karena adanya ancaman nyata dari militer
negara lain yang juga meningkatkan kekuatan militernya. Teori ini juga menyatakan bahwa
biaya ekonomi dan perang kekuatan besar akan begitu dahsyat sehingga perang semacam itu
tidaklah masuk akal dan tidak akan diambil lagi oleh negara-negara didunia dalam mencapai
tujuan nasional mereka.
The Great Illusion Theory juga menyatakan bahwa interdependensi negara juga dapat
menjaga perdamaian dan stabilitas internasional. interdependensi ekonomi yang meningkat
nantinya mengakibatkan perubahan dalam hubungan antar negara-negara, perang, dan
penggunaan kekuatan menjadi kurang penting, hukum dan rezim internasional berkembang
sebagai jawaban atas kebutuhan bagi kerangka kerja untuk mengatur tingkat interdependensi
yang tinggi.4 Solusi utama dalam menciptakan suatu kondisi yang damai adalah negara3 Chorul Muhammad, “ide perdamaian dan masa depan dunia internasional” diakses dari

https://muhammadchoirulrosiqin.wordpress.com/2014/03/22/review-ide-ide-perdamaian-danmasa-depan-internasional/”.
4 Krisna Indrawan, “teori idealisme” diakses dari http://krisna_indrawanfisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-43532-Teori%20HI-idealisme.html”.

negara didunia menghormati dan mengikuti hukum internasional yaang telah ditetapkan dan
disepakati bersama. Satu hal terakhir yang dapat dilakukan untuk menciptakan perdamaian
adalah negara-negara didunia membentuk sebuah “collective defence” yang menentang
segala macam bentuk agresi militer dan nantinya kemungkinan akan perang itu sendiri dapat
dihindari.

Salah satu studi kasus yang di era kontemporer saat ini menjadi isu hangat adalah
krisis Krimea. Krisis Krimea ini diawali dengan terjadinya Revolusi Ukraina pada awal tahun
2014 yang berpusat di semenanjung Krimea, Ukraina, dimana lebih dari setengah
penduduknya adalah etnis Rusia. Pada bulan Februari 2014, pemerintah nasional pro Rusia di
Ukraina digulingkan dan diganti dengan pemerintahan yang menginginkan hubungan lebih
dekat dengan Uni Eropa. Ketegangan meningkat antara golongan pro Eropa dan gerakan
rakyat anti maidan pro Rusia. Kemudian sejak bergulirnya referendum 17 Maret 2014,
dimana mayoritas penduduk krimea menyetujui penggabungan kembali krimea kedalam
pemerintahan rusia, hal ini juga didukung oleh cara pemerintah Rusia dengan menggunakan
kekuatan militer mereka untuk menduduki wilayah Krimea, Krimea berada di bawah kendali
Rusia, walaupun hal ini tidak diakui oleh Amerika dan sekutunya. Pihak barat menganggap
bahwa apa yang telah dilakukan oleh rusia sebagai bentuk invansi dan melanggar keadulatan
negara lain yaitu kedaulatan ukraina.
Akibat dari rangkaian kejadian ini, akhirnya pihak Barat memberikan sanksi-sanksi
ekonomi “secara hati-hati” dan terbatas kepada Rusia. Hal ini dimaksudkan agar Rusia bisa
terpukul secara telak namun “dengan santun”. Sanksi-sanksi pertama diberikan kepada Putin
dan orang-orang terdekat dan perusahaan-perusahaan yang notabene merupakan perusahaan
besar, perusahaan negara dan perusahaan-perusahaan milik orang-orang yang dianggap dekat
Putin, yang notabenenya menjadi kepala dari aksi rusia terhadap krimea. Kemudian Rusia
juga mendapat sanksi untuk melakukan ekspor produk teknologi dan produk militer

sertanegara-negara barat bersepakat tidak akan membeli minyak bumi dan gas alam dari
rusia. Hal ini menjadi pukulan telak bagi rusia dibidaang ekonomi, industri dan teknologi.
Namun Rusia juga melakukan aksi balasan terhadap sanksi dari pihak barat tersebut
dengan merangkul China dalam hal penjualan gas dan teknologi militer. Kemudian
melakukan pelarangan impor bahan makanan dari Uni Eropa dan Amerika Serikat dan
mengalihkan kerjasama ekonomi ke kawasan regional asia yang dianggap lebih mau untuk
diajak bekerja sama. Sanksi dari kedua belah pihak baik dari pihak Amerika Serikat maupun

dari pihak rusia masih terus berlangsung sampai saat ini (oktober 2015) dan kedua negara
masih saling mengganggap bahwa tindakan yang mereka ambil adalah benar dan tidak
melanggar hukum internasional.5
Apabila kita melihat kasus ini dalam perspektif teori Great Illusion maka tidakan
Rusia untuk mendapatkan kembali Krimea menggunakan kekuatan militer nantinya hanyalah
akan merugikan pihak Ukraina karena konfrontasi secara fisik menggunakan kekuatan militer
hanya akan menimbulkan kerugian dan penderitaan bagi warga Ukraina dan Krimea itu
sendiri. Seharusnya militer digunakan untuk menciptakan rasa tenang dan aman bagi warga
Ukraina dan Krimea namun dengan adanya kependudukan Rusia akan Krimea menggunakan
militer akan menimbulkan teror bagi warga Ukraina dan Krimea. Rasa teror ini akan terus
berlanjut sampai keterlibatan militer dihentikan, yang mana keterlibatan militer tersebut akan
dihentikan apabila Ukraina melepaskan secara resmi Krimea dan Rusia secara resmi

mendapatkan wilayah Krimea, kemudian dengan syarat juga bahwa apa yang dilakukan oleh
Rusia ini mendapat persetujuan bukan penolakan dari dunia luar.
Melihat ketidaksenangan Amerika Serikat terhadap apa yang dilakukan Rusia
terhadap Ukraina maka dikhawatirkan konflik dan sanksi-sanksi antara kedua belah pihhak
akan semakin memanas dan dapat berakhir melalui perang dan konflik secara fisik, namun
kita harus melihat melalui kacamata teori the great illusion yang menyatakan bahwa perang
akan sangat merugikan dari segi material dan ekonomi maka dapat diramalkan bahwa
nantinya atau kedepannya konflik antara Amerika serikat dengan Rusia tidak akan berlanjut
sampai ke tahap perang secara fisik karna kedua belah negara sadar bahwa melakukan agresi
seperti perang hanya akan merugikan kondisi ekonomi mereka saja tanpa memberikan
keuntungan apa-apa untuk negara mereka.
Kemudian sanksi yang kedua belah pihak telah tetapkan nantinya akan dicabut
mengingat ada interdependensi antara Rusia dan AS. Kedua belah pihak akan terus dirugikan
apabila tetap menerapkan sanksi ini karna baik dipihak AS maupun dipihak Rusia ada sebuah
ketergantungan ekonomi yang menyebabkan ekonomi amerika sangat bergantung kepada
ekonomi rusia begitupun sebaliknya. Jadi jika sanksi-sanksi dan konflik ini terus berlanjut
maka akan merugikan kedua belah pihak. Nantinya karena adanya interdependensi antara
Rusia dan AS perang secara fisik tidak akan terjadi.
5 Diego Simanjuntak, ”analisis krisis Krimea” diakses dari http://jakartagreater.com/krisis-crimea-


sebuah-analisis/”.

Terakhir agresi militer Rusia terhadap Krimea di Ukraina bukan menjadi kesalahan
dari Rusia, Amerika, ataupun Ukraina akan tetapi menjadi kesalahan dari Uni eropa dan PBB
sebagai lembaga yang bertanggung jawab akan penegakan keamanan di kawasan regional
eropa dan kawasan dunia. Uni Eropa dan PBB gagal dalam menegakkan International Law
yang telah disepakati bersama sehingga memberi peluang terjadinya konflik seperti ini.

DAFTAR PUSTAKA

Vincent Ferraro, “dependency theory, an introduction” diakses pada tanggal 8 oktober
2015 dari https://www.mtholyoke.edu/acad/intrel/depend.htm.
Yousef Al Otaiba, “UAE-US economic relationship” diakses pada tanggal 8 oktober 2015
dari http://www.uae-embassy.org/uae-us-relations/uae-us-economic-relationship
Chorul Muhammad, “ide perdamaian dan masa depan dunia internasional” diakses pada
tanggal 8 oktober 2015 dari
https://muhammadchoirulrosiqin.wordpress.com/2014/03/22/review-ide-ide-perdamaiandan-masa-depan-internasional/”.
Krisna Indrawan, “teori idealisme” diakses pada tanggal 9 oktober 2015 dari
http://krisna_indrawan-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-43532-Teori%20HIidealisme.html”.
Diego Simanjuntak, ”analisis krisis Krimea” diakses pada tanggal 9 oktober 2015 dari

http://jakartagreater.com/krisis-crimea-sebuah-analisis/”.