Bencana Alam Yang Terjadi Di Indonesia

Bencana Alam Yang Terjadi Di Indonesia Tahun 2014
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh
faktor alam atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan
dampak psikologis (UU N0.24 Tahun 2007)
Berdasarkan sumber dan penyebabnya, bencana dapat dibagi menjadi tiga
jenis (UU N0.24 Tahun 2007) :
1.

Bencana alam
Bencana alam adalah segala jenis bencana yang sumber, perilaku dan faktor
penyebab atau pengaruhnya berasal dari alam (UU N0.24 Tahun 2007).
Termasuk bencana jenis ini seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi,
kekeringan, angin rebut, dan tsunami.

2.

Bencana non alam
Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
rangkaian peristiwa non alam (UU N0.24 Tahun 2007). Bencana jenis ini

antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemic dan wabah
penyakit.

3.

Bencana sosial
Bencana social adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia (UU N0.24 Tahun
2007). Jenis bencana ini meliputi konflik social antar kelompok atau antar
komunitas masyarakat dan terror.
Pada tahun 2014, banyak sekali bencana yang terjadi di wilayah Indonesia.

Seperti tercatat oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terdapat 161
bencana yang menimpa wilayah Indonesia dengan korban meninggal ±187 orang dan
±1,2 juta orang yang mengungsi. Bencana tersebut antara lain banjir Boyolali
(Jateng), banjir Demak (Jateng), banjir Bungo (Jambi), banjir Banjar (Kalsel), banjir
Cijengkol (Banten), banjir Bekasi (Jabar), banjir Manado (Sulut), tanah longsor
Lebak (Banten), tanah longsor Sukabumi (Jabar), puting beliung Pringsewu
(Lampung), puting beliung Boyolali (Jateng), puting beliung Karawang (Jabar),


tanggul jebol Depok (Jabar), erupsi gunung Sinabung, Karo (Sumut) dan masih
banyak lagi bencana yang terjadi di Indonesia.
Dalam kesempatan kali ini, akan dibahas mengenai bencana banjir yang
terjadi di Sulawesi Utara pada periode awal januari 2014 tepatnya pada tanggal 15
Januari 2014. Bencana banjir ini meliputi sebagian wilayah Sulawesi Utara yaitu :
Manado, Tomohon, Minahasa Utara, dan Minahasa. Dampak terparah akibat banjir
ini dialami oleh kota Manado sebagai ibukota provinsi Sulawesi Utara. Penyebab
dari banjir ini dikarenakan hilangnya hutan dan sungai-sungai kecil di sekitar
Manado serta rusaknya daerah resapan akibat pembangunan kota yang serampangan
menyebabkan sejumlah sungai di Manado tak mampu lagi menahan debit air hujan.
Selain itu banjir bandang ini diperparah, karena air laut yang sedang pasang. Banjir
ini menyebabkan puluhan ribu orang menjadi korban banjir bandang dan melakukan
pengungsian akibat banjir bandang. Banjir Bandang ini juga mengakibatkan puluhan
ribu rumah mengalami kerusakan. Selain itu, banjir bandang menyebabkan
kerusakan pada sarana dan prasarana di wilayah yang terkena bencana. Banjir
bandang ini juga disusul terjadinya longsor yang mengakibatkan kerugian dengan
perkiraan sebesar 1,8 triliun Rupiah. Jumlah korban dari banjir ini sebanyak 86.331
jiwa dengan 19 orang meninggal dunia. Pemerintah melalui Badan Nasional
Penanggulangan


Bencan

(BNPB)

dan

Kementerian

Sosial

(Kemensos)

mengupayakan dan memberikan bantuan kepada korban banjir dengan memberikan
bantuan sandang dan pangan serta bantuan obat-obatan baik dari pusat maupun
daerah.
Secara rinci, efek yang ditimbulkan oleh banjir Sulawesi Utara dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :
Tabel 1. Efek yang ditimbulkan banjir Sulawesi Utara
Jenis Bencana


Kerugian Materiil

Korban Meninggal

Korban Mengungsi

Banjir Sulawesi Utara

± Rp 1.800.000.000.000,-

19 orang

86.331 orang

Beberapa dokumentasi dalam bentuk gambar mengenai bencana banjir
Sulawesi Utara 2014 akan ditunjukkan pada gambar-gambar yang ada dibawah ini :

Sumber : Metro Tv News

Gambar 1. Genangan Air Pada Rumah


Sumber : TribbunnewsManado

Gambar 2. Genangan Air Pada Kantor Walikota Manado

Sumber : TribbunnewsManado

Gambar 3. Genangan Air Pada Pemukiman Warga

Sumber : TribbunnewsManado

Gambar 4. Genangan Air Pada Ruas Jalan

Sumber : Merdekanews

Gambar 5. Kondisi Pasca Banjir
Banjir ini diperkirakan setinggi ±1,5 Meter atau setara dengan tinggi orang
dewasa. Tetapi belum ditemukan data valid dari ketinggian banjir ini dikarenakan
keterbatasan informasi yang diterima.
Bencana yang terjadi hendaklah adanya upaya penanggulangan. Penanggulangan

bencana dapat diartikan sebagai rangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan
pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana,
tanggap darurat dan rehabilitasi (UU NO.24 Tahun 2007). Tujuan dari
penanggulangan bencana adalah sebagai berikut ini :
a.

Memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana.

b.

Menyelaraskna peraturan perundang-undangan yang sudah ada.

c.

Menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara terencana.

d.

Menghargai budaya local.


e.

Membangun partisipasi dan kemitraan public serta swasta.

f.

Mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan dan kedermawaan.

g.

Dan menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
Penyelengaraan penanggulangan bencana terdiri atas 3 (tiga) tahap, yang

meliputi pra bencana, saat tanggap darurat dan pasca bencana.
Pra bencana
Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada tahapan pra bencana adalah sebagai
berikut ini :
1.a Dalam situasi tidak terjadi bencana, meliputi :
1. Perencanaan penanggulangan bencana, pemahaman tentang kerentanan

masyrakat, analisi kemungkinan dampak bencana, pilihan tindakan
pengurangan risiko bencana, penentuan mekanisme kesiapan dan
penanggulangan dampak bencana dan alokasi tugas, kewenangan serta
sumber daya yang tersedia.
2. Pengurangan risiko bencana yang terdiri atas pengenalan dan pemantauan
risiko bencana, perencanaan partisipatif penanggulangan bencana,
pengembangan budaya sadar bencana, peningkatan komitmen terhadap
pelaku penanggulangan bencana, dan penerapan upaya fisik, non fisik
serta pengaturan penanggulangan bencana.
3. Pencegahan yang terdiri atas identifikasi dan pengenalan secara pasti
terhadap sumber bahaya atau ancaman bahaya, control terhadap
penguasaan dan pengelolaan sumber daya alam yang secara tiba-tiba
dan/atau

berangsur

berpotensi

menjadi


sumber

bahaya

bencana,

pemantauan penggunaan teknologi yang secara tiba-tiba dan/atau
berangsur berpotensi menjadi sumber ancaman atau bahaya bencana,
penataan ruang dan pengelolaan lingkungan.
4. Pemaduan dalam perencanaan pembangunan yang dilakukan dengan cara
mencantumkan unsur-unsur rencana penanggulangan bencana ke dalam

rencana pembangunan pusat dan daerah, dilakukan secara berkala yang
dikoordinasikan oleh suatu badan.
5. Analisis risiko bencana.
6. Pelaksanaan dan penegakan rencana tata ruang dilakukan untuk
mengurangi risiko bencana yang mencakup pemberlakuan peraturan
tentang penataan ruang, standar keselamatan dan penerapan sanksi
terhadap pelanggar.
7. Pendidikan dan pelatihan

8. Dan persyaratan standar teknis penanggulangan bencana.
1.b Dalam situasi terdapat potensi terjadinya bencana meliputi kesiap siagaan
peringatan dini dan mitigasi bencana.
Tanggap Darurat
Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat adalah sebagai
berikut ini :
2.a Pengkajian secara tepat dan tepat terhadap lokasi kerusakan dan sumber daya,
untuk mengidentifikasi cakupan lokasi bencana, jumlah korban, kerusakan
prasarana dan sarana, gangguan terhadap fungsi pelayanan umum serta
pemerintahan dan kemampuan sumber daya alam maupun buatan.
2.b Penentuan status keadaan darurat bencana.
2.c Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana melalui upaya
pencarian dan penyelamatan korban, pertolongan darurat dan/atau evakuasi
korban.
2.d Pemenuhan kebutuhan dasar yang meliputi kebutuhan air bersih, sanitasi,
pangan,

sandang,

pelayanan


kesehatan,

pelayanan

psikososial

dan

penampungan tempat hunian.
2.e Perlindungan terhadap kelompok rentan yaitu dengan memberikan prioritas
kepada kelompok rentan (bayi, balita, anak-anak, ibu yang sedang
mengandung atau menyusui, penyandang cacat dan orang lanjut usia) berupa
penyelamatan evakuasi, pengamanan, pelayanan kesehatan dan psikososial.
2.f Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital yang dilakukan dengan
memperbaiki dan/atau mengganti kerusakan akibat bencana.

Pasca Bencana
Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada tahap pasca bencana adalah sebagai
berikut ini :
3.a Rehabilitasi melalui kegiatan perbaikan lingkungan daerah bencana,
perbaikan prasarana dan sarana umum, pemberian bantuan perbaikan rumah
masyarakat, pemulihan social psiokologis, pelayanan kesehatan, rekonsiliasi
dan resolusi konflik, pemulihan social ekonomi budaya, pemulihan keamanan
dan ketertiban, pemulihan fungsi pemerintahan dan pemulihan fungsi
pelaynan public.
3.b Rekonstruksi dilakukan melalui kegiatan pembangunan yang lebih baik
meliputi pembangunan kembali prasarana dan sarana, pembangunan kembali
sarana sosial masyarakat, pembangkitan kembali kehidupan social budaya
masyarakat, penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan peralatan
yang lebih baik dan tahan bencana, partisipasi dan peran serta lembaga dan
organisasi kemasyarakatan, dunia usaha dan masyrakat, peningkatan kondisi
social, ekonomi dan budaya, peningkatan fungsi pelayanan public dan
peningkatan pelayanan utama dalam masyarakat.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL AGRIBISNIS PERBENIHAN KENTANG (Solanum tuberosum, L) Di KABUPATEN LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

27 309 21

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Efek Pemberian Ekstrak Daun Pepaya Muda (Carica papaya) Terhadap Jumlah Sel Makrofag Pada Gingiva Tikus Wistar Yang Diinduksi Porphyromonas gingivalis

10 64 5

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Identifikasi Jenis Kayu Yang Dimanfaatkan Untuk Pembuatan Perahu Tradisional Nelayan Muncar Kabupaten Banyuwangi dan Pemanfaatanya Sebagai Buku Nonteks.

26 327 121