RISIKO PAJANAN LOGAM BERAT Hg dan Mn PAD
J. Kesling Vol. 7 No. 2, Juli 2010
Jurnal Kesling
Volume 7 No. 2, Juli 2010 :
I -11
RISIKO PAJANAN LOGAM BERAT (Hg dan Mn) PADA MASYARAKAT
PENGGUNA AIR SUMUR GALI
(Sfudi pada masyarakat sehitar tambang intan tradisional di Desa SungaiTiung
Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru Kalimantan Se/afan)
Junaidil, Juanda2, Aus Al Anhaf
ABSTRAK
Di Kalimantan Selatan krisis air terutama disebabkan oleh kegiatan
pertambangan; antara lain pertambangan batubara, pertambangan rakyat (emas
dan intan) dan tambang bahan galian lainnya. Kecamatan Cempaka merupakan
salah satu dari tiga kecamatan yang ada di Kota Banjarbaru, yang memiliki
aktivitas penambangan Kerikil, Pasir dan lntan. Penambangan lntan merupakan
tujuan utama dari aktivitas ini, sedangkan yang lainnya (kerikil, pasir dan emas)
adalah sebagai hasil samping. Kegiatan ini merupakan usaha turun temurun
masyarakat setempat untuk memperoleh pendapatan dan mempertahankan
kehidupannya, disamping kegiatan ini sejak lama dimanfaatkan sebagai objek
wisata bagi daerah setempat.
Penelitian ini bertujuan memperoleh besaran risiko nonkarsinogenik secara
kuantitatif dari pajanan logam (Hg dan Mn) melalui intake air minum pada popr-rlasi
yang menggunakan air sumur gali untuk kebutuhan sehari-hari. Lokasi penelitian
ini di Desa Sungai Tiung Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru Provinsi
Kalimantan Selatan, dengan subyek penelitian pencemaran logam Hg dan Mn
pada air sumur gali dan penduduk sekitar tambang. Dilakukan pengambilan
sampel air sumur gali pada 13 lokasi yang berada dalam radius 100 meter dari
lokasi tarnbang, serta sampling air minum pada 2g Kepala Keluarga untuk
dianalisis parameter fisik dan kimia termasuk logam berat Hg dan Mn. Besarnya
risiko kesehatan dihitung berdasarkan intake logam dalam air dan karakterisiik
penduduk seperti ukuran antropometriserta lama pajanan.
Hasil penelitian menunjukkan kadar logam Merkuri (Hg) tidak terdeteksi pada
seluruh sampel yang diambil, sedangkan logam Mangan (Mn) terdapat pada 6
sumur gali dari 13 sumur gali yang diperiksa, dengan kadar yang bervariasi 0,01
0,06 mg/!. Karakteristik antropometri penduduk yang terpajan adalah berat badan
anak (1-15 tahun) antara 8 - 45 kg dengan lama tinggal 1 - 1s tahun, sedangkan
orang dewasa berat badannya antara 25 70 kg dengan lama tinggal 16 70
tahun. Besar risiko pajanan logam Mn yang dinyatakan dengan Hazard lndeks
(Hl) masih aman bahkan sampai proyeksi pajanan 30 tahun yang akan dating.
-
-
Kata
Kunci
l'2'3Jurusan
: Risiko Pajanan, Hg, Mn, Pengguna Sumur Gali
Kesehatan
Li
ngkung
a
n Poltekkes Banjarmasi n
-
J. Kesling Vol. 7 No. 2, Juli2010
Pendahuluan
Kegiatan penambangan rakyat
dilakukan di beberapa lokasi, namun
yang terbesar adalah di Desa Sungai
Air
merupakan komponen
lingkungan yang penting bagi
kehidupan. Makhluk hidup di muka
bumi ini tak dapat terlepas dari
Tiung (Limau Nipis) dan
Desa
Pumpung, Kecamatan Cempaka,
kebutuhan akan air. Air merupakan
kebutuhan utama bagi proses
Kota Banjarbaru. Tambang rakyat di
Limau Nipis adalah tambang tertua
dan berada dibagian atas/hulu dari
tambang
Pumpung.
Penambangan di lokasi Pumpung
dan Limau Nipis dilakukan oleh
kurang lebih 1.000 orang dan
dilakukan secara berkelompok,
dimana setiap kelompok terdiri dari
10 15 orang, serta umumnya
kegiatan dilakukan dengan bantuan
alat mekanisasi (mesin pompa air).
lstilah pertambangan terhadap
limbah yang dikeluarkan disebut
dengan tailing, yaitu material yang
tersusun atas partikel padat (*67%
kehidupan di bumi, sehingga tidak
ada kehidupan seandainya di bumi
tidak ada air. Namun demikian, air
dapat menjadi malapetaka bilamana
tidak tersedia dalam kondisi yang
di desa
baik
benar,
kualitas maupun
kuantitasnya. Dewasa ini, air menjadi
masalah yang perlu mendapat
perhatian yang serius. Untuk
mendapat air yang baik sesuai
dengan standar tertentu, saat ini
menjadi barang yang mahal, karena
air sudah banyak tercemar oleh
bermacam-maem limbah dari
berbagai hasil kegiatan manusia.
Krisis air juga terjadi di dimanamana, secara umum krisis air terjadi
akibat pencemaran limbah cair
industri, rumah tangga ataupun
pertanian. Selain merosotnya kualitas
air akibat pencemaran. Di Kalimantan
Selatan krisis air terutama disebabkan oleh kegiatan pertarnbangan ;
antara lain pertambangan batubara,
pertambangan rakyat (emas dan
intan) dan tambang lainnya. Kecamatan Cempaka merupakan salah
satu dari tiga kecamatan yang ada di
Kota Banjarbaru, aktivitas yang
dilaksanakan oleh masyarakatnya
adalah penambangan Kerikil, Pasir
dan
Penambangan lntan
merupakan tujuan utama dari
aktivitas ini, sedangkan yang lainnya
(kerikil, pasir dan emas) adalah
sebagai hasil samping. Kegiatan ini
merupakan usaha turun temurun masyarakat setempat untuk memperoleh
pendapatan dan mempertahankan
kehidupannya, disamping kegiatan ini
sejak lama dimanfaatkan sebagai
objek wisata bagidaerah setempat.
-
lebih kecil dari 200 mesh) dan
berpenampilan fisik berupa lumpur
yang mengandung padatan 45
- 55%
(Ginting, 1999: Pelletier, 1999 di
dalam Polii, Kumurur,
dan
ini
mengandung sejumlah logam, karena
maka penambang harus melakukan
pembongkaran terhadap dua lapisan
tanah, yakni lapisan humik dan liat.
Kualitas outlet tambang mengandung
logam Besi (Fe) = 12,12 mg/l dan Pb
0,134 mg/l dengan pH
5,0
(Murjani, 2W4), keberadaan dua
logam tersebut
menutup
kemungkinan terdapatnya logamlogam lain, terutama Merkuri (Hg)
Simanjuntak, 2001). Tailing
=
=
tidak
lntan.
karena sebagian penambang juga
mengambil emas dan menggunakan
Merkuri.
Lubang galian tambang di
Kecamatan Cempaka
ini,
dapat
mengenai lapisan air tanah karena
bahan galian utiama (yaitu ; lntan)
berada pada lapisan batuan yang
dapat merupakan lapisan aquifer.
Dengan kondlsi ini maka bahan
penoemar logam dari lubang galian
2
J. Kesling Vol. 7 No. 2, Juli 2010
dapat leluasa menyebar
penelitian penremaran logam Hg dan
Mn pada air sumur
dan
penduduk yang bermukim di wilayah
desa tersebut. Kualitas air meliputi
parameter fisik dan kimia termasuk
logam-logam sebagian diukur secara
insitu langsung dilapangan dan
sebagiannya lagi diambil sampelnya
dan dianalisis
laboratorium.
Besarnya risiko kesehatan dihitung
berdasarkan asupan logam dalam air
dan karakteristik penduduk seperti
ukuran antropometri serta lama
pajanan.
daerah
gali
sekitarnya mengikuti arah aliran air
tanah yang secara teori
dapat
mencapai 95 meter (arak horizontal),
hal ini berpotensi mencemarl sumur
gali penduduk yang merupakan
sarana air bersih terbanyak di Desa
Sungai Tiung, yaitu sebanyak 92,2o/o
(Puskesmas Cempaka, 2009).
Keberadaa logam dalam air yang
dikonsumsi penduduk, akan
berdampak terhadap keiadian
keracunan. Masuknya zal toksik ke
dalam tubuh manusia memiliki tingkat
risiko tefiadap kesehatan, walaupun
kadarnya di bawah baku mutu yang
ditetapkan, karena baku mutu
lingkungan ditetapkan atas rata-rata
karakteristik individu yang
terpajan. Secara umum kesimpulan
dari penilaian kadar bahan pencemar
di lingkungan, baik air maupun udara
adalah berdasarkan perbandingannya dengan baku mutu saja dan
tidak memperhatikan tingkat asupan
atas bahan pencemar tersebut
secara aktual, sehingga studi ini akan
lebih baik untuk menyatakan tingkat
risiko keracunan, karena tidak hanya
memperhitungkan jumlah bahan
pencemar yang masuk ke tubuh
(dosis = konsentrasi x lama pajanan),
melainkan faktor karakteristik individu
seperti ; umur dan berat badan juga
diperhitungkan
Penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh besaran risiko
nonkarsinogenik secara kuantitatif
dari pajanan logam (Hg dan Mn)
melalui intake
minum pada
populasi yang menggunakan air
sumur gali untuk kebutuhan seharihari.
di
Prosedur keria
Pengambilan sampel air dan
pemeriksaan kualitas air
Pengambilan sampel air sumur
gali dilakukan terhadap sumur gali
penduduk sampai pada radius 100
meter dari lokasi Tambang lntan
Tradisional di Desa Sungai Tiung
dari
Kecamatan Cempaka
Kota
Banjarbarrt, sebagai dasar dari
penentuan radius 100 adalah secara
teoritis bahan pencemar kimia dapat
menyebar melalui air tanah secara
horizontal sejauh
95
meter.
Pengambilan sampel air sumur gali
ini dilakukan pada musim hujan,
dengan alasan pada musim hujan
debit air sumur besar. (sumur gali
yang terpilih adalah sumur gali yang
menjadi sampling yaitu sebanyak 13
buah.
Analisis kualitas air dibagi
menjadi dua, yaitu secara insitu
terhadap paremeter suhu, TSS dan
pH, sedangkan kadar logam berat
air
(Hg dan Mn)
dianalisis di
laboratorium dengan peralatan AAS ,
laboratorium yang digunakan adalah
milik Balai Besar Teknik Kesehatan
Ungkungan (BTKL
PPM)
Banjarbaru.
Terhadap kandungan logam
berat Hg dan Mn dilakukan dua kali
analisis, yang pertama adalah sampel
sesaat setelah pengambilan dari
dan
Bahan dan Cara
Rancangan Penelitlan
Penelitian ini dilaksanakan ini di
Desa Sungai Tiung Kecamatan
Cempaka Kota Banjarbaru Provinsi
Kalimantan Selatan, dengan subyek
3
J. Kesling Vol. 7 No. 2, Juli2010
F Dilakukan penarikan sampel dari
95 KK yang memenuhi kriteria
sumur gali, dan yang kedua adalah
sampelair minum siap saji yang telah
mendapat perlakuan di tingkat rumah
tangga (misalnya; setelah disimpan
pada tempat penampungan dan atau
F
setelah dimasak)
Pengukuran karakteristik
responden.
Pengukuran karakteristik intemal
responden dilakukan terhadap 30%
dari populasi yang berada dalam
radius 100 meter dari sisi terluar
aktifitas tambang, yaitu terhadap 29
kepala keluarga atau kurang lebih
116 jiwa. Cara penarikan sampel
tersebut adalah sebagai berikut:
)
sebanyak 30% atau 29 KK, dengan
cara simple random sampling.
Setelah diperoleh seJumlah
responden tersebut
atas,
kemudian dilakukan pengukuran
karakteristik internal responden,
yaitu ;
Menanyakan umur responden
Menanyakan jenis kelamin
responden
Mengukur tinggi badan dengan
meteran
Mengukur berat badan dengan
timbangan
Menanyakan pola konsumsi air
sumur gali tiap hari
di
-
Menghitung populasi
sasaran,
yaitu jumlah Kepala Keluarga (KK)
yang berada di sekitar tambang
intan tradisional di Desa Sungai
Tiung Kecamatan Cempaka Kota
Menanyakan lama tinggal di
lokasi penelitian
(sesuai panduan
kuesioner
terlampir)
Banjarbaru, yaitu terdiri dari 4
Rukun Tetangga (RT 10, RT 11,
RT 32 dan RT 33), jurnlahnya 214
Ana!isis Data
Setelah data hasil penelitian
terkumpul, baik kualitas air maupun
karameteristik responden, selanjutnya dilakukan pengolahan data.
Dengan langkah-langkah sebagai
kepala Keluarga.
F Menghitung populasi aktual, yaitu
jumlah Kepala Keluarga (KK) yang
berada dalam radius 100 meter,
sehingga populasi studi hanya
menjadi 104 kepala Keluarga.
F Menghitung
yang
menggunakan sumur gali untuk
kehidupan sehari-hari terutama
untuk minum, dalam hal ini adalah
92,2o/o, sehingga jumlah populasi
yang memenuhi kriteria adalah g5
KK
berikut:
) Menghitung dosis atau jumlah risk
KK
agent (logam Hg dan Mn) yang
diterima individu, dinyatakan sebagai asupan atau lntake (l), dihitung
menggunakan persamaan :
| = 9Y"f'o
Wot-,
I
I
c
R
fe
te
Dt
Wo
tavg
= osttp?n (intake), jumlah risk agent yang masuk[(mg/(kg-hari)J
= konsentrasi nsk agent (logam di air) (milt)
= laiu re,te asupan; I liter/hari (untuk anak) dan 2liter/hari untuk dewasa
= ftekuensi pajanan tahunan (hari/tatun)
= waktu pajanan harian (jam/hari)
= Durasi paJanan,
real time atau 30 tahun proyeksi (tahun)
= beratbadan(kg)
= peioda waktu rata-rata, 30 tahun x 365 hari/tahun (non kadnogenik)
4
J. Kesling Vol. 7 No. 2, Juli 2010
turunan dan NOAEL r- ::-
Jurnal Kesling
Volume 7 No. 2, Juli 2010 :
I -11
RISIKO PAJANAN LOGAM BERAT (Hg dan Mn) PADA MASYARAKAT
PENGGUNA AIR SUMUR GALI
(Sfudi pada masyarakat sehitar tambang intan tradisional di Desa SungaiTiung
Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru Kalimantan Se/afan)
Junaidil, Juanda2, Aus Al Anhaf
ABSTRAK
Di Kalimantan Selatan krisis air terutama disebabkan oleh kegiatan
pertambangan; antara lain pertambangan batubara, pertambangan rakyat (emas
dan intan) dan tambang bahan galian lainnya. Kecamatan Cempaka merupakan
salah satu dari tiga kecamatan yang ada di Kota Banjarbaru, yang memiliki
aktivitas penambangan Kerikil, Pasir dan lntan. Penambangan lntan merupakan
tujuan utama dari aktivitas ini, sedangkan yang lainnya (kerikil, pasir dan emas)
adalah sebagai hasil samping. Kegiatan ini merupakan usaha turun temurun
masyarakat setempat untuk memperoleh pendapatan dan mempertahankan
kehidupannya, disamping kegiatan ini sejak lama dimanfaatkan sebagai objek
wisata bagi daerah setempat.
Penelitian ini bertujuan memperoleh besaran risiko nonkarsinogenik secara
kuantitatif dari pajanan logam (Hg dan Mn) melalui intake air minum pada popr-rlasi
yang menggunakan air sumur gali untuk kebutuhan sehari-hari. Lokasi penelitian
ini di Desa Sungai Tiung Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru Provinsi
Kalimantan Selatan, dengan subyek penelitian pencemaran logam Hg dan Mn
pada air sumur gali dan penduduk sekitar tambang. Dilakukan pengambilan
sampel air sumur gali pada 13 lokasi yang berada dalam radius 100 meter dari
lokasi tarnbang, serta sampling air minum pada 2g Kepala Keluarga untuk
dianalisis parameter fisik dan kimia termasuk logam berat Hg dan Mn. Besarnya
risiko kesehatan dihitung berdasarkan intake logam dalam air dan karakterisiik
penduduk seperti ukuran antropometriserta lama pajanan.
Hasil penelitian menunjukkan kadar logam Merkuri (Hg) tidak terdeteksi pada
seluruh sampel yang diambil, sedangkan logam Mangan (Mn) terdapat pada 6
sumur gali dari 13 sumur gali yang diperiksa, dengan kadar yang bervariasi 0,01
0,06 mg/!. Karakteristik antropometri penduduk yang terpajan adalah berat badan
anak (1-15 tahun) antara 8 - 45 kg dengan lama tinggal 1 - 1s tahun, sedangkan
orang dewasa berat badannya antara 25 70 kg dengan lama tinggal 16 70
tahun. Besar risiko pajanan logam Mn yang dinyatakan dengan Hazard lndeks
(Hl) masih aman bahkan sampai proyeksi pajanan 30 tahun yang akan dating.
-
-
Kata
Kunci
l'2'3Jurusan
: Risiko Pajanan, Hg, Mn, Pengguna Sumur Gali
Kesehatan
Li
ngkung
a
n Poltekkes Banjarmasi n
-
J. Kesling Vol. 7 No. 2, Juli2010
Pendahuluan
Kegiatan penambangan rakyat
dilakukan di beberapa lokasi, namun
yang terbesar adalah di Desa Sungai
Air
merupakan komponen
lingkungan yang penting bagi
kehidupan. Makhluk hidup di muka
bumi ini tak dapat terlepas dari
Tiung (Limau Nipis) dan
Desa
Pumpung, Kecamatan Cempaka,
kebutuhan akan air. Air merupakan
kebutuhan utama bagi proses
Kota Banjarbaru. Tambang rakyat di
Limau Nipis adalah tambang tertua
dan berada dibagian atas/hulu dari
tambang
Pumpung.
Penambangan di lokasi Pumpung
dan Limau Nipis dilakukan oleh
kurang lebih 1.000 orang dan
dilakukan secara berkelompok,
dimana setiap kelompok terdiri dari
10 15 orang, serta umumnya
kegiatan dilakukan dengan bantuan
alat mekanisasi (mesin pompa air).
lstilah pertambangan terhadap
limbah yang dikeluarkan disebut
dengan tailing, yaitu material yang
tersusun atas partikel padat (*67%
kehidupan di bumi, sehingga tidak
ada kehidupan seandainya di bumi
tidak ada air. Namun demikian, air
dapat menjadi malapetaka bilamana
tidak tersedia dalam kondisi yang
di desa
baik
benar,
kualitas maupun
kuantitasnya. Dewasa ini, air menjadi
masalah yang perlu mendapat
perhatian yang serius. Untuk
mendapat air yang baik sesuai
dengan standar tertentu, saat ini
menjadi barang yang mahal, karena
air sudah banyak tercemar oleh
bermacam-maem limbah dari
berbagai hasil kegiatan manusia.
Krisis air juga terjadi di dimanamana, secara umum krisis air terjadi
akibat pencemaran limbah cair
industri, rumah tangga ataupun
pertanian. Selain merosotnya kualitas
air akibat pencemaran. Di Kalimantan
Selatan krisis air terutama disebabkan oleh kegiatan pertarnbangan ;
antara lain pertambangan batubara,
pertambangan rakyat (emas dan
intan) dan tambang lainnya. Kecamatan Cempaka merupakan salah
satu dari tiga kecamatan yang ada di
Kota Banjarbaru, aktivitas yang
dilaksanakan oleh masyarakatnya
adalah penambangan Kerikil, Pasir
dan
Penambangan lntan
merupakan tujuan utama dari
aktivitas ini, sedangkan yang lainnya
(kerikil, pasir dan emas) adalah
sebagai hasil samping. Kegiatan ini
merupakan usaha turun temurun masyarakat setempat untuk memperoleh
pendapatan dan mempertahankan
kehidupannya, disamping kegiatan ini
sejak lama dimanfaatkan sebagai
objek wisata bagidaerah setempat.
-
lebih kecil dari 200 mesh) dan
berpenampilan fisik berupa lumpur
yang mengandung padatan 45
- 55%
(Ginting, 1999: Pelletier, 1999 di
dalam Polii, Kumurur,
dan
ini
mengandung sejumlah logam, karena
maka penambang harus melakukan
pembongkaran terhadap dua lapisan
tanah, yakni lapisan humik dan liat.
Kualitas outlet tambang mengandung
logam Besi (Fe) = 12,12 mg/l dan Pb
0,134 mg/l dengan pH
5,0
(Murjani, 2W4), keberadaan dua
logam tersebut
menutup
kemungkinan terdapatnya logamlogam lain, terutama Merkuri (Hg)
Simanjuntak, 2001). Tailing
=
=
tidak
lntan.
karena sebagian penambang juga
mengambil emas dan menggunakan
Merkuri.
Lubang galian tambang di
Kecamatan Cempaka
ini,
dapat
mengenai lapisan air tanah karena
bahan galian utiama (yaitu ; lntan)
berada pada lapisan batuan yang
dapat merupakan lapisan aquifer.
Dengan kondlsi ini maka bahan
penoemar logam dari lubang galian
2
J. Kesling Vol. 7 No. 2, Juli 2010
dapat leluasa menyebar
penelitian penremaran logam Hg dan
Mn pada air sumur
dan
penduduk yang bermukim di wilayah
desa tersebut. Kualitas air meliputi
parameter fisik dan kimia termasuk
logam-logam sebagian diukur secara
insitu langsung dilapangan dan
sebagiannya lagi diambil sampelnya
dan dianalisis
laboratorium.
Besarnya risiko kesehatan dihitung
berdasarkan asupan logam dalam air
dan karakteristik penduduk seperti
ukuran antropometri serta lama
pajanan.
daerah
gali
sekitarnya mengikuti arah aliran air
tanah yang secara teori
dapat
mencapai 95 meter (arak horizontal),
hal ini berpotensi mencemarl sumur
gali penduduk yang merupakan
sarana air bersih terbanyak di Desa
Sungai Tiung, yaitu sebanyak 92,2o/o
(Puskesmas Cempaka, 2009).
Keberadaa logam dalam air yang
dikonsumsi penduduk, akan
berdampak terhadap keiadian
keracunan. Masuknya zal toksik ke
dalam tubuh manusia memiliki tingkat
risiko tefiadap kesehatan, walaupun
kadarnya di bawah baku mutu yang
ditetapkan, karena baku mutu
lingkungan ditetapkan atas rata-rata
karakteristik individu yang
terpajan. Secara umum kesimpulan
dari penilaian kadar bahan pencemar
di lingkungan, baik air maupun udara
adalah berdasarkan perbandingannya dengan baku mutu saja dan
tidak memperhatikan tingkat asupan
atas bahan pencemar tersebut
secara aktual, sehingga studi ini akan
lebih baik untuk menyatakan tingkat
risiko keracunan, karena tidak hanya
memperhitungkan jumlah bahan
pencemar yang masuk ke tubuh
(dosis = konsentrasi x lama pajanan),
melainkan faktor karakteristik individu
seperti ; umur dan berat badan juga
diperhitungkan
Penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh besaran risiko
nonkarsinogenik secara kuantitatif
dari pajanan logam (Hg dan Mn)
melalui intake
minum pada
populasi yang menggunakan air
sumur gali untuk kebutuhan seharihari.
di
Prosedur keria
Pengambilan sampel air dan
pemeriksaan kualitas air
Pengambilan sampel air sumur
gali dilakukan terhadap sumur gali
penduduk sampai pada radius 100
meter dari lokasi Tambang lntan
Tradisional di Desa Sungai Tiung
dari
Kecamatan Cempaka
Kota
Banjarbarrt, sebagai dasar dari
penentuan radius 100 adalah secara
teoritis bahan pencemar kimia dapat
menyebar melalui air tanah secara
horizontal sejauh
95
meter.
Pengambilan sampel air sumur gali
ini dilakukan pada musim hujan,
dengan alasan pada musim hujan
debit air sumur besar. (sumur gali
yang terpilih adalah sumur gali yang
menjadi sampling yaitu sebanyak 13
buah.
Analisis kualitas air dibagi
menjadi dua, yaitu secara insitu
terhadap paremeter suhu, TSS dan
pH, sedangkan kadar logam berat
air
(Hg dan Mn)
dianalisis di
laboratorium dengan peralatan AAS ,
laboratorium yang digunakan adalah
milik Balai Besar Teknik Kesehatan
Ungkungan (BTKL
PPM)
Banjarbaru.
Terhadap kandungan logam
berat Hg dan Mn dilakukan dua kali
analisis, yang pertama adalah sampel
sesaat setelah pengambilan dari
dan
Bahan dan Cara
Rancangan Penelitlan
Penelitian ini dilaksanakan ini di
Desa Sungai Tiung Kecamatan
Cempaka Kota Banjarbaru Provinsi
Kalimantan Selatan, dengan subyek
3
J. Kesling Vol. 7 No. 2, Juli2010
F Dilakukan penarikan sampel dari
95 KK yang memenuhi kriteria
sumur gali, dan yang kedua adalah
sampelair minum siap saji yang telah
mendapat perlakuan di tingkat rumah
tangga (misalnya; setelah disimpan
pada tempat penampungan dan atau
F
setelah dimasak)
Pengukuran karakteristik
responden.
Pengukuran karakteristik intemal
responden dilakukan terhadap 30%
dari populasi yang berada dalam
radius 100 meter dari sisi terluar
aktifitas tambang, yaitu terhadap 29
kepala keluarga atau kurang lebih
116 jiwa. Cara penarikan sampel
tersebut adalah sebagai berikut:
)
sebanyak 30% atau 29 KK, dengan
cara simple random sampling.
Setelah diperoleh seJumlah
responden tersebut
atas,
kemudian dilakukan pengukuran
karakteristik internal responden,
yaitu ;
Menanyakan umur responden
Menanyakan jenis kelamin
responden
Mengukur tinggi badan dengan
meteran
Mengukur berat badan dengan
timbangan
Menanyakan pola konsumsi air
sumur gali tiap hari
di
-
Menghitung populasi
sasaran,
yaitu jumlah Kepala Keluarga (KK)
yang berada di sekitar tambang
intan tradisional di Desa Sungai
Tiung Kecamatan Cempaka Kota
Menanyakan lama tinggal di
lokasi penelitian
(sesuai panduan
kuesioner
terlampir)
Banjarbaru, yaitu terdiri dari 4
Rukun Tetangga (RT 10, RT 11,
RT 32 dan RT 33), jurnlahnya 214
Ana!isis Data
Setelah data hasil penelitian
terkumpul, baik kualitas air maupun
karameteristik responden, selanjutnya dilakukan pengolahan data.
Dengan langkah-langkah sebagai
kepala Keluarga.
F Menghitung populasi aktual, yaitu
jumlah Kepala Keluarga (KK) yang
berada dalam radius 100 meter,
sehingga populasi studi hanya
menjadi 104 kepala Keluarga.
F Menghitung
yang
menggunakan sumur gali untuk
kehidupan sehari-hari terutama
untuk minum, dalam hal ini adalah
92,2o/o, sehingga jumlah populasi
yang memenuhi kriteria adalah g5
KK
berikut:
) Menghitung dosis atau jumlah risk
KK
agent (logam Hg dan Mn) yang
diterima individu, dinyatakan sebagai asupan atau lntake (l), dihitung
menggunakan persamaan :
| = 9Y"f'o
Wot-,
I
I
c
R
fe
te
Dt
Wo
tavg
= osttp?n (intake), jumlah risk agent yang masuk[(mg/(kg-hari)J
= konsentrasi nsk agent (logam di air) (milt)
= laiu re,te asupan; I liter/hari (untuk anak) dan 2liter/hari untuk dewasa
= ftekuensi pajanan tahunan (hari/tatun)
= waktu pajanan harian (jam/hari)
= Durasi paJanan,
real time atau 30 tahun proyeksi (tahun)
= beratbadan(kg)
= peioda waktu rata-rata, 30 tahun x 365 hari/tahun (non kadnogenik)
4
J. Kesling Vol. 7 No. 2, Juli 2010
turunan dan NOAEL r- ::-