RASIONALITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH AUSTRA (1)
RASIONALITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH AUSTRALIA
BERGABUNG KE DALAM TRANS-PACIFIC PARTNERSHIP
AGREEMENT
Dea Yuni Nailis Sa’adah
Hubungan Internasional
(152020042)
ABSTRAK
This paper discusses the Australian Foreign Affairs policy of joining the Trans-Pacific
Partnership Agreement. In the preliminary discussion will be presented a description of
Australian foreign policy, History and Content that is in the Trans-Pacific Partnership
cooperation, will be presented on the joining of Australia into TPP, the reasons and the Australian
Interest in TPP. Then, in the core discussion and conclusions will be explained about the
advantages and disadvantages of Australia when joining the TPP which requires Australia to
open the free trade market and investment to TPP member countries using Rational Choice
theory or profit and loss calculation as a result of the implementation of the Foreign Policy by
Australia.
Kata Kunci :Australia, Trans-Pacific Partnership Agreement, Foreign Policy of Australia,
Rational Choice Theory.
Setiap Negara tentunya memiliki Kebijakan Luar Negeri untuk memenuhi kepentingan
Nasional Negaranya. Dalam mengambil kebijakan tersebut, tentulah harus di tentukan factor –
factor untuk dapat memenuhi Kepentingan Nasional tersebut dan juga memperhitungkan berapa
keuntungan dan kerugian yang akan diadapat suatu negara ketika mengambil Kebijakan Luar
Negri tersebut.
Dari kebijakan luar negeri yang suatu negara tersebut ambil, tentulah ada untung ruginya.
Begitupula dengan apa yang dilakukan Australia. Australia memiliki kebijakan untuk bergabung
dengan Trans Pacific Patnership. Dalam melakukan kebijakan tersebut tentulah Australia sudah
mempertimbangkan untung rugi terhadap kebijakan luar negeri yang diambilnya untuk
memenuhi Kepentingan Nasionalnya.
Teori Rational Choice merupakan teori yang tepat digunakan untuk menganalisis lebih
lanjut terkait
kebijakan Australia ketika memutuskan bergabung dengan Trans Pacific
Partnership, karena teori ini mampu menjelaskan keuntungan dan kerugian Kebijakan luar negeri
yang diambil Australia untuk memenuhi Kepentingan Nasionalnya yakni terbuka Peluang baru
bagi Perdagangan dan Investasi. Untuk itu secara lebih detail, apakah menguntungkan atau justru
malah merugikan ? dan apakah kebijakan tersebut sesuai dengan Politik luar negeri Australia dan
mampu memenuhi Kepentingan Nasionalnya akan di bahas pada jurnal ini.
Kemana Arah Kebijakan Luar Negeri Australia ?
Australia merupakan suatu benua yang dihuni oleh mayoritas masyarakat berkulit putih
khususnya Inggris, dengan orientasi pemerintahan yang berkiblat ke Inggris, tetapi terletak di
Pasifik Selatan, menyebabkan terlihatnya gambaran kelompok kulit putih yang terisolasi di
antara kelompok masyarakat kulit berwarna. Kondisi ini menimbulkan dampak, harus
bagaimanakah Australia menempatkan dirinya diantara negara-negara Asia dan Pasifik? Harus
bagaimana Australia menata arah politik luar negerinya agar dapat hidup berdampingan dan
bertetangga baik di negara – negara Asia dan Pasifik ? Ini bukan
persoalan mudah bagi
Australia, sebab latar belakang budaya yang dimunculkan dalam bentuk pemerintahan berwarna
western seringkali akan bertabrakan dengan warna
pemerintahan kulit berwarna terutama
negara-negara di Asia yang baru bermunculan sebagai akibat perkembangan nasionalisme pasca
Perang Dunia II.
Latar belakang Australia sebagai misplaced continent atau frightened country dilihat
dari gaya hidupnya dan kelembagaan politik yang berkiblat ke Eropa khususnya Inggris, tetapi
secara geografis terletak di Pasifik Selatan yang notabene mayoritas penduduknya berkulit
berwarna, adalah penggambaran terhadap benua yang di selatan ini
pada awal dan
perkembangannya
sampai
pada
masa Perang
Dunia
II. Pencarian
jati
diri
untuk
memposisikan politik luar negerinya mulai tampak setelah masa Perang Dunia II di mana pada
saat itu Australia menyadari bahwa menggantungkan eksistensinya pada negeri induknya
Inggris tidak dapat menyelesaikan masalah dan tidak bisa memenuhi kepentingan nasionalnya
yang dihadapi di Pasifik Selatan.
Kesalah letakan Australia secara geografis membuat Australia harus mengarahkan politik
luar negrinya untuk bisa menjalani hubungan kebertetanggan yang baik dengan negara-negara di
Asia Pasifik. Beberapa forum kerjasama yang diikuti oleh Australia sebagai bukti bahwasannya
Politik Luar Negrinya Australia mengarah ke area Asia-Pasifik dikarenakan letak geografisnya
yaitu South Pacific Forum (SPF), yakni forum tempat para pemimpin negara – negara di
Pasifik bertemu dan menemukan solusi terhadap permasalahan yang terjadi di kawasan Pasifik
yang menghasilkan Forum Brisbane
tahun
1994 yang
mencerminkan
kesadaran
akan
pentingnya pelestarian laut, hutan, dan sumber daya alam lain, kemudian Forum Madang
yang Menghasilkan kesepakatan reformasi ekonomi yang bertujuan untuk menstimulasi
perdagangan dan investasi, mengembangkan efisiensi dan akuntabilitas sektor publik, serta
menciptakan kondisi yang dapat mengembangkan sektor privat. Dalam hal kerjasama militer,
forum ini menghasilkan perjanjian South Pacific Free Zone Treaty – The Treaty of
Ritonga tahun 2003. Dengan ditandatangani perjanjian ini maka kawasan Pasifik akan
terbebas dari tes – tes senjata nuklir. Asean Regional Forum (ARF) adalah organisasi yang
merupakan jawaban terhadap kepentingan Australia menata kehidupan politik yang mengarah
kepada bertetangga yang baik, ARF menjadi suatu wadah tempat Negara anggota
dapat
berdiskusi mengenai isu keamanan regional yang terjadi dan mengembangkan aturan
kejasama untuk meningkatkan perdamaian dan keamanan di kawasan tersebut.1
Untuk melihat seberapa jauh arah Politik Luar Negeri Australia, Petrov (2008)
memberikan penggambaran melalui tiga pilar tradisi politik luar negeri Australia yaitu :
1 Harnas, 2015. “Kebijakan Luar Negeri Australia tidak Berubah”[online]. Dalam,
diakses pada 27 November 2017
1. Tradisi Menzies (partai Liberal)
Digambarkan sebagai tradisi realistik, pragmatis, dan berpusat pada kekuatan. Di sini
pandangan Menzies difokuskan pada kenyataan keterisolasian Australia dapat diatasi
dengan menjalin hubungan baik dengan Amerika Serikat.
2. Tradisi Evatt (partai Buruh)
Memperlihatka gambaran nasionalis dan internasionalis, sebab Evatt berpedoman
organisasi internasional (dalam hal ini PBB) merupakan forum yang cukup efektif untuk
mengatasi masalah-masalah yang muncul. Arah pilar kedua ini adalah kekuatan dan
nilai kebebasan dan pemahaman terhadap identitas diri suatu bangsa.
3. Tradisi Spender & Casey (Partai Liberal)
Menekankan pada pentingnya wilayah regional dan kerjasama aktif dengan Asia.
Sampai saat ini, ketiga pilar tersebut masih relevan dijadikan bahan kajian terhadap
perkembangan politik luar negeri Australia, meskipun penekanannya sangat ditentukan oleh
kondisi dari partai manakah perdana menteri Australia berasal.
Berikut Tujuan Politik Luar Negri dan Kepentingan Nasional Australia :
Aussiebuddy wordpress (2008)
Tujuan Nasional Australia
Tujuan dasar politik luar negeri Australia adalah menjaga integritas dalam lingkungan
internasional yang saling bersaing. Integritas suatu bangsa bukan hanya mencakup
perlindungan terhadap aset-aset yang penting seperti wilayah teritori, sumber daya alam dan
manusia dalam batas
negara tetapi juga memelihara sistem ekonomi, politik, sosial, budaya
masyarakat yang turun temurun secara singkat. Hal-hal tadi disebut sebagai etos fisik dan
sosial dari sebuah negara. Ada dua sikap kelompok nilai yang membangun etos nasional
Australia, yaitu :
Sikap kelompok nilai yang pertama Campuran antara nilai budaya, etika, agama dan
etnis yang menentukan sikap dan moralitas masyarakat.
Kelompok nilai yang kedua Campuran antara nilai, sosial, politik dan ekonomi yang dipelihara
oleh masyarakat dalam aturan-aturan administrative.
Tujuan utama dari politik luar negeri suatu Negara adalah kelangsungan hidup dan untuk
itu keamanan Negara adalah suatu hal yang mutlak. Keamanan Negara bukan hanya
keamanan secara fisik dari serangan maupun invasi, tetapi berarti juga perlindungan dari
agresi ekonomi Negara lain, yang juga berarti mengamankan dasar nilai dan budaya
masyarakat dari penerapan ideologi luar negeri yang bertentangan.
Kepentingan Nasional Australia
Dalam melihat kepentingan nasional Australia, terdapat empat prioritas pokok :
Memelihara keamanan yang positif dan lingkungan strategis dalam kawasannya.
Berarti Australia memiliki kepentingan langsung dalam menjamin situasi yang aman dan
damai di Negara-negara sekitarnya agar tetap terpelihara dengan stabil.
Mendukung terciptanya keamanan global.
Kerjasama ekonomi, investasi dan perdagangan.
Australia ingin memobilisasi pengaruh politik internasional untuk mendukung
tujuan
ekonomi internasional
dengan
cara
membuka
pasar
barang ekspor,
memperluas kesempatan-kesempatan ekonomi bagi sektor industri Australia dan
terus menciptakan persepsi bahwa Australia merupakan tempat yang menarik untuk
melakukan penanaman modal asing serta menempatkan pemerintah Australia sebagai
mitra yang ideal untuk kerjasama.
Menjadi warga dunia yang baik
Dilakukan Australia dengan terus memainkan peranan yang positif dan konstruktif diantara
aneka
ragam
isu
yang
sekarang
menjadi subyek
diplomasi
multilateral,
seperti
penanganan masalah pengungsi, terorisme, perdagangan obat – obatan terlarang dan masalah
kesehatan dunia.
Sejalan dengan Kepentingan Nasional Australia yaitu memobilisasi politik Internasional
untuk mendukung tujuan ekonomi Internasional dengan cara membuka pasar barang ekspor,
memperluas kesempatan-kesempatan ekonomi bagi sector industri Australia dan terus
menciptakan persepsi bahwa Australia merupakan tempat yang menarik untuk melakukan
penanaman modal asing serta menempatkan Pemerintah Australia sebagai mitra yang ideal untuk
kerjasama. Australia harus melakukan berbagai cara untuk bisa memenuhi kepentingan nasional
yang sejalan dengan tujuan kepentiangan nasionalnya, salah satunya dengan Soft Power yang
mana dominan dengan kerjasama. Australia mulai banyak bergabung dengan kerjasama
perdagangan bebas (Free Trade Area) salah satunya dengan Trans-Pacific Partnership yang
mana sebelumnya kerjasama tersebut belum terlalu banyak disorot oleh Dunia. Tahun 2008
Amerika Serikat bergabung ke dalam TPP sehingga mendorong Australia untuk bergabung dan
mengajukan keanggotaan, karena Australia sadar kemitraan dalam berkerjasama jauh lebih
menguntungkan dengan Amerika Serikat yang mana Notabene negara dengan perekonomian
terkuat di Dunia. Karena Australia mempunyai letak geografis berada di kawasan pasifik, negara
ini beranggapan bahwasannya TPP adalah kerjasama yang dapat membantu Australia
meningkatkan pendapatan Negara sekaligus menaikkan perekonomian Australia agar tidak selalu
menggantungkan diri dengan negara induknya yaitu Britania Raya.
Bagaimana Sejarah dan isi Trans-Pacific Partnership Agreement?
Trans-pacific Partnership Agreement adalah sebuah kerjasama perdagangan bebas (Free
Trade Agreement) pertama kali dibentuk pada tahun 2005 dengan nama Trans-Pacific Strategic
Economic Partnership Agreement (TPSEP). TPSEP ini awal mula nya di bentuk dan diinisiasi
oleh empat Negara di kawasan Asia Pasifik, yaitu Singapura, Chile, Selandia Baru dan Brunei
Darussalam. Brunei sendiri baru masuk ke dalam keanggotan pada akhir tahun 2005 setelah tiga
Negara lainnya telah menyelesaikan putaran Negosiasi mereka. Dalam kurun waktu 2005 – 2008
TPSEP ini tidak mendapatkan perhatian serius dari Dunia. Hal tersebut terjadi disebabkan karena
TPSEP digagas oleh Negara – negar ekonomi yang relative kecil atau rendah dan perekonomian
global berdasarkan ukuran – ukuran ekonomi seperti Produk Domestic Bruto (PDB), Populasi,
dan Ukuran pertumbuhan ekonomi kumulatifnya tergolong kecil dan tidak signifikan
dibandingkan Ukuran Global.
Selang beberapa waktu Amerika Serikat bergabung ke dalam kerjasama tersebut.
Bergabungnya Amerika Serikat ke dalam TPSEP menjadi titik tolak bagi TPSEP karena secara
tidak langsung akan menjadi daya tarik kerjasama tersebut, mengingat AS sendiri adalah salah
satu Negara dengan Perekonomian terbesar di Dunia. Bergabunganya Amerika Serikat ke dalam
TPSEP ini mampu mendorong Negara – negara lain untuk turut serta dalam kerjasama ini. Pada
bulan November 2008, Australia, Vietnam, dan Peru memutuskan untuk bergabung. Pada Tahun
2010 kerjasama ini berganti nama menjadi Trans-Pacific Partnership (TPP), yang menandai
putaran negosiasi baru dan merupakan versi terbaru dari pengembangan TPSEP. Kemudian pada
bulan Oktober 2010, Malaysia memutuskan untuk bergabung dan diikuti oleh Kanada dan
Meksiko pada bulan Januari 2012. Selanjutnya pada Maret 2013 Pemerintah Jepang memutuskan
untuk bergabung, hingga sekarang TPP beranggotakan 12 Negara.2
Tujuan utama dibentuknya TPP adalah mendorong Liberalisasi negara-negara di AsiaPasifik. TPP merupakan Kerjasama Internasional yang melibatkan sejumlah negara di kawasan
Asia-Pasifik, dengan Amerika Serikat sebagai penggeraknya. Sejak tahun 2012, TPP telah diikuti
oleh 12 Negara yaitu Amerika Serikat, Australia, Jepang, Selandia Baru, Kanada, Meksiko,
Singapura, Chile, Malaysia, Peru, Brunei Darussalam, dan Vietnam.
Adapun secara spesifik, Visi dan Misi TPP adalah menjadi Perjanjian Perdagangan Bebas
yang komprehensif dan berkualitas tinggi. Tujuannya meliberalisasi perdagangan barang dan
jasa, mendorong investasi, mempromosikan inovasi, pembangunan dan pertumbuhan ekonomi,
serta penciptaan lapangan kerja.
Trans-Pacific Partnership sebagai forum Kerjasama Perdagangan lintas Negara Pasifik
mengatur hal-hal berikut:
1. Menghilangkan atau mengurangi tariff
Penghapusan atau pengurangan tariff pada serangkaian produk termasuk daging babi,
buah-buahan, anggur, canola, barley, mesin, mineral, dan produk kehutanan. Pengurangan
atau penghapusan hambatan tariff dan non tariff juga termasuk larangan subsidi ekspor
dan pajak ekspor.
2. Persaingan kebijakan
Persaingan kebijakan merupakan upaya pemberian status yang sama bagi pengusahapengusaha asing yang hendak masuk ke dalam perekonomian, mereka diperlakuakan
secara sama dengan pengusaha-pengusaha domestic terlepas dari perbedaan modal,
pengalaman, dan kemampuan ekonomi lainnya.
3. Pengadaan Pemerintah
Kebijakan pengadaan barang dan jasa Pemerintah harus bersifat terbuka, nondiskriminasi, dan transparansi.
2 “tpp-overview.pdf” [online]. diakses pada 27 November 2017
4. Badan Usaha Milik Negara
Penciptaan iklim pasar yang sehat dan penyesuaian hak keistimewaan kepada BUMN
seta penyetaraan hak swasta dan BUMN asing dengan BUMN lokal.
5. Investasi
Kebijakan Investasi merupakan upaya penciptaan iklim pasar yang kondusif. Dalam
konteks TPP kebiajkan investasi akan diarahkan pada pembentukan pengadilan arbitrasi
negara investor. Jadi, sebuah Perusahaan bisa menggugat Negara dalam posisi hukum
yang setara jika terjadi konflik investasi. Dalam menetapkan aturan investasi, Para Pihak
TPP menetapkan aturan yang mengharuskan kebijakan investasi non-diskriminatif dan
perlindungan hukum.
6. Hak Kekayaan Intelektual
Hak Kekayaan Intelektual merupakan upaya memberikan hak bagi pemilik hak cipta
(copyrights), paten, atau merk dagang. Peraturan HAKI menegaskan bahwa hanya si
pemilik hak paten yang berhak menggunakan inovasinya tersebut, sementara pihak lain
baru diperkenankan menggunakannya jika telah membayar royalty dan memenuhi
ketentuan-ketentuan lain yang dibuat oleh pemilik hak paten.3
Bergabungnya Australia ke Trans-Pacific Partnership Agreement
Australia merupakan salah satu dari 20 negara maju yang memiliki tingkat kemajuan
tinggi dibidang ekonomi sejak awal decade 1990 an. Komponen utama perekonomian Australia
bersumber dari Perdagangan, Manufaktur, Jasa, dan Keuangan. Namun Industrialiasasi,
Perusahaan Swasta, Produksi Skala besar, Teknologi tinggi, dan Sumber daya alam juga menjadi
sember perekonomian negara ini. Dari segi Perdagangan Australia mengandalkan Ekspor
komiditi yang mana bru-baru ini mengalami kenaikan setelah Australia banyak mengikuti
kerjasama-kerjasama perdagangan bebas (Free Trade Area), kenaikan tersebut berdampak
bahwasannya Australia sekarang menjadi Negara yang patut diperhitungkan Perekonomiannya
karena masuk ke dalam salah satu Ekonomi Terkuat di Dunia.
3 “tpp-overview.pdf” [online]. diakses pada 27 November 2017
Perekonomian Australia yang terbilang kuat dibuktikan dengan kemampuannya bertahan
dari sejumlah krisis yang datang dari Luar maupun domestic Negara ini, termasuk mampu
bertahan dari kekeringan parah, dan beberapa krisis keuangan dan ekonomi di Asia pada tahun
1998-an. Australia dengan gaya perekonomian campuran bergaya barat dan sejahtera, mampu
bertahan dari krisis keuangan pada tahun 1998, dan mampu meningkatkan PDB yang hampir
setara dengan Negara Britania Raya, Jerman, dan Perancis.
Australia termasuk salah satu negara maju dengan pertumbuhan perekonomian yang
terbilang cepat. Pertumbuhan perekonomian tersebut dikarenakan Australia menekankan banyak
reformasi struktuaral dan kebijakan di bidang Ekonomi terutama di bidang Pasar bebas. Pasar
Bebas adalah Karakteristik utama dari system ekonomi Australia, dimana Australia sekarang
banyak bergabung ke dalam Kerjasama-kerjasama dibidang ekonomi termasuk Pasar Bebas
(Free Trade Area) seperti Trans Pacific Partenship Agreement. Setelah Australia bergabung ke
TPP dan banyak meliberalisasi di kebijakan ekonomi termasuk pasar bebas bersama dengan
Negara anggota TPP, dengan meningkatnya Ekspor barang, jasa, dan Investasi Australia dengan
Negara anggota TPP, juga di berbagi sector seperti komoditas pertanian, mineral dan energi.
Sekarang ini Australia telah melakukan diversifikasi ke pasar ekspor jasa yang baru dan
manufaktur yang jauh lebih canggih.
Australia dengan perdagangan dan investasinya mampu menaikkan tingkat pertumbuhan
ekonomi, perkembangan industry, terciptanya lapangan kerja baru, dan peningkatan Ekspor,
pada tahun 2013 dengan Populasi 798,5 juta Jiwa mampu mencapai GDP : USD $27,75% trilliun
atau sekitar 37,5% dari GDP Dunia, dan mampu mencapai total perdagangan 32,6%. Pada tahun
2015 total Ekspor Australia mencapai
$104,6 miliyar, total Impor $121,7 miliyar, total
perdagangan barang dan jasa dua-arah Australia mencapai $226,3 miliyar (33,8% dari semua
total perdagangan Australia).
4
Dengan 5 komoditi utama Australia yang di Ekspor ke Negara anggota TPP yaitu :
1. Gas alam cair $13,7 miliyar.
2. Batu bara $13,6 miliyar.
4 “TPP Agreement : Outcomes At A Glances” [online]. Dalam diakses pada 27
November 2017
3. Daging Sapi fresh maupun beku $5,5 miliyar.
4. Profesi Jasa dan bisnis $5,4 miliyar.
5. Bijih Besi $5,3 miliyar.
5 Impor Australia dari Negara anggota TPP yaitu :
1. Mesin Kendaraan $11,1 miliyar.
2. Perjalanan Personal $10,1 miliyar.
3. Minyak Mentah $9.3 miliyar.
4. Profesi Jasa dan bisnis $5,9 miliyar.
Total Investasi Australia – Negara Anggota TPP
1. Tahun 2015 total Investasi Australia di Negara anggota TPP $914 juta yaitu sekitar
44%.
2. Tahun 2015 total Investasi Negara Anggota TPP yang berada di Australia $1,3 triliun
yaitu sekitar 42%.5
Teori Rational Choice : Kalkulasi Untung Rugi Australia bergabung ke
Trans-Pacific Partnership Agreement
Rational Choice adalah sebuah Teori yang memiliki Asumsi Dasar secara konkrit yakni,
Mengapa Negara Mau Bekerjasama? Sedangkan asumsi Dasar secara Teoritis mengungkapan
adanya Rasionalitas. Rasionalitas yaitu pilihan yang diambil atas dasar untung rugi sehingga
dapat memutuskan pilihan mana yang paling sesuai dengan alternatif yang dianggap paling
menguntungkan kepentingan-nya. Dengan kata lain kerjasama terbentuk kalau menguntungkan.
Kalau tidak menguntungkan tidak akan dipilih. Menurut teori ekonomi, Rasionalitas berbicara
mengenai masalah cost and benefit dalam suatu kerjasama.
Dalam Teori Rational Choice ada beberapa hal yang dianalisis, yaitu :
A. Kepentingan Nasional Australia di Trans-Pacific Partnership
5 “infographic-trade-exports-2” [online]. diakses pada 27 November 2017
Kepentingan Australia di TPP dapat kita lihat dari Politik Luar Negri Australia yaitu
Australia ingin memobilisasi pengaruh Poltik Internasional untuk mendukung tujuan
Ekonomi Internasional dengan cara membuk pasar barang ekspor, memperluas
kesempatan-kesempatan ekonomi bagi sector industri Australia dan terus mencipatakan
persepsi bahwa Australia merupakan tempat yang menarik untuk melakukan penanaman
modal asing serta menempatkan Pemerintah Australia sebagai mitra yang ideal untuk
kerjasama. Nah sejalan dengan arah Politik Luar Negri Australia untuk memenuhi
Kepentingan Nasionalnya, bergabungnya Australia dalam keanggotaan TPP adalah untuk
mengejar Kepentingan antara lain:
1. Terbuka Peluang baru bagi Perdagangan dan Investasi.
Bergabungnya Australia dalam keanggotaan TPP akan memudahkan arus
perdagangan
bebas
antara Australia
dengan
Negara-negara
anggota
TPP.
Keikutsertaan tersebut juga menguntungkan dengan terpangkasnya biaya-biaya yang
disebutkan dalam perjanjian seperti ekspor dan impor yang dikenakan bagi Negara
non- member. Demikian juga, keuntungan yang diperoleh Australia bergabung
dengan TPP adalah memudahkan investasi masuk ke Negara Australia, Australia juga
dimudahkan untuk berinvestasi di Negara lain.
2. Menciptakan Lapangan Kerja Baru
Bergabungnya Australia ke dalam TPP juga berdampak pada terciptanya lapangan
kerja baru, hal ini disebabkan karena tingginya lalu lintas perdagangan yang tercipta
di antara Negara-negara anggota TPP. Dengan terbukanya lapangan kerja baru maka,
akan berdampak positif seperti, mengurangi kemiskinan, serta menambah jumlah
pendapatan Negara.
3. Mengintegrasikan Ekonomi Australia ke daerah berkembang
Konektivitas di antara Negara anggota akan medorong akselerasi bagi perekonomian
daerah-daerah tertinggal. Hal tersebut akan menciptakan kompetisi di antara pelakupelaku ekonomi local atau antara daerah-daerah berkembang dan daerah terbelakang.
4. Mempromosikan dan Memfasilitasi Rantai Pasokan Regional
Australia mendapat kesempatan untuk menjadi bagian dari mata rantai perdagangan
dengan cara mempromosikan dan memfasilitasi rantai pasokan. Selain itu, TPP akan
memberikan kepastian untuk bisnis dan mengurangi biaya dan untuk eksportir
Australia, pemasok jasa dan investor. Dengan keanggotan Australia di TPP juga akan
menghilangkan lebih dari 98 persen dari tariff ekspor yang ditetapkan di TPP. Negara
pihak juga akan menikmati bebas bea masuk bagi barang ekspor yang bernilai US $9.
Secara tidak langsung Australia akan membangun hubungan perdagangan yang kuat
dengan Negara-negara anggota TPP didukung dengan peraturan FTA.6
B. Kepentingan Trans-Pacific Partnership terhadap Australia
1. Australia harus membuka pangsa pasar bebas dan investasi bagi Negara-negara
anggota TPP.
2. TPP menjadikan Australia sebagai pemasok barang dan jasa bagi Negara-negara
anggota TPP.
3. TPP mengharuskan Australia untuk membuka kesempatan bagi pelaku-pelaku bisnis
dari Negara-negara anggota TPP, baik Perusahaan besar maupun UMKM untuk dapat
berpartisipasi pada proses integrasi produksi, rantai pasok, rantai nilai, dan integrasi
regional.
4. TPP mengharuskan Australia untuk dapat memberikan kesempatan bagi Negara
anggota TPP untuk menetapkan target peningkatan daya saing ekonomi nasional
melalui reformasi structural, peningkatan produktivitas, penguasaan teknologi, dan
penguatan inovasi.
6 Eca, Agustinus Santiago. 2016. Skripsi “ Kepentingan Ekonomi dan Politik Australia
Bergabung Dalam Trans-Pacific Partnership”. Semarang.
5. TPP mengharuskan Australia untuk memberikan keuntungan bagi konsumen dari
Negara anggota TPP dengan pilihan produk yang lebih beragam, murah, dan
berkualitas.
6. TPP mengharuskan Australia untuk membenahi berbagai sector non-ekonomi dan
perdagangan seperti perburuhan, lingkungan, sector jasa, administrasi, dan belanja
pemerintah, pencegahan korupsi dan good governance, penyederhanaan aturan.
Fasilitasi usaha, kemudahan proses pelabuhan, kapasitas penanganan isu-isu SPS
(kesehatan dan keamanan pangan, hewan, tumbuhan dan lingkungan) serta penguatan
inovasi dan perlindungan HAKI.7
C. Alasan Rasional Australia memilih untuk bergabung ke dalam Trans-Pacific Partnership
Australia memilih untuk bergabung ke dalam Trans-Pacific Partnership adalah alasan
ekonomis semata, yakni sebagai wahana untuk mencapai akselerasi pertumbuhan
ekonomi nasionalnya karena potensi yang dimiliki TPP dan keuntungan yang didapatkan
ketika bergabung ke dalam kerjasama tersebut. Selain itu juga karena Australia masih
dalam proses Peningkatan Pendapatan Nasionalnya, dengan dibukanya peluang baru bagi
Perdagangan dan investasi maka akan sangat membantu dalam meningkatkan Ekspor dan
Impor Australia ke Negara anggota TPP, Australia juga dapat lebih mudah menanamkan
investasi ke Negara anggota TPP.
D. Kalkulasi Untung – Rugi
-
Keuntungan
a. Meningkatkan pendapatan nasionalnya Australia dari Perdagangan bebas
yanga mana mengurangi tariff dan bea masuk barang dan jasa dari Australia
yang masuk ke Negara-negara anggota TPP.
7 Eca, Agustinus
Santiago. 2016. Skripsi “ Kepentingan Ekonomi dan Politik Australia
Bergabung Dalam Trans-Pacific Partnership”. Semarang.
b. Australia akan mendapatkan potongan tariff yang mana akan menghilangkan
lebih dari 98 persen dari tariff ekspor yang ditetapkan di TPP.
c. Meningkatkan pendapatan nasionalnya Australia dari investasi yang masuk ke
Australia dari Negara anggota TPP maupun Investasi Australia yang
ditanamkan di Negara anggota TPP.
d. Meningkatkan kualitas Ekspor dan Impor Australia.
e. Menciptakan Lapangan Baru bagi masyarakat Australia yang disebabkan
tinngginya arus perdagangan seperti Ekspor dan Impor.
f.
Menjadi ajang promosi Australia di kawasan Asia – Pasifik terutama Negara
anggota TPP dan lebih mengintegrasikan Ekonomi Australia ke Negara-negara
berkembang.
-
Kerugian
a. Australia harus membuka pangsa Pasar Bebas dan Investasi lebih luas untuk
Negara anggota TPP.
b. Australia harus memberikan keuntungan bagi konsumen dari Negara anggota
TPP dengan pilihan produk yang lebih beragam, murah, dan berkualitas.
c. Australia harus membenahi berbagai sector non-ekonomi dan perdagangan
seperti perburuhan, lingkungan, sector jasa, administrasi, dan belanja
pemerintah.
E. Faktor yang mempengaruhi Kerjasama
Menurut Axelrod dan Keohane mengemukakan ada tiga faktor yang mempengaruhi
kerjasama yaitu:
1. Pay off Structure
Secara rasional, kerjasama akan terbentuk kalau secara payoff struture
menguntungkan. Oleh karena itu the payoff structure mempengaruhi the level of
cooperation.
Dalam konteks hubungan kerjasama Australia bergabung ke dalam TransPacific Partnership Agreement, Terdapat empat kemungkinan preferensi Australia
untuk bergabung dengan TPP, yaitu:
Pertama, jika Australia memutuskan untuk cooperative, dan TPP juga
memutuskan untuk cooperative, maka keduanya akan mendapatkan keuntungan
yang maksimal yaitu sama-sama melakukan kerjasama perdagangan bebas dan
investasi antara Australia dan Negara anggota TPP. Preferensi yang demikian
merupakan preferensi terbaik yang diusahakan oleh Australia dan TPP (CC).
Kedua, jika Australia memutuskan untuk defect, sedangkan TPP tetap
memutuskan untuk cooperative, maka Australia tidak akan melakukan
Perdagangan Bebas dan Investasi di Negara anggota TPP, sedangkan Negara
anggota TPP akan kehilangan kesempatan untuk melakukan kerjasama
perdagangan bebas dan investasi dengan Australia. Pilihan ini dalam konteks
jangka pendek memang menguntungkan Australia, namun Australia akan
kehilangan kepercayaan dari Negara-negara anggota TPP (DC).
Ketiga, jika Australia memutuskan untuk defect, sedangkan TPP juga
memutuskan untuk defect, maka Australia tidak akan melakukan kerjasama
perdagangan bebas dan investasi dengan Negara-negara anggota TPP. Begitupun
sebaliknya Negara anggota TPP tidak akan melakukan kerjasama perdagangan
bebas dan investasi dengan Australia. Diantara keduanya tidak ada kerjasama dan
tidak saling menguntungkan baik untuk TPP maupun Australia itu sendiri, Pilihan
ini jelas lebih buruk dibandingkan dengan pilihan pertama dan kedua (DD).
Keempat, jika Australia memutuskan untuk cooperative, sedangkan TPP
memutuskan untuk defect, maka Australia tetap melakukan perdagangan bebas
dan investasi di Negara anggota TPP, sedangkan Negara anggota TPP tidak akan
melakukan perdagangan bebas dan investasi dengan Australia. Disini dapat
dikatakan adanya komitmen dari Australia untuk tetap menjalin kerjasama dengan
Negara anggota TPP, tetapi Pilihan ini merupakan kemungkinan terburuk yang
dihadapi oleh Negara Australia (CD).
Dari skema tersebut, memang preferensi Australia untuk berinvestasi di
Indonesia dapat dikonversi dalam rumusan CC>DC>DD>CD. Formulasi ini juga
dapat menjelaskan mengapa Australia selalu berambisi untuk menjaga
keharmonisan hubungan dibidang ekonomi dengan negara anggota TPP. Karena
memang pilihan untuk “bekerjasama”, “membuat Negara anggota TPP mau
bekerjasama dan percaya kepada Australia, itulah yang dapat memaksimalkan
keuntungan bagi Australia.
2. The Shadow of Future
The Shadow of Future pendorong yang efektif untuk
pengembangan
cooperation. Selain payoff structure, The Shadow of the Future (bayangan akan
masa depan) juga mempengaruhi kecenderungan aktor untuk bekerjasama.
Bayangan akan masa depan menjadi penting, karena payoff structure sebetulnya
lebih memfokuskan pada pertimbangan-pertimbangan jangka pendek. Menurut
Axelrod, semakin dipertimbangkannya payoff yang akan didapat di masa depan
dari pada payoff yang ada saat ini, maka berkurang pula kecenderungan untuk
bertindak ingkar atau defect. Dimensi bayangan tentang masa depan ini lebih
mampu membedakan isu-isu ekonomi daripada isu-isu militer/keamanan. Dalam
hal ini ketika aktor-aktor bermain dalam isu ekonomi, maka mereka akan
cenderung berharap bahwa hubungan mereka akan terus berlanjut dalam kurun
waktu yang tak terhingga.
Konsep
Axelrod
ini
dapat
menjelaskan
penguatan
kerjasama
bergabungnya Australia ke dalam TPP yang berfokus pada isu ekonomi. Baik
Australia maupun TPP memang membayangkan adanya kerjasama yang terus
berlanjut. Hal ini dikarenakan kedua aktor, terutama Australia, memiliki
ekspektasi bahwa kerjasama ini akan sangat menguntungkan untuk masa depan
keduanya. Australia akan dapat meningkatkan kualitas ekonominya, sedangkan
Negara anggota TPP berharap bahwa peradagangan bebas dan Investasi dari
Australia akan terus mengalir untuk meningkatkan perekonomian di Negara
anggota TPP. Dengan demikian, bayangan akan masa depan yang menguntungkan
ini memang menjadi faktor pendorong penguatan bergabungnya Australia ke TPP
untuk melakukan perdagangan bebas dan investasi dengan Negara anggota TPP.
3. The Number of Actors
Kemampuan untuk bekerjasama dipengaruhi tidak hanya oleh struktur
payoff dan bayangan masa depan, tetapi juga oleh jumlah pemain dalam game dan
oleh bagaimana struktur hubungan mereka. Ketika jumlah pemain semakin
banyak, kondisi-kondisi di atas akan semakin sulit untuk dicapai. Karena dalam
situasi demikian, sangat sulit, bahkan mustahil untuk mengidentifikasi, atau
bahkan menghukum siapa yang ingkar.
Dalam konteks kerjasama bergabungnya Australia di TPP, pertimbangan
tentang seberapa banyak jumlah aktor yang telibat menjadi faktor yang kurang
signifikan (bila dibandingkan dengan faktor lain) dalam pertimbangan penguatan
kerjasama. Walaupun demikian, pertimbangan ini juga memiliki andil dalam
keputusan untuk menjalin kerjasama. Bergabungnya Australia ke dalam TPP
dapat dimaknai sebagai kerjasama antara banyak aktor. Hal ini diasumsikan atas
dasar Australia yang tetap ingin menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan
Negara anggota TPP yang mana dapat membantu meningkatkan perekonomian
Australia.
Walaupun persepsi Australia mengatakan demikian, namun sebetulnya
Australia memiliki tantangan yang lebih besar ketika bergabung dengan TPP.
Axelrod mengatakan bahwa terdapat kemungkinan munculnya free rider dalam
kerjasama yang melibatkan banyak negara, mengingat jumlahnya yang sangat
banyak tentunya akan lebih menyulitkan Australia untuk mengidentifikasi
defector. Tetapi dalam konteks Trans-Pacific Partnership Agreement ini sedikit
kemungkinan munculnya free rider dikarenakan dari kedua belah Australia
maupun Negara-negara anggota TPP sangat membutuhkan kerjasama ini untuk
memenuhi kepentingan nasional mereka, jadi kecil kemungkinan terdapatnya free
rider yang ingkar atau defect.
Kesimpulan
Arah kebijakan Politik Luar Negeri Australia adalah lebih fokus untuk meningkatkan
integrasi dengan negara – negara tetangganya di Kawasan Asia dan Pasifik untuk dapat mencapai
kepentingan nasional negara Australia. Beberapa forum kerjasama yang diikuti oleh Australia
sebagai bukti bahwasannya Politik Luar Negrinya Australia mengarah ke kawasan Asia-Pasifik
dikarenakan letak geografisnya yaitu South Pacific Forum (SPF) dan Asean Regional Forum.
Selain kedua forum tersebut Australia bergabung dengan Trans-Pacific partenership Agreement
yaitu Kerjasama Perdagangan bebas dan Investasi di kawasan Pasifik yang beranggotakan 12
Negara seperti, Amerika Serikat, Australia, Jepang, Selandia Baru, Kanada, Meksiko, Singapura,
Chile, Malaysia, Peru, Brunei Darussalam, dan Vietnam. Dengan bergabungnya Australia ke
dalam TPP maka Australia dapat menjalin hubungan bertetangga dengan baik dengan negara
kawasan Asia-pasifik sekaligus dapat membantu Australia dalam meningkatkan perekonomian
dan pendapatan Negara melalui perdagangan bebas barang, jasa dan investasi yang dilakuakan
Australia dengan Negara Anggota TPP. Dari perdagangan bebas tersebut dapat menaikkan
Ekspor dan Impor Australia dengan Negara anggota TPP.
Pada tahun 2015 total Ekspor
Australia mencapai $104,6 miliyar, total Impor $121,7 miliyar, total perdagangan barang dan
jasa dua-arah Australia mencapai $226,3 miliyar (33,8% dari semua total perdagangan Australia).
Jika dilihat dari konsep rational choice, keputusan Australia untuk bergabung ke dalam
kerjasama perdagangan bebas dan invesatsi yaitu
Trans-Pacific partenership Agreement
merupakan sebuah pilihan yang rasional. Hal ini dapat dibuktikan melalui kalkulasi untung rugi
dan faktor-faktor lain yang mendorong terjadinya sebuah kerjasama. Dari kalkulasi untung rugi
jelas Australia lebih diuntungkan jika bergabung dengan TPP. Selain itu, bayangan akan masa
depan juga menjadi faktor terpenting keuntungan yang didapat Australia jika bergabung dengan
TPP dan menajalin hubungan kerjasama perdagangan bebas dan investasi dengan Negara
anggota TPP. Di sisi lain, Australia harus lebih berhati-hati karena jumlah aktor yang ia hadapi
sangat banyak. Untuk itu, jika Australia ingin tetap diuntungkan maka Australia harus
memperkuat komitmen untuk tetap melakukan perdagangan bebas barang, jasa, dan investasi
dengan Negara anggota TPP demi meningkatkan Pendapatan Nasionalnya dan mengurangi
terjadinya defect.
Daftar Pustaka
1. Artikel Online
“tpp-overview.pdf” [online]. Dalam http://www.dfat.gov.au/fta/tpp/, diakses pada 27
November 2017
“TPP Agreement : Outcomes At A Glances” [online]. Dalam
http://dfat.gov.au/trade/agreements/Documents/tpp-outcomes-at-a-glance.pdf, diakses
pada 27 November 2017
“TPP Agreement : Outcomes At A Glances” [online]. Dalam
http://dfat.gov.au/trade/agreements/tpp/outcomes-documents/Pages/outcomes-at-aglance.aspx, diakses pada 27 November 2017
“infographic-trade-exports-2” [online]. Dalam http://www.dfat.gov.au/fta/tpp/, diakses
pada 27 November 2017
“tpp-goods-market-access-slide” [online]. Dalam http://www.dfat.gov.au/fta/tpp/, diakses
pada 27 November 2017
“tpp-map-infographic-slide” [online].
Dalam http://www.dfat.gov.au/fta/tpp/, diakses
pada 27 November 2017
Harnas, 2015. “Kebijakan Luar Negeri Australia tidak Berubah”[online]. Dalam
http://www.harnas.co/2015/09/17/kebijakan-australia-tak-berubah,
diakses
pada
27
November 2017
Sydney Morning Herald, 2015. “TPP: What it means for Australian business” [online].
Dalam http://www.smh.com.au/business/the-economy/tpp-what-it-means-for-australianbusiness-20151005-gk21xa.html, diakses pada 2 Desember 2017
Sydney Morning Herald, 2015. “Trans-Pacific Partnership will barely benefit Australia,
says
World
Bank
report
“
[online].
Dalam
http://www.smh.com.au/federal-
politics/political-news/transpacific-partnership-will-barely-benefit-australia-says-worldbank-report-20160111-gm3g9w.html, diakses pada 2 Desember 2017
The Guardian, 2016. “TPP trade deal will expand Australia's economy by less than 1%,
World
Bank
reveals
“
[
online].
Dalam
https://www.theguardian.com/business/2016/jan/12/tpp-trade-deal-will-grow-australiaseconomy-by-less-than-1-world-bank-reveals, diakses pada 2 Desember 2017
The Guardian, 2016. “TPP signing: Andrew Robb rejects calls for cost-benefit analysis of
trade
deal”
[online].
Dalam
https://www.theguardian.com/australia-
news/2016/feb/04/tpp-signing-andrew-robb-rejects-calls-for-cost-benefit-analysis-oftrade-deal, diakses pada 2 Desember 2017
2. Buku
Hartati, Yulia Anna.2014.Politik & Pemerintahan Australia.Semarang:Wahid Hasyim
University Press.
Eca, Agustinus Santiago. 2016. Skripsi “ Kepentingan Ekonomi dan Politik Australia
Bergabung Dalam Trans-Pacific Partnership”. Semarang.
3. Jurnal
Garavaglia, Barbara H, 2016, University of Michigan Law School. “Sources of
Information on the Trans-Pacific Partnership” [online]. Dalam
http://repository.law.umich.edu/articles
BERGABUNG KE DALAM TRANS-PACIFIC PARTNERSHIP
AGREEMENT
Dea Yuni Nailis Sa’adah
Hubungan Internasional
(152020042)
ABSTRAK
This paper discusses the Australian Foreign Affairs policy of joining the Trans-Pacific
Partnership Agreement. In the preliminary discussion will be presented a description of
Australian foreign policy, History and Content that is in the Trans-Pacific Partnership
cooperation, will be presented on the joining of Australia into TPP, the reasons and the Australian
Interest in TPP. Then, in the core discussion and conclusions will be explained about the
advantages and disadvantages of Australia when joining the TPP which requires Australia to
open the free trade market and investment to TPP member countries using Rational Choice
theory or profit and loss calculation as a result of the implementation of the Foreign Policy by
Australia.
Kata Kunci :Australia, Trans-Pacific Partnership Agreement, Foreign Policy of Australia,
Rational Choice Theory.
Setiap Negara tentunya memiliki Kebijakan Luar Negeri untuk memenuhi kepentingan
Nasional Negaranya. Dalam mengambil kebijakan tersebut, tentulah harus di tentukan factor –
factor untuk dapat memenuhi Kepentingan Nasional tersebut dan juga memperhitungkan berapa
keuntungan dan kerugian yang akan diadapat suatu negara ketika mengambil Kebijakan Luar
Negri tersebut.
Dari kebijakan luar negeri yang suatu negara tersebut ambil, tentulah ada untung ruginya.
Begitupula dengan apa yang dilakukan Australia. Australia memiliki kebijakan untuk bergabung
dengan Trans Pacific Patnership. Dalam melakukan kebijakan tersebut tentulah Australia sudah
mempertimbangkan untung rugi terhadap kebijakan luar negeri yang diambilnya untuk
memenuhi Kepentingan Nasionalnya.
Teori Rational Choice merupakan teori yang tepat digunakan untuk menganalisis lebih
lanjut terkait
kebijakan Australia ketika memutuskan bergabung dengan Trans Pacific
Partnership, karena teori ini mampu menjelaskan keuntungan dan kerugian Kebijakan luar negeri
yang diambil Australia untuk memenuhi Kepentingan Nasionalnya yakni terbuka Peluang baru
bagi Perdagangan dan Investasi. Untuk itu secara lebih detail, apakah menguntungkan atau justru
malah merugikan ? dan apakah kebijakan tersebut sesuai dengan Politik luar negeri Australia dan
mampu memenuhi Kepentingan Nasionalnya akan di bahas pada jurnal ini.
Kemana Arah Kebijakan Luar Negeri Australia ?
Australia merupakan suatu benua yang dihuni oleh mayoritas masyarakat berkulit putih
khususnya Inggris, dengan orientasi pemerintahan yang berkiblat ke Inggris, tetapi terletak di
Pasifik Selatan, menyebabkan terlihatnya gambaran kelompok kulit putih yang terisolasi di
antara kelompok masyarakat kulit berwarna. Kondisi ini menimbulkan dampak, harus
bagaimanakah Australia menempatkan dirinya diantara negara-negara Asia dan Pasifik? Harus
bagaimana Australia menata arah politik luar negerinya agar dapat hidup berdampingan dan
bertetangga baik di negara – negara Asia dan Pasifik ? Ini bukan
persoalan mudah bagi
Australia, sebab latar belakang budaya yang dimunculkan dalam bentuk pemerintahan berwarna
western seringkali akan bertabrakan dengan warna
pemerintahan kulit berwarna terutama
negara-negara di Asia yang baru bermunculan sebagai akibat perkembangan nasionalisme pasca
Perang Dunia II.
Latar belakang Australia sebagai misplaced continent atau frightened country dilihat
dari gaya hidupnya dan kelembagaan politik yang berkiblat ke Eropa khususnya Inggris, tetapi
secara geografis terletak di Pasifik Selatan yang notabene mayoritas penduduknya berkulit
berwarna, adalah penggambaran terhadap benua yang di selatan ini
pada awal dan
perkembangannya
sampai
pada
masa Perang
Dunia
II. Pencarian
jati
diri
untuk
memposisikan politik luar negerinya mulai tampak setelah masa Perang Dunia II di mana pada
saat itu Australia menyadari bahwa menggantungkan eksistensinya pada negeri induknya
Inggris tidak dapat menyelesaikan masalah dan tidak bisa memenuhi kepentingan nasionalnya
yang dihadapi di Pasifik Selatan.
Kesalah letakan Australia secara geografis membuat Australia harus mengarahkan politik
luar negrinya untuk bisa menjalani hubungan kebertetanggan yang baik dengan negara-negara di
Asia Pasifik. Beberapa forum kerjasama yang diikuti oleh Australia sebagai bukti bahwasannya
Politik Luar Negrinya Australia mengarah ke area Asia-Pasifik dikarenakan letak geografisnya
yaitu South Pacific Forum (SPF), yakni forum tempat para pemimpin negara – negara di
Pasifik bertemu dan menemukan solusi terhadap permasalahan yang terjadi di kawasan Pasifik
yang menghasilkan Forum Brisbane
tahun
1994 yang
mencerminkan
kesadaran
akan
pentingnya pelestarian laut, hutan, dan sumber daya alam lain, kemudian Forum Madang
yang Menghasilkan kesepakatan reformasi ekonomi yang bertujuan untuk menstimulasi
perdagangan dan investasi, mengembangkan efisiensi dan akuntabilitas sektor publik, serta
menciptakan kondisi yang dapat mengembangkan sektor privat. Dalam hal kerjasama militer,
forum ini menghasilkan perjanjian South Pacific Free Zone Treaty – The Treaty of
Ritonga tahun 2003. Dengan ditandatangani perjanjian ini maka kawasan Pasifik akan
terbebas dari tes – tes senjata nuklir. Asean Regional Forum (ARF) adalah organisasi yang
merupakan jawaban terhadap kepentingan Australia menata kehidupan politik yang mengarah
kepada bertetangga yang baik, ARF menjadi suatu wadah tempat Negara anggota
dapat
berdiskusi mengenai isu keamanan regional yang terjadi dan mengembangkan aturan
kejasama untuk meningkatkan perdamaian dan keamanan di kawasan tersebut.1
Untuk melihat seberapa jauh arah Politik Luar Negeri Australia, Petrov (2008)
memberikan penggambaran melalui tiga pilar tradisi politik luar negeri Australia yaitu :
1 Harnas, 2015. “Kebijakan Luar Negeri Australia tidak Berubah”[online]. Dalam,
diakses pada 27 November 2017
1. Tradisi Menzies (partai Liberal)
Digambarkan sebagai tradisi realistik, pragmatis, dan berpusat pada kekuatan. Di sini
pandangan Menzies difokuskan pada kenyataan keterisolasian Australia dapat diatasi
dengan menjalin hubungan baik dengan Amerika Serikat.
2. Tradisi Evatt (partai Buruh)
Memperlihatka gambaran nasionalis dan internasionalis, sebab Evatt berpedoman
organisasi internasional (dalam hal ini PBB) merupakan forum yang cukup efektif untuk
mengatasi masalah-masalah yang muncul. Arah pilar kedua ini adalah kekuatan dan
nilai kebebasan dan pemahaman terhadap identitas diri suatu bangsa.
3. Tradisi Spender & Casey (Partai Liberal)
Menekankan pada pentingnya wilayah regional dan kerjasama aktif dengan Asia.
Sampai saat ini, ketiga pilar tersebut masih relevan dijadikan bahan kajian terhadap
perkembangan politik luar negeri Australia, meskipun penekanannya sangat ditentukan oleh
kondisi dari partai manakah perdana menteri Australia berasal.
Berikut Tujuan Politik Luar Negri dan Kepentingan Nasional Australia :
Aussiebuddy wordpress (2008)
Tujuan Nasional Australia
Tujuan dasar politik luar negeri Australia adalah menjaga integritas dalam lingkungan
internasional yang saling bersaing. Integritas suatu bangsa bukan hanya mencakup
perlindungan terhadap aset-aset yang penting seperti wilayah teritori, sumber daya alam dan
manusia dalam batas
negara tetapi juga memelihara sistem ekonomi, politik, sosial, budaya
masyarakat yang turun temurun secara singkat. Hal-hal tadi disebut sebagai etos fisik dan
sosial dari sebuah negara. Ada dua sikap kelompok nilai yang membangun etos nasional
Australia, yaitu :
Sikap kelompok nilai yang pertama Campuran antara nilai budaya, etika, agama dan
etnis yang menentukan sikap dan moralitas masyarakat.
Kelompok nilai yang kedua Campuran antara nilai, sosial, politik dan ekonomi yang dipelihara
oleh masyarakat dalam aturan-aturan administrative.
Tujuan utama dari politik luar negeri suatu Negara adalah kelangsungan hidup dan untuk
itu keamanan Negara adalah suatu hal yang mutlak. Keamanan Negara bukan hanya
keamanan secara fisik dari serangan maupun invasi, tetapi berarti juga perlindungan dari
agresi ekonomi Negara lain, yang juga berarti mengamankan dasar nilai dan budaya
masyarakat dari penerapan ideologi luar negeri yang bertentangan.
Kepentingan Nasional Australia
Dalam melihat kepentingan nasional Australia, terdapat empat prioritas pokok :
Memelihara keamanan yang positif dan lingkungan strategis dalam kawasannya.
Berarti Australia memiliki kepentingan langsung dalam menjamin situasi yang aman dan
damai di Negara-negara sekitarnya agar tetap terpelihara dengan stabil.
Mendukung terciptanya keamanan global.
Kerjasama ekonomi, investasi dan perdagangan.
Australia ingin memobilisasi pengaruh politik internasional untuk mendukung
tujuan
ekonomi internasional
dengan
cara
membuka
pasar
barang ekspor,
memperluas kesempatan-kesempatan ekonomi bagi sektor industri Australia dan
terus menciptakan persepsi bahwa Australia merupakan tempat yang menarik untuk
melakukan penanaman modal asing serta menempatkan pemerintah Australia sebagai
mitra yang ideal untuk kerjasama.
Menjadi warga dunia yang baik
Dilakukan Australia dengan terus memainkan peranan yang positif dan konstruktif diantara
aneka
ragam
isu
yang
sekarang
menjadi subyek
diplomasi
multilateral,
seperti
penanganan masalah pengungsi, terorisme, perdagangan obat – obatan terlarang dan masalah
kesehatan dunia.
Sejalan dengan Kepentingan Nasional Australia yaitu memobilisasi politik Internasional
untuk mendukung tujuan ekonomi Internasional dengan cara membuka pasar barang ekspor,
memperluas kesempatan-kesempatan ekonomi bagi sector industri Australia dan terus
menciptakan persepsi bahwa Australia merupakan tempat yang menarik untuk melakukan
penanaman modal asing serta menempatkan Pemerintah Australia sebagai mitra yang ideal untuk
kerjasama. Australia harus melakukan berbagai cara untuk bisa memenuhi kepentingan nasional
yang sejalan dengan tujuan kepentiangan nasionalnya, salah satunya dengan Soft Power yang
mana dominan dengan kerjasama. Australia mulai banyak bergabung dengan kerjasama
perdagangan bebas (Free Trade Area) salah satunya dengan Trans-Pacific Partnership yang
mana sebelumnya kerjasama tersebut belum terlalu banyak disorot oleh Dunia. Tahun 2008
Amerika Serikat bergabung ke dalam TPP sehingga mendorong Australia untuk bergabung dan
mengajukan keanggotaan, karena Australia sadar kemitraan dalam berkerjasama jauh lebih
menguntungkan dengan Amerika Serikat yang mana Notabene negara dengan perekonomian
terkuat di Dunia. Karena Australia mempunyai letak geografis berada di kawasan pasifik, negara
ini beranggapan bahwasannya TPP adalah kerjasama yang dapat membantu Australia
meningkatkan pendapatan Negara sekaligus menaikkan perekonomian Australia agar tidak selalu
menggantungkan diri dengan negara induknya yaitu Britania Raya.
Bagaimana Sejarah dan isi Trans-Pacific Partnership Agreement?
Trans-pacific Partnership Agreement adalah sebuah kerjasama perdagangan bebas (Free
Trade Agreement) pertama kali dibentuk pada tahun 2005 dengan nama Trans-Pacific Strategic
Economic Partnership Agreement (TPSEP). TPSEP ini awal mula nya di bentuk dan diinisiasi
oleh empat Negara di kawasan Asia Pasifik, yaitu Singapura, Chile, Selandia Baru dan Brunei
Darussalam. Brunei sendiri baru masuk ke dalam keanggotan pada akhir tahun 2005 setelah tiga
Negara lainnya telah menyelesaikan putaran Negosiasi mereka. Dalam kurun waktu 2005 – 2008
TPSEP ini tidak mendapatkan perhatian serius dari Dunia. Hal tersebut terjadi disebabkan karena
TPSEP digagas oleh Negara – negar ekonomi yang relative kecil atau rendah dan perekonomian
global berdasarkan ukuran – ukuran ekonomi seperti Produk Domestic Bruto (PDB), Populasi,
dan Ukuran pertumbuhan ekonomi kumulatifnya tergolong kecil dan tidak signifikan
dibandingkan Ukuran Global.
Selang beberapa waktu Amerika Serikat bergabung ke dalam kerjasama tersebut.
Bergabungnya Amerika Serikat ke dalam TPSEP menjadi titik tolak bagi TPSEP karena secara
tidak langsung akan menjadi daya tarik kerjasama tersebut, mengingat AS sendiri adalah salah
satu Negara dengan Perekonomian terbesar di Dunia. Bergabunganya Amerika Serikat ke dalam
TPSEP ini mampu mendorong Negara – negara lain untuk turut serta dalam kerjasama ini. Pada
bulan November 2008, Australia, Vietnam, dan Peru memutuskan untuk bergabung. Pada Tahun
2010 kerjasama ini berganti nama menjadi Trans-Pacific Partnership (TPP), yang menandai
putaran negosiasi baru dan merupakan versi terbaru dari pengembangan TPSEP. Kemudian pada
bulan Oktober 2010, Malaysia memutuskan untuk bergabung dan diikuti oleh Kanada dan
Meksiko pada bulan Januari 2012. Selanjutnya pada Maret 2013 Pemerintah Jepang memutuskan
untuk bergabung, hingga sekarang TPP beranggotakan 12 Negara.2
Tujuan utama dibentuknya TPP adalah mendorong Liberalisasi negara-negara di AsiaPasifik. TPP merupakan Kerjasama Internasional yang melibatkan sejumlah negara di kawasan
Asia-Pasifik, dengan Amerika Serikat sebagai penggeraknya. Sejak tahun 2012, TPP telah diikuti
oleh 12 Negara yaitu Amerika Serikat, Australia, Jepang, Selandia Baru, Kanada, Meksiko,
Singapura, Chile, Malaysia, Peru, Brunei Darussalam, dan Vietnam.
Adapun secara spesifik, Visi dan Misi TPP adalah menjadi Perjanjian Perdagangan Bebas
yang komprehensif dan berkualitas tinggi. Tujuannya meliberalisasi perdagangan barang dan
jasa, mendorong investasi, mempromosikan inovasi, pembangunan dan pertumbuhan ekonomi,
serta penciptaan lapangan kerja.
Trans-Pacific Partnership sebagai forum Kerjasama Perdagangan lintas Negara Pasifik
mengatur hal-hal berikut:
1. Menghilangkan atau mengurangi tariff
Penghapusan atau pengurangan tariff pada serangkaian produk termasuk daging babi,
buah-buahan, anggur, canola, barley, mesin, mineral, dan produk kehutanan. Pengurangan
atau penghapusan hambatan tariff dan non tariff juga termasuk larangan subsidi ekspor
dan pajak ekspor.
2. Persaingan kebijakan
Persaingan kebijakan merupakan upaya pemberian status yang sama bagi pengusahapengusaha asing yang hendak masuk ke dalam perekonomian, mereka diperlakuakan
secara sama dengan pengusaha-pengusaha domestic terlepas dari perbedaan modal,
pengalaman, dan kemampuan ekonomi lainnya.
3. Pengadaan Pemerintah
Kebijakan pengadaan barang dan jasa Pemerintah harus bersifat terbuka, nondiskriminasi, dan transparansi.
2 “tpp-overview.pdf” [online]. diakses pada 27 November 2017
4. Badan Usaha Milik Negara
Penciptaan iklim pasar yang sehat dan penyesuaian hak keistimewaan kepada BUMN
seta penyetaraan hak swasta dan BUMN asing dengan BUMN lokal.
5. Investasi
Kebijakan Investasi merupakan upaya penciptaan iklim pasar yang kondusif. Dalam
konteks TPP kebiajkan investasi akan diarahkan pada pembentukan pengadilan arbitrasi
negara investor. Jadi, sebuah Perusahaan bisa menggugat Negara dalam posisi hukum
yang setara jika terjadi konflik investasi. Dalam menetapkan aturan investasi, Para Pihak
TPP menetapkan aturan yang mengharuskan kebijakan investasi non-diskriminatif dan
perlindungan hukum.
6. Hak Kekayaan Intelektual
Hak Kekayaan Intelektual merupakan upaya memberikan hak bagi pemilik hak cipta
(copyrights), paten, atau merk dagang. Peraturan HAKI menegaskan bahwa hanya si
pemilik hak paten yang berhak menggunakan inovasinya tersebut, sementara pihak lain
baru diperkenankan menggunakannya jika telah membayar royalty dan memenuhi
ketentuan-ketentuan lain yang dibuat oleh pemilik hak paten.3
Bergabungnya Australia ke Trans-Pacific Partnership Agreement
Australia merupakan salah satu dari 20 negara maju yang memiliki tingkat kemajuan
tinggi dibidang ekonomi sejak awal decade 1990 an. Komponen utama perekonomian Australia
bersumber dari Perdagangan, Manufaktur, Jasa, dan Keuangan. Namun Industrialiasasi,
Perusahaan Swasta, Produksi Skala besar, Teknologi tinggi, dan Sumber daya alam juga menjadi
sember perekonomian negara ini. Dari segi Perdagangan Australia mengandalkan Ekspor
komiditi yang mana bru-baru ini mengalami kenaikan setelah Australia banyak mengikuti
kerjasama-kerjasama perdagangan bebas (Free Trade Area), kenaikan tersebut berdampak
bahwasannya Australia sekarang menjadi Negara yang patut diperhitungkan Perekonomiannya
karena masuk ke dalam salah satu Ekonomi Terkuat di Dunia.
3 “tpp-overview.pdf” [online]. diakses pada 27 November 2017
Perekonomian Australia yang terbilang kuat dibuktikan dengan kemampuannya bertahan
dari sejumlah krisis yang datang dari Luar maupun domestic Negara ini, termasuk mampu
bertahan dari kekeringan parah, dan beberapa krisis keuangan dan ekonomi di Asia pada tahun
1998-an. Australia dengan gaya perekonomian campuran bergaya barat dan sejahtera, mampu
bertahan dari krisis keuangan pada tahun 1998, dan mampu meningkatkan PDB yang hampir
setara dengan Negara Britania Raya, Jerman, dan Perancis.
Australia termasuk salah satu negara maju dengan pertumbuhan perekonomian yang
terbilang cepat. Pertumbuhan perekonomian tersebut dikarenakan Australia menekankan banyak
reformasi struktuaral dan kebijakan di bidang Ekonomi terutama di bidang Pasar bebas. Pasar
Bebas adalah Karakteristik utama dari system ekonomi Australia, dimana Australia sekarang
banyak bergabung ke dalam Kerjasama-kerjasama dibidang ekonomi termasuk Pasar Bebas
(Free Trade Area) seperti Trans Pacific Partenship Agreement. Setelah Australia bergabung ke
TPP dan banyak meliberalisasi di kebijakan ekonomi termasuk pasar bebas bersama dengan
Negara anggota TPP, dengan meningkatnya Ekspor barang, jasa, dan Investasi Australia dengan
Negara anggota TPP, juga di berbagi sector seperti komoditas pertanian, mineral dan energi.
Sekarang ini Australia telah melakukan diversifikasi ke pasar ekspor jasa yang baru dan
manufaktur yang jauh lebih canggih.
Australia dengan perdagangan dan investasinya mampu menaikkan tingkat pertumbuhan
ekonomi, perkembangan industry, terciptanya lapangan kerja baru, dan peningkatan Ekspor,
pada tahun 2013 dengan Populasi 798,5 juta Jiwa mampu mencapai GDP : USD $27,75% trilliun
atau sekitar 37,5% dari GDP Dunia, dan mampu mencapai total perdagangan 32,6%. Pada tahun
2015 total Ekspor Australia mencapai
$104,6 miliyar, total Impor $121,7 miliyar, total
perdagangan barang dan jasa dua-arah Australia mencapai $226,3 miliyar (33,8% dari semua
total perdagangan Australia).
4
Dengan 5 komoditi utama Australia yang di Ekspor ke Negara anggota TPP yaitu :
1. Gas alam cair $13,7 miliyar.
2. Batu bara $13,6 miliyar.
4 “TPP Agreement : Outcomes At A Glances” [online]. Dalam diakses pada 27
November 2017
3. Daging Sapi fresh maupun beku $5,5 miliyar.
4. Profesi Jasa dan bisnis $5,4 miliyar.
5. Bijih Besi $5,3 miliyar.
5 Impor Australia dari Negara anggota TPP yaitu :
1. Mesin Kendaraan $11,1 miliyar.
2. Perjalanan Personal $10,1 miliyar.
3. Minyak Mentah $9.3 miliyar.
4. Profesi Jasa dan bisnis $5,9 miliyar.
Total Investasi Australia – Negara Anggota TPP
1. Tahun 2015 total Investasi Australia di Negara anggota TPP $914 juta yaitu sekitar
44%.
2. Tahun 2015 total Investasi Negara Anggota TPP yang berada di Australia $1,3 triliun
yaitu sekitar 42%.5
Teori Rational Choice : Kalkulasi Untung Rugi Australia bergabung ke
Trans-Pacific Partnership Agreement
Rational Choice adalah sebuah Teori yang memiliki Asumsi Dasar secara konkrit yakni,
Mengapa Negara Mau Bekerjasama? Sedangkan asumsi Dasar secara Teoritis mengungkapan
adanya Rasionalitas. Rasionalitas yaitu pilihan yang diambil atas dasar untung rugi sehingga
dapat memutuskan pilihan mana yang paling sesuai dengan alternatif yang dianggap paling
menguntungkan kepentingan-nya. Dengan kata lain kerjasama terbentuk kalau menguntungkan.
Kalau tidak menguntungkan tidak akan dipilih. Menurut teori ekonomi, Rasionalitas berbicara
mengenai masalah cost and benefit dalam suatu kerjasama.
Dalam Teori Rational Choice ada beberapa hal yang dianalisis, yaitu :
A. Kepentingan Nasional Australia di Trans-Pacific Partnership
5 “infographic-trade-exports-2” [online]. diakses pada 27 November 2017
Kepentingan Australia di TPP dapat kita lihat dari Politik Luar Negri Australia yaitu
Australia ingin memobilisasi pengaruh Poltik Internasional untuk mendukung tujuan
Ekonomi Internasional dengan cara membuk pasar barang ekspor, memperluas
kesempatan-kesempatan ekonomi bagi sector industri Australia dan terus mencipatakan
persepsi bahwa Australia merupakan tempat yang menarik untuk melakukan penanaman
modal asing serta menempatkan Pemerintah Australia sebagai mitra yang ideal untuk
kerjasama. Nah sejalan dengan arah Politik Luar Negri Australia untuk memenuhi
Kepentingan Nasionalnya, bergabungnya Australia dalam keanggotaan TPP adalah untuk
mengejar Kepentingan antara lain:
1. Terbuka Peluang baru bagi Perdagangan dan Investasi.
Bergabungnya Australia dalam keanggotaan TPP akan memudahkan arus
perdagangan
bebas
antara Australia
dengan
Negara-negara
anggota
TPP.
Keikutsertaan tersebut juga menguntungkan dengan terpangkasnya biaya-biaya yang
disebutkan dalam perjanjian seperti ekspor dan impor yang dikenakan bagi Negara
non- member. Demikian juga, keuntungan yang diperoleh Australia bergabung
dengan TPP adalah memudahkan investasi masuk ke Negara Australia, Australia juga
dimudahkan untuk berinvestasi di Negara lain.
2. Menciptakan Lapangan Kerja Baru
Bergabungnya Australia ke dalam TPP juga berdampak pada terciptanya lapangan
kerja baru, hal ini disebabkan karena tingginya lalu lintas perdagangan yang tercipta
di antara Negara-negara anggota TPP. Dengan terbukanya lapangan kerja baru maka,
akan berdampak positif seperti, mengurangi kemiskinan, serta menambah jumlah
pendapatan Negara.
3. Mengintegrasikan Ekonomi Australia ke daerah berkembang
Konektivitas di antara Negara anggota akan medorong akselerasi bagi perekonomian
daerah-daerah tertinggal. Hal tersebut akan menciptakan kompetisi di antara pelakupelaku ekonomi local atau antara daerah-daerah berkembang dan daerah terbelakang.
4. Mempromosikan dan Memfasilitasi Rantai Pasokan Regional
Australia mendapat kesempatan untuk menjadi bagian dari mata rantai perdagangan
dengan cara mempromosikan dan memfasilitasi rantai pasokan. Selain itu, TPP akan
memberikan kepastian untuk bisnis dan mengurangi biaya dan untuk eksportir
Australia, pemasok jasa dan investor. Dengan keanggotan Australia di TPP juga akan
menghilangkan lebih dari 98 persen dari tariff ekspor yang ditetapkan di TPP. Negara
pihak juga akan menikmati bebas bea masuk bagi barang ekspor yang bernilai US $9.
Secara tidak langsung Australia akan membangun hubungan perdagangan yang kuat
dengan Negara-negara anggota TPP didukung dengan peraturan FTA.6
B. Kepentingan Trans-Pacific Partnership terhadap Australia
1. Australia harus membuka pangsa pasar bebas dan investasi bagi Negara-negara
anggota TPP.
2. TPP menjadikan Australia sebagai pemasok barang dan jasa bagi Negara-negara
anggota TPP.
3. TPP mengharuskan Australia untuk membuka kesempatan bagi pelaku-pelaku bisnis
dari Negara-negara anggota TPP, baik Perusahaan besar maupun UMKM untuk dapat
berpartisipasi pada proses integrasi produksi, rantai pasok, rantai nilai, dan integrasi
regional.
4. TPP mengharuskan Australia untuk dapat memberikan kesempatan bagi Negara
anggota TPP untuk menetapkan target peningkatan daya saing ekonomi nasional
melalui reformasi structural, peningkatan produktivitas, penguasaan teknologi, dan
penguatan inovasi.
6 Eca, Agustinus Santiago. 2016. Skripsi “ Kepentingan Ekonomi dan Politik Australia
Bergabung Dalam Trans-Pacific Partnership”. Semarang.
5. TPP mengharuskan Australia untuk memberikan keuntungan bagi konsumen dari
Negara anggota TPP dengan pilihan produk yang lebih beragam, murah, dan
berkualitas.
6. TPP mengharuskan Australia untuk membenahi berbagai sector non-ekonomi dan
perdagangan seperti perburuhan, lingkungan, sector jasa, administrasi, dan belanja
pemerintah, pencegahan korupsi dan good governance, penyederhanaan aturan.
Fasilitasi usaha, kemudahan proses pelabuhan, kapasitas penanganan isu-isu SPS
(kesehatan dan keamanan pangan, hewan, tumbuhan dan lingkungan) serta penguatan
inovasi dan perlindungan HAKI.7
C. Alasan Rasional Australia memilih untuk bergabung ke dalam Trans-Pacific Partnership
Australia memilih untuk bergabung ke dalam Trans-Pacific Partnership adalah alasan
ekonomis semata, yakni sebagai wahana untuk mencapai akselerasi pertumbuhan
ekonomi nasionalnya karena potensi yang dimiliki TPP dan keuntungan yang didapatkan
ketika bergabung ke dalam kerjasama tersebut. Selain itu juga karena Australia masih
dalam proses Peningkatan Pendapatan Nasionalnya, dengan dibukanya peluang baru bagi
Perdagangan dan investasi maka akan sangat membantu dalam meningkatkan Ekspor dan
Impor Australia ke Negara anggota TPP, Australia juga dapat lebih mudah menanamkan
investasi ke Negara anggota TPP.
D. Kalkulasi Untung – Rugi
-
Keuntungan
a. Meningkatkan pendapatan nasionalnya Australia dari Perdagangan bebas
yanga mana mengurangi tariff dan bea masuk barang dan jasa dari Australia
yang masuk ke Negara-negara anggota TPP.
7 Eca, Agustinus
Santiago. 2016. Skripsi “ Kepentingan Ekonomi dan Politik Australia
Bergabung Dalam Trans-Pacific Partnership”. Semarang.
b. Australia akan mendapatkan potongan tariff yang mana akan menghilangkan
lebih dari 98 persen dari tariff ekspor yang ditetapkan di TPP.
c. Meningkatkan pendapatan nasionalnya Australia dari investasi yang masuk ke
Australia dari Negara anggota TPP maupun Investasi Australia yang
ditanamkan di Negara anggota TPP.
d. Meningkatkan kualitas Ekspor dan Impor Australia.
e. Menciptakan Lapangan Baru bagi masyarakat Australia yang disebabkan
tinngginya arus perdagangan seperti Ekspor dan Impor.
f.
Menjadi ajang promosi Australia di kawasan Asia – Pasifik terutama Negara
anggota TPP dan lebih mengintegrasikan Ekonomi Australia ke Negara-negara
berkembang.
-
Kerugian
a. Australia harus membuka pangsa Pasar Bebas dan Investasi lebih luas untuk
Negara anggota TPP.
b. Australia harus memberikan keuntungan bagi konsumen dari Negara anggota
TPP dengan pilihan produk yang lebih beragam, murah, dan berkualitas.
c. Australia harus membenahi berbagai sector non-ekonomi dan perdagangan
seperti perburuhan, lingkungan, sector jasa, administrasi, dan belanja
pemerintah.
E. Faktor yang mempengaruhi Kerjasama
Menurut Axelrod dan Keohane mengemukakan ada tiga faktor yang mempengaruhi
kerjasama yaitu:
1. Pay off Structure
Secara rasional, kerjasama akan terbentuk kalau secara payoff struture
menguntungkan. Oleh karena itu the payoff structure mempengaruhi the level of
cooperation.
Dalam konteks hubungan kerjasama Australia bergabung ke dalam TransPacific Partnership Agreement, Terdapat empat kemungkinan preferensi Australia
untuk bergabung dengan TPP, yaitu:
Pertama, jika Australia memutuskan untuk cooperative, dan TPP juga
memutuskan untuk cooperative, maka keduanya akan mendapatkan keuntungan
yang maksimal yaitu sama-sama melakukan kerjasama perdagangan bebas dan
investasi antara Australia dan Negara anggota TPP. Preferensi yang demikian
merupakan preferensi terbaik yang diusahakan oleh Australia dan TPP (CC).
Kedua, jika Australia memutuskan untuk defect, sedangkan TPP tetap
memutuskan untuk cooperative, maka Australia tidak akan melakukan
Perdagangan Bebas dan Investasi di Negara anggota TPP, sedangkan Negara
anggota TPP akan kehilangan kesempatan untuk melakukan kerjasama
perdagangan bebas dan investasi dengan Australia. Pilihan ini dalam konteks
jangka pendek memang menguntungkan Australia, namun Australia akan
kehilangan kepercayaan dari Negara-negara anggota TPP (DC).
Ketiga, jika Australia memutuskan untuk defect, sedangkan TPP juga
memutuskan untuk defect, maka Australia tidak akan melakukan kerjasama
perdagangan bebas dan investasi dengan Negara-negara anggota TPP. Begitupun
sebaliknya Negara anggota TPP tidak akan melakukan kerjasama perdagangan
bebas dan investasi dengan Australia. Diantara keduanya tidak ada kerjasama dan
tidak saling menguntungkan baik untuk TPP maupun Australia itu sendiri, Pilihan
ini jelas lebih buruk dibandingkan dengan pilihan pertama dan kedua (DD).
Keempat, jika Australia memutuskan untuk cooperative, sedangkan TPP
memutuskan untuk defect, maka Australia tetap melakukan perdagangan bebas
dan investasi di Negara anggota TPP, sedangkan Negara anggota TPP tidak akan
melakukan perdagangan bebas dan investasi dengan Australia. Disini dapat
dikatakan adanya komitmen dari Australia untuk tetap menjalin kerjasama dengan
Negara anggota TPP, tetapi Pilihan ini merupakan kemungkinan terburuk yang
dihadapi oleh Negara Australia (CD).
Dari skema tersebut, memang preferensi Australia untuk berinvestasi di
Indonesia dapat dikonversi dalam rumusan CC>DC>DD>CD. Formulasi ini juga
dapat menjelaskan mengapa Australia selalu berambisi untuk menjaga
keharmonisan hubungan dibidang ekonomi dengan negara anggota TPP. Karena
memang pilihan untuk “bekerjasama”, “membuat Negara anggota TPP mau
bekerjasama dan percaya kepada Australia, itulah yang dapat memaksimalkan
keuntungan bagi Australia.
2. The Shadow of Future
The Shadow of Future pendorong yang efektif untuk
pengembangan
cooperation. Selain payoff structure, The Shadow of the Future (bayangan akan
masa depan) juga mempengaruhi kecenderungan aktor untuk bekerjasama.
Bayangan akan masa depan menjadi penting, karena payoff structure sebetulnya
lebih memfokuskan pada pertimbangan-pertimbangan jangka pendek. Menurut
Axelrod, semakin dipertimbangkannya payoff yang akan didapat di masa depan
dari pada payoff yang ada saat ini, maka berkurang pula kecenderungan untuk
bertindak ingkar atau defect. Dimensi bayangan tentang masa depan ini lebih
mampu membedakan isu-isu ekonomi daripada isu-isu militer/keamanan. Dalam
hal ini ketika aktor-aktor bermain dalam isu ekonomi, maka mereka akan
cenderung berharap bahwa hubungan mereka akan terus berlanjut dalam kurun
waktu yang tak terhingga.
Konsep
Axelrod
ini
dapat
menjelaskan
penguatan
kerjasama
bergabungnya Australia ke dalam TPP yang berfokus pada isu ekonomi. Baik
Australia maupun TPP memang membayangkan adanya kerjasama yang terus
berlanjut. Hal ini dikarenakan kedua aktor, terutama Australia, memiliki
ekspektasi bahwa kerjasama ini akan sangat menguntungkan untuk masa depan
keduanya. Australia akan dapat meningkatkan kualitas ekonominya, sedangkan
Negara anggota TPP berharap bahwa peradagangan bebas dan Investasi dari
Australia akan terus mengalir untuk meningkatkan perekonomian di Negara
anggota TPP. Dengan demikian, bayangan akan masa depan yang menguntungkan
ini memang menjadi faktor pendorong penguatan bergabungnya Australia ke TPP
untuk melakukan perdagangan bebas dan investasi dengan Negara anggota TPP.
3. The Number of Actors
Kemampuan untuk bekerjasama dipengaruhi tidak hanya oleh struktur
payoff dan bayangan masa depan, tetapi juga oleh jumlah pemain dalam game dan
oleh bagaimana struktur hubungan mereka. Ketika jumlah pemain semakin
banyak, kondisi-kondisi di atas akan semakin sulit untuk dicapai. Karena dalam
situasi demikian, sangat sulit, bahkan mustahil untuk mengidentifikasi, atau
bahkan menghukum siapa yang ingkar.
Dalam konteks kerjasama bergabungnya Australia di TPP, pertimbangan
tentang seberapa banyak jumlah aktor yang telibat menjadi faktor yang kurang
signifikan (bila dibandingkan dengan faktor lain) dalam pertimbangan penguatan
kerjasama. Walaupun demikian, pertimbangan ini juga memiliki andil dalam
keputusan untuk menjalin kerjasama. Bergabungnya Australia ke dalam TPP
dapat dimaknai sebagai kerjasama antara banyak aktor. Hal ini diasumsikan atas
dasar Australia yang tetap ingin menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan
Negara anggota TPP yang mana dapat membantu meningkatkan perekonomian
Australia.
Walaupun persepsi Australia mengatakan demikian, namun sebetulnya
Australia memiliki tantangan yang lebih besar ketika bergabung dengan TPP.
Axelrod mengatakan bahwa terdapat kemungkinan munculnya free rider dalam
kerjasama yang melibatkan banyak negara, mengingat jumlahnya yang sangat
banyak tentunya akan lebih menyulitkan Australia untuk mengidentifikasi
defector. Tetapi dalam konteks Trans-Pacific Partnership Agreement ini sedikit
kemungkinan munculnya free rider dikarenakan dari kedua belah Australia
maupun Negara-negara anggota TPP sangat membutuhkan kerjasama ini untuk
memenuhi kepentingan nasional mereka, jadi kecil kemungkinan terdapatnya free
rider yang ingkar atau defect.
Kesimpulan
Arah kebijakan Politik Luar Negeri Australia adalah lebih fokus untuk meningkatkan
integrasi dengan negara – negara tetangganya di Kawasan Asia dan Pasifik untuk dapat mencapai
kepentingan nasional negara Australia. Beberapa forum kerjasama yang diikuti oleh Australia
sebagai bukti bahwasannya Politik Luar Negrinya Australia mengarah ke kawasan Asia-Pasifik
dikarenakan letak geografisnya yaitu South Pacific Forum (SPF) dan Asean Regional Forum.
Selain kedua forum tersebut Australia bergabung dengan Trans-Pacific partenership Agreement
yaitu Kerjasama Perdagangan bebas dan Investasi di kawasan Pasifik yang beranggotakan 12
Negara seperti, Amerika Serikat, Australia, Jepang, Selandia Baru, Kanada, Meksiko, Singapura,
Chile, Malaysia, Peru, Brunei Darussalam, dan Vietnam. Dengan bergabungnya Australia ke
dalam TPP maka Australia dapat menjalin hubungan bertetangga dengan baik dengan negara
kawasan Asia-pasifik sekaligus dapat membantu Australia dalam meningkatkan perekonomian
dan pendapatan Negara melalui perdagangan bebas barang, jasa dan investasi yang dilakuakan
Australia dengan Negara Anggota TPP. Dari perdagangan bebas tersebut dapat menaikkan
Ekspor dan Impor Australia dengan Negara anggota TPP.
Pada tahun 2015 total Ekspor
Australia mencapai $104,6 miliyar, total Impor $121,7 miliyar, total perdagangan barang dan
jasa dua-arah Australia mencapai $226,3 miliyar (33,8% dari semua total perdagangan Australia).
Jika dilihat dari konsep rational choice, keputusan Australia untuk bergabung ke dalam
kerjasama perdagangan bebas dan invesatsi yaitu
Trans-Pacific partenership Agreement
merupakan sebuah pilihan yang rasional. Hal ini dapat dibuktikan melalui kalkulasi untung rugi
dan faktor-faktor lain yang mendorong terjadinya sebuah kerjasama. Dari kalkulasi untung rugi
jelas Australia lebih diuntungkan jika bergabung dengan TPP. Selain itu, bayangan akan masa
depan juga menjadi faktor terpenting keuntungan yang didapat Australia jika bergabung dengan
TPP dan menajalin hubungan kerjasama perdagangan bebas dan investasi dengan Negara
anggota TPP. Di sisi lain, Australia harus lebih berhati-hati karena jumlah aktor yang ia hadapi
sangat banyak. Untuk itu, jika Australia ingin tetap diuntungkan maka Australia harus
memperkuat komitmen untuk tetap melakukan perdagangan bebas barang, jasa, dan investasi
dengan Negara anggota TPP demi meningkatkan Pendapatan Nasionalnya dan mengurangi
terjadinya defect.
Daftar Pustaka
1. Artikel Online
“tpp-overview.pdf” [online]. Dalam http://www.dfat.gov.au/fta/tpp/, diakses pada 27
November 2017
“TPP Agreement : Outcomes At A Glances” [online]. Dalam
http://dfat.gov.au/trade/agreements/Documents/tpp-outcomes-at-a-glance.pdf, diakses
pada 27 November 2017
“TPP Agreement : Outcomes At A Glances” [online]. Dalam
http://dfat.gov.au/trade/agreements/tpp/outcomes-documents/Pages/outcomes-at-aglance.aspx, diakses pada 27 November 2017
“infographic-trade-exports-2” [online]. Dalam http://www.dfat.gov.au/fta/tpp/, diakses
pada 27 November 2017
“tpp-goods-market-access-slide” [online]. Dalam http://www.dfat.gov.au/fta/tpp/, diakses
pada 27 November 2017
“tpp-map-infographic-slide” [online].
Dalam http://www.dfat.gov.au/fta/tpp/, diakses
pada 27 November 2017
Harnas, 2015. “Kebijakan Luar Negeri Australia tidak Berubah”[online]. Dalam
http://www.harnas.co/2015/09/17/kebijakan-australia-tak-berubah,
diakses
pada
27
November 2017
Sydney Morning Herald, 2015. “TPP: What it means for Australian business” [online].
Dalam http://www.smh.com.au/business/the-economy/tpp-what-it-means-for-australianbusiness-20151005-gk21xa.html, diakses pada 2 Desember 2017
Sydney Morning Herald, 2015. “Trans-Pacific Partnership will barely benefit Australia,
says
World
Bank
report
“
[online].
Dalam
http://www.smh.com.au/federal-
politics/political-news/transpacific-partnership-will-barely-benefit-australia-says-worldbank-report-20160111-gm3g9w.html, diakses pada 2 Desember 2017
The Guardian, 2016. “TPP trade deal will expand Australia's economy by less than 1%,
World
Bank
reveals
“
[
online].
Dalam
https://www.theguardian.com/business/2016/jan/12/tpp-trade-deal-will-grow-australiaseconomy-by-less-than-1-world-bank-reveals, diakses pada 2 Desember 2017
The Guardian, 2016. “TPP signing: Andrew Robb rejects calls for cost-benefit analysis of
trade
deal”
[online].
Dalam
https://www.theguardian.com/australia-
news/2016/feb/04/tpp-signing-andrew-robb-rejects-calls-for-cost-benefit-analysis-oftrade-deal, diakses pada 2 Desember 2017
2. Buku
Hartati, Yulia Anna.2014.Politik & Pemerintahan Australia.Semarang:Wahid Hasyim
University Press.
Eca, Agustinus Santiago. 2016. Skripsi “ Kepentingan Ekonomi dan Politik Australia
Bergabung Dalam Trans-Pacific Partnership”. Semarang.
3. Jurnal
Garavaglia, Barbara H, 2016, University of Michigan Law School. “Sources of
Information on the Trans-Pacific Partnership” [online]. Dalam
http://repository.law.umich.edu/articles