10 ASPEK HUKUM TENAGA KESEHATAN

  

ASPEK HUKUM TENAGA

KESEHATAN

ASPEK HUKUM TENAGA

KESEHATAN

FRESLEY HUTAPEA, SH, MH,

MARS

  PERTEMUAN 10

  TUJUAN 1.

  Mahasiswa dapat menyebutkan tujuan mata ajar Aspek hukum tenaga kesehatan

  2. Mahasiswa dapat menguraikan topik- topik

  dan jadwal mata ajar Aspek hukum tenaga kesehatan

  3. Mahasiswa dapat menggambarkan sistem

  evaluasi pembelajaran dan buku wajib 4. Mahasiswa mampu memahami kompetensi yang diharapkan dari mata ajar

MATERI PEMBAHASAN

   Norma dan Azas dalam pelayanan kesehatan

   Registrasi,perizinan Tenaga Kesehatan. 

  

Hak dan Kewajiban Tenaga Kesehatan

  

Perlindungan Hukum dalam pelayanan

kesehatan

DASAR HUKUM 1.

  Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran;

  2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 3.

  Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

  4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan

  

NORMA DALAM PELAYANAN KESEHATAN

PENERAPAN KEILMUAN PROFESI ATURAN ATURAN DISIPLIN ETIKA PROFESI PENERAPAN ETIKA HUKUM BIDANG KESEHATAN ATURAN HUKUM

ETIK, DISIPLIN DAN HUKUM 1.

  1. Dibuat dan disepakati Organisasi Profesi Dibuat pemerintah dan oleh organisasi profesi 2.

  Dewan Perwakilan Standar profesi 2. Rakyat Kode etik 3. Diatur, Norma Prilaku 2. 3. UU,PP.Keppres,dsb Diatur, norma prilaku pelaksana profesi 3. pelaksanaan profesi 4.

  Diatur, norma prilaku Sanksi moral psikologis 4. manusia pada umumnya Sanksi, yaitu moral dan teguran/pencabutan 4. psikologis 5.

  Untuk Pidana: kurungan Yang mengadili: Badan 5. penjara, dan/atau Yang mengadili : Ikatan/ yang dibentuk: Majelis denda Untuk perdata: organisasi terkait; Kehormatan Disiplin dan ganti rugi adm: teguran/ Majelis Kehormatan Etik. Majelis Kehormatan pencabutan izin Disiplin 5. Pengadilan : Perdata: gugatan ke pengadilan Pidana : laporan/tuntutan Adm : gugatan ke pengadilan

AZAS DALAM PELAYANAN KESEHATAN 1.

  Azas Legalitas The Equality before law 2. Azas Kesetaraan

  Kontrak Terapeutik (inspannings verbintenis) 3. Azas Kepercayaan (trust) Saling percaya (masing-masing mempunyai hak dan 4. kewajiban

  Azas Otonomi The rights of self determination 5.

  Azas Keadilan Tanpa diskriminasi 6.

  Azas Keterbukaan Kejujuran dalam profesi dan memberikan data yang benar 7. Azas Itikad Baik

  Princip of respect of benefcence Princip of non malefcence 8. Azas Kerahasiaan Rahasia Medis Hak Akses (Inzagerecht) Hak Tolak Ungkap (Verschoningrecht)

16 Wajib Hukum Profesi Kesehatan

  Adequate Tenaga kesehatan harus aktif menanyakan sakit apa, dimana, kapan, bagaimana, berapa lama dan seterusnya Information

Informed Tenaga kesehatan harus menginformasikan semua langkah atau tindakan

yang akan dikerjakan beserta resiko-resiko medis yang kemungkinan Consent (tidak pasti) terjadi, mengingat pekerjaan medis adalah pekerjaan yang uncertain

Medical Record Semakin lengkap suatu rekam medis semakin baik itikad seorang tenaga

kesehatan dalam merawat pasien dan semakin kuat dalam kedudukan

  (Rekam Medis) hukum Standar Biasa disebut dengan doktrin keseriusan, doktrin ini menggunakan doktrin necessity di setiap profesi Profession of Care (Doctrine of Necessity)

Second Opinion Apabila dalam memberi pelayanan kesehatan kepada pasien, lebih dari 2

melakukan second opinion atau 3 kali tidak ada kemajuan, maka tenaga kesehatan wajib

  Medical Risk Tenaga kesehatan harus selalu siap setiap saat mengantisipasi terjadinya resiko Emergency Care tepat, resiko menjadi nomor dua Medical Artinya dalam keadaan darurat atau emergency, pelayanan kesehatan harus cepat dan of Health Care Social Insurance sosial, sebab pelayanan kesehatan adalah wajib hukumnya Kesehatan menurut masyarakat internasional atau PBB harus dibantu oleh asuransi Medical Liability Pembagian tanggung jawab dalam pelayanan kesehatan akan memudahkan dalam tanggung jawab akan diketahui tugas, kewajiban, dan tanggung jawab dari masing- masing tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan akan lebih tenang dalam melaksanakan pemecahan suatu masalah bila terjadi suatu sengketa medik. Dalam pembagian jenis Negligent Medical Kesehatan dalam pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan haruslah Medical Liability pekerjaannya karena sudah dibatasi dengan hal-hal yang tercantum dalam Management Sculd) Levisimma/Lichte Care (culpa wajar, misalnya kesalahan karena kurang pengalaman, karena kurang pengetahuan berpedoman pada SOP sehingga menyebabkan kurang hati hati. Kesalahan tidak boleh lebih dari 2x. Tetap

  

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009

tentang Kesehatan

Pasal 22

  (1) Tenaga kesehatan harus memiliki kualifkasi minimum .

  

Pasal 23

  (1) Tenaga kesehatan berwenang untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan .

  (2) Kewenangan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki .

  (3) Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan wajib memiliki

  

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009

tentang Kesehatan

  (1) Tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam

  Pasal 23 harus memenuhi ketentuan kode etik ,

  standar profesi , hak pengguna pelayanan kesehatan , standar pelayanan , dan standar prosedur operasional .

  (1) Tenaga kesehatan berhak mendapatkan imbalan dan

  pelindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.

  (2) Tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya

UU TENAGA KESEHATAN (NO. 36 TAHUN 2014)

   Ketentuan Umum : Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan

melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk

jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan

   Asisten Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan bidang kesehatan di bawah jenjang Diploma Tiga.

UU TENAGA KESEHATAN

   Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya

pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif,

maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat.

   Upaya Kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintregasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh Pemerintah dan/atau masyarakat.

UU TENAGA KESEHATAN

   Kompetensi adalah kemampuan yang dimiliki

  seseorang Tenaga Kesehatan berdasarkan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap profesional untuk dapat menjalankan praktik.

   Uji Kompetensi adalah proses pengukuran

  pengetahuan, keterampilan, dan perilaku peserta didik pada perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan tinggi bidang Kesehatan.

UU TENAGA KESEHATAN

  

Sertifikat Kompetensi adalah surat tanda

  pengakuan terhadap Kompetensi Tenaga Kesehatan untuk dapat menjalankan praktik di seluruh Indonesia setelah lulus uji Kompetensi.

   Sertifikat Profesi adalah surat tanda

  pengakuan untuk melakukan praktik profesi yang diperoleh lulusan pendidikan profesi.

UU TENAGA KESEHATAN

   Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap

  Tenaga Kesehatan yang telah memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi dan telah mempunyai kualifikasi tertentu lain serta mempunyai pengakuan secara hukum untuk menjalankan praktik.

   Surat Tanda Registrasi yang selanjutnya

  disingkat STR adalah bukti tertulis yang diberikan oleh konsil masing-masing Tenaga Kesehatan kepada Tenaga Kesehatan yang telah diregistrasi.

UU TENAGA KESEHATAN

  

Surat Izin Praktik yang selanjutnya disingkat SIP

adalah bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota kepada Tenaga

Kesehatan sebagai pemberian kewenangan untuk

menjalankan praktik.

   Standar Profesi adalah batasan kemampuan

minimal berupa pengetahuan, keterampilan, dan

perilaku profesional yang harus dikuasai dan dimiliki oleh seorang individu untuk dapat melakukan kegiatan profesionalnya pada masyarakat secara mandiri yang dibuat oleh organisasi profesi bidang kesehatan.

UU TENAGA KESEHATAN

   Standar Pelayanan Profesi adalah pedoman yang

diikuti oleh Tenaga Kesehatan dalam melakukan

pelayanan kesehatan.

   Standar Prosedur Operasional adalah suatu perangkat instruksi/langkah-langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin

tertentu dengan memberikan langkah yang benar

dan terbaik berdasarkan konsensus bersama untuk melaksanakan berbagai kegiatan dan fungsi pelayanan yang dibuat oleh Fasilitas Pelayanan Kesehatan berdasarkan Standar Profesi.

UU TENAGA KESEHATAN

   Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia adalah lembaga yang melaksanakan tugas secara

independen yang terdiri atas konsil masing-masing

tenaga kesehatan.

  

Organisasi Profesi adalah wadah untuk berhimpun

tenaga kesehatan yang seprofesi.

   Kolegium masing-masing Tenaga Kesehatan adalah

badan yang dibentuk oleh Organisasi Profesi untuk

setiap cabang disiplin ilmu kesehatan yang bertugas mengampu dan meningkatkan mutu pendidikan cabang disiplin ilmu tersebut.

PENYELENGGARA PENDIDIKAN BIDANG KESEHATAN

   Harus memenuhi Standar Nasional Pendidikan Tinggi Tenaga Kesehatan (SNPTTK) mengacu pada standar nasional pendidikan tinggi SNPTTK – disusun oleh Kementrian Kesehatan,

  

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Asosiasi,

Institusi Pendidikan, Organisasi Profesi

Pendidikan profesi harus mengikuti Ujian Nasional

Uji kompetensi oleh Perguruan Tinggi dengan organisasi profesi, lembaga pelatihan atau lembaga sertifikasi yang terakreditasi

Standar Kompetensi Kerja disusun oleh organisasi

profesi dan Konsil Nakes ditetapkan oleh Menteri

Kesehatan

KELOMPOK TENAGA KESEHATAN 1.

  Tenaga Medis 2. Tenaga Psikologis Klinis 3. Tenaga Keperawatan 4. Tenaga Kebidanan 5. Tenaga Kefarmasian 6. Tenaga Kesehatan Masyarakat 7. Tenaga Kesehatan Lingkungan 8. Tenaga Gizi 9. Tenaga Keterampilan Fisik 10. Tenaga Keteknisian Medik 11. Tenaga Tehnik Biomedika 12. Tenaga KesehatanTradisional

  1. TENAGA MEDIS

  • Dokter - Dokter Gigi - Dokter Spesialis - Dokter Gigi Spesialis

  2. TENAGA PSIKOLOGI KLINIS Psikologi Klinis -

  3. TENAGA KEPERAWATAN

  • Berbagai jenis perawat

  4. TENAGA KEBIDANAN

  • Bidan

  5. TENAGA KEFARMASIAN

  • Apoteker - Teknis Kefarmasian

  8. TENAGA GIZI

  • - Nutrisionis - Dietisien

  6 . TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT - Epidemalogi Kesehatan - Promosi Kesehatan dan perilaku

  • Pembimbing Kesehatan Kerja - Administrasi Kesehatan dan Kebijakan Kesehatan - Biostatistika dan Kependudukan - Tenaga Kesehatan Reproduksi dan keluarga
  • 7. TENAGA KESEHATAN LINGKUNGAN - Sanitasi Lingkungan<
  • Entomolog Kesehatan - Mikrobiolog Kesehatan

  9. KETERAMPILAN FISIK
  • - Fisioterapi - Okupasi terapis Terapi Wicara
  • Akupuntur

  10. TENAGA KETEKNISIAN MEDIK

  • - Teknik Kardiovaskuler - Perekam Medis dan Informasi Kesehatan - Teknisi Gizi - Refraksionis Optisien/ Optometris - Teknik Pelayanan Darah - AudioLogies - Terapis Gigi dan Mulut - Penata Rontgen

  11. TENAGA TEHNIK BIOMEDIKA  Elektromedis  Radiografer  Radioterapis  Fisikawan Medik  Ahli Tehnologi Laboratorium Medis 12. TENAGA KESEHATAN TRADISIONAL  Kesehatan Tradisional Ramuan  Ortotik Prostektik  Kesehatan Tradisional Keterampilan,

REGISTRASI TENAGA KESEHATAN

  

  Setiap Nakes wajib memiliki STR

  

  STR diberikan masing-masing Konsil Nakes

  

  Syarat :

  Ijazah pendidikan bidang kesehatan

   Memiliki sertifikasi kompetensi atau sertifikat

   profesi Sehat fisik dan mental

   Surat pernyataan telah sumpah / janji profesi

   Surat pernyataan mematuhi dan melaksanakan Etika

   Profesi 

  STR berlaku 5 tahun dan dapat di registrasi

REGISTRASI ULANG NAKES

  Syarat :

  

  Memiliki STR lama

  

  Memiliki sertifikat kompetensi &amp; sertifikat profesi

  

  Surat berbadan sehat fisik dan mental

  

  Surat pernyataan mematuhi dan melaksanakan etika profesi

  

  Telah mengabdikan diri sebagai tenaga profesional di bidang masing-masing

PERIZINAN NAKES

  

  Setiap Nakes wajib memiliki izin (SIP)

  

  SIP diberikan oleh Pemda atas Rekomendasi pejabat kesehatan kabupaten atau kota

  

  Syarat mendapat SIP

  STR masih berlaku

   Rekomendasi Organisasi Profesi

   Tempat praktek

   

  SIP berlaku hanya 1 (satu) tempat

  

  SIP berlaku sepanjang STR masih berlaku dan ditempat sesuai dengan SIP

FUNGSI DAN TUGAS KONSIL NAKES

   Fungsi pengaturan, penetapan, pembinaan Nakes dalam praktek pelayanan

   Tugas :

   Melakukan Registrasi Nakes

   Melakukan pembinaan dalam praktek

  

Menyusun Standar Nasional dan

Ketentuan

   Menegakkan Disiplin praktek Nakes

WEWENANG KONSIL NAKES

   Menyetujui atau menolak permohonan Registrasi

   Menerbitkan atau mencabut STK

   Menyelidiki dan menangani masalah pelanggaran Disiplin Profesi

   Menetapkan dan memberi Sanksi Disiplin Profesi

   Memberikan Pertimbangan dan Penetapan Institusi Pendidikan

KEANGGOTAAN KONSIL NAKES

   Unsur Kementerian Kesehatan

   Unsur Kementerian Pendidikan

   Organisasi Profesi

   Kolegium Nakes

   Asosiasi Pendidikan Nakes

   Asosiasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan

   Tokoh Masyarakat

TENAGA KESEHATAN

  Setiap Tenaga Kesehatan wajib: Sertifikat Kompetensi (Pengakuan Kompetensi)

Sertifikat Profesi (Pengakuan untuk Praktek Profesi)

Surat Tanda Registrasi (STR) (Bukti tertulis dari Konsil) Surat Izin Praktek (SIP) (Bukti tertulis dari Pemerintah untuk kewenangan Praktek) Standar Profesi (Batasan kemapuan pengetahuan, keterampilan dan perilaku) Standar Pelayanan Profesi (Pedoman dalam melakukan pelayanan) Standar Operasional Prosedur (Instruksi/ dalam melaksanakan kegiatan

HAK TENAGA KESEHATAN (NAKES)

   Memperoleh perlindungan hukum

   Memperoleh informasi yang lengkap dan benar

   Menerima imbalan jasa

   Memperoleh perlindungan atas

keselamatan kesehatan kerja, perilaku

yang sesuai harkat, martabat, moral, kesusilaan, dan agama

   Menolak keinginan penerima pelayanan yang tidak sesuai aturan (SOP, Standar

KEWAJIBAN NAKES

   Memberikan pelayanan sesuai SOP, Standar dan aturan yang berlaku

   Memperoleh persetujuan dari penerima pelayanan

   Menjaga kerahasiaan

   Membuat dan menyimpan catatan atau dokumen pemeriksaan, asuhan dan tindakan yang dilakukan

  

Merujuk penerima pelayanan ke Nakes

yang mempunyai Kompetensi dan

PERLINDUNGAN HUKUM NAKES

  Pasal 27 UU Kesehatan (UU no. 36/2009) 

  Tenaga kesehatan berhak mendapatkan imbalan dan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.

  Pasal 57 UU Tenaga Kesehatan No. 36 Tahum 2014 

  Tenaga Kesehatan dalam menjalankan praktek berhak memperoleh perlindungan hukum sepanjang tugas sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan profesi dan standar prosedur operasional

ESSENSI PERLINDUNGAN HUKUM

   Bekerja tenang, tanpa ancaman

   Bekerja bebas sesuai profesi (otonomi profesi)

   Memiliki hak dan kewajiban

   Bekerja sesuai aturan, dan standar

   Melaksanakan seusai kompetensi dan kewenangan

   Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas

ASPEK PERLINDUNGAN HUKUM

   Perizinan Nakes;

   Perizinan Sarkes;

   Perizinan Peralatan;

   Standar Pelayanan;

   Standar Profesi;

   Pedoman / Panduan

   Standar Operasional Prosedur (SOP / SPO )

TINDAKAN GAWAT DARURAT

  (CONSTRUCTIVE CONSENT) Dasar hukum: Zaakwaarneming Undang-undang Hukum Perdata:

“Apabila seseorang secara suka-rela tanpa disuruh telah

mengurusi urusan orang lain, baik dengan atau tanpa

sepengetahuan orang tua, maka orang itu dianggap telah

mengikatkan dirinya untuk meneruskan mengurusi

urusan itu, sehingga orang tersebut sudah mampu

mengurusinya sendiri” (pasal 1354) Inggris :undertaking theory Skotlandia : negotiorum gestio Belanda : Zaakwaarneming Amerika dan dunia internasional Good Samararitan

  Law

  GOOD SAMARITAN LAW Pasal 83 UU Kesehatan (UU no.

  36/2009) 1)

  Setiap orang yang memberikan pelayanan kesehatan pada bencana harus ditujukan untuk penyelamatan nyawa, pencegahan kecacatan lebih lanjut dan kepentingan tebaik bagi pasien

  2) Pemerintah menjamin perlindungan hukum bagi setiap orang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan kemampuan

TUNTUTAN GANTI RUGI

Pasal 58 UU Kesehatan

  1)

Setiap orang berhak menuntut ganti

rugi terhadap seseorang, tenaga

kesehatan, dan/atau penyelenggara

kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan yang diterimanya

  2) Tuntutan ganti rugi sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang melakukan tindakan penyelamatan nyawa atau pencegahan kecacatan seseorang dalam keadaan darurat

PENEGAKAN DISIPLIN NAKES

  

  Penegakan disiplin Nakes oleh Konsil Nakes

  

  Konsil wajib menerima pengaduan, memeriksa dan memutus kasus pelanggaran

  

  Konsil dapat memberi sanksi berupa

   Peringatan tertulis

   Rekomendasi pencabutan STR dan SIP

   Mewajibkan mengikuti diklat bidang kesehatan

PENYELENGGARAAN KEPROFESIAN

   Nakes bertanggung jawab untuk :

  Mengabdikan diri sesuai bidang keilmuan Meningkatkan kompetensi Bersikap dan berperilaku sesuai etika profesi Mendahulukan kepentingan masyarakat daripada kepentingan pribadi / golongan Melakukan kendali mutu dan kendali biaya

  Nakes berwenang sesuai kompetensinya

Nakes dapat menerima pelimpahan tindakan dari

tenaga medis dan dari tenaga keperfarmasian apoteker Pelimpahan dapat diterima dan dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku

PELIMPAHAN TUGAS

  

  Tindakan yang dilimpahkan termasuk dalam kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh penerima pelimpahan Pelaksanaan berada dibawah pengawasan pemberi pelimpahan Pemberi pelimpahan bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukan oleh penerima pelimpahan

  Tindakan yang dilimpahkan tidak termasuk pengambilan keputusan Ketentuan lebih lanjut diatur dalam peraturan pemerintah

PERSETUJUAN TINDAKAN KESEHATAN

   Setiap tindakan layanan harus dapat persetujuan dari orang yang berhak

Diberikan setelah adanya penjelasan dari Nakes

Penjelasan sekurang-kurangnya : Tata cara tindakan Tujuan tindakan Alternatif lain Resiko dan komplikasi Prognosis terhadap tindakan

Persetujuan diberikan secara tertulis dan lisan

Tindakan beresiko tinggi oleh yang berhak dalam hal ini (pasien / keluarga terdekat)

REKAM MEDIS

  

  Setiap nakes wajib membuat rekam medis

  

  Rekam medis harus segera dibuat setelah pelaksanaan pelayanan

  

  RM harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan atau paraf pemberi pelayanan

  

  RM harus disimpan dan dijaga kerahasiaannya

  

  RM adalah milik Fasyankes HAK, KEWAJIBAN &amp; LARANGAN TK WNA

TANGGUNG JAWAB NAKES DALAM PELAYANAN KESEHATAN 1.

  Melengkapi data pasien yang dirawat 2. Menulis secara lengkap Rekam Medis tentang diagnosis

  3. Merahasiakan isi berkas Rekam Medis 4.

  Menandatangani dan penulisan nama secara jelas

  5. Membuat persetujuan tindakan pelayanan 6.

  Melaksanakan pelayanan sesuai standar yang berlaku (Standar Profesi, Standar Pelayanan, SOP / SPO, Etik)

TANGGUNG JAWAB PIMPINAN FASYANKES 1.

  Membuat dan menyelenggarakan Rekam Medis 2. Menyediakan tempat penyimpanan Rekam Medis 3. Menetapkan pimpinan unit pelayanan Rekam Medis 4. Membina dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perekam medis

5. Menyimpan berkas rekam medis 6.

  Melakukan pemusnahan 7. Mencegah kehilangan, pemalsuan, kerusakan dan penggunaan yang tidak berhak

  PENUTUP

  Nakes mendapat perlindungan hukum dalam pelayanan kesehatan

  

  Nakes melaksanakan pelayanan harus sesuai dengan Standar Profesi, Standar Pelayanan &amp; SPO / SPO

  

  Tanggung jawab hukum Fasyankes dalam pelayanan kesehatan terhadap pasien, nakes dan publik