49 TUGAS KESEHATAN KELUARGA SEBAGAI UPAYA MEMPERBAIKI STATUS KESEHATAN DAN KEMANDIRIAN LANJUT USIA THE FAMILY HEALTH TASKAS EFFORTS TO IMPROVE THE HEALTH STATUS AND INDEPENDENCE OF ELDERY Tutik Yuliyanti

  

TUGAS KESEHATAN KELUARGA SEBAGAI UPAYA MEMPERBAIKI STATUS

KESEHATAN DAN KEMANDIRIAN LANJUT USIA

THE FAMILY HEALTH TASKAS EFFORTS TO IMPROVE THE HEALTH STATUS AND

   1) 2) Tutik Yuliyanti , Erna Zakiyah

Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo

  

  

Abstrak

Keluarga merupakan perantara yang efektif dan efisien untuk meningkatkan kesehatan lansia. Sesuai

dengan tugas kesehatan keluarga upaya untuk meningkatkan status kesehatan dan kemandirian lansia

perlu dilakukan asuhan keperawatan keluarga.Tujuan penelitianini untuk menganalisis pengaruhtugas

kesehatan keluarga terhadap status kesehatan dan kemandirian lanjut usia. Metode penelitian ini adalah

penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen)menggunakan rancangan Pre Eksperimental One Group

Pretest and Posttest desigsn, melibatkan hanya satu kelompok eksperimen diberikanimplementasi tugas

kesehatan keluarga dengan asuhan keperawatan keluarga.Teknik pengambilan sampel puposive

samplingsejumlah sampel 30 keluarga dengan lanjut usia yang mempunyai masalah kesehatan.Hasil

penelitian1) Ada pengaruh tugas kesehatan keluargasebelum dan sesudah dilakukan asuhan keperawatan

keluarga terhadap status kesehatan lanjut usia (CI: 95%, p = 0,000) dengan harga t hitung sebesar 5.022

dan nilai signifikasi sebesar 0,000 (p < 0,005). 2) Tidak ada pengaruh tugas kesehatan keluarga sebelum

dan sesudah dilakukan asuhan keperawatan keluarga terhadap kemandirian lanjut usia dengan harga t

hitung sebesar -.0626 dan nilai signifikasi sebesar 0.536 (p > 0,005).Simpulan: tugas kesehatan keluarga

melalui asuhan keperawatan keluarga berpengaruhterhadap status kesehatan lanjut usia, tetapi tidak

berpengaruh terhadap kemandirian lanjut usia.

  Kata Kunci: tugas kesehatan keluarga, kesehatan lansia, kemandirian lansia.

  

Abstract

Family is effective and aficient means to improve elderly. Match with family health task effect to improve

the health state and the independence at elderly it is need to do family nurshing care. The purpose of this

riset to analyze the influence of family health assignment to the status of health and independence of

older persons. This research was a quasi-experimental research (quasi) using pre experimental design

one group pretest and posttest desigsn, involves only one experimental group was given the task of

implementing the family health nursing care family. The sampling technique was purposive sampling the

sample was 30 families with elderly when has health problems. The results of the study shows 1) There is

the influence of family health tasks before and after nursing care for their families to the health status of

the elderly (95%, p = 0.000) with the price t count for 5022 and significant value of 0.000 (p <0.005). 2)

There is no influence family health tasks before and after the independence of family nursing care of

elderly at a price t count of -.0626 and significant value for 0536 (p> 0.005).

Conclusion: The task of family health through family nursing care affect the health status of the elderly,

but does not affect the independence of the elderly.

  Keyword:family health task, the health of theelderly, elderly independence.

  

PENDAHULUAN kesehatan akibat meningkatnya jumlah angka

  Peningkatan umur harapan hidup meng- kesakitan karena penyakit degenerative.Tahun akibatkan transisi epidemiologi dalam bidang 2012, penduduk lansia sebesar 7,56 % yang paling banyak adalah perempuan (8,2%). Lansia lebih banyak tinggal di pedesaan, dari sebaran penduduk lansia Indonesia 10,34% berada di Jawa Tengah. Rasio ketergantungan penduduk tua (old

  dependency ratio ) terhadap usia produktif 11.90

  %, artinya setiap 100 orang usia produktif harus menanggung 12 orang lansia. Pendidikan lansia relative masih rendah (59,16%) tidak sekolah, hal ini mempengaruhi aksesibiltas ke fasilitas kesehatan. Lansia masih memegang peranan pen- ting dalam rumah tangga (90%) sebagai kepala rumah tangga. Sekitar 45,41% lansia Indonesia bekerja produktif di sektor pertanian karena pendidikan masih rendah. Dengan bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami penurunan aki- bat penyakit degenerative, sehingga penyakit tidak menular banyak muncul pada usia lanjut (hipertensi, stroke, diabetes melitus, radang sendi). Masalah degenerative mengakibatkan penurunan daya tahan tubuh, sehingga rentan terserang infeksi (tuberculosis, diare, pneumonia, hepatitis). Faktor yang mempengaruhi kondisi fisik dan daya tahan tubuh adalah pola hidup yang dijalani sejak dini. Merokok dan obesitas merupa- kan faktor resiko penyakit degeneratife yang rata- rata dialami pada kelompok umur 45 – 64 tahun (Kemenkes RI, 2013).

  Keberadaan lansia mempunyai dampak yang sangat besar pada keluarga dan pelayanan kese- hatan, karena lansia merupakan pengguna pelayanan kesehatan dan pengguna bantuan pem- beri asuhan terbesar dalam kehidupan keluarga. Penelitian di bidang kesehatan keluarga secara jelas menunjukkan bahwa keluarga berpengaruh besar pada kesehatan fisik anggotanya. Keluarga berperan penting dalam semua bentuk promosi kesehatan dan penurunan resiko. Saat ada masalah kesehatan, kebanyakan individu mendapat ban- tuan yang lebih banyak dari keluarga. Keluarga merupakan sumber bantuan terpenting bagi anggotanya yang dapat mempengaruhi gaya hidup atau mengubah gaya hidup anggotanya yang berorientasi pada kesehatan. Keluarga dapat me- nimbulkan, mencegah, mengabaikan atau mem- perbaiki masalah kesehatan dalam kelompoknya sendiri. Keluarga mempunyai peran utama dalam pemeliharaan kesehatan seluruh anggotanya dan bukan individu itu sendiri yang mengusahakan tercapainya kesehatan yang diinginkannya. Masalah kesehatan dalam keluarga saling ber- kaitan, keluarga merupakan perantara yang efektif dan efisien untuk mengupayakan kesehatan (Friedman et al, 2010).

  Asuhan keperawatan keluarga dengan lansia adalah suatu bentuk pelayanan keperawatan yang komprehensif yang diberikan kepada lansia dan keluarga dengan tujuan meningkatkan kesehatan, rehabilitasi kesehatan, memaksimalkan kemam- puan lansia dan keluarga dalam meningkatkan status kesehatan serta meminimalkan dampak proses penuaan atau gangguan kesehatan yang terjadi pada lansia dengan pendekatan proses keperawatan (Mubarok, 2006). Keluarga diperlu- kan untuk meningkatkan status kesehatan keluarganya, sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan. Keluarga mempunyai 5 (lima) tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, yaitu: kemampuan mengenal masalah kesehatan, kemampuan mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat, kemampuan merawat anggota keluarga, kemampuan mem- pertahankan suasana rumah yang menyenangkan dan memodifikasi lingkungan untuk menjamin kesehatan keluarga, kemampuan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi keluarga (Andarmoyo, 2012).

  Berdasarkan hasil survey di Desa Sukoharjo, Kecamatan Sukoharjo, didapatkan bahwa seba- gian besar lansia tinggal dengan keluarganya namun ada yang tinggal sendiri dirumahnya. Masalah kesehatan yang dialami antara lain: hipertensi, radang sendi, stroke, diabetes mellitus.

  Sebagian besar aktifitas dan mata pencaharian warga adalah petani. Kegiatan posyandu lansia berjalan aktif, tetapi sebagian lansia kurang rutin untuk melakukan pemeriksaan. Lansia yang kurang sehat beralasan disebabkan karena tidak ada anggota keluarga yang mengantar ke posyandu lansia.

  Hasil wawancara peneliti dengan keluarga yang mempunyai lansia di desa Sukoharjo didapatkan: keluarga sudah mengenal masalah kesehatan, tetapi belum mengetahui tentang penyebab, tanda dan gejala yang pasti, penata- laksanaan yang tepat dan komplikasi penyakit yang diderita lansia. Keluarga belum mengetahui dengan jelas mengenai sifat dan perkembangan penyakit yang diderita lansia, karena tidak mendapat informasi yang lengkap dari tenaga kesehatan. Keluarga melakukan perawatan dengan penuh perhatian, tetapi ada yang merawat lansia dengan sisa waktu setelah bekerja. Penanggung- jawab dalam perawatan lansia adalah anak- anaknya sekaligus merupakan sumber keuangan yang diperlukan lansia. Keluarga berharap terhadap kesembuhan lansia yang mengalami sakit, sehingga lansia dapat mandiri untuk mengurus dirinya sendiri. Keluarga telah ber- upaya untuk pencegahan penyakit dengan makan teratur, menjaga kesehatan badan dan lingkungan, tetapi jarang melakukan olah raga. Keberadaan fasilitas kesehatan yang ada di desa Sukoharjo antara lain: puskesmas, praktek dokter swasta, rumah sakit. Keluarga mengatakan banyak ke- untungan yang diperoleh dari fasilitas kesehatan yaitu: pengetahuan dan biaya yang terjangkau, apalagi setelah adanya program BPJS. Upaya lansia untuk mencapai sarana pelayanan kesehatan rata-rata diantar oleh anak-anaknya.

  Penelitian yang dilakukan oleh Agrina (2013),tentang efektifitas asuhan keperawatan keluarga terhadap tingkat kemandirian keluarga mengatasi kesehatan di keluarga, hasil penelitian menunjukan bahwa adanya pengaruh yang signifikan pemberian asuhan keperawatankeluarga terhadap tingkat kemandirian keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga (p value = 0.000). Penting sekali perawat melakukan asuhan keperawatan pada keluarga dalam bentuk kunjungan rumah guna membantu keluarga mengatasi masalah kesehatan yang ada di keluarga sehingga status kesehatan keluarga dapat meningkat. Selanjutnya penelitian tentang hubungan fungsi keluarga dengan kualitas hidup lansia yang dilakukan Sutikno (2011), dengan hasil terdapat hubungan positif yang sangat kuat dan secara statistic signifikan antara fungsi keluarga dan kualitas hidup lansia. Kesimpulan tersebut dibuat setelah mengontrol pengaruh faktor perancu antara lain: usia, jenis kelamin, bentuk keluarga, pekerjaan. Dokter keluarga disarankan untuk membuka informasi dan edukasi kepada keluarga untuk meningkatkan fungsi keluarga dalam rangka meningkatkan kualitas hidup lansia.

  Tugas-tugas keluarga dalam bidang kese- hatan menurut Friedman yaitu: a) Mengenal gangguan masalah perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami setiap anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga. b) Mengambil kepu- tusan untuk melakukan tindakan yang tepat. Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan tindakan yang tepat untuk keluarga. c) Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit, dan yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu muda. d) Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.

  e) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan yang menunjuk- kan pemanfaatan dengan baik fasilitas kesehatan yang ada. Tugas perkembangan keluarga pada tahap lanjut usia salah satunya menyesuaikan terhadap penurunan kekuatan fisik dan kesehatan (Andarmoyo 2012).

  Lansia adalah seseorang yang mencapai 60 tahun keatas, menua merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam meng- hadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Proses menua setiap individu pada organ tubuh juga tidak sama cepatnya. Ada kalanya orang yang belum tergolong lansia atau masih muda tetapi sudah terlihat kemunduran-kemunduran yang menyolok. Pada lansia dapat mengalami perubahan-perubahan fisik, mental, psikososial, dan spiritual.

  Proses menua akan menyebabkan kemun- duran berbagai fungsi organ pada lansia, seperti kemunduran pada system musculoskeletal akan menyebabkan seorang lansia akan menjadi lambat gerakannya, otot-otot menjadi kram, tremor, persendian menjadi kaku serta timbulnya nyeri. Perubahan mental dan psikososial akan mem- pengaruhi motivasi pada lansia. Semua perubahan tersebut menjadi kendala lansia untuk melakukan aktifitas secara mandiri. Kriteria kemandirian dapat dikategorikan: mandiri penuh, memerlukan alat bantu, memerlukan bantuan minimal, memerlukan bantuan berupa pengawasan, memer- lukan pengawasan secara keseluruhan, memerlu- kan bantuan total. Tingkat kemandiran dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan pengkajian fungsional Bartel Indeks dikategorikan: keter- gantungan, ketergantungan berat/sangat ter- gantung, ketergantungan sedang, ketergantungan ringan, mandiri (Azizah, 2011).

  METODEPENELITIAN

  Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen) meng- gunakan rancangan penelitian Pre Eksperimental

  One Group Pretest and Posttest desigsn , melibatkan hanya satu kelompok eksperimen.

  Kelompok eksperimen diberikan implementasi tugas kesehatan keluarga dengan asuhan keperawatan keluarga. Tempat penelitian dilakukan di Desa Langsur, Desa Klaseman, Desa lanjut:hipertensi, stroke, diabetes melitus, radang Sayegan, Desa Sukoharjo; Kecamatan Sukoharjo. sendi (Azizah, 2011). Populasidalam penelitian ini adalah keluarga dengan lansia yang mempunyai masalah kese- Tabel 1. Distribusi Frekuensi Jenis hatan. Sampel pada penelitian sejumlah 30 Kelamin Responden keluarga. Tehnik pengambilan sampel yang

  Jenis kelamin Jumlah Persentase digunakan dalam penelitian ini adalah purposive

  sampling .

  Laki-laki 16 53,3% Langkah dalam melaksanakan penelitian

  Perempuan 14 46,7% dimulai mengidentifikasi masalah terkait dengan Total 30 100% kemampuan perawatan kesehatan keluarga terhadap lansia. Data dikumpulkan dengan

  Berdasarkan tabel 1. hasil analisis distribusi wawancara, observasi dan studi dokumentasi, frekwensi yang berjenis kelamin laki-laki sebesar memberikan pretest kepada responden meng- 53,3 %, perempuan 46,7%.Hal ini berbeda dengan gunakan kuesioner status kesehatan lansia dan data Kemenkes (2013), bahwa penduduk lansia kemandirian lansia Pemberian asuhan kepera- yang paling banyak adalah perempuan (8,2%) dan watan keluarga: Pengkajian menggunakan hasil penelitian Rinajumita (2013), bahwa metode: wawancara keluarga, observasi fasilitas responden penelitian yang berjenis kelamin rumah, pemeriksaan fisik dari anggota keluarga, perem-puan lebih banyak yaitu (56,7%) data sekunder. Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan pada peng-

  Tabel 2. Distribusi Frekuensi Status kajian.Perencanaan keperawatan keluarga terdiri Pernikahan Responden dari penetapan tujuan, yang mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan

  Status pernikahan Jumlah Persentase kriteria dan standar. Implementasi keperawatan: Menikah 23 76,7% menstimuli kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan

  Janda 6 20% ,menstimuli keluarga untuk memutuskan cara

  Duda 1 3,3% perawatan yang tepat, memberikan kepercayaan Total 30 100% diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit, membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi sehat,

  Berdasarkan tabel 2. hasil analisis distribusi memotivasi keluarga untuk memanfaatkan frekwensi status pernikahan yang menikah sebe- fasilitas kesehatanyang ada, Evaluasi keperawatan sar 76,7%, janda sebesar 20 %, duda 3,3%.Hal ini dilakukan penilaian untuk melihat keber- didukung dengan data Kemenkes (2013), lansia hasilannya. Melakukan post test kepada masih memegang peranan penting dalam rumah responden menggunakan kuesiner. Analisis data tangga (90%) sebagai kepala rumah tangga. dilakukan dengan uji Paired Sampel t test. Data dianalisis menggunakan program SPSS for

  Tabel 3. Distribusi Frekuensi

  windows versi 18.

  Pendidikan Responden Pendidikan Jumlah Persentase

  HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Sampel

  SD 9 30% Hasil distribusi 30 responden berdasarkan

  SMP 2 6,7% usia, rata-rata (mean) usia responden 65 tahun, SMA 7 23,3% usia minimum: 50 tahun, usia maximum: 86 tahun. Sesuai batasan lansia WHO usia biologis

  Tidak Sekolah 12 40% lansia meliputi usia pertengahan (middle age): Total 30 100% usia 45-59 tahun, lanjut usia (elderly): 60-74 tahun, lanjut usia tua (old): 75-90 tahunDengan

  Berdasarkan tabel 3. hasil analisis distribusi bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami frekwensi pendidikan yang lulus SD sebesar 30%, penurunan akibat penyakit degenerative, sehingga lulus SMP sebesar 6,7%, lulus SMA sebesar 23,3 penyakit tidak menular banyak muncul pada usia

  Berdasarkan tabel 5 dan tabel 6. hasil penelitian

  %, tidak sekolah 40%.Hal ini didukung dengan

  menunjukkan bahwa status kesehatan lansia sebelum

  data Kemenkes (2013), bahwa pendidikan lansia

  dilakukan asuhan keperawatan keluarga /data pretest

  relative masih rendah (59,16%) tidak sekolah

  rata-rata/mean: 106,07 dengan standar deviasi: 15,0,

  sehingga hal ini mempengaruhi aksesibiltas ke

  dan nilai rata-rata data posttest 98.53 dengan standar fasilitas kesehatan. deviasi 14.52, sedangkan untuk nilai t hitung sebesar 5.022 dengan signifikansi 0.000 (p < 0,005) , yang

  Tabel 4. Distribusi Frekuensi

  berarti ada pengaruh yang bermakna status kesehatan

  Pekerjaan Responden

  lansia sebelum dan setelah dilakukan tugas kesehatan keluarga dengan asuhan keperawatan keluarga.

  Pekerjaan Jumlah Persentase

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemandirian

  Petani 8 26,7%

  lansia rata-rata/mean: 4,63 dengan standar deviasi 0.80 dan nilai rata-rata data posttest 4.70 dengan standar

  Wiraswasta 10 33,3%

  deviasi 0.53, sedangkan untuk nilai t hitung sebesar -

  Lainnya 2 6,7%

  .0626 dengan signifikansi 0.536 (p > 0,005), yang berarti tidak ada pengaruh yang bermakna kemandirian

  Tidak bekerja 10 33,3%

  lansia sebelum dan setelah dilakukan tugas kesehatan

  Total 30 100% keluarga dengan asuhan keperawatan keluarga.

  Berdasarkan tabel 4. hasil analisis distribusi

  PEMBAHASAN

  frekwensi pekerjaan yang bekerja petani sebesar

  Pengaruh Tugas Kesehatan Keluarga Ter-

  26,7%, wiraswasta sebesar 33,3%, lainnya sebesar

  hadap Status Kesehatan Lansia

  6,7 %, tidak bekerja 33,3%. Hal ini berbeda

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa status kesehatan lansia sebelum dilakukan asuhan kepera-

  dengan data Kemenkes (2013), sekitar 45,41%

  watan keluarga /data pretest rata-rata/mean: 106,07

  lansia Indonesia bekerja produktif di sektor

  dengan standar deviasi: 15,0, dan nilai rata-rata data pertanian karena pendidikan masih rendah. posttest 98.53 dengan standar deviasi 14.52, sedangkan untuk nilai t hitung sebesar 5.022 dengan signifikansi

  Analisis Data Penelitian 0.000 (p < 0,005) , yang berarti ada pengaruh yang

  Uji T Status kesehatan dan kemandirian lansia

  bermakna tugas kesehatan keluarga sebelum dan setelah dilakukan dengan asuhan keperawatan

  Tabel 5. Paired Samples Statistics.

  keluarga.terhadap status kesehatan lansia Std.De Std.Error

  Variabel Mean N Keluarga diperlukan untuk meningkatkan status viation Mean kesehatan anggota keluarganya, sesuai dengan fungsi

  Pair 1 Status kesehatan 106.07

  30

  15.00

  2.74 pemeliharaan kesehatan. Keluarga mempunyai 5 (lima)

  (pretest) tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan

  Status kesehatan

  98.54

  30

  14.52

  2.65 dilakukan, yaitu: kemampuan mengenal masalah kese-

  (posttest) hatan, kemampuan mengambil keputusan tindakan

  Pair 2 Kemandirian

  4.63 30 .80 .15 kesehatan yang tepat, kemampuan merawat anggota lansia (pretest) keluarga, kemampuan mempertahankan suasana rumah

  Kemandirian

  4.70 30 .53 .09 yang menyenangkan dan memodifikasi lingkungan lansia (posttest) untuk menjamin kesehatan keluarga, kemampuan Tabel 6. Paired Samples Test. memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitar- nya bagi keluarga (Andarmoyo, 2012).

  Paired Differences Penelitian di bidang kesehatan keluarga secara

  95% Confidence Sig.(2- jelas menunjukkan bahwa keluarga berpengaruh besar Variabel interval of the t tailed) pada kesehatan fisik anggotanya. Keluarga berperan

  Difference penting dalam semua bentuk promosi kesehatan dan

  Lower Upper penurunan resiko (Campbell (2000) dalam Friedman et

  Pair 1 Status kesehatan

  4.47 10.60 5.022 .000 al , 2010). Saat ada masalah kesehatan, kebanyakan

  (pretest) individu mendapat bantuan yang lebih banyak dari

  Status kesehatan keluarga. Keluarga merupakan sumber bantuan ter-

  (posttest) penting bagi anggotanya yang dapat mempengaruhi gaya hidup atau mengubah gaya hidup anggotanya

  Pair 2 Kemandirian lansia -.28 .15 .626 .536 yang berorientasi pada kesehatan. Keluarga dapat

  (pretest) menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau mem-

  Kemandirian lansia (posttest) perbaiki masalah kesehatan dalam kelompoknya sendiri. Keluarga mempunyai peran utama dalam pemeliharaan kesehatan seluruh anggotanya dan bukan individu itu sendiri yang mengusahakan tercapainya kesehatan yang diinginkannya. Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, keluarga merupakan perantara yang efektif dan efisien untuk mengupayakan kesehatan. Tujuan perawatan kesehatan keluarga adalah mengharapkan keluarga mengelola masalah kesehatan dan mempertahankan fungsi keluarga dan melindungi serta memperkuat pelayanan masyarakat tentang perawatan kesehatan (Friedman et al, 2010).

  Penelitian Griffin et al (2013), keluarga dan pera- wat/caregiver dalam memberikan intervensi perawatan kesehatan effektif meningkatkan hasil status kesehatan pada lansia dengan gangguan memori dan kanker. Terbukti bahwa keluarga terlibat dalam intervensi meningkatkan hasil pasien yaitu efikasi, spesifisitas dan efektivitas. Penelitian Dobrzyn-Matusiak et al (2014), menemukan bahwa aspek kesehatan lanjut usia bervariasi tergantung bentuk perawatan yang diberikan , status kesehatan yang paling rendah ditemukan pada lansia yang dirawat di rumah. Lansia yang dirawat di rumah menunjukkan keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari serta beresiko tinggi terjadi depresi dan gangguan kognitif. Depresi dan gangguan kognitif pada lansia tersebut terkaid dengan kesepian akibat kesendirian,lamanya perawatan di siang hari.

  Otawa (2015), meninjau bukti klinis bahwa asuhan pada keluarga efektif dalam perawatan klien yang berpusat pada keluarga dengan delapan prinsip perawatan (menghormati pasien, preferensi, dan kebutuhan express; koordinasi dan integrasi perawatan; informasi dan pendidikan; kenyamanan fisik; dukungan emosional, pengentasan ketakutan dan kecemasan; keterlibatan teman-teman dan keluarga; kontinuitas dan transisi; akses ke pelayanan kesehatan).

  Pengaruh Tugas Kesehatan Keluarga Terhadap Kemandirian Lansia Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemandirian lansia rata-rata/mean: 4,63 dengan standar deviasi 0.80 dan nilai rata-rata data posttest 4.70 dengan standar deviasi 0.53, sedangkan untuk nilai t hitung sebesar - .0626 dengan signifikansi 0.536 , yang berarti tidak ada pengaruh tugas kesehatan keluarga sebelum dan setelah dilakukan asuhan keperawatan keluarga terhadap kemandirian lansia.

  Meningkatnya jumlah lansia akan menimbulkan berbagai permasalahan yang kompleks bagi lansia, keluarga dan masyarakat. Secara alami proses penuaan mengakibatkan perubahan fisik dan mental yang akan mempengaruhi kondisi ekonomi dan sosialnya. Peru- bahan ini akan sangat berpengaruh terhadap keman- dirian lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Sejalan dengan hasil penelitan Rinajumita (2011), factor-faktor yang berhubungan dengan kemandirian lansia antara lain: faktor usia, jenis kelamin, pendi- dikan, kondisi kesehatan, kehidupan beragama, kondisi ekonomi, aktivitas sosial, dukungan keluarga dan olah raga. Dari hasil penelitiannya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia, jenis kelamin, pendidikan, aktivitas sosial tetapi terdapat hubungan kondisi kesehatan, kehidupan beragama dan kondisi ekonomi.

  Didukung dari hasil penelitian Sutikno (2011), tidak menemukan hubungan yang secara statistik signifikan antara jenis kelamin, pekerjaan dengan kualitas hidup lansia. Yenny dan Herwana (2006), melakukan penelitian tentang Prevalensi penyakit kronis dan kualitas hidup pada lanjut usia. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi penyakit kronis pada lansia besarnya 87,3% (267/300). Penyakit musculoskeletal, kardiovaskuler, urogenital, dan pernapasan lebih banyak dialami pria dibandingkan wanita. Sedangkan penyakit digestif dan metabolik lebih banyak dijumpai pada lansia wanita. Kejadian keganasan baik pada lansia pria maupun wanita tidak besar jumlahnya. Kualitas hidup lansia cenderung menurun seiring bertambahnya usia. Rata-rata domain sosial kualitas hidup pada kelompok usia > 75 tahun paling rendah dibandingkan kelompok usia lainnya. Kualitas hidup domain fisik dan lingkungan berbeda secara bermakna antara lansia yang mengalami dan tidak mengalami penyakit kronis. Penyakit kronis secara bermakna menurunkan kualitas hidup lansia.

  Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Agrina (2013), bahwa ada pengaruh yang signifikan pemberian asuhan keperawatan keluarga terhadap tingkat kemandirian keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga.Seiring tahap kehidupan, lansia memiliki tugas perkembangan khusus: 1) lansia harus menyesuaikan dengan peru- bahan fisik seiring terjadinya penuaan system tubuh, perubahan penampilan dan fungsi. Lansia berupaya meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit dengan pola hidup sehat. 2) menentukan cara untuk mempertahankan kualitas hidup, lansia harus belajar menerima aktivitas dan minat baru untuk memper- tahankan kualitas hidupnya. 3) mempertahankan kepuasan pengaturan hidup, kehidupan lansia membutuhkan periode penyesuaian yang lama selama lansia memerlukan bantuan dan dukungan profesional perawatan kesehatan dan keluarga.

  Sesuai teori penuaan secara psikologis activity teory seseorang yang dimasa mudanya aktif dan akan terus memelihara keaktifannya setelah menua. Sense of integrity yang dibangun dimasa mudanya tetap terpelihara sampai tua. Teori tersebut menyatakan bahwa pada lansia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak kegiatan sosial (Azizah, 2011).

  SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil penelitian, peneliti dapat menyim- pulkan ada pengaruh antara tugas kesehataan keluarga sebelum dan setelah dilakukan asuhan keperawatan keluarga terhadap status kesehatan lansia, tetapi tidak ada pengaruh antara tugas kesehataan keluarga sebelum dan setelah dilakukan asuhan keperawatan

  Griffin. J.M., Meis.L., Greer.N., Jensen.A., keluarga terhadap kemandirian lansia.

  Macdonald.R MS.,Rutks I.,Carlyle. M.,Wild.T. 2013.Effectiveness of Family

  Saran and Caregiver Interventions on Patient

  Bagi keluarga dengan lansia dan kader kesehatan Outcomes Among Adult with Cancer or diharapkan lebih memperhatikan dalam mengupayakan

  Memory-Related Disorder: A Systematic peningkatan status kesehatan dan kemandirian lansia,

  Review. Departement of Veterans Affair sedangkan bagi instansi pelayanan kesehatan (US). Washington DC. http://www.ncbi. diharapkan dapat melakukan upaya

  • – upaya (promotif,

  nlm.nih.gov/pubmed

  preventif, kuratif dan rehabilitatif) yang dapat meningkatkan status kesehatan dan kemandirian lansia

melalui tugas kesehatan keluarga. Kementrian Kesehatan RI. 2013. Gambaran

Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia.

  Jakarta: Buletin Data dan Informasi

  DAFTAR PUSTAKA kesehatan RI.

  Azizah.

  Lilik Ma‘rifatul. 2011. Keperawatan Ottawa. 2015. Patient- and Family- Centered Lanjut Usia . Yogyakarta: Graha Ilmu.

  Care Initiatives in Acute Care Settings: A Review of the Clinical Evidence,

  Agrina, Reni Zulfitri. 2013. Efektifitas Asuhan

  Safety and Guidelines. Canadian Agency Keperawatan Keluarga terhadap Ting-

  for Drugs ang Teechnologies in Health.

  kat Kemandirian Keluarga Mengatasi Masalah Kesehatan Di Keluarga . http://resporitory.unri.ac.id/xmlui/bitstre

  Rinajumita. 2011. Faktor-faktor yang Berhu- bungan dengan Kemandirian Lansia.

  am/…/isi10001.PDF.

  Fakultas Kedokteran Universitas Andarmoyo, Sulistyo. 2012. Keperawatan Andalas Padang. http://repository.

  Keluarga Konsep Teori, Proses dan unand.ac.id/16884/l. Praktek Keperawatan . Yogyakarta: Graha Ilmu.

  Sutikno., Ekawati. 2011. Hubungan Antara Fungsi Dobrzyn-Matusiak. Doroto., Marcisz. Czeslaw., Keluarga Dan Kualitas Hidup Lansia.

  Bak.Ewelina., Kulik. Halina., Marcisz.

  Jurnal Kedokteran Indonesia . Volume 2

  Ewa., 2014. Physical and Mental Health Nomor 1/Januari 2011. Halaman 73-79

  Aspects of Eldery in Social Care in Poland. Clinical Interventions in Aging.

  Yenny., Hernawa, E. 2006. Prevalensi Penyakit

  

  Kronis dan Kualitas Hidup pada lanjut usia di Jakarta Selatan. Universa Friedman, Marilin.M, Bowden, Vicky.R., Jones,

  Medicina . Oktober-Desember 2006, Vol

  Elaine G. 2010. Buku Ajar Keperawatan 25 No.4, Hal 164 - 171.

  Keluarga Riset, Teori dan Praktek .

  EGC. Jakarta

Dokumen yang terkait

66 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MORNING SICKNESS DENGAN SIKAP IBU MENGHADAPI MORNING SICKNESS THE CORELATION OF MORNING SICKNESS KNOWLEDGE WITH ATTITUDE TO FACE AGAINST MORNING SICKNESS Rizka Fatmawati

0 0 6

SENAM AEROBIK LOW IMPACT INTENSITAS SEDANG TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA THE EFFECT OF MODERATE INTENSITY OF LOW IMPACT AEROBIC GYMNASTICS ON THE CHANGES OF ELDERLY BLOOD PRESSURE IN Nyahmini Ambar Sari

0 0 5

HUBUNGAN ASUPAN NATRIUM DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS THE RELATIONSHIP BETWEEN SODIUM INTAKE AND BLOOD PRESSURE ON CHRONIC RENAL FAILURE WITH HEMODIALYSIS Inna Fatmawati

0 0 7

EFEKTIVITAS PENERAPAN PENDIDIKAN KESEHATAN POLA ASUH SEHAT MENTAL TERHADAP PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ANAK USIA 3-6 TAHUN THE EFFECTIVENESS OF IMPLEMENTATION HEALTH EDUCATION OF MENTAL HEALTH PARENTING ON 3-6 YEARS AGES CHILDREN PSYCHOSOCIAL DEVELOPMENT Sus

0 1 7

ANALISIS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SKILLS LAB KEPERAWATAN ANAK THE ANALYSIS OF THE IMPLENTATION OF CHILDREN NURSING SKILLS LAB LEARNING Sulami

0 0 8

7 KEMANDIRIAN KELUARGA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PERILAKU SEKS DAN KEHAMILAN REMAJA THE FAMILY INDEPENDENCE AS PREVENTION EFFORTS ON SEX BEHAVIOR AND TEENS PREGNANCY Eva Nurlina Aprilia

0 0 8

GAMBARAN STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR

0 1 5

67 HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BAYI THE RELATIONSHIP BETWEEN PARITY WITH THE LEVEL OF MOTHER KNOWLEDGE ABOUT THE UMBILICAL CORD CARE Rusiana Sri Haryanti

0 0 5

ANALISA PENGETAHUAN IBU NIFAS TERHADAP TANDA BAHAYA BAYI BARU LAHIR THE ANALYSIS OF OF POSTPARTUM MOTHER TO KNOWLEDGE THE DANGER SIGNS OF NEW BORN Nur Hidayah ¹

0 1 5

HUBUNGAN PELATIHAN APN DAN STATUS KEPEGAWAIAN DENGAN KETERAMPILAN PARTOGRAF UNTUK PEMANTAUAN PERSALINAN THE CORRELATION OF THE NORMAL DELIVERY CARE TRAINING AND THE EMPLOYEMENT STATUS WITH THE SKILL IN USING PARTOGRAPH FOR MONITORING THE DELIVERY Nevia Zu

0 0 6