Inovasi Metode dan Media dalam Pembelajaran Seni Di Sekolah

  Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan

  2337-6740 - 2337-6740 - 2337-6740 - 2337-6880 2337-6880 2337-6880

  ISSN Cetak:

  ISSN Cetak:

  ISSN Cetak:

  

ISSN Online:

http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com Volume 5 Nomor 1, 2017, Hlm 44-51 Volume 5 Nomor 1, 2017, Hlm 44-51 Volume 5 Nomor 1, 2017, Hlm 44-51

  

ISSN Online:

  

ISSN Online:

  Info Artikel: Diterima 08/02/2017 Direvisi 16/02/2017 Dipublikasikan 28/02/2017

Inovasi Metode dan M n Media dalam Pembelajaran Seni di Sek di Sekolah

  Arnita

  Guru SMP Negeri 3 Kecamata atan Payakumbuh, Kab. Lima Puluh Kota

  Abstrak

Penelitian ini bertujua juan untuk mengetahui metode dan media pembela elajaran yang dapat

digunakan guru dalam lam pembelajaran seni budaya. Penelitian ini berisi ten tentang paparan studi

kepustakaan. Selain itu itu, studi kepustakaan tersebut memuat konsep-konsep sep mengenai hakikat

seni, karya seni, pemb mbelajaran seni, fungsi dan kedudukan pembelajaran an seni budaya, serta

inovasi dan media pem embelajaran seni budaya di sekolah. Berdasarkan kon onsep tersebut, dapat

dipahami bahwa guru d ru dapat memilih beberapa alternatif metode dan media dia yang tepat dalam

pembelajaran seni bu budaya di sekolah, seperti: ceramah, diskusi, demo demonstrasi, latihan,

pemecahan masalah, te , teman sejawat, karya wisata, dan lainnya serta bebera erapa media inovatif,

seperti: media berbasis sis cetakan, media gambar, media audio, visual, media media audiovisual, dan

media berbasis manusia sia.

  Kata kunci: pembelajar jaran seni, inovasi, metode, media

  Copyright © 2017 IICET (Indonesia) - All Rights Reserved Copyright © 2017 IICET (Indonesia) - All Rights Reserved Copyright © 2017 IICET (Indonesia) - All Rights Reserved Indonesian Institute for Counseling, Education and Theraphy (IICET) Indonesian Institute for Counseling, Education and Theraphy (IICET) Indonesian Institute for Counseling, Education and Theraphy (IICET)

  PENDAHULUAN

  Seorang Guru yang akan an mendidik para siswanya dalam bidang pendidikan s n seni membutuhkan dasar- dasar pengetahuan dan keteram rampilan yang sesuai dengan tuntutan bidang tersebut ut Aritonang, K. T. (2008). Selanjutnya, Effendi, L. A. (2 (2012) mengungkapkan guru memiliki pengaruh yang ang paling penting terhadap kemajuan siswa dalam proses es pembelajaran.. Penguasaan dasar-dasar pengetahuan n dan keterampilan tersebut meliputi pengetahuan tentang ng metode pembelajarannya Sudrajat, A. (2008). M Metode pembelajaran seni merupakan dasar pengetahuan uan yang mesti dikuasai seorang guru ketika akan m mempersiapkan diri dalam perancangan (desain) pembelaj lajaran seni.

  Metode secara harfiah be berarti “cara”, dalam pemakaian yang umum, metode dia diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai u i untuk mencapai tujuan tertentu Dasar, p. G. S. (20 (2008). Sependapat dengan Rahman, R., & Maarif, S. (201 2014) menjelaskan metode secara harfiah berarti cara, da , dan dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebag bagai cara melakukan suatu atau cara melakukan pekerj erjaan. Kata ”pembelajaran” berarti segala upaya yang dila ilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada ada diri siswa. Handhika, J. (2010) menjelaskan pembela elajaran adalah setiap kegiatan yang dirancang unt ntuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampu puan dan atau nilai yang baru. Selanjutnya, Pendid didikan, B. S. N. (20070 mengemukakan pembelajaran an merupakan proses interaksi peserta didik dengan guru uru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

  Adapun tujuan dari peme mebelajaran adalah membuat tahu dan paham dan buka kanlah hafalan Kontekstual, M. P. P. (2011). Sedangkan k kegiatan pembelajaran merupakan suatu proses komun unikasi Nurseto, T. (2012). Jadi, metode pembelajaran ada adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dila ilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri iri siswa untuk mencapai tujuan.

  44

  44

  44

Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan

  http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com

Vol. 5 No. 1,2017. hlm. 44-51 Vol. 5 No. 1,2017. hlm. 44-51 Vol. 5 No. 1,2017. hlm. 44-51

  Salah satu keterampilan lan guru yang memegang peranan penting dalam pro proses pembelajaran adalah keterampilan memilih metode de. Menurut Lepiyanto, A. (2011) guru harus mamp mpu mendorong siswa aktif dalam pembelajran melalui p i penggunaan metode pembelajran yang variatif. Pem emilihan metode berkaitan langsung dengan usaha-usaha ha guru dalam menampilkan pebelajaran yang sesuai d i dengan situasi dan kondisi sehingga pencapaian tujuan p pembelajaran diperoleh secara optimal. Oleh karena na itu, salah satu hal yang sangat mendasar untuk dipaha ahami guru adalah bagaimana memahami kedudukan m n metode sebagai salah satu komponen bagi keberhasilan k n kegiatan pembelajaran yang sama pentingnya dengan k n komponen-komponen lain dalam keseluruhan kompone nen pendidikan. Nashar, N. (2015) menegaskan b bahwa pemilihan metode pembelajaran sangat penting ag agar tujuan pembelajaran tercapai.

  Menurut Astuti, W. W., S ., Sukardi, F. S. F., & Partono, P. (2012) penggunaan me metode pembelajaran dalam proses belajar mengajar harus rus efektif dan selektif sesuai dengan pokok bahasan y n yang diajarkan. Pemilihan metode pembelajaran merupa pakan salah satu tugas guru sebagai fasilitator yan ang bertugas menyediakan lingkungan belajar bagi siswa iswa. Ketidaksesuain metode yang dipilih oleh guru d dalam pembelajaran akan berdampak pada prestasi siswa wa di sekolah.

  Suharto, S. (2007) menj enjelaskan Pendidikan Seni Budaya merupakan salah h satu mata pelajaran pada pendidikan sekolah yang bertu rtujuan untuk mengembangkan pengetahuan serta melati latih kreativitas peserta didik dalam bidang seni, budaya a dan teknologi. Pada konsepnya, mata pelajaran n ini tidak hanya melatih kemampuan kreativitas peserta erta didik saja, namun siswa saat ini juga dituntut un untuk menuangkan ide dan gagasan, selanjutnya ide terseb sebut diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh kare arena itu diperlukan metode- metode pembelajaran yang tep tepat oleh guru sehingga peserta didik dapat memahami mi materi pembelajaran seni budaya ini dengan baik.

  HASIL DAN PEMBAHASAN AN Batasan Seni dan Karya Seni eni

  Seni merupakan suatu keg kegiatan yang secara sadar dilakukan manusia dengan m mengunakan media tertentu untuk menyampaikan pemikira iran dan perasaan kepada orang lain dalam bentuk visua isual, suara maupun gerakan. Seni diartikan sebagai sesuatu tu kegiatan manusia untuk menciptakan suatu benda ber bernilai keindahan, biasanya dilawankan dengan istilah cr craft . Hal yang membedakan art dengan craft iala ialah apabila seni bersifat perlambangan dan menciptaka kan realita baru, sedangkan kerajinan merupakan peker kerjaan rutin yang ditujukan untuk kegunaan praktis (Flem lemming dalam The Liang Gie, 1976:62). Pendapat lain lain menyatakan bahwa seni adalah aktivitas batin dengan p n pengalaman estetis yang dinyatakan dalam bentuk agu gung yang mempunyai daya membangkitkan rasa takjub da dan haru (Bastomi, 1982:11). Senada dengan hal terse rsebut, Ki Hajar Dewantara menjelaskan bahwa seni adala alah segala perbuatan-perbuatan yang timbul dari pera erasaan yang bersifat indah sehingga menggerakkan jiwa d a dan perasaan manusia.

  Menurut Flemming (dala alam The Liang Gie, 1976:60), seni berarti bentuk ke kemampuan atau skill yang berasal dari bahasa latin art. S t . Sejalan dengan itu, Sudarmaji (1979:5) menyebutkan an bahwa seni dalam bahasa asing disebut art. Kata seni b i berasal dari bahasa Yunani mempunyai pengertian y yang sangat luas. Namun, dapat dikatakan adanya hubun ungan antara seni dengan kemampuan, kecakapan, ke keterampilan, serta memuat nilai estetis yang menyangkut m ut masalah kesenangan batin.

  Darmawan (1988:40) me menyatakan bahwa seni adalah usaha oleh manusia un untuk menciptakan bentuk- bentuk yang menyenangkan, n, seni adalah emosi yang menjelma menjadi suatu tu ciptaan yang nyata, seni merupakan getaran jiwa dan n keselarasan dan perasaan serta pikiran yang terwuj ujud menjadi sesuatu yang indah. Hal ini menjelaskan bah bahwa seni berkaitan dengan ciptaan manusia yang mem emuaskan penciptanya dan memenuhi kebutuhan jiwa aka kan nilai keindahan. Adapun, nilai adalah segala sesuat atu yang dianggap berharga yang melekat pada sesuatu term termasuk pada karya seni. Nilai mengandung makna sifa ifat atau kualitas dari segala

  © 2017 017 Indonesian Institute for Counseling,

Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan

  http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com

Vol. 5 No. 1,2017. hlm. 44-51 Vol. 5 No. 1,2017. hlm. 44-51 Vol. 5 No. 1,2017. hlm. 44-51

  sesuatu yang dipandang berha rharga atau bermanfaat dan oleh karena itu orang sela selalu mencarinya (Rondhi, 2002:11).

  Berbicara mengenai seni ni tidak lepas dari karya seni. Karya seni merupakan p produk atau hasil dari seni itu sendiri. Karya seni merup rupakan bentuk indrawi yang diciptakan manusia den engan meragakan perasaan terhadap suatu nilai (Sahman, n, 1993:29). Rondhi (2002:19) menjelaskan bahwa kar karya seni merupakan karya ciptaan manusia untuk diapres resiasikan kepada penonton. Penonton merupakan oran rang-orang yang diharapkan mau menerima dan mengharg rgai karya seni ciptaan seniman. Karya seni merupaka akan benda ciptaan manusia yang memuat banyak nilai s i seperti nilai keindahan, religi, mistis, historis, pen endidikan, sosial dan nilai ekonomi.

  Menilik Kedudukan dan Fun ungsi Pendidikan Seni

  Pendidikan adalah suatu tu proses untuk mendewasakan manusia, karena pend ndidikan berkenaan dengan proses mempersiapkan pribadi adi yang utuh sehingga fokus pada masa depan bangsa. sa. Pendidikan menyadarkan manusia tentang benar-salah lah dan baik-buruk. Dalam hal ini Nasution (da (dalam Bastian 2006:184) mengemukakan peningkatan k n kualitas pendidikan bangsa adalah salah satu solus lusi untuk mengatasi krisis multidimensional yang sedang ng melanda bangsa Indonesia.

  Selanjutnya, pendidikan an seni merupakan upaya sadar untuk menyiapkan an siswa melalui kegiatan pembelajaran agar siswa memilik miliki pengalaman dalam berapresiasi dan berkreasi sen seni. Tujuan pendidikan seni di sekolah umum adalah buka ukan mewariskan keterampilan, melainkan memberikan ikan pengalaman pada siswa dalam rangka untuk memba bantu pengembangan potensi yang dimilikinya ter terutama potensi perasaan (kecerdasan emosional) agar s r seimbang dengan kecerdasan intelektual (Jazuli, 2008 008:20). Menurut Ismiyanto (2010:34) tujuan pendidikan n seni antara lain: mengembangkan kreativitas dan s n sensitivitas peserta didik, meningkatkan kapasitas dan k n kualitas pengetahuan kesenian peserta didik dan me meningkatkan keterampilan peserta didik.Tujuan pendidik idikan seni adalah untuk menumbuhkembangkan sik sikap toleransi, demokrasi, beradab, serta mampu hidup p rukun dalam masyarakat majemuk, mengembangka kan kemampuan imajinatif intelektual, ekspresi melalui s i seni, mengembangkan kepekaan rasa, keterampilan, s , serta mampu menerapkan teknologi dalam berkreasi dan an memamerkan atau mempergelarkan karya seni (Syafi‟i, 2006:30). afi‟i, 2006:30). ‟i, 2006:30).

  Pendidikan seni merupa upakan bagian integral dari pendidikan, artinya bah ahwa mata pelajaran seni merupakan salah satu bagian n penting yang tidak dapat dipisahkan dari sistem pen endidikan nasional. Terkait dengan itu, Sobandi (2008:46 :46) berpendapat bahwa pendidikan seni merupakan ala alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebagai akibatnya ya, pelaksanaan pendidikan seni harus menekankan pad pada segi proses, tidak pada produk. Proses pembelajaran s n seni mengupayakan terciptanya situasi dan kondisi yan yang kondusif bagi kegiatan belajar yang menyangkut eksp spresi artistik dan menciptakan lingkungan yang dapat at membantu perkembangan anak untuk menemukan sesu suatu melalui eksplorasi dan eksperimentasi dalam b belajar. Oleh karena itu, ditegaskan bahwa situasi dan an kondisi serta suasana lingkungan menjadi hal yan ang sangat dominan dalam proses pembelajaran seni (Ism smiyanto, 2010:22). Pendidikan seni pada dasarnya berf erfungsi sebagai pemenuhan kebutuhan berekspresi, berapr apresiasi, berkreasi, dan berekreasi anak. Selain itu se sebagai media pemenuhan kebutuhan anak, pada hakikatn katnya pendidikan, termasuk pendidikan seni juga dim dimaksudkan sebagai upaya pelestarian sistem nilai oleh ma masyarakat pendukungnya.

  Menurut Lowenfeld dan B n Brittain (dalam Ismiyanto 2010:2), pembelajaran kela elas difokuskan pada hal-hal yang memungkinkan siswa ter terdorong dalam prosesnya. Oleh karena itu, dalam pem embelajaran seni rupa harus diperhatikan tahap perkemban bangan anak, yang terpenting bukan hasil karya tetap tapi bagaimana proses anak dalam menghasilkan karya. Da Dalam proses pembelajaran seni rupa adalah mengupa upayakan terciptanya situasi dan kondisi yang kondusif b f bagi kegiatan belajar anak didik dan menciptakan an lingkungan yang dapat membantu perkembangan ana anak untuk “menemukan” sesuatu melalui eksplorasi asi dan eksperimen dalam belajar.

  © 2017 017 Indonesian Institute for Counseling,

Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan

  http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com

Vol. 5 No. 1,2017. hlm. 44-51 Vol. 5 No. 1,2017. hlm. 44-51 Vol. 5 No. 1,2017. hlm. 44-51

  Fungsi pembelajaran seni eni rupa adalah untuk mendorong dan meningkatkan po potensi pribadi siswa secara komprehensif meliputi kema mampuan ekspresivitas, sensitivitas, dan kreativitas itas, serta berfungsi untuk mengkonservasi dan mengemb mbangkan gagasan-gagasan nilai, pikiran tentang keind ndahan yang terdapat dalam masyarakat dan bangsa dari s i suatu generasi ke generasi berikutnya. Senada denga ngan hal tersebut, Goldberg menyatakan bahwa terdapat tig t tiga cara mengintegrasikan seni dalam pembelajaran, ya yaitu learning about the arts (belajar tentang seni), learnin ning with the arts (belajar dengan seni), dan learning ing through the arts (belajar melalui seni). Belajar denga gan seni terjadi jika seni diperkenalkan kepada sis siswa sebagai cara untuk mempelajari materi pelajaran n tertentu. Sebagai contoh, guru memperkenalkan luki lukisan Piet Mondrian dalam mengajarkan garis sejajar. D Dalam hal ini, siswa belajar dengan bantuan bentuk tuk seni yang memberikan informasi tentang materi pelaja lajaran.

  Materi pokok seni rupa a meliputi aspek apresiasi seni, berkarya seni, kritik ik seni, dan penyajian seni. Apresiasi seni rupa berarti m ti mengenal, memahami, dan memberikan penghargaa aan atau tanggapan estetis (respons estetis) terhadap kary arya seni rupa. Materi apresiasi seni pada dasarnya ad adalah pengenalan tentang konsep atau makna, bentuk, da dan fungsi seni rupa. Apresiasi seni rupa dapat mencaku akup materi yang lebih luas, yaitu pengenalan seni rupa da dalam konteks berbagai kebudayaan (Departemen Pen endidikan Nasional, 2004). Materi pelajaran apresiasi sen eni meliputi pengenalan terhadap budaya lokal, budaya aya daerah lain, dan budaya mancanegara, baik yang ber bercorak primitif, tradisional, klasik, moderen, maup aupun kontemporer. Selain pengenalan bentuk-bentuk sen eni rupa, materi apresiasi juga meliputi pengenalan tenta tentang latar belakang sosial, budaya, dan sejarah di mana a karya seni rupa dihasilkan serta makna-makna dan n nilai-nilai pada seni rupa tersebut.

  Pendidikan seni memilik iliki peranan dalam pembentukan pribadi siswa yang ng harmonis dalam logika, estetik dan etika dengan memp mperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam menc encapai kecerdasan spiritual, moral, kreativitas dengan cara ra mempelajari prinsip, proses dan teknis berkarya sesua suai dengan nilai budaya dan keindahan serta sesuai dengan an konteks sosial budaya masyarakat sebagai sarana un untuk menumbuhkan sikap saling memahami, mengharga gai dan menghormati. Belajar dengan seni ialah meng ngekespresikan diri dengan cara memahami bahasa rupa, pa, bunyi, gerak, dan peran dalam perpaduannya. B Belajar melalui seni ialah memahami konsep, menampilk ilkan sikap apresiasi dan kreatifitas melalui seni dan bu budaya. Belajar tentang seni ialah mengembangkan kesadar daran tentang konsep, apresiasi dan kreasi melalui upa paya eksplorasi, proses dan teknik berkarya dalam konteks teks budaya masyarakat yang beragam. Pendidikan seni ni melibatkan semua bentuk kegiatan berupa aktivitas fisik ik dan cita rasa keindahan (estetik).

  Aktivitas fisik dan cita ra rasa keindahan itu tertuang dalam kegiatan berekpresi, si, berekplorasi, berapresiasi berkreasi melalui bahasa rupa, pa, bunyi, gerak dan peran yang masing-masing menca cakup materi sesuai dengan bidang seni dan aktivitas da dalam gagasan-gagasan seni, keterampilan berkarya rya serta apresiasi dengan memperhatikan konteks sosia sial budaya masyarakat. Pembelajaran seni di sekola olah umum pada dasarnya diarahkan untuk menumbuhka kan kepekaan rasa estetik dan artistik sehingga terbent entuk sikap kritis, apresiatif dan kreatif pada diri siswa sec secara menyeluruh. Sikap ini hanya mungkin tumbuh jik jika dilakukan serangkaian proses kegiatan pengalaman, n, penilaian, serta penumbuhan rasa memiliki melalui lui keterlibatan siswa dalam segala aktivitas seni di dalam k kelas atau di luar kelas.

  Inovasi Metode Pembelajara ran Seni Budaya di Sekolah

  Pendidikan seni sebagai ai mata pelajaran pada pendidikan sekolah didasarka kan pada pemikiran bahwa pendidikan seni memiliki sifat fat multilingual, multidimensional, dan multikultural. M Multilingual berarti melalui pendidikan seni dikembangkan an kemampuan mengekspresikan diri dengan berbagai b ai bahasa rupa, bunyi, gerak, dan paduannya. Multidimensio nsional berarti dengan seni dapat dikembangkan komp mpetensi dasar siswa yang mencakup persepsi, pengetah tahuan, pemahaman, analisis, evaluasi, apresiasi, d i, dan produktivitas dalam menyeimbangkan fungsi otak tak kanan dan kiri, dengan memadukan unsur log logika, etika dan estetika.

  © 2017 017 Indonesian Institute for Counseling,

Jurnal Konseling dan Pendidikan

Jurnal Konseling dan Pendidikan

Jurnal Konseling dan Pendidikan

  http://jurnal.konselingindonesia.com Vol. 5 No. 1,2017. hlm. 44-51

  http://jurnal.konselingindonesia.com

  http://jurnal.konselingindonesia.com

Vol. 5 No. 1,2017. hlm. 44-51

Vol. 5 No. 1,2017. hlm. 44-51

  Metode pembelajaran menolong siswa mencari Bagaimana proses bekerj pembelajaran adalah bilam atau seorang siswa mempe memainkan alat musik talem dipusatkan, proses belajar kesan sebagai hasil pembela siswa kadang kala sukar

  © 2017 Multikultural berarti pendid berapresiasi terhadap keragam demokratis, beradab, dan hidup

  b. Metode Diskusi Metode pembelajaran saling bertukar pendapat, d didapatkan kesepakatan di pembelajaran yang bersifa hasil penelitiannya, diban pemahaman konsep, dan penggunaan metode diskus lebih efektif untuk meningk c. Metode Demonstrasi

  esadaran dan kemampuan sikap menghargai, toleran, uk (Depdiknas 2001:7). bangkan sikap agar siswa rkarya dan berapresiasi seni. osial manusia dan nilai-nilai daskannya. Pendidikan seni, dian siswa. Hal ini sejalan n seni dapat dijadikan dasar u yang perlu dipelajari dan m kehidupan manusia. Oleh n pembelajaran seni, baik an lingkungan sosial budaya interaksi antara guru dengan inilah, proses penyampaian jaran yang dapat digunakan bahan pembelajaran kepada jumlah yang relatif besar. ai beberapa tujuan. Dengan garnya. Gage dan Berliner mbelajaran dengan ciri-ciri rmasi dan jika bahan belajar atau lebih untuk berinteraksi emecahan masalah sehingga metode diskusi merupakan rut Mc. Keachie-Kulik, dari meningkatkan anak dalam transformasi pengetahuan, h sehingga metode ceramah e diskusi. yang sangat efektif untuk aimana cara mengaturnya? monstrasi sebagai metode g luar yang sengaja diminta)

  Misalnya, demonstrasi cara h perhatian siswa dapat lebih elajari, dan pengalaman dan metode demonstrasi adalah tidak semua benda dapat

  Metode pembelajaran sekelompok pendengar un Seperti ditunjukkan oleh M metode ceramah, guru da (1981:457), menyatakan m tertentu. Ceramah cocok un tersebut sukar didapatkan.

  Dalam penerapan metode siswa selama proses belajar m materi ajar akan lebih mudah guru pada pembelajaran seni bu a. Metode Ceramah

  Tujuan pendidikan seni mampu berkreasi dan peka terh Kedua jenis kemampuan ini me estetis mempunyai sumbangan dapat dijadikan sebagai salah dengan apa yang dinyatakan o untuk membentuk kepribadian diapresiasi oleh peserta didik k karenanya diperlukan rancan kurikulum, metode, sarana mau setempat.

  017 Indonesian Institute for Counseling, idikan seni bertujuan menumbuhkembangkan kesa aman budaya lokal dan global sebagai pembentukan si idup rukun dalam masyarakat dan budaya yang majemuk ni juga dapat dilihat sebagai upaya untuk mengemba terhadap seni atau memberikan kemampuan dalam berka i menjadi penting artinya karena dinamika kehidupan sos an terhadap kebahagiaan manusia di samping mencerda lah satu sarana dalam membentuk jiwa dan kepribadia oleh Plato (dalam Rohidi 2000:79) bahwa pendidikan s ian. Dalam hubungan ini seni merupakan bidang ilmu ik karena mengandung nili-nilai dan bermanfaat dalam angan yang berkaitan dengan proses pelaksanaan aupun alat penunjangnya, dan juga tidak meninggalkan de pembelajaran seni budaya tidak terlepas juga dari inte r mengajar berlangsung. Dengan adanya interaksi inila ah dan komunikatif. Ada beberapa metode pembelajar i budaya, diantaranya: ran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bah untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam ju h Mc Leish (1976), melalui ceramah, dapat dicapai dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi pendenga metode ceramah cocok untuk digunakan dalam pem untuk penyampaian bahan belajar yang berupa inform n. an diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta ata t, dan atau saling mempertahankan pendapat dalam pem di antara mereka. Pembelajaran yang menggunakan m ifat interaktif (Gagne dan Briggs, 1979:251). Menurut ibanding metode ceramah, metode diskusi dapat me an keterampilan memecahkan masalah. Dalam tra kusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah s ngkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metode d ran demontrasi merupakan metode pembelajaran ya ri jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaim erjanya? Bagaimana proses mengerjakannya. Demo ilamana seorang guru atau seorang demonstrator (orang lu perlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses. M lempong pacik. Kelebihan metode demonstrasi adalah p ar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipela belajaran lebih melekat dalam diri siswa. Kelemahan m ar melihat dengan jelas benda yang diperagakan, tid

Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan

  http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com

Vol. 5 No. 1,2017. hlm. 44-51 Vol. 5 No. 1,2017. hlm. 44-51 Vol. 5 No. 1,2017. hlm. 44-51

  didemonstrasikan, dan suka ukar dimengerti jika didemonstrasikan oleh pengajar ya yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan.

  d. Metode Ceramah Plus Metode pembelajaran ran ceramah plus adalah metode pengajaran yang men enggunakan lebih dari satu metode, yakni metode cera eramah yang dikombinasikan dengan metode lainnya.

  a. Ada tiga macam metode ceramah plus, diantaranya, ya, yaitu: (1) metode ceramah plus tanya jawab dan tu tugas, (2) metode ceramah plus diskusi dan tugas, dan an (3) metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CP CPDL).

  e. Metode Resitasi Metode pembelajaran an resitasi merupakan salah satu metode pengajaran den dengan mengharuskan siswa membuat resume dengan an kalimat sendiri. Kelebihan metode resitasi merup rupakan pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari ari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama, d , dan peserta didik memiliki peluang untuk meningkatk atkan keberanian, inisiatif, bertanggung jawab dan ma andiri. Kelemahan metode resitasi adalah kadang kala kala peserta didik melakukan penipuan yakni peserta d ta didik hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa pa mau bersusah payah mengerjakan sendiri. Selain itu, u, kelemahan lain terkadang tugas dikerjakan oleh ora orang lain tanpa pengawasan dan sukar memberikan kan tugas yang memenuhi perbedaan individual.

  f. Metode Eksperimental Metode pembelajaran ran eksperimental adalah suatu cara pengelolaan pem embelajaran di mana siswa melakukan aktivitas perco cobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri iri suatu yang dipelajarinya.

  Dalam metode ini, siswa a diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau m melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, s, mengamati suatu obyek, menganalisis, serta me membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang ng obyek yang dipelajarinya.

  g. Metode Study Tour (Karya ya wisata) Metode study tour r (karya wisata) adalah metode mengajar dengan n mengajak peserta didik mengunjungi suatu objek g k guna memperluas pengetahuan tentang seni dan buday daya dan selanjutnya peserta didik membuat laporan n dan mendiskusikan serta membukukan hasil kun unjungan tersebut dengan didampingi oleh pendidik. ik.

  h. Metode Latihan Keterampila pilan Metode latihan keter terampilan (drill method) adalah suatu metode meng ngajar dengan memberikan pelatihan keterampilan seca ecara berulang kepada peserta didik, dan mengajaknya la a langsung ketempat latihan keterampilan untuk meliha lihat proses tujuan, fungsi, kegunaan dan manfaat sesu esuatu (misalnya, membuat batik tradisional). Metode de latihan keterampilan ini bertujuan membentuk k kebiasaan atau pola yang otomatis pada peserta didik idik. i. Metode Pengajaran Beregu gu

  Metode pembelajaran ran beregu adalah suatu metode mengajar dimana pen pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masin sing mempunyai tugas. Biasanya, salah seorang pe pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujian iannya,setiap pendidik membuat soal, kemudian digabun bung. Jika ujian lisan, maka setiap siswa yang diuji haru arus langsung berhadapan dengan team pendidik tersebu but. j. Metode Peer Theaching

  Metode peer theachin ching sama juga dengan mengajar sesama teman, yaitu aitu suatu metode mengajar yang dibantu oleh temanny nya sendiri. k. Metode Pemecahan Masala alah (Problem Solving Method)

  © 2017 017 Indonesian Institute for Counseling,

Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan

  http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com Vol. 5 No. 1,2017. hlm. 44-51 Vol. 5 No. 1,2017. hlm. 44-51 Vol. 5 No. 1,2017. hlm. 44-51

  Metode problem solvin lving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekada dar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu meto etode berpikir, sebab dalam problem solving dapat men enggunakan metode-metode lainnya yang dimulai deng engan mencari data sampai pada menarik kesimpulan. n. Metode problem solving merupakan metode yang m merangsang berpikir dan menggunakan wawasan tanpa pa melihat kualitas pendapat yang disampaikan oleh h siswa. Seorang guru harus dapat merangsang si siswanya untuk mencoba mengeluarkan pendapatnya ya.

  Inovasi Media Pembelajaran an Seni Budaya di Sekolah

  Media pembelajaran yan ang digunakan guru pada pembelajaran seni budaya,

  a, yaitu: (1) media berbasis cetakan (buku paket atau LKS KS), (2) media berbasis visual (gambar), (3) media aud udio visual, contohnya: TV, (4) media audio berupa VCD

  VCD player dan kaset CD, (5) media berbasis manusia usia, guru berperan sebagai instruktur, dan (6) media aud udio, guru dalam mengajar menggunakan media, sep eperti: tape recorder, VCD player, dan kaset atau menggun gunakan gamelan sebagai musik iringan tari.

  Metode pembelajaran p pada pembelajaran seni budaya merupakan suatu tu rancangan yang sangat diperlukan dalam proses pe pembelajaran. Pendidikan seni dan budaya bertujua juan sebagai upaya untuk mengembangkan sikap agar s r siswa mampu berkreasi dan peka terhadap seni dan n budaya atau memberikan kemampuan dalam berkarya a dan berapresiasi seni. Kedua jenis kemampuan ini ini menjadi penting karena dinamika kehidupan sosial l budaya manusia dan nilai-nilai estetis mempuny nyai sumbangan terhadap kebahagiaan manusia di sampin ping mencerdaskannya. Dengan kata lain, pendidikan s n seni merupakan salah satu sarana dalam membentuk jiwa wa dan kepribadian siswa. Ini berarti pembelajaran seni ni budaya mengandung nili- nilai yang bermanfaat dalam k kehidupan manusia. Oleh karena itu, guru sebagai te tenaga pengajar hendaknya mampu menggunakan metode tode yang tepat dalam proses pembelajaran, disampin ing itu penggunaan media pebelajaran juga dibutuhkan u n unutuk menunjang proses pembelajaran menjadi lebih lebih baik, sehingga materi mengenai seni budaya dapat d t dipahami oleh siswa. Tentunya diharapkan pemahama an siswa terhadap seni dan budaya ini dapat diaplikasikan an dalam kehidupan sosial sehingga bermanfaat bagi kem kemajuan bangsa.

  DAFTAR RUJUKAN Anas, Banarul. (2000). Refleks eksi Seni Rupa . Jakarta: Balai Pustaka.

  Aritonang, K. T. (2008). Min inat dan motivasi dalam meningkatkan hasil belajar s r siswa. Jurnal Pendidikan Penabur , 7(10), 11-21.

  1. Astuti, W. W., Sukardi, F. S. F . F., & Partono, P. (2012). Pengaruh Motivasi Belajar d ar dan Metode Pembelajaran terhadap Hasil Belajar jar IPS Terpadu Kelas VIII SMP PGRI 16 Brangs ngsong Kabupaten Kendal.

  Economic Education An Analysis Journal , 1(2).

  Bastian, I. (2006). Akuntansi P i Pendidikan . Jakarta: Erlangga. Bastomi, S .(1982). Seni Rupa pa Indonesia . Semarang: IKIP Semarang. Darmawan, A. (1988). Kajian jian Seni Budaya Nusantara . Jakarta: Hasta Karya. Darsono, S, K. (2004). Seni Ru i Rupa Modern . Bandung: Rekayasa Sains. Dasar, p. G. S. (2008). Metode de pembelajaran. Departemen Pendidikan Nasion ional. (2004). Pedoman Diagnostik Potensi Peserta Did Didik . Depdiknas. (2006). Kamus Bes Besar Bahasa Indonesia . Jakarta: Balai Pustaka. Effendi, L. A. (2012). Pembela belajaran matematika dengan metode penemuan terbim imbing untuk meningkatkan kemampuan representa ntasi dan pemecahan masalah matematis siswa S SMP. Jurnal Penelitian

  Pendidikan , 13(2).

  Handhika, J. (2010). Pembela belajaran Fisika Melalui Inkuiri Terbimbing dengan n Metode Eksperimen dan Demonstrasi Ditinjau u dari Aktivitas dan Perhatian Mahasiswa1. Jurnal al Penelitian Pembelajaran Fisika , 1(1/april).

  Ismiyanto. (2009). “Pembelaja eni Rupa FBS Universitas

  

lajaran Seni Rupa.” Handout. Semarang: Jurusan Sen

Negeri Semarang.

  © 2017 017 Indonesian Institute for Counseling,

Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan

  http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com http://jurnal.konselingindonesia.com Vol. 5 No. 1,2017. hlm. 44-51 Vol. 5 No. 1,2017. hlm. 44-51 Vol. 5 No. 1,2017. hlm. 44-51

  Ismiyanto. (2010). “Metode Pe Penelitian.Buku Ajar. Semarang: Jurusan Seni Rupa a Fakultas Bahasa dan Seni UNNES. Jazuli. (2008). Paradigma Kon ontekstual Pendidikan Seni . Semarang: Unesa Universit sity Press. Kontekstual, M. P. P. (2011). P ). Penelitian tindakan kelas. Lepiyanto, A. (2011). Memb mbangun karakter siswa dalam pembelajaran biolog logi. BIOEDUKASI (Jurnal

  Pendidikan Biologi) , 2( 2 (1).

  Nashar, N. (2015). Pengaruh M h Metode Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir Kriti Kritis Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa. Jurnal C l Candrasangkala Pendidikan Sejarah , 1(1), 18-23. Nurseto, T. (2012). Membuat m t media pembelajaran yang menarik. Jurnal Ekonomi & mi & Pendidikan , 8(1). Pendidikan, B. S. N. (2007). S ). Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan M Menengah. Badan Standar Nasional Pendidikan . . Prawira, Nanda Ganang. (2000 00). Pendekatan dan Metode Pembelajaran Seni Rupa. M a . Malang. Rahman, R., & Maarif, S. (20 (2014). Pengaruh Penggunaan Metode Discovery terhad hadap Kemampuan Analogi

  Matematis Siswa SMK K Al-Ikhsan Pamarican Kabupaten Ciamis Jawa Barat. at. Infinity Journal, 3(1), 33- 58. Rohidi, T.R. (2000). Kesenian ian dalam Pendekatan Kebudayaan. Bandung : STSI Ban andung. Rondhi, Moh. (2002). “Tinjaua jauan Seni Rupa 1.Buku Ajar. Semarang: Jurusan Seni R ni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri eri Semarang. Sahman, H. (1993). Mengena nal Dunia Seni Rupa: Tentang Seni, Karya Seni, Ak Aktifitas Kreatif, Apresiasi, Kritik, dan Estetika. Sem Semarang: IKIP Semarang Press. Salam, S. (2002). Paradigma d ma dan Masalah Pendidikan Seni . Universitas Negeri Sem emarang. Semarang. Simamora, Roymond H. (2009 09). Buku Ajar Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta rta : EGC. Sobandi, B. (2008). Karakteris ristik Lukisan/Gambar Anak . Solo: Maulana Offset. Sudarmaji. (1979). Dasar-dasa asar Kritik Seni Rupa. Yogyakarya: ASTRIM. Sudrajat, A. (2008). Pengertia ertian pendekatan, strategi, metode, teknik, taktik, d , dan model pembelajaran.

  Online)(http://smacepir piring. wordpress. com) . Suharto, S. (2007). Pengemba bangan Materi dan Kegiatan Pembelajarannya dalam Ku Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bidang Seni eni Musik. Harmonia: Journal Of Arts Research And Ed Education , 8(3).

  Sulikah. (2012). http://sulikah2 ah26.blogspot.co.id/2012/07/seni-sebagai-media-pendidi idikan_22.html. (Diakses: 6 November 2015). Syafi’i. (2006). “Konsep dan M n Model Pembelajaran Seni Rupa .” Handout. Semarang ang: Jurusan Seni Rupa FBS Universitas Negeri Sem emarang. Syarifudin. (2012). Pendidikan ikan dan Pemberdayaan Masyarakat . Medan: Perdana Pu Publishing. The Liang Gie.(1976). Garis B is Besar Estetika (Filsafat Keindahan). Yogyakarta: Pusa sat Ilmu Berguna.

  © 2017 017 Indonesian Institute for Counseling,