SAP DETIL 27042018 AKUNTANSI PEMERINTAHAN | Dwi Martani

STANDAR
AKUTANSI
PEMERINTAHAN

KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

KERANGKA KONSEPTUAL
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
BERBASIS AKRUAL

RUANG LINGKUP KERANGKA KONSPETUAL

1.
2.
3.
4.
5.

6.

7.


Tujuan Kerangka Konseptual
Lingkungan Akuntansi Pemerintahan
Pengguna dan Kebutuhan Informasi
Para Pengguna
Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan
Peranan dan Tujuan Pelaporan
Keuangan serta Komponen Laporan
Keuangan
Asumsi Dasar, Karakteristik Kualitatif,
Prinsip-prinsip serta Kendala Informasi
Akuntansi
Unsur Laporan Keuangan, Pengakuan
dan pengukurannya
3

TUJUAN KERANGKA KONSEPTUAL

Sebagai acuan bagi:
 Penyusun standar;

 Penyusun laporan keuangan;
 Pemeriksa;
 Para pengguna laporan.

POSISI KERANGKA KONSEPTUAL
 Kerangka

Konseptual bukan standar akuntansi

 Kerangka

konseptual berfungsi sebagai acuan jika
terdapat masalah akuntansi yg belum dinyatakan
dalam SAP

 Jika

terjadi pertentangan antara kerangka konseptual
dan standar akuntansi, maka ketentuan standar
akuntansi diunggulkan relatif terhadap kerangka

konseptual

LINGKUNGAN AKUNTANSI PEMERINTAHAN
a. Ciri utama struktur pemerintahan dan

pelayanan

 Bentuk umum pemerintahan dan pemisahan

kekuasaaan
 Sistem pemerintahan otonomi dan transfer
pendapatan antar pemerintahan
 adanya pengaruh proses poltik
 Hub. Antara pembayar pajak dgn pelayanan
pemerintahan.

b.Ciri keuangan pemerintah
 Anggaran sbg pernyatan publik, target fiskal dan
sebagai alat pengendalian
 Investasi aset tidak langsung menghasilkan

pendapatan
 Kemungkinan Penggunaan akuntansi dana

PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN

Masyarakat;
 Wakil rakyat, lembaga pengawas,
dan lembaga pemeriksa;
 Pihak yang memberi atau
berperan dalam proses donasi,
investasi, dan pinjaman
 Pemerintah


ENTITAS AKUNTANSI VS ENTITAS PELAPORAN
NO

INDIKATO
R


ENTITAS AKUNTANSI

ENTITAS PELAPORAN

1

Definisi

Unit pemerintahan
pengguna
anggaran/pengguna
barang dan oleh
karenanya wajib
menyelenggarakan
akuntansi dan
menyusun laporan
keuangan untuk
digabungkan pada
entitas pelaporan


Unit pemerintahan
yang terdiri dari
satu atau lebih
entitas akuntansi
atau entitas
pelaporan yang
menurut ketentuan
peraturan
perundangundangan wajib
menyampaikan
laporan
pertanggungjawaba
n berupa laporan
8
keuangan

ENTITAS AKUNTANSI VS ENTITAS PELAPORAN
NO

INDIKATO

R

ENTITAS AKUNTANSI

ENTITAS PELAPORAN

2

Komponen

1. KPA-K/L yang
mempunyai dokumen
anggaran tersendiri

1. Pemerintah Pusat

2. Bendahara Umum
Daerah (BUD)

2. Pemerintah Daerah


3. Kuasa Pengguna
Anggaran di
lingkungan Pemda bila
mempunyai dokumen
pelaksanaan anggaran
yang terpisah

3. Kementerian
Negara/lembaga di
lingkungan Pemerintah
Pusat

4. Satuan organisasi di
lingkungan
pusat/daerah atau
organisasi lainnya, jika
menurut peraturan
perundang-undangan
satuan organisasi

9
dimaksud wajib

PERANAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTA

Akuntabilitas

• mempertanggungjawabkan pengelolaan
dan pelaksanaan kebijakan sumber daya
dalam mencapai tujuan

Manajemen

• memudahkan fungsi perencanaan,
pengelolaan dan pengendalian atas aset,
kewajiban dan ekuitas dana pemerintah

Transparansi

• memberikan informasi keuangan yang

terbuka, jujur, menyeluruh kepada
stakeholders

Evaluasi Kinerja

Keseimbangan
Antargenerasi

• mengevaluasi kinerja entitas pelaporan,
terutama dalam menggunakan sumber
daya ekonomi untuk mencapai kinerja
Transparansi informasi mengenai
• memberikan
kecukupan penerimaan pemerintah
untuk membiayai seluruh pengeluaran,
dan apakah generasi y.a.d ikut
menanggung beban pengeluaran
tersebut
10


TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

Menyajikan informasi yang
bermanfaat bagi para
pengguna dalam menilai
akuntabilitas dan membuat
keputusan ekonomi, sosial
maupun politik.

11

KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN POKOK

1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran
Lebih (Laporan Perubahan SAL)
3. Neraca
4. Laporan Operasional (LO)
5. Laporan Arus Kas (LAK)
6. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
7. Catatan atas Laporan Keuangan
(CaLK)

ASUMSI DASAR
 Asumsi

kemandirian entitas
 Asumsi kesinambungan entitas
 Asumsi keterukuran dalam
satuan uang (monetary
measurement)

13

KARAKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN KEUANGAN






Relevan;
Andal;
Dapat dibandingkan; dan
Dapat dipahami

PRINSIP AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGA










Basis akuntansi;
Prinsip nilai historis;
Prinsip realisasi;
Prinsip substansi mengungguli
bentuk formal;
Prinsip periodisitas;
Prinsip konsistensi;
Prinsip pengungkapan lengkap; dan
Prinsip penyajian wajar.
16

BASIS AKUNTANSI
 Basis akuntansi yang digunakan dalam
laporan keuangan pemerintah entitas
adalah Basis Akrual
 Basis akrual digunakan untuk
pengakuan pendapatan-LO, beban,
aset, kewajiban dan ekuitas
 Dalam hal anggaran disusun dan
dilaksanakan berdasarkan basis kas
maka LRA disusun berdasarkan basis
kas

PRINSIP NILAI HISTORIS
Aset

dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas
yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan
(consideration) untuk memperoleh aset tersebut pada
saat perolehan.

Kewajiban

dicatat sebesar jumlah kas dan setara kas
yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi
kewajiban di masa yang akan datang.

Nilai

historis lebih dapat diandalkan daripada
penilaian yang lain karena lebih obyektif dan dapat
diverifikasi.

18

PRINSIP REALISASI


Pendapatan basis kas yang tersedia yang
telah diotorisasikan melalui anggaran
pemerintah selama suatu periode akuntansi
akan digunakan untuk membiayai utang
dan belanja yang terjadi dalam periode
tersebut.



Prinsip penandingan pendapatan-belanja
tidak mendapat penekanan seperti dalam
akuntansi komersial.
19

SUBSTANSI MENGUNGGULI BENTUK FORMAL

Peristiwa harus dicatat dan disajikan
sesuai dengan substansi dan realitas
ekonomi, bukan hanya mengikuti
aspek formalitas.

KONSISTENSI


Perlakuan akuntansi yang sama harus
ditetapkan pada kejadian yang serupa dari
periode ke periode oleh suatu entitas (prinsip
konsistensi internal).



Metode akuntansi yang dipakai dapat diubah
dengan syarat metode yang baru diterapkan
menunjukkan hasil yang lebih baik dari metode
yang lama.



Pengaruh atas perubahan penerapan metode
harus diungkapkan dalam laporan keuangan.
21

PERIODISITAS

Kegiatan akuntansi dan
pelaporan keuangan entitas
pemerintah perlu dibagi
menjadi periode-periode
pelaporan sehingga kinerja
entitas dapat diukur dan posisi
sumber daya yang dimilikinya
dapat ditentukan
22

PENGUNGKAPAN LENGKAP
 Laporan

keuangan harus
menyajikan secara lengkap
informasi yang dibutuhkan oleh
pengguna.

 Informasi

tersebut dapat
ditempatkan pada lembar muka
laporan keuangan atau catatan
atas laporan keuangan.
23

PENYAJIAN WAJAR
Dalam penyajian dengan wajar posisi
keuangan, kinerja, dan perubahan posisi
keuangan suatu entitas, diperlukan
pertimbangan sehat yang mengandung
unsur-unsur kehati-hatian pada saat
melakukan prakiraan dalam kondisi
ketidakpastian sehingga aset atau
pendapatan tidak dinyatakan terlalu tinggi
dan kewajiban tidak dinyatakan terlalu
rendah
24

KENDALA INFORMASI YANG RELEVAN
 MATERIALITAS
 PERTIMBANGAN

BIAYA DAN MANFAAT
 KESEIMBANGAN ANTAR KARAKTIRISTIK
KUALITATIF

25

PENGAKUAN ASET
Aset diakui pada saat potensi ekonomi
masa depan diperoleh dan mempunyai
nilai yang dapat diukur dengan andal;
 Aset dalam bentuk piutang diakui ketika
hak klaim untuk mendapatkan arus kas
masuk atau manfaat ekonomi lainnya
dari entitas lainnya telah atau tetap
masih terpenuhi,dan nilai klaim tersebut
dapat diukur atau diestimasi
 Aset dalam bentuk kas yang diperoleh
pemerintah titik pengakuannya
memerlukan pengaturan yang lebih rinci


26

PENGAKUAN KEWAJIBAN


Kewajiban diakui pada saat dana
pinjaman diterima atau pada saat
kewajiban timbul

27

PENGAKUAN PENDAPATAN

Pendapatan-LO diakui pada saat
timbulnya hak atas pendapatan
tersebut atau ada aliran masuk
sumber daya ekonomi
 Pendapatan-LRA diakui pada saat
kas diterima di Rekening Kas
Umum Negara/Daerah


28

PENGAKUAN BEBAN DAN BELANJA

Beban diakui pada saat
timbulnya kewajiban, terjadinya
konsumsi aset, atau terjadinya
penurunan manfaat ekonomi
atau potensi jasa
 Belanja diakui berdasarkan
terjadinya pengeluaran dari
Rekening Kas Umum
Negara/Daerah.


29

PENGAKUAN UNSUR LAPORAN KEUANGAN

Pengukuran adalah proses penetapan
nilai mata uang untuk mengakui dan
memasukkan setiap pos dalam laporan
keuangan menggunakan nilai perolehan
historis
 Aset dicatat sebesar pengeluaran/
penggunaan sumber daya ekonomi
atau sebesar nilai wajar dari imbalan
yang diberikan untuk memperoleh aset
tersebut
 Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar
sumber daya ekonomi yang digunakan
pemerintah untuk memenuhi kewajiban
yang bersangkutan


30

KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

KSAP
KSAP

PSAP NO. 01
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

KSAP
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

POKOK BAHASAN

Tujuan
Ruang Lingkup
Definisi Unsur Laporan Keuangan
Basis Akuntansi
Tanggung Jawab Pelaporan Keuangan
Informasi Laporan Keuangan
Komponen-Komponen Laporan Keuangan
Struktur dan Isi Laporan Keuangan

KSAP

TUJ UAN PSAP 01



Tujuan PSAP 01 adalah untuk mengatur
penyajian laporan keuangan untuk tujuan
umum.



Laporan keuangan untuk tujuan umum adalah
laporan keuangan yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar
pengguna laporan termasuk lembaga legislatif
sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan
peraturan perundang-undangan
(Par 1)
33

KSAP

RUANG LINGKUP



Laporan keuangan untuk tujuan umum disusun
dan disajikan dengan basis akrual



Pernyataan standar ini berlaku untuk entitas
pelaporan dalam menyusun laporan keuangan
suatu entitas pemerintah pusat, pemerintah
daerah dan laporan keuangan konsolidasian,
tidak termasuk perusahaan negara/daerah
(Par 2)

34

KSAP

DEFINISI

Pendatapan-LRA: semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara /Daerah yang menambah
Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak
pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.
Pendapatan-LO: hak pemerintah pusat/daerah yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam
periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.
Belanja: semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang mengurangi Saldo

Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh pemerintah.
Beban: penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang

menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya
kewajiban.

(Par 8)

35

KSAP

DEFINISI

Surplus/Defisit-LRA:selisih lebih/kurang antara pendapatan-LRA dan belanja selama satu periode
pelaporan.
Surplus/Defisit-LO: selisih antara pendapatan-LO dan beban selama satu periode pelaporan,
setelah diperhitungkan surplus/ defisit dari kegiatan non operasional dan pos luar biasa.
Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat disusutkan
(depreciable assets) selama masa manfaat aset yang bersangkutan.
Pos luar biasa: pendapatan luar biasa/ beban luar biasa yg terjadi karena kejadian atau transaksi
yg bukan merupakan operasi biasa, tidak diharapkan sering atau rutin terjadi, dan berada di luar
kendali atau pengaruh entitas bersangkutan.
Saldo Anggaran Lebih adalah gunggungan saldo yang berasal dari akumulasi SiLPA/SiKPA tahuntahun anggaran sebelumnya dan tahun berjalan serta penyesuaian lain yang diperkenankan
(Par 8)

36

KSAPTANGGUNG JAWAB PELAPORAN KEUANGAN
Tanggung jawab penyusunan dan
penyajian laporan keuangan berada
pada pimpinan entitas
(Par 13)

KSAP

INFORMASI LAPORAN KEUANGAN

Laporan keuangan menyediakan informasi mengenai
entitas pelaporan dalam hal:












Aset;
Kewajiban;
Ekuitas;
Pendapatan-LRA;
Belanja;
Transfer;
Pembiayaan;
Saldo anggaran lebih
Pendapatan-LO;
Beban; dan
Arus kas.

(Par 11)
38

KSAP KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN
Komponen laporan keuangan pokok:








Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Perubahan SAL
Neraca
Laporan Operasional (LO)
LAK
Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
CaLK

(Par 14)
Setiap entitas menyajikan komponen-komponen laporan keuangan tersebut
kecuali :
• LAK yang hanya disajikan oleh entitas yang mempunyai fungsi perbendaharaan
umum;
• Laporan Perubahan SAL yang hanya disajikan oleh Bendahara Umum
Negara/Daerah dan entitas pelaporan yang menyusun laporan keuangan
konsolidasiannya.
(Par 15)

KSAP





LAPORAN KEUANGAN

Tetap diperlukan untuk memenuhi kewajiban pemerintah yang
diatur dalam peraturan perundangan (statutory)
Laporan Perubahan SAL menyajikan secara komparatif dengan periode
sebelumnya pos-pos berikut:
a. Saldo Anggaran Lebih awal;
b. Penggunaan Saldo Anggaran Lebih;
c. Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran tahun berjalan;
d. Koreksi Kesalahan Pembukuan tahun Sebelumnya; dan
e. Lain-lain;
f. Saldo Anggaran Lebih Akhir.
(Par 41)
Neraca menggambarkan posisi keuangan pemerintah mengenai aset,
kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu.

KSAP

LAPORAN ARUS KAS

 Menyajikan informasi mengenai sumber,
penggunaan, perubahan kas dan setara kas pada
tanggal pelaporan.
 Disajikan oleh entitas yang mempunyai fungsi
perbendaharaan umum (Par 15)
 Arus masuk dan keluar kas diklasifikasikan
berdasarkan aktivitas operasi, investasi,
pendanaan, dan transitoris (Par 90)

LAPORAN OPERASIONAL

KSAP

 Merupakan Laporan yang menyajikan pos-pos
sebagai berikut:
a)
b)
c)
d)
e)

Pendapatan-LO dari kegiatan operasional;
Beban dari kegiatan operasional ;
Surplus/defisit dari Kegiatan Non Operasional, bila ada;
Pos luar biasa, bila ada;
Surplus/defisit-LO.

• Kegiatan dapat dianalisis menurut klasifikasi
ekonomi atau fungsi.
(Par 92-93)

KSAP

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

• Merupakan Laporan yang menyajikan pos-pos:
a) Ekuitas awal;
b) Surplus/defisit-LO pada periode bersangkutan;
c) Koreksi-koreksi yang langsung menambah/ mengurangi
ekuitas, yang antara lain berasal dari dampak kumulatif
yang disebabkan oleh perubahan kebijakan akuntansi dan
koreksi kesalahan mendasar, misalnya: koreksi kesalahan
mendasar dari persediaan yang terjadi pada periodeperiode sebelumnya dan perubahan nilai aset tetap karena
revaluasi aset tetap.
d) Ekuitas akhir.
• Rincian dari unsur dalam LPE disajikan dalam CALK
(Par 101)

KSAP CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
• Disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam LRA, Laporan
Perubahan SAL, Neraca, LO, LAK, dan LPE harus mempunyai referensi
silang dengan informasi terkait dalam Catatan atas Laporan
Keuangan.
• Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar
terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam LRA,
Laporan Perubahan SAL, Neraca, LO, LAK, dan LPE.
• Catatan atas laporan keuangan terdiri dari:
– Informasi umum entitas pelaporan dan entitas akuntansi
– Informasi tentang kebijakan fisal / keuangan
– Ikhtisar pencapaian target keuangan
– Dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi
– Informasi yang diharuskan PSAP yang belum disajikan
– Informasi lainnya untuk penyajian yang wajar
(Par 104 sd 113)

KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

KSAP
KSAP

PSAP NO. 02
LAPORAN REALISASI ANGGARAN

KSAPRUANG LINGKUP DAN MANFAAT PSAP No. 02


PSAP No. 02 diterapkan dalam penyajian Laporan
Realisasi Anggaran yang disusun dan disajikan
dengan menggunakan anggaran berbasis kas;



LRA menyediakan informasi mengenai realisasi
pendapatan-LRA, belanja, transfer, surplus/defisitLRA, dan pembiayaan dari suatu entitas pelaporan
yang masing-masing diperbandingkan dengan
anggarannya.

KSAPDEFINISI LRA
Laporan Realisasi Anggaran (LRA) merupakan
salah satu komponen laporan keuangan
pemerintah yang menyajikan
informasi
tentang realisasi dan anggaran entitas
pelaporan secara tersanding untuk suatu
periode tertentu.

KSAPBASIS AKUNTANSI
PENCATATAN LRA MENGGUNAKAN “BASIS KAS”:
 Pendapatan-LRA diakui pada saat diterima pada
rekening Kas Umum Negara/Kas Umum Daerah
 Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari
rekening Kas Umum Negara/Kas Umum Daerah
 Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima
pada rekening Kas Umum Negara/Kas Umum Daerah
 Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan
dari rekening Kas Umum Negara/Kas Umum Daerah

KSAPISI LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Laporan Realisasi Anggaran sekurang-kurangnya mencakup pos-pos
sebagai berikut:
ISI LRA

DEFINISI

Pendapatan-LRA

Semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang
menambah saldo anggaran lebih dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah,
dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.

Belanja

Semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah
yang mengurangi saldo anggaran lebih dalam periode tahun
anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh pemerintah.

Transfer

Penerimaan/pengeluaran uang dari suatu entitas pelaporan
dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana
perimbangan dan dana bagi hasil

Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010

49

KSAPISI LAPORAN REALISASI ANGGARAN
ISI LRA
Surplus/defisit-LRA

DEFINISI
Selisih lebih/kurang antara pendapatan – LRA dan belanja
selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos
Surplus/Defisit LRA

Penerimaan Pembiayaan

Semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara/Daerah
antara lain berasal dari penerimaan pinjaman, penjualan
obligasi pemerintah, hasil privatisasi perusahaan
negara/daerah, penerimaan kembali pinjaman yang
diberikan kepada fihak ketiga, penjualan investasi
permanen lainnya, dan pencairan dana cadangan

Pengeluaran Pembiayaan

Semua pengeluaran Rekening Kas Umum Negara/Daerah
antara lain pemberian pinjaman kepada fihak ketiga,
penyertaan modal pemerintah, pembayaran kembali
pokok pinjaman dalam periode tahun anggaran tertentu,
dan pembentukan dana cadangan

Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010

50

KSAPISI LAPORAN REALISASI ANGGARAN
ISI LRA
Pembiayaan Neto

DEFINISI
Selisih antara penerimaan pembiayaan setelah dikurangi
pengeluaran pembiayaan dalam periode tahun anggaran
tertentu
Sisa Lebih/kurang pembiayaan Selisih lebih/kurang antara realisasi penerimaan dan
anggaran (SILPA/SIKPA)
pengeluaran selama satu periode pelaporan

Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010

51

KSAPINFORMASI YANG DISAJIKAN DALAM LRA
 Entitas pelaporan menyajikan klasifikasi
pendapatan menurut jenis pendapatan LRA.
Rincian lebih lanjut jenis pendapatan
disajikan pada Catatan atas Laporan
Keuangan;
 Entitas pelaporan menyajikan klasifikasi
belanja menurut jenis belanja dalam LRA.
Klasifikasi belanja menurut fungsi disajikan
dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010

52

KSAPAKUNTANSI ANGGARAN







Akuntansi anggaran merupakan teknik pertanggungjawaban dan
pengendalian manajemen yang digunakan untuk membantu
pengelolaan pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan.
Anggaran pendapatan meliputi estimasi pendapatan yang
dijabarkan menjadi alokasi estimasi pendapatan.
Anggaran belanja terdiri dari apropriasi yang dijabarkan menjadi
otorisasi kredit anggaran (allotment).
Anggaran pembiayaan terdiri dari penerimaan pembiayaan dan
pengeluaran pembiayaan
Akuntansi anggaran diselenggarakan pada saat anggaran
disahkan dan anggaran dialokasikan

Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010

53

KSAPAKUNTANSI PENDAPATAN LRA





Pendapatan-LRA diakui pada saat diterima pada
RKUN/D
Pendapatan-LRA diklasifikasikan menurut jenis
pendapatan
Transfer masuk adalah penerimaan uang dari
entitas pelaporan lain, misal DAU dan DBH
Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan
azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan
bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran)

Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010

54

KSAPAKUNTANSI PENDAPATAN LRA





Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatanLRA bruto (biaya) bersifat variabel terhadap
pendapatan dimaksud dan tidak dapat dianggarkan
terlebih dahulu dikarenakan proses belum selesai,
maka asas bruto dapat dikecualikan;
Dalam hal BLU, pendapatan diakui dengan mengacu
pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pengembalian yang sifatnya sistemik (normal) dan
berulang (recurring) atas penerimaan pendapatan-LRA
pada periode penerimaan maupun pada periode
sebelumnya dibukukan sebagai pengurang pendapatanLRA
Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010

55

KSAPAKUNTANSI PENDAPATAN LRA




Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang
(non-recurring) atas penerimaan pendapatan-LRA yang
terjadi pada periode penerimaan pendapatan-LRA
dibukukan sebagai pengurang Pendapatan-LRA pada
periode yang sama;
Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang
(non-recurring) atas penerimaan pendapatan-LRA yang
terjadi pada periode sebelumnya dibukukan sebagai
pengurang
Saldo Anggaran Lebih pada periode
ditemukannya koreksi dan pengembalian tersebut.

Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010

56

KSAPAKUNTANSI BELANJA






Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari
Rekening Kas umum Negara/Daerah
Pengeluaran melalui bendahara pengeluaran,
pengakuan belanjanya terjadi pada saat
pertanggungjawab an atas pengeluaran tersebut
disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi
perbendaharaan.
Belanja BLU diakui dengan mengacu pada peraturan
perundang-undangan yang mengatur BLU
Belanja diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi
(jenis belanja), organisasi, dan fungsi

Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010

57

KSAPAKUNTANSI SURPLUS/DEFISIT LRA
 Selisih antara pendapatan-LRA dan belanja
selama satu periode pelaporan dicatat dalam
pos Surplus/Defisit-LRA
 Surplus-LRA adalah selisih lebih antara
pendapatan-LRA dan belanja selama satu
periode pelaporan
 Defisit-LRA adalah selisih kurang antara
pendapatan-LRA dan belanja selama satu
periode pelaporan
Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010

58

KSAPAKUNTANSI PEMBIAYAAN





Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik
penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan
diterima kembali, yang dalam penganggaran pemerintah
terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau
memanfaatkan surplus anggaran.
Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada Rekening
Kas Umum Negara/Daerah
Akuntansi penerimaan pembiayaan dilaksanakan berdasarkan
azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan
tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan
pengeluaran)

Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010

59

KSAPAKUNTANSI PEMBIAYAAN




Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan
dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah;
Pencairan Dana Cadangan mengurangi Dana Cadangan
yang bersangkutan;
Pembentukan Dana Cadangan menambah Dana
Cadangan yang bersangkutan. Hasil-hasil yang diperoleh
dari pengelolaan Dana Cadangan di pemerintah daerah
merupakan penambah Dana Cadangan. Hasil tersebut
dicatat sebagai Pendapatan-LRA dalam pos pendapatan
asli daerah lainnya.

Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010

60

KSAPTRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING
• Transaksi dalam mata uang asing harus
dibukukan dalam mata uang rupiah
• Dalam hal tersedia dana dalam mata uang
asing yang sama dengan yang digunakan
dalam transaksi, maka transaksi dalam mata
uang asing tersebut dicatat dengan
menjabarkannya ke dalam mata uang rupiah
berdasarkan kurs tengah bank sental pada
tanggal transaksi
Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010

61

KSAPTRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING
Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata uang
asing yang digunakan dalam transaksi dan mata
uang asing tersebut dibeli dengan rupiah, maka
transaksi dalam mata uang asing tersebut dicatat
dalam rupiah berdasarkan kurs transaksi, yaitu
sebesar
rupah
yang
digunakan
untuk
memperoleh valuta asing tersebut

Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010

62

KSAPTRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING
 Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata uang
asing yang digunakan untuk bertransaksi dan mata
uang asing tersebut dibeli dengan mata uang asing
lainnya, maka:
a) Transaksi mata uang asing ke mata uang asing
lainnya dijabarkan dengan menggunakan kurs
transaksi;
b) Transaksi dalam mata uang asing lainnya
tersebut dicatat dalam rupiah berdasarkan kurs
tengah bank sentral pada tanggal transaksi
Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010

63

KSAPSALDO NORMAL ANGGARAN
Perkiraan

Tambah

Kurang

Saldo Normal

Pendapatan

K

D

K

Belanja

D

K

D

Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010

64

KSAPLRA DALAM AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
 LRA dihasilkan dari siklus anggaran yang sebaiknya
tidak disatukan dengan siklus akuntansi.
 Untuk siklus anggaran, yang dicatat hanyalah
transaksi anggaran dan harus sesuai dengan pos
anggarannya
 LRA hanya berfokus pada transaksi dengan basis
kas, sehingga untuk penerimaan dan pengeluaran
yang tidak terkait dengan kas tidak dicatat dalam
LRA. Jika ditambahkan boleh dimasukkan dalam
informasi tambahan LRA.
Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010

65

KSAP

TRANSAKSI ANGGARAN

 Transaksi belanja
Belanja
Perubahan SAL
Akun

xxxx
xxxx

Perantara

 Transaksi pendapatan
Perubahan SAL
Pendapatan

xxxx
xxxx

 Jurnal penutup
Pendapatan
Belanja
Perubahan SAL

xxxx
xxxx
xxxx
Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010

SAL
xxxx

66

KSAP

TRANSAKSI BELANJA ASET TETAP & PERSEDIAAN

Pemda pada 5 Desember membayar 500.000.000 untuk
membeli peralatan melalui pengeluaran LS
Tanggal
5 Des

Finansial
Aset tetap – peralatan
R/K PPKD

Anggaran
500.000.000
500.000.000

Belanja Modal

500.000.000

Perubahan SAL

500.000.000

Pemda pada 15 Desember membayar 40.000.000 untuk
membeli persediaan dengan pengeluaran LS
Tanggal
15 Des

Finansial
Persediaan
R/K PPKD

Anggaran
40.000.000
40.000.000

Belanja Barang
Perubahan SAL

40.000.000
40.000.000

KSAP

TRANSAKSI PENERIMAAN

Pada tanggal 7 Januari, SKPD A mengeluarkan SKP atas restoran Lazata sebesar
10.000.000 dan hotel Melati 300.000.000. Pada tanggal 16 Februari restoran Lazata
membayar ke bendahara penerimaan SKPD A dan pada hari yang sama bendahara
penerimaan menyetorkan ke rekening kas daerah. Pada 25 Februari Hotel Melati
membayar pajak hotel ke kas umum daerah.
Tanggal
7 jan
16 Feb
16 Feb
25 Feb

Finansial
Piutang Pendapatan
Pendapatan Pajak – LO
Kas di Bendahara Penerimaan
Piutang Pendapatan
R/K PPKD
Kas Dibendahara Pe
nerimaan
R/K PPKD
Piutang Pendapatan

Anggaran
310.000.000
Tidak dicatat
310.000.000
10.000.000
Perubahan SAL
10.000.000
Pendapatan Pajak – LRA
10.000.000
Tidak dicatat
10.000.000

10.000.000
10.000.000

300.000.000
Perubahan SAL
300.000.000
Pendapatan Pajak – LRA

300.000.000
300.000.000

KSAP

TRANSAKSI BELANJA

Pada tanggal 30 Januari, SKPD A membayar gaji pegawai dengan LS
sebesar 80.000.000
Tanggal
30 Jan

Finansial
Beban Gaji
R/K PPKD

Anggaran
80.000.000
Belanja Gaji
80.000.000
Perubahan SAL

80.000.000
80.000.000

Pada tanggal 3 Maret, SKPD A membayar biaya pemeliharaan dengan
kas sebesar 10.000.000
Tanggal
30 Jan

Finansial
Beban pemeliharaan
Kas Bendahara pengeluaran

Anggaran
10.000.000
Belanja Gaji
10.000.000
Perubahan SAL

10.000.000
10.000.000

KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

PSAP NO. 03
LAPORAN ARUS KAS

70

TUJUAN PELAPORAN ARUS KAS
Memberikan informasi :

sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara selama suatu
periode akuntansi, serta

saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan.

lampiran I PP No.71 Tahun 2010

71

RUANG LINGKUP
Pemerintah pusat dan daerah yang menyusun dan
menyajikan laporan keuangan dengan basis
akuntansi akrual wajib menyusun laporan arus
kas sesuai dengan standar ini untuk setiap
periode penyajian laporan keuangan sebagai
salah satu komponen laporan keuangan pokok

lampiran I PP No.71 Tahun 2010

72

KAS DAN SETARA KAS
 Kas dan setara kas harus disajikan dalam
laporan arus kas
 Suatu investasi disebut setara kas kalau
investasi dimaksud mempunyai masa jatuh
tempo 3 (tiga) bulan atau kurang dari tanggal
perolehannya
 Mutasi antar pos-pos kas dan setara kas tidak
diinformasikan dalam laporan keuangan
 Entitas pelaporan mengungkapkan komponen
kas dan setara kas dalam LAK yang jumlahnya
sama dengan pos terkait di neraca
lampiran I PP No.71 Tahun 2010

73

ENTITAS PELAPORAN ARUS KAS

Entitas pelaporan yang wajib
menyusun dan menyajikan laporan
arus kas adalah unit organisasi
yang mempunyai fungsi
perbendaharaan umum

lampiran I PP No.71 Tahun 2010

74

PENYAJIAN LAK
UNSUR LAPORAN
ARUS KAS
1. Aktivitas operasi

PENJELASAN
 Aktivitas operasi adalah aktivitas penerimaan dan
pengeluaran kas yang ditujukan untuk kegiatan
operasional pemerintah selama satu periode
akuntansi
 Arus kas bersih aktivitas operasi merupakan
indikator yang menunjukkan kemampuan operasi
pemerintah dalam menghasilkan kas yang cukup
untuk membiayai aktivitas operasionalnya di masa
yad tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari
luar

lampiran I PP No.71 Tahun 2010

75

PENYAJIAN LAK
UNSUR LAPORAN
ARUS KAS
2. Aktivitas Investasi

PENJELASAN
 Aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas
yang ditujukan untuk perolehan dan
pelepasan aset tetap serta investasi lainnya
yang tidak termasuk dalam setara kas
 Arus
kas
dari
aktivitas
investasi
mencerminkan penerimaan dan pengeluaran
kas bruto dalam rangka perolehan dan
pelepasan sumber daya ekonomi yang
bertujuan
untuk
meningkatkan
dan
mendukung pelayanan pemerintah kepada
masyarakat di masa yad.

lampiran I PP No.71 Tahun 2010

76

PENYAJIAN LAK
UNSUR LAPORAN
ARUS KAS

PENJELASAN

3. Aktivitas Pendanaan

Aktivitas pendanaan adalah penerimaan dan
pengeluaran kas yang berhubungan dengan
pemberian piutang jangka panjang dan/atau
pelunasan utang jangka panjang yang
mengakibatkan perubahan dalam jumlah dan
komposisi piutang jangka panjang dan utang
jangja panjang

4. Aktivitas transitoris

Aktivitas transitoris adalah aktivitas penerimaan
dan pengeluaran kas yang tidak termasuk dalam
aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

lampiran I PP No.71 Tahun 2010

77

PELAPORAN ARUS KAS




Entitas pelaporan dapat menyajikan arus kas
dari aktivitas operasi dengan cara:
 Metode langsung
 Metode tidak langsung
Entitas pelaporan pemerintah pusat/daerah
sebaiknya menggunakan metode langsung
dalam melaporkan arus kas dari aktivitas
operasi

lampiran I PP No.71 Tahun 2010

78

ARUS KAS MATA UANG ASING




Arus kas yang timbul dari transaksi mata uang
asing harus dibukukan dengan menggunakan
mata uang rupiah dengan menjabarkan mata
uang asing tersebut ke dalam mata uang rupiah
berdasarkan kurs pada tanggal transaksi
Keuntungan atau kerugian yang belum
direalisasikan akibat perubahan kurs mata uang
asing tidak akan mempengaruhi arus kas

lampiran I PP No.71 Tahun 2010

79

TRANSAKSI BUKAN KAS





Transaksi operasi, investasi, dan pendanaan
yang tidak mengakibatkan penerimaan atau
pengeluaran kas dan setara kas tidak
dilaporkan dalam LAK.
Transaksi tersebut harus diungkapkan dalan
CaLK
Contoh transaksi bukan kas yang tidak
mempengaruhi LAK adalah perolehan aset
dengan pertukaran atau hibah.

lampiran I PP No.71 Tahun 2010

80

PENGUNGKAPAN





Entitas pelaporan mengungkapkan jumlah saldi
kas dan setara kas yang signifikan yang tidak
boleh digunakan oleh entitas.
Hal ini dijelaskan dalam CaLK
Contoh kas dan setara kas yang tidak boleh
digunakan oleh entitas adalah kas yang
ditempatkan sebagai jaminan dan kas yang
dikhususkan penggunaannya untuk kegiatan
tertentu

lampiran I PP No.71 Tahun 2010

81

Ilustrasi
Laporan Arus
Kas

Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010

82

Ilustrasi
Laporan Arus
Kas

Lampiran I PP No. 71 Tahun 2010

83

KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

PSAP NO. 04
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN

TUJUAN
Tujuan Pernyataan Standar Catatan atas
Laporan Keuangan adalah mengatur
penyajian dan pengungkapan yang
diperlukan pada Catatan Atas Laporan
Keuangan

lampiran I PP No.71 Tahun 2010

85

TUJUAN PENYAJIAN CALK
Untuk meningkatkan transparansi
laporan keuangan dan penyediaan
pemahaman yang lebih baik atas
informasi keuangan pemerintah

lampiran I PP No.71 Tahun 2010

86

RUANG LINGKUP
1.
2.

Laporan Keuangan untuk tujuan
umum untuk entitas pelaporan
Laporan Keuangan yang diharapkan
menjadi Laporan Keuangan untuk
tujuan umum oleh entitas yang bukan
merupakan entitas pelaporan

lampiran I PP No.71 Tahun 2010

87

KETENTUAN UMUM
• Setiap entitas pelaporan diharuskan untuk menyajikan Catatan atas
Laporan Keuangan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari laporan
keuangan untuk tujuan umum.
• Catatan atas Laporan Keuangan dimaksudkan agar laporan keuangan
dapat dipahami oleh pembaca secara luas, tidak terbatas hanya untuk
pembaca tertentu ataupun manajemen entitas pelaporan.
• Laporan Keuangan mungkin mengandung informasi yang dapat
mempunyai potensi kesalahpahaman di antara pembacanya.
• Kesalahpahaman dapat saja disebabkan oleh persepsi dari pembaca
laporan keuangan.
• Perlunya pengungkapan basis akuntansi dan kebijakan akuntansi yang
diterapkan akan membantu pembaca menghindari kesalahpahaman
dalam memahami laporan keuangan

lampiran I PP No.71 Tahun 2010

88

STRUKTUR DAN ISI
Catatan atas Laporan Keuangan harus disajikan secara sistematis.
Setiap pos dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan
Operasional dan dan Laporan Arus Kas harus dapat mempunyai
referensi silang dengan informasi terkait dalam Catatan atas
Laporan Keuangan.
• Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar
terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam
seluruh komponen laporan keuangan
• CaLK menyajikan informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapanpengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar
atas laporan keuangan, seperti kewajiban kontinjensi dan komitmenkomitmen lainnya.


lampiran I PP No.71 Tahun 2010

89

STRUKTUR DAN ISI
Catatan atas Laporan Keuangan menyajikan informasi tentang penjelasan pos-pos
laporan keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai, mengenai:
a) Informasi umum tentang Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi
b) Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi makro
c) Ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan, berikut kendala dan
hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target;
d) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan
akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadiankejadian penting lainnya;
e) Rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada lembar muka
laporan keuangan
f) Informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan yang
belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan;
g) informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak
disajikan dalam lembar muka laporan keuangan
lampiran I PP No.71 Tahun 2010

90

RINCIAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai
suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas.
Bab I Pendahuluan

Bab V Kebijakan Akuntansi

Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan

5.1. Entitas pelaporan

Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan

5.2. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan
Laporan Keuangan

Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan
Sistematika penyajian Catatan atas Laporan Keuangan
Bab II Ekonomi Makro
2.1. Ekonomi Makro
2.2. Kebijakan Keuangan
2.3. Indikator Pencapaian Kinerja Fiskal dan Moneter
2.4. Indikator Pencapaian Kinerja Program Entitas
Pelapor
Bab III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Fiskal dan Moneter
3.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Sasaran Kinerja Fiskal
dan Moneter
3.2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pencapaian
Kinerja
Bab IV Ikhtisar pencapaian kinerja program entitas
pelapor

5.3 Basis pengukuran yang Mendasari Penyusunan
Laporan Keuangan
5.4. Kebijakan Akuntansi yang Berkaitan dengan
Rekening-rekening Akuntansi
Bab VI Penjelasan Rekening-rekening Laporan Keuangan
6.1 Rincian dan Penjelasan Masing-masing Rekening
Laporan Keuangan
6.1.1 Pendapatan
6.1.2 Belanja
6.1.3 Pembiayaan
6.1.4 Aset
6.1.5 Kewajiban
6.1.6 Ekuitas Dana

6.1.7 Komponen-komponen Arus kas
6.2. Pengungkapan atas Pos-pos Aset dan Kewajiban
4.1. Ikhtisar realisasi pencapaian sasaran kinerja program
yang Timbul Sehubungan dengan Penerapan Basis Akrual
entitas pelapor
atas Pendapatan dan Belanja dan Rekonsiliasinya dengan
Penerapan Basis Kas, untuk Entitas Pelaporan yang
4.2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pencapaian
Menggunakan Akuntansi Berbasis Akrual Penuh.
Kinerja
Bab Tahun
VII Penjelasan
atas Informasi non Keuangan
lampiran I PP No.71
2010
91
Bab VIII Penutup

INFORMASI UMUM
• Catatan atas Laporan Keuangan harus mengungkapkan
informasi yang merupakan gambaran entitas secara
umum.
• Untuk membantu pemahaman para pembaca laporan
keuangan, perlu ada penjelasan awal mengenai baik entitas
pelaporan maupun entitas akuntansi yang meliputi:
– domisili dan bentuk hukum suatu entitas serta jurisdiksi tempat entitas
tersebut berada;
– penjelasan mengenai sifat operasi entitas dan kegiatan pokoknya; dan
– ketentuan perundang-undangan yang menjadi landasan kegiatan
operasionalnya.

lampiran I PP No.71 Tahun 2010

92

INFORMASI KEBIJAKAN FISKAL & KEUANGAN
DAN EKONOMI MAKRO
• Catatan atas Laporan Keuangan harus dapat membantu pembaca
memahami realisasi dan posisi keuangan entitas pelaporan secara
keseluruhan, termasuk kebijakan fiskal/keuangan dan kondisi
ekonomi makro.
– Bagaimana perkembangan realisasi dan posisi keuangan/fiskal entitas
– perbedaan yang penting mengenai realisasi dan posisi keuangan/fiskal periode
berjalan bila dibandingkan dengan periode sebelumnya, dibandingkan dengan
anggaran, dan dengan rencana lainnya.
– Penjelasan perbedaan adalah perbedaan asumsi ekonomi makro
– Kebijakan pemerintah dalam peningkatan pendapatan, efisiensi belanja dan
penentuan sumber atau penggunaan pembiayaan. Misalnya penjabaran
rencana strategis dalam kebijakan penyusunan APBN/APBD, sasaran,
program dan prioritas anggaran, kebijakan intensifikasi/ekstensifikasi
perpajakan, pengembangan pasar surat utang negara.
– Ekonomi makro  asumsi-asumsi indikator ekonomi makro yang digunakan
dalam penyusunan APBN/APBD
lampiran I PP No.71 Tahun 2010

93

IKHTISAR PENCAPAIAN TARGET KEUANGAN
SELAMA TAHUN PELAPORAN BERIKUT KENDALA
DAN HAMBATAN
• Catatan atas Laporan Keuangan harus dapat menjelaskan
perubahan anggaran yang penting selama periode berjalan
dibandingkan dengan anggaran yang pertama kali disetujui oleh
DPR/DPRD, hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian
target yang telah ditetapkan, serta masalah lainnya yang dianggap
perlu oleh manajemen entitas pelaporan untuk diketahui pembaca
laporan keuangan.
– Ikhtisar pencapaian target keuangan perbandingan target
sebagaimana yang tertuang dalam APBN/APBD dengan
realisasinya.
– informasi keuangan lainnya yang dianggap perlu untuk diketahui
pembaca, misalnya kewajiban yang memerlukan ketersediaan dana
dalam anggaran periode mendatang

lampiran I PP No.71 Tahun 2010

94

DASAR PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAN
PENGUNGKAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI
KEUANGAN
• Entitas pelaporan mengungkapkan dasar penyajian laporan
keuangan dan kebijakan akuntansi dalam Catatan atas Laporan
Keuangan.
• Asumsi dasar atau konsep dasar akuntansi tertentu yang mendasari
penyusunan laporan keuangan, biasanya tidak perlu diungkapkan
secara spesifik. Pengungkapan diperlukan jika entitas pelaporan
tidak mengikuti asumsi atau konsep tersebut dan disertai alasan
dan penjelasan.
• Pertimbangan dan/atau pemilihan kebijakan akuntansi perlu
disesuaikan dengan kondisi entitas pelaporan. Sasaran pilihan
kebijakan yang paling tepat akan menggambarkan realitas ekonomi
entitas pelaporan secara tepat dalam bentuk keadaan keuangan dan
kegiatan.

lampiran I PP No.71 Tahun 2010

95

DASAR PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAN
PENGUNGKAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI
KEUANGAN
• Pengungkapan kebijakan akuntansi harus mengidentifikasikan dan
menjelaskan prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan oleh entitas
pelaporan dan metode-metode penerapannya yang secara material
mempengaruhi penyajian Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan
Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, dan
Laporan Perubahan Ekuitas. Pengungkapan juga harus meliputi
pertimbangan-pertimbangan penting yang diambil dalam memilih prinsipprinsip yang sesuai.
• kebijakan akuntansi pada Catatan atas Laporan Keuangan menjelaskan:
– Entitas pelaporan;
– Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan;
– Dasar pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan;
– sampai sejauh mana kebijakan-kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan ini diterapkan oleh suatu entitas
pelaporan pada masa transisi. Sebaliknya penerapan lebih dini disarankan
berdasarkan kesiapan entitas.
– setiap kebijakan akuntansi tertentu yang diperlukan untuk memahami laporan
keuangan.
lampiran I PP No.71 Tahun 2010

96

DASAR PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAN
PENGUNGKAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI KEUANGAN

• Kebijakan-kebijakan akuntansi yang perlu dipertimbangkan untuk disajikan :























Pengakuan pendapatan-LRA;
Pengakuan pendapatan-LO;
Pengakuan belanja;
Pengakuan beban;
Prinsip-prinsip penyusunan laporan konsolidasian;
Investasi;
Pengakuan dan penghentian/penghapusan aset berwujud dan tidak berwujud;
Kontrak-kontrak konstruksi;
Kebijakan kapitalisasi pengeluaran;
Kemitraan dengan pihak ketiga;
Biaya penelitian dan pengembangan;
Persediaan, baik yang untuk dijual maupun untuk dipakai sendiri;
Pembentukan dana cadangan;
Pembentukan dana kesejahteraan pegawai;
Penjabaran mata uang asing dan lindung nilai.
Kebijakan kapitalisasi pengeluaran;
Kemitraan dengan pihak ketiga;
Biaya penelitian dan pengembangan;
Persediaan, baik yang untuk dijual maupun untuk dipakai sendiri;
Pembentukan dana cadangan;
Pembentukan dana kesejahteraan pegawai;
Penjabaran mata uang asing dan lindung nilai.

lampiran I PP No.71 Tahun 2010

97

DASAR PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAN
PENGUNGKAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI KEUANGAN

• Kebijakan akuntansi dapat menjadi signifikan walaupun nilai
pos-pos yang disajikan dalam periode berjalan dan
sebelumnya tidak material. Selain itu, perlu pula diungkapkan
kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan yang tidak
diatur dalam Standar ini.

• Perubahan kebijakan akuntansi yang tidak mempunyai
pengaruh material dalam tahun perubahan juga harus
diungkapkan jika berpengaruh secara material terhadap
tahun-tahun yang akan datang.

lampiran I PP No.71 Tahun 2010

98

PENYAJIAN RINCIAN DAN PENJELASAN MASINGMASING POS
• Catatan atas Laporan Keuangan harus menyajikan rincian dan
penjelasan atas masing-masing pos dalam Laporan Realisasi
Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca,
Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan
Ekuitas.











Anggaran;
Realisasi;
Prosentase pencapaian;
Penjelasan atas perbedaan antara anggaran dan realisasi;
Perbandingan dengan periode yang lalu;
Penjelasan atas perbedaan antara periode berjalan dan periode yang lalu;
Rincian lebih lanjut pendapatan-LRA menurut sumber pendapatan;
Rincian lebih lanjut belanja menurut klasifikasi ekonomi, organisasi, dan fungsi;
Rincian lebih lanjut pembiayaan; dan
Penjelasan hal-hal penting yang diperlukan.

lampiran I PP No.71 Tahun 2010

99

KEJADIAN PENTING SELAMA PELAPORAN

Catatan atas Laporan Keuangan harus mengungkapkan kejadian-kejadian penting selama
tahun pelaporan, seperti:
(a) Penggantian manajemen pemerintahan selama tahun berjalan;
(b) Kesalahan manajemen terdahulu yang telah dikoreksi oleh manajemen baru;
(c) Komitmen atau kontinjensi yang tidak dapat disajikan pada Neraca; dan
(d) Penggabungan atau pemekaran entitas tahun berjalan.
(e) Kejadian yang mempunyai dampak sosial, misalnya adanya pemogokan yang harus
ditanggulangi pemerintah.
Komitmen atau kejadian kontinjensi yang perlu disajikan adalah berbagai kejadian, yang
umumnya berkaitan dengan litigasi atau penuntutan atau penggugatan yang menjadikan
pemerintah sebagai pihak tergugat. Keberatan atas ketetapan pajak, tuntutan restitusi
pajak, atau aksi masal untuk menuntut ganti rugi, adalah contoh-contoh populer untuk
kejadian kontinjensi. Sepanjang tuntutan ini belum mampu menghasilkan kemungkinan
nilai restitusi atau ganti rugi yang harus dibayar oleh negara secara meyakinkan maka
kejadian ini cukup diungkapkan secara naratif dengan atau tanpa menyebut potensi
kerugian yang ditimbulkan.
Kejadian kontinjensi yang berkemungkinan mendatangkan keuntungan bagi pemerintah,
atas dasar kehati-hatian tidak perlu dicatatkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
lampiran I PP No.71 Tahun 2010

100

KSAP PENGUNGKAPAN PERSEDIAAN
LAPORAN KEUANGAN MENGUNGKAPKAN:





Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran
persediaan
Penjelasan lebih lanjut tentang persediaan, seperti barang atau
perlengkapan yang digunakan dalam pelayanan masyarakat,
barang atau perlengkapan yang digunakan dalam proses produksi,
barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada
masyarakat, dan barang yang masih dalam proses produksi yang
dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat
Jenis, jumlah, dan nilai persediaan dalam kondisi rusak atau usang

lampiran I PP No.71 Tahun 2010

101

PENGUNGKAPAN INVESTASI
Hal-hal lain yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan
pemerintah berkaitan dengan investasi pemerintah, antara lain:
a. Kebijakan akuntansi untuk penentuan nilai investasi;
b.
c.
d.
e.
f.

Jenis-jenis investasi, investasi permanen dan nonpermanen;
Perubahan harga pasar baik investasi jangka pendek maupun
investasi jangka panjang;
Penurunan nilai investasi yang signifikan dan penyebab
penurunan tersebut;
Investasi yang dinilai dengan nilai wajar dan alasan
penerapannya;
Perubahan pos investasi.

lampiran I PP No.71 Tahun 2010

102

PENGUNGKAPAN ASET TETAP
Laporan Keuangan harus mengungkapkan untuk
masing-masing jenis aset tetap sbb:
(a) Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat
(carrying amount);
(b) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang
menunjukkan:
(1) Penambahan;
(2) Pelepasan;
(3) Akumulasi penyusutan dan perubahan nilai, jika ada;
(4)

Mutasi aset tetap lainnya.

(c) Informasi penyusutan, meliputi:
(1) Nilai penyusutan;
(2) Metode penyusutan yang digunakan;
(3) Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;
(4) Nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir
periode;
lampiran I PP No.71 Tahun 2010

103

PENGUNGKAPAN ASET TETAP
Laporan keuangan juga harus mengungkapkan:
(a) Eksistensi dan batasan hak milik atas aset tetap;
(b) Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan
dengan aset tetap;
(c) Jumlah pengeluaran pada pos aset tetap dalam
konstruksi; dan
(d) Jumlah komitmen untuk akuisisi aset tetap.

lampiran I PP No.71 Tahun 2010

104

PENGUNGKAPAN KDP
Entitas harus mengungkapkan informasi mengenai KDP
pada akhir periode akuntansi:
 Rincian kontrak konstruksi dalam pengerjaan berikut
tingkat penyelesaian dan jangka waktu penyelesaian
 Nilai kontrak konstruksi dan sumber pendanaannya
 Jumlah biaya yang telah dikeluarkan dan yang masih
harus dibayar
 Uang muka kerja yang diberikan
 Retensi

lampiran I PP No.71 Tahun 2010

105

PENGUNGKAPAN KEWAJIBAN
• Utang pemerintah harus diungkapkan secara rinci dalam
bentuk daftar skedul utang
• Informasi yang harus disajikan dalam CaLK :
(a) Jumlah saldo kewajiban jangka pendek dan jangka panjang
berdasarkan pemberi pinjaman
(b) Jumlah saldo kewajiban utang pemerintah berdasarkan jenis sekuritas
dan jatuh temponya
(c) Bunga pinjaman yang berlaku
(d) Konsekuensi penyelesaian kewajiban sebelum jatuh tempo
(e) Perjanjian restrukturisasi utang (pengurangan pinjaman, modifikasi
persyaratan utang, pengurangan tingkat bunga pinjaman,
pengunduran jatuh tempo pinjaman, pengurangan nilai jatuh tempo
pinjaman, pengurangan jumlah bunga terutang)
(f) Jumlah tunggakan pinjaman daftar umur utang berdasarkan kreditur
(g) Biaya pinjaman (perlakuan,jumlah yang dikapitalisasi,tingkat
kapitalisasi)
lampiran I PP No.71 Tahun 2010

106

PSAP NO. 05
AKUNTANSI PERSEDIAAN

10

KSAP PERSEDIAAN
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau
perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan
operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk
dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada
masyarakat.(PSAP 05 Par. 4)

lampiran I PP No.71 Tahun 2010

108

KSAPCAKUPAN PERSEDIAAN
Persediaan merupakan aset yang berupa:
A. Barang atau perlengkapan (supplies) yang
digunakan dalam rangka kegiatan operasional
pemerintah;
B. Bahan atau perlengkapan (supplies) yang akan
digunakan dalam proses produksi;
C. Barang dalam proses produksi yang
dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan
kepada masyarakat;
D. Barang yang disimpan untuk dijual atau
diserahkan kepada masyarakat dalam rangka
kegiatan pemerintahan.
lampiran I PP No.71 Tahun 2010
109

KSAPCONTOH PERSEDIAAN
Persediaan dapat terdiri dari :
 Barang konsumsi
 Amunisi
 Bahan untuk pemeliharaan
 Suku cadang
 Persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-jaga
 Pita Cukai dan leges
 Bahan baku
 Barang dalam proses/setengah jadi
 Tanah/bangunan untuk dijual atau diserahkan
kepada masyarakat
 Hewan dan tanaman, untuk dijual atau diserahkan
kepada masyarakat
lampiran I PP No.71 Tahun 2010

110

PENGAKUAN PERSEDIAAN
Persediaan diakui :

pada saat potensi manfaat ekonomi
masa depan diperoleh pemerintah
dan mempunyai nilai atau biaya yang
dapat diukur dengan andal
pada saat diterima atau
kepemilikannya
dan/
kepenguasaannya berpindah

lampiran I PP No.71 Tahun 2010

hak
atau

111

KSAP

PENGUKURAN PERSEDIAAN

Biaya
perolehan

Persediaan
diperoleh
dengan
pembelian

Harga
pokok
produksi

Persediaan
diperoleh
dengan
memproduksi
sendiri

Nilai wajar

Persediaan
diperoleh
dengan cara
lain, misalnya
donasi/rampa
san

=

Harga pembelian + biaya
pengangkutan + biaya
penanganan – potongan
harga –