MASYARAKAT MEDIA MASSA KAJIAN PENGGIRING

MASYARAKAT MEDIA MASSA
KAJIAN PENGGIRINGAN OPINI BERBASIS MEDIA ONLINE TERHADAP
MASYARAKAT DI KABUPATEN WONOSOBO

Proposal Penelitian
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Persyaratan Tugas
Metode Penelitian Sosial
Dosen Pembimbing: Dr. Ahmad Norma Permata. S. Ag., M.A
Disusun Oleh:
Tri Muryani
NIM. 15720018

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA

MASYARAKAT MEDIA MASSA
KAJIAN PENGGIRINGAN OPINI BERBASIS MEDIA ONLINE TERHADAP

MASYARAKAT DI KABUTEN WONOSOBO
Oleh: Tri Muryani
Mahasiswa Sosiologi Angkatan 2015 Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Abstrak
Kecanggihan teknologi yang semakin tidak terbendung di Abad ke-21 berdampak besar
dalam penyebaran informasi di tengah-tengah masyarakat. Tidak hanya di negara maju
seperti Singapura, sebagai negara berkembang, Indonesia juga terkena dampak yang luar
biasa dari kecanggihan teknologi. Dampak yang paling terlihat ialah mudahnya masyarakat
tergiring oleh opini-opini yang beredar di media sosial berbasis online. Meskipun
penyebaran dan dampak penggiringan opini tidak merata terjadi di seluruh wilayah di
Indonesia. Karena beberapa daerah yang tidak memiliki akses internet secara cepat, akan
cenderung lambat menerima opini dan isu populer yang digiring oleh media massa berbasis
online. Penelitian yang berjudul “Masyarakat Media Massa: Kajian Penggiringan Opini
Berbasis Media Online Terhadap Masyarakat di Kabupaten Wonosobo” ingin mengkaji
seberapa besar dampak dari penggiringan opini oleh media massa terhadap masyarakat di
Kabupaten Wonosobo. Pasalnya, Mayarakat di kabupaten ini masih belum secara
menyeluruh menerima kecanggihan teknologi. Sehingga, tujuan dari penelitian ini ingin
mengkaji sejauh mana masyarakat di Kabupaten Wonosobo tergiring oleh opini media massa
berbasis online serta penerimaan masyarakat terhadap perubahan sosial yang terjadi. Jenis

penelitian ini menggunakan Field Research atau penelitian lapangan, dengan menggunakan
teknik pengumpulan data yang berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi. Metode
penelitian yang digunakan adalah Kualitatif, dan menggunakan teori sosiologi modern yang
mengkaji tentang informasionalisme dan masyarakat jaringan serta teori komunikasi Jurgen
Hebrmas untuk menganalisis persoalan yang ada.
Key Word: Kecanggihan Teknologi, Media Massa, Perubahan Sosial, Dampak Media Online

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kecenderungan terjadinya perubahan-perubahan sosial merupakan gejala yang
wajar yang timbul dari pergaulan hidup manusia di dalam masyarakat. Perubahanperubahan sosial akan terus berlangsung sepanjang masih terjadi interaksi
antarmanusia dan antar masyarakat. Perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan
dalam unsur-unsur yang mempertahankan keseimbangan masyarakat, seperti
perubahan dalam unsur-unsur geografis, biologis, ekonomis, dan kebudayaan.
Perubahan-perubahan tersebut dilakukan untuk menyesuaikan dengan perkembangan
zaman yang dinamis.1
Media massa baik cetak maupun elektronik (termasuk di negara berkembang

mau tidak mau harus menawarkan sesuatu kepada masyarakat. Baik terkait gaya
hidup atau sebagai tempat pembentukan opini mengenai politik dan pesan moral di
dalamnya. Media massa telah menggiring masyarakat membentuk kekuatan symbol.
Sehingga apa yang diperlihatkan oleh media massa akan membentuk gaya hidup baru
masyarakat termasuk kehidupan masyarakat di negera berkembang (Abdurrahman,
2003).
Indonesia sebagai negara berkembang memiliki tingkat yang tinggi dalam
menggunakan teknologi modern berbasis internet. Menurut lembaga riset pasar eMarketer,

populasi netter Tanah Air mencapai 83,7 juta orang pada 2014.

Angka yang berlaku untuk setiap orang yang mengakses internet setidaknya satu kali
setiap bulan. Hal ini mendudukkan Indonesia di peringkat ke-6 terbesar di dunia
dalam hal jumlah pengguna internet. Pada 2017, eMarketer memperkirakan netter
Indonesia bakal mencapai 112 juta orang, mengalahkan Jepang di peringkat ke-5 yang
pertumbuhan jumlah pengguna internetnya lebih lamban. Secara keseluruhan, jumlah
pengguna internet di seluruh dunia diproyeksikan bakal mencapai 3 miliar orang pada
2015. Tiga tahun setelahnya, pada 2018, diperkirakan sebanyak 3,6 miliar manusia di
bumi bakal mengakses internet setidaknya sekali tiap satu bulan.2
1

2

http://alfinnitihardjo.ohlog.com/teori-teori-perubahan-sosial.oh112689.html%20pada%20pukul
%2022.00. diakses pada tanggal 26 september 2010
https://kominfo.go.id/content/detail/4286/pengguna-internet-indonesia-nomor-enamdunia/0/sorotan_media diakses pada tanggal 23 November 2014

2

Data di atas menunjukan adanya akses internet yang lumayan tinggi dari
masyarakat kita. Sehingga media menjadi rezim baru yang tidak terlihat dan tetulis
secara formal akan kekuasaanya. Berbagai isu dan masalah dalam dunia nyata akhirakhir ini juga dibawa oleh media massa berbasis online. Seperti kasus penistaan
agama yang melibatkan Gubernur DKI Jakarta dan berujung pada aksi masa serta
beberapa penggiringan opini publik lain seperti fenomena “Om Telolet Om” menjadi
fakta bahwa media massa berbasis online memiliki pengaruh yang besar terhadap
dunia nyata.
Meskipun begitu, tingkat antusias akan penggiringan opini yang dilakukan
oleh media massa berbasis online tidak secara menyeluruh menimpa masyarakat
Indonesia. Di Kabupaten Wonosobo misalnya, salah tau kabutapen yang ada di Jawa
tengah berbatasan dengan Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Magelang di timur,
Kabupaten Purworejo di selatan, Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Banjarnegara

di barat, serta Kabupaten Batang dan Kabupaten Kendal di utara. Di Kabupaten ini
cenderung memiliki evolusi dalam penerimaan kecanggihan teknologi. Meskipun di
daerah perkotaan terjadi konflik akibat isu yang digiring oleh media massa berbasis
online, masyarakat Kabupaten Wonosobo masih belum secara merata tergiring oleh
isu-isu (Trending Topic) yang terjadi di dunia maya.
Meskipun sudah mulai banyak masyarakat yang menggunakan Smart Phone
berbasis android, namun pengaruh penggiringan opini masih sangat minim. Salah satu
faktor penghambatnya ialah daerah Wonosobo yang notabene sebagai daerah
pegunungan, masih cenderung sulit dalam mengakses internet. Kecepatan internet
yang digunakan masyarakat masih belum cepat di banding daerah perkotaan.
Sehingga, meskipun daerah ini terletak di pulau Jawa, namun masih belum ada
kejelasan apakah penggiringan opini oleh media massa berbasis online mempengaruhi
cara pandang masyarakat Wonosobo.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan teknologi di Wonosobo?
2. Bagaimana masyarakat Wonosobo menggunakan kecanggihan teknologi
seperti internet?
3. Apa dampak penggiringan opini media massa berbasis online terhadap
masyarakat Wonosobo?


C. Tujuan Penelitian
3

1. Mengetahui seberapa besar masyarakat Wonosobo dalam menggunakan dan
mengakses internet. Mengingat kecanggihan teknologi yang begitu cepat saat
ini. Terutama akses terhadap media massa berbasis online dalam mendapatkan
informasi terkait apapun.
2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara mayarakat Wonosobo
menggunakan smart phone nya sebagai salah satu sarana dari kecanggihan
teknologi. Mengingat meskipun banyaknya masyarakat yang memiliki smart
phone, namun akses internet masih sangat terbatas baik kecepatan maupun
kemudahannya.
3. Mengetahui apakah masyarakat Wonosobo tergiring oleh opini publik yang
terjadi di dunia maya. Baik opini dalam hal politik, ekonomi, budaya, maupun
pendidikan.
D. Telaah Pustaka
Dengan mengkaji berbagai buku-buku yang ada, banyak sekali kajian yang
membahas mengenai media massa, namun belum secara spesifik membahas pengaruh
media massa berbasis online terhadap masyarakat Wonosobo. Penelitian ini menjadi
penting mengingat daerah yang teletak di daerah Jawa tengah dengan akses yang

mudah ke pusat pemerintahan, namun masih belum tergiring sepenuhnya oleh media
massa karena beberapa faktor. Ada beberapa referensi yang digunakan dalam
penelitian kali ini.
Pertama, buku karya Dan Nimmo (1989) dengan judul “Komunikasi Politik,”
terbitan PT Remaja Rosdakarya Bandung. Buku ini membahas mengenai bagaimana
penulis mengamati komunikasi di dunia Politik. Buku ini telah memberi peluang
kepadanya untuk mengenal para penyelidik dalam disiplin-disiplin di luar Ilmu Politik
dan juga membantu pengembangan apresiasi terhadap dimensi-dimensi komunikasi
yang dramatik dan simbolik dalam Ilmu Politik.
Ia juga membahas bagaimana manusia memahami aksi dirinya serta interaski
yang melahirkan sebuah transaksi. Selain itu, ia menjelaskan mengenai komunikator
politik. Siapa yaja aktor yang biasanya menggunakan komunikasi politik. Pemimpin
yang sering membangun opini publik sebagai komunikasi politiknya, baik politikus,
profesional, serta aktivis.3

3 Dan Nimmo (1989), “Komunikasi Politik”, Bandung, PT Remaja Rosdakarya
4

Kedua, buku karya David Holmes (2012) dengan judul “Teori Komunikasi,
Media Ternologi dan Masyarakat”, terbitan Pustaka Pelajar Yogyakarta. Buku ini

membahas mengenai teori komunikasi Interdisipliner yang menetapkan seperangkat
Implikasi berupa teknologi komunikasi baru untuk studi media dan sosiologi
Komunikasi.
Perubahan terbaru dalam infrastruktur media telah mengharuskan pergeseran
dalam urutan di mana teori komunikasi diperlukan. Sebagai contoh, teori komunikasi
yang sering Pre-figures analisis semiotika bagi media-diperkenalkan dalam buku ini
sebagai hal Instruktif bagi Second media age, dimana itu lebih tepat menjadi milik
analisis atas internet4.
Membahas mengenai Komunikasi dalam Cyberculture serta mengenai teoriteori media broadcast. Bagaimana media menjadi luas cakupannya, tidak hanya dalam
ranah sosial saja tetapi juga mencakup media massa yang juga berperan sebagai
Industri budaya, Aparat ideologi, dan bentuk dominan bagi akses terhadap realitas
sosial yang dikaji oleh Baudrillard.
Ketiga, buku karya Asa Briggs dan Peter Burke (2006) dengan judul “Sejarah
Sosial Media Dari Gutenberg sampai Internet”, terbitan Yayasan Obor Indonesia
Jakarta. Dalam buku ini lebih banyak membahas mengenai perjalanan media massa.
Bila pada Abad pertengahan dunia masih kekurangan buku maka ledakan informasi
yang mengiringi di temukannya mesik cetak bernama Gutenberg mengubah masalah
kekurangan menjadi kelebihan buku (abad 16).
Pembahasan mengenai Revolusi percetakan dalam konteks media massa dan
ruang publik pada masa awal eropa modern. Proses dan pola pembuatan serta pada

akhirnya menuju ruang maya. Dimana pada abad ke 21 ini teknologi semakin
canggih dengan berbagai sistem termasuk sistem online5.

4

David Holmes (2012), “Teori Komunikasi, Media Ternologi dan Masyarakat”,
Yogyakarta, Pustaka Pelajar

5

Asa Briggs dan Peter Burke (2006), “Sejarah Sosial Media Dari Gutenberg
sampai Internet”, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia

5

Terakhir, Buku berjudul “Rezim Media” karya Iswandi Syahputra, dimana
beliau membahas bagaimana media massa mejadi rezim baru di abad ke-21.
Pergulatan Demokrasi, Jurnalisme, dan Infotainment dalam Industri Televisi Sebagai
pilar demokrasi, media digembar-gemborkan sebagai pihak yang independen dalam
menyebarkan nilai kebebasan dan kesetaraan, sehingga masyarakat menyadari dan

dapat menyuarakan hak-haknya. Dicitrakan sebagai pembawa kepentingan publik,
media dimuliakan sebagai pelopor budaya berkualitas dengan menyajikan informasi
kredibel, yang menjadi sarana pendidikan kritis, mandiri, dan menumbuhkan
pemikiran mendalam. Sehingga, opini yang digiring oleh media massa seolah-olah
menjadi kebenaran tersendiri yang diterima oleh masyarakat.
E. Kerangka Teori
1. Media Massa dan Masyarakat Modern
Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan-pesan dari
sumber kepada khalayak (menerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi
mekanis seperti surat kabar, film, radio, TV (Cangara, 2002). Dalam sejarahnya,
media massa berbasis online berkembang di tengah-tengah masyara kat modern
terhitung sejak ditemukannya Internet pada tahun 1969.

Internet

merupakan jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen

Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969, melalui proyek lembaga ARPA yang
mengembangkan jaringan yang dinamakan ARPANET (Advanced Research Project
Agency Network), di mana mereka mendemonstrasikan bagaimana dengan hardware

dan software komputer yang berbasis UNIX. Tujuan awal dibangunnya proyek itu
adalah untuk keperluan militer. Pada saat itu Departemen Pertahanan Amerika Serikat
(US Department of Defense) membuat sistem jaringan komputer

yang tersebar

dengan menghubungkan komputer di daerah-daerah vital untuk mengatasi masalah
bila terjadi serangan nuklir dan untuk menghindari terjadinya informasi terpusat, yang
apabila terjadi perang dapat mudah dihancurkan.6
Dari sinilah dunia internet mulai berkembang dan akhirnya sampai pada akhir
tahun 2016, banyak sekali perangkat yang telah dilahirkan dari dunia internet seperti
aplikasi Facebook, Twitter, Instagram, Path, Gmail, Google Plus dan lain-lain.
Masyarakat mulai menggunakan aplikasi-aplikasi ini untuk menyebarkan informasi.
6 https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Internet

6

Baik informasi dengan bahasa verbal maupun non verbal. Membagikan tautan berupa
gambar, video tulisan serta broadcast untuk menyampaikan pesan kepada orang lain.
Bahkan terkadang, trending topic yang terjadi di dunia maya menjadi berita dan
dibicarakan di media massa elektronik maupun cetak keesokan harinya. Hal ini
sekalgus menjadi ciri dari masarakat modern yang menurut Antony Giddens dalam
intuisi dasar sari modernitas salah satunya ialah Industrialisme yang berbicara
mengenai penggunaan mesin produksi serta pengaruhnya terhadap transportasi,
komunikasi, dan kehidupan rumah tangga.
Castell, berpendapat bahwa abad ini masyarakat berada pada era informasi dan
jaringan dimana Paradigma Teknologi Informasi menjadi ciri utamanya dibuktikan
dengan banyaknya masyarakat menggunakan teknologi sebagai alat untuk
menyebarkan informasi dan memperkuat jaringan. Paradigma ini memiliki lima ciri
utama, karena:


Teknologi informasi adalah semua teknologi yang digerakan oleh
informasi.



Informasi adalah bagian dari aktifitas manusia, maka teknologi
memiliki dampak besar.



Sistem yang menggunakan teknologi informasi di definisikan sebagai
“Logika Jaringan” yang memungkinkan mereka memengaruhi
berbagai proses dan organisasi.



Teknologi-teknologi baru ini sangat fleksible dan bisa diakses oleh
semua kalangan masyarakat tanpa terkecuali.



Teknologi-teknologi spesifik yang di asosiasikan dengan informasi
menyatu menjadi satu sistem terpadu yang mampu menggiring opini
masyarakat.

2. Resiko Dari Masyarakat Media Massa
Dalam menghadapi dunia modern dengan kecanggihan teknologi, masyarakat
harus jeli dalam menjaring informasi. Karena, kecepatan dan kemudahan akses
7

terhadap semua hal tentang dunia sangat mudah disalah gunakan oleh kelompokkelompok tertentu. Inilah yang disebut Beck sebagai masyarakat Resiko. Beck
seorang sosiolog dari Jerman menganggap masyarakat pasca industri sebagai
modernitas reflektif.
Resiko adalah bahaya yang sebagian besar diciptakan oleh sumber kekayaan
oleh masyarakat modern. Resiko modernitas tidak hanya berhenti pada suatu tempat
atau waktu saja tetapi mempengaruhi ruang dan waktu yang lain. Sejarah distribusi
resiko menunjukan bahwa, seperti kekayaan, resiko melekat pada pembagian kelas.
Hanya saja secara terbalik, kekayaan terakumulasi di puncak (kelas atas), sedangkan
resiko terakumulasi di dasar (kelas bawah). Dunia modern yang dicirikan oleh resiko
menjadi kebutuhan seseorang untuk mencegah dan melindungi diri darinya. 7
Salah satu cara melindungi diri dari pengaruh masyarakat resiko ialah tidak
mudah tergiring oleh opini hasil bentukan media. Tentu ilmu pengetahuan menjadi
alat yang efektif untuk melawan kecanggihan teknologi. Meskipun tidak menutup
kemungkinan, ilmu pengetahuan ikut larut didalam euforia kecanggihan teknologi
ditengah-tengah masyarakat, namun setidaknya dengan bekal ilmu pengetahuan,
masyarakat mampu menciptakan pilihan untuk setuju atau tidak setuju dengan isu
yang dibawa oleh dunia maya. Sehingga, seperti konsep yang usulkan oleh Jurgen
Habermas mengenai komunikasi. Bahwa perlu adanya pemanfaatan komunikasi yang
baik, supaya kecanggihan teknologi dalam dunia modern tetap bisa diterima.
F. Metode Penelitian
Dalam proses kajian suatu objek penelitian akan dianggap sebagai kegiatan ilmiah
ketika terdapat metode yang sesuai dengan objek yang dibicarakan, agar lebih terarah
dan rasional dengan tujuan menghasilkan suatu kajian yang objektif empiristik. Pada
dasarnya metode merupakan cara yang digunakan dalam suatu penelitian untuk
mencari serta memecahkan masalah penelitian8. Adapun metode yang digunakan
dalam penelitian dipetakan sebagai berikut:
7

Ritzer, George. J Goodman, Douglas: Teori Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Post
Modern, 2016: Kreasi Wacana, Yogyakarta

8 Hadari Nawawi. Metode Penelitian Bidang Sosial.(Yogyakarta: UGM Press,2007).hlm.106

8

1. Jenis Penelitian
Penelitian kali ini menggunakan jenis penelitian Kualitatif sebagai proses dalam
menghasilkan suatu deskripsi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang yang
terlibat atau perilaku yang dapat diamati.9 Hal ini tidak terlepas dari fokus penelitian
tentang masyarakat Wonosobo dalam penerimaannya terhadap kecanggihan teknologi
dan berusaha menampilkan suatu kajian deskriptif.
Dalam penelitian ini, proses mengidentifikasian terkait dengan kajian masyarakat
media massa di kabupaten Wonosobo sepenuhnya dilakukan dengan pendekatan
sosiologis. Sehingga kontruksi media massa terhadap masyarakat Wonosobo berusaha
dilihat sebagai faktor dalam membentuk opini dan cara pandang masyarakat.
2. Sumber Data
Adapun sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa data primer
dan data sekunder.
Pertama, data Primer adalah data yang berupa wawancara dengan masyarakat di
beberapa kelurahan kabupaten Wonosobo terkait dengan kecanggihan teknologi dan
pengaruh dari informasi media massa berbasis online yang mampu menciptakan dan
membentuk opini publik. Baik dalam isu politik, ekonomi, pendidikan maupun budaya.
Kedua, sumber data sekunder adalah sumber data tambahan yang berupa tulisan
baik data statistik penggunaan internet masyarakat kabupaten Wonosobo, artikel dan
jurnal. Sumber data lainnya adalah dokumentasi dari hasil penelitian. Dokumentasi
dianggap sangat penting dalam penelitian, karena dengan itu dapat memberi gambaran
yang digunakan untuk menelaah lebih dalam lagi terkait dengan penelitian masyarakat
media massa berbasis online.
3. Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan beberapa teknik yaitu observasi,
interview dan dokumentasi.
a. Observasi
Observasi pada hakikatnya merupakan sebuah kegiatan dengan menggunakan
panca indra, bisa penglihatan, penciuman, pendengaran untuk memperoleh informasi
yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Observasi dilakukan untuk
9 Arief Furchan. Pengantar Metode Penelitian Kualitatif. (Surabaya: Usaha Nasional, 1992).hlm.21

9

mendapatkan suatu gambaran alamiah dengan melihat perilaku berdasarkan situasi
yang ada dilapangan10, peristiwa atau kondisi yang terjadi dilapangan digunakan
sebagai sumber data untuk menjawab pertanyaan penelitan. Sehingga teknik
pengumpulan data melalui observasi sebenarnya mengupayakan mencari suatu data
dengan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala-gejala sosial
yang tampak pada objek penelitian11. Berangkat dari teknik observasi inilah peneliti
dapat mengeksplorasi data dan dapat memperoleh suatu gambaran yang jelas serta
mendapatkan petunjuk-petunjuk dalam memecahkan persoalan penelitian.
Dalam hal ini peneliti tidak mengalami kesulitan dalam teknis penggalian dan
pengumpulan data melalui observasi, hanya saja untuk melihat bagaiman cara
informan atau subjek yang diteliti memilih suatu tindakan tertentu dalam setiap
aktifitas. Perlunya seorang peneliti mengamati kembali melalui wawancara terhadap
pelaku.12 Peneliti berusaha melakukan pengamatan secara langsung ke beberapa
kelurahan di kabupaten Wonosobo dengan mengamati pola perilaku masyarakatnya.
b. Indepth Interview (wawancara yang mendalam)
Wawancara mendalam (Indepth Interview) secara umum adalah proses teknik
pengumpulan data guna memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara
tanya jawab sambil bertatap muka antara pewancara dengan informan atau orang
yang diwawancarai, dengan atau menggunakan pedoman (guide) wawancara.
Dalam wawacara ini, tentunya metode ini memerlukan sebuah konsep untuk
mencapai suatu wawancara yang fokus dalam menjawab permasalahan dan
pertanyaan penelitian. Mulai dari rumusan pertanyaan walaupun tidak tertulis,
namun selalu didasarkan pada tujuan penelitian.13 Kali ini peneliti akan berusaha
mencari informan kunci baik dari kalangan masyarakat ketua RT/RW dan pejabat
kabupaten yang menangani bagian informasi berbasis online di Kabupaten
Wonosobo.
10

Jamis A. Black. Metode dan Masalah Penelitian Sosial. (Bandung: PT Rafika
Aditama, 2009). Hlm 285

11

Jonatan Sarjono. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. (Yogyakarta:
Graha Ilmu,2006), hlm.224

12

Moh Soehadha. Metodelogi Penelitian Sosiologi Agama (Yogyakarta: Bidang
Akademik, 2008), hlm.106

13 Moh Soehadha. Metodelogi Penelitian Sosiologi Agama.hlm.95

10

c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data dalam proses penelitian
sosial. Pada intinya metode dokumenter adalah yang digunakan untuk penulusuran
data jejak sejarah dari pemasalahan penelitian. Dengan demikian sebenarnya
pengumpulan data dengan menggunakan teknik dokumentasi sangat amat penting,
hal ini tidak terlepas bahwa fakta sosial sebagian besar terdapat dalam bahan yang
berbentuk dokumentasi. Selain dari pada itu dokumentasi dapat juga digunakan
sebagai bukti untuk suatu pengujian.
Sejauh ini, peneliti melihat adanya data-data yang berbentuk dokumentasi perlu
dicari untuk mengungkap realitas interaksi masyarakat yang berkaitan dengan fakta
sosial tentang penggunaan internet. Sehingga pengumpulan data akan terlengkapi
dengan sempurna ketika dokumentasi ditopang dengan proses teknik observasi dan
teknik wawancara.
4. Analisis Data
Analisis data merupakan pengolahan data dari hasil yang didapat dari sumber data
yang terkumpul, baik dari observasi, wawancara maupun dokumentasi. Proses
pengelolahan data ini memerlukan suatu teknik agar dalam analis data menghasilkan
penelitian yang emperis objektif.
Dalam analis data sebagai proses pengelolahan data yang banyak dan padat. Maka
penelitian ini memilih teknik analis deskriptif guna mencapai pemahaman terhadap
subuah kajian yang kompleks14.
Referensi:


Asa Briggs dan Peter Burke, 2006, Sejarah Sosial Media Dari Gutenberg sampai



Internet, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia
David Holmes, 2012, Teori Komunikasi, Media Ternologi dan Masyarakat,
Yogyakarta, Pustaka Pelajar




Dan Nimmo, 1989, Komunikasi Politik, Bandung, PT Remaja Rosdakarya
Iswandi Syahputra, 2013, Rezim Media (Indonesia Edition), Jakarta, Gramedia
Pustaka Utama

14 Moh Soehadha. Metodelogi Penelitian Sosiologi Agama hlm.115

11



Jamis A. Black, 2009, Metode dan Masalah Penelitian Sosial, Bandung, PT
Rafika Aditama



http://alfinnitihardjo.ohlog.com/teori-teori-perubahan sosial.oh112689.html%20pada
%20pukul%2022.00. diakses pada tanggal 26 september 2010
https://kominfo.go.id/content/detail/4286/pengguna-internet-indonesia-nomor-enamdunia/0/sorotan_media diakses pada tanggal 23 November 2014
Jonatan Sarjono, 2006, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Yogyakarta,
Graha Ilmu
Moh Soehadha.m 2008, Metodelogi Penelitian Sosiologi Agama , Yogyakarta,
Bidang Akademik






12

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Di Wilayah RT 05 RW 04 Kelurahan Sukun Kota Malang)

45 393 31

PENGARUH DOSIS LIMBAH MEDIA JAMUR TIRAM DAN KONSENTRASI LARUTAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) ABITONIK TERHADAP SEMAI KAYU MANIS [Cinnamomum camphora (l,) J. Presi]

12 141 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

EFEKTIVITAS PENGAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI MEDIA LAGU BAGI SISWA PROGRAM EARLY LEARNERS DI EF ENGLISH FIRST NUSANTARA JEMBER

10 152 10

IMPLEMENTASI PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT (Studi Deskriptif di Desa Tiris Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo)

21 177 22

KAJIAN MUTU FISIK TEPUNG WORTEL (Daucus carota L.) HASIL PENGERINGAN MENGGUNAKAN OVEN

17 218 83

HUBUNGAN PEMANFAATAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN DAN SIKAP SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BATANGHARI NUBAN LAMPUNG TIMUR

25 130 93