HUBUNGAN PEMANFAATAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN DAN SIKAP SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BATANGHARI NUBAN LAMPUNG TIMUR

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN PEMANFAATAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN DAN SIKAP SISWA KELAS VII SMP

NEGERI 3 BATANGHARI NUBAN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh Tony Susetyo

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana hubungan pemanfaatan media audiovisual dengan tingkat pemahaman dan sikap siswa VII SMP Negeri 3 Batanghari Nuban Lampung Timur tahun pelajaran 2012/2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 3 batanghari Nuban Lampung Timur 131 orang. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 27 responden. Analisis data menggunakan Chi Kuadrat. Teknik pokok pengumpulan data menggunakan angket, tes, dan skala sikap. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) pemanfaatan media audiovisual dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (X) dominan pada kategori optimal dengan persentase 40,8%, (2) pemahaman siswa materi menampilkan perilaku kemerdekaan mengemukakan pendapa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Y1) dominan pada kategori paham dengan persentase 74,1%,

(3) sikap siswa dalam kemerdekaan mengemukakan pendapat (Y2) dominan pada

kategori setuju/mendukung dengan persentase 70,4%, (4) terdapat hubungan yang positif, signifikan, dan kategori keeratan tinggi antara hubungan pemanfaatan media audiovisual dengan tingkat pemahaman dan sikap siswa, artinya semakin optimal pemanfaatan media audiovisual dimungkinkan tingkat pemahaman siswa menjadi lebih meningkat dan sikap siswa dapat berubah ke arah yang lebih baik sehingga pada akhirnya pembelajaran akan mencapai hasil belajar yang baik.

Kata Kunci: Pemanfaatan Media Audiovisual, Pemahaman Siswa, Sikap Siswa, Pendidikan Kewarganegaraan


(2)

HUBUNGAN PEMANFAATAN MEDIA AUDIOVISUAL

TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN DAN SIKAP

SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BATANGHARI

NUBAN LAMPUNG TIMUR

TAHUN PELAJARAN

2012/2013

(Skripsi)

Oleh

TONY SUSETYO

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2013


(3)

HUBUNGAN PEMANFAATAN MEDIA AUDIOVISUAL

TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN DAN SIKAP

SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BATANGHARI

NUBAN LAMPUNG TIMUR

TAHUN PELAJARAN

2012/2013

Oleh

TONY SUSETYO (Skripsi)

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi PPKn

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(4)

Judul Skripsi : HUBUNGAN PEMANFAATAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN DAN SIKAP SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BATANGHARI NUBAN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Nama Mahasiswa : Tony Susetyo No. Pokok Mahasiswa : 0913032070

Program Studi : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan : Pendidikan IPS

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Adelina Hasyim, M.Pd. Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd. NIP 19531018 198112 2 001 NIP 19820727 200604 1 002

2. Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan IPS Ketua Program Studi PPKn

Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. Drs. Holilulloh, M.Si. NIP 19560108 198503 1 002 NIP 19610711 198703 1 003


(5)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Adelina Hasyim, M.Pd. .……….

Sekretaris : Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd. …………....……..

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Holilulloh, M.Si. ………..

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(6)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, adalah:

Nama : Tony Susetyo

NPM : 0913032070

Prodi/ Jurusan : PPKn/ Pendidikan IPS

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Mei 2013

Tony Susetyo NPM 0913032070


(7)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Kecamatan Jelutung Kabupaten Handil Jaya Kota Jambi pada tanggal 31 Agustus 1991 yang merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan Bapak Sutarto dan Ibu Tini Deliani.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh, Sekolah Dasar di SD Negeri 177 Kecamatan jelutung Kabupaten Hndil Jaya Kota Jambi yang diselesaikan pada tahun 2003 berijazah, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 1 Kota Jambi diselesaikan pada tahun 2006 berijazah, Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 5 Kota Jambi yang di selesaikan pada tahun 2009 berijazah.

Pada tahun 2009, diterima di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan melalui jalur SNMPTN, dan dengan skripsi ini peneliti akan segera menamatkan pendidikannya pada jenjang S1.


(8)

Dengan mengucap Syukur kepada Allah Swt

dan dengan segala kutulusan serta kerendahan hati,

kupersembahkan karya sederhana ini sebagai

Ungkapan bakti dan setiaku kepada:

Bapak dan Ibuku tercinta yang dengan ketulusan doa dan

restunya selalu menyertai setiap langkah-langkahku sehingga

perjalanan yang begitu sulit dan penuh perjuangan

bisa ku hadapi dengan semangat untuk

mewujudkan impian dan cita-cita.

Kakakku yang selalu memberi senyuman,

semangat, dukungan dan Doa.

Seseorang yang selalu memberikan semangat dan motivasi untuk

kebaikan dan keberhasilanku

Seluruh Keluarga besarku yang telah menantikan

dan mendoakan keberhasilanku

.

Seluruh dosen-dosen yang telah mengarahkan dan

membimbingku dengan baik

.

Almamaterku tercinta Universitas Lampung


(9)

MOTTO

Hidup Adalah Perjuangan Tanpa Henti,

Jangan Meneteskan Air Mata Untuk Menyesali Hari Kemarin

Karena Kita Telah Berbuat Yang Terbaik Disetiap Hari

Yang Telah Kita Lalui”


(10)

SANWACANA

Bismillaahirrahmanirrahim,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan Hidayahnya-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Hubungan Pemanfaatan Media Audiovisual Terhadap Tingkat Pemahaman dan Sikap Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Batanghari Nuban Lampung Timur Tahun Pelajaran 2012/2013”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Di dalam penulisan ini, penulis banyak menghadapi kesulitan hingga menuju tahap penyelesaian. Berkat bimbingan, saran serta bantuan baik moral maupun spiritual serta arahan dan motivasi dari berbagai pihak, segala kesulitan dapat terlewati dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Adelina Hasyim, M.Pd.. selaku Pembimbing I sekaligus sebagai Pembimbing Akademik, dan Bapak Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd. selaku Pembimbing II, terima kasih atas pengarahan dan bimbingan kepada penulis.


(11)

1. Bapak Dr. Hi Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S.. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si. selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Hi Iskandar Syah, M.H.. selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Hi Buchori Asyik, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

6. Bapak Drs. Holilluloh, M.Si. selaku Ketua Program Studi PPKn Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dan sekaligus sebagai Pembahas I yang telah memberikan saran dan masukannya demi kesempurnaan skripsi ini.

7. Ibu Yunisca Nurmalisa, S.Pd., M.Pd selaku Pembahas II yang telah memberikan saran dan masukan kepada peneliti dalam penyusunan skripsi ini. 8. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Program Studi PPKn Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

9. Bapak H. Sunaryo, S.Ag.,M.Pd.I selaku kepala SMP Negeri 3 Batanghari Nuban Lampung Timur dan sekaligus guru mata pelajaran PKn yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.


(12)

seluruh jajaran guru SMP Negeri 3 Batanghari Nuban yang telah membantu peneliti.

11.Seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 3 Batanghari Nuban, khususnya yang bersedia untuk menjadi responden.

12.Teristimewa untuk kedua orang tuaku tercinta, Alm Bapak Sutarto dan Ibu Tini Deliani yang selalu bekerja keras untuk keberhasilanku, senantiasa memberikan semangat dan selalu mendoakan yang terbaik untukku di setiap sujudnya,

13.Kakakku tersayang Heni Indriani yang selalu memberikan semangat, terima kasih untuk keceriaan dan doa yang kau berikan.

14.Terima kasih untuk Heni Lestiawati yang selalu memberi semangat dan motivasi untuk kebaikan dan keberhasilanku.

15.Keluarga besarku yang selalu menantikan keberhasilanku.

16.Sahabat-sahabat terbaikku Andi Sutioso, Angga Septiadi, Agung Hartanto, Budi Cahyanto, Desi Setianingrum, Dwi Rahmadani, Eko Budi Santoso, Edwin Mahendra, Novita Hariani, Umi Farida, Rini Pangestuti, Rhama Dhana, Udo Fahruddin, dan Riski Faya Islami yang telah memberikan warna dalam keseharianku, semangat, serta kebersamaan kita selama ini. Semoga kita menjadi orang yang sukses, amiin.

17.Teman-teman seperjuanganku, Azis, Adit, Ferlista, Ni’Malida, Putri, Resti yang telah memberikan dukungan dan semangat selama ini.

18.Seluruh teman-teman seperjuangan PKn angkatan 2009 , seluruh teman-teman anggota comunitas HSx Chapter Bandar Lampung, dan teman-teman PPL dan


(13)

memberikan semangat serta canda tawa dalam kebersamaan selama ini untuk bersama-sama meraih kesuksesan.

19.Serta semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung terima kasih atas segala kebaikannya dan semoga Allah SWT selalu memberikan balasan atas kebaikan itu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Mei 2013 Penulis


(14)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... vii

RIWAYAT HIDUP ... vii

PERSEMBAHAN ... vii

MOTO ... vii

SANWACANA ... vii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Batasan Masalah ... 8

D. Rumusan Masalah ... 9

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 9

1. Tujuan Penelitian... 9

2. Kegunaan Penelitian ... 9

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 10

1. Ruang Lingkup Ilmu... 10

2. Ruang Lingkup Subjek ... 11

3. Ruang Lingkup Objek ... 11

4. Ruang Lingkup Wilayah ... 11

5. Ruang Lingkup Waktu... 11

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori... 12

1. Tinjauan Media Pembelajaran ... 12

a. Definisi media pembelajaran ... 12

b. Jenis-Jenis Media Pembelajaran ... 14

c. Fungsi Media Pembelajaran ... 16

d. Manfaat media pembelajaran ... 16


(15)

2. Tinjauan Tingkat Pemahaman ... 23

a. Pengertian Pemahaman ... 23

b. Klasifikasi Pemahaman Siswa ... 24

c. Tolok Ukur Untuk Mengetahuai Pemahaman Siswa ... 25

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Siswa ... 26

e. Langkah-Langkah Meningkatkan Pemahaman Siswa ... 27

3. Tinjauan Sikap ... 28

a. Pengertian Sikap ... 28

b. Komponen Sikap ... 29

c. Tingkatan Sikap ... 30

d. Ciri-ciri Sikap ... 30

e. Fungsi Sikap ... 31

f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap ... 32

g. Pengukuran Sikap ... 32

4. Tinjauan Pendidikan Kewarganegaraan ... 34

a. Pengertian PKn ... 34

b. Visi Mata Pelajaran PKn ... 34

c. Misi mata pelajaran PKn ... 35

d. Tujuan Pembelajaran PK ... 35

e. Fungsi Pembelajaran PKn ... 35

f. Dimensi Materi PKn ... 36

g. Ruang Lingkup PKn ... 37

5. Tinjauan Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat ... 38

a. Hakekat Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat ... 39

b. Pentingnya Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat Secara Bebas Dan Bertanggung Jawab... 40

c. Aktualisasi Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat Secara Bebas Dan Bertanggung Jawab... 43

6. Kajian Penelitian yang Relevan ... 46

B. Kerangka Pikir ... 52

C. Hipotesis ... 54

III.METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 55

B. Populasi dan Sampel ... 55

1. Populasi... 55

2. Sampel ... 56

C. Variabel Penelitian, Definisi Konseptual Variabel, Definisi Operasional, dan Pengukuran ... 57

1. Variabel Penelitian ... 57

2. Definisi Konseptual Variabel ... 57

3. Definisi Operasional Variabel ... 58

D. Rencana Pengukuran Variabel ... 60

E. Teknik Pengumpulan Data ... 61

1. Rubrik ... 61

2. Kuesioner (angket) ... 61

3. Tes ... 62


(16)

5. Observasi ... 62

F. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 62

1. Uji Validitas ... 62

2. Uji Reliabilitas ... 63

G. Teknik Analisis Data ... 64

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Langkah-langkah Penelitian ... 67

1. Persiapan pengajuan Judul ... 67

2. Penelitian Pendahuluan... 68

3. Pengajuan Rencana Penelitian ... 68

4. Pelaksanaan Penelitian ... 69

a. Persiapan Administrasi ... 69

b. Penyusunan Alat pengumpulan Data ... 69

c. Penelitian di Lapangan... 70

5. Pelaksanaan Uji Coba Angket... 70

a. Analisis Validitas Angket ... 70

b. Analisis Reliabilitas Angket ... 70

B. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 75

1. Sejarah SMP Negeri 3 Batanghari Nuban ... 75

2. Visi dan Misi SMP Negeri 3 Batanghari Nuban ... 76

a. Visi SMP Negeri 3 Batanghari Nuban... 76

b. Misi SMP Negeri 3 Batanghari Nuban ... 76

c. Tujuan SMP Negeri 3 Batanghari Nuban ... 77

1. Data Guru dan Jumalah Ruang SMP Negeri 3 Batanghari Nuban ... 77

a. Data Guru SMP Negeri 3 Batanghari Nuban ... 77

b. Jumalah Ruang dan Luas SMP Negeri 3 Batanghari Nub... 78

c. Kegiatan Ekstrakurikuler Siswa SMP Negeri 3 Batanghari Nuban ... 78

C. Deskripsi Data ... 79

1. Pengumpulan Data ... 79

2. Penyajian Data ... 80

a. Pemanfaatan Media Audiovisual Materi Hakekat Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Batanghari Nuban Lampung Timur Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 80

b. Sikap Siswa Materi Hakekat Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat Kelas VII SMP Negeri 3 Batanghari Nuban Lampung Timur Tahun Pelajaran 2012/2013... 88

c. Pemahaman Siswa Materi Hakekat Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat Kelas VII SMP Negeri 3 Batanghari Nuban Lampung Timur Tahun Pelajaran 2012/2013... 99


(17)

D. Pengujian Hipotesis ... 113

1. Pengujian Hipotesis Pertama ... 113

2. Pengujian Hipotesis Kedua ... 118

E. Pembahasan ... 124

1. Pemanfaatan media audiovisual pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Batanghari Nuban Lampung Timur Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 124

2. Pemahaman materi menampilkan perilaku kemerdekaan mengemukakan pendapat siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Batanghari Nuban Lampung Timur Tahun Ajaran 2012/2013 ... 132

3. Sikap kemerdekaan mengemukakan pendapat siswa SMP Negeri 3 Batanghari Nuban Lampung Timur Tahun Ajaran 2012/2013 ... 147

V. KEKIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 157

B. Saran ... 158

DAFTAR PUSTAKA


(18)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Hasil Ulangan Harian PKn SMP Negeri 3 Batanghari Nuban Tahun Pelajaran 2012/2013 ………..6 Tabel 2. Jumlah Seluruh Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Batanghari

Nuban Tahun Pelajaran 2012/2013……….56 Tabel 3. Distribusi Hasil Uji Coba Angket pada 10 Responden di Luar

Populasi untuk Item Ganjil (X)………...71 Tabel 4. Distribusi Hasil Uji Coba Angket dari 10 Responden di Luar

Populasi untuk Item Genap (Y)………...72 Tabel 5. Tabel Kerja Antara Item Ganjil (X) Dan Item Genap (Y)………..73 Tabel 6. Jumlah Guru SMP Negeri 3 Batanghari Nuban Lampung

Timur Tahun Pelajaran 2012/2013………..77 Tabel 7. Jumlah Ruang SMP Negeri 3 Batanghari Nuban Lampung

Timur Tahun Pelajaran 2012/2013………..78 Tabel 8. Distribusi Skor Hasil Angket Variabel Pemanfaatan Media

Audiovisual Indikator Persiapan Media Audiovisual…………...80 Tabel 9. Distribusi Frekuensi Variabel Pemanfaatan Media

Audiovisual Indikator Persiapan Media Audiovisual……….81 Tabel 10. Distribusi Skor Hasil Angket Variabel Pemanfaatan Media

Audiovisual Indikator Pelaksanaan Media Audiovisual………...82 Tabel 11. Distribusi Frekuensi Variabel Pemanfaatan Media

Audiovisual Indikator Pelaksanaan Media Audiovisual………...84 Tabel 12. Distribusi Skor Hasil Angket Variabel Pemanfaatan Media

Audiovisual………...85 Tabel 13. Distribusi Frekuensi Variabel Pemanfaatan Media Audiovisual..87


(19)

Tabel 15. Distribusi Frekuensi Variabel Sikap Siswa Indikator Aspek Pandangan (Kognisi)……….90 Tabel 16. Distribusi Skor Hasil Skala Sikap Variabel Sikap Siswa

Indikator Aspek Perasaan (Afeksi)………92 Tabel 17. Distribusi Frekuensi Variabel Sikap Siswa Indikator Aspek

Perasaan (Afeksi)………..93 Tabel 18. Distribusi Skor Hasil Skala Sikap Variabel Sikap Siswa

Indikator Aspek Kecendrungan Respon (Konasi)……….94 Tabel 19. Distribusi Frekuensi Variabel Sikap Siswa Indikator Aspek

Kecendrungan Respon (Konasi)………95 Tabel 20. Distribusi Skor Hasil Skala Sikap Variabel Sikap Siswa………..96 Tabel 21. Distribusi Frekuensi Variabel Sikap Siswa………...98 Tabel 22. Distribusi Skor Hasil Tes Variabel Pemahaman Siswa

Indikator Pengertian Dan Perundang - Undangan Yang

Mengatur Kebebasan Mengeluarkan Pendapat………...100 Tabel 23. Distribusi Frekuensi Variabel Pemahaman Siswa Indikator

Pengertian Dan Perundang-Undangan Yang Mengatur

Kebebasan Mengeluarkan Pendapat………101 Tabel 24. Distribusi Skor Hasil Tes Variabel Pemahaman Siswa

Indikator Hakekat Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat…..102 Tabel 25. Distribusi Frekuensi Variabel Pemahaman Siswa Indikator

Hakekat Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat………..104 Tabel 26. Distribusi Skor Hasil Tes Variabel Pemahaman Siswa

Indikator Bentuk Dan Tata Cara Menyampaikan Pendapat

Dimuka Umum………105 Tabel 27. Distribusi Frekuensi Variabel Pemahaman Siswa Indikator

Bentuk Dan Tata Cara Menyampaikan Pendapat Dimuka

Umum………..107

Tabel 28. Distribusi Skor Hasil Tes Variabel Pemahaman Siswa Indikator Akibat Pembatasan Dan Konsekwensi Kemerdekaan


(20)

Mengemukaakan Pendapat Tanpa Batas……….109 Tabel 30. Distribusi Skor Hasil Tes Variabel Pemahaman Siswa………..110 Tabel 31. Distribusi Frekuensi Variabel Pemahaman Siswa………..112 Tabel 32. Daftar Tingkat Perbandingan Jumlah Responden Mengenai

Hubungan Pemanfaatan Media Audiovisual Dengan Tingkat Pemahaman Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Batanghari

Nuban Lampung Timur Tahun Pelajaran 2012/2013…………..113 Tabel 33. Daftar Kontingensi Perolehan Data Hubungan Pemanfaatan

Media Audiovisual dengan Tingkat Pemahaman Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Batanghari Nuban Lampung

Timur Tahun Pelajaran 2012/2013………..115 Tabel 34. Daftar Tingkat Perbandingan Jumlah Responden Mengenai

Hubungan Pemanfaatan Media Audiovisual Dengan Sikap Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Batanghari Nuban

Lampung Timur Tahun Pelajaran 2012/2013……….119 Tabel 35. Daftar Kontingensi Perolehan Data Hubungan Pemanfaatan

Media Audiovisual dengan Sikap Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Batanghari Nuban Lampung Timur


(21)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Skema Dimensi Kewarganegaraan ... 36 Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikiran Penelitian ... 54


(22)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan faktor utama dalam membangun bangsa dan negara. Pendidikan di sekolah selalu dicirikan oleh adanya proses pembelajaran, guru sebagai pendidik secara langsung berperan aktif, membina dan mengembangkan kemampuan siswa agar menjadi manusia yang cerdas, terampil serta bermoral tinggi, sedangkan siswa adalah individu yang belajar dan menjadi sasaran utama dalam proses pembelajaran tersebut. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 yang berbunyi :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang bertujuan untuk membentuk karakter individu yang bertanggungjawab, demokratis, serta berakhlak mulia. Dalam proses pembelajarannya lebih menekankan pada kemampuan dan keterampilan peserta didik untuk memahami serta menanamkan nilai-nilai kewarganegaraan yang baik, dan menuntut partisipasi aktif siswa. Hal ini sesuai dengan Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kewarganegaraan (Depdiknas, 2003:2)


(23)

dan paradigma baru pendidikan kewarganegaraan, dimana anak didik (siswa) diarahkan juga agar memiliki kompetensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge), keterampilan kewarganegaraan (civics skill) dan watak atau nilai-nilai kewarganegaraan (civics value) serta juga memiliki kecakapan-kecakapan hidup nantinya, khususnya kecakapan hidup dibidang personal, sosial dan intelektual. Dengan demikian maka pembelajaran kewarganegaraan diharapkan dapat membentuk atau membina warga negara yang baik, yaitu warganegara yang bertanggungjawab, demokratis, serta berakhlak mulia dan mampu berbuat baik.

Pada hakikatnya, proses belajar mengajar merupakan sebuah sistem yang di dalamnya memiliki berbagai komponen yang saling bekerja sama dan terpadu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Komponen–komponen tersebut adalah tujuan pengajaran, guru dan peserta didik, bahan pengajaran, metode dan strategi belajar mengajar, alat atau media, sumber pelajaran dan evaluasi. Salah satu aspek yang sangat mempengaruhi kebehasilan pencapaian tujuan pembelajaran yaitu cara guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Kecenderungan yang terjadi pada proses pembelajaran bahwa kegiatan belajar masih berpusat pada guru, yaitu guru lebih banyak bercerita atau berceramah. Hal ini menyebabkan siswa tidak banyak aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan guru tidak/jarang menggunakan media pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi pasif dan kurang bermanfaat. Oleh karena itu, paradigma lama orientasi belajar lebih berpusat pada guru harus mulai ditinggalkan dan diganti dengan orientasi belajar lebih berpusat pada siswa dengan cara guru menjadi fasilitator dengan menyediakan media pembelajaran sebagai alat bantuyang didukung dengan perencanaan pembelajaran.


(24)

Perencanaan pembelajaran sangat diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dan keberhasilan belajar peserta didik akan ditentukan oleh perencanaan yang dibuat oleh guru. Upaya meningkatkan efektivitas poses pembelajaran untuk mencapai hasil belajar terbaik sesuai harapan, perencanaan belajar merupakan sesuatu yang mutlak harus dipersiapkan oleh guru, khususnya tentang penggunaan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran. Guru dapat melibatkan peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat untuk mengatasi penyebab kesulitan belajar, sehingga peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran

Media pembelajaran sebagai alat bantu mempunyai peranan penting karena selain membantu guru untuk memfasilitasi proses belajar siswa, juga dapat membantu guru untuk mempermudah proses belajar, memperjelas materi pembelajaran dengan contoh yang kongkrit, memfasilitasi interaksi dengan siswa, dan memberikan kesempatan praktis pada siswa, sehingga penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologi terhadap siswa.

Media pembelajaran merupakan wahana dan penyampaian informasi atau pesan pembelajaran pada siswa. Dengan adanya media pada proses belajar mengajar, diharapkan dapat membantu guru dalam meningkatkan prestasi belajar pada siswa. Oleh karena itu, guru hendaknya menghadirkan media dalam setiap proses


(25)

pembelajaran untuk mempermudah proses pembelajaran demi tercapainya tujuan pembelajaran.

Media pembelajaran dapat dikelompokkan berdasarkan jenisnya, yaitu :

1. Media audio, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti tape recorder.

2. Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan dalam wujud visual.

3. Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.

Salah satu media pembelajaran adalah media audiovisual atau sering di sebut video merupakan media pembelajaran yang efektif dan efisien dalam pencapaian kompetensi atau tujuan pembelajaran, karena di dalam video terdapat dua unsur yang saling bersatu yaitu audio dan visual. Adanya unsur audio memungkinkan siswa untuk dapat menerima pesan pembelajaran melalui pendengaran, sedangkan unsur visual memungkinkan penciptakan pesan belajar melalui bentuk visualisasi, sehingga tujuan utama media audiovisual adalah untuk memperjelas penyajian bahan pembelajaran sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa, akan lebih menarik perhatian, dan siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemontrasikan, memerankan dan lain-lain. Dapat disimpulkan bahwa dengan penggunaan media audiovisual, diharapkan dapat membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman agar lebih optimal.


(26)

Dalam proses pencapaian tujuan pembelajaran, tingkat pemahaman merupakan aspek yang sangat penting. Tingkat pemahaman merupakan pengetahuan dasar yang harus dimiliki oleh siswa. Siswa yang telah paham tentang suatu materi pelajaran, maka ia akan lebih cepat paham dan mengerti tentang materi yang akan diajarkan selanjutnya, karena dengan pemahaman siswa dapat mempertahankan, membedakan, menduga, menerangkan, memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan, memberikan contoh, menuliskan kembali, dan memperkirakan tentang apa yang telah ia ketahui, sehingga aspek pemahaman ini merupakan prasyarat yang harus tercapai untuk melanjutkan proses pembelajaran pada tahap berikutnya.

Perlunya tingkat pemahaman siswa dalam proses belajar mengajar juga ikut menentukan keberhasilan pembelajaran kewarganegaraan khusunya pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari. Apabila seorang siswa telah mengetahui pemahaman suatu materi pelajaran maka siswa tersebut akan mengetahui tentang bagaimana sikap yang seharusnya ia lakukan.

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulasi atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulasi tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan suatu reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus social.

Sikap sangat tergantung kepada stimulus. Stimulus yang baik (positif) didapatkan dari pola pikir atau dengan pemahaman yang baik juga, begitupun sebaliknya.


(27)

Dengan demikian maka tingkat pemahaman mempunyai korelasi pada sikap yang akan siswa lakukan baik di lingkungan sekolah maupun di kehidupan sehari-hari.

Menurut obsevasi yang peneliti lakukan di SMP Negeri 3 Batanghari Nuban Lampung Timur pada bulan Januari tahun 2013, dalam pembelajaran sehari-hari, siswa kelas VII di SMP Negeri 3 Batanghari Nuban Lampung Timur sering diajarkan dengan metode pembelajaran konvensional yang kurang bervariasi dan gurupun cendrung hanya menggunakan media cetak yang berupa buku teks sebagai media pembelajaran, sehingga siswa kelas VII tersebut merasa jenuh dan bosan untuk mengikuti pelajaran, dengan demikian maka siswa menjadi kurang bermotivasi yang mengakibatkan tingkat pemahaman siswa menjadi rendah. Sebagai ilustrasi disajikan data hasil ulangan harian siswa sebagai berikut :

Tabel 1. Hasil Ulangan Harian PKn SMP Negeri 3 Batanghari Nuban Tahun Pelajaran 2012/2013

Kelas KKM Jumlah

Siswa

Nilai Siswa

≤76 % ≥76 %

VII A 7,5 33 8 24,2 25 75,8

VII B 7,5 33 10 30,3 23 69,7

VII C 7,5 32 9 28 23 72

VII D 7,5 33 12 36,3 21 63,7

Jumlah 131 39 30 92 70

Sumber: Guru Mata Pelajaran PKn SMP Negeri 3 Batanghari Nuban Kecamatan Lampung Timur Tahun Pelajaran 2012/2013.

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa pada siswa kelas VII yang mencapai KKM sebanyak 92 siswa atau sekitar 70%. Sedangkan siswa yang tidak memperoleh nilai mencapai KKM sebanyak 39 siswa atau sekitar 30%. Dari penyajian data tersebut menunjukkan bahwa tingkat pemahaman siswa yang masih rendah.


(28)

Tingkat pemahaman yang dicapai siswa mempunyai hubunganan dengan bagaimakah sikap yang akan siswa tersebut lakukan, terutama pada pada siswa kelas VII yang masih pada tahap remaja awal yaitu pada usia 11- 15 tahun. Pada masa ini siswa masih dalam keadan labil dan sering merasa kecewa apabila ia mndapat teguran ataupun pelurusan mengenai prilakunya yang salah dalam bertindak.

Menurut hasil wawancara yang peniliti lakukan dengan Bapak Ahmad yang merupakan guru mata pelajaran Kewarganegaraan pada SMP Negeri 3 Batanghari Nuban, contoh prilaku siswa yang sering mendapat pelurusan yaitu tentang bagimanakah cara menampilkan perilaku kemerdekaan mengemukakan pendapat yang baik dan benar, materi ini merupakan langkah yang sangat tepat untuk pembelajaran tentang bagaimanakah cara menyampaikan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab untuk mewujudkan kehidupan yang kondusif bagi berkembangnya

partisipasi dan kreativitas setiap warga negara sebagai perwujudan hak dan tanggung

jawab dalam kehidupan berdemokrasi. Akan tetapi pada pembahasan ini siswa sering melakukan cara penyampaian pendapat yang kurang tepat, hal ini menyebabkan apa yang ingin disampaikan tidak tersalur secara baik dan bahkan bisa menyebabkan ketidak puasan bahkan konflik sehingga tak jarang sikap siswa yang terkadang menyimpang dari nilai kebenaran, terutama apabila ia belum memahami tentang pemahaman dasar, karena tingkat pemahaman merupakan langkah awal untuk mencapai pengetahuan dan mempelajari ilmu yang lainnya sehingga memberikan banyak pengaruh bagi perubahan sikap dan prilaku siswa.


(29)

Mengingat siswa merupakan generasi muda dan penerus bangsa, maka keberadaanya harus diperhatikan. Sehingga pentingnya penyelesaian masalah di SMP Negeri 3 Batanghari Nuban Lampung Timur khusunya pada kelas VII yang para peserta siswanya masih pada masa remaja awal, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang : ”Hubungan Pemanfaatan Media Audiovisual Terhadap Tingkat Pemahaman dan Sikap Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Batanghari Nuban Lampung Timur Tahun Pelajaran 2012/2013” khususnya materi menampilkan perilaku kemerdekaan mengemukakan pendapat pada pokok bahasan hakekat kemerdekaan mengemukakan pendapat.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah yang berkaitan dengan Tingkat pemahaman dan sikap siswa dapat di identifikasikan sebagai berikut :

1. Guru lebih mendominasi kelas dengan metode pembelajaran konvensional. 2. Guru belum menggunakan media audiovisual sebagai media pembelajaran. 3. Tingkat pemahaman siswa yang rendah terhadap materi pelajaran.

4. Sikap yang di tunjukkan siswa belum menggambar hasil belajar.

C. Batasan masalah

Untuk memudahkan penulis dalam pelaksanaan penelitian maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun pembatasan dalam penelitian ini adalah : “hubungan pemanfaatan media audiovisual terhadap tingkat pemahaman dan sikap siswa pada materi menampilkan perilaku kemerdekaan mengemukakan pendapat pada pokok


(30)

bahasan hakekat kemerdekaan mengemukakan pendapat dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VII di SMP Negeri 3 Batanghari Nuban Lampung Timur Tahun Pelajaran 2012/2013”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang, Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah diatas, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan masalah sebagai “Bagaimanakah hubungan penggunaan media audiovisual terhadap tingkat pemahaman dan siswa pada materi menampilkan perilaku kemerdekaan mengemukakan pendapat ?”

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana hubungan pemanfaatan media audiovisual terhadap tingkat pemahaman dan sikap siswa pada materi menampilkan perilaku kemerdekaan mengemukakan pendapat pada pokok bahasan hakekat kemerdekaan mengemukakan pendapat dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII di SMP Negeri 3 Batanghari Nuban Lampung Timur Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis

Penelitian tentang hubungan pemanfaatan media audiovisual terhadap tingkat pemahaman dan sikap siswa pada materi menampilkan perilaku kemerdekaan mengemukakan pendapat pada pokok bahasan hakekat kemerdekaan mengemukakan pendapat dalam mata pelajaran Pendidikan


(31)

Kewarganegaraan kelas VII di SMP Negeri 3 Batanghari Nuban Lampung Timur tahun pelajaran 2012/2013, secara teoritis memperkaya konsep-konsep dan mengembangkan teori-teori yang berkaitan dengan ilmu pendidikan khususnya pendidikan kewarganegaraan dalam kajian pendidikan nilai moral yang berkaitan dengan upaya membina pengetahuan, keterampilan dan watak atau karakter warganegara yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila, baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.

b. Kegunaan Praktis

1. Diharapkan dapat menjadi masukan bagi siswa agar dapat meningkatkan kemampuan dalam pemahaman materi pelajaran dan mampu membentuk sikap siswa yang berkaiatan dengan cara menyampaikan pendapat yang yang termasuk katagori hak asasi manusia agar pendidikan menuju ke arah yang lebih baik.

2. Sebagai suplemen bahan ajar untuk siswa SMP yang berkaitan dengan Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan materi Menampilkan Perilaku Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat kelas VII semester genap.

F. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Ilmu

Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini termasuk dalam lingkup ilmu pendidikan khususnya pendidikan kewarganegaraan dengan wilayah kajian pendidikan moral, karena membahas tentang hubungan media audiovisual


(32)

dalam bentuk video terhadap tingkat pemahaman dan sikap siswa pada materi menampilkan perilaku kemerdekaan mengemukakan pendapat pada pokok bahasan hakekat kemerdekaan mengemukakan pendapat dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VII di SMP Negeri 3 Batanghari Nuban Lampung Timur Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Ruang Lingkup Subjek

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII di SMP Negeri 3 Batanghari Nuban Lampung Timur Tahun Pelajaran 2012/2013

3. Ruang Lingkup Objek

Objek dalam penelitian ini adalah pemanfaatan media audiovisual (X), pemahaman konsep (Y1), dan sikap siswa (Y2)

4. Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup wilayah dalam penelitian ini adalah SMP Negeri 3 Batanghari Nuban Lampung Timur Tahun Pelajaran 2012/2013

5. Ruang Lingkup Waktu

Waktu penelitian ini sesuai dengan surat penelitian Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung 2012/2013.


(33)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Tinjauan Media Pembelajaran a. Definisi media pembelajaran

Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Menurut AECT (Assosiation of Education and Communication Technology) (dalam Arsyad, 2007:3) media adalah segala bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam suatu proses penyajian informasi.

Menurut pendapat Gagne (dalam Sadiman, 2008:6) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sedangkan Sutikno (dalam Suparman, 2007:65) mendefinisikan media merupakan alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan. Selanjutnya Bringgs (dalam Sadiman, 2008:6) bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.

Pembelajaran merupakan upaya menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar (Warsita, 2008:85). Kemudian pendapat lain yang


(34)

mendukung pendapat di atas bahwa pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri peserta didik (Sadiman, 2008:85). Sedangkan, UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 ayat (20), Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Depdiknas, 2003:7). Dengan demikian, inti dari pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri peserta didik melalui interaksi antara pendidik dan peserta didik.

Selanjutnya menurut (Warsita, 2008:124) menyatakan media pembelajaran dapat juga diartikan sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audivisual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca Sarana pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat penulis simpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan untuk lebih memperjelas, memudahkan dan membuat menarik materi yang akan disampaikan oleh guru kepada siswa sehingga membantu keefektifan proses pembelajaran dan dapat merangsang pikiran, pemahaman, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa


(35)

karena penggunaaan media dapat memberikan rangsangan yang dapat dilihat, didengar dan dibaca sehingga siswa aktif pada saat proses pembelajaran berlangsung.

b. Jenis-Jenis Media Pembelajaran

Media yang digunakan dalam pembelajaran beraneka ragam. Seseorang guru harus dapat memilih salah satu media pembelajaran yang akan digunakan. Penggunaan atau pemilihan media harus disesuaikan dengan materi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

Menurut (Djamarah, 2002:140) menggolongkan media pembelajaran menjadi tiga yaitu:

1) Media auditif yaitu media yang mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, kaset rekorder.

2) Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indera penglihatan karena hanya menampilkan gambar diam seperti film bingkai, foto, gambar, atau lukisan. 3) Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur

suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik.

Selanjutnya (Sadiman, 2008:28) membagi media pembelajaran menjadi 3 golongan kelompok besar :

1) Media Grafis termasuk media visual seperti gambar/foto, sketsa, diagram, bagan/chart, grafik, kartun, poster, peta, dan globe.

2) Media Audio berkaitan dengan indera pendengaran. Seperti radio, alat perekam piata magnetik, piringan laboratorium bahasa

3) Media Proyeksi Diam seperti film bingkai (slide), film rangkai (film strip), media transparan, film, televisi, video.


(36)

Dari beberapa pendapat di atas, dapat penulis simpulkan bahwa jenis-jenis media pembelajaran sebagai berikut :

1) Media Audio

Media Audio adalah media yang isi pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran. Dilihat dari sifat pesan yang diterima, media audio dapat menyampaikan pesan verbal (bahasa lisan atau kata-kata) maupun non verbal (bunyi-bunyian dan vokalisasi).

2) Media Visual

Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual menampilan materialnya dengan menggunakan alat proyeksi atau proyektor, karena melalui media ini perangkat lunak (soft ware) yang melengkapi alat proyeksi ini akan dihasilkan suatu bias cahaya atau gambar yang sesuai dengan materi yang diinginkan.

3) Media Audio-Visual

Media audio-visual disebaut juga sebagai media video. Video merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Dalam media video terdapat dua unsur yang saling bersatu yaitu audio dan visual. Adanya unsur audio memungkinkan siswa untuk dapat menerima pesan pembelajaran melalui pendengaran, sedangkan unsur visual memungkinkan penciptakan pesan belajar melalui bentuk visualisasi.


(37)

c. Fungsi Media Pembelajaran

Menurut (Sadiman, 2008:16) fungsi media pembelajaran yaitu sebagai berikut:

1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas (dalam bentuk kata-kata atau lisan belaka)

2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera. 3) Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan

bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik.

Selanjutnya menurut Kemp dan Dayton (dalam Arsyad, 2003:20) menyatakan ada 3 fungsi media pembelajaran yaitu:

1) Untuk memenuhi motivasi minat atau tindakan, media pembelajaran dapat direalisasikan dengan drama/hiburan. 2) Untuk menyajikan informasi yaitu media pembelajaran

dapat digunakan dalam penyajian informasi dihadapan sekelompok siswa.

3) Memberikan instruksi dan informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat penulis simpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keaktifan pembelajaran dan penyampaian isi pembelajaran. Media pembelajaran juga memiliki fungsi yaitu memperjelas, memudahkan dan membuat menarik proses pembelajaran yang disampaikan oleh guru kepada siswa sehingga dapat memotivasi dan meningkatkan pemahaman siswa dalam proses pembelajaran.

d. Manfaat media pembelajaran

Menurut Kemp dan Dayton (dalam Arsyad, 2007:21) menyatkan manfaat media pembelajaran sebagai berikut:


(38)

1) Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan. 2) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik. 3) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.

4) Dapat mempersingkat waktu pembelajaran yang diperlukan 5) Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan.

6) Pembelajaran dapat diberikan kapan saja.

7) Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan.

8) Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.

Berdasarkan pendapat Kemp dan Dayton di atas, dapat penulis jelaskan bahawa dengan bantuan media pembelajaran yang dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi, sehingga membantu guru untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan tidak membosankan. Selain itu, dengan media pembelajaran memungkinkan untuk diterapkannya teori belajar dan prinsip-prinsip sikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik, dan penguatan sehingga kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan.

e. Media Pembelajaran Audiovisual

1) Pengertian Media pembelajaran Audio visual

Menurut Asosiasi Teknologi Komunikasi Pendidikan (dalam Warsita, 2008:14) menyatakan bahwa, media pembelajaran audiovisual adalah sebagai bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi dengan penglihatan dan pendengaran. Hal ini sependapat dengan pendapat yang dikemukakan (Zain, 2010:124) bahwa media pembelajaran


(39)

audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar seperti televisi, video, VCD, sound slide dan film”.

Dari beberapa penjelasan di atas, dapat penulis simpulkan bahwa penyebutan media audiovisual sebenarnya merupakan media perantara atau penggunaan materi dan penyerapannya yang mengacu pada indera pendengaran dan penglihatan yang menjadi sasaran dari media penyampaian informasi sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Media audiovisual sebagai media komunikasi yaitu sebuah produk yang melibatkan lebih banyak elemen media dan lebih membutuhkan perencananaan agar dapat mengkomunikasikan sesuatu. Film, cerita, iklan, CD pembelajaran adalah contoh media audiovisual yang lebih menonjolkan fungsi komunikasi.

2) Manfaat Media Pembelajaran Audiovisual

Belajar dengan menggunakan media audiovisual banyak sekali manfaatnya, karena dengan menggunakan audiovisual dapat memperoleh pengalaman yang lebih banyak, mengesankan, lebih jelas dan kongkrit.

Menurut Arsyad (dalam Hamalik, 2010:25) manfaat media pembelajaran audiovisual sebagai berikut :

1) Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa


(40)

2) Memperbesar perhatian siswa

3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap

4) Membangkitkan keinginan dan minat yang baru

5) Meningkatkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa.

6) Membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data yang menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data.

Berdasarkan pendapat di atas dapat penulis simpulkan manfaat media pembelajaran audiovisual adalah dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar, selain itu pembelajaran akan menjadi lebih menarik perhatian siswa, meningkatkan pemahaman siswa, guru dan siswa menjadi lebih aktif, materi pelajaran akan lebih jelas maknanya dan mudah dipahami sehingga tujuan kognitif, afektif, dan psikomotorik lebih mudah dicapai.

3) Kelebihan dan Kelemahan Media Pembelajaran Audiovisual Media pembelajaran audiovisual harus dirancang sesuai dengan kebutuhan dan dapat dicapai, adapun faktor-faktor yang sangat menguntungkan dengan menggunakan media pembelajaran audiovisual (Sudjana, 2001:129) adalah sebagai berikut :

1) Pembelajaran tidak membosankan dan tidak menonton. 2) Lebih menarik minat, kesenangan siswa serta

memberikan variasi dalam pembelajaran.

3) Semua indera siswa dapat diaktifkan dan dapat turut berdialog atau berproses, sehingga kelemahan dalam salah satu indera dapat diimbangi oleh kekuatan indera lainnya.

4) Membantu menghubungkan atau mendekatkan dunia teori atau konsep dengan realita.


(41)

Selain faktor-faktor yang menguntungkan ada juga faktor-faktor kelemahan dalam menggunakan media pembelajaran audiovisual (Sudjana, 2010:129), yaitu :

1) Ketersediaan peralatan pada waktu yang dibutuhkan. 2) Ketersediaan aliran listrik yang cukup

3) Ketersediaan peralatan apakah memenuhi persyaratan teknis sehingga dapat dibaca, dilihat atau didengar dengan jelas.

4) sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya. 5) Kemampuan tenaga pengajar.

Upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi kelemahan di atas yaitu guru harus menjadi fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru sebagai fasilitator perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran seperti media audiovisual agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar.

Menurut (Warsita, 2008:30).salah satu bagian media audiovisual yang dapat mempermudah dalam mencapai tujuan pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik adalah media video

4) Pengertian Media Video

Menurut (Sanaky, 2011:108) media video adalah media yang menggunakan gambar bergerak yang disertai dengan unsur suara dan dapat ditayangkan melalui medium video.


(42)

Menurut (Warsita, 2008:32) mengemukakan bahwa media video memiliki potensi yang cukup besar jika dimanfaatkan sebagai media pembelajaran yang memungkinkan peserta didik akan dapat mengamati secara langsung tentang wujud benda yang sesungguhnya (aslinya), mengamati proses dari suatu kejadian atau suatu perubahan, mengamati perbedaan warna, dan mengamati suatu gerakan dan lain-lain yang diiringi dengan suara”.

Menurut Levied an Lentz (dalam Arsyad, 2007:16) beberapa tujuan dari pembelajaraan mengunakan media video, antara lain:

1) Untuk tujuan kognitif :

a) Dapat mengembangkan kognitif yang menyangkut kemampuan intlektual.

b) Dapat menunjukkan serangkaian gambar diam tanpa suara sebagai media foto dan film bingkai meskipun kurang ekominis.

c) Dapat pula diajarkan pengetahuaan tentang hukum-hukum dan prinsip-prinsip tertentu.

d) Untuk menunjukan contoh dan cara bersikap dalam suatu penampilan, khususnya yang menyangkut interaksi siswa.

2) Untuk tujuan afektif :

a) Video merupakan media yang baik sekali untuk menyampaikan informasi dalam aspek afektif. b) Video dapat menjadi media yang sangat baik dalam

mempengarsuhi sikap dan emosi. 3) Untuk tujuan psikomotorik :

a) Media yang tepat untuk memperlihatkan contoh ketrampilan yang menyangkut gerak.

b) Siswa dapat langsung mendapat umpan balik secara visual sehingga mereka mampu mencoba ketrampilan yang menyangkut gerakan tadi.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat penulis simpulkan bahwa penggunaan media audiovisual dengan pemanfaatan video


(43)

mengandalkan pendengaran dan penglihatan dalam pembelajaran sangat menguntungkan karena dapat mempermudah siswa mengerti, memahami konsep, ciri-ciri, gambar dan kurva pada materi pelajaran. Melalui video pembelajar, diharapkan proses pembelajaran menjadi efektif, hal ini disebabkan pembalajaran yang menggunakan video akan merangsang seluruh siswa terlibat secara aktif baik mental, fisik, dan sosialnya sehingga siswa lebih mudah dalam mencapain tujuan kognitif, afektif, dan psikomotor.

5) Langkah-Langkah Penggunaan Media Pembelajaran Audiovisual

Menurut (Warsita, 2008:40) langkah-langkah penggunaan media pembelajaran audiovisual dalam kegiatan pembelajaran yaitu:

1) Persiapan, yaitu penyusunan rancangan penggunaan media pembelajaran audiovisual yang terintegrasi dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), kegiatan-kegiatan sebelum menggunakan program video pembelajaran.

2) Pelaksanaan, yaitu selama menyaksikan program video pembelajaran, guru hendaknya mengawasi kegiatan peserta didik selama mengikuti program sehingga berjalan dengan tertib.

3) Tindak lanjut, yaitu setelah selesai penayangan program video pembelajaran guru hendaknya memberikan penjelasan atau ulasan terhadap materi yang telah dibahas dan dapat dinilai sejauhmana penggunaaan media sebagai alat bantu dapat menunjang keberhasialan proses belajar siswa.

Berdasarkan pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa penggunaan media audiovisual dalam proses pembelajaran harus memerlukan langkah-langkah yang sistematis dalam proses pelaksanaannya, diantaranya yaitu persiapan, pelaksanaan, dan


(44)

tindak lanjut. Ketiga persiapaan tersebut merupakan langkah dalam menentukan bagaimana pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan media bantu yang berupa media audiovisual dan bagaimana proses pelaksanaanya sehingga semuanya akan diukur dalam tindak lanjut yang biasanya dilakukan dengan evaluasi pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana dapat menunjang keberhasialan proses belajar siswa.

2. Tinjauan Tingkat Pemahaman a. Pengertian Pemahaman

Pemahaman atau comprehension berasal dari kata dasar paham, yang berarti mengerti benar atau menguasai sesuatu. Menurut (Arikunto, 2009:118) menyatakan bahwa pemahaman (comprehension) adalah bagaimana seorang mempertahankan, membedakan, menduga (estimates), menerangkan, memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan, memberikan contoh, menuliskan kembali, dan memperkirakan.

Menurut Driver (dalam Dahlan, 2006:16) pemahaman adalah kemampuan untuk menjelaskan situasi atau tindakan, dan pemahaman terangkum dalam 3 aspek yaitu kemampuan mengenal, menjelaskan, dan menarik kesimpulan.

Menurut Bloom Benyamin (dalam Dahlan, 2006:17) pemahaman berada pada ranah kognitif tingkat kedua yang berisi perilaku-prilaku


(45)

yang menekankan pada aspek intlektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berfikir.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat penulis simpulkan bahwa pemahaman berada ranah kognitif (C-2) yang merupakan kemampuan untuk menangkap arti atau informasi yang diterima, tahu akan maknanya, dan mampu mengulangi apa yang diketahui dengan menggunakan bahasa sendiri. Dengan pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana di antara fakta-fakta atau konsep.

b. Klasifikasi Pemahaman Siswa

Menurut (Usman, 2002:35) melibatkan pemahaman sebagai bagian dari domain kognitif hasil belajar. Ia menjelaskan bahwa pemahaman mengacu kepada kemampuan memahami makna materi. Aspek ini satu tingkat di atas pengetahuan dan merupakan tingkat berpikir yang rendah.

Selanjutnya menurut (Sudjana, 2010: 24) pemahaman dapat dibedakan dalam tiga kategori antara lain :

1) Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari menerjemahkan dalam arti yang sebenarnya, mengartikan prinsip-prinsip,

2) Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yaitu menghubungkan bagian-bagian terendah dengan yang diketahui berikutnya, atau menghubungkan dengan kejadian, membedakan yang pokok dengan yang bukan pokok,

3) Tingkat ketiga merupakan tingkat tertinggi yaitu pemahaman ektrapolasi. Pada tingkat pemahaman ini seseorang mampu membuat estimasi, prediksi berdasarkan


(46)

pada pengertian dan kondisi yang diterangkan dalam ide-ide atau simbol, serta kemempuan membuat kesimpulan yang dihubungkan dengan implikasi dan konsekuensinya.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat penulis simpulkan bahwa tingkat pemahaman yang merupakan bagian dari ranah kognitif sebagai hasil belajar, dapat digolongkan menjadi 3 tingkatan yaitu tingkat rendah, sedang, dan tinggi. Cara penggolangan tingkatan tersebut didasarkan pada sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami makna materi pembelajaran.

c. Tolok Ukur Untuk Mengetahuai Pemahaman Siswa

Menurut (Djamarah dan Zain, 2006:105) untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar-mengajar dapat dikatakan berhasil apabila tujuan Intruksional khusus dapat tercapai.

Selanjutnya (Djamarah dan Zain, 2006:106) untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat daya serap (pemahaman) siswa, maka dapat dilakukan tes pemahaman belajar dapat digolongkan dalam jenis penilaian tes formatif, tes subsumatif dan tes sumatif yang nantinya menjadi tingkat atau taraf pemahamannya sebagai berikut:

1) Baik sekali atau optimal yaitu apabila (76% - 100%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai siswa.

2) Baik atau maksimal yaitu apabila (60% - 75%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai siswa.

3) Kurang apabila ( < 60%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai siswa.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat penulis simpulkan bahwa untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman yang dialami siswa, dapat


(47)

ukur melalui evaluasi pembelajaran yang berupa tes formatif, tes subsumatif dan tes sumatif. Dari hasil tes tersebut diperolehlah nilai atau hasil belajar yang nantinya bisa dikelompokkan menjadi katagori baik sekali, baik, dan kurang baik.

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Siswa

Menurut (Nasution, 2008:35) pencapaian terhadap tujuan intruksional khusus merupakan awal dari suatu keberhasilan, karena pencapaian terhadap tujuan intruksional khusus berarti seorang siswa telah mengalami peningkatan pemahaman pada materi yang diberikan guru, sekaligus akan mencapai suatu keberhasilan dalam belajar.

Menurut (Djamarah dan Zain, 2006:109) faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman sekaligus keberhasilan belajar siswa di tinjau dari segi kemampuan pendidikan yaitu tujuan pembelajaran, cara guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, karakteristik anak didik, kegiatan di dalam proses pembelajaran, dan suasana lingkungan saat evaluasi pembelajaran.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat penulis jelaskan bahwa setiap kelas mempunyai perbedaan karakteristik anak didik sehingga daya serap (pemahaman) siswa yang dapat juga berbeda-beda, oleh karena itu adanya tingkat keberhasilan yaitu tingkat maximal, optimal, minimal dan kurang untuk setiap bahan yang di kuasai anak didik. Seorang guru dituntut untuk memberikan suatu pendekatan atau belajar yang sesuai dengan keadaan anak didik, yang nantinya akan


(48)

mempengaruhi pula dalam keberhasilan belajar siswa. Selanjutnya perumusan kegiatan dan tujuan pembelajaran juga akan mempengaruhi kegiatan pengajaran yang di lakukan oleh guru sekaligus mempengaruhi kegiatan belajar siswa dimana hal-hal tersebut jika dipilih dan digunakan secara tepat, maka akan mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar.

e. Langkah-Langkah dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa

Menurut (Ahmadi, 2005:105) Langkah-langkah dalam meningkatkan pemahaman siswa diantaranya:

1) Memperbaiki proses pengajaran yang meliputi memperbaiki tujuan pembelajaran, tujuan intruksional khusus, bahan pelajaran, metode pembelajaran dan pngajaran, media dalam proses pengajaran, dan evaluasi belajar yang bertujuan untuk mengetahuai seberapa jauh tingkat pemahaman terhadap materi yang telah disampaikan guru.

2) Adanya kegiatan bimbingan belajar berupa proses pengenalan, pemahaman, penyesuaian diri, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap lingkungannya, penerimaan, pengarahan dan perwujudan sehingga anak didik dapat memahami dirinya sendiri.

3) Pemberian waktu belajar demi tercapainya pemahaman yang optimal.

4) Motivasi belajar pada diri peserta didik atau pelajar yang menunjang kegiatan kearah tercapainya pemahaman yang optimal.

5) Kemampuan belajar siswa yang merupakan kekuatan dari dalam jiwa seseorang untuk melakukan aktivitas belajar. 6) Remedial teaching (pengajaran perbaikan) apabila siswa

masih belum berhasil dalam belajar, maka diadakan bimbingan khusus dalam rangka membantu dalam pencapaian hasil belajar.

7) Ketrampilan mengadakan variasi yang ditinjukkan untuk mengatasi kebosanan murid.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat penulis jelaskan bahwa pemahaman yang dialami siswa dapat ditingkatkan, hal ini


(49)

dimaksudkan untuk memaksimalkan hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa. Hal ini dapat dengan cara memperbaiki aspek-aspek yang ada di dalam proses belajar mengajar berlangsung.

3. Tinjauan Sikap a. Pengertian Sikap

Menurut (Sudjana, 2010:22), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Selanjutnya Warsito (dalam Depdiknas, 2006:125) mengemukakan bahwa hasil dari kegiatan belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku ke arah positif yang relatif permanen pada diri orang yang belajar. Sehubungan dengan pendapat itu, maka (Wahidmurni, 2010:18) menjelaskan bahwa sesorang dapat dikatakan telah berhasil dalam belajar jika ia mampu menunjukkan adanya perubahan dalam dirinya. Perubahan-perubahan tersebut di antaranya dari segi kemampuan berpikirnya, keterampilannya, atau sikapnya terhadap suatu objek.

Dari penjelasan di atas, dapat penulis simpulkan bahwa pengaruh pemanfaatan media di dalam pembelajaran akan mepengaruhi tingkat pemahaman yang dialami siswa. Siswa yang telah paham tentang teori, besar kemungkinan ia akan mengerti tentang sikap apa yang baik dan boleh dilakukan, dan sikap apa yang tidak baik dan tidak boleh dilakukan, sehingga dapat dikatakan berkaitan dengan tindakan seseorang atau individu yang bersifat baik maupun buruk.


(50)

Menurut (Notoatmodjo, 2003:18) sikap adalah merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulasi atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulasi tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan suatu reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus social.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat penulis simpulkan bahwa sikap merupakan kesadaran individu mengenai objek atau situasi, yang disertai adanya perasaan tertentu dan memberikan dasar kepada orang tersebut untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial di dalam menanggapi obyek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya dengan cara tertentu yang dipilihnya. Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap obyek atau situasi.

b. Komponen Sikap

Menurut (Azwar, 2005:23) struktur sikap terdiri atas 3 komponen yang saling menunjang yaitu :

1) Komponen kognitif merupakan representasi yang berisi kepercayaan yang dimiliki individu.

2) Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional.

3) Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang,

Berdasarkan pendapat diatas, dapat penulis simpulkan bahwa kompoken sikap terdiri dari kognitif, afektif, dan konotif. Komponen


(51)

sikap dimulai dari respon terhadap opini terutama apabila menyangkut masalah isu atau masalah yang kontroversial sehinggha bisa mengarah pada aspek emosional yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap yang berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu, dan berkaitan dengan objek yang dihadapinya.

c. Tingkatan Sikap

Sikap terdiri dari berbagai tingkatan menurut (Notoatmojo, 2003: 27) antara lain:

1) Menerima (receiving) diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek). 2) Merespon (responding) yaitu memberikan jawaban apabila

ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan.

3) Menghargai (valuing) yaitu mengajak orang lain untuk mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah. 4) Bertanggung jawab (responsible) yaitu bertanggung jawab

atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah mempunyai sikap yang paling tinggi.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat penulis simpulkan bahwa tingkatan sikap berhubungan tentang bagaimanakah cara individu untuk menanggapi apa yang berkaitan dengan dirinya sendiri dan orang lain.

d. Ciri-Ciri Sikap

Adapun cirri-ciri sikap menurut (Sunaryo, 2004)., antara lain : 1) Sikap tidak dibawa sejak lahir tetapi dipelajari dan dibentuk

berdasarkan pengalaman dan latihan sepanjang perkembangan individu dalam hubungan dengan objek, 2) Sikap dapat berubah-ubah dalam situasi yang memenuhi

syarat untuk itu sehingga dapat dipelajari,

3) Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi selalu berhubungan dengan objek sikap,


(52)

4) Sikap dapat tertuju pada satu objek ataupun dapat tertuju pada sekumpulan banyak objek,

5) Sikap dapat berlangsung lama atau sebentar,

6) Sikap mengandung faktor perasaan dan motivasi sehingga membedakan dengan pengetahuan

Berdasarkan pendapat di atas, dapat penulis jelaskan bahwa sikap itu bisa berasal dari internal maupun eksternal. Faktor internal dibawa dari sejak lahir, sedangkan eksternal dikarena ligkungan maupun situasi.

e. Fungsi Sikap

Menurut Attkinson, R.L, (dalam Sunaryo, 2004), sikap memiliki lima fungsi, antara lain:

1) Fungsi instrumental, dapat dikaitkan dengan alasan praktis atau manfaat, dan menggambarkan keadaan keinginan. 2) Fungsi pertahanan ego, dapat diambil dari individu dalam

melindungi diri dari kecemasan atau ancaman harga dirinya. 3) Fungsi nilai ekspresi merupakan cara mengekspresikan nilai

yang ada dalam diri individu.

4) Fungsi pengetahuan, dapat membantu individu untuk memahami dunia, yang membawa keteraturan terhadap bermacam-macam informasi yang perlu diasimilasikan dalam kehidupan sehari-hari.

5) Fungsi penyesuaian sosial, dapat membantu individu merasa menjadi bagian dari masyarakat.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat penulis simpulkan bahwa fungsi sikap tersebut berkaitan dengan karakteristik individu yang dimaksudkan untuk cara menampilkan dan mengarahankan individu tersebut untuk berprilaku yang sesuai dengan apa yang ada di dirinya dan respon terhadap lingkungan sekitarnya.


(53)

f. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap

Menurut (Azwar, 2005:87) Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap terhadap obyek sikap antara lain:

1) Pengalaman Pribadi

2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting 3) Pengaruh Kebudayaan

4) Media Massa

5) Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama 6) Faktor Emosional

Berdasarkan pendapat diatas, dapat penulis jelaskan bahwa factor-faktor yang mempengaruhi sikap bukan hanya dari factor internal (diri sendiri) tetapi factor eksternal (pergaulan dan lingkungan) juga mempengaruhi sikap individu. Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego untuk memperlihatkan sikap yang akan di tampilkan.

g. Pengukuran Sikap

Salah satu problem metodologi dasar dalam psikologi sosial adalah bagaimana mengukur sikap seseorang. Menurut (Notoatmodjo, 2003:127) Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu obyek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis kemudian ditanyakan pendapat responden melalui kuesioner.


(54)

Beberapa teknik pengukuran sikap: antara lain: Skala Thrustone, Likert, Unobstrusive Measures, Analisis Skalogram dan Skala Kumulatif, dan Multidimensional Scaling.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan Skala Likert (Method of Summateds Ratings).

Likert mengajukan metodenya sebagai alternatif yang lebih sederhana dibandingkan dengan skala Thurstone. Skala Thurstone yang terdiri dari 11 point disederhanakan menjadi dua kelompok, yaitu yang favorable dan yang unfavorable. Sedangkan item yang netral tidak disertakan. Untuk mengatasi hilangnya netral tersebut, Likert menggunakan teknik konstruksi tes yang lain. Masing-masing responden diminta melakukan agreement atau disagreemenn-nya untuk masing-masing item dalam skala yang terdiri dari 5 poin (sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju). Semua item yang favorabel kemudian diubah nilainya dalam angka, yaitu untuk sangat setuju nilainya 5 sedangkan untuk yang sangat tidak setuju nilainya 1. Sebaliknya, untuk item yang unfavorable nilai skala sangat setuju adalah 1, sedangkan untuk yang sangat tidak setuju nilainya 5. Seperti halnya skala Thurstone, skala Likert disusun dan diberi skor sesuai dengan skala interval sama (equal-interval scale).


(55)

4. Tinjauan Pendidikan Kewarganegaraan a. Pengertian PKn

Pengertian PKn yang tercantum dalam (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, 2006) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dilihat bahwa PKn merupakan suatu mata pelajaran yang membekali siswa dengan budi pekerti, pengetahuan dan kemampuan desar yang berkenaan dengan hubungan warga negara dengan negara, serta pendidikan pendahuluan bela negara yang bertujuan untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia agar menjadi warga negara yang mampu diandalkan oleh bangsa dan negara.

b. Visi Mata Pelajaran PKn

Menurut (Tim Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, 2006) Visi mata pelajaran PKn adalah mewujudkan proses pendidikan yang integral disekolah untuk mengembangkan kemampuan dan kepribadian warga negara yang cerdas, partisipatif dan bertanggung jawab yang pada gilirannya akan menjadi landasan untuk berkembangnya masyarakat Indonesia dan demokratis.


(56)

c. Misi mata pelajaran PKn

Menurut (Tim Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, 2006) Misi pendidikan PKn adalah sebagai berikut :

1) Mengembangkan kerangka berfikir baru yang dapat dijadikan landasan yang rasional untuk menyusun PKn baru sebagai pendidikan intelektual kearah pembentukan warga negara yang demokrasi.

2) Menyusun substansi PKn baru sebagai pendidikan demokrasi yang berlandaskan pada latar belakang sosial budaya serta dalam konteks politik, kenegaraan dan landasan konstitusi yang dituangkan dalam pilar-pilar demokrasi indonesia.

d. Tujuan Pembelajaran PKn

Menurut (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, 2006) tujuan dari pendidikan PKn agar peserta didik memiliki kemampuan :

1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif.

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi.

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa tujuan dari pembelajaran PKn untuk membantu peserta didik perilaku yang mencerminkan nilai luhur Pancasila.

e. Fungsi Pembelajaran PKn

Menurut (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, 2006) Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan adalah sebagai berikut:


(57)

1) Mengembangkan dan melestarikan nilai luhur Pancasila secara dinamis dan terbuka dalam arti bahwa nilai moral yang dikembangkan mampu menjawab tantangan perkembangan dalam masyarakat, tanpa kehilangan jati dari sebagai bangsa Indonesia, yang merdeka, bersatu dan berdaulat.

2) Mengembangkan dan membina manusia Indonesia seutuhnya yang sadar politik dan konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia berlandaskan Pancasila dan Undang-undang 1945.

3) Membina pengalaman dan kesadaran terhadap hubungan antara warga negara dengan nogara, antara warga negara dengan sesama warga negara dan pendidikan pendahuluan bela negara agar mengetahui dan mampu melaksanakan dengan baik hak dan kewajibannya sebagai warga negara.

Dari beberapa penjelasan diatas tentang visi, misi, tujuan, dan fungsi, maka dapat penulis simpulkan bahwa mata pelajaran PKn merupakan suatu mata pelajaran yang mengupayakan untuk mengartikan, menyalurkan, membina, dan mengembangkan peran warga negara dari berbagai aspek kehidupan agar terbentuk sebagai warga negara yang baik dan mampu melaksanakan hak dan kewajibannya sehingga mampu diandalkan oleh bangsa dan negara.sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

f. Dimensi Materi PKn

Menurut (Depdiknas, 2003:4) Paradigma baru baru PKn menerapkan pola pikir baru dengan hasil belajar yang di miliki sisiwa, hal tersebut di jelaskan pada gambar berikut :

Gambar 2.1 : Skema Dimensi Kewarganegaraan

Civic knowledg

Civic skill

Civic values Sumber : Depdiknas, 2003:4


(58)

Diagram diatas menggambarkan bahwa mata pelajaran PKn terdiri dari 3 dimensi antara lain pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) yang mencakup bidang politik, hokum, dan moral. Dimensi ketrampilan Kewarganegaraan (civic skill) meliputi ketrampilan, partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bemegara. Dimensi nilai-nilai Kewarganegaraan (civic values) mencakup antara lain percaya diri, komitmen, penguasaan atas nilai religius, norma dan moral luhur, nilai keadilan, demokratis; toleransi, kebebasan individual, kebebasan berbicara, kebebasan pers, kebebasan berserikat dan berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas.

g. Ruang Lingkup PKn

Menurut (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, 2006) Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1) Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan NKRI, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap NKRI, Keterbukaan dan jaminan keadilan.

2) Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga, Tata tertib di kelompok belajar, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistem hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional.

3) Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak dan anggota masyarakat, lnstrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM. 4) Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong,

Harga diri sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri, Persamaan kedudukan warga negara.


(59)

5) Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi.

6) Kekuasaan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan, Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem politik, budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi.

7) Pancasila meliputi : kedudukan Pancasila sebagai, dasar negara dan ideologi negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan nilai-nilai Pancasila.

Dari Penjelasan di atas, dapat penulis simpulkan bahwa dengan mempelajari PKn masyarakat menjadi berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menghadapi isi kewarganegaraan dan dapat bertanggung jawab dalam tindakannya sehingga diharapkan megerti tentang pemahaman dasar tentang cara kerja demokrasi dan lembaga-lembaganya, tentang rule of law, HAM, penguatan keterampilan partisipasif yang akan memberdayakan masyarakat untuk merespon dan memecahkan masalah-masalah mereka secara demokratis, dan pengembangan budaya demokratis dan perdamaian pada berbagai aspek kehidupan.

5. Tinjauan Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat

Menurut A.T Sugeng Priyanto dkk. (dalam Contextual teaching and learning tentang Pendidikan Kewarganegaraan, 2008:111) Materi pelajaran ini diajarkan pada siswa kelas VII tepatnya pada SK 4 , KD 4.1 , Semester 2. Pada materi pelajaran ini diajarkan bahwa dengan adanya kemerdekaan berpendapat akan mendorong rakyat suatu negara untuk menghargai perbedaan pendapat. Kemerdekaan berpendapat juga akan


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

Ada Hubungan Pemanfaatan Media Audiovisual dengan Tingkat Pemahaman dan Sikap Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Batanghari Nuban Lampung Timur Tahun Pelajaran 2012/2013, pada materi menampilkan perilaku kemerdekaan mengemukakan pendapat pada pokok bahasan hakekat kemerdekaan mengemukakan pendapat, dimana pemanfaatan media audiovisual memiliki hubungan erat dengan tingkat pemahaman dan sikap siswa, sehingga semakin optimal pemanfataan media audiovisual maka tingkat pemahaman siswa menjadi lebih meningkat dan sikap siswa dapat berubah ke arah yang lebih baik.

1. Pemanfaatan media audiovisual dalam pembelajaran dominan pada kategori optimal. Hal ini dapat dilihat dari 27 orang responden terdapat 11 orang responden atau 40,8% digolongkan dalam kategori optimal.


(2)

158

2. Pemahaman siswa pada materi pelajaran dominan pada kategori paham. Hal ini dapat dilihat dari 27 orang responden terdapat sebanyak 20 responden atau 74,1% digolongkan dalam kategori paham.

3. Sikap siswa dalam menampilkan prilaku kemerdekaan mengemukakan pendapat dominan pada kategori setuju / mendukung. Hal ini dapat dilihat dari 27 orang responden terdapat 19 responden atau 70,4% digolongkan dalam kategori setuju / mendukung,

4. Berdasarkan analisis data uji hubungan menunjukkan adanya hubungan pemanfaatan media audiovisual dengan tingkat pemahaman dan sikap siswa kelas VII SMP Negeri 3 Batanghari Nuban Lampung Timur Tahun Pelajaran 2012/2013, ini dibuktikan dengan hasil perhitungan yang menggunakan rumus Chi Kuadrat. Maka diperoleh hasil x² = 35,33 dengan koefisien kontigensi C = 0,74 dan Cmaks = 0,81 dan terletak pada keeratan 0,56 – 0,83 (kategori tinggi) sehingga dari hasil pengujian tersebut diketahui bahwa ada hubungan pemanfaatan media audiovisual dengan tingkat pemahaman dan sikap siswa kelas VII SMP Negeri 3 Batanghari Nuban Lampung Timur Tahun Pelajaran 2012/2013.

B. Saran

Setelah peneliti melakukan penelitian, menganalisis, dan mengambil kesimpulan dari hasil penelitian, maka peneliti dapat mengajukan saran sebagai berikut:


(3)

1. Bagi sekolah sebaiknya lebih melengkapi sarana dan prasarana sekolah, karena hal ini membantu kelancaran proses berlangsungnya kegiatan pembelajaran agar lebih optimal. Khususnya melengkapi LCD disetiap kelas karena optimalisasi pemanfaatan media audiovisual tidak hanya diterapkan dalam mata pelajaran PKn saja tetapi juga bisa diterapkan untuk semua mata pelajaran yang dipelajri.

2. Bagi guru, agar guru dapat meningkatkan tingkat pemahaman siswa dan membantu siswa dalam mengimplemtasikan di kehidupan sehari-hari dengan menggunakan berbagai media, salah satunya yaitu media audiovisual dan mengemasnya dengan baik dan menarik agar pembelajaran lebih menyenangkan sehingga membantu pengoptimalisasian pemahaman siswa sehingga siswa dapat mengimplementasikan kedalam kehidupan sehari-hari. Selain itu juga guru harus dapat mengembangkan materi dengan memanfaatkan audiovisual dari berbagai sumber agar lebih bervariatif. Evaluasi pembelajaran juga perlu diadakan pada setiap akhir pembelajaran, agar kemampuan siswa dapat lebih terukur.

3. Bagi siswa, diharapkan untuk merubah cara belajar yang monoton dengan lebih menyenangkan dan variatif sehingga dapat meningkatkan pemahamannya dan dapat merubah sikapnya kea rah yang lebih baik, khususnya pada mata pelajaran PKn. Hal ini bisa dilakukan dengan cara memperhatikan penjelasan dari video pembelajaran yang telah diberikan oleh guru. Jika dalam penjelasan video tersebut siswa belum paham maka


(4)

160

dapat bertanya kepada guru, sehingga tingkat pemahaman dan sikap siswa yang baik akan terbentuk dan beriringan. Selain itu juga ketika dalam kegiatan pembelajaran harus, siswa harus lebih berani untuk mengemukakan pendapatnya agar guru bisa mengetahui dimanakah materi pelajaran yang belum dikuasai oleh siswa.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi. Abu, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka Setia, 2005. Arikunto, Suharnani. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara;

Jakarta

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Grafindo Persada, Jakarta, Cet. IX, 2007. Azwar, S. (2005). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Cet. II, Yogyakarta :

Pustaka Pelajar

Bloom, Benyamin S., All Our Children Learning, Mc Graw Hill Book Company, New York, 1981.

Brown, J.W., Lewis, R.b. dan Harcleroad, F.E. 1959. A-V Instruction: Matrials and Methods. New York: Mc Graw-Hill Book Company, Inc.

Depdiknas. 2003. UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, Jakarta : Depdiknas

________ . 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Depdiknas

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Djamarah dan Zain. 2006. Proses Belajar Mengajar. PT Bumi Aksara; Jakarta. Gagne, R.M. (Ed.) 1987. Intructional Technology: Foundation. Hillsdale:

Lawrence Erlmaum Associates, Publishers.

Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara Kemp, J.E. dan Dauton, D.K. 1985. Planning dan Producing Intructional Media

(Fifth Edition). New York: Harper & Row, Publishers.

Jamison, Holly. 2010. Journal of Children and Media : A US Study of Transfer of Learning from Video to Books in Toddlers.

http://www.informaworld.com/smpp/title~content=t741771146. Diakses 21 Januari 2013


(6)

Notoatmodjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT Rineka Cipta. Partowisastro, Koestoer. 1983. Dinamika dalam Psikologi Pendidikan. (Jilid I).

Jakarta: Erlangga.

Priyanto, Sugeng (2008). Contextual Teaching and Learning Pendidikan Kewarganegaraan: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VII Edisi 4/A. Jakarta: Pusat Perbukuan.

Sardiman, A.M. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Raja Grafindo Persada; Jakarta.

Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Cet. XV). Bandung: PT. Ramaja Rosdakarya.

Sunaryo, 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. EGC : Jakarta.

S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta, Cet. XII, 2008.

Uno, Hamzah B., Abdul Karim Rauf, dan Najamuddin Petta Solong. 2008. Pengantar Teori Belajar dan Pembelajaran. (Cet. II). Gorontalo: Nurul Jannah.

Usman, Moh. Uzer. 2002. Menjadi Guru Profesional. (Cet. XIV). Ed. II. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Wahidmurni, Alifin Mustikawan, dan Ali Ridho. 2010. Evaluasi Pembelajaran: Kompetensi dan Praktik. Yogyakarta: Nuha Letera.


Dokumen yang terkait

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN DAYA SAING USAHATANI TEMBAKAU DI KECAMATAN BATANGHARI NUBAN KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

0 14 39

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN GEOGRAFI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 PRINGSEWU TAHUN 2011/2012

0 12 83

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO PADA PEMBELAJARAN TARI BEDANA DALAM KEGIATAN EKSTRAKULIKULER SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANGHARI NUBAN LAMPUNG TIMUR

0 15 62

APPLICATION OF VISUAL AUDIO MEDIA ON LEARNING SIGEH PENGUTEN DANCE IN SMP NEGERI 1 BATANGHARI CLASS VIII EAST LAMPUNG PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANGHARI LAMPUNG TIMUR

0 15 71

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP PEMUDA DALAM BERORGANISASI DI DESA KEDATON II KECAMATAN BATANGHARI NUBAN KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2014

0 9 13

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP PEMUDA DALAM BERORGANISASI DI DESA KEDATON II KECAMATAN BATANGHARI NUBAN KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2014

7 72 66

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF DAN MEDIA PRESENTASI PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 BATANGHARI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013-2014

1 10 87

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII SMP Pengaruh Media Pembelajaran Komik Terhadap Tingkat Pemahaman Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 7 Surakarta Tahun 2013/2014.

0 2 14

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII SMP Pengaruh Media Pembelajaran Komik Terhadap Tingkat Pemahaman Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 7 Surakarta Tahun 2013/2014.

0 4 12

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN METODE TEAM GAME TURNAMENT PADA SISWA KELAS VII.1 SMP NEGERI 3 BATANGHARI TAHUN PELAJARAN 20122013 Rustinah SMP Negeri 3 Batanghari, Lampung Timur e-mail: rustinah.tridayahoo.com Abstract - MENINGKAT

0 0 12