ASPEK PIDANA TERHADAP DISKRIMINASI RAS DAN ETNIS MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG PENGHAPUSAN DISKRIMINASI RAS DAN ETNIS ALAMSYAH ANDI MURNIATI SALOKO KAMAL ABSTRAK - ASPEK PIDANA TERHADAP DISKRIMINASI RAS DAN ETNIS MENURUT UNDANG-UNDANG

  

ASPEK PIDANA TERHADAP DISKRIMINASI RAS DAN ETNIS MENURUT

UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG PENGHAPUSAN

DISKRIMINASI RAS DAN ETNIS

ALAMSYAH

ANDI MURNIATI SALOKO

KAMAL

ABSTRAK

  

Karya ilmiah ini membahas mengenai maraknya perbuatan yang dapat

mengakibatkan diskriminasi rasa dan etnis, Permasalahan dalam penelitian ini

Bagaimanakah pertanggungjawabkan secara pidana terhadap pelaku yang

melakukan kejahatan terhadap diskriminasi ras dan etnis dan bagaimanakah bentuk

perlindungan korban tindak pidana diskriminasi ras dan etnis berdasarkan Undang-

Undang Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras Dan Etnis.

Meode penelitian yaitu normatif. secara pidana terhadap

pelaku diskriminasi ras dan etnis yaitu orang perorangan dan korporasi yang

dilakukan terhadap perkumpulan tertentu berdasarkan diskriminasi ras dan etnis

kebangsaan, budaya, agama, jenis kelamin, dengan sanksi pidana terdiri sanksi

pidana penjara dan pidana denda dimaksudkan untuk mencegah terjadinya

kejahatan terhadap diskriminasi ras dan etnis dan, pemeritah memberikan

perlindungan yang efektif kepada setiap warga negara yang mengalami tindakan

diskriminasi ras dan etnis, adanya perlindungan yang diberikan oleh Komnas Hak

Asasi Manusia dan adanya ganti rugi. Sehingga disarankan hendaknya perlu revisi

terhadap Undang-undang Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi

Ras Dan Etnis dengan memasukkan lembaga perlindungan saksi dan korban sebagai

lembaga yang menangani korban bukan hanya Komnas Hak Asasi Manusia.

  Kata Kunci: Pertanggungjawaban Pidana, Diskriminasi Ras Dan Etnis I.

   PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

  Adanya diskriminasi ras dan yang pada dasarnya selalu hidup etnis dalam kehidupan bermasyarakat berdampingan. Berdasarkan merupakan hambatan bagi hubungan pertimbangan sebagaimana dimaksud kekeluargaan, persaudaraan, di atas menjadi alasan sehingga dibuat persahabatan, perdamaian, keserasian, suatu peraturan perundang-undangan keamanan, dan kehidupan bermata untuk mencegah terjadinya pencaharian di antara warga negara diskriminasi ras dan etnis yaitu Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras Dan Etnis.

  Dalam setiap masyarakat terdiri dari berbagai ras, etnis, golongan, suku, agama dan kedudukan sosial, yang biasa disebut kelopok. Kelompok tersebut ada yang besar, dan kecil, kuat dan lemah, yang kecil dan lemah inilah yang biasa disebut sebagai minoritas yang rentan diposisikan sebagai obyek politik diskriminasi. Minoritas ini memiliki satu atau lebih ciri-ciri sebagai berikut

  1

  , 1. Adanya perbedaan ras; 2. Adanya perbedaan kebangsaan (nasionalitas); 3. Adanya perbedaan agama; dan 4. Adaya perbedaan adat- istiadat.

  Kerusuhan rasial yang pernah terjadi menunjukkan bahwa di Indonesia sebagian warga negara masih terdapat adanya diskriminasi atas dasar ras dan etnis, misalnya, diskriminasi dalam dunia kerja atau dalam kehidupan sosial ekonomi. Akhir-akhir ini di Indonesia sering muncul konflik antar ras dan etnis yang diikuti dengan pelecehan, 1 Jahja Junus, Peranakan Idealis; dari Lie Eng

  Hok Sampai Teguh Karya , Gramedia, Jakarta, 2003, Hlm. 62.

  perusakan, pembakaran, perkelahian, pemerkosaan dan pembunuhan. Konflik tersebut muncul karena adanya ketidakseimbangan hubungan yang ada dalam masyarakat, baik dalam hubungan sosial, ekonomi, maupun dalam hubungan kekuasaan.

  Kejahatan yang berlandaskan politik diskriminasi ini berbeda dengan kejahatan pada umumnya, karena dampak dari rasa kebencian terebut bisa diwujudkan dalam bermacam- macam bentuk tindak kriminal. Banyaknya permasalahan yang timbul akibat rasa sentimen, benci / ketidak sukaan serta keinginan untuk mengucilkan suatu kaum, menjadi salah sati faktor yang mendasari sehingga perlu dibuat suatu ketentuan hukum seperti Undang-Undang Nomor

  40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras Dan Etnis

  B. Rumusan Masalah 1.

  Bagaimana pertanggungjawaban secara pidana terhadap pelaku yang melakukan kejahatan terhadap diskriminasi ras dan etnis? 2. Bagaimanakah bentuk perlindungan korban tindak pidana diskriminasi ras dan etnis berdasarkan Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2008 undang, pada hakekatnya merupakan Tentang Penghapusan Diskriminasi suatu tindakan melawan hukum. Ada Ras Dan Etnis? dua pandangan terhadap pengertian tindak pidana (strafbaar feit), yaitu

II. PEMBAHASAN

  pandangan dualisme dan pandangan A.

   Pertanggungjawaban Secara monisme . Pandangan dualisme adalah

  Pidana Terhadap Pelaku Yang Melakukan Kejahatan pandangan yang memisahkan antara Terhadap Diskriminasi Ras

  perbuatan dan orang yang melakukan

  Dan Etnis

  tindak pidana. Pandangan monisme Beberapa ahli hukum pidana adalah pandangan yang tidak memberikan pengertian tindak pidana memisahkan antara unsur-unsur dan pertanggungjawaban pidana, mengenai perbuatan dengan unsur-

  2

  menurut Simons dalam Togat bahwa, unsur mengenai orang yang melakukan Tindak pidana adalah tindakan

  3 tindak pidana.

  melanggar hukum yang telah Pertanggungjawaban pidana dilakukan dengan sengaja ataupun adalah suatu perbuatan yang tercela tidak sengaja oleh seseorang yang oleh masyarakat yang harus dapat dipertanggungjawabkan atas dipertanggungjawabkan pada si tindakannya dan oleh undang-undang pembuatnya atas perbuatan yang telah dinyatakan sebagai suatu tindak dilakukan. Dengan mempertanggung pidana yang dapat dihukum. jawabkan perbuatan yang tercela itu

  Agar suatu tindak pidana dapat pada si pembuatnya, apakah si dihukum, maka hal tersebut harus pembuatnya juga dicela ataukah si memenuhi semua unsur-unsur tindak pembuatnya tidak dicela. Padahal yang pidana seperti yang dirumuskan dalam pertama maka si pembuatnya tentu undang-undang. Setiap tindak pidana dipidana, sedangkan dalam hal yang dianggap sebagai pelanggaran terhadap ketentuan undang-undang 2 atau kewajiban menurut undang- 3 Togat. Hukum Pidana Materiil, Cet kedua, Adami Chazawi. Pelajaran Hukum Pidana

  Universitas Muhammadiyah Malang,

Bagian 1 . RajaGrafindo Persada, Jakarta, Malang. 2002. Hlm.15 2002. Hlm. 72-75.

  kedua si pembuatnya tentu tidak dipidana

  4 .

  Hukum pidana Indonesia menganut asas kesalahan yang merupakan dasar untuk menerapkan pertanggungjawaban pidana kepada pelaku yang melanggar ketentuan hukum pidana. Artinya untuk dapat memidana pelaku delik, selain membuktikan unsur-unsur perbuatan yang menimbulkan celaan, dalam diri pelaku harus ada unsur kesalahan. Kesalahan merupakan keadaan jiwa dari si pembuat dan hubungan batin antara si pembuat dengan perbuatannya, keadaan jiwa dari seseorang yang melakukan perbuatan merupakan apa yang lazim disebut sebagai kemampuan bertanggung jawab, sedang hubungan batin antar si pembuat dengan perbuatanya itu merupakan kesengajaan, kealpaan serta pemaaf

  5 .

  Pasal 1 Undang-Undang Nomor

  40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras Dan Etnis 4 Roeslan Saleh. Pikiran-pikiran Tentang

  Pertanggungjawaban Pidana . Ghalia Indonesia, Jakarta, 1982. Hlm. 75-76. 5 Muladi dan Dwidja Priyatno, Pertanggungjawaban Pidana Korporasi , Jakarta, 2010. Hlm.

  60

  menegaskan bahwa Diskriminasi ras dan etnis adalah segala bentuk pembedaan, pengecualian, pembatasan, atau pemilihan berdasarkan pada ras dan etnis, yang mengakibatkan pencabutan atau pengurangan pengakuan, perolehan, atau pelaksanaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam suatu kesetaraan di bidang sipil, politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Ras adalah golongan bangsa berdasarkan ciri-ciri fisik dan garis keturunan. Etnis adalah penggolongan manusia berdasarkan kepercayaan, nilai, kebiasaan, adat istiadat, norma bahasa, sejarah, geografis, dan hubungan kekerabatan.

  Tindakan Diskriminasi Ras dan Etnis adalah perbuatan yang berkenaan dengan segala bentuk pembedaan, pengecualian, pembatasan, atau pemilihan berdasarkan pada ras dan etnis, yang mengakibatkan pencabutan atau pengurangan pengakuan, perolehan, atau pelaksanaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam suatu kesetaraan di bidang sipil, politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

  Tindakan tersebut merupakan suatu tindak pidana yang diatur Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2008 berupa, memperlakukan pembedaan, Tentang Penghapusan Diskriminasi pengecualian, pembatasan, atau Ras Dan Etnis. pemilihan berdasarkan pada ras dan

  Salah satu perbuatan pidana etnis, yang mengakibatkan pencabutan yang harus dipertanggungjawabkan atau pengurangan pengakuan, secara pidana adalah pelanggaran perolehan, atau pelaksanaan hak asasi terhadap Undang-Undang Nomor 40 manusia dan kebebasan dasar dalam Tahun 2008 Tentang Penghapusan suatu kesetaraan di bidang sipil, Diskriminasi Ras Dan Etnis yang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. memuat sanksi pidana yaitu Bab VIII Dalam ketentuan penjelasan Ketentuan Pidana Pasal 15 sebagai dalam Undang-Undang Nomor 40 berikut: Tahun 2008 Tentang Penghapusan

  Setiap orang yang dengan Diskriminasi Ras Dan Etnis, Pasal 4 sengaja melakukan pembedaan, Huruf a Pembatasan dalam ketentuan pengecualian, pembatasan, atau pemilihan berdasarkan pada ras ini, misalnya pembatasan seseorang dan etnis yang mengakibatkan dari ras atau etnis tertentu untuk pencabutan atau pengurangan pengakuan, perolehan atau memasuki suatu lembaga pendidikan pelaksanaan hak asasi manusia atau untuk menduduki suatu jabatan dan kebebasan dasar dalam suatu kesetaraan di bidang sipil, publik hanya seseorang dari ras atau politik, ekonomi, sosial, dan etnis tertentu. budaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a, dipidana Selanjutnya penjelasan Huruf b dengan pidana penjara paling

  Angka 1 Undang-Undang Nomor 40 lama 1 (satu) tahun dan/atau denda paling banyak Tahun 2008 Tentang Penghapusan Rp.100.000.000,00 (seratus juta

  Diskriminasi Ras Dan Etnis “Yang rupiah). dimaksud dengan “tempat umum”

  Ketentuan Pasal 4 huruf a adalah tempat yang, antara lain, Undang-Undang Nomor 40 Tahun disinggahi atau dikunjungi atau 2008 Tentang Penghapusan menjadi tempat berkumpul Diskriminasi Ras Dan Etnis, yang orangorang, seperti toko, tempat dimaksud di atas sebagai berikut, bekerja, taman, tempat parkir, Tindakan diskriminatif ras dan etnis transportasi umum, media massa”.

  Pasal 16 Undang-Undang Nomor

  40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras Dan Etnis sebagai berikut:

  “Setiap orang yang dengan sengaja menunjukkan kebencian atau rasa benci kepada orang lain berdasarkan diskriminasi ras dan etnis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b angka 1, angka 2, atau angka 3, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)

  ”.

  Pasal 4 huruf b angka 1, angka 2, atau angka 3 dalam ketentuan tersebut di atas yaitu yang berkaitan dengan membuat tulisan atau gambar untuk ditempatkan, ditempelkan, atau disebarluaskan di tempat umum atau tempat lainnya yang dapat dilihat atau dibaca oleh orang lain.

  Selain itu, dapat berupa berpidato, mengungkapkan, atau melontarkan kata-kata tertentu di tempat umum atau tempat lainnya yang dapat didengar orang lain; atau mengenakan sesuatu pada dirinya berupa benda, kata-kata, atau gambar di tempat umum atau tempat lainnya yang dapat dibaca oleh orang lain.

  Menurut penulis, dari kedua pasal tersebut di atas dimana pada pasal tindakan yang dilarang adalah mengemukakan / menyiarkan / mendeklarasikan rasa kebencian / permusuhan terhadap golongan- golongan tertentu di Indonesia. Terhadap tindakan menyiarkan / mempertunjukkan/ menempelkan tulisan / lukisan yang mengandung rasa kebencian / permusuhan terhadap golongangolongan tertentu di Indonesia. Obyek tindakkan yang dilakukan secara oral / lisan, obyek tindakan tertulis / media cetak.

  Rasa benci atau pun prasangka adalah hal yang menjadi fokus pasal- pasal tersebut di atas. Perasaan tersebut tidak lain muncul akibat adanya stereotype. Dalam hal ini dimaksud stereotype adalah sudut pandang / cara pandang yang di(re)produksi secara terus menerus untuk melihat dan mengkategori komunitas lain sebagai komunitas yang serba negatif, seperti tidak beradab, terbelakang, bandel, malas, pembangkang, tidak modern, dan sebagainya. Stereotype seperti ini semakin menguat, khususnya melalui berbagai sosialisasi pengetahuan tentang komunitas-komunitas yang dianggap membahayakan eksistensi kelompok mayoritas dan stabilitas nasional.

  Pasal 17 Undang-Undang Nomor

  40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras Dan Etnis sebagai berikut:Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perampasan nyawa orang, penganiayaan, pemerkosaan, perbuatan cabul, pencurian dengan kekerasan, atau perampasan kemerdekaan berdasarkan diskriminasi ras dan etnis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b angka 4, dipidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan ditambah dengan 1/3 (sepertiga) dari masingmasing ancaman pidana maksimumnya.

  Ketentuan yang dilarang dalam

  Pasal 17 tersebut di atas yaitu melakukan perampasan nyawa orang, penganiayaan, pemerkosaan, perbuatan cabul, pencurian dengan kekerasan, atau perampasan kemerdekaan berdasarkan diskriminasi ras dan etnis.

  Selain pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dan Pasal 17 pelaku dapat dijatuhi pidana tambahan berupa restitusi atau pemulihan hak korban.

  Pasal 19 UU No. 40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras Dan Etnis (1) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dan Pasal 17 dianggap dilakukan oleh korporasi apabila tindak pidana tersebut dilakukan oleh orang-orang yang bertindak untuk dan/atau atas nama korporasi atau untuk berdasarkan hubungan kerja maupun hubungan lain, bertindak dalam lingkungan korporasi tersebut baik sendiri maupun bersama- sama. (2) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh suatu korporasi, maka penyidikan, penuntutan, dan pemidanaan dilakukan terhadap korporasi dan/atau pengurusnya. (3) Dalam hal panggilan terhadap korporasi, pemanggilan untuk menghadap dan penyerahan surat panggilan disampaikan kepada pengurus di tempat pengurus berkantor, di tempat korporasi itu beroperasi, atau di tempat tinggal pengurusnya. Pasal 21 Undang-Undang Nomor tindak pidana tersebut dilakukan oleh:

  40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan orang-orang yang bertindak untuk Diskriminasi Ras Dan Etnis dan/atau atas nama korporasi atau

  (1) Dalam hal tindak pidana untuk kepentingan korporasi, baik dilakukan oleh suatu berdasarkan hubungan kerja maupun korporasi, selain pidana penjara dan denda terhadap hubungan lain, bertindak dalam pengurusnya, pidana yang lingkungan korporasi tersebut baik dapat dijatuhkan terhadap korporasi berupa pidana sendiri maupun bersama-sama. Oleh denda dengan pemberatan 3 sebab itu, penyidikan, penuntutan, dan

  (tiga) kali dari pidana denda sebagaimana dimaksud pemidanaan dilakukan terhadap dalam Pasal 16 dan Pasal korporasi dan/atau pengurusnya.

  17. Kejahatan terhadap diskriminasi sebagaimana dimaksud pada ras dan etnis merupakan kejahatan ayat (1), korporasi dapat dijatuhi pidana tambahan yang termasuk dalam pelanggaran hak berupa pencabutan izin asasi manusia yang diatur secara usaha dan pencabutan status badan hukum. khusus dalam Undang-Undang Nomor

  40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Pelaku dalam hal ini bisa terdiri

  Diskriminasi Ras Dan Etnis dan bagi dari orang sebagai pribadi hukum pelakunya dapat dikenakan sanksi

  (orang perseorangan) maupun orang pidana penjara dan pidana denda. sebagai badan hukum, baik publik

  Ancaman sanksi pidana ini maupun swasta (korporasi). Korporasi dimaksudkan untuk mencegah adalah kumpulan orang dan/atau terjadinya kejahatan terhadap kekayaan yang terorganisasi baik yang kelompok minoritas dan apabila merupakan badan hukum maupun perbuatan itu telah terjadi upaya bukan badan hukum. penegakan sanksi pidana dimaksudkan

  Tindak pidana pada Pasal 16 dan untuk memberikan efek jera bagi

  17 Undang-Undang Nomor 40 Tahun pelaku dan bagi pihak lain untuk tidak 2008 Tentang Penghapusan melakukan perbuatan yang sama. Diskriminasi Ras Dan Etnis dianggap

  Tindak pidana terhadap dilakukan oleh korporasi apabila diskriminasi ras dan etnis merupakan tindak pidana khusus yang diatur diskriminasi ras dan etnis dalam Undang-Undang Nomor 40 diselenggarakan oleh pemerintah, Tahun 2008 Tentang Penghapusan pemerintah daerah, dan masyarakat, Diskriminasi Ras Dan Etnis. Kejahatan serta melibatkan partisipasi seluruh diskriminasi ras dan etnis merupakan warga negara yang dilaksanakan sesuai pelanggaran Hak Asasi Manusia, dengan ketentuan peraturan sehingga memerlukan penanganan perundang-undangan. Pasal 7 Undang- secara khusus termasuk prosedur Undang Nomor 40 Tahun 2008 hukum acara pidana yang berlaku Tentang Penghapusan Diskriminasi dalam penyelesaian perkara ini. Ras Dan Etnis , utuk penyelenggaraan Hukum tindak pidana khusus ini diatur perlindungan terhadap warga negara, dalam undang-undang di luar hukum pemerintah dan pemerintah daerah pidana umum. Penyimpangan wajib: ketentuan hukum pidana yang terdapat

  1. Memberikan perlindungan yang dalam undang-undang pidana efektif kepada setiap warga negara merupakan indikator apakah yang mengalami tindakan undangundang pidana itu hukum diskriminasi ras dan etnis dan tindak pidana khusus ataukah bukan, menjamin terlaksananya secara sehingga dapat dikatakan hukum efektif upaya penegakan hukum tindak pidana khusus adalah terhadap setiap tindakan undangundang pidana atau hukum diskriminasi yang terjadi, melalui pidana yang diatur dalam undang- proses peradilan yang dilakukan

  6

  undang pidana tersendiri . sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

B. Bentuk Perlindungan Korban

  2. Menjamin setiap warga negara

  Tindak Pidana Diskriminasi Ras Dan Etnis untuk memperoleh pertolongan,

  penyelesaian, dan penggantian Perlindungan terhadap warga yang adil atas segala kerugian dan negara dari segala bentuk tindakan 6 penderitaan akibat diskriminasi ras dan etnis;

  Aziz Syamsuddin, Tindak Pidana Khusus, (Editor) Tarmizi, Ed. 1. Cet.1, Sinar Grafika, Jakarta, 2011, Hlm. 12

  3. Mendukung dan mendorong upaya mengandung diskriminasi ras dan penghapusan diskriminasi ras dan etnis; etnis, dan menjamin aparatur negara

  4. Pemantauan dan penilaian terhadap dan lembaga-lembaga pemerintahan pemerintah, pemerintah daerah dan bertindak sesuai dengan ketentuan masyarakat dalam penyelenggaraan peraturan perundangundangan; dan penghapusan diskriminasi ras dan

  4. Melakukan tindakan yang efektif etnis; dan guna memperbarui, mengubah,

  5. Pemberian rekomendasi kepada mencabut, atau membatalkan Dewan Perwakilan Rakyat peraturan perundang-undangan Republik Indonesia untuk yang mengandung diskriminasi ras melakukan pengawasan kepada dan etnis. pemerintah yang tidak

  Perlindungan dilakukan oleh mengindahkan hasil temuan Komnas Hak Asasi Manusia dalam Komnas Hak Asasi Manusia. bentuk:

  Setiap warga negara berhak

  1. Pemantauan dan penilaian atas memperoleh perlakuan yang sama kebijakan pemerintah dan untuk mendapatkan hak-hak sipil, pemerintah daerah yang dinilai politik, ekonomi, sosial, dan budaya berpotensi menimbulkan sesuai dengan ketentuan peraturan diskriminasi ras dan etnis; perundang-undangan, tanpa

  2. Pencarian fakta dan penilaian pembedaan ras dan etnis, Pasal 9 kepada orang perseorangan, Undang-Undang Nomor 40 Tahun kelompok masyarakat, atau 2008 Tentang Penghapusan lembaga publik atau swasta yang Diskriminasi Ras Dan Etnis. Setiap diduga melakukan tindakan warga negara wajib, Pasal 10 Undang- diskriminasi ras dan etnis; Undang Nomor 40 Tahun 2008

  3. Pemberian rekomendasi kepada Tentang Penghapusan Diskriminasi pemerintah dan pemerintah daerah Ras Dan Etnis yaitu: atas hasil pemantauan dan penilaian

  1. Membantu mencegah terjadinya terhadap tindakan yang diskriminasi ras dan etnis; dan

  2. Memberikan informasi yang benar bersamasama berhak mengajukan dan bertanggung jawab kepada gugatan ganti kerugian melalui pihak yang berwenang jika pengadilan negeri atas tindakan mengetahui terjadinya diskriminasi diskriminasi ras dan etnis yang ras dan etnis. merugikan dirinya, Pasal 13 dan 14

  Setiap warga negara berperan Undang-Undang Nomor 40 Tahun serta dalam upaya penyelenggaraan 2008 Tentang Penghapusan perlindungan dan pencegahan terhadap Diskriminasi Ras Dan Etnis. diskriminasi ras dan etnis dengan cara

  Pasal 18 Undang-Undang Nomor Pasal 11 dan 12 Undang-Undang

  40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Diskriminasi Ras Dan Etnis Setiap Penghapusan Diskriminasi Ras Dan orang yang dengan sengaja melakukan Etnis yaitu: pembedaan, pengecualian,

  1. Meningkatkan keutuhan, pembatasan, atau pemilihan kemandirian, dan pemberdayaan berdasarkan pada ras dan etnis yang anggota masyarakat; mengakibatkan pencabutan atau

  2. Menumbuhkan dan pengurangan pengakuan, perolehan mengembangkan kemampuan serta atau pelaksanaan hak asasi manusia kepeloporan masyarakat; dan kebebasan dasar dalam suatu

  3. Menumbuhkan sikap tanggap kesetaraan di bidang sipil, politik, anggota masyarakat untuk ekonomi, sosial, dan budaya, dipidana melakukan pengawasan sosial; dan dengan pidana penjara paling lama 1

  4. Memberikan saran, pendapat, dan (satu) tahun dan/atau denda paling menyampaikan informasi yang banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta benar dan bertanggung jawab. rupiah).

  Setiap orang berhak mengajukan Setiap orang yang dengan gugatan ganti kerugian melalui sengaja menunjukkan kebencian atau pengadilan negeri atas tindakan rasa benci kepada orang lain diskriminasi ras dan etnis yang berdasarkan diskriminasi ras dan etnis, merugikan dirinya. Setiap orang secara dipidana dengan pidana penjara paling sendiri-sendiri atau secara lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 dan sebagai upaya penegakan (lima ratus juta rupiah). hukum apabila perbuatan pidana

  Pasal 17 Undang-Undang Nomor telah terjadi guna memberikan efek

  40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan jera bagi pelakunya dan bagi pihak Diskriminasi Ras Dan Etnis, Setiap lain agar tidak melakukan perbuatan orang yang dengan sengaja melakukan yang sama. perampasan nyawa orang,

  2. Perlindungan, kepastian, dan penganiayaan, pemerkosaan, perbuatan kesamaan kedudukan di dalam cabul, pencurian dengan kekerasan, hukum kepada semua warga negara atau perampasan kemerdekaan untuk hidup bebas dari diskriminasi berdasarkan diskriminasi ras dan etnis, ras dan etnis, pemeritah dipidana sesuai dengan ketentuan memberikan perlindungan yang peraturan perundang-undangan efektif kepada setiap warga negara ditambah dengan 1/3 (sepertiga) dari yang mengalami tindakan masing-masing ancaman pidana diskriminasi ras dan etnis dan maksimumnya. menjamin terlaksananya penegakan hukum dan penerapan sanksi,

  

III PENUTUP korban dijamin untuk memperoleh

A. Kesimpulan pertolongan, penyelesaian, dan

  1. Pertanggungjawabkan secara pidana pemberian ganti rugi, aparatur terhadap pelaku diskriminasi ras negara dan lembaga pemerintahan dan etnis yaitu orang perorangan memperbarui, mengubah, dan korporasi yang dilakukan mencabut, atau membatalkan terhadap perkumpulan tertentu peraturan perundang-undangan berdasarkan diskriminasi ras dan yang mengandung diskriminasi ras etnis kebangsaan, budaya, agama, dan etnis, adanya perlindungan jenis kelamin, dengan sanksi pidana yang diberikan oleh Komisi terdiri sanksi pidana penjara dan Nasional Hak Asasi Manusia dan pidana denda dimaksudkan untuk adanya ganti rugi apabila menjadi mencegah terjadinya kejahatan korban melalui pengadilan atas terhadap diskriminasi ras dan etnis tindakan diskriminasi ras dan etnis.

B. Saran 1.

  Pemberlakuan sanksi pidana terhadap pelaku yang melakukan diskriminasi ras dan etnis perlu diterapkan dengan tegas sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku khususnya dalam memberlakukan sanksi pidana paling maksimal apabila menimbulkan korban dalam jumlah yang banyak dan kerugian.

  2. Perlunya revisi terhadap Undang- undang Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras Dan Etnis dengan memasukkan lembaga perlindungan saksi dan korban sebagai lembaga yang menangani korban bukan hanya Komisi Nasional Hak Asasi Manusia.

DAFTAR PUSTAKA A.

   Buku-Buku:

  Adami Chazawi. Pelajaran Hukum Pidana Bagian 1. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2002

  Aziz Syamsuddin, Tindak Pidana Khusus, (Editor) Tarmizi, Ed. 1. Cet.1, Sinar Grafika, Jakarta, 2011

  Muladi dan Dwidja Priyatno, Pertanggungjawaban Pidana Korporasi, akarta, 2010

  Roeslan Saleh. Pikiran-pikiran Tentang Pertanggungjawaban Pidana. Ghalia Indonesia, Jakarta, 1982

  Togat. Hukum Pidana Materiil, Cet kedua, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang. 2002

  Jahja Junus, Peranakan Idealis; dari Lie Eng Hok Sampai Teguh Karya, Gramedia, Jakarta, 2003 B.

   Peraturan Perundang-undangan:

  Kitab Undang-undang Hukum Pidana, Lembaran Negara Nomor 127 Tahun 1958 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras Dan

  Etnis, Lembaran Negara Nomor 170 Tahun 2008